• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE SIDANG PLENO KE-9 ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY (APA) 28 NOVEMBER 1 DESEMBER 2016 SIEM REAP, KAMBOJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE SIDANG PLENO KE-9 ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY (APA) 28 NOVEMBER 1 DESEMBER 2016 SIEM REAP, KAMBOJA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 LAPORAN

DELEGASI DPR-RI KE SIDANG PLENO KE-9 ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY (APA)

28 NOVEMBER – 1 DESEMBER 2016 SIEM REAP, KAMBOJA

I. PENDAHULUAN

Sidang Pleno ke-9 Asian Parliamentary Assembly (APA) telah berlangsung pada tanggal 28 November – 1 Desember 2016 di Siem Reap, Kamboja. Sidang yang mengambil tema “Promoting Peace and Sustainable Development in Asia”tersebut dihadiri 23 negara dari 42 negara anggota APA dan 2 observer yaitu yaitu: Afganistan; Arab Saudi; Bahrain; Bangladesh; Bhutan; Indonesia; Irak; Iran; Kamboja; Korea Utara; Kuwait; Lebanon; Laos; Pakistan; Palestina; Rusia; Siprus; Tiongkok; Turki; Thailand; Vietnam; Uni Emirat Arab dan Yordania. 2 organisasi observer juga hadir yakni: Parliamentary Union of OIC Member States (PUIC) dan ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA).

A. DASAR PENGIRIMAN DELEGASI

Partisipasi Delegasi DPR-RI dalam Sidang Pleno ke-9 APA ini didasarkan pada Surat Keputusan Pimpinan DPR-RI Nomor:11/PIMP/II/2016-2017, dengan komposisi delegasi sebagai berikut :

1. Juliari P. Batubara Ketua Delegasi/Wakil Ketua BKSAP/F-PDIP 2. Dave Akbarsyah Fikarno Anggota Delegasi/F-PG

3. Sartono Utomo Anggota Delegasi/F-PD

4. M. Arief Suditomo Anggota Delegasi/F-P. Hanura

Selama mengikuti persidangan, Delegasi DPR RI didampingi oleh Pejabat Kementerian Luar Negeri RI, Pejabat KBRI Phnom Penh serta Pejabat dan staf Sekretariat Jenderal DPR RI.

B. MAKSUD DAN TUJUAN PENGIRIMAN DELEGASI

Untuk berpartisipasi aktif dan sekaligus mempererat kerjasama di antara Parlemen negara-negara anggota APA. Melalui partisipasi aktif dalam organisasi parlemen Asia ini, DPR RI dapat terus mengikuti perkembangan mengenai isu-isu politik, ekonomi dan sosial budaya serta saling berbagi pengalaman terbaik dalam membahas isu-isu yang menjadi concern

(2)

2 bersama. Selain itu, DPR dapat mempromosikan track 2 diplomacy baik secara bilateral maupun multilateral.

C. MISI DELEGASI

 Untuk memperkuat peran diplomasi DPR RI dalam forum parlemen di kawasan Asia.

 DPR RI memiliki kepentingan nasional yakni untuk memperjuangkan sejumlah resolusi yang terkait dengan bidang politik, ekonomi serta sosial dan budaya seperti migrant workers.

 Mendukung penguatan APA sebagai wadah bertukar praktik cerdas dan pandangan khususnya peran parlemen terkait isu-isu regional dan global

D. PERSIAPAN PELAKSANAAN

Serangkaian persiapan telah dilakukan dalam menghadapi Sidang tersebut antara lain penyiapan statement, point intervention, rapat delegasi, Focus Group Discussion dengan Kemlu guna mendapat masukan terkait agenda sidang. Selain itu Sekretariat DPR RI juga mengadakan koordinasi dengan KBRI Phnom Penh guna kelancaran tugas delegasi.

II. AGENDA SIDANG

Sidang Pleno ke-9 APA pada dasarnya membahas topik agenda berupa 21 rancangan resolusi yang dibagi ke empat komisi tetap (Standing Committee) sebagai berikut:

a. Standing Committee on Social and Cultural Affairs

1. Resolution on Measures to Promote Cultural Diversity and Protect Cultural Heritage in Asia;

2. Resolution on Asian Integration through Information and Communication Technology; 3. Resolution on Collaboration on Health Equity in Asia;

4. Resolution on Protection and Promotion of the Rights of Migrant Workers in Asia; 5. Resolution on Asian Parliamentarian Against Corruption;

6. Resolution on Women Parliamentarians;

7. Resolution on Promoting Inter Faith Dialogue and Harmony Among World Religions; 8. Resolution on Legal and Legislative Cooperation in Combatting the Smuggling of

Cultural Items in Asia;

(3)

3 b. Standing Committee on Political Affairs

1. Resolution on Building Prosperity in Asia through Friendship and Cooperation; 2. Resolution on Asian Parliament and Government though Friendship and Cooperation; 3. Resolution on United Against Terrorism and Violent Extremis;

4. Resolution on Significant Political Development in Asia;

5. Resolution on Asian Parliaments’ Unwavering Support for Palestinian People; c. Standing Committee on Economic and Sustainable Development Affairs

1. Resolution on Asian Integrated Energy Market; 2. Resolution on Environmental Issues;

3. Resolution on Financial Affairs: Ensuring Efforts for Economic Growth; 4. Resolution on Poverty Eradication ;

5. Resolution on the Role of APA Parliaments to Adopt Legislation in Supporting the Imlementation of the Sustainable Development Goals;

6. Resolution on Water and Sanitation in Asia for All;.

d. Standing Committee on APA Staff and Financial Regulations - Resolution on Planning of APA Budget

III. PARTISIPASI DELEGASI DPR-RI DAN HASIL-HASIL SIDANG

Selain empat sidang, rangkaian Sidang Pleno ke-9 APA terdiri juga dari Sidang the 2nd Executive Council, Sidang Pleno, dan Sidang Meeting of Special Committee on Creation of Asian Parliament (SCCAP) serta Sidang Meeting of Drafting Committee on Siem Reap Declaration.

a. The 2nd Executive Council Meetings

Sidang the 2nd Executive Council berlangsung di Ballroom II, the Sokha Siem Reap Resort and Convention Center, Kamboja pada hari Senin, 28 November 2016 pukul 09.00-12.00 dipimpin oleh NGOUN Nhel sebagai yang mewakili Presiden APA. Sidang ini diikuti oleh 23 negara termasuk Indonesia yang diwakili Bapak Dave Akbarysah, Bapak Sartono Utomo dan Bapak M. Arief Suditomo.

Dalam kesempatan tersebut, Nhel mengingatkan kembali bahwa 1st Executive Council pada 26-27 September 2016 di Phnom Penh telah memutuskan 21 rancangan resolusi (ranres) dari empat komisi untuk dibawa ke Siang Pleno. Delegasi Bahrain yang didukung oleh Arab Saudi, UAE, Pakistan, Jordan dan Turki meminta agar ranres tentang Protection and Promotion of the Rights of Migrant Workers ditiadakan/ditunda dan tidak diajukan ke

(4)

4 pertemuan plenary karena sebagian besar negara-negara tersebut tidak meratifikasi konvensi ILO. Bapak Dave Akbarsyah Fikarno mendukung usulan pimpinan sidang agar pembahasan ranres migrant workers dilanjutkan di Sidang Komisi. Iran mendukung usulan Indonesia. Forum akhirnya menyepakati ranres tersebut tidak dibatalkan/ditunda tapi diperdalam lebih jauh di sidang komisi.

Isu lain yang mengemuka terkait peran APA dalam upaya memerangi kemiskinan. Bahrain mendorong peran konkrit anggota parlemen di Asia dalam pemberantasan kemiskinan. Sementara Delegasi Pakistan menekankan kembali urgensi visi pembentukan Asian Parliament. Pada kesempatan sidang tersebut Delegasi Turki menegaskan kesiapan Parlemen Turki menjabat Presiden APA periode 2018-2020.

Sidang Executive Council merekomendasikan 21 ranres dari berbagai komisi yang telah disepakati pada Sidang Pertama Executive Council di Phnom Penh. Sidang juga telah menerima masukan-masukan untuk ranres yang akan dibahas dalam sidang-sidang komisi dan telah menyepakati keseluruhan agenda yang diusulkan untuk dibahas dalam Sidang Pleno ke-9.

b. Inaugural Session

Pada tanggal 28 November 2016, seluruh anggota Delegasi DPR RI menghadiri Pembukaan Sidang Pleno ke-9 APA, yang dihelat di Ballroom II, the Sokha Siem Reap Resort and Convention Center. Pembukaan Sidang Pleno diawali oleh lagu kebangsaan Kamboja dan pertunjukan budaya serta dilanjutkan penyampaian welcome speech dari Dr. Nguon Nhel, Wakil Presiden Kedua the National Assembly of Cambodia sekaligus sebagai Chairman of Organizing Committee. Nhel menyambut baik delegasi APA dan menggarisbawahi bahwa perdamaian, stabilitas politik, rekonsiliasi nasional dan dialog damai adalah prasyarat bagi pembangunan berkesinambungan dan komponen kunci bagi kemakmuran dan kerukunan baik pada level nasional, regional, maupun dunia.

Sementara Dr Mohammad Reza Majidi, Sekjen APA, menekankan bahwa diplomasi parlemen semakin dibutuhkan lantaran tantangan-tantangan ke depan yang semakin berat. Ia juga menyampaikan komitmennya untuk terus mewujudkan tujuan-tujuan APA yaitu mempromosikan kebebasan, memastikan perdamaian, stabilitas, keadilan social dan pembangunan di Asia. Kendati demikian, ia meminta semua anggota APA memiliki komitmen yang sama guna mewujudkan tujuan-tujuan APA.

Pembukaan Sidang Pleno juga ditandai dengan penyampaian pidato dari Mian Reza Rabbani, Chairman of the Senate of Pakistan yang juga Presiden APA, dan Hun Sen, Perdana Menteri Kamboja. Akhirnya, Heng Samerin, President of the National Assembly of the Kingdom of Cambodia secara resmi membuka Sidang Pleno APA ke-9. Samerin menegaskan bahwa kehadiran para anggota parlemen se-Asia ini menunjukkan kepada dunia bahwa masyarakat Asia tengah berupaya mewujudkan kerukunan di Asia dan

(5)

5 menyelesaikan pelbagai konflik secara damai. Ia mengakui bahwa hal tersebut merupakan tugas berat. Namun memastikan perdamian di kawasan merupakan kewajiban yang harus dipikul bersama-sama.

c. Plenary Session

Sesi ini dipimpin Heng Samerin dan ditetapkan empat wakil presiden masing-masing untuk 4 komisi yaitu:

- Pakistan untuk Komisi Politik

- Bhutan untuk Komisi Sosial dan Budaya - Bahrain untuk Komisi Ekonomi

- UAE untuk Staff dan Financial Regulations

Dalam Sidang Pleno diagendakan general debate yaitu penyampaian pandangan dari para 20 ketua delegasi. Delegasi DPR RI, dalam statementnya yang disampaikan oleh Ketua Delegasi, Bapak Dave Akbarsyah menyampaikan butir-butir penting yaitu:

- Menekankan APA sebagai forum berbagi informasi, praktik cerdas, gagasan membangun antara anggota parlemen Asia, guna mendiskusikan tantangan didasarkan atas Piagam APA

- Terorisme masih merupakan tantangan global yang mengancam stabilitas kawasan. Padahal, perdamaian dan stabilitas merupakan prasyarat terwujudnya pembangunan berkelanjutan

- Parlemen, dengan utamanya kewenangan legislasi, berperan sangat strategis untuk terwujudnya perdamaian dan stabilitas kawasan.

- Kunci perdamaian dan stabilitas kawasan adalah dialog konstruktif, mendorong pluralitas, saling percaya didasarkan atas saling menghormati kesatuan dan integritas negara masing-masing

- Sebagai negara demokratis ketiga terbesar di dunia dan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia berkomitmen mendorong terwujudnya perdamaian. Indonesia mengingatkan bahwa Asia jangan dijadikan panggung unjuk kekuatan negara-negara besar.

- Lingkungan yang damai sangat diperlukan untuk terealisasinya pembangunan berkelanjutan (SDGs). Dalam konteks tersebut, DPR RI telah membentuk Panja SDGs sebagai peran konkrit parlemen dalam mewujudkan target-target SDGs

d. Standing Committee on Social and Cultural Affairs

Sidang Standing Committee on Social and Cultural Affairs dihelat pada 29 November 2016 yang dimulai pukul 14.00 di the Sokha Siem Reap Resort, di BallroomII, serta dihadiri dari 22 negara. Ketua Sidang yaitu Chimi Dorji dari Bhutan. Pada kesempatan tersebut Sekretariat APA Dr Khoram menyampaikan dua isu krusial yaitu:

- Diskusi ranres migrant workers yang merupakan usulan Indonesia telah memicu perbedaan pandangan antara Indonesia, Bahrain, Arab Saudi, Rusia, dan Pakistan. Dimotori Bahrain, rujukan perangkat hukum internasional yang terdapat pada ranres tersebut dinilai tidak sejalan dengan kebijakan beberapa Negara Asia. Sekretariat APA bekerja keras agar ranres dapat disepakati secara win-win solution. Sekretariat memutuskan Pakistan menjadi fasilitator antardelegasi yang berbeda pandangan dalam menuntaskan redaksi ranres.

(6)

6 - Menegaskan kembali partisipasi perempuan dalam persidangan APA yang diwujudkan melalui pembentukan Komisi Khusus Women Parliamentarians pada tahun 2009. Sekretariat APA mendorong setiap anggota APA agar menyertakan satu anggota parlemen perempuan pada setiap persidangan

Pada sidang, Bapak M. Arief Suditomo, kembali menegaskan urgensi ranres migrant workers sebagai perlindungan bagi pekerja migrant. Arief lebih lanjut menolak penundaan ranres dan juga menolak masukan Arab Saudi untuk mengganti migrant menjadi immigrant. Pasalnya, lanjut Arief, pertama, terminologi migrant sesuai yang terdapat pada konvensi ILO. Kedua, immigrant workers yang pahami Delegasi Arab Saudi yaitu mereka yang bekerja bukan di Negara asalnya kemudian bermaksud menjadi warga Negara di tempat mereka bekerja. Sementara migrant workers adalah mereka yang sekadar bekerja di bukan Negara asal dan tidak bermaksud berpindah kewarganegaraan. Ketiga, usulan Saudi hanya memberikan perlindungan pada legal workers saja. Padahal, illegal workers adalah pihak yang paling rentan.

Komisi memutuskan untuk mengajukan 9 ranres untuk disetujui di Sidang Pleno yaitu: 1. Resolution on Measures to Promote Cultural Diversity and Protect Cultural Heritage in

Asia;

2. Resolution on Asian Integration through Information and Communication Technology; 3. Resolution on Collaboration on Health Equity in Asia;

4. Resolution on Protection and Promotion of the Rights of Migrant Workers in Asia; 5. Resolution on Asian Parliamentarian Against Corruption;

6. Resolution on Women Parliamentarians;

7. Resolution on Promoting Inter Faith Dialogue and Harmony Among World Religions; 8. Resolution on Legal and Legislative Cooperation in Combatting the Smuggling of

Cultural Items in Asia;

9. Resolution on Effective Cooperation in Combatting illicit Drug Trafficking in Asia

e. Standing Committee on Economic and Sustainable Development Affairs dan Staff and Financial Regulation

Sidang bertempat di Ballroom II di the Sokha Siem Reap Resort dan dimulai pukul 11.30 pada tanggal 1 Desember 2016. Bertindak selaku Ketua Sidang adalah Saeed Al-Mutawwa dari UAE dan Ahmed AlMulla dari Bahrain. M. Arief Suditomo dan Sartono Utomo ikut menghadiri sidang ini.

Dalam komite ini ada tujuh ranres yang dibahas yakni: 1. Resolution on Asian Integrated Energy Market; 2. Resolution on Environmental Issues;

(7)

7 4. Resolution on Poverty Eradication ;

5. Resolution on the Role of APA Parliaments to Adopt Legislation in Supporting the Imlementation of the Sustainable Development Goals;

6. Resolution on Water and Sanitation in Asia for All;. 7. Resolution on Planning of APA Budget

Pada sidang kembali diingatkan keputusan the 1st Executive Council akan kembali didiskusikan pada sidang Komisi Staff and Financial Regulations di Abu Dhabi, UAE pada 2017 mendatang. Oleh sebab itu, delegasi diminta kehadiran di Abu Dhabi dengan proposal masukan yang sudah matang. Dalam kaitan tersebut, Bapak Juliari P. Batubara meminta klarifikasi terkait apakah kelak keputusan di Abu Dhabi tersebut akan diimplementasikan pada tahun 2017 atau bukan? Pasalnya, siklus APBN masing-masing Negara berbeda-beda. Terkait tersebut, Sekretariat APA tidak memberikan jawaban definitif. Sekretariat hanya meminta agar masing-masing delegasi menyiapkan proposal yang matang ke Abu Dhabi.

Sidang juga mengapresiasi peran konkrit Iran yang memberikan dukungan finansial bagi keberlangsungan Sekretariat APA.

Sidang kemudian meminta partisipasi aktif para delegasi untuk menghadiri pertemuan Komisi Ekonomi dan Pembangunan Berkelanjutan di Bahrain pada tahun 2017. Terakhir, sidang memutuskan mengajukan tujuh ranres ke Sidang Pleno untuk diadopsi.

f. Standing Committee on Political Affairs

Sidang digelar pada 1 Desember 2016 yang dimulai pukul 09.00 di Ballroom II, the Sokha Siem Reap Resort, dihadiri dari 23 negara, dengan Ketua Sidang adalah Mian Reza Rabbani dari Pakistan. Ketua sidang menegaskan kembali poin penting komisi ini yakni terkait hasil dari pertemuan SCCAP pada 29 November 2016 dan meminta partisipasi aktif semua delegasi pada pertemuan pertama SCCAP di Pakistan pada Februari 2017. Sementara Wakil Sekjen APA Dr Ali Khorram menekankan pentingnya diplomasi parlemen.

Bapak Juliari Batubara, Bapak M. Arief Suditomo, dan Bapak Sartono ikut hadir pada sidang Komisi Politik tersebut.

Isu yang mengemuka pada Komisi Politik adalah apakah perlu dicantumkan pada ranres United Against Terrorism and Violent Extremism. Akhirnya ranres tersebut akan kembali didiskusikan pada Sidang Komisi berikutnya di Pakistan pada Februari 2017.

Isu lainnya lagi terkait usulan Arab Saudi yang meminta pencantuman prasa khusus yang menunjukkan keprihatinan atas pengesahan Justice Against Sponsors of Terroism Act (JASTA LAW) oleh Kongres AS. Prasa tersebut agar dimasukkan ke ranres United Against Terrorism and Violent Extremism. Arab Saudi menilai JASTA LAW sebagai bentuk intervensi terhadap kedaulatan sebuah Negara. Pasalnya, JASTA LAW membuka peluang bagi korban terorisme untuk menuntut Negara manapun jika Negara tersebut diduga terlibat mendukung aksi

(8)

8 terorisme. Forum akhirnya memutuskan usulan Saudi tersebut dicantumkan ke Siem Reap Declaration. Komisi akhirnya memutuskan untuk mengajukan empat ranres ke Sidang Pleno. g. Meeting of APA Women Parliamentarians

Sidang APA Women Parliamentarians digelar pada 29 November 2016 di Ballrrom II, the Sokha Siem Reap Resort, diketuai KHUON Sudary dari Kamboja dan dimulai pada 11.00. Dalam kesempatan tersebut Ketua Sidang menekankan pentingnya partisipasi perempuan khususnya untuk mewujudkan target-target SDGs.

Pada Sesi Woman Parliamentarian tersebut disepakati bahwa isilah “perempuan” diubah menjadi “mereka yang rentan”, termasuk perempuan.

h. Meeting of Special Committee on Creation of Asian Parliament (SCCAP)

Sidang SCCAP digelar pada 29 November 2016 di Ballrrom II, the Sokha Siem Reap Resort, diketuai Mushahid Hussain Sayed dari Pakistan, dimulai pada 11.00. Dalam kesempatan tersebut Ketua Sidang menekankan pentingnya visi ke depan pembentukan Parlemen Asia mengingat peran strategis Asia di dunia global.

Bapak M. Arief Suditomo dan Bapak Sartono Hutomo mewakili Delegasi Indonesia dalam pertemuan ini. Bapak Sartono dalam kesempatan tersebut menyampaikan pandangan Delegasi Indonesia yaitu:

- Mengapresiasi pembentukan lima Pokja Kawasan terkait SCCAP. Indonesia berkomitmen mendukung penuh Pokja tersebut.

- Menegaskan bahwa pembentukan Parlemen Asia adalah proses bertahap dan diperlukan analisa mendalam terutama dengan melibatkan pemerintah masing-masing.

- Meminta Sekretariat APA melakukan assessment dan analisa anggaran serta dimensi positif dari pembentukan Parlemen Asia. Assessment tersebut juga harus dilihat dari prespektif implikasi social dan ekonomi.

Senada dengan pandangan Indonesia, hampir semua delegasi menekankan pentingnya analisa mendalam terkait pembentukan Parlemen Asia.

i. Drafting Committee Siem Riep Declaration

Drafting Committee dipimpin oleh Kamboja selaku tuan rumah yang mengajukan rancangan Siem Riep Declaration. Pertemuan dihelat pada 1 Desember 2016 di Ballrrom II the Sokha Siem Reap Resort dimulai pada 14.00. Inti Siem Reap Declaration mencerminkan berbagai pembahasan yang menjadi perhatian APA di bidang politik, ekonomi serta sosial budaya. Sesi dimaksud berjalan dengan baik dan efektif serta para peserta dapat menyepakati usulan rancangan deklarasi tersebut. Indonesia dihadiri oleh Bapak Juliari P. Batubara sebagai ketua delegasi.

Pokok-pokok Siem Reap Declaration di antaranya:

- APA menekankan penguatan perdamaian, rekonsiliasi, dialog, demokrasi, taat hukum dan pentingnya peran parlemen

(9)

9 - Menolak keras segala bentuk upaya penggulingan pemerintahan yang sah, dan mendorong penyelesaian secara damai segala bentuk konflik serta mendorong implementasi tiga pilar PBB: perdamaian, keamanan, pembangunan dan HAM.

- Menolak keras segala bentuk intervensi asing yang merongrong kedaulatan sebuah Negara.

- Mendukung diskusi lebih mendalam terkait akar-akar terorisme dan juga terkait perubahan sebuah pemerintahan terutama implikasinya terhadap kemanusian.

- Menyadari kewajiban untuk mengatasi perubahan iklim. Dalam kaitan tersebut, APA mendukung penuh Marrakech Action Proclamation.

- Menekankan urgensi SDGs dan menyepakati untuk berkerja keras untuk ikut serta merealisasikan target-target SDGs sampai tahun 2030.

- Menegaskan kembali bahwa pemberantasan kemiskinan adalah tantangan global terbesar dan sebagai syarat mutlak bagi pembangunan berkelanjutan.

j. Lain-lain

Sebelum sidang dimulai, diadakan Dinner Meeting antara Duta Besar LBBP RI untuk Kamboja dengan Delegasi DPR RI. Dalam kesempatan tersebut Dubes RI menyampaikan briefing mengenai perkembangan dan peluang hubungan bilateral antara Indonesia dan Pakistan.

Di sela-sela rangkaian sidang Pleno APA, Delegasi DPR RI yang dipimpin Bapak Juliari P. Batubara melakukan pertemuan bilateral dengan Parlemen Iran pada tanggal 1 Desember 2016. Delegasi Iran dipimpin oleh Hajar Chenarani.

Hajar Chenarani menyampaikan beberapa hal yaitu:

- Mengingatkan bahwa kedua negara merupakan negara besar dalam konteks dunia Islam. Diharapkan dua negara dapat saling dukung.

- Kedua negara juga merupakan negara kuat di kawasan masing-masing. Kedua negara diharapkan bekerja sama dalam isu-isu krusial bersama terutama pemberantasan terorisme.

- Menggarisbawahi urgensi kerjasama antarparlemen di antaranya melalui pembentukan GKSB

- Mendorong kerjasama di bidang ekonomi, sosial dan budaya serta perbankan

- Mengapresiasi dukungan Indonesi yang telah mendukung Iran terutama posisi Indonesia yang menolak resolusi-resolusi yang menyudutkan Iran

Bapak Juliari P Batubara menyampaikan beberapa hal antara lain:

- Menekankan bahwa kedua negara merupakan negara berpengaruh di Asia dan dunia Islam

- Mengapresiasi hubungan baik antara kedua negara dan menyambut baik peningkatan kerjasama pada sector sosial, budaya, dan perbankan. Dalam kaitan tersebut, diingatkan bahwa Indonesia merupakan negara terbesar di ASEAN. Iran diharapkan dapat memanfaatkan posisi Indonesia tersebut

(10)

10 - Menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara demokratis terbesar di dunia Islam - Mendorong peningkatan kerjasama sector energy dan investasi

- Menekankan urgensi peningkatan hubungan bussines to business dan antarparlemen - Mengapresiasi dukungan finasial Iran kepada Sekretariat APA

IV. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

a. Pelaksanaan Sidang Pleno ke-9 APA di Siem Reap, Kamboja berjalan lancar dan sukses dan menyepakati penetapan Vice-Presidents of 9th APA Plenary yang terdiri dari Bhutan (Socio-Cultural Affairs), Pakistan (Political Affairs), Bahrain (Economic and Sustainable Development Affairs), dan UAE (Staff and Financial Regulations). Secara customary basis, Vice President yang juga menjadi Chairperson Standing Committee akan menjadi tuan rumah pertemuan Standing Committee pada tahun 2017 mendatang.

b. Pembentukan Parlemen Asia merupakan program jangka panjang. Special Committee on Creation of the Asian Parliament (SCCAP) ke depan akan berperan penting sebagai forum diskusi terkait pembentukan Parlemen Asia.

c. Terkait institusionalisasi organisasi APA, terdapat keinginan kuat dari beberapa negara untuk membahas secara serius rencana kontribusi keuangan keanggotaan. Terkait hal tersebut, pertemuan yang akan dihelat di Abu Dhabi UAE pada tahun 2017 merupakan pertemuan yang sangat krusial bagi institusionalisasi organisasi APA. Sebagai informasi, sejak berdirinya tahun 2006 hingga saat ini, Sekretariat APA dibiayai oleh Iran, sehingga pejabat yang duduk di struktur kesekretariatan APA didominasi oleh Iran.

d. APA merupakan salah satu forum yang memberikan dukungan yang besar kepada Palestina. APA dapat terus dimanfaatkan sebagai salah satu forum untuk mendukung upaya-upaya kemerdekaan Palestina.

e. Turki terpilih menjadi Presiden APA periode berikutnya.

f. Melalui lobby dan diplomasi, delegasi Indonesia dapat mendorong diadopsinya ranres mengenai Protection and Promotion of the Rights of Migrant Workers yang ditentang keras oleh negara-negara Gulf Cooperation Council (GCC). Untuk diketahui, ranres tersebut diusulkan Indonesia.

g. Sidang Pleno APA ke-9 di Siem Reap Kamboja menghasilkan: - 20 resolusi

- Siem Reap Declaration

(11)

11 Saran

a. Mengingat Sidang Pleno ke-7 APA merupakan sidang dalam skala dengan ragam isu yang luas dan spesifik, sehingga pendalaman substansi perlu ditingkatkan kepada Delegasi DPR RI sebelum keberangkatan.

b. Sebagai tindak lanjut dari hasil sidang, Indonesia perlu memperdalam isu mengenai Parlemen Asia dan kontribusi ke APA.

c. Mempersiapkan susunan delegasi yang lengkap dengan semaksimal mungkin menyertakan anggota delegasi perempuan.

V. PENUTUP a. Anggaran

Biaya yang digunakan untuk melakukan perjalanan 4 (lima) Anggota, 2 (dua) Sekretaris Delegasi, 1 (satu) Tenaga Ahli BKSAP, 2 (dua) Reporter Pemberitaan adalah Rp. 662.861.200,-

b. Keterangan Lampiran

Laporan ini dilengkapi oleh lampiran hasil-hasil persidangan sebagai berikut : - Report of Executive Council Meeting

- Report of the 9th APA Plenary - Resolutions

- List of Participants - Siem Reap Declaration - Dokumentasi Foto

(12)

12 c. Penutup

Demikianlah pokok-pokok Laporan Delegasi DPR-RI Sidang Umum ke-9 Asian Parliamentary Assembly tanggal 28 November - 1 Desember 2016 di Siem Reap, Kamboja. Laporan ini dilampiri dengan dokumen terkait lainnya. Saya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan untuk melaksanakan tugas yang mulia bagi bangsa dan negara Indonesia. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, Desember 2016 Ketua Delegasi DPR RI,

Juliari P. Batubara A - 168

Referensi

Dokumen terkait

Setelah berbincang cukup lama dengan pemilik perpustakaan dan dengan beberapa pengunjung yang kebetulan saya temui di tempat tersebut, saya baru tahu kalau dari

Dengan membuat poster, siswa dapat menganalisis tentang penyebab gangguan pada organ pencernaan manusia.. Penyebab gangguan pada orga

Hasil tersebut menunjukkan bahwa mannan memberikan efek positif pada kondisi lingkungan yang buruk (ancaman mikroba pathogen tinggi) dan mungkin dapat menjelaskan mengapa

Pertimbangan Antara Pengadilan Agama Bantul dan Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta dalam Menerima Kasus Sengketa Ekonomi Syariah maka pembimbing menyatakan bahwa skripsi

“ Jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak

Perjanjian yang bertujuan untuk secara bersama-sama menguasai pembelian atau penerimaan pasokan agar dapat mengendalikan harga atas barang dan atau jasa dalam pasar

Contohnya dalam Katsuhiko (1983, 59) sebagai berikut: “waruina, hontō ni mōshiwakenaku omotteorimasu” 「悪いな、本当 に申し訳なく思っております」. Pada

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penolakan dan penilaian negatif dari lingkungan sosial membuat remaja indigo memandang dirinya secara negatif atau dengan kata