• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEGIATAN P-LDPM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEGIATAN P-LDPM"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI KEGIATAN P-LDPM

Efektivitas komunikasi dilihat dari tiga aspek meliputi tingkat pengetahuan, tingkat afektif dan tingkat pengetahuan. Melihat tingkat pengetahuan dengan cara memberi responden tujuh pertanyaan yang diberi nilai satu untuk jawaban benar dan nilai nol untuk jawaban salah. Dari seluruh jawaban pertanyaan diberi nilai tengah dan dikelompokkan menjadi tiga kategori pengetahuan. Mulai dari pengetahuan yang rendah, sedang dan tinggi. Hasil analisisnya secara singkat dapat dilihat pada Tabel 28.

Tabel 28. Jumlah dan Persentase Responden BerdasarkanTingkat Pengetahuan tentang Kegiatan P-LDPM

No Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase(%)

1 Rendah 1 1,20

2 Sedang 14 16,87

3 Tinggi 68 81,93

Pada Tabel 28 terlihat tingkat pengetahuan responden petani anggota Gapoktan Maju Bersama mengenai kegiatan P-LDPM dapat dikatakan tinggi. Dari tujuh pertanyaan yang diberikan sebagian besar responden dapat menjawab dengan tepat enam pertanyaan. Seperti pertanyaan tujuan kegiatan, manfaat kegiatan, tugas PPL, tugas pengurus Gapoktan, berapa tahap kegiatan, dan indikator keberhasilan. Hanya satu pertanyaan tentang tugas petani dalam kegiatan P-LDPM yang hanya 25 persen responden yang dapat menjawab benar.

Tubbs dan Moss (2000) menyatakan pemahaman arti pokok pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan stimuli seperti yang dimaksud oleh pengirim pesan (komunikator), dikatakan efektif bila penerima memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikan. Jika dikaitan pendapat ini dengan Tabel 28 bahwa pengrus telah cukup berhasil menyampaikan informasi tentang kegiatan P-LDPM pada petani anggotanya. Namun ada hal yang harus disayangkan karena belum seluruh petani anggota Gapoktan Maju Bersama Mengetahui kegiatan ini, hanya anggota yang aktif dan memiliki Poktan yang aktif saja yang mengetahui kegiatan P-LDPM.

(2)

Sebagian besar petani juga belum mengetahui jika dalam kegiatan P-LDPM petani seharusnya sebagai penikmat dari kegiatan ini, namun sebagian besar petani masih merasa bahwa mereka hanya sebagai pelaksana dalam kegiatan P-LDPM. Karena jika sesuai dengan panduan umum kegiatan P-LDPM petani seharusnya sebagai penikmat kegiatan ini dan petani dapat berperan sebagai produsen sekaligus konsumen jika musim paceklik datang pada Desa Bumiharjo.

Tingkat afektif petani dilihat dari enam pernyataan yang diberikan dengan tiga pilihan jawab setuju, ragu-ragu dan tidak setuju. Kemudian setiap jawaban tidak setuju diberi nilai satu, ragu-ragu diberi nilai dua dan setuju diberi nilai tiga. Selanjutnya diberi nilai rata-rata untuk setiap responden dan dikelompokkan menjadi tiga yaitu negatif, netral dan positif.

Tabel 29. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Afektif Petani tentang Kegiatan P-LDPM

No Tingkat Afektif Jumlah Persentase(%)

1 Negatif 0 0,00

2 Netral 2 2,40

3 Positif 81 97,60

Dari Tabel 29 dapat dilihat tingkat afektif responden petani anggota Gapoktan Maju Bersama terkait kegiatan P-LDPM sebagian besar sangat setuju atau positif dengan adanya kegiatan ini, karena dianggap mempermudah petani dalam menjual hasil panen mereka. Secara kelompok tidak ada petani anggota Gapoktan yang memandang negatif adanya kegiatan P-LDPM dan hanya dua orang saja yang tergolong netral dalam kegiatan ini. Karena itu pengurus Gapoktan meningkatkan komunikasi antar pribadi diantara sesama anggota Gapoktan Maju Bersama.

Tubbs dan Moss (2000) menyatakan yang mempengaruhi sikap tindakan mempengaruhi orang lain dan berusaha agar orang lain memahami ucapan kita adalah bagian dari kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini pengurus Gapoktan dan PPL sudah sukup berhasil untuk mempengaruhi anggotnya untuk ikut dalam kegiatan P-LDPM. Meskipun tetap terdapat petani anggota Gapoktan Maju bersama yang menjual hasil panen kepada Gapoktan namun mereka belum mengatahui secara keseluruhan tujan dari kegiatan P-LDPM. Petani setuju dengan

(3)

adanyanya kegiatan ini karena mereka merasa lebih mudah menjual hasil panen dan tetap dibeli dengan harga yang wajar oleh Gapoktan Maju Bersama.

Untuk tingkat perilaku responden diberi delapan pertanyaan dan untuk jawaban tidak pernah diberi nilai satu, kadang-kadang nilai dua dan selalu nilai tiga. Kemudian dijumlahkan dan diberi nilai tengah, setelah itu dikelompokkan menjadi tiga kategori tidak sesuai, kurang sesuai dan sesuai dengan kegiatan P-LDPM (Tabel 30).

Tabel 30. Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Tingkat Perilaku tentang Kegiatan P-LDPM

No Tingkat Perilaku Jumlah Persentase(%)

1 Tidak sesuai 12 14,46

2 Kurang sesuai 55 66,26

3 Sesuai 16 19,28

Berdasar Tabel 30 tampak bahwa tingkat perilaku responden petani anggota Gapoktan Maju Bersama sebagian besar masih kurang sesuai dengan kegiatan P-LDPM, karena sebagian besar petani hanya satu sampai dua kali saja ikut dalam sosialisasi kegiatan P-LDPM. Responden hanya kadang-kadang saja ikut merencanakan dan menyimpan hasil panen pada Gapoktan Maju Bersama. Sebagian besar responden sudah menjual hasil panen pada Gapoktan meskipun masih kadang-kadang dan tidak seluruh hasil panen. Responden juga sudah melakukan pembelian bibit padi pada Gapoktan meskipun masih dalam jumlah kecil karena produksi bibit Gapoktan yang masih terbatas.

Tubbs dan Moss (2000) menyatakan bahwa tindakan mendorong orang lain untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan yang diinginkan merupakan hasil yang paling sulit dicapai dalam berkomunikasi. Lebih mudah mengusahakan agar pesan dapat dipahami orang lain daripada mengusahakan agar pesan tersebut disetujui, tindakan merupakan feed back komunikasi paling tinggi yang diharapkan pemberi pesan.Pada tahap ini pengurus Gapoktan Maju bersama telah berhasil membuat petani anggotanya paham akan kegiatan P-LDPM namun belum mampu mebuat petani anggotanya untuk ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan P-LDPM.

(4)

Cadangan pangan yang menjadi indikator keberhasilan kegiatan ini sudah tercapai dengan dana alokasi yang diberikan dan dikelola oleh Gapoktan Maju Bersama. Kekurangsesuaian juga terlihat pada pelaksanaan kegiatan di lapangan seperti yang pada panduan umum kegiatan P-LDPM pengurus Gapoktan harus melakukan koordinasi dengan petani anggotanya sebulan sekali namun kenyataan pada lapangan pengurus Gapoktan dalam tiga bulan hanya satu sampai dua kali saja bertemu dengan petani anggotanya.

Hubungan Komunikasi Gapoktan dengan Efektivitas Komunikasi Untuk mengukur hubungan bentuk komunikasi dengan efektivitas komunikasi dalam kegiatan P-LDPM pada Gapoktan Maju Bersama. Analisis menggunakan rank Spearman dengan program SPSS 15.0 for Windows. Hasil uji

rank Spearman (rs) disajikan pada Tabel 31.

Tabel 31. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Tingkat Afektif, Tingkat Perilaku Berdasarkan Bentuk Komunikasi Anggota Gapoktan Maju Bersama

No Unsur Komunikasi Koefisien Rank Sperman Pengetahuan Afektif Perilaku

1 Bentuk komunikasi 0.10 -0.15 0.12

2 Intensitas interaksi -0.14 0.01 0.11

3 Tingkat pemahaman pesan 0.30** -0.13 0.29** 4 Tingkat bahasa yang

digunakan 0.43** -0.06 0.21*

5 Tingkat komunikasi antar

pribadi -0.13 0.06 0.35**

6 Tingkat komunikasi

kelompok 0.12 0.32** 0.08

7 Tingkat komunikasi bermedia -0.03 -0.13 0.12

8 Tingkat persepsi petani 0.01 0.23* -0.18*

9 Tingkat kepercayaan 0.36** -0.02 0.01

Keterangan : ** Korelasi pada taraf sangat nyata 0,01 * Korelasi pada taraf nyata 0,05

Berdasarkan hasil korelasi dapat dilihat bahwa bentuk komunikasi dan intensitas interaksi tidak berhubungan dengan tingkat pengetahuan, tingkat afektif dan tingkat perilaku.Bentuk komunikasi yang dilakukan belum terjadi dua arah hanya baru terjadi tanya jawab saja. Frekuansi pertemuan antarapengurus

(5)

Gapoktan, PPL dan petani anggotanya yang seharusnya terjadi setiap bulan hanya terjadi satu sampai dengan dua kali saja dalam tiga bulan terakhir. Demikan pula dengan frekunsi pertemuan formal dan informal yang membahas kegiatan P-LDPM hanya kadang-kadang saja terjadi.

Tingkat pemahaman pesan sangat berhubungan dengan tingkat pengetahuan dan tingkat perilaku, jadi semakin tinggi pemahaman responden tentang P-LDPM maka perubahan tingkat pengetahuan dan tingkat perilaku responden akan semakin tinggi. Hal ini karena semua materi telah disampaikan dalam perteman kelompok mulai dari latar belakang kegiatan, tujuan kegiatan sampai dengan rencana kegiatan P-LDPM.

Jenis bahasa yang digunakan sangat berhubungan dengan perubahan tingkat pengetahuan dan berhubungan dengan tingkat perilaku, sehingga dapat dikatakan semakin dimengerti bahasa yang digunakan oleh pengurus Gapoktan dan PPL maka akan sangat menambah pengetahuan responden dan mengubah perilaku responden. Hal ini karena penduduk Desa Bumiharjo sebagain besar mengerti dan menguasa Bahasa Indosesia karena meskipun petani anggota Gapoktan Maju Bersama Bersuku Jawa karena desa ini berada di daerah Lampung jadi mau tidak mau seluruh anggotanya menggunakan Bahasa Indonesia.

Tingkat komunikasi antar pribadi berhubungan dengan tingkat perilaku sehingga semakin sering terjadi komunikasi antara petani anggota Gapoktan maka petani akan semakin berpartisipasi dalam kegiatan P-LDPM. Tingkat komunikasi kelompok berhubungan dengan tingkat afektif, jadi semakin sering terjadi pertemuan kelompok maka semakin positif penilaian petani tentang P-LDPM. Tingkat komunikasi bermedia tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan, tingkat afektif dan tingkat perilaku, karena pengurus Gapoktan dan PPL hanya menggunakan surat edaran untuk mengundang petani dalam sosialisasi kegiatan P-LDPM.

Tingkat persepsi petani berhubungan dengan tingkat afektif dan tingkat perilaku, sehingga dapat dikatakan semakin mudah dijalankan kegiatan P-LDPM dan persepsi petani anggota Gapoktan semakin positif pula tingkat afektif petani namun untuk tingkat perilaku semakin sulit persepsi petani tentang kegiatan P-LDPM maka petani merasa memiliki tantangan dalam menjalankannya. Tingkat

(6)

kepercayaan berhubungan dengan tingkat pengetahuan, semakin percaya petani kepada pengurus Gapoktan dan PPL maka tingkat pengetahuan petani anggota Gapoktan semakin baik. Dari data di atas dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat pemahaman responden akan pesan yang disampaikan pengurus Gapoktan dan PPL maka semakin berhubungan denganperubahan tingkat pengetahuan juga tingkat perilaku responden.

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Afektif denganTingkat Perilaku

Untuk mengukur hubungan tingkat pengetahuan dan tingkat afektif dengan tingkat perilaku dalam kegiatan P-LDPM pada Gapoktan Maju Bersama. Analisis menggunakan rank Spearman dengan program SPSS 15.0 for Windows. Hasil uji

rank Spearman (rs) disajikan pada Tabel 32.

Tabel 32. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Tingkat Afektif Berdasarkan Tingkat Perilaku Anggota Gapoktan Maju Bersama

No Tingkat Pengetahuan

Tingkat Afektif

Tingkat Perilaku

1 Tingkat Pengetahuan 0.03

2 Tingkat Afektif 0.14

Berdasarkan Tabel 32 terliahat bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kegiatan P-LDPM dengan perilaku petani anggota Gapoktan. Demikan pula dengan tingkat afektif yang tidak berhubungan dengan tingkat perilaku. Meskipun tingkat pengatuan responden tinggi namun tidak seiring dengan perilaku petani dalam menjalankan kegiatan P-LDPM.

Hal yang sama kembali terjadi pada tingkat afektif positif terhadap kegiatan P-LDPM damun tidak sesuai dengan tingkat perilaku. Pada tingkat perilaku masih banyak responden yang belum rutin menghadiri pertemuan kelompok kegiatan P-LDPM, responden belum ikut merencanakan kegiatan P-P-LDPM, responden belum melakukan penyimpanan gabah pada Gapoktan Maju Bersama, dan responden juga belum membeli bibit juga menjual hasil panen pada Gapoktan. Responden belum menjual hasil panen pada Gapoktan karena keterbatasan dana yang dimiliki Gapoktan dalam membeli hasil panen anggotanya.

(7)

Belum berhubungan tingkat pengetahuan dan tingkat afektif dengan tingkat perilaku karena yang lebih berpengaruh pada kegiatan P-LDPM ini yaitu motif ekonomi, karena Gapoktan dapat membeli hasil panen petani dengan harga yang wajar dan diatas harga tengkulak yang membeli hasil panen dengan harga murah ketika musim panen datang. Karena Gapoktan sudah memiliki setandar harga yang sesuai dengan harga pasar. Terdapat juga petani yang tidak mengetahui kegiatan P-LDPM namun tetap menjual hasil panen pada Gapoktan karena dianggap lebih mudah dan menguntungkan.

Referensi

Dokumen terkait

Karena hasil ES merupakan nilai delta, maka set point pada kedua kontroler tersebut merupakan nilai set point laju aliran reflux dan steam reboiler awal dan ditambahkan

Untuk memberikan kepastian hukum dalam berusaha bagi pedagang kaki lima dan terpeliharanya sarana prasarana, estetika, kebersihan dan kenyamanan ruang milik

Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan menunjukan bahwa penambahan formulasi brokoli memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap flavor pempek bahwa pada perlakuan

Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwa guru PPKn dalam mengimplementasikan variasi media pandang masih kurang baik karena (1) guru tidak menggunakan media

Tidak berdaya adalah tidak mempunyai kekuatan atau tenaga sama sekali, sehingga tidak mampu mengadakan perlawanan sedikitpun, seperti halnya orang itu menjadi

Adanya keempat jenis jamur pada ketiga jenis makanan tersebut berhubungan dengan sanitasi penyajian makanan jajanan oleh penjual, kondisi lingkungan dimana jajanan

Pemetaan menggunakan tujuh parameter yaitu kemiringan lereng, curah hujan, tata guna lahan, geologi, kedalaman solum, tekstur tanah, permeabilitas tanah dan masing-masing

(1) Pembayaran Ongkos Naik Haji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 digunakan untuk keperluan biaya penyelenggaraan urusan haji tahun yang bersangkutan di dalam dan di luar