• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Senayan Library Management S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengelolaan Senayan Library Management S"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Pengelolaan Senayan Library Management System (SLIMS) di

Perpustakaan

Arinda Muzniah (1654400011)

Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Raden Fatah Palembang Email: arindamuzniah@gmail.com

Abstrak:

Di era globalisasi saat ini, masyarakat dituntut agar dapat mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Hal ini diperlukan agar dapat menciptakan sumber daya manusia yang profesional. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang handal, maka diperlukan media khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan.

Peranan perpustakaan dalam menunjang kebutuhan informasi begitu penting, baik terhadap perpustakaan sekolah maupun perpustakaan perguruan tinggi yang berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi. Selain itu, pustakawan juga mempunyai peran penting dalam memiliki kemampuan literasi informasi untuk meningkatkan keterampilan yang mendukung profesi pustkawan di antaranya memberdayakan diri dengan berbagai fasilitas yang tersedia baik di perpustakaan atau di organisasi profesi kepustakawanan dan mengadakan sharing atau temu-bicara untuk saling berbagi tentang kebutuhan, layanan, dan kemajuan yang dicapai di perpustakaan masing-masing (Azwar, 2014, p. 200).

(2)

A. Pendahuluan

Di era globalisasi saat ini, masyarakat dituntut agar dapat mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Hal ini diperlukan agar dapat menciptakan sumber daya manusia yang profesional. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang handal, maka diperlukan media khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan.

Menurut Sulistyo Basuki (1998), teknologi informasi merupakan teknologi yang berbasis computer yang digunakan untuk bekerja secara efisien dengan memanfaatkan media internet. Perkembangan teknologi telah banyak memberikan dampak ke seluruh lembaga atau instansi, seperti perpustakaan.

Perpustakaan merupakan unit pelayanan teknis yang menyedikan informasi tentang ilmu pengetahuan.1 Perpustakaan menjadi sebuah media dan pusat informasi serta sumber ilmu pengetahuan yang tiada habisnya untuk digali, ditimba dan dikembangkan.

Peranan perpustakaan dalam menunjang kebutuhan informasi begitu penting, baik terhadap perpustakaan sekolah maupun perpustakaan perguruan tinggi yang berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi. Bukan cuma mengacu pada keindahan bangunan atau kenyamanan ruangan perpustakaannya saja, akan tetapi juga pada ketersediaan koleksi yang sesuai dengan kebutuhan para pemustaka.2

Selain itu, pustakawan juga mempunyai peran penting dalam memiliki kemampuan literasi informasi untuk meningkatkan keterampilan yang mendukung profesi pustkawan di antaranya memberdayakan diri dengan berbagai fasilitas yang tersedia baik di perpustakaan atau di organisasi profesi kepustakawanan dan mengadakan sharing atau temu-bicara untuk saling berbagi tentang kebutuhan, layanan, dan kemajuan yang dicapai di perpustakaan masing- masing (Azwar, 2014, p. 200).

Dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi di perpustakaan di kenal istilah otomasi perpustakaan (library automation). Istilah ini dapat

1 Angelia, Putu Laras. 2015. “Pemanfaatan Senayan Library Information Management

System (SLIMS) Di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa”, Jurnal D3 Perpustakaan, Vol. 1 No. 1. Juli 2015. hal. 1

2 Zainal, Nur Alfan. Skripsii: “Penerapan Sistem Otomasi SLIMS (Senayan Library

Information Management System) di Perpustakaan Universitas Fajar Makassar”

(3)

menggambarkan suatu peralatan yang terdiri dari kombinasi komponen elektronik dan elektromekanikal (sebagai elektronik dan sebagai mekanik). Dengan demikian, otomasi perpustakaan menggunakan beragam perangkat keras (hardware) maupun kelengkapan perangkat lunak (software). Hardware yang digunakan secara umum sama yaitu seperangkat komputer yang tersambung jaringan, yang membedakannya adalah software khusus yang digunakan dalam otomasi perpustakaan (Supriyanto, 2008, p. 49).

Sistem otomasi perpustakaan merupakan salah satu bentuk implementasi teknologi informasi di perpustakaan dan juga merupakan salah satu bentuk pemanfaatan teknologi informasi (meliputi software dan hardware) dalam upaya melaksanakan berbagai tugas pelayanan dan pengelolaan perpustakaan.3

B. Pembahasan

1. Otomasi Perpustakaan

Menurut Cohn, otomasi perpustakaan merupakan sistem yang mengkomputerisasikan beberapa kegiatan yang dilakukan pada perpustakaan tradisional seperti, kegiatan pengolahan bahan pustaka, sirkulasi, katalog publik (OPAC), pengadaan (akuisisi), manajemen keanggotaan, pengelolaan terbitan berseri. Semua kegiatan tersebut dilakukan dengan menggunakan pangkalan data (database) perpustakaan sebagai pondasinya (Cohn, Kelsey, & Fiels, 2001:15).

Menurut Sulistyo Basuki, otomasi perpustakaan adalah proses atau hasil penciptaan mesin swatindak atau swakendali tanpa campur tangan manusia dalam proses tersebut sebagai bentuk penerapan teknologi informasi untuk kepentingan perpustakaan dari mulai pengadaan hingga jasa informasi bagi pembaca (Basuki, 1994:96).

Menurut Decky Hendarsyah (penulis dan IT ilmukomputer.com), Sistem otomasi perpustakaan merupakan suatu manajemen sistem yang dapat mempermudah akses baik bagi pengelola maupun pengguna perpustakaan. Sistem otomasi perpustakaan yang baik adalah sistem yang terintegrasi, mulai dari sistem pengadaan bahan pustaka, pengolahan bahan pustaka, sistem pencarian kembali bahan pustaka, sistem sirkulasi (peminjaman, pengembalian dan perpanjangan

3 Azwar, Muhammad. 2013. “Membangun Sistem Otomasi Perpustakaan dengan

(4)

peminjaman), keanggotaan (membership), pengaturan hak akses keanggotaan, pengaturan denda keterlambatan pengembalian, sistem booking dan sistem reporting aktifitas perpustakaan dengan berbagai parameter pilihan. Lebih sempurna lagi, apabila sistem otomasi perpustakaan dilengkapi dengan barcoding, dan mekanisme pengaksesan data berbasis web dan internet (Hendarsyah, 2008).

Ada istilah lain yang berkaitan dengan otomasi perpustakaan yang terkadang disamakan oleh orang awam. Istilah tersebut adalah perpustakaan digital. Menyamakan definisi kedua istilah tersebut mungkin disebabkan karena keduanya menggunakan teknologi informasi (TI) sebagai basisnya. Namun terdapat perbedaan pada otomasi perpustakaan dan digital, yakni terletak pada sistemnya. Sistem otomasi perpustakaan merupakan penerapan teknologi informasi pada pekerjaan manajemen dan sistem administratif di perpustakaan agar lebih efektif dan efisien. Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan sistem informasi perpustakaan adalah pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik dan sebagainya. Sedangkan sistem perpustakaan digital adalah penerapan teknologi informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan, dan menyebarkan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital (Supriyanto & Muhsin, 2008). Aksesibilitas dalam sistem perpustakaan digital dirancang agar koleksi perpustakaan mudah diakses dalam jangkauan yang luas, penelusuran dari manapun dapat mendapatkan koleksi digital secara langsung tanpa harus bertatap muka dengan pengelola perpustakaan (Saleh, 2010).

(5)

memiliki fitur mampu menampilkan koleksi digital dalam beragam format dan berbasis multimedia.

Beberapa tujuan dan manfaat dari adanya sistem otomasi perpustakaan adalah: 1. Meringankan beban pekerjaan, khususnya yang rutin dan berulang-ulang, 2. Menghemat waktu dan tenaga sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan

efisiensi dalam bekerja,

3. Memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dilakukan secara manual, 4. Memberikan hasil pekerjaan yang konsisten dan akurat,

5. Memberikan kualitas layanan kepada pengguna,

6. Meningkatkan pencitraan yang positif terhadap perpustakaan, 7. Meningkatkan daya saing,

8. Meningkatkan kerja sama antar perpustakaan (HS, 2009:223).

Pada saat ini perangkat lunak sistem otomasi yang ditawarkan untuk digunakan di perpustakaan sangat beragam. Menghadapi pilihan ini perlu ada kebijakan dalam melakukan seleksi perangkat lunak yang akan digunakan, karena investasi yang dialokasikan baik untuk sumber daya manusia, perangkat keras maupun sumber daya lainnya cukuplah besar. Oleh karena itu, pustakawan perlu melakukan studi terlebih dahulu terutama yang berkaitan dengan seberapa jauh perangkat lunak yang akan digunakan dapat memenuhi kebutuhan perpustakaan. Beberapa hal yang harus disiapkan dalam mengimplementasikan otomasi perpustakaan yaitu :

1. Mengadakan perangkat keras (hardware).

Beberapa perangkat yang akan digunakan dalam mengelola sistem otomasi perpustakaan, yaitu :

a. Komputer server

Komputer server merupakan komputer yang khusus disediakan untuk aplikasi sistem otomasi perpustakaan dan memuat database perpustakaan di dalamnya.

b. Komputer client

(6)

c. Peralatan jaringan

Peralatan jaringan menggunakan Local Area Network (LAN), seperti Switch HUB, kabel UTP, RJ45 ataupun menggunakan jaringan wireless Access Point dan lebih bagus lagi jika terhubung internet.

d. Barcode scanner

Barcode scanner digunakan pada layanan sirkulasi untuk membaca barcode pada bahan pustaka dan kartu anggota, dan untuk menghitung statistik pengunjung.

e. Sistem pengaman (sensor matic).

Jika memiliki anggaran yang lebih, ada baiknya perpustakaan membeli sistem pengaman (sensor matic) untuk melindungi aset koleksi akibat kelalaian pemustaka atau kelalaian petugas perpustakaan saat melakukan transaksi.

2. Memilih perangkat lunak (software).

Software perpustakaan dapat diperoleh dengan empat cara yaitu : a. Mengembangkan sendiri (in house).

b. Mengembangkan dengan cara outsourcing. c. Membeli paket perangkat lunak dari vendor. d. Menggunakan aplikasi freeware.

e. Menggunakan aplikasi gratis (Free Open Source Software).

Suatu software dikembangkan melalui suatu pengamatan dari suatu sistem kerja yang sedang berjalan. Untuk menilai suatu software, tentu saja banyak kriteria yang harus diperhatikan. Berikut beberapa kriteria untuk menilai suatu software :

a. Kegunaan, fasilitas dan laporan yang ada sesuai dengan kebutuhan dan menghasilkan informasi tepat waktu (real time) dan relevan untuk proses pengambilan keputusan.

b. Ekonomis, biaya yang dikeluarkan sebanding untuk mengaplikasikan software sesuai dengan hasil yang didapatkan.

c. Keandalan, mampu menangani pekerjaan dengan frekuensi besar dan terus menerus.

(7)

e. Sederhana, menu-menu yang disediakan dapat dijalankan dengan mudah dan interaktif dengan pengguna (user friendly).

f. Fleksibel, dapat diaplikasikan di beberapa jenis sistem operasi dan memiliki interoperability dengan aplikasi lainnya, serta memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut (Supriyanto & Muhsin, 2008).

3. Menyiapkan sumber daya manusia (brainware).

Hal penting yang juga harus dipersiapkan dalam membangun sistem otomasi perpustakaan adalah menyiapkan sumber daya manusia. Pustakawan dan pengelola teknis perpustakaan lainnya perlu mendapatkan pelatihan bagaimana menggunakan aplikasi sistem otomasi dengan baik. Perpustakaan bisa memfasilitasi pustakawan untuk mempelajari aplikasi sistem otomasi perpustakaan dengan mengundang konsultan yang sudah berpengalaman. Melalui proses pelatihan dan pendampingan, pustakawan diharapkan bisa memiliki keterampilan dalam menggunakan aplikasi sistem otomasi perpustakaan dan mampu mengatasi berbagai kendala yang mungkin terjadi saat menggunakan aplikasi tersebut.

2. Mengenal Senayan Library Management System (SLIMS)

Senayan Library Management System (SLIMS) merupakan sebuah perangkat lunak sistem manajemen perpustakaan (library management system) sumber terbuka yang dilisensikan di bawah GPLv3. Aplikasi web yang dikembangkan oleh tim dari Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia ini dibangun dengan menggunakan PHP, basis data MySQL dan pengontrol versi Git.

Menurut Hendro Wicaksono, SLIMS merupakan Open Source Software (OSS) berbasis web agar dapat memenuhi kebutuhan otomasi perpustakaan (library automation) skala kecil hingga skala besar. Dengan fitur yang cukup lengkap dan masih terus aktif dikembangkan, maka SLIMS sangat cocok digunakan bagi perpustakaan yang memiliki koleksi, anggota dan staf banyak di lingkungan jaringan, baik itu jaringan lokal (intranet) maupun internet.

(8)

kembali (right to use, study, copy, modify and redistrubute computer programs). Agar dapat melihat demo dan mengunduh software SLIMS, bisa diakses di http://slims.web.id.

SLIMS memiliki beberapa macam fitur, yakni:

1. Online Public Access Catalog (OPAC) dengan pembuatan thumbnail yang

degenerate on-the-fly. Thumbnail ini berguna untuk menampilkan cover buku. Mode penelusurannya tersedia untuk yang sederhana (Simple Search) dan tingkat lanjut (Advanced Search).

2. Detail record juga tersedia dalam format XML (Extensible Markup Language) standar.

3. MODS untuk kebutuhan web service.

4. Fitur Z39.50, p2p service dan SRU untuk copy cataloging dari berbagai perpustakaan.

5. Manajemen data bibliografi yang efisien meminimalisasi pengulangan data. 6. Manajemen masterfile untuk data referensial seperti GMD (General Material

Designation).

7. Tipe koleksi, penerbit, pengarang, lokasi, supplier, dll.

8. Sirkulasi dengan fitur transaksi peminjaman dan pengembalian, reservasi koleksi, aturan peminjaman yang fleksibel, informasi keterlambatan dan denda.

9. Manajemen keanggotaan.

10.Inventarisasi koleksi (stocktaking). 11.Laporan dan statistik.

12.Pengelolaan terbitan berkala.

13.Dukungan pengelolaan dokumen multimedia (.flv, .mp3) dan dokumentasi digital dan khusus untuk .pdf dalam bentuk streaming.

14.SLIMS mendukung beragam format bahasa, termasuk bahasa yang tidak menggunakan penulisan selain latin.

15.Menyediakan berbagai bahasa pengantar (Indonesia, Inggris, Spanyol, Arab, Jerman, Bengali dan Thailand).

16.Dukungan modul union catalog service. 17.Counter pengunjung perpustakaan.

(9)

19.Modul sistem dengan fitur: Konfigurasi sistem global, manajemen modul, manajemen user (staf perpustakaan) dan grup, pengaturan hari libur, pembuatan barcode otomatis dan utilitas untuk back up.

Sebelum memulai pengembangan SLIMS, ada beberapa keputusan desain aplikasi yang harus dibuat oleh para developernya. Aspek desain ini amat penting, yakni untuk mengambil keputusan dari berbagai masukan yang datang dari komunitas, antara lain :

1. SLIMS merupakan aplikasi untuk kebutuhan administrasi dan konten perpustakaan (Library Automation System).

2. SLIMS dibangun dengan memperhatikan best practice dalam pengembangan

software seperti dalam penulisan source code, dokumentasi dan desain database.

3. SLIMS dirancang untuk compliant dengan standar pengelolaan koleksi di perpustakaan.

4. SLIMS didesain agar bisa juga menjadi middleware bagi aplikasi lain untuk menggunakan data yang ada di dalamnya.

5. SLIMS merupakan aplikasi yang cross-platform, baik dari sisi aplikasinya itu sendiri dan akses terhadap aplikasi.

6. Teknologi yang digunakan untuk membangun SLIMS harus terbukti bisa dipasang di banyak platform sistem operasi, berlisensi open source dan mudah dipelajari oleh pengelola perpustakaan Depdiknas.

7. Diputuskan untuk mengembangkan library PHP sendiri yang didesain spesifik untuk kebutuhan membangun library automation system.

8. Yang dibutuhkan yang dirasa terlalu lama dan rumit untuk dikembangkan sendiri akan menggunakan software open source yang berlisensi open source

juga.

9. Untuk menjaga spirit open source, proses pengembangan SLIMS dilakukan dengan infrastruktur yang berbasis open source.

10.SLIMS dirilis ke masyarakat umum dengan lisensi GNU, GPLv3 yang menjamin kebebasan penggunanya untuk mempelajari, menggunakan, memodifikasi dan redistribusinya.

11.Para developer dan pengelola perpustakaan Depdiknas berkomitmen untuk terus mengembangkan SLIMS dan menjadikannya sebagai salah satu contoh

(10)

salah satu contoh bagi model pengembangan open source yang terbukti berjalan dengan baik.

12.Model pengembangan SLIMS yakni open source yang berarti semua orang diperbolehkan memberikan kontribusinya.

SLIMS merupakan salah satu FOSS (Free Open Source Software) berbasis web yang dapat digunakan sebagai perangkat lunak untuk membangun otomasi perpustakaan. Open source merupakan perangkat lunak yang tersedia dalam bentuk biner maupun kode sumber biasa yang disebut free software.

Sebagai perangkat lunak berbasis web, SLIMS mampu berjalan sempurna di dalam sistem jaringan komputer maupun internet yang saat ini sedang populer sesuai dengan kebutuhan perpustakaan karena aplikasi jenis ini memungkinkan perpustakaan mendekatkan berbagai produk layanannya dengan pemustaka dan mereka dapat mengakses layanan perpustakaan tanpa harus datang ke sana karena dapat mengakses layanan perpustakaan yang disediakan melalui web atau portal perpustakaan.

3. Kelebihan dan Kekurangan SLIMS

a. Kelebihan SLIMS

 SLIMS dapat diperoleh dan digunakan secara gratis.

 Mampu memenuhi kebutuhan otomasi perpustakaan.

 SLIMS dibangun dengan menggunakan PHP sebagai bahasa

pemrograman.

 SLIMS dikembangkan oleh SDM Indonesia.

b. Kekurangan SLIMS

 Kompatibilitas web browser untuk mengakses SLIMS sangat diperlukan, namun tidak semua web browser mampu menjalankannya dengan sempurna.

 Otoritas akses file SLIMS menyediakan fasilitas upload (unggah) file, namun fasilitas ini tidak dilengkapi dengan pembagian otoritas akses file

(11)

4. Persiapan Sebelum Menggunakan SLIMS

a. Perangkat keras yang dibutuhkan agar SLIMS mampu berjalan dengan stabil, yakni:

 Komputer SLIMS termasuk dalam kategori aplikasi berbasis web.

Barcode reader berfungsi sebagai alat bantu untuk membaca barcode

koleksi dan barcode anggota yang dicetak oleh aplikasi SLIMS.

Scanner atau kamera digital digunakan untuk mendokumentasikan

sampul buku atau foto anggota.

 Jaringan komputer diperlukan jika implementasi aplikasi SLIMS menggunakan dua atau lebih komputer.

b. Perangkat lunak yang perlu disediakan sebelum melakukan proses instalasi SLIMS adalah:

 Apache web server.

 MySQL.

 PHP.

 Web browser.

5. Instalasi SLIMS

SLIMS memiliki beberapa cara instalasi, yakni dari source code (dengan

editing manual untuk nama database, username dan password), portable senayan dan instalasi dengan menggunakan SLIMS Installer.

a. Instalasi SLIMS dari Source (Linux)

Mulai Stable15 (Matoa) setelah senayan selesai install, database harus diindex terlebih dahulu. Pastikan Web Server, MySQL, database server dan PHP scripting engine telah terinstall dan berjalan dengan baik. Akan lebih mudah lagi bila PHPMyAdmin juga diinstall karena akan sangat membantu

setup database via interface web. Jika Anda menggunakan Windows, direkomendasikan menggunakan portable Senayan for Windows yang sudah terbukti stabil untuk SLIMS dan mudah diinstall dan di back up (cukup copy folder).

Instalasi SLIMS dari source lebih direkomendasikan untuk platform

(12)

b. Instalasi Psenayan for Windows

Psenayan merupakan paket software yang terdiri dari aplikasi Senayan, ApacheWeb Server, PHP Scripting engine, MySQL, database Server dan PHPMyAdmin, di dalamnya library YAZ yang digunakan untuk mengaktifkan fitur copycataloging menggunakan z39,50 sudah terinstall. Psenayan ditujukan agar orang mudah melakukan instalasi SLIMS tanpa dibuat bingung cara menginstall software lain.

6. Pengolahan Bahan Pustaka (Buku) di Perpustakaan

Untuk pengolahan bahan pustaka pada SLIMS menggunakan modul

Bibliography. Modul ini berisi menu Add New Bibliography (membuat data bibliografi atau katalog baru), Bibliographic List (melihat daftar bibliografi), Item List (melihat daftar item atau copy koleksi), Checkout Items (melihat daftar item yang sedang dipinjam). Selain itu juga dilengkapi dengan copy cataloging, label printing, item barcode printing, import data, eksport data, item import dan item eksport.

Metadata yang harus kita isikan yakni: 1. Title: judul koleksi.

2. Statement of Responbility: pernyataan tanggung jawab. 3. Edition: pernyataan edisi.

4. Specific Detail Info: berisi informasi khusus bibliografi.

5. Item(s) Code Batch Generator: bagian ini diisikan dengan Pola/Pattern, From

dan To. Pola berisi pola kode item/barcode yang diinginkan. 6. Author: kepengarangan.

7. GMD: General Material Designation.

8. Frequency: frekuensi terbital berkala, isian ini mengambil data dari Master File. Jika field ini diisi, maka data bibliografinya akan terdeteksi sebagai serial dan muncul di modul serial control.

9. ISBN/ISSN: nomor ISBN atau ISSN.

10.Class: nomor klasifikasi koleksi, akan sangat berguna pada proses Stock Take. 11.Publisher: nama penerbit, diambilkan dari data yang ada pada Master File. 12.Publish Year: tahun terbit.

(13)

16.Call number: nomor panggil koleksi.

17.Topics: topik atau subjek, dapat diambil dari Master File.

18.Classification: merupakan fitur untuk mengambil nomor kelas dari Master File.

19.Language: pilihan bahan dokumen.

20.Abstract/Notes: catatan penting berkaitan dengan bibliografi. 21.Image: gambar (sampul) yang menunjukkan identitas koleksi.

22.Attachment: dapat diisi dengan file yang berkaitan dengan koleksi atau file

multimedia dari data bibliografi yang bersangkutan. 23.Hide in OPAC:

Show: data bibliografi bisa diakses melalui OPAC.

Hide: data bibliografi tidak dapat diakses melalui OPAC.

24. Promote in Homepage: untuk mengatur sebuah bibliografi, apakah akan ditampilkan di halaman depan atau tidak.

25. Label: untuk memberikan informasi khusus tentang bibliografi, dapat didefinisikan pada menu Master File, yang secara umum terdiri dari 3 label (New Title, Favorite Title dan Multimedia).

7. Pengelolaan Kartu Keanggotaan (Member)

Yakni membuat dan mencetak kartu anggota pemustaka. Dalam pengelolaan keanggotaan di SLIMS yaitu pada menu Membership yang digunakan untuk mengelola data anggota. Menu-menu ini terdapat beberapa menu, yaitu:

View Member List, digunakan untuk melihat anggota yang telah terdaftar dalam sistem. Informasi yang ditampilkan yakni Member ID, Mamber Name,

Membership Type, Email dan Last Update. Pada daftar ini dilengkapi pula dengan fasilitas Delete dan Edit.

(14)

C. Kesimpulan

Sistem otomasi perpustakaan merupakan suatu aplikasi yang digunakan untuk menangani berbagai tugas dan kegiatan untuk pengelolaan sistem dan manajemen perpustakaan seperti pencatatan, perekapan, pencetakan, pelaporan, dan sebagainya dengan menggunakan teknologi komputer.

(15)

Daftar Pustaka

Angelia, Putu Laras. 2015. “Pemanfaatan Senayan Library Information Management System (SLIMS) Di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa”, Jurnal D3 Perpustakaan, Vol. 1 No. 1. Juli 2015. hal. 1.

Azwar, Muhammad. 2013. “Membangun Sistem Otomasi Perpustakaan dengan Senayan Library Management System (SLiMS)”. Khizanah Al-Hikmah, Vol. 1 No. 1. Juni 2013. hal. 19.

Mulyadi. 2016. Pengelolaan Arsip Berbasis Otomasi. Depok: Rajagrafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil angket pengolahan data oleh ahli las (dosen) diperoleh hasil 89,28 dan ahli las (instruktur) 92,8 serta ahli teknologi pembelajaran 85,0 dan oleh kelompok

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini dengan judul “Pengaruh pemberian vitamin

Hasil penelitian di kabupaten Pemalang menunjukkan (1) perkembangan penerimaan retribusi pasar daerah di Kabupaten Pemalang sudah efektif, mencapai efisiensi dan mengalami

Dari hasil penelitian dan perhitungan yang diperoleh, untuk mengetahui preferensi setiap konsumen terhadap penilaian kriteria dan jenis minyak pelumas sepeda motor tipe

Kearifan lokal menurut Rosidi (2011: 29) adalah kemampuan kebudayaan setempat dalam menghadapi pengaruh kebudayaan asing pada waktu kedua kebudayaan itu berhubungan

Akan tetapi, karena jumlah penutur bahasa Jawa cukup dominan (32 persen dari seluruh penduduk Indonesia) sehingga pemakaian bahasa Jawa dalam komunikasi

Kepala inspeksi tambang dapat memerintahkan untuk menyelidiki secara berkala macam dari gas-gas yang tersebut dalam ayat 1 pasal ini, waktunya, cara-caranya, dan tempat- tempat

Jumlah nilai parameter estimasi dari semua peubah penjelas yang digunakan menunjukkan bahwa usahatani penggemukan sapi potong di Desa Lebih mendekati kondisi constant return