• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK AKUSTIK AYAM BEKISAR BANGKOK KAMPUNG KATE DAN AYAM HUTAN HIJAU (Gallus varius) SELVIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARAKTERISTIK AKUSTIK AYAM BEKISAR BANGKOK KAMPUNG KATE DAN AYAM HUTAN HIJAU (Gallus varius) SELVIA"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

DEPARTMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2016

KARAKTERISTIK AKUSTIK AYAM BEKISAR

BANGKOK KAMPUNG KATE DAN AYAM

HUTAN HIJAU (Gallus varius)

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Karakteristik Akustik Ayam Bekisar Bangkok Kampung Kate dan Ayam Hutan Hijau (Gallus varius) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2016 Selvia NIM D14120102

(4)
(5)

iii

ABSTRAK

SELVIA. Karakteristik Akustik Ayam Bekisar Bangkok Kampung Kate dan Ayam Hutan Hijau (Gallus varius). Dibimbing oleh MARIA ULFAH dan BURHANUDDIN MASY’UD.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik suara pada ayam bekisar dan perbedaan karakteristik suara ayam bekisar dengan ayam Bangkok, kampung, kate, dan G.varius. Tiga puluh enam (36) ekor ayam di gunakan pada penelitian ini. Suara ayam direkam dengan mikrofon Sennheiser ME66 tipe shotgun dan alat perekam Sony PCMD50. Suara ayam selanjutnya digitalisasi ke komputer menggunakan program Raven Pro 1.4. Karakteristik suara ayam bekisar yang diteliti terdiri dari amplitudo, kekuatan, waktu atau durasi ayam bersuara dan frekuensi. Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman dari karakteristik suara ayam dianalisis dengan uji T. Hasil penelitian didapatkan bahwa ayam bekisar dan G. varius memiliki 2 gelombang suara sedangkan ayam kampung, ayam bangkok dan ayam kate memiliki 3 gelombang suara. Durasi suara ayam tertinggi dihasilkan oleh ayam kampung 13.5±0.40 (s). Rataan peak amplitudo yang dimiliki ayam bekisar, G.varius, dan kampung berbeda nyata (P<0.05) dengan bangkok dan kate. Peak frekuensi dan min amplitudo suara ayam kate berbeda nyata (P<0.05) dengan peak frekuensi dan min amplitudo ayam bekisar, bangkok, kampung dan G.varius. Rataan max amplitudo yang dimiliki ayam bekisar, kampung dan G.varius berbeda nyata (P<0.05) dengan bangkok dan kate sedangkan nilai rataan dan standar deviasi max power pada ayam kate berbeda nyata (P<0.05) dengan bekisar, bangkok, kampung dan G.varius.

Kata kunci: amplitudo, bekisar, durasi, frekuensi, G.varius, power, waveform

ABSTRACT

SELVIA. Acoustic Characteristics of Bekisar, Kampung, Bangkok, Kate chick and Green Jungle fowl (Gallus varius). Supervised by MARIA ULFAH and BURHANUDDIN MASY’UD.

Bekisar chicken is one of Indonesian crowing chicken resulted from crossing between G.varius (rooster) with Indonesian indigenous chickens (hen). This study investigated the acoustic characteristics of bekisar and G. varius rooster, as well as bangkok, kampung and kate chickens. Fourteen (36) chickens samples used in this study. The chicken songs were recorded using acoustic equipments (Sony PCMD50 and Sennheiser ME66). The Raven Pro 1.4 program was used to analyze the duration, amplitude, frequency and power of chicken song. Those data were further analyzed using for asessing the average value, standard deviation and diversity coefficient then followed by T test. The bekisar chicken and G. Varius had two waves of song. Bangkok and kate chicken had three waves of sound Compared to other chickens, the longest sound duration in

(6)

iv

this study was resulted by kampung chicken 13.5 ±0.40 (s). The average value of peak amplitude resulted by bekisar, G. varius and kampung chicken were significantly differ (P<0.05) from bangkok and kate chicken song. Peak frequency and min amplitude of kate chicken song were significantly differ (P<0.05) from bekisar, bangkok, kampung and G.varius song. The average value of max ampitude owned bekisar chicken, kampung and G.varius were significantly differ (P<0.05) from bangkok and kate. The average value of max power produced by kate chicken song was significantly differ (P<0.05) from bekisar, bangkok, kampung and G.varius song.

(7)

v

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan

pada

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

KARAKTERISTIK AKUSTIK AYAM BEKISAR BANGKOK

KAMPUNG KATE DAN AYAM

HUTAN HIJAU (Gallus varius)

SELVIA

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)
(10)
(11)

ix

(12)
(13)

xi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 1 Ruang Lingkup Penelitian 1

METODE 2 Waktu dan Tempat Penelitian 2 Bahan 2 Alat 4 Prosedur 4 Pengambilan Sampel Suara Ayam 4 Analisis Suara Ayam 5 Parameter Penelitian 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 6 Karakteristik waveform ayam bekisar dalam tingkat nasional 2015 6

Karakteristik waveform ayam kampung 7

Karakteristik waveform ayam bangkok 8

Karakteristik waveform ayam kate 9

Karakteristik waveform G.varius 10

Durasi (s), Max Amplitudo (u),Max Power (Db),Peak Amplitudo (u), 11

Peak Frekuensi (Hz), Min Amplitudo (u) dan Average Power (Db) Suara Ayam. Durasi 12 Peak Amplitudo 12 Peak Frekuensi 12 Min Amplitudo 13 Max Amplitudo 13 Max Power 14 Average Power 14 Pembahasan Umum 14 SIMPULAN 17 DAFTAR PUSTAKA 17 LAMPIRAN 19 RIWAYAT HIDUP 20

(14)

xii

DAFTAR TABEL

1 Karakteristik kualitatif sampel ayam 3

2 Kriteria penilaian suara ayam bekisar dalam kontes nasional 2015 4

3 Komparasi karakteristik waveform ayam bekisar kelas madya, Pratama, dan utama 7

4 Karakteristik akustik ayam bekisar, kampung, bangkok, kate, dan G.varius 11

5 Karakteristik suara ayam bekisar, bangkok, kampong, dan kate 16

DAFTAR GAMBAR

1 Ayam yang digunakan dalam penelitian 2

2 Pola waveform pada ayam bekisar 5

3 Pola waveform ayam bekisar yang berada di kelas utama 6

4 Pola waveform ayam bekisar yang berada di kelas madya 6

5 Pola waveform ayam bekisar yang berada di kelas pratama 6

6 Pola waveform ayam kampung yang terdiri atas tiga elemen 7

7 Pola waveform ayam kampung yang terdiri atas dua elemen 8

8 Pola waveform ayam bangkok yang terdiri atas tiga elemen 8

9 Pola waveform ayam kampung yang terdiri atas tiga elemen 8

10 Polawaveform ayam kate yang terdiri atas dua elemen 9

11 Pola waveform ayam kate yang terdiri atas tiga elemen 9

12 Pola waveform ayam hutan hijau (G.varius) yang terdiri atas dua elemen 10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil T-Test untuk durasi 19

2

Hasil T-Test untuk maxamplitudo 19

3

Hasil T-Test untuk minamplitude 19

4

Hasil T-Test untuk peakamplitude 19

5

Hasil T-Test untuk peak frekuensi 19

6

Hasil T-Test untuk maxpower 19

7

Hasil T-Test untuk waveform 1 19

8

Hasil T-Test untuk waveform 2 19

(15)

1

PENDAHULUAN Latar Belakang

Ayam bekisar merupakan hasil persilangan antara ayam hutan hijau jantan (G. varius) dengan ayam kampung betina (gallus domesticus) yang berasal dari kabupaten Sumenep, pulau Madura (Nataamijaya 2000; Sartika dan Iskandar 2007). Oleh karena itu ayam bekisar diduga masih memiliki karakteristik spesifik yang dimiliki oleh G. varius (Ulfah et al. 2015), baik penampilan fisik maupun karakteristik suara. Secara fisik ayam bekisar memiliki karakteristik warna bulu hitam kehijauan yang menyerupai G. varius. Berdasarkan karakteristik molekuler mtDNA, Ulfah et al. (2015) juga menduga kedekatan hubungan antara ayam bekisar dengan ayam bangkok mengingat ayam bangkok betina juga digunakan sebagai induk untuk menghasilkan ayam bekisar.

Ayam bekisar di Indonesia dikelompokkan sebagai ayam pesuara (crowing chicken) untuk tujuan kontes dan juga ayam kesayangan (Sartika dan Iskandar 2007) dan hanya ayam bekisar jantan yang digunakan di dalam kontes. Oleh karena itu, ayam bekisar jantan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Saat ini, kontes ayam bekisar, baik tingkat regional maupun nasional, lebih banyak diselenggarakan di Madura, Jawa Timur dan Jawa Tengah daripada daerah-daerah lain di Indonesia. Namun demikian, sebagai ayam kesayangan, ayam bekisar sudah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia (Sudiro 1993). Pada kontes ayam bekisar, penilaian kualitas suara ayam bekisar oleh juri didasarkan pada pola suara depan dan pola suara belakang (Rusfrida 2004). Juri pada kontes ayam bekisar memberikan penilaian berdasarkan karakteristik suara yang didengarkannya oleh juri sehingga subyektifitas juri sangat menentukan hasil penilaian. Pada kontes ayam pesuara, kajian akustik seharusnya dimasukkan sebagai kriteria dalam penjurian karena bioakustik merupakan kajian mengenai karakteristik suara, fungsi suara dan analisis suara.

Hingga saat ini, data akustik ayam bekisar, Bangkok, kampung, kate dan G. varius di Indonesia masih terbatas. Oleh karena itu penelitian ini menganalisis karakteristik akustik ayam bekisar dalam lomba nasional dan membandingkannya dengan karakteristik akustik G. varius, ayam kampong, Bangkok dan kate. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai data dasar dalam penentuan kualitas suara ayam bekisar untuk tujuan kontes. Di samping itu, dengan mengetahui karakteristik akustik ayam bekisar, bangkok, kampung, kate dan G. varius maka akan dapat menduga kontribusi mereka dalam pembentukan ayam bekisar.

.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis karakteristik akustik pada ayam bekisar dan mengidentifikasi perbedaan karakteristik suara ayam bekisar dengan, bangkok, kampung, kate, dan G.varius

Ruang Lingkup Penelitian

Data akustik yang digunakan pada penelitian ini adalah karakteristik suara ayam bekisar jantan yang masuk dalam kontes ayam bekisar tingkat nasional 2015. Selain itu, juga dilakukan analisa data akustik ayam bangkok, kampung kate dan

(16)

2

G.varius jantan serta membandingkannya dengan data bioakustik ayam bekisar. Peubah yang diteliti meliputi tipe waveform, amplitudo, kekuatan, frekuensi, waktu atau durasi ayam bersuara.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Koleksi suara ayam bekisar jantan dilaksanakan pada Kontes Ayam Bekisar Nasional 2015 di Lapangan Kampus Institut Pertanian Bogor, Baranangsiang pada bulan November 2015. Koleksi suara G. varius jantan akan dilakukan pada bulan Desember 2015-Januari 2016 di penangkaran G. varius di Jawa Timur

Bahan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah 14 ekor ayam bekisar jantan yang sudah memenuhi standard kualitas suara dalam kontes ayam bekisar nasional 2015 (surat keterangan No 1/XV/112015/KBKSRN/IPB) yang terdiri dari 4 ekor di kelas utama, 5 ekor di kelas madya, dan 5 ekor di kelas pratama yang masuk ke dalam babak final kontes ayam bekisar. Suara yang dihasilkan oleh 10 ekor ayam kampung jantan, 6 ekor ayam bangkok jantan, 3 ekor ayam kate dan 3 ekor G. varius jantan juga dikoleksi dalam penelitian ini (Gambar 1). Ayam yang digunakan pada peneletian ini memiliki karakteristik kualitatif yang berbeda-beda (Tabel 1).

Sampel suara ayam bekisar diperoleh pada saat Kontes Ayam Bekisar Nasional 2015 di lapaangan IPB Baranangsiang pada tanggal 15 November 2015. Suara ayam hutan hijau diperoleh dari penangkaran ayam hutan hijau di Jawa Timur (koleksi Maria Ulfah, SPt. MScAgr., Departmen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, IPB). Suara ayam kampung, ayam bangkok dan ayam kate diperoleh dari kandang penelitian ABC Fakultas Peternakan, IPB dan juga peternak di desa Babakan Lebak. Penilaian kualitas suara ayam bekisar yang digunakan dalam penjurian ditampilkan pada Tabel 2.

(17)

3

Tabel 1 Karakteristik kualitatif sampel ayam yang digunakan dalam penelitian

No Ayam Karakteristik Kualitatif

Kode sampel Tipe Jengger Warna Bulu Warna kaki

1 Kelas Utama KU 1 Tunggal Kuning kuning

2 Kelas Utama KU 2 Tunggal Blorok Putih

3 Kelas Utama KU 4 Tunggal Merah Putih

4 Kelas Utama KU 5 Tunggal Hitam Hitam

5 Kelas Utama KU 6 Tunggal Putih Coklat

6 Kelas Madya KM 1 Tunggal Merah kuning

7 Kelas Madya KM 2 Tunggal Merah Putih

8 Kelas Madya KM 3 Tunggal Hitam Putih

9 Kelas Madya KM 4 Tunggal Kuning Putih

10 Kelas Madya KM 5 Tunggal Merah Putih

11 Kelas Pratama KP 1 Tunggal Merah kuning

12 Kelas Pratama KP 2 Tunggal Merah Putih

13 Kelas Pratama KP 3 Tunggal Kuning kuning

14 Kelas Pratama KP 4 Tunggal Merah Putih

15 Ayam Kampung AK 1 Rose Blorok Kuning

16 Ayam Kampung AK 2 Tunggal Hitam Hitam

17 Ayam Kampung AK 3 Tunggal Kuning Coklat

18 Ayam Kampung AK 4 Tunggal Merah Coklat

19 Ayam Kampung AK 5 Walnut Merah kuning

20 Ayam Kampung AK 6 Walnut Merah Hitam

21 Ayam Kampung AK 7 Walnut Putih Coklat

22 Ayam Kampung AK 8 Tunggal Putih Coklat

23 Ayam Kampung AK 9 Tunggal Putih Coklat

24 Ayam Kampung AK 10 Rose Lurik kuning

25 Ayam Kampung AK 11 Tunggal Merah Hitam

26 Ayam Bangkok AB 1 Tunggal Hitam Hitam

27 Ayam Bangkok AB 2 Tunggal Merah Coklat

28 Ayam Bangkok AB 3 Walnut Merah Coklat

29 Ayam Bangkok AB 4 Walnut Hitam Coklat

30 Ayam Bangkok AB 5 Walnut Merah Kuning

31 Ayam Bangkok AB 6 Tunggal Blorok Kuning

32 Ayam Kate K 1 Tunggal Kuning Coklat

33 Ayam Kate K 2 Tunggal Putih kuning

34 Ayam Kate K 3 Tunggal Hitam Hitam

35 G.varius GV 1 Tunggal tidak bergerigi Hijau dengan tepian kehitaman kuning 36 G.varius GV 2 Tunggal tidak bergerigi Hijau dengan tepian kehitaman Kuning kehijauan

(18)

4

Tabel 2 Kriteria penilaian kualiatas suara ayam bekisar dalam kontes nasional

Kriteria Suara Deskripsi

1. Suara depan 2. Suara Tengah 3. Lagu Irama

4. Bersih atau kotor

Suara depan yang dikehendaki adalah suara rendah, besar, tebal, panjang dan bersih

Suara belakang yang dikehendaki adalah suara belakang yang tinggi, tebal, panjang dan bersih

Lagu irama yang dikehendaki adalah lagu bernada 2 yaitu keserasian besarnya suara depan dan suara belakang. Halus kasarnya alunan suara dan bersih kotornya lagu irama juga perlu diperhatikan

Menilai bersih kotornya suara didasarkan pada suara depan, suara belakang dan lagu irama. Suara bekisar yang tidak bersih dapat dilihat dari jelas tidaknya huruf “R” yang terdengar yang dihasilkan dari suara depan dan suara belakang maupun dari lagu irama. Bila huruf “R” terdengar jelas berarti suara itu dapat dikatakan kotor atau kurang bersih.

Keterangan : Panitian Kontes Ayam Bekisar Alat

Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah alat perekam Sony PCMD50, mikrofon tipe shotgun Sennheiser ME66 dan software Raven Pro 1.4 (Charif et al. 2010), log book yang digunakan untuk mencatat data-data hasil pengamatan, baterai, alat tulis, kamera dan seperangkat komputer.

Prosedur Pengambilan Sampel Suara Ayam

Ayam bekisar jantan yang sudah masuk dalam babak final kontes ayam bekisar tingkat nasional yang dikategorikan berdasarkan kelas pratama (4 ekor), madya (6 ekor) dan utama (4 ekor), digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Suara yang dihasilkan dari G. varius (3 ekor), ayam kampung (10 ekor), ayam bangkok (6 ekor) dan ayam kate (3 ekor) juga dikoleksi dari penelitian ini. Seluruh ayam tersebut dipastikan dalam keadaan sehat dan setiap individu ayam tidak lepas dari pengawasan pemiliknya untuk menghindari ayam stress dalam pengambilan data penelitian. Semua perlakuan dalam penelitian ini mengikuti aturan penanganan bagi hewan percobaan yang ditetapkan oleh Animal Care and Use Committee (ACUC) IPB. Tahapan perekaman suara ayam yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Proses perekaman dilakukan dengan meletakkan mikrofon SennheiserME66 secara sejajar dengan paruh ayam dengan jarak 1 dari paruh ayam yang akan direkan suaranya, dan

2. Suara ayam disimpan di dalam alat perekam Sony PCMD50 untuk digunakan pada analisis data selanjutnya.

(19)

5

Analisis Suara Ayam

Analisis suara ayam dilakukan dengan menggunakan program Raven Pro 1.4. (Cornell University, Ithaca, NY, USA) (Charif et al. 2010). Rekaman suara yang diperoleh kemudian digitalisasi ke komputer menggunakan program Raven Pro 1.4. Hasil dari analisis suara tersebut divisualisasikan dalam bentuk waveform dan spectogram yang selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk menganalisis amplitudo (u), kekuatan (dB), waktu atau durasi ayam bersuara (detik) dan frekuensi (Hz) dan dilanjutkan dengan uji T.

Parameter Penelitian

Parameter yang dianalisis dalam penelitian ini adalah:

1. Waveform, merupakan visualisasi suara kokok ayam dalam bentuk grafik (Gambar 1). Sumbu X adalah dimensi waktu (detik) dan sumbu Y adalah dimensi frekuensi (Hz) (Rusfrida 2004). Waveform berguna untuk menggambarkan pola suara yang dihasilkan oleh ayam dan mengetahui jumlah suku kata yang dihasilkan oleh sampel ayam yang digunakan (Rusfrida 2004). Waveform terdapat syllable yang merupakan satu rangkaian elemen suara atau lebih yang terjadi secara bersama-sama dalam suatu pola yang teratur dalam 1 suara nyanyian atau lebih. Selain syllable, juga terdapat frase atau suku kata yang terjadi secara berulang-ulang dalam 1 nyanyian yang digambarkan sebagai suatu suara nyanyian, sehingga urutan satu atau lebih frase dipisahkan dari urutan kalimat lain dengan durasi variabel (Bugiwati 2013);

2. Spectogram digunakan untuk memberikan informasi secara tepat representasi suara dalam bentuk grafik secara sekuensial dimana semakin hitam grafik yang dihasilkan menunjukkan bahwa suara ayam semakin keras dengan amplitudo yang semakin tinggi (Gambar 2) (Rusfrida 2004);

3. Amplitudo yaitu simpangan terjauh dari suatu rangkaian elemen suara atau lebih yang terjadi secara bersama sama dalam suatu pola yang teratur dalam suara nyanyian (Bugiwati 2013);

4. Frekuensi merupakan batas atas hingga bawah suata syllable (not/ketukan) suara pada spectogram. Semakin tinggi nada semakin tinggi juga frekuensi dan sebaliknya (Ganong 1998);

5. Durasi adalah lama tempuh suara pada saat individu ayam memproduksi suara meliputi: a). durasi total, yaitu durasi seluruh suara depan dan suara akhir; b) durasi awal, yaitu duarasi dari suara awal atau suara depan; dan c) durasi akhir, yaitu durasi suara akhir atau suara ujung (Rusdin 2007); dan

(20)

6

6. Kekuatan merupakan parameter penting untuk mengetahui gaya dan tenaga saat individu ayam mengeluarkan suara.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Waveform Ayam Bekisar Dalam Kontes di Tingkat Nasional

Suara ayam bekisar untuk kelas utama, kelas madya, dan kelas pratama terdiri atas 2 elemen yeng terdiri atas suara depan (1st waveform) dan suara belakang (2nd waveform). Ayam bekisar pada kelas utama, madya, dan pratama menghasilkan karakteristik waveform yang berbeda (Gambar 3, 4, dan 5).

Karakteristik waveform ayam bekisar Gambar 2, 3, dan 4 menunjukkan bahwa ayam bekisar yang berada pada setiap kelas kontes memiliki 2 nada “O”. Menurut standar penilaian kualitas suara ayam bekisar di kontes tingkat nasional (KEMARI 2015), suara “O” yang dihasilkan ayam bekisar harus bulat, bersih dan “E” panjang dan naik ke atas. Komparasi karakteristik waveform suara ayam bekisar yang berada pada kelas madya, pratama, dan utama ditampilkan pada (Tabel 3).

(21)

7

Tabel 3 Komparasi karakteristik waveform suara ayam bekisar pada kelas madya, pratama dan utama pada kontes tingkat nasional 2015

No Kategori ayam bekisar 1st waveform 2nd waveform

1 Madya Rendah,tipis, tebal, bersih Panjang, tinggi, tidak terlalu tebal, tidak rata dan bersih

2 Pratama Rendah, tipis,lurus dan

tidak bersih

Panjang, tinggi, tipis,lurus dan tidak bersih

3 Utama Rendah, tebal dan bersih Panjang, tinggi, tebal, rata dan bersih

Berdasarkan data waveform pada Gambar 3 dan Tabel 3 ayam bekisar kelas utama memiliki suara depan rendah dan suara belakang yang tinggi, tebal, jarak antar kokok pendek yang menunjukkan bahwa suara ayam tergolong baik, bersih, tidak sember, dan tersendat. Berdasarkan waveform pada Gambar 4 ayam bekisar pada kelas madya memiliki suara depan yang rendah serta suara belakang yang panjang, memiliki jarak antar kokok yang pendek (sama seperti ayam bekisar kelas utama), suara depan tipis dan suara belakang yang tidak terlalu tebal dan bersih serta sedikit sember sedangkan standar kualitas memiliki suara depan yang panjang dibandingkan dengan ayam bekisar kelas utama dan madya, suara belakang yang panjang, jarak antar kokok sangat pendek bahkan hampir tidak terlihat, suara tidak bersih, sember dan tersendat. Hasil penelitian ini mendukung standar penilaian kualitas suara ayam bekisar yang ditetapkan oleh panitia kontes ayam bekisar nasional 2015 (Tabel 2). Karakteristik waveform ayam bekisar yang berbeda pada setiap kelas dipengaruhi umur, mental dan cara pemeliharaan ayam bekisar. Dasar suara ayam bekisar dapat didengarkan pada usia 6-7 bulan dan ini dapat menjadi acuan baik ayam bekisar untuk kedepannya. Anakan ayam bekisaryang sudah memasuki umur 6-7 bulan sebaiknya mulai digantang dengan ketinggian maksimal 5 meter,sehingga ketika anakan ayam bekisar tumbuh besar memiliki mental yang kuat dalam mengikuti kontes. Manajemen pemeliharaan ayam bekisar diduga juga berpengaruh terhadap kualitas suara ayam bekisar. Menurut KEMARI (2015), biasanya ayam bekisar diberi pakan komersil dan jagung giling. Selain pemberian pakan, ayam bekisar juga perlu dilatih secara kontinyu.

Karakteristik Waveform Suara Ayam Kampung

Ayam kampung memiliki suara kokok 2 elemen yang terdiri dari suara depan (1st waveform) dan suara belakang (2nd waveform) dan 3 elemen yang terdiri dari suara depan (1stwaveform), suara tengah ( 2ndwaveform), dan suara belakang (3rdwaveform) (Gambar 6,7, dan 8).

(22)

8

Karakteristik waveform ayam kampung pada gambar 5, 6, dan 7

menunjukkan bahwa ayam kampung memiliki jumlah suku kata kokok yang berjumlah 2 hingga 3 suku kata kokok. Suku kata kokok adalah suara kokok yang berkelompok dan menghasilkan bunyi suara seperti kuk-kuk-kuk-kuk yang rapat sehingga menghasilkan suara dengan nada yang berbeda (Ginting et.al.2002). Komparasi karakteristik waveform suara ayam kampung memiliki suara depan (1stwaveform) yang sangat rendah, tebal dan bersih, suara tengah (2ndwaveform) memiliki satu hingga dua suku kata kokok yang tebal, dan bersih dan suarabelakang ( 3rdwaveform) yang terdiri dari 1 suku kata kokok yang panjang, tebal, dan bersih.

Karakteristik Waveform Suara Ayam Bangkok

Ayam bangkok memiliki suara kokok yang terdiri dari 3 elemen. Setiap elemen memiliki suku kata kokok yang berbeda-beda. Elemen tersebut terdiri atas suara depan (1stwaveform), suara tengah (2midwaveform) dan suara belakang (3ndwaveform) (Gambar 9).

(23)

9

Karakteristik waveform ayam bangkok memiliki 4 suku kata kokok. Suara depan terdiri atas suku kata pertama, suara tengah terdiri atas suku kata kedua dan suara belakang terdiri atas suku kata ketiga dan suku kata ke-empat. Komparasi karakteristik waveform suara ayam bangkok memiliki suara kokok depan (1stwaveform) yang rendah dan tipis, suara kokok tengah (2ndwaveform) rendah, tipis dan bersih dan suara kokok belakang (3rdwaveform) panjang, tipis, dan bersih serta tidak terdapat interval yang jelas diantara suara kokok. Penelitian ini mendukung Jonas (2014) yang menemukan ayam bangkok memiliki bunyi kokok dengan 4 nada berirama tinggi yang tarikan nada akhirnya terdengar keras menyentak .

Karakteristik Waveform Suara Ayam Kate

Ayam kate memiliki suara kokok yang teridiri dari 2 elemen yang terdiri atas suara depan ( 1stwaveform ) dan suara belakang (2ndwaveform) 3 elemen. Setiap elemen memiliki suku kata kokok yang berbeda-beda. Elemen tersebut terdiri atas suara depan (1stwaveform), suara tengah (2ndwaveform) dan suara belakang (3rdwaveform) (Gambar 10 dan 11).

Ayam kate memiliki karakteristik waveform 2 hingga 4 elemen. Ayam kate yang yang memiliki 2 elemen terdiri atas suara depan (1stwaveform) rendah, tebal, dan bersih sedangkan suara belakang (2ndwaveform) memiliki suara yang sangat tinggi, tebal, dan bersih. Ayam kate juga memiliki 3 elemen suara yaitu suara depan (1st waveform), suara tengah (2nd waveform), dan suara belakang(3rd

(24)

10

waveform). Komparasi karakteristik waveform suara ayam bangkok memiliki suara kokok depan (1stwaveform) yang rendah, tipis, dan tidak bersih, suara kokok tengah (2ndwaveform) rendah, tipis dan bersih dan suara kokok belakang (3rdwaveform) panjang, tipis, dan tidak bersih serta tidak terdapat interval yang jelas diantara suara kokok.

Karakteristik Waveform Suara G.varius

Pada penelitian ini G.varius memiliki 2 elemen suara yang terdiri atas suara depan (1stwaveform) dan suara belakang (2nd waveform) (Gambar 12).

Berdsarkan karakteristik waveformpada Gambar 12 G.varius memiliki 2 suku kata kokok. Komparasi karakteristik waveformG.varius yang terdiri atas 2 elemen memiliki suara depan (1stwaveform) dengan suku kata kokok dan suara yang rendah, tipis, dan bersih sedangkan suara belakang (2ndwaveform) terdiri atas 1 suku kata kokok dan suara yang sangat tinggi, tipis, dan bersih.

Durasi (s), Max Amplitudo (u),Max Power (Db), Peak Amplitudo (u), Peak Frekuensi (Hz), Min Amplitudo (u) dan Average Power (Db) Suara Ayam

Analisis suara dengan menggunakan software Raven Pro 1.4 (Tabel 4) menunjukkan bahwa analisis waveform suara kokok ayam terdiri atas 2 sampai 3 elemen. Semua sampel suara ayam bekisar terdiri atas 2 elemen sedangkan untuk jenis ayam seperti G. varius, ayam bangkok, kampung, dan ayam kate memiilki suara yang terdiri dari 3 elemen. Data tentang durasi (s), max amplitudo (u), max power (dB), peak Amplitudo (u), peak frekuensi (Hz), min amplitudo (u) dan average power (Db) suara ayam disajikan pada Tabel 4.

(25)

12

Tabel 4 Karakteristik akustik ayam bekisar, kampung, kate, bangkok dan G.varius

Parameter Ayam Bekisar Ayam Kampung Ayam Bangkok Ayam Kate G.varius

Utama (n=4) Madya (n=5) Pratama (n=5)

1. Durasi 3.7±0.17c 3.5±0.14c 3.1±0.13c 13.5±0.40a 7.4±0.30b 4.7±0.55c 1.7±0.15c

2. Peak

amplitudo (u)

32 767±0a 32 767.9±0.24a 32 768±0a 32 767.95±0.16a 31 014±389.28c 31 582±1594.02b 32 768±0a

3. Min

amplitudo (u)

-32 7684±0b -32 767.9±0.24b -32 767±0b -32 763.68±10.52a -29 997.71±430.12a -31 681.67±1881.59b -32 768±0b

4. Max

amplitudo (u)

32 767±0a 32 554.3±475.61a 32 767±0a 32 763.68±10.52a 30 523.04±0.94c 30 772.5±1752.34b 32 767±0a

5. Peak

frekuensi (Hz)

1 068.02±462.24b 1 154.18±406.75b 861.312±0b 1 164.24±245.44b 1 076.67±428.92b 2 124.61±390.76a 1 636.5±447.56a

6. Max power (dB)

110.760±0.41a 110.18±1.71a 110.825±0.51a 110.62±0.76a 104.32±0.90a 83.317±3.29b 106.37±1.36a

7. Average Power (dB)

a. Waveform 1 91.84±0.40a 89.72±5.27a 91.68±0.72a 89.17±3.54a 82.38±1.71c 85.83±4.70b 82.5±1.07c

b. Waveform 2 91.68±0.64a 90.58±3.80a 91.9±0.22a 91.12±1.40a 81.96±0.64b 85.4±4.51b 85.33±0.05b

c. Waveform 3 86.86±5.48a 90.19±3.26a 81.22±0.77b 79.9±6.51b

Keterangan: Angka yang disertai superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0.05)

1

(26)

12

Durasi

Durasi suara ayam merupakan total dari suara awalan, tengah, dan akhiran.Durasi suara (detik) adalah lama tempuh suara pada saat individu memproduksi suara (Rusfrida 2004). Rataan durasi suara ayam bekisar untuk setiap kelas berbeda-beda dengan kisaran 3.1 -3.7 detik. Semakin tinggi kualitas suara ayam bekisar, maka durasi suara ayam semakin tinggi. Namun demikian, rataan durasi kokok ayam bekisar lebih pendek daripada durasi suara ayam kampung, bangkok dan kate serta lebih lama jika dibandingkan dengan G. varius (Tabel 4).

Durasi yang dihasilkan oleh ayam bekisar mendekati durasi suara ayam domestik yang diamati oleh (Siegel dan Dunningtom 1990) yang memiliki kisaran 2-3 detik. G. varius memiliki durasi kokok yang lebih pendek (1-2 detik) dari ayam bekisar (3.1-3.7 detik) (Tabel 4),Hasil penelitian G.varius ini tidak sesuai dengan pernyataan Sartika dan Iskandar (2007) yang menyatakan bahwa G.varius bersuara 10-15 kali dengan jeda waktu belasan detik. Perbedaan durasi yang dihasilkan ayam hutan hijau tersebut dihasilkan karena setiap individu memililiki kemampuan bersuara yang berbeda-beda.

Peak Amplitudo

Amplitudo mempengaruhi kuat lemahnya suara pada ayam. Peak amplitudo merupakan parameter yang juga penting dalam analisis suara kokok pada ayam karena amplitudo merupakan simpangan terjauh dari syllable atau kekuatan dari suara ayam (Rusfidra 2004). Ayam bekisar di kelas utama, madya dan pratama memiliki rataan peak amplitudo sebesar 32 767±0 (u), 32 767.9±0.24 (u), dan 32 768±0 (u). Rataan peak amplitudo ayam kampung, bangkok, kate dan G. varius masing-masing adalah 32 767.9±0.16 (u), 31 0 14±389.28 (u), 31 582±1 594.02 (u), dan 32 768±0 (u).

Nilai rataan peak amplitudo dari suara yang dimiliki oleh ayam bekisar, G. varius dan ayam kampung tidak berbeda nyata (P>0.05) tetapi berbeda nyata (P<0.05) dengan ayam bangkok dan ayam kate. Tabel 4 juga menunjukkan bahwa peak amplitudo tertinggi dihasilkan oleh G. varius 32 768±0 (u) dan diikuti oleh ayam bekisar sebesar 32 767±0 (u). Menurut Rusdin (2007) suara ayam yang sering dilatih biasanya memiliki amplitudo yang tinggi. G.varius yang digunakan pada penelitian ini merupakan ayam bekisar yang digunakan untuk kontes suara dan biasa dilatih, sehingga kemungkinan menyebabkan ayam bekisar memiliki rataan peak ampitudo lebih tinggi jika dibandingkan dengan ayam kampung, bangkok dan kate. Selain itu, ayam bekisar merupakan keturunan dari G. varius sehingga diduga masih memiliki karakter suara G. varius yang menyebabkan ayam bekisar juga memiliki peak amplitudo yang tinggi mendekati peak amplitudo suara G. varius (Tabel 4).

Peak Frekuensi (Hz)

Frekuensi merupakan besar kecilnya volume suara yang di hasilkan oleh individu. Menurut Rusfida (2004) bahwa frekuensi (Hz) merupakan jumlah getaran per detik dari suatu syllable. Frekuensi dapat menggambarkan volume suara yang dihasilkan. Frekuesi berkokok pada ayam sangat penting untuk diketahui sebagai salah satu data akustik karena merupakan salah satu unsur yang dijadikan penilaian pada kontes ayam. Rataan frekuensi berkokok pada

(27)

15

ayam bekisar untuk setiap kelas berbeda-beda. Rataan frekeunsi suara ayam bekisar pada kelas utama, madya dan pratama masing-masing adalah 1 068.02 ±462.24 (Hz), 1 154.18 ±406.75 (Hz) dan 861.312±0.51 (Hz) (Tabel 4)

Berdasarkan Tabel 4 ayam bekisar pada kelas madya memiliki rataan peak frekuensi suara tertinggi jika dibandingkan dengan ayam bekisar pada kelas utama maupun pratama. Perbedaan peak frekuensi di setiap kelas kualitas suara diduga disebabkan karena nada yang dikeluarkan oleh ayam tersebut berbeda-beda (Ganong 1998). Rataan peak frekuensi suara ayam kampung, bangkok, kate dan G. varius masing-masing sebesar 1 164.24 (Hz), 1 076.671±428.92 (Hz), 2 124.608±390.76(Hz) dan 1 636.5±447.56 (Hz) (Tabel 4)

Min Amplitudo

Min amplitudo berbanding terbalik dengan max amplitudo yaitu merupakan nilai minimum amplitudo yang dihasilkan oleh suara ayam sehingga min amplitudo suara ayam memiliki nilai negatif untuk semua jenis ayam. Rataan nilai min amplitudo untuk ayam bekisar pada kelas utama, madya dan pratama masing-masing adalah -32 768±0 (u), 32 767.9±0.24 (u) dan -32 768 ± 0 (u). Min amplitudo suara ayam kampung, kate, Bangkok dan G. varius masing-masing sebesar -32 723.375±141.12 (u), -31 681.667±1 881.59 (u), -29 997.708±430.12 (u) dan -32 768±0 (u) (Tabel 4)

Min amplitudo suara ayam kate berbeda nyata (P>0.05) dengan min amplitudo suara ayam bekisar, kampung, bangkok dan G. varius. Min amplitudo yang dimiliki oleh G. varius sama besarnya dengan ayam bekisar, hal ini diduga karena adanya kontribusi G.varius terhadap pembentukan ayam bekisar. Perbedaan nilai min amplitudo pada ayam kampung, bangkok, dan kate karena tingginya gelombang suara. Semakin besar gelombang suara yang dihasilkan maka suara yang terdengar akan semakin kuat.

Max Amplitudo (u)

Nilai maksimum amplitudo dari suara ayam disebut max amplitudo. Ayam bekisar memilki rataan max amplitudo berbeda-beda untuk setiap kelas (Tabel 3). Ayam bekisar kelas utama, madya dan pratama masing-masing memiliki rataan max amplitudo sebesar 32 767±0 (u), 32 554.3±475.61 (u) dan 32 767±0 (u). Ayam kampung memiliki max amplitudo 32 763.68±10.52 (u) yang tidak terlalu berbeda nilainya dengan ayam bekisar (Tabel 4).Ayam bangkok, kate dan G. varius masing-masing memiliki max amplitudo sebesar 30 523.04±0.94 (u), 30 772.5±1752.34 (u) dan 32 767±0 (u) yang mendekati kisaran max amplitude suara ayam bekisar.

Max amplitudo suara ayam bekisar, kampung dan G. varius tidak berbeda nyata (P>0.05) teteapi berbeda nyata dengan ayam bangkok (P<0.05) sertaayam kate (P<0.05). Hal ini mengidnikasikan adanya kedekatan hubungan antara ayam bekisar dengan G. varius dan ayam kampung. Menurut Kamajaya (2007), kekuatan suara dapat mempengaruhi besar dan kecil suara yang dihasilkan, karena kuat lemahnya suatu bunyi bergantung pada besar kecilnya amplitudo gelombang yang dihasilkan Rusdin (2007) juga menyampaikan bahwa kuat dan lemahnya suara pada ayam dipengaruhi oleh energi yang dimiliki setiap individu.

(28)

20

Maxpower

Kekuatan maksimum suara yang dihasilkan oleh ayam disebut maxpower. Rataan maxpower suara ayam bekisar untuk setiap kelas berbeda-beda. Ayam bekisar kelas utama, madya dan pratama masing-masing memiliki rataan maxpower suara sebesar 110.76±0.41 (db), 110.18±1.71 (db) dan 110.825±0.51 (db). Ayam kampung, bangkok, G. varius dan kate masing-masing memiliki rataan maxpower suara sebesar 110.25±1.62 (db), 104.321±0.90 (db), 106.37±1.36 (db) dan 83.317±3.29. Ayam kate memiliki rataan max power yang paling tinggi dan berbeda nyata (P>0.05) dengan ayam bekisar, kampung, bangkok dan G. varius. Kekuatan suara dari masing-masing jenis ayam diduga dipengaruhi oleh nutrisi, stress, dan stamina (Jatmiko 2001). Kekuatan suara ini dipengaruhi juga oleh amplitudo yang dihasilkan oleh ayam tersebut.

Average Power (dB)

Nilai rataan dari kekuatan suara yang dihasilkan oleh ayam disebut average power. Ayam bekisar dan G. varius terdiri atas waveform 1 dan waveform 2 sedangkan ayam kampung, ayam bangkok dan ayam kate terdiri atas 3 waveform. Average power suara ayam bekisar, kampung, dan kate pada waveform 1 tidak berbeda nyata (P>0.05) dengan ayam bangkok, namun berbeda nyata (P<0.05) dengan G.varius. Pada waveform 1 average power suara ayam bekisar dan kampung tidak berbeda nyata (P>0.05). Average power suara ayam bangkok berbeda nyata (P<0.05) dengan average power suara ayam kate dan G.varius. Pada waveform 3 ayam kampung memiliki rataan average power yang berbeda nyata (P<0.05) dengan rataan average power suara ayam bangkok dan kate.Semakin besar amplitudo suara maka kekuatan suara juga semakin besar.

Pembahasan Umum

Ayam bekisar merupakan keturunan F1 hasil perkawinan G. varius jantan dan ayam kampung betina. Ayam bekisar dikembangkan sebagai ayam kesayangan untuk menghasilkan ayam hias yang indah bulunya dan terutama untuk mendapatkan keindahan suaranya dengan suara yang memikat. Namun demikian, pada umumnya pemilik G. varius juga menyilangkan G. varius jantan dengan beberapa ayam seperti ayam bangkok dan kate untuk mengahasilkan bekisar.

Ayam dapat menghasilkan suara karena adanya tekanan udara pada katup suara dan dimodifikasi oleh tegangan otot. Kotak suara pada unggas terdapat pada syrinx dan jumlah otot syrinx mempengaruhi suara yang dihasilkan.Pada sebagian unggas terdapat otot yang menempel langsung pada syrinx yang berguna untuk mengatur tegangannya. Banyaknya otot syrinx pada burung/unggas yang bernyanyi lebih banyak jika dibandingkan dengan burung/unggas yang tidak bernyanyi. Suara pada ayam dipengaruhi oleh otot-otot trakea yaitu M. tracheolateralis dan M. sternotrachealis (Setijanto 1998). Suara hanya dihasilkan ketika ekspirasi saja pada saat terjadi peningkatan tekanan pada kantung udara clavicular yang terletak mengelilingi syrinx. Hal ini menyebakan membrana tympaniform tertekan ke dalam lumen syrinx. Adanya kontraksi dari M. tracheolateralis, membuat membran menjadi tegang, sehingga

(29)

15

akan bergetar ketika udara melewatinya dan akhirnya suara dihasilkan (McLelland 1990). Vokalisasi bergantung pada konfigurasi syrinx dan aliran udara yang tepat. M. tracheolateralis, M. sternotrachealis, struktur syrinx, kantung udara clavicular dan otot-otot ventilator akan bekerja sama membentuk sistem suara (Gaunt dan Gaunt 1977).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ayam bekisar dan G. varius memiliki 2 elemen suara yang terdiri atas suara depan (1stwaveform) dan suara belakang (2ndwaveform). Ayam kampung, bangkok dan kate memiliki 3 elemen suara yang terdiiri atas suara depan (1stwaveform), suara tengah (2ndwaveform) dan suara belakang (3rdwaveform). Ayam kampung dan kate juga memiliki suara yang terdiri atas 2 elemen seperti halnya yang dimiliki oleh ayam bekisar dan G. varius (Gambar 7 dan 10). Hasil penelitian juga dapat digunakan sebagai data dasar penilaian dalam kontes ayam bekisar (Tabel 5) dan menduga kontribusi ayam G.varius, kampung, bangkok, dan kate terhadap pembentukan ayam bekisar. Hal ini ditunjukkan dengan nilai min amplitudo, max amplitudo dan peak amplitudo suara diantara mereka yang hampir sama nilainya (Tabel 4). Durasi, peak frekuensi, max power, average power yang berbeda pada enam jenis ayam (Tabel 4) kemungkinan disebabkan oleh ayam untuk menghasilkan kualitas suara tertentu yang juga dipengaruhi oleh lingkungan. Jatmiko (2001) menyatakan bahwa faktor yang mempengruhi kualitas suara antara lain adalah stamina, nutrisi, nafsu makan, stres, penykit, ganti bulu, dan digunakan pemacek sert latihan suara secara rutin. Rusdin (2007) juga menyebutkan bahwa, adanya latihan secara kelompok akan membantu untuk mendapatkan kualitas performa suara ayam pelung. Hal ini untuk membantu terbentuknya performa suara yang berkualitas dan memacu mental dan keberanian ayam dalam bersuara.

(30)

12

Tabel 5 Karakteristik suara ayam bekisar, bangkok, kampung dan kate

No Karakteristik suara

Kriteris penilaian kontes

Hasil Penelitian

Bekisar Bangkok Kampung Kate G.varius

1. Suara depan Rendah, besar, panjang, dan bersih

Power tinggi 89.72 - 91.84 (Db) Power rendah 82.38 (dB) Power tinggi 89.17 (dB) Power tinggi 85.83 (dB) Power rendah 82.5 (dB)

2. Suara tengah Rendah, tebal, panjang, dan bersih

Power rendah 81.96 (dB) Power tinggi 91.12 (dB) Power tinggi 85.83 (dB) 3. Suara Belakang Tinggi, tebal, dan

panjang Power tinggi 90.58– 91.90 (dB) Power rendah 81.22 (dB) Power tinggi 90.19 (dB) .Power rendah 79.90 (dB) Power trendah 85.33 (dB)

4. Lagu Irama Bernada dua ada keserasian besarnya suara depan, tengah, dan belakang Frekuensi rendah 861.31 – 1 154.18 (Hz) Frekuensi rendahnilai 1 076.67 (Hz) Frekuensi rendah 1 164.24 (Hz) Frekuensi tinggi 2 124.61 (Hz) Frekuensi tinggi 1 636.5 (Hz)

5. Bersih atau Kotor Penilaian didasarkan pada suara depan, suara belakang, dan lagu irama  Frekuensi tinggi 861.31 – 1 154.18 (Hz)  Amplitudo tinggi 32 767 – 32 768 (dB)  Frekuensi tinggi 1 076.67 (Hz)  Amplitudo tinggi 31 014 (u)  Frekuensi tinggi 1 164.24 (Hz)  Amplitudo tinggi 32 767.95 (u)  Frekuensi tinggi 2 124.61 (Hz)  Amplitudo tinggi 31 582 (u)  Frekuensi tinggi 1 636.5 (Hz)  Amplitido tinggi 32 768 (u)

Keterangan : Data dapat di gunakan sebagai standar penilaian kontes

(31)

12

SIMPULAN

Ayam bekisar, kampung, bangkok, kate, dan G.varius memiliki waveform yang terdiri atas 2 elemen yaitu suara depan (Istwaveform) dan suara belakang (2ndwaveform) yang dimiliki oleh ayam bekisar dan G.varius serta 3 elemen yang terdiri atas suara depan (1stwaveform), suara tengah (2ndwaveform) dan suara belakang (3rdwaveform) yang dimiliki ayam kampung, bangkok, dan kate. Ayam bekisar dan ayam hutan hijau memiliki gelombang suara (waveform) dan nilai beberapa paramater yang sama sedangkan perbedaan durasi (s), amplitudo (u), frekuensi (Hz), dan power (dB yang dihasilkan pada 6 jenis ayam tersebut diduga karena faktor lingkungan dan cara pemeliharannya.

DAFTAR PUSTAKA

Brenowitz EA, Margoliash D, Nordeen KW. 1997. An introduction to birdsong and the avian song system. John Wiley & Sons Inc.: 495-500.

Bugiwati SRA, Ashari F. 2013. Crowing sound analysis of gaga’ chicken: local chicken from south Sulawesi Selatan. Int J Plant. Anim Environ Sci. 3:164-168.

Charif RA, Waack AM, Strickman LM. 2010. Raven Pro 1.4 User’s Manual. New York (USA): Cornell Lab of Ornithology.

Ganong WF. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed ke-17. Widjajakusumah MD, penerjemah. ECG: Jakarta

Gaunt AS, Gaunt LL. 1977. Mechanics of the syrinx in gallus gallus. II. electromyographic studies of Ad Libitum Vocalizations. J Morphil.152(1): 1-19

Ginting SP, Simanihuruk K, Doloksaribu M, Sihombing. 2002. Pemanfaatan cassapro dalam usaha ternak ayam lokal.Seminar Internasional Teknologi Peternakan Veteriner. Bogor (ID):Puslitbang Peternakan. hlm 320-326 Jatmiko. 2001. Studi fenotipe ayam pelung untuk seleksi tipe ayam penyanyi

[tesis]. Bogor(ID):Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor Jonas R. 2016. Jawara Tarung. Bogor (ID). Gramedia Pustaka Utama Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika. Grafindo Media Pratama: Bandung. [KEMARI] Keluarga Penggemar Bekisar Indonesia 2015.Kontes Ayam Bekisar

Nasional 2015. Bogor (ID): LPPM IPB

McLelland J.1990. A Colour Atlas of Avian Anatomy. England (GB).Wolfe Publisihing

Nataamijaya AG. 2000. The native of chiken of Indonesia. Bull Plasma Nutfah. 6(1): 1 – 6

Rusdin M. 2007. Analisis fenotipe, genotipe dan suara ayam pelung di Kabaupaten Cianjur[tesis].Bogor (ID):Pogram Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor

Rusfidra. 2004. Karakterisasi sifat-sifat fenotipik sebagai strategi awal konservasi ayam kokok balenggek di Sumatera Barat [tesis]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.

(32)

20

Rusfidra A. 2006. Pengembangan riset bioakustik di Indonesia : Studi pada ayam koko balenggek, ayam pelung dan ayam bekisar. Seminar Nasional.Yogyakarta (ID): Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta

Sartika T, Iskandar S. 2007. Mengenal plasma nutfah ayam Indonesia dan pemanfaatannya[buku].Bogor (ID). Balai PenelitianTernak Puslitbang Peternakan. Hlm 93 – 94

Setijanto H. 1998. Anatomi Unggas. Bogor (ID): IPB Pr

Siegel PB, Dunington EA. 1990. Behavioral Genetic. Dalam: Crawford RD (ed).1990. Poultry Breeding and Genetic. Amsterdam (NL): Elsevier Sciences. Hlm 877-895

Sudiro F. 1993. Aneka Ayam Hias dan Piaraan. Yogyakarta (ID).Kanisius Tarigan N, Hermanto S. 1991. Bekisar :Pemeliharaan dan Pengembangbiakan

secara Modern. Yogyakarta (ID): Kanisius

Ulfah M, Perwitasari D, Jakaria, Muladno M, Farajallah A. 2015. Multiple maternal origins of Indonesian crowing chickens revealed by mitocohondrial DNA analysis. Mitochon. DNA. December:1-9.

Willott JF. 2007. Factors affecting hearing in mice, rats and other laboratory animals. J Sci. 46(1): 23-27

(33)

15

(34)

20

Gambar

Tabel 1 Karakteristik kualitatif sampel ayam yang digunakan dalam penelitian
Tabel 2  Kriteria penilaian kualiatas suara ayam bekisar dalam kontes nasional
Tabel 3 Komparasi karakteristik waveform suara ayam bekisar pada kelas madya,  pratama dan utama pada kontes tingkat nasional 2015
Tabel 4 Karakteristik akustik ayam  bekisar,  kampung, kate, bangkok dan G.varius
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berbagai upaya dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan Lombok Barat untuk meningkatkan kualitas Guru atau tenaga pendidik seperti pelatihan Guru KKG/MGMP, short course

Aktivitas siderofor Bacillus subtilis sebagai pemacu pertumbuhan dan pengendali patogen tanaman terung. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi siderofor dari B. subtilis,

Keberadaannya  memiliki  kedudukan  dan fungsi yang sangat penting, yaitu sebagai pilar

Menurut Sagala (2010:11-13) perhatian utama dalam belajar adalah perilaku verbal dari manusia, yaitu kemampuan manusia untuk menangkap informasi mengenai ilmu pengetahuan

Restorasi Sistem Penerangan Pada Car Electrical Trainer Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu.. 1

penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Perangkat Daerah;.. penyusunan dan penyampaian laporan

More than 50% of the company’s revenue and net income is still contributed by automotive related segment which saw a slight decline of achievement in the 1 st quarter

PENGARUH JUMLAH AUTO TELLER MACHINE (ATM), NET INTEREST MARGIN (NIM), NON PERFROMING LOAN (NPL) TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI