BAB 2
PROFIL KABUPATEN OGAN ILIR
2.1. Wilayah Administrasi
Secara geografis Kabupaten Ogan Ilir terletak diantara 3 002'
sampai 3 048' Lintang Selatan dan diantara 104 020' sampai 104 048' Bujur Timur. Kabupaten yang terbentuk pada tahun 2003 ini me mpunyai
luas wilayah 2.666,07 Km 2 atau 266.607 Ha dan mempunyai ketinggian
tempat rata-rata 8 meter di atas permukaan laut. Batas wilayah
administrasi Kabupaten Ogan Ilir sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Banyuasin dan Kota
Palembang
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu
(OKU)
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir dan
Kabupaten OKU Timur
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim dan Kota
Tabel 2.1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir
Kecamatan Luas Daerah (km2) Prosentase
010. Muara Kuang 300,75 11,28
011. Rambang Kuang 528,82 19,84
012. Lubuk Keliat 207,67 7,79
020. Tanjung Batu 263,75 9,89
021. Payaraman 180,57 6,77
030. Rantau Alai 62,16 2,33
031. Kandis 50,25 1,88
040. Tanjung Raja 70,41 2,64
041. Rantau Panjang 40,85 1,53
042. Sungai Pinang 42,62 1,60
050. Pemulutan 122,92 4,61
051. Pemulutan Selatan 61,49 2,31
052. Pemulutan Barat 60,00 2,25
060. Indralaya 101,22 3,80
061. Indralaya Utara 472,33 17,72
062. Indralaya Selatan 100,26 3,76
Jumlah/Total 2 666,07 100.00
2014 2 666,07 100,00
2013 2 666,07 100,00
Sumber : Ogan Ilir Dalam Angka 2016
2.2. Kependudukan
Pada tahun 2014 tercatat jumlah penduduk sebanyak 403.828 jiwa,
sedangkan di tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen di
banding tahun 2014 menjadi 409.171 jiwa deng an laju pertumbuhan
penduduk 1,32.
Jumlah penduduk yang selalu bertambah tiap tahunnya, sedangkan
luas wilayah yang tidak mengalami pemekaran menyebabkan tingkat
kepadatan penduduk di Kabupaten Ogan Ilir juga semakin tinggi. Di tahun
2014 kepadatan penduduk Kabupaten Ogan Ilir sebesar 151,47 jiwa/km 2,
kemudian naik menjadi 153,47 jiwa/km 2 di tahun 2015. Ini berarti pada
setiap kilometer persegi (km 2) dihuni oleh sebanyak sekitar 153 orang
penduduk. Kepadatan tertinggi terjadi di Kecamatan Tanjung Raja yakni
622,27 jiwa, dan kepadatan terendah terjadi di kecamatan Rambang
Kuang dengan 40,29 jiwa/km2.
Tabel 2. 2. Jumlah, Distribusi dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir
Penduduk km2
010. Muara Kuang 300,75 18 768 4,59 62,40
011. Rambang Kuang 528,82 21 306 5,21 40,29
012. Lubuk Keliat 207,67 17 687 4,32 85,17
020. Tanjung Batu 263,75 45 004 11,00 170,63
021. Payaraman 180,57 23 569 5,76 130,53
030. Rantau Alai 62,16 11 240 2,75 180,82
031. Kandis 50,25 11 121 2,72 221,31
040. Tanjung Raja 70,41 43 814 10,71 622,27
041. Rantau Panjang 40,85 17 316 4,23 423,89
042. Sungai Pinang 42,62 24 808 6,06 582,07
050. Pemulutan 122,92 44 227 10,81 359,80
051. Pemulutan Selatan 61,49 17 783 4,35 289,20
052. Pemulutan Barat 60,00 13 216 3,23 220,27
060. Indralaya 101,22 39 895 9,75 394,14
061. Indralaya Utara 472,33 37 585 9,19 79,57
062. Indralaya Selatan 100,26 21 832 5,34 217,75
Jumlah 2 666,07 409 171 100,00 153,47
2014 2 666,07 403 828 100,00 151,47
2013 2 666,07 398 275 100,00 149,39
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Og an Ilir, Ogan Ilir Dalam
Angka 2016
Tabel 2. 3. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupate Ogan Ilir
2010 2014 2015 2010-2015 2014-2015
010. Muara Kuang 15 893 18 523 18 768 3,38 1,32
011. Rambang Kuang 14 115 21 028 21 306 8,58 1,32
012. Lubuk Keliat 15 764 17 456 17 687 2,33 1,32
020. Tanjung Batu 36 021 44 416 45 004 4,55 1,32
021. Payaraman 16 467 23 262 23 569 7,43 1,32
030. Rantau Alai 10 357 11 093 11 240 1,65 1,33
031. Kandis 9 891 10 976 11 121 2,37 1,32
040. Tanjung Raja 35 332 43 241 43 814 4,40 1,33
041. Rantau Panjang 16 847 17 089 17 316 0,55 1,33
042. Sungai Pinang 21 745 24 484 24 808 2,67 1,32
050. Pemulutan 32 483 43 649 44 227 6,37 1,32
051. Pemulutan Selatan 16 042 17 551 17 783 2,08 1,32
052. Pemulutan Barat 11 730 13 044 13 216 2,41 1,32
060. Indralaya 32 100 39 375 39 895 4,44 1,32
061. Indralaya Utara 19 445 37 094 37 585 14,09 1,32
062. Indralaya Selatan 17 668 21 547 21 832 4,32 1,32
Kabupaten Ogan Ilir 321 900 403 828 409 171 4,91 1,32
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Ilir Dalam
Angka 2016
2.3. Isu Strategis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
2.3.1. Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) a.
Hingga kini alat untuk mengukur tingkat kemakmuran masyarakat
suatu daerah secara tepat sulit ditemukan, namun secara tidak langsung,
salah satu ukuran yang dianggap sangat mendekati pencapaian
kemakmuran tersebut yakni dengan mengg unakan angka pendapatan
regional. Manfaat pendapatan regional antara lain adalah untuk
mengetahui tingkat produk yang dihasilkan oleh seluruh faktor produksi,
besarnya laju pertumbuhan ekonomi, dan struktur perekonomian pada
suatu periode di suatu daerah tertentu.
PDRB adalah nilai tambah yang terbentuk dari keseluruhan
kegiatan ekonomi dalam suatu wilayah dengan rentang waktu tertentu.
PDRB disajikan menurut harga konstan dan harga berlaku. Dari PDRB
menggambarkan pertambahan riil size ekonomi suatu wilayah. Adapun
dengan PDRB atas dasar harga berlaku dapat dilihat struktur ekonomi
yang menggambarkan andil masing-masing sektor ekonomi.
Selama tiga tahun terakhir, PDRB Kabupaten Ogan Ilir dengan
migas atas dasar harga berlaku mencapai Rp 5.793.514 juta tahun 2012,
Rp 6.557.521 juta di tahun 2013, dan Rp 7.336.969 juta di tahun 2014.
Terlihat bahwa sektor pertanian masih memberikan kontribusi terbesar
terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Ogan Ilir tahun 201 4, yaitu
sebesar 25,28 persen (dengan migas).
Tabel 2.4. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Ogan Ilir (dalam juta rupiah)
No Lapangan Usaha 2012 2013 2014 1 Pertanian, Kehutanan, Perikanan 1 665 351 1 817 659 1 854 940
2 Pertambangan dan Galian 491 226 588 859 715 218 3 Industri Penogolahan 613 106 710 532 796 029 4 Pengadaan Listrik dan Gas 2 007 2 056 2 402 5 Pengadaan air, Pengelolaan Sampah
dan Daur Ulang
1 372 1 485 1 834
6 Bangunan 896 565 1 027 062 1 235 756 7 Perdangan Besar dan Eceran 772 173 845 934 949 542 8 Transportasi dan Pergudangan 55 824 66 266 78 563 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 190 170 223 057 266 052 10 Informasi dan Komunikasi 17 394 19 188 21 497 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 102 604 119 931 129 321 12 Perumahan 134 097 146 571 174 224 13 Jasa Perusahaan 7 436 8 400 9 385 14 Administrasi Pemerintahan dan Pertahanan 654 377 766 800 860 638 15 Jasa Pendidikan 112 202 129 413 149 860 16 Jasa Kesehatan 40 173 44 406 50 119 17 Jasa Lainnya 37 430 39 895 41 581 PDRB dengan migas 5 793 514 6 557 521 7 336 969 PDRB tanpa Migas 5 439 178 6 106 200 6 796 399
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Ilir Dalam Angka 2016
Lapangan Usaha 2012 2013 2014 1 Pertanian, Kehutanan, Perikanan 1 499 316 1 570 213 1 603 375 2 Pertambangan dan Galian 404 495 456 866 522 272 3 Industri Penogolahan 570 864 600 697 630 466 4 Pengadaan Listrik dan Gas 2 204 2 362 2 529 5 Pengadaan air, Pengelolaan
Sampah dan Daur Ulang
1 365 1 501 1 654
6 Bangunan 716 794 786 370 853 875 7 Perdangan Besar dan Eceran 719 649 775 794 834 802 8 Transportasi dan Pergudangan 55 196 59 213 63 829 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum
162 410 175 462 189 377
10 Informasi dan Komunikasi 17 605 19 512 21 407 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 88 903 98 123 100 979 12 Perumahan 128 149 138 890 150 570 13 Jasa Perusahaan 6 564 6 898 7 233 14 Administrasi Pemerintahan dan
Pertahanan
569 539 613 411 662 883
15 Jasa Pendidikan 103 457 110 530 127 203 16 Jasa Kesehatan 38 155 41 094 44 819 17 Jasa Lainnya 36 684 35 982 35 447 PDRB dengan migas 5 121 357 5 492 924 5 852 728 PDRB tanpa Migas 4 795 856 5 128 967 5 435 450
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Ilir Dalam Angka 2016
Laju Pertumbuhan Ekonomi b.
Berdasarkan perhitungan Produk Domestik Regional Brut o (PDRB)
atas dasar harga konstan, perekonomian Kabupaten Ogan Ilir tahun 2014
tumbuh sekitar 6,55 persen, mengalami perlambatan dengan pertumbuhan
di tahun sebelumnya yang mencapai 7,26 persen.
Dari semua sektor yang tercakup, sektor Jasa Keuangan dan
Asuransi menunjukkan terjadinya perlambatan pertumbuhan yang cukup
besar dibanding tahun 2013, yakni dari 10,37 persen menjadi 2,91 persen
di tahun 2014.
Sektor lainnya mengalami peningkatan pertumbuhan adalah sektor
pertambangan dan penggalian (dari 12,95 di tahun 2013 menjadi 14,32 di
tahun 2014), sektor pengadaan air, pengelolaan sampah dan daur ulang
(dari 9,92 di tahun 2013 menjadi 10,21 di tahun 2014), sektor transportasi
sektor jasa pendidikan (dari 6,84 persen di tahun 2013 menjadi 15,08
persen di tahun 2014) serta sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial
(dari 7,70 persen di tahun 2013 menjadi 9,07 persen di tahun 2014).
2.3.2. Pendapatan per Kapita dan Proporsi Penduduk Miskin
Pendapatan Regional Per Kapita a.
Salah satu indikator yang dapat digunakan sebagai alat mengukur
kemajuan pembangunan ekonomi suatu daerah adalah pendapatan
perkapita. Angka ini diperoleh melalui nilai nominal Produk Domestik
Regional Bruto ( PDRB) dikuran gi pajak tak langsung neto dan dikurangi
lagi penyusutan kemudian dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan
tahun.
Pada tahun 2014, pendapatan perkapita penduduk Kabupaten
Ogan Ilir atas dasar harga berlaku sebesar Rp 18.168.550,- (dengan
migas), sementa ra pendapatan perkapita tanpa migas sebesar
Rp16.829.936,-.
Keuangan Pemerintah Daerah b.
Dalam Perencanaan Anggaran dan Belanja Negara, pemerintah
menganut prinsip anggaran berimbang dan dinamis. Jumlah penerimaan
daerah untuk pembangunan daerah baik yang bersumber dari
Pendapatan Asli Daerah, Penerimaan dari Pemerintah dan Pemerintah
Provinsi sangat menentukan kinerja Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir. Hal
ini terkait dengan Pembangunan dan Pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat.
Pada tahun anggaran 2015, penerimaan pajak daerah ( local tax)
sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah Kabupaten Ogan Ilir
dilihat dari targetnya sebesar Rp. 97.423.540.271,- pada tahun 2015, yang
terealisasi sebesar Rp. 13.341.254.766,76 atau dalam persentase sebesar
Untuk penerimaan daerah yang bersumber dari retribusi daerah,
dana yang terealisasi sebesar 64,39 persen dari total dana yang
ditargetkan.
Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk c.
Pengeluaran dan konsumsi penduduk terbagi menjadi pengeluaran
dan konsumsi penduduk menurut kelompok barang makanan dan menurut
kelompok barang non makanan. Pada Kabupaten Ogan Ilir, untuk
pengeluaran rata-rata perkapita sebulan menurut barang makanan
mencapai Rp 1.727.335. Pengeluaran per kapita sebulan terbanyak
adalah pengeluaran untuk daging sebesar 899.074 dan terendah adalah
untuk tembakau dan sirih.
Pengeluaran rata-rata per kapita sebulan menurut kelompok
barang bukan makanan di Kabupaten Ogan Ilir mencapai Rp
1.541.260. Dimana, untuk perumahan dan fasilitas rumah tangga sebesar
696.599. Pengeluaran terendah adalah untuk pajak dan asuransi.
2.4. Kondisi Lingkungan Strategis
Geologi a.
Kabupaten Ogan Ilir adalah suatu wilayah yang umumnya datar dan
didominasi oleh rawa mengingat 65 % dari luas wilayah kabupaten yang
terdiri atas rawa lebak dan rawa pasang surut.
Geologi Regional Kabupaten Ogan Ilir secara tatanan stratigrafi
termasuk dalam sub cekungan Palembang, dan merupakan bagian dari
cekungan Sumatera Selatan yang terbentuk pada zaman tersier, hingga
diakhiri dengan endapan holosen. Stratigrafi Regional Kabupaten Ogan Ilir
dari tua ke muda terdiri atas endapan gunung api, endapan sedimen dan
endapan permukaan antara lain Formasi Muara Enim (T MPM), Formasi
Morfologi K abupaten Ogan Ilir Berdasarkan pengamatan topografi
dan litologi penyusunnya dapat dibagi menjadi 2 satuan morfologi yaitu,
Morfologi Bergelombang dan Morfologi Dataran.
Ditinjau dari aspek geologi, Kabupaten Ogan Ilir terdiri atas lima
formasi geologi, yaitu formasi alluvial, formasi Palembang anggota bawah,
formasi Palembang anggota tengah, formasi palembang anggota atas dan
formasi bahan gunung api muda Tugu Mulyo.
Struktur geologi yang kompleks seperti patahan, lipatan dan
ketidak-stabilan tanah, tidak ditemui di kabupaten ini. Dalam hubungan ini dapat
dinyatakan bahwa seluruh wilayah Kabupaten Ogan Ilir aman dari
kemungkinan bahaya longsor atau gangguan aktifitas geologis terutama
gempa bumi. Kendala utama bagi wilayah Kabupaten Ogan Ilir , berupa
resiko erosi-sedimentasi yang menimbulkan pendangkalan pada hampir
seluruh sungai utama, akibat kemerosotan pengelolaan DAS. Untuk
menekan laju pengendapan oleh erosi, setiap kegiatan pembangunan di
daerah aliran sungai perlu melalui pendekatan konservasi tanah dan air.
Jenis Tanah b.
Persebaran jenis tanah di Kabupaten Ogan Ilir didominasi oleh
komposisi jenis tanah Alluvial dan Tanah Podsolik yang terdapat di
Daerah Aliran Sungai Ogan) yang tersebar seluruh kecamatan dengan
warna tanah kelabu atau kecoklatan, k eadaan tanahnya liat, berpasir dan
lembab apabila musim kering akan menjadi keras. Tanah Alluvial memiliki
susunan humus yang kaya bahan organi yang berasal dari endapan
limpasan air sungai.
Tanah Alluvial tersebar di Kecamatan Pemulutan, Indralaya,
Tanjung Raja, Rantau Alai, Muara Kuang dan sebagian di Tanjung Batu.
Tanah Podsolik terdapat di daratan yang tidak mengalami penggenangan
pada musim hujan , tingkat kesuburan lebih rendah dibanding dengan
jenis tanah alluvial.
Sedangkan komposisi jenis tanah yan g ada di Kabupaten Ogan Ilir
Gley Humus dan Organosol, Hidromorf Kelabu, Podsolik Coklat
Kekuningan/Podsolik Merah Kuning, Assosiasi Podsolik Cokltat
Kekuningan dengan hidromorf Kelabu.
Tabel 2.6. Persebaran Jenis dan Komposisi Tanah Di Kabupaten Ogan Ilir
No Komposisi Tanah Lokasi Kecamatan
1 Alluvial Hidromorf Endapan Liat Pemulutan, Tanjung Batu, tanjung
Arja, Rantau Alai dan Indralaya 2 Alluvial Kebau Muda Kecamatan Muara Kuang
3 Assosiasi Gley Humus dan Organosol Kecamatan Tanjung Raja, Rantau
Alai dan Tanjung Raja
4 Hidromorf Kelabu Kecamatan Muara Kuang, Rantau
Alai dan Tanjung Raja
5 Podsolik Coklat Kekuningan/ Podsolik
Merah Kuning
Kecamatan Tanjung Batu dan Muara Kuang
6 Assosiasi Podsolik Cokltat
Kekuningan dengan hidromorf Kelabu
Kecamatan Muara Kuang, Indralaya dan Pemulutan
Sumber: RTRW Kabupaten Ogan Ilir
Topografi c.
Wilayah Kabupaten Ogan Ilir terdiri memiliki topografi yang relatif
datar dengan kemiringan lere ng berkisar dari 0-5 % (Gambar I.2).
Sedangkan yang terdapat di Kabupaten Ogan Ilir berkisar antara 0 – 50
meter diatas permukaan laut.
Wilayah bagian utara Kabupaten Ogan Ilir merupakan hamparan
dataran rendah berawa yang sangat luas mulai dari Kecamatan Pemulutan
sampai Indralaya, sedangkan Kecamatan Tanjung Batu dan Muara Kuang
relatif tinggi dengan tofograpi tertinggi diatas 10 meter dari permukaan air
laut. Wilayah daratan mencapai 65% dan rawa 35%. Rawa-rawa lebak
tersebar di beberapa kecamatan, kecua li di Kecamatan Tanjung Batu
dengan rawa lebak tidak begitu luas.
Klimatologi d.
Kabupaten Ogan Ilir merupakan daerah yang mempunyai iklim
Tropis Basah ( Type B) dengan musim kemarau berkisar antara bulan Mei
sampai dengan bulan Oktober, sedangkan musim huj an berkisar antara
adalah 1.096 mm dan rata-rata hari hujan 66 hari per tahun. Suhu udara
harian berkisar antara 23 O C sampai 32 o C . Kelembaban udara relatif
harian berkisar antara 69 % sampai 98 %.
Di Kabupaten Ogan Ilir dialiri oleh satu sungai besar yaitu sungai
Ogan yang mengalir mulai dari Kecamatan Muara Kuang, Tanjung Raja,
Rantau Alai, Indralaya dan Pemulutan dan bermuara di Sungai Musi di
Kertapati-Palembang. Sedangkan sungai kecil antara lain Sungai Kelekar,
Sungai Rambang, sungai Keramasan, Sungai Kuang, dan Sungai Randu,
semua sungai kecil ini bermuara di sungai Ogan. Danau yang ada
merupakan danau kecil yang di sebut danau Lebung Karangan yang
terletak di sebelah Barat Desa Sej aroh Sakti Kecamatan Indralaya, yang
merupakan potensi objek pariwisata yang dapat dikembangkan.
Hidrogeologi e.
Iklim di Ogan Ilir termasuk iklim tropis, musim kemarau antara bulan
Mei sampai Oktober dan musim hujan dari bulan Nopember sampai April.
Curah hujan rata-rata 2550 mm/tahun dengan simpangan baku 394mm.
Curah hujan bulanan tertinggi 339,4 mm dan terendah 102 mm. Evaporasi
potensial ( ef ) rata-rata pertahun daerah Ogan Ilir berkisar antara 1400
mm sampai dengan 1500mm., selain itu juga terdapat sungai-sungai kecil
dengan perkiraan debit sebagai berikut , debit sungai Ogan = 538 m3
/detik.
Sempadan sungai dan pantai merupakan kawasan yang harus
dilindungi untuk menjaga siklus air dan kondisi hidro-orologinya.
Perlindungan tersebut untuk mengurangi terjadinya pencemaran dan erosi
pada sungai dan pantai. Perlindungan terhadap air sungai menjad i sangat
penting apabila air sungai tersebut juga dimanfaatkan oleh masyarakat