• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN

PENYAJIAN

(2)

MATERI :

2

KDPPLKS

PSAK 101 : PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PSAK 102 : MURABAHAH

PSAK 103 : SALAM

PSAK 104 : ISTISHNA

PSAK 105 : MUDHARABAH

PSAK 106 : MUSYARAKAH

PSAK 107 : IJARAH

PSAK 108 : TAKAFUL

PSAK 109 : ZAKAT

PSAK 110 : SUKUK

(3)

Tujuan Kerangka Dasar

3

• Membantu penyusunan standar

Untuk Penyusun Standar AK.Syar

• Pedoman menyusun LK Syariah

• Problem solving masalah ak.syar yang belum ada standarnya

Akuntan Syariah

• Memberikan pendapat apakah LK sudah sesuai dengan PASBU

Auditor

• Menafsirkan informasi dalam LK Syariah

(4)

4 Stakeholders LK Syariah Investor Pemilik dana qardh Pemilik dana investasi mudharabah Pemilik dana titipan Pembayar dan penerima ZISWAF Pengawas syariah Karyawan Pemasok dan mitra usaha lainnya Pelanggan Pemerintah Dunia akademik Masyarakat

(5)

Asas Transaksi Syariah

5 Asas Transaksi Syariah Persaudaraan (ukhuwah) Ta’aruf, Tafahum, Ta’awun, Takaful. Tahaluf Keadilan (‘adalah)

Bebas riba, gharar, maysir, dzalim, haram Kemaslahatan (maslahah) Pemenuhan Maqashid al-shariah Keseimbangan

(6)

Karakteristik Transaksi Syariah

6

Transaksi hanya dilakukan

berdasarkan prinsip

saling

paham dan saling

ridha

Prinsip kebebasan bertransaksi

diakui sepanjang

objeknya

halal dan baik

(thayib)

(7)

Karakteristik Transaksi Syariah

7

 Semua aktifitas bisnis terkait dengan

barang dan jasa yang diharamkan Allah

 Riba  Penipuan  Perjudian  Gharar  Penimbunan Barang/Ihtikar  Monopoli

 Rekayasa Permintaan (Bai’ An najsy)  Suap (Risywah)

 Penjual Bersyarat (Ta’alluq)

 Pembelian kembali Penjual (Bai’ al inah)  Mencegat (Talaqqi al-Rukban )

(8)

Konsep Akad

Kontrak Pertukaran

Penyerahan Tunda

Al-Bai’

Perniagaan

Kontrak Bagi Hasil

Uqud Al-Istiraq

Kontrak Jual Beli Barang vs Uang

Salam

Kontrak Jual Beli Jasa vs Uang

Istishna Bai’ Bitsaman Ajil

Al-Murabahah

Jual Beli Tunai

Al-Musawamah

Pembayaran Tunda

Bai’ Muajjal

Jual Beli Tunda

Al-Shirkah Kemitraan Umum Shirkah Al-Milk Kepemilikan Bersama Shirkah Al-Aqd Usaha Bersama Shirkah Al-Amwal Kemitraan Modal Shirkah Al-A’mal Kemitraan Jasa Shirkah Al-Muwafadhah Modal Setara Shirkah Al-Wujuh

Kemitraan Nama Baik Keharusan Pilihan Al-Mudharabah Ijarah, Ujr Wakalah, Kafalah, Hiwalah, Rahn Wadiah Shirkah Al-Inan Modal tdk Setara Al-Musharakah Sharf

Kontrak Jual Beli Uang vs Uang

TIJARAH TABARRU’

Qardh

(9)

Acuan Akuntansi LKS

9

 Peraturan Bank Indonesia  SAK

 KDPPLKS  PSAK Syariah

 KDPPLK dan PSAK Lainnya (sepanjang tak bertentangan dengan prinsip syariah

tidak )

 Accounting, Auditing and Governance Standards for Islamic

Financial Institutions—AAOIFI

 IAS dan SFAS sepanjang tak bertentangan dengan prinsip syariah  Peraturan perundang-undangan yang relevan

 Prinsip akuntansi berlaku umum lainnya yang tak bertentangan

(10)

Tujuan Laporan Keuangan

10

Pengambilan putusan investasi dan pembiayaan

Menilai prospek arus kas

Memberikan informasi atas sumber daya ekonomi

Memberikan informasi kepatuhan LKS terhadap

prinsip syariah

Memberikan informasi mengenai

zakat

(11)

Asumsi Dasar Laporan Keuangan Syariah

11

Dasar Akrual

kecuali untuk perhitungan bagi hasil

Kelangsungan Usaha

(12)

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

12Dapat dipahamiRelevan  Materialitas,  Keandalan  Penyajian jujur

 Substansi mengungguli bentuk  Netralitas

 Pertimbangan sehat  Kelengkapan

(13)

LAPORAN KEUANGAN

SYARIAH

(14)

Laporan Keuangan LKS

14

• Neraca

• Laporan Laba Rugi dan

Penghasilan Komprehsnsif Lain • Laporan Perubahan Ekuitas

• Laporan Arus Kas

Laporan Sumber dan

Penggunaan Dana ZIS

Laporan Sumber dan

Penggunaan Dana Qardh

LKS: Investor Manajer Inv. LKS: Pengemban Fungsi Sosial

Catatan atas Laporan Keuangan

Informasi Komparatif Periode Sebelumnya

(15)

Laporan Keuangan LKS

15

Catatan atas Laporan Keuangan

Informasi Komparatif Periode Sebelumnya Minimum:

- 2 Laporan Keuangan Lengkap dan Cat Keu Terkait Informasi Tambahan:

hanya mengungkapkan terkait diluar yang minimun, Terutama karena retrospektif, dan reklasifikasi berdampak

Material  jika tidak praktis dapat diungkapkan

(16)

NERACA LKS

per 31 Des 200x

ASET

KEWAJIBAN

DANA SYIRKAH

TEMPORER

EKUITAS

16

(17)

Laporan Laba Rugi

17

PENDAPATAN OPERASI UTAMA

20XB 20XA

• Pendapatan dari Jual Beli • Pendapatan dari Sewa

• Pendapatan dari Bagi Hasil

• Pendapatan Operasi Utama Lainnya

XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX XXX TOTAL XXX XXX

HAK PIHAK KETIGA ATAS BAGI HASIL DST (XXX) (XXX) PENDAPATAN OPERASI LAINNYA XXX XXX BEBAN OPERASI LAINNYA (XXX) (XXX) PENDAPATAN NON OPERASI XXX XXX BEBAN NON OPERASI (XXX) (XXX)

ZAKAT (XXX) (XXX)

(18)

Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat

18

(19)

Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan

19

(20)

MURABAHAH

(21)

Definisi Murabahah

Menurut PSAK No. 102 par 5.

Akad jual-beli barang

Harga jual: biaya perolehan + keuntungan

(22)

ILLUSTRASI

(23)

Murabahah

Berdasarkan pesanan

-

terikat: pembeli tidak dapat membatalkan

pesanan

-

tidak terikat

(24)

Pengakuan Pendapatan / Margin

Dilakukan saat barang diserahkan ke pembeli jika:

-

tunai

-

cicilan tidak lebih dari 1 tahun

Ditangguhkan menunggu sampai cicilan dibayarkan.

Bagi Penjual:

- Proporsional

(25)

Contoh Kasus

25

Bank melakukan transaksi Murabahah dengan

nasabah

atas

aset

Murabahah

seharga

Rp10.000.000

dan

marjin

keuntungan

yang

disepakati sebesar Rp2.000.000. Pendapatan dan

beban Bank yang terkait langsung dengan

penyaluran pembiayaan Murabahah masing-masing

sebesar Rp120.000 dan Rp50.000 Pembayaran

angsuran oleh nasabah dilakukan selama 12

periode yang besarnya sama yaitu: Rp1.000.000

setiap periode.

(26)

Proporsional

(27)

Anuitas

(28)

Jurnal

28

Kegiatan Metode Proporsional Metode Anuitas

Saat Transaksi Murabahah

dilaksanakan

Piutang Murabahah 12.000.000 Aset Murabahah 10.000.000 Margin Murabahah Tangguh 2.000.000 Kas 120.000

Pendapatan Lain ditangguhkan 120.000 Beban Lain ditangguhkan 50.000

Kas 50.000

Piutang Murabahah 12.000.000

Aset Murabahah 10.000.000 MarginMurabahah Tangguh2.000.000 Kas 120.000

Piutang Murahbah-Pendapatan Lain 120.000 Piutang Murabahah – Beban Lain 50.000

Kas 50.000 Saat Pembayaran 1 Kas 1.000.000

Piutang Murabahah 1.000.000 Margin Murabahah Tangguh 166.666,67 Pendapatan Margin 166.666,67 Pendapatan Lain ditangguhkan 10.000 Pendapatan Lain 10.000 Beban Lain 4.166, 67 Beban Lain ditangguhkan 4.166,67

Kas 1.000.000

Piutang Murabahah 1.000.000 Margin Murabahah Tangguh 292.285,41 Piutang Murabahah 9.663,21 Pendapatan Margin 301.918,62

(29)

SALAM

(30)

Pengertian Salam

Secara bahasa:

“As salaf” yang berarti pendahuluan karena pemesan barang menyerahkan uangnya di muka.

Secara terminologi:

Para fuqaha menamainya al mahawi’ij (barang-barang mendesak) karena ia sejenis jual beli yang dilakukan mendesak walaupun barang yang diperjualbelikan tidak ada ditempat. Dilihat dari sisi pembeli ia sangat membutuhkan barang tersebut di kemudian hari sementara si penjual sangat membutuhkan uang tersebut.

(31)

Perbandingan Murabahah, Salam, Istishna

(32)

ISTISHNA

(33)

Pengertian Istishna’

akad jual beli dalam bentuk pemesanan

pembuatan barang tertentu dengan kriteria

dan persyaratan tertentu yang disepakati

antara pemesan (pembeli/mustashni’) dan

penjual (pembuat, shani’).

Shani’ akan menyiapkan barang yang dipesan

sesuai

dengan

spesifikasi

yang

telah

disepakati dimana ia dapat menyiapkan

sendiri atau melalui pihak lain (istishna’

parallel).

(34)

Karakteristik

Akad Istishna’

barang pesanan harus memenuhi kriteria:

a. memerlukan proses pembu atan setelah akad disepakati;

b. sesuai dengan spesifikasi pemesan (customized), bukan produk massal; dan

c. harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi jenis, spesifikasi teknis, kualitas, dan kuantitasnya.

(35)

Jenis Akad Istishna’

 Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk

pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashni) dan penjual (pembuat, shani’).

 Istishna’ Paralel adalah suatu bentuk akad istishna’’

antara penjual dan pemesan, dimana untuk memenuhi kewajibannya kepada pemesan, penjual melakukan akad istishna’ dengan pihak lain (sub kontraktor) yang dapat memenuhi aset yang dipesan pembeli. Syaratnya akad istishna’ pertama tidak bergantung pada istishna’ kedua. Selain itu penjual tidak boleh mengakui adanya keuntungan selama konstruksi.

(36)

AKUNTANSI ISTISHNA

36

Metode Akad Selesai (Completed Contract

Methods)

Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of

(37)

MUSYARAKAH

(38)

Definisi

38

Secara bahasa: syirkah “ﻙﺭﺷ”

Berarti: serikat/partnership

Secara istilah

Akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberi kontribusi dana dan kerja dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana.

(39)

Skema Akad Musyarakah

39

Keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan, kerugian dibagi berdasarkan kontribusi modal

(40)

Metode Distribusi Bagi Hasil

40

Fatwa No. 15/DSN-MUI/IX/2000:

LKS boleh menerapkan profit sharing atau net revenue

sharing

 Dilihat dari segi kemaslahatan (al-ashlah), saat ini,

pembagian hasil usaha sebaiknya digunakan prinsip Bagi Hasil (Net Revenue Sharing).

 Penetapan prinsip pembagian hasil usaha yang dipilih harus

(41)

Contoh Perhitungan Pembagian Keuntungan

41

Penjualan

100

Harga pokok penjualan 65

Laba Kotor

35

Beban

25

Laba/rugi bersih

10

Net Revenue Sharing/Bagi Hasil Uraian MetodeProfit Sharing/Bagi laba

(42)

Jenis Musyarakah

• Kontribusi dana setiap mitra tetap hingga akhir akad

Musyarakah

Permanen

• Dana salah satu mitra

dialihkan secara bertahap sehingga diakhir akad mitra lain menjadi pemilik penuh usaha musyarakah

Musyarakah

Menurun

(43)

MUDHARABAH

(44)

Definisi Mudharabah

44

 Secara bahasa:

dharaba yang berarti bepergian untuk berusaha  Secara istilah

Akad kerjasama usaha antara pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib) untuk melakukan kegiatan usaha,

dimana laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut kesepakatan kedua belah pihak;

sedangkan bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh pemilik dana kecuali disebabkan oleh kelalaian pengelola dana

(45)

Definisi Mudharabah

(46)

Mudharabah pada Bank Syariah

(47)

Jenis Mudharabah

47

• Mudharabah bebas

• Mudharib dibebaskan mengelola modal mudharabah

Mudharabah

Mutlaqah

• Mudharabah terikat

• Mudharib diberi batasan2 dalam mengelola modal mudharabah

Mudharabah

Mudqayyadah

• Pengelola dana turut menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama investasi.

Mudharabah

Musytarakah

(48)

IJARAH

(49)

Definisi Ijarah

49

 Secara bahasa:

al Ajru yang berarti al ‘Iwadhu : (ganti/kompensasi)  Secara istilah

akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri

(50)

Definisi Ijarah

(51)

Jenis Ijarah

51

• Ijarah biasa

• Ada Pemilik Aset dan Penyewa • Ada Ujrah

Ijarah

• Ijarah dengan Wa’ad bahwa akan ada Penyerahan pada waktu Tertentu • Ada Pemilik dan Penyewa

• Ada Ujrah

Ijarah

Muntahiyah Bit

Tamlik

• Transaksi Jual diikuti dengan Ijarah • Kedua Transaksi dilakukan Terpisah • Ada Pemilik Aset dan Penyewa • Ada Ujrah

(52)

Perlakuan Setelah Ijarah

52

Hibah

Sebelum Masa

Penjualan

Sewa Berakhir

Penjualan

Setelah Masa

Sewa Berakhir

Penjualan

Bertahap

(53)

TAKAFUL

(54)

asuransi yang bertumpu pada konsep tolong

menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan

(wa ta'awanu alal birri wat taqwa) dan

perlindungan (at-ta'min), menjadikan semua

peserta sebagai keluarga besar yang saling

menanggung satu sama lain. Sistem ini diatur

dengan meniadakan tiga unsur yang masih

dipertanyakan, yaitu ketidakpastian (gharar),

judi (maisir) dan riba.

(55)

– Premi Merupakan Dana Peserta

– Investasi Dana Peserta Milik Dana Peserta

– Klaim Menjadi Beban Dana Peserta

– Cadangan premi merupakan total dana milik

peserta baik berupa dana-dana investasi

maupun dana-dana tabarru (dana-dana resiko)

serta surplus yang merupakan milik peserta.

(56)
(57)

Akad-2 Dalam Asuransi Syariah

 Tabarru’

 adalah akad yang dilakukan dalam bentuk hibah dengan tujuan

kebajikan dan tolong menolong antar peserta, bukan untuk tujuan komersial

 Wakalah bil ujrah

 adalah pemberian kuasa dari peserta kepada perusahaan asuransi

untuk mengelola dana peserta dan/atau melakukan kegiatan lain dengan imbalan pemberian ujrah/fee (administrasi, pengelolaan

dana, pembayaran klaim, underwriting, pengelolaan portofolio risiko, pemasaran, investasi).

 Mudharabah Musytarakah

(58)

Perbandingan Jenis LK Asuransi Jiwa

Syariah dan Konvensional

Asuransi Jiwa Konvensional Asuransi Jiwa Syariah

1. Laporan Posisi Keuangan 2. Laporan Laba Rugi

3. Laporan Arus Kas

4. Laporan Perubahan Ekuitas 5. Catatan atas Laporan

Keuangan

1. Laporan Posisi Keuangan 2. Laporan Laba Rugi

3. Laporan Arus Kas

4. Laporan Perubahan Ekuitas 5. Catatan atas Laporan

Keuangan

6. Laporan Perubahan Dana Tabarru’

7. Laporan Surplus dan Defisit underwriting

8. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Infak, Shadaqah

9. Laporan Perubahan Dana Kebajikan + Perubahan PSAK 101 (2014)

(59)

SUKUK

(60)

Efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang

bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu

(tidak terpisahkan atau tidak terbagi) atas:

aset berwujud ttt (a’yan maujudat)

nilai manfaat atas aset berwujud ttt (manaful a’yan)

jasa (al khadamat)

aset proyek ttt (maujudat masyru’ mu’ayyan)

kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath

ististmarin khashah)

Sukuk

60

(61)

4. Pengembalian modal saat jatuh tempo

1. Membiayai kegiatan usaha 2. Pendapatan Emiten Pendapatan Pendapatan Emiten Investor

Emiten menerbitkan Sukuk Mudharabah, dan Investor menyerahkan dana sukuk Muhdarabah Proyek yang dibiaya i Sukuk Kegiata n lain Kegiatan

3. Distribusi pendapatan untuk Investor dan Emiten

Skema

Sukuk Mudharabah

61

(62)

Pihak ketiga (Penyewa) Emiten mewakili

Investor (Pemberi Sewa)

4. Pembayaran sewa 3. Menyewakan kepada pihak ketiga

5.Cicilan + sisa Fee Ijarah

2.Wakalah 1.Pengalihan manfaat obyek ijarah Obyek Ijarah

Emiten sebagai Pemilik Obyek Ijarah

(Penerbit)

Ijarah, Emiten menerbitkan Sukuk Ijarah, dan Investor menyerahkan dana sukuk ijarah

Investor

Skema

Sukuk Ijarah

62

(63)

Perdagangan Sukuk Mudharabah

di Pasar Sekunder

 Seluruh dana hasil Penawaran Umum Sukuk

telah diterima oleh Emiten; dan

 Dana yang diterima sudah mulai digunakan

sesuai dengan tujuan penerbitan Sukuk.

Syarat:

(64)

Akuntansi Penerbit

64

Pengakuan dan Pengukuran

 Sukuk ijarah diakui pada saat entitas menjadi pihak yang terikat dengan ketentuan penerbitan sukuk

 Sukuk ijarah diakui sebesar nilai nominal, disesuaikan

dengan premium atau diskonto dan biaya transaksi terkait dengan penerbitannya

 Setelah pengakuan awal, jika jumlah tercatat berbeda

dengan nilai nominal maka perbedaan tersebut diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu sukuk ijarah

(65)

Akuntansi Penerbit

65

Pengakuan dan Pengukuran

 Sukuk mudharabah diakui pada saat entitas menjadi pihak yang terikat dengan ketentuan penerbitan sukuk

mudharabah

 Sukuk mudharabah diakui sebesar nilai nominal.  Biaya transaksi diakui secara terpisah dari sukuk

mudharabah

 Biaya transaksi diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu sukuk mudharabah

 Bagi hasil yang menjadi hak investor sukuk mudharabah diakui sebagai pengurang pendapatan, bukan sebagai beban

(66)

Akuntansi Penerbit

66

Penyajian

Sukuk ijarah disajikan sebagai liabilitas

Sukuk mudharabah disajikan sebagai dana syirkah

temporer

Untuk bukan entitas syariah, sukuk mudharabah

disajikan dalam liabilitas yang terpisah dari liabilitas

lain dan dalam urutan paling akhir dalam liabilitas

Biaya transaksi penerbitan sukuk mudharabah disajikan

(67)

Akuntansi Investor

67

 Sebelum pengakuan awal, entitas menentukan klasifikasi pada sukuk ijarah dan sukuk mudharabah sebagai diukur pada :

 1. diukur pada nilai wajar melalui laba rugi

 2. diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain

 3. diukur pada biaya perolehan di amortisasi

 Entitas akan mengmortisasi selisih biaya perolehan dan nilai yang diamortisasi selama periode sukuk dan garis lurus

 Entitas tidak dapat mengubah klasifikasi investasi kecuali terjadi perubahan tujuan model usaha.

(68)

Akuntansi Investor

68

Pengakuan dan Pengukuran

Investasi diklasifikasikan sbg biaya perolehan jika:

tujuan utama investasi utk memperoleh arus kas

kontraktual dan ada ketentuan tgl tertentu

pembayaran pokok dan bagi hasil

Investasi diklasifikasikan sbg nilai wajar melalui

penghasilan komprehensif jika: tujuan utama

investasi utk memperoleh arus kas kontraktual dan

penjualan sukuk, serta ada ketentuan tgl tertentu

pembayaran pokok dan bagi hasil

(69)

Akuntansi Investor

69

Pengakuan dan Pengukuran

 Entitas mengakui investasi pada sukuk ijarah dan sukuk mudharabah pada saat tanggal perdagangan atau penyelesaian transaksi dalam pasar yang lazim

 Pengakuan Awal: Entitas mengakui investasi pada sukuk ijarah dan sukuk mudharabah sebesar biaya perolehan

 Biaya perolehan sukuk ijarah dan sukuk mudharabah yang diukur pada biaya perolehan dan pada nilai wajar

melalui penghasilan komprehensif lain termasuk biaya transaksi

 Biaya perolehan sukuk ijarah dan sukuk mudharabah yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi tidak termasuk biaya transaksi

(70)

Akuntansi Investor

70

Setelah pengakuan awal

Untuk investasi pada sukuk yang diukur pada nilai

wajar, selisih antara nilai wajar dan jumlah

tercatat diakui dalam laba rugi.

Nilai wajar investasi ditentukan dengan mengacu

pada urutan sbb:

o

Kuotasi harga di pasar aktif, atau

(71)

Akuntansi Investor

71

 Untuk investasi pada sukuk yang diukur pada biaya perolehan

dan melalui penghasilan komprehensif lain, jika terdapat indikasi penurunan nilai, maka entitas mengukur jumlah terpulihkannya

 Jika jumlah terpulihkan lebih kecil daripada jumlah tercatat,

maka entitas mengakui rugi penurunan nilai

 Jumlah terpulihkan merupakan jumlah yang akan diperoleh

dari pengembalian pokok tanpa memperhitungkan nilai kininya

(72)

Akuntansi Investor

72

Penyajian

Pendapatan investasi dan beban amortisasi disajikan secara neto dalam laba rugi

Pengungkapan

Entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini:

 Klasifikasi berdasarkan jumlah investasi  Tujuan model usaha yang digunakan

 Jumlah investasi yang direklasifikasikan, jika ada dan

penyebabnya.

(73)

73

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kaitan dengan hasil-hasil penelitian yang relevan di atas, maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian tentang penerapan metode pem- belajaran Kooperatif Model TAPPS dan

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 60 sopir perokok yang mengkonsumsi minuman beralkohol didapatkan 80% mengalami disfungsi ereksi dengan derajat disfungsi paling

mengajar, melaksanakan kegiatan remedial kepada peserta didik yang lemah dalam menerima materi pelajaran, melaksanakan tugas tambahan sebagai guru piket, dan kegiatan yang

Jadi Metode Pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik

Permasalahan tersebut tentunya menjadi sebuah tantangan bagi Pijak Bumi untuk memasarkan produk mereka kepada konsumen yang tidak memiliki pengetahuan mengenai produk

Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkah, rahmat, taufik serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehinga penuli

a) Memimpin cabang di wilayah kedudukannya dan bertindak untuk dan atas nama direksi baik di dalam maupun di luar pengadilan dalam hubungannya dengan pihak lain atau pihak

Pengukuran suhu akan dilakukan secara manual dengan menggunakan sensor LM35, sedangkan pengukuran panjang badan bayi akan dibuat secara otomatis dengan menggunakan