• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resmi Dilantik, 93 Bidan Baru Siap Mengabdi untuk Masyarakat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Resmi Dilantik, 93 Bidan Baru Siap Mengabdi untuk Masyarakat"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Resmi Dilantik, 93 Bidan Baru

Siap

Mengabdi

untuk

Masyarakat

UNAIR NEWS – Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga kembali

meluluskan para bidan baru. Sebanyak 93 bidan lulusan program studi Kebidanan FK UNAIR resmi dilantik dan diambil sumpahnya oleh Dekan FK UNAIR pada Selasa (27/9) di Aula FK.

Prosesi pelantikan dan pengambilan sumpah dihadiri oleh Dekan FK UNAIR Prof. Soetojo, dr., Sp.U, Wakil Rektor IV Junaidi Khotib, S.Si., Apt., M.Kes., Ph.D, Wakil Direktur Pelayanan Medik Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Dr. Joni Wahyuhadi, dr., Sp.BS., Direktur RS UNAIR Prof. Dr. Nasronudin, dr., Sp.PD., K-PTI, FINASIM, jajaran dekanat, dan koordinator prodi Kebidanan.

Dalam sambutannya, Joni menyampaikan dua hal yang diperhatikan oleh bidan. Pertama, standar profesi. Kedua, standar prosedur pelayanan. “Jangan melupakan RSUD Dr. Soetomo, bahkan kami membukan pintu selebar-lebarnya apabila ada yang ingin mengabdi di RSUD Dr. Soetomo,” ungkapnya disambut tepuk tangan hadirin.

Dalam sambutannya, Dekan FK UNAIR menyampaikan, bahwa keberadaan bidan di Indonesia masih minim. “Indonesia memiliki lebih dari 250 juta penduduk dengan separuhnya adalah wanita. Namun, untuk bidan sendiri masih minim bahkan ada beberapa daerah yang tidak memiliki bidan. Kemudian, bidan juga merupakan salah satu profesi yang termasuk dalam blueprint MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN),” ujarnya. “Dan, yang pasti lulusan UNAIR laris manis dan tidak ada yang nganggur,” imbuh Prof. Soetojo.

Dalam kesempatan tersebut, Warek IV UNAIR berpesan agar para bidan selalu siap bekerja dengan tenaga medis lainnya. “Saya

(2)

harap dengan adanya tenaga medis baru, masalah kesehatan masyarakat akan teratasi,”pangkas Junaidi.

Lutfiana Khusiani Utami, perwakilan bidan baru yang memberikan sambutan menyampaikan ucapan terima kasih kepada para pihak yang telah membantu pelaksanaan proses kependidikan. “Semoga bidan yang telah dilantik hari ini bisa memberikan sumbangsih kepada masyarakat karena bagi mereka kami adalah cahaya harapan terutama bagi ibu dan anak,” ungkap Lutfi.

Dengan dilantiknya para bidan baru ini, jumlah bidan yang telah diluluskan oleh FK UNAIR adalah 439 orang sejak tahun 2008. (*)

Penulis: Akhmad Janni Editor: Defrina Sukma S

Kunjungi Kampus, Motivasi

Siswa Sejak Dini

UNAIR NEWS – Tahun 2015 silam, jumlah mahasiswa baru UNAIR

yang berasal dari SMAN 2 Surabaya menduduki peringkat ketiga pada jalur SNMPTN. Sedangkan pada jalur SBMPTN menduduki peringkat pertama dengan jumlah siswa 54 orang. Jumlah ini tergolong tinggi mengingat ada ribuan SMA sederajat di Indonesia yang mendaftar di UNAIR.

Meski demikian, pihak sekolah SMAN 2 Surabaya terus-menerus memacu semangat putra-putri terbaik mereka untuk dapat bersaing mengikuti seleksi masuk di UNAIR. Seperti hari ini, Kamis (29/9), tak kurang dari 320 siswa dan guru melakukan kunjungan ke UNAIR. Kunjungan diterima langsung oleh Pusat Informasi dan Humas (PIH) UNAIR bertempat di Aula Selasar,

(3)

Kantor Manajemen, Kampus C UNAIR.

Dra. Kurnia Agustini., M.Psi selaku staf Humas SMAN 2 Surabaya mengatakan, kunjungan ini dalam rangka memperkenalkan siswa-siswinya suasana pendidikan di perguruan tinggi. Tujuannya, agar mereka termotivasi untuk belajar memperbaiki nilai-nilai mereka. Apalagi, kunjungan kali ini dilakukan oleh siswa-siswi kelas XI yang masih menempuh dua semester di SMA. Pada kesempatan ini Kurnia mengatakan, hampir 75% lulusan SMAN 2 Surabaya melanjutkan studi di UNAIR.

“Pertama, kami ingin memberikan motivasi untuk anak-anak agar tau lebih dini persyaratan-persyaratan untuk masuk fakultas atau universitas negeri. Ini mereka kelas XI, masih mendapatkan dua semester penilaian. Ada tiga semestger lagi yang dapat mereka perjuangkan nilainya,” ungkap Kurnia.

Pada kesempatan ini, Drs. Bambang Edi Santoso selaku staf PIH UNAIR menyampaikan materi seputar ke-UNAIR-an. Materi tersebut meliputi sejarah UNAIR, fasilitas yang ada di UNAIR, program studi dan spesifikasi kepeminatan. Sedangkan Imam Siswanto, M.Si., selaku staf Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru (PPKMB) menyampaikan materi seputar cara dan jalur masuk di UNAIR.

Allysha Tifara Fatima siswa kelas XI SMAN 2 Surabaya sangat antusias dengan kunjungan ini. Terbukti, ia aktif bertanya seputar program double degree di UNAIR. Kepada UNAIR NEWS, ia mengungkapkan keinginannya untuk bisa berkuliah di UNAIR di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH).

“Saya ingin masuk FKH, soalnya dari dulu minat ke hewan-hewan. Tapi belum tau pembelajarannya seperti apa, profesinya nanti seperti apa belum tahu,” ungkap Allysha.

Namun begitu, ia mengucapkan terimakasih terhadap semua pihak yang telah mewujudkan terselenggaranya kunjungan ini. Sebab dengan kunjungan ini, ia menjadi tahu bagaimana kuliah di UNAIR, meskipun tidak melakukan kunjungan secara langsung ke fakultas-fakultas atau unit-unit untuk dapat melihat lokasi

(4)

pembelajaran secara langsung. (*) Penulis : Binti Q. Masruroh

Editor: Nuri Hermawan

Lulusan UNAIR Harus Memiliki

Softskill Bagus

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga kerapkali menjadi langganan

tempat berkunjung pelajar dan guru pendamping dari sekolah menengah atas. Tujuannya, untuk mendapatkan informasi tentang kehidupan dan penerimaan mahasiswa baru, khususnya di UNAIR. Pada Selasa (27/9), sebanyak 223 pelajar siswa kelas XII Madrasah Aliyah Unggulan Amanatul Ummah, Mojokerto, dan 20 guru mengunjungi UNAIR. Rombongan Amanatul Ummah diterima di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen UNAIR. Menurut Mujiono, kunjungannya ke UNAIR didasari tujuan untuk menggali informasi tentang salah satu kampus favorit di Indonesia.

“Terima kasih karena kami sudah diizinkan datang kemari. Saya sangat senang atas sambutan yang luar biasa dari pihak UNAIR. Kunjungan ini diadakan agar para siswa lebih mengenal UNAIR, dan mengikuti jejak kakak kelasnya yang sudah diterima di UNAIR. Jadi, ya, mereka senang ketika kunjungan ini diumumkan,” tutur Mujiono.

Dalam kunjungan itu, Sekretaris Pusat Informasi dan Humas UNAIR Dr. Eduardus Bimo, drh., M.Kes, memberi pengantar mengenai informasi tentang UNAIR, mulai dari sejarah, letak kampus, fakultas, asrama, dan lain-lain. Selain fasilitas, Bimo juga menjelaskan tentang unit kegiatan mahasiswa. Bimo juga menegaskan, lulusan UNAIR harus memiliki kemampuan

(5)

non-teknis.

“Lulusan UNAIR harus berbeda dengan lulusan lainnya. Oleh karena itu, di UNAIR ini mahasiswa harus memiliki softskill (kemampuan non-teknis). Nah, softskill itu dapat dikumpulkan mahasiswa dalam bentuk poin satuan kredit prestasi (SKP). Kalau mahasiswa S-1 harus mengumpulkan sebanyak seratus poin, dan diploma itu 75 poin. Jadi, mahasiswa UNAIR ketika lulus akan menerima dua transkip, satu dari hasil softskill dan satu lagi dari hasil indeks prestasi kumulatif,” ungkap Bimo.

Selain Bimo, materi juga disampaikan oleh perwakilan Pusat Penerimanaan Mahasiswa Baru Imam Siswanto. Imam menjelaskan tentang jalur masuk UNAIR, kuota, proses seleksi hingga biaya pendidikan. “Kuliah di UNAIR itu tidak mahal, tergantung gaji orang tua. Ada kok yang bayar cuma Rp 500ribu tiap semesternya, jadi per bulan kurang lebih Rp 90ribu. Ada juga yang jutaan. Semua bergantung penghasilan orang tua ya,” kata Imam. (*)

Penulis: Pradita Desyanti Editor: Defrina Sukma S

Peduli Kesehatan Ibu Hamil,

FKG UNAIR Adakan Pemeriksaan

Gigi dan Mulut

UNAIR NEWS – Dalam rangka menjalankan salah satu fungsi dari

Tri Dharma Perguruan Tinggi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (FKG UNAIR) menggelar acara Pengabdian Masyarakat di salah satu rumah Kader Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) daerah Kali Rungkut Jalan Kedungasem No. 32

(6)

Kali, pada Rabu, (14/9).

Kegiatan ini melibatan lima orang mahasiswa UNAIR, lima orang mahasiswa dari Universitas Hiroshima Jepang, Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat (IKGM), tiga orang dokter gigi dan mulut, satu dosen pembimbing, serta 15 orang ibu hamil yang berasal dari tiga Rukun Tetangga (RT) dari Kelurahan Kedungasem.

Kebersihan gigi dan mulut seringkali di pandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat. Masih banyak yang belum memahami tentang resiko mengabaikan kebersihan gigi dan mulut, terutama untuk ibu hamil. Salah satu Dokter pada Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) Periodensia UNAIR mengatakan bahwa kebersihan gigi dan mulut bagi ibu hamil sangatlah penting bagi tubuh.

“Kalau tidak di pelihara dengan baik, maka kelahiran bayi akan rendah dan prematur. Sebelum memilih program hamil, sebenarnya mereka harus check up terlebih dahulu terkait kesehatannya secara keseluruhan, tidak terkecuali kesehatan gigi dan mulut,” kata Made Deby Artika, drg. MM.

Saat pemeriksaan itu, ia mengungkapkan bahwa pemeriksaan dental bagi ibu hamil itu normalnya bisa di lakukan selama 6 bulan sekali, kecuali jika terjadi pembengkakan gusi.

“Kegiatan maintenance paling tidak dilakukan dua sampai tiga minggu sekali, hal tersebut terjadi karena produksi hormon yang tidak stabil,” terangnya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang ia lakukan, data yang ia peroleh bersifat fluktuatif. Nyatanya, beberapa dari 15 ibu hamil yang diperiksa, masih memiliki kesadaran yang rendah terhadap maintenance gigi.

“Kata dokternya tadi, gigi saya kurang bersih. Biasanya kalau tidak hamil itu saya rajin sikat gigi dan periksa, tapi sekarang jadi sering males. Tapi setelah ikut kegiatan

(7)

pemeriksaan dan penyuluhan ini, saya akan lebih rajin lagi membersihkan gigi, dan kami berharap kegiatan seperti ini ada keberlanjutannya,” jelas Nur Laila, salah satu warga Kedungasem.(*)

Penulis : Disih Sugianti Editor : Dilan Salsabila

Terbantu Pengemudi Ojek,

Nadia Jadi Lulusan Terbaik S2

FKp

UNAIR NEWS – Keterbatasan dalam sarana transportasi dan tidak

memiliki SIM (Surat Ijin Mengemudi) bukan menjadi kendala bagi Nadia Rohmatul Laili, M.Kep untuk menyelesaikan studinya di program Magister (S-2) Fakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga. Malah, pada wisuda September 2016 ini, ia terpilih sebagai wisudawan terbaik dengan IPK 3,98.

Dengan tersediaan aplikasi ojek online mempermudah baginya untuk berkeliling mengambil data penelitian di semua Puskesmas di Surabaya. Ia butuh waktu tujuh minggu untuk ambil data itu. Lalu Nadia mencari pengemudi ojek yang mau mengantarkan untuk waktu berbulan-bulan itu. Seorang driver ojek online menerima tawaran itu, jadilah ia partner Nadia untuk antar-jemput saat ia pooling data.

“Saya serahkan daftar Puskesmas se-Surabaya beserta alamatnya, dia yang menentukan Puskesmas mana dulu yang harus dituju. Malah kadang ia mengingatkan bahwa saya ada janji dengan kepala Puskesmas tertentu, hari apa jam berapa. Jadi selain dapat driver, saya serasa punya asisten penelitian,” katanya.

(8)

Terkait tesisnya, Nadia mengangkat penelitian berjudul “Perilaku Perawat dalam Penerapan Edukasi Diabetes Mellitus berbasis Theory of Planned Behavior”. Ia mengulas mengenai tindakan penerapan edukasi Diabetes Mellitus oleh perawat Puskesmas se-Kota Surabaya yang berjumlah 62 Puskesmas ini. Usaha dan kerja keras itu akhirnya membuahkan hasil memuaskan. Ia meraih nilai A untuk tesisnya. Gadis asal Sidoarjo ini mengaku bahwa niat, komitmen, dan disiplin pada dirinya merupakan hal yang penting untuk meraih hasil yang memuaskan ini. “Tiap ada tugas kuliah atau ujian, saya selalu membuat janji dengan diri saya: kapan harus mengerjakan, harus belajar, dan bagaimana harus mengerjakan,” katanya.

Atas predikat wisudawan terbaik ini, Nadia merasa senang karena mampu membahagiakan orang tuanya. Ia bercita-cita untuk menjadi seorang akademisi, sehingga dirinya tetap fokus pada penelitian Diabetes Mellitus (DM) seperti yang ia tekuni ketika kuliah S-I. “Saya berterima kasih kepada orang tua, para dosen, dan teman-teman yang sudah memotivasi dan membantu mengerjakan tesis ini. Saya juga berterimakasih kepada tukang ojek itu, karena mau saya ajak curhat dan diskusi masalah tesis meskipun nggak ada background keperawatan,” katanya bangga. (*)

Penulis: Faridah Hariani Editor: Dilan Salsabila

Berkat Ridho Suami dan Doa

Anak, Liliek Susilowati Lulus

(9)

Terbaik S3 FST UNAIR

UNAIR NEWS – Liliek Susilowati baru saja menyelesaikan

studinya jenjang S-3 pada program studi MIPA di Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga. Ia finish dengan IPK 3,96. Hasil ini membawanya meraih predikat wisudawan terbaik pada wisuda September 2016.

Kecintaannya terhadap matematika sejak kecil dan kemampuannya memahami matematika dengan mudah, dianggapnya sebagai karunia Illahi. Dengan kondisi ini, Liliek memperoleh pencapaian dan sukses menyelesaikan disertasinya “Karakterisasi Kekomutatifan Operasi pada Graf Secara Dimensi Metrik.”

Tetapi baginya yang lebih penting adalah ridho suami dan doa anak-anaknya yang menjadi dorongan utama bagi pencapiannya. Selain itu, katanya, tentu tak lepas dari pertolongan Allah SWT yang diyakini telah memudahkan dalam menjalani kewajiban untuk terus mengembangkan ilmu.

“Karena makna keberhasilan yang sesungguhnya adalah apabila yang kita capai ini dapat membawa kebahagiaan hakiki bagi kita di dunia dan akhirat,” ujarnya.

Staf pengajar di Departemen Matematika FST UNAIR ini beberapa penelitian dan tulisannya sudah nembus publikasi (jurnal) internasional, salah satunya Far East Journal of Mathematical

Sciences. Sebagai pengajar, ia berharap besar dapat mencetak

generasi penerus yang menjadi manusia seutuhnya, manusia cerdas dan menebar manfaat bagi sesama.

Ia menyatakan keprihatinannya dengan kaum intelektual yang m u l a i t e r g e r u s a r u s m a t e r i a l i s m e , h e d o n i s m e d a n individualisme. Ia ingin generasi penerus cetakan kampus dapat menjadi kaum intelektual yang menebar manfaat dan serius mengembangkan ilmu pengetahuan demi kesejahteraan umat.

(10)

tanggungjawab para intelektual. Karena Allah telah memberi karunia lebih kepada para intelektual, yaitu kemampuan berpikir lebih dibanding rakyat kebanyakan, serta diberi kesempatan menempuh kuliah di PTN yang tidak dimiliki oleh rakyat kebanyakan,” tandas perempuan kelahiran Ponorogo 12 Januari 1970 ini. (*)

Penulis: Oky Putri Rahayu Editor: Nuri Hermawan

Dekan FF UNAIR Tanggapi

Maraknya

Peredaran

Obat

Ilegal di Online Shop

UNAIR NEWS – “Belilah obat di apotek!” Itulah pernyataan yang

terlontar dari Dekan Fakultas Farmasi (FF) Universitas Airlangga (UNAIR) Dr. Hj. Umi Athijah, M.S., Apt., ketika menanggapi maraknya peredaran – termasuk penjualan – obat-obatan via dalam jaringan (online, -red).

Seperti yang diketahui, tak sedikit akun di media sosial yang banyak menjual produk farmasi jenis obat dalam, khususnya obat peninggi dan pelangsing badan, hingga penambah stamina. Penjualan tersebut bukan berarti tak laris, karena ada pula pelanggan yang benar-benar membeli dan mengonsumsi obat dalam tersebut.

Mengutip Tempo.co, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dibantu oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI telah mengidentifikasi 214 laman yang digunakan dalam penjualan dan peredaran obat ilegal. Sedangkan, pada tanggal 30 Mei – 7 Juni 2016, telah disita 1.312 barang farmasi ilegal, termasuk yang

(11)

palsu dengan nilai ekonomi lebih dari Rp 56 miliar.

Ditemui UNAIR NEWS (23/9), Umi menjelaskan bahwa pengertian produk ilegal dan palsu itu sendiri masih membingungkan. Meski demikian, Umi menggarisbawahi bahwa pemalsuan produk farmasi itu didasari motif ekonomi semata.

“Palsu itu kriterianya banyak. Pabrik obat itu diberi kewenangan untuk memproduksi obat jenis tertentu. Nah, yang membuat tidak punya ijin untuk itu. Kedua, pada kemasan tertulis kandungan sekian milligram, tapi ternyata kandungannya bisa kurang atau lebih dari itu. Rentang yang namanya palsu itu luas. Ada pula yang antara kemasan dengan isinya tidak sama, seperti vaksin. Masyarakat memalsu itu karena aspek ekonomi. Mereka hanya ingin untung,” terang Umi. Ia menyayangkan hal itu terjadi begitu marak, karena produk farmasi seperti obat-obatan tidak sama dengan komoditas lainnya seperti makanan. Oleh karena itu, ia menyarankan pihak terkait untuk memperbaiki pengelolaan obat.

“Harus ada apoteker. Namun, sistem itu belum sepenuhnya berjalan. Tidak semua apotek ada apotekernya. Sumber daya mumpuni bernama apoteker ini belum disebar merata,” tutur Dekan FF UNAIR. Selain pemerataan apoteker, Umi menyarankan agar pemerintah juga harus membenahi pengawasan industri farmasi baik kecil maupun menengah.

Terkait dengan peredaran dan penjualan obat ilegal yang marak di daring, ia mempertanyakan legalitas atau surat ijin yang dimiliki penjual dan pengedar. Pasalnya, di apotek resmi, pihak apoteker dan asisten apotekerlah yang bertanggung jawab atas penjualan obat. Untuk itu, Umi menyarankan agar masyarakat langsung membeli obat di apotek resmi.

“Maka belilah obat di tempat yang ada penanggung jawabnya. Toko obat itu juga ada penanggung jawabnya, apoteker dan asisten apoteker. Makanya yang dijual di toko obat belum tentu sama dengan yang di apotek. Beli obat-obatan keras pasti ada

(12)

di apotek karena ada penanggung jawabnya,” tegas pengajar “Pharmaceutical Management in Health System” di FF UNAIR itu. Dalam kaitannya dengan sumber daya apoteker yang berkualitas, Umi mengatakan bahwa mahasiswa FF UNAIR saat perkuliahan sudah dibekali dengan banyak mata kuliah dan praktikum dalam penjaminan mutu. “Itu sudah dikenalkan sejak semester satu, sehingga unsur ketelitian, kehati-hatian, sudah disiapkan dengan detail. Kurikulumnya memang mengarah ke sana,” tutur Umi. (*)

Penulis: Defrina Sukma S. Editor: Nuri Hermawan

Pengmas FF UNAIR, Membangun

Masyarakat Sehat bersama

Apoteker

UNAIR NEWS – Sudah dua tahun ini, sivitas akademika Fakultas

Farmasi (FF) Universitas Airlangga (UNAIR) menjalankan program Pengabdian Masyarakat (Pengmas) di wilayah Bangkalan, Pamekasan, dan Sidoarjo. Dimulai sejak tahun 2014 hingga sekarang, pengmas tersebut merupakan rangkaian kegiatan Dies Natalis FF UNAIR ke-53.

Menurut Dekan FF UNAIR Dr. Dra. Hj. Umi Athijah, M.S., Apt, program tersebut melibatkan seluruh mahasiswa dan dosen seluruh departemen. Kelima departemen itu adalah Farmakognosi dan Fitokimia, Farmasetika, Farmasi Klinis, Farmasi Komunitas, dan Kimia Farmasi.

(13)

mengatasi permasalahannya sendiri terkait barang-barang dan produk kefarmasian,” terang Umi.

Program “Membangun Masyarakat Sehat bersama Apoteker” itu terdiri dari berbagai kegiatan. Kegiatannnya cukup variatif. Masyarakat diberi penyuluhan tentang zat-zat tambahan yang aman pada makanan, seperti pewarna, dan pemanis buatan. Selain itu, ada juga kegiatan menanam tanaman obat untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan warga setempat, seperti pembuatan jamu dan masker.

“Kami juga mengajari bagaimana masyarakat menyimpan obat dengan benar. Bagi mereka yang memiliki sakit kronis, misalnya, mereka kan selalu menyetok obat-obatan di rumah. Karena obat ini kan menyimpannya tidak boleh sembarangan. Jadi, selama disimpan juga harus dijaga stabilitasnya,” imbuh Umi.

Setiap daerah memiliki kegiatan yang berbeda-beda. Di Pamekasan dan Bangkalan, sivitas FF lebih spesifik tentang pengelolaan obat. “Masyarakat Madura itu unik, ya. Uniknya, ya sudah obat ditaruh di tempat-tempat yang sembarang karena juga terkendala bahasa. Sehingga, kami menganggap literasi kesehatan relatif bermasalah di sana,” tutur Umi. Kunjungan ke Pamekasan sendiri dilakukan pada Minggu (4/9) lalu.

Dari penyuluhan tersebut, masyarakat merespon dengan baik. “Sejauh ini, progresnya positif. Masyarakat sudah mengetahui caranya bikin jamu sendiri, mulai cara merebus, menyalakan api, termasuk pancinya. Minimal itu yang sudah diketahui masyarakat. Tujuannya, adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sendiri. Mereka juga mengetahui cara menyimpan obat dengan benar,” tutur Umi.

Dalam menjalankan program itu, pimpinan FF UNAIR bekerja sama dengan RSUD Bangkalan, Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Ikatan Apoteker Indonesia cabang Pamekasan. (*)

(14)

Editor: Nuri Hermawan

Pagelaran Airlangga Sumbaga

Wiratama Raih Sukses Besar di

TMII

UNAIR NEWS – Pagelaran wayang orang (WO) Pancagatra Nararya

Senawangi (PNS) dengan lakon ”Airlangga Sumbaga Wiratama” meraih sukses besar, di Gedung Pewayangan Kautaman TMII Jakarta, Minggu (25/9) petang. Pagelarang yang diprakarsai Dr. Sri Teddy Rusdy, SH., M.Hum., alumni S1 Fakultas Hukum dan S2 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga ini, didedikasikan untuk almamaternya, Universitas Airlangga, sebagai pertama kali ia menempuh ilmu di dunia pendidikan.

Tolok ukur sukses itu dilihat dari pemirsa yang hadir dan memadati gedung. Diantara pemirsa itu ada mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, mantan Menteri Perindustrian Ir. Hartarto, pengurus Senawangi (Sekretariat Nasional Wayang Indonesia) dan pengurus PEPADI (Persatuan Pedalangan Indonesia), tokoh masyarakat dan masyarakat pecinta seni.

Dari jajaran UNAIR hadir Rektor Prof. Dr. Moh Nasih, MT., SE., Ak., MCA, beberapa dekan dan wakil dekan, tokok IDI dr. Ario Djatmiko, Sp.B-(Onk). Dari jajaran alumni UNAIR, ada Ketua IKA UNAIR Drs. Ec. Haryanto Basyuni, Drs. Ec. Mustofa (KAP dan penulis buku “Branding Kantor Akuntan”), Drs. Mashariono, MBA., Drs. Ec. Pribadi “Diar”, dan puluhan alumni UNAIR di Jakarta.

Mengapa mengangkat lakon “Prabu Airlangga?”. Ditegaskan oleh Dr. Sri Teddy Rusdy, karena di eranya, Airlangga merupakan

(15)

raja pembaharu yang disegani diantara raja-raja di Asia Tenggara. Kemudian sebagai penggiat kebudayaan, lebih khusus tentang wayang sebagai kesenian asli Indonesia yang adiluhung dan edipeni, kesenian ini bahkan sudah diakui UNESCO sebagai

World Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.

”Karena itu saya memilih ’Airlangga’ yang saya tuangkan dalam karya naskah pewayangan ini. Hal ini sekaligus untuk menggali dan mengeksplorasi narasi besar kebudayaan bangsa Indonesia sebagai maha karya warisan sejarah dunia,” tulis Dr. Sri Teddy Rusdy, yang dalam pagelaran ini sebagai penulis naskah sekaligus pemrakarsa.

SIVITAS Universitas Airlangga diantaranya Rektor, Wakil Rektor, beberapa dekan dan tokoh alumni, bersama mantan Wapres Try Sutrisno dan pemeran Prabu Airlangga. (Foto: Pribadi IKA-UA)

Kedepan, kata pendiri Senawangi ini, naskah “Airlangga” ini akan dikembangkan menjadi gelaran wayang kulit untuk durasi semalam suntuk. Hal ini tidak lain untuk mengangkat kebesaran Airlangga sebagai raja yang dikagumi dan berwibawa pada jamannya.

”Disini kami sejatinya berharap agar putera-puteri terpilih alumni Universitas Airlangga dapat menjadi Airlangga-Airlangga

(16)

baru yang tersebar di seluruh Nusantara, bahkan dunia. Jayalah Airlangga,” tandas Sri Teddy Rusdy, yang pernah menyumbangkan satu kotak komplit wayang kulit (Wayang Purwa) kepada Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNAIR.

Pagelaran “Airlangga Sumbaga Wiratama” ini didukung 28 pemain dan disutradarai oleh Ali Marsudi, S.Sn., yang sekaligus memerankan tokoh Prabu Airlangga. Mereka memainkan berbagai karakter tokoh, misalnya Narotama, Prabu Udayana, Prabu Dharmawangsa, Mpu Baradha, Mahendradatta, dsb. Musiknya ditangani oleh Untoro, S.Sn bersama 19 pengrawitnya. Sedang Ki Edi Sulistiyono, S.Sn., M.Hum sebagai dalangnya. Tim artistik digarap oleh Agus Linduaji. Selain itu juga didukung Teater Wayang Indonesia dan Yayasan Kertagama. (*)

Penulis : Bambang Bes

Kuliah Santai tapi Serius

tentang Hukum Laut

UNAIR NEWS – Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum

Universitas Airlangga menggelar kuliah tamu. Kali ini, tema yang diangkat adalah “Keputusan Mahkamah Arbitrase Internasional (Arbitral Tribunal) atas Sengketa Laut Tiongkok Selatan dalam Perspektif UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea) 1982.” Kuliah tamu diselenggarakan pada Selasa (27/9) di Aula Boedi Soesetjo FH UNAIR.

Narasumber yang dihadirkan dalam kuliah tamu adalah Dr. iur. Damos Dumoli Agusman, SH., MA., Sekretaris Direktorat Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

(17)

Damos, sapaan akrabnya, mengawali kuliah dengan memaparkan awal mula terjadinya sengketa Laut China Selatan yang terjadi pada 2012. Dilanjutkan dengan poin-poin mengenai gugatan Filiphina terhadap Tiongkok ke Arbitral Tribunal UNCLOS Under Annex VII pada tahun 2013, serta pembahasan tentang keputusan final dari Mahkamah Arbitrase Internasional.

Damos menjelaskan, keputusan tribunal sifatnya tidak memaksa tetapi mengikat. Artinya, mau tidak mau kedua belah pihak harus menyetujui meskipun sebenarnya ada keputusan yang tidak menguntungkan. “Jadi, mau tidak mau mereka harus setuju meskipun keputusan tersebut terkadang tidak menguntungkan. Ibaratnya mau nggak mau ya harus mau,” tutur Damos.

Berbicara mengenai perairan Indonesia, tak ada lagi permasalahan mengenai klaim batas laut. Artinya, klaim atas batas laut di wilayah Indonesia sudah diakui. “Ibarat orang, Indonesia itu sudah ijab Kabul,” imbuh Damos.

Kuliah tamu kali ini diikuti oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah Hukum Laut, Penyelesaian Sengketa Internasional, dan Hukum Internasional. Kuliah tamu tentang hukum laut berjalan santai namun serius sehingga mahasiswa terlihat antusias. Buktinya, tak sedikit dari mereka yang mengajukan pertanyaan. (*)

Penulis : Pradita Desyanti Editor: Defrina Sukma S

Referensi

Dokumen terkait

Agar pelaksanaan SPMI dapat dilakukan oleh seluruh satuan pendidikan dengan pelaksanaan SPMI dapat dilakukan oleh seluruh satuan pendidikan dengan optimal,

Dalam 4ara ini re1ru.men dila1u1an melalui re&erensi dari 1arya%an lain dalam organisasi 1arena .elah menge.ahui <o.ensi dan 1eahlian 1arya%an yang dire1omendasi1an <ada

Uygulama 10: Perspektif resmi verilen parçanın ön, solyan ve üst görünü ş lerini, verilen ipuçlarından yararlanarak çiziniz... Bu görünü ş lerin nasıl elde

Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah dipaparkan, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dalam bentuk skripsi dengan mengambil judul “Pengaruh

Dengan perkembangan zaman yang dibarengi dengan perkembangan teknologi dan komunikasi yang begitu pesat , maka akan memberikan pengaruh atau dampak yang begitu besar

Salah satu cara untuk meminimalisir terinfeksinya anak anak dari Covid-19 adalah dengan menerapkan pola asuh yang mengedukasi perilaku hidup bersih dan sehat terhadap

misalnya: orang tua menitipkan anak pada sanak saudara atau dengan pembantu dengan alasan sibuk dalam pekerjaan sehingga tidak sempat untuk melakukan pengawasan terhadap anaknya,

eperti sudah disinggung sebelumnya% bah*asanya sebagai sebuah negara di Timur  eperti sudah disinggung sebelumnya% bah*asanya sebagai sebuah negara di Timur  Tengah% (aman