• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PERMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PERMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV PERMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

4.1 Permodelan Elemen Struktur

Di dalam tugas akhir ini permodelan struktur dilakukan dalam 2 model yaitu model untuk pengecekan kondisi eksisting di lapangan dan model yang telah ditambahkan beban gempa. Selain itu dimodelkan juga model struktur pada saat masa konstruksi, yaitu tepatnya pada saat baru berdiri satu lengkungan struktur. Kondisi tersebut dinilai rawan terhadap beban luar, sehingga harus dicek mengenai kekuatannya.

Berikut ini adalah gambar permodelan struktur utama :

(2)

Gambar 4. 2 Detail untuk 1 Trafe (lengkungan atap)

Secara umum, struktur dimodelkan sebagai moment frame dan plane truss. Hampir secara keseluruhan, struktur dimodelkan sebagai moment frame, seperti di TR1, TR2, TR3, dan TR4. Pada moment frame, penampang mengalami gaya-gaya dalam yang meliputi aksial, geser, dan lentur. Elemen struktur yang dimodelkan sebagai plane truss adalah bracing dari TR5 dan TR6, serta joint/hubungan antara TR5 dan TR6 ke TR1, TR2, dan TR3. Selain itu hubungan antara TR1, TR2, dan TR3 ke TR4 pun dimodelkan sebagai plane truss. Pada plane truss, gaya-gaya dalam yang bekerja diasumsikan hanya gaya aksial saja.

Di dalam SAP, plane truss dimodelkan dengan cara release momen pada batang-batang yang berfungsi sebagai plane truss. Berikut adalah gambar permodelan tersebut :

(3)

Gambar 4. 3 Permodelan Space Truss

Seperti sudah disebutkan sebelumnya, dilakukan juga permodelan struktur pada saat masa konstruksi, yaitu pada saat baru kolom TR4 yang berdiri. Saat tersebut struktur masih dalam kondisi plane frame yang rawan terhadap beban lateral pada arah tegak lurus bidang. Beban yang direncanakan dalam permodelan ini adalah beban gravity sebesar 0,02 Dead Load (38785,64 x 0,02 = 775,7128).

(4)

Berikut ini adalah gambar permodelan tersebut :

Gambar 4. 4 Permodelan Masa Konstruksi

4.2 Material

Pipa Baja dan Baja Profil

Baja yang digunakan pada semua elemen struktur adalah baja ST 37 dengan spesifikasi sebagai berikut :

Tegangan Leleh ( fy ) = 240 Mpa Tegangan Ultimate ( fu ) = 370 Mpa Modulus Young = 200000 Mpa

Berat = 78.5 KN/m3

(5)

4.3 Pembebanan

Perencanaan pembebanan dimaksudkan untuk memberikan pedoman dalam menentukan beban-beban yang bekerja pada bangunan. Secara umum, beban direncanakan sesuai Pedoman Perencanaan untuk Rumah dan Gedung (SKBI-1.3.53.1987) sebagai berikut:

1. Beban Mati (Dead Load) termasuk Beban Mati Tambahan (Super Impose Dead Load) (D)

2. Beban Hidup Atap (L) 3. Beban Hujan (H) 4. Beban Angin (W) 5. Beban Gempa (E)

Seluruh beban tersebut di atas diperhitungkan dengan faktor perbesaran dan kombinasi sebagai berikut: 1,4D 1,2D + 1,6 L + 0,5 (La atau H) 1,2D + 1,6 (La atau H) ) + (γ L L atau 0,8W) 1,2D + 1,3 W + γ L L + 0,5 (La atau H) 1,2D ± 1,0E + γ L L 0,9D ± (1,3W atau 1,0E)

Dengan masing-masing beban gempa (E) merupakan kombinasi gaya gempa arah acuan dan 0.3 gaya gempa arah tegak lurusnya.

4.3.1 Beban Mati a. Berat Sendiri

Semua elemen struktur atap untuk dalam perencanaan ini menggunakan material struktur baja.. Contoh beban mati yang dimodelkan dalam permodelan ini adalah berat sendiri TR7. Struktur ini dimodelkan secara manual, dengan pertimbangan agar mempermudah analisis struktur .

b. Beban Mati Tambahan (SIDL)

Yang dimaksud beban mati tambahan (SIDL) tersebut adalah berat semua material non-struktural yang digunakan pada gedung seperti finishing lantai (setebal 50 mm) dan beban mekanikal elektrikal. Besarnya beban mati tambahan adalah sebagai berikut:

(6)

1. Untuk TR1, TR2, TR3,TR5,TR6, dan TR7

a. Gording : 5.11 kg/m2

b. Atap metal zinc aluminium 0.65mm : 6.94 kg/m2 c. Plafond/ceiling zinc aluminium 0.4mm : 4.72 kg/m2 d. Rangka penggantung plafond+lampu : 5 kg/m2 e. Isolasi atap rockwool 80 kg/m2,t = 100 mm : 8 kg/m2 TOTAL : 30 kg/m2 2. Pada komponen TR4

Selain beban yang ditransfer oleh TR7, pada TR4 juga bekerja beban-beban berikut:

a. Atap skylight kaca 10mm laminated+rangka atap skylight : 28 kg/m2 b. Ducting ME, rangka penggantung+lampu : 75 kg/m Beban-beban tersebut ditransfer sedemikian rupa ke dalam struktur dengan menggunakan prinsip tributary area. Untuk beban yang ditransfer ke TR5 dan TR6, beban ditransfer terlebih dahulu ke TR7. Besarnya area yang berkontribusi diambil nilai maksimum yaitu sebesar 6 x 7,16 m atau sekitar 43 m2. Selanjutnya beban tersebut ditransfer ke TR5 dan TR6 berupa beban titik yang merupakan reaksi perletakan dari TR7.

Maka besarnya beban mati tambahan yang bekerja pada struktur TR5 dan TR6 adalah :

F = 30 x 6 x 7,167 = 1288,08 kg.

Sedangkan besarnya beban yang bekerja pada TR4 adalah setengah dari beban yang bekerja pada TR5 dan TR6. Hal ini diambil dengan asumsi area yang berkontribusi pada TR4 adalah setengah dari area yang berkontribusi pada TR5 dan TR6.

Maka besarnya beban mati tambahan yang bekerja pada struktur TR4 yang berasal dari TR6 dan TR7 adalah : 1288,08 644,04 2 F = = kg.

Untuk beban yang ditransfer pada TR1, TR2, dan TR3, besarnya area yang berkontribusi diambil nilai maksimum yaitu sebesar 5,7 x 3,2 m atau sekitar 18,24 m2.

(7)

Maka besarnya beban mati tambahan yang bekerja pada struktur TR1, TR2, dan TR3 adalah : F = 30 x 5,7 x 3,2 = 547,2 kg.

Berikut ini adalah gambar permodelan pembebanan SIDL dalam struktur :

Gambar 4. 5 Beban SIDL

4.3.2 Beban Hidup

Beban hidup merupakan beban yang bekerja pada bangunan selama bangunan tersebut berdiri. Pada tugas akhir ini, hanya dimodelkan struktur atapnya saja maka nilai beban hidup yang ditentukan adalah beban hidup sementara akibat berat pekerja yaitu sebesar 100 kg yang diletakkan hanya di beberapa tempat saja.

Berikut ini adalah gambar permodelan pembebanan beban hidup sementara dalam struktur :

(8)

Gambar 4. 6 Beban Hidup Sementara

4.3.3 Beban Hujan

Pada atap bekerja beban hujan sebesar 20 kg/m2. Seperti halnya, beban mati tambahan yang ditransfer berdasarkan besarnya tributary area, beban hujan pun demikian. Maka dengan luas area yang berkontribusi sebesar 6 x 7,16 m atau sekitar 43 m2, besarnya beban hujan yang bekerja pada TR7 adalah :

F = 30 x 6 x 7,167 = 860,04 kg.

Sedangkan beban hujan yang bekerja pada komponen TR4 adalah beban hujan setinggi 20 cm yaitu 30 kg/m.

Seperti halnya pada TR5 dan TR6, beban hujan yang bekerja pada TR1, TR2, dan TR3 pun dihitung berdasarkan tributary area.

Besarnya area yang berkontribusi adalah sebesar 5,7 x 3,2 m atau sekitar 18,24 m2. Maka besarnya beban hujan yang bekerja pada struktur TR1, TR2, dan TR3 adalah : F = 20 x 5,7 x 3,2 = 364,8 kg.

(9)

Berikut ini adalah gambar permodelan pembebanan beban hujan dalam struktur :

Gambar 4. 7 Beban Hujan

4.3.4 Beban Angin

Berdasarkan PPIG 1987, beban angin didefinisikan sebagai tekanan angin yang menerpa struktur baik berupa gaya tekan ataupun gaya hisap. Umumnya beban angin baru diperhitungkan untuk struktur yang memiliki minimal 4 lantai atau memiliki tinggi bangunan minimal 16 m. Angin yang bergerak menabrak struktur dianggap bekerja sebagai tekanan positif pada sisi yang berhadapan langsung dengan arah angin dan tekanan negatif (isap) pada sisi belakangnya.

Tekanan tiup angin yang bekerja pada struktur untuk daerah normal sebesar 25 kg/m2 dan untuk daerah pantai diambil 40 kg/m2.Namun untuk kecepatan tertentu, nilai tekanan angin dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

2 16 V P= . . . (4. 1 ) Keterangan :

P adalah besarnya tekanan angin (kg/m2)

(10)

Data kecepatan angin di daerah rencana diasumsikan : 75-85 km/jam, sehingga diambil kecepatan rata-rata sebesar 80 km/jam. Jika dalam satuan m/s diperoleh nilai sebesar

1000

80 22

3600

V = x =

m/s

Maka besarnya tekanan angin yang bekerja pada struktur adalah : 2 22 30 16 P= ≈ kg/m2.

Dengan memperhitungkan tributary area maka beban angin berupa angin tiup dan angin hisap baik arah X ataupun arah Y dapat dihitung Seperti yang tercantum dalam tabel perhitungan 4.1 sampai 4.4 pada halaman selanjutnya

(11)

Tabel 4. 1 Perhitungan Angin Tiup Arah X

koefisien = 0.900 KOEF ATAP LENGKUNG sudut = 20.000

tekanan = 30.000 0.600 0.700 sin x = 1.000 asumsi max cos x = 1.000 asumsi max

Luas Besar Gaya Luas Besar Gaya

Atas 1.905 51.435 Atas 0.953 25.718 Tengah 6.477 174.879 Tengah 3.239 87.440 Bawah 4.572 123.444 Bawah 2.286 61.722

Luas = 7.000 m2 Luas = 6.000 m2 joint BAWAH = 126.000 kg joint BAWAH = 108.000 kg

arah x (+) = 126.000 63.000 arah x (+) = 108.000 54.000 arah y (-) = 126.000 63.000 arah y (-) = 108.000 54.000 joint TENGAH = 147.000 kg joint TENGAH = 126.000 kg

arah x (+) = 147.000 73.500 arah x (+) = 126.000 63.000 arah y (-) = 147.000 73.500 arah y (-) = 126.000 63.000 joint ATAS = 73.500 kg joint ATAS = 63.000 kg

arah x (+) = 73.500 36.750 arah x (+) = 63.000 31.500 arah y (-) = 73.500 36.750 arah y (-) = 63.000 31.500

luas = 18.780 luas = 7.780 luas = 4.500 bawah 169.020 bawah 70.020 bawah 40.500 arah x (+) = 169.020 arah x (+) = 70.020 arah x (+) = 40.500 arah y (-) = 169.020 arah y (-) = 70.020 arah y (-) = 40.500 tengah 197.190 tengah 81.690 tengah 47.250 arah x (+) = 197.190 arah x (+) = 81.690 arah x (+) = 47.250 arah y (-) = 197.190 arah y (-) = 81.690 arah y (-) = 47.250 atas 197.190 atas 81.690 atas 47.250 arah x (+) = 197.190 arah x (+) = 81.690 arah x (+) = 47.250 arah y (-) = 197.190 arah y (-) = 81.690 arah y (-) = 47.250

TR 3

TR 1

TR2

TR4

TR 6

Angin Tiup Arah X

TR 5

PINGGIR

TENGAH

(12)

Tabel 4. 2 Perhitungan Angin Hisap Arah X

koefisien = 0.400 KOEF ATAP LENGKUNG sudut = 20.000

tekanan = 30.000 0.5 0.2 sin x = 1.000 asumsi max

cos x = 1.000 asumsi max

Luas Besar Gaya Luas Besar Gaya

Atas 1.905 22.860 Atas 0.953 11.430

Tengah 6.477 77.724 Tengah 3.239 38.862

Bawah 4.572 54.864 Bawah 2.286 27.432

Luas = 7.000 m2 Luas = 6.000 m2

joint BAWAH = 105.000 kg joint BAWAH = 90.000 kg

arah x (+) = 105.000 52.500 arah x (+) = 90.000 45.000

arah y (+) = 105.000 52.500 arah y (+) = 90.000 45.000

joint TENGAH = 42.000 kg joint TENGAH = 36.000 kg

arah x (+) = 42.000 21.000 arah x (+) = 36.000 18.000

arah y (+) = 42.000 21.000 arah y (+) = 36.000 18.000

joint ATAS = 21.000 kg joint ATAS = 18.000 kg

arah x (+) = 21.000 10.500 arah x (+) = 18.000 9.000

arah y (+) = 21.000 10.500 arah y (+) = 18.000 9.000

luas = 18.780 luas = 7.780 luas = 4.500

bawah 140.850 bawah 58.350 bawah 33.750

arah x (+) = 140.850 arah x (+) = 58.350 arah x (+) = 33.750

arah y (+) = 140.850 arah y (+) = 58.350 arah y (+) = 33.750

tengah 56.340 tengah 23.340 tengah 13.500

arah x (+) = 56.340 arah x (+) = 23.340 arah x (+) = 13.500

arah y (+) = 56.340 arah y (+) = 23.340 arah y (+) = 13.500

atas 56.340 atas 23.340 atas 13.500

arah x (+) = 56.340 arah x (+) = 23.340 arah x (+) = 13.500

arah y (+) = 56.340 arah y (+) = 23.340 arah y (+) = 13.500

Angin Hisap Arah X

TENGAH

TR 1

TR2

TR 3

PINGGIR

TR4

(13)

Tabel 4. 3 Perhitungan Angin Tiup Arah Y koefisien = 0.9 tekanan = 30 ATAS 30 ATAS 30 atas 0.5 3.299 1.25 2.061875 55.67 atas 0.5 3.011 1.25 1.881875 50.81 pojok 1.0309375 27.84 pojok 0.9409375 25.41 TENGAH TENGAH 30 30 1 0.5 3.299 1.835 3.0268325 83.79 1 0.5 3.011 1.496 2.252228 62.69 2 0.5 3.299 3.282 5.413659 148.23 2 0.5 3.011 2.335 3.5153425 96.80 3 0.5 3.299 4.366 7.201717 196.51 3 0.5 3.011 2.605 3.9218275 107.77 4 0.5 3.299 5.121 8.4470895 230.13 pojok 1.126114 32.29 5 0.5 3.299 5.566 9.181117 249.95 6 0.5 3.299 5.717 9.4301915 256.68 pojok 1.51341625 42.92 BAWAH BAWAH 30 30 1 0.5 3.299 1.835 3.0268325 81.72 1 0.5 3.011 1.496 2.252228 60.81 2 0.5 3.299 3.282 5.413659 146.17 2 0.5 3.011 2.335 3.5153425 94.91 3 0.5 3.299 4.366 7.201717 194.45 3 0.5 3.011 2.605 3.9218275 105.89 4 0.5 3.299 5.121 8.4470895 228.07 5 0.5 3.299 5.566 9.181117 247.89 6 0.5 3.299 5.717 9.4301915 254.62

Angin Tiup Arah Y

(14)

Tabel 4. 4 Perhitungan Angin Hisap Arah Y koefisien = 0.4 tekanan = 30 ATAS 30 ATAS 30 atas 0.5 3.299 1.25 2.061875 24.74 atas 0.5 3.011 1.25 1.881875 22.58 pojok 1.0309375 12.37 pojok 0.9409375 11.29 TENGAH TENGAH 30 30 1 0.5 3.299 1.835 3.0268325 38.38 1 0.5 3.011 1.496 2.252228 28.91 2 0.5 3.299 3.282 5.413659 67.03 2 0.5 3.011 2.335 3.5153425 44.07 3 0.5 3.299 4.366 7.201717 88.48 3 0.5 3.011 2.605 3.9218275 48.94 4 0.5 3.299 5.121 8.4470895 103.43 pojok 1.126114 15.40 5 0.5 3.299 5.566 9.181117 112.24 6 0.5 3.299 5.717 9.4301915 115.22 pojok 1.51341625 20.22 BAWAH BAWAH 30 30 1 0.5 3.299 1.835 3.0268325 36.32 1 0.5 3.011 1.496 2.252228 27.03 2 0.5 3.299 3.282 5.413659 64.96 2 0.5 3.011 2.335 3.5153425 42.18 3 0.5 3.299 4.366 7.201717 86.42 3 0.5 3.011 2.605 3.9218275 47.06 4 0.5 3.299 5.121 8.4470895 101.37 5 0.5 3.299 5.566 9.181117 110.17 6 0.5 3.299 5.717 9.4301915 113.16

Angin Hisap Arah Y

TR3

TR1

Berikut ini adalah gambar-gambar permodelan pembebanan beban angin tiup dan hisap baik dalam arah X maupun arah tegak lurusnya Y dalam struktur :

(15)

Gambar 4. 8 Angin tiup X

(16)

Gambar 4. 10 Angin tiup Y

(17)

4.3.5 Beban Gempa

Beban gempa terjadi akibat pergerakan tanah dasar ke arah horizontal atau vertikal secara tiba-tiba. Umumnya pergerakan arah horizontal memiliki guncangan yang lebih besar. Gerakan tanah yang diakibatkan oleh getaran gempa bumi meliputi percepatan, kecepatan, dan perpindahan. Ketiganya pada umumnya teramplifikasi sehingga menimbulkan gaya dan perpindahan yang dapat melebihi kapasitas yang dapat ditahan oleh struktur yang bersangkutan. Nilai maksimum besarnya gerakan tanah yaitu kecepatan tanah puncak, percepatan tanah puncak, dan perpindahan tanah puncak menjadi parameter-parameter utama dalam desain struktur tahan gempa.

Gaya geser dasar rencana total, V, pada suatu arah ditetapkan sebagai berikut :

. . . (4. 2 )

Gaya geser dasar rencana total, V, tidak perlu lebih besar daripada nilai berikut ini:

. . . (4. 3 )

Dimana :

V = Gaya geser dasar rencana total Vmaks = Gaya geser dasar rencana maksimum

R = Faktor modifikasi respon atau faktor reduksi beban gempa T = Waktu getar dasar struktur

Wt = Berat total struktur

I = Faktor kepentingan struktur Ca dan Cv = koefisien percepatan gempa

Nilai R diambil berdasarkan tabel faktor kepentingan dari SNI. Nilai R ini menyatakan jaminan terjadinya daktilitas struktur, apabila terjadi beban gempa yang besar. Pada perencanaan tugas akhir ini, dipilih nilai R sebesar 5,5 yaitu untuk Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah, dengan mempertimbangkan kemudahan dalam detailing struktur. Pada arah utama struktur, beban gempa dikenakan sebesar 100%. Sedangkan pada arah tegak lurusnya dikenakan gaya sebesar 30 %.

(18)

Di dalam mendesain beban gempa, harus mengacu pada SNI 1726 tentang rekayasa kegempaan, dimana nilai besarnya percepatan batuan dasar, nilainya harus diambil berdasarkan jenis tanah serta zonasi gempa yang telah ditetapkan.

Untuk melihat seberapa besar pengaruh beban gempa pada struktur yang direncanakan. Dipilih asumsi lokasi berada pada zona gempa 4 sebagaimana yang terlihat dalam peta zonasi gempa sebagai berikut :

Gambar 4. 12 Peta Zonasi Gempa

Sedangkan nilai percepatan di batuan dasar dapat diambil berdasarkan desain spektra berkut :

(19)

Gambar 4. 13 Desain Spectra untuk berbagai wilayah gempa

Dari data-data yang berasal dari SNI, asumsi yang diambil adalah jenis tanah lunak. Hal ini diambil karena, tanah ini yang akan memberikan efek maksimum beban gempa pada struktur. Setelah semua parameter diketahui, maka didefinisikan data-data tersebut di dalam program analisis struktur seperti yang ditampilkan dalam gambar berikut :

(20)

Gambar 4. 14 Function Response Spectra

4.4 Analisis Struktur

Analisis struktur dilakukan untuk menentukan nilai gaya-gaya dalam serta displacement yang bekerja pada struktur. Pada tugas akhir ini, analisis struktur dilakukan secara 3 dimensi, dimana ditinjau secara keseluruhan gaya-gaya dalam yang bekerja pada seluruh sumbu bahan penampang, yang meliputi gaya aksial berupa tarik atau tekan, gaya geser, momen terhadap sumbu kuat, serta momen terhadap sumbu lemah. Sementara itu, nilai

(21)

displacement diambil berdasarkan besarnya perpindahan yang terjadi terhadap keadaan awal struktur. Setelah seluruh beban yang direncanakan sudah diassign pada model, maka selanjutnya dilakukan analisis struktur untuk mengetahui gaya-gaya dalam yang timbul akibat pembebanan pada setiap elemen struktur. Pada proses ini ditampilkan data hasil kalkulasi setiap elemen struktur yang menghasilkan gaya dalam serta displacement yang terbesar. Di dalam perhitungan displacement ini, faktor beban yang digunakan sebesar satu.

4.4.1 Periode Struktur

Nilai periode atau waktu getar suatu struktur bangunan bergantung dari massa dan kekakuan. Semakin kaku suatu bangunan, maka semakin kecil waktu struktur untuk satu kali bergetar. Dari hasil perencanaan penampang, dapat ditentukan nilai periode struktur. Berikut ini adalah hasil analisis periode struktur :

Nilai periode struktur eksisting = 1,36235 second Nilai periode struktur redesign = 1,11236 second.

(22)

4.4.2 Model Eksisting

4.4.2.1 Gaya Dalam

Tabel 4. 5 Gaya Dalam Model Eksisting

NO Profil Kombinasi Nu Mux Muy VuMajor VuMinor

Batang Penampang Pembebanan N N‐mm N‐mm N N

1381 KOLOM‐TR4 1,2D+1,6H+0,8Wy 924181.05 843177276 38497134 261013.75 20020.72 28498 P1‐D8‐6 1,2D+1,6H+0,8Wy 38026.97 92749984 7878429.48 ‐41994 ‐2685.2 29948 P2‐D6‐6 1,2D+1,6H+0,8Wy 262507.18 6240327.78 2537238.45 ‐3443.49 1430.25 31299 siku60x60x6 1,2D+1,6H+0,8Wy 101496.29 0 0 47.97 ‐1217.86 27842 unp125x65x6x8 1,2D+1,6H+0,8Wy 24552.2 190235.95 659961.62 516.76 ‐7.92 29883 W1‐WF‐200X100X5.5X8 1,2D+1,6H+0,8Wy 84566.55 10700257 14970055.41 14191.55 ‐23128.06 1063 W2‐WF‐150X75X5X7 1,2D+1,6H+0,8Wy 37857.54 7297355.21 3482655.49 10031.55 5485.15 30618 W3‐H‐400X400X13X21 1,2D+1,6H+0,8Wy 459310.16 52151182.11 151823051.3 47141.13 52914.74 29656 W4‐WF‐300X150X6.5X9 1,2D+1,6H+0,8Wy 4278.92 1876534.35 68957538.4 ‐5912.46 ‐93233.69 28689 W5‐WF‐250X125X6X9 1,2D+1,6H+0,8Wy 4961.99 6119059.56 6667257.26 ‐8053.52 ‐8442.32 Keterangan:

Batang menahan aksial Tarik Batang Menahan Aksial Tekan

(23)

4.4.2.2 Lendutan

Tabel 4. 6 Lendutan Model Eksisting

BENTANG JOINT LABEL mm L mm U1 mm U2 mm U3 Radians R1 Radians R2 Radians R3

TR1 204 39514 -18,027 -25,915 -66,351 -0,00399 -0,00275 0,00104 TR2 499 28772 -34,879 -2,958 -66,850 -0,00192 -0,00366 -0,00019 TR3 735 21500 -16,748 25,257 -22,510 0,00383 -0,00207 -0,00047 TR4 917 30478 -48,391 6,201 -83.925 0,00276 0,01620 -0,00044 925 30478 -49,357 3,715 -78,263 0,00316 0,01620 0,00053 347 30478 -6,882 1,012 -80.236 0,00116 -0,00492 0,00019 356 30478 -10,637 3,697 -76.361 0,00028 -0,00334 -0,00037 TR5 1103 27921 -23,792 -3,553 -56,824 0,00096 0,01047 -0,00007 1216 27921 -16,976 0,011 -24,176 0,00006 -0,00141 -0,00048 1173 27921 -59,507 0,191 -57,196 0,00225 -0,03674 0,00100 1146 27921 -11,903 3,703 -76.361 0,00097 -0,00627 -0,00005 1132 27921 41,298 -3,757 -56,824 0,00160 0,03198 -0,00283 TR6 999 27921 -67,940 3,524 -49,034 0,00350 0,01946 0,00063 1201 27921 -19,253 0,094 -23,826 -0,00039 -0,00162 -0,00048 1050 27921 1,396 5,029 -76,251 0,00115 -0,00800 0,00056 968 27921 2,495 4,575 -53,344 0,00120 -0,02037 -0,00015 1062 27921 10,632 5,016 -0,156 0,00094 -0,00982 0,00052

(24)

4.4.3 Model Redesign

4.4.3.1 Gaya Dalam

Tabel 4. 7 Gaya Dalam Model Redesign

NO Profil Kombinasi Nu Mux Muy VuMajor VuMinor

Batang Penampang Pembebanan N N‐mm N‐mm N N

1381 KOLOM‐TR4 1,2D+1,6H+0,8Wy 1010991 672527743 30824691 244188 18483 30704 P1‐D8‐6 1,2D+1,6H+0,8Wx 23765 49024829 12350648 ‐33934 8002 30678 P1TR4‐D8‐10 1,2D+1,6H+0,8Wy 17782 84282134 16826789 ‐48019 ‐8118 27422 P1TR4‐D8‐12 1,2D+1,6H+0,8Wy 1162 103607148 4540563 58188 2058 29948 P2‐D6‐6 1,2D+1,6H+0,8Wy 252361 5826944 1401260 ‐3229 923 29913 P‐7‐10 1,2D+1,6H+0,8Wy 466667 34051936 9253985 ‐21632 6867 29602 P‐TR1‐2‐D8‐12 1,2D+1,6H+0,8Wy 6485 102871063 4839882 58434 2936 30471 siku60x60x6 1,2D+1,6H+0,5L 117688 0 0 0 19 14546 unp125x65x6x8 0.9D‐1.3Wx 13283 234134 19552 343 18 28790 W1‐WF200X150X8X10 1,2D+1,6H+0,8Wy 33858 1481960 23173035 1179 ‐35846 29657 W1‐WF250X250X9X14 1,2D+1,6H+0,8Wy 2071 606090 92600865 ‐7118 ‐117330 1063 W2‐WF‐150X75X5X7 1,2D+1,6H+0,8Wy 36889 6294287 3058403 8642 4818 30628 W3‐H‐400X400X13X21 1,2D+1,6H+0,8Wy 895196 238056857 10425751 ‐96600 672 689 W4‐WF‐300X150X6.5X9 1,2D+1,6H+0,8Wy 5540 8775355 22236834 ‐6864 ‐31487 28689 W5‐WF‐250X125X6X9 1,2D+1,6H+0,8Wy 3556 4682100 5308652 ‐6319 ‐6641 Keterangan:

Batang menahan aksial Tarik Batang Menahan Aksial Tekan

(25)

4.4.3.2 Lendutan

Tabel 4. 8 Lendutan Model Redesign

BENTANG JOINT LABEL L U1 U2 U3 R1 R2 R3

mm mm mm mm Radians Radians Radians

TR1 204 39514 -20,529 2,471 -70,363 0,00056 0,00790 -0,00032 TR2 499 28772 -21,425 0,534 -70,380 0,00186 0,00799 0,00077 TR3 735 21500 -6,092 0,231 -58,369 0,00128 -0,00222 -0,00039 TR4 917 30478 -6,031 1,267 -44,160 0,00391 -0,00195 0,00046 925 30478 -12,546 -14,299 -36,121 -0,00281 0,00033 -0,00046 347 30478 -20,623 -1,687 -36,017 -0,00196 0,00103 0,00007 356 30478 -12,917 21,330 -19,206 0,00277 0,00140 0,00062 TR5 1103 27921 -17,757 -0,411 -36,061 0,00031 0,00604 0,00013 1216 27921 -17,921 0,374 -45,075 0,00109 -0,00592 -0,00060 1173 27921 -71,469 0,022 -62,774 0,00162 -0,03085 0,00080 1146 27921 -19,909 6,248 -66,732 0,00000 0,00405 -0,00040 1132 27921 25,081 1,394 -48,592 0,00089 0,02941 -0,00228 TR6 999 27921 -38,824 3,957 -25,456 0,00188 0,00694 0,00037 1201 27921 -32,335 5,412 -43,394 0,00128 0,00613 0,00071 1050 27921 -21,445 7,697 -59,797 0,00108 0,00270 0,00033 968 27921 -11,640 4,224 -56,779 0,00040 -0,00551 -0,00085 1062 27921 -5,054 2,886 -32,277 0,00075 -0,00701 0,00026

Dari hasil redesign, nilai deformasi struktur menjadi lebih kecil. Karena penampang baru yang menggantikan penampang lama memiliki nilai inersia/ kekakuan yang lebih besar. Sehingga secara keseluruhan, struktur menjadi semakin kaku.

(26)

4.4.4 Model Masa Konstruksi

4.4.4.1 Gaya Dalam

Tabel 4. 9 Gaya Dalam Model Masa Konstruksi 1(hanya TR4)

Frame  Pu  Mu Major  Mu Minor  Vu Major  Vu Minor 

N  Nmm  Nmm  N  N 

1242  98574,24  171751559  35835667  27379,86  10622,62 

1231  99825,27  181033956  15838503  31250,28  11102,54 

1381  181957,71  252365679  18206636  40262,74  40262,74 

Tabel 4. 10 Gaya Dalam Model Masa Konstruksi 2 (2 buah TR4 dan TR3)

Frame  Pu  Mu Major  Mu Minor  Vu Major  Vu Minor 

N  Nmm  Nmm  N  N  1381  254870  97772485  4785537  21826  183  1231  156779  88531561  33253915  19066  15714  307  139079  105368618  32977229  24834  15452  313  157141  102164824  40842730  25089  15965  325  254847  98763959  2695554  22064  456  1242  138720  91917756  41227121  19291  15586 

Gambar

Gambar 4. 1 Model Lengkap
Gambar 4. 2 Detail untuk 1 Trafe (lengkungan atap)
Gambar 4. 3 Permodelan Space Truss
Gambar 4. 4  Permodelan Masa Konstruksi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saat ini kondisi di TK Muslimat NU 07 terdapat faktor penghambat guru dalam melaksanakan strategi pembelajaran BCM dalam membina akhlak anak usia dini penghambanya adalah

Model tersebut didasarkan pada gagasan bahwa manajemen risiko rantai pasokan yang proaktif harus berusaha untuk fokus pada tindakan preventif, yaitu mengurangi kemungkinan dari

personal merupakan materi yang sulit untuk diteliti, karena “proses - proses” pembelajaran secara alamiah akan berubah saat peserta didik memiliki. kemampuan yang

Dari semua dukungan bagi ibu menyusui dukungan sang ayah adalah dukungan yang paling berati bagi ibu. Ayah dapat berperan aktif dalam keberhasilan pemberian

Melalui kesemua langkah yang dilaksanakan dalam Model Pemikiran Refleksi ini diharapkan guru pelatih sains berjaya mempertingkatkan amalan refleksi pada tahap kritikal serta

Untuk melihat prospek kerjasama yang dapat menguntungkan bagi Indonesia digunakan Model MARKAL Dengan memanfaatkan CDM maka diharapkan negara berkembang, khususnya Indonesia

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) model yang menghasilkan prestasi belajar lebih baik, model pembelajaran kooperatif tipe TAI, GI, atau

The purpose of this research is for marketing strategy of analysis using swot analysis to describes how to batik Al-Warits Madura Bangkalan Profiles, using