Materi Tambahan CPNS Kemenkes – PAKET LKIT
2013
Materi Tambahan CPNS Kemenkes – PAKET LKIT
2013
Page | 2
JAMKESMAS
a. Kebijakan Kesehatan yang Berpihak pada Masyarakat Miskin (Pro Poor Health Policy)
Kemiskinan dan penyakit terjadi saling kait-mengkait, dengan hubungan yang tidak akan pernah putus terkecuali dilakukan intervensi pada salah satu atau kedua sisi, yakni pada kemiskinannya atau penyakitnya. Hal itu dapat
dijelaskan dengan skema berikut.
Kemiskinan mempengaruhi kesehatan sehingga orang miskin menjadi rentan terhadap pelbagai macam penyakit, karena mereka mengalami gangguan sebagai berikut:
1. menderita gizi buruk
2. pengetahuan kesehatan kurang 3. perilaku kesehatan kurang 4. lingkungan pemukiman buruk 5. biaya kesehatan tidak tersedia
Sebaliknya kesehatan mempengaruhi kemiskinan. Masyarakat yang sehat menekan kemiskinan karena orang yang sehat memiliki kondisi sebagai berikut:
1. produktivitas kerja tinggi 2. pengeluaran berobat rendah 3. Investasi dan tabungan memadai 4. tingkat pendidikan maju
5. tingkat fertilitas dan kematian rendah 6. stabilitas ekonomi mantap
Materi Tambahan CPNS Kemenkes – PAKET LKIT
2013
Page | 3
Beberapa data empiris global menemukan hubungan sebagai berikut:
Kematian bayi keluarga miskin tiga kali lebih tinggi dari keluarga tidak miskin
Kematian balita keluarga miskin lima kali lebih tinggi dari keluarga tidak miskin
Pertumbuhan ekonomi negara dengan tingkat kesehatan lebih baik (IMR antara 50-100/1000 kelahiran hidup) adalah 37 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan negara dengan tingkat kesehatan lebih buruk (IMR>150/1000 kelahiran hidup).
Uraian tentang alasan pentingnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat
miskin, merupakan dorongan untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan dan keharusan mutlak untuk melaksanakan upaya peningkatan status
kesehatan penduduk miskin. Apalagi, memasuki era globalisasi ini, untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara dituntut daya saing yang memerlukan sumberdaya manusia dengan kuantitas dan kualitas tinggi.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin mempunyai arti penting karena 3 alasan pokok:
1. Menjamin terpenuhinya keadilan sosial bagi masyarakat miskin, sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin mutlak mengingat kematian bayi dan kematian balita 3 kali dan 5 kali lebih tinggi dibanding pada keluarga tidak miskin. Di sisi lain penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakat miskin, dapat mencegah 8 juta kematian sampai tahun 2010.
2. Untuk kepentingan politis nasional yakni menjaga keutuhan integrasi bangsa dengan meningkatkan upaya pembangunan (termasuk
kesehatan) di daerah miskin dan kepentingan politis internasional untuk menggalang kebersamaan dalam memenuhi komitmen global guna mnurunkan kemiskinan melalui upaya kesehatan bagi keluarga miskin. 3. Hasil studi menunjukan bahwa kesehatan penduduk yang baik,
pertumbuhan ekonomi akan baik pula dengan demikian upaya mengatasi kemiskinan akan lebih berhasil.
Upaya-upaya pelayanan kesehatan penduduk miskin, memerlukan
penyelesaian menyeluruh dan perlu disusun strategi serta tindak pelaksanaan pelayanan kesehatan yang peduli terhadap penduduk miskin. Pelayanan kesehatan peduli penduduk miskin meliputi upaya-upaya sebagai berikut:
Materi Tambahan CPNS Kemenkes – PAKET LKIT
2013
Page | 4
1. Membebaskan biaya kesehatan dan mengutamakan masalah-masalah kesehatan yang banyak diderita masyarakat miskin seperti TB, malaria, kurang gizi, PMS dan pelbagai penyakit infeksi lain dan kesehatan lingkungan.
2. Mengutamakan penanggulangan penyakit penduduk tidak mampu 3. Meningkatkan penyediaan serta efektifitas pelbagai pelayanan
kesehatan masyarakat yang bersifat non personal seperti penyuluhan kesehatan, regulasi pelayanan kesehatan termasuk penyediaan obat, keamanan dan fortifikasi makanan, pengawasan kesehatan lingkungan serta kesehatan dan keselamatan kerja.
4. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan penduduk tidak mampu
5. Realokasi pelbagai sumber daya yang tersedia dengan memprioritaskan pada daerah miskin
6. Meningkatkan partisipasi dan konsultasi dengan masyarakat miskin. Masalah kesehatan masyarakat bukan masalah pemerintah saja melainkan masalah masyarakat itu sendiri karena perlu dilakukan peningkatan pemberdayaan masyarakat miskin.
b. Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi
penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Derajat kesehatan masyarakat miskin berdasarkan indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, masih cukup tinggi, yaitu AKB sebesar 26,9 per 1000 kelahiran hidup dan AKI sebesar 248 per 100.000
kelahiran hidup serta Umur Harapan Hidup 70,5 Tahun (BPS 2007). Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tidak adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan memang mahal. Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, sejak tahun 2005 telah diupayakan untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut melalui pelaksanaan kebijakan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin. Program ini diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan melalui penugasan kepada PT
Materi Tambahan CPNS Kemenkes – PAKET LKIT
2013
Page | 5
Askes (Persero) berdasarkan SK Nomor 1241/Menkes /SK/XI/2004, tentang penugasan PT Askes (Persero) dalam pengelolaan program pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin. Program ini dalam perjalanannya terus diupayakan untuk ditingkatkan melalui perubahan-perubahan sampai dengan penyelenggaraan program tahun 2008.. Perubahan mekanisme yang mendasar adalah adanya pemisahan peran pembayar dengan verifikator melalui
penyaluran dana langsung ke Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dari Kas Negara, penggunaan tarif paket Jaminan Kesehatan Masyarakat di RS, penempatan pelaksana verifikasi di setiap Rumah Sakit, pembentukan Tim Pengelola dan Tim Koordinasi di tingkat Pusat, Propinsi, dan Kabupaten/Kota serta penugasan PT Askes (Persero) dalam manajemen kepesertaan. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penjaminan terhadap masyarakat miskin yang meliputi sangat miskin, miskin dan mendekati miskin, program ini
berganti nama menjadi JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT yang selanjutnya disebut JAMKESNAS dengan tidak ada perubahan jumlah sasaran.
Tujuan Penyelenggaraan JAMKESMAS Tujuan Umum :
Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien.
Tujuan Khusus:
a) Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit
b) Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin c) Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel
Sasaran
Sasaran program adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia sejumlah 76,4 juta jiwa, tidak termasuk yang sudah mempunyai jaminan kesehatan lainnya.
Materi Tambahan CPNS Kemenkes – PAKET LKIT
2013
Page | 6
Secara prinsip sama dgn penyelenggaraan sebelumnya (kecuali beberapa aspek teknis):
1. Nama Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) tahun 2008
2. Pendanaan berasal dari bersumber dari APBN sebagai dana Bantuan Sosial Sektor Kesehatan.
3. Prinsip – prinsip Penyelenggaraan sebagai berikut : a) Dana amanah dan dikelola secara nirlaba b) Portabilitas dan Ekuitas
c) Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara terstruktur berdasarkan kebutuhan medis yang cos efektif
d) Iuran dijamin oleh pemerintah
e) Dikelola secara transparan dan akuntabel
Pengelolaan meliputi :
1. Tatalaksana kepesertaaan,
2. Tatalaksana pelayanan kesehatan, 3. Tatalaksana administrasi keuangan 4. Pengorganisasian dan manajemen Upaya-upaya perbaikan di Tahun 2008 :
a. Pemisahan fungsi pengelola dan pembayar b. Percepatan Pembayaran Klaim
c. Pembayaran langsung ke rekening RS
d. Diberlakukannya Paket Pelayanan (INA-DRG)
Meningkatkan Peran dan fungsi Pemerintahan Propinsi/Kab/Kota Pendanaan
1. Pendanaan 2008 bersumber dari APBN sektor kesehatan berasal dari dana bantuan sosial sebesar 4,6 T
2. Dana disalurkan langsung dari KPPN ke PPK/RS melalui bank. Puskesmas melalui kantor Pos
3. Tahap awal akan diluncurkan dana pelayanan untuk sebesar 2 bulan biaya yankes
Materi Tambahan CPNS Kemenkes – PAKET LKIT
2013
Page | 7
Tata Laksana Kepesertaan
1) Sasaran Peserta adalah masyarakat sangat miskin, miskin dan mendekati miskin
2. Jumlah Peserta 76,4 jt jiwa (19.1 juta KK Miskin)
3. Kuota Kab/Kota ditetapkan oleh Menkes, sdngkan ketetapan nama dan alamat peserta Bupati/Walikota
4. Bagi Kab/Kota yg belum menetapkan sasaran maskin diberi kesempatan sampai dengan akhir juni 2008
Alur Kepesertaan
Tugas PT Askes (Persero) dalam Tata Laksana Kepesertaan
Membuat database kepesertaan sesuai SK Bupati/Walikota
Mendistribusikan database kepesertaan kepada PPK dan Dinkes
Melakukan pencetakan blanko kartu, entry, penerbitan dan distribusi kartu peserta
Materi Tambahan CPNS Kemenkes – PAKET LKIT
2013
Page | 8
Melakukan advokasi kepada Bupati/Walikota untuk penetapan sasaran
Analisis kepesertaan
Melakukan Pre Verifikasi kepesertaan
Melakukan telaah utilisasi kepesertaan (berdasarkan laporan )
Melakukan penanganan keluhan kepesertaan
Melakukan pengolahan dan analisa data kepesertaan
Melakukan pelaporan meliputi: kepesertaan dan pemanfaatan pelayanan
Tatalaksana Pelayanan kesehatan
Setiap peserta mempunyai hak mendapat YANKES meliputi RJTP,RITP,RJTL,RITL, dan yankes gawat darurat
Pelayanan kesehatan berdasarkan rujukan berjenjang.
Pelayanan RI di Puskesmas Perawatan dan ruang rawat inap kelas III (tiga) di RS Pemerintah, RS Khusus, RS TNI/POLRI dan RS Swasta yang bekerjasama
Dinas Kesehatan kabupaten/kota diketahui oleh Ka Dinkes Propinsi membuat perjanjian kerjasama (PKS) dengan RS setempat
Pada keadaan gawat darurat (emergency) seluruh PPK wajib memberikan pelayanan walaupun tidak memiliki PKS
Biaya pelayanan kesehatan diklaimkan dan diperhitungkan menjadi satu kesatuan menurut Tarif Paket yankes Jamkesmas sehingga dokter
berkewajiban melakukan penegakan diagnose penyakit/ prosedur sebagai dasar pengajuan klaim.
Verifikasi pelayanan di Puskesmas (RJTP, RITP, Persalinan, dan Pengiriman Spesimen) di laksanakan oleh Tim Pengelola
Penyelenggaraan Program Jamkesmas Kabupaten/Kota dan verifikasi pelayanan di BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM dan RS dilaksanakan oleh Tim Pelaksana Verifikasi
Ketersediaan obat, BMHP , alat, Darah, dan bahan penunjang lainnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab Rumah Sakit.
Peserta tidak boleh dikenakan iur biaya dengan alasan apapun
Materi Tambahan CPNS Kemenkes – PAKET LKIT
2013
Page | 9 Alur Penyaluran dana
Alur Pembayaran Klaim
Materi Tambahan CPNS Kemenkes – PAKET LKIT
2013
Page | 10
SUMBER DAN ALOKASI DANA
Sumber Dana berasal dari APBN sektor Kesehatan Tahun Anggaran 2008 dan kontribusi Pemerintah Daerah (Pemda). Kontribusi Pemda :
1. Masyarakat miskin yang tidak masuk dalam pertanggungan kepesertaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS).
2. Selisih harga diluar jenis paket dan tarif pelayanan kesehatan tahun 2008
3. Biaya transportasi rujukan dan rujukan balik pasien maskin dari RS Kabupaten/ Kota ke RS yang dirujuk. Sedangkan biaya transportasi rujukkan dari puskesmas ke RS/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM ditanggung oleh biaya operasional Puskesmas.
4. Penanggungan biaya transportasi pendamping pasien rujukan. 5. Pendamping pasien rawat inap.
6. Menanggulangi kekurangan dana operasional Puskesmas.
Dana program dialokasikan untuk membiayai kegiatan pelayanan kesehatan dan manajemen operasional program JAMKESMAS dengan rincian sebagai berikut :
Materi Tambahan CPNS Kemenkes – PAKET LKIT
2013
Page | 11
1. Dana Pelayanan Kesehatan masyarakat miskin di Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK)
2. Dana manajemen operasional:
PENYALURAN DANA KE PPK 1. PUSKESMAS
Dana untuk Pelayanan Kesehatan masyarakat miskin di Puskesmas dan jaringannya disalurkan langsung dari Departemen Kesehatan (cq Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat) ke Puskesmas melalui pihak PT Pos Indonesia
2. RUMAH SAKIT /BKMM /BBKPM /BKPM /BP4 /BKIM
Dana untuk Pelayanan Kesehatan masyarakat miskin di Rumah Sakit/BKMM/ BBKPM/BKPM/BP4/BKIM disalurkan langsung dari Departemen Kesehatan melalui Kas Negara (KPPN) ke rekening Bank Rumah
Sakit/BKMM/BBKPM/BKPM/ BP4/BKIM. berdasarkan jumlah klaim rata-rata perbulan tahun sebelumnya.
PENCAIRAN DAN PEMANFAATAN DANA DI PPK 1. PUSKESMAS
a. Puskesmas membuat Plan Of Action (POA) yang telah dibahas dan disepakati sebelumnya pada forum lokakarya mini Puskesmas.
b. Setiap pengambilan dana dari rekening Puskesmas harus mendapat
persetujuan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan POA yang telah disusun sebagaimana butir a.
c. Dana yang diterima Puskesmas, dimanfaatkan untuk membiayai: 1) Dana pelayanan kesehatan dasar yang meliputi:
a) Biaya pelayanan dalam dan luar gedung b) Biaya jasa pelayanan kesehatan
c) Biaya transportasi petugas d) Biaya rawat inap
e) Biaya penanganan komplikasi kebidanan dan neonatal di Puskesmas PONED
f) Biaya jasa pelayanan dokter spesialis dan penggunaan peralatan penunjang spesialistik
Materi Tambahan CPNS Kemenkes – PAKET LKIT
2013
Page | 12
2) Dana pertolongan persalinan: a) Biaya pertolongan persalinan b) Biaya pelayanan nifas
2. RUMAH SAKIT/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM
Rumah Sakit menerima pembayaran setelah klaim yang diajukan, disetujui untuk dibayar oleh Departemen Kesehatan.
Klaim Rumah Sakit tahun 2008 berdasarkan :
a) Jenis paket dan tarif pelayanan kesehatan tahun 2008 (dalam masa transisi), sambil menunggu kesiapan INA-DRG . Paket klaim tersebut diajukan oleh Rumah Sakit meliputi Peleyanan Kesehatan RJTL, RITL, obat dan penunjang.
b) Tarif Paket program Jamkesmas 2008 (Menurut INA-DRG)
PEMBAYARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA DI PPK
1. PUSKESMAS
Pembayaran ke Puskesmas dan jaringannya harus dipertanggung jawabkan dengan dilakukan verifikasi pelayanan meliputi: RJTP (jumlah kunjungan dan rujukan), RITP, Persalinan, Transportasi Rujukan, Pelayanan Spesialistik oleh Tim Pengelola JAMKESMAS Kabupaten/Kota.
2. RUMAH SAKIT/BKMM/BBKPM/BKPM/BP4/BKIM
Prosedur pembayaran pelayanan kesehatan di Rumah Sakit/BKMM/
BBKPM/BKPM/BP4/BKIM dilakukan secara bertahap. Tahapan pembayaran pelayanan kesehatan ke Rumah Sakit adalah :
a. Pembayaran Dana luncuran Pertama (awal) tahun 2008.
Yakni pemberian dana awal selama dua bulan yang diperhitungkan dari rata-rata biaya pelayanan tahun sebelumnya, tetapi belum dilakukan verifikasi oleh verifikator yang dibentuk
Materi Tambahan CPNS Kemenkes – PAKET LKIT
2013
Page | 13
b. Pembayaran Dana Luncuran ke dua
Dilakukan berdasarkan klaim RS yang sudah di verifikas oleh verifikator c. Periode klaim Juli-Desember 2008 dasar besaran klaim RS mengacu pada Tarif Paket JAMKESMAS di RS tahun 2008 (INA-DRG) yang berlaku efektif. BAGAN ALUR PENYALURAN DANA BERDASARKAN KLAIM RUMAH SAKIT
Materi Tambahan CPNS Kemenkes – PAKET LKIT
2013
Page | 14 VERIFIKASI
Verifikasi adalah kegiatan penilaian administrasi klaim yang diajukan PPK yang dilakukan oleh Pelaksana Verifikasi dengan mengacu kepada standar penilaian klaim.
Verifikasi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat meliputi: verifikasi
administrasi kepesertaan, administrasi pelayanan dan administrasi keuangan. Pelaksana verifikasi ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Propinsi atas nama Menteri Kesehatan yang ditugaskan untuk melaksanakan penilaian administrasi klaim yang diajukan PPK, dengan mengacu kepada standar penilaian klaim, dan memproses klaim sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya.
TIM PENGELOLA JAMKESMAS
Tim Pengelola JAMKESMAS melaksanakan pengelolaan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin meliputi kegiatan-kegiatan manajemen kepesertaan,
pelayanan, keuangan, perencanaan dan SDM, informasi, hukum dan organisasi serta telaah hasil verifikasi.
1. TIM PENGELOLA JAMKESMAS PUSAT Tugas:
a) Penetapan kebijakan operasional dan teknis, pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
b) Menyusun pedoman teknis pelaksanaan, penataan sasaran, penataan sarana pelayanan kesehatan (pemberi pelayanan kesehatan)
c) Melaksanakan pertemuan berkala dengan pihak terkait dalam rangka evaluasi penyelenggaraan program
d) Melakukan telaah hasil verifikasi, otorisasi dan realisasi pembayaran klaim.
e) Melakukan pembinaan, pengawasan dan menyusun laporan pelaksanaan
Materi Tambahan CPNS Kemenkes – PAKET LKIT
2013
Page | 15 2. TIM PENGELOLA JAMKESMAS PROPINSI
Tugas:
a) Mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin sesuai kebijakan yang sudah ditetapkan
b) Melakukan koordinasi dengan pihak terkait dalam penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) c. Melakukan verifikasi, pemantauan dan evaluasi
c) Melakukan analisis aspek kendali biaya, dan kendali mutu
d) Menyampaikan laporan pengelolaan penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS).
3. TIM PENGELOLA JAMKESMAS KABUPATEN/KOTA Tugas:
a) Melakukan manajemen kepesertaan, manajemen pelayanan kesehatan, manajemen keuangan
b) Mengkoordinasikan pelaksanaan verifikasi di PPK
c) Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada Menteri Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Propinsi setempat.
TIM KOORDINASI PROGRAM JAMKESMAS 1. TIM KOORDINASI JAMKESMAS PUSAT
Terdiri dari Pelindung, Ketua dan Anggota serta Sekretariat. Tim koordinasi bersifat lintas sektor terkait, diketuai oleh Sekretaris Utama Kementrian Kordinasi Kesejahteraan Rakyat dengan anggota terdiri dari Pejabat Eselon I Departemen terkait dan unsur lainnya.
Tugas :
a) Menetapkan arah kebijakan koordinasi dan sinkronisasi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS)
Materi Tambahan CPNS Kemenkes – PAKET LKIT
2013
Page | 16 Struktur Tim Koordinasi Program JAMKESMAS Tingkat Pusat berikut:
Pelindung : Menteri Kesehatan
Ketua : Sekretaris Utama Menko Kesra Anggota : Sekjen Depkes
: Sekjen Depdagri : Sekjen Depsos
: Deputi Bidang SDM Bappenas : Sekjen Depkeu
: Dirjen Binkesmas : Dirjen Yanmedik
: Ketua Komisi IX DPR RI : Dirut PT. Askes (Persero)
Sekretariat
Ketua : Kepala Bagian Tata Usaha PPJK Staf sekretariat : 4 orang
2. TIM KOORDINASI PROPINSI Tugas :
a) Menetapkan arah kebijakan koordinasi dan sinkronisasi program Jaminan Kesehatan Masyarakat yang tetap mengacu pada kebijakan pusat
Materi Tambahan CPNS Kemenkes – PAKET LKIT
2013
Page | 17 Struktur Tim Koordinasi JAMKESMAS Tingkat Propinsi berikut:
Pelindung : Gubernur Ketua : Sekretaris Daerah Anggota : Kadinkes Propinsi : Asisten Kesra
: Direktur Rumah Sakit
: Ketua Komisi DPRD yang membidangi Kesehatan : Kepala PT. Askes (Persero) Regional/ Cabang
Sekretariat
Ketua : Kasubdin/Kabid yang bertanggung jawab pada program Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan
Staf Sekretariat : 2 orang
3. TIM KOORDINASI KABUPATEN/KOTA Tugas :
a) Menetapkan arah kebijakan koordinasi dan sinkronisasi Program JAMKESMAS Tingkat Kabupaten/Kota
b) Melakukan pembinaan dan pengendalian Program JAMKESMAS Tingkat Kabupaten/Kota.
Materi Tambahan CPNS Kemenkes – PAKET LKIT
2013
Page | 18 Struktur Tim Koordinasi Program JAMKESMAS Tingkat Kabupaten/Kota
berikut :
Pelindung: Bupati/ Walikota Ketua: Sekretaris Daerah Anggota:
Kadinkes Kabupaten/Kota
Asisten Kesra
Direktur Rumah Sakit
Ketua Komisi DPRD yang membidangi Kesehatan
Kepala PT. Askes (Persero) Cabang/ AAM
Sekretariat
Ketua : Kasubdin/kabid yang bertanggung jawab program Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan
Materi Tambahan CPNS Kemenkes – PAKET LKIT
2013
Page | 19 OBAT GENERIK dan OBAT PATEN
Anda pastinya sudah tidak asing lagi dengan istilah obat generik, namun tahukah Anda apa obat generik sebenarnya? Tidak banyak masyarakat yang mengetahui dengan jelas mengenai obat generik ini. Mungkin muncul
pertanyaan di benak Anda, mengapa harga obat generik bisa lebih murah dibandingkan obat non generik? Kurangnya informasi kepada masyarakat mengenai obat generik mengakibatkan obat ini dipandang sebelah mata oleh beberapa kalangan masyarakat. Dalam tulisan ini, akan dibahas mengenai apa itu obat generik agar Anda sebagai masyarakat tidak ragu dan bingung lagi mengenai obat generik tersebut.
Penggolongan obat dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu obat paten dan obat generik. Obat paten adalah obat yang baru ditemukan dan memiliki waktu paten tertentu tergantung jenis obatnya. Perusahaan farmasi yang memiliki hak paten tersebut dapat memproduksi obat itu secara eksklusif hingga masa patennya habis. Menurut UU No. 14 Tahun 2001, masa berlaku paten di Indonesia adalah 20 tahun. Jika masa paten obat tersebut habis, maka obat tersebut berganti menjadi golongan obat generik. Obat generik memiliki harga yang lebih murah dibandingkan obat paten karena tidak adanya biaya
penelitian yang dibebankan kepada harga jual sedangkan pada harga obat paten terdapat biaya penelitian dan promosi obat tersebut.
Terdapat dua jenis obat generik, yaitu Obat Generik Berlogo (OGB) dan obat generik bermerek (branded generic). Sebenarnya tidak ada perbedaan zat aktif pada kedua jenis obat generik ini. Perbedaan hanya terletak pada logo dan merek yang terdapat pada kemasan obat. Obat generik berlogo adalah obat yang umumnya disebut obat generik saja sedangkan obat generik bermerek biasanya menyantumkan perusahaan farmasi yang memproduksinya.
Meskipun keduanya sama-sama merupakan obat generik, obat generik bermerek memiliki harga jual yang lebih mahal karena harganya ditentukan oleh kebijakan perusahaan farmasi tersebut sedangkan obat generik berlogo telah ditetapkan harganya oleh pemerintah agar lebih mudah dijangkau masyarakat.
Materi Tambahan CPNS Kemenkes – PAKET LKIT
2013
Page | 20
Obat Generik Berlogo (OGB) pertama kali dikenalkan kepada masyarakat pada tahun 1991 oleh pemerintah dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan obat masyarakat menengah ke bawah. Jenis obat ini mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) yang merupakan obat esensial untuk penyakit
tertentu. Sebelumnya, tahun 1985, pemerintah telah mewajibkan penggunaan obat generik dalam pelayanan kesehatan pemerintah. Demi terlaksananya penggunaan obat generik, maka dibuatlah landasan hukum untuk pengawasan penggunaan obat generik, yaitu SK Menkes No 085/Menkes/Per/I/1989 yang mewajibkan penulisan resep dan penggunaan obat generik di fasilitas
kesehatan pemerintah .
Kesadaran masyarakat Indonesia akan konsumsi obat generik masih kurang. Hal ini disebabkan masih adanya anggapan bahwa obat generik yang harganya lebih murah tidak berkualitas jika dibandingkan dengan obat bermerek.
Konsumsi obat generik di Indonesia paling rendah jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Di Thailand, konsumsi obat generik mencapai 25% dari penjualan obatnya sedangkan di Malaysia mencapai 20% pada tahun 2007. Sepanjang tahun 2007, penjualan obat generik yang dikonsumsi masyarakat Indonesia hanya mencapai 8,7% dari total penjualan obat (Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2009) . Harga obat di Indonesia lebih mahal jika dibandingkan dengan harga obat di negara lain sebab harga obat tersebut termasuk ke dalam biaya distribusi, rumitnya tata niaga obat, pajak pertambahan nilai, dan biaya promosi pada para dokter.
Sebenarnya kualitas obat generik tidak kalah dengan obat bermerek lainnya. Hal ini dikarenakan obat generik juga mengikuti persyaratan dalam Cara Pembutan Obat yang Baik (CPOB) yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI). Selain itu, obat generik juga harus lulus uji bioavailabilitas/bioekivalensi (BA/BE). Uji ini dilakukan untuk menjaga mutu obat generik. Studi BE dilakukan untuk membandingkan profil pemaparan sistematik (darah) yang memiliki bentuk tampilan berbeda-beda (tablet, kapsul, sirup, salep, dan sebagainya) dan diberikan melalui rute pemberian yang berbeda-beda. Pengujian BA dilakukan untuk mengetahui kecepatan zat aktif dari produk obat diserap oleh tubuh ke sistem peredaran darah.
Pada beberapa obat bermerek dagang, terdapat bahan tambahan yang
digunakan selain zat aktif. Hal ini biasanya dilakukan untuk mengurangi reaksi alergi tubuh terhadap zat aktif, namun bagi sebagian orang, zat tambahan malah dapat menyebabkan alergi. Oleh karena itu, sekelompok orang tersebut
Materi Tambahan CPNS Kemenkes – PAKET LKIT
2013
Page | 21
lebih cocok menggunakan obat generik. Perbedaan antara obat bermerek dan obat generik hanya terdapat pada tampilan obat yang lebih menawan dan kemasan yang lebih bagus sehingga terasa lebih istimewa. Penggunaan obat generik pun dipengaruhi oleh pemberian resep dokter. Tidak semua dokter dengan senang hati memberikan resep obat generik kepada pasien. Banyak alasan yang melatarbelakangi hal tersebut, salah satunya adalah pandangan masyarakat yang menganggap remeh obat generik sehingga akhirnya akan mengurangi reputasi dokter. Hal lain yang bisa mempengaruhi yaitu adanya pesan sponsor kepada dokter tersebut dan belum adanya obat generik dari obat paten yang akan diberikan kepada pasien. Selain itu, pasien biasanya juga enggan untuk meminta obat generik kepada dokternya sehingga penggunaan obat generik dengan resep dokter masih sangat kurang.
Mulai saat ini, kita sebagai pasien harus bersikap lebih aktif lagi mengenai biaya kesehatan yang dikeluarkan. Oleh karena itu, jangan terlalu cepat menghakimi obat hanya karena obat tersebut tergolong obat generik yang notabene berharga lebih murah!