• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi GIS untk Konservasi Harimau Sumatra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi GIS untk Konservasi Harimau Sumatra"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

29/12/2010

1

GIS DAN REMOTE SENSING UNTUK ANALISIS

KESESUAIAN HABITAT HARIMAU SUMATERA

(

Panthera tigris sumatrae

)

DI TN BUKIT TIGAPULUH DAN SEKITARNYA

Astri Meirani Mulyono Putri / E351080295

Komisi Pembimbing: Dr. Ir. Lilik Budi Prasetyo, M.Sc Dr. Ir. Abdul Haris Mustari, M.Sc

Panthera tigris (P.t.)

P.t. tigris (di Asia selatan) P.t. altaica (di timur laut Asia)

P.t. corbetti (di Indochina)

P.t. virgata (di Asia Barat*)

P.t. amoyensis (di pertengahan Cina bagian selatan)

P.t. sondaica (di Pulau Jawa*) P.t. balica (di Pulau Bali*) P.t. sumatrae (di Pulau Sumatera)

LATAR BELAKANG

Panthera tigris tigris

Panthera tigris altaica

Panthera tigris amoyensis

Panthera tigris corbetti

Panthera tigris sumatrae

terjadi penyusutan habitat harimau di dunia

sebesar 40 persen dibanding satu dekade

yang lalu

(Dinerstein

et al. 2006) TAMAN NASIONAL

BUKIT TIGAPULUH

TUJUAN

MANFAAT

Memberikan data spasial mengenai areal

yang sesuai bagi habitat harimau sumatera.

Sebagai bahan pertimbangan bagi pengelola

TNBT untuk menyusun skala prioritas dalam

pengelolaan kawasan.

1. Mengetahui kesesuaian habitat harimau sumatera

di kawasan TNBT melalui pemodelan spasial.

2. Menganalisa pengaruh perubahan lahan di dalam

dan sekitar kawasan TNBT terhadap habitat

harimau sumatera.

METODOLOGI

Lokasi dan Waktu Penelitian

(2)

29/12/2010

2

Alat dan Bahan

Alat : GPS, Kompas, Peta Lapangan, Kamera, Binocular, Alat tulis

Software (Microsoft Office Exel 2003, SPSS 16, ERDAS Imagine ver. 9.1, AcrView GIS ver. 3.3 dan ArcGIS ver. 9.3)

Bahan : Data presence harimau (Data Yayasan PKHS) Citra Landsat 5TM (tahun 2006, 2007, 2008 path 126, row 60-61)

Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Peta Kawasan TNBT

Data lapangan (tutupan lahan hutan-non hutan)

Analisis data

1. Penyusunan model regresi logistik

No. Variabel prediktor Perangkat lunak yang digunakan 1. Ketinggian (elv) ERDAS Imagine ver. 9.1

2. Kelerengan (slp) ERDAS Imagine ver. 9.1

3. Jarak dari sungai (js) ArcGIS ver. 9.3

4. Jarak dari jalan (jj) ArcGIS ver. 9.3 5. Jarak dari desa (jd) ArcGIS ver. 9.3

6. Tutupan vegetasi (ndvi) ERDAS Imagine ver. 9.1

P= 1 / [1 + exp^-(z)]

Dimana: z = 0 + 1X1 + 2X2 + … + kXk P adalah nilai peluang yang merepresentasikan

kesesuaian habitat harimau (0 –1)

Penyusunan model menggunakan 50% pasang data (presencedan pseudo-absence).

kelas kesesuaian : kesesuaian rendah, sedang dan tinggi

2. Penentuan kelas kesesuaian

c = (Xn –X1) / k

Dimana : c = perkiraan besar interval, k = banyaknya kelas, Xn = nilai observasi (data) terbesar, X1 = nilai observasi (data) terkecil

3. Kelayakan model

dilihat dari signifikansi penurunan nilai -2 Log Likelihood serta uji Hosmer and Lemeshow.

Model layak jika signifikansi penurunan nilai -2 Log Likelihood< 0,05

Uji Hosmer and Lemeshow(untuk melihat kecocokan variabel prediktor degan model yang dibangun) Model cocok (fit) jika signifikansi uji Hosmer and Lemeshow Test> 0,05

3. Validasi model

digunakan 50% pasang data (presencedan pseudo-absence) dari data awal yang telah dipisahkan sebelum membangun model.

Validitas model ditunjukkan oleh indek kappa, serta tingginya prosentase data titik presenceyang ditemui pada area yang sesuai

4. Analisis pengaruh perubahan lahan terhadap kesesuaian habitat harimau

ekstrapolasi model kesesuaian habitat harimau dilakukan secara spasial pada citra berurutan waktu (time series) tahun 2006, 2007 dan 2008 kemudian dianalisis secara deskriptif

Model Regresi Logistik Kesesuaian Habitat

)) * 655 , 14 ( ) * 003 , 0 ( ) ) 284 , 0 ( ) * 052 , 0 ( 198 , 9 (

1

1

ndvi js slp elv

e

P

Kelayakan model

Penurunan nilai -2 Log Likelihoodsebesar 107,810 dengan signifikansi 0,000 (< 0,05) model dikatakan layak

Uji Hosmer and Lemeshowmenunjukkan nilai 6,183 dengan signifikansi 0,627 (> 0,05) dikatakan model cocok dengan variabel prediktor yang digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Validasi model

Indek Kappa menunjukkan nilai sebesar 0,66 (model yang disusun memiliki tingkat kesesuaian kuat; model layak untuk dipergunakan)

Ektrapolasi titik presence untuk validasi ke dalam model spasial menghasilkan: kelas kesesuaian tinggi (P>0,666) 50 titik (94,34%); kelas kesesuaian sedang

(3)

29/12/2010

3

38,35% (198.351,99 ha)

10,48% (54.213,30 ha)

51,17% (264.619,71 ha)

Pengaruh perubahan lahan terhadap

kesesuaian habitat harimau di kawasan TNBT

dan sekitarnya

455248,80 ha 38,09% (173.422,44 ha) awan, 61,91% (281.826,36

ha) area ekstrapolasi

Kelas kesesuaian rendah 32,98%; kelas kesesuaian sedang 9,83%;

kelas kesesuaian tinggi 57,21%

Perubahan luas area pada kelas kesesuaian tinggi

195604,92

182236,32

161224,92 150000

160000 170000 180000 190000 200000

2006 2007 2008

tahun

l

ua

s

(

ha

)

17,58%

Pengaruh perubahan lahan terhadap

kesesuaian habitat harimau di kawasan TNBT

+ 144.223 ha 20,90% (43.126,72 ha) awan, 70,10% (101.096 ha)

area ekstrapolasi dalam kawasan TNBT

(4)

29/12/2010

4

Perubahan luas area pada kelas kesesuaian tinggi

98793

97192,8

94332,24 94000

96000 98000 100000

2006 2007 2008

tahun

l

ua

s

(

ha

)

4,52%

KESIMPULAN

1. Model regresi logistik kesesuaian habitat harimau sumatera adalah

)) * 655 , 14 ( ) * 003 , 0 ( ) ) 284 , 0 ( ) * 052 , 0 ( 198 , 9 (

1

1

ndvi js

slp elv

e

P

dengan variabel prediktor yang berpengaruh secara signifikan adalah ketinggian, kelerengan, jarak dari sungai dan NDVI. Kelas kesesuaian rendah terdapat pada P<0,333; kelas kesesuaian sedang 0,333<P<0,666; sedangkan kelas kesesuaian tinggi P>0,666

2. Meningkatnya penggunaan lahan yang terjadi di dalam dan sekitar kawasan TNBT memberikan pengaruh menurunnya luas area pada kelas kesesuaian tinggi bagi habitat harimau sebesar 17,58% dimana 4,52% merupakan area di dalam TNBT.

SARAN

1. Pemodelan ini dapat digunakan untuk mendeliniasi kawasan yang masih sesuai bagi habitat harimau 2. Perlunya ketegasan pengelola untuk menertipkan kegiatan peladang berpindah di dalam kawasan sehingga kerusakan habitat dapat ditekan seminimal mungkin, disamping perlunya peningkatan kerjasama dengan pemerintah daerah serta para pemegang konsesi kawasan di sekitar TNBT.

3. Pengembangan model dapat dilakukan dengan penelitian lanjutan yang dilengkapi pemodelan spasial untuk hewan mangsa serta pola penggunaan ruang harimau.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk molekul yang tidak bermuatan, difusi pasif merupakan proses entropi, dengan arah pergerakan molekul melintasi membran dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi

Mata kuliah ini mengkaji tentang berbagai macam perkembangan medium seni, dan melalui pemahaman prinsip medium mahasiswa akan dikenalkan dengan struktur unsur-unsur

Hasil pengamatan lapang menunjukkan bahwa ragam spesies vegetasi alam yang tumbuh di perkebunan jambu mente pada tanaman muda (umur 3- 8 tahun) dan tanaman berproduksi (umur

Al-Râzî tidak memiliki sistem filsafat yang teratur, tetapi melihat masa hidupnya, ia mesti dipandang sebagai pemikir yang tegar dan liberal di dalam Islam,

Produk yang akan dihasilkan dalam usaha ini adalah makanan ringan berupa dawet yang dibuat dengan memanfaatkan Jagung, yang digunakan untuk mengoptimalkan pemanfaatan Jagung..

Terdapat hubungan antara terpaan media pemberitaan kasus pelecehan seksual pada anak yang terjadi di Jakarta International School yang ditayangkan di televisi

3} TEMPAT DAN TANGGAlLAHIR : Wilayah Kab / Kota tempat serta tanggal. bulan dan tahun kelahiran peserta '---. lsi dengan angka sesuai dengan jenis kelamin 5) JUMLAH

• Dari 32 unit yang beroperasi dan dilakukan penjadwalan dengan ke-tiga metode penjadwalan, pada Unit Decommitment dan Modified Unit Decommitment dimungkinkan dilakukan