• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menghitung Impedansi Sumber

Dalam dokumen TA (Halaman 32-53)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1) Menghitung Impedansi Sumber

2.5.1 Perhitungan Arus Gangguan Hubung Singkat

Berdasarkan standar PUIL 2000, β€œArus hubung singkat adalah arus lebih

yang diakibatkan oleh gangguan impedansi yang sangat kecil mendekati nol antara dua penghantar aktif yang dalam kondisi operasi normal berbeda potensialnya.”

Untuk menghitung arus hubung singkat pada sistem, pertama hitung impedansi

sumber (reaktansi) dalam hal ini diambil dari data hubung singkat maksimum pada

bus 150 kV, kedua menghitung reaktansi transformator tenaga, ketiga menghitung

impedansi penyulang, keempat menghitung impedansi ekuivalen, dan yang terakhir

mensubtitusikan nilai impedansi ekuivalen ke persamaan arus hubung singkat.

1) Menghitung Impedansi Sumber

Adapun rumus dasar perhitungan impedansi sumber yang

dikemukakan oleh Yulistiawan, dkk (2012: 87) adalah:

𝑍𝑠 = π‘˜π‘‰2

π‘€π‘‰π΄β„Žπ‘  ... (5) Keterangan:

Zs = Impedansi sumber (Ω)

kV = Tegangan pada rating kV

MVAhs = Short circuit level transformator tenaga 2) Menghitung Impedansi Transformator

Untuk menghitung Impedansi transformator, digunakan rumus:

Zt = π‘˜π‘‰2

𝑀𝑉𝐴 (π‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘“π‘œ) ... (6) Keterangan:

Zt = Impedansi transformator (Ω)

18

a. Impedansi urutan positif, negatif (Zt1 = Zt2)

𝑍𝑑1 = % 𝑍𝑑 βˆ— 𝑍𝑑 ... (7) Keterangan:

Zt1 = Impedansi urutan positif transformator (Ω) %Zt = Persentasi impedansi transformator (Ω)

Untuk impedansi transformator nilai yang diambil adalah

komponen reaktansi karena nilai resistansi pada transformator

dianggap sangat kecil.

b. Impedansi Urutan Nol (Zt0)

Reaktansi urutan nol ini didapat dengan memperhatikan data

transformator tenaga itu sendiri yaitu dengan melihat kapasitas belitan

delta yang ada dalam transformator itu:

1. Untuk transformator tenaga dengan hubungan belitan βˆ†/Y dimana

kapasitas belitan deta sama besar dengan kapasitas belitan Y, maka

Xt0 = Xt1.

2. Untuk transformator tenaga dengan belitan Yyd dimana kapasitas

belitan delta (d) biasanya sepertiga dari kapasitas belitan Y (belitan

yang dipakai untuk menyalurkan daya, sedangkan belitan delta tetap

ada di dalam tetapi tidak dikeluarkan kecuali satu terminal delta

untuk ditanahkan), maka nilai Xt0 = 3Xt1.

3. Untuk transformator tenaga dengan hubungan YY dan tidak

mempunyai belitan delta di dalamnya, maka besarnya Xt0 berkisar antara 9 s/d 14 Xt1.

19

3) Menghitung Impedansi Penyulang

Impedansi penyulang ini dihitung tergantung dari besarnya

impedansi per meter penyulang yang bersangkutan, dimana besar nilainya

ditentukan dari konsfigurasi tiang yang digunakan untuk jaringan SUTM

(Saluran Udara Tegangan Menengah) atau dari jenis kabel tanah untuk

jaringan SKTM (Saluran Kabel Tegangan Menengah). Rumus perhitungan

dikemukakan oleh Yulistiawan, dkk (2012: 91)

Z 1 = Z

2 = % panjang x Panjang penyulang x (R 1 + jX

1) ... (8) Keterangan:

Z1 = Impedansi urutan positif (Ω)

Z2 = Impedansi urutan negatif (Ω)

4) Menghitung Impedansi Ekuivalen Jaringan

Perhitungan yang akan dilakukan disini adalah perhitungan

besarnya nilai impedansi positif (Z1 eq), negatif (Z2 eq), dan nol (Z0 eq) dari titik gangguan sampai ke sumber, sesuai dengan urutan di atas. Karena dari

sumber ke titik gangguan impedansi yang terbentuk adalah tersambung seri,

maka perhitungan Z1eq dan Z2eq dapat langsung menjumlahkan impedansi-impedansi tersebut.

Sedangkan untuk perhitungan Z0eq dimulai dari titik gangguan sampai ke transformator tenaga yang netralnya ditanahkan. Untuk

menghitung Z0eq ini, diumpamakan transformator tenaga yang terpasang mempunyai hubungan Yyd, dimana mempunyai nilai Xt0 = 3Xt1.

20

Adapun rumus perhitungan Z1eq dan Z2eq dikemukakan oleh Yulistiawan, dkk (2012: 85)

Z1 eq = Z2 eq = Z1s + Z1t + Z1 penyulang ... (9) Keterangan:

Z1s = Hitungan impedansi sumber (Ω) Z1t = Hitungan impedansi transformator (Ω) Z1 penyulang= Tergantung dari lokasi gangguan (Ω)

Lokasi gangguan diasumsikan terjadi pada 0% 25%, 50%, 75%

dan 100% panjang penyulang, maka Z1 eq dan Z2 eq yang didapat juga pada lokasi tersebut.

Perhitungan Z0 eq:

Z0 eq = Zt0 + 3RN + Z0 penyulang ... (10) Keterangan:

RN = Pentanahan netral pada transformator (Ω)

Karena lokasi gangguan diasumsikan terjadi pada 0% 25%, 50%,

75% dan 100% panjang penyulang, maka Z0 eq yang didapat juga pada lokasi tersebut. Setelah mendapatkan impedansi ekuivalen sesuai dengan lokasi

gangguan, selanjutnya perhitungan arus gangguan hubung singkat dapat

dihitung dengan menggunakan rumus dasar seperti dijelaskan sebelumnya,

hanya saja impedansi ekuivalen mana yang dimasukkan ke dalam rumus

dasar tersebut adalah tergantung dari hubung singkat 3 phasa, 2 phasa atau

21

5) Gangguan Hubung Singkat 3 phasa

Gambar 2.10 Rangkaian Ekuivalen Hubung Singkat 3 Phasa

Kemungkinan terjadinya gangguan 3 phasa adalah putusnya salah

satu kawat phasa yang letaknya paling atas pada transmisi atau distribusi,

dengan konfigurasi kawat antar phasanya disusun secara vertikal.

Kemungkinan terjadinya memang sangat kecil, tetapi dalam analisanya

tetap harus diperhitungkan.

Kemungkinan lain adalah akibat pohon yang cukup tinggi dan

berayun sewaktu angin kencang, kemudian menyentuh ketiga kawat pada

transmisi atau distribusi. Gangguan hubung singkat 3 phasa dapat dihitung

dengan menggunakan rumus hukum ohm yang dikemukakan oleh

Yulistiawan, dkk (2012: 92) I3phasa= πΈπ‘“π‘Žπ‘ π‘Ž 𝑍1 π‘’π‘ž = π‘‰π‘β„Ž 𝑍1 π‘’π‘ž = 20000 √3 𝑍1 π‘’π‘ž = 11547 𝑍1 π‘’π‘ž ... (11) Keterangan:

I3phasa = Arus gangguan hubung singkat 3 phasa (A)

Vph = Tegangan phasa-netral sistem 20 kV = 20000 √3 (V) Z1 eq = Impedansi Ekuivalen Jaringan Urutan Positif (Ω)

22

6) Gangguan Hubung Singkat 2 phasa

Gambar 2.11 Rangkaian Ekuivalen Hubung Singkat 2 Phasa

Kemungkinan terjadinya gangguan 2 phasa disebabkan oleh

putusnya kawat phasa tengah pada transmisi atau distribusi. Kemungkinan

lainnya adalah dari rusaknya isolator di transmisi atau distribusi sekaligus 2

phasa. Gangguan seperti ini biasanya mengakibatkan 2 phasa ke tanah.

Gangguan hubung singkat 2 phasa dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut yang dikemukakan oleh Yulistiawan, dkk (2012: 94)

I1phasa = π‘π‘‰π‘β„Žβˆ’π‘β„Ž 1π‘’π‘ž+ 𝑍2π‘’π‘ž = 20000 𝑍1π‘’π‘ž+ 𝑍2π‘’π‘ž ... (12) I2phasa = π‘‰π‘β„Žβˆ’π‘β„Ž 2 π‘₯ 𝑍1π‘’π‘ž ... (13) Keterangan

I2phasa = Arus gangguan 2 phasa (A) Vph-ph = Tegangan antar phasa (V)

23

7) Gangguan Hubung Singkat 1 Phasa ke tanah

Gambar 2.12 Rangkaian Ekuivalen Hubung Singkat 1 Phasa Tanah

Kemungkinan terjadinya gangguan satu phasa ke tanah adalah back

flashover antara tiang ke salah satu kawat transmisi dan distribusi. Sesaat setelah tiang tersambar petir yang besar walaupun tahanan kaki tiangya

cukup rendah namun bisa juga gangguan phasa ke tanah ini terjadi sewaktu

salah satu kawat phasa transmisi / distribusi tersentuh pohon yang cukup

tinggi dll. Berikut rumus yang dikemukakan oleh Yulistiawan, dkk (2012:

92):

I1 phasa ke tanah = 3 x I0 ... (14) Keterangan:

I0 = Arus Urutan Nol (A)

Sehingga arus gangguan hubung singkat 1 phasa ketanah dapat dihitung

sebagai berikut: I1phasa = 3π‘₯ 20000 √3 𝑍1 π‘’π‘ž+ 𝑍2 π‘’π‘ž + 𝑍0 π‘’π‘ž ... (15) Keterangan:

24

2.6 DigSileNT PowerFactory 15.1.7

DigSileNT merupakan akronim dari DIgital SImuLation of Electrical NeTworks. DigSileNT adalah sebuah program komputer rekayasa untuk analisis transmisi distribusi, dan sistem tenaga listrik industri. Software ini telah dirancang

sebagai paket perangkat lunak yang terintegrasi dan interaktif canggih

didedikasikan untuk sistem tenaga listrik dan analisis control dalam rangka

mencapai tujuan utama dan perencanaan dan operasi optimalisasi. (DigSileNT

PowerFactory 15 User Manual, 2014). Fitur utama termasuk:

a. Fungsi inti PowerFactory: definisi, modifikasi dan organisasi kasus rutinitas numerik inti, dan fungsi dokumentasi output.

b. Garis grafis dan data penaganan kasus tunggal interaktif terpadu.

c. Elemen daya sistem dan database pada studi kasus-kasus dasar.

d. Fungsi perhitungan terintegrasi (misalnya garis dan perhitungan parameter mesin berdasarkan informasi geometris atau papan nama / nameplate).

e. Sistem tenaga konfigurasi jaringan dengan akses interaktif atau terhubung

f. /online ke sistem SCADA.

g. Interface yang generik untuk sistem pemetaan berbasis komputer (DigSileNT PowerFactory 15 User Manual, 2014).

Beberapa fungsi yang tersedia dalam DigSileNT powerfactory adalah

analisis aliran beban / loadflow analysis, perhitungan arus pendek / short-circuit

calculation, analisis harmonik / harmonic analysis, koordinasi proteksi / protection coordination, perhitungan stabilitas / stability calculation, dan analisis modal / modal analysis.

25

2.7 Software Matchad

Software Matchad merupakan suatu program yang sangat mudah dipergunakan terutama dalam hal visualisasi karena dapat menerangkan perhitungan kebentuk

yang lebih mudah dipahami. Matchad sebagai alat untuk memvalidasi sebuah

perhitungan yang biasanya dipergunakan seperti excel ke dalam bentuk yang dapat

mudah dipahami bukan hanya dalam bentuk angka-angka saja.

Representasi berupa penurunan rumus – rumus akan sangat membantu dalam

memahami sesuatu. Untuk menggunakan Matchad kita dapat munuliskan apa saja

pada cursor merah yang berbentuk silang. Tulisan kita akan dikelilingi oleh persegi

26

BAB III

METODE KEGIATAN

3.1 Tempat Dan Waktu Kegiatan

Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan di kantor PT. PLN (Persero) UPT

Sistem Sulselrabar Unit Transmisi dan Gardu Induk Panakkukang dimulai dari

tanggal 16 Februari 2017 hingga 16 Mei 2016 serta di kampus Politeknik Negeri

Ujung Pandang.

3.2 Alat Dan Bahan

a. Relai OCR dan GFR tipe Micom P123

b. Software Mathcad

c. Software DigSilenNT Power Factory

3.3 Prosedur Kegiatan

Kegiatan dimulai dengan mengenali masalah yang akan dibahas dalam hal ini

tentang perhitungan arus gangguan hubung singkat dan koordinasi relay proteksi

penyulang, kemudian mengumpulkan data – data yang dibutuhkan seperti data

teknis transformator, MVA hubung singkat, data penyulang, data jaringan

distribusi, dan rasio CT yang terpasang melalui teknik observasi, wawancara dan

dokumentasi di tempat kegiatan, setelah data yang dibutuhkan lengkap kemudian

dilakukan pengolahan data, yaitu memilah data yang diperlukan dalam proses

perhitungan. Setelah itu dilakukan perhitungan dan analisis data untuk menegetahui

penyebab besarnya arus hubung singkat yang terjadi setelah itu dilakukan simulasi

27

kesimpulan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 3.1 Bagan Alir Prosedur

Kegiatan. Mulai Selesai Mengenali Masalah Mengumpulkan Data Pengambilan Data Analisa Data Data Lengkap? Kesimpulan Tidak Pengolahan Data Simulasi Ya

Gambar 3.1 Bagan Alir Prosedur Kegiatan

3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Observasi

Dalam hal ini observasi dilakukan dengan cara mengamati kegiatan

karyawan dalam memonitoring dan mengoperasikan transformator tenaga

30MVA dan penyulang Tragi Panakkukang serta ikut terjun kelapangan

dalam proses pemeliharan dan perbaikan oleh staff OPHAR Tragi

28

3.4.2 Wawancara

Dalam hal ini penulis melakukan diskusi kepada beberapa karyawan

dari Tragi Panakkukang dan pihak yang berwenang di perusahaan

menyangkut tentang data-data yang dbutuhkan dan permasalahan yang

terjadi terkait gangguan hubung singkat serta pengoperasian transformator

tenaga 30 MVA PT PLN (Persero) Tragi Pannakkukang Makassar.

3.4.3 Dokumentasi

Pengambilan data dengan metode dokumentasi / study literatur

dilakukan dengan cara mengumpulkan materi-materi yang berhubungan

dengan judul tugas akhir baik itu yang berasal dari buku ajar, internet,

laporan- laporan OJT di kantor maupun buku panduan yang kami dapat di

tempat penelitian.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisa data dilakukan untuk memahami data yang diperoleh dari proses

pengumpulan data. Proses ini dapat diketahui bahwa sebuah sistem masih dapat

bekerja dengan baik atau tidak khususnya pada penyulang Hertasning.

Dalam melakukan analisis penulis menggunakan software Mathcad untuk

perhitungan nilai arus gangguan hubung singkat dan DigSilent PowerFactory untuk

membuat simulasi gangguan hubung singkat dan koordinasi relay OCR dan GFR.

Sehingga dapat diketahui penyebab besarnya arus gangguan hubung singkat pada

penyulang serta bagaimana waktu kerja relay ketika terjadi gangguan pada setiap

29

BAB IV

HASIL DAN DESKRIPSI

Penelitian ini difokuskan pada perhitungan arus gangguan hubung singkat

serta koordinasi relay OCR / GFR pada penyulang Hertasning Baru yang disuplai

dari tranformator tenaga #1 Gardu Induk Panakkukang Makassar dengan

pentanahan NGR (Neutral Grounding Resistor) pada sisi sekunder sebesar 40 Ohm.

Perhitungan hubung singkat dilakukan untuk menetukan besar arus hubung singkat

yang dapat terjadi ketika terjadi gangguan (3 phasa, 2 phasa, dan 1 phasa ketanah).

Dan perhitungan koordinasi OCR / GFR dilakukan untuk menetukan setting relay

yang tepat untuk mengamankan sistem saat terjadi gangguan hubung singkat.

4.1 Hasil Kegiatan

4.1.1 Data Peralatan

Data peralatan yang dikumpulkan digunakan untuk keperluan perhitungan

arus hubung singkat serta koordinasi relay OCR / GFR. Adapun data – data yang

telah kami kumpulkan untuk proses perhitungan hubung singkat dan koordinasi

relay OCR / GFR penyulang Hertasning Baru Gardu Induk Panakkukang Makassar ini meliputi:

1) Single Line Diagram Gardu Induk Panakkukang

Gardu Induk Panakkukang disuplai melalui Line Transmisi

Tello-Panakkukang #1 dan Line Transmisi Tello-Tello-Panakkukang #2 dengan sistem

30

Gambar 4.1 Single Line Gardu Induk Panakkukang

31

2) MVA Hubung Singkat

Data MVA hubung singkat merupakan data arus hubung singkat

maksimum yang dapat terjadi pada sisi 150 kV transformator yaitu arus

hubung singkat 3 phasa pada Bus 150 kV tragi Panakkukang sebesar 1803

MVA. Data ini diperoleh dari Base Case Sistem Sulselrabar Februari 2017

pada Software DigSileNT yang dibuat oleh pihak UPB SULSELRABAR.

3) Transformator #1 Gardu Induk Panakkukang

Transformator tenaga disini berfungsi untuk mentranformasikan

daya listrik, dengan merubah besarnya tegangan dari 150 kV menjadi 20

kV, sedangkan frekuensinya tetap. Berikut spesifikasi Transformator #1 GI

Panakkukang:

Tabel 4.1 Spesifikasi Transformator

Transformer

Merk : Unindo

Type : 016 / BAD - DIR / VII / 2003

Serial No. : P30 Lec 315 01

Instr. Manual : IM 315

HV / TT LV / TR Tersier

Rated Power ONAN / ONAF 18 / 30 18 / 30 - MVA

Rated Voltage 150 20 10 kV

System Highest Voltage 170 24 12 kV

Rated Current ONAN / ONAF 69.28 / 115.47 519.62 / 866.03 75 / 28 A

Insulation Level

Line (Bil / Frequency Test) 650 / 275 125 / 50 75 / 28 kV

Neutral (Bil / Frequency Test) 95 / 38 125 / 50 - kV

Impedance Voltage HV - LV : 12.18%

Reference Power : 30 MVA

Standard : IEC 76

Freq : 50 Hz

Type of Cooling : ONAN / ONAF

Vector Group : Ynyn0 (D5)

32

Gambar 4.2 Transformator #1 Gardu Induk Panakkukang

4) Data Penyulang Hertasning Baru

Tabel 4.2 Spesifikasi Kubikel Penyulang Hertasning Baru

F. HERTASNING BARU BOX

Merk : Takaoka

Rated Voltage : 24 kV

Frequency : 50 Hz

Rated Insul Level : 50/125 KV

Rated Current Busbar : 1600 A

Rated short time current : 12.5 KA 1 S

Standard : IEC - 298- 1969 Ratio CT : 400 / 1 A PMT Merk : Siemens Rated Voltage : 24 KV Shortcircuit Current : 25 kA Up : 125 kV Frequency : 50 Hz/60 Hz Rated Current : 1250 A

Shortcircuit time limit : 3 s

Mass : 85 Kg

Data Beban

Beban Puncak : 305 A

33

Gambar 4.3 Kubikel Penyulang Hertasning Baru

5) Data Jaringan Penyulang Hertasning Baru

Tabel 4.3 Spesifikasi Penghantar JTM Penyulang Hertasning Baru

Jenis penghantar : AAAC

Panjang Jaringan : 12.71 km

Luas Penampang : 150 mm2

Sumber: Tragi Panakkukang Makassar, 2017

Tabel 4.4 Impedansi Urutan Penghantar AAAC

Luas

Penampang Jari-Jari Urat GMR

Impedansi Urutan Positif Impedansi Urutan Nol mm2 mm mm Ohm/Km Ohm/Km 16 2.2563 7 1.638 2,0161+J0,4036 2,1641+J1,6911 25 2.8203 7 2.0475 1,2903+J0,3895 1,4384+J1,6770 35 3.3371 7 2.4227 0,9217+J0,3790 1,0697+J1,6665 50 3.9886 7 2.8967 0,6452+J0,3678 0,7932+J1,6553 70 4.7193 7 3.4262 04608+J0,3572 0,6088+J1,6447 95 5.4979 19 4.1674 03096+J0,3449 0,4876+J1,6324 120 61,791 19 4.6837 0,2688+J0,3376 0,4168+J1,6324 150 6.9084 19 5.2365 0,2162+J0,3305 0.3631+J1,6180 185 7.6722 19 5.8155 0,1744+J0,3239 0,3224+J1,6114 240 8.7836 19 66238 0,1344+J0,3158 0,2824+J1,6034 Sumber: SPLN 64 1985 β€œPetunjuk Pemilihan dan Penggunaan Pelebur pada Sistem Distribusi

34

Gambar 4.4 Peta Penyulang Hertasning Baru

35

6) Data NGR Transformator #1 GI Panakkukang

NGR (Neutral Grounding Resistor) merupakan komponen yang

berfungsi untuk menbatasi jumlah arus hubung singkat 1 phasa ke tanah.

Transformator #1 GI Panakkukang menggunakan NGR dengan nilai Resistansi 40 Ω, sesuai standar membatasi jumlah arus hubung singkat 1

phasa ketanah maksimum 300 A.

Berikut data spesifikasi NGR Transformator #1 GI Panakkukang:

Tabel 4.5 Data Spesifikasi NGR Tranformator 1 GI Panakkukang

Type : G20.0300.10.S.LH.00.TT Serial : 0 NE 0407011 - 1 / 002 Date : W 40 / 04 System Voltage : 20 kV Rated Voltage : 12 kV Rated Frequency : 50 Hz Rated Current : 300 A

Rated Time : 10 Sec

Resistance : 40 Ohm of Temperature 20 ˚c

Temp. Rise : 600 ˚c

Weight : 310 Kg

CT NGR

Merk : Sairt Chamond

Ith : 100 X In I Dyn : 2.5 X Ith Ts : 620 IEC 44 - 1 Type Mode : At M20 - 3 Ratio : 300 / 5 A Burden : 30 VA Class : 10 P 20 Insulation : 24 / 50 / 125 KV

36

7) Data Relay OCR / GFR Penyulang Hertasning Baru

Relay OCR / GFR disini berfungsi untuk mengamankan peralatan dari gangguan simetri maupun asimetri. Dimana relay OCR / GFR memiliki peran

yang berbeda. Relay arus lebih (50/51) adalah peralatan yang dapat

merasakan adanya arus lebih yang disebabkan karena adanya gangguan

hubung singkat maupun adanya beban berlebih (overload) yang dapat

merusak peralatan yang berada di wilayah proteksi dalam hal ini antara Phasa

ke Phasa. Sedangkan, relay GFR (50N/51N) mendeteksi adanya hubung

singkat ke tanah.

Berikut spesifikasi relay OCR / GFR pada Penyulang Hertasning Baru:

Table 4.6 Data Relay OCR / GFR Penyulang

Penyulang Hertasning Baru

Merek/Tipe Micom / P123

Data Relay OCR GFR

Set Relay 1 A 0.1 A

Aktual (Batas Maks) 400 A 40 A

Waktu Setting 0.1 0.1 Momen 5X 6X Kurva Karakteristik SI SI Rasio CT 400/1 A Incoming Merek/Type GE / MIF II

Data Relay OCR GFR

Set Relay 0,8 0,05

Aktual (Batas Maks) 960 60

Waktu Setting 0,175 0,175

Momen Block Block

Kurva Karakteristik SI SI

Rasio CT 1200/5

37

4.2 Deskripsi Kegiatan

4.2.1 Perhitungan Arus Hubung Singkat

Perhitungan arus hubung singkat ini dilakukan untuk mengetahui jumlah arus

hubung singkat yang mengalir pada rangkaian ketika terjadi gangguan hubung

singkat. Adapun jenis gangguan hubung singkat yang akan di hitung meliputi:

a. Hubung singkat 3 phasa.

b. Hubung singkat 2 phasa.

c. Hubung singkat 1 phasa ke tanah.

Dari data yang telah dikumpulkan diatas maka dibuatlah skema gangguan

penyulang Hertasning Baru untuk memudahkan proses perhitungan arus hubung

singkat.

Gambar 4.5 Skema Gangguan Penyulang Hertasning Baru

Adapun tahapan – tahapan yang dilakukan untuk menghitung arus gangguan

hubung singkat ini yaitu:

1) Menghitung Impedansi Sumber

Data MVA hubung singkat di GI Panakkukang sebesar 1803 MVA.

38

sisi 20 kV. Untuk menghitung simpedansi sumber (Reaktansi) digunakan

persamaan: 𝑍𝑠 = π‘˜π‘‰

Dalam dokumen TA (Halaman 32-53)

Dokumen terkait