• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TA"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

TRANSFORMATOR 30 MVA DENGAN PENTANAHAN NGR DI

GI PANAKKUKANG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma Tiga (D-3) Program Studi Teknik Lisrik

Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Ujung Pandang

MUH NURSYAM 321 14 036

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

MAKASSAR

(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS GANGGUAN HUBUNG

SINGKAT TRANSFORMATOR 30 MVA DENGAN PENTANAHAN NGR DI GI PANAKKUKANG” Oleh Muh Nursyam 321 14 036.

Telah layak dan siap untuk diseminarkan sebagai salah satu syarat guna

memperoleh gelar Diploma Tiga (D-3) di Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Makassar, September 2017

Mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Aksan, S.T ., M.T. Agus Salim S.T., M.T.

NIP: 19660601 199003 1 001 NIP: 19670816 199503 1 001

Mengetahui, Ketua Program Studi,

Purwito, S.T ., M.T. NIP: 19660719 199003 1 001

(3)

iii

HALAMAN PENERIMAAN

Pada hari ini, ………. tanggal September 2017 panitia ujian sidang tugas akhir,

telah menerima dengan baik hasil Tugas Akhir oleh:

NAMA : MUH NURSYAM

NIM : 321 14 036

Judul Tugas Akhir

“ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TRANSFORMATOR 30 MVA DENGAN PENTANAHAN NGR DI GI PANAKKUKANG”

Makassar, September 2017

Panitia Ujian Sidang Tugas Akhir

1. Dr., Alimin, M.Pd. Ketua (………)

2. Purwito, S.T., M.T. Sekertaris (………)

3. Nurhayati, S.Si., M.T. Anggota (………)

4. Ruslan S.T., M.T. Anggota (………)

5. Aksan, S.T., M.T. Pembimbing 1 (………)

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini

yang berjudul “ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

TRANSFORMATOR 30 MVA DENGAN PENTANAHAN NGR DI GI PANAKKUKANG”.

Selama penulisan Tugas Akhir ini, banyak pengalaman berharga serta ilmu

yang bermanfaat yang diperoleh. Maka pada kesempatan ini, penulis mengucapkan

banyak terima kasih kepada semua pihak atas bimbingan, motivasi, dan saran yang

telah diberikan kepada penulis, antara lain:

1. Bapak Dr. Ir. H. Hamzah Yusuf, M.Si. selaku Direktur Politeknik Negeri

Ujung Pandang.

2. Bapak Moch. Munip, selaku Manager PT PLN (Persero) Tragi Panakkukang

3. Staf dan Pegawai PT PLN (Persero) Tragi Panakkukang.

4. Ibu Dr. Ir. Hafsah Nirwana M.T., sebagai Ketua Jurusan Teknik Elektro

Politeknik Negeri Ujung Pandang.

5. Bapak Purwito, S.T., M.T. sebagai Kepala Program Studi Teknik Listrik.

6. Bapak Aksan, S.T., M.T., selaku pembimbing utama dan Bapak Agus

Salim, S.T., M.T. yang mana keduanya dengan penuh kesabaran

memberikan bantuan, dorongan dan bimbingan sejak awal penyusunan

(5)

v

7. Segenap Dosen dan Staf pengajar jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri

Ujung Pandang.

8. Kedua orang tua tercinta yang selalu mendoakan dan mendukung penulis

dengan penuh kasih sayang.

9. Saudara-saudari kelas 3B Teknik Listrik.

10. Teman – teman Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro.

Penulis menyadari dalam penulisan Tugas Akhir ini masih terdapat banyak

kekurangan. Karena penulis merupakan mahasiswa yang mempunyai keterbatasan

ilmu pengetahuan dan juga sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.

Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

memajukan pihak penulis, maupun bagi kemajuan ilmu pengetahuan.

SemogaTugas Akhir ini dapat memberikan informasi dan ilmu bermanfaat

bagi para pembacanya, serta semoga amal baik semua pihak yang telah membantu

mendapat balasan yang setara dari Allah SWT.Amin.

Makassar, September 2017

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ...i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PENERIMAAN ... iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

SURAT PERNYATAAN...xiv

RINGKASAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Ruang Lingkup Kegiatan ... 3

1.4 Tujuan Kegiatan ... 3

1.5 Manfaat Kegiatan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Gardu Induk ... 4

2.1.1 Pengertian Gardu Induk ... 4

2.1.2 Peralatan Gardu Induk ... 5

1) Transformator Tenaga ... 5

2) Pemutus Tenaga ... 6

3) Transformator Arus (Current Transformer) ... 6

4) Transformator Tegangan (Voltage Transformer) ... 7

(7)

vii

6) Lightning Arrester (LA) ... 8

2.2 Panel Tegangan Menengah ... 9

2.2.1 Komponen – Komponen Kubikel ... 9

2.3 Sistem Pentanahan Titik Netral ... 10

2.3.1 Neutral Grounding Resistor ... 10

2.4 Relay Proteksi Penyulang ... 13

2.4.1 Relay Arus Lebih (OCR) ... 13

2.4.2 Relay Gangguan Tanah (GFR) ... 13

2.4.3 Nilai Setelan Relay ... 14

1) Setelan Arus ... 14

2) Setelan Waktu ... 15

2.5 Gangguan Hubung Singkat ... 16

1) Komponen Urutan Positif... 16

2) Komponen Urutan Negatif ... 16

3) Komponen Urutan nol ... 16

2.5.1 Perhitungan Arus Gangguan Hubung Singkat ... 17

1) Menghitung Impedansi Sumber ... 17

2) Menghitung Impedansi Transformator... 17

3) Menghitung Impedansi Penyulang ... 19

4) Menghitung Impedansi Ekuivalen Jairngan ... 19

5) Gangguan Hubung Singkat 3 Phasa ... 21

6) Gangguan Hubung Singkat 2 Phasa ... 22

7) Gangguan Hubung Singkat I Phasa ke Tanah ... 23

2.6 DigSiLeNT PowerFactory 15.1.7 ... 24

2.7 Software Mathcad ... 25

BAB III METODE KEGIATAN ... 26

3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan ... 26

3.2 Alat dan Bahan ... 26

3.3 Prosedur Kegiatan ... 26

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 27

(8)

viii

3.4.2 Wawancara ... 28

3.4.3 Dokumentasi ... 28

3.5 Teknik Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL DAN DESKRIPSI ... 29

4.1 Hasil Kegiatan ... 29

4.1.1 Data Peralatan ... 29

1) Single Line Diagram Gardu Induk Panakkukang ... 29

2) MVA Hubung Singkat ... 31

3) Transformator #1 GI Panakkukang ... 31

4) Data Penyulang Hertasning Baru ... 32

5) Data Jaringan Penyulang Hertasning Baru... 33

6) Data NGR Transformator #1 GI Panakkukang ... 35

7) Data Relay OCR / GFR Penyulang Hertasning Baru ... 36

4.2 Deskripsi Kegiatan ... 37

4.2.1 Perhitungan Arus Hubung Singkat ... 37

1) Menghitung Impedansi Sumber ... 37

2) Menghitung Impedansi Transformator... 38

3) Menghitung Impedansi Penyulang ... 38

4) Menghitung Impedansi Ekuivalen Jaringan ... 39

5) Menghitung Gangguan Hubung Singkat ... 41

4.2.2 Menghitung Koordinasi OCR / GFR Penyulang Hertasning Baru ... 43

1) Setting OCR Penyulang Hertasning Baru ... 43

2) Setting GFR Penyulang Hertasning Baru... 47

3) Setting OCR Incoming Penyulang ... 48

4) Setting GFR Incoming Penyulang ... 50

4.2.3 Simulasi Gangguan dan Koordinasi Relay Penyulang Hertasning Baru ... 54

1) Simulasi Gangguan ... 54

2) Simulasi Koordinasi Relay ... 58

4.2.4 Penyebab Besarnya Arus Hubung Singkat 1 Phase – Ground Penyulang Hertasning Baru... 61

(9)

ix BAB 5 PENUTUP ... 64 5.1 Kesimpulan ... 64 5.2 Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA ... 66 LAMPIRAN ... 67

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Keuntungan dan Kerugian NGR Tahanan Rendah dan Tinggi ... 11

Tabel 2 Nilai Konstanta α dan β ... 15

Tabel 3 Spesifikasi Transformator ... 31

Tabel 4 Spesifikasi Kubikel Penyulang Hertasning Baru ... 32

Tabel 5 Spesifikasi Penghantar JTM Penyulang Hertasning Baru ... 33

Tabel 6 Impedansi Urutan Penghantar AAAC... 33

Tabel 7 Data Spesifikasi NGR Transformator #1 GI Panakkukang ... 35

Tabel 8 Data Relay OCR / GFR Penyulang ... 36

Tabel 9 Nilai Impedansi Penyulang Urutan Negatif dan Positif ... 39

Tabel 10 Nilai Impedansi Urutan Nol Penyulang ... 39

Tabel 11 Data Impedansi Ekuivalen Jaringan Urutan Positif dan Negatif ... 40

Tabel 12 Data Impedansi Ekuivalen Jaringan Urutan Nol... 40

Tabel 13 Nilai Arus Hubung Singkat 3 Phasa ... 41

Tabel 14 Nilai Arus Hubung Singkat 2 Phasa ... 42

Tabel 15 Nilai Arus Hibung Singkat 1 Phasa ke Tanah... 43

Tabel 16 Perbandingan Setting Relay Hasil Perhitungan dan Data Lapangan... 51

Tabel 17 Tabel Perbandingan Simulasi dan Perhitungan Hubung Singkat ... 57

Tabel 18 Pengaruh Resitansi NGR terhadap Gangguan Hubung Singkat 1 Phasa- Tanah ... 62

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Gardu Induk... 4

Gambar 2 Transformator Tenaga ... 5

Gambar 3 Jenis – jenis PMT ... 6

Gambar 4 Transformator Arus (Current Transformator) ... 7

Gambar 5 Transformator Tegangan ... 7

Gambar 6 Pemisah (PMS) ... 8

Gambar 7 Light Arrester (LA) ... 8

Gambar 8 Kubikel Tegangan Menengah ... 9

Gambar 9 Neutral Grounding Resistor ... 12

Gambar 10 Rangkaian Ekuivalen Hubung Singkat 3 Phasa ... 21

Gambar 11 Rangkaian Ekuivalen Hubung Singkat 2 Phasa ... 22

Gambar 12 Rangkaian Ekuivalen Hubung Singkat 1 Phasa Tanah ... 23

Gambar 13 Bagan Alir Prosedur Kegiatan... 27

Gambar 14 Single Line Gardu Induk Panakkukang ... 30

Gambar 15 Transformator #1 Gardu Induk Panakkukang ... 31

Gambar 16 Kubikel Penyulang Hertasning Baru ... 33

Gambar 17 Peta Penyulang Hertasning Baru ... 34

Gambar 18 Skema Gangguan Penyulang Hertasning Baru ... 37

Gambar 19 Kurva karakteristik OCR / GFR Hasil Perhitungan ... 52

Gambar 20 Kurva karakteristik OCR / GFR Existing ... 53

Gambar 21 Simulasi dan Calculate Output Gangguan 3 Phasa ... 54

(12)

xii

Gambar 23 Simulasi dan Calculate Output Gangguan 1 Phasa ke Tanah ... 56

Gambar 24 Simulasi Kerja Relay OCR Outgoing... 58

Gambar 25 Report Simulasi Kerja Relay OCR Outgoing ... 59

Gambar 27 Simulasi Kerja Relay OCR Incoming... 59

Gambar 28 Report Simulasi Kerja Relay OCR Incoming ... 60

Gambar 29 Gangguan 1 Phasa-tanah Penyulang Hertasning Baru ... 61

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Simulasi Gangguan ... 68

Lampiran 2 Data Gangguan ... 80

Lampiran 3 Dokumentasi Pemeliharaan ... 83

(14)

xiv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Muh. Nursyam

NIM : 32114036

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam

Laporan Tugas Akhir ini yang berjudul “ANALISIS GANGGUAN HUBUNG

SINGKAT TRANSFORMATOR 30 MVA DENGAN PENTANAHAN NGR DI GI PANAKKUKANG” merupakan gagasan dan hasil karya saya sendiri dengan

arahan komisi pembimbing, dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun pada

perguruan tinggi dan instansi manapun.

Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan

dapat diperiksa kebenarannya. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari

karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam naskah dan

dicantumkan dalam laporan tugas akhir ini.

Jika pernyataan saya tersebut diatas tidak benar, saya siap menanggung resiko

yang ditetapkan oleh Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Makassar, 29 September 2017 Muh. Nursyam 32114036

(15)

xv

RINGKASAN

Muh Nursyam. Analisis Gangguan Hubung Singkat Transformator 30 MVA dengan Pentanahan NGR di GI Panakkukang. (Aksan, S.T., M.T./ Agus

Salim, S.T., M.T.)

Transformator tenaga adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi mentransformasikan tenaga listrik dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah maupun sebaliknya, yang mampu mengalirkan daya sesuai dengan kapasitasnya. Transformator memiliki NGR (Neutral Grounding Resistor) yang membatasi besarnya arus gangguan fasa ke tanah apabila terjadi gangguan pada sisi sekunder trafo. Kegagalan NGR dalam menjalankan fungsinya dapat menyebabkan besarnya arus gangguan hubung singkat phasa-tanah, hal ini dapat menyebabkan gangguan pada transformator tenaga sehingga terjadi pemadaman yang besar pada sistem kelistrikan yang disuplai transformator tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sebab besarnya gangguan hubung singkat pada penyulang serta menjelaskan bagaimana koordinasi relay proteksi yang terpasang untuk mengamankan peralatan ketika terjadi gangguan hubung singkat.

Penelitian ini di fokuskan di penyulang Hertasning Baru yang disuplai oleh transformator 30 MVA GI Panakkukang ini. Data yang dikumpulkan yaitu data transformator, NGR, Relay, dan data penyulang. Data – data yang dikumpulkan diperoleh dengan teknik wanwancara, dan observasi serta dokumentasi di PT. PLN (Persero) Tragi Panakkukang Makassar. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah perhitungan manual menggunakan aplikasi Mathcad dan menggunakan aplikasi DigSILENT Powerfactory 15.1.7 untuk simulasi gangguan hubung singkat serta koordinasi relay proteksi pada penyulang.

Berdasarkan Hasil penelitian ini diperoleh nilai arus hubung singkat 3 phasa, 2 phasa, dan 1 phasa-tanah sesuai perhitungan terbesar yaitu 6225 A, 5417 A, 287,95 A serta koordinasi relay proteksi penyulang terlihat dari waktu kerja relay sisi outgoing lebih cepat dibandingkan sisi incoming ketika terjadi gangguan.

Kata kunci: transformator, Neutral Grounding Resistor, arus hubung singkat, koordinasi, relay proteksi, penyulang.

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat di era yang

modern ini. Dalam penyalurannya sampai ke konsumen energi listrik disalurkan

dari sumber listrik yaitu Pembangkit (PLTU, PLTA, PLTD, dll) kemudian di

salurkan ke sistem transmisi pada tegangan 70 kV, 150 kV atau 500 kV (Tegangan

tinggi) untuk disalurkan ke gardu induk. Di Gardu Induk inilah tenaga listrik di

transformasikan untuk disalurkan kepelanggan listrik.

Salah satu gardu induk yang ada di kota Makassar adalah gardu induk

Panakkukang. Gardu Induk Panakkukang ini merupakan Gardu Induk yang

melayani beban listrik hampir seluruh kota Makassar, bahkan merupakan salah satu

Gardu Induk yang melayani beban terbesar di pulau Sulawesi dengan total beban

sebesar 450 MW. Dengan kondisi seperti ini tentunya sistem tenaga listrik harus

dapat mempunyai keandalan yang baik, yang secara kontinyu dapat melayani

kebutuhan energi listrik. Salah satu penunjangnya adalah sistem proteksi dan

pentanahan yang baik demi mengamankan sistem dari gangguan.

Salah satu gangguan dalam penyaluran tenaga listrik adalah gangguan

hubung singkat. Hubung singkat terjadinya ketika konduktor / penghantar

bertegangan terhubung dengan penghantar bertegangan atau terhubung dengan

penghantar netral (ground) secara langsung. Pada gangguan hubung singkat antar

(17)

2

trasformator serta impedansi pada saluran sedangkan untuk gangguan hubung

singkat antara penghantar dengan netral (ground) tergantung pada pentanahan titik

netral transformator tenaga yang terpasang. Di GI Panakkukang sendiri dipasang

pentanahan pada titik netral transformator tenaga dengan sistem pentanahan NGR

(netral grounding resistor) dengan tahanan sebesar 40-ohm yang mana dapat

membatasi besarnya arus gangguan hubung singkat phase-ground sampai 300 A.

Namun bagaiamana pada kondisi abnormal dimana besar arus hubung

singkat phase-ground meningkat drastis melebihi batas yang telah dihitung. Seperti

pada kasus trip penyulang Hertasning Baru yang disuplai dari transformator 30

MVA dengan sistem pentanahan NGR 40-Ohm pada tanggal 6 Maret 2017 dimana

besar arus gangguan phasa ketanah yang terukur sampai ribuan ampere. Hal ini

merupakan masalah serius karena nilai arus gangguan yang sangat besar dapat

menyebabkan kerusakan peralatan pada gardu induk itu sendiri seperti pada kasus

meledaknya kabel tanah dan voltage transformer pada penyulang incoming GI

Tanjung Bunga tanggal 13 Maret 2017 akibat besarnya gangguan singkat

phase-ground yang terjadi.

Oleh karena itu studi analisis hubung singkat serta koordinasi relay proteksi

sangatlah perlu untuk dibahas. Atas dasar inilah penulis tertarik mengangkat

penelitian dengan judul “Analisis Gangguan Hubung Singkat Transformator 30 MVA dengan Pentanahan NGR di GI Panakkukang”.

(18)

3

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa penyebab besarnya arus gangguan hubung singkat 1 phasa ketanah

pada penyulang Hertasning Baru?

2. Bagaimana koordinasi relay proteksi untuk mengamankan sistem saat

terjadi gangguan hubung singkat pada penyulang Hertasning Baru?

1.3 Ruang Lingkup Kegiatan

Penelitian ini difokuskan pada analisis gangguan hubung singkat di sisi

sekunder transformator 30 MVA dengan Pentanahan NGR 40-Ohm pada kasus

trip penyulang Hertasning Baru dengan level arus gangguan hubungyang

sangat besar pada tanggal 06 maret 2017 Pukul 01:44 WITA.

1.4 Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

1. Menentukan besar arus gangguan hubung singkat yang dapat terjadi

pada penyulang Hertasning Baru.

2. Menetukan koordinasi relay proteksi dalam mengamankan gangguan

hubung singkat pada penyulang Hertasning Baru.

1.5 Manfaat Kegiatan

Adapun manfaat penelitian yang dilakukan, yaitu:

1. Dapat menghitung besar arus gangguan saat terjadi gangguan hubung

singkat pada jaringan 3 phasa khususnya pada jaringan distribusi.

2. Dapat menentukan setting relay arus lebih dan relay gangguan tanah agar

sistem proteksi bekerja dengan baik sehingga stabilitas tenaga listrik dapat

(19)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Gardu Induk

2.4.1 Pengertian Gardu Induk

Gardu induk merupakan suatu instalasi yang terdiri dari sekumpulan

peralatan listrik yang disusun menurut pola tertentu dengan pertimbangan teknis,

ekonomis serta keindahan.

Fungsi dari gardu induk adalah sebagai berikut:

a. Mentransformasikan tenaga listrik tegangan tinggi yang satu ketegangan yang lainnya atau tegangan menengah.

b. Pengukuran pengawasan operasi serta pengaturan pengamanan dari sistem tenaga listrik.

c. Pengaturan daya ke gardu – gardu lainnya melalui tegangan tinggi dan gardu distribusi melalui feeder tegangan menengah.

Pada dasarnya gardu induk terdiri dari saluran masuk dan dilengkapi

dengan transformator tenaga, peralatan ukur, peralatan penghubung dan lainnya

yang saling menunjang.

(20)

5

2.1.2 Peralatan Gardu Induk

1) Transformator tenaga

Transformator tenaga adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi

mentransformasikan tenaga listrik dari tegangan tinggi ke tegangan yang

lebih rendah maupun sebaliknya pada frekuensi yang sama, yang mampu

mengalirkan daya sesuai dengan kapasitasnya. Prinsip kerja transformator

menggunakan “prinsip elektromagnetik yaitu hukum ampere dan induksi

faraday, dimana perubahan arus atau medan listrik dapat membangkitkan

medan magnet dan perubahan medan magnet / fluks dapat membangkitkan

tegangan induksi” (PT. PLN Persero, 2014:1).

Bagian – bagian transformator antara lain:

a. Inti besi e. Belitan (Wiring)

b. Konservator f. Minyak Isolasi Transformator dan

c. Bushing g. Pendingin

d. Tap Changer h. Proteksi Transformator

(21)

6

2) Pemutus Tenaga

Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441 – 14 – 20 disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau pemutus tenaga

(PMT) merupakan peralatan saklar / switching mekanis, yang mampu

menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi normal serta

mampu menutup, mengalirkan (dalam periode waktu tertentu) dan memutus

arus beban dalam kondisi abnormal seperti kondisi gangguan hubung

singkat (short circuit).

Gambar 2.3 Jenis – jenis PMT

Sumber: PT. PLN (Persero) SK-Dir 0520, 2014

3) Transformator Arus (Current Transformer)

Transformator arus (Current transformer) yaitu peralatan yang

digunakan untuk melakukan pengukuran besaran arus pada instalasi tenaga

listrik disisi primer (TET, TT dan TM) yang berskala besar dengan

melakukan transformasi dari besaran arus yang besar menjadi besaran arus

(22)

7

Gambar 2.4 Transformator Arus (Current Transformator) Sumber: PT. PLN (Persero) SK-Dir 0520, 2014

4) Transformator Tegangan (Voltage Transformer)

Transformator tegangan adalah peralatan yang mentransformasi

tegangan sistem yang lebih tinggi ke suatu tegangan sistem yang lebih

rendah untuk kebutuhan peralatan indikator, alat ukur / meter dan relay.

Gambar 2.5 Transformator Tegangan

Sumber: PT. PLN (Persero) Buku O&M, 2014

5) PMS (Disconnecting Switch)

PMS / Pemisah atau disconnecting switch merupakan suatu

(23)

8

rangkaian listrik dalam kondisi bertegangan atau tidak bertegangan tanpa

arus beban.

Gambar 2.6 Pemisah (PMS)

Sumber: PT. PLN (Persero) SK-Dir 0520, 2014

6) Lightning Arrester (LA)

Lightning Arrester (LA) merupakan peralatan yang berfungsi untuk melindungi peralatan listrik lain dari tegangan surja (baik surja hubung

maupun surja petir).

Gambar 2.7 Lightning Arrester

(24)

9

2.2 Panel Tegangan Menengah

Panel tegangan menengah adalah seperangkat peralatan listrik yang dipasang

pada Gardu Induk yang berfungsi sebagai pembagi, pemutus, penghubung,

pengontrol dan pengaman sistem penyaluran tenaga listrik tegangan menengah.

Gambar 2.8 Kubikel Tegangan Menengah

2.2.1. Komponen – Komponen Kubikel

Kubikel Tegangan Menengah terdiri dari komponen utama dan komponen

pendukung. Komponen utamanya, antara lain yaitu:

a. PMT (Pemutus) c. Transformator Arus (CT)

b. Rel d. Transformator Tegangan (VT)

Sedangkan komponen pendukung pada Kubikel yaitu:

a. Relay dan Meter c. Pemanas (Heater)

(25)

10

2.3 Sistem Pentanahan Titik Netral

Dalam pengoperasian instalasi tenaga listrik, seringkali mengalami

gangguan hubung singkat phasa ke-tanah baik hubung singkat secara langsung

maupun melalui tahanan. Dalam kondisi gangguan ke-tanah, akan terjadi fenomena

gejala-gejala “busur listrik ke tanah (arching ground)” yang sangat berbahaya

karena menimbulkan tegangan lebih transient yang pada akhirnya dapat merusak

peralatan instalasi. Pada sistem tenaga listrik tegangan menengah dan tegangan

tinggi, diperlukan sistem pentanahan melalui titik netral transformator, baik secara

langsung (solid grounding) maupun melalui tahanan (Neutral Grounding Resistor).

2.3.1 Neutral Grounding Resistor (NGR)

Salah satu metoda pentanahan titik netral adalah menggunakan NGR.

NGR merupakan sebuah tahanan yang dipasang serial dengan netral sekunder

pada transformator sebelum terhubung ke ground / tanah. Tujuan dipasangnya

NGR adalah untuk mengontrol besarnya arus gangguan yang mengalir dari sisi

netral ke tanah. Berdasarkan ketetapan SPLN 26:1980 mengenai besar tahanan

pentanahan sebagai berikut:

a. Tahanan rendah 12-ohm dan arus gangguan tanah maksimum 1000 ampere

dipakai pada jaringan kabel tanah.

b. Tahanan rendah 40-ohm dan arus gangguan maksimum 300 ampere

dipakai pada jaringan saluran udara dan campuran saluran udara dengan

kabel tanah.

c. Tahanan tinggi 500-ohm dan arus gangguan maksimum 25 ampere dipakai

(26)

11

Berikut ini daftar keuntungan dan kerugian NGR dengan tahanan rendah dan

tahanan tinggi.

Tabel 2.1 Keuntungan dan Kerugian NGR Tahanan Rendah dan Tinggi

Tahanan Keuntungan Kerugian

Rendah (12 Ω & 40 Ω)

Besar arus gangguan phasa ke tanah relatif lebih kecil dibandingkan dengan sistem pentanahan langsung.

Timbulnya rugi – rugi daya pada tahanan pentanahan selama terjadinya gangguan phasa ke tanah.

Arus gangguan satu phasa ketanah maksimum dapat di tentukan memilih nilai tanahan NGR, sehingga tidak melebihi arus nominal transformator dan tidak merusak ketahanan pelindung kabel tegangan menengah (shielding SKTM).

Masih dimungkinkan adanya bahaya gradient voltage yang tidak diproteksi oleh relay. Koordinasi setting relay

gangguan tanah masih dapat digrading berdasarkan arus dan waktu kerja.

Tidak diperlukan relay proteksi yang terlalu mahal.

Besar arus gangguan satu phasa ke-tanah sangat kecil, aman terhadap sentuhan benda sekitarnya.

Timbulnya rugi-rugi daya pada tahanan pentanahan selama terjadinya gangguan phasa ke tanah.

(27)

12

Tahanan Keuntungan Kerugian

Tinggi

(500 Ω) Kerusakan peralatan instalasi (transformator, kabel) akibat arus gangguan dapat diminimalisasi.

Karena arus gangguan ke tanah sangat kecil, sehingga relay proteksi gangguan tanah lebih mahal, perlu relay arah. Koordinasi relay proteksi hubung tanah, hanya dapat di grading berdasarkan waktu kerja (definite time).

Dalam kondisi sistem

open circuit,

dimungkinkan kondisi relay kurang selektif.

(28)

13

2.4 Relay Proteksi Penyulang 2.4.1 Relay Arus Lebih

Relay arus lebih / Over Current Relay (OCR) dengan nomor relay 50/51 merupakan proteksi utama busbar penyulang untuk jenis gangguan antar phasa.

Relay arus lebih dan gangguan tanah yang terpasang pada kopel lebih berfungsi sebagai pembatasan arus pada bay kopel. Proteksi ini bekerja dengan cara

mendeteksi besaran arus pada daerah yang diamankan. Apabila besaran arus

tersebut melampaui setting relay, relay akan bekerja membuka PMT setelah waktu

tundanya tercapai.

2.4.2 Relay Gangguan Tanah

Relay gangguan tanah / Ground Fault Relay (GFR) dengan nomor relay 50N/51N merupakan proteksi utama busbar penyulang untuk gangguan phasa –

tanah. Di wilayah kerja PLN terdapat tiga jenis pentanahan netral 20 kV yaitu

dengan tahanan rendah, langsung dan dengan tahanan tinggi. Penyetelan relay

gangguan tanah transformator mempertimbangkan faktor sebagai berikut:

a. Pola pentanahan netral transformator.

b. Ketahanan termis tahanan netral transformator (NGR).

c. Ketahanan termis shielding kabel disisi 20 kV (khususnya pada sistem

dengan netral yang ditanahkan langsung atau dengan NGR rendah).

d. Sensitivitas relay terhadap gangguan tanah.

e. Pengaruh konfigurasi belitan transformator (dilengkapi belitan delta /

(29)

14

2.4.3 Nilai Setelan Relay

Dalam melakukan penyetelan relay parameter – parameter yang harus disetel

meliputi:

1) Setelan Arus

Untuk setelan arus dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:

𝐼𝑆𝑒𝑡(𝑃) = (1,05 ≤ 1.3) 𝑥 𝐼 𝑛... (1) Keterangan:

ISet(P) = Arus setting pada sisi primer CT (A). In = Arus nominal (A)

Nilai setelan tersebut adalah nilai setelan primer trafo arus. Untuk

mendapatkan nilai setelan sekunder yang dapat disetkan pada relay arus

lebih, maka harus dihitung dengan menggunakan data ratio:

𝐼𝑠𝑒𝑡(𝑆) = 𝐼𝑆𝑒𝑡(𝑃)∗ 1

𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝐶𝑇 ... (2) Untuk nilai arus nominal

a. Sisi Penyulang

1. Untuk setting OCR nilai In yang digunakan yaitu nilai dari beban maksimum yang di suplai oleh penyulang tersebut.

2. Untuk setting GFR nilai In yang digunakan yaitu:

8% dari nilai gangguan hubung singkat 1 phasa ketanah terkecil

b. Sisi Incoming

1. Untuk setting OCR nilai In yang digunakan yaitu nilai arus nominal transformator yang di peroleh melalui persamaan:

(30)

15

𝐼𝑛 𝑇𝑟𝑎𝑓𝑜 =

𝑘𝑉𝐴

√3∗𝑘𝑉𝑝ℎ−𝑝ℎ ... (3)

Keterangan

In Trafo = Arus nominal transformator (A) kVA = Daya transformator (kVA)

kVph-ph = Tegangan phasa – phasa sisi sekunder (kV) 2. Untuk setting GFR nilai In yang digunakan yaitu:

10% dari nilai gangguan hubung singkat 1 phasa ketanah terkecil

2) Setelan Waktu

Setelan waktu relay inverse dihitung dengan menggunakan rumus

kurva waktu Vs arus. Rumus ini bermacam – macam sesuai dengan desain

pabrik pembuat relay, maka rumus kurva waktu dari standar British adalah

sebagai berikut: 𝑇𝑀𝑆 = 𝑡 ∗ ( 𝐼𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡 𝐼𝑠𝑒𝑡 ) 𝛼 − 1 𝛽 ... (4) Keterangan

𝑇𝑀𝑆 = Time Multiple Setting (s) 𝑡 = Waktu tunda (s)

𝐼𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡 = Arus gangguan hubung singkat (A) 𝛼, 𝛽 = Konstanta

Tabel 2.2 Nilai Konstanta α dan β

Jenis Kurva α β

Standard Inverse (SI) 0,02 0,14

Very Inverse (VI) 1 13,2

(31)

16

2.5 Gangguan Hubung Singkat

Berdasarkan ANSI / IEEE standar 100-1992, “Gangguan didefenisikan

sebagai suatu kondisi fisis yang disebabkan kegagalan suatu perangkat, komponen, atau suatu elemen untuk bekerja sesuai fungsinya”. Untuk mengetahui besarnya

arus hubung singkat terbesar yang mungkin terjadi harus mengetahui beberapa hal

terlebih dahulu, yaitu: Komponen simetri adalah suatu cara atau metode yang secara

matematik akan mempermudah dalam menganalisa sistem tak seimbang phasa

banyak.

a. Komponen Urutan Positif

Terdiri dari 3 fasor yang sama besarnya, terpisah satu dengan yang lain dalam

phasa terbesar 120o, dan mempunyai urutan phasa yang sama seperti fasor-fasor aslinya.

b. Komponen Urutan Negatif

Terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya, terpisah satu dengan yang lain

dalam phasa sebesar 120o dan mempunyi urutan phasa yang berlawanan dengan phasa-phasa aslinya.

c. Komponen Urutan Nol

Merupakan komponen yang terdiri dari tiga fasor yang sama

besarnya dan tidak ada pergeseran phasa antara fasor yang satu dengan

(32)

17

2.5.1 Perhitungan Arus Gangguan Hubung Singkat

Berdasarkan standar PUIL 2000, “Arus hubung singkat adalah arus lebih

yang diakibatkan oleh gangguan impedansi yang sangat kecil mendekati nol antara dua penghantar aktif yang dalam kondisi operasi normal berbeda potensialnya.”

Untuk menghitung arus hubung singkat pada sistem, pertama hitung impedansi

sumber (reaktansi) dalam hal ini diambil dari data hubung singkat maksimum pada

bus 150 kV, kedua menghitung reaktansi transformator tenaga, ketiga menghitung

impedansi penyulang, keempat menghitung impedansi ekuivalen, dan yang terakhir

mensubtitusikan nilai impedansi ekuivalen ke persamaan arus hubung singkat.

1) Menghitung Impedansi Sumber

Adapun rumus dasar perhitungan impedansi sumber yang

dikemukakan oleh Yulistiawan, dkk (2012: 87) adalah:

𝑍𝑠 = 𝑘𝑉2

𝑀𝑉𝐴ℎ𝑠 ... (5)

Keterangan:

Zs = Impedansi sumber (Ω)

kV = Tegangan pada rating kV

MVAhs = Short circuit level transformator tenaga 2) Menghitung Impedansi Transformator

Untuk menghitung Impedansi transformator, digunakan rumus:

Zt =

𝑘𝑉2

𝑀𝑉𝐴 (𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜) ... (6) Keterangan:

Zt = Impedansi transformator (Ω)

(33)

18

a. Impedansi urutan positif, negatif (Zt1 = Zt2)

𝑍𝑡1 = % 𝑍𝑡 ∗ 𝑍𝑡 ... (7) Keterangan:

Zt1 = Impedansi urutan positif transformator (Ω) %Zt = Persentasi impedansi transformator (Ω)

Untuk impedansi transformator nilai yang diambil adalah

komponen reaktansi karena nilai resistansi pada transformator

dianggap sangat kecil.

b. Impedansi Urutan Nol (Zt0)

Reaktansi urutan nol ini didapat dengan memperhatikan data

transformator tenaga itu sendiri yaitu dengan melihat kapasitas belitan

delta yang ada dalam transformator itu:

1. Untuk transformator tenaga dengan hubungan belitan ∆/Y dimana

kapasitas belitan deta sama besar dengan kapasitas belitan Y, maka

Xt0 = Xt1.

2. Untuk transformator tenaga dengan belitan Yyd dimana kapasitas

belitan delta (d) biasanya sepertiga dari kapasitas belitan Y (belitan

yang dipakai untuk menyalurkan daya, sedangkan belitan delta tetap

ada di dalam tetapi tidak dikeluarkan kecuali satu terminal delta

untuk ditanahkan), maka nilai Xt0 = 3Xt1.

3. Untuk transformator tenaga dengan hubungan YY dan tidak

mempunyai belitan delta di dalamnya, maka besarnya Xt0 berkisar antara 9 s/d 14 Xt1.

(34)

19

3) Menghitung Impedansi Penyulang

Impedansi penyulang ini dihitung tergantung dari besarnya

impedansi per meter penyulang yang bersangkutan, dimana besar nilainya

ditentukan dari konsfigurasi tiang yang digunakan untuk jaringan SUTM

(Saluran Udara Tegangan Menengah) atau dari jenis kabel tanah untuk

jaringan SKTM (Saluran Kabel Tegangan Menengah). Rumus perhitungan

dikemukakan oleh Yulistiawan, dkk (2012: 91)

Z

1 = Z2 = % panjang x Panjang penyulang x (R1 + jX1) ... (8) Keterangan:

Z1 = Impedansi urutan positif (Ω)

Z2 = Impedansi urutan negatif (Ω)

4) Menghitung Impedansi Ekuivalen Jaringan

Perhitungan yang akan dilakukan disini adalah perhitungan

besarnya nilai impedansi positif (Z1 eq), negatif (Z2 eq), dan nol (Z0 eq) dari titik gangguan sampai ke sumber, sesuai dengan urutan di atas. Karena dari

sumber ke titik gangguan impedansi yang terbentuk adalah tersambung seri,

maka perhitungan Z1eq dan Z2eq dapat langsung menjumlahkan impedansi-impedansi tersebut.

Sedangkan untuk perhitungan Z0eq dimulai dari titik gangguan sampai ke transformator tenaga yang netralnya ditanahkan. Untuk

menghitung Z0eq ini, diumpamakan transformator tenaga yang terpasang mempunyai hubungan Yyd, dimana mempunyai nilai Xt0 = 3Xt1.

(35)

20

Adapun rumus perhitungan Z1eq dan Z2eq dikemukakan oleh Yulistiawan, dkk (2012: 85)

Z1 eq = Z2 eq = Z1s + Z1t + Z1 penyulang ... (9) Keterangan:

Z1s = Hitungan impedansi sumber (Ω) Z1t = Hitungan impedansi transformator (Ω) Z1 penyulang= Tergantung dari lokasi gangguan (Ω)

Lokasi gangguan diasumsikan terjadi pada 0% 25%, 50%, 75%

dan 100% panjang penyulang, maka Z1 eq dan Z2 eq yang didapat juga pada lokasi tersebut.

Perhitungan Z0 eq:

Z0 eq = Zt0 + 3RN + Z0 penyulang ... (10) Keterangan:

RN = Pentanahan netral pada transformator (Ω)

Karena lokasi gangguan diasumsikan terjadi pada 0% 25%, 50%,

75% dan 100% panjang penyulang, maka Z0 eq yang didapat juga pada lokasi tersebut. Setelah mendapatkan impedansi ekuivalen sesuai dengan lokasi

gangguan, selanjutnya perhitungan arus gangguan hubung singkat dapat

dihitung dengan menggunakan rumus dasar seperti dijelaskan sebelumnya,

hanya saja impedansi ekuivalen mana yang dimasukkan ke dalam rumus

dasar tersebut adalah tergantung dari hubung singkat 3 phasa, 2 phasa atau

(36)

21

5) Gangguan Hubung Singkat 3 phasa

Gambar 2.10 Rangkaian Ekuivalen Hubung Singkat 3 Phasa

Kemungkinan terjadinya gangguan 3 phasa adalah putusnya salah

satu kawat phasa yang letaknya paling atas pada transmisi atau distribusi,

dengan konfigurasi kawat antar phasanya disusun secara vertikal.

Kemungkinan terjadinya memang sangat kecil, tetapi dalam analisanya

tetap harus diperhitungkan.

Kemungkinan lain adalah akibat pohon yang cukup tinggi dan

berayun sewaktu angin kencang, kemudian menyentuh ketiga kawat pada

transmisi atau distribusi. Gangguan hubung singkat 3 phasa dapat dihitung

dengan menggunakan rumus hukum ohm yang dikemukakan oleh

Yulistiawan, dkk (2012: 92) I3phasa= 𝐸𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑍1 𝑒𝑞 = 𝑉𝑝ℎ 𝑍1 𝑒𝑞 = 20000 √3 𝑍1 𝑒𝑞 = 11547 𝑍1 𝑒𝑞 ... (11) Keterangan:

I3phasa = Arus gangguan hubung singkat 3 phasa (A) Vph = Tegangan phasa-netral sistem 20 kV =

20000 √3 (V) Z1 eq = Impedansi Ekuivalen Jaringan Urutan Positif (Ω)

(37)

22

6) Gangguan Hubung Singkat 2 phasa

Gambar 2.11 Rangkaian Ekuivalen Hubung Singkat 2 Phasa

Kemungkinan terjadinya gangguan 2 phasa disebabkan oleh

putusnya kawat phasa tengah pada transmisi atau distribusi. Kemungkinan

lainnya adalah dari rusaknya isolator di transmisi atau distribusi sekaligus 2

phasa. Gangguan seperti ini biasanya mengakibatkan 2 phasa ke tanah.

Gangguan hubung singkat 2 phasa dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut yang dikemukakan oleh Yulistiawan, dkk (2012: 94)

I1phasa = 𝑉𝑝ℎ−𝑝ℎ 𝑍1𝑒𝑞+ 𝑍2𝑒𝑞 = 20000 𝑍1𝑒𝑞+ 𝑍2𝑒𝑞 ... (12) I2phasa = 𝑉𝑝ℎ−𝑝ℎ 2 𝑥 𝑍1𝑒𝑞 ... (13) Keterangan

I2phasa = Arus gangguan 2 phasa (A) Vph-ph = Tegangan antar phasa (V)

(38)

23

7) Gangguan Hubung Singkat 1 Phasa ke tanah

Gambar 2.12 Rangkaian Ekuivalen Hubung Singkat 1 Phasa Tanah

Kemungkinan terjadinya gangguan satu phasa ke tanah adalah back

flashover antara tiang ke salah satu kawat transmisi dan distribusi. Sesaat setelah tiang tersambar petir yang besar walaupun tahanan kaki tiangya

cukup rendah namun bisa juga gangguan phasa ke tanah ini terjadi sewaktu

salah satu kawat phasa transmisi / distribusi tersentuh pohon yang cukup

tinggi dll. Berikut rumus yang dikemukakan oleh Yulistiawan, dkk (2012:

92):

I1 phasa ke tanah = 3 x I0 ... (14) Keterangan:

I0 = Arus Urutan Nol (A)

Sehingga arus gangguan hubung singkat 1 phasa ketanah dapat dihitung

sebagai berikut: I1phasa = 3𝑥20000 √3 𝑍1 𝑒𝑞+ 𝑍2 𝑒𝑞 + 𝑍0 𝑒𝑞 ... (15) Keterangan:

(39)

24

2.6 DigSileNT PowerFactory 15.1.7

DigSileNT merupakan akronim dari DIgital SImuLation of Electrical NeTworks. DigSileNT adalah sebuah program komputer rekayasa untuk analisis transmisi distribusi, dan sistem tenaga listrik industri. Software ini telah dirancang

sebagai paket perangkat lunak yang terintegrasi dan interaktif canggih

didedikasikan untuk sistem tenaga listrik dan analisis control dalam rangka

mencapai tujuan utama dan perencanaan dan operasi optimalisasi. (DigSileNT

PowerFactory 15 User Manual, 2014). Fitur utama termasuk:

a. Fungsi inti PowerFactory: definisi, modifikasi dan organisasi kasus rutinitas numerik inti, dan fungsi dokumentasi output.

b. Garis grafis dan data penaganan kasus tunggal interaktif terpadu.

c. Elemen daya sistem dan database pada studi kasus-kasus dasar.

d. Fungsi perhitungan terintegrasi (misalnya garis dan perhitungan parameter mesin berdasarkan informasi geometris atau papan nama / nameplate).

e. Sistem tenaga konfigurasi jaringan dengan akses interaktif atau terhubung

f. /online ke sistem SCADA.

g. Interface yang generik untuk sistem pemetaan berbasis komputer (DigSileNT PowerFactory 15 User Manual, 2014).

Beberapa fungsi yang tersedia dalam DigSileNT powerfactory adalah

analisis aliran beban / loadflow analysis, perhitungan arus pendek / short-circuit

calculation, analisis harmonik / harmonic analysis, koordinasi proteksi / protection coordination, perhitungan stabilitas / stability calculation, dan analisis modal / modal analysis.

(40)

25

2.7 Software Matchad

Software Matchad merupakan suatu program yang sangat mudah dipergunakan terutama dalam hal visualisasi karena dapat menerangkan perhitungan kebentuk

yang lebih mudah dipahami. Matchad sebagai alat untuk memvalidasi sebuah

perhitungan yang biasanya dipergunakan seperti excel ke dalam bentuk yang dapat

mudah dipahami bukan hanya dalam bentuk angka-angka saja.

Representasi berupa penurunan rumus – rumus akan sangat membantu dalam

memahami sesuatu. Untuk menggunakan Matchad kita dapat munuliskan apa saja

pada cursor merah yang berbentuk silang. Tulisan kita akan dikelilingi oleh persegi

(41)

26

BAB III

METODE KEGIATAN

3.1 Tempat Dan Waktu Kegiatan

Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan di kantor PT. PLN (Persero) UPT

Sistem Sulselrabar Unit Transmisi dan Gardu Induk Panakkukang dimulai dari

tanggal 16 Februari 2017 hingga 16 Mei 2016 serta di kampus Politeknik Negeri

Ujung Pandang.

3.2 Alat Dan Bahan

a. Relai OCR dan GFR tipe Micom P123

b. Software Mathcad

c. Software DigSilenNT Power Factory

3.3 Prosedur Kegiatan

Kegiatan dimulai dengan mengenali masalah yang akan dibahas dalam hal ini

tentang perhitungan arus gangguan hubung singkat dan koordinasi relay proteksi

penyulang, kemudian mengumpulkan data – data yang dibutuhkan seperti data

teknis transformator, MVA hubung singkat, data penyulang, data jaringan

distribusi, dan rasio CT yang terpasang melalui teknik observasi, wawancara dan

dokumentasi di tempat kegiatan, setelah data yang dibutuhkan lengkap kemudian

dilakukan pengolahan data, yaitu memilah data yang diperlukan dalam proses

perhitungan. Setelah itu dilakukan perhitungan dan analisis data untuk menegetahui

penyebab besarnya arus hubung singkat yang terjadi setelah itu dilakukan simulasi

(42)

27

kesimpulan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 3.1 Bagan Alir Prosedur

Kegiatan. Mulai Selesai Mengenali Masalah Mengumpulkan Data Pengambilan Data Analisa Data Data Lengkap? Kesimpulan Tidak Pengolahan Data Simulasi Ya

Gambar 3.1 Bagan Alir Prosedur Kegiatan

3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Observasi

Dalam hal ini observasi dilakukan dengan cara mengamati kegiatan

karyawan dalam memonitoring dan mengoperasikan transformator tenaga

30MVA dan penyulang Tragi Panakkukang serta ikut terjun kelapangan

dalam proses pemeliharan dan perbaikan oleh staff OPHAR Tragi

(43)

28

3.4.2 Wawancara

Dalam hal ini penulis melakukan diskusi kepada beberapa karyawan

dari Tragi Panakkukang dan pihak yang berwenang di perusahaan

menyangkut tentang data-data yang dbutuhkan dan permasalahan yang

terjadi terkait gangguan hubung singkat serta pengoperasian transformator

tenaga 30 MVA PT PLN (Persero) Tragi Pannakkukang Makassar.

3.4.3 Dokumentasi

Pengambilan data dengan metode dokumentasi / study literatur

dilakukan dengan cara mengumpulkan materi-materi yang berhubungan

dengan judul tugas akhir baik itu yang berasal dari buku ajar, internet,

laporan- laporan OJT di kantor maupun buku panduan yang kami dapat di

tempat penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisa data dilakukan untuk memahami data yang diperoleh dari proses

pengumpulan data. Proses ini dapat diketahui bahwa sebuah sistem masih dapat

bekerja dengan baik atau tidak khususnya pada penyulang Hertasning.

Dalam melakukan analisis penulis menggunakan software Mathcad untuk

perhitungan nilai arus gangguan hubung singkat dan DigSilent PowerFactory untuk

membuat simulasi gangguan hubung singkat dan koordinasi relay OCR dan GFR.

Sehingga dapat diketahui penyebab besarnya arus gangguan hubung singkat pada

penyulang serta bagaimana waktu kerja relay ketika terjadi gangguan pada setiap

(44)

29

BAB IV

HASIL DAN DESKRIPSI

Penelitian ini difokuskan pada perhitungan arus gangguan hubung singkat

serta koordinasi relay OCR / GFR pada penyulang Hertasning Baru yang disuplai

dari tranformator tenaga #1 Gardu Induk Panakkukang Makassar dengan

pentanahan NGR (Neutral Grounding Resistor) pada sisi sekunder sebesar 40 Ohm.

Perhitungan hubung singkat dilakukan untuk menetukan besar arus hubung singkat

yang dapat terjadi ketika terjadi gangguan (3 phasa, 2 phasa, dan 1 phasa ketanah).

Dan perhitungan koordinasi OCR / GFR dilakukan untuk menetukan setting relay

yang tepat untuk mengamankan sistem saat terjadi gangguan hubung singkat.

4.1 Hasil Kegiatan

4.1.1 Data Peralatan

Data peralatan yang dikumpulkan digunakan untuk keperluan perhitungan

arus hubung singkat serta koordinasi relay OCR / GFR. Adapun data – data yang

telah kami kumpulkan untuk proses perhitungan hubung singkat dan koordinasi

relay OCR / GFR penyulang Hertasning Baru Gardu Induk Panakkukang Makassar ini meliputi:

1) Single Line Diagram Gardu Induk Panakkukang

Gardu Induk Panakkukang disuplai melalui Line Transmisi

Tello-Panakkukang #1 dan Line Transmisi Tello-Tello-Panakkukang #2 dengan sistem

(45)

30

Gambar 4.1 Single Line Gardu Induk Panakkukang

(46)

31

2) MVA Hubung Singkat

Data MVA hubung singkat merupakan data arus hubung singkat

maksimum yang dapat terjadi pada sisi 150 kV transformator yaitu arus

hubung singkat 3 phasa pada Bus 150 kV tragi Panakkukang sebesar 1803

MVA. Data ini diperoleh dari Base Case Sistem Sulselrabar Februari 2017

pada Software DigSileNT yang dibuat oleh pihak UPB SULSELRABAR.

3) Transformator #1 Gardu Induk Panakkukang

Transformator tenaga disini berfungsi untuk mentranformasikan

daya listrik, dengan merubah besarnya tegangan dari 150 kV menjadi 20

kV, sedangkan frekuensinya tetap. Berikut spesifikasi Transformator #1 GI

Panakkukang:

Tabel 4.1 Spesifikasi Transformator

Transformer

Merk : Unindo

Type : 016 / BAD - DIR / VII / 2003

Serial No. : P30 Lec 315 01

Instr. Manual : IM 315

HV / TT LV / TR Tersier

Rated Power ONAN / ONAF 18 / 30 18 / 30 - MVA

Rated Voltage 150 20 10 kV

System Highest Voltage 170 24 12 kV

Rated Current ONAN / ONAF 69.28 / 115.47 519.62 / 866.03 75 / 28 A

Insulation Level

Line (Bil / Frequency Test) 650 / 275 125 / 50 75 / 28 kV

Neutral (Bil / Frequency Test) 95 / 38 125 / 50 - kV

Impedance Voltage HV - LV : 12.18%

Reference Power : 30 MVA

Standard : IEC 76

Freq : 50 Hz

Type of Cooling : ONAN / ONAF

Vector Group : Ynyn0 (D5)

(47)

32

Gambar 4.2 Transformator #1 Gardu Induk Panakkukang

4) Data Penyulang Hertasning Baru

Tabel 4.2 Spesifikasi Kubikel Penyulang Hertasning Baru

F. HERTASNING BARU BOX

Merk : Takaoka

Rated Voltage : 24 kV

Frequency : 50 Hz

Rated Insul Level : 50/125 KV

Rated Current Busbar : 1600 A

Rated short time current : 12.5 KA 1 S

Standard : IEC - 298- 1969 Ratio CT : 400 / 1 A PMT Merk : Siemens Rated Voltage : 24 KV Shortcircuit Current : 25 kA Up : 125 kV Frequency : 50 Hz/60 Hz Rated Current : 1250 A

Shortcircuit time limit : 3 s

Mass : 85 Kg

Data Beban

Beban Puncak : 305 A

(48)

33

Gambar 4.3 Kubikel Penyulang Hertasning Baru

5) Data Jaringan Penyulang Hertasning Baru

Tabel 4.3 Spesifikasi Penghantar JTM Penyulang Hertasning Baru

Jenis penghantar : AAAC

Panjang Jaringan : 12.71 km

Luas Penampang : 150 mm2

Sumber: Tragi Panakkukang Makassar, 2017

Tabel 4.4 Impedansi Urutan Penghantar AAAC

Luas

Penampang Jari-Jari Urat GMR

Impedansi Urutan Positif Impedansi Urutan Nol mm2 mm mm Ohm/Km Ohm/Km 16 2.2563 7 1.638 2,0161+J0,4036 2,1641+J1,6911 25 2.8203 7 2.0475 1,2903+J0,3895 1,4384+J1,6770 35 3.3371 7 2.4227 0,9217+J0,3790 1,0697+J1,6665 50 3.9886 7 2.8967 0,6452+J0,3678 0,7932+J1,6553 70 4.7193 7 3.4262 04608+J0,3572 0,6088+J1,6447 95 5.4979 19 4.1674 03096+J0,3449 0,4876+J1,6324 120 61,791 19 4.6837 0,2688+J0,3376 0,4168+J1,6324 150 6.9084 19 5.2365 0,2162+J0,3305 0.3631+J1,6180 185 7.6722 19 5.8155 0,1744+J0,3239 0,3224+J1,6114 240 8.7836 19 66238 0,1344+J0,3158 0,2824+J1,6034 Sumber: SPLN 64 1985 “Petunjuk Pemilihan dan Penggunaan Pelebur pada Sistem Distribusi

(49)

34

Gambar 4.4 Peta Penyulang Hertasning Baru

(50)

35

6) Data NGR Transformator #1 GI Panakkukang

NGR (Neutral Grounding Resistor) merupakan komponen yang

berfungsi untuk menbatasi jumlah arus hubung singkat 1 phasa ke tanah.

Transformator #1 GI Panakkukang menggunakan NGR dengan nilai Resistansi 40 Ω, sesuai standar membatasi jumlah arus hubung singkat 1

phasa ketanah maksimum 300 A.

Berikut data spesifikasi NGR Transformator #1 GI Panakkukang:

Tabel 4.5 Data Spesifikasi NGR Tranformator 1 GI Panakkukang

Type : G20.0300.10.S.LH.00.TT Serial : 0 NE 0407011 - 1 / 002 Date : W 40 / 04 System Voltage : 20 kV Rated Voltage : 12 kV Rated Frequency : 50 Hz Rated Current : 300 A

Rated Time : 10 Sec

Resistance : 40 Ohm of Temperature 20 ˚c

Temp. Rise : 600 ˚c

Weight : 310 Kg

CT NGR

Merk : Sairt Chamond

Ith : 100 X In I Dyn : 2.5 X Ith Ts : 620 IEC 44 - 1 Type Mode : At M20 - 3 Ratio : 300 / 5 A Burden : 30 VA Class : 10 P 20 Insulation : 24 / 50 / 125 KV

(51)

36

7) Data Relay OCR / GFR Penyulang Hertasning Baru

Relay OCR / GFR disini berfungsi untuk mengamankan peralatan dari gangguan simetri maupun asimetri. Dimana relay OCR / GFR memiliki peran

yang berbeda. Relay arus lebih (50/51) adalah peralatan yang dapat

merasakan adanya arus lebih yang disebabkan karena adanya gangguan

hubung singkat maupun adanya beban berlebih (overload) yang dapat

merusak peralatan yang berada di wilayah proteksi dalam hal ini antara Phasa

ke Phasa. Sedangkan, relay GFR (50N/51N) mendeteksi adanya hubung

singkat ke tanah.

Berikut spesifikasi relay OCR / GFR pada Penyulang Hertasning Baru:

Table 4.6 Data Relay OCR / GFR Penyulang

Penyulang Hertasning Baru

Merek/Tipe Micom / P123

Data Relay OCR GFR

Set Relay 1 A 0.1 A

Aktual (Batas Maks) 400 A 40 A

Waktu Setting 0.1 0.1 Momen 5X 6X Kurva Karakteristik SI SI Rasio CT 400/1 A Incoming Merek/Type GE / MIF II

Data Relay OCR GFR

Set Relay 0,8 0,05

Aktual (Batas Maks) 960 60

Waktu Setting 0,175 0,175

Momen Block Block

Kurva Karakteristik SI SI

Rasio CT 1200/5

(52)

37

4.2 Deskripsi Kegiatan

4.2.1 Perhitungan Arus Hubung Singkat

Perhitungan arus hubung singkat ini dilakukan untuk mengetahui jumlah arus

hubung singkat yang mengalir pada rangkaian ketika terjadi gangguan hubung

singkat. Adapun jenis gangguan hubung singkat yang akan di hitung meliputi:

a. Hubung singkat 3 phasa.

b. Hubung singkat 2 phasa.

c. Hubung singkat 1 phasa ke tanah.

Dari data yang telah dikumpulkan diatas maka dibuatlah skema gangguan

penyulang Hertasning Baru untuk memudahkan proses perhitungan arus hubung

singkat.

Gambar 4.5 Skema Gangguan Penyulang Hertasning Baru

Adapun tahapan – tahapan yang dilakukan untuk menghitung arus gangguan

hubung singkat ini yaitu:

1) Menghitung Impedansi Sumber

Data MVA hubung singkat di GI Panakkukang sebesar 1803 MVA.

(53)

38

sisi 20 kV. Untuk menghitung simpedansi sumber (Reaktansi) digunakan

persamaan: 𝑍𝑠 = 𝑘𝑉2 𝑀𝑉𝐴ℎ𝑠 𝑍𝑠(𝑠𝑖𝑠𝑖 20𝑘𝑉) = 20 2 1803 𝑍𝑠(𝑠𝑖𝑠𝑖 20𝑘𝑉) = 0,222𝑗 Ω

2) Menghitung Impedansi Transformator

Pada Tabel 4.1 nilai impedansi transformator sebesar 12.18% dengan

type belitan YNyn0(D5) maka nilai reaktansi urutan positif, reaktansi urutan

negatif , dan reaktansi urutan nol transformator adalah:

a. Reaktansi Urutan Positif = Reaktansi Urutan Negatif

𝑍𝑇1/𝑍𝑇2 = %𝑍𝑇 ∗ ( 𝑘𝑉2 𝑀𝑉𝐴𝑇 ) 𝑍𝑇1/𝑍𝑇2 = 12,18% ∗20 2 30 𝑍𝑇1/𝑍𝑇2 = 1,624𝑗 Ω

b. Reaktansi Urutan Nol

𝑍𝑇0 = 3 ∗ 𝑍𝑇1 𝑍𝑇0 = 4.827𝑗 Ω

3) Menghitung Impedansi Penyulang

Berdasarkan Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 Penyulang Hertasning Baru

Menggunakan Penghantar Kawat AAAC dengan luas penampang 150 mm2 dengan panjang jaringan 12.71 km sehingga nilai impedansi urutan positif,

(54)

39

𝑍1𝑗 = 0,2162 + 0,3305𝑗 ∗ 12.71 𝑍1𝑗 = 2.748 + 4.201𝑗

𝑍0𝑗 = 0.3631 + 𝐽1,6180 ∗ 12.71 𝑍0𝑗 =

4.615 + 20.565𝑗

Lokasi gangguan diasumsikan berada jarak 0%, 25%, 50%, 75%, dan

100% jaringan sehingga nilai impedansi penyulang adalah:

a. Impedansi Urutan Positif dan Negatif Penyulang

Tabel 4.7 Nilai Impedansi Penyulang Urutan Negatif dan Positif

Panjang Impedansi Jaringan (Z1j / Z2j)

0% 0

25% 0,687 + 1,05j Ω

50% 1.374 + 2,1j Ω

75% 2,061 + 3,15j Ω

100% 2.748+4.201j Ω

b. Impedansi Urutan Nol Penyulang

Tabel 4.8 Nilai Impedansi Urutan Nol Penyulang

Panjang Impedansi Jaringan (Z0j)

0% 0

25% 1,154 + 5,141j Ω

50% 2,308 + 10.282j Ω

75% 3,461 + 15,424j Ω

100% 4,615 + 20,565j Ω

4) Menghitung Impedansi Ekuivalen Jaringan

Berdasarkan Gambar 4.6, Gambar 4.7, dan Gambar 4.8 maka nilai

impedansi ekuivalen urutan jaringan adalah:

a. Impedansi Ekuivalen Jaringan Urutan Positif

𝑍 1𝑒𝑞 = 𝑍𝑠 + 𝑍1𝑇+ 𝑍1𝑗 = 0,222𝑗 + 1,624𝑗 + 𝑍1𝑗 𝑍1𝑒𝑞 = 1,846𝑗 + 𝑍1𝑗

(55)

40

Nilai impedansi urutan positif penyulang sama dengan nilai

impedansi urutan negatif penyulang maka impedansi ekuivalen urutan

positif dan negatif jaringan di setiap titik gangguan adalah:

Tabel 4.9 Data Impedansi Ekuivalen Jaringan Urutan Positif dan Negatif

Panjang Impedansi Ekuivalen Jaringan (Z1eq / Z2eq)

0% 1,846j Ω

25% 0,687 + 2,896j Ω

50% 1.374 +3,946j Ω

75% 2,061 + 4,996j Ω

100% 2,748 + 6,047j Ω

b. Impedansi Ekuivalen Jaringan Urutan Nol

Untuk impedansi ekuivalen urutan nol nilai tahanan pembumian

titik netral transformator atau NGR diperhitungkan. Berdasarkan Tabel

4.5 nilai resitansi NGR (RN) sebesar 40 Ω maka impedansi ekuivalen urutan nol jaringan adalah:

𝑍0𝑒𝑞 = 3𝑅𝑁 + 𝑍0𝑇 + 𝑍0𝑗 𝑍0𝑒𝑞 = 120 + 4,827𝑗 + 𝑍0𝑗

Nilai impedansi urutan nol jaringan disubtitusikan kepersamaan sehingga diperoleh nilai impedansi ekuivalen jaringan:

Tabel 4.10 Data Impedansi Ekuivalen Jaringan Urutan Nol

Panjang Impedansi Ekivalen Jaringan (Z0eq)

0% 120 + 4,827j Ω

25% 121,154 + 9,968j Ω

50% 122,308 + 15,109j Ω

75% 123,461 + 20,251j Ω

(56)

41

5) Menghitung Gangguan Hubung Singkat

a. Hubung Singkat 3 Phasa

Untuk menghitung gangguan hubung singkat 3 phasa

digunakan persamaan:

𝐼3𝑓𝑎𝑠𝑎 =𝑉𝑝ℎ 𝑍1𝑒𝑞

𝐼3𝑓𝑎𝑠𝑎 =20000/√3 𝑍1𝑒𝑞

Kemudian kita subtitusikan nilai impedansi ekuivalen jaringan

urutan positif pada Tabel 4.9

Tabel 4.11 Nilai Arus Hubung Singkat 3 Phasa

Panjang Rumus Arus Hubung Singkat 3ф

0% 𝐼3𝑓𝑎𝑠𝑎 = 20000/√3 1,846j 6255 A 25% 𝐼 3𝑓𝑎𝑠𝑎 = 20000/√3 0,687 + 2,896j 3879 A 50% 𝐼3𝑓𝑎𝑠𝑎 = 20000/√3 1.374 + 3,946j 2763 A 75% 𝐼3𝑓𝑎𝑠𝑎 = 20000/√3 2,061 + 4,996j 2136 A 100% 𝐼3𝑓𝑎𝑠𝑎 = 20000/√3 2,748 + 6,047j 1739 A

b. Gangguan Hubung Singkat 2 Phasa

Untuk menghitung gangguan hubung singkat 2 phasa

digunakan persamaan berikut:

𝐼2𝑓𝑎𝑠𝑎 = 𝑉𝑝ℎ−𝑝ℎ 𝑍1𝑒𝑞 + 𝑍2𝑒𝑞

𝐼2𝑓𝑎𝑠𝑎 = 20000 𝑍1𝑒𝑞+ 𝑍2𝑒𝑞

(57)

42

Karena nilai Z1eq = Z2eq Maka

𝐼2𝑓𝑎𝑠𝑎 =

20000 2 ∗ 𝑍1𝑒𝑞

Berdasarkan Tabel 4.9 maka nilai arus hubung singkat 2 phasa di

setiap titik gangguan adalah:

Tabel 4.12 Nilai Arus Hubung Singkat 2 Phasa

Panjang Rumus Arus Hubung Singkat 2ф

0% 𝐼2𝑓𝑎𝑠𝑎 = 20000 2 ∗ 1,846𝑗 5417 A 25% 𝐼2𝑓𝑎𝑠𝑎 = 20000 2 ∗ (121,154 + 9,968j) 3359 A 50% 𝐼2𝑓𝑎𝑠𝑎 = 20000 2 ∗ (1.374 + 3,946j) 2393 A 75% 𝐼2𝑓𝑎𝑠𝑎 = 20000 2 ∗ (2,061 + 4,996j) 1850 A 100% 𝐼2𝑓𝑎𝑠𝑎 = 20000 2 ∗ (2,748 + 6,047j) 1505 A

c. Gangguan Hubung Singkat 1 Phasa ke Tanah

Untuk gangguan hubung singkat 1 phasa ketanah digunakan

persamaan berikut:

𝐼1𝑓𝑎𝑠𝑎 = 3 ∗ 𝑉𝑝ℎ

𝑍1𝑒𝑞 + 𝑍2𝑒𝑞 + 𝑍0𝑒𝑞 𝐼1𝑓𝑎𝑠𝑎 = 34641,016

𝑍1𝑒𝑞 + 𝑍2𝑒𝑞 + 𝑍0𝑒𝑞 Karena nilai Z1eq = Z2eq maka

𝐼1𝑓𝑎𝑠𝑎 = 34641,016 2𝑍1𝑒𝑞+ 𝑍0𝑒𝑞

(58)

43

Adapun besar nilai arus gangguan 1 phasa ketanah untuk setiap titik

gangguan adalah:

Tabel 4.13 Nilai Arus Hibung Singkat 1 Phasa ke Tanah

Panjang Rumus Arus HS 1ф

0% 𝐼1𝑓𝑎𝑠𝑎 = 34641,016 (2 ∗ 1,846𝑗) + 120 + 4,827j 287,95 A 25% 𝐼1𝑓𝑎𝑠𝑎 = 34641,016 (2 ∗ (121,154 + 9,968j)) + 121,154 + 9,968j 280,41 A 50% 𝐼1𝑓𝑎𝑠𝑎 = 34641,016 (2 ∗ (1.374 + 3,946j)) + 122,308 + 15,109j 272,435 A 75% 𝐼1𝑓𝑎𝑠𝑎 = 34641,016 (2 ∗ (2,061 + 4,996j)) + 123,461 + 20,251j 264,196 A 100% 𝐼1𝑓𝑎𝑠𝑎 = 34641,016 (2 ∗ (2,748 + 6,047j)) + 124,615 + 25,392 255,837 A

4.2.2 Menghitung Koordinasi OCR / GFR Penyulang Hertasning Baru

Perhitungan koordinasi ini dilakukan untuk menentukan setting waktu relay

untuk trip ketika terjadi gangguan, baik itu gangguan 3 phasa, 2 phasa maupun

gangguan 1 phasa ke tanah. Pada perhitungan ini akan akan di tentukan setting pada

sisi penyulang Hertasning serta pada sisi Incoming.

1) Setting OCR Penyulang Hertasning Baru

Untuk setting relai yang terpasang di penyulang dihitung berdasarkan

arus beban maksimum, untuk relai inverse di setting sebesar 1.05 s/d 1.1 x In. Dan 1,2 s/d 1,3 x In untuk relay definite Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui mempunyai karakteristik standard inverse. Maka untuk penyetelan arus dan

waktunya dapat dihitung sebagai berikut :

a. Arus Setting

Nilai setelan arus relay arus lebih yang terpasang pada sisi

(59)

44

oleh penyulang agar relay tidak bekerja ketika terjadi beban puncak.

Berdasarkan Tabel 4.2 arus beban maksimum yang mengalir di

Penyulang Hertasning Baru sebesar 305 ampere, menurut Zulkarnaini

dan Mohammad Iqbal (2015:81) penyetelan arus pada bagian primer

dan sekunder sebagai berikut:

𝐼𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 = 305 A, CT 400:1 𝐼𝑠𝑒𝑡 (𝑃) = 1,1 ∗ 𝐼𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 = 1,1 ∗ 305 𝐼𝑠𝑒𝑡 (𝑃) = 335,5 A 𝐼𝑠𝑒𝑡 (𝑆)= 𝐼𝑠𝑒𝑡 (𝑃)∗ 1 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐶𝑇 = 335,5 ∗ 1 400 𝐼𝑠𝑒𝑡 (𝑆)= 0,8 𝐴 b. Arus Momen

Arus momen adalah arus yang menyebabkan relay bekerja

instantaneous. Penyetelan arus momen sisi penyulang tergantung pada kapasitas transformator tenaga yang dipasang, dapat dilihat pada Tabel

4.1 bahwa kapasitas trafo 30 MVA. Sehingga arus momen dapat

dihitung sebagai berikut:

𝐼𝑛 𝑇𝑟𝑎𝑓𝑜 = 𝑘𝑉𝐴 √3 ∗ 𝑘𝑉𝑝ℎ−𝑝ℎ

= 30000 √3 ∗ 20

(60)

45

𝐼𝑛 𝑇𝑟𝑎𝑓𝑜 = 866,03 𝐴

Dengan memanfaatkan hasil perhitungan arus nominal

transformator tenaga diatas, dan berdasarkan Tabel 4.6 dapat dihitung

arus momen pada sisi penyulang sebagai berikut:

𝐼𝑚 = 0,8 ∗ 5 ∗ 𝐼𝑛 𝑇𝑟𝑎𝑓𝑜 = 0,8 ∗ 5 ∗ 866,03

𝐼𝑚 = 3464,12 𝐴 (Dengan setelan waktu kerja 0,01 detik) Penyetelan Arus Momen Pada Bagian Sekunder

𝐼𝑚 (𝑆) = 𝐼𝑚 𝐼𝑠𝑒𝑡 (𝑃) =3464,12 396,5 𝐼𝑚 (𝑆) = 8.74 𝐴 c. Penyetelan Waktu

Arus gangguan yang dipilih untuk menentukkan besarnya

penyetelan TMS relay arus lebih sisi penyulang yaitu arus gangguan

hubung singkat tiga phasa terbesar. Arus gangguan ini diambil sebagai

titik koordinasi antara relay arus lebih disisi outgoing penyulang

dengan relay arus lebih disisi Incoming 20 kV.

Waktu kerja paling hilir yang ditetapkan t: 0,25 detik. Keputusan

ini diambil agar relay tidak sampai trip lagi akibat adanya arus naik

(inrush current) dari transformator – transformator distribusi yang

sudah tersambung di jaringan distribusi, pada saat PMT penyulang

(61)

46

Waktu kerja relay dengan t = 0,25 s maka:

𝑇𝑀𝑆 = 𝑡 ∗ ( 𝐼𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡 𝐼𝑠𝑒𝑡 ) 𝛼 − 1 𝛽 = 0,25 ∗ ( 6255 396,5 ) 0,02 − 1 0,14 𝑇𝑀𝑆 = 0,1 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

Untuk pengecekan waktu kerja yang dipilih pada gangguan 3

phasa pada penyulang dimulai dari lokasi 35% panjang penyulang,

karena lokasi tersebut berada diluar nilai arus instantaneous relay arus

lebih sisi penyulang dalam hal ini dipilih 50%. Sehingga dapat dihitung

sebagai berikut: 𝑡 = 𝛽 ∗ 𝑇𝑀𝑆 ( 𝐼𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡 𝐼𝑠𝑒𝑡 ) 𝛼 − 1 = 0,14 ∗ 0,1 (2763 335,5 ) 0,02 − 1 𝑡 = 0,35 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

Untuk waktu kerja yang dipilih pada gangguan 2 phasa pada

penyulang. Dipilih pada lokasi 25 % sehingga dapat dihitung sebagai

berikut: 𝑡 = 𝛽 ∗ 𝑇𝑀𝑆 ( 𝐼𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡 𝐼𝑠𝑒𝑡 ) 𝛼 − 1 = 0,14 ∗ 0,1 (3359,623 396,5 ) 0,02 − 1 𝑡 = 0,32 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

(62)

47

2) Setting GFR Penyulang Hertasning Baru

Untuk setelan arus di penyulang menggunakan pedoman yaitu setelan

arus gangguan tanah di penyulang diset 8% x arus gangguan tanah terkecil di

penyulang tersebut. Hal ini dilakukan untuk menampung tahanan busur api.

a. Arus Setting 𝐼𝑆𝑒𝑡(𝑃) = 8% ∗ (𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑎𝑛 𝑑𝑖 100% 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔) = 0,08 ∗255,837 𝐼𝑆𝑒𝑡(𝑃) = 20,5 𝐴 𝐼𝑆𝑒𝑡(𝑆)= 20,5 𝐴 ∗ 1 400 𝐼𝑆𝑒𝑡(𝑆)= 0,05 A b. Arus Momen

Untuk Arus momen sesuai Tabel 4.6 maka nilai arus ketika relay

GFR bekerja secara instan yaitu:

𝐼𝑚 = 6 ∗ 𝐼𝑠𝑒𝑡

𝐼𝑚 = 306 𝐴 (Dengan waktu kerja 0,01 detik)

c. Penyetelan Waktu

Arus gangguan yang dipilih untuk menentukan besarnya setting

TMS relay GFR sisi penyulang 20 kV transformator tenaga yaitu arus

gangguan hubung singkat satu phasa ke tanah maksimum. waktu kerja

paling hilir yang ditetapkan t = 0.3 detik sehingga diperoleh setting

Gambar

Gambar 2.1 Gardu Induk
Gambar 2.3 Jenis – jenis PMT
Gambar 2.5 Transformator Tegangan   Sumber: PT. PLN (Persero) Buku O&M, 2014  5) PMS (Disconnecting Switch)
Gambar 2.7 Lightning Arrester
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menunjukkan bahwa pemeliharaan ternak yang berisiko untuk terinfeksi malaria adalah sebesar 1,10 kali dibandingkan individu yang tinggal di rumah tangga yang

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing.. Keuntungan (kerugian)

Sonneratia alba di Desa Negeri Lama dikategorikan kerapatan rendah dan distribusi stomata pada spesies mangrove Aegiceras corniculatum , Acanthus ilicifolius ,

Proses pembuatan karet busa alam melalui 5 tahap adalah konversi lateks kebun menjadi lateks pekat, pembuatan kompon lateks, pengocokan dan pembusaan kompon lateks

Segala puji hanyalah milik Allah SWT semata yang telah memperkenankan penulis menyelesaikan penelitian dan menuangkan hasilnya dalam bentuk tesis yang berjudul “ Model

Karies gigi merupakan salah satu penyakit infeksi yang dapat dicegah.. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 SD Ungaran 02 karena belum pernah dilakukan

Listing 4.4 Multiple Nested Bids Resources, with Explicit Controller. map.resources :auctions

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data dapat menyimpulkan bahwa Implementasi Kebijakan Pedoman Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) bagi