PERENCANAAN GROIN PANTAI KURANJI HILIR KABUPATEN PADANG PARIAMAN
Syefriko, Bahrul Anif, Lusi Utama
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta, Padang Email : syefrikogp@yahoo.com lusi_utamaindo115@yahoo.co.id bahrulanif@gmail.com
Abstrak
Pantai Kuranji Hilir merupakan salah satu pantai yang terletak di provinsi Sumatera Barat yang mengalami abrasi pantai yang diakibatkan oleh gelombang datang. Dimana dikawasan pantai ini merupakan tempat pemukiman penduduk. Oleh karena itu maka direncanakanlah bangunan pengaman pantai tipe groin yang berfungsi untuk menahan transpor sedimen sepanjang pantai, sehingga bisa mengurangi / menghentikan erosi yang terjadi. Pada perencanaan pemecah gelombang tipe goin ini, yang direncanakan adalah non overtopping yaitu tidak diizinkannya air melimpas keatasnya. Untuk menentukan analisis tinggi gelombang signifikan dalam waktu 50 tahun, maka dipakai data arah dan tinggi gelombang signifikan persepuluh tahun, kemudian dapat ditentukan sebaran kekerapatan teoritiknya menurut Normal, Gumbel, dan Person III. Hasil perhitungan yang didapat dari pengolahan data adalah periode gelombang signifikan 7,82 meter, tinggi gelombang signifikan 2,9354 meter, kedalaman laut gelombang pecah 3,75 meter, tinggi gelombang pecah 2,9357 meter dan run up gelombang 2,75 meter. Hasil perhitungan dimensi groin adalah tinggi 7,72 meter, panjang 45 meter lebar puncak 5 meter, lebar efektif groin 10 meter. Kemiringan dari sisi groin 1:2 (Vertikal:Horizontal) seluruh material yang digunakan dalam perencanaan groin adalah memakai material batu alam (cobble stone).
Kata kunci : gelombang, abrasi, material, dimensi, groin
Disetujui
Pembimbing 1 Pembimbing 2
GROIN PLANNING KURANJI HILIR BEACH KABUPATEN PADANG PARIAMAN Syefriko, Bahrul Anif, Lusi Utama
Civil Engineering Department, Faculty of Civil Engineering and Planning, Bung HattaUniversity, Padang
Email : syefrikogp@yahoo.com lusi_utamaindo115@yahoo.co.id bahrulanif@gmail.com
Abstract
Kuranji Hilir beach is one of the beaches are located in the province of West Sumatra are experiencing coastal erosion caused by waves coming . Where the area of the beach is a place of settlement . Therefore it is planned groin protection structure types which serves to hold the sediment transport along the coast , which can reduce / stop erosion . In planning this goin type breakwater , which is planned is a non overtopping is not being allowed water to pass through and above the groin . To determine the analysis of the significant wave height in 50 years , then used the data direction and significant wave height tenths of years , then be determined according to the distribution of the theoretical kekerapatan Normal , Gumbel , and Person III . Calculation results obtained from the processing of the data is 7.82 meters significant wave period , significant wave height 2.9354 meters , a depth of 3.75 meters ocean breaking waves , wave breaking 2.9357 meters high and 2.75 meters run up waves . Results groin dimensional calculation is 7.72 meters high , 45 meters long peak width of 5 meters , 10 meters wide effective groin . The slope of the groin 1 : 2 ( Vertical : Horizontal ) all materials used in the planning of the groin is wearing natural stone material
Keywords : waves, abrasion, materials, dimensions, groin
Approved by :
Advisor 1 Advisor 2
PENDAHULUAN
Abrasi merupakan salah satu bentuk pengikisan pantai yang diakibatkan oleh gelombang yang datang menuju pantai. Maju mundurnya garis pantai merupakan realita dan dinamika pantai di seluruh dunia.Abrasi merupakan salah satu bentuk pengikisan pantai yang diakibatkan oleh gelombang yang menuju pantai. Apabila abrasi yang terjadi di pantai yang terdapat permukiman penduduk, sarana dan prasarana maka sudah saatnya permasalahan abrasi pantai mendapat perhatian yang serius.
Fenomena alam yang dia atas juga terjadi sepanjang pesisir Pantai di Kuranji Hilir Kabupaten Padang Pariaman berupa abrasi yang sering terjadi dan menyebabkan rumah penduduk terkena gelombang air laut, maka dari fenomena yang terjadi itu haruslah sangat diperhatikan karena sangat berpengaruh pada keadaan lingkungan sekitar. Daerah pesisir pantai ini mempunyai permukiman yang padat dengan aktivitas yang beraneka ragam. Oleh sebab itu seharusnya dibangun suatu bangunan pengaman pantai berupa groin agar gelombang air laut dapat pecah dan memecah energinya sebelum mencapai area pantai yang menyebabkan abrasi pantai.
METODELOGI PENULISAN
Metodologi pembahasan tugas akhir ini secara garis besar adalah :
a. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan landasan teoritik mengenai hal-hal yang berkenaan dengan tugas akhir ini.
b. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dari berbagai instansi terkait, seperti Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Sumatera Barat, BMKG, serta Instansi terkait lainnya.
c. Analisa Masalah dan Perhitungan Analisa dari data yang tersedia, kemudian melakukan perhitungan dengan dasar-dasar teori dari studi pustaka
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan groin untuk melindungi pantai yang rusak biasanya dikombinasikan dengan pengisian pasir. Kondisi pantai Di KuranjiHilir Kabupaten Padang Pariaman yaitu kawasan pantai yang hilang akibat erosi, maka oleh sebab itu direncanakanlah bangunan pengaman pantai tipe groin dengan tipe I. Untuk mempertahankan agar pasir yang telah diisikan tidak tererosi kembali karena tipe I dapat menahan angkutan sedimen sepanjang pantai dan mengendapkan sedimen pada sisi hulu bangunan groin sehingga pantai terbentuk
kembali. Dan akan terjadi perubahan bentuk garis pantai terhadap garis pantai aslinya.
Proses peramalan gelombang dilakukan karena begitu kompleksnya gelombang alam kenyataanya, sehingga diperlukannya suatu gelombang presentatif yang merupakan hasil peramalan gelombang. Gelombang ini berasal dari pengolahaan data angin.
Dari data angin pertahun didapatkan suatu model angin maksimum dan arah mayoritas pergerakan angin dari 10 tahun masa pencatatan Badan Meterologi dan Geofisika Teluk Bayur Padang.Untuk menentukan analisis tinggi gelombang signifikan dalam waktu 50 tahun, maka dipakai data arah dan tinggi gelombang signifikan persepuluh tahun,kemudian dapat ditentukan sebaran kekerapatan teoritiknya menurut Normal, Gumbel, dan Person III. Peramalan gelombang signifikan di laut didasarkan pada Fetch (F) dan faktor tegangan angin (UA) dengan menggunakan nomogram kurva peramalan gelombang signifikan.
Faktor Tegangan Angin (UA)
23 . 1 )^ ( * 71 . 0 U U A Dimana : A U
: Faktor tegangan angin U : Kecepatan angin (m/dt)
Dimana : U = Kecepatan angin terbesar (1 knot = 0,5148 m/dt)
Sebelum perhitungan faktor tegangan angin diperoleh terlebih dahulu di hitung Fetch seperti berikut :
Fetch(F)
cos cos Xi Feff Dimana: eff F=F : Jarak seret gelombang
Xi : Panjang segmen Fetch yang diukur dari titik observasi gelombang ke ujung akhir fetch
α : Deviasi pada kedua sisi dari arah angin
Tabel Perhitungan Jarak Seret Gelombang
( Fecth )
Fecth Arah Barat Laut No α ( ˚ ) Xi ( Km ) Cos α Xi cos α 1 42 144,44 0,7431 107,34 2 36 144,44 0,8090 116,85 3 30 155,55 0,8660 134,71 4 24 161,11 0,9135 147,17 5 18 122,22 0,9511 116,24 6 12 122,22 0,9781 119,54 7 6 122,22 0,9945 121,55 8 0 122,22 0 122,22 9 6 133,33 0,9945 132,6 10 12 138,89 0,9781 135,85 11 18 144,44 0,9511 137,38 12 24 172,22 0,9135 157,32 13 30 177,78 0,8660 153,96 14 36 172,22 0,8090 139,33 15 42 200,00 0,7431 148,62 Total 13,5106 1971,43 Mawar Angin
Mawar angin (windrose) digunakan untuk mengetahui arah dominan angin dimana data yang diambil antara 10-20 tahun. Disini penulis mengambil data angin 10 tahun yang bersumber dari BMKG Maritim Teluk Bayuk untuk daerah kuranji hilir.Untuk menetahui lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar Mawar Angin
Untuk menentukan analisis tinggi gelombang signifikan dalam waktu 50 tahun, maka dipakai data arah dan tinggi gelombang signifikan persepuluh tahun, kemudian dapat ditentukan sebaran kekerapatan teoritiknya menurut Normal, Gumbel, dan Person III
Peramalan gelombang signifikan di laut didasarkan pada Fetch (F) dan faktor tegangan angin(UA) dengan menggunakan nomogram kurva peramalan gelombang signifikan.
Dari pengecekan dengan test Chi Kuadrat di atas, maka dapat dilihat hasilnya sebagai berikut :
• Normal = 0,0070495 • Gumbel = 0,0088223 • Person III = 0,0053607
Dari hasil perhitungan data percontohan dapat dianggap mengikuti ketiga sebaran teoritik tersebut, karena memenuhi X2 nya kecil dari Xcr. Yang diambil yang terkecil yaitu mengikuti Sebaran Kekerapan Teoritik Person III. Jadi tinggi gelombang signifikan ( Hs) dengan Periode Ulang 50 tahun adalah 2,9354 meter.
Periode Gelombang Signifikan Dari analisis lapangan diperoleh : T33 = 33,3% x10 = 3,3 = 4 data
T33 =
8,01+7,77+7,76+7,74 4
= 7,82 detik
Dengan demikian dari perhitungan diperoleh periode gelombang signifikan (Ts) = 7,82 detik. Perhitungan Refraksi Dari persamaan 𝑔 𝑇 2𝜋 = 1,56 T 2 tersebut menunjukan bahwa Co tidak tergantung pada kedalaman, sehingga dilaut dalam proses refraksi tidak ada atau diasumsikan sangat kecil. Jadi refraksi berpengaruh didaerah laut transisi dan laut dangkal, maka :
T = 7,82 detik
Lo = 1,56 x T2
= 95,41 meter
Jadi panjang gelombang adalah 95,41 meter
Co = 𝐿 𝑜𝑇 Co = 95,41 7,82 = 12,20 m/dt Coba (d) = 3,75 m : 𝑑 𝐿 𝑜 = 3,75 95,41 = 0,039
Dari tabel fungsi d/Lo pada lampiran diperoleh nilai : 𝑑 𝐿 = 0,08215 Ks = 1,069 Maka L = 3,75 0,08215= 45,65 L = 3,75 0,08215 = 45,65 m C = 𝐿𝑇 = 45,65 7,82 = 5,78 m/dt
Arah datang gelombang pada kedalaman 3,75 meter
r, dihitung dengan persamaan :
α˚ = sudut antara garis puncak gelombang dengan kontur dasar dimana gelombang melintas. (yang dibentuk dari arah angin mayoritas “Barat Daya” terhadap garis pantai sebesar 135˚). 𝐿 𝑜 𝑆 𝑖 𝑛𝛼 𝑜= 𝐿 𝑆 𝑖 𝑛 𝛼1 95,41 𝑆 𝑖 𝑛 135= 45,65 𝑆 𝑖 𝑛 𝛼1 Sin α1= 0,338 Maka α1= 19,77
Koefisien Refraksi adalah : Kr = cos𝛼 𝑜
= cos 135
cos 19,7747 = 0,8668
Tinggi gelombang di laut dalam : Ho = 𝐻𝑠
𝐾𝑠 𝑥 𝐾𝑟
= 2,9354
1,069 𝑥 0,8668 = 3,17 m
Tinggi gelombang pada kedalaman 3,75 m : H1 = Ks . Kr . Ho = 1,069 . 0,8668 . 3,17 = 2,937 m Control 𝐻1 𝑑 = 2,937 3,75 = 0,78( ok...) syarat 0,78
Maka tinggi gelombang pecah (Hb) = H1 = 2,937 m dan
Kedalaman gelombang saat pecah (Db) = 3,75 m
Sehingga tinggi refraksi pada bangunan pemecah gelombang adalah :
H = H1 . Kr
= 2,937 . 0,8668 = 2,546 m
Perhitungan Tinggi Gelombang Ekivalen
Tinggi gelombang dilaut dalam : Ho = 𝐻𝑠
𝐾𝑟 𝑥𝐾𝑠 =
2,9354
0,8668 𝑥 1,069 = 3,17 m
Tinggi Gelombang Ekivalen : H’o = Kr . Ho
= 0,8668 x 3,17 = 2,75 m
Perhitungan Run Up Gelombang : H = 2,9354 m
Lo = 95,41 m
θ = 1 : 2 (sudut kemiringan sisi pemecah gelombang) Ir = ( 𝐻𝑡 𝑔/𝐿 𝑜𝜃 )0,5 = 0,5 (2,9354 95,41) 0,5 = 2,85
Dengan grafik Run Up gelombang pada lampiran diperoleh nilai :
𝑅 𝑢
𝐻 = 1,00
Ru = H x 1,00 = 2,75 x 1,00 = 2,75 m
Jadi tinggi Run Up gelombang = 2,75 m
Perhitungan Elevasi dan Puncak Groin Elevasi Groin dihitung dengan persamaan : Elevasi Groin = HWL + Ru + Fb Dimana :
Ru : Run Up gelombang
Fb : Free Board (tinggi kebebasan)
Elevasi Groin = HWL + Ru + Fb (tinggi kebebasan)
= 0,72 + 2,75 + 0,5 = 3,97 m
Tinggi Groin (Hgroin) = EL Groin– EL Dasar Laut
= 3,97 m – (- 3,75 m) = 7,72 m
Panjang dan Jarak antar Groin
Dalam perencanaan panjang groin tergantung pada kedalaman gelombang pecah (db = 3,75 m).dan kelandaian pantai 0,05 (1:20) maka jarak gelombang pecah ke garis pantai. Menurut Horikawa (1978) menyarankan panjang Groin adalah antara 40% sampai 60% dari lebar surf zone. Surf zone adalah daerah antara lokasi gelombang pecah dengan garis pantai.
Lg = 0,4 Ls sampai 0,6 Ls Lg = 0,5 ( 75 m )
= 45 m Dimana :
Lg : Panjang Groin Ls : Lebar Surf Zone Xg : Jarak antar groin. Xg = Lg sampai 3 Lg Xg = 1 x 45 = 45 m
Jadi jarak antara groin adalah 45 m.
Berat dan Volume Butir Batu Pelindung Groin
Data Perhitungan : Hs = 2,9354 m
γr = 2600 kg / m3 ( Berat Jenis untuk
batu alam )
γw = 1025 kg / m3 ( Berat Jenis untuk
air laut )
tan θ = 1 : 2 ( cot θ = 2 )
Penentuan berat butir batu pelindung ini memakai persamaan : W = 𝛾 𝑟 . 𝐻 3 𝐾𝑑 𝑆 𝑟−1 3𝑐 𝑜 𝑡 𝑔𝜃 Kd dilihat dari lampiran : Sr = 𝛾 𝑟𝛾 𝑑
Dengan demikian dapat dihitung berat butir batu pelindung untuk batu alam (coble stone )
a) Berat batu alam untuk struktur kepala ( lapisan utama ) groin.
Kd = 1,6 (untuk gelombang pecah pada kepala groin)
Sr = 2600 1025 = 2,536 W = 2600 (2,9354) 3 1,6 (2,536−1)3. 2 = 2670,89 kg
Volume butiran batu pelindung : V = 𝑊
𝛾 𝑟 =
2670,89
2600 = 1,03 m
3
Bentuk batu alam dianggap bola, maka diameter dapat dicari dengan persamaan V = 1/6 πd
V = 0,523 d3 4,55 = 0,523 d3 d3 = 8,70 d = 2,06 m
b ) Berat butir batu alam untuk lapis kedua groin
Kd = 2
W = 2600 (2,9354)
3
W = 𝑊
10 = 1536,71
10 = 153,67 kg
Volume butiran batu pelindung : V = 𝑊
𝛾 𝑟 =
1536,71
2600 = 0,591 m
3
Bentuk batu alam dianggap bola, maka diameter dapat dicari dengan memakai persamaan : V = 1/6 πd3 V = 0,523 d3 0,364 = 0,523 d3 d3 = 0,69 d = 0,90 m
Tebal Lapis Batu Pelindung
Penentuan tebal batu pelindung, diperlukan untuk mengetahui beberapa ketebalan lapis batu pelindung yang diperlukan dalam setiap lapisnya dengan menggunakan bahan pelindung batu alam : Adapun data perhitungan adalah sebagai berikut :
n = 2 ( jumlah lapis batu pelindung ada 2 lapis )
γr = 2600 kg/m3
( berat jenis untuk batu alam )
Persamaan yang dipakai adalah :
T = n . K∆ 𝛾 𝑟𝑊 1/3 K∆ dilihat pada lampiran
Tebal lapis batu pelindung untuk batu alam (coble stone) :
Struktur kepala ( lapisan utama ) groin
K∆ = 1,15 ( untuk batu alam yang kasar ) W = 2670,89 kg
T = 2 x 1,15 x 2670,89 2600
1/3
= 2,32 m
Lapisan kedua Groin
K∆ = 1,15 ( untuk batu alam yang kasar ) W = 1536,71 kg
T = 2 x 1,15 x 1536,71
2600 1/3
= 1,64 m
Lebar Puncak Groin
Lebar puncak groin dan elevasi puncak groin dihitung dari dasar pantai atau dari lapis terbawah dari bangunan pelindung dengan data perhitungannya sebagai berikut :
nmin = 3 lapis
γr = 2600 kg / m3
adapun perhitungan lebar puncak dapat dipakai rumus :
B = n . K∆ . 𝛾 𝑟𝑊 1/3
Lebar puncak groin : W = 2670,89 kg
K∆ = 1,15 ( untuk batu alam yang kasar ) B = n x K∆ x 𝛾 𝑟𝑊 1/3 = 3 x 1,15 x 2670,89 2600 1/3 = 5 m
Lebar puncak groin lapis kedua : W = 1536,71 kg
K∆ = 1,15 ( untuk batu alam yang kasar ) B = n . K∆ . 𝛾 𝑟𝑊 1/3
= 3 x 1,15 x 1536,71
2600 1/3
= 2,89 m
Perhitungan Stabilitas Groin Daya Dukung Tanah
Perhitungan daya dukung pasir untuk bangunan lajur diatas permukaan dapat digunakan persamaan, adapun data-data kondisi tanah dan geologi sekitar pantai adalah sebagai berikut :
Berat jenis pasir ( γps )= 2000 kg/ m3
Berat jenis batu alam ( γr )= 2600 kg/m3
Kohesi pasir ( c ) = 0 Sudut geser dalam ( θ ) = 30˚ - 35˚ Tinggi groin ( H ) = 7,72 m Lebar efektif groin ( B ) = 10,00 m Lebar puncak groin ( b ) = 5,00 m Dengan θ = 30˚ maka dari grafik daya dukung pondasi dangkal didapat Nγ = 20, maka :
qF = 0,5 . B . γps. Nγ
= 0,5 x 10 x 2000 x 20 = 200000 kg / m3
Bila angka keamanan ( Sr = 3 ) maka tekanan tanah yang diperoleh :
q = 𝑞 𝐹𝑆 𝑟 = 200000
3 = 66666,67 kg /m
3
jumlah beban yang dipikul : W = Vstruktur x γr = ( 1 2( b + B ) H ) . γr = (1 2 (5,00 + 10 )x 7,72 )x 2600 = 170625 kg
Tekanan tanah yang terjadi pada tanah pondasi karena adanya beban konstruksi adalah : q = 𝑊𝐵 = 170625 10 = 17062,5 kg / m 3 < q = 66666,67 kg / m3...( ok )
a. Faktor keamanan terhadap guling dan geser :
Untuk mengetahui apakah bangunan direncanakan aman, maka perlu dihitung atau dicek terhadap guling dan geser. Gaya-gaya yang bekerja pada bangunan pemecah gelombang ada dua buah gaya yaitu gaya yang disebabkan oleh tekanan gelombang permukaan dan tekanan gelombang dari dasar laut .
Data-data yang diperlukan sebagai berikut : γw = 1025 kg / m3 (berat jenis air laut)
d = 3,75 Hs = 2,9354 m
β = 15˚ (sudut antara arah gelombang datang dan garis tegak luruspemecah gelombang yang biasanya diambil15˚
dbw = d + 5 Hs = 3,75 + 5 ( 2,9354 )
= 18,43 m (kedalaman air yang berjarak 5Hs kearah laut dari pemecah gelombang)
H max = 1,8 H = 1,8 (2,9354) = 5 m Lo = 95,41 m
d / Lo = 3,75 / 95,41 =0,039 dari tabel fungsi d/Lo diperoleh nilai : d/L = 0,08215
4πd/L = 1,0323 Sinh ( 4πd/L ) = 1,2257 cosh ( 4πd/L ) = 1,582 cosh ( 2πd/L ) = 1,1362
untuk menentukan besarnya gaya gelombang tersebut dapat digunakan persamaan dimana untuk mencari koefisien tekanan gelombang : α1 = 0,6 + 1 2 4𝜋 𝑑/𝐿 sinh(4𝜋 𝑑 𝐿 ) 2 = 0,6 +1 2 1,0323 1,2257 2 = 0,955 α2 = min 𝑑 𝑏 𝑤−𝐻 3𝑑 𝑏 𝑤 𝐻𝑚𝑎 𝑥 ℎ 2 , 2𝑑 𝐻𝑚𝑎 𝑥 = min 18,43−2,9354 3 (18,43 ) 5 2,9354 2 , 2(3,75) 5
= 0,813 ; 1,57 diambil yang terkecil yaitu : 0,813 α3 = 1 –𝑑𝑑′ 1 − 1 cosh(2𝜋 𝑑 𝐿 ) = 1 – 3,75 3,75 1 − 1 1,1362 = 0,880
Diambil nilai yang terkecil : 0,813
Tekanan gelombang dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
P1 = ½ ( 1 + cos β )(α1 + α2 cos2 β ) γw.Hmax = ½ ( 1 + cos 15˚ )( 0,948 + 0,813cos2. 15˚ ) . 1025 . 5 = 8601,59 kg / m3 P2 = 𝑃1 cosh(2𝜋 𝑑 𝐿 ) = 8601,59 1,1362 = 7518,88 kg / m3 P3 = α3 . P1 = 0,88 x 8601,59 = 7517,79 kg / m2
Menghitung tekanan keatas : Pu = ½ ( 1 + cos β ) α1.α3.γw.Hmax
= ½ ( 1 + cos 15˚ )x 0,955 x 0,873 x 1025 x 5
= 4173,98 kg / m2
Gaya gelombang dan momen :
Elevasi maksimum dimana tekanan gelombang bekerja diberikan oleh rumus: η* = 0,75 ( 1 + cos β ) Hmax = 0,75 ( 1 + cos 15˚ ) 5 = 7,38 dc* = min { η* , dc* } =min {7,38 >3,97}dc* = 3,97 η* > dc P4 = P1 1 − 𝑑 𝑐𝜂∗ = 8601,59 1 − 3,97 7,38 = 1841,53kg Gaya gelombang : P = ½ ( P1 + P3 )d + ½ (P1 + P4 ) dc*
= ½ ( 8601,59 + 7517,79 )x3,75+ ½ ( 8601,59+ 1841,53 ).3,97
= 61959,63 kg
Stabilitas groin terhadap tekanan air gelombang :
Momen = gaya x jarak
tekanan air pada bangunan Paktif = γw x h x ½h
= 1025 x 3,75 x 1 2 (3,75) =7207,03 kg/m Maka tiap panjang bangunan menerima tekanan air = 7207,03kg/m
Ma = Pa x (1/3 h) = 7207,03 x (1/3 x 3,75) = 9008,79 kg.m
Gaya angkat dan momennya : U = ½ Pu.B = ½ x 4173,98 x 10 = 20869,9 kg P4 = P6 = 0,5x 2,5 x 7,72 x 2600 = 28437,5 kg P5 = 5 x 7,72 x 2600 = 113750 kg Keterangan :
Tekanan maks pada elevasi muka air rencana = 8601,59kg/m2
Tekanan yang terjadi pada tanah dasar = 7518,88kg m2
Tekanan yang terjadi pada dinding bangunan didasar laut = 7517,79kg/m2
Gaya tahan akibat berat sendiri groin
( P4 = 28437,5kg/m3 , P5 = 113750 kg/m3 , P6 = 28437,5 kg/m3 )
Pu : Tekanan Up lift gelombang = 4173,98kg/m2
H : Tinggi Groin = 7,72 m
b : Lebar puncak Groin = 5,00 m B : Lebar efektif Groin = 10 m A : Titik Guling
Perhitungan Gaya ( P ) dan Momen ( M ) ke titik A No Gaya ( kg ) Lengan Momen (m) Momen (kg.m) 1 P = 61959,63 Lp = 3,86 239164,17 2 U = 20869,9 Lu = 6,67 139202,23 3 P4 = 28437,5 L4 = 8,33 236884,37 4 P5 = 113750 L5 = 5 568750 5 P6 = 28437,5 L6 = 0,83 47490,62
Untuk kontrol terhadap guling dipakai persamaan, dengan faktor keamanan SF = 1,5
FR = Ʃ 𝑀𝑉Ʃ 𝑀𝐻 ≥ SF
FR = 𝑀4 +𝑀5𝑀𝐻 +𝑀6−𝑀𝑢 ≥ 1,5
FR = 236884,37+568750+47490,62−139202,23
239164,17 ≥ 1,5
= 2,98 ≥ 1,5 ...aman terhadap guling. Untuk kontrol terhadap geser dipakai persamaan, dengan faktor keamanan SF = 1,5. FS = Ʃ 𝑃 𝑉Ʃ 𝑃 𝐻 ≥ 1,5 FS = 𝑃4+𝑃5+𝑃6−𝑃 𝑢 𝑃 𝐻 ≥ 1,5 FS = 28437,5+113750+28437,5−20869,9 61959,63 ≥ 1,5
Berarti bangunan pemecah gelombang yang direncanakan aman terhadap gaya guling dan gaya geser
Kesimpulan
Dari penulisan tugas akhir yang penulis buat ini maka dapat dipetikbeberapa kesimpulan diantaranya sebagai berikut :
Dari pengolahan dan analisa seluruh data untuk perencanaan groin di pantai Kuranji Hilir Kabupaten Padang Pariaman, penulis dapat memperoleh hasil sebagai berikut :
A. Kriteria gelombang
Tinggi gelombbang signifikan = 2,9354 m
Periode gelombang signifikan = 7,82 det
Panjang gelombang = 95,41 m
Tinggi gelombang ekivalen = 2,75 m
Tinggi gelombang pecah = 2,937 m
Kedalaman gelombang pecah = 3,75 m
Tinggi Run up gelombang = 2,75 m
Kecepatan arus sepanjang pantai = 1,035 m / dt
Kelandaian Pantai = 0,05
B. Dimensi groin
Lokasi = Pantai Kuranji Hilir Kabupaten Padang Pariaman
Panjang groin = 45 m
Tinggi groin = 7,72 m
Lebar groin = 10.00 m
Lebar puncak groin = 5,00 m
Kelandaian groin = 1:2 (V:H)
Material = semua lapis memakai batu alam
Berat butir batu pelindung :
Struktur kepala = 2670,89 kg
Struktur lapis kedua = 153,67 kg Tebal lapis pelindung :
Struktur kepala = 2,32 m
Struktur lapis kedua = 1,64 m Lebar puncak bangunan :
Struktur kepala = 5,0 m
Struktur lapis kedua = 2,89 m Berat jenis batu alam = 2600 kg / m3 Berat jenis pasir = 2000 kg / m3
Pada perencanaan pemecah gelombang tipe goin ini, yang penulis rencanakan adalah non overtopping yaitu tidak diizinkannya air melimpas keatasnya.
Saran
Dalam penulisan dan pengolahan data terhadap Tugas Akhir ini, yang dimulai dari perumusan masalah, pengumpulan data, dan selanjutnya pemecahan masalah. Penulis dapat menyarankan beberapa hal diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan data karakteristk gelombang yang lebih akurat demi ketetapan sebuah rencana harus dilakukan penelitian terjun
kelapangan untuk pengukuran gelombang yang terjadi dengan peralatan yang lebih baik, serta pengamatan pasang surut agar didapat data yang pas.
2. Grafik-grafik yang digunakan dalam perhitungan pengolahan analisa data harus diamati dengan tingkat ketelitian yang tinggi supaya mendapatkan data yang pas karena digrafik tersebut jarak antara garis yang satu dengan yang lainnya jaraknya sangat dekat.
3. Dalam perencanaan bangunan pengaman pantai ini penulis mengambil bahan material batu alam, untuk perencanaan selanjutnya bisa dikembangkan dengan menggunakan material dari beton.
Daftar Pustaka
Triatmodjo, Bambang. Perencanaan Bangunan Pantai. Beta Offset, Yogyakarta, 2011.
Triamodjo, Bambang, Teknik Pantai, Beta Offset, Yokyakarta,2008.
US ARMI Corp, Shore Protection Manual, Departement of The Armi, US ARMI Engineers, Washington DC, 1984.
Utama, Lusi. Dasar-Dasar Teknik Pantai. Universitas Bung Hatta, Padang, 2001.
Yuwono, Nur. Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pantai. Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Unuversitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1992.