LAPORAN PENELITIAN MANDIRI
SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN
SAMPAH TIDAK PADA TEMPATNYA PADA PEMERINTAHAN
KOTA DENPASAR
OLEH :
ANAK AGUNG KETUT SUKRANATHA.
Penelitian ini terlaksana dengan pembiayaan sendiri
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
RINGKASAN
SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN
SAMPAH TIDAK PADA TEMPATNYA PADA PEMERINTAHAN KOTA DENPASAR
Dalam menangani sampah di Kota Denpasar, Pemerintah Kota Denpasar telah
menerbitkan Perda berkenaan dengan permasalahan sampah. Melalui Perda No.l5 Th.1993,
Tentang Kebersihan Dan Ketertiban Umum sebagaimana yang telah diubah melalui Perda Kota Denpasar No.3 Th.2000 yaitu Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Denpasar No.15 Tahun 1993 Tentang Kebersihan Dan Ketertiban Umum Di Kota Denpasar,
menetapkan rambu-rambu sebagai upaya untuk menanggulangi sampah serta Himbauan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan tertanggal 2 Juni 2010 disusul dengan Seruan Sekeretari Kota Denpasar mengatur tentang waktu pembuangan sampah dari pk.17.00 sampai dengan 19.00 wita dan pembongkaran material di jalan yang tidak melebihi waktu satu kali dua belas jam sejak penurunan, tentang larangan penebangan, memotong, mencabut tanaman penghijauan demikian pula dengan sanksi bagi pelaggarnya diamcam pidana kurungan selama-lamanya tiga bulan dan tau denda sebesar-besarnya Rp.5.000.000,00. Perda ini dipandang tidak mampu lagi menanggulang permasalahan sampah di Kota Denpasar maka diterbitkanlah Perda No.3 Tahun 2015 Tentang “ Pengelolaan Sampah “ yang berlaku secara efektif sejak diundangkan tanggal 5 Agustur 2015 , Lembaran Daerah Kota Denpasar Provinsi Bali Tahun 2015 No, 5, Tambahan Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2015 No. 3 .
Operasioanal kegiatan kebersihan, sampah masyarakat semula terkumpul pada bak sampah yang telah disediakan pada jam yang telah ditentukan, dan sampahpun diharapkan telah terpilah, selanjutnya sampah ini diangkut ketempat penampungan sementara dengan
armada angkutan sampah oleh para pekerjanya ke “transfer dipo” merupakan bangunan sudah diposisikan sedemikian rupa dan selanjutnya dikirim kepembuangan akhir untuk didaur ulang (sampah plastik dan pembakaran sampah organik).
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendalami penegakan hukum bagi pelanggar pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya sesuai dengan kebijakan Pemerintah Kota Denpasar dalam menanggulang sampah masyarakat kota Denpasar.
Data penelitian adalah digali melalui penelusuran pasal demi pasal perda tentang pengelolaan sampah, selanjutnya data diolah dan dianalisa secara kualitatif serta hasilnya disajikan secara diskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan, karena pesatnya perkembagan pembangunan,
masyarakan tidak mungkin bersahabat dengan sampah, sementara tidak disertai tertib dan kesadaran serta kepatuhan untuk mewujudkan Kota Denpasar “Berseri”( Bersih, Sehat, Rindang Dan Indah ), yang Berwawasan Budaya pada akhirnya pemeritah Kota menerapkan sanksi dalam bentuk pidana atau denda sesuai dengan ketentuan dalam undang undang yang berlaku.
Kata kunci : Perda, sampah dan Sanksi.
KATA PENGANTAR
Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa ,Ida Sang Hyang Widhi Wasa, maka selesailah penelitian ini yang sangat sumir dan sederhana ini dengan topik :
“Sanksi Dalam Penegakan Pelanggaran Pembuangan Sampah Tidak Pada Tempatnya Di Pemerinyahan Kota Denpasar”.Penelitian yang sangat sumir dan sederhana ini disusun, dengan harapan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap kebijakan Pemerintah Kota Denpasar dalam menangani sampah masyarakat di Kota Denpasar. Dengan harapan dapat mewujudkan Kota Denpasar sebagai kota yang aman, tertib, bersih sehat dan berbudaya. Sampah merupakan masalah, bukan saja bagi warga masyarakat, tapi ini telah menjadi tanggung jawab Pemerintah, tanpa demikian akan menjadi dilema yang berkepanjangan dan menimbulkan dampak negatif fatal bagi sanitasi linggkungan masyarakat. Pemerintah telah berupaya sedemikian rupa mengambil langkah-langkah konkrit untuk menanggulangi sampah masyarakat ini. Tanpa adanya reaksi yang seimbang dari masyarakat kiranya permasalahan ini akan semakin rumit teratasi. Sebagai akibat dari perkembangan pemukiman penduduk jelas akan membawa pengaruh pula terhadap kebijakan Pemerintah yang telah berjalan. Terkait dengan itu maka dipandang perlu untuk mengkritisi permasalahan ini, sehingga sasaran pembangunan secara menyeluruh dapat terealisir dengan baik dan sesempurna mungkin terutama diawalai permasalahan sampah.
Peneliti sangat menyadari penelitian ini jauh dari sempurna, kerena itu sangat diharapkan masukan/saran-saran yang kostruktip dari semua pihak demi penyempurnaannya.Untuk itu sebelum dan sesudahnya penulis haturkan banyak terima kasih. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi Pemerintah Kota Denpasar khususnya dan pembaca.
Denpasar, 15 April 2016
Peneliti v
DAFTAS ISI HALAMAN MUKA……….. i HALAMAN PENGESAHAN……… ii RINGKASAN……… iii KATA PENGANTAR………... v DAFTAR ISI……….. vi I PENDAHULUAN……….. 1
1.Latar Belakang Masalah………... 1
2.Rumusan Masalah………. 1
3.Ruang Lingkup Masalah………... 5
4.Tujuan Penelitian……… 5
5.Manfaat Penelitian……….. 6
6.Tinjauan Pustaka………. 6
a.Pengertian sampah……… 6
b.Sampah rumah tangga………. 6
c.Pembuangan sampah tidak pada tempatnya………. 7
7.Metode Penelitian………. 7 a.Jenis penelitian……….. 7 b.Jenis pendekatan……….. 7 c.Sumber data……….. 8 8.Jadwal Penelitian……… 9 9.Personalia Penelitian……… 9 DAFTAR PUSTAKA……… 10
II.HASIL DAN PEMBAHASAN……….. 11 Vi
1.Dasar Pertimbangan Terbitnya Perda No.3 Tahun 2015………. 11
2.Mengkritisi Pasal 1 angka 7 Perda No.3 Tahun 2015……… 13
3.Penggolongan Jenis Sampah……… 13
4.Strategi Wali Kota DenpasarMembangun Kesadaran Masyarakat Tentang Kebersihan……….. 15 III.PENUTUP………... 15 a.Kesimpulan……… 18 b.Saran………. 18 DAFTAR PUSTAKA……… 20 vii
PROPOSAL PENELITIAN
Judul :
SANKSI DALAM PENEGAKAN PELANGGARAN PEMBUANGAN
SAMPAH TIDAK PADA TEMPATNYA PADA PEMERINTAHAN KOTA
DENPASAR
I.PENDAHULUAN.
1.Latar Belakang Masalah
Disadari bahwa kota Denpasar adalah sebagai ibu kota Provinsi, sehingga menjadi pusat perkantoran, jelas akan menyebabkan jumlah penduduknya terbesar apabila dibandingkan dengan penduduk kabupaten yang lain di Bali ini, hal ini disebabkan urbanisasi yang cukup tinggi yang membuat Pemerintahan kota Denpasar dirundung berbagai permasalahan sosial1 terutamanya sampah. Selain itu kota Denpasar sebagai daerah tujuan wisata yang terbesar pula di Bali, aktifitas sangat nanyak, yang pada aikhirnya dari aktifitas yang ada akan menghasilkan banyak sampah. Sampah banyak sekali menimbulkan dampak negatifnya, pandangan jorok, aroma tidak sedap , pencemaran lingkungan dan ujungnya menimbulkan penyakit. maka sudah menjadi tujuan pokok Pemerintah Daerah menjamin adanya kebersihan, keindahan, serta ketentaman atau kenyamanan daerah tujuan wisata ini. Hal ini senada dengan tujuan Pemerintah Kota untuk mewujudkan kota Denpasar sebagai kota yang aman, tertib, bersih, sehat dan berbudaya. Untuk memantapkan tujuan ini maka disampaikan himbauan dari Kepala Dinas Kebersihan Dan Pertamanan tertanggal 2 Juni 2010 dan dipertegas lagi dengan Seruan dari Sekretaris Kota Denpasar untuk mewujudkan KotaDenpasar “Berseri”( Bersih, Sehat, Rindang dan Indah, yang Berwawasan
1
2
Budaya. Sebagai kota besar dengan
kwantitas penduduk yang terus berkembang dengan pesat, dibarengi dengan kehadiran
parawisatawan, demikian pula berkenaan denga kebersihan ini, dibarengi jumlah penduduk wilayah pemukiman semakin padat, maka sampah adalah merupakan masalah bukan saja oleh suatu keluarga dalam masyarakat juga pemerintah, maka perlu mendapatkan perhatian yang khusus untuk dapat terwujudnya kota yang bersih dan berbudaya.
Seperti yang diberitakan oleh harian umum, sampai saat ini kota Denpasar menghasilkan 2.200 meter kibik sampah perharinya, Kepala Pusat Pengelolaan Lingkingan Hidup Regional Bali dan Nusa Tenggara R.Sudirman, menyatakan rincian sampah perhari yang dihasikan di Bali kurang lebih 7 ton sampah plastik, dan dari jumlah itu 4 ton dihasilkan di Denpasar serta selebihnya menyebar di kota lainnya di Bali. Sampah yang kurang mendapat perhatian serta penanganan dengan baik dan dapat menimbulkan resiko, baik bagi kehidupan manusia maupun dapat menimbulkan pengaruh besar terhadap tanaman. Sedangkan menurut Dr.Luh Ketut Kartini, sampah plastik sangat berbahaya bagi lingkungan tidak hanya mengancam ternak dan berbagai organisme, juga bagi kesehatan manusia. Sampah ini apabila dibakar akan menghasilkan gas dioksin yang dapat menyebabkan kanker, kemandulan dan keguguran.2 Akibat dari pembakaran sampah
(rumah tangga) diberitakan juga pada harian umum, penyakit yang ditimbulkan racun dioksit
3
untuk kehidupan manusia seperti gangguan pada daya tahan tubuh, kanker, perubahan ormon, dan pertumbuhan yang abnormal.serta penyakit kulit.3 Sedang dampak terhadap
pertanian juga menghawatirkan jika sampah plastik menutupi tanah, akan akan mengganggu
pertumbuhan akar tanaman. Selain itu logam berat yang terdapat dalam plastik akan mengganggu kesuburan tanah4. Semakin banyaknya aktifitas masyarakat dalam pembangunan dalam arti luas, pertumbuhan perekonomian berkembang, dibuktikan semakin pesatnya pertumbuhan pasar - pasar modrn di kota bahkan perkembangannya sampai keplosok pedesaan. Hal ini berpotensi percepatan perkembangan produksi sampah termasuk sampah plastik. Disisi lain peran masyarakat dalam menanggulangi sampah masih terbatas adanya, demikian pula terhadap pemahaman terhadap resiko sampah plastik masih terbatas pula. Peran masyarakat dalam masalah kebersihan sangat diharapkan, sehingga permasalahan sampah dapat kiranya berangsur-angsur tertanggulangi, sehingga pada akhirnya sampah tidak lagi menjadi momok yang menakutkan, bahkan sebaliknya sampah dapat berguna bagi hidup dan kehidupan periode kedepan.
Berkenaan dengan permasalahan sampah, Pemerintah Kota Denpasar Melalui Perda No.l5 Th.1993, Tentang Kebersihan Dan Ketertiban Umum sebagaimana yang telah diubah melalui Perda Kota Denpasar No.3 Th.2000 yaitu Tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kota Denpasar No.15 Tahun 1993 Tentang Kebersihan Dan Ketertiban Umum Di Kota Denpasar, menetapkan rambu-rambu sebagai upaya untuk menanggulangi sampah.
Disadari pembentukan Perda ini relatif lama tetapi mengenai permasalahan sampah belum
3,”Bahaya Sampah Yang Dibakar,”Bali Post,tgl.4 Des.l2006, h. 13. 4“ Bali Post”, 20 Okt 2006. luc.cit.
4
juga dapat ditanggulangi secara tuntas bahkan semakin bermasalah tiada lain disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan penduduk, perkembangan pemukiman semakin meluas maka akan merupakan kendala dalam mengupayakan mencari tempat untuk menanggulagi
permasalahan sampah (penampungan). Terutama kesadaran masyarakat masih sangat kurang, acuh serta membuang sampah senaknya saja.Untuk mengefektifitaskan pengelolaan sampah maka terbit Perda No.3 Tahun 2015 Tentang “Pengelolaan Sampah”.
Pemerintah Kota Denpasar mulai bersikap tegas dalam menangani permasalahan sampah. Bahkan sanksi yang dijatuhkan kepada pelanggar seperti yang membuang sampah sembarangan , mengeluarkan sampah di luar waktu yang ditentukan sanksinya lebih diperberat. Pemberiang sakni yang berat mulai diterapkan, karena tahun-tahun sebelumnya telah disosialisasikan tentang kebersihan.Wali Kota Denpasar dalam pertemuannya dengan anggota PKK Kota Denpasar tanggal 31 Maret 2016 menegaskan bahwa penangan sampah sudah sangat tegas dilakukan, terbukti telah ada masyarakat yang dikenai denda karena melakukan pelanggaran ketentuan tempat dan waktu pembuangan sampah.5Sehubungan dengan permasalahan sampah maka itu dirasa perlu untuk mengkaji lagi tetang sanksii dalam penegakan pelanggaran pembuangan sampah sembarangan dan tidak sesuai dengan waktu yang ditetapkan.tersebut, sehingga Pemerintahan Kota Denpasar betul BALI yaitu :
Pemerintahan Kota yang “Bersih”,
Pemerintahan Kota yang “Aman”
Pemerintahan Kota yang “Lestari”,
5,”Wali Kota minta pembuang sampah sembarangan didenda maksimal”, Bali Post, Jumat Umanis,1
5
Pemerintahan Kota yang “Indah“.
2Rumusan Masalah.
Bertitik tolak dari uraian tersebut di atas, maka variabel6 yang diangkat permasalahan yang diangkat yaitu :
Bagaimana sanksi terhadap pelanggar dalam penegakan pengaturan pembuangan sampah tidak pada tempatnya dan pelanggaran terhadap ketentuan waktu oleh Pemerintah Kota Denpasar ?
3.Ruang Lingkup Masalalah .
Dari pemaparan latar belakang masalah yang telah disampaikan sebelumnya, dapat disampaikan lingkup permasalahan yang dibahas terbatas pada :
Tindakan yang diambil oleh Pemerintah Kota Denpasar terhadap pelanggarnya yang tidak mengindahkan aturan yang ditetapkan dalam Perda No.3 Tahun 2015.
4.Tujuan Penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman sehubungan dengan tindakan yang diambil oleh Pemerintah Kota Denpasar terhadap pelanggarnya yang tidak mengindahkan aturan yang ditetapkan dalam Perda No.3 Tahun 2015 Tentang Pengelolan Sampah.
6Variable menurut Sutrisno Hadi,1973, Metode Research, sebagaimana dikutip oleh Ny Suharsimi
Harikunto,1989, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Bina Aksara,Jakarta,h.89. Variable adalah gejala yang bervariasi(mis.,jenis kelamin variabelnya laki perempuan).Gejala adalah obyek penelitian, maka
6
5.Manfaat Penelitian.
1. Secara tioritis manfaat dari penelitian ini agar berkontribusi bagi pengembangan ilmu hukum pada khusnya dalam penegakan Perda No.3 Tahun 2015 bagi pelanggar yang tidak mematuhi aturan pembuangan sampah pada tempatnya dan tidak pada waktu
yang ditentukan.
2. Secara praktis manfaat dari penelitian ini agar para pembaca menjadikan hasil penelitian ini menuntun atau mengubah prilaku masyarakat, dari karakter ceroboh menjadi sadar dan memahami akan pentinya arti dan manfaat kebersihan lingkungan hidup.
6.Tinjauan Pustaka. a.Pengertian Sampah.
Jikalau dikaji mengenai apa yang dimaksudkan dengan sampah tiada lain adalah sesuatu barang atau benda yang sudah dipandang tidak bermanfaat lagi dalam tahap awal. Kadang kala sampah ini dapat dikemas sedemikian rupa melalui teknik atau keterampilan tertentu, dari sesuatu yang semula dipandang tidak bermanfaat akan menjadi benda yang dapat dimanfaatkan kembali. Sedangkan pengertian sampah sebagaimana teruang dalam Perda No.3 Tahun 215 pada BAB I Pasal 1 angka 7 dirumuskan bahwa sampah adalah
“sisa kegiatan sehari hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.”
b.Sampah Rumah Tangga.
Pengertian sampah rumah tangga sebagai dirumuskan dalam Pasal 1 angka 8 adalah “sampah yang berasal dari kegiatan sehari hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah plastik”.
7 c. Pembuangan Sampah Tidak Pada Tempatnya.
Dari manapun datangnya sampah yang akan dikeluarkan oleh masyarakat dalam waktu yang telah ditentukan, ditempatkan pada tempat tempat tertentu yang telah disiapkan oleh Pemerintah Kota Denpasar hal ini sesuai dengan Perda No.3 Tahun 2015 Pasal 18 yaitu Pemerintah Kota wajib menyediakan prasarana dan sarana pemilahan sampah, sesuai dengan Pasal 18 ayat (2) bahwa setiap orang wajib melakukan pemilahan pada sumbernya (asal datang sampah), selanjutnya diletakkan sesuai dengan tempat yang telah disediakan; untuk mempermudah dalam proses selanjutnya.
8.Metode Penelitian. a. Jenis penelitian.
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum yang beraspek normative. Metode penelitian hukum normative atau metode penelitian hukum kepustakaan yaitu penelitian hukum yang mempergunakan data sekunder. Penelitian jenis ini dikenal dengan penelitian doktrinal.7Dalam penelitian ini penelitian hukum ditujukan untuk mendapatkan hukum obyektif (norma hukum ) yaitu dengan mengadakan penelitian terhadap permasalahan hukum yang ada. Sehubungan dengan penelitian ini pula yang ingin diungkap adalah pengaturan dalam perundang undangan.
b Jenis pendekatan
Jenis pengekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan perundang undangan, pada
khussnya Perda No 3 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan sampah
8.
c. Sumber bahan hukum
Sumber bahan hukum yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sumber bahan hukum primer dan sumber bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang mengikat yaitu Perda No.3 Tahun 2015, baham hukum sekunder bahan hukum yang berasal dari dokterin, yang ada dalam buku-buku, surat kabar, majalah, brosur yang tidak mengikat tetapi menjelaskan bahan hukum primer yang merupakan hasil olahan pendapat atau pikiran para pakar hukum yang khusus memberikan petujuk arah penelitian. Adapun yang dimaksud dengan bahan hukum sekunder yaitu hasil karya ilmiah para pakar hukum, hasil penelitian yang bersangkutan dengan pembahasan dari penelitian yang dilakukan.
d.Teknik analitis bahan hukum.
Dengan telah terkumpulnya nahan hukum primer ataupun sekunder selanjutnya diolah serta dianalisa secara kualitatif. Pada tahap pengolahan bahan hukum yang telah terkumpul, dikatagorikan dan dikualifikasikan berdasarkan permasalahan penelitian. Kemudian disusun secara sistimatis sesuai dengan kerangka yang telah disiapkan. Pada tahap analitis bahan hukum yang telah dikatagorikan dan dikualifikasikan dianalisis dengan mengkaitkan bahan hukum yang satu dengan yang lainnya. Lebih lanjut diadakan penafsiran dari bahan hukum tersebut untuk dapat ditarik kesimpulan tentang permasalahan yang dibahas.Keseluruhan dari hasil analitis disajikan secara diskriftif yaitu dengan memaparkan secara lengkap segala permasalahan terkait dengan yang diteliti disertai ulasan ulasan dimana perlu secara kritis.
9
8. Jadwal Pelaksanaan.
Penelitian berlangsung selama tiga bulan dari Pebuari sampai dengan April 2016 dengan alokasi waktu :
1. Persiapan dan pengumpulan data satu bulan (Pebruari 2016),
2. Pengolahan dan analits satu bulan (Maret) dan
3. Penyusunan hasil penelitian dan pelaporan hasil (April 2016), dengan total waktu tiga bulan.
9.Personalia Penelitian.
1.a. Ketua peneliti. : AnaK Agung Ketut Sukranatha,SH.,MH.
b.Pangkat (Golongan),Nip. : Pembina (IV/a), 195706051986011002. c.Jabatan Fungsional : Lektor Kepala.
d.Jabatan Strutural : Sekretaris Program Non Reguler(ekstensi) e.Fakultas : Hukum.
f.Perguruan Tinggi : Universitas Udayana. g.Waktu untuk penelitian : 21 jam dalam seminggu 2.Perkiraan Biaya : Biaya mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
1.Buku.
Harikunto,1989, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Bina Aksara,Jakarta
Roni Hanitijo Soemitro,1983, Metodologi Penelitian Hukum , Galia Indonesia, Jakarta,h.24. Sutrisno Hadi,1973, Metode Research, sebagaimana dikutip oleh Ny Suharsimi
Swastawa DharmaYuda, I Made danIwayan Koti Cantika,1991,Filsafat Adat Bali,Upada sastra,Denpasar,
2.Peraturan.
Perda tentang Pengelolaan Sampah,Perda No.3 Tahun 2015,Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2015 No. 5, Tambaha Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2015 No.3.
3.Majalah.
Agastia, IBG ,2007”Mengkritisi Implementasi Konsep Tri Hita Karana “,Warta Hindu
Dharma ,491,Nop.2007.
4.Surat Kabar
”Bahaya Sampah Yang Dibakar,”Bali Post,tgl.4 Des.l2006.
“,Denpasar produksi 2.200 Meter Kubik Sampah “,Bali Post, tgl 2Okt.2006
Ad241, “Wali Kota Rai Mantra Pungut Sampah di Parade Ogoh ogoh Anak PAUD”, Bali
Post,6 Maret 2016.
Kmb12,”Wali Kota Minta Pembuang Sampah Sembarangan Didenda Maksimal”,Bali Post.,1 April 2016.
Ad469,”Wali Kota Rai Mantra support Warga Kerja Bakti , Warga Semila Jati Diminta Tindak Tegas Pembuang Sampah Sembarangan”Bali Post, 11 April 2016.
5.Majalah.
Asmara Putra, 2016”Terganjal Lahan Untuk TPS”Bali Post, No.138, 116-22 Mei 2016.
ii.HASIL DAN PEMBAHASAN
1.Dasar Pertimbangan Terbitnya Perda No.3 Tahun 2015 .
Jikalau dihayati secara logika, dengan pertambahan penduduk, pemukiman semakin menyempit akibat pesatnya pembangunan, baik untuk usaha masyarakat, untuk perumahan, perkantoran dalan sebagainya. Disatu sisi aktivitas manusia tidak terpungkiri akan membuat sampa. Sampah yang dihasilkan dari rumah tangga, sampah dari pasar, sampah dari kegiatan perayaan hari besar, dari kegiatan keagamaan dan lain sebaginya banyak lagi akan membuat sampah yang sangat memusingkan dalam penanganannya.Hal ini dengan meningkatnya pembangunan, akibatnya lahan semakin menyempit sangat sulit untuk penampungan sampah serta dampak ang ditimbulkan dari menumpukan sampah. Dalam hal ini tidak terlepas pula dari kesadaran masyarakat akan kebersihan dan sulit untuk menemukan tempat pembuangan, sehingga masyarakat cuek saja dan pada akhirnya dengan seenaknya melempar sampahnya kesembarang tempat yang tidak pada tempatnya agar sampah keluar dari lingkungan perumahannya.Akibatnya menjadi tidak nyaman dari pandangan mata (jorok), tidak nyaman dari segi kesehatan (bau yang menyengat). Kondisi yang demikian sangat menyulitkan pemerintah Kota.Pada akhirnya Terbitlah Perda No.3 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan Sampah, dengan dasar pertimbangan sebagai berikut yang tertuang dalam Konsideran Menimbang :
a. bahwa dalam rangka mewujudkan hak atas lingkungan hidup yang bersih, baik dan sehat berdasarkan falsafah Tri Hita Karana.
b. Bahwa ketentuan menyangkut kebersihan pada Peratuean Daerah Kota Denpasar
12
c. No.15 Tahuin 1993 Tentang Kebersihan Dan Keteriban Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Denpasar No.3 Tahun 2000 Tentang perubahan atas Peraturan Daerah Kota Denpasar No.15 Tahun 1993 Tentang Kebersihan dan Ketertiban Umum dirasakan sudah tidak mampu lagi menanggulangi permasalahan sampah di Kota Denpasar.
d. Bahwa untuk memberikan kepastian hukum dalam pelaksanaan pengelolaan sampah.
e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c perlu menetapkan Peraturan Daerah Tentang Pengelolaan Sampah.
Pada huruf a di atas jika mengikuti pandangan IBG Agastia Dalam Mengkritis Implementasi Konsep Tri Hita Karana, maka dapat dikatakan bahwa konsep tersebut sebuah konsep yang melukiskan kehidupan manusia dengan alam semesta sebuah hubungan yang harmonis dan bahagia. Demikian pula pandangan Anak Agung Gde Agung yang dikutip oleh IBG Agastia Tri Hita Karana memberikan panduan bagaimana manusia harus bersikap terhadap tiga hal yakni hubungan manusia dengan manusia (pawongan) dengan alam sekelilingnya (palemahan) dan dengan Tuhan (parhyangan) yang saling terkait , seimbang dan harmoni antara dan lainnya agar manusia memperoleh kesejahteraan berkelanjutan.8
Ajaran Tri Hita Karana secara singkat dapat dirumuskan sebagai tiga hal yang menyebabkan manusia mencapai kesejahtraan,kebahagiaan dan kedamaian. Secara harfiah Tri Hita Karana artinya sebagai berikut :
8
IBG Agastia,2007”Mengkritisi Implementasi Konsep Tri Hita Karana “,Warta Hindu Dharma ,491,Nop.2007,h.4.
13
a. Tri artinya tiga
b. Hita artinya baik,senang, gembira, lestari
c. Karana artinya sebab musabab, atau sumbernya sebab.9 (kutipan pandangan I Gusti Ketut Kaler).
Dapat dikemukakan bahwa idealnya diterbitkannya Pada No.3 Tahun 2015 dengan motifasi masyarakat Kota Denpasar masyarakat yang senang, gembira dengan kondisi lingkungan yang asri (terbebas dari sampah).
2.Mengkritisi Pasal 1 angka 7 Perda No.3 Tahun 2015.
Sisa kegiatan sehari hari manusia dapat dikatakan baik dalam kegiatan pribadi ataupun dalam kegiatan dalam suatu usaha atau badan usaha atau sisa dari suatu produksi. Sisa dari hasil kegiatan tersebut tidak saja berbentuk padat kiranya dapat pula cair misalnya hasil dari cucian garmen (air sudah tercemari zat pewarna) kiranya dapatlah digolongkan kedalam katagori sampah. Sedangkan benda padat yang digolongkan ke dalam sapah sebagai proses alam seperti dedaunan yang sudah mengering. Bagaimana dengan “pasir atau bebatuan” dari hasil letusan Gung berapi sebagai proses alam. Ternyata dalam penjelasan Pasal 1 angka 7 Perda ini dinyatakan cukup jelas.
3.Penggolongan Jenis Sampah.
Mengenai penggolongan sampah tidak cukup memahami rumusan Pasal 1 angka 7 dan 8, maka perlu memahami Rumusan Pasal 1 angka 7 sehingga jelas penggolongan
9
I Made Swastawa DharmaYuda danIwayan Koti Cantika,1991,Filsafat Adat Bali,Upada sastra,Denpasar, h.7.
14 sampah tersebut. Pasal 2 Perda No.3 Tahun 2015 dengan tegas mengolongkan jenis sampah antara lain:
a.sampah rumah tangga. Sampah ini bertasal dari kegiatan sehari hari dalam rumah tangga, tetapi tidak termasuk tinja dan sampah spesifik {Pasal 2 ayat (2)}
b.sampah “sejenis sampah rumah tangga” (tanda petik dari peneliti).Sampah ini terdiri dari sebagai dirumuskan dalam Pasal 2 ayat (3) adalah sampah yang berasal dari :
a) kawasan tempat suci(Pura), b) kawasan komersial,
c) kawasan industri, d) kawasan khusus, e) fasilitas sosial,
f) fasilitas umum,dan atau fasilitas lainnya.
c.sampah spesifik. Untuk sampah spesifik ini dalam Pasal 2 ayat (4) ditegaskan terdiri dari : a) sampah yang mengandung bahan yang berbahaya dan beracun
b) sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun c) sampah yang timbul akibat bencana
d) sampah hasil bongkaran bangunan
e) sampah yang secara teknologi belum dapat diolah dan/ atau f) sampah yang timbul secara periodik.
Perkembangan lebih lanjut mengenai jenis sampah spesifik ini ditegaskan atau diatur dengan aturan Perwali {Pasal 2 ayat (5)}
15
4.Strategi Wali Kota Membangun Kesadaran Masyarakat Tentang Kebersihan.
Karena sampah mengakibatkan banyak permasalahan, Wali Kota Denpasar selalu mengingatkan kepada masyarakat dalam setiap kegiatan yang sudah tentunya akan banyak menimbulkan sampah, misalnya saat parade ogoh ogoh siswa Pendidikan Usia Dini (Paud) kota Denpasar dengan kehadirin peserta hampir tiga ribu orang jumlahnya yang kata gori luar biasa jelas efek sampingannya terutama berhubungan dengan sampah tidak akan dapat dihindari. Kegiatan yang menghadirkan banyak orang merupakan lahan kesempatan bagi para pedagang mengeluarkan jurus jitunya untuk melayani kebutuhan hadirin seperti pedagang kue, minuman dan lain sebagainya makanan ringan. Terbukti sampahpun berserakan. Aktifitas seperti ini secara otomatis merupakan bahagian kecil sumber sampah yang disisakan masyarakat dibuang sembarangan demikian pula oleh para peserta parade, bila tidak ditangani kejorokan akan disajikan dalam pandangan mata apalagi pusat kegiatan dilaksanakan pada taman kota. Kondisi yang demikian menunjukka kurangnya kesadaran masyarakat akan arti dari keberihan.(Perlu mendapat kajian mendalam). Dengan berserakan sampah tersebut dari Bapak Wali Kota menyisihkan waktunya untuk melakukan gebrakan seusai membuka parade memungut sampah yang berserakan sebagai pembelajaran kepada masyarakat serta disusul oleh hadirin masyarakat yang meramaikan acara mengikuti langkah Bapak Wali Kota untuk memungut sampah yang berserakan, tanpa kecuali tamu undangan. Sebelumnya beliau menyerukan mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan untuk menjaga kebersihan pada khususnya lingkungan taman Kota Lumintang.”Ayo pungut sampah, kita biasakan membuang sampah pada tempatnya”, ujar beliau. Juga beliau menghimbau kepada para pedagang kaki lima yang berjualan saat
16 pembukaan parade “ pedagang ikut dong jaga kebersihan, kalau buang sampah sembarangan bisa didenda”, seraya disambut reaksi para pedagang untuk berperan
memungut sampah, selanjutnya sampah dibuang pada tempat yang sudah disiapkan di taman kota Lumintang. Beliau juga mengingatkan masyarakat bahwa “ Denpasar seperti gula, dengan tingkatan urbanisasi yang menyebabkan berbagai permasalahan lingkungan di kota Denpasar”. Disusul kembali pernyataan beliau “ permasalahan ini (sampah) tidak dapat diselesaikan oleh dinas kebersihan dan Pertamanan Kota denpasar saja dengan personil yang sangat terbatas, namun dapat melibatkan (keterlibatan) seluruh unsur dan element masyarakat di kota Denpasar”10.
Dalam Seruan Wali Kota Denpasar yang cukup tegas dalam menangani permasalahan sampah disampaikan saat berbicara di depan para anggota PKK kota Denpasar tanggal 31 Maret 2016. Agar sanksi yang dijatuhkan kepada para pelanggar membuang sampah sembarangan(tidak pada tempat yang disediakan), mengeluarkan sampah waktu yang ditentukan , agar penerapan sanksi lebih diperberat. Pemberian sanksi yang berat ini mulai diterapkan, karena beberapa tahun telah dilakukan sosialisasi tentang kebersihan. Sanksi bagi pelanggar diterapkan dengan hukuman yang maksimal, yakni denda lima juta rupiah. Salah satu bukti ketegasan penerapan sanksi bagi para pelanggar adalah “sudah ada yang kena denda sampai dua juta rupiah”, ujar Wali Kota. Penerapan sanksi ini dengan maksud membuat efek jera para pembuang sampah sembarangan. Tetapi walau sudah ada yang didenda dua juta tetapi masih saja ada yang melakukan pelanggaran, belum membuat pelanggar jera, untuk itu akan menindak lebih tegas dengan meningkatkan denda sampai
10Ad241, “Wali Kota Rai Mantra Pungut Sampah di Parade Ogoh ogoh Anak PAUD”, Bali Post,6
17 Rp.5.000.000,-(lima juta rupiah).Memperberat sanksi bagi para pelanggar dengan harapan untuk mempercepat mengubah mentalitas tentanmg penanganan sampah.( Pengenaan denda nilainya dalam Perda tidak ditegaskan secara jelas), tegas Wali kota. Untuk menangani sampah, disampaikan lebih lanjut “tidak bisa diatasi hanya dengan member pelayanan pengangkutan sampah tanpa diikuti revolusi mental masyarakat. Prilaku untuk mengatasi permasalahan sampah harus tertanam di hati masyarakat. Karena saat ini masih banyak orang membuang sampah ke sungai. Padahal sungai bagi umat Hindu dipakai untuk melaksanakan upacara.Beliau berharap kepada semua lapisan masyarakat jangan sampai memanfaatkan sungai sebagai tempat pembuangan sampah.”
Masalah sampah memiliki dampak pada bidang lainnya seperti kesehatan, pencemaran lingkungan, termasuk budaya.Maka sanksi harus tetap diberikan kepada yang melanggar atau yang tidak mematuhi larangan Pasal 34 huruf e” membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan disediakan”.
Terkai dengan sampah ini, beliau juga telah membentuk grup reaksi cepat untuk penanganan masalah sampah. Keanggotaan grup terdiri dari instansi terkait. Grup ini harus terus melaporkan keadaan sampah di wilayah Kota Denpasar.11
Dalam kesempatan lain saat kerja bakti warga Br.Semila Jati Pemecutan Kaja
Wali Kota Denpasar tanggal 10 April 2016, IB Rai Mantra juga menyampaikan kepada warga Br.Semila Jati, beliau member support kegiatan warga, pada saat itu pula beliau memungut sampah plastik yang dibuang sembarangan oleh masyarakat yang tidak bertanggung jawab,
11Kmb12,”Wali Kota Minta Pembuang Sampah Sembarangan Didenda Maksimal”,Bali Post.,1 April
18 Beliau juga menjelaskan akan bahaya sampah plastik, dan mengingatkan kepada warga agar mendukung kegiatan Pemkot Denpasar dalam menjaga kebersihan dengan menindak tegas bagi para pembuang sampah sembarangan karena hal ini telah didukung Perda No 3 Tahun 2015 bagi para pelanggar dikenakan denda dua sampai lima huta rupiah, termasuk bagi pembuang limbah sembarangan.12
Dalam pengumpulan sampah dilakukan pemilahan, dan wajib untuk dilakukan oleh setiap pemilik sampah. Perda Kebersihan mewajibkan(Pasal18) pemilahan ini dilakukan sehingga nantiya mudah untuk ditanggulangi. Pemilahan ini paling tidak menjadi 5(lima) jenis sampah diatur dalam Perda No.3 Tahun 2016 Pasal 18 ayat (3) antara lain :
a. sampah yang mengandung bahan berbahaya serta beracun serta l;imbah bahan berbahaya dan beracun
b. sampah yang mudah terurai
c. sampah yang dapat dipergukan kembali d. sampah yang dapat didaur ulang dan e. sampah lainnya.
III.PENUTUP a.Kesimpulan
Bagi barang siapa saja yang membuang sampah tidak pada tempat yang telah disediakan dan mengeluarkan sampah tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan, tidak luput dari pengenaan denda yang cukum berat dengan total nilan dua juta sampai dengan lima juta rupiah.
12Ad469,”Wali Kota Rai Mantra support Warga Kerja Bakti , Warga Semila Jati Diminta Tindak Tegas
19
b.Saran.
Mensosialisasikan tentang pengaturan pembuangan sampah semestinya mengakar rumput, maksudnya diumumkan atau disosialisasikan kepada organisasi yang ada di
masyarakat sampai tingkat terbawah dengan demikian akan mendekati jangkauan terjadinya perubahan mentalitas masyarakat akan arti atau makna kebersihan bagi kehidupan ini.
DAFTAR PUSTAKA
1.Buku.
Harikunto,1989, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,Bina Aksara,Jakarta
Roni Hanitijo Soemitro,1983, Metodologi Penelitian Hukum , Galia Indonesia, Jakarta,h.24. Sutrisno Hadi,1973, Metode Research, sebagaimana dikutip oleh Ny Suharsimi
Swastawa DharmaYuda, I Made danIwayan Koti Cantika,1991,Filsafat Adat Bali,Upada sastra,Denpasar,
2.Peraturan.
Perda tentang Pengelolaan Sampah,Perda No.3 Tahun 2015,Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2015 No. 5, Tambaha Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun 2015 No.3.
3.Majalah.
Agastia, IBG ,2007”Mengkritisi Implementasi Konsep Tri Hita Karana “,Warta Hindu
Dharma ,491,Nop.2007.
4.Surat Kabar
”Bahaya Sampah Yang Dibakar,”Bali Post,tgl.4 Des.l2006.
“,Denpasar produksi 2.200 Meter Kubik Sampah “,Bali Post, tgl 2Okt.2006
Ad241, “Wali Kota Rai Mantra Pungut Sampah di Parade Ogoh ogoh Anak PAUD”, Bali
Post,6 Maret 2016.
Kmb12,”Wali Kota Minta Pembuang Sampah Sembarangan Didenda Maksimal”,Bali Post.,1 April 2016.
Ad469,”Wali Kota Rai Mantra support Warga Kerja Bakti , Warga Semila Jati Diminta Tindak Tegas Pembuang Sampah Sembarangan”Bali Post, 11 April 2016.
5.Majalah.
Asmara Putra, 2016”Terganjal Lahan Untuk TPS”Bali Post, No.138, 116-22 Mei 2016.