• Tidak ada hasil yang ditemukan

PKL Cermin Ketidakadilan Sektor Informal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PKL Cermin Ketidakadilan Sektor Informal"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

Friday, April 07, 2006

PKL, Cermin Ketidakadilan Sektor Informal

Melihat permasalahan PKL (pedagang kaki lima) yang kini mencuat di Kota Semarang, perlu dipikirkan kembali tentang hakikat dari PKL itu sendiri, karena PKL selama ini dianggap sebagai salah satu unsur yang membuat kota jadi kotor, semrawut dan penyebab kemacetan. Petugas Satuan Polisi Pamong Praja kembali melakukan penertiban PKL yang melanggar waktu berdagang (Kompas, 3/1/06). Yang lebih parah, pola usir gusur PKL dianggap terapi yang tepat hingga saat ini, dan dilakukan dengan alasan keberadaan PKL merusak wajah kota dan melanggar aturan. Penertiban yang dilakukan Pemerintah Kota berulang-ulang sejak diterbitkannya SK Walikota No.551.3/16 tanggal 20 Januari 2001 sampai sejauh ini belum memperlihatkan hasil yang optimal. SK ini berisi tentang pelarangan lokasi PKL di kota Semarang, yaitu bahu jalan, trotoar, diatas selokan, dan ditempat-tempat umum

Istilah “kaki lima” yang menyertai pedagang yang menggelar lapak di pusat keramaian, berasal dari bahasa Perancis trotoir (baca: trotoar), yang artinya tempat pejalan kaki, sudah tidak relevan lagi sebagaimana fungsinya. Dari mana sebenarnya asal-usul kata “kaki lima”? Belum ada jawaban dengan pasti. Ada yang memperkirakan, kaki lima itu ada hubungannya dengan dua kaki penjual, dua roda gerobaknya, dan kaki kelimanya adalah kaki kayu yang dipasang penjual kalau lagi mangkal, untuk memastikan beban gerobak tertopang seimbang, dan gerobaknya tidak lari. Atau pendapat lain berasal dari bagian depan perancangan rumah toko yang dulu lebar serambinya sekitar lima kaki, yang disediakan untuk pejalan kaki. Lajur ini kemudian dikenal sebagai kaki lima, dari lebarnya yang lima kaki itu.

Dimuat :

Referensi

Dokumen terkait

1, Sekaran-Gunungpati Semarang 50299 Lazuardy Akbar (Ketua DPMKM UNNES) No..

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI JAKET DAN TAS KULIT BERDASARKAN METODE ACTIVITY BASED COSTING.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penulisan ilmiah ini juga menjelaskan tentang rancangan pembuatan desain web dari pembuatan gambar sampai dengan mengubah gambar tersebut menjadi suatu halaman web. Dari

kelainan mental dalam arti lebih ( supernormal) dan kelainan mental dalam arti kurang (subnormal ). Kelainan mental dalam arti lebih atau anak unggul, menurut

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Iklim Kerja Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru SMPN di Kota Bandung .... KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Karena keterbatasan teknologi dalam suatu wilayah dapat menjadi penghambat majunya informasi dalam perekonomian bangsa, maka tulisan ilmiah ini ditujukan dan dipaparkan untuk

Indeks tuberkulin pada penelitian ini adalah 59 dari 150 pasien (40%), gambaran radiologis anak dengan uji Mantoux positif bervariasi, sedangkan gejala klinis dapat overlap

 Tanggal pengakuisisi secara hukum mengalihkan imbalan, memperoleh aset, dan mengambil-alih liabilitas pihak yang diakuisisi, yaitu tanggal penutupan.  Dapat terjadi sebelum