• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB X ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN BANGLI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB X ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN BANGLI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

X - 1 BAB X

ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN BANGLI X.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan kabupaten/kota.

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah kabupaten/kota. PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1) Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”. Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya sebagai salah Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah

Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masing masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.

(2)

X - 2

Sumber: PP 41/2007

Gambar 10.1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota

3

4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014

Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dan

aparaturnya. Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan

telah ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan

penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan pengembangan

manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya peningkatan akuntabilitas kinerja.

5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025

Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan

Bupati/ Walikota Sekretaris Daerah DPRD Dinas Lembaga/ Badan

(3)

X - 3

Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah. Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan, dan

Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mendukung tercapainya good

governance, maka perlu dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :315

1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;

2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi: penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;

3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi: restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik, kepagawaian dan diklat;

4. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan e-government;

5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu berdasarkan kompetensi;

6. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);

7. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);

8. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada Kab/Kota.

(4)

X - 4

Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umum dapat dilihat pada gambar 10.2 berikut ini.

Sumber: Road Map Reformasi Birokrasi

Gambar 12.2 Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 Cipta Karya

6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksikan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masingmasing. Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu diperhatikan dalam

(5)

X - 5

pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum

Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggung jawab kelembagaan yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM. Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupun kabupaten/kota.

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.

318

9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.

10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman

Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam rangka

penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata,

(6)

X - 6

dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan. Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk mengeluarkan peraturan-peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan

kelembagaan.

X.2 Kondisi Kelembagaan

Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Bangli dapat dilihat dalam struktur organisasi, sebagaimana tersebut dalam Perda Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bangli, Perda Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kabupaten Bangli, meliputi:

a. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga; b. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan;

c. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi; d. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; e. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;

f. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata; g. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum;

h. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah; i. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan;

j. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Peternakan dan Perikanan Darat; k. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perhutanan; l. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tata Kota; dan

m. Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah/Pasedahan Agung.

dan Perda Nomor 11 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bangli Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bangli, meliputi :

a. Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal;

b. Organisasi dan Tata Kerja Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat; c. Organisasi dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup;

d. Organisasi dan Tata Kerja Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa; e. Organisasi dan Tata Kerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana; f. Organisasi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Daerah;

g. Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat;

h. Organisasi dan Tata Kerja Kantor Ketahanan Pangan;

i. Organisasi dan Tata Kerja Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi; j. Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja;

(7)

X - 7 k. Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perizinan; dan

l. Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah. X.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Struktur Organisasi Bappeda dan Penanaman Modal Kabupaten Bangli

KEPALA BAPPEDA DAN PM

SEKRETARIS

SuBag Umum SuBag Keuangan

Bidang

Ekonomi dan Sosial Budaya

SubBid Perhubungan, Pariwisata dan Pengairan

SubBid Tata Ruang dan Sumber Daya Alam

SubBid Kebudayaan dan Kesejahteraan Sosial

Bidang Statistik dan Penelitian Bidang

Penanaman Modal

SubBid Pertanian, Industri

dan Dunia Usaha

SubBid Kebijakan Penanaman Modal JAFUNG SuBag Kepegawaian Bidang Fisik dan Prasarana

SubBid Pelaksanaan Kebijakan Penanaman Modal SubBid Data, Pengendalian dan Evaluasi SubBid Penelitian dan Pengembangan UPT

(8)

X - 8 Struktur Organisasi Dinas Pekerjan Umum

Kabupaten Bangli

Struktur Dinas Tata Kota

KEPALA DINAS JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN KEPEGA-WAIAN BIDANG PENGAIRAN U P T SUB BAGIAN KEUANG-AN BIDANG

BINA MARGA CIPTA KARYA BIDANG SARANA & BIDANG PRASARANA SEKSI PENGEMB. & PEMEL. WILAYAH IRIGASI SEKSI TATA GUNA AIR

& IRIGASI

SEKSI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR SEKSI PERUMAHAN & PERMUKIMAN SEKSI PERKOTAAN & PERDESAAAN SEKSI PERIJINAN SEKSI PEMB. & PENINGK. JALAN DAN JEMBATAN SEKSI REHABILITASI & PEMELIHARAAN JALAN & JEMBATAN SEKSI BINA TEKNIS (BINTEK) SEKSI SURVEY, LAB. &

PENGUKURAN SEKSI PEMADAM KEBAKARAN SEKSI PEMEL. SARANA & PRASARANA

(9)

X - 9 Kabupaten Bangli

X.2.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja. Secara internal, Cipta Karyakeorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuaidengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah. Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan

(10)

X - 10

di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah

Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta StandarOperasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.

Tabel Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya No. Instansi Peran Instansi

dalam Pembangunan Bidang CK Unit / Bagian yang Menangani Pembangunan Bidang CK (1) (2) (3) (4)

1. Bappeda dan Penanaman

Modal

Perencana Bidang Fisik dan

Prasarana Wilayah

2. Dinas PU Perencana dan

teknis

Bidang Cipta

Karya

3. Dinas Tata Kota Perencana dan

teknis

Bidang

Persampahan

4. Badan Lingkungan Hidup Perencana dan

teknis

X.2.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yang dapat dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai komposisi pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya. Kondisi Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Bangli terkait Bidang Cipta Karya adalah terdiri dari susunan organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Bappeda Kabupaten Bangli, terdiri dari

1). Kepala Badan;

(11)

X - 11

- Sub Bidang Umum

- Sub Bagian Keuangan

- Sub Bagian Kepegawaian

3). Bidang Fisik dan Prasarana, didukung oleh 2 (dua) sub bidang yaitu:

- Sub Bidang Perhubungan, Pariwisata dan Pengairan

- Sub Bidang Tata Ruang dan Sumber Daya Alam

4). Bidang Ekonomi dan Sosial, didukung oleh 2 (dua) sub bidang yaitu:

- Sub Bidang Kebudayaan dan Kesejahteraan Sosial - Sub Bidang Pertanian, Industri dan Dunia Usaha

5). Bidang Penanaman Modal, didukung oleh 2 (dua) sub bidang yaitu:

- Sub Bidang Kebijakan Penanaman Modal

- Sub Bidang Pelaksanaan Kebijakan Penanaman Modal

6). Bidang Statistik dan Penelitian, didukung oleh 2 (dua) sub bidang yaitu:

- Sub Bidang Data, Pengendalian dan Evaluasi

- Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bangli

Sebagai ujung tombak pelaksanaan fisik sarana dan prasarana, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bangli terbagi habis dalam bidang dan seksi serta unit pelaksanaan teknis. Susunan organisasi Satuan Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bangli terdiri dari :

1). Kepala Dinas

2). Sekretariat, didukung oleh 3 (tiga) sub bagian yaitu :

- Sub Bagian Umum - Sub Bagian Kepegwaian - Sub Bagian Keuangan

3). Bidang Bina Marga, didukung oleh 3 (tiga) seksi yaitu :

- Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan & Jembatan - Seksi Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jalan & Jembatan - Seksi Bina Teknis

4). Bidang Cipta Karya, didukung oleh 3 (tiga) seksi yaitu :

- Seksi Perumahan dan Permukiman - Seksi Perkotaan dan Perdesaan - Seksi Perijinan

(12)

X - 12

- Seksi Pengembangan dan Pemeliharaan Wilayah Irigasi - Seksi Tata Guna Air dan Irigasi

- Seksi Pengelolaan Sumber Daya Air

6). Bidang Sarana dan Prasarana, didukung oleh 3 (tiga) seksi yaitu :

- Seksi Survey, Laboratorium dan Pengukuran - Seksi Pemadam Kebakaran

- Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

7). Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Perbengkelan

Dinas Tata Kota Kabupaten Bangli

Dalam hal ini keberadaan Dinas Tata Kota berperan dalam pelaksanaan sektor PLP. Adapun Struktur Dinas Tata Kota Kabupaten Bangli dapat dijelaskan sebagai berikut:

1). Kepala Dinas

2). Sekretaris, didukung oleh 3 (tiga) sub bagian: Sub Bagian Umum

Sub Bagian Keuangan Sub Bagian Kepegawaian

3). Bidang Tata Ruang, disukung oleh 3 (tiga) seksi:

 Seksi Perencanaan dan Pengembangan Tata Ruang

 Seksi Pemberdayaan dan Pemanfaatan Tata Ruang

 Seksi Pengawasan dan Pengendalian Tata Ruang

4). Bidang Kebersihan dan Pertamanan, didukung oleh 3 (tiga) seksi:

 Seksi Kebersihan

 Seksi Pertamanan

 Seksi Pembibitan dan Pemeliharaan Taman

5). Bidang Sarana dan Prasarana Pembinaan, didukung oleh 3 (tiga) seksi:

 Seksi Pengelolaan Sarana dan Prasarana

 Seksi Pembinaan

 Seksi Penerangan Jalan Umum

6). Unit Pelayanan Terpadu Dinas (UPTD)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut:

X.2.4 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja

(13)

X - 13

organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Analisis deskriptif dapat mengacu pada pertanyaan di bawah ini:

1. Apakah struktur organisasi perangkat kerja daerah sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku?

2. Apakah tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya sudah sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing instansi?

3. Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi struktur organisasi? 4. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam organisasi perangkat kerja

daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?

X.2.5 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Dalam proses analisis ini beberapa pertanyaan kunci yang perlu mendapat jawaban adalah sebagai berikut:

1.Apakah Perda penetapan Organisasi Pemerintah Daerah telah menguraikan tupoksi masing-masing dinas/unit kerja yang ada?

2.Bagaimana mekanisme hubungan kerja didalam dan antar instansi terkait bidang cipta karya yang terjadi selama ini?

3.Apakah keorganisasian bidang cipta karya yang ada sudah mengikuti ketentuan dalam PP 41 tahun 2007? Juga perlu dicermati apakah semua sektor bidang cipta karya yaitu bidang air minum, pengembangan permukiman, penyehatan lingkungan permukiman, dan penataan bangunan dan lingkungan sudah tercantum dalam keorganisasian yang dibentuk?

4.Apa saja permasalahan yang ditemui dalam ketatalaksanaan perangkat kerja daerah yang terkait dengan bidang Cipta Karya?

5.Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi ketatalaksanaan perangkat kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?

X.2.6 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Dalam proses analisis SDM, beberapa pertanyaan kunci yang dapat dijawab adalah sebagai berikut :

1. Apakah SDM yang tersedia sudah memenuhi kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam perangkat daerah, khususnya di bidang Cipta Karya?

2. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam manajemen SDM perangkat kerja daerah yang terkait dengan bidang cipta karya?

(14)

X - 14

3. Apa saja faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas SDM organisasi, khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?

X.2.7 Analisis SWOT Kelembagaan

Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT. Berdasarkan penjabaran dari kondisi eksisting kelembagaan, serta pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam analisis kelembagaan, maka diperlukan melakukan analisis SWOT kelembagaan bidang CK di yang meliputi aspek organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T). Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan. Perumusan strategi bidang kelembagaan berdasarkan Analisis SWOT diharapkan dapat menjadi acuan dalam rencana pengembangan kelembagaan.

X.2.8 Rencana Pengembangan Kelembagaan

Bagian ini menguraikan rencana dan usulan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya. Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT sebelumnya, maka dapat dirumuskan tiga kelompok strategi meliputi strategi pengembangan organisasi, strategi pengembangan tata laksana, dan strategi pengembangan sumber daya manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencana pengembangan kelembagaan di daerah.

X.2.9 Rencana Pengembangan Keorganisasian

Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan mengacu pada analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi yang akan tercipta dari penataan struktur organisasi dan tupoksinya.Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan

(15)

X - 15

evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional di lingkungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan beban kerja dalam rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi di masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya.

X.2.10 Rencana Pengembangan Tata Laksana

Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada analisis SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan evaluasi tata laksana, pengembangan standar dan operasi prosedur, serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansi

X.2.11 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan mengacu pada analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi. Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai melalui pelatihan.

Gambar

Gambar 12.2 Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010- 2010-2014 Cipta Karya
Tabel Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya  No.  Instansi  Peran Instansi

Referensi

Dokumen terkait

signifikan pendekatan saintifik melalui model Discovery Learning dengan permainan. terhadap hasil belajar Matematika siswa

Sebagai kelanjutan proses pelelangan, kami mengundang saudara untuk Pembuktian Kualifikasi dengan ketentuan sebagai berikut :.. Saudara dianjurkan untuk menunjukkan dokumen

Dengan ini kami beritahukan bahwa perusahaan Saudara telah lulus Evaluasi Administrasi, Teknik, Harga dan Kualifikasi untuk Paket tersebut di atas.. Sebagai kelanjutan proses

Satar Mese Barat maka dengan ini kami mengundang saudara/I untuk melakukan Pembuktian Kualifikasi terhadap Dokumen Penawaran saudara yang akan dilaksanakan pada :. Adapun

If you´re seeking distinctive lodging with personalized service, a bed and breakfast inn may be your best solution.. There are some important considerations you need to be aware

Dengan ini kami beritahukan bahwa perusahaan Saudara telah lulus Evaluasi Administrasi, Teknik, Harga dan Kualifikasi untuk Paket tersebut di atas.. Sebagai kelanjutan proses

Pada hari ini, Rabu tanggal Tujuh belas bulan Oktober Tahun dua ribu dua belas, Pokja Pengadaan Barang ULP Pemerintah Kabupaten Mandailing Nata, sesuai dengan SK Nomor

From a small private wedding to a birthday celebration or family get-together, the often idyllic locations occupied by boutique hotels provide the perfect backdrop for a