• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makassar, Juli 2019 Penulis, Muhammad Imran NIM:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makassar, Juli 2019 Penulis, Muhammad Imran NIM:"

Copied!
281
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

ِ

ِٗ

ت َ

َُ

رَ

خ اً

تاَ

رِ

و َ

ْآْ

شُ

م ْ

ٌا َ

ًَ

عَ

ج ِٜ

ز َّ

ٌا لله ُ

ذْ

َّ

ح ْ

ٌَ

ا

َ

ءاَ

١ِثْ

َْٔ

لْا ِ

ِٗ

ت َ

َُ

رَ

خ ٍّ ِٟثَ

ٔ َٝ

ٍَ

ع ُ

ٗ َ

ٌَ

ضْ

َٔ

أَ

ٚ َ

ةُ

رُ

ى ْ

ٌا

ِ

ِٗ

ت َ

َُ

رَ

خ ٍّ

ذِ

ٌاَ

خ ٍَّاَع ٍّْٓ

٠ِ

ذِ

ت

ِٜ

ز َّ

ٌا َ

ْاَ

٠ْ

دَْ

لْا

ُ

يَّ

ضَ

َٕ

رَ

ذ ِ

ِٗ

ٍْ

ضَ

فِ

تَ

ٚ ُ

خاَ

حِ

ٌاَّ

صٌا ُّ

ُِ

رَ

ذ ِ

ِٗ

رَ

ّْ

عِ

ِٕ

ت

ُ

كَّ

مَ

حَ

رَ

ذ ِ

ِٗ

مْ

١ِ

فْ

َٛ

رِ

تَ

ٚ ُ

خاَ

وَ

شَ

ث ْ

ٌاَ

ٚ ُ

خاَ

شْ

١َخ ْ

ٌا

الله َّ

لاِإ َ

ٗ َ

ٌِإ َلا ْ

َْ

أ ُ

ذَ

ْٙشَ

أ .ُ

خاَ

٠اَ

غ ْ

ٌاَ

ٚ ُ

ذِ

صاَ

مَ

ّ ْ

ٌا

اً

ذَّ

َّ

حُ

ِ َّ

َْ

أ ُ

ذَ

ْٙشَ

أَ

ٚ ُ

ٗ َ

ٌ َهْ

٠ِشَشَ

لا ُ

َٖ

ذْ

حَ

ٚ

ُ

ُٖ

ذْ

ثَ

ع

ِ

ِٗ

ٌآ َٝ

ٍَ

عَ

ٚ ٍّ

ذَّ

َّ

حُ

ِ َٝ

ٍَ

ع الله َّٝ

ٍَ

صَ

ٚ ُ

ٗ ُ

ٌْ

ُٛسَ

سَ

ٚ

ذْ

عَ

ت اَّ

َِ

أ ،َ

ْٓ

١ِ

عَ

ّْ

جَ

أ ِ

ِٗ

تاَ

حْ

صَ

أَ

ٚ

Puji syukur kehadirat Allah swt. karena atas taufik, cahaya ilmu dan rahmat-Nya sehingga penelitian ini dapat terwujud dengan judul ‚Hadis-Hadis Nabi yang Terkesan Intoleran dan Implikasinya Terhadap Interaksi Umat Beragama pada Masyarakat Manado‛, Disertasi ini diajukan guna memenuhi syarat dalam penyelesaian pendidikan pada Program Doktor (S3) UIN Alauddin Makassar.

Selesainya disertasi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak yang turut memberikan andil, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik moril maupun materil, maka sepatutnya diucapkan rasa syukur, terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr.Musafir Pababbari, M.Si., selaku Rektor UIN Alauddin

Makassar dan Prof. Dr. Mardan, M.Ag., Prof. Dr. Lomba Sultan, M.A., Prof. Dra. St. Aisyah Kara, M.Ag., Ph.D. selaku wakil Rektor I, II, dan III.

2. Prof. Dr. Sabri Samin, M.Ag. Direktur Pascasarjana UIN Alauddin Makassar dan Prof. Dr. Achmad Abubakar, M.Ag., sebagai Wakil Direktur yang telah memberikan kesempatan dengan segala fasilitas dan kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan studi.

3. Dr. Darsul Puyu, M.Ag., selaku Ketua Konsentrasi Hadis pada Program Studi Dirasah Islamiyah Pascasarja UIN Alauddin Makassar yang telah membantu dan membimbing, khususnya terkait dengan Konsentrasi Hadis Program Doktor Pascasarjana UIN Alauddin Makassar.

4. Prof. Dr. H. Arifuddin Ahmad, M.Ag. Prof. Dr. H. Abustani Ilyas, M.Ag. dan Dr. A. Darussalam, M.Ag., selaku promotor dan kopromotor I dan II. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Dr. H. Mukhlis Mukhtar, M.Ag dan Dr. Muhammad Sabir Maidin, M.Ag., selaku penguji utama I, II dan III yang secara langsung memberikan bimbingan, arahan dan saran-saran berharga kepada penulis sehingga tulisan ini dapat terwujud.

5. Para Guru Besar dan Dosen Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar yang tidak dapat disebut namanya satu persatu, yang telah banyak memberikan konstribusi ilmiyah, sehingga dapat membuka cakrawala berpikir penulis selama masa studi.

6. Kepala Perpustakaan Pusat UIN Alauddin Makassar beserta segenap staf yang telah menyiapkan literatur dan memberikan kemudahan untuk dapat memanfaatkan secara maksimal demi penyelesaian disertasi ini.

(5)

7. Seluruh pegawai dan staf Pascasarjana UIN Alauddin Makassar yang telah membantu memberikan pelayanan administrasi maupun informasi dan kemudahan-kemudahan lainnya selama menjalani studi.

8. Terkhusus kepada kepada kedua orang tua, H. Ambo Dalle dan Hj. Intan, tidak ada kata yang bisa menggambarkan ucapan terima kasih ini, Istriku Dr. Andi Mukarramah Nagauleng, M.Pd, anakku Andi Afif Asyraf Dzulkaram diucapkan terima kasih sekali atas segala pengertiannya.

9. Seluruh dosen dan guru-guru sejak SD, hingga Program Doktor yang tidak sempat disebutkan satu persatu.

10. Seluruh keluarga, saudara, teman-teman dan sahabat, yang telah memberikan sumbangsih dan kesan dalam perjalanan kehidupan ini. Terakhir, ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang tidak sempat disebutkan namanya satu persatu, semoga bantuan yang telah diberikan bernilai ibadah. Semoga Allah swt. senantiasa meridhai semua amal usaha yang telah dilaksanakan dengan penuh kesungguhan serta keikhlasan. Semoga Allah swt. merahmati dan memberkati semua upaya berkenaan dengan penulisan disertasi ini sehingga bernilai ibadah dan bermanfaat bagi diri pribadi penulis, akademisi dan masyarakat secara umum sebagai bentuk pengabdian terhadap bangsa dan negara dalam dunia pendidikan seraya berdoa:

َ

دْ

َّ

عْ

َٔ

أ ِٝ

ر َّ

ٌا َهَ

رَ

ّْ

عِ

ٔ َ

شُ

ىْشَ

أ ْ

َْ

أ ِٝ

ْٕ

عِصْٚ

َ

َ

أ ِ

بَ

س

ٍَ

عَ

ٚ ََّٟ

ٍَ

ع

ُ

ٖاَ

ضْ

شَ

ذ اً

حِ

ٌاَ

ص َ

ًَ

ّْ

عَ

أ ْ

َْ

أَ

ٚ ََّٞ

ذِ

ٌاَ

ٚ ٝ

ْٓ

١ِحِ

ٌاَّ

صٌا َ

نِ

داَ

ثِ

ع ِٝ

ف َهِ

رَ

ّْ

حَ

شِ

ت ِٝ

ْٕ

ٍِخْ

دَ

أَ

ٚ

ْٓ

١ِ

ّ َ

ٌاَ

ع ْ

ٌا َّ

بَ

س اَ

٠ ٓ١ِآ

Makassar, Juli 2019 Penulis, Muhammad Imran NIM: 80100316004

(6)

DAFTAR ISI Halaman JUDUL ... 0 PERNYATAAN KEASLIAN ... i PERSETUJUAN DISERTASI ... ii KATA PENGANTAR ... ii i DAFTAR ISI ... v i TRANSLITERASI ... i x ABSTRAK ... x v ... BAB I PENDAHULUAN 1-34

A. Latar Belakang Masalah ... 1 B. Rumusan Masalah ...

... 16 C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup penelitian ...

... 16 D. Kajian Pustaka ... ... 18 E. Kerangka Teoretis ... ... 20 F. Metodologi Penelitian ... ... 28 1. Jenis Penelitian ... ... 28 2. Pendekatan Penelitian ... ... 29 3. Jenis Data ... ... 31 4. Metode Pengumpulan Data ...

... 32 5. Teknik Pengolahan dan Analisisi Data ...

... 33 G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...

... 33 1. Tujuan Penelitian...

... 33 2. Kegunaan Penelitian ...

... 34 BAB II Kualitas Hadis yang Terkesan Intoleran ... 35-157

(7)

A. Hadis yang Terkesan Intoleran Aspek Akidah ... ... 35 1. Kritik Hadis Perintah Membunuh dan Memerangi non-Muslim

... 35 a) Redaksi Hadis ...

... 35 b) Takhri>j al-H{adi>s\ ...

... 35 c) Struktur Sanad dan Redaksi Matn ...

... 37 d) I’tiba>r Sanad ... ... 55 e) Kritik Hadis ... ... 59 f) Nati>jah ……… ... 67 2. Kritik Hadis Perintah Membunuh Orang Murtad ...

... 67 a) Redaksi Hadis ...

... 67 b) Takhri>j al-H{adi>s\ ...

... 67 c) Struktur Sanad dan Redaksi Matn ...

... 68 d) I’tiba>r Sanad ... ... 72 e) Kritik Hadis ... ... 75 f) Nati>jah ... ... 83 B. Kritik Hadis yang Terkesan Intoleran Aspek Mu’amalah ...

... 83 1. Kritik Hadis Larangan Mewarisi Non-Muslim ...

... 83 a. Redaksi Hadis ...

... 83 b. Takhri>j al-H{adi>s\ ...

... 84 c. Struktur Sanad dan Redaksi Matn

………. ... 85 d. I’tiba>r Sanad ... ... 88 e. Kritik Hadis ... ... 91 f. Nati>jah ... ... 99

(8)

2. Kritik Hadis Larangan Memulai Ucapan Salam kepada non-Muslim ... 99 a) Redaksi Hadis ... ... 99 b) Takhri>j al-H{adi>s\ ... 10 0 ... c) Struktur Sanad dan Redaksi Matn

... 10 0 ... d) I’tiba>r Sanad ... 10 3 e) Kritik Hadis ... 10 6 f) Nati>jah ... 11 4

3. Kritik Hadis Larangan Bermukim dengan non-Muslim

... 11 5 a) Redaksi Hadis ... 11 5 b) Takhri>j al-H{adi>s\ ... 11 5

c) Struktur Sanad dan Redaksi Matn

... 11 6 d) I’tiba>r Sanad ... 11 7 e) Kritik Hadis ... 11 9 f) Nati>jah ……… 12 6

4. Kritik Hadis Larangan Berteman dengan non-Muslim

... 12 6

a) Redaksi Hadis

... 12 6

(9)

b) Takhri>j al-H{adi>s\

... 12 6

c) Struktur Sanad dan Redaksi Matn

... 12 7 d) I’tiba>r Sanad ... 12 8 e) Kritik Hadis ... 13 0 f) Nati>jah ... 13 6

C. Hadis yang Terkesan Intoleran Aspek Politik

... 13 6

1. Kritik Hadis Perintah Mengeluarkan non-Muslim dari

Jazirah Arab ... 136 a) Redaksi Hadis ... 13 6 b) Takhri>j al-H{adi>s\ ... 13 7

c) Struktur Sanad dan Redaksi Matn

... 13 7 d) I’tiba>r Sanad ... 13 9 e) Kritik Hadis ... 14 2 f) Nati>jah ... 15 1

2. Kritik Hadis Larangan Membangun dan Merenovasi tempat Ibadah yang Rusak... 152 a) Redaksi Hadis ... 15 2 b) Takhri>j al-H{adi>s\ ... 15 2

c) Struktur Sanad dan Redaksi Matn

... 15 3

d) I’tiba>r Sanad

... 15 4

(10)

... 15 4

f) Nati>jah………

15 7

BAB III Interaksi Umat Beragama pada Masyrakat Manado…………..158-192

A. Profil Kota Manado

... 15 8

B. Dinamika Keberagamaan pada Masyarakat Manado

... 16 4

C. Peran Tokoh Agama dalam Menjaga Interaksi Keberagamaan

pada Masyarakat Manado... 177 D. Solusi Konflik dalam Menjaga Interaksi Keberagamaan pada

Masyarakat Manado ... 190 BAB IV Interpretasi Hadis-Hadis yang Terkesan Intoleran dan Impilikasinya Terhadap Interaksi Umat Beragama pada Masyarakat Manado ...193-272

I. Interpretasi Hadis-Hadis yang Terkesan Intoleran A. Interpretasi Aspek Akidah

... 19 3 ... 1. Pemahaman Hadis Perintah Membunuh dan Memerangi

non-Muslim ... 193 2. Pemahanan Hadis Perintah Membunuh dan Memerangi

Orang Murtad ... 204 B. Interpretasi Aspek Mu’amalah

... 21 6

1. Pemahaman Hadis Larangan Mewarisi Non-Muslim

... 21 6

2. Pemahaman Hadis Larangan Memulai Mengucapkan Salam Kepada

Non-Muslim... 225 3. Pemahaman Hadis Larangan Bermukim dengan non-Muslim

... 23 7

4. Pemahaman Hadis Larangan Berteman dengan non-Muslim ... 24 3

C. Interpretasi Aspek Politik

... 24 7

II.Impilikasi Hadis-Hadis yang Terkesan Intoleran dan Impilikasinya Terhadap Interaksi Keberagamaan pada Masyarakat Manado...252-272

(11)

BAB V PENUTUP………273-275 A. Kesimpulan ... 27 3 B. Implikasi Penelitian ... 27 5 DAFTAR PUSTAKA ... 27 6 RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

TRANSLITERASI A. Transliterasi Arab-Latin

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat pada tabel berikut:

1. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ا alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan

ب ba b be

خ ta t te

ز s\a s\ es (dengan titik di atas)

ج jim j je

ح h}a h} ha (dengan titik di bawah)

خ kha kh ka dan ha

د dal d de

ر z\al z\ zet (dengan titik di atas)

س ra r er

ص zai z zet

ط sin s es

ش syin sy es dan ye

ص s}ad s} es (dengan titik di bawah)

ض d}ad d} de (dengan titik di bawah)

ط t}a t} te (dengan titik di bawah)

ظ z}a z} zet (dengan titik di bawah)

ع ‘ain ‘ apostrof terbalik

غ gain g ge ف fa f ef ق qaf q qi ن kaf k ka ي lam l el َ mim m em ْ nun n en ٚ wau w we ـ٘ ha h ha ء hamzah ’ apostrof ٜ ya y ye

Hamzah (ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’).

2. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:

(13)

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

Contoh: َفـْ١ـَو : kaifa ْٛـَ٘ َ ي : haula 3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Contoh:

Nama Huruf Latin Nama

Tanda fath}ah a a

َ ا

kasrah i i

ِا

d}ammah u u

َ ا

Nama Huruf Latin Nama

Tanda

fath}ah dan ya>’ ai a dan i

ْ ًَـ

fath}ah dan wau au a dan u

ْ ىَـ

Nama Harakat dan Huruf Huruf dan Tanda Nama

fath}ah dan alif atau ya>’ َْ... ْا ْ َْ...ْ| ْ ي

d}ammah dan wau

ىــُـ

a>

u>

a dan garis di atas kasrah dan ya>’ i@ i dan garis di atas

u dan garis di atas

ًــــِـ

(14)

خاَـِ : ma>ta ٝـََِس : rama> ًَـْ١ـِل : qi@>la ُخُْٛـّـَ٠ : yamu>tu

4. Ta>’ marbu>t}ah

Transliterasi untuk ta>’ marbu>t}ah ada dua, yaitu: ta>’ marbu>t}ah yang hidup atau mendapat harakat fath}ah, kasrah, dan d}ammah, transliterasinya adalah [t], seperti ‘illat. Sedangkan ta>’ marbu>t}ah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah [h].

Kalau pada kata yang berakhir dengan ta>’ marbu>t}ah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta>’ marbu>t}ah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

Contoh: ُ حٍَِّع ِْٓرَّ ٌْا : ‘‘illah al-matni ُ ح ٌَاَذَعٌا ُ حَتٍُْْٛطَّ ٌْا : al-‘ada>lah al-mat}lu>bah ْـٌَا حــَّـْىـِح : al-h}ikmah 5. Syaddah (Tasydi@d)

Syaddah atau tasydi@d yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydi@d ( ـ ـ ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah.

Contoh: ًاظِمَ١َرُِ : mutayaqqiz}an ًٍَّّفَغُِ : mugaffal َزَّذَح : h{addas\a ًَُّّْحَذ : tah}ammul ُ حَّ١ِمَت : baqiyyah

Jika huruf ٜ ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf kasrah ( ٝـِــــ), maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah menjadi i@.

Contoh:

ِٟتاَحَص : s}ah}a>bi@ (bukan s}ah}a>biyy atau s}ah}a>biy) ِٟعِتاَذ : ta>bi‘i@ (bukan ta>bi‘iyy atau ta>bi‘iy)

(15)

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf يا (alif lam ma‘arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyah maupun huruf qamariyah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-).

Contoh:

ُظْثَّضٌَا : al-d}abt}u (bukan ad}-d}abt}u) ُ

حَمِثٌَا : al-s\iqah (bukan as\-s\iqah) ُحْشَجـْـٌَا : al-jarh}u

ُسْ٠ِذَحـْـٌَا : al-h{adi>s\u 7. Hamzah

Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (’) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif. Contoh:

ِجَءُْٚشُِ :muru>’ah ُعُّْْٛجَِ : majmu>‘

ءْٟـَش : syai’un

ِْٗ١ِتَأ : abi>hi

8. Penulisan Kata Arab yang Lazim Digunakan dalam Bahasa Indonesia Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia, atau sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, atau lazim digunakan dalam dunia akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya, kata al-Qur’an (dari al-Qur’a>n), alhamdulillah, dan munaqasyah. Namun, bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus ditransliterasi secara utuh. Contoh:

Al-Jarh} wa al-Ta‘di>l Ma‘rifah ‘Ulu>m al-H{adi@s\

9. Lafz} al-Jala>lah (الله)

Kata ‚Allah‛ yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai mud}a>f ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.

(16)

Contoh: ُْٓـ٠ِد

ِالله di@>nulla>h ِللهاِت billa>h

Adapun ta>’ marbu>t}ah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz} al-jala>lah, ditransliterasi dengan huruf [t]. Contoh:

ِٟف ِشَِْأ

الله fi@ amrilla>h 10.Huruf Kapital

Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR). Contoh:

Al-Mus}annaf fi@ al-Ah}a>di@s\ wa al-A<s\a>r, Mus}annaf ‘Abd al-Razza>q

Muh}ammad bin Isma>‘i@l, Ah}mad bin H{anbal, Muslim bin al-H{ajja>j.

Jika nama resmi seseorang menggunakan kata Ibnu (anak dari) dan Abu> (bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi. Contoh:

B. Daftar Singkatan

Beberapa singkatan yang dibakukan adalah: swt. = subh}a>nahu> wa ta‘a>la> saw. = s}allalla>hu ‘alaihi wa sallam saw. = s}allalla>hu ‘alaihi al-sala>m swt. = subh}a>nahu> wa ta‘a>la>

H = Hijrah

M = Masehi

l. = Lahir tahun (untuk orang yang masih hidup saja)

w. = Wafat tahun

QS …/…: 4 = Qur’an Surah seperti QS al-Baqarah/2: 4 atau QS A<li ‘Imra>n/3: 4

Abu> al-Wali@d Muh}ammad ibn Rusyd, ditulis menjadi: Ibnu Rusyd, Abu> al-Wali@d Muh}ammad (bukan: Rusyd, Abu> al-Wali@d Muh}ammad Ibnu)

Nas}r H{a>mid Abu> Zai@d, ditulis menjadi: Abu> Zai@d, Nas}r H{a>mid (bukan: Zai@d, Nas}r H{ami@d Abu>)

(17)

h. = Halaman

Cet. = Cetakan

t.d. = Tanpa data

t.t. = Tanpa tempat penerbit

t.p. = Tanpa penerbit

(18)

Abstrak

Nama : Muhammad Imran

NIM : 80100316004

Konsentrasi : Hadis

Judul Disertasi : Hadis-Hadis Nabi yang Terkesan Intoleran dan Implikasinya Terhadap Interaksi Umat Beragama pada Masyarakat Manado

Pokok masalah penelitian ini adalah bagaimana hadis-hadis Nabi yang terkesan intoleran dan implikasinya terhadap interaksi umat beragama pada masyarakat Manado? Pokok masalah tersebut lalu diuraikan menjadi sub masalah, yaitu bagaimana kualitas hadis-hadis yang terkesan intoleran, bagaimana interpretasi hadis-hadis yang terkesan intoleran dan bagaimana implikasi hadis-hadis yang terkesan intoleran terhadap interaksi umat beragama pada masyarakat Manado Jenis penelitian yang digunakan dalam disertasi ini adalah kualitatif dengan menggunakan data-data kepustakaan dan data-data lapangan berupa wawacara terhadap tokoh-tokoh agama yang representatif terhadap permasalahan yang diangkat. Penelitian ini menggunakan beberapa pendekatan, di antaranya adalah pendekatan teologis normatif, pendekatan sosiologis, pendekatan antropologi dan pendekatan historis. Dalam metode pengumpulan data, digunakan dua jenis data, yaitu primer dan sekunder.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hadis-hadis yang terkesan intoleran merupakan hadis maqbu>l dengan klasifikasi s}ah}i>h{ dan h}asan. Hadis-hadis yang terkesan intoleran tersebut harus dipahami dari berbagai aspeknya, yaitu tekstual, intertekstual dan kontekstual sehingga mendapatkan pemahaman yang komprehensif. Interaksi umat beragama pada masyarakat Manado terjalin dengan sangat baik dan bersahabat dibuktikan dengan minimnya konflik antar umat beragama karena perbedaan keyakinan. Dengan demikian, hadis-hadis yang terkesan intoleran tidak berimplikasi secara langsung terhadap interaksi umat beragama pada masyarakat Manado dikarnakan hadis-hadis tersebut tidak begitu populer bagi para tokoh agama dan masyarakat sehingga minim penyebaran di tengah-tengah masyarakat Manado.

Penelitian ini berimplikasi pada penentuan kualitas hadis dengan rujukan yang memadai agar mendapatkan banyak informasi terkait dengan kualitas periwayat hadis. Keragaman agama merupakan sunnatullah yang tidak bisa pungkiri, oleh sebab itu menjaga dan merawat interaksi keberagamaan menjadi kewajiban bagi setiap orang yang beragama. Pemahaman hadis dengan pendekatan ilmu Ma’a>nil H{adi>s\ merupakan cara yang bijak mendapatkan pemahaman yang komprehensif terhadap hadis-hadis Nabi saw. khsususnya yang terindikasi bertentangan dengan al-Qur’an dan hadis-hadis yang s}ah}i>h{.

ل٠وغر

َ

شؾجٌا

َ

ٍُا

َ

شؽبجٌا

َ>

محمد

َ

ْاوّػ

(19)

ُله

َ

ً١غَزٌا

َ

َ>

<000030:008

َ

ْإٛػ

َ

خؽٚوٛلأا

َ >

ش٠كبؽلأا

َ

خ٠ٛجٌٕا

َ

خٌّّ٘ٛا

َ

َلؼٌ

َ

ؼِبَزٌا

َ

هبص٢اٚ

َ

خجروزٌّا

َ

ٍٝػ

َ

ًػبفر

َ

غّزغٌّا

َ

ٟٕ٠لٌا

َ

ٟف

َ

ٚكبٔبِ

تنأسًنا

ْ

تُساسلأا

ْ

ٍف

ْ

ازه

ْ

ذحبنا

ْ

ٍه

ْ

ذَداحلأا

ْ

تَىبُنا

تًهىًنا

ْ

وذعن

ْ

حياسخنا

ْ

سارِاو

ْ

تبحشخًنا

ْ

ًهع

ْ

معافح

ْا

عًخجًن

ْ

ٍَُذنا

ْ

ٍف

ْ

وداَاي

ْ .

جغُصف

ْ

ثلاكشي

ْ

تحوشطلأا

ْ

ٍف

ْ

دلار

ْ

غُص

ْ

،تهكشًهن

ْ

ٍهو

:

1

ْ)

فُك

ْ

ثاجسد

ْ

ذَداحلأا

ْ

تًهىًنا

ْ

وذعن

ْ

حياسخنا

ْ,

فُك

ْ

وذبح

ْ

ثاشُسفح

ْ

ذَداحلأا

ْ

تًهىًنا

ْ

وذعن

ْ

حياسخنا

ْْ

و

ْ

فُك

ْ

سارآ

ْ

ذَداحلأا

ْ

تًهىًنا

ْ

وذعن

ْ

حياسخنا

ْ

ًهع

ْ

معافح

ْ

عًخجًنا

ْ

ٍَُذنا

ْ

ٍف

ْ

وداَاي

.

عىَ

ْ

ذحبنا

ْ

خسًنا

وذخ

ْ

ٍف

ْ

ِزه

ْ

تحوشطلأا

ْ

ىه

ْ

ٍعىَ

ْ

واذخخساب

ْ

ثاَاُب

ْ

تبخكًنا

ْ

ثاَاُبناو

ْ

تَُاذًُنا

ْ

ٍف

ْ

مكش

ْ

ثلاباقي

ْ

عي

ْ

ثاُصخش

ْ

تَُُد

ْ

مزًح

ْ

اَاضقنا

ْ

تحوشطًنا

ْ .

وذخخسح

ْ

ِزه

ْ

تساسذنا

ْ

ةذع

ْ

،ثاجهُنا

ْ

اًب

ْ

ٍف

ْ

كنر

ْ

جهُنا

ْ

ٍحىهلانا

ْ

،ٌساُعًنا

ْ

جهُناو

ْ

،ٍعاًخجلاا

ْ

جهُناو

ْ

،ٍجىنىبوشزَلأا

ْ

جهُناو

ْ

ٍخَساخنا

ْ .

ىخح

ْ

ط

تقَش

ْ

عًج

ْ

ثاَاُبنا

ْ

واذخخساب

ْ

ٍُعىَ

ْ

ٍي

ْ

،ثاَاُبنا

ْ

اًه

ْ

ثاَاُبنا

ْ

تسُئشنا

ْ

تَىَازناو

.

ثشهظأ

ْ

جئاخُنا

ْ

ٌأ

ْ

ذَداحلأا

ْ

تًهىًنا

ْ

وذعن

ْ

حياسخنا

ْ

ٍه

ْ

ٍي

ْ

ذَداحلأا

ْ

تنىبقًنا

ْ

تجسذب

ْ

"

تحُحصنا

ْْ"

و

"

ٍسحنا

"

،

ْ

و

ْ

بجَ

ْ

ىهف

ْ

ذَداحلأا

ْ

تًهىًنا

ْ

وذعن

ْ

حياسخنا

ْ

ٍي

ْ

بَاىج

ْ

،تفهخخي

ْ

بَاجنا

ْ

،ٍصُنا

ْ

بَاجناو

ْا

،ٍصُُبن

ْ

بَاجناو

ْ

،ٍقاُسنا

ْ

ذُحب

ْ

ٌىهصحَ

ْ

ًهع

ْ

ىهف

ْ

،مياش

ْ

جَاك

ْ

ثلاعافخنا

ْ

تَُُذنا

ْ

ذُع

ْ

عًخجي

ْ

وداَاي

ْ

ةذُج

ْ

تَدوو

ْ

،تَاغهن

ْ

اًك

ْ

حضخَ

ْ

كنر

ْ

ٍي

ْ

وذع

ْ

دىجو

ْ

عاشص

ْ

ٍُب

ْ

ٌاَدلأا

ْ

ببسب

ْ

فلاخخا

ْ

ثاذقخعًنا

ْ

ىهُُب

ْ.

كنازن

ْ

بجَ

ْ

ىهف

ْ

ذَداحلأا

ْ

تًهىًنا

ْ

وذعن

ْ

حياسخنا

ْ

ًهع

ْ

ىهف

ْ

،مياش

ْ

ًخح

ْ

لا

ْ

ٌىكح

ْ

ِزهن

ْ

ذَداحلأا

ْ

ثاساكعَا

ْ

ًهع

ْ

معافح

ْ

عًخجًنا

ْ

ٍَُذنا

ْ

ٍف

ْ

،وداَاي

ْ

ىغس

ْ

ِزه

ْ

ذَداحلأا

ْ

جسُن

ْ

تعئاش

ْ

ًنإ

ْ

ايذح

ْ

اهَذنو

ْ

ذح

ْ

ًَدأ

ْ

ٍي

ْ

ساشخَلاا

ْ

ٍُب

ْ

مهأ

ْ

وداَاي

.

تفاضلإاب

ْ

ًنإ

ْ

،كنر

ْ

وذقح

ْ

ِزه

ْ

تناسشنا

ْ

ذَذعنا

ْ

ٍي

ْ

سارِا

ْ

،تُزحبنا

ْ

ٌأ

ْ

ٍف

ْ

ذَذحح

ْ

ثاجسد

ْ

،ذَذحنا

ْ

تًر

ْ

تجاح

ْ

ًنإ

ْ

عجاشًنا

ْ

تُفاكنا

ْ

ٍي

ْ

مجأ

ْ

لىصحنا

ْ

ًهع

ْ

شُزكنا

ْ

ٍي

ْ

ثايىهعًنا

ْ

تقهعخًنا

ْ

ةدىجب

ْ

ةاوس

ْ

ذَذحنا

ْ.

عىُخنا

ْ

ٍَُذنا

ْ

ىه

ْ

ٍي

ْ

ٍُُس

ْ

الله

ْ

ٍخنا

ْ

لا

ْ

ٍكًَ

ْ

،اهساكَإ

ْ

ٍناخنابو

ْ

ٌإف

ْ

ظافحنا

ْ

ًهع

ْ

ثلاعافخنا

ْ

تَُُذنا

ْ

اهخَاعسو

ْ

ىه

ْ

بجاو

ْ

ًهع

ْ

مك

ْ

صخش

ْ

ٍَذخي

ْ.

ىهف

ْ

ذَذحنا

ْ

ٍُبًنا

ْ

ًهع

ْ

ىهع

ْ

ٍَاعي

ْ

ذَذحنا

ْ

ٍه

ْ

تقَشط

ْ

تًُكح

ْ

لىصحهن

ْ

ًهع

ْ

هف

ى

ْ

مياش

ْ

ذَداحلأن

ْ

تَىبُنا

ْ.

تصاخ

ْ

كهح

ْ

ذَداحلأا

ْ

ساشًنا

ْ

اهُنإ

ْ

ًهع

ْ

اهَأ

ْ

ضقاُخح

ْ

عي

ْ

ٌآشقنا

ْ

ذَداحلأاو

ْ

تحُحصنا

.

(20)

Abstract

Name : Muhammad Imran

NIM : 80100316004

Prog. Study : Hadis

Tittle : Hadiths of the Prophet Impressed Intolerance and Implications for the Interaction of Religious People in the Manado Society.

This paper focuses on how the hadiths of the prophet impressed intolerant and their implications for the interaction of religious people in the Manado society? The discussion will elaborate to how the quality of the traditions that seem intolerant, how the interpretations of the traditions seem intolerant and how is the implications of the traditions seem intolerant to the interaction of the religious community in Manado

The type of the research in this dissertation is qualitative by using library data and field data in the form of interviews with religious figures who are representative of the issues raised. This study uses several approaches, including the normative theological approaches, sociological approaches, anthropological approaches and historical approaches. In the method of data collection, two types of data are used, namely primary and secondary.

The results showed that the traditions that seemed intolerant were maqbu>l h}adi>s\ with the classification s}ah}i>h {and hasan. The religious interactions in the people of Manado were very well and friendly, as evidenced by the lack of inter-religious conflict because difference of belief. The traditions that seem intolerant must be understood from various aspects, namely textual, intertextual and contextual so that they get a comprehensive understanding, and these traditions do not have implications for the interaction of religious people in Manado because these traditions are not very popular and have minimal distribution in among the people of Manado.

This dissertation presents several research implications, namely, in determining the quality of hadith, adequate reference is needed in order to obtain a lot of information related to the quality of the hadith narrators. Religious diversity is a sunnatullah that cannot be denied, therefore maintaining and caring for religious interactions is an obligation for every religious person. Understanding of hadith with the approach of knowledge Ma'a>nil al-Hadi>s \ is a wise way to get a comprehensive understanding of the traditions of the Prophet. especially those indicated to be contrary to the Qur'an and the traditions which s}ah}

(21)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama dengan misi kerahmatan dan perdamaian bagi seluruh alam, serta penyebar kasih sayang bagi sesama manusia dan bahkan sesama makhluk Allah swt. Olehnya Islam sangat menjungjung tinggi nilai-nilai toleransi antar agama, tolong-menolong, hidup berdampingan dengan harmonis, dan dinamis di antara umat manusia tanpa memandang agama, bahasa, ras dan suku mereka. Hal ini searah dan sejalan dengan sabda Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dalam musnadnya:

َِٓ ػ

َ

َِْٓثا

َ

َ ًبَّج ػ

َ

َ يب ل

َ>

َ ً١ِل

َ

َِيٛ ٍ وٌِ

َ

ََِّاللّ

َ

ٍَّٝ ٕ

َ

َ الل

َ

َِْٗ١ ٍ ػ

َ

َ ٍَُّ ٍ ٚ

َ>

َ ٞ أ

َ

َِْب ٠ْك ْلأا

َ

َ ت ؽ أ

َ

ٝ ٌِا

َ

؟ِ َّاللّ

َ

َ يب ل

َ>

َ خَّ١ِف١ِٕ ؾٌْا

َ

َ خ ؾٌََّّْا

1 Artinya:

Dari Ibn ’Abba>s, dia berkata; ditanyakan kepada Rasulullah saw. ‛Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah swt? Rasulullah saw. menjawab agama yang lurus lagi toleran.

Hadis di atas, juga semakna dengan firman Allah swt. dalam QS al-Mumtahanah/60: 8-9.

َ ل

َ

َْٕ ٠

َ ُ وب ٙ

َ

َ َّاللّ

َ

َِٓ ػ

َ

َ ٓ٠ِنٌَّا

َ

َُْ ٌ

َ

َُْ وٛ ٍِرب م ٠

َ

ِٟف

َ

َِٓ٠ِ لٌا

َ

َُْ ٌ ٚ

َ

َُْ وٛ ع ِوْق ٠

َ

َِِْٓ

َ

َُْ و ِهب ٠ِك

َ

َْْ أ

َ

َُْ ٘ٚ و ج ر

َ

اٛ طَِْم ر ٚ

َ

َُِْْٙ١ ٌِا

َ

ََِّْا

َ

َ َّاللّ

َ

َ ت ِؾ ٠

َ

َ ٓ١ ِطَِْم ٌّْا

َ

(

<

َ)

ب َِّّٔا

َ

َ ُ وب ْٕٙ ٠

َ

َ َّاللّ

َ

َِٓ ػ

َ

َ ٓ٠ِنٌَّا

َ

َُْ وٛ ٍ رب ل

َ

ِٟف

َ

َِٓ٠ِ لٌا

َ

َ ٚ

َُْ وٛ ع وْف أ

َ

َِِْٓ

َ

َُْ و ِهب ٠ِك

َ

اٚ و ٘ب ظ ٚ

َ

ٝ ٍ ػ

َ

َُْ ى ِعا وْفِا

َ

َْْ أ

َ

َُْ ٘ ٌَّْٛ ٛ ر

َ

َْٓ ِ ٚ

َ

َُْ ٌَّٙ ٛ ز ٠

َ

َ هِئ ٌٚ ؤ ف

َ

َ ُ ٘

َ

َ ْٛ ٌِّبَّظٌا

Terjemahannya:

1Abu> Abdillah Ah}mad bin Muhammad bin H{anbal bin Hila>l bin Asad al-Syaiba>ni>, Musnad Ah{mad bin H{anbal, musnad ‘Abdullah bin ‘Abba>s bin ‘Abd al-Mut}allib, juz IV, h. 16. Dalam kitab yang sama diriwayatkan dengan redaksi yang berbeda:

َْٓ ػ َ ِٟث أ َ َ خ ِب ِ أ َ َ يب ل َ> َْع و ف ب ٕ َ َ غ ِ َ َِيٛ ٍ ه َ ََِّاللّ َ ٍَّٝ ٕ َ َ الل َ َِْٗ١ ٍ ػ َ َ ٍَُّ ٍ ٚ َ ِٟف َ َ خَّ٠ ِو ٍ َ َِِْٓ َ َ ٖب ٠ا و ٍ َ َ يب ل َ> ََّو ّ ف َ َ ً ع ه َ َ هب غِث َ َِٗ١ِف َ َ ء ْٟ ّ َ َِِْٓ َ َ ءب ِ َ َ يب ل َ> َ سَّل ؾ ف َ َ ٗ َْف ٔ َ َْْ ؤِث َ َ ُ١ِم ٠ َ ِٟف َ َ هٌِ م َ َِهب غٌْا َ َ ٗ رٛ م ١ ف َ ب ِ َ َ ْب و َ َِٗ١ِف َ َِِْٓ َ َ ءب ِ َ َ ت١ ِٖ ٠ ٚ َ ب ِ َ َ ؽ َ ٗ ٌ ْٛ َ َ ِِٓ َ ،ًِْم جٌْا َ ٍَّٝ ق ز ٠ ٚ َ َ ِِٓ َ ،ب ١ْٔ لٌا َ ََُّ ص َ َ يب ل َ> َْٛ ٌ َ ِٟ ٔ أ َ َ ذْ١ ر أ َ ََِّٟج ٔ َ ََِّاللّ َ ٍَّٝ ٕ َ َ الل َ َِْٗ١ ٍ ػ َ ، ٍَُّ ٍ ٚ َ َ دْو و ن ف َ َ هٌِ م َ َ ٗ ٌ َ َِْْب ف َ َ ِْم أ َ ٌِٟ َ ، ذٍْ ؼ ف َ ََّلِا ٚ َ َُْ ٌ َ ًَْ ؼْف أ َ. َ ٖب ر ؤ ف َ َ يب م ف َ> ب ٠ َ ََِّٟج ٔ َ ،ِ َّاللّ َ َِ ِٔا ٟ َ َ دْه و ِ َ َ هب غِث َ َِٗ١ِف َ ب ِ َ ِٟٕ رٛ م ٠ َ َ ِِٓ َ َِءب ٌّْا َ ،ًِْم جٌْا ٚ َ ِْٟٕز صَّل ؾ ف َ َِْٟف ٔ َ َْْ ؤِث َ َ ُ١ِل أ َ َِٗ١ِف َ ٍَّٝ ق ر أ ٚ َ َ ِِٓ َ ب ١ْٔ لٌا َ. َ يب ل َ> َ يب م ف َ َ ِٟجٌَّٕا َ ٍَّٝ ٕ َ َ الل َ َِْٗ١ ٍ ػ َ َ ٍَُّ ٍ ٚ َ> « ِٟ ِٔا َ َُْ ٌ َ َْش ؼْث أ َ َِخَّ٠ِكٛ ٙ ١ٌْبِث َ َ ل ٚ َ ٌََّْٖٕبِث ،ِخَّ١ِٔا و َ ِٟ ِٕى ٌ ٚ َ َ ذْضِؼ ث َ َِخَّ١ِف١ِٕ ؾٌْبِث َ ،ِخ ؾٌََّّْا َ ِٞنٌَّا ٚ َ َ ٌْف ٔ َ َ لَّّ ؾ ِ َ َِِٖل ١ِث َ َ ح ْٚل غ ٌ َ َْٚ أ َ َ خ ؽ ْٚ ه َ ِٟف َ ًَِ١ِج ٍ َ ََِّاللّ َ َ وْ١ ف َ َ ِِٓ َ ب ١ْٔ لٌا َ ب ِ ٚ َ ،ب ٙ١ِف َ َ َب م ّ ٌ ٚ َ َُْ وِل ؽ أ َ ِٟف َ َِ فٌَّٖا َ َ وْ١ ف َ َِِْٓ َ َِِٗر لَ ٕ َ َ ٓ١ِ زٍِ َ َ خ ٕ ٍ »

Hadis dengan redaksi yang semakna juga diriwayatkan oleh Imam al-Bukha>ri dalam kita>b Adab Mufrad. Lihat Muhammad bin Isma>’i>l Abu> ’Abdillah Bukha>ri> Ju’fi>, al-Adab al-Mufrad, juz I, h. 108.

(22)

orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu dalam urusan agama dan mengusir kamu dari kampung halamanmu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barang siapa menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah orang-orang yang zalim.2

Ibn Kasir menjelaskan terkait dengan ayat ini, bahwa Allah tidak melarang kalian berbuat baik dan berlaku adil kepada orang-orang kafir yang tidak memerangi kamu karena agama, seperti kaum perempuan dan orang-orang lemah dari mereka. Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai teman kerena mereka memusuhimu, memerangimu serta mengeluarkanmu dari negrimu dan bekerja sama dengan orang lain untuk memusuhimu.3 Sebab turunnya ayat ini, terkait dengan agama Qutailah yang merupakan ibu dari Asma putri Abu Bakr al-Siddiq yang pada saat itu belum memeluk agama Islam. Qutailah mendatangi putrinya dengan membawakan hadiah untuknya, lalu Asma menolak hadiah tersebut dan juga menolak kedatangan Qutailah (ibunya) masuk ke rumahnya. Maka turunlah ayat ini sebagai bentuk perintah kepada Asma untuk menerima pemberian hadiah dari ibunya dan mengizinkan Qutailah masuk ke rumahnya. Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dalam musnadnya:

ب ٕ صَّل ؽ

َ

َ وِِب ػ

َ

َ ْٓث

َ

َِلْج ػ

َ

ََِّاللّ

َ

َِْٓث

َ

َِوْ١ ث يٌا

َ

َْٓ ػ

َ

،ِٗ١ِث أ

َ

َ يب ل

َ>

َْذ ِِل ل

َ

َ خ ٍْ١ ز ل

َ

َ خ ْٕثا

َ

َِلْج ػ

َ

ٜ َّي ؼٌْا

َ

َِْٓث

َ

َِلْج ػ

َ

َ ل ؼٍْ أ

َ

َْٓ ِِ

َ

ِٟٕ ث

َ

َِهٌِب ِ

َ

َِْٓث

َ

، ً َ ؽ

َ

ٝ ٍ ػ

َ

ب ِٙز ْٕثا

َ

َ ءب ٍّْ أ

َ

َِخ ْٕثا

َ

ِٟث أ

َ

َ وْى ث

َ

،ب ٠ا ل ِٙث

َ

َ ةب ج ِٙ

4

،

َ

، ظوِل ٚ

َ

َ ّْٓ ٍ ٚ

َ

َ ِٟ٘ ٚ

َ

، خ و ِوْْ ِ

َ

َْذ ث ؤ ف

َ

َ ءب ٍّْ أ

َ

َْْ أ

َ

َ ً جْم ر

َ

،ب ٙ زَّ٠ِل ٘

َ

ب ٙ ٍ ِفْل ر ٚ

َ

،ب ٙ زْ١ ث

َ

َْذ ٌ ؤ َ ف

َ

َ خ ِْئب ػ

َ

ََِّٟجٌَّٕا

َ

ٍَّٝ ٕ

َ

َ الل

َ

2

Kementrian Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, al-Qur’an Dan Terjemahnya (PT. Sinergi Pustaka

Indonesia, 2012), h. 803.

3Abu> al-Fida> Isma>’i>l bin Umar bin Kas\i>r al-Qurasyi> al-Bas}ri>, Tafsi>r Qur’a>n al-‘Az\i>m, juz VIII (Cet. II; Beirut: Da>r T{ayyibah li> al-Nasyar wa al-Tauzi>\, 1420 H/ 1999 M), h. 90-91.

4Dalam Lisa>n al-Arab َ ةب ج ِٙ berarti hewan sejenis biawak, lihat Muhammad bin Makram bin Manz{u>r al-Ifri>qi>, Lisa>n al-\Arab, juz I (Cet. I; Beirut: Da>r S{a>dir, t.th), h. 543.

(23)

َِْٗ١ ٍ ػ

َ

، ٍَُّ ٍ ٚ

َ

َ ي ئْ ؤ ف

َ

َ َّاللّ

َ

ََّي ػ

َ

َ ع ٚ

ًََّ

{َ>

َ ل

َ

َ ُ وب ْٕٙ ٠

َ

َ َّاللّ

َ

َِٓ ػ

َ

َ ٓ٠ِنٌَّا

َ

َُْ ٌ

َ

َُْ وٛ ٍِرب م ٠

َ

ِٟف

َ

َِٓ٠ِ لٌا

ََ}

ٝ ٌِا

َ

َِو ِفآ

َ

،ِخ ٠ ْ٢ا

َ

ب ٘ و ِ ؤ ف

َ

َْْ أ

َ

َ ً جْم ر

َ

ب ٙ زَّ٠ِل ٘

َ

َْْ أ ٚ

َ

ب ٙ ٍ ِفْل ر

َ

ب ٙ زْ١ ث

5 Artinya:

Telah menceritakan kepada kami ’A<mir bin Abdullah bin al-Zubai>r dari bapaknya, ia berkata telah datang Qutailah putri dari Abd al-’Uzza> bin ’Abd As’ad dari Bani> Ma>lik bin H{asal kepada putrinya Asma>’ putri abu> Bakr al-S{iddi>q dengan membawa hadiah berupa biawak, susu kering dan mentega yang ketika itu dia masih dalam keadaan musyrik, Asma>’ menolak menerima hadiah tersebut serta menolak kedatangan ibunya kerumahnya, lalu ’A<isyah bertanya kepada Nabi berkaitan dengan masalah tersebut, maka turunlah ayat di atas dan memerintahkan kepadanya untuk menerima hadiah dari ibunya dan juga menerima kedatangan ibunya kerumahnya.

Terkait dengan ayat ini pula, imam al-Syauka>ni> dalam kitabnya Fath} al-Qadi>r menjelaskan bahwasanya Allah swt. tidak melarang berbuat baik dan berlaku adil kepada orang-orang kafir yang telah mengadakan perjanjian dengan umat Islam untuk menghindari peperangan dan tidak pula berkeinginan membantu orang-orang kafir lainnya untuk memerangi umat Islam.6

Dua tafsiran ayat ini, disimpulkan bahwa sesungguhnya Islam tidak melarang umatnya berinteraksi dengan orang-orang kafir, hidup berdampingan dengan mereka serta berbuat baik dan berlaku adil kepada mereka sesuai dengan hak dan kewajiban kita sebagai sesama manusia pada umunya dan sesama makhluk sosial pada khususnya selama tidak melakukan permusuhan terhadap umat Islam.

Ali Musthafa Ya’qub menambahkan, hal ini merupakan dalil bahwa berbuat baik kepada non-Muslim merupakan kewajiban, selama orang-orang

5Abu> Abdillah Ah}mad bin Muhammad bin H{anbal bin Hila>l bin Asad al-Syaiba>ni>, Musnad Ah{mad bin H{anbal, juz 26 (Cet. I;Beirut: Mu’assasah al-Risa>lah, 1421 H/ 2001 M), h. 37. Hadis yang semakna dengan hadis di atas, diriwayatkan oleh Imam al-Bukha>ri> dalan kitab s}ah}ih}nya, ba>b s}ilah{ al-mar’ah ummaha> wa laha> zauj, juz IV, h. 103:

ب ٕ صَّل ؽ َ خ جْ١ ز ل َ ْٓث ، ل١ِؼ ٍ ب ٕ صَّل ؽ َ ُِرب ؽ َ ْٓث ، ً١ِػب ٍِّْا َْٓ ػ ََِب ِْ٘ َِْٓث ، ح ٚ ْو ػ َْٓ ػ ،ِٗ١ِث أ َْٓ ػ َ ءب ٍّْ أ َِذِْٕث ِٟث أ َ وْى ث َ ٟ ِٙ ه َ َّاللّ ،ب ّ ْٕٙ ػ َْذ ٌب ل : َْذ ِِل ل ََّٟ ٍ ػ ِٟ ِ أ َ ِٟ٘ ٚ َ خ و ِوْْ ِ ِٟف َِلْٙ ػ ، ِْ٠ و ل َِا َْم اٚ ل ٘ب ػ َ يٛ ٍ ه ََِّاللّ ٍَّٝ ٕ َ الل َِْٗ١ ٍ ػ َ ٍَُّ ٍ ٚ َُِِْٙرَّل ِ ٚ َ غ ِ ،ب ٙ١ِث أ َْذ زْف زٍْب ف َ يٛ ٍ ه ََِّاللّ ٍَّٝ ٕ َ الل َِْٗ١ ٍ ػ ، ٍَُّ ٍ ٚ َْذ ٌب م ف : ب ٠ َ يٛ ٍ ه ََِّاللّ ََِّْا ِٟ ِ أ َْذ ِِل ل ََّٟ ٍ ػ َ ِٟ٘ ٚ َ خ جِغا ه ؟ب ٙ ٍ ِٕ ؤ ف أ َ يب ل « : َ ٔ َُْ ؼ ب ٙ١ٍِ ِٕ »

Lihat juga s}ah}i>h} Muslim, ba>b al-nafaqah wa al-s{adaqah, juz II, h. 696:

ب ٕ صَّل ؽٚ َ ٛ ث أ َ َ تْ٠ و و َ َ لَّّ ؾ ِ َ َ ْٓث َ ، ِء لَ ؼٌْا َ ب ٕ صَّل ؽ َ ٛ ث أ َ ، خ ِب ٍ أ َ َْٓ ػ َ ، َب ِْ٘ َ َْٓ ػ َ ،ِٗ١ِث أ َ َْٓ ػ َ َ ءب ٍّْ أ َ َِذِْٕث َ ِٟث أ َ ، وْى ث َ َْذ ٌب ل َ> َْذ ِِل ل َ ََّٟ ٍ ػ َ ِٟ ِ أ َ َ ِٟ٘ ٚ َ َ خ و ِوْْ ِ َ ِٟف َ َِلْٙ ػ َ َ ِْ٠ و ل َ َْمِا َ َُْ ٘ ل ٘ب ػ َ َ ذْ١ زْف زٍْب ف َ َ يٛ ٍ ه َ َِالل َ ٍَّٝ ٕ َ َ الل َ َِْٗ١ ٍ ػ َ ، ٍَُّ ٍ ٚ َ َ ذٍْ م ف َ> ب ٠ َ َ يٛ ٍ ه َ ،ِالل َ َْذ ِِل ل َ ََّٟ ٍ ػ َ ِٟ ِ أ َ َ ِٟ٘ ٚ َ ، خ جِغا ه َ َ ً ِٕ ؤ ف أ َ ؟ِٟ ِ أ َ َ يب ل َ> « ،ُْ ؼ ٔ َ ٍِٟ ِٕ َ َِهَِّ أ »

6Muhammad bin ‘Ali> bin Muhammad bin ‘Abdullah al-Syauka>ni> al-Yamani>, Fath{ al-Qadi>r, juz V (Cet. I; Beirut: Da>r Ibn Kas\i>r, 1414 H), h. 252.

(24)

non-Muslim itu tidak memerangi dan mengusir umat Islam dari negeri mereka. Selain itu, ketika Islam memerintahkan umatnya bermu’amalah dengan non-Muslim, maka perintah itu tidaklah terlepas dari peringatan terhadap tindak kezaliman. Adapun peringatan bagi orang yang bertindak zalim terhadap non-Muslim yang mengadakan perjanjian dengan umat Islam adalah ancaman tidak masuk surga.7 Dalam hal ini Nabi saw. bersabda:

ب ٕ صَّل ؽ

َ

َ ٌْ١ ل

َ

َ ْٓث

َ

، ْٔف ؽ

َ

َ صَّل ؽ

ب ٕ

َ

َ لْج ػ

َ

،ِل ِؽا ٌٛا

َ

ب ٕ صَّل ؽ

َ

َ ٓ َ ؾٌا

َ

َ ْٓث

َ

،ٚ وّْ ػ

َ

ب ٕ صَّل ؽ

َ

، لِ٘ب غ ِ

َ

َْٓ ػ

َ

َِلْج ػ

َ

ََِّاللّ

َ

َِْٓث

َ

ٚ وّْ ػ

َ

َ ٟ ِٙ ه

َ

َ َّاللّ

َ

،ب ّ ْٕٙ ػ

َ

َِٓ ػ

َ

َِ ِٟجٌَّٕا

َ

ٍَّٝ ٕ

َ

َ الل

َ

َِْٗ١ ٍ ػ

َ

َ ٍَُّ ٍ ٚ

َ

َ يب ل

َ>

«

َْٓ ِ

َ

َ ً ز ل

َ

ا ل ٘ب ؼ ِ

َ

َُْ ٌ

َ

َْػ ِو ٠

َ

َ خ ؾِئا ه

َ

،ِخَّٕ غٌا

َ

ََِّْا ٚ

َ

ب ٙ ؾ٠ ِه

َ

َ ل عٛ ر

َ

َْٓ ِِ

َ

َِح و١َِ ِ

َ

َ ٓ١ِؼ ث ْه أ

َ

ب ِب ػ

»

8 Artinya:

Telah menceritakan kepada kami Qais bin H{afs}, telah menceritakan kepada kami ‘Abd al-Wa>hid, telah menceritakan kepada kami al-H{asan bin’Amr, telah menceritakan kepada kami Muja>hid dari Abdullah bin ‘Amr dari Nabi saw. bahwasanya beliau telah bersabda: barang siapa yang membunuh non-Muslim yang terikat perjanjian dengan umat Islam, maka ia tidak akan mencium keharuman surga, sesungguhnya keharuman surga bisa dicium dari jarak empat puluh tahun perjalanan di dunia.

Oleh karena itu, Nabi saw. bermu’amalah dengan orang Yahudi di Madinah dengan mu’amalah yang baik, terutama dalam hal-hal yang berhubungan dengan perdagangan dan yang lainnya, sebagaimana hadis yang diriwayatkan berikut ini:

ب ٕ صَّل ؽ

َ

َ لَّّ ؾ ِ

َ

َ ْٓث

َ

، و١ِض و

َ

ب ٔ و جْف أ

َ

، ْب ١ْف ٍ

َ

َِٓ ػ

َ

، ِِ ّْػ لأا

َ

َْٓ ػ

َ

، ُ١ِ٘ا وْثِا

َ

َِٓ ػ

َ

،ِك ٍْٛ لأا

َ

َْٓ ػ

َ

َ خ ِْئب ػ

َ

َ ٟ ِٙ ه

َ

َ َّاللّ

َ

،ب ْٕٙ ػ

َ

َْذ ٌب ل

َ >

«

َ ِٟ ف ٛ ر

َ

َ يٛ ٍ ه

َ

ََِّاللّ

َ

ٍَّٝ ٕ

َ

َ الل

َ

َِْٗ١ ٍ ػ

َ

َ ٍَُّ ٍ ٚ

َ

َ ٗ ػ ْهِك ٚ

َ

َ خ ٔٛ ٘ ْو ِ

َ

َ لِْٕػ

َ

، ِٞكٛ ٙ ٠

َ

َ ٓ١ِص لَ ضِث

َ

ب ػب ٕ

َ

َْٓ ِِ

َ

َ و١ِؼ ّ

»

َ

َ يب ل ٚ

َ

،ٝ ٍْؼ ٠

َ

َ صَّل ؽ

ب ٕ

َ

َ ِ ّْػ لأا

َ >

َ ع ْهِك

َ

َِِْٓ

َ

، ل٠ِل ؽ

َ

َ يب ل ٚ

َ

،ًٍّٝ ؼ ِ

َ

ب ٕ صَّل ؽ

َ

َ لْج ػ

َ

،ِل ِؽا ٌٛا

َ

ب ٕ صَّل ؽ

َ

، ِ ّْػ لأا

َ

َ يب ل ٚ

َ>

َ ٗ ٕ ٘ ه

َ

ب ػ ْهِك

َ

َْٓ ِِ

َ

َ ل٠ِل ؽ

9

7‘Ali Musthafa Yaqub, Toleransi Antar Umat Beragama (Cet. I; Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), h. 13-14.

8Muhammad bin Isma>’i>l Abu> ’Abdillah al-Bukha>ri> al-Ju’fi>, S{ah}i>h} al-Bukha>ri>, juz IV (Cet. III; Beirut: Da>r Ibn Kas\i>r, 1407 H/1987 M), h. 99. Lihat juga Sunan Abi> Da>ud, bab wafa>’ li> mu’a>hid wa h{urmat z\immatihi, juz III, h. 83. Sunan Nasa>’i>, ba>b ta’zi>> qatl mu’a>hid, juz VIII, h. 24. Musnad Ahmad bin H{anbal, h{adi>s\ Abi> Bakrah, juz 34, h. 12. Sunan al-Da>rimi>, al-nahy ‘an qatl al-mu’a>hid, juz 111, h. 1627.

9Muhammad bin Isma>’i>l Abu> ’Abdillah al-Bukha>ri> al-Ju’fi>, S{ah}i>h} al-Bukha>ri>, ba>b ma> qi>la fi> dira’ al-nabi> s{allallahu ‘alaihi wa sallam, juz IV, hal. 41. Lihat juga Sunan al-Turmuz\i>, ba>b ma> ja>’a fi> al-rukhs}ah fi> al-syira>’ ila> ajal, juz III, h. 511. Sunan al-Nasa>’i>, ba>b muba>ya’ah ahl al-kita>b, juz VII, h. 303. Sunan Ibn Ma>jah, ba>b h}addas\na Abi> Bakr bin Abi> Syaibah, juz II, h. 815. Musnad Ah{mad bin H{anbal, musnad ‘Abdullah bin al-‘Abba>s bin ‘Abd al-Mut}allib, juz V,

(25)

Artinya:

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Kas\i>r, telah mengabarkan kepada kami Sufya>n, dari A’masy, dari Ibra>hi>m, dari al-Aswad, dari ’A<isyah ra. ia berkata ketika Rasulullah saw. wafat baju perang beliau masih tergadai pada orang Yahudi seharga tigapuluh s}a>’ gandum.

Hadis ini menjelaskan bahwa Rasulullah saw. senantiasa menjalin hubungan dengan orang Yahudi serta berinteraksi dengan mereka, baik dalam hal perdagangan maupun dalam hal yang lain. Namun demikian, sikap toleransi, harmonisasi, dan kerjasama antara umat Islam dan non-Muslim yang dimaksudkan hanyalah masalah keduniaan yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah akidah dan ibadah.

Sikap toleransi bukan berarti suatu sikap menerima apa adanya dengan membiarkan segala sesuatu berjalan tanpa adanya kritik yang konstruktif, melainkan memberikan ruang dan waktu untuk berinteraksi secara harmonis dengan orang lain, selama tidak melanggar atau menyalahi aturan-aturan yang telah ditetapkan, mengikat dan berlaku umum. Menurut Farid Esack, Islam merupakan agama yang pertama-tama memperkenalkan pandangan-pandangan tentang toleransi dan kebebasan beragama kepada umat manusia. Konsep ini juga mengandung dampak terhadap kosmopolitanisme bagi pengembangan budaya dan peradaban yang gemilang, karena budaya tersebut bercorak toleran dan kebebasan dalam beragama.10

Interaksi Nabi saw. dengan kaum Nasrani sebagaimana yang diriwayatkan oleh ibn Sa’ad dalam kitabnya bahwa Nabi saw. didatangi oleh rombongan orang-orang Nasrani Najran yang dipimpin oleh Imam mereka yang bernama Abu al-Harisah bin ’Alqamah, mereka memakai jubah hitam dan selendang bersulam sutra. Mereka menghadap kepada Nabi saw. lalu mereka masuk Masjid untuk melaksanakan kebaktian (sembahyang) dengan

h. 388. Musnad al-s}addi>qah ‘A<isyah binti al-s}iddi>q rad}iallahu ‘anha>, juz 43, h. 137. Musnad Asma>’ binti Yazi>d, juz 45, h. 546 dan 567.

10Jamal Ghofir, Piagam Madinah Nilai Toleransi dalam Dakwah Nabi Muhammad saw. (Cet. I;Yogyakarta: Aura Pustaka, 2012), h. 156-157.

(26)

menghadap arah timur dan para sahabat yang bersama dengan Nabi pada saat itu berniat untuk melarang mereka melaksanakan kebaktian di Masjid tersebut, namun Nabi mencegah para sahabatnya dan membiarkan mereka melaksanakan kebaktian. Setelah melaksanakan kebaktian para rombongan tersebut berdiskusi dengan Nabi saw. dalam masalah keagamaan dan Nabi pun mengajak mereka untuk masuk Islam tapi mereka menolak. Beberapa waktu kemudian, dua tokoh mereka yang bernama al-Sayyid dan al-’A<qib kembali mendatangi Nabi saw. dan menyatakan keislaman keduanya.11

Ibn al-Qayyim al-Jauziyyah mengomentari kisah ini dengan menyimpulkan bahwa bolehnya Ahl al-Kitab memasuki Masjid, tempat ibadah kaum Muslimin dan mengizinkan mereka melaksanakan kebaktian (sembahyang) dihadapan orang-orang Islam, jika hal tersebut bersifat spontanitas dan tidak dilakukan secara rutin.12

Interaksi Nabi saw. dengan kaum Yahudi sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam s}ah}ih}-nya:

ب ٕ صَّل ؽ

َ

َ ْٚ هب ٘

َ

َ ْٓث

َ

، ل١ِؼ ٍ

َ

َ خ ٍ ِ ْو ؽ ٚ

َ

َ ْٓث

َ

ٝ ١ْؾ ٠

َ

َ يب ل

َ

َ ْٚ هب ٘

َ>

ب ٕ صَّل ؽ

َ

َ يب ل ٚ

َ

َ خ ٍ ِ ْو ؽ

َ>

ب ٔ و جْف أ

َ

َ ْٓثا

َ

َ تْ٘ ٚ

،

َ

ِٟٔ و جْف أ

َ

َ ٌ ٔٛ ٠

َ

َ ْٓث

َ

، ل٠ ِي ٠

َ

َِٓ ػ

َ

َِْٓثا

َ

، ةب ِّٙ

َ

َ يب ل

َ>

ِٟٕ صَّل ؽ

َ

َ ح ٚ ْو ػ

َ

َ ْٓث

َ

، ِوْ١ ث يٌا

َ

ََّْ أ

َ

َ خ ِْئب ػ

َ

َْذ ٌب ل

َ>

َ ً ف ك

َ

ََّٟ ٍ ػ

َ

َ يٛ ٍ ه

َ

َِالل

َ

ٍَّٝ ٕ

َ

َ الل

َ

َِْٗ١ ٍ ػ

َ

َ ٍَُّ ٍ ٚ

َ

ِٞلِْٕػ ٚ

َ

َ ح أ وِْا

َ

َ ِِٓ

َ

،ِكٛ ٙ ١ٌْا

َ

َ ِٟ٘ ٚ

َ

َ يٛ م ر

َ>

ًَْ ٘

َ

َِد ْو ؼ ّ

ََ أ

َُْ ىَّٔ

َ

َ ْٛ ٕ زْف ر

َ

ِٟف

َ

؟ ِهٛ ج مٌْا

َ

َْذ ٌب ل

َ>

َ عب ر ْهب ف

َ

َ يٛ ٍ ه

َ

َِالل

َ

ٍَّٝ ٕ

َ

َ الل

َ

َِْٗ١ ٍ ػ

َ

َ ٍَُّ ٍ ٚ

َ

َ يب ل ٚ

َ>

«

ب َِّّٔا

َ

َ ٓ زْف ر

َ

َ كٛ ٙ ٠

»

َ

َْذ ٌب ل

َ

َ خ ِْئب ػ

َ>

ب ْٕضِج ٍ ف

َ

، ٌِٟب ١ ٌ

َ

ََُّ ص

َ

َ يب ل

َ

َ يٛ ٍ ه

َ

َِالل

َ

ٍَّٝ ٕ

َ

َ الل

َ

َِْٗ١ ٍ ػ

َ

َ ٍَُّ ٍ ٚ

َ>

«

ًَْ ٘

َ

َِد ْو ؼ ّ

ََ أ

َ َّٗٔ

َ

َ ٟ ِؽٚ أ

َ

ََّٟ ٌِا

َ

َُْ ىَّٔ أ

َ

َ ْٛ ٕ زْف ر

َ

ِٟف

َ

؟ ِهٛ ج مٌْا

»

َ

َْذ ٌب ل

َ

َ خ ِْئب ػ

َ>

«

َ ذْؼِّ َ ف

َ

َ يٛ ٍ ه

َ

َِالل

َ

ٍَّٝ ٕ

َ

َ الل

َ

َِْٗ١ ٍ ػ

َ

، ٍَُّ ٍ ٚ

َ

َ لْؼ ث

َ

َ ن١ِؼ زَْ ٠

َ

َِِْٓ

َ

َِةا ن ػ

َ

َِوْج مٌْا

13

11Muhammad bin Sa’ad bin Mani>’abu> Abdillah al-Bas}ri> al-Zuhri>, T{abaqa>t al-Kubra>, juz I (Beirut: Da>r S{adr, t.th), h. 357.

12‘Ali Musthafa Yaqub, Kerukunan Umat Beragama dalam Perspektif Qur’an dan al-Hadi>s\ (Cet. I; Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000), h. 37, sebagaiamana beliau kutib dari kitab Za>d al-Ma’a>d karya ibn al-Qayyim al-Jauziyyah, juz III, h. 557.

13Muslim bin al-H{ajja>j Abu> al-H{asan al-Qusyairi> al-Naisa>bu>ri>, S{ah{i>h} Muslim, ba>b istih}ba>b al-ta’awwuz\ min ‘az\a>b al-qabri, juz I (Beirut: Da>r Ih{ya>’ al-Tura>s\ al-‘Arabi>, t.th), h. 410. Lihat juga sunan al-Nasa>’i>, ba>b al-ta’awwuz\ min ‘az\a>b al-qabri, juz IV, h. 104. Musnad Ah{amad bin H{anbal, musnad al-s}iddi>qah ‘A<isyah binti al-s}iddi>q rad}iallah ‘anhu, h. 41 dan 43.

Referensi

Dokumen terkait

Aspek filosofis sajrone antologi geguritan iki yaiku arupa kawicaksanan Jawa. Geguritan- geguritane Ardini ditulis kanthi nyurasa filosofis banget. Antologi geguritan LILW iki

%elain rumah sehat dan jamban, sarana sanitasi lain yag diperiksa di antaranya %/B, %/L dan tempat pengolahan sampah. Dari hasil pemeriksaan yang

Pada hasil penelitian ini didapatkan bahwa responden berdasarkan frekuensi umur kehamilan ibu saat bayi dilahirkan dengan kejadian cerebral palsy lebih banyak pada kelompok usia

Kirom, Syahrul, 2011, Ajaran Moral Masyarakat Samin dalam Perspektif Etika: Relevansinya bagi Pengembangan Karakter Bangsa, Tesis: tidak diterbitkan, Program Master

Dibanding dengan citra ALOS AVNIR-2 kedua citra gabungan mempunyai nilai akurasi total dan indeks kappa yang lebih rendah, namun lebih tinggi dibanding dengan citra ALOS

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya klarifikasi dan negosiasi dan dengan berakhirnya masa sanggah, untuk itu kami mengundang Direktur Utama / Pimpinan Perusahaan

[r]

diterima, dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered