• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PKN DI SD MAKALAH. Fauzi Abdillah, M.Pd. Disusun Oleh: Tiara Yuandari ( ) (14)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PKN DI SD MAKALAH. Fauzi Abdillah, M.Pd. Disusun Oleh: Tiara Yuandari ( ) (14)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PKN DI SD

MAKALAH

diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Model-Model Pembelajaran PKn di SD

Fauzi Abdillah, M.Pd.

Disusun Oleh:

Tiara Yuandari (1405851) (14)

Puji Nurani Wangsanagara (1405943) (15) 6 Paket 2 PGSD

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS CIBIRU

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Model-Model Pembelajaran PKn yang berjudul “Model E-learning dalam Pembelajaran PKn di SD” dengan baik. Shalawat serta salam kami panjatkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya dan kepada kita semua selaku umat-Nya.

Makalahinimemberikanpemahamanlebih lanjut mengenai Model pembelajaran PKn dalam dunia pendidikan yang sangat beragam, khususnya Model Pembelajaran E-learning yang masih belum banyak digunakan oleh para guru di Indonesia.

Kami

menyadaribahwaselamapenulisanmakalahinibanyakmendapatbantuandariberbagai pihak.Olehsebabitu, kami mengucapkanterimakasihkepada :

1. Bapak Fauzi Abdillah, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Model-Model Pembelajaran PKn yang telah membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini;

2. Rekan-rekanyang telahmemotivasi kami

untukmenyelesaikanpenyusunanmakalahini; dan 3. Semuapihak yang tidakbisa kamisebutsatu per satu.

Kami mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapakan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam perbaikan dikemudian hari.

Bandung, Februari 2017 Penyusun

(3)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...ii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan Penulisan Makalah...2

D. Manfaat Penulisan Makalah...2

E. Sistematika Penulisan...2

BAB II : PEMBAHASAN A. Pembelajaran Berbasis Elektronik (E-learning)...3

B. Karakteristik E-Learning...4

C. Fungsi Pembelajaran dan Pengembangan E-Learning...4

D. Jenis E-learning...6

E. Kelebihan dan Kelemahan Penggunaan E-Learning...9

F. Kaitan E-Learning dengan Pembelajaran PKn SD...11

BAB III : SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan...13

B. Saran...13 DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Barang elektronik dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran dalam model pembelajaran berbasis elektronik, atau yang sering kita sebut dengan model pembelajaran e-learning. Kemunculan model e-learning baru-baru ini bertujuan agar siswa dapat belajar dengan memiliki antusias dan semangat dalam belajar. Mengapa? Karena siswa sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret yang masih senang dengan dunia bermain. Dalam model pembelajaran e-learning ini dapat dibuat juga sebuah media permainan atau video interaktif yang membuat siswa lebih aktif dan berkomunikasi langsung dengan media yang disediakan sehingga menunjang pelaksanaan pembelajaran dengan model e-learning.Siswa sekolah dasar pada zaman sekarang sudah mengenal yang namanya barang elektronik/gadget, bahkan mereka memilikinya. Tak jarang siswa yang memiliki gadget ini menyalahgunakan fungsi dari barang tersebut dan hanya membuatnya menjadi alat permainan.

Model pembelajaran yang ada di dunia pendidikan tentunya sangat beragam, seluruhnya memiliki kekurangan dan kelebihannya tersendiri. Dari sekian banyak model, tidak semuanya dapat diaplikasikan dalam tiap mata pelajaran dan pada tiap materi. Maka seharusnya siswa diperkenalkan dengan model yang dapat membuat mereka lebih antusias dalam belajar, salah satunya dengan penggunaan model e-learning ini yang dapat digunakan sebagai sarana belajar sambil bermain. Penggunaan ICT dalam pembelajaran dapat mendukung proses belajar mandiri dan menstimulus inisiatif siswa karena mereka dapat menentukan kapan dan di mana mereka akan belajar. Siswa yang merasa belajar adalah kebutuhan, pasti akan merasa terbantu dengan adanya pemanfaatan ICT seperti model e-learning. B. Rumusan Masalah

1. Seperti apa model pembelajaran e-learning?

2. Bagaimana kaitannya model pembelajaran e-learning dengan mata pelajaran PKn SD?

(5)

2

C. Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui model pembelajaran e-learning

2. Untuk memahami bagaimana kaitan model pembelajaran e-learning dengan mata pelajaran PKn SD.

D. Manfaat Penulisan Makalah

Manfaat yang dapat diperoleh setelah membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami bahwa Model e-learning dalam Pembelajaran PKn :

1. Bagi Penulis

Hasil penulisan ini sangat berguna untuk lebih memperdalam kajian ilmu pengetahuan dan pendidikan, dan dapat membandingkan teori yang dipelajari selama perkuliahan dengan kenyataan di lapangan.

2. Bagi Pihak Lain

Hasil penulisan ini dapat menjadi bahan kajian dan referensi untuk melakukan pengkajian lebih lanjut mengenai masalah yang sama yaitu mengenai e-learning.

E. Sistematika Penulisan

Struktur makalah ini yaitu terdiri dari 3 bab, yang disusun untuk membantu pembaca dalam membaca dan memahami isi dari makalah ini. Adapun susunannya terdiri atas:

BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II : Pembahasan, yang terdiri dari pembelajaran berbasis elektronik (learning), karakteristik learning, fungsi pembelajaran dan pengembangan e-learning, jenis e-e-learning, kelebihan dan kelemahan penggunaan e-e-learning, dan kaitan dengan pembelajaran Pkn di SD.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A Pembelajaran Berbasis Elektronik (e-learning)

Mengutip dari buku Darmawan S.M, Deni. (2012) “e-learning dapat dipandang sebagai suatu sistem yang dikembangkan dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran dengan berupaya menembus keterbatasan ruang dan waktu”. Melalui e-learning ini, pembelajaran bisa dilakukan tanpa tatap muka atau hadir dikelas, karena pembelajaran di bantu dengan adanya media internet yang dapat bebas di akses tanpa keterbatasan ruang dan waktu. E-learning adalah salah satu model pembelajaran yang berbasis web, namun banyak sekali yang beranggapan dan memberlakukan pembelajaran berbasis web itu adalah sebagai media pembelajaran bukan sebagai model pembelajaran yang dapat menunjang pembelajaran apapun. Menurut Sukartawi (dalam Wena, Made, 2010, hlm. 216) mengemukakan bahwa “e-learning adalah pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi, seperti telepon, audio, videotipe, transmisi satelit atau komputer” Hal ini disebabkan karena memang bentuk model pembelajaran ini menggunakan media yang berbasis elektronik, seperti pengaksesan informasi, pengaksesan tugas melalui aplikasi berbasis web yang didukung dengan sarana internet di handphone, komputer dan bisa di siarkan melalui audi, videotipe, dan dapat berupa teks, gambar, video maupun suara yang dapat membuat siswa lebih tertarik dalam pembelajaran, lebih mudah mengingat karena mereka cenderung mengingat pembelajaran yang interaktif dan inovatif. Menurut Waller & Wilson (dalam Wena, Made, 2010, hlm. 212) mengemukakan “Penerapan e-learning sebagai sistem pembelajaran sudah mulai dilakukan oleh beberapa instansi pendidikan di Indonesia. Pada dasarnya e-learning mulai diterapkan pada tahun 1970-an”. Tetapi jika kita lihat, hanya instansi yang berada diperkotaan saja yang sudah memakai model pembelajaran berbasis web ini dan juga pengajar yang sudah terampil dan mengerti bagaimana cara penggunaan internet secara luas. Ada beberapa hal penting yang harus kita perhatikan ketika kita akan melaksanakan pembelajaran e-learning, yaitu sebagai berikut.

(7)

2. Adanya dukungan layanan tutor yang akan membantu siswa ketika merasa kasulitandalam menggunakan e-learning.

3. Adanya lembaga pengelola e-learning.

4. Adanya respon positif dari siswa dan tenaga pendidik pada teknologi baru. 5. Tersedianya rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/ diketahui

oleh setiap siswa.

6. Adanya sistem evaluasi terhadap kemajuan belajar siswa dalam mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara.

(8)

5

F. Karakteristik E-Learning

A.Pembelajaran e-learning sudah sepatutnya memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang menjadi pembeda antara model embelajaran e-learning dengan yang lain seperti yang dikatakan menurut Suyanto (2005) beberapa karakteristik pada pembelajaran e-learning diantaranya:

1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; guru dan siswa maupun siswa dengan siswa bisa berkomunikasi tanpa ada batasan waktu dan ruang sehingga mempermudah pekerjaan guru maupun siswa.

2. Memanfaatkan komputer; dimana guru bisa menggunakan keunggulan dari komputer itu sendiri.

3. Bahan ajar dapat disimpan di komputer, sehingga memudahkan para guru untuk mengakses dan menyebarkan ke pada siswa dan siswa pun mudah mengaksesnya.

4. Memanfaatkan komputer untuk mengakses administrasi pendidikan, hasil kemajuan belajar dan hal lainnya.Setelah melakukan pembelajaran, semua hasil dari proses yang dilakukan diolah menggunakan teknologi komputer.

G. Fungsi Pembelajaran dan Pengembangan E-Learning

B. Dalam setiap pembelajaran tentunya terdapat fungsi tertentu. Menurut Siahaan(dalam Wena, Made., 2010, hlm. 212) menjelaskan bahwa ada tiga fungsi pembelajaran elektronik, yaitu 1) Sebagai suplemen pembelajaran yang sifatnya pilihan/opsional; 2) Sebagai pelengkap pembelajaran; 3) Sebagai pengganti pembelajaran.

1. Sebagai suplemen pembelajaran yang sifatnya pilihan/opsional

C. Dikatakan sebagai suplemen disini apabila siswa mempunyai kebebasan untuk memilih, antara materi pembelajaran elektronik ataupun konvensional. Sekalipun sifatnya opsional, siswa yang memanfaatkan pembelajaran elektronik tentunya akan memiliki tambahan pengetahuan dan wawasan yang luas karena dia lebih menggali pengetahuan yang ingin ia ketahui lebih lanjut dan akan menjadikan penalaman yang baru bagi siswa.

2. Sebagai pelengkap pembelajaran

D. Sebagai pelengkap apabila materi yang ada dalam pembelajaran elektronik ini memang disiapkan untuk melengkapi materi

(9)

6

pembelajaran saat pembelajaran didalam kelas. Misalnya sebagai media pembelajaran untuk membantu siswa memahami materi pelajaran.

3. Sebagai pengganti (substitusi) pembelajaran

E. Sebagai pengganti pembelajaran apabila pembelajaran e-learning ini sepenuhnya digunakan dalam pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar, aplikasi e-learning dapat digunakan ketika pertemuan tatap muka pada pembelajaran jumlahnya kurang atau sebagai pengganti pertemuan. Artinya siswa hanya belajar melalui pembelajaran elektronik saja tanpa menggunakan model pembelajaran yang lainnya. Misalnya siswa hanya belajar melalui web, media interaktif, dsb. tanpa bertatap muka dengan guru. Penggunaan e-learning secara utuh sebagai pengganti ini jarang dilakukan di sekolah-sekolah terutama SD, kecuali memang diselenggarakan oleh lembaga khusus melaksanakan pembelajaran jarak jauhmisalnya pada tingkat Perguruan Tinggi terdapat Universitas Terbuka. F. Dari fungsi yang dijelaskan, terdapat pengembangan model pembelajaran e-learning menurut pendapat Haughey (dalam Sitepu, p. D., & dkk, p. D., 2012) mengenai pengembangan pembelajaran e-learning, ada tiga bentuk pengembangan sistem pembelajaran yang berbasis web yaitu web course, web centric, dan web enchanced course.

1. Web Course itu sendiri adalah penggunaan jaringan internet untuk keperluan pendidikan itu sendiri. Dimana tidak diperlukannya pertemuan tatap muka antara guru dan siswa, seluruh bahan ajar, diskusi, tugas maupun latihan sepenuhnya disampaikan melalui internet atau yang di sebut sistem jarak jauh. (sebagai pengganti pelajaran).Contoh : penerapan Quipper Vidio yang dapat diakses oleh siswa di youtube maupun penggunaan aplikasi Skypepada smartphone atau komputer yang menyediakan web cam.

2. Web Centric Course adalah perpaduan antara belajar jarak jauh dengan tatap muka atau konvensional. Jadi, materi disampaikan melalui 2 cara yaitu sebagian secara langsung dan juga internet. Dalam pertemuan tatap muka siswa bisa melakuan diskusi bersama siswa lain sedangkan melalui internet siswa diminta mencari sumber lain yang relevan dengan materi

(10)

7

yang diberikan oleh guru. (sebagai pelengkap). Contoh : saat pembelajaran tatap muka guru menyuruh siswa untuk mengakses internet mencari bahan pelajaran untuk melengkapi pengetahuan siswa.

3. Web Enchanced Course adalah internet digunakan sebagai penunjang peningkatan kualitas pembelajaran dalam kelas, jadi internet hanya dijadikan untuk pemberian pengayaan dan komunikasi antara guru dan murid, murid dengan murid secara individu maupun kelompok. Dalamweb enchance course ini guru memerlukan teknik teknik tersendiri seperti mengetahui sumber informasi yang bagus dan banyak diminati oleh peserta didik dan menyediakan tempat diskusi dan keperluan lainnya. (Sebagai suplemen). Contoh : penggunaan Edmodo, Adobe Captivate.

H. Jenis E-learning

G. Dengan adanya perkembangan dalam teknologi informasi dan komunikasi, yang khususnya berkenaan dengan transformasi penyampaian pesan, proses pembelajaran pun mengalami perubahan di jaman modern ini. Jaringan internet sebagai media pendukung proses pembelajaran semakin memudahkan siswa maupun guru dalam mengakses segala kebutuhan dan sumber informasi termasuk dari halaman web. Melalui halaman web yang tersedia, masyarakat belajar (siswa, guru, dll) dapat membagikan informasi yang ia punya kepada orang lain sehingga membentuk komunitas belajar yang disebut dengan virtual learning (secara online).Watson dan Davis (2010, hlm. 92) menyebutkan bahwa kita “dapat menciptakan ruang kelas virtual sendiri untuk tiap kelompok siswa yang kita ajar. Siswa bisa dengan mudah mengakses dan mengunjungi kelas tersebut”. Dalam kelas virtual ini guru bisa membuat forum diskusi agar siswa dapat memposting ide dan gagasan mereka, terdapat tools untuk pengerjaan tugas, penyediaan materi, dan soal ujian dengan batas waktu yang terhubung dengan internet.

H. Pembelajaran Berbasis Web (Web Based Learning) merupakan salah satu penggunaan onlinelearning untuk melakukan pembelajaran jarak jauh yang terhubung melalui aplikasi web dan jaringan internet.

(11)

8

Kelebihan dari Web Based Learning ini tentunya sangat menguntungkan bagi guru dan siswa karena tidak perlu adanya pertemuan tatap muka secara langsung, dan juga waktu lebih efektif karena dapat dilakukan kapan dan dimana saja. Selain itu dalam pengembangan web pun bisa lebih di kreasikan sesuai dengan kreativitas guru/ pembuat desain web agar lebih menarik.Sebagai contoh kita bisa ambil aplikasi Edmodo secara online yang bisa digunakan guru, siswa, dan orang tua dalam memantau perkembangan belajar siswa, ataupun spot online di tingkat Perguruan Tinggi. Menurut Wena, M. (2010, hlm. 215) juga terdapat beberapa kelebihan dari pembelajaran Web Based Learning diantaranya sebagai berikut.

1. Pembelajaaran terjadi tidak melalui tatap muka atau mengandalkan aplikasi internet (skype, edmodo, dll).

2. Memudahkan sekolah atau lembaga pendidikan untuk fokus pada program penyelenggaraan latihan .

3. Program pembelajaran web based learning dapat mudah di gunakan dan diperbaharui dengan cepat.

4. Dapat diciptakan interaksi yang bersifat real time (chatting/video conference) maupun non real time (e-mail, bulletin board, mailing list). 5. Dapat mengakomodasi keseluruhan proses belajar, mulai dari registrasi,

penyampaian materi, diskusi, evaluasi, dan juga transaksi. 6. Dapat diakses dari lokasi mana saja dan bersifat global. 7. Materi dapat dirancang secara multimedia dan dinamis.

8. Siswa dapat terhubung ke berbagai perpustakaan maya di seluruh dunia dan menjadikannya sebagai media penelitian dalam meningkatkan pemahaman dan bahan ajar.

9. Guru dapat secara tepat menambah referensi bahan ajar yang bersifat studi kasus, tren industri dan proyeksi teknologi ke depan melalui berbagai sumber untuk menambah wawasan peserta terhadap bahan ajar.

I. E-learning pada aplikasinya dapat dilakukan melalui komputer yang terhubung dengan jaringan internet (secara online) maupun komputer secara offline. Onlinelearning sebenarnya dapat menghemat waktu pembelajaran agar lebih efektif karena dapat dilakukan dimana dan kapan saja. Onlinelearning juga dapat mempermudah interaksi antara siswa dengan guru maupun sesama siswa. E-learning yang sering orang ketahui

(12)

9

biasanya hanya yang berbasis web saja (online) padahal pembelajaran e-learning juga dapat digunakan secara offline misalnya dengan penggunaan virtual learning offline, CD; DVD; game interaktif dan lain sebagainya.

J. Di instansi pendidikan, khususnya sekolah saat ini belum semuanya menyediakan jaringan internet. Mengingat masih terbatasnya jaringan internet, aksesibilitas, maupun sumber daya siswa dan guru, maka e-learning dapat dikembangkan dalam bentuk virtual classroom atau virtuallearningsecara offline. Virtual classroom ini sebenarnya hampir sama dengan kelas konvensional, namun dalam penyajian materi, evaluasi, maupun umpan baliknya disajikan dalam bentuk yang interaktif. Seperti dalam penelitian Suryohadi dalam jurnalnya yang berjudul Virtual Elearning Classroom Untuk Sekolah Dasar Berbasis Multimediamenyebutkan “tujuan dari Virtual classroom berbasis multimedia dengan adanya aplikasi pembelajaran bisa membantu siswa atau murid sebagai media pembelajaran interaktif pengganti pembelajaran dengan menggunakan buku materi. Keunggulan virtual classroom ini adalah tidak memerlukan jaringan internet, mobilitas tinggi, harganya murah dan lebih banyak interaktifitas baik antar pengguna/siswa, pengguna/siswa dengan program maupun pengguna/siswa dengan nara sumber lain/guru pendamping” (Indra Novianto, Suryohadi). Dalam pembelajaran virtual classroom/ virtual learning ini akan membantu siswa untuk menerima materi pelajaran secara interaktif dan menyenangkan, sehingga memungkinkan siswa memahami pelajaran dengan baik. Virtual classroom secara offline ini dapat diaplikasikan dalam pembelajaran melalui media interaktif flash, game interaktif, dll. Selain virtual classroom juga dapat digunakan media pyoyektor untuk menunjang pembelajaran melalui media elektronik.

K. Ada beberapa contoh aktivitas pemanfaatan e-learning dalam proses pembelajaran, seperti yang dijelaskan menurut Daryanto (2013) sebagai berikut.

L. N M. Aktivit as N. Teknologi Offline O. Teknologi Online

(13)

10 P. 1 Q. Tatap Muka  Textbook (PDF, Ghost-View)  Presentasi (Power Point+Audio, Lotus Screen-Cam)

 Video (MPEG, MOV, AVI, Streaming)

 Animasi, Simulasi, Tutorial (Flash, Director)

 Gabungan kombinasi dari semua media)

Teleconferencing (Audio+Video-Conferencing)Televisi/RadioSteaming Video R. 2 S. Diskus i  Mailing ListNewsgroup T.

Chatting (IRC, ICQ, Messenger)Audio /Videoconferencing U. 3 V. Konsul tasi  E-mailNewsgroup

Chatting (IRC, ICQ, Messenger)Audio/Videoconferencing W. 4 X. TugasE-mailSitus WebAudio/Videoconferencing (lisan) Y. 5 Z. Ujian E-mail

 Formulir Ujian dan Bank Soal

Audio/Videoconferencing (lisan)

AA.

I. Kelebihandan Kelemahan Penggunaan E-Learning

AB. Dalam pembelajaran menggunakan media elektronik atau e-learning ini terdapat beberapa manfaat atau kelebihan, menurut Darmawan, Deni. (2012) dan Wena, M. (2009) terdapat perspektif guru, siswa, dan sekolah. Kami mengembangkannya menjadi sebagai berikut. 1. Perspektif Guru

a. Materi pembelajaran dapat dikemas lebih menarik daripada materi saat ini yang biasa digunakan pada pembelajaran konvensional. b. Strategi konsep pembelajaran baru yang inovatif juga efisien dapat

(14)

11

c. Pemanfaatan aktivasi akses pembelajar.

d. Menggunakan sumberdaya yang ada pada internet.

e. Guru dapat menerapkan materi pembelajaran dengan multimedia dalam kelas sehingga pembelajaran lebih variatif.

f. Interaksi yang terjadi pada saat pembelajaran lebih luas dan sumber belajar yang banyak. Guru bisa mengecek apakah siswa mengerjakan tugas atau tidak.

g. Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif banyak.

2. Perspektif Siswa

a. Komunikasi antara siswa dan guru meningkat dan bisa dilakukan kapan saja. Berbeda dengan pembelajaran konvensional yang waktu dan tempatnya sudah ditentukan.

b. Peserta didik dapat mengakses materi pembelajaran yang tersedia dengan tanpa memperhatikan ruang dan waktu serta berulang-ulang. c. Memfasilitasi siswa dalam bertanya lebih leluasa terhadap guru. d. Pembelajaran lebih menyenangkan karena siswa tidak hanya duduk

diruang kelas saja.

e. Siswa dapat mengeksplor mengetahuannya melalui dunia internet. 3. Perspektif Sekolah

a. Akan tersedia bahan ajar yang telah divalidasi sesuai bidangnya sehingga setiap guru dapat menggunakan dengan mudah.

b. Pengembangan isi pembelajaran akan sesuai dengan pokok-pokok bahasan.

c. Sebagai pedoman praktis implementasi pembelajaran sesuai dengan kondisi dan karakteristik pembelajaran.

AC. Disamping banyaknya kelebihan dari pembelejaran e-learning ini, juga terdapat beberapa kelemahan diantaranya sebagai berikut.

1. Frekuensi komunikasi langsung antara siswa dan guru, maupun siswa dengan siswa sangat minim.

2. Siswa kurang bersosialisasi dengan siswa lainnya. Namun solusinya bisa dengan guru menyediakan homepage untuk mengerjakan tugas kelompok.

3. Membutuhkan perangkat internet yang biayanya cukup mahal (biaya pengadaan fasilitas belajar).

(15)

12

4. Baik guru ataupun siswa membutuhkan kepahaman terhadap dunia teknologi dan informasi.

J. Kaitan E-Learning dengan Pembelajaran PKn SD

AD. Pembelajaran PKn di SD mempunyai misi untuk membina nilai, norma, dan moral siswa secara berkesinambungan. Tujuannya tak lain adalah untuk membentuk “smart and good citizen” yaitu warga negara yang baik dan cerdas, terutama dalam hal untuk mengetahui dan melaksanakan hak serta kewajibannya. Selain itu juga diharapkan siswa dapat mengikuti kemajuan teknologi yang berkembang di jaman modern ini.Dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif terutama dalam PKn, tentunya diperlukan media dan model yang menunjang untuk proses pembelajaran. Media dan model yang digunakan pun setidaknya harus memperhatikan beberapa hal seperti halnya harus memuat nilai dan moral, diambil dari kehidupan nyata disekitar lingkungan siswa, dan tentunya juga dapat menarik perhatian siswa.

AE. Pembelajaran PKn di SD seringkali menggunakan model dan media yang konvensional, yang hanya menggunakan materi dari buku dan sumber lingkungannya saja. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih nyaman dalam belajar dan tentu hasilnya adalah memahami apa yang dibelajarkan. Dalam kaitannya dengan pembelajaran PKn SD, model e-learning ini cocok digunakan hampir untuk semua materi pembelajaran. Karena model ini juga sekaligus media bagi guru untuk membelajarkan materi kepada siswa secara interaktif dan menyanangkan bagi siswa. Seperti contohnya pada kelas 6 dengan kompetensi dasar mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses perumusan pancasila sebagai dasar negara, kita dapat menggunakan e-learning dalam bentuk penayangan video mengenai detik-detik perumusan pancasila juga menayangkan materi singkat melalui proyektor. Dalam penanyangan video pula siswa diajarkan untuk menghargai pahlawan, teliti ketika melihat tayangan tersebut, mendengarkan dan juga disiplin karena siswa tidak akan mengerti isi tayangan tersebut jika tidak memperhatikan. Penggunaan e-learning juga dapat dimanfaatkan sebagai penyatu kebudayaan karena siswa dapat mencari informasi budaya di Indonesia dengan lengkap dan bersama video yang banyak tersedia sehingga memudahkan untuk membangun komunikasi antar budaya. Melalui

(16)

e-13

learning pula siswa dapat berpartisipasi karena dapat mengakses informasi tentang bencana dan menumbuhkan rasa empati dalam dirinya.

AF. AG.

(17)

AH. BAB III AI. SIMPULAN DAN SARAN

AJ. A. Simpulan

AK. Dalam proses pembelajaran kita bisa menggunakan model lain yang inovatif seperti penggunaan e-Learning dalam pembelajaran. Ada beberapa hasil pengembangan learning yang bisa kita gunakan dalam penerapan model e-learning atau yang lebih kita kenal dengan pembelajaran berbasis websecara online dan juga bisa secara offlinemelalui media interaktif. Adapula karakteristik dari modele-learning yaitu : 1) memanfaatkan jasa teknologi elektronik;2) memanfaatkan komputer;3) bahan ajar dapat disimpan di komputer;4) memanfaatkan komputer untuk mengakses administrasi pendidikan, hasil kemajuan belajar dan hal lainnya. Selain karakteristik, fungsi dari e-learning adalah sebagai berikut1) Sebagai suplemen pembelajaran yang sifatnya pilihan/opsional; 2) Sebagai pelengkap (komplemen) pembelajaran; 3) Sebagai pengganti (substitusi) pembelajaran. Kaitannya e-learning dengan pembelajaran PKn di sekoah dasar adalah pelajaran PKn merupakan pembelajaran yang mengajarkan anak untuk cinta tanah air, jujur dan berkebangsaan. Begitu pula dalam menggunakan e-learning dapat menunjang pembelajaran PKn itu karena semua mata pelajaran dapat menggunakan model e-learning.

B. Saran

AL. Saran kami, pengembangan model e-learning belum sempurna masih banyak yang harus diperhatikan seperti fasilitas, tidak semua sekolah dasar menyediakan fasilitas seperti komputer atau jaringan internet yang bisa di akses mudah oleh anak-anak, dan juga tidak semua anak mempunyai gadget hanya yang tinggal diperkotaan saja yang sudah bisa dengan mudah menerapkan model pembelajaran e-learning ini. Pengawasan yang kurang juga bisa menghambat terjadinya e-learning dengan lancar karena bisa saja anak membuka situs yang tidak diperkenankan ataupun malah bermain game atau membuka media sosial mereka dan mengabaikan pembelajaran karena tidak bisa diawasi langsung apalagi ketika pembelajaran e-learning tanpa tatap muka.

(18)

AM. DAFTAR PUSTAKA AN.

AO. Darmawan, D. (2012). Inovasi Pendidikan "Pendidikan Praktik Teknologi Multimedia dan Pembelajaran Online”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. AP. Daryanto. (2013). Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya. AQ. Sitepu, p. D., & dkk, p. D. (2012). pengembangan model pembelajaran

e-learning berbasis web dengan prinsip e-pedagogi dalam meningkatkan hasil belajar. Jurnal: pendidikan penabur, hlm. 22-26.

AR.

AS. Sutopo, A.H. (2012). Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

AT.

AU. Watson, R. & Davis. (2010). Strategi Pengajaran Kreatif. Jakarta: Esensi. AV. Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu

tinjauan konseptual operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

AW. Novianto, S.I. (tanpa tahun). Virtual Elearning Classroom Untuk Sekolah Dasar Berbasis Multimedia. Jurnal.

AX. AY. AZ. BA. BB. BC.

Referensi

Dokumen terkait

Pemantauan sistem, ditujukan untuk mengendalikan dan membatasi kuantitas zat radioaktif pada bagian-bagian reaktor yang seharusnya tidak mengandung aktivitas (sistem

Industri kecil batik bapak Halil dan bapak Fadhali ini adalah industri keluarga yang menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitarnya. Bapak Halil selain sebagai

Penelitian yang dilakukan yaitu berupa survei volume lalu lintas (LHR) untuk melihat tingkat kepadatan kendaraan, kemudian survei hambatan samping untuk melihat

Berdasarkan masalah yang ada maka diambil rumusan sebagai berikut: (1) Apakah media vidioscribe berbasis E-Learning sudah valid digunakan dalam proses belajar

The Directorate of High Schools Development of the Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia is honoured to be hosting the World Schools Debating

Berdasarkan hasil identifikasi waste dengan menggunakan metode waste assessment model, value stream mapping dan process activity mapping , dapat diketahui bahwa 3

6 Ia dikenal sebagai seorang professor, dan pengajar yang ahli dalam bidang politik di Universitas Deakin (Melbourne, Australia, 1993-2003). 7 Ketertarikannya terhadap

Penelitian ini merupakan Penelitia n Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Menulis Puisi Melalui Metode Outdor Study dengan