Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
1
Berbagai arahan dan kebijakan di daerah tertuang dalam dokumen-dokumen perencanaan
pembangunan kabupaten/kota yang tentunya telah menampung inspirasi dari berbagai pihak serta
masyarakatnya sesuai situasi, kondisi dan isu-isu strategis yang berkembang pada masing-masing
daerah. Arahan dan kebijakan dalam dokumen perencaanaan daerah ini merupakan arahan strategi
pengembangan kota yang harus diintegrasikan guna mencapai keterpaduan rencana pembangunan
seperti yang diharapkan.
Sesuai konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun dengan
mengintegrasikan dokumen-dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat
pada skala nasional, provinsi, hingga skala kawasan dan lingkungan di tingkat kabupaten/kota.
Sebagai dokumen perencanaan infrastruktur Bidang Cipta Karya di daerah, maka dokumen RPI2JM
Kota Medan memadukan arahan dan kebijakan strategis yang ada pada dokumen-dokumen rencana
pembangunan terkait Bidang Cipta Karya yang ada di Kota Medan yaitu :
1.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Medan 2011-2031;
2.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Medan 2006 - 2025
3.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Medan 2011-2015;
4.
Strategi Sanitasi Kota;
5.
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);
6.
Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kota Medan;
7.
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP); dan
8.
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kota (RTBL-KSK)
5.1.
ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA MEDAN
Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Medan
Tahun 2011-2031 ditetapkan pemerintah daerah Kota Medan sebagai pedoman untuk:
a.
Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD);
b.
Acuan dalam pemanfaatan ruang wilayah kota;
c.
Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunandalam wilayah kota;
d.
Acuan lokasi investasi dalam wilayah kota yang dilakukan Pemerintah, masyarakat dan swasta;
e.
Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang wilayah kota; dan
KETERPADUAN STRATEGI
PENGEMBANGAN KOTA MEDAN
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
2
f.
Dasar pengendalian pemanfaatan ruang di wolayah kota yang meliputi penetapan peraturan
zonasi, perizinan, pemberian insentif, serta pengenaan sanksi, dan acuan dalam administrasi
pertanahan.
RTRW Kota Medan disusun dengan masa rencana hingga tahun 2031 dengan tujuan untuk:
a.
mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan serta mempunyai daya
saing dan daya tarik sebagai daerah tujuan investasi; dan
b.
memanfaatkan ruang daratan, lautan dan udara untuk aktifitas pembangunan kota berbasis
ekonomi di sektor perdagangan dan jasa, pariwisata serta industri yang berwawasan lingkungan.
5.1.1.
Arahan Pengembangan Struktur Ruang Kota Medan
Berdasarkan RTRW Kota Medan 2030, Sistem pusat pelayanan Kota Medan direncanakan terdiri atas 2
(dua) Pusat pelayanan kota, yaitu satu Pusat pelayanan kota di Utara dan 1 (satu) Pusat pelayanan kota
di Pusat Kota dan didukung oleh 8 (delapan) Subpusat pelayanan kota. Adanya dua pusat ini
dimaksudkan untuk lebih mendorong perkembangan kota ke arah utara agar perkembangan kota
antara bagian selatan dan utara dapat lebih merata. Pengembangan Pusat Pelayanan Kota juga
merupakan upaya untuk mengurangi ketergantungan yang sangat tinggi terhadap Inti Pusat Kota
Medan.
Kriteria lokasi dari masing-masing pusat dan subpusat pelayanan kota ditetapkan sebagai berikut:
1.
Memiliki kegiatan ekonomi yang ditandai dengan adanya kegiatan jasa dan perdagangan.
2.
Memiliki aksesibilitas yang cukup tinggi, seperti berada pada jalur jalan arteri dan kolektor;
jalan lingkar, jalan tol, dan stasiun kereta api.
3.
Kawasan yang memiliki nilai-nilai historis, seperti: kota/permukiman lama, bekas wilayah
kesultanan Deli, perkebunan tembakau Belanda, situs bersejarah pertemuan Sungai Deli
dengan Sungai Babura, permukiman pribumi di zaman Belanda dan lain sebagainya.
4.
Penggunaan lahan
eksisting
yang mendukung fungsi kegiatan;
5.
Potensi pengembangan kawasan dan memiliki ketersediaan lahan pengembangan.
6.
Komitmen Pemerintah derah, berupa kebijakan yang ada terhadap kawasan.
Berdasarkan kriteria di atas maka lokasi-lokasi sub pusat pelayanan akan ditetapkan pada bagian
selanjutnya, sedangkan lokasi Pusat Pelayanan Kota Medan dapat diarahkan sebagai berikut:
1.
Pusat Pelayanan Kota di Pusat Kota Medan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan
perdagangan/bisnis, pusat kegiatan jasa dan kegiatan pemerintahan provinsi dan kota, dan pusat
pelayanan ekonomi, meliputi 7 (tujuh Kecamatan) di Pusat Kota Medan antara lain:
a.
Kecamatan Medan Polonia;
b.
Kecamatan Medan Maimun;
c.
Kecamatan Medan Baru (Kelurahan Darat dan Petisah Hulu);
d.
Kecamatan Medan Petisah (Kelurahan Petisah Tengah dan Sekip);
e.
Kecamatan Medan Barat (Kelurahan Kesawan dan Silalas);
f.
Kecamatan Medan Timur (Kelurahan Persiapan Perintis dan Gang Buntu); dan
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
3
2.
Pusat Pelayanan Kota di Bagian Utara, terletak di antara Kecamatan Medan Labuhan dan Medan
Marelan, tepatnya di sekitar Mesjid Raya Labuhan, Kelurahan Pekan Labuhan yang berfungsi
sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa regional, pusat pelayanan transportasi; pusat
kegiatan sosial
–
budaya, dan pusat kegiatan industri serta pusat pertahanan keamanan.
Pengembangan sub pusat pelayanan kota berfungsi sebagai penyangga dua Pusat Pelayanan Kota
dan meratakan pelayanan pada skala subpusat pelayanan kota. Penyebaran Subpusat Pelayanan Kota
juga dimaksudkan untuk mendukung keserasian perkembangan kegiatan pembangunan antar
subpusat wilayah kota. Lokasi Sub pusat Pelayanan Kota Medan dapat diarahkan sebagai berikut:
1.
Sub pusat pelayanan kota Medan Belawan yang berfungsi sebagai pusat pelayanan transportasi
laut, pusat kegiatan bongkar muat dan impor
–
ekspor, pusat pelayanan pertahanan keamanan,
pusat kegiatan industri dan pusat kegiatan perikanan, ditetapkan di Kecamatan Medan Belawan,
tepatnya di stasiun kereta api Pelabuhan Belawan Lama.
2.
Sub pusat pelayanan kota Medan Labuhan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan jasa dan
perdagangan, pusat pelayanan transportasi, dan pusat pelayanan kesehatan, ditetapkan di
Kecamatan Medan Labuhan, tepatnya di persimpangan jalan Marelan Raya dan Jalan Yos
Sudarso, di antara Kelurahan Pekan Labuhan dengan Kelurahan Martubung.
3.
Sub pusat pelayanan kota Medan Marelan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan perdagangan
dan jasa kebutuhan pokok (pasar induk) dan pusat kegiatan rekreasi serta wisata, ditetapkan di
Kecamatan Medan Marelan, tepatnya di persimpangan Jalan Marelan Raya dan Jalan Rahmad
Budin (Kelurahan Terjun).
4.
Sub pusat pelayanan kota Medan Perjuangan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan
perdagangan/bisnis, dan pusat pelayanan olahraga, ditetapkan di Kecamatan Medan Tembung
tepatnya di sekitar aksara, meliputi Kecamatan Medan Perjuangan dan Medan Tembung.
5.
Sub pusat pelayanan kota Medan Area yang berfungsi sebagai pusat pelayanan ekonomi dan
pusat pelayanan transportasi, ditetapkan di Kecamatan Medan Amplas tepatnya di sekitar
persimpangan terminal Amplas, Kelurahan Timbang Deli, meliputi Kecamatan Medan Area,
Medan Kota (kecuali Kelurahan Pusat Pasar, Pasar Baru dan Kelurahan Mesjid).
6.
Sub pusat pelayanan kota Medan Helvetia yang berfungsi sebagai pusat pelayanan ekonomi,
pusat pelayanan transportasi wilayah bagian Barat, dan pusat kegiatan sosial-budaya, ditetapkan
di Kecamatan Medan Helvetia tepatnya di Jalan Asrama, antara rel Kereta Api dan Jalan Gaperta,
meliputi Kecamatan Medan Petisah (kecuali Kelurahan Petisah Tengah dan Sekip) serta pusat
pelayanan pertahanan keamanan.
7.
Sub pusat pelayanan kota Medan Selayang yang berfungsi sebagai pusat kegiatan
perdagangan/bisnis dan pusat pendidikan, ditetapkan di Kecamatan Medan Selayang tepatnya di
sekitar simpang Pemda, meliputi Kecamatan Medan Tuntungan, Kecamatan Medan Baru (kecuali
Kelurahan Darat dan Petisah Hulu), Kecamatan Medan Selayang dan Kecamatan Medan Johor.
8.
Sub pusat pelayanan kota Medan Timur yang berfungsi sebagai pusat kegiatan
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
4
Tabel 5.1. Rencana Struktur Pusat Pelayanan Kota Medan Tahun 2030
No Pusat Pelayanan Fungsi Wilayah pelayanan
A Pusat Pelayanan
Kota di Pusat Kota
Pusat kegiatan
perdagangan/bisnis;
Pusat kegiatan jasa dan kegiatan
pemerintahan provinsi dan kota;
Pusat pelayanan ekonomi
Kota Medan, Kec. Medan Polonia,
Kec. Medan Baru, Kec. Medan Petisah, Kec. Medan Timur, Kec. Medan Barat, Kec. Medan Kota;
Provinsi Sumatera Utara
Internasional
B Pusat Pelayanan
Kota dibagian Utara
Pusat Kegiatan Jasa dan
Perdagangan regional
Pusat pelayanan transportasi;
Pusat kegiatan sosial-budaya
Pusat kegiatan industri
Kota Medan Bagian Utara;
Provinsi Sumatera Utara
Regional
1 Subpusat pelayanan
kota Medan Belawan
pusat pelayanan transportasi laut,
pusat kegiatan bongkar muat dan
impor – ekspor,
pusat kegiatan industri, dan
pusat kegiatan perikanan
Kec. Medan Belawan
2 Subpusat pelayanan
kota Medan Labuhan
Pusat Kegiatan Jasa dan
Perdagangan
Pusat pelayanan transportasi
Pusat pelayanan kesehatan
Kec. Medan Labuhan
3 Subpusat pelayanan
kota Medan Marelan
Pusat kegiatan perdagangan
kebutuhan pokok (pasar induk);
Pusat kegiatan rekreasi dan wisata
Kec, Medan Marelan;
Kabupaten Deli Serdang
4 Subpusat pelayanan
kota Medan Perjuangan
Pusat kegiatan
perdagangan/bisnis
Pusat pelayanan olahraga
Kec. Medan Perjuangan dan Kec.
Medan Tembung
5 Subpusat pelayanan
kota Medan Area
Pusat pelayanan ekonomi
Pusat pelayanan transportasi
Kec. Medan Area, Kec. Medan Kota,
Kec. Medan Denai, Kec, Medan Amplas
6 Subpusat pelayanan
kota Medan Helvetia
Pusat pelayanan ekonomi
Pusat pelayanan transportasi
wilayah bagian Barat
Pusat kegiatan sosial-budaya
Kec. Medan Helvetia, Kec. Medan
Petisah, Kec. Medan Sunggal
8 Subpusat pelayanan
kota Medan Selayang
Pusat kegiatan
perdagangan/bisnis
Pusat Pendidikan
Kec. Medan Tuntungan, kec. Medan
Baru, Kec. Medan Selayang, kec. Medan Johor
9 Subpusat pelayanan
kota Medan Timur
Pusat kegiatan
perdagangan/bisnis
Pusat pelayanan transportasi
(TOD);
Pusat kegiatan sosial-budaya
Kec. Medan Deli, Kec. Medan Timur,
Kec. Medan Barat
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
5
5.1.2.
Rencana Pengembangan Kawasan Strategis di Kota Medan
Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai
pengaruh besar terhadap:
1.
Tata ruang di wilayah sekitarnya;
2.
Kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya; dan/atau
3.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Jenis kawasan strategis antara lain adalah, kawasan strategis dari sudut pertumbuhan ekonomi, bidang
sosial dan budaya, pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, serta fungsi dan
daya dukung lingkungan hidup dan kepentingan pertahanan dan keamanan.
5.1.2.1.
Kawasan Strategis Bidang Pertumbuhan Ekonomi
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, antara lain, adalah kawasan
metropolitan, kawasan ekonomi khusus, kawasan pengembangan ekonomi terpadu, kawasan
tertinggal, serta kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas. Berdasarkan kriteria di atas maka
Kawasan Strategis Kota (KSK) Medan yang dapat dikembangkan sebagai Kawasan Strategis
Pertumbuhan Ekonomi, antara lain:
1.
Pusat Pelayanan Kota di Bagian Pusat Kota (CBD Polonia)
2.
Di Kota Medan terdapat 7 (tujuh) kecamatan di Pusat Kota yang ditetapkan sebagai Pusat
Kawasan Metropolitan Mebidangro, yaitu Kecamatan Medan Polonia, Medan Maimun, Medan
Barat, Medan Petisah, Medan Baru, Timur dan Medan Kota.
3.
Kawasan ekonomi khusus, yang akan di kembangkan adalah di Kecamatan Medan Labuhan;
4.
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu
Kawasan pengembangan ekonomi terpadu ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut:
1.
Memiliki aksesibilitas tinggi yang didukung oleh prasarana transportasi yang memadai.
2.
Memiliki potensi strategis yang memberikan keuntungan dalam pengembangan sosial
ekonomi.
3.
Berdampak luas terhadap pengembangan regional, nasional dan internasional.
4.
Memiliki peluang investasi yang menghasilkan nilai tinggi.
Berdasarkan kriteria diatas maka kawasan yang dapat dikembangkan sebagai kawasan pertumbuhan
ekonomi terpadu adalah: Kecamatan Medan Belawan, Kecamatan Medan Labuhan, Kecamatan Medan
Deli, Pusat Kota (CBD Polonia) dan Kecamatan Amplas.
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
6
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
7
5.1.2.2.
Kawasan Strategis Bidang Sosial Budaya
Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya, antara lain, adalah kawasan adat
tertentu, kawasan konservasi warisan budaya, termasuk warisan budaya yang diakui sebagai warisan
dunia. Kawasan-kawasan di Kota Medan yang dapat dikatagorikan sebagai kawasan strategis soaial
budaya adalah:
1.
Kawasan Polonia;
2.
Kawasan Kota Lama Labuhan Deli (Toapekong Labuhan, rumah Toko Pekong,
Rumah-rumah Melayu, Mesjid Raya Labuhan, Bangunan Eks Bea Cukai dan Stasiun Kereta Api Belawan).
3.
Kawasan Perumahan dan Pergudangan yang semula
DSM (Deli Spoorweg Maatsehappij
) di Pulo
Brayan;
4.
Kawasan Istana Maimun yang meliputi Mesjid Raya Kota Medan, Istana Maimun dan Taman Sri
Deli;
5.
Kawasan Kampung Keling;
6.
Kawasan Kesawan
5.1.2.3.
Kawasan Strategis Fungsi Dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, antara lain,
adalah kawasan pelindungan dan pelestarian lingkungan hidup, termasuk kawasan yang diakui
sebagai warisan dunia seperti Taman Nasional.
Kriteria kawasan lindung strategis adalah:
1.
Memiliki peran ekologis dan penyelamatan lingkungan dan mengantisipasi bencana banjir
2.
Memiliki peran ekonomi tinggi kalau dapat dikelola dengan baik
3.
Kebutuhan pemberian identitas kota dengan pengembangan tanaman.
Kawasan strategis yang perlu dikembangkan dan bisa dikembangkan sebagai kawasan strategis
kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup adalah:
1.
Kawasan Agrobisnis di Kecamatan Medan Marelan;
2.
Kawasan Hutan Manggrove dan rawa di Kecamatan Medan Belawan;
3.
Kawasan Wisata (
Theme Park
dan
Natural Park
) di Kecamatan Medan Marelan;
4.
Kawasan rencana pengembangan waduk-waduk buatan yang menyebar di Kecamatan Medan
Labuhan.
5.1.3.
Kawasan Strategis Nasional Dan Kawasan Strategis Provinsi Dalam Wilayah Kota
Medan
Rencana tata ruang Kota Medan juga mengakomodir kawasan-kawasan strategis nasional dan
provinsi yang berperan penting dan diprioritaskan pengembangannya. Berikut ini merupakan kawasan
strategis nasional dan kawasan strategis provinsi dalam wilayah Kota Medan:
1.
Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang terdapat dalam wilayah Kota Medan adalah Kawasan
Perkotaan Mebidangro.
2.
Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang terdapat dalam wilayah Kabupaten Deli Serdang adalah
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
8
3.
Kawasan Strategis Nasional dari sudut kepentingan pertahanan keamanan yang diperuntukkan
bagi kepentingan pemeliharaan dan pertahanan negara berdasarkan
geosrategic national
yang
terdapat dalam wilayah Kota Medan adalah Pangkalan Udara (Lanud) Polonia di Kecamatan
Medan Polonia, Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Belawan di Kecamatan Medan Belawan dan
Kodam di Kecamatan Medan Helvetia.
5.1.4.
Arahan Pengembangan Kawasan Perdagangan dan Jasa
Kawasan perdagangan dan jasa yang akan direncanakan di Kota Medan terdiri dari kegiatan pasar
tradisional, pusat perbelanjaan (
mall
) dan toko modern. Luas lahan untuk kegiatan ini direncanakan
terdapat sekitar 836,82 Ha. Arahan lokasi untuk kegiatan jasa tersebut ditetapkan pada lokasi sebagai
berikut:
1.
Pusat Pelayanan Kota di Pusat Kota yang terdiri dari 7 (tujuh) Kecamatan, jenis kegiatan yang
akan dikembangkan sebagai berikut:
a.
Pusat kegiatan perdagangan/niaga/bisnis/komersial bertaraf internasional;
b.
Kawasan Pusat Pemerintahan kota (Kawasan Khusus).
c.
Pusat pelayanan ekonomi
d.
Kawasan
City Check In
;
2.
Pusat Pelayanan Kota di Bagian Utara terdiri dari Kecamatan Medan Labuhan dan Kecamatan
Medan Marelan, tepatnya disekitar Mesjid Raya Labuhan, Kelurahan Pekan Labuhan;
a.
Pusat kegiatan perdagangan dan jasa
b.
Pusat ekonomi berbasis perikanan dan hasil kelautan dalam rangka mendukung Kota
Medan sebagai Kota Minapolitan
3.
Di setiap sub-pusat pelayanan.
a.
Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan
b.
Pusat pelayanan transportasi (TOD);
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
9
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
10
5.1.5.
Arahan Pengembangan Kawasan Perumahan
Arahan kepadatan perumahan di Kota Medan adalah sebagai berikut:
A.
Tingkat Kepadatan Perumahan
Tingkat kepadatan perumahan di Kota Medan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kepadatan tinggi,
sedang, dan rendah. Tingkat kepadatan tinggi adalah dengan jumlah 54
–
97 unit rumah per ha,
kepadatan sedang 24
–
53 rumah per ha, dan kepadatan rendah 0 -23 rumah per ha.
1.
Kepadatan Tinggi (54
–
97 unit rumah/Ha)
Termasuk dalam tingkat kepadatan tinggi adalah Kecamatan Medan Perjuangan (Kelurahan
Sei Kerah Hilir dan Hulu), Kecamatan Medan Denai, Kecamatan Medan Area (Kelurahan
Sukaramai 2, Kelurahan Tegal Sari 1, Kelurahan Tegal Sari 3, Kelurahan Kota Maksum 1,
Kelurahan Kota Matsum 4) Kecamatan Medan Kota (Kelurahan Sei Rengas), Kecamatan
Medan Maimum (Kelurahan Hamdani, Kelurahan Sei Mati), Kecamatan Medan Amplas
(Kelurahan Amplas).
Termasuk ke dalam kawasan perumahan dengan kepadatan tinggi yaitu perumahan
kavling
ukuran kecil <100 m2,
flat
, rumah susun dan apartemen, yang saat ini berlokasi pada
perumnas. Perumnas-perumnas yang dimaksud adalah Helvetia di Bagian Barat, Denai di
Bagian Timur, Simalingkar di Bagian Selatan dan Martubung di Bagian Utara, dan rumah
susun di Sukaramai.
2.
Kepadatan Sedang (24
–
53 unit rumah/Ha)
Tingkat kepadatan perumahan sedang tersebar di Kecamatan Medan Belawan (Kelurahan
Belawan Bahagia), Kecamatan Medan Timur di Kelurahan Durian, di Kecamatan Medan
Petisah di Kelurahan Sei Barat, Kelurahan Sei Putih Tengah, Kelurahan Sekip, Kecamatan
Medan Tengah (Kelurahan Helvetia Tengah). Perumahan yang termasuk dalam kawasan
perumahan dengan kepadatan sedang yakni
kavling
ukuran 150 m2
–
200 m2. Perumahan ini
merupakan rumah yang diperuntukkan bagi kelas ekonomi menengah yang sebagian besar
merupakan PNS.
3.
Kepadatan Rendah ( 0 - 23 unit rumah/Ha)
Adapun perumahan dengan kepadatan rendah tersebar di Utara Medan, Medan Tengah dan
Medan Selatan.
Kavling
perumahan berkepadatan rendah kebanyakan merupakan
perumahan kavling ukuran besar > 200 m2 pada umumnya dihuni oleh kelas menengah atas
dari etnis pribumi. Sedangkan masyarakat kelas menengah atas (kalangan pengusaha) yang
didominasi oleh etnis keturunan Cina, lebih suka tinggal di pusat kota dengan
kavling
rapat
dan kepadatan tinggi dalam
gated community
.
Arahan pengembangan kepadatan perumahan di Kota Medan dapat dilihat pada gambar rencana
pengembangan kawasan perumahan di bawah ini:
Arahan Pengembangan Kawasan Lindung
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
11
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
12
Pola ruang kawasan lindung di wilayah Kota Medan secara umum bertujuan untuk mencegah
timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup dan melestarikan fungsi lindung kawasan yang
memberikan perlindungan kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, dan
kawasan lindung lainnya, serta menghindari berbagai usaha dan/atau kegiatan di kawasan
rawan bencana. Sasarannya adalah untuk:
1.
Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa, serta nilai
budaya dan sejarah bangsa;
2.
Mempertahankan keanekaragaman hayati, satwa, tipe ekosistem dan keunikan alam.
Jenis pemanfaatan ruang kawasan lindung yang terdapat di Kota Medan terdiri dari:
A.
Mangrove
Mangrove yang ada di Kota Medan terdapat pada kawasan Utara, tepatnya di Kecamatan
Medan Labuhan. Luas Mangrove di wilayah Kecamatan Medan Belawan seluas 1.029 Ha
berfungsi menjaga kelestarian lingkungan serta menjaga ekosistem ikan dan mencegah
abrasi pantai.
B.
Kawasan perlindungan setempat (kawasan sekitar waduk/danau buatan, sempadan
sungai dan jalur hijau).
Kawasan perlindungan setempat bertujuan untuk melindungi keberlangsungan sumber
air baku, ekosistem daratan, keseimbangan lingkungan kawasan, menciptakan
keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk
kepentingan masyarakat, serta meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai
sarana pengaman lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih.
Rencana kawasan perlindungan setempat di Kota Medan terdiri dari sempadan sungai,
sempadan pantai, sempadan danau, sempadan jalan kereta api, dan sempadan Saluran
Udara Tegangan Ekstra Tinggi;
1.
Sempadan Sungai
Adapun rencana sempadan sungai di Kota Medan adalah sebagai berikut:
1.
Sungai Belawan 15 m.
2.
Sungai Percut 15 m.
3.
Sungai Deli 15 m.
4.
Sungai Babura 15 m.
5.
Sungai Sei Selayang 15 m.
6.
Parit Emas 5 m.
7.
Sungai-sungai kecil 5 m.
Dari hasil perhitungan GIS dengan menggunakan kriteria diatas maka perkiraan luas
kawasan lindung sempadan sungai di Kota Medan adalah sebesar 666 Ha.
2.
Sempadan Danau
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
13
3.
Jalur Sempadan Kereta Api
Penyediaan RTH pada garis sempadan jalan rel kereta api merupakan RTH yang
memiliki fungsi utama untuk membatasi interaksi antara kegiatan masyarakat dengan
jalan rel kereta api. Berkaitan dengan hal tersebut perlu dengan tegas menentukan
lebar garis sempadan jalan kereta api di kawasan perkotaan. Jalur Sempadan Jalan
Kereta Api yaitu kawasan di sisi kiri dan kanan rel kereta api dengan jarak
sekurang-kurangnya 18 meter.
4.
Sempadan Pantai
Kriteria untuk kawasan lindung ini yaitu daratan sepanjang tepian pantai yang
lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai sebesar 100 meter dari
titik pasang tertinggi ke arah darat.
a.
Batasan pemanfaatannya adalah:
i.
Untuk tanaman-tanaman yang dapat mencegah terjadinya erosi dan abrasi
pantai, seperti tanaman bakau (mangrove).
ii.
Sebagai ruang terbuka milik umum yang dapat dimanfaatkan untuk rekreasi
dan objek wisata pada pantai yang landai dan memiliki panorama yang
indah.
b.
Penanganan
i.
Mencegah kegiatan budidaya yang dapat merusak dan mengganggu
kelestarian fungsi pantai
ii.
Rehabilitasi kawasan hutan bakau sebagai pelindung pantai yang rusak.
5.
Jalur Hijau Sempadan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTET)
Penyediaan RTH pada garis sempadan SUTET merupakan RTH yang memiliki fungsi
utama untuk membatasi interaksi antara kegiatan masyarakat dengan saluran udara
tegangan ekstra tinggi. Berkaitan dengan hal tersebut perlu dengan tegas
menentukan lebar garis sempadan jalur hijau SUTET. Jalur hijau SUTET adalah
kawasan di sisi kiri dan kanan saluran udara tegangan ekstra tinggi dengan jarak
sekurang kurangnya 60 meter.
C.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota
Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas
baik bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana dalam
penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan. Kawasan
ruang terbuka hijau selain berfungsi sebagai paru-paru kota, juga berfungsi sebagai salah
satu unsur pembentuk struktur tata ruang kota.
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
14
1. Pembatasan pendirian bangunan-bangunan, kecuali yang memiliki fungsi sangat vital
atau bangunan-bangunan yang merupakan penunjang dan menjadi bagian dari
kawasan ruang terbuka hijau.
2. Pengembangan kawasan ruang terbuka hijau sebagai bagian dari pengembangan
fasilitas umum dan taman-taman kota/ lingkungan
3. Pengembangan kawasan ruang terbuka hijau sebagai pembatas antara kawasan
industri dengan kawasan fungsional lain di sekitarnya, terutama kawasan permukiman.
Untuk menghitung kebutuhan luas RTH publik Kota Medan digunakan metode
perhitungan kebutuhan RTH berdasarkan persentase yang kemudian dikaitkan dengan
kebijakan yang terbaru yaitu Undang-undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang, yaitu: Proporsi ruang terbuka hijau pada wilayah kota paling sedikit 30 (tiga puluh)
persen dari luas Kota Medan, yang meliputi: 20 (dua puluh) persen ruang terbuka hijau
publik dan 10 (sepuluh) persen ruang terbuka hijau privat. Maka perhitungannya sebagai
berikut:
1.
Luas Wilayah Kota Medan: 26.510 Ha
2.
Kebutuhan luas Ruang Terbuka Hijau sesuai standar UU No. 26 Tahun 2007 adalah
30% dari 26.510 Ha, sekitar 7.953 Ha, yang terdiri dari 5.302 Ha RTH Publik dan 2.651
Ha Privat.
Untuk memenuhi kebutuhan RTH Kota sebesar 7.953 Ha (30%) maka arahan lokasi RTH
yang akan dikembangkan diluar kawasan lindung (hutan manggrove dan jalur hijau),
antara lain:
1.
RTH Kawasan Wisata
Kawasan wisata yang dapat dikembangkan sekaligus berfungsi sebagai RTH adalah
kawasan wisata di Utara Medan (Kecamatan Medan Marelan), yang meliputi: Theme
Park, Natural Park dan Danau Siombak. Kawasan Wisata di Selatan meliputi Kebun
Binatang dan Taman Mora Indah. Luas RTH tersebut diperkirakan mencapai sekitar
959,08 Ha.
2.
RTH Hutan Kota
Tujuan penyelenggaraan hutan kota adalah sebagai peyangga lingkungan kota yang
berfungsi untuk:
1.
Memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika;
2.
Meresapkan air;
3.
Menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota; dan
4.
Mendukung pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati Indonesia.
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
15
Tabel 5.2. Rencana RTH Hutan Kota di Kota Medan
Sumber: RTRW Kota Medan, 2030
3.
RTH Taman Kota
RTH Taman kota adalah taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kota
atau bagian wilayah kota. Taman ini melayani minimal 480.000 penduduk dengan
standar minimal 0,3 m2 per penduduk kota, dengan luas taman minimal 144.000 m2.
Taman ini dapat berbentuk sebagai RTH (lapangan hijau), yang dilengkapi dengan
fasilitas rekreasi dan olah raga, dan kompleks olah raga dengan minimal RTH 80% -
90%. Semua fasilitas tersebut terbuka untuk umum. Jenis vegetasi yang dipilih berupa
pohon tahunan, perdu, dan semak ditanam secara berkelompok atau menyebar
berfungsi sebagai pohon pencipta iklim mikro atau sebagai pembatas antar kegiatan.
4.
RTH Taman Pemakaman Umum
Penyediaan ruang terbuka hijau pada areal pemakaman disamping memiliki fungsi
utama sebagai tempat penguburan jenazah juga memiliki fungsi ekologis yaitu
sebagai daerah resapan air, tempat pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta
iklim mikro serta tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat di sekitar
seperti beristirahat dan sebagai sumber pendapatan.
5.
RTH Jalur Hijau Jalan
Untuk jalur hijau jalan, RTH dapat disediakan dengan penempatan tanaman antara
20
–
30% dari ruang milik jalan (rumija) sesuai dengan klas jalan. Untuk menentukan
pemilihan jenis tanaman, perlu memperhatikan 2 (dua) hal, yaitu fungsi tanaman dan
persyaratan penempatannya. Disarankan agar dipilih jenis tanaman khas daerah
setempat, yang disukai oleh burung-burung, serta tingkat evapotranspirasi rendah.
6.
RTH Jalur Pejalan Kaki
Jalur pejalan kaki adalah Jalur yang disediakan bagi pejalan kaki pada kiri-kanan jalan
atau di dalam taman. Jalur pejalan kaki yang dilengkapi dengan RTH harus
memenuhi hal-hal sebagai berkut:
1.
Kenyamanan, adalah cara mengukur kualitas fungsional yang ditawarkan oleh
sistem
pedestrian
yaitu:
2.
Karakter fisik, meliputi:
a.
Kriteria dimensional, disesuaikan dengan kondisi sosial dan budaya
setempat, kebiasaan dan gaya hidup, kepadatan penduduk, warisan dan nilai
yang dianut terhadap lingkungan;
No. Lokasi Kecamatan Luas (Ha)
1. Taman Beringin Kecamatan Medan Baru ±1,2 Ha
2. Bumi Perkemahan Pramuka Cadika Kecamatan Medan Johor ±25 Ha
3. Hutan Kota CBD Polonia Kecamatan Medan Polonia ±40 Ha
4. Kebun Binatang Kecamatan Medan Tuntungan ±30 Ha
5. Kanal Sungai Deli Zona A dan D Kecamatan Medan Johor ±2 Ha
6. Hutan Kota Kecamatan Medan Labuhan ±1,5 Ha
7. Hutan Kota Kelurahan Baru Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan ± 8,7 Ha
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
16
b.
Kriteria pergerakan, jarak rata-rata orang berjalan di setiap tempat umumnya
berbeda dipengaruhi oleh tujuan perjalanan, kondisi cuaca, kebiasaan dan
budaya.
3.
Pedoman teknis lebih rinci untuk jalur pejalan kaki dapat mengacu pada Kepmen
PU No. 468/KPTS/1998 tanggal 1 Desember 1998, tentang Persyaratan Teknis
Aksesiblitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan dan Pedoman Penyediaan
dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jalur Pejalan Kaki. Pada umumnya orang
tidak mau berjalan lebih dari 400 m.
7.
RTH Atap Bangunan
Disetiap atap bangunan yang beratap beton diwajibkan menanam tumbuhan
penghasil oksigen atau pohon buah-buahan dalam pot atau hamparan rumput.
8.
Lapangan Olahraga
Lapangan olahraga yang dimaksud adalah lapangan di setiap kecamatan.
D.
Kawasan suaka alam dan cagar budaya
Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya bertujuan untuk melestarikan dan melindungi
situs-situs purbakala sebagai peninggalan budaya di Kota Medan. Kawasan suaka alam
dan cagar budaya di Kota Medan terdiri dari:
1.
Kawasan pantai berhutan bakau di Kecamatan Medan Belawan.
2.
Kawasan cagar budaya di kawasan Polonia, kawasan Kota Lama Labuhan Deli
(Toapekong Labuhan), Rumah-rumah Toko Pekong, Rumah-rumah Melayu, Mesjid
Raya Labuhan, Bangunan yang semula Bea Cukai dan Stasiun Kereta Api Belawan,
Kawasan Perumahan dan Pergudangan yang semula
DSM (Deli Spoorweg
Maatsehappij)
di Pulo Brayan, Kawasan Istana Maimun, Kawasan Kampung Keling dan
Kawasan Kesawan
E.
Kawasan rawan bencana
Kawasan rawan bencana bertujuan untuk memberikan perlindungan semaksimal mungkin
atas kemungkinan bencana terhadap fungsi lingkungan hidup dan kegiatan lainnya.
Kawasan rawan bencana di kota medan tersebar hampir menyebar di seluruh kota
medan. Ada 4 jenis kemungkinan bencana yang akan terjadi. Berdasarkan hasil mitigasi
bencana alam dapat diurutkan berdasarkan prioritas yaitu:
1.
Rawan Banjir di Kota Medan
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
17
jadwal penerbangan masuk dan keluar bandara tersebut. Banjir tersebut pada
umumnya disebabkan selain karena curah hujan 25 tahunan yang tinggi. Juga karena
kapasitas sungai yang tidak memadai, serta adanya pengaruh pasang-surut air laut di
Selat Malaka.
Sementara itu, banjir mikro terjadi hampir merata di semua tempat di Kota Medan. Di
daerah hulu sungai, yang termasuk daerah tinggi di Kota Medan seperti Kecamatan
Medan Kota, Medan Selayang, dan Medan Baru tak luput dari genangan ini. Daerah
rawan genangan terbanyak terdapat di daerah tengah Kota Medan. Daerah tersebut
antara lain Kecamatan Medan Selatan, Medan Helvetia, Medan Barat, Medan
Perjuangan, dan Medan Timur. Di daerah hilir Kota Medan beberapa kecamatan
seperti Kecamatan Medan Deli dan Kecamatan Medan Belawan merupakan daerah
yang seringkali terkena bencana banjir atau genangan.
2.
Rawan Gelombang Pasang di Medan
Pusat Kota Medan tidak terletak di tepi pantai, namun sedikit lebih masuk ke daratan
sekitar lebih kurang 20 km. Kota yang terletak di tepi pantai adalah Belawan.
Sehingga, boleh dikatakan bahwa Kota Medan tidak terkena sapuan langsung apabila
di daerah Selat Malaka terjadi gelombang pasang. Namun demikian, karena topografi
Kota Medan relatif datar, dengan ketinggian daerah bervariasi mulai 3 meter sampai
35 meter di atas permukaan air pasang tertinggi, maka ada kemungkinan gelombang
pasang akan mempengaruhi Kota Medan melalui sungai besar yang bermuara di
Selat Malaka. Bencana yang mungkin timbul berupa banjir akibat curah hujan tinggi
disertai naiknya muka air sungai pada saat terjadi gelombang pasang karena air
sungai tidak bisa mengalir dengan bebas ke laut.
Daerah yang merupakan rawan bencana gelombang pasang adalah kawasan
Perkotaan Belawan. Daerah ini terletak pada daerah pantai yang datar dengan
ketinggian daratan dari muka laut rata-rata antara 1 meter sampai dengan 5 meter.
Perkampungan nelayan menghadap langsung ke Selat Malaka sehingga apabila
terjadi gelombang pasang pada Selat Malaka, maka perkampungan ini akan terkena
dampaknya.
3.
Rawan Tsunami di Medan
Wilayah Kota Medan berdasarkan letak secara geografis, sisi Utara berbatasan
langsung dengan Selat Malaka. Dengan terjadinya tsunami di Provinsi Naggroe Aceh
Darussalam pada Tahun 2004 dan Pulau Nias pada Tahun 2005 berdampak terhadap
pantai timur Sumatera Utara. Untuk mengantisipasi dampak tersebut maka kawasan
yang berbatasan dengan Selat Malaka di Kecamatan Medan Belawan ditetapkan
sebagai kawasan rawan tsunami.
4.
Rawan Gempa Bumi di Medan
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
18
Medan, goncangannya dapat dirasakan. Dalam kurun waktu 30 tahun atau dari
tahun 1979-2008, BMG Wilayah Medan mencatat adanya 34 kejadian gempa yang
goncangannya dapat dirasakan di Kota Medan. Keseluruhan kejadian gempa
tersebut, sumbernya atau pusat gempanya dari luar wilayah Medan dan tergolong
gempa bumi dangkal (kedalaman < 50 km). Dari kejadian-kejadian gempa tersebut,
dengan mengacu pada skala MMI, tingkat goncangan gempa di Kota Medan secara
umum tergolong dalam skala I- II MMI. Atau bila ditinjau dari tingkat goncangan
menurut klasifikasi
Rossi-Farel
tergolong dalam tingkat goncangan mikroseismik
–
goncangan sangat lemah (drajat I
–
II). Tingkat goncangan paling tinggi yang pernah
terjadi adalah IV
–
V Skala MMI atau tergolong goncangan lemah-kuat, dan itupun
hanya terjadi ketika terjadi gempa bumi berkekuatan besar (> 8 SR), yaitu saat
kejadian gempa di Aceh pada Desember 2004 dan di Nias pada Maret 2005.
Intensitas kejadian gempa yang goncangannya dirasakan di Kota Medan mengalami
peningkatan (mencapai 26 kali) setelah terjadi gempa besar di Aceh maupun di Nias.
Begitu juga dengan kekuatan gempanya yang rata-rata berkisar 6 SR (sebelumnya
rata-rata 5 SR). Hal ini umum terjadi sebagai bagian cara bumi mencari
keseimbangan setelah kejadian goncangan besar, dimana akan diikuti
pelepasan-pelepasan energi dalam skala atau kekuatan yang lebih kecil.
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
19
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
20
5.1.6.
Arahan Pengembangan Struktur Ruang terkait Bidang Ke-Ciptakarya-an
a)
Sistem Jaringan Sumber Daya Air
Sistem penyediaan air minum adalah sistem yang dikembangkan untuk menjamin kuantitas, kualitas,
kontinuitas penyediaan air minum bagi penduduk dan kegiatan ekonomi serta meningkatkan efisiensi
dan cakupan pelayanan. Sistem jaringan sumber daya air adalah sistem yang dikembangkan bertujuan
untuk memberikan akses secara adil kepada seluruh masyarakat untuk mendapatkan air agar dapat
berperikehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.
b)
Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan
Sistem Penyediaan Air Minum
Sistem penyediaan air minum meliputi jaringan perpipaan yang ditetapkan diseluruh
kecamatan di Kota Medan dengan ketentuan sebagai berikut :
1)
Sistem penyediaan air minum adalah penyediaan kebutuhan air bersih atau air minum
yang dilayani oleh PDAM Tirtanadi dengan sistem pengaliran pada jaringan
transmisi/distribusi di daerah pelayanan Kota Medan dan dengan sistem pemompaan
(booster pump)
untuk Kecamatan Medan Belawan.
2)
Daerah pelayanan air minum /air bersih sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilayani
melalui 14 cabang PDAM Tirtanadi meliputi : Cabang Utama, Cabang Deli Tua, Cabang
Tuasan, Cabang Amplas, Cabang Sunggal, Cabang Medan Labuhan, Cabang Yamin,
Cabang Denai, Cabang Cemara, Cabang Padang Bulan, Cabang Sei Agul, Cabang Diski,
Cabang Belawan dan Cabang Sibolangit.
Sistem Pengelolaan Air Limbah
Sistem pengelolaan air limbah adalah sistem yang dikembangkan untuk pengurangan,
pemanfaatan kembali, dan pengolahan bagi air limbah dari kegiatan permukiman,
perkantoran dan kegiatan ekonomi dengan memperhatikan baku mutu limbah yang berlaku.
Sistem pengelolaan air limbah terdiri atas sistem pengelolaan air limbah domestik dan
industri, dimana ketentuan untuk masing-masing sistem tersebut antara lain :.
1)
Sistem pengelolaan air limbah terpusat ditetapkan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) Cemara.
2)
Lokasi sistem air limbah domestik terpusat ditetapkan di Instalasi Pengolahan Air Limbah
Cemara.
3)
Sistem air limbah domestik setempat dilakukan secara individual melalui pengolahan dan
pembuangan air limbah setempat dan dikembangkan pada kawasan-kawasan yang belum
memiliki sistem terpusat.
4)
Sistem pengelolaan air limbah industri meliputi sistem air limbah terpusat dan atau
setempat, dilakukan secara individual oleh industri itu sendiri.
Sistem Pengolahan Sampah
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
21
Sampah merupakan produksi masyarakat yang selalu ada setiap hari dari berbagai kegiatan.
Oleh karena itu pengorganisasian sampah perlu dirancang secara hirarki dan terkoordinir
dengan instansi terkait lainnya. Berdasarkan kondisi tinggi muka air tanah Kota Medan yang
rendah yaitu rata-rata 1 - 3 m di bawah permukaan tanah, maka penanganan sampah dengan
cara penimbunan dinilai kurang baik, terutama mengingat dampaknya terhadap kerusakan air
tanah dan air permukaan yang berada di sekitarnya.
Kemudian seiring dengan berkembangnya jaringan jalan dan aksesibilitas antar wilayah,
sistem penimbunan tersebut perlu diubah menjadi sistem terpusat, menggunakan
pengangkutan dengan truk sampah (dump truck) ataupun menggunakan arm roll truck
(dengan container) dan compactor truck menuju tempat pembuangan akhir di TPA.
Kebutuhan terhadap lahan untuk pembangunan TPA saat ini masih dapat disediakan
mengingat cukup tersedianya lahan kosong yang dapat dikembangkan di daerah TPA Terjun.
Dan hal ini harus diiringi dengan pemanfaatan teknologi dalam penanganan sampah yang
harus ditingkatkan dari Open Dumping menjadi Sanitary Landfill.
Rencana Sistem Drainase
Sistem drainase kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf d bertujuan untuk
mengurangi banjir dan genangan air bagi kawasan permukiman, industri, perdagangan,
perkantoran, persawahan, dan jalan.
Hirarki sistem drainase yang direkomendasikan di Kota Medan antara lain terdiri dari:
1)
Saluran primer:
Sungai Badera.
Sungai Belawan.
Sungai Deli.
Sungai Babura.
Sungai Percut.
2)
Saluran drainase sekunder:
a.
Anak-anak sungai yang ada di Kota Medan
Sei Selayang.
Sei Putih.
Sei Siput.
Sei Berkala.
Parit Emas.
Parit Martondi.
Sungai Buncong.
Sungai Pelangkah.
Sei Percut Denai.
b.
Saluran sekunder eksisting (buatan) yang ada di pinggir jalan utama.
3)
Saluran drainase tersier:
Saluran drainase perumahan.
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
22
5.1.7.
Ketentuan Zonasi bagi Pembangunan Prasarana dan Sarana Bidang Cipta Karya
a)
Arahan Peraturan Zonasi
Peraturan Zonasi
(Zoning Regulation)
adalah ketentuan yang mengatur tentang klasifikasi zona,
pengaturan lebih lanjut mengenai pemanfaatan ruang, dan prosedur pelaksanaan
pembangunan.
b)
Penyusunan Klasifikasi Zonasi
Klasifikasi zonasi disusun sesuai dengan kondisi Kota Medan dan Rencana Pola Ruang yang telah
ditetapkan, antara lain:
1.
Kawasan Lindung, meliputi:
Kawasan Hutan Manggrove(Hutan Bakau Sekunder);
Kawasan Sempadan Sungai, Pantai dan Danau;
Kawasan Sempadan Rel Kereta Api, dan
Kawasan Sempadan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET);
2.
Kawasan Budidaya, antara lain meliputi:
Kawasan Perumahan;
Kawasan Perdagangan dan Jasa;
Kawasan Industri;
Kawasan Fasilitas Pelayanan;
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
23
5.1.8.
Indikasi Program Bdang Cipta Karya
Tabel 5.3. Indikasi Program Bidang Cipta Karya RTRW Kota Medan Tahun 2010-2030
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
14 2015-2019 2020-2024 2025-2030
1 Air bersih
1. Menurunkan tingkat kebocoran produksi dan distribusi air bersih.
Seluruh Kota APBD
Prov/Kota PDAM Tirtanadi 2. Pelestarian sumber daya air permukaan dan
air tanah yang ada di Kota Medan dengan menjaga kualitas dan kuantitasnya.
Seluruh Kota APBD
Prov/Kota PDAM Tirtanadi
3. Membangun prasarana air bersih Kran Umum (KU) dan Hidran Umum (HU) untuk masyarakat yang sulit dijangkau PDAM dan untuk daerah yang kondisi air tanahnya buruk seperti di Kawasan Medan Utara.
Belawan dan
Medan Labuhan 54.000
APBD Prov/Kota
PDAM Tirtanadi & Dinas Perkim
4.Pengaturan dan pengendalian penggunaan air tanah dalam oleh industri.
Seluruh Kota APBD
Prov/Kota BLH & Bina Marga 5. Pembangunan Reservoar Cemara. Perumahan
Cemara
APBD
Prov/Kota PDAM Tirtanadi 6. Penyusunan DED Pipa Distribusi Air Bersih
untuk Kawasan Medan Utara.
Belawan dan Medan Labuhan
APBD
Prov/Kota PDAM Tirtanadi
2 Drainase
7.Program normalisasi saluran drainase dan aliran sungai pada :
• Sistem Sungai Badera – Sungai Belawan.
• Sistem Sungai Deli – Babura.
• Sistem Sungai Kera.
• Sistem Sungai Percut dan Sei Tuan.
Seluruh Kota 400.000 APBN Dinas PU
8. Program pembuatan sudetan / kanal dari hulu Catchment Area Sungai Badera dan Sungai Babura ke Sungai Belawan
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
24
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
WAKTU PELAKSANAAN
PRAKIRAAN BIAYA (Jutaan
Rupiah)
SUMBER DANA
INSTANSI PELAKSANA
PJM I PJM II PJM III PJM IV
20
10
20
11
20
12
20
13
20
14 2015-2019 2020-2024 2025-2030
9. Program pelebaran saluran drainase dan gorong-gorong, pembersihan sampah dan pengerukan sedimen
Seluruh Kota 10.000 APBD Dinas PU
10. Program pembuatan waduk/kolam penampungan (detention pond) di daerah hulu (up stream) dan di daerah middle stream (tengah).
10.000 APBD Dinas PU
11. Program pembangunan sistem polder untuk mengatasi meluapnya sungai pada saat pasang surut air laut, terutama di daerah Medan Utara antara lain di Kampung Mabar, Kawasan Industri Medan (KIM) dan Labuhan Deli
Labuhan Deli,
Labuhan 10.000 APBD Dinas PU
3 Air Limbah
12. Sosialisasi sistem penanganan limbang kakus/tinja dengan menggunakan tangki septic tank komunal.(Program Sanimas)
Seluruh Kota 19.000 APBD Dinas Perkim
13. Pembangunan IPLT APBD Dinas PU, PDAM &
Dinas Perkim 14. Pemantauan instalasi pengolahan air limbah
industri secara induvidual. Seluruh Kota 2.000 APBD BLH
15. Penyusunan Rencana Untuk Sistem Drainase Medan APBD Dinas PU
16. Studi kelayakan untuk peningkatan kapasitas
pengolahan IPAL domestik Cemara. Medan APBD Prov Tarukim Prov
17. Penyusunan DED sistem penyaluran air limbah. Medan APBD Prov Tarukim Prov
18. Penyusunan rencana Induk Sistem Drainase Medan APBD Prov Tarukim Prov
19. Pengadaan Lahan Untuk Penanganan Limbah
Terpadu Medan 5.000 APBD
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
25
NO PROGRAM UTAMA LOKASI
WAKTU PELAKSANAAN
PRAKIRAAN BIAYA (Jutaan
Rupiah)
SUMBER DANA
INSTANSI PELAKSANA
PJM I PJM II PJM III PJM IV
20
10
20
11
20
12
20
13
20
14 2015-2019 2020-2024 2025-2030
4 Sistem Persampahan
20. Pemanfaatan teknologi tepat guna dalam pengolahan sampah organik skala kecil/composting (lingkungan RT atau RW)
Seluruh Kota APBD Dinas Kebersihan
21. Studi kelayakan perluasan TPA Terjun Marelan APBD Dinas Kebersihan
22. Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Perluasan TPA Terjun.
Marelan
APBD Dinas Kebersihan
23. Penyiapan peralatan dengan pembangunan fasilitas pendukung untuk sistem
persampahan di Kota Medan
Seluruh Kota APBD Dinas Kebersihan
24. Pengadaan TPS/Container/bak sampah komunal untuk masing-masing kelurahan dan termasuk TPS khusus industri
Seluruh Kota APBD Dinas Kebersihan
25. Penertiban pemisahan sampah Non B3 dengan sampah B3 dari industri, bangunan komersil, rumah sakit, hotel dan bangunan penghasil sampah lainnya
Seluruh Kota
APBD Dinas Kebersihan
26. Pengawasan ketat pada pengolahan sampah rumah sakit dan rumah bersalin yang ada di Kota Medan
Seluruh Kota APBD Dinas Kebersihan
27. Studi Kelayakan untuk pembangunan Pusat Pengolahan Limbah Industri (PPLI) di Kota Medan, yang diperuntukkan mengolah limbah B3 industri
Medan
APBD Dinas Kebersihan
28. Pembebasan Lahan untuk Perluasan TPA
Terjun Medan Marelan APBD Dinas Kebersihan
29. Pengembangan Kerja Sama TPA Regional Mebidang APBD Dinas Kebersihan
30. Studi Penutupan TPA Terjun dari sistem
Open Dumping Medan Marelan APBN Kementerian PU
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
26
5.2.
ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA
MEDAN
5.2.1.
Visi dan Misi
Visi pembangunan Kota Medan Tahun 2011
–
2015 adalah :
”
KOTA MEDAN MENJADI KOTA METROPOLITAN YANG BERDAYA SAING,
NYAMAN,
PEDULI, DAN SEJAHTERA”
Makna utama visi pembangunan kota tahun 2011-2015 dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kota Metropolitan
Bermakna bahwa Kota Medan menjadi kota yang berfungsi sebagai pusat kegiatan nasional terutama
pusat penyelengaraan pemerintahan; pusat kehidupan politik lokal; pusat pertumbuhan kegiatan
perdagangan dan jasa; pusat kegiatan sosial, seni dan budaya masyarakat; serta pusat permukiman
maju yang ditandai oleh semakin terpadunya kegiatan sosial ekonomi; terciptanya ketenteraman,
ketertiban dan kenyamanan; tersedianya prasarana dan sarana yang maju, bermutu, dan terpadu;
tertatanya ruang dan lingkungan hidup, sebagai ciri utama kota metropolitan baru.
Berdaya saing
Bermakna bahwa Kota Medan mempunyai keunggulan kompetitif, komparatif dan koperatif secara
regional, nasional dan global yang ditandai oleh tingginya produktivitas sumberdaya manusia;
berkembangnya industri, perdagangan dan jasa keuangan; tersedianya infrastruktur sosial ekonomi
yang lengkap; terjaganya stabilitas keamanan, sosial, dan politik; terwujudnya tata pemerintahan yang
profesional; serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Nyaman
Bermakna bahwa Kota Medan menjadi kota layak huni bagi seluruh warga kota dan warga asing
dalam mengekspresikan dan menjalankan kegiatan sosial, ekonomi dan budaya yang ditandai oleh
suasana aman, tenang, damai, tertib, beradab, bersahaja, serta bebas dari rasa takut dan khawatir.
Peduli
Bermakna bahwa Kota Medan menjadi kota yang memberikan pelayanan dan perhatian yang tulus,
empati, adil, dan merata bagi seluruh warga kota tanpa membedakan suku, ras, agama, asal-usul, dan
golongan yang ditandai oleh sikap warga kota yang disiplin, suka bekerja keras,terbuka, toleran,
berpikir positif, kebersamaan, keteladanan dan kearifan.
Sejahtera
Bermakna utama bahwa Kota Medan menjadi kota dengan masyarakat yang terpenuhi dan terfasilitasi
hak-hak dasarnya, baik hak atas pendidikan, kesehatan, sandang, pangan, lingkungan, perumahan,
kehidupan keagamaan, keamanan, berkurangnya angka kemiskinan absolut dan pengangguran serta
semakin meningkatnya pendapatan masyarakat.
Sedangkan misi pembangunan kota tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut:
(1)
Meningkatkan Kualitas Kepemerintahan yang Demokratis, Berkeadilan, Transparan Dan
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
27
(2)
Meningkatkan Penataan Prasarana dan Sarana Perkotaan yang Serasi dan Seimbang untuk
Semua Kawasan Kota;
(3)
Meningkatkan Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Kota yang Merata dan Berkelanjutan;
(4)
Mewujudkan Penataan Lingkungan Perkotaan yang Bersih, Sehat, Nyaman dan Religius;
(5)
Meningkatkan Kualitas Masyarakat Kota.
5.2.2.
Strategi dan Arah Kebijakan
Dalam upaya mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan kota tahun 2011-2015, maka
perlu strategi dan arah kebijakan yang terencana, terpadu dan terukur. Perumusan strategi dan arah
kebijakan mengacu pada misi pembangunan kota tahun 2011-2015. Selain itu, strategi dan arah
kebijakan juga memuat pokok-pokok arahan tentang penataan ruang sesuai dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Medan yang baru (2010-2030).
Tabel 5.4. Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan Misi RPJMD Kota Medan 2011-2015
TUJUAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
M
tu
Meningkatkan koordinasi dan hubungan denganpemerintah, pemerintah propinsi dan dengan pemerintah daerah lainnya.
Mengembangkan kerjasama dengan pemerintah kota/kabupaten/propinsi dan pemerintah
Penyusunan laporan pelaksanaan APBD secara tepat waktu
Menetapkan kerangka kebijakan dan petunjuk teknis penyusunan SPM
Peningkatan koordinasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah antar pemerintah daerah, dan kepada pemerintah propinsi serta pemerintah
Meningkatkan kerja sama antar daerah
Meningkatkan hubungan kemitraan antara
pemerintah daerah dengan DPRD
Mengembangkan mekanisme check and balances antara eksekutif dengan legislatif
Meningkatkan koordinasi antara eksekutif dengan legislatif
Meningkatkan implementasi pelaksanaan kewenangan pemerintahan daerah
Meningkatkan implementasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan
Mengefektifkan pengawasan, pengendalian, pelaporan dan evaluasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan
Peningkatan penyusunan, penetapan dan pelaksanaan kerangka regulasi daerah
Meningkatkan fungsi perundang-undangan
Memfasilitasi penyusunan dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan
Peningkatan pembinaan hukum daerah
Peningkatan harmonisasi peraturan perundang-undangan
Meningkatkan keterbukaan dan pertanggungjawaban public
Memperluas media dan sarana keterbukaan publik dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah
Meningkatkan praktek-praktek pertanggung jawaban publik dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
Meningkatkan kapasitas aparatur dalam penerapan prinsip tata kepemerintahan yang baik
Meningkatkan akses dan kualitas komunikasi dan informasi pembangunan kota
Mengefektifkan media komunikasi dan informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah
Memfasilitasi pengembangan pers daerah baik cetak maupun elektronik
Mendorong komunikasi pembangunan yang konstruktif antar stakeholder
Meningkatkan penggunaan teknologi dalam pengadaan barang/jasa
Meningkatkan praktek-praktek keterbukaan informasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah
Menerapkan e-procurement
Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan
Penerapan SIAK secara on-line system
Penerapan NIK tunggal
Pengurusan dan penerbitan KTP di tingkat kecamatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam kepemilikan dokumen kependudukan
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
28
TUJUAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Meningkatkan efektifitas kelembagaan daerah
Peningkatan kapasitas pemerintah kota secara berkelanjutan
Mengefektifkan sistem informasi manajemen kepegawaian
Meningkatkan penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah
Mengembangkan system peningkatan kinerja dan kesejahteraan pegawai negeri sipil
Mengembangkan pola pembinaan karir berdasarkan merit system, kompetensi dan prestasi kerja
Mengembangkan budaya birokrasi lokal
Meningkatkan penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah
Meningkatkan pelayanan kepegawaian daerah
Penyelenggaraan diklat struktural, fungsional dan teknis PNS secara berkelanjutan
Pengisian formasi struktural berbasis integritas dan kompetensi
Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi kepegawaian
a
Meningkatkan keselarasan program pusat dan daerah Mengintegrasikan perencanaan pembangunan kota dengan rencana pembangunan tingkat propinsi dan pusat
Menyusun dan menetapkan petunjuk teknis penyusunan SOP
Keterpaduan program pembangunan pusat dan daerah
Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur dan utilitas kota
Pengembangan sistem jaringan jalan secara terintegrasi dan hirarkis
Mengembangkan sumber-sumber pembiayaan pembangunan dan pemeliharaan jaringan infrastruktur kota
Mengembangkan kemitraan sektor swasta dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur
Meningkatkan fungsi dan manajemen transportasi
Meningkatkan kualitas dan pelayanan utilitas perkotaan
Percepatan pembangunan kawasan perkotaan melalui peningkatan kualitas infrastruktur transportasi dan utilitas kota
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman melalui penyediaan utilitas kota yang memadai
a
Meningkatkan daya saing dan kinerja ekonomi wilayah Memperkuat kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan sebagai pusat pemerintahan dan fungsi-fungsi regional nasional
Meningkatkan kemampuan komparatif, kompetitif dan kooperatif daerah
Mendorong penerapan teknologi produksi yang lebih luas dan efisien dalam pengembangan sektor-sektor ekonomi unggulan
Mendorong percepatan pemindahan Bandara Polonia
Meningkatkan kerjasama
regional/internasional khususnya di bidang kebudayaan, pariwisata dan perdagangan
Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan kerjasama antardaerah
Mengembangkan system informasi penanaman modal daerah berbasis elektroknik dan pelayanan satu atap
Menyusun kerangka kebijakan investasi
Pemberian kemudahan, fasilitas dan insentif investasi (green tax)
Mengembangkan kawasan ekonomi khusus dan kawasan produksi lainnya
Penataan kawasan aktivitas ekonomi perkotaan
Pengembangan ekonomi berbasis potensi dan sektor unggulan daerah
Perbaikan kualitas sarana dan prasarana pendudkung ekonomi
Peningkatan kerjasama ekonomi antar daerah dan perbaikan kelembagaan ekonomi daerah
Peningkatan promosi investasi melalui regulasi dan deregulasi yang sederhana dan menarik
Peningkatan kerjasama ekonomi dan pengembangan kawasan ekonomi khusus
Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Medan
V .
29
TUJUAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN
Meningkatkan kedudukan, fungsi dan peranan UKMK dalam perekonomian daerah
Mengembangkan kemudahan, fasilitas dan insentif untuk tumbuh dan berkembangnya UMKMK
Meningkatkan akses dan pelayanan kredit perbankan bagi usaha mikro (UMKMK)
Meningkatkan Pembinaan dan pemberdayaan UMKM
Revitalisasi pasar tradisional-modern
Mendorong pengintegrasian Program Bina Lingkungan BUMN
Peningkatan akses permodalan untuk mendukung kegiatan ekonomi usaha mikro, kecil dan menengah
Menciptakan kesempatan dan lapangan kerja
Mendorong peningkatan taraf dan kualitas pendidikan serta diklat tenaga kerja untuk mengisi pasar kerja domestik dan luar negeri
Mendorong peningkatan jumlah wirausaha domestik
Meningkatkan usaha ekonomi yang bersifat padat karya
Meningkatkan kapasitas dan fungsi kelembagaan tenaga kerja
Peningkatan daya saing sektor industrial yang mampu menciptakan lapangan kerja masyarakat
Perbaikan system kelembagaan dan peraturan perundang-undangan ketenaga kerjaan
Meningkatkan fungsi dan peranan sector keuangan
Pembinaan kelembagaan dan permodalan UMKM
Mendorong peningkatan pelayanan sektor perbankan dan keuangan
Perbaikan regulasi dan kelembagaan sektor perbankan dan keuangan
Peningkatan akses informasi dan pelayanan perijinan perbankan dan keuangan
Meningkatkan efektivitas perencanaan
pembangunan kota
Meningkatkan kualitas perencanaan agregat, sektoral, lintas sektor dan kewilayahan
Meningkatkan kualitas pengendalian dan evaluasi implementasi pelaksanaan rencana pembangunan kota
Meningkatkan efektivitas manajemen kinerja baik secara kelembagaan maupun individual
Meningkatkan kompetensi tenaga perencana
Meningkatkan efektivitas musyawarah perencanaan pembangunan tingkat kelurahan, kecamatan dan kota
Mengembangkan badan kerjasama pembangunan kota dan kawasan strategis
Meningkatkan kualitas perencanaan dan penganggaran yang berbasis kinerja dan partisipasi masyarakat
Mengembangkan e-planning yang terintegrasi
Meningkatkan efektivitas pengelolaan keuangan dan barang daerah
Menyusun dan menetapkan kerangka regulasi daerah di bidang pengelolaan keuangan daerah
Penyelenggaraan siklus anggaran secara tepat waktu
Pembinaan administrasi penatausahaan keuangan daerah
Penyelenggaraan pelaporan keuangan daerah secara tepat waktu
Meningkatkan tata kelola keuangan daerah yang semakin efisien dan efektif
Meningkatkan perencanaan, penatausahaan, pemanfaatan, dan evaluasi serta pelaporan barang/asset daerah
Meningkatkan kemandirian pembiayaan pembangunan kota
M
t
Meningkatkan penataan ruang dan kualitas lingkungan hidup Penetapan RTRW kota dan RDTR
Mengedepankan pembangunan berperspektif lingkungan
Peningkatan secara bertahap RTH
Meningkatkan kapasitas kelembagaan dalam penataan ruang
Penataan dan pengelolaan lingkungan perkotaan
Meningkatkan kualitas dan ketersediaan sarana dan prasarana permukiman
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup
Peningkatan penataan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup.
Penguatan kelembagaan koordinasi penataan ruang dan pemberdayaan masyarakat
Peningkatan kualitas dan manajemen pengelolaan lingkungan permukiman
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman
Peningkatan pengelolaan dan pengendalian lingkungan permukiman
Pembinaan dan penegakan hukum
Meningkatkan
ketenteraman masyarakat dan ketertiban umum
Membangun kerjasama yang lebih terpadu dengan kepolisian serta aparat penegak hukum lainnya dalam
Meningkatkan kapasitas kelembagaan pengendalian masalah sosial