PENGARUH KREATIVITAS KEPALA MADRASAH
TERHADAP KINERJA GURU MI
DI KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN
SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
MUNIF M A L A W I NIM : 114 04 070
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) SALATIGA
2008
*£
G
ER
DEPARTEM EN A G A M A RI
SEK O LA H T IN G G I A G A M A IS L A M N EG ER I (S T A IN ) S A L A T IG A Jl. S ta d io n 03 Telp. (0298) 3 2 3 706, 3 2 3 4 3 3 S a la tig a 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
Drs. Bahroni, M.Pd
DOSEN STAIN SALATIGA
NOTA PEMBIMBING Lamp : 3 eksemplar
Hal : Naskah skripsi
Saudara MUNIF MA'NAWI
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
di Salatiga
A ssa la m u 'a la ik u m . Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama : MUNIF MA'NAWI
NIM : 114 04 070
Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul : PENGARUH KREATIVITAS KEPALA MADRASAH
TERHADAP KINERJA GURU DI MI KECAMATAN
PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG
Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
W a ssalam u 'alaiku m , wr, wb
DEPARTEM EN A G A M A RI
S EK O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G ER I (S T A IN ) S A L A T IG A J l S ta d io n 03 Telp. (0298) 3 2 3 7 0 6 ,3 2 3 4 3 3 S a la tig a 50721
W ebsite: www.stainsalatiga.ac.id E-m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
P E N G E S A H A N
Skripsi Saudara : MUNIF MA'NAWI dengan Nomor Induk Mahasiswa : 114 04 070 yang berjudul : “PENGARUH KREATIVITAS KEPALA MADRASAH TERHADAP KINERJA GURU MI DI KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG”. Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga pada hari : Rabu, 19 Maret 2008 M yang bertepatan dengan tanggal 11 Rabi’ul Awwal 1429 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
19 Maret 2008 M Salatiga,
---11 Rabi'ul Awwal 1429 II
Panitia Ujian
DEPARTEM EN A G A M A RI
S EK O LA H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G ER I (S T A IN ) S A L A T IG A JL S ta d io n 03 Telp. (0298) 3 2 3 7 0 6 f 3 2 3 4 3 3 S a la tig a 50721
Website : www.stainsalatiea.ac. id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
DEKLARASI
\
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 04 Maret 2008
Penulis,
Munif Ma'nawi NIM: 114 04 070
MOTTO
C
s O s f t . S O s Jf t' s OSS
: J *JJl J U J A J
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas segala petunjuk dan anugerah Allah SWT kita diberi
kesempatan menjadi hamba-Nya. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membuka gerbang peradaban manusia
menuju manusia yang beradab.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
baik bantuan material maupun imaterial. Oleh karenanya pada kesempatan ini,
dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tiada
terkira kepada :
1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri Salatiga
2. Bapak Kajur Tarbiyah Fatchurrahman, S.Ag.M.Pd.
3. Drs. Bahroni, M.Pd, sebagai pembimbing dalam penyusunan skripsi ini.
Beliau telah memberikan pikiran, tenaga, waktu ditengah kesibukannya
untuk penulis.
4. Ka. Progdi Drs. Joko Sutopo, yang di tengah kesibukannya melayani
mahasiswa ektensi dengan penuh kesabaran.
5. Bapak serta Ibu dosen semua yang membimbing penulis menyelesaikan
masa studi.
6. Bapak, Ibu, dan kakakku semua yang telah memberikan dukungan moril,
7. Abah Likhul se keluarga, yang tidak bosan membimbing dan memberikan
semangat spiritual.
8. Pak Ari, bu Fut, Pak Kom, dan bapak ibu guru MI se Kecamatan
Pringapus. Beliau-beliau turut berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini.
9. Teman guru MI Watugajah yang rela ditinggalkan demi selesainya skripsi
ini.
10. Sahabat-sahabatku Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PC PMII
Salatiga dan Komisariat Joko Tingkir tetap tangan terkepal dan maju ke
muka.
11. Teman-temanku senasib dan sepenanggungan yang tidak mungkin penulis
sebut secara keseluruhan.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan apapun,
hanya rangkaian kata-kata terima kasih sebesar-besarnya serta diiringi do’a
semoga Allah SW T membalas semua amal kebaikan mereka.
Dalam penyusunan skripsi ini tentu masih banyak kekurangan-
kekurangan. Meskipun demikian harapan penyusun skripsi ini dapat menambah
wawasan keilmuan khususnya bagi penulis serta para pembaca pada umumnya.
Akhirnya hanya kepada Allah penulis memohon petunjuk, semoga tulisan
ini bermanfaat. A m iinya robbal a ’alamin
Salatiga, 04 Maret 2008
Penulis
Munif Ma'naw i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... 1
HALAMAN NOTA PEMBIMBING... « HALAMAN PENGESAHAN... Hi HALAMAN DEKLARASI... iv
HALAMAN MOTTO... v
HALAMAN PERSEMBAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian... 6
D. Manfaat Hasil Penelitian ... 7
E. Hipotesis... 7
F. Metode Penelitian... 8
G. Sistematika Penulisan Skripsi... 11
BAB II KAJIAN TEORI A. Kreativitas Kepala Madrasah... 13
1. Pengertian Kreativitas... 13
2. Kepemimpinan Kepala Madrasah ... 17
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di
bidang pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya
peningkatan kualitas manusia Indonesia secara kaffah (menyeluruh). Upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi tanggung jawab pendidikan
terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, tangguh, kreatif, mandiri,
demokratis dan profesional pada bidangnya masing-masing.* 1 Dalam hal ini
guru, kepala madrasah bersama pemangku kepentingan (stakeholders)
pendidikan lainnya berperan penting dalam meningkatkan kualitas dari tiap
satuan pendidikan.
Madrasah adalah lembaga pendidikan yang semula diidentifikasikan
sebagai lembaga pendidikan formal (klasikal) yang menekuni bidang agama
Islam dan memasukkan bidang umum sekaligus.2 Pasca diterbitkannya
Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pendidikan madrasah telah
diakui sebagai sub-sistem pendidikan nasional sehingga posisi madrasah
1 E. Mulyasa, Pedoman Manajemen Berbasis madrasah. Departemen Agama Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 2004, him 2
1 Muhammad M. Basyuni, Revitalisasi Spririt Pesantren, Gagasan, Kiprah Dan Refleksi, Depag RI, Jakarta, 2006, him 24
2
menjadi sejajar dengan sekolah. Dengan demikian, madrasah ibtidaiyah
adalah jalur pendidikan formal sejajar dengan sekolah dasar.3
Madrasah ibtidaiyah sebagai satuan pendidikan tidak akan menjadi
bermutu baik atau unggul dengan sendirinya, melainkan melalui berbagai
upaya peningkatan mutu pendidikannya. Peningkatan mutu pendidikan di
madrasah ibtidaiyah hanya akan terjadi secara efektif bilamana dikelola
melalui manajemen yang tepat.
Selanjutnya faktor yang menentukan mutu pendidikan yaitu kegiatan
belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari keseluruhan
program pendidikan di sekolah/madrasah. Dalam hal ini, tanggung jawab
yang besar terletak pada guru sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar.
Sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar, maka guru dituntut untuk
memiliki kemampuan yang baik dalam pengelolaannya, yakni mampu
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar
secara profesional. Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran dengan
memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik agar dapat
mengembangkan potensinya secara optimal.
Guru yang berkualitas ditentukan oleh tingkat pendidikan,
pengalaman mengajar, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
kreativitas serta keikutsertaan dalam kegiatan pendukung seperti pendidikan
dan latihan, seminar, dan penelitian. Selain itu, guru yang berkualitas juga
dipengaruhi oleh kompetensinya seperti kompetensi pedagogik, kompetensi
3
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.4 Kompetensi
pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.
Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam. Adapun kompetensi sosial adalah kemampuan
guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan
peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat
sekitar.
Guru dalam kegiatan belajar mengajar sebagai sutradara sekaligus
pelaku dalam pengajaran, sedangkan alat dan sumber pengajaran berfungsi
sebagai penunjang dan pendukung terjadinya keefektifan proses pembelajaran.
Sehubungan dengan hal tersebut, guru harus mampu memecahkan dan
mencari solusi terhadap permasalahan pendidikan yang dihadapi sewaktu
mengajar. Mengamati fenomena saat ini, maka kinerja guru memiliki peran
yang sangat strategis dalam proses belajar mengajar.
Kinerja atau performansi dapat diartikan sebagai prestasi kerja,
pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja.5 Kinerja
merupakan hasil interaksi antara motivasi dengan ability (kemampuan). Orang
yang tinggi ability-nya tetapi rendah motivasinya, akan menghasilkan kinerja
yang rendah. Demikian halnya orang yang bermotivasi tinggi tetapi
ability-4 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3
4
nya rendah, akan menghasilkan kinerja yang rendah pula.6 Kinerja juga
mempunyai hubungan erat dengan produktivitas karena merupakan indikator
dalam menentukan usaha untuk mencapai tingkat produktivitas organisasi
yang tinggi.
Peningkatan kinerja guru dimungkinkan dipengaruhi berbagai
faktor, yakni sarana prasarana pendidikan, siswa, kurikulum, motivasi guru,
kecerdasan intelektual guru, kecerdasan emosional guru, kecerdasan spiritual
guru, manajemen pengembangan sumber daya manusia (guru), kepemimpinan
kepala madrasah, kreativitas kepala kepala madrasah, kompensasi yang
diterima guru, dan sebagainya. Faktor sarana prasarana pendidikan, siswa, dan
kurikulum belum merupakan jaminan dapat meningkatkan kinerja guru. Hal
ini karena faktor-faktor tersebut hanya merupakan instrumental input yang
dapat diberdayakan oleh guru dan kepala madrasah.
Sejalan dengan itu madrasah membutuhkan pemimpin yang mampu
menggerakkan, memberi teladan, bersemangat, jujur, inovatif dan kreatif,
sehingga diharapkan akan menjadi penggerak untuk mempersiapkan generasi
yang berkualitas.
Kepala madrasah sebagai pimpinan di sekolah dituntut memiliki
kreativitas, kemampuan, motivasi, dan kepemimpinan yang efektif sehingga
dapat menggerakkan seluruh guru sesuai peran dan fungsinya secara efektif
dan efisien. Kepemimpinan mempunyai fungsi menggerakkan yang
hakikatnya merupakan kegiatan manajemen untuk membuat orang lain mau
5
dan suka bekeija. Menggerakkan orang lain memerlukan seni dan kemampuan
dalam mempengaruhi sampai orang mau berbuat sesuai dengan tujuan
organisasi. Dalam rangka menggerakkan orang untuk mencapai tujuan yang
diharapkan, antara kepala madrasah yang satu dengan kepala madrasah yang
lain sangat bervariasi.
Munculnya perbedaan dalam menggerakkan inilah yang menjadikan
kineija guru menjadi berbeda-beda. Kenyataan di lapangan yang diperoleh
dari hasil catatan supervisi dan monitoring evaluasi Pengawas Pendidikan
Agama Islam (Waspendais) SD/MI di MI se Kecamatan Pringapus, bahwa ada
guru MI yang bekeija seadanya karena kepala madrasah tidak transparan
dalam pengelolaan keuangan sekolah. Ada sebagian guru MI yang bekerjanya
terkesan santai, cenderung ogah-ogahan, dan tak punya target karena
kepemimpinan kepala madrasah yang kurang memperhatikan
kesejahteraannya. Ada pula guru yang melaksanakan tugas dengan baik jika
sedang diperhatikan oleh kepala madrasahnya saja. Begitu juga ada guru yang
sering terlambat datang untuk mengajar karena kepala madrasah tidak pernah
menegurnya. Dari fenomena tersebut terlihat bahwa faktor kepemimpinan
juga mempengaruhi kineija guru dalam kegiatan belajar mengajar di
madrasah.
Beranjak dari latar belakang di atas maka penulis tergerak untuk
melakukan penelitian mengenai : “PENGARUH KREATIVITAS KEPALA
MADRASAH TERHADAP KINERJA GURU MI DI KECAMATAN
6
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah tersebut, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah kreativitas Kepala Madrasah Ibtidaiyah dalam mengelola
madrasah di Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang?
2. Bagaimanakah kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan Pringapus,
Kabupaten Semarang?
3. Adakah pengaruh kreativitas Kepala Madrasah Ibtidaiyah dalam
mengelola madrasah terhadap kinerja guru MI di Kecamatan Pringapus,
Kabupaten Semarang?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang akan
dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kreativitas Kepala Madrasah Ibtidaiyah dalam
mengelola madrasah di Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang
2. Untuk mengetahui kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah kecamatan
Pringapus, Kabupaten Semarang
3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh kreativitas Kepala
Madrasah Ibtidaiyah dalam mengelola madrasah terhadap kinerja guru MI
7
D. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik yang
bersifat teroretis maupun praktis.
1. Manfaat teoretis
Jika penelitian ini terbukti bahwa kreativitas kepala madrasah memiliki
pengaruh terhadap kinerja guru, berarti hasil penelitian ini dapat dijadikan
landasan teori untuk kegiatan-kegiatan penelitian selanjutnya. Penelitian
ini juga diharapkan dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi upaya pengembangan konsep
manajemen pendidikan khususnya yang berkenaaan dengan pembinaan
kepala madrasah dan guru. Dan bisa juga sebagai informasi empiris
tentang pengaruh kreativitas kepala madrasah dalam mengelola madrasah.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.7
Sesuai dengan judul penelitian “Pengaruh Kreativitas Kepala Madrasah
Terhadap Kineija Guru MI Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang”,
maka hipotesis yang diajukan adalah: "Ada pengaruh positif dan signifikan
kreativitas kepala madrasah terhadap kinerja guru Ml di Kecamatan
Pringapus, Kabupaten Semarang."
8
F . M e to d e P e n e litia n
Hal-hal yang perlu dipaparkan berkaitan dengan metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen atau individu yang ada dalam
wilayah penelitian, maka penelitiannya adalah penelitian populasi.
Yang dimaksud populasi di sini adalah individu yang akan
diselidiki, yaitu para dewan guru yang ada di MI se Kecamatan Pringapus,
Kabupaten Semarang sebanyak 20 orang yang tersebar di 4 MI di
Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang.
2. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu kreativitas kepala
madrasah sebagai variabel bebas atau independent variable (X) dan kineija
guru sebagai variabel terikat atau dependent variable (Y).
3. Definisi Operasional
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang
berbeda dengan maksud utama penulis dalam penggunaan kata pada judul
penelitian ini, perlu dijelaskan beberapa istilah pokok yang menjadi
variabel penelitian ini. Istilah atau kata yang perlu dijelaskan adalah:
a. Pengaruh 8
9
Yang dimaksud dengan pengaruh adalah yang ada atau yang
timbul dari sesuatu (orang, benda dan sebagainya) yang berkuasa atau
yang berkekuatan gaib.9 Yang dimaksud dengan kata "pengaruh" di
sini adalah adanya kekuatan, daya atau akibat dari kreativitas kepala
madrasah dalam mengelola madrasah terhadap kineija guru.
b. Kreativitas kepala madrasah
Schaeffer dalam buku berjudul Kreativitas mendefinisikan
kreativitas sebagai suatu cara untuk melihat segala sesuatu dengan
cara yang berbeda melalui mata yang segar.10
Adapun kepala sekolah menurut Wahjosumidjo adalah sebagai
seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin
suatu sekolah, tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar
atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi
pelajaran dan peserta didik yang menerima pelajaran.11 Kepala
sekolah sama arti dan kedudukannya dengan kepala madrasah,
bedanya adalah kalau kepala madrasah sebagai pimpinan di satuan
pendidikan yang berbentuk madrasah.
Jadi, kreativitas kepala madrasah dalam penelitian ini dimaknai
sebagai kemampuan berpikir kreatif kepala madrasah sebagai
pemimpin yang mampu menghasilkan pemikiran-pemikiran baru atau
9 WJS. Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta, 1992, him 731.
10 A. Dale Timpe, K reativitas (Alih bahasa Sofyan Cikmat), Elex Media Komputindo, Jakarta, 1999, him 247.
3. Indikator Kreativitas Kepala Madrasah... 25
B. Kinerja G uru... 26
1. Pengertian Kinerja... 26
2. Kinerja G uru... 28
3. Indikator Kinerja Guru ... 34
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Tinjauan Umum... 36
1. Sejarah Pendirian... 36
2. Lokasi ... 37
3. Fasilitas... 37
4. Keadaan Kepala Madrasah dan G uru... 38
5. Keadaan Siswa ... *10
B. Penyajian D ata... 41
1. Data Responden ... 41
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data Tentang Kreativitas Kepala Madrasah... 46
B. Analisis Data Tentang Kineija Guru... 51
C. Analisis Data Tentang Pengaruh Kreativitas Kepala Madrasah terhadap Kinerja Guru... 56
D. Analisis Uji Hipotesis... 58
BAB IV PENUTUP E. Kesimpulan... 59
F. Saran-saran ... 59
G. Penutup... 60
DAFTAR PUSTAKA... 61
DAFTAR TABEL
TABEL I PERAN DAN TUGAS POKOK GURU... 31
TABEL II FASILITAS MI DI KECAMATAN PRINGAPUS ... 37
TABEL III KEADAAN KEPALA MADRASAH DAN GURU MI DI KECAMATAN PRINGAPUS ... 38
TABEL IV KEADAAN SISWA MI DI KECAMATAN PRINGAPUS. 40 TABEL V DAFTAR RESPONDEN ... 41
TABEL VI DAFTAR JAWABAN TENTANG KREATIVITAS KEPALA MADRASAH ... 42
TABEL VII DAFTAR JAWABAN TENTANG KINERJA GURU... 43
TABEL VIII NILAI ANGKET TENTANG KREATIVITAS KEPALA MADRASAH ... 46
TABEL IX INTERVAL TENTANG KREATIVITAS KEPALA MADRASAH ... 48
TABEL X NILAI NOMINASI KREATIVITAS KEPALA MADRASAH ... 49
TABEL XI PERSENTASE KREATIVITAS KEPALA MADRASAH . 50 TABEL XII NILAI ANGKET TENTANG KINERJA GURU... 51
TABEL XIII INTERVAL TENTANG KINERJA GURU ... 53
TABEL XIV NILAI NOMINASI TENTANG KINERJA GURU ... 53
TABEL XV PERSENTASE KINERJA GURU ... 55
TABEL XVI TABEL KERJA MENCARI KOEFISIEN KORELASI
ANTARA KREATIVITAS KEPALA MADRASAH (X)
10
gagasan baru dan sikap kreatifnya dalam melihat serta mencari
berbagai alternatif penyelesaian masalah-masalah di madrasah,
c. Kineija guru
Menurut Prof. Dr. Payaman Simanjuntak Kineija adalah
tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. 12 Kineija
guru dalam penelitian ini diartikan sebagai hasil pekerjaan atau
prestasi keija yang dilakukan oleh seorang guru berdasarkan
kemampuannya dalam mengelola kegiatan belajar mengajar
4. Metode Pengumpulan Data
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data
dari lapangan, baik data mengenai variabel kreativitas kepala sekolah,
maupun kineija guru menggunakan angket/kuesioner.
Angket/kuesioner adalah sebuah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.13 Jenis angket yang
digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah angket tertutup
yang terdiri atas pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai
pilihan, responden tinggal memilih jawaban yang paling sesuai dengan
pendiriannya.
12 Payaman J. Simanjuntak, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Lembaga Penerbit Fakultas UI, Jakarta, 2005, him 1
11
5. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data, penulis menggunakan teknik analisis
deskriptif dengan tekhnik persentase, yakni data yang terkumpul mula-
mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis dengan teknik
persentase untuk mengukur frekuensi gejala yang muncul. Selanjutnya
pada analisa lanjut, penulis menggunakan teknik statistik, untuk mencari
ada tidaknya pengaruh kreativitas kepala madrasah dalam mengelola
madrasah terhadap kinerja guru. Untuk itu penulis gunakan teknik Statistik
Product Moment.
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Hasil Penelitian, Hipotesis, Metode Penelitian
serta Sistematika Penulisan Skripsi.
Bab II Landasan Teori
Pada bab landasan teori ini, berbagai pembahasan teori yang menjadi
landasan teoritik penelitian, khususnya berkaitan dengan variabel penelitian.
Yaitu teori-teori mengenai kepemimpinan, khususnya tentang krearifitas
12,
Bab III Laporan Hasil Penelitian
Pada bab ini akan dilaporkan hasil pengumpulan data yang berkaitan
dengan variabel penelitian yaitu data mengenai kreativitas kepala madrasah
dalam mengelola madrasah serta kinerja guru MI sekecamatan pringapus
Kabupaten Semarang. Di samping laporan mengenai variabel penelitian, juga
dilaporkan beberapa hal mengenai lembaga pendidikan yang dijadikan tempat
penelitian, baik yang berkaitan mengenai monografi serta situasi madrasah
ibtidaiyah se Kceamatan Pringapus, Kabupaten Semarang.
BAB IV Analisis Data
Pada bab analisis data, akan dilakukan analisis terhadap data yang
terkumpul, dengan pentahapan; klasifikasi data, tabulasi data, penghitungan
frekuensi dan presentasi, untuk menjawab pokok masalah pertama dan kedua.
Sementara untuk menjawab pokok masalah yang ketiga, yaitu ada tidaknya
pengaruh kreativitas kepala madrasah dalam mengelola madrasah terhadap
kinerja guru, digunakan analisis statistik dengan menggunakan rumus product
moment.
Bab V Penutup
Mengakhiri penulisan skripsi pada bab kelima akan diuraikan
mengenai kesimpulan akhir dari hasil penulisan, saran-saran yang
BABU
LANDASAN TEORI
A. Kreativitas Kepala Madrasah 1. Pengertian Kreativitas
Sebenarnya belum ada kesepakatan bersama mengenai definisi
kreativitas yang baku, sehingga pengertian kreativitas bisa berbeda-beda
menurut siapa yang mendefinisikannya.
Schaeffer dalam buku berjudul Kreativitas mendefinisikan kreativitas
sebagai suatu cara untuk melihat segala sesuatu dengan cara yang berbeda
melalui mata yang segar.1 Matherly dan Goldsmith dalam buku yang sama
memberikan definisi bahwa kreativitas adalah hasil gagasan yang
mendatangkan perbaikan secara efisien atau efektif terhadap suatu sistem.
Menurut mereka, apa yang sering kurang adalah bukan kreativitas dalam arti
penciptaan gagasan, tetapi inovasi dalam arti menghasilkan tindakan yaitu
melaksanakan gagasan-gagasannya itu.2
Senada dengan kedua pendapat di atas, Rose Mini mendefinisikan
kreativitas sebagai kemampuan seseorang untuk menemukan suatu hubungan
atau kombinasi yang baru dari konsep-konsep yang sudah ada, untuk melihat
sesuatu dari sudut pandang yang baru dan kemampuan seseorang untuk
1 A. Dale Timpe, Kreativitas (Alih bahasa Sofyan Cikmat), Elex Media Komputindo, Jakarta, 1999, him 247.
21 bid, him 100.
14
menemukan ide-ide yang baru.3 sedangkan Esther Widhi Andangsari
mendefinisika dengan pengertian yang lebih sederhana, yaitu :
"Being creative is seeing the same things as everybody else but thinking o f
something different". Menjadi kreatif adalah melihat sesuatu sama dengan
orang lain, tetapi berpikir dari sudut pandang yang berbeda.4
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas
adalah kemampuan seseorang menghasilkan pemikiran-pemikiran baru atau
gagasan baru dalam melihat serta mencari berbagai alternatif penyelesaian
masalah-masalah.
Kreativitas bukanlah sesuatu yang magis atau bakat alami yang
dibawa sejak lahir. Kreativitas dapat dipelajari oleh siapapun. Pada dasarnya
semua orang adalah kreatif selama bisa berpikir dengan baik. Kreatif tidak
lebih dari proses berpikir dalam menghasilkan sesuatu. Menghasilkan bukan
berarti dari yang tidak ada menjadi ada, tetapi bisa diartikan menghasil bentuk
baru, format baru, bahan baru, dan sebagainya yang "baru". Bahkan ada yang
mengatakan bahwa kreativitas adalah suatu perjalanan menemukan sesuatu
yang belum ditemukan oleh orang lain.5
Kreativitas meliputi 3 hal:6
1. Kreativitas merupakan kemampuan (ability).
yaitu suatu kemampuan untuk membayangkan atau menemukan suatu hal
yang baru.
1 http://www.mail-archive.com/iamaah@arrovvan.com/ms|’04671.html 4 http://www.binuscareer.com/fkkchat/topic.asp7TOPlC 1D=65 5 http://kreativitas.blogspot.com/
17
maka hal itu menjadi sia-sia saja.7 Dengan kata lain, ide tidak boleh
menjadi ide semata tetapi dapat diwujudkan menjadi inovasi yang
berguna dan bermanfaat.
Dari uraian di atas, maka kreativitas di sini dapat dimaknai sebagai
kemampuan berpikir kreatif kepala madrasah sebagai pemimpin yang mampu
menghasilkan pemikiran-pemikiran baru atau gagasan baru dan sikap
kreatifnya dalam melihat serta mencari berbagai alternatif penyelesaian
masalah-masalah di madrasah.
2. Kepemimpinan Kepala Madrasah
Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada
sudut pandang atau perspektif dari para ahli/peneliti. Menurut Atmosudirdjo
yang dikutip Purwanto dalam bukunya yang berjudul Administrasi dan
Supervisi Pendidikan, kepemimpinan adalah suatu seni {ari), kesanggupan
{ability) atau teknik {technique) untuk membuat sekelompok orang/bawahan
dalam organisasi formal atau para pengikut/simpatisan dalam organisasi
informal mengikuti atau menaati segala apa yang dikehendakinya, membuat
mereka begitu antusias atau bersemangat untuk mengikutinya atau bahkan
mungkin berkorban untuknya.8
Sedangkan menurut Supardi kepemimpinan adalah kemampuan untuk
menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan,
menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan
' http://www.e-psikologi.com/manaiemen/kreativitas.htm
18
menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia
sebagai media manajemen mau bekeija dalam rangka mencapai tujuan
administrasi secara efektif dan efisien.9
George R. Terry dalam buku dengan judul Principles o f Management,
memberikan definisi:
”Leadership is the relationship in which one person, the leader,
influences other to work together willingly tasks to attain that
which the leader desire. "10
Jadi, pada kepemimpinan terdapat unsur-unsur kemampuan
mempengaruhi orang lain, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan
atau orang lain untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.11 12
Di antara jenis kepemimpinan adalah kepemimpinan pendidikan
(qiyadah Tarbawiyah atau educative Leadership)}1 Guru adalah pemimpin
bagi peserta didiknya, kepala madrasah adalah pemimpin bagi guru dan
peserta didiknya. Hampir setiap orang adalah pemimpin di lingkungannya
masing-masing. Manusia adalah khalifah di muka bumi.
Adapun makna kepala sekolah/madrasah menurut Wahjosumidjo
adalah sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk
memimpin suatu sekolah/madrasah, tempat diselenggarakannya proses belajar
9 Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, him 107.
10 George R. Terry, Principles O f Management, Ricard D. Irwin, Inc, Ontorio, 1977, him 410-411.
11 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, Raja Grafindo Persada, Jakarta 2001 him 49.
mengajar atau tempat di mana teijadi interaksi antara guru yang memberi
pelajaran dan peserta didik yang menerima pelajaran.13 Di sini penulis
mendefinisikan kepala madrasah sama kedudukannya dengan kepala sekolah.
Beliau menambahkan bahwa kata “memimpin” dalam praktik
organisasi mengandung konotasi: menggerakkan, mengarahkan, membimbing,
melindungi, membina, memberikan teladan, memberikan dorongan,
memberikan bantuan, dan sebagainya.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
kepala madrasah adalah kemampuan dan seni kepala madrasah dalam
menggerakkan, mengarahkan, mempengaruhi, membimbing, membina, dan
mendorong orang lain (guru, karyawan, peserta didik, orang tua peserta didik,
dan warga sekolah/madrasah lainnya) agar mau dan mampu bekeija atau
berperan serta dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sekolah.
Tugas-tugas pokok kepala madrasah/sekol ah mencakup:
a. Bidang akademik yang berkenaan dengan proses belajar mengajar di
dalam dan luar kelas.
b. Bidang ketatausahaan dan keuangan sekolah
c. Bidang kesiswaan.
d. Bidang personalia.
e. Bidang gedung dan perlengkapan sekolah.
19
13 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,
20
f. Bidang peralatan pelajaran.
g. Bidang hubungan sekolah dan masyarakat.14
Sebagai tokoh kunci, kepala madrasah merupakan pemimpin tertinggi
di madrasah dan pemegang tanggung jawab tunggal atas semua kegiatan
madrasah. Untuk itu agar berhasil dalam kepemimpinannya, kepala madrasah
sebagai pemimpin harus menjiwai dan senantiasa menerapkan konsep filosofis
kepemimpinan pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung
Tulado, IngMadyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.15.
Sifat dan kepribadian pemimpin yang menerapkan filosofi
kepemimpinan Ki Hajar Dewantara ternyata sesuai dengan ciri-ciri manajer
atau pemimpin kreatif yang dikemukakan Badawy. Disebutkan oleh beliau
bahwa pada umumnya manajer atau pemimpin kreatif adalah orang yang
penuh gairah, memancarkan antusiasme yang menular (Ing Ngarso Sung
Tulodo), memberi semangat kepada orang-orang yang dipimpinnya serta
memberi hidup kepada lingkungannya (Ing Madya Mangun Karso), dan
memiliki kepribadian dan emosi yang baik, memberi kebebasan luas, memberi
kepercayaan penuh kepada orang-orangnya (Tut Wuri Handayani), dan mau
menanggung resiko jika teijadi kesalahan dan kegagalan dari bawahan dalam
melaksanakan tugasnya.16
Di samping itu dalam paradigma baru pendekatan Manajemen
Berbasis Madrasah (MBM), kepala sekolah/madrasah sebagai pemimpin harus
14 Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan kelas Sebagai Lembaga Pendidikan, Gunung Agung, Jakarta, 1985, him 91
21
kreatif. Maksudnya bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan di sekolah, kepala madrasah harus berusaha mencari gagasan
dan cara-cara baru dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dilakukan agar para
tenaga kependidikan dapat memahami apa-apa yang disampaikan oleh kepala
madrasah sebagai pemimpin, sehingga dapat mencapai tujuan sesuai dengan
visi misi madrasah/sekolah.17 18
Untuk mengenali para individu kreatif dapat dilihat dari segi sifat dan
mempelajari pola keija atau perilakunya. Dalam segi sifat, para individu
kreatif pada umumnya bersifat merangsang diri sendiri, bebas, sensitif,
berorientasi kepada sasaran, dan mampu mengarahkan upaya mereka sendiri.
Mereka juga lebih terbuka dan fleksibel secara emosional jika dibandingkan
dengan orang-orang yang kurang kreatif. Sedangkan dari pola keija dan
perilakunya, orang-orang kreatif memiliki ciri keberanian untuk berbeda
dengan orang lain dan memiliki dedikasi kepada jam keija yang panjang serta
senang keija keras. Biasanya perilaku orang-orang kreatif meliputi: keuletan,
penuh semangat, mampu menampung banyak gagasan, lebih menyukai
sesuatu yang kompleks, rumit, dan menantang.1*'
17
Mulyasa, Pedoman Manajemen Berbasis madrasah, Departemen Agama Diijen Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 2004, him
22
Sedangkan menurut Robin Rooks untuk mengenali beberapa sifat yang
tampaknya sangat berhubungan dengan kreativitas, sedikitnya ada tiga aspek
yang paling penting yaitu :19
1. Keluwesan (fleksibilitas), yang merupakan kemampuan untuk mengatasi
kekakuan. Sementara sebagian besar orang memecahkan masalah dengan
menggunakan jalur-jalur lama yang telah dikenal, orang kreatif dapat
dengan cepat dan berhasil mendekati suatu masalah dari sudut pandang
yang sepenuhnya berbeda. Pandangan segar ini menolak jawaban-jawaban
yang telah terpola serta kesimpulan-kesimpulan yang terlalu dini
(prematur). Suatu organisasi yang biasanya membuat keputusan yang
kaku dan tidak luwes akan mendapatkan para karyawannya menghasilkan
pemecahan-pemecahan umum yang tidak kreatif atau tidak ada
pemecahan sama sekali. Penerapan coba-coba secara tekun hingga ke titik
yang lebih menyukai intuisi daripada logika adalah bagian dari proses
kreatif.
2. Ketekunan, yang dapat mengatasi stagnasi dengan menggunakan berbagai
strategi untuk mengupayakan hipotesis-hipotesis baru dan aneh. Bila
unsur-unsur sebuah masalah telah dikenal tetapi membutuhkan pemecahan
baru, pengaturan kembali mental atau pengkombinasian kembali unsur-
unsur tersebut mungkin akan membantu keberhasilan.
3. Kemampuan menggabungkan kembali unsur-unsur untuk mencapai
wawasan baru. Kemampuan menggabungkan ini kelihatannya sangat
23
penting. Menggunakan informasi yang telah dikumpulkan oleh orang-
orang lain atau orang itu sendiri dan menggabungkannya dalam cara yang
seluruhnya baru dapat menghasilkan wawasan-wawasan yang membuka
bidang pikiran yang sama sekali baru.
Menurut Schaffer dengan mengetahui dan memahami sifat-sifat dan
kebiasaan orang-orang atau manajer kreatif, dapat menggunakannya sebagai
sebuah alat lain dalam memperbaiki kineija dan meningkatkan hasil. Hal ini
karena para manajer kreatif pada umumnya adalah seorang pemimpin yang
memiliki gaya situasional sehingga dapat memilih dengan tepat gaya
kepemimpinan partisipatif, otokratis atau santai bergantung pada keadaan dan
individu yang terlibat. Tetapi manajer kreatif lebih menyukai gaya
partisipatif.20
Menurut Mulyasa, kreativitas kepala madrasah sebagai pemimpin akan
tercermin dari sifat dan kemampuannya dalam menjalankan perannya sebagai
inovator di madrasah. Kepala madrasah sebagai inovator akan tercermin dari
kemampuannya mencari, menemukan, dan melaksanakan berbagai gagasan
pembaharuan di madrasah. Gagasan baru untuk kemajuan pembelajaran di
sekolah misalnya adanya moving class. Moving class adalah mengubah
strategi pembelajaran dari pola kelas tetap menjadi kelas bidang studi,
sehingga setiap bidang studi memiliki kelas tersendiri yang dilengkapi dengan
alat peraga dan alat-alat lainnya. Moving class ini bisa dipadukan dengan
pembelajaran terpadu, sehingga dalam suatu laboratorium bidang studi dapat
24
dijaga oleh beberapa orang guru (fasilitator), yang bertugas memberikan
kemudahan belajar kepada peserta didik/'
Seni dalam mempengaruhi dan menggerakkan orang lain agar mau
melakukan kehendak pemimpin tersebut menurut penulis dapat dipersepsikan
ke dalam salah satu wujud kreativitas kepemimpinan kepala madrasah.
Misalnya dalam menggerakkan para guru atau stafnya, kepala madrasah perlu
belajar dari apa yang pernah dilakukan orang lain, kemudian menggunakan
hal-hal yang berdampak positif dan menghindari yang berdampak negatif.
Perbuatan meniru dengan cepat praktik-praktik pemimpin yang sukses juga
merupakan salah satu metode dalam kreativitas. Metode kreativitas yang
utama menurut Himes adalah duplikasi, perluasan, inovasi, dan sintesis.
Dalam praktiknya seringkah metode-metode tersebut digabung.22 Adapun
tahap-tahap kreatifitas adalah exploring, inventing, choosing dan
implementing. 23
Ciri-ciri perilaku pemimpin kreatif menurut Badawy antara lain:24
a. Bersedia menerima resiko yang diambil bawahan.
b. Merasa puas dengan gagasan-gagasan yang setengah dikembangkan
sebuah gagasan.
c. Bersedia untuk mengulur peraturan perusahaan.
d. Mampu membuat keputusan dengan cepat
e. Pendengar yang baik.
21 Mulyasa, Pedoman Manajemen Berbasis madrasah. Departemen Agama Dirjen
Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 2004, him 62 ^2 Ibid, him 89
f. Jangan hidup di atas kesalahan, artinya bersedia memulai dengan yang ada
sekarang dan bekeija untuk masa depan yang lebih baik.
g. Menyukai pekerjaanya.
Sedangkan menurut Sung Yang dalam bukunya Prof. Dr. Hasan
Langgulung, bahwa individu yang memiliki potensi kreatif ciri-cirinya adalah:
a. Hasrat ingin bisa yang cukup besar.
b. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru.
c. Keinginan untuk menemukan dan meneliti.
d. Cenderung menyukai tugas yang berat dan sulit.
e. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan.
f. Memiliki dedikasi yang bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas.
g. Berfikir fleksibel.
h. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi yang
lebih banyak.
i. Kemampuan membat analisis dan sintesis.
j. Meimiliki semangat bertanya dan meneliti.
k. Memiliki daya abstraks yang cukup banyak.
l. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.25
3. Indikator Kreativitas Kepala Madrasah
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka kreativitas kepala
madrasah dalam skripsi ini adalah kepala madrasah yang memiliki sifat,
25 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKSW Salatiga, Bina Aksara, Jakarta, 1991, him 149.
26
perilaku, dan kemampuan berpikir kreatif yang dapat diketahui dari ciri-
cirinya sebagai berikut:
1) Memiliki sikap menghargai dan mau menanggung resiko.
2) Pendengar yang baik dan tenang dengan ide yang belum sempurna.
3) Mampu menanggapi dan membuat keputusan cepat.
4) Mempunyai dedikasi yang tinggi dan menyukai pekerjaan.
5) Bersifat fleksibel atau luwes
6) Mampu berpikir lancar dan orisinil.
7) Inovatif.
8) Memiliki inisiatif yang baik.
9) Imajinatif, dan banyak gagasan .
10) Memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi.
B . Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja
Menurut Prof. Dr. Payaman Simanjuntak, kinerja adalah tingkat
pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu.26
Kinerja dalam pengertian performance, yaitu :
"A summary measure the quantity and quality o f contributions
made by an individuals or group to the production purposes o f
the work unit and organization. "27
26 Payaman J. Simanjuntak, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Lembaga Penerbit Fakultas UI, Jakarta, 2005, him. 1.
27
Manajemen kinerja (performance management) adalah keseluruhan
kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kineija perusahaan atau
organisasi, termasuk kineija masing-masing individu dan kelompok kerja di
28 perusahaan tersebut.
Karen Seeker dan Joe B. Wilson memberikan gambaran tentang
proses manajemen kineija dengan apa yang disebut dengan siklus manajemen
kineija, yang terdiri dari tiga fase yakni Perencanaan, Pembinaan dan
Evaluasi.
Perencanaan merupakan fase pendefinisian dan pembahasan peran,
tanggung jawab, dan ekpektasi yang terukur. Perencanaan tadi membawa pada
fase pembinaan, di mana guru dibimbing dan dikembangkan untuk
mendorong atau mengarahkan upaya mereka melalui dukungan, umpan balik,
dan penghargaan. Kemudian dalam fase evaluasi, kineija guru dikaji dan
dibandingkan dengan ekspektasi yang telah ditetapkan dalam rencana kineija.
Rencana terus dikembangkan, siklus terus berulang, dan guru, kepala sekolah,
dan staf administrasi, serta organisasi terus belajar dan tumbuh.28 29
Perencanaa kineija merupakan tahap awal dari manajemen kineija,
mulai dengan merumuskan visi dan misi perusahaan atau organisasi,
perumusan tugas pokok dan struktur organisasi, sasaran dan fungsi-fungsi
unit-unit organisasi, hingga uraian jabatan, sasaran kineija dan rencana
tindakan kineija setiap orang di masing-masing unit organisasi.30
28 Payaman J. Simanjuntak, Op Cit, him. 1. 29 http://akhmadsndrajat.wordpress.com
28
Pembinaan pekerja dapat dilakukan melalui peningkatan kebugaran
dan kesehatan, pendidikan dan pelatihan, membangun motivasi dan etos keija,
memberikan dukungan organisasi dan dukungan manajemen.31 32
Evaluasi kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian
pelaksanaan tugas (performance) seseorang atau sekelompok orang atau unit-
unit keija dalam satu perusahaan atau organisasi sesuai dengan standar kineija
atau tujuan yang ditetapkan lebih dulu. Evaluasi kineija disebut juga
performance evaluation atau performance appratiare. Kata appratiare berasal
dari kata Latin yang berarti memberikan nilai atau harga. Dengan demikian,
evaluasi kineija berarti memberi nilai atas pekeijaan yang dilakukan oleh
seseorang dan untuk itu diberikan imbalan, kompensasi atau penghargaan.
2. Kinerja Guru
Suatu hal yang paling lazim dibahas dalam suatu sekolah yang
berhubungan dengan guru adalah kineija guru, yaitu bagaimana seorang guru
melakukan sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan atau tugas pokoknya,
kepentingan dan jabatan dalam sekolah tersebut, guru adalah orang yang
keijanya mengajar atau memberi pelajaran di sekolah/kelas. Secara lebih luas
guru berarti orang yang bekeija dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang
ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak dalam mencapai
kedewasaan masing-masing.33 Senada dengan itu, Zakiyah Daradjat
31 Ibid, him 102. 32 Ibid, him, 103.
menyatakan guru adalah pendidik profesional, karena guru itu telah menerima
dan memikul beban dari orang tua untuk mendidik anak-anak.,4
Guru memiliki status dan tugas yang amat sulit, karena pekerjaannya
adalah membuat anak didik memahami. To make one understand is the most
difficult. Membuat sesorang mengerti adalah pekerjaan yang paling sulit.34 35
Dalam buku bertajuk Teacher in a Changing World karya Digumarti Baskara
Rao, dijelaskan bahwa guru memiliki tiga status, yaitu status personal, status
profesional dan status sosial.36
1. Status Personal
a. Selfesteem artinya memiliki harga diri sebagai guru.
b. Vision artinya visi, yaitu memiliki pandangan, wawasan, dan atau cita-
cita tentang masa depan.
c. Comitmen artinya memiliki kepedulian dan kemauan yagn keras untuk
melaksanakan tugasnya sebagai guru.
d. Conviction artinya memiliki keyakinan diri atau percaya diri untuk
dapat melakukan tugasnya dengan baik.
e. Aspiration artinya keinginan diri tentang sesuatu yang dicita-citakan
dalam melaksanakan tugasnya.
f. Dignity artinya memiliki harkat dan martabat sebagai pendidik untuk
melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan moral dan hukum
yang berlaku.
34 Suparlan, Guru Sebagai Profesi, Hikayat, Yokyakarta, 2006, him 11 35 Ibid, him 17
36 Ibid, him 18-21
30
2. Status Profesional
a. Responsibility artinya memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi untuk
melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
b. Autonomy artinya memiliki kemandirian dalam untuk melaksanakan
tugasnya.
c. Accountability artinya memiliki rasa tanggung jawab terhadap proses
dan hasil dalam pelaksanaan tugasnya.
d. Competensi artinya memiliki kompetensi dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan standar yang telah ditentukan .
e. Knowledge artinya memiliki pengetahuan yang luas dan keahlian
untuk dapat mengemban tugasnya.
f. Teacher research artinya dapat merancang dan melaksanakan
penelitian tentang pelaksanaan tugasnya sebagai guru.
g. Publications artinya dapat menyampaikan laporan tentang
pelaksanaan tugasnya atau menerbitkan tulisan atau hasil pelaksanaan
tugasnya kepada publik.
h. Professional organization artinya secara aktif dapat mengikuti
kegiatan organisasi kpembinaan profesionalisme guru.
i. Participative management artinya dapat berperan serta aktif dalam
kegiatan yang terkait dengan pendidikan dan guru.
3. Status Sosial
a. Salary artinya menerima atau memiliki gaji yang memadai dan sesuai
31
b. Minimum working standards artinya memperoleh standar kerja yang
layak selaras dengan statusnya.
c. Welfare and fringe benefits artinya memperoleh kesejahteraan yang
memadai dan insenrif tambahan yang wajar sesuai dengan tanggung
jawabnya sebagai guru.
d. Respect artinya memperoleh penghargaan dari masyarakat.
e. Community standing artinya memperoleh pengakuan masyarakat.
f. Partnership artinya memperoleh dan dapat melaksanakan keija sama
kemitraan dengan stakeholder pendidikan khususnya orang tua siswa
dan masyarakat.
g. Trust artinya memperoleh kepercayaan dari masyarakat.
h. Leadership artinya dipandang sebagai panutan bagi warga masyarakat.
Status guru mempunyai implikasi terhadap peran dan tugas pokok
yang menjadi tangung jawabnya. Peran dan tugas pokok guru dapat dijelaskan
dalam tabel berikut:37
TABEL I
PERAN DAN TUGAS POKOK GURU
No Peranan Tugas Pokok
1 Pendidik ■ Mengembangkan kepribadian ■ Membina budi pekerti
2 Pengajar ■ Menyampaikan ilmu pengetahuan
■ Melatih ketrampilan, memberikan panduan atau petunjuk
■ Paduan antara memberikan pengetahuan, bimbingan, dan ketrampilan
■ Merancang pengajaran ■ Melaksanakan pembelajaran ■ Menilai akrivitas pembelajaran
32
3 I-'asi 1 i tato r ■ Memotivasi siswa ■ Membantu siswa
■ Membimbing siswa dalam proses pembelajaran di dalam dan di luar kelas
■ Menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang sesuai
■ Menggunakan pertanyaan yang merangsang siswa untuk belajar
■ Menyediakan bahan pengajaran
■ Mendorong siswa untuk mencari bahan ajar
■ Menggunakan ganjaran dan hukuman sebagai alat pendidikan
■ Mewujudkan disiplin
4 Pembimbing ■ Memberikan petunjuk atau bimbingan tentang gaya pembelajaran siswa
■ Mencari kekuatan dan kelemahan siswa ■ Memberikan latihan
■ Memberikan penghargaan kepada siswa
■ Mengenal permasalahan yang dihadapi siswa dan menemukan pemecahannya
■ Membantu siswa untuk menemukan bakat dan minat (karir di masa depan)
■ Mengenali perbedaan individu siswa
5 Pelayan ■ Memberikan layanan pembelajaran yang aman dan nyaman sesuai dengan perbedaan individual siswa ■ Menyediakan fasilitas pembelajaran dari sekolah
seperti ruang belajar, meja-kursi, papan tulis, almari, alat peraga dan papan pengumuman
■ Membrikan layanan sumber belajar
6 Perancang ■ Menyusun program pengajaran dan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku
■ Menentukan strategi dan metode pembelajaran sesuai dengan konsep PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)
7 Pengelola ■ Melaksanakan administrasi kelas ■ Melaksanakan presensi kelas
■ Memilih strategi dan metode pembelajaran yang efektif
8 Inovator ■ Menemukan strategi dan metode mengajar yagn efekrif
9 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam penggunaan strategi dan metode pengajaran ■ Mau mencoba dan menerapkan strategi dan metode
pembelajaran baru
33
1 ■ Mengadakan pembelajaran remedial
i
1— __ _ ■ Mengadakan pengayaan dalam pembelajaran
Dari uraian status dan tugas pokok guru di atas tentunya berimplikasi
pada tuntutan guru untuk dapat bekeija dengan sebaik-baiknya dalam status
personal, profesional maupun sosial. Tentunya Pengetahuan dan pemahaman
seorang guru tentang kompetensi guru akan mendasari pola kegiatannya
dalam menunaikan profesi sebagai guru. Kompetensi guru yang dimaksud
38 antara lain mengenai kompetensi profesi dan kompetensi kemasyarakatan,
kompetensi adalah kemampuan seorang guru untuk menunjukkan secara
bertanggung jawab tugas-tugasnya dengan tepat.38 39 Jadi kmpetensi guru bisa
diartikan sama dengan kemampuan guru.
Merujuk pendapat Prof. Dr. Tjokorde Joni yang dikutip oleh Arikunto
dalam bukunya yang beijudul "Manajemen Pengajaran secara manusiawi"
menjelaskan bahwa ada tiga kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang
guru profesional, ketiga kemampuan tersebut dikenal dengan "Tiga
Kompetensi", yaitu:40
a. Kompetensi profesional
Kompetensi profesional, artinya guru harus memiliki pengetahuan yang
luas serta dalam tentang subject matter (bidang studi) yang akan
diajarkan, serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan
38 Hadari Nawawi, Op Cit, him 124. ,9 Suparlan, Op Cit, him 85
34
konsep teoretik, mampu memilih metode yang tepat serta mampu
menggunakannya dalam proses belajar mengajar.
b. Kompetensi personal
Kompetensi personal, artinya guru harus memiliki sikap kepribadian yang
mantap, patut diteladani sehingga menjadi sumber intensifikasi baik
peserta didik maupun masyarakat pada umumnya. Arti lebih terperinci
adalah bahwa ia memiliki kepribadian yang patut deteladani seperti yang
dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantoro: “I ng N gar so Sung Tulodho, Ing
Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”.
c. Kompetensi sosial.
Kompetensi sosial artinya guru harus memiliki kemampuan
berkomunikasi sosial dengan murid-muridnya maupun dengan sesama
teman guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, dan anggota masyarakat
di lingkungannya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru
adalah kemampuan guru dalam melaksanakan tugas pada kompetensi
profesional, kompetensi pribadi, dan kompetensi sosial.
3. Indikator Kinerja Guru
Indikator kinerja guru dapat dinilai dari kemampuan guru dalam
melaksanakan tugas pada kompetensi profesional, kompetensi pribadi dan
35
Indikator kompetensi profesional meiiputi :
1. Mampu menguasai bahan bidang studi.
2. Mampu mengelola program belajar mengajar.
3. Mampu mengelola kelas.
4. Mampu mengelola dan menggunakan media serta sumber belajar.
5. Kemampuan menilai prestasi belajar mengajar.41 42
Indikator kompetensi pribadi meliputi :
1. Kemantapan dan integritas pribadi.
2. Peka terhadap perubahan dan pembaharuan.
3. Berpikir alternatif.
4. Adil, jujur, dan objektif.
5. Berdisiplin dalam melaksanakan tugas.
6. Berusaha memperoleh hasil kerja yang sebaik-baiknya.
7. Simpatik dan menarik, luwes, bijaksana, dan sederhana dalam bertindak.
8. Kreatif.
9. Berwibawa '
Indikator kompetensi sosial meliputi :
1. Terampil berkomunikasi dengan siswa.
2. Bersikap simpatik.
3. Dapat bekerjasama dengan komite sekolah.
4. Pandai bergaul dengan kawan sekeija dan mitra pendidikan.43
41 Cece Wijaya. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. 1991, him 35-151
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Tinjauan Umum 1. Sejarah Pendirian
Sejarah pendirian Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Pringapus tidak
lepas dari sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah di seluruh Indonesia yang
mana embrio dari madrasah ibtidaiyah yang ada sekarang ini adalah bermula
dari lembaga-lembaga keagamaan yang ada di masyarakat yang hanya
mengajarkan pendidikan agama saja. Namun seiring berjalannya waktu dan
perubahan kebijakan pemerintah baik Dinas Pendidikan maupun Departemen
Agama pendidikan madrasah tidak hanya mengajarkan pendidikan agama saja
tetapi juga mengajarkan pendidikan umum. Bahkan menurut Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanal, posisi Madrasah
Ibtidaiyah sama kedudukannya dengan Sekolah Dasar.
Pada tahun 1957 sampai dengan tahun 1960-an tercatat sudah berdiri
13.057 madrasah tingkat rendah'. Kebanyakan madrasah tersebut adalah
madrasah swasta dan berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma'arif
NU.
Bersamaan dengan sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah di
Indonesia di atas, maka berdirilah madrasah-madrasah di Kecamatan
Pringapus sebanyak 5 Madrasah Ibtidaiyah yang kesemuanya berstatus swasta
1 Departemen Agama RI, Sejarah Madrasah, Perkembangan, Dinamika, dan Perkembangannya di Indonesia, Jakarta, 2004, him 118.
37
di bawah Lembaga Pendidikan Ma'arif NU. Namun pada tahun 2001
berkurang 1 MI sehingga sampai sekarang jumlah MI di Kecamatan
Pringapus adalah 4 MI. Empat MI tersebut adalah MI Wahyurejo berdiri
tahun 1967, MI Wonoyoso berdiri pada tahun 1969, MI Getaskombang berdiri
pada tahun 1969, dan MI Watugajah berdiri pada tahun 1987.
2. Lokasi
a. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Pringapus
Batas wilayah Kecamatan Pringapus adalah :
• Sebelah Utara : Kabupaten Demak
• Sebelah Barat : Kecamata Bergas dan Ungaran
• Sebelah Timur : Kecamatan Bringin
• Sebelah Selatan : Kecamatan Bawen dan tuntang
Lokasi madrasah ibtidaiyah tersebar di 4 desa yaitu MI Wahyurejo
terletak di Desa Wahyurejo, MI Wonoyoso terletak di Desa
Wonoyoso, MI Getaskombang terletak di Desa Jatirunggo, MI
Watugajah terletak di Desa Candirejo.
3. Fasilitas
Fasilitas yang ada di tiap MI adalah sebagai berikut:
TABEL II
FASILITAS MI DI KECAMTAN PRINGAPUS
No Nama Barang
38
2 Ruang KM - - -
-3 Ruang Guru 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang
4 Perpustakaan - - - •
5 Ruang UKS - - - ■
6 Ruang - - -
-Pramuka
7 Laboratorium - - -
-8 Mushala 1 ruang - - 1 ruang
9 WC/KM 2 ruang 3 ruang 1 ruang 2 ruang
10 Gudang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang
11 Halaman 384m'i 2K W 84 m1 126mz
12 Koperasi 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang
4. Keadaan Kepala Madrasah dan Guru
Jumlah kepala madrasah dan guru Madrasah Ibtidaiyah se
Kecamtan Pringapus adalah 24 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut in i:
TABEL III
KEADAAN KEPALA MADRASAH DAN GURU MI DI
KECAMATAN PRINGAPUS
No Nama Guru Jabatan Status Ket
1 Futichah Kepala MI MI Wahyurejo PNS
39
3 Mutabiin Guru Kelas MI Wahyurejo G1T
4 Sri Lestari Guru Kelas MI Wahyurejo GTT
5 Rustam Guru Kelas MI Wahyurejo GTT
6 Fatimah Guru Kelas MI Wahyurejo GTT
7 Komari Kepala MI Ml Wonoyoso PNS
8 Samsul Khairi Guru Kelas MI Wonoyoso GTT
9 Khusnah Guru Kelas MI Wonoyoso GTT
10 Retno Wulaning Guru Kelas MI Wonoyoso GTT
11 Ani Maslahah Guru Kelas MI Wonoyoso GTT
12 Maftukhin Guru Kelas MI Wonoyoso GTT
13 Ari Istyadi Kepala MI MI Getaskombang PNS
14 Abdul Kholik Guru Kelas MI Getaskombang GTT
15 Pasroji Guru Kelas MI Getaskombang GTT
16 Ike Dwi Astuti Guru Kelas MI Getaskombang PNS
17 Mahmudah Guru Kelas MI Getaskombang GTT
18 Abbasiyah Guru Kelas MI Getaskombang GTT
19 Munif Ma'nawi Kepala MI MI Watugajah PNS
20 Soffan Ngabidin Guru Kelas MI Watugajah PNS
21 Siti Nur Ambari Guru Kelas MI Watugajah GTT
22 Muh Shalihun Guru Kelas MI Watugajah GTT
23 M Nur Rahim Guru Kelas MI Watugajah GTT
40
Jika dilihat dari jenjang pendidikan, pendidikan tertinggi guru dan
kepala madrasah di Kecamatan Pringapus adalah SI, dan pendidikan
terendah adalah SM A. SI sebanyak 5 orang, D3 tidak ada, D2 sebanyak
15 orang, SMA sebanyak 4 orang. Jika dilihat dari disiplin ilmu dan
bidang studi yang diampu, maka sebagian besar belum ada kesesuaian
antara disiplin ilmunya dengan pelajaran yang diampunya sehingga boleh
dikatakan Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Pringapus jika ditinjau dari
gurunya adalah masih kurang.
5. Keadaan Siswa
Pada tahun pelajaran 2007/2008 jumlah siswa MI se Kecamtan
Pringapus adalah 424 siswa dengan perincian sebagai berikut:
TABEL IV
KEADAAN SISWA MI DI KECAMTAN PRINGAPUS
NO N am a M I
J u m la h sisw a p erk elas
I ir III IV V VI J u m la h K et
1
. •
M I W ahyurejo 11 16 14 13 - 10 62
MI W onoyoso 19 13 14 9 13 12 80
J MI Getaskom bang 29 21 30 28 37 30 175
4 MI W atugajah 25 16 20 16 16 14 107
41
B. Penyajian Data 1. Data Responden
Dalam daftar responden berikut, berisi nama-nama guru yang
dijadikan objek penelitian. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
TABEL V
DAFTAR RESPONDEN
No Nama Asal MI
1 Rohmah MI Wahyurejo
2 Mutabiin MI Wahyurejo
3 Sri Lestari MI Wahyurejo
4 Rustam MI Wahyurejo
5 Fatimah MI Wahyurejo
6 Samsul Khairi MI Wonoyoso
7 Khusnah MI Wonoyoso
8 Retno Wulaning MI Wonoyoso
9 Ani Maslahah MI Wonoyoso
10 Maftukhin MI Wonoyoso
11 Abdul Kholik MI Getaskombang
12 Pasroji MI Getaskombang
13 Ike Dwi Astuti MI Getaskombang
14 Nur Mahmudah MI Getaskombang
42
No Nama Asal MI
15 Siti Abbasiyah MI Gctaskombang
16 Soffan Ngabidin MI Watugajah 17 Siti Nur Ambari MI Watugajah
18 Muh Shalihun MI Watugajah
19 M Nur Rahim MI Watugajah
20 Siti Umi Andari MI Watugajah
a. Jawaban Angket Kreativitas Kepala Madrasah
TABEL VI
DAFTAR JAWABAN TENTANG KREATIVITAS
KEPALA MADRASAH
No. Jawaban Item
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 c a a a a a b a b a a b a b a
2 b a a a a a b a b a a b a b a
3 a a a b a a b b b b a b b b a
4 b a a a a a a a b b a a a a a
5 a a a b b a b a b b a b a b a
6 c a b b a b b b b a a b b b a
7 b a a u b a b b a c b b c a a
43
No. Jawaban Item
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 U 12 13 14 15
10 b a a a b a a a b a a a a b a
11 a a a b a a a b b a a a b b u
12 b a a a a a a b a a a a c a a
13 b a b a a a a a a a b a a a a
14 a a b b a a a a a a a a a a a
15 b a a b a a a b c b b a b a a
16 a a a a b a b b a a a b b a a
17 b a a a a a a a b a a a a b a
18 b b b a a a a a b a a a a b a
19 a a a a a a a a a b b a a a a
20 a a a a a a a a a a b a a a a
b. Jawaban Angket Kinerja Guru
TABEL VII
DAFTAR JAWABAN TENTANG KINERJA GURU
No. Nomor Item
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 a a a a a a b a b b b b a a a
2 a a b a a b b a a a a a a a b
44
No. Nomor Item
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
4 a a a a a a a a b a a a a a a
5 a a b b a a b a a a a b a b a
6 a a b b a c b b a b b b b a b
7 a a a a a a a b c a b a b a a
8 a a a a a b a a b a b a a a a
9 a a c c b a b a b a a b a b a
10 b a a b b a b a a a b b b a a
11 a a a a a a b a c a a b a b a
12 a b a a b a b a a a a a b a a
13 a a b a a a b a a a a b a a a
14 a a a a a a c a a b a c a a b
15 a a a a a a a a a a a a a b a
16 a a a a a a a a c c a a a a b
17 a a a a a a a a a a b a a a a
18 a a a a a a a a b b a a a a b
19 a a b a a a a a c b a a a a b
BAB IV
ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul, maka langkah yang penulis tempuh selanjutnya
adalah menganalisis data. Menganalisis data adalah suatu langkah yang dominan
dalam suatu penelitian ilmiah. Hal ini jelas, karena dalam menganalisis data akan
dapat diketahui hasil akhir dari penelitian yang dilakukan juga dengan
menganalisis data akan dapat menguji hipotesis yang dirumuskan. Dalam hal ini,
apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima kebenarannya ataukah ditolak.
Adapun dalam menganalisis data tersebut penulis menggunakan analisis
statistik dengan teknik korelasi product moment yang rumusnya adalah sebagai
berikut1 :
x y
L x
-N
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara x dan y
xy : Perkalian antara x dan y
x : Variabel kreativitas kepala madrasah
y : Variabel kinerja guru
N : Jumlah responden
£ : Sigma
1 Sutrisno Madi, Statistik II, Andi Offset yogyakurta, 1994, him. 299
46
Langkah selanjutnya adalah menyediakan tabel nilai tentang kreativitas
kepala madrasah, nilai kinerja guru, dan tabel keija untuk mencari koefisien
korelasi antara variabel kreativitas kepala madrasah dan kinerja guru.
A. Analisis Data tentang Kreativitas Kepala Madrasah
Analisis data mengenai kreativitas kepala madrasah diperoleh dari
penyebaran angket yang terdiri dari lima belas (15) pertanyaan atau soal.
Masing-masing pertanyaan disediakan tiga (3) alternatif jawaban dengan
bobot nilai sebagai berikut:
Alternatif jawaban a memiliki nilai 3
Alternatif jawaban b memiliki nilai 2
- Alternatif jawaban c memiliki nilai 1
TABEL VIII
NILAI ANGKET TENTANG KREATIVITAS KEPALA MADRASAH
No. Nomor Item
Jum-Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 lah
1 1 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 39
2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 40
3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 37
4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 42
5 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 38
6 1 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 34
7 2 3 3 3 2 3 2 2 3 1 2 2 1 3 3 35