SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Seminar Proposal Program Studi (S1) Pendidikan Teknik Informatika Komputer
Oleh : Winda Andini NIM : 2516.119 Pembimbing: Dr. Supriadi, S.Ag, M.Pd NIP. 197210052003121003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)
BUKITTINGGI 2020 M/ 1441 H
PERIZINAN SISWA BERBASIS ANDROID DI SMA N 2 BUKITTINGGI” yang disusun oleh WINDA ANDINI dengan NIM 2516119 telah diperiksa dan disetujui untuk sidang munaqasah. Demikian persetujuan ini diberikan untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Bukittinggi, Juli 2020 Pembimbing
Dr. SUPRIADI, S.Ag, M.Pd NIP. 197210052003121003
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama /Nim : WINDA ANDINI / 2516.119 Tempat / Tanggal Lahir : Simpang / 17 Juli 1997 Fakultas / Jurusan : FTIK / PTIK
Judul Skripsi :“SISTEM INFORMASI PELAYANAN
PERIZINAN SISWA BERBASIS ANDROID DI SMA N 2 BUKITTINGGI”
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah (skripsi) saya dengan judul di atas adalah benar hasil karya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini bukan karya penulis, maka penulis bersedia diproses sesuai hukum yang berlaku agar gelar keserjanaan penulis dicopot sampai batas waktu yang ditentukan.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bukittinggi, Juli 2020
Saya yang menyatakan
WINDA ANDINI NIM. 2516.119
i
Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer, Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah tuntutan terhadap peningkatan pelayanan perizinan yang baik dan memuaskan kepada siswa, menjadi suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh pihak sekolah, karna melihat banyaknya bukti perizinan yang sering hilang maupun rusak ditangan siswa, bukti surat izin yang kurang valid sehingga guru piket dan walikelas tidak mendapatkan informasi yang akurat dari walimurid, dan tidak adanya rekap perizinan yang bisa diakses secara elektronik oleh guru piket. Teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan menjadi lebih cepat, transparan, efektif dan efisien. Pelayanan perizinan siswa berbasis teknologi informasi perlu diterapkan untuk mengurangi resiko terjadinya ketidakpastian waktu ataupun mekanisme pelayanan. Untuk itu, perlu adanya sebuah sistem informasi sebagai suatu inisiatif dalam rangka memberikan pelayanan yang efektif dan efisien untuk mengatasi permasalahan dalam pelayanan yang selama ini berjalan secara manual.
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) dengan model Four-D (4-D) (Define, Design, Develop, Disseminate). Dalam penelitian ini penulis menggunakan model pengembangan SDLC (System Development Life Cycle). Model SDLC yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah model Waterfall, tahapannya Communication, Planning, Modelling, Constructions, Deployment.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, penulis berhasil membuat produk penelitian ini yaitu Sistem Informasi Pelayanan Perizinan Siswa Berbasis Android Di SMA N 2 Bukittinggi. Hasil uji validitas dari 3 orang expert diperoleh nilai 0.91 yang dinyatakan valid, sedangkan untuk uji praktikalitas dari 3 orang praktisi diperoleh nilai 95 yang dinyatakan Sangat praktis. dan untuk uji efektifitas diperoleh nilai 0.66 yang dinyatakan efektif.
ii
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Sistem Informasi Pelayanan Perizinan Siswa Berbasis Android” tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Tak lupa shalawat beserta salam buat baginda Rasulullah SAW yang telah berhasil membawa umatnya dari alam yang tidak berilmu pengetahuan kepada alam yang berilmu pengetahuan, seperti saat sekarang ini.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu pada Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.
Penulis menyadari, skripsi ini tidak mungkin dapat selesai dengan baik tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Rektor dan wakil rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum beserta jajarannya.
2. Ibu Dr. Zulfani Sesmiarni, M,Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.
3. Ayah tercinta Lukman serta Ibu tercinta Yasmar sebagai motivator terbesar dalam hidupku, yang tak pernah lelah mendoakanku, menyayangiku sepenuh
iii
tercinta.
4. Bapak Riri Okra, M.Kom sebagai Ketua Prodi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer. Dr. Supratman Zakir, M.Pd.,
5. Bapak Drs. Khairuddin, M.Pd, selaku dosen Penasehat Akademik (PA) yang telah membantu penulis dan memberikan kelancaran dalam proses penyelesaian pendidikan penulis dikampus IAIN ini.
6. Bapak Dr. Supriadi, S.Ag, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bantuan, arahan dan motivasi yang sangat berharga dan membantu penulis dalam menyelesaiakan skripsi ini.
7. Kakak dan Abang tercinta Rita Asmara, Riki Antoni, dan Emry Yunaldi yang selalu memberikan suport dalam bentuk terlihat maupun yang tidak terlihat, tetapi ini sangat berharga dan bisa saya rasakan dengan sangat kuat.
8. Kepala Sekolah, Ibu Ermizar S.Pd,M.Si yang telah memberikan penulis kesempatan dan kemudahan untuk melakukan penelitian di sekolah ini. 9. Dan buat sahabat-sahabat seperjuagan penulis Jurusan Pendidikan Teknik
Informatika dan Komputer angkatan 2016. Atas segala bantuan yang telah diberikan penulis ucapkan banyak terimakasih.
10. Dan buat sahabat-sahabat seperjuagan penulis Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer angkatan 2016. Atas segala bantuan yang telah diberikan penulis ucapkan banyak terimakasih.
iv
v
HALAMAN PERSETUJUAN SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 8 C. Batasan Masalah... 9 D. Rumusan Masalah ... 9 E. Tujuan Penelitian ... 9 F. Manfaat Penelitian ... 9 G. Penjelasan Judul ... 10 H. Sistematika Penulisan ... 11
BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Sistem Informasi ... 12
B. Pelayanan Perizinan Siswa ... 14
C. Android ... 16
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu Dan Tempat Penelitian ... 37
B. Jenis Penelitian ... 37
C. Model Pengembangan Sistem ... 40
1. Communication ... 41 2. Planning ... 41 3. Modelling ... 41 4. Construction ... 42 5. Deployment ... 42 D. Tahap Penelitian ... 43 E. Uji Produk ... 47 1. Uji Validitas ... 47 2. Uji Praktikalitas ... 49 3. Uji Efektivitas ... 51
BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 55 1. Define ... 55 2. Design ... 57 3. Development ... 60 4. Disseminate ... 97 B. Pembahasan ... 89
vii BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 104 B. Saran ... 105 DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN
viii
Tabel 2.1 Versi Android ... 9
Tabel 2.2 Simbol Usecase Diagram ... 24
Tabel 2.3 Simbol Activity Diagram ... 27
Tabel 2.4 Simbol Sequence Diagram... 52
Tabel 2.5 Simbol Class Diagram ... 53
Tabel 3.1 Contoh Validitas Isi Aiken‟s V ... 87
Tabel 3.2 Kriteria kepraktisan produk ... 87
Tabel 4.1 Penjelasan Actor dari Use Case Diagram ... 88
Tabel 4.2 Penjelasan Use Case Diagram ... 89
Tabel 4.3 Desain database file login... 89
Tabel 4.4 Desain database file data siswa ... 90
Tabel 4.5 Desain database file data kelas ... 96
Tabel 4.6 Desain database file data izin ... 96
ix
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 3.1 Pengembangan Model 4D Thiagarajan ... 33
Gambar 3.2 Model Pressman ... 35
Gambar 3.3 Skema Tahapan Penelitian ... 35
Gambar 4.1 Sistem Flowchart Admin ... 36
Gambar 4.2 Sistem Flowchart Walikelas ... 36
Gambar 4.3 Sistem Flowchart User ... 37
Gambar 4.4 Diagram Usecase ... 37
Gambar 4.5 Activity Diagram Admin... 38
Gambar 4.6 Activity Diagram Walikelas ... 38
Gambar 4.7 Activity Diagram Siswa ... 39
Gambar 4.8 Squence Diagram Admin ... 40
Gambar 4.9 Squence Diagram Walikelas ... 40
Gambar 4.10 Sequence Diagram Siswa ... 40
Gambar 4.11 Class Diagram ... 45
Gambar 3.2 Model Pengembangan Waterfall ... 46
Gambar 3.3 Tahapan Penelitian ... 48
Gambar 4.1 sistem Flowchart admin ... 57
Gambar 4.2 sistem flowchart Guru ... 58
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Listing Program Lampiran II Eksekusi Program
Lampiran III Hasil Analisis Uji Produk Lampiran IV Surat – surat
1
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan IPTEK dari waktu ke waktu semakin cepat dan canggih, didukung oleh arus globalisasi yang semakin hebat. Fenomena tersebut menuntut setiap instansi pendidikan untuk meningkatkan berbagai bidang pelayanannya, di antaranya adalah bidang pelayanan perizinan di sekolah. Pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang melibatkan usaha-usaha manusia dan menggunakan peralatan.[1]
Pemahamanan tentang Izin merupakan suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah, untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan larangan perundang-undangan. Izin mempunyai dua pengertian yakni izin dalam arti sempit, dan izin dalam arti pelepasan atau pembebasan (dispensasi). Pada intinya, pengertian izin dalam arti sempit adalah suatu tindakan yang dilarang, terkecuali diperkenankan. Sedangkan pengertian izin sebagai pelepasan atau pembebasan (dispensasi) adalah, izin memang dimaksudkan sebagai pengecualian yang sungguh-sungguh, pelepasan adalah pengecualian atas larangan sebagai aturan umum.[2]
Pelayanan perizinan untuk siswa di sekolah merupakan suatu proses pemberian layanan dari pihak penyedia layanan (guru piket) kepada pihak
dikarenakan suatu keperluan mendesak[3]. Perizinan dapat berbentuk pendaftaran, rekomendasi, sertifikasi, penentuan kuota, dan izin untuk melakukan sesuatu usaha yang biasanya harus dimiliki atau diperoleh suatu organisasi perusahaan atau seseorang, sebelum yang bersangkutan dapat melakukan suatu kegiatan atau tindakan.[4]
Peraturan mengenai perizinan tidak hanya diatur dalam undang-undang, maupun lembaga yang memiliki wewenang dalam membuat aturan tersebut, namun di dalam Agama Islam juga telah ditegaskan oleh Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW bahwasanya, ada aturan atau adab-adab dalam meminta izin, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur‟an Surah An-Nur ayat 27 :
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. (QS : An-Nur ayat 27).[5]
Tafsir Al-Qur‟an surah An-Nur 27 : Hai orang-orang yang beriman, janganlah salah seorang dari kamu memasuki rumah tempat tinggal yang bukan rumah tempat tinggal kamu, sebelum kamu meminta izin kepada yang berada dalam rumah, dan mengetahui bahwa dia bersedia
penghuninya. Yang demikian itu, yakni meminta kerelaan dan mengucapkan salam, lebih baik bagi kamu daripada masuk tanpa kerelaannya dan atau menggunakan cara jahiliyah dalam meminta izin. Allah menuntun kamu dengan tuntunan ini agar kamu selalu ingat bahwa itulah yang terbaik buat kamu karena kamu pun enggan didadak oleh pengunjung tanpa persiapan dan kerelaan kamu.[5]
Tidak hanya dalam perspektif agama, penegasan mengenai peningkatan pelayanan perizinan sangat dibutuhkan dalam instansi pendidikan, seperti sekolah. Tuntutan terhadap peningkatan pelayanan perizinan yang baik dan memuaskan kepada siswa, menjadi suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh pihak sekolah.
Melihat potret pelanggaran yang marak terjadi, membuat pihak sekolah harus meningkatkan pelayanan dan memperketat aturan mengenai ketertiban sesuai dengan PERDA nomor 3 tahun 2015 tentang penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban masyarakat. Hal ini dipicu akibat adanya temuan kasus mengenai siswa yang bepergian dengan memakai seragam sekolah pada jam PBM, dan beberapa di antara mereka tidak mengantongi izin atau bukti legal dari sekolah.
Hal ini dikhawatirkan dapat menimbulkan spekulasi negatif dari pihak tertentu seperti halnya Satpol PP. Untuk itu, dibutuhkan sebuah sistem informasi yang dapat dengan mudah dikelola oleh pihak sekolah,
tersebut benar adanya dan dapat dipertanggungjawabkan.
Teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan menjadi lebih cepat, transparan, efektif dan efisien. Pelayanan perizinan siswa berbasis teknologi informasi perlu diterapkan untuk mengurangi resiko terjadinya ketidakpastian waktu ataupun mekanisme pelayanan. Untuk itu, perlu adanya sebuah sistem informasi sebagai suatu inisiatif dalam rangka memberikan pelayanan yang efektif dan efisien untuk mengatasi permasalahan dalam pelayanan yang selama ini berjalan secara manual. Kelebihan layanan berbasis teknologi ini dibandingkan layanan sebelumnya yaitu, prosedur yang sederhana, persyaratan yang sederhana, serta kevalidan bukti perizinan.
Perkembangan teknologi saat ini mengalami kemajuan yg cukup pesat, tidak terkecuali pada teknologi mobile yaitu smarthphone. Pada awalnya, penggunaan telepon genggam hanya sebatas sarana komunikasi, tetapi pada beberapa tahun terakhir mengalami perubahan, disebabkan fitur-fitur yang mendukung yang disediakan oleh smartphone berbasis android.
Android merupakan sistem operasi yang dikembangkan untuk perangkat mobile berbasis Linux[6]. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri, untuk digunakan oleh berbagai macam piranti bergerak[7]. Untuk mendukung tercapainya perancangan dari sistem informasi tersebut,
pendukung untuk perancangan aplikasi android.
Berkat keunggulan teknologi berbasis android, serta kemudahan yang ditawarkan oleh software perancangan aplikasi ini, maka akan dirancang sebuah aplikasi sistem informasi sebagai sarana atau media yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk memberikan pelayanan perizinan untuk siswa di sekolah.
Jenis perizinan yang bisa di ajukan ada 4 kategori, diantaranya adalah: izin sakit, izin karena mendapat musibah (kemalangan), izin karena mengikuti lomba/olympiade, dan izin karena ada acara keluarga penting. Pengajuan izin ini dilakukan oleh siswa itu sendiri. Apabila siswa ini mengajukan izin pada saat berada di lingkungan sekolah, maka siswa tersebut harus mendatangi meja piket untuk mengurus perizinannya dengan membawa smarthphonenya.
Jika siswa berhalangan hadir ke sekolah, maka siswa tersebut bisa mengajukan perizinannya dari jarak jauh, karena aplikasi ini di online kan. Siswa dapat melakukan pengajuan izin sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Sementara admin berkewajiban untuk melayani siswa sesuai SOP.
Guru piket bertindak sebagai admin (pengelola layanan), sementara walikelas berperan sebagai orang yang memberikan konfirmasi izin yang diajukan siswa, dan admin lah yang menjembatani interaksi antara siswa dan walikelas. Tanpa persetujuan walikelas, admin tidak dapat
sebagai user (pengguna layanan).
Mekanisme pengajuan izin yang pertama adalah, siswa (user) harus memastikan bahwa aplikasi ini sudah di instalkan di smarthphonenya masing-masing. Langkah selanjutnya admin (Guru Piket) akan membuatkan akun untuk masing-masing siswa, agar mereka bisa login menggunakan username dan password masing-masing. Sementara, walikelas, sudah terlebih dahulu membuat akun masing-masing. Setelah proses pembuatan akun siswa selesai, barulah siswa (user) dapat melakukan pengajuan izin pada aplikasi ini. Izin yang diajukan harus dikonfirmasi oleh walikelas, agar izinnya dapat diterbitkan oleh admin (Guru Piket), yaitu berupa bukti surat izin elektronik yang dapat disimpan siswa di document smarthphonenya masing-masing.
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan pada hari Rabu, tanggal 27 Oktober 2019, pukul 08.15-09.05 WIB, melalui wawancara dengan salah seorang guru bidang studi BL TIK di SMA N 2 Bukittinggi, atas nama bapak Tofan Dwi Cahyo S.Pd yang bertanggungjawab sebagai petugas piket hari itu. Penulis berbincang-bincang dan mengajukan beberapa pertanyaan seputar sistematika pelayanan perizinan yang ada di SMA N 2 Bukittinggi ini. Penulis juga menghimpun jumlah siswa yang mengajukan izin selama kurang lebih 3 bulan terakhir, dan merekapnya dalam sebuah tabel berikut ini :
NO Kelas Bulan Jenis Izin Sakit (Pulang) Musibah (Kemalangan) Acara Keluarga Penting Lomba/ Olympiade 1. X MIPA 1 Oktober 15 3 7 5 2. X MIPA 2 November 6 0 4 9 3 X MIPA 3 Desember 12 0 1 0
Tabel 1.1 Rekapitulasi perizinan siswa
Berpedoman pada hasil yang diperoleh dari wawancara tersebut, sekaligus melihat kondisi di lapangan, maka penulis dan narasumber menyimpulkan bahwa mekanisme pelayanan perizinan siswa di SMA Negeri 2 Bukittinggi selama ini dinilai kurang praktis, valid, dan efektif.
Potret dari kurang efektifnya pelayanan perizinan di SMA N 2 Bukittinggi yaitu, belum adanya standar pelayanan yang mudah dipahami, mengakibatkan siswa merasa kebingungan untuk mengajukan izin kepada guru piket, terlebih lagi untuk siswa kelas X yang tergolong baru beradaptasi di lingkungan SMA Negeri 2 Bukittinggi ini. Tidak hanya itu, bukti perizinan sering hilang/ rusak oleh siswa. Prosedur yang panjang dan waktu yang lama dalam proses pelayanan juga menjadi polemik yang sering terjadi, karena masih menggunakan sistem pencatatan perizinan
bisa dipegang oleh pihak sekolah dan siswa itu sendiri, jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Berdasarkan masalah di atas, maka penulis akan merancang sebuah aplikasi Sistem Informasi yang diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan pelayanan perizinan yang selama ini dinilai kurang memuaskan. Sistem pelayanan yang awalnya menggunakan sistem manual (surat izin), sekarang akan dilakukan perancangan sistem informasi yang sudah dibekali dengan sentuhan teknologi, dimana pelayanan perizinan yang diberikan kepada siswa dialihkan melalui sistem android, serta bukti perizinan sudah dapat diperlihatkan melalui smarthphone. Maka dari itu, penulis memberi judul tentang “Sistem Informasi Pelayanan Perizinan Siswa Berbasis Android di SMA Negeri 2 Bukitinggi”. B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut :
1. Belum adanya standarisasi khusus pelayanan dan sosialisasi mengenai sistematika pelayanan izin yang diberikan pihak sekolah, membuat siswa baru, kurang memahami hal tersebut.
2. Sistem pencatatan pelayanan masih tergolong manual, sehingga membutuhkan waktu yang lama jika terjadi permasalahan seperti kertas izin yang habis, dan harus dicetak ulang terlebih dahulu.
sekolah untuk penunjang absensi siswa.
4. Bukti perizinan sering hilang ataupun rusak oleh siswa, karena pencatatan yg masih tergolong manual tersebut.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis membatasi permasalahan pada “Perancangan Sistem Informasi Pelayanan Perizinan Siswa yang berbasis Android”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah yaitu “Bagaimana merancang sistem informasi untuk membantu memudahkan guru piket dalam memberikan pelayanan perizinan yang praktis, valid, dan efektif untuk peserta didik di sekolah.”? E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah, untuk merancang aplikasi sistem informasi berbasis android yang praktis, valid, dan efektif, untuk memberikan pelayanan perizinan bagi siswa di sekolah.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pihak sekolah
Manfaat yang diperoleh dari penulisan ini, diharapkan dapat menjadi suatu aplikasi yang dapat memudahkan sekolah dalam memanajemen sistem pelayanan perizinan yang optimal.
Untuk memudahkan dalam proses perizinan di sekolah. 3. Peneliti
a. Berguna dalam jangka pendek sebagai dasar penyusunan skripsi, agar dapat memperoleh gelar sarjana.
b. Hasil riset dalam jangka panjang, yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam perancangan aplikasi sistem informasi pelayanan perizinan berbasis android.
G. Penjelasan Judul 1. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling bersatu untuk mencapai suatu tujuan yakni menyediakan sebuah informasi bagi yang membutuhkan.[8]
2. Pelayanan Perizinan
Proses pemberian layanan tertentu dari pihak penyedia layanan (guru piket) kepada pihak yang dilayani (siswa) untuk memberikan legalitas maupun dispensasi dari suatu larangan.[3]
3. Android
Android merupakan sistem operasi yang dikembangkan untuk perangkat mobile berbasis Linux[6]. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri, untuk digunakan oleh berbagai macam piranti bergerak.[7]
Penyusunan proposal ini terbagi menjadi 3 bab, uraian dan penjelasan secara singkat adalah sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitiam, penjelasan judul, dan sistematika penulisan.
2. Bab II Landasan Teori, berisikan teori-teori yang mendukung penelitian meliputi sistem informasi, pelayanan perizinan siswa, android, software perancangan, dan kerangka konseptual.
3. Bab III Metode Penelitian, yang merupakan penjelasan mengenai metode penulisan yang digunakan dalam penelitian, meliputi diantaranya tempat penelitian, metode yang digunakan, model pengembangan, tahapan penelitian dan uji coba produk.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Sistem Informasi 1. Pengertian Sistem
Sistem merupakan kumpulan dari elemen – elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Jogiyanto,2005: 2), sedangkan menurut Kadir (2003: 54), Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu, yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan kedua pendapat diatas, para ahli menyimpulkan bahwa, sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang saling bekerja sama dan berinteraksi untuk memproses masukan, kemudian saling berhubungan, untuk mencapai suatu sasaran tertentu.[9] 2. Pengertian Informasi
Ladjamudin (2008:8) berpendapat, informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna untuk mengambil keputusan masa kini maupun masa yang akan datang. Menurut Kadir (2008:31), Informasi merupakan data yang telah diproses sedemikian rupa, sehingga meningkatkan pengetahuan orang yang menggunakan data tersebut. Berdasarkan beberapa pengertian mengenai informasi, para ahli menyimpulkan bahwa, informasi adalah data yang
telah diproses menjadi bentuk yang bernilai bagi penerimanya dan bermanfaat dalam setiap pengambilan keputusan.[9]
Sedangkan parameter untuk mengukur nilai sebuah informasi tersebut, ditentukan dari dua hal pokok yaitu manfaat (benefit) dan biaya (cost). Suatu informasi dikatakan bernilai, apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya, dan sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir dari nilai efektifitasnya.[10]
3. Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur kerja), yang diproses menjadi informasi, dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan (Kadir, 2008: 10). Menurut Ladjamudin (2009:13), Sistem informasi adalah, suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu mengendalikan organisasi.
Jogiyanto (2008:11) menjelaskan Sistem informasi sebagai suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasasi, serta menyediakan pihak luar tertentu berkaitan dengan laporan - laporan yang diperlukan. Berdasarkan beberapa pendapat, para ahli menyimpulkan bahwa sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari berbagai komponen
yang saling bersatu untuk mencapai suatu tujuan yakni menyediakan sebuah informasi bagi yang membutuhkan.[8]
B. Pelayanan Perizinan Siswa
1. Pengertian Pelayanan Perizinan Secara Umum
Pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang melibatkan usaha-usaha manusia dan menggunakan peralatan (Ivancevich, Lorenzi, Skinner dan Crosby 1997:448) (dalam Ratminto dan Winarsih 2016:2).[1]
Sedangkan Izin merupakan suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan pemerintah, untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan larangan perundang-undangan. Izin mempunyai dua pengertian yakni izin dalam arti sempit, dan izin dalam arti pelepasan atau pembebasan (dispensasi).
Intinya, pengertian izin dalam arti sempit adalah suatu tindakan yang dilarang, terkecuali diperkenankan. Sedangkan pengertian izin sebagai pelepasan atau pembebasan (dispensasi) adalah, izin memang dimaksudkan sebagai pengecualian yang sungguh-sungguh, pelepasan adalah pengecualian atas larangan sebagai aturan umum.[2]
Sedangkan pelayanan perizinan untuk siswa di sekolah merupakan suatu proses pemberian layanan dari pihak penyedia layanan (guru piket) kepada pihak yang dilayani (siswa) untuk diperbolehkan tidak mengikuti pembelajaran dikarenakan suatu
2. Aturan Perizinan di SMA Negeri 2 Bukittinggi
Perizinan juga memiliki jenisnya, alurnya, dan aturan tersendiri di dalam suatu organisasi, lembaga, maupun instansi terkait lainnya. Penjelasan mengenai alur dan aturan perizinan yang diterapkan di SMA Negeri 2 Bukittinggi adalah sebagai berikut :
a. Dikarenakan Sakit (Pulang).
Siswa – Petugas UKS – Guru Piket
Alur dan aturannya adalah : Siswa yang sakit pada saat jam PBM sedang berlangsung, akan ditangani terlebih dahulu oleh petugas UKS. Petugas UKS akan memeriksa, mengobati serta memantau kondisi kesehatan siswa tersebut. Apabila kondisinya membaik maka dapat diantarkan ke kelas untuk mengikuti PBM.
Akan tetapi jika kedaannya memburuk dan sakit tersebut dapat membahayakan kondisinya bilamana tidak mendapatkan perawatan yang intensif, maka petugas UKS akan melaporkan hal tersebut kepada guru piket. Biasanya guru piket akan mengambil tindakan untuk membawa siswa tersebut ke klinik atau Rumah Sakit terdekat, dan bisa juga dibawa untuk pulang ke rumah, sesuai permintaan siswa dan pertimbangan lain. Guru piket akan langsung menghubungi pihak keluarga untuk menjemput siswa tersebut, serta mengurus perizinannya.
Biasanya, guru piket hanya akan memberikan 1 lembar surat izin sebagai bukti untuk ditinggalkan di kelas siswa yang
bersangkutan. Surat izin tersebut harus ditandatangani oleh guru piket dan wali yang bersangkutan, sementara bukti surat izin pulang tidak dibutuhkan lagi, dikarenakan siswa tersebut sudah berada ditangan pihak walinya sendiri.
b. Dikarenakan mendapat musibah atau kemalangan
Alur, serta aturan perizinan untuk siswa yang mendapat musibah atau kemalangan pada dasarnya sama seperti siswa yang diizinkan untuk pulang karena sakit. Hal yang paling penting disini adalah, guru piket harus terlebih dahulu mendapatkan informasi dari pihak keluarga.
c. Dikarenakan ada acara keluarga yang sifatnya penting. Guru piket akan mengeluarkan surat izin pulang, dan memberikan batasan izin minimal 3 hari.
d. Dikarenakan menjadi utusan sekolah dalam acara lomba/ olympiade dan sejenisnya.
Guru piket akan mengeluarkan surat izin yang harus diisi oleh siswa yang bersangkutan. Biasanya guru pembina kegiatan, sudah terlebih dahulu menginformasikan kepada guru piket, bahwasanya siswa yang terpilih mengikuti kegiatan lomba/ olympiade agar diberikan izin/ dikeluarkan surat izinnya.
C. Android
1. Pengertian Android
Android merupakan sistem operasi yang berbasis linux untuk telepon seluler seperti telepon pintar dan computer[11]. Pesatnya pertumbuhan Android selain faktor yang disebutkan di atas, dikarenakan Android merupakan platform yang sangat lengkap, baik itu sistem operasinya, aplikasi dan tool pengembangan, market aplikasi Android, serta dukungan yang sangat tinggi dari komunitas Open Source di dunia, sehingga Android terus berkembang pesat baik dari segi teknologi maupun dari segi device yang ada di dunia.[12]
2. Sejarah Perkembangan Android
Perjalanan Android dimulai sejak Oktober 2003 ketika 4 orang pakar IT, Andi Rubin, Rich Minner, Nick Sears dan Chris White mendirikan Android.Inc, di California US. Visi Android, yaitu untuk mewujudkan mobile device yang lebih peka dan mengerti pemiliknya, kemudian menarik raksasa dunia maya Google.
Google kemudian mengakuisisi Android pada Agustus 2005. OS Android dibangun berbasis platform Linux. Senada dengan Linux, Android juga bersifat open source. Dengan nama besar Google dan konsep open source pada OS Android, tidak membutuhkan waktu lama bagi Android untuk bersaing dan menyisihkan Mobile OS lainnya seperti Symbian, Windos Mobile, Blackberry dan iOS. Sekarang ini
siapa yang tak kenal Android, yang telah menjelma menjadi penguasa Operating System bagi Smartphone.[13]
3. Versi Android.
Table 2.1 Versi Android
Versi Tanggal Rilis Nama Kode
Android 1.0 23 September 2008
Android 1.1 9 Februari 2009
Android 1.5 30 April 2009 Cupcake
Android 1.6 15 September 2009 Donut
Android 2.0 26 Oktober 2009 Éclair
Android 2.0.1
3 Desember 2009 Éclair
Android 2.1 12 Januari 2010 Éclair
Android 2.2 20 Mei 2010 Froyo (frozen yoghurt)
Android 2.3 6 Desember 2010 Gingerbread
Android 2.3.3
22 Februari 2011 Gingerbread
Pc)
Android 3.1 10 Mei 2011 Honeycomb
Android 3.2 18 Juli 2011 Honeycomb
Android 4.0 19 Oktober 2011 Ice Cream Sandwich
Android 4.1/4.2
Jelly Bean
Android 4.4 Kitkat
4. Fitur Android.
Fitur-fitur android adalah sebagai berikut : a. Framework Aplikasi
Fitur ini mendukung penggantian komponen dan penggunaan kembali komponen yang sudah dibuat (reusable). Seperti pada umumnya, framework memiliki keuntungan dalam proses pengkodingan karena user tidak perlu membuat kodingan untuk hal-hal yang pasti dilakukan seperti kodingan menampilkan gambar, kodingan konek database, dan lain sebagainya.
b. Mesin Virtual Dalvik
Lingkungan dimana aplikasi android akan bekerja c. Integrated Browser
Berdasarkan Open Source engine WebKit. d. Grafis
Dengan adanya fitur ini, user bisa membuat aplikasi grafis 2D dan 3D karena Android memiliki library OpenGL ES 1,0. 5. Tugas dari fitur ini adalah berperan dalam penyimpanan data serta bahasanya juga mudah dimengerti.
e. Media Support
Fitur yang mendukung audio, video dan gambar. f. GSM Telephony
Tidak semua android punya fitur ini karena fitur ini tergantung dari smartphone yang dimiliki.
g. Bluetooth, EDGE, 3G, WiFi
Fitur ini tidak selalu tersedia pada android karena tergantung hardware atau smartphone.
h. Dukungan Perangkat Tambahan
Android dapat memanfaatkan kamera, layar sentuh, accelerometer, magnetometers, GPS, akselerasi 2D, dan akselerasi 3D.
i. Multi-Touch
Kemampuan layaknya handset modern yang dapat menggunakan dua jari atau lebih, untuk berinteraksi dengan perangkat.
Memiliki fitur emulator, tools, untuk debugging, profil dan kinerja memori dan plugin untuk IDE Eclipse.
k. Market
Seperti kebanyakan handphone yang memiliki tempat penjualan aplikasi, Market pada android merupakan katalog aplikasi yang dapat didownload dan diinstal pada handphone melalui internet. (Hendra Nugraha Lengkong : 2015).[14] 5. Kelebihan dan kekurangan android
a. Kelebihan Android
1. Switching dan multitasking yang lebih baik.
2. Kapasitas yang lebih baik untuk beragam widget. Kapabilitas terhadap beragam widget dijanjikan akan memanjakan para penggunanya.
b. Kekurangan Android
1. Koneksi Internet yang terus menerus
Kebanyakan ponsel Android memerlukan koneksi internet yang simultan atau terus menerus aktif, itu artinya anda harus siap berlangganan paket GPRS yang sesuai dengan kebutuhan dan batre yang boros karena GPRS yang terus menyala.
2. Iklan
Aplikasi diponsel Android memang bisa didapatkan dengan mudah dan gratis, namun konsekuensinya disetiap aplikasi tersebut, akan selalu ada iklan yang terpampang.[15]
D. Software Perancangan Sistem 1. PHP
PHP (Hypertext Preprocessor) adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Maksud dari server-side scripting adalah sintaks dan perintah perintah yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan di server tetapi disertakan pada dokumen HTML[16]. Pada PHP, serverlah yang akan menerjemahkan skrip program, baru, kemudian hasilnya akan dikirim kepada client yang melakukan permintaan[17].
PHP juga mendukung komunikasi dengan layanan lain melalui protocol IMAP, SNMP, NNTP, POP3 dan HTTP. Fungsi-fungsi yang ada di PHP tidak case sensitive tetapi variabelnya case sensitive (membedakan hurup besar dan kecil). Kode PHP diawali dengan tanda lebih kecil (<) dan diakhiri dengan tanda lebih besar (>).[18]
2. MySQL
Menurut Adi Nugroho (2011) MySQL (My Structured Query Language) adalah “Suatu sistem basis data relation atau Relational Database managemnt System (RDBMS) yang mampu bekerja secara cepat dan mudah digunakan, seperti halnya ORACLE,
POSTGRESQL, MSSQL, dan sebagainya. SQL merupakan singkatan dari Structure Query Language, didefinisikan sebagai suatu sintaks perintah-perintah tertentu atau bahasa program yang digunakan untuk mengelola suatu database. Jadi MySQL adalah softwarenya dan SQL adalah bahasa perintahnya.[19]
MySQL juga merupakan program pengakses database yang bersifat jaringan, sehingga sapat digunakan untuk aplikasi multi user (banyak pengguna). MySQL didistribusikan gratis dibawah lisensi GPL (General Public License). Dimana setiap program bebas menggunakan MySQL namun tidak bisa dijadikan produk turunan yang dijadikan closed source atau komersial.[20]
Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, membuat software database ini banyak digunakan oleh praktisi untuk membangun suatu project. Adanya fasilitas API (Application ProgrammingInterface) yang dimiliki oleh Mysql, memungkinkanbermacam-macam aplikasi Komputer yang ditulis dengan berbagai bahasa pemograman dapat mengakses basis data MySQL.[21]
3. Xampp
XAMPP adalah perangkat lunak bebas, yang mendukung banyak sistem operasi, merupakan kompilasi dari beberapa program. Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL database, dan
penerjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl.
Nama XAMPP merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun), Apache, MySQL, PHP dan Perl. Program ini tersedia dalam GNU General Public License dan bebas, merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat melayani tampilan halaman web yang dinamis.[22]
Dengan menggunakan XAMPP installasi paket software yang dibutuhkan untuk proses pengembangan web (Apache HTTP Server, MariaDB dn PHP) dapat dilakukan dengan sangat mudah, tanpa harus dilakukan secara terpisah (sendiri-sendiri).[23]
E. Alat Bantu Perancangan Sistem UML (Unified Modeling Language)
Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa spesifikasi standar yang dipergunakan untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan dan membangun perangkat lunak. UML merupakan metodologi dalam mengembangkan sistem berorientasi objek dan juga merupakan alat untuk mendukung pengembangan sistem[24]. UML menyediakan banyak sekali diagram yang diperlukan untuk menjelaskan sistem yang sedang dikembangkan, baik dari aspek statis maupun dinamisnya.[25]
Pada penelitian kali ini penulis menggunakan empat jenis UML, yakni Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram dan Class Diagram. Berikut penjelasan mengenai UML yang penulis gunakan :
a. Use Case Diagram
Use Case Diagram menurut Widodo (2011:10) Diagram use case bersifat statis, yang memperlihatkan himpunan Use Case dan aktor-aktor (suatu jenis khusus dari kelas) dan menggambarkan apa saja aktifitas yang dilakukan oleh suatu sistem dari sudut pandang pengamatan luar. Use Case Diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sistem.[26]
Tabel 2.2 Simbol Use Case Diagram
NO GAMBAR NAMA KETERANGAN
1. Use case Fungsionalitas yang
disediakan sistem sebagai unit - unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor; biasanya dinyatakan dengan
menggunakan kata kerja di awal di awal frase nama use case
nama use case
2.
Aktor/actor
Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang; biasanya dinyatakan menggunakan kata benda di awal fase nama aktor
3.
Association
Komunikasi antar aktor dan use case yang berpatisipasi pada use case atau use case memiliki interaksi dengan aktor
4.
Extend
Relasi use case tambahan ke sebuah use case yang ditambahkan dapat berdiri sendiri walau tanpa use case tambahan itu; mirip dengan prinsip inheritance pada pemograman
berorientasi objek; biasanya use case
tambahan memiliki nama depan yang sama dengan use case yang ditambahkan
5.
Generalization
Hubungan generalisasi dan spesialisasi (umum -khusus) antara dua buah use case dimana fungsi yang lebih umum dari lainnya
6.
Include/uses
Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana use case ini untuk menjalankan fungsinya atau sebagai syarat dijalankan use case ini
b. Activity Diagram
Menurut Rosa dalam jurnal (Sari dan David) mengungkapkan : “Activity Diagram menggambarkan work flow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis. Yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas dapat dilakukan oleh sistem”[27]. Simbol-simbol yang digunakan dalam activity diagram sebagai berikut :
Tabel 2.3 Simbol Activity Diagram
1. Status awal Status awal aktivitas sistem, sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah status awal
2.
Aktivitas
Aktivitas yang dilakukan sistem, aktivitas biasanya diawali dengan kata kerja
3.
Percadangan / decision
Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan aktivitas lebih dari satu
4. Penggabungan/
join
Asosiasi penggabungan dimana lebih dari satu aktivitas digabungkan menjadi satu
5. Status akhir Status akhir yang
dilakukan sistem, sebuah diagram aktivitas
memiliki sebuah status akhir
6. Swimlane Memisahkan organisasi
bisnis yang bertanggung jawab terhadap aktivitas
atau
yang terjadi
c. Sequence Diagram
Sequence diagram menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima antar objek. Oleh karena itu, untuk menggambarkan diagram ini, maka harus diketahui objek - objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode - metode yang dimiliki kelas yang akan diinstansiasi menjadi objek itu. Membuat Sequence Diagram juga dibutuhkan untuk melihat skenario yang ada pada use case.[28]
Tabel 2.4 Simbol-simbol Sequence Diagram
NO GAMBAR NAMA KETERANGAN
1. Aktor/nama
aktor
Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem
nam
a swi
m
atau
tanpa waktu aktif
informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun smbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang; biasanya dinyatakan menggunakan kata benda diawal frase nama aktor
2. Garis hidup
/ LifeLine
Menyatakan kehidupan suatu objek
3.
Objek
Menyatakan objek yang berinteraksi pesan
4.
Waktu aktif
Menyatakan objek dalam keadaan aktif dan berinteraksi, semua yang terhubung dengan waktu aktif ini adalah sebuah tahapan yang dilakukan di dalamnya
5.
<<create>> Pesan tipe create
Menyatakan suatu objek membuat objek yang lain, arah panah mengarah pada objek yang dibuat
6.
1 : nama_metode()
Pesan tipe call
Menyatakan suatu objek memanggil operasi/metode yang ada pada objek lain
nama aktor
atau dirinya sendiri
7.
1 : masukan
Pesan tipe send
Menyatakan bahwa suatu objek mengirim data/
masukan/ informasi ke objek lainnya, arah panah
mengarah pada objek yang berinteraksi
8.
1 : keluaran
Pesan tipe return
Menyatakan bahwa suatu objek yang telah menjalankan suatu operasi atau metode menghasilkan suatu kembalian ke objek tertentu, arah panah mengarah pada objek yang dikirim
9.
<<destroy>>
Pesan tipe destroy
Menyatakan suatu objek mengakhiri hidup objek yang lain, arah panah pada objek yang diakhiri, sebaiknya jika ada create pada destroy
d. Class Diagram
Class Diagram menggambarkan struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun sistem.[28]
No Nama Simbol Deskripsi 1 Kelas
Nama_kelas +atribut +operasi
Kelas pada struktur system
2 Antarmuka/ interface
Nama_interface
Sama dengan konsep
interface dalam pemrograman berorientasi objek
3 Asosiasi/ association
Relasi antar kelas dengan makna kelas yang satu digunakan oleh kelas yang lain, asosiasi biasanya juga disertai dengan multiplicity 4 Asosiasi berarah/ directed association >
Relasi antarkelas dengan mkana kelas yang satu digunakan oleh kelas yang lain, asosiasi biasanya juga disertai dengan multiplicity 5 Generalisasi
Relasi antarkelas dengan makna
generalisasi-spesialisasi (umum khusus)
6 Kebergantun gan/
dependency
>
Relasi antarkelas dengan makna kebergantungan antarkelas
gregation makna semua bagian (whole-part
F. Penelitian Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Faris Mushlihulaimin dan Mochamad Faid yang berjudul “Perizinan Dan Pelanggaran Santri Berbasis SMS Gateway Dengan Phyton Dan Gammu Di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Fakultas Saintk. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dinyatakan bahwa perangkat yang akan digunakan dalam menganalisa sistem yaitu Sistem Flow Chart, Data Flow Diagram, dan Entity Relationship Diagram. Program Sistem Informasi Santri ini dibuat, berguna untuk melengkapi sistem informasi santri yang sudah ada di Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam hal perizinan dan pelanggaran santri yang berbasis SMS Gateway, dengan kata lain, proram aplikasi ini dibuat sebagai bahan pertimbangan bagi pengurus pesantren dan wali santri dalam mengambil keputusan untuk permasalahan perizinan dan pelanggaran yang terjadi di Pondok Pesantren Nurul Jadid. Aplikasi ini dibangun, guna memanfaatkan teknologi telepon seluler atau smarthphone, untuk memberitahu keberadaan anaknya dengan menggunakan SMS Gateway (Software yang digunakan untuk membaca SMS atau mengirim SMS melalui modem/Hp) kepada pihak wali santri, dan pengasuh pesantren. Semakin banyaknya masyarakat yang ingin memondokkan anaknya ke
pesantren, disini timbul masalah yang harus dipecahkan bersama, contohnya wali santri tidak mengetahui keadaan anaknya, seperti anaknya izin keluar Pesantren atau sedang bermasalah di Pondok karena melanggar peraturan pesantren. Permasalahan lainnya adalah, pihak pengasuh pesantren tidak mengetahui perkembangan santrinya jika santri mencapai ratusan orang.[29]
2. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Rizqi, Elis Hermawati dan Guntur Prabawa yang berjudul “Aplikasi Pengaduan, Perizinan, Dan Perkembangan Nilai Siswa Berbasis Web di SMA Negeri 8 Bandung Pada Fakultas Ilmu Terapan Di Universitas Telkom Bandung. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa aplikasi ini iterapkan pada SMA N 8 Bandung. Metode yang digunakan adalah SDLC (System Development Life Cycle) dengan model pengembangan Waterfall. Model ini tahapan pengerjaannya dilakukan secara berurutan sehingga fase-fase pengerjaan system sangat terorganisir. Aplikasi ini dirancang karena beberapa masalah. Pertama, tidak adanya tempat pengaduan dan perizinan resmi untuk putra-putrinya. Kedua, susahnya wakil kesiswaan mengelola laporan pengaduan dari orangtua siswa. Ketiga, sulitnya petugas piket dalam mengelola perizinan ketidakhadiran masuk sekolah. Dan yang terakhir adalah, guru matapelajaran kesulitan dalam melakukan pengelolaan nilai akademik secara berkala, agar dapat dilihat oleh orangtua siswa melaui aplikasi
web yang bertujuan untuk memfasilitasi orangtua dalam melakukan pengaduan ekstenal dan perizinan ketidakhadiran putra-putrinya. 3. Ketiga, penelitian yang dilakuka oleh Rachman Arief yang berjudul
“Pembayaran dan Perizinan Santri Ponpes Assalafi Al Fitrah Surabaya berbasis Web, di Institut Teknologi Adhi Tama, Surabaya”. Dari hasil penelitian yang telah diakukan, bahwa jenis penelitian yang digunakan adalah model Conceptual Data Model (CDM). CDM adalah model data tingkat yang paling abstrak. Informasi spesifik untuk platform dan implementasi lain, dari model data. Model data konseptual digunkan untuk mengkomunikasikan ide data dalam proyek yang strategis, membantu dalam membangun hubungan antar entitas, dan menjadi indipenden dari teknologi penyimpanan data atau (DBMS). Aplikasi ini dibuat karena Pondok Pesantren masih menggunakan buku besar untuk memasukkan data siswa yang melakukan pembayaran dan perizinan. Oleh karena itu, dirancanglah aplikasi, guna membantu pekerjaan karyawan atau staf yang bersangkutan, dalam pengelolaan data pembayaran dan perizinan yang sudah ada bukti kwitansi pembayarannya.
Dari ketiga penelitian relevan di atas, penulis melihat ada persamaan dan perbedaan skripsi dari yang penulis rancang. Persamaan antara ketiga penelitian di atas adalah sama-sama berbasis web dan sama-sama membantu posedur perizinan secara online, dan memudahkan kinerja staf/ karyawan sekolah, dalam mengelola
perizinan siswa. Perbedaan dengan penelitian pertama adalah, penelitian pertama berbasis SMS Gateway.
SMS Gateway ini bertujuan untuk memberitahu lanngsung wali murid, mengenai ada tidaknya anaknya di sekolah. Perbedaan dengan penelitian kedua adalah, meggunakan Analisis Flowmap, sedangkan penulis menggunakan flowchart. Sedangkan, perbedaan dengan penelitian yang ketiga adalah, penelitiannya menggunakan model Conceptual Data Model (CMD), dan tidak sama dengan yang penulis gunakan.[30]
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian untuk menyusun tugas akhir ini akan penulis lakukan pada bulan Februari-April tahun 2020, yang berlokasi di SMA N 2 Bukittinggi. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan atas pertimbangan mengenai kondisi serta sarana dan prasarana yang ada di sekolah ini sudah memadai sehingga dapat menunjang dilaksanakannya penelitian.
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan data siswa, serta aturan dan mekanisme perizinan yang kemudian akan diolah untuk membuat sistem informasi perizinan siswa berbasis android, untuk mempermudah pihak sekolah, khususnya guru piket untuk memberikan legalitas perizinan siswa SMA Negeri 2 Bukittinggi. B. Jenis Penelitian
Salah satu bentuk dari metode penelitian adalah pengembangan. Penelitian pengembangan adalah memperluas atau memperdalam pengetahuan yang telah ada. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian pengembangan yang kita kenal dengan nama Research and Development (R&D). Research and Development (R&D) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan metode tersebut.[31]
bidang Ilmu Alam dan Teknik. Hampir semua produk teknologi, seperti alat-alat elektronik, kendaraan bermotor, pesawat terbang, kapal laut, senjata, obat-obatan, alat-alat kedokteran, bangunan gedung bertingkat dan alat-alat rumah tangga yang modern diproduksi dan dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan. Namun demikian, metode penelitian dan pengembangan bisa juga digunakan dalam bidang ilmu-ilmu social seperti psikologi, sosiologi, pendidikan, manajemen dan lain-lain[32].
C. Prosedur Pengembangan Sistem
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengadaptasi dari model pengembangan Thiagarajan atau disebut dengan metode Four-D (4-D) (Thiagarajan 1974)[33]. Menurut Thiagarajan, dkk (1974), model 4D ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-P, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran.[34]
Peneliti memilih model pengembangan 4D karena jenis penelitian ini sesuai dengan kebutuhan peneliti untuk mencapai tujuan yang telah dibuat yaitu pengembangan perangkat yang secara detail menjelaskan langkah-langkah operasional pengembangan perangkat, khususnya pada tahap pengembangan (develop) memuat siklus kegiatan, sehingga terlihat jelas bahwasanya untuk pengembangan perangkat, model 4D ini lebih terperinci uraiannya, lebih lengkap, lebih sistematis dan peneliti dimudahkan untuk melakukan langkah selanjutnya. Peneliti juga dapat dengan leluasa melakukan
tahap pengembangan versi 4D dapat dijelaskan pada skema dibawah ini : Gambar 3.1 Pengembangan Model 4D Thiagarajan
a. Define (Tahap Pendefenisian)
Define atau pendefenisian merupakan langkah pertama dalam metode penelitian ini. Pada langkah ini dilakukan pendefenisian produk yang akan dibuat beserta spesifikasi produk yang akan dikembangkan[35]. Analisis awal dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang ada di SMA Negeri 2 Bukittinggi. Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan mendefenisikan syarat-syarat pengembangan sebagai tujuan untuk mengembangkan dari sistem informasi yang sebelumnya.
b. Design (Tahap Perancangan)
Tahap ini bertujuan untuk menyiapkan prototype perangkat pengembangan. Tahap ini dikenal dengan istilah membuat rancangan.
c. Develop (Tahap Pengembangan)
Tujuan tahap pengembangan adalah untuk memodifikasi prototype perangkat pengembangan sehingga menghasilkan perangkat pengembangan yang sesuai dengan tujuan dan
Define Design Develop Disseminate
pengembangan yang efektif, praktis, dan optimal. d. Disseminate (Penyebaran)
Tahap ini merupakan tahap penyebarluasan produk atau hasil dari perangkat yang telah dikembangkan, serta telah teruji, untuk dimanfaatkan oleh orang lain pada skala yang lebih luas. Uji yang dilakukan yaitu uji validitas, praktikalitas, efektifitas dan selanjutnya akan dilakukan tahap pemeliharaan agar produk bertahan lama.[34]
D. Model Pengembangan Sistem
Metode yang penulis gunakan dalam melakukan perancangan sistem informasi ini adalah metode SDLC (System Development Life Cycle) dengan model proses waterfall. Menurut Rosa A.S dan M. Shalahuddin (2016) Model SDLC air terjun (waterfall) sering juga disebut model sekuensial linier (sequential linear) atau alur hidup klasik (classic life cycle).[36]
Alasan penulis menggunakan prosedur pengembangan model Waterfall dikarenakan model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut, mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain, coding, testing/ verification, dan maintenance. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Sebagai contoh tahap desain harus menunggu selesainya tahap sebelumnya yaitu tahap requirement[37]. Berikut adalah bentuk diagram model dan penjelasannya[38] :
Gambar 3.2 Model Pressman
Berikut adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan dalam model Waterfall oleh Presman, 2015 [39]:
1. Communication
Tahapan pertama diawali dengan komunikasi kepada konsumen atau pengguna. Langkah awal ini merupakan langkah penting karena menyangkut pengumpulan informasi tentang kebutuhan konsumen atau pengguna.
2. Planning
Tahapan selanjutnya adalah proses communication, kemudian menetapkan rencana untuk pengerjaan software yang meliputi tugas-tugas teknis yang akan dilakukan, risiko yang mungkin terjadi, sumber yang dibutuhkan, hasil yang akan dibuat, dan jadwal pengerjaan, representasi antar muka dan prosedur pengkodean.
3. Modeling
Tahapan modeling ini menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada rancangan struktur data,
prosedural.
4. Construction
Tahapan Construction merupakan proses membuat kode (code generation). Coding atau pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh computer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu software, artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki. Pengujian sistem dengan black box testing.
5. Deployment
Deployment disebut juga dengan tahapan final dalam pembuatan sebuah software atau sistem. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang sudah jadi akan digunakan oleh user. Kemudian software yang telah dibuat harus dilakukan pemeliharaan secara berkala.
E. Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian yang penulis lakukan yaitu mengkombinasikan metode R&D versi 4-D dengan model pengembangan sistem dari Waterfall.
Gambar 3.3 Skema Tahapan Penelitian 1. Define
Pada tahap define ini, ada 2 hal yang harus dilakukan yaitu studi literature dan studi lapangan. Studi literatur berguna untuk menemukan konsep atau landasan teoritis yang memperkuat suatu produk. Melalui studi literatur dikaji pula ruanglingkup suatu
Studi Lapangan Define
Studi Literatur
Draf rancangan produk secara umum Design Develop Disseminate Communication Planning Modeling Constraction Deployment
Penyebaran produk/sistem di lokasi penelitian
langkah yang tepat untuk mengembangkan produk, dan memberikan gambaran hasil penelitian terdahulu sebagai bahan perbandingan untuk mengembangkan produk. Sedangkan studi lapangan dilakukan guna memperoleh informasi mengenai sistem sebelumnya (sistem lama) yang sedang berjalan.
Penulis juga mencari dan menentukan potensi serta masalah yang terjadi di lapangan, kemudian menetapkan serta mendefenisikan aplikasi perizinan yang sedang digunakan sebelum melakukan perancangan terhadap aplikasi perizinan siswa. Tahap pendefenisian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pengurusan perizinan yang digunakan selama ini di SMA Negeri 2 Bukittinggi. Untuk mengidentifikasi potensi dan masalah, dilakukan menggunakan metode kualitatif.
Penulis memperoleh sumber data/ informasi melalui guru piket dan waka kesiswaan. Teknik pengumpulan data yaitu dengan melakukan observasi sekaligus wawancara. Sedangkan untuk menganalisis data, penulis menggunakan analisis kualitatif. Studi literatur yang penulis pelajari berkaitan dengan sistem.
Dengan adanya studi literatur, diharapkan dapat diperoleh pemahaman secara teorititis mengenai sistem. Studi literatur ini dapat menjembatani penulis dalam merancang konsep desain yang
pengukuran kebutuhan dan penelitian dalam skala kecil. 2. Design
Hasil yang diperoleh dari studi lapangan dan studi literatur digunakan untuk membuat desain sistem. Secara garis besar, perancangan sistem diawali dengan :
a. Mengidentifikasi sistem yang sesuai (relevan) b. Menyusun tujuan dan spesifikasi rancangan produk
c. Memilih dan melakukan format terhadap desain isi serta mengevaluasi konsep-konsep yang ditawarkan.
d. Menggambarkan wujud desain produk. 3. Develop
Dalam tahap ini, penulis melakukan pengembangan aplikasi dengan menggunakan model pengembangkan waterfall model, yaitu:
a. Communication
Tahap ini merupakan langkah untuk mendefinisikan tujuan, ruang lingkup, waktu pengerjaan, serta biaya yang dibutuhkan. Komunikasi dilakukan kepada pihak yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan perizinan., sehingga didapatkan informasi tentang kebutuhan pengguna sistem.
kebutuhan dari semua pihak yang terlibat, seperti pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara dan studi dokumentasi, serta mendefinisikan fitur dan fungsi software.
b. Planning (Estimating, Schedulling, Tracking)
Pada tahap ini, penulis melakukan perencanaan yang menjelaskan mengenai estimasi tugas-tugas teknisi yang akan dilakukan, serta resiko-resiko yang dapat terjadi, sumber daya yang diperlukan dalam membuat sistem, produk kerja yang ingin dihasilkan, penjadwalan kerja yang akan dilakukan, serta tracking proses pengerjaan sistem.
c. Modeling
Tahap perancangan dan pemodelan arsitektur sistem dilakukan pada tahap ini. Hal ini berfokus pada perancangan struktur dan arsitektur software, tampilan interface, dan algoritma program. Tahapan ini bertujuan untuk memahami gambaran besar dari apa yang dikerjakan.
d. Contruction
Tahapan ini adalah proses penerjemahan desain menjadi kode atau bentuk bahasa yang bisa dikenali oleh computer atau mesin. Setelah itu, dilakukan pengujian terhadap sistem dan juga kode yang sudah dibuat. Tujuannya untuk menemukan
menggunakan metode black box testing.
e. Deployment
Tahapan ini merupakan tahapan penerapan software ke custumer, perbaikan software, evaluasi software, dan pengembang software berdasarkan umpan balik yang diberikan agar sistem dapat tetap berjalan dan berkembang sesuai dengan fungsinya.
4. Disseminate
Tujuan dari tahap ini adalah menyebarluasan produk atau hasil dari perangkat yang telah dikembangkan, serta telah teruji, untuk dimanfaatkan oleh orang lain pada skala yang lebih luas. Uji yang dilakukan yaitu uji validitas, praktikalitas, efektifitas dan selanjutnya akan dilakukan tahap pemeliharaan agar produk bertahan lama.
F. Uji Poduk
1. Uji Validitas Produk
Pendefinisian validitas tes dapat diawali dengan melihat secara etimologi. Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah (Azwar, 2000).[40]
Analisis validitas dan reliabilitas instrument menggunakan Formula Aikens‟V. Aiken (1985) merumuskan formula Aiken‟s V untuk menghitung content validity coefficient yang didasarkan pada hasil penilaian dari panel ahli sebanyak n orang terhadap suatu item dari segi sejauh mana item tersebut mewakili konstrak yang diukur. Formula yang diajukan oleh Aiken adalah sebagai berikut :
V = ∑ s / [n(c-1)] Dimana, s = r – lo
Lo = Angka penilaian validitas yang terendah (misalnya 1) C = Angka penilaian validitas tertinggi (mialnya 5)
R = Angka yang diberikan oleh penilai n = Banyaknya validator (penilai) Contoh kasus :
Sebuah skala yang terdiri dari lima item dalam tes dinilai oleh 7 (tujuh) orang ahli mengenai relevansinya. Rentang nilai yang diberikan adalah 1 (terendah) dan 5 (tertinggi), sehingga n = 7, lo = 1 dan c = 5
Skor S Skor S Skor s Skor S Skor S A 4 3 2 1 4 3 4 3 4 3 B 3 2 4 3 4 3 4 3 4 3 C 4 3 4 3 2 1 4 3 2 1 D 3 2 3 2 4 3 3 2 4 3 E 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 F 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 G 2 1 4 3 4 3 4 3 4 3 ∑S 15 16 17 18 17 V 0.536 0.571 0.607 0.643 0.607
Nilai V untuk item 1 diperoleh dari V= 15 / (7 (5-1)) = 0.536, begitu pula dengan item 2 yaitu V= 16 / (7 (5-1)) = 0.571 dan seterusnya untuk item 3, 4 dan 5. Nilai koefisien Aiken‟s V berkisar antara 0 – 1. Koefisien sebesar 0.536 (item 1), 0.571 (item 2), 0.607 (item 3), 0.643 (item4) dan 0.607 (item 5) ini sudah dapat dianggap memiliki validitas isi yang memadai.[41]
2. Uji Praktikalitas
Setelah selesai melakukan validasi produk dan hasil yang didapat valid, maka tahap selanjutnya adalah uji praktikalitas yang dikenal sebagai standar ukur dari sisi kepraktisan produk tersebut. Uji praktikalitas dilakukan dengan mengacu pada rumus Statistik Momen Kappa, sebagai berikut:
k Keterangan :
k : moment kappa yang menunjukkan efektifitas produk.
ρ : proporsi yang terealisasi, dihitung dengan cara jumlah nilai yang diberi oleh penguji dibagi jumlah maksimum.
ρe : proporsi yang tidak terealisasi, dihitung dengan cara jumlah nilai maksimum dikurangi dengan jumlah nilai total yang diberi penguji dibagi jumlah nilai maksimal.
Lembar uji kepraktian yang penulis gunakan ada 2, yaitu lembar uji kepraktisan menurut waka kesiswaan dan lembar uji kepraktisan menurut guru piket di SMA Negeri 2 Bukittinggi. Setelah hasil uji kepraktisan didapat, selanjutnya ditentukan persentase kepraktisan. Produk dikatakan layak bilamana persentase kelayakan