PROGRAM PENINGKATAN
KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Jakarta, 20 Desember 2012
Disampaikan Oleh :
DIREKTUR KESELAMATAN PERKERETAAPIAN Ir. Hermanto Dwiatmoko MSTr.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
KONDISI KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
EVALUASI PELAKSANAAN ROAD MAP TO ZERO ACCIDENT RENCANA AKSI PENINGKATAN KESELAMATAN
PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN PENUTUP
POLA PIKIR PENINGKATAN KESELAMATAN PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN ROAD MAP TO ZERO ACCIDENT FUNGSI REGULATOR INSPEKSI DAN AUDIT KESELAMATAN PENINGKATAN KOMPETENSI SDM PENEGAKAN HUKUM TINGKAT KESELAMATAN SAAT INI PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN PENANGANAN DAN ANALISIS KECELAKAAN PENYUSUNAN REGULASI UU/PP PerMen/PerDirjen • Keterbatasan Anggaran • Keterbatasan SDM kompeten • SOP dalam proses • Keterbatasan peralatan EVALUASI PENINGKATAN KELAIKAN PRASARANA DAN SARANA
PENDAHULUAN
• PERAN PEMERINTAH SEBAGAI REGULATOR PERKERETAAPIAN
Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2007 ttg Perkeretaapian, perkeretaapian dikuasai Negara dan pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah.
• PEMISAHAN FUNGSI REGULATOR DAN OPERATOR
Fungsi Regulator oleh Pemerintah yaitu Pembinaan Perkeretaapian yang meliputi Pengaturan, Pengendalian dan Pengawasan.
Fungsi Operator oleh Badan Usaha Penyelenggara yang meliputi Pengadaan atau Pembangunan, Pengoperasian, Perawatan dan Pengusahaan.
• KETERBUKAAN DALAM PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN
Penyelenggaraan Perkeretaapian adalah terbuka, yakni dapat diselenggarakan oleh Badan Usaha yang berbentuk Badan Hukum (BUMN, BUMD, BUMS, Pemerintah maupun Pemerintah Daerah).
• PERAN SERTA PEMERINTAH DAERAH
Penyelenggaraan perkeretaapian harus memperhatikan otonomi daerah, dan membuka peluang bagi Pemerintah Daerah (provinsi dan kabupaten/kota) untuk mewujudkan perkeretaapian daerah yang terintegrasi dengan moda transportasi lainnya.
• PERAN SERTA SWASTA DAN MASYARAKAT
Dalam penyelenggaraan perkeretaapian peluang peran serta swasta dan masyarakat dalam Penyelenggaraan Perkeretaapian sangat besar, kecuali apabila swasta dan masyarakat tidak mampu untuk melaksanakannya, maka akan diambil alih oleh Pemerintah.
DASAR DAN TUJUAN PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN
UU No. 23/2007 ttg Perkeretaapian pasal 3:
“Perkeretaapian diselenggarakan
dengan tujuan untuk memperlancar perpindahan orang dan/atau barang secara massal dengan selamat, aman, nyaman, cepat dan lancar, tertib dan teratur, efisien, terpadu dengan moda transportasi lain,
serta menunjang pemerataan,
pertumbuhan, stabilitas, pendorong,
dan penggerak pembangunan
nasional.”
VISI
KATA KUNCI PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN INDONESIA Cepat & Lancar Selamat Massal Nyaman Aman Tepat Efisien Tertib & Teratur
PERAN STAKEHOLDER PERKERETAAPIAN
DALAM PENINGKATAN KESELAMATAN
PENYELENGGARA PERKERETAAPIAN (OPERATOR) PEMERINTAH (REGULATOR) MASYARAKAT 1. penyusunan Regulasi 2. Pengujian dan Sertifikasi 3. Penegakan Hukum
4. Sosialisasi
1. Kepedulian Keselamatan
2. Menjaga ketertiban, keselamatan dan keamanan
1. Pemenuhan standar/laik operasi dan pelayanan 2. Pemeriksaan dan
Perawatan
3. Tanggung jawab kepada publik dan pemerintah
DATA KECELAKAAN KERETA API
No JENIS KECELAKAAN TAHUN 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012* 1 Tabrakan KA dengan KA 5 3 3 5 3 1 2 2 Anjlokan 68 110 99 41 25 23 19 3 Terguling 5 7 8 7 4 2 2 4 Banjir/longsor 3 3 8 8 6 1 4 5 Lain-lain 11 16 8 8 4 6 2 JUMLAH 92 139 126 69 42 33 29 * Posisi 23 Nopember 2012DATA KORBAN KECELAKAAN KERETA API
NO. KORBAN TAHUN
2006 2007 2008 2009 2010 2011
1 MENINGGAL 50 34 45 57 79 39
2 LUKA BERAT 76 128 78 122 93 45
3 LUKA RINGAN 52 164 73 76 104 28
PROSENTASE FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KA TAHUN 2009 S/D 2011
Dari diagram tersebut penyebab kecelakaan (di luar faktor eksternal) yang paling dominan 3 tahun terakhir dari tahun 2009 s/d 2011 adalah :
SDM Operator : 51 kejadian (24 %) Sarana : 44 kejadian (21 %) Prasarana : 22 kejadian (10 %) 44 22 51 77 19 SARANA PRASARANA SDM OPERATOR EKSTERNAL ALAM
ANALISIS PENYEBAB KECELAKAAN KA
PRASARANA
SARANA MANUSIA EKSTERNAL
Adanya kecrotan (mud pumping)
Jalan rel tidak laik
Bantalan kayu rapuh Rel patah Wesel rusak Badan jalan longsor/amblas
Jembatan kurang laik
Kurangnya perawatan
Terjadinya karat (jembatan besi)
Pengereman tidak bekerja dengan baik
Kerusakan pada as dan roda As patah Bearing macet Pembebanan tidak merata Kelebihan Beban Kurangnya perawatan sarana, tidak menggunakan suku cadang standar.
Masinis tidak malaksanakan standar prosedur operasi yang ditetapkan (melanggar kecepatan) Pengaturan dinasan kurang baik sehingga menimbulkan kelelahan fisik Faktor fisik ngantuk, tertidur, dsb Masyarakat tidak disiplin melintasi perlintasan sebidang Bangunan liar disekitar jalan rel mengganggu pandangan bebas masinis Vandalisme, pencurian alat penambat, melempar kaca. Terjadinya bencana alam, gempa bumi, longsor, banjir, dll
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM
ROAD MAP TO ZERO ACCIDENT
TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT
JENDERAL PERKERETAAPIAN
TUGAS
Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang Perkeretaapian.
FUNGSI
1. Menyiapkan perumusan kebijakan di bidang Perkeretaapian;
2. Melaksanakan kebijakan di bidang perkeretaapian; 3. Menyusun standar, norma, pedoman, kriteria, dan
prosedur di bidang Perkeretaapian;
4. Memberikan bimbingan teknis dan evaluasi;
5. Melaksanakan administrasi Direktorat Jenderal
UU No 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;
PP No 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian;
PP No 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api;
Peraturan Menteri Perhubungan (41 Permen) tentang : Standar Teknis Prasarana dan Sarana Perkeretaapian
Pengujian, perawatan dan pemeriksaan prasarana dan sarana perkeretaapian
Standar Kompetensi/keahlian tenaga penguji, inspektur dan auditor perkeretaapian
Standar Kompetensi awak sarana dan petugas pengoperasian prasarana perkeretaapian
Standar Pelayanan Minimal
Rencana Induk Perkeretaapian Nasional
Pengujian prasarana perkeretaapian
• Uji pertama & uji berkala
Sertifikasi prasarana perkeretaapian yang sudah lulus uji pertama atau berkala
Peningkatan jalur kereta api al. penggantian rel, bantalan, wesel, dll.
Peningkatan Fasilitas Operasi KA
PENINGKATAN KELAIKAN PRASARANA
PERKERETAAPIAN
Pengujian Sarana Perkeretaapian
• Uji pertama dan uji berkala
Sertifikasi sarana perkeretaapian yang sudah lulus uji pertama atau berkala
Pengadaan K3 dan Rehabilitasi KRL
Melengkapi peralatan pengujian sarana perkeretaapian di Balai Yasa:
• Bogie Tester
• Spring Tester
• Wheel Flaw Detector
• dll
PENINGKATAN KELAIKAN SARANA
PERKERETAAPIAN
Peningkatan kompetensi SDM Ditjen Perkeretaapian
Pelatihan penguji prasarana & sarana, inspektur dan auditor perkeretaapian
Sertifikasi penguji, inspektur dan auditor perkeretaapian
Sertifikasi kecakapan awak sarana dan petugas pengoperasian prasarana perkeretaapian
Akreditasi badan hukum atau lembaga diklat SDM perkeretaapian
Penyegaran dan pembinaan kepada petugas operasional untuk mematuhi peraturan yang berlaku
Pembinaan keselamatan kepada para konsultan / kontraktor terutama yang langsung di lapangan
Pelaksanaan audit keselamatan terhadap sarana, prasarana, dan operasional KA/ GAPEKA.
Pelaksanaan random check/inspeksi sarana
dan prasarana.
Pemantauan batas kecepatan (taspat).
Pelaksanaan identifikasi daerah rawan
kecelakaan.
Penanganan perlintasan sebidang
(pembuatan flyover/underpass,
pemasangan warning device pada pintu
perlintasan).
Sosialisasi keselamatan perkeretaapian.
Pemantauan dan penelitian kecelakaan KA.
Penyidikan terhadap pelanggaran tindak pidana di bidang
perkeretaapian (calo, pelanggaran semboyan/kecepatan)
Penertiban, pembongkaran bangunan liar di jalur KA.
Penertiban penumpang di atas atap kereta, kabin masinis, gerbong
barang.
Pemeriksaan sertifikat awak sarana serta petugas operasional KA.
Pemasangan tanda larangan di jalur KA.
Diklat PPNS Perkeretaapian.
PENEGAKAN HUKUM
KELEMBAGAAN PERKERETAAPIAN
Organisasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian telah disempurnakan dengan pembentukan Direktorat Keselamatan Perkeretaapian yang telah terpisah dari Direktorat Sarana Perkeretaapian
PT. Kereta Api telah membentuk Direktorat Keselamatan dan Keamanan
Sesuai dengan amanat UU Nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian, Ditjen Perkeretaapian telah mengusulkan organisasi pengelola prasarana perkeretaapian, yaitu :
UPT Balai Perkeretaapian
UPT Pengujian Prasarana dan Sarana Perkeretaapian
DASAR PEMIKIRAN
UU 23/2007 tentang Perkeretaapian pasal 17 ayat 1 :
Penyelenggaraan perkeretaapian umum sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (1) huruf a berupa penyelenggaraan :
Prasarana perkeretaapian; dan atau
Sarana perkeretaapian
Prinsip dasar dari UU 23/2007 adalah dibukanya peran swasta (non monopoli) dan otonomi daerah
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang memprogramkan Percepatan Pemisahan antara Fungsi Regulator dan Operator melalui Pemisahan Badan Penyelenggara Prasarana dan Badan Penyelenggara Sarana Perkeretaapian (Target Desember 2011)
PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN
24 Saat Ini Badan Hukum Lainny a PemdaPenyelenggaraan perkeretaapian harus efisien dan responsif terhadap pasar –
pelayanan yang kompetitif
• Bergantung pada APBN • Dominasi monopoli PT. KA • Perencanaan yang sentralistis
Harapan Yang Akan Datang (Menurut UU)
PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN
Penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum meliputi kegiatan : (pasal 18)
Pembangunan prasarana;
Pengoperasian prasarana;
Perawatan prasarana; dan
Pengusahaan prasarana.
Penyelenggaraan sarana perkeretaapian umum meliputi kegiatan : (pasal 25)
Pengadaan sarana;
Pengoperasian sarana;
Perawatan sarana;
KONDISI PENYELENGGARAAN
PERKERETAAPIAN DI INDONESIA SAAT INI
Penyelenggaraan perkeretaapian saat ini (prasarana dan sarana) masih monopoli PT. KA (persero) sehingga tidak mungkin ada badan usaha sarana (swasta/BUMD) yang mau mengusahakan sarana perkeretaapian di lintas yang diselenggarakan PT. KAI, karena dikhawatirkan ada perlakuan yang tidak sama antara sarana yang dimiliki swasta/BUMD dan PT. KAI
Mengingat pengelolaan prasarana dan sarana dalam satu organisasi, perlu jelas pembukuan anggarannya, namun dengan pemisahan badan usaha prasarana dan sarana, pengelolaan diharapkan lebih transparan
ALTERNATIF BENTUK BADAN USAHA
Badan Usaha Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian dapat berbentuk :
Unit Pelaksana Teknis (UPT) dengan skema Badan Layanan Umum (BLU)
Perusahaan Jawatan (Perjan)
Perusahaan Umum (Perum)
Dasar pertimbangan : bahwa badan usaha ini tidak menguntungkan dan harus mendapatkan anggaran dari Pemerintah berupa pembangunan dan perawatan prasarana perkeretaapian milik pemerintah
ALTERNATIF BENTUK BADAN USAHA
• Badan Usaha Penyelenggara Sarana Perkeretaapian dapat berbentuk Perseroan (PT) dengan pertimbangan bahwa penyelenggaraan sarana dapat menguntungkan (komersil)
• Perlu dipertimbangkan untuk yang menangani angkutan yang bersifat penugasan dapat dipisahkan dengan yang bersifat komersial. Demikian juga angkutan perkotaan dapat dipisahkan dengan angkutan antar kota.
• Badan Usaha Penyelenggara Sarana Perkeretaapian, dapat dibuat beberapa alternatif :
– Angkutan Antar Kota (Komersial) – Angkutan Antar Kota (Penugasan) – Angkutan Perkotaan (Penugasan)
UPAYA TINDAK LANJUT
1. Perlu kejelasan tentang Pemilikan Asset, Inventarisasi asset pemerintah dan asset PT. KAI
2. Asset Pemerintah dan PT. KAI di bidang prasarana perkeretaapian dikelola oleh Badan Usaha Prasarana Perkeretaapian
3. Asset sarana perkeretaapian milik pemerintah (KRL, KRD, Kereta K3) dikelola oleh Badan Usaa Sarana Perkeretaapian untuk Penugasan
4. Asset sarana perkeretaapian milik PT. KAI (Lok, Kereta, gerbong) dikelola oleh Badan Usaa Sarana
UPAYA TINDAK LANJUT
5. Perlu kejelasan bentuk Badan Usaha Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian : UPT/BLU, Perjan atau Perum
6. Pegawai PT. KAI yang menangani prasarana
perkeretaapian dialihkan menjadi pegawai Badan
Usaha Prasarana Pekeretaapian, antara lain : pegawai stasiun (KS, PPKA), perawatan prasarana (DK, SK,
Kasi JJ).
7. PT. KAI yang menangani sarana perkeretaapian dialihkan menjadi pegawai Badan Usaha Sarana
Perkeretaapian, antara lain pegawai Balai Yasa, Depo, masinis, asisten masinis
ALTERNATIF I
PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS
PEMERINTAH (Regulator) Pembangun an jalur KA Perintis Badan Usaha Penyelenggara Sarana BUMN/BUMD/SWASTA (Penugasan) UPT Penyelenggara Prasarana Badan Usaha Penyelenggara Sarana BUMN/BUMD (komersil) BUMN/ SWASTA (menyewakan lahan) TAC IMO PSO APBN TAC Perawatan (dpt dikerjasamakan pihak lain) Badan Usaha Penyelenggara Sarana - SWASTA (komersil)
ALTERNATIF 2
PEMBENTUKAN PERUSAHAAN UMUM
PEMERINTAH (Regulator) Pembangunan jalur KA Perintis Badan Usaha Penyelenggara Sarana – BUMN (Penugasan) Perum Penyelenggara Prasarana Badan Usaha Penyelenggara Sarana BUMN (komersil) BUMN/ SWASTA (menyewakan lahan) TAC PSO APBN TAC Perawatan (dpt dikerjasamakan pihak lain) Badan Usaha Penyelenggara Sarana - SWASTA (komersil)
PERBANDINGAN ALTERNATIF
NO ALTERNATIF I (UPT/BLU) ALTERNATIF II (PERJAN/PERUM) ALTERNATIF III (PERJAN/PERUM) 1 Prasarana milik Pemerintah Prasarana milik Pemerintah Prasarana diserahkan kepada Badan Penyelenggara 2 IMO dari Pemerintah IMO dari Pemerintah Membiayai sendiriperawatan 3 TAC kepada
Pemerintah
TAC kepada
Pemerintah Menerima TAC 4 Subsidi dari
Pemerintah
Subsidi dari
PROGRAM STRATEGIS PEMERINTAH DI
TAHUN 2012
Pilot project peralatan pengamanan perjalanan kereta
PROGRAM STRATEGIS PEMERINTAH DI
TAHUN 2012
Penyiapan simulator dalam pengujian dan sertifikasi
SDM Perkeretaapian operasional (PPKA dan Masinis)
Penyegaran dan sosialisasi keselamatan terhadap
SDM regulator dan operator dalam rangka
pemenuhan kompetensi mengingat faktor manusia
merupakan faktor yang dominan terhadap
peningkatan keselamatan perekeretaapian
Penyidikan terhadap pelanggaran hukum di bidang
RENCANA AKSI PENINGKATAN KESELAMATAN
PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN
RENCANA AKSI
Mendeskripsikan permasalahan perkeretaapian serta rencana aksi penanganannya, penanggung jawab pelaksanaan, instansi terkait dan kriteria keberhasilan pelaksanaan aksi. Target waktu
pelaksanaan telah ditentukan untuk memperjelas penyelesaian.
Dibagi kedalam 5 sektor, yakni:
1. Sarana dan Prasarana
2. Sumber daya Manusia
3. Kerangka Aturan dan Penegakkan Hukum
4. Sistem Informasi
PROGRAM JANGKA PANJANG
PEMERINTAH
REGULASI
Penyusunan Peraturan Menteri/Dirjen untuk penjabaran UU dan PP yang dapat memuat pedoman pelaksanaan dan prosedur pelaksanaan
PRASARANA/SARANA PERKERETAAPIAN
Pengujian dan sertifikasi Prasarana/Sarana Perkeretaapian dalam rangka kelaikan operasi
SDM PERKERETAAPIAN
Pengujian dan sertifIkasi SDM Perkeretaapian dalam rangka pemenuhan kompetensi SDM Perkeretaapian
PENEGAKAN HUKUM
Proses penyidikan terhadap pelanggaran hukum di bidang perkertaapian (UU No. 23/2007 tentang Perkeretaapian)
AUDIT DAN INSPEKSI KESELAMATAN
Pelaksanaan audit dan insepksi keselamatan secara rutin dan
PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETRAAPIAN
AUDIT KESELAMATAN INSPEKSI (RAMP CHECK)
PEMANTAUAN TASPAT
PENELITIAN KECELAKAAN
PENEGAKAN HUKUM
KESIMPULAN
Peningkatan keselamatan perkeretaapian terus dilaksanakan sesuai program “Roadmap to Zero Accident”
Sesuai amanat UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, untuk mempertahankan kelaikan operasi sarana dan prasarana perkeretaapian wajib dilakukan pengujian, pemeriksaan dan perawatan
Disamping unsur pengujian, pemeriksaan dan perawatan, unsur audit, inspeksi dan penegakan hukum sangat penting untuk ditingkatkan, karena adanya pelanggaran dan ketidaktertiban yang dapat menyebabkan kecelakaan kereta api
Pembinaan dan peningkatan kompetensi SDM Perkeretaapian harus dilakukan secara rutin
KESIMPULAN
Seluruh stakeholder perkeretaapian harus memiliki tingkat kedisiplinan dan “safety awareness” yang tinggi (selalu mengutamakan azas keselamatan)
Koordinasi antara stakeholder perkeretaapian perlu ditingkatkan agar tercapai “Roadmap to Zero Accident”
Sebagaimana diamanatkan dalam UU 23/2007 serta ditegaskan dalam MP3EI diperlukan pemisahan Badan Penyelenggara Prasarana dan Badan Penyelenggara Sarana Perkeretaapian dengan prinsip dasar dibukanya peran
swasta (non monopoli) dan otonomi daerah. Pemisahan Badan Penyelenggara merupakan bagian dari penyelenggaraan perkeretaapian yang berbasiskan keselamatan.
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN
Jl. Medan Merdeka Barat No. 8, Jakarta Pusat 10110, Indonesia Tel. +62 - 21 - 3506204, 385683 Fax. +62 - 21 - 3813972 Website : www.perkeretaapian.dephub.go.id