• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah UUD 1945 ..

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah UUD 1945 .."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Tegak kukuhnya tugu pahlawan di tengah-tengah kota Surabaya ini mewajibkan kita masing-masing tetap menundukan kepala terhadap pengorbanan luhur para  pahlawan, demi berlangsungnya cita-cita proklamasi berdasarkan pancasila.

“… The Indonesian in soerabaya took no account of the Idea; when one man fell, another came forward, … The brans continued to speak, the piles of the dead at the barricade mounted, but more and more Indonesian came forward trampling on the  fallen.”

Hening khidmatnya makam pahlawan yang tersebar di seluruh plosok tanah air  tidak membenarkan kita untuk ragu-ragu terhadap fungsi dan nilai Pancasila maupun UUD bagi kehidupan Negara dan bangsa Indonesia.

Dengan lebih mendalami aspek-aspek yang menyangkut fungsi dan nilai  pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar filsafat dan pandangan hidup Negara dan bangsa, kita akan lebih meyakininya, lebih mengerti kekayaan isinya sehingga akan lebih mencintainya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka rumusan permasalahan yang ada dalam makalah ini adalah:

 Apa pengertian dari Undang-undang Dasar 1945?

 Apa pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan Undang-Undang Dasar?  Mengapa dilakukan amandemen pada UUD 1945?

(2)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Undang-Undang Dasar 1945

Diperlukan suatu hukum yang berisi norma-norma, aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati oleh setiap warga negara Indonesia agar masyarakat dapat merasakan kenyamanan dan ketenangan dalam hidup  bernegara, bebangsa dan bertanah air. Hukum yang dimaksud yaitu UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis di Negara kita. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau disingkat UUD 1945 atau UUD '45, adalah hukum dasar tertulis (basic law), konstitusi pemerintahan negara Republik Indonesia saat ini. UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak  tanggal 27 Desember  1949, di Indonesia berlaku Konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS 1950. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara aklamasi oleh DPR  pada tanggal 22 Juli1959. Pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali  perubahan (amandemen), yang mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem

ketatanegaraan Republik Indonesia.

Sebelum dilakukan Perubahan, UUD 1945 terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh (16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri dari 1 ayat dan 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau lebih), 4 pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan Tambahan), serta Penjelasan. Setelah dilakukan 4 kali  perubahan, UUD 1945 memiliki 20 bab, 37 pasal, 194 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan,

dan 2 pasal Aturan Tambahan.

1. Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 → Perubahan Pertama UUD „45 2. Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 → Perubahan Kedua UUD 1945 3. Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 → Perubahan Ketiga UUD „45 4. Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 → Perubahan Keempat UUD 45

Dalam Risalah Sidang Tahunan MPR Tahun 2002, diterbitkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah, Sebagai Naskah Perbantuan dan Kompilasi Tanpa Ada Opini.

(3)

Dalam uraian ini kami mulai dengan pembahasan Pembukaan UUD 1945, sebagai titik pangkal pendekatan terhadap problema yang dihadapi, di samping oleh karena obyektif  rumusan Pancasila dapat kita temukan dalam pembukaan ini, juga dengan demikian akan diperoleh pula sandaran konstitusional. Setelah diperoleh pokok-pokok pengertian tentang esensi material dan kedudukan pembukaan, maka dari kaitan-kaitan pengertian yang ditemukan itu pertama-tama diuraikan hubungan antara pembukaan dan proklamasi 17 Agustus 1945. Adapu pokok-pokok yang ada pada bagian-bagian pembukaan adalah :

Undang-Undang Dasar 1945  Pembukaan

 Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.

 Dan perjuangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada  saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan  pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan

makmur.

 Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.

 Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia  yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk 

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang   Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia  yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa,  Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatam yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan  suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pada bagian undang-undang dasar 1945, tedapat penjelasan, yakni: 1. Bagian petama

“ Bahwa sesungguhya kemerdekaan ini ialah hak segala dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.”

Kata-kata perikeadilan dan perikemanusiaan menjadi ukuran penentunya, yaitu  bahwa dalam batas-batas keadilan dan kemausiaan, manusia sebagai individu diakui

(4)

Hak akan kemerdekaan yang dimaksud ialah hak segala bangsa untuk memperoleh kemerdekaan. Ada dan berlakunya hak kemerdekaan adalah sejalan dengan tuntutan  perikemanusiaan dan perikeadilan. Dalam pernyataan itu pula menunjukan adanya perbedaan  pandangan dari pada pernyataan hak kemerdekaan dalam ukuran Negara-negara barat pada umumnya, yang perkenaannya diberikan kepada hak individu, bahkan hak kemerdekaan suatu bangsa diproyeksikan dari hak kebebasan individu itu. Dalam hubungan ini dapat disebut antara lain Delaration of Independence dari Amerika Serikat (1776), Declaration Des  Droits de I ’homme et du Citoyen dari perancis (1791). Juga Universal Declaration of Human  Right dari PBB, bertopang pada hak-hak kebebasan individu. Dengan demikian berarti bahwa setiap bangsa berhak dengan kemerdekaan yang mutlak. Kata mutlak ini merupakan hak  kodrat setiap bangsa. Pengertian hak kemerdekaan sebagai kodrat segala bangsa tidak  langsung tertuju kepada hak  yuridis, tetapi lebih merupakan hak moral untuk  menghormatinya. Dalam ukuran keadaban, semakin maju taraf peradaban manusia bertambah  pula tuntutan bagi pemenuhan hak moral itu.

2. Bagian kedua

” Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampai kepada saat   yeng berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu  gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan

makmur.”

Dasar pemikiran yang menjadi dorongan kuat akan adanya perjuangan  pergerakan ini tak lepas dari adanya dasar keyakina bahwa hak kemerdekaan, hak segala  bangsa merupakan hak kodrat. Dengan demikian perjuangan pergerakan kemerdekaan di samping merupakan dakwaan terhadap adanya penjajahan, sekaligus juga mewujudkan hasrat yang kuat dan bulat untuk dengan kemampuan serta kekuatan sendiri dapat tegak  menentukan nasib atas kekuatan sendiri yang pada akhirnya denagn megah dan dapat  berhasil dirumuskan dengan jelas dalam kalimat “.. telah sampailah kepada saat yang 

berbahagia dengan selamat sentosa…..” dan seterusnya. Hasil perjuangan pergerakan kemerdekaan itu terjelma dalam suatu wujud Negara Indonesia. Menyusun suatu Negara atas kekuatn dan kemampuan sendiri adalah suatu kebahagiaan, suatu kebanggaan yang mencerminkan adanya harga diri sebagai suatu bangsa sehingga dapat dipahami terwujudnya suatu hasrat untuk memberikan sifat-sifat merdeka, bersatu, berdaulat, juga hasrat mewujudkan keadilan dan kemakamuran sebagai tujuannya. Kemakmuran yang dimaksudkan tidak hanya alam batas ukuran material saja, tetapi tercakup pula di

(5)

dalamnya kemakmuran spiritual kemakmuran batin, yang tersirat dari pengertian kebahagiaan. Pengertian Negara yang berdaulat adalah dalam hubungan kelengkapannya sebagai Negara merdeka yang berdiri di atas kemampuan, kekuatan, dan kekuasaan sendiri; dalam kedudukannya sama tinggi dengan Negara-negara yang lain. Dan sama juga terhadap nilai-nilai kehormatan. Dlam tata pergaulan Negara terjalin atas dasar saling menghormati.

 Negara Indonesia yang adil mengandung pengrtian bahwa di dalam lingkungan kekuasaan Negara oleh Negara diwujudkan tegaknya perikeadilan yang menyangkut Negara terhadap warga Negara, warga Negara terhadap Negara dan diantara sesama warga Negara: dalam hubungan yang lebih luas disebutkan hubungan terhadap mas yarakat dengan warganya, antara warga masyarakat terhadap masyarakatnya dan diantara warga masyarakat dalam keseimbangan pemenuhan dan penggunaan hak dan kewajiban, baik dalam bidang hukum maupun bidang moral. Dengan ukuran keseimbangan dan pemenuhan hak dan kewajiban ini maka berlakulah bentuk-bentuk keadilan dalam hubungan hidup masyarakat dan bernegara yang dalam ilmu pengetahuan kemasyarakatan lazim dikenal dengan keadilan kommutatif  (Commtatif Justice) antar sesama warga Negara sama derajatnya; keadilan distributive (Distributif Justice) antar warga Negara dan negaranya; keadilan fungsional/legal (Fungsional/Legal Justice) antar Negara dengan masyarakatnya: keadilan social (Social Justice) yang mencakup bentuk-bentuk keadilan distributive dan keadilan fungsional/legal.

Pengertian makmur sebagaimana telah diutarakan mencakup arti material dan spiritual yang menjadi dasar kebutuhan kehidupan manusia, hanya dapat menemukan wujudnya dalam jalinanannya dengan keadilan. Dalam hubungan ini keadilan merupakan  pola dasarnya, apabila dikehendaki diperolehnya suatu kemakmuran yang benar-benar 

memenuhi martabat kemanusiaan, “ Negara Indonesia yang makmur”. Jadi, makmur dalam lingkungan tugas Negara di samping berpaut dengan sifat keadilan, juga dengan sifat  persatuan sehingga seluruh bangsa dan setiap orang dalam ukuran-ukuran keadilan mencapai

kesejahteraan. Dalam pengertian inilah asas kekeluargaan dalam kehidupan bernegara dapat menemukan wujud konkretnya.

3. Bagian ketiga

“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”

(6)

Bagian ketiga pembukaan adalah dalam rangkaiannya dengan bagian pertama dan bagian kedua pembukaan untuk memberikan penjelasan proses perjuangan bangsa Indonesia sampai kepada Negara Indonesia merdeka. Dengan demikian tidak saja untuk  menjelaskan mengapa kita menyatakan kemerdekaan, tetapi juga menegaskan bahwa kwmwrdekaan itu adalah hak kodrat dan hak moral bangsa Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang Maha Kuasa yang tidak dapat lagi dikekang oleh siapa pun. Penyebutan dalam kalimat didorongkannya oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang  bebas mewujudkan dasar keyakinan terhadap asas moral yang tinggi. Menjunjung hak moral dan hak kodrat segala bangsa supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas; cita-cita mencapai kemakmuran beradasarkan norma-norma keadilan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara jelas merupakan suatu keinginan luhur.

Disebutkan bahwa yang menyatakan kemerdekaan adalah rakyat Indonesia dan yang dinyatakan kemerdekaannya adalah pula rakyat Indonesia sendiri. Penyebutan ini secara implisit melenyapkan segala rupa kesangsian tentang dukungan pernyataan kemerdekaan oleh rakyat seluruhnya. Bahwa segala sesuatu berkenaan dengan pernyataan kemerdekaan ini adalah oleh rakyat, untuk rakyat dan dari rakyat. Esensi penegasan ini mengandung arti  bahwa kekuasaan tertinggi bagi bangsa dan Negara Indonesia terletak pada rakyat dalam

keseluruhannya, suatu dasar kehidupan bangsa dan Negara yang disebut kedaulatan rakyat. Perbedaan dalam perumusan pernyataan kemerdekaan pada bagian ketiga dengan bagian  pertama teks proklamasi adalah:

a. Pada bagian ketiga pembukaan yang menyatakan kemerdekaannya adalah rakyat Indonesia, yang dinyatakn kemerdekaannya juga rakyat Indonesia yang tersimpul dari kata nya di  belakang kata kemerdekaan yang terakhir.

 b. Pada bagian pertama yang menyatakan kemerdekaannya ialah bangsa Indonesia dan yang dinyatakan kemerdekaannya disebut hanya Indonesia.

Dalam persoalan pernyataan kemerdekaan, antara rakyat dan bangsa tidak terdapata  perbedaan prinsip. Pernyataan kemerdekaan oleh rakyat Indonesia sekaligus telah mencakup  bangsa Indonesia karena bangsa Indonesia merupakan bagian terbesar dari rakyat Indonesia. Rakyat mempunyai arti pengertian keseluruhan isi wilayah Negara dan merupakan  pendukung aktif terhadap Negara. Berbeda dengan isi wilayah Negara yang pasif-penduduk 

(7)

 bertanggung jawab terhadap Negara sangat berbeda dan lebih sempit dibandingkan dengan isi yang aktif daripada Negara.

Dengan demikian, meskipun formal-yuridis antara rakyat dan bangsa adalah berbeda  pengertiannya. Namun, dalam artian pshikologis-politis penggunaan istilah rakyat lebih merupakan kelaziman dan sering disamakan dengan istilah bangsa, misalnya nama lembaga-lembaga seperti Majelis Perwakila Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat. Penyebutan Bangsa Indonesia dalam Proklamasi Kemerdekaan secara etimologis dan menurut kebutuhan keadaan waktu itu untuk mengadakan gugatan di muka bumi terhadap adanya penjajah perlu ditunjukkan kepada mereka betapa bergeloranya rasa kebangsaan ini. Kata kami menegaskan  bahwa yang memproklamasikan kemerdekaan adalah bangsa Indonesia sendiri berdasarkan keyakinan, kesadaran, dan tanggungjawab sendiri oleh kemauan sendiri. Soekarno-Hatta pun menandatangani proklamasi dimaksudkan bagi bangsa indonesisa. Dengan pernyataan kemerdekaan melalui Proklamasi 17 Agustus 1945, maka secara obyektif berdirilah Negara Republik Indonesia dan bersama dengan itu lenyaplah ikatan penjajahan dalam segal rupa  bentuknya. Secara hokum hal ini berarti berakhirnya tertib hukum kolonial dan bersamaan itu

lahir pula tertib hokum nasional. 4. Bagian Keempat

“K emudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia  yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan

untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut  melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan mekerdekaan, perdamaian abadi,dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang dasar Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara republik   Indonesia yang berkedaulatan rakyat yang berdasar kepada ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang  dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

Isi pengertian bagian keempat pembukaan ini secara etimologois gramatikal dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Istilah kemudian dari pada itu berarti setelah berdirinya Negara Republik Indonesia dengan pernyataan Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

2. Setelah berdirinya Negara dibentuk suatu pemerintahan Negara guna melaksanakan tujuan Negara, yaitu:

(8)

a) melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;

 b) memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan berbangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial;

c) untuk membentuk pemerintahan Negara supaya melaksanakan tujuannya yang sedemikian itu, disusunlah Undang-undang dasar;

d) UUD yang dimaksudkan terbentuk dalam suatu susunan Negara republic berkedaulatan; e) Negara republik yang berkedaulatan rakyat ini berdasarkan pada ketuhanan Yang mahaesa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan perwakilan, serta mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tegasnya Negara yang berdasarkan Pancasila.

Pemeritah dalam suatu susunan kalimat Pemerintahan Negara Indonesia menurut hemat saya dimaksudkan dalam arti sebagai penyelenggara keseluruhan kegiatan negara dalam aspek kelengkapannya (government), yang berbeda dengan pemerintahan Negara yang hanya menyangkut salah satu aspek saja daripada penyelenggaraan Negara, yaitu aspek   pelaksanaan(executif). Oleh karena itu, untuk mengurangi kemungkinan terjadinya salah  pengertian mengenai istilah pemerintahan Negara dan pemerintah Negara, maka yang terakhir ini dibaca pemerintahansaja tanpa disertai Negara sehingga pengertiannya dapat dilokalisasi pada bidang-bidang pelaksanaan (executif) saja.

2.2 Pokok Pikiran dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

Adapun pokok-pokok pikiran yang termuat dalam pembukaan undang-undang dasar, antara lain disebutkan sebagai berikut:

A. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah daah Indonesia, dengan berdasa atas persatuan dan mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Dlam pembukaan ini diterima aliran pengertian negara persatuan.

B. Negara hendak mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat.

C. Negara berkedaulatan rakyat, berdasar kerakyatan dan pemusyawaratan perwakilan. D. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatinan dari undang-undang dasar Negara Indonesia. Pokok- pokok pikiran ini mewujudkan ita-cita hukum (Rechtsidee) yang menguasai hukum dasar Negara, baik hukum yang tertulis(UUD) maupun hukum yang tidak tertulis.

(9)

2.3 Alasan Dilakukan Amandemen Pada Undang-Undang Dasar 1945

2.3.1 Landasan Hukum Diadakannya Perubahan / Amandemen UUD 1945

Perubahan undang-undang dasar merupakan suatu peristiwa yang sangat  penting bagi kehidupan suatu bangsa karena akan membawa pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan sejarah kehidupan bangsa. Perubahan undang-undang dasar akan menentukan masa depan kehidupan bangsa serta kesejahteraan  bangsa tersebut. Undang-undang dasar 1945 merupakan hokum dasar yang tertulis bagi kehidupan bangsa Indonesia maka sangat mempengaruhi kehidupan  bangsa Indonesiaterutama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mengingat  pentingnya UUD 1945 bagi bangsa Indonesia maka perlu dipertimbangkan secara matang apabila ingin diadakan perubahan. Perubahan UUD 1945 harus  bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan bangsa, sesuai dengan aspirasi rakyat

serta perkembangan kehidupan bangsa Indonesia. Agar perubahan UUD 1945 memiliki kekuatan hokum yang sah maka perubahan UUD 1945 harus memiliki landasan / dasar hokum yang jelas. Adapun dasar hokum perubahan UUD 1945 adalah UUD 1945 itu sendiri, yaitu pasal 37 yang berbunyi :

1. Untuk mengubah undang-undang dasar sekurang-kurangnya 2/3 dari pada  jumlah anggota majelis permusyawaratan rakyat harus hadir.

2. Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari pada jumlah anggota yang hadir.

2.3.2 Apakah Isi Pokok Pembukaan UUD 1945 Juga Diamandemen?

Isi pokok bagian pembukaan tetap sama dengan UUD 1945 (UUD Proklamasi. Sebab, bagian pembukaan tidak mengalami perubahan hanya dilakukan pada bagian batang tubuh (pasal-pasal) yang ada di UUD 1945. sehingga dalam UUD 1945 hasil amandemen terdapat penambahan dan  penguranga n pasal-pa sal. Adapun isi pokok UUD 1945 hasil amandemen meliputi bentuk dan kedaulatan, MPR kekuasaan pemerintahan Negara, kementerian Negara, pemerintahan Negara, DPR, DPRD pemilu, hal keuangan. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), kekuasaan kehakiman, wilayah Negara, warga Negara dan penduduk, HAM, agama pertahanan dan keamanan Negara,  pendidikan dan kebudayaan, perekonomian dan kesejahteraan social, bendera,

(10)

 bahasa, lambing Negara, lagu kebangsaan, dan perubahan undang-undang dasar. Disamping itu, dalam UUD 1945 hasil amandemen juga terdapat tiga pasal aturan peralihan dan dua  pasal aturan tambahan. Adapun tentang dewan pertimbangan Agung (DPA), dilakukan  penghapusan . selain DPA, bagian penjelasan juga dihapus. Sehingga UUD 1945 hasil amandemen hanya terdiri dari pembukaan dan pasal-pasal (pasal II aturan tambahan). Tidak  ada lagi bagian penjelasan.

2.3.3 Alasan UUD 1945 Diamandemen

 Karena UUD 1945 merupakan hukum dasar tertulis yang dijadikan landasan dalam

 penyelenggaraan Negara maka harus sesuai dengan aspirasi tuntutan kehidupan masyarakat Indonesia. Mengingat kehidupan masyarakat Indonesia yang selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan peradaban manusia pada umumnya maka UUD 1945 diamandemen oleh MPR. Perubahan UUD 1945 memiliki arti yang sangat  penting dalam kehidupan bangsa Indonesia.

 Karena menghilangkan pandangan adanya keyakinan bahwa UUD 1945 merupakan

hal yang sacral, tidak bisa diubah, diganti, dikaji mendalam tentang kebenaran seperti doktrin yang diterapkan pada masa orde baru.

 Karena perubahan UUD 1945 memberikan peluang kepada bangsa Indonesia untuk 

membangun dirinya atau melaksanakan pembangunan yang sesuai dengan kondisi dan aspirasi masyarakat.

 Karena perubahan UUD 1945 mendidik jiwa demoktrasi yang sudah dipelopori oleh

MPR pada waktu mengadakan perubahan UUD itu sendiri, sehingga lembaga Negara,  badan badan lainnya serta dalam kehidupan masyarakat berkembang jiwa demokrasi.

 Karena perubahan UUD 1945 menghilangkan kesan jiwa UUD 1945 yang sentralistik 

dan otoriter sebab dengan adanya amandemen UUD 1945 masa jabatan presiden dibatasi, kekuasaan presiden dibatasi, system pemerintahan dsentralisasi dan otonomi

 Karena perubahan UUD 1945 menghidupkan perkembangan politik kea rah

keterbukaan.

 Karena perubahan UUD 1945 mendorong para cendekiawan dan berbagai tokoh

masyarakat untuk lebih proaktif dan kreatif mengkritisi pemerintah (demi kebaikan) sehingga mendorong kehidupan bangsa yang dinamis (berkembang) dalam segala  bidang, baik politik, ekonomi, social budaya sehingga dapat mewujudkan kehidupan

(11)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Dari sumber-sumber yang didapat dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pokok pikiran pertama: Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi di seluruh rakyat Indonesia.

2. Pokok pikiran kedua: Negara hendak mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat.

3. Pokok pikiran ketiga: Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan atau perwakilan

4. Pokok pikiran keempat: Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

5. Dan apabila diperhatikan keempat pokok pikiran itu tampaklah, bahwa pokok-pokok   pikiran itu tidak lain adalah pancaran dari palsafah Negara.

3.2 Saran

1. Diharapkan bagi masyarakat khususnya mahasiswa dapat memahami Undang-Undang Dasar 1945 agar mengetahui hak dan kewajibannya sebagai warga Negara. 2. Perlu diadakannya pembahasan yang lebih lanjut agar informasi yang diperoleh

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan, S. 2003. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma. Alhaj, S. 1995. Pendidikan Pancasila. Jakarta: Paradigma.

Soeprapto, H. 2000. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat . Jakarta: Balai Pustaka Pusat. Yunus, M. 2001. Membangun Ideologi Pancasila. Jakarta: Suara Merdeka

Referensi

Dokumen terkait

This study aimed to produce teaching materials of citizenship that contains character values so it was expected that improvement in the behavior of

Seperti yang dikatakan oleh Linton, 1990 (dalam pradanti 2014) Peran uang dalam kehidupan seseorang adalah untuk menopang cara hidup kelas ekonomi tertentu.Kelas ekonomi

c) Jika diketahui larutan amonia 10%massa dengan densitas ~1 berapa konsentrasi amonia(Mol/Liter) yang terkandung dalam 10 mL larutan tersebut..

Sistem akuntansi penggajian yang digunakan pada Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Nias adalah sistem skala gabungan dimana skala gabungan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan

JUDUL KEGIATAN : Pengkajian Peningkatan Nilai Tambah Aneka Produk Tanaman Pangan dan Hortikultura Lokal Unggulan Bengkulu Menjadi Tepung Tepungan dan Sari Buah

Analisis risiko garis besar penularan Virus Nipah, pembentukan, dan konsekuensi menunjukkan bahwa virus tersebut kemungkinan dapat ditularkan ke Provinsi Sumatera Utara

artinya model tersebut memiliki nilai F-Statistik yang lebih kecil dari taraf nyata 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada satu variabel independen yang