• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resmi Dilantik, 93 Bidan Baru Siap Mengabdi untuk Masyarakat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Resmi Dilantik, 93 Bidan Baru Siap Mengabdi untuk Masyarakat"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Resmi Dilantik, 93 Bidan Baru

Siap

Mengabdi

untuk

Masyarakat

UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga kembali

meluluskan para bidan baru. Sebanyak 93 bidan lulusan program studi Kebidanan FK UNAIR resmi dilantik dan diambil sumpahnya oleh Dekan FK UNAIR pada Selasa (27/9) di Aula FK.

Prosesi pelantikan dan pengambilan sumpah dihadiri oleh Dekan FK UNAIR Prof. Soetojo, dr., Sp.U, Wakil Rektor IV Junaidi Khotib, S.Si., Apt., M.Kes., Ph.D, Wakil Direktur Pelayanan Medik Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Dr. Joni Wahyuhadi, dr., Sp.BS., Direktur RS UNAIR Prof. Dr. Nasronudin, dr., Sp.PD., K-PTI, FINASIM, jajaran dekanat, dan koordinator prodi Kebidanan.

Dalam sambutannya, Joni menyampaikan dua hal yang diperhatikan oleh bidan. Pertama, standar profesi. Kedua, standar prosedur pelayanan. “Jangan melupakan RSUD Dr. Soetomo, bahkan kami membukan pintu selebar-lebarnya apabila ada yang ingin mengabdi di RSUD Dr. Soetomo,” ungkapnya disambut tepuk tangan hadirin.

Dalam sambutannya, Dekan FK UNAIR menyampaikan, bahwa keberadaan bidan di Indonesia masih minim. “Indonesia memiliki lebih dari 250 juta penduduk dengan separuhnya adalah wanita. Namun, untuk bidan sendiri masih minim bahkan ada beberapa daerah yang tidak memiliki bidan. Kemudian, bidan juga merupakan salah satu profesi yang termasuk dalam blueprint MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN),” ujarnya. “Dan, yang pasti lulusan UNAIR laris manis dan tidak ada yang nganggur,” imbuh Prof. Soetojo.

Dalam kesempatan tersebut, Warek IV UNAIR berpesan agar para bidan selalu siap bekerja dengan tenaga medis lainnya. “Saya

(2)

harap dengan adanya tenaga medis baru, masalah kesehatan masyarakat akan teratasi,”pangkas Junaidi.

Lutfiana Khusiani Utami, perwakilan bidan baru yang memberikan sambutan menyampaikan ucapan terima kasih kepada para pihak yang telah membantu pelaksanaan proses kependidikan. “Semoga bidan yang telah dilantik hari ini bisa memberikan sumbangsih kepada masyarakat karena bagi mereka kami adalah cahaya harapan terutama bagi ibu dan anak,” ungkap Lutfi.

Dengan dilantiknya para bidan baru ini, jumlah bidan yang telah diluluskan oleh FK UNAIR adalah 439 orang sejak tahun 2008. (*)

Penulis: Akhmad Janni Editor: Defrina Sukma S

Pelantikan Dokter Spesialis I

dan II Dihelat Bersama

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga (UNAIR) kembali melantik

lulusan program studi Pendidikan Dokter Spesialis I, dan Spesialis II periode ke-118, Rabu pagi (21/9). Sebanyak 66 lulusan itu terdiri dari 58 orang lulusan Spesialis I, dan 8 orang lulusan Spesialis II.

Acara yang dihelat di Aula Fakultas Kedokteran (FK) tersebut dihadiri oleh Wakil Rektor II Dr. Muhammad Madyan, S.E., M.Si., M.Fin, Dekan FK Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U (K), Direktur Rumah Sakit UNAIR Prof. Dr. Nasronudin, dr., Sp.PD-KPTI, dan perwakilan dari RSUD Dr. Soetomo dr. Tri Wahyu Martanto.

(3)

Jumlah lulusan spesialis FK UNAIR sejak tahun 2002 hingga September 2016 mencapai 2.760. Sedangkan dari lulusan spesialis satu yang dilantik, jumlah lulusan prodi Obstetri dan Ginekologi, serta Kardiologi dan Kedokteran Vaskular masing-masing sebanyak 7 orang. Keduanya merupakan yang terbanyak dibandingkan prodi yang lain.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Soetojo memberikan wejangan kepada lulusan spesialis, agar mampu mengabdi kepada negara dengan ikhlas. Pasalnya, banyak daerah-daerah tertinggal di Indonesia yang masih membutuhkan tenaga dokter.

“Di Papua sana, empat puskesmas, dokternya hanya satu. Jadi masih banyak daerah yang membutuhkan jasa dokter,” ucapnya. “Jangan hanya kumpul di kota-kota besar saja,” imbuh Prof. Soetojo.

Menambahkan pernyataan Prof. Soetojo, Wakil Rektor II mengingatkan kepada lulusan spesialis agar terus bersyukur dan menjalankan amanah dengan baik. Pasalnya, banyak calon mahasiswa yang mendaftarkan diri ke prodi pendidikan dokter spesialis UNAIR, namun tidak diterima.

“Buktikan bahwa Anda adalah lulusan kedokteran UNAIR dengan kinerja yang berkualitas, hal tersebut juga sebagai bentuk persiapan untuk menghadapi MEA,” ujarnya.

Jumlah meningkat

Terkait pelantikan tersebut, untuk pertama kalinya pelantikan Spesialis-I dan Spesialis-II dihelat secara bersama-sama. Ketua Komite Koordinasi Pendidikan Dr. Tarmono, dr., Sp.U(K) mengungkapkan, jumlah lulusan prodi jenjang Spesialis-II dari waktu ke waktu meningkat.

“Sekarang, program studi itu sudah banyak yang buka program spesialis dua. Maka dari itu, lulusan sekarang ini sudah banyak. Kalau dulu kan masih sedikit, masing-masing dilantik sendiri-sendiri. Sekarang program spesialis dua sudah

(4)

dikoordinir oleh universitas, jadi lebih teratur,” terangnya. Dokter Tarmono yakin, bahwa jumlah lulusan Spesialis-II akan terus meningkat. Pasalnya, tiap-tiap program studi akan berusaha untuk membuka program Spesialis-II. “Kalau ke depan jumlah lulusan memungkinkan, maka akan digabung (dengan Spesialis-I). Kalau bahkan lebih banyak lagi, bisa jadi dibikin acara pelantikan Spesialis-II sendiri,” pungkasnya. (*)

Penulis : Dilan Salsabila Editor : Defrina Sukma S

Dekan FK UNAIR Melantik dan

Menyumpah 169 Ahli Madya

Kesehatan

UNAIR NEWS – Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas

Airlangga Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U(K), melantik dan menyumpah 169 Ahli Madya Kesehatan, di Aula FK, Rabu (15/9) kemarin. Pelantikan dan penyumpahan lulusan Diploma-III dibawah naungan FK UNAIR ini, merupakan yang terakhir. Sehingga untuk agenda serupa yang akan datang akan dilaksanakan oleh Fakultas Vokasi, seiring dengan jenjang pendidikan vokasi (D-III) di UNAIR dikelola dalam satu manajemen dibawah Fakultas Vokasi bersama 17 prodi yang lain. Karena itu, pada acara ini selain dihadiri Wakil Rektor I UNAIR Prof. Joko Santoso, dr., Sp.PD-KGH., Ph.D., FINASIM, segenap pimpinan dan Dekanat, dan Guru Besar FK, juga dihadiri Dekan Fakultas Vokasi UNAIR H. Widi Hidayat, SE., M.Si., Ak., bersama wakil-wakil dekan FV yang lain. Selain itu juga

(5)

undangan dan orang tua wisudawan.

Sebanyak 169 lulusan D-III tersebut terdiri 50 Ahli Madya Kesehatan lulusan D-III Radiologi, 42 orang lulusan D-III Fisioterapi, dan masing-masing 38 orang lulusan dari D-III Analis Medis dan Battra (Pengobat Tradisional) UNAIR.

Dalam sambutannya, Dekan FK Prof. Soetojo berpesan hendaknya wisudawan sudi mengabdikan ilmu dan keterampilannya di daerah dan atau di luar Jawa, sehingga tidak hanya berfikir di kota. Dengan mau mengabdi di daerah dan Luar Jawa dipastikan tidak akan menganggur.

“Saya yakin kalian sudah diajarkan dan Anda sudah mempelajari semua keterampilan, sehingga menjadi lulusan terbaik Ahli Madya Kesehatan FK UNAIR. Ini penting sebagai modal percaya diri dalam bekerjasama dengan tenaga kesehatan yang lain untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada masyarakat,” kata Guru Besar Ilmu Urologi FK UNAIR ini.

Dekan FK berpesan hendaknya disyukuri menjadi lulusan UNAIR, sebab banyak sekali yang ingin masuk D3 UNAIR ini, tetapi banyak juga yang tidak diterima. Karena memang terbatas, dan sekarang yang diterima itu sudah berubah status menjadi lulusan (alumni), sehingga pantas untuk disyukuri.

Dikisahkan pula, Prodi D-III FK UNAIR itu diresmikan sejak 24 September 1984 sesuai SK Ditjen DIKTI No. 0117/DIKTI/Kep/1984 tentang Fakultas Non-Gelar Kesehatan (FNGK) Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Kata Prof. Soetojo, pada awalnya masih sedikit yang meminati dua prodi D-III yang ada, yaitu D-III Analis Medis dan Fisioterapi. Tetapi mulai tahun 2000 peminatnya mulai banyak dan lulusannya tersebar di banyak daerah di Indonesia ini.

Sedangkan Wakil Rektor I UNAIR prof. Djoko Santoso menjelaskan bahwa Ahli Madya Kesehatan itu punya peran strategis sebagai mitra para dokter. Untuk itu dipesankan untuk berkaryalah sepenuh keyakinan dengan ilmu dan ketrerampilan yang sudah

(6)

dipelajari secara professional.

”Saat berkarya itu jangan ragu untuk bermitra dengan tenaga kesehatan yang lain. Selain itu sumpah itu merupakan janji agung, sehingga jangan diingkari,” pesan Prof. Djoko Santoso, yang juga mentan Wakil Dekan II FK UNAIR itu.

Turut menjadi penyemangat para wisudawan adalah Wakil Direktur RSUD Dr. Soetomo, Endang Damayanti, dr., M.Kes., M.Hum. Ia berpesan untuk senantiasa mematuhi etika professi dan aturan pelayanan kesehatan, sehingga mampu memberikan pelayanan kesehatan yang prima.

”Lakukan dengan sebaik-baiknya kewenangan sesuai dengan keahlian saudara. Mengapa ini saya tekankan, karena banyak kasus-kasus yang terjadi diluar kewenangannya itu,” pesan dr. Endang Damayanti. (*)

Penulis: Bambang Bes

Kelulusan Ujian Kompetensi

Mahasiswa FK UNAIR Capai 98

Persen

UNAIR NEWS – Satu lagi prestasi akademik yang membanggakan

mencuat dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR). Dalam Uji Kompetensi Mahasiswa Profesi Pendidikan Dokter (UKMPPD) periode Mei 2016 yang lalu tingkat kelulusan mahasiswa FK UNAIR mencapai 98%. Untuk itu semua dari 136 dokter baru UNAIR tersebut dilantik oleh Dekan FK, Rabu (27/7) kemarin.

(7)

signifikan, melebihi universitas-universitas lain,” kata Dekan FK UNAIR Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U., ketika memberikan sambutan dalam pelaksanaan pelantikan di Aula FK UNAIR Jl. Prof. Dr. Moestopo Surabaya.

Hadir dalam pelantikan ini antara lain Wakil Rektor III UNAIR Prof. M. Amin Alamsyah, Ir., M.Si., Ph.D., Wakil Direktur RSUD Dr. Soetomo Dr. Bangun Trapsila Purwaka, Sp.OG (K)., M.Kes., Direktur RS UNAIR Prof. Dr. Nasronuddin, dr., Sp.PD-KPTI., para mantan Dekan FK dan para Wakil Dekan.

Seperti diketahui UKMPPD adalah ujian akhir yang harus dijalani oleh setiap mahasiswa Fakultas Kedokteran yang telah menyelesaikan seluruh materi dalam program pendidikan profesi dokter. Dalam UKMPPD ini terdapat dua komponen yang diujikan, yaitu Computer Based Test (CBT) berupa 200 soal dalam 200 menit, serta ujian Objective Structure Clinical Examination (OSCE) yang berupa soal dalam 12 station dan harus dikerjakan dalam waktu 15 menit per stationnya.

Seiring dengan naiknya secara signifikan prestasi kelulusan UKMPPD tersebut, pinta Dekan FK Prof. Soetojo, hendaknya prestasi ini bisa dipertahankan pada masa yang akan datang. Kepada para dokter baru diharapkan prestasi demikian juga mengiringi saat-saat menjalani internship sebagai proses pemantapan mutu profesi dokter untuk menerapkan penyelarasan kompetensi yang diperoleh selama pendidikan dengan praktik di lapangan.

“Dalam internship itulah Anda harus bekerjasama, berhubungan baik dengan sejawat, paramedis, karyawan, dan dengan manajemen. Selain itu juga jangan lupa untuk terus belajar dan berkonsultasi dengan senior, karena belajar itu tidak ada selesainya,” tandas Guru Besar Urologi FK UNAIR ini memberi nasihat.

Sedangkan Wakil Rektor III UNAIR Prof. M Amin Alamsyah yang membacakan sambutan Rektor UNAIR menyampaikan pesan, hendaknya

(8)

setelah dilantik ini dokter baru segera berkarya secara baik di masyarakat, sekaligus meningkatkan nama baik almamater. Sebagai insan berilmu, seorang dokjter hendaknya juga bisa mendatangkan kemanfaatan kepada orang lain.

“Tantangan akan selalu bertambah, itu pasti. Sehingga harus dihadapi dengan sikap yang bijak, aktif berkontribusi dalam meningkatkan pemecahan persoalan dalam upaya untuk mewujudkan masyarakat yang sehat. Untuk itu jangan pernah berhenti belajar karena masyarakat juga menanti perbaikan-perbaikan selanjutnya,” kata Prof. Moh Amin Alamsyah.

Wakil Direktur RSUD Dr. Soetomo Bangun, Trapsila Purwaka, dr., Sp.OG (K)., M.Kes., kepada para dokter baru itu juga berpesan untuk segera melaksanakan internship, segera menyelesaikannya, dan segera menjadi dokter yang sesungguhnya, karena dengan demikian akan segera juga untuk mengabdi kepada masyarakat untuk membangun wahana kesehatan seperti yang kita harapkan. Dari berbagai wejangan itulah, maka dr. Moh Edwin Prasetyo, mewakili rekan sejawatnya yang siang itu dilantik, menyatakan terima kasih atas semula pembelajaran dan nasihat-nasihat bagus yang telah disampaikan.

“Kami akan senantiasa memegang teguh kode etik dokter ini sampai di akhir hayat, karena dibalik ini terdapat tanggungjawab besar sebagai seorang dokter. Untuk itu juga tetap memohon doa dan dukungannya untuk kelak menjadi dokter yang baikd an ideal,” kata Edwin dalam sambutannya.

Disampaikan Edwin, mereka menyadari bahwa kedokteran adalah ilmu yang selalu berkembang. Untuk itu pihaknya juga sadar bahwa dituntut untuk terus belajar meng-update ilmu yang pada akhirnya untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat. (*)

(9)

FKG UNAIR Berikan Banyak

Kontribusi terhadap Kesehatan

Gigi di Indonesia

UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas

Airlangga kembali meluluskan para dokter gigi dan dokter gigi spesialis baru ke tengah-tengah masyarakat. Dekan FKG Dr. R. Darmawan Setijanto, drg., M.Kes, didampingi Wakil Dekan I, II, dan III menyerahkan ijazah kepada setiap dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang baru dilantik.

Pelantikan dan pengambilan sumpah dilaksanakan di Graha BIK IPTEK-DOK, Fakultas Kedokteran UNAIR, pada Selasa (26/7). Pelantikan juga dihadiri oleh Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut Prof. Coen, dekanat, serta kerabat.

Dokter gigi yang dilantik berjumlah 47 orang, sedangkan dokter gigi spesialis berjumlah 10 orang. Dokter gigi spesialis yang baru dilantik terdiri dari 5 orang berasal dari Departemen Penyakit Mulut, dan 5 orang lainnya dari Departemen Orthodonsia.

Dalam sambutannya, Darmawan menyampaikan bahwa FKG UNAIR banyak berkontribusi meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia. Terhitung sejak tahun 1948, FKG telah meluluskan 5.143 dokter gigi.

“Pendidikan dokter gigi dimulai pada tahun 1928, namun data lulusan dapat ditelusuri sejak 1948. FKG melahirkan 5.143 dokter gigi. Artinya, kita berkontribusi sebesar 18,76% dari sekitar 23 ribu dokter gigi tingkat nasional,” tutur Darmawan yang disambut tepuk tangan dari hadirin.

(10)

Ia menambahkan, diantara 47 orang, terdapat 8 lulusan yang berhasil menyelesaikan profesi dokter gigi selama 3 semester. Terkait dengan dokter gigi spesialis, FKG UNAIR telah meluluskan 799 dokter gigi spesialis sejak tahun 1990. Tahun 1990 merupakan awal pendidikan dokter gigi spesialis di UNAIR. Apabila dihitung dalam persentase, FKG UNAIR mampu menyediakan 27,5% tenaga dokter gigi spesialis dari 2.905 dokter gigi spesialis di Indonesia.

Salah satu prosesi pengambilan sumpah pada dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang baru dilantik. (Foto: UNAIR NEWS) Menurut Darmawan, rasio dokter gigi dan dokter gigi spesialis terhadap penduduk di Indonesia masih berada pada angka 1:9000. Jumlah ini masih kecil bila dibandingkan Singapura dan Brunei Darussalam yang berada pada angka 1:2000.

“Apakah jumlah itu cukup atau tidak bergantung pada kiprah masing-masing dokter gigi. Saya berpesan, jagalah nama baik almamater, berpeganglah selalu pada science adjustment, etika kedokteran, dan estetika,” tutur tambahnya.

(11)

Direktur RSGM UNAIR Prof. Coen dalam sambutannya menambahkan, para lulusan baru agar senantiasa memerhatikan higienitas dan sanitasi peralatan medis. Hal itu perlu dilakukan agar pasien tak tertular penyakit menular. (*)

Penulis : Defrina Sukma S. Editor : Binti Q. Masruroh

Sampai Juli 2016, UNAIR

Luluskan

2.694

Dokter

Spesialis

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga kembali meluluskan putra

putri terbaiknya untuk mengabdikan diri kepada masyarakat. Pada Rabu (20/7), bertempat di Aula Fakultas Kedokteran (FK) UNAIR, sebanyak 98 mahasiswa spesialis-1 angkatan ke-117, dilantik menjadi dokter spesialis baru.

Pelantikan dokter spesialis-1 tersebut dihadiri oleh Rektor UNAIR, Sekretaris UNAIR, Direktur Rumah Sakit UNAIR, Dekan FK dan jajaran pimpinan fakultas serta departemen, dan Wakil Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo.

Sebelum acara pelantikan dimulai, sederet lulusan yang berprestasi dibacakan oleh Ketua Sub-komite Seleksi Sertifikasi dan Pelantikan, dr. Widodo, Sp.PD, K-GH, FINASIM. Prestasi yang dibacakan antara lain peraih nilai tertinggi ujian nasional bidang bedah plastik dan rekonstruksi di Makassar pada 28 Mei 2016, dr. Diah Rahmawati, Sp.BP-RE, dan peraih ujian nasional bidang bedah saraf, dr. I Gede Anom, Sp.BS, dan juara I poster ilmiah bidang bedah saraf se-Asia pada Maret 2016, dr. Taufik Faturahman, Sp.BS.

(12)

Sejak tahun 2002 hingga bulan Juli 2016, jumlah lulusan dokter spesialis yang telah dididik oleh pengajar FK UNAIR mencapai 2.694. Pada periode Juli 2016, jumlah departemen yang paling banyak meluluskan dokter spesialis adalah Departemen Ilmu Penyakit Dalam sebanyak 15 orang, disusul Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi sebanyak 12 orang, dan Departemen Radiologi sebanyak 12 orang.

Dalam prosesi pelantikan dokter spesialis, para lulusan baru mendapatkan Berbagai wejangan yang disampaikan oleh jajaran tamu yang hadir. Wakil Direktur RSUD Soetomo, misalnya, berpesan agar lulusan dokter spesialis menjunjung etika kedokteran dan senantiasa mengutamakan kepentingan penderita. Sedangkan, Dekan FK UNAIR dalam sambutannya mengatakan, diharapkan lulusan dokter spesialis bisa menerapkan softskill dengan baik.

“Kalian harus bisa menjadi leader, dan berkomunikasi dengan baik dengan dokter-dokter dari berbagai daerah,” tutur Prof. Soetojo.

Ia juga berpesan, agar para lulusan baru tetap melakukan riset kesehatan. Menurutnya, kegiatan riset bisa berdampak terhadap perbaikan pelayanan kesehatan. “Kalau kalian memiliki riset yang bagus setelah berada di daerah, kirimkan ke FK UNAIR. Nanti kita akan coba proses ke jurnal yang terakreditasi,” imbuh Prof. Soetojo.

Sebagai penutup, Rektor UNAIR mengucapkan selamat kepada para lulusan baru dokter spesialis. Prof. Nasih juga berterima kasih kepada seluruh pihak, khususnya RSUD dr. Soetomo, yang telah memberikan jalan bagi proses lulusan spesialis.

“Dengan dikukuhkannya saudara-saudara sebagai tenaga profesional baru, diharapkan bisa meningkatkan daya saing bangsa Indonesia,” tutur Prof. Nasih. (*)

Penulis: Defrina Sukma S. Editor: Dilan Salsabila

(13)

Pentingnya

Eksistensi

Apoteker di Masyarakat

UNAIR NEWS – Fakultas Farmasi (FF) UNAIR kembali mengadakan

pelantikan apoteker periode 101, pada Senin (29/3). Sebanyak 13 apoteker baru dilantik dan diambil sumpah di ruang kuliah 301 FF UNAIR. Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Komite Farmasi Nasional (KFN) Drs. Purwadi, Apt., MM., ME., Pimpinan UNAIR yang dalam hal ini diwakili oleh Wakil Rektor I, Prof. Djoko Santoso, dr., Ph.D., Sp.PD., K-GH., FINASIM, Dekan Fakultas Farmasi, Dr. Umi Athiyah, MS., Apt., Wakil Dekan I Fakultas Farmasi, dan Ketua Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI) yang diwakili oleh Wakil Sekretaris Jenderal PP IAI Dra. Mayagustina Andarini, Apt., M.Sc., berbagai instansi terkait dan kerabat saudara apoteker baru. Pada saat membuka acara pelantikan tersebut, Dekan FF Dr. Umi Athiyah, MS., Apt., menyampaikan pentingnya pengambilan sumpah apoteker ini, selain sebagai bukti telah menyelesaikan studi keprofesiannya, apoteker baru diharapkan dapat mengambil peran lebih di masyarakat.

“Dengan diambil sumpah, apoteker baru sudah dapat dapat melaksanakan praktik kefarmasian, untuk kemudian dapat bergabung dan berkontribusi dalam pembangunan kesehatan di masyarakat,” ujarnya.

S e n a d a d e n g a n U m i , W a k i l D e k a n I F F , D r . R i e s t a Primaharinastiti, S.Si., M.Si., Apt. mengungkapkan bahwa di usia FF yang memasuki ke 53 tahun ini lulusan apoteker UNAIR memiliki tantangan tersendiri, oleh karena itu penting bagi para apoteker untuk terus meningkatkan eksistensi profesi di kalangan masyarakat.

(14)

“Eksistensi profesi apoteker di kalangan masyarakat dapat diwujudkan melalui interprofessional collaboration dengan profesi kesehatan yang lain dalam pengatasan masalah kesehatan masyarakat, untuk menjamin ketepatan dan efektivitas penggunaan obat sebagai sarana terapi sesuai dengan tujuan terapinya,” imbuhnya.

Ia juga menambahkan bahwa tantangan di bidang industri juga tidak kalah besar, apoteker diharapkan dapat meningkatkan kemandirian dalam menghasilkan bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi obat, sehingga mengurangi ketergantungan impor dari negara lain. Apalagi menghadapi tantangan MEA, apoteker harus dapat menunjukkan peran strategis dalam sistem kesehatan nasional.

“Pada tahun 2017 direncanakan secara nasional akan diberlakukan Uji Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI) sebagai proses penjaminan bahwa lulusan apoteker memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan,” pungkasnya. (*)

Penulis: Yulis Majidatul Editor: Nuri Hermawan

Luar Jawa Butuh Banyak Dokter

Hewan

UNAIR NEWS – Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI)

Jawa Timur I, Prof. Dr. Suwarno, drh., M.Si. yang hadir pada pelantikan dan pengambilan sumpah dokter hewan baru (31/3), mengatakan bahwa para lulusan yang telah menyelesaikan studi profesi ini bakal semakin meramaikan dunia kedokteran hewan, namun baginya Indonesia masih sangat butuh banyak tenaga dokter hewan, terlebih bagi daerah-daerah di luar Jawa.

(15)

“Semakin hari ternak semakin banyak, penyakit manusia yang disebabkan melalui hewan juga terus berkembang, dan Indonesia sangat kurang tenaga dokter hewan, maka penting untuk kalian bisa mengabdi ke berbagai daerah di Indonesia, jangan hanya di Jawa,” ujarnya.

ketua PDHI yang merupakan wakil dekan III FKH UNAIR tersebut juga menambahkan, bahwa di tengah arus Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah dibuka ini, ia mengungkapkan pemerintah dan jajaran terkait dunia kedokteran hewan terus berupaya untuk mengontrol laju tenaga asing.

“Untuk mengatasi permasalahan tenaga dokter hewan di Indonesia, kami sudah berupaya mengontrol tenaga dari asing, salah satunya memberikan syarat harus bisa berbahasa Indonesia, makanya kalian yang di sini harus mampu untuk terus mengasah kemampuan dan pengetahuan,” imbuhnya.

Senada dengan Prof. Suwarno, Ir. M. Gazali Umar, S.IP., MM., yang juga mewakili keluarga lulusan, mengaku bangga dan bersyukur bisa menjadi bagian dari UNAIR. Sebagai Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Berau Kalimantan Timur, ia mengaku puas dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan di FKH UNAIR. Dihadapan para lulusan yang salah satunya merupakan putranya sendiri, ia berharap bahwa para dokter hewan yang baru ini mau mengabdikan dirinya ke daerah-daerah yang sangat membutuhkan tenaga dokter hewan.

“Hari ini kalian berpakaian rapi, mengenakan jas dan batik, besok anda harus bersiap untuk turun ke lapangan, untuk pengabdian, di tempat saya kerja, Berau Kalimantan Timur masih sangat butuh tenaga-tenaga kalian, silahkan abdikan diri kalian ke luar Jawa,” pungkasnya. (*)

Penulis: Nuri Hermawan Editor: Dilan Salsabila

(16)

Dokter

Spesialis

Harus

Mengabdi ke Luar Jawa

UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga

kembali melantik 98 Dokter Spesialis – 1. Pelantikan yang dilaksanakan pada Rabu (23/3), dihadiri oleh Wakil Direktur RSUD Dr. Soetomo, dr. Bangun Trapsila Purwaka, dr., Sp.OG-K., Dekan FK UNAIR, Prof. Dr. dr. Soetojo, Sp.U., Wakil Rektor III UNAIR, Prof. Mochammad Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D., manajemen RS UNAIR, Dekan FK UNAIR terdahulu, dan kerabat para lulusan.

Pada pelantikan yang dilaksanakan di Aula FK UNAIR tersebut, Wakil Direktur RSDS menjelaskan bahwa menjadi dokter spesialis tidak sekadar memberikan perawatan sesuai keahlian, tetapi juga menumbuhkan rasa empati dan selalu mengedepankan etika kedokteran kepada pasien.

“Rasa empati kemanusiaan ini harus dimiliki dokter spesialis saat mengobati pasien,” ujar Bangun dihadapan para dokter spesialis.

(17)

Suasana Khidmat Pelantikan Dokter Spesialis – 1 di Aula Fakultas Kedokteran UNAIR (Foto: UNAIR NEWS)

Pada kesempatan yang sama, Dekan FK UNAIR menyampaikan beberapa hal seputar kondisi dokter spesialis yang berada di luar Jawa. Dihadapan dokter spesialis angkatan ke 116 ini, ia mengajak agar para lulusan kelak mau mengabdikan dirinya ke luar Jawa.

“Menurut data yang saya dapat, 70% dokter spesialis ini ada di Jawa, sisanya tersebar ke berbagai pulau. Nah, pentingnya para lulusan ini bisa mengabdikan diri ke sana, di NTT, Bangka Belitung, apalagi Papua ini sangat butuh tenaga-tenaga kalian,” ujarnya.

Wakil Rektor III UNAIR Prof. Amin mengutarakan hal senada. Lulusan dokter spesialis baru ini diharapkan mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada masyarakat luas.

“Dalam mengabdi, jangan pernah ragu dalam menjalin relasi. Tetap pegang teguh motto excellence with morality. Ingatlah

(18)

untuk meneladani para pendahulu kita yang telah membawa nama baik alamamater,” pungkas Prof. Amin. (*)

Penulis : Nuri Hermawan

Editor : Defrina Sukma Satiti

Pejabat Dekanat Baru Harus

Dongkrak Jumlah Doktor

Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. M. Nasih, SE.,MT.,Ak., didampingi dengan Ketua Senat Akademik UNAIR Prof. Dr. Muhammad Amin, dr., Sp.P(K), Wakil Rektor III, dan Wakil Rektor IV UNAIR, melantik pejabat fakultas periode 2015-2020, Jumat (6/11). Bertempat di Aula Garuda Mukti Kantor Manajemen UNAIR, pelantikan pejabat fakultas dihadiri oleh jajaran dekanat periode 2010-2015, perwakilan IKA UA, para direktur, dan pimpinan unit kerja.

Pada pelantikan pejabat fakultas periode 2015-2020 ini, Rektor UNAIR melantik 14 dekan, 1 direktur sekolah pascasarjana, 39 wakil dekan, 2 wakil direktur, dan 3 pelaksana tugas wakil dekan. Pengangkatan pemimpin fakultas mengacu pada Keputusan Rektor UNAIR No. 1732/UN3/2015 tanggal 4 November 2015. Sedangkan, pengangkatan wakil dekan dan wakil direktur mengacu pada Keputusan Rektor UNAIR No. 1733/UN3/2015, tanggal 5 November 2015.

Secara simbolis, serah terima jabatan pejabat dekanat diwakili oleh penyerahan kalung gordon berwarna perak Dekan Fakultas Kedokteran UNAIR periode 2010-2015 Prof. Dr. Agung Pranoto, dr., M.Sc., Sp.PD-K-EMD kepada Dekan FK UNAIR periode 2015-2020 Prof. Dr. dr. Soetojo, Sp.U. Selain pejabat FK UNAIR, serah terima jabatan juga turut diwakili oleh Dekan FIB

(19)

UNAIR periode 2010-2015 kepada Dekan FIB UNAIR periode 2015-2020.

Dalam sambutannya, Prof. Nasih mengingatkan para pejabat fakultas baru terhadap tugas akademik yang diemban UNAIR ke depan. Setidaknya, ada lima tantangan yang disampaikan oleh Rektor UNAIR kepada para pejabat fakultas baru. Pertama, 80% program studi di UNAIR harus terakreditasi A pada tahun 2017. Kedua, 15-20% program studi yang telah terakreditasi A, harus sudah memiliki akreditasi dari lembaga internasional.

Ketiga, sekurang-kurangnya pada tahun 2017, jumlah publikasi jurnal internasional yang terindeks Scopus harus sudah berjumlah 300 artikel. Keempat, meningkatkan jumlah doktor atau sekitar 40% dari jumlah dosen. Kelima, meningkatkan jumlah profesor atau sekitar 20% dari jumlah dosen.

“Kita harus menyelesaikan tugas-tugas berat. Tugas itu tidak mungkin dicapai bila sendirian. Kita kerjakan tugas-tugas itu secara terorganisir,” tutur Rektor UNAIR.

Guru Besar bidang Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR itu juga menyampaikan agar para pejabat fakultas baru tetap melanjutkan estafet pembangunan dari pejabat fakultas lama.

“Masing-masing fakultas masih ada yang harus dilanjutkan terkait reposisi. Misalnya, sekarang lagi digodok kurikulum baru di FK UNAIR. Demikian juga di fakultas lain. UNAIR juga sedang memiliki PR (pekerjaan rumah) fisik berupa pembangunan gedung oleh FEB, Fakultas Farmasi, Fakultas Kedokteran Hewan, dan Fakultas Perikanan dan Kelautan. Ke depan, harap dijaga keberlangsungannya,” tutur Prof. Nasih.

Atas titah dari Rektor UNAIR, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNAIR 2015-2020, Dr. Falih Suaedi, Drs., M.Si, menyampaikan bahwa FISIP UNAIR telah memiliki basis yang kuat untuk melaksanakan tantangan dari Rektor UNAIR.

(20)

“Konsekuensi logis dari perguruan tinggi sekarang adalah memperoleh pengakuan nasional dan internasional. Salah satu indikator adalah jurnal yang terakreditasi. Dulu, FISIP hanya menerbitkan 7 jurnal per tahun. Sekarang, sudah mencapai 43 jurnal. Selain itu, 6 dari 7 program studi di FISIP sudah terakreditas A. FISIP sudah memiliki basis yang kuat dan tinggal mengeskalasi saja,” tutur Falih.

Dekan FK UNAIR periode 2015-2020, Prof. Soetojo, mengatakan akan memperbanyak mahasiswa dan pengajar untuk mengenyam pendidikan di luar negeri.

“UNAIR dicanangkan oleh Menristek untuk masuk 500 dunia pada tahun 2019. Kita siap karena FK UNAIR memiliki potensi terbesar untuk itu. Kita harus meningkatkan penelitian dan publikasi agar sitasi juga meningkat. Selain itu, kita juga harus banyak mengirimkan mahasiswa maupun dosen untuk belajar di luar negeri,” tutur Prof. Soetojo.

Dari 15 pemimpin fakultas, ada 3 dekan lama yang tetap menempati posisi sebagai dekan baru, yaitu Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Prof. Drs. Win Darmanto, M.Si., Ph.D, Dekan Fakultas Farmasi Dr. Umi Athiyah, Dra., MS., Apt, dan Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Prof. Dr. Tri Martiana, dr., MS. (dss)

Referensi

Dokumen terkait