• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KREATIVITAS KEPALA MADRASAH TERHADAP KINERJA GURU MI DI KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KREATIVITAS KEPALA MADRASAH TERHADAP KINERJA GURU MI DI KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KREATIVITAS KEPALA MADRASAH

TERHADAP KINERJA GURU MI

DI KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN

SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

MUNIF M A L A W I NIM : 114 04 070

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) SALATIGA

2008

G

ER

(2)

DEPARTEM EN A G A M A RI

SEK O LA H T IN G G I A G A M A IS L A M N EG ER I (S T A IN ) S A L A T IG A Jl. S ta d io n 03 Telp. (0298) 3 2 3 706, 3 2 3 4 3 3 S a la tig a 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

Drs. Bahroni, M.Pd

DOSEN STAIN SALATIGA

NOTA PEMBIMBING Lamp : 3 eksemplar

Hal : Naskah skripsi

Saudara MUNIF MA'NAWI

Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga

di Salatiga

A ssa la m u 'a la ik u m . Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka

bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama : MUNIF MA'NAWI

NIM : 114 04 070

Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

Judul : PENGARUH KREATIVITAS KEPALA MADRASAH

TERHADAP KINERJA GURU DI MI KECAMATAN

PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera

dimunaqosyahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

W a ssalam u 'alaiku m , wr, wb

(3)

DEPARTEM EN A G A M A RI

S EK O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G ER I (S T A IN ) S A L A T IG A J l S ta d io n 03 Telp. (0298) 3 2 3 7 0 6 ,3 2 3 4 3 3 S a la tig a 50721

W ebsite: www.stainsalatiga.ac.id E-m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudara : MUNIF MA'NAWI dengan Nomor Induk Mahasiswa : 114 04 070 yang berjudul : “PENGARUH KREATIVITAS KEPALA MADRASAH TERHADAP KINERJA GURU MI DI KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG”. Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

Salatiga pada hari : Rabu, 19 Maret 2008 M yang bertepatan dengan tanggal 11 Rabi’ul Awwal 1429 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

19 Maret 2008 M Salatiga,

---11 Rabi'ul Awwal 1429 II

Panitia Ujian

(4)

DEPARTEM EN A G A M A RI

S EK O LA H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G ER I (S T A IN ) S A L A T IG A JL S ta d io n 03 Telp. (0298) 3 2 3 7 0 6 f 3 2 3 4 3 3 S a la tig a 50721

Website : www.stainsalatiea.ac. id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

DEKLARASI

\

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang

munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 04 Maret 2008

Penulis,

Munif Ma'nawi NIM: 114 04 070

(5)

MOTTO

C

s O s f t . S O s Jf t' s OSS

: J *JJl J U J A J

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas segala petunjuk dan anugerah Allah SWT kita diberi

kesempatan menjadi hamba-Nya. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membuka gerbang peradaban manusia

menuju manusia yang beradab.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,

baik bantuan material maupun imaterial. Oleh karenanya pada kesempatan ini,

dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang tiada

terkira kepada :

1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri Salatiga

2. Bapak Kajur Tarbiyah Fatchurrahman, S.Ag.M.Pd.

3. Drs. Bahroni, M.Pd, sebagai pembimbing dalam penyusunan skripsi ini.

Beliau telah memberikan pikiran, tenaga, waktu ditengah kesibukannya

untuk penulis.

4. Ka. Progdi Drs. Joko Sutopo, yang di tengah kesibukannya melayani

mahasiswa ektensi dengan penuh kesabaran.

5. Bapak serta Ibu dosen semua yang membimbing penulis menyelesaikan

masa studi.

6. Bapak, Ibu, dan kakakku semua yang telah memberikan dukungan moril,

(7)

7. Abah Likhul se keluarga, yang tidak bosan membimbing dan memberikan

semangat spiritual.

8. Pak Ari, bu Fut, Pak Kom, dan bapak ibu guru MI se Kecamatan

Pringapus. Beliau-beliau turut berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini.

9. Teman guru MI Watugajah yang rela ditinggalkan demi selesainya skripsi

ini.

10. Sahabat-sahabatku Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PC PMII

Salatiga dan Komisariat Joko Tingkir tetap tangan terkepal dan maju ke

muka.

11. Teman-temanku senasib dan sepenanggungan yang tidak mungkin penulis

sebut secara keseluruhan.

Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan apapun,

hanya rangkaian kata-kata terima kasih sebesar-besarnya serta diiringi do’a

semoga Allah SW T membalas semua amal kebaikan mereka.

Dalam penyusunan skripsi ini tentu masih banyak kekurangan-

kekurangan. Meskipun demikian harapan penyusun skripsi ini dapat menambah

wawasan keilmuan khususnya bagi penulis serta para pembaca pada umumnya.

Akhirnya hanya kepada Allah penulis memohon petunjuk, semoga tulisan

ini bermanfaat. A m iinya robbal a ’alamin

Salatiga, 04 Maret 2008

Penulis

Munif Ma'naw i

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... 1

HALAMAN NOTA PEMBIMBING... « HALAMAN PENGESAHAN... Hi HALAMAN DEKLARASI... iv

HALAMAN MOTTO... v

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 7

E. Hipotesis... 7

F. Metode Penelitian... 8

G. Sistematika Penulisan Skripsi... 11

BAB II KAJIAN TEORI A. Kreativitas Kepala Madrasah... 13

1. Pengertian Kreativitas... 13

2. Kepemimpinan Kepala Madrasah ... 17

(9)

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di

bidang pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya

peningkatan kualitas manusia Indonesia secara kaffah (menyeluruh). Upaya

mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi tanggung jawab pendidikan

terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, tangguh, kreatif, mandiri,

demokratis dan profesional pada bidangnya masing-masing.* 1 Dalam hal ini

guru, kepala madrasah bersama pemangku kepentingan (stakeholders)

pendidikan lainnya berperan penting dalam meningkatkan kualitas dari tiap

satuan pendidikan.

Madrasah adalah lembaga pendidikan yang semula diidentifikasikan

sebagai lembaga pendidikan formal (klasikal) yang menekuni bidang agama

Islam dan memasukkan bidang umum sekaligus.2 Pasca diterbitkannya

Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pendidikan madrasah telah

diakui sebagai sub-sistem pendidikan nasional sehingga posisi madrasah

1 E. Mulyasa, Pedoman Manajemen Berbasis madrasah. Departemen Agama Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 2004, him 2

1 Muhammad M. Basyuni, Revitalisasi Spririt Pesantren, Gagasan, Kiprah Dan Refleksi, Depag RI, Jakarta, 2006, him 24

(10)

2

menjadi sejajar dengan sekolah. Dengan demikian, madrasah ibtidaiyah

adalah jalur pendidikan formal sejajar dengan sekolah dasar.3

Madrasah ibtidaiyah sebagai satuan pendidikan tidak akan menjadi

bermutu baik atau unggul dengan sendirinya, melainkan melalui berbagai

upaya peningkatan mutu pendidikannya. Peningkatan mutu pendidikan di

madrasah ibtidaiyah hanya akan terjadi secara efektif bilamana dikelola

melalui manajemen yang tepat.

Selanjutnya faktor yang menentukan mutu pendidikan yaitu kegiatan

belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari keseluruhan

program pendidikan di sekolah/madrasah. Dalam hal ini, tanggung jawab

yang besar terletak pada guru sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar.

Sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar, maka guru dituntut untuk

memiliki kemampuan yang baik dalam pengelolaannya, yakni mampu

merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan belajar mengajar

secara profesional. Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran dengan

memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik agar dapat

mengembangkan potensinya secara optimal.

Guru yang berkualitas ditentukan oleh tingkat pendidikan,

pengalaman mengajar, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,

kreativitas serta keikutsertaan dalam kegiatan pendukung seperti pendidikan

dan latihan, seminar, dan penelitian. Selain itu, guru yang berkualitas juga

dipengaruhi oleh kompetensinya seperti kompetensi pedagogik, kompetensi

(11)

3

kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.4 Kompetensi

pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,

berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran

secara luas dan mendalam. Adapun kompetensi sosial adalah kemampuan

guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan

peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat

sekitar.

Guru dalam kegiatan belajar mengajar sebagai sutradara sekaligus

pelaku dalam pengajaran, sedangkan alat dan sumber pengajaran berfungsi

sebagai penunjang dan pendukung terjadinya keefektifan proses pembelajaran.

Sehubungan dengan hal tersebut, guru harus mampu memecahkan dan

mencari solusi terhadap permasalahan pendidikan yang dihadapi sewaktu

mengajar. Mengamati fenomena saat ini, maka kinerja guru memiliki peran

yang sangat strategis dalam proses belajar mengajar.

Kinerja atau performansi dapat diartikan sebagai prestasi kerja,

pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja.5 Kinerja

merupakan hasil interaksi antara motivasi dengan ability (kemampuan). Orang

yang tinggi ability-nya tetapi rendah motivasinya, akan menghasilkan kinerja

yang rendah. Demikian halnya orang yang bermotivasi tinggi tetapi

ability-4 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3

(12)

4

nya rendah, akan menghasilkan kinerja yang rendah pula.6 Kinerja juga

mempunyai hubungan erat dengan produktivitas karena merupakan indikator

dalam menentukan usaha untuk mencapai tingkat produktivitas organisasi

yang tinggi.

Peningkatan kinerja guru dimungkinkan dipengaruhi berbagai

faktor, yakni sarana prasarana pendidikan, siswa, kurikulum, motivasi guru,

kecerdasan intelektual guru, kecerdasan emosional guru, kecerdasan spiritual

guru, manajemen pengembangan sumber daya manusia (guru), kepemimpinan

kepala madrasah, kreativitas kepala kepala madrasah, kompensasi yang

diterima guru, dan sebagainya. Faktor sarana prasarana pendidikan, siswa, dan

kurikulum belum merupakan jaminan dapat meningkatkan kinerja guru. Hal

ini karena faktor-faktor tersebut hanya merupakan instrumental input yang

dapat diberdayakan oleh guru dan kepala madrasah.

Sejalan dengan itu madrasah membutuhkan pemimpin yang mampu

menggerakkan, memberi teladan, bersemangat, jujur, inovatif dan kreatif,

sehingga diharapkan akan menjadi penggerak untuk mempersiapkan generasi

yang berkualitas.

Kepala madrasah sebagai pimpinan di sekolah dituntut memiliki

kreativitas, kemampuan, motivasi, dan kepemimpinan yang efektif sehingga

dapat menggerakkan seluruh guru sesuai peran dan fungsinya secara efektif

dan efisien. Kepemimpinan mempunyai fungsi menggerakkan yang

hakikatnya merupakan kegiatan manajemen untuk membuat orang lain mau

(13)

5

dan suka bekeija. Menggerakkan orang lain memerlukan seni dan kemampuan

dalam mempengaruhi sampai orang mau berbuat sesuai dengan tujuan

organisasi. Dalam rangka menggerakkan orang untuk mencapai tujuan yang

diharapkan, antara kepala madrasah yang satu dengan kepala madrasah yang

lain sangat bervariasi.

Munculnya perbedaan dalam menggerakkan inilah yang menjadikan

kineija guru menjadi berbeda-beda. Kenyataan di lapangan yang diperoleh

dari hasil catatan supervisi dan monitoring evaluasi Pengawas Pendidikan

Agama Islam (Waspendais) SD/MI di MI se Kecamatan Pringapus, bahwa ada

guru MI yang bekeija seadanya karena kepala madrasah tidak transparan

dalam pengelolaan keuangan sekolah. Ada sebagian guru MI yang bekerjanya

terkesan santai, cenderung ogah-ogahan, dan tak punya target karena

kepemimpinan kepala madrasah yang kurang memperhatikan

kesejahteraannya. Ada pula guru yang melaksanakan tugas dengan baik jika

sedang diperhatikan oleh kepala madrasahnya saja. Begitu juga ada guru yang

sering terlambat datang untuk mengajar karena kepala madrasah tidak pernah

menegurnya. Dari fenomena tersebut terlihat bahwa faktor kepemimpinan

juga mempengaruhi kineija guru dalam kegiatan belajar mengajar di

madrasah.

Beranjak dari latar belakang di atas maka penulis tergerak untuk

melakukan penelitian mengenai : “PENGARUH KREATIVITAS KEPALA

MADRASAH TERHADAP KINERJA GURU MI DI KECAMATAN

(14)

6

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah tersebut, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah kreativitas Kepala Madrasah Ibtidaiyah dalam mengelola

madrasah di Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang?

2. Bagaimanakah kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan Pringapus,

Kabupaten Semarang?

3. Adakah pengaruh kreativitas Kepala Madrasah Ibtidaiyah dalam

mengelola madrasah terhadap kinerja guru MI di Kecamatan Pringapus,

Kabupaten Semarang?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang akan

dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kreativitas Kepala Madrasah Ibtidaiyah dalam

mengelola madrasah di Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang

2. Untuk mengetahui kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah kecamatan

Pringapus, Kabupaten Semarang

3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh kreativitas Kepala

Madrasah Ibtidaiyah dalam mengelola madrasah terhadap kinerja guru MI

(15)

7

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik yang

bersifat teroretis maupun praktis.

1. Manfaat teoretis

Jika penelitian ini terbukti bahwa kreativitas kepala madrasah memiliki

pengaruh terhadap kinerja guru, berarti hasil penelitian ini dapat dijadikan

landasan teori untuk kegiatan-kegiatan penelitian selanjutnya. Penelitian

ini juga diharapkan dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini dapat menjadi masukan bagi upaya pengembangan konsep

manajemen pendidikan khususnya yang berkenaaan dengan pembinaan

kepala madrasah dan guru. Dan bisa juga sebagai informasi empiris

tentang pengaruh kreativitas kepala madrasah dalam mengelola madrasah.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.7

Sesuai dengan judul penelitian “Pengaruh Kreativitas Kepala Madrasah

Terhadap Kineija Guru MI Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang”,

maka hipotesis yang diajukan adalah: "Ada pengaruh positif dan signifikan

kreativitas kepala madrasah terhadap kinerja guru Ml di Kecamatan

Pringapus, Kabupaten Semarang."

(16)

8

F . M e to d e P e n e litia n

Hal-hal yang perlu dipaparkan berkaitan dengan metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Apabila

seseorang ingin meneliti semua elemen atau individu yang ada dalam

wilayah penelitian, maka penelitiannya adalah penelitian populasi.

Yang dimaksud populasi di sini adalah individu yang akan

diselidiki, yaitu para dewan guru yang ada di MI se Kecamatan Pringapus,

Kabupaten Semarang sebanyak 20 orang yang tersebar di 4 MI di

Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang.

2. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu kreativitas kepala

madrasah sebagai variabel bebas atau independent variable (X) dan kineija

guru sebagai variabel terikat atau dependent variable (Y).

3. Definisi Operasional

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang

berbeda dengan maksud utama penulis dalam penggunaan kata pada judul

penelitian ini, perlu dijelaskan beberapa istilah pokok yang menjadi

variabel penelitian ini. Istilah atau kata yang perlu dijelaskan adalah:

a. Pengaruh 8

(17)

9

Yang dimaksud dengan pengaruh adalah yang ada atau yang

timbul dari sesuatu (orang, benda dan sebagainya) yang berkuasa atau

yang berkekuatan gaib.9 Yang dimaksud dengan kata "pengaruh" di

sini adalah adanya kekuatan, daya atau akibat dari kreativitas kepala

madrasah dalam mengelola madrasah terhadap kineija guru.

b. Kreativitas kepala madrasah

Schaeffer dalam buku berjudul Kreativitas mendefinisikan

kreativitas sebagai suatu cara untuk melihat segala sesuatu dengan

cara yang berbeda melalui mata yang segar.10

Adapun kepala sekolah menurut Wahjosumidjo adalah sebagai

seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin

suatu sekolah, tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar

atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi

pelajaran dan peserta didik yang menerima pelajaran.11 Kepala

sekolah sama arti dan kedudukannya dengan kepala madrasah,

bedanya adalah kalau kepala madrasah sebagai pimpinan di satuan

pendidikan yang berbentuk madrasah.

Jadi, kreativitas kepala madrasah dalam penelitian ini dimaknai

sebagai kemampuan berpikir kreatif kepala madrasah sebagai

pemimpin yang mampu menghasilkan pemikiran-pemikiran baru atau

9 WJS. Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta, 1992, him 731.

10 A. Dale Timpe, K reativitas (Alih bahasa Sofyan Cikmat), Elex Media Komputindo, Jakarta, 1999, him 247.

(18)

3. Indikator Kreativitas Kepala Madrasah... 25

B. Kinerja G uru... 26

1. Pengertian Kinerja... 26

2. Kinerja G uru... 28

3. Indikator Kinerja Guru ... 34

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Tinjauan Umum... 36

1. Sejarah Pendirian... 36

2. Lokasi ... 37

3. Fasilitas... 37

4. Keadaan Kepala Madrasah dan G uru... 38

5. Keadaan Siswa ... *10

B. Penyajian D ata... 41

1. Data Responden ... 41

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data Tentang Kreativitas Kepala Madrasah... 46

B. Analisis Data Tentang Kineija Guru... 51

C. Analisis Data Tentang Pengaruh Kreativitas Kepala Madrasah terhadap Kinerja Guru... 56

D. Analisis Uji Hipotesis... 58

BAB IV PENUTUP E. Kesimpulan... 59

(19)

F. Saran-saran ... 59

G. Penutup... 60

DAFTAR PUSTAKA... 61

(20)

DAFTAR TABEL

TABEL I PERAN DAN TUGAS POKOK GURU... 31

TABEL II FASILITAS MI DI KECAMATAN PRINGAPUS ... 37

TABEL III KEADAAN KEPALA MADRASAH DAN GURU MI DI KECAMATAN PRINGAPUS ... 38

TABEL IV KEADAAN SISWA MI DI KECAMATAN PRINGAPUS. 40 TABEL V DAFTAR RESPONDEN ... 41

TABEL VI DAFTAR JAWABAN TENTANG KREATIVITAS KEPALA MADRASAH ... 42

TABEL VII DAFTAR JAWABAN TENTANG KINERJA GURU... 43

TABEL VIII NILAI ANGKET TENTANG KREATIVITAS KEPALA MADRASAH ... 46

TABEL IX INTERVAL TENTANG KREATIVITAS KEPALA MADRASAH ... 48

TABEL X NILAI NOMINASI KREATIVITAS KEPALA MADRASAH ... 49

TABEL XI PERSENTASE KREATIVITAS KEPALA MADRASAH . 50 TABEL XII NILAI ANGKET TENTANG KINERJA GURU... 51

TABEL XIII INTERVAL TENTANG KINERJA GURU ... 53

TABEL XIV NILAI NOMINASI TENTANG KINERJA GURU ... 53

TABEL XV PERSENTASE KINERJA GURU ... 55

(21)

TABEL XVI TABEL KERJA MENCARI KOEFISIEN KORELASI

ANTARA KREATIVITAS KEPALA MADRASAH (X)

(22)

10

gagasan baru dan sikap kreatifnya dalam melihat serta mencari

berbagai alternatif penyelesaian masalah-masalah di madrasah,

c. Kineija guru

Menurut Prof. Dr. Payaman Simanjuntak Kineija adalah

tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. 12 Kineija

guru dalam penelitian ini diartikan sebagai hasil pekerjaan atau

prestasi keija yang dilakukan oleh seorang guru berdasarkan

kemampuannya dalam mengelola kegiatan belajar mengajar

4. Metode Pengumpulan Data

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data

dari lapangan, baik data mengenai variabel kreativitas kepala sekolah,

maupun kineija guru menggunakan angket/kuesioner.

Angket/kuesioner adalah sebuah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.13 Jenis angket yang

digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah angket tertutup

yang terdiri atas pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai

pilihan, responden tinggal memilih jawaban yang paling sesuai dengan

pendiriannya.

12 Payaman J. Simanjuntak, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Lembaga Penerbit Fakultas UI, Jakarta, 2005, him 1

(23)

11

5. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data, penulis menggunakan teknik analisis

deskriptif dengan tekhnik persentase, yakni data yang terkumpul mula-

mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis dengan teknik

persentase untuk mengukur frekuensi gejala yang muncul. Selanjutnya

pada analisa lanjut, penulis menggunakan teknik statistik, untuk mencari

ada tidaknya pengaruh kreativitas kepala madrasah dalam mengelola

madrasah terhadap kinerja guru. Untuk itu penulis gunakan teknik Statistik

Product Moment.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat

dijabarkan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Manfaat Hasil Penelitian, Hipotesis, Metode Penelitian

serta Sistematika Penulisan Skripsi.

Bab II Landasan Teori

Pada bab landasan teori ini, berbagai pembahasan teori yang menjadi

landasan teoritik penelitian, khususnya berkaitan dengan variabel penelitian.

Yaitu teori-teori mengenai kepemimpinan, khususnya tentang krearifitas

(24)

12,

Bab III Laporan Hasil Penelitian

Pada bab ini akan dilaporkan hasil pengumpulan data yang berkaitan

dengan variabel penelitian yaitu data mengenai kreativitas kepala madrasah

dalam mengelola madrasah serta kinerja guru MI sekecamatan pringapus

Kabupaten Semarang. Di samping laporan mengenai variabel penelitian, juga

dilaporkan beberapa hal mengenai lembaga pendidikan yang dijadikan tempat

penelitian, baik yang berkaitan mengenai monografi serta situasi madrasah

ibtidaiyah se Kceamatan Pringapus, Kabupaten Semarang.

BAB IV Analisis Data

Pada bab analisis data, akan dilakukan analisis terhadap data yang

terkumpul, dengan pentahapan; klasifikasi data, tabulasi data, penghitungan

frekuensi dan presentasi, untuk menjawab pokok masalah pertama dan kedua.

Sementara untuk menjawab pokok masalah yang ketiga, yaitu ada tidaknya

pengaruh kreativitas kepala madrasah dalam mengelola madrasah terhadap

kinerja guru, digunakan analisis statistik dengan menggunakan rumus product

moment.

Bab V Penutup

Mengakhiri penulisan skripsi pada bab kelima akan diuraikan

mengenai kesimpulan akhir dari hasil penulisan, saran-saran yang

(25)

BABU

LANDASAN TEORI

A. Kreativitas Kepala Madrasah 1. Pengertian Kreativitas

Sebenarnya belum ada kesepakatan bersama mengenai definisi

kreativitas yang baku, sehingga pengertian kreativitas bisa berbeda-beda

menurut siapa yang mendefinisikannya.

Schaeffer dalam buku berjudul Kreativitas mendefinisikan kreativitas

sebagai suatu cara untuk melihat segala sesuatu dengan cara yang berbeda

melalui mata yang segar.1 Matherly dan Goldsmith dalam buku yang sama

memberikan definisi bahwa kreativitas adalah hasil gagasan yang

mendatangkan perbaikan secara efisien atau efektif terhadap suatu sistem.

Menurut mereka, apa yang sering kurang adalah bukan kreativitas dalam arti

penciptaan gagasan, tetapi inovasi dalam arti menghasilkan tindakan yaitu

melaksanakan gagasan-gagasannya itu.2

Senada dengan kedua pendapat di atas, Rose Mini mendefinisikan

kreativitas sebagai kemampuan seseorang untuk menemukan suatu hubungan

atau kombinasi yang baru dari konsep-konsep yang sudah ada, untuk melihat

sesuatu dari sudut pandang yang baru dan kemampuan seseorang untuk

1 A. Dale Timpe, Kreativitas (Alih bahasa Sofyan Cikmat), Elex Media Komputindo, Jakarta, 1999, him 247.

21 bid, him 100.

(26)

14

menemukan ide-ide yang baru.3 sedangkan Esther Widhi Andangsari

mendefinisika dengan pengertian yang lebih sederhana, yaitu :

"Being creative is seeing the same things as everybody else but thinking o f

something different". Menjadi kreatif adalah melihat sesuatu sama dengan

orang lain, tetapi berpikir dari sudut pandang yang berbeda.4

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas

adalah kemampuan seseorang menghasilkan pemikiran-pemikiran baru atau

gagasan baru dalam melihat serta mencari berbagai alternatif penyelesaian

masalah-masalah.

Kreativitas bukanlah sesuatu yang magis atau bakat alami yang

dibawa sejak lahir. Kreativitas dapat dipelajari oleh siapapun. Pada dasarnya

semua orang adalah kreatif selama bisa berpikir dengan baik. Kreatif tidak

lebih dari proses berpikir dalam menghasilkan sesuatu. Menghasilkan bukan

berarti dari yang tidak ada menjadi ada, tetapi bisa diartikan menghasil bentuk

baru, format baru, bahan baru, dan sebagainya yang "baru". Bahkan ada yang

mengatakan bahwa kreativitas adalah suatu perjalanan menemukan sesuatu

yang belum ditemukan oleh orang lain.5

Kreativitas meliputi 3 hal:6

1. Kreativitas merupakan kemampuan (ability).

yaitu suatu kemampuan untuk membayangkan atau menemukan suatu hal

yang baru.

1 http://www.mail-archive.com/iamaah@arrovvan.com/ms|’04671.html 4 http://www.binuscareer.com/fkkchat/topic.asp7TOPlC 1D=65 5 http://kreativitas.blogspot.com/

(27)

17

maka hal itu menjadi sia-sia saja.7 Dengan kata lain, ide tidak boleh

menjadi ide semata tetapi dapat diwujudkan menjadi inovasi yang

berguna dan bermanfaat.

Dari uraian di atas, maka kreativitas di sini dapat dimaknai sebagai

kemampuan berpikir kreatif kepala madrasah sebagai pemimpin yang mampu

menghasilkan pemikiran-pemikiran baru atau gagasan baru dan sikap

kreatifnya dalam melihat serta mencari berbagai alternatif penyelesaian

masalah-masalah di madrasah.

2. Kepemimpinan Kepala Madrasah

Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada

sudut pandang atau perspektif dari para ahli/peneliti. Menurut Atmosudirdjo

yang dikutip Purwanto dalam bukunya yang berjudul Administrasi dan

Supervisi Pendidikan, kepemimpinan adalah suatu seni {ari), kesanggupan

{ability) atau teknik {technique) untuk membuat sekelompok orang/bawahan

dalam organisasi formal atau para pengikut/simpatisan dalam organisasi

informal mengikuti atau menaati segala apa yang dikehendakinya, membuat

mereka begitu antusias atau bersemangat untuk mengikutinya atau bahkan

mungkin berkorban untuknya.8

Sedangkan menurut Supardi kepemimpinan adalah kemampuan untuk

menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan,

menasehati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan

' http://www.e-psikologi.com/manaiemen/kreativitas.htm

(28)

18

menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia

sebagai media manajemen mau bekeija dalam rangka mencapai tujuan

administrasi secara efektif dan efisien.9

George R. Terry dalam buku dengan judul Principles o f Management,

memberikan definisi:

”Leadership is the relationship in which one person, the leader,

influences other to work together willingly tasks to attain that

which the leader desire. "10

Jadi, pada kepemimpinan terdapat unsur-unsur kemampuan

mempengaruhi orang lain, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan

atau orang lain untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.11 12

Di antara jenis kepemimpinan adalah kepemimpinan pendidikan

(qiyadah Tarbawiyah atau educative Leadership)}1 Guru adalah pemimpin

bagi peserta didiknya, kepala madrasah adalah pemimpin bagi guru dan

peserta didiknya. Hampir setiap orang adalah pemimpin di lingkungannya

masing-masing. Manusia adalah khalifah di muka bumi.

Adapun makna kepala sekolah/madrasah menurut Wahjosumidjo

adalah sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk

memimpin suatu sekolah/madrasah, tempat diselenggarakannya proses belajar

9 Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, him 107.

10 George R. Terry, Principles O f Management, Ricard D. Irwin, Inc, Ontorio, 1977, him 410-411.

11 Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, Raja Grafindo Persada, Jakarta 2001 him 49.

(29)

mengajar atau tempat di mana teijadi interaksi antara guru yang memberi

pelajaran dan peserta didik yang menerima pelajaran.13 Di sini penulis

mendefinisikan kepala madrasah sama kedudukannya dengan kepala sekolah.

Beliau menambahkan bahwa kata “memimpin” dalam praktik

organisasi mengandung konotasi: menggerakkan, mengarahkan, membimbing,

melindungi, membina, memberikan teladan, memberikan dorongan,

memberikan bantuan, dan sebagainya.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

kepala madrasah adalah kemampuan dan seni kepala madrasah dalam

menggerakkan, mengarahkan, mempengaruhi, membimbing, membina, dan

mendorong orang lain (guru, karyawan, peserta didik, orang tua peserta didik,

dan warga sekolah/madrasah lainnya) agar mau dan mampu bekeija atau

berperan serta dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sekolah.

Tugas-tugas pokok kepala madrasah/sekol ah mencakup:

a. Bidang akademik yang berkenaan dengan proses belajar mengajar di

dalam dan luar kelas.

b. Bidang ketatausahaan dan keuangan sekolah

c. Bidang kesiswaan.

d. Bidang personalia.

e. Bidang gedung dan perlengkapan sekolah.

19

13 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

(30)

20

f. Bidang peralatan pelajaran.

g. Bidang hubungan sekolah dan masyarakat.14

Sebagai tokoh kunci, kepala madrasah merupakan pemimpin tertinggi

di madrasah dan pemegang tanggung jawab tunggal atas semua kegiatan

madrasah. Untuk itu agar berhasil dalam kepemimpinannya, kepala madrasah

sebagai pemimpin harus menjiwai dan senantiasa menerapkan konsep filosofis

kepemimpinan pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung

Tulado, IngMadyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.15.

Sifat dan kepribadian pemimpin yang menerapkan filosofi

kepemimpinan Ki Hajar Dewantara ternyata sesuai dengan ciri-ciri manajer

atau pemimpin kreatif yang dikemukakan Badawy. Disebutkan oleh beliau

bahwa pada umumnya manajer atau pemimpin kreatif adalah orang yang

penuh gairah, memancarkan antusiasme yang menular (Ing Ngarso Sung

Tulodo), memberi semangat kepada orang-orang yang dipimpinnya serta

memberi hidup kepada lingkungannya (Ing Madya Mangun Karso), dan

memiliki kepribadian dan emosi yang baik, memberi kebebasan luas, memberi

kepercayaan penuh kepada orang-orangnya (Tut Wuri Handayani), dan mau

menanggung resiko jika teijadi kesalahan dan kegagalan dari bawahan dalam

melaksanakan tugasnya.16

Di samping itu dalam paradigma baru pendekatan Manajemen

Berbasis Madrasah (MBM), kepala sekolah/madrasah sebagai pemimpin harus

14 Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan kelas Sebagai Lembaga Pendidikan, Gunung Agung, Jakarta, 1985, him 91

(31)

21

kreatif. Maksudnya bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga

kependidikan di sekolah, kepala madrasah harus berusaha mencari gagasan

dan cara-cara baru dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dilakukan agar para

tenaga kependidikan dapat memahami apa-apa yang disampaikan oleh kepala

madrasah sebagai pemimpin, sehingga dapat mencapai tujuan sesuai dengan

visi misi madrasah/sekolah.17 18

Untuk mengenali para individu kreatif dapat dilihat dari segi sifat dan

mempelajari pola keija atau perilakunya. Dalam segi sifat, para individu

kreatif pada umumnya bersifat merangsang diri sendiri, bebas, sensitif,

berorientasi kepada sasaran, dan mampu mengarahkan upaya mereka sendiri.

Mereka juga lebih terbuka dan fleksibel secara emosional jika dibandingkan

dengan orang-orang yang kurang kreatif. Sedangkan dari pola keija dan

perilakunya, orang-orang kreatif memiliki ciri keberanian untuk berbeda

dengan orang lain dan memiliki dedikasi kepada jam keija yang panjang serta

senang keija keras. Biasanya perilaku orang-orang kreatif meliputi: keuletan,

penuh semangat, mampu menampung banyak gagasan, lebih menyukai

sesuatu yang kompleks, rumit, dan menantang.1*'

17

Mulyasa, Pedoman Manajemen Berbasis madrasah, Departemen Agama Diijen Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 2004, him

(32)

22

Sedangkan menurut Robin Rooks untuk mengenali beberapa sifat yang

tampaknya sangat berhubungan dengan kreativitas, sedikitnya ada tiga aspek

yang paling penting yaitu :19

1. Keluwesan (fleksibilitas), yang merupakan kemampuan untuk mengatasi

kekakuan. Sementara sebagian besar orang memecahkan masalah dengan

menggunakan jalur-jalur lama yang telah dikenal, orang kreatif dapat

dengan cepat dan berhasil mendekati suatu masalah dari sudut pandang

yang sepenuhnya berbeda. Pandangan segar ini menolak jawaban-jawaban

yang telah terpola serta kesimpulan-kesimpulan yang terlalu dini

(prematur). Suatu organisasi yang biasanya membuat keputusan yang

kaku dan tidak luwes akan mendapatkan para karyawannya menghasilkan

pemecahan-pemecahan umum yang tidak kreatif atau tidak ada

pemecahan sama sekali. Penerapan coba-coba secara tekun hingga ke titik

yang lebih menyukai intuisi daripada logika adalah bagian dari proses

kreatif.

2. Ketekunan, yang dapat mengatasi stagnasi dengan menggunakan berbagai

strategi untuk mengupayakan hipotesis-hipotesis baru dan aneh. Bila

unsur-unsur sebuah masalah telah dikenal tetapi membutuhkan pemecahan

baru, pengaturan kembali mental atau pengkombinasian kembali unsur-

unsur tersebut mungkin akan membantu keberhasilan.

3. Kemampuan menggabungkan kembali unsur-unsur untuk mencapai

wawasan baru. Kemampuan menggabungkan ini kelihatannya sangat

(33)

23

penting. Menggunakan informasi yang telah dikumpulkan oleh orang-

orang lain atau orang itu sendiri dan menggabungkannya dalam cara yang

seluruhnya baru dapat menghasilkan wawasan-wawasan yang membuka

bidang pikiran yang sama sekali baru.

Menurut Schaffer dengan mengetahui dan memahami sifat-sifat dan

kebiasaan orang-orang atau manajer kreatif, dapat menggunakannya sebagai

sebuah alat lain dalam memperbaiki kineija dan meningkatkan hasil. Hal ini

karena para manajer kreatif pada umumnya adalah seorang pemimpin yang

memiliki gaya situasional sehingga dapat memilih dengan tepat gaya

kepemimpinan partisipatif, otokratis atau santai bergantung pada keadaan dan

individu yang terlibat. Tetapi manajer kreatif lebih menyukai gaya

partisipatif.20

Menurut Mulyasa, kreativitas kepala madrasah sebagai pemimpin akan

tercermin dari sifat dan kemampuannya dalam menjalankan perannya sebagai

inovator di madrasah. Kepala madrasah sebagai inovator akan tercermin dari

kemampuannya mencari, menemukan, dan melaksanakan berbagai gagasan

pembaharuan di madrasah. Gagasan baru untuk kemajuan pembelajaran di

sekolah misalnya adanya moving class. Moving class adalah mengubah

strategi pembelajaran dari pola kelas tetap menjadi kelas bidang studi,

sehingga setiap bidang studi memiliki kelas tersendiri yang dilengkapi dengan

alat peraga dan alat-alat lainnya. Moving class ini bisa dipadukan dengan

pembelajaran terpadu, sehingga dalam suatu laboratorium bidang studi dapat

(34)

24

dijaga oleh beberapa orang guru (fasilitator), yang bertugas memberikan

kemudahan belajar kepada peserta didik/'

Seni dalam mempengaruhi dan menggerakkan orang lain agar mau

melakukan kehendak pemimpin tersebut menurut penulis dapat dipersepsikan

ke dalam salah satu wujud kreativitas kepemimpinan kepala madrasah.

Misalnya dalam menggerakkan para guru atau stafnya, kepala madrasah perlu

belajar dari apa yang pernah dilakukan orang lain, kemudian menggunakan

hal-hal yang berdampak positif dan menghindari yang berdampak negatif.

Perbuatan meniru dengan cepat praktik-praktik pemimpin yang sukses juga

merupakan salah satu metode dalam kreativitas. Metode kreativitas yang

utama menurut Himes adalah duplikasi, perluasan, inovasi, dan sintesis.

Dalam praktiknya seringkah metode-metode tersebut digabung.22 Adapun

tahap-tahap kreatifitas adalah exploring, inventing, choosing dan

implementing. 23

Ciri-ciri perilaku pemimpin kreatif menurut Badawy antara lain:24

a. Bersedia menerima resiko yang diambil bawahan.

b. Merasa puas dengan gagasan-gagasan yang setengah dikembangkan

sebuah gagasan.

c. Bersedia untuk mengulur peraturan perusahaan.

d. Mampu membuat keputusan dengan cepat

e. Pendengar yang baik.

21 Mulyasa, Pedoman Manajemen Berbasis madrasah. Departemen Agama Dirjen

Kelembagaan Agama Islam, Jakarta, 2004, him 62 ^2 Ibid, him 89

(35)

f. Jangan hidup di atas kesalahan, artinya bersedia memulai dengan yang ada

sekarang dan bekeija untuk masa depan yang lebih baik.

g. Menyukai pekerjaanya.

Sedangkan menurut Sung Yang dalam bukunya Prof. Dr. Hasan

Langgulung, bahwa individu yang memiliki potensi kreatif ciri-cirinya adalah:

a. Hasrat ingin bisa yang cukup besar.

b. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru.

c. Keinginan untuk menemukan dan meneliti.

d. Cenderung menyukai tugas yang berat dan sulit.

e. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan.

f. Memiliki dedikasi yang bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas.

g. Berfikir fleksibel.

h. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi yang

lebih banyak.

i. Kemampuan membat analisis dan sintesis.

j. Meimiliki semangat bertanya dan meneliti.

k. Memiliki daya abstraks yang cukup banyak.

l. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.25

3. Indikator Kreativitas Kepala Madrasah

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka kreativitas kepala

madrasah dalam skripsi ini adalah kepala madrasah yang memiliki sifat,

25 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKSW Salatiga, Bina Aksara, Jakarta, 1991, him 149.

(36)

26

perilaku, dan kemampuan berpikir kreatif yang dapat diketahui dari ciri-

cirinya sebagai berikut:

1) Memiliki sikap menghargai dan mau menanggung resiko.

2) Pendengar yang baik dan tenang dengan ide yang belum sempurna.

3) Mampu menanggapi dan membuat keputusan cepat.

4) Mempunyai dedikasi yang tinggi dan menyukai pekerjaan.

5) Bersifat fleksibel atau luwes

6) Mampu berpikir lancar dan orisinil.

7) Inovatif.

8) Memiliki inisiatif yang baik.

9) Imajinatif, dan banyak gagasan .

10) Memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi.

B . Kinerja Guru

1. Pengertian Kinerja

Menurut Prof. Dr. Payaman Simanjuntak, kinerja adalah tingkat

pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu.26

Kinerja dalam pengertian performance, yaitu :

"A summary measure the quantity and quality o f contributions

made by an individuals or group to the production purposes o f

the work unit and organization. "27

26 Payaman J. Simanjuntak, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Lembaga Penerbit Fakultas UI, Jakarta, 2005, him. 1.

(37)

27

Manajemen kinerja (performance management) adalah keseluruhan

kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kineija perusahaan atau

organisasi, termasuk kineija masing-masing individu dan kelompok kerja di

28 perusahaan tersebut.

Karen Seeker dan Joe B. Wilson memberikan gambaran tentang

proses manajemen kineija dengan apa yang disebut dengan siklus manajemen

kineija, yang terdiri dari tiga fase yakni Perencanaan, Pembinaan dan

Evaluasi.

Perencanaan merupakan fase pendefinisian dan pembahasan peran,

tanggung jawab, dan ekpektasi yang terukur. Perencanaan tadi membawa pada

fase pembinaan, di mana guru dibimbing dan dikembangkan untuk

mendorong atau mengarahkan upaya mereka melalui dukungan, umpan balik,

dan penghargaan. Kemudian dalam fase evaluasi, kineija guru dikaji dan

dibandingkan dengan ekspektasi yang telah ditetapkan dalam rencana kineija.

Rencana terus dikembangkan, siklus terus berulang, dan guru, kepala sekolah,

dan staf administrasi, serta organisasi terus belajar dan tumbuh.28 29

Perencanaa kineija merupakan tahap awal dari manajemen kineija,

mulai dengan merumuskan visi dan misi perusahaan atau organisasi,

perumusan tugas pokok dan struktur organisasi, sasaran dan fungsi-fungsi

unit-unit organisasi, hingga uraian jabatan, sasaran kineija dan rencana

tindakan kineija setiap orang di masing-masing unit organisasi.30

28 Payaman J. Simanjuntak, Op Cit, him. 1. 29 http://akhmadsndrajat.wordpress.com

(38)

28

Pembinaan pekerja dapat dilakukan melalui peningkatan kebugaran

dan kesehatan, pendidikan dan pelatihan, membangun motivasi dan etos keija,

memberikan dukungan organisasi dan dukungan manajemen.31 32

Evaluasi kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian

pelaksanaan tugas (performance) seseorang atau sekelompok orang atau unit-

unit keija dalam satu perusahaan atau organisasi sesuai dengan standar kineija

atau tujuan yang ditetapkan lebih dulu. Evaluasi kineija disebut juga

performance evaluation atau performance appratiare. Kata appratiare berasal

dari kata Latin yang berarti memberikan nilai atau harga. Dengan demikian,

evaluasi kineija berarti memberi nilai atas pekeijaan yang dilakukan oleh

seseorang dan untuk itu diberikan imbalan, kompensasi atau penghargaan.

2. Kinerja Guru

Suatu hal yang paling lazim dibahas dalam suatu sekolah yang

berhubungan dengan guru adalah kineija guru, yaitu bagaimana seorang guru

melakukan sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan atau tugas pokoknya,

kepentingan dan jabatan dalam sekolah tersebut, guru adalah orang yang

keijanya mengajar atau memberi pelajaran di sekolah/kelas. Secara lebih luas

guru berarti orang yang bekeija dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang

ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak dalam mencapai

kedewasaan masing-masing.33 Senada dengan itu, Zakiyah Daradjat

31 Ibid, him 102. 32 Ibid, him, 103.

(39)

menyatakan guru adalah pendidik profesional, karena guru itu telah menerima

dan memikul beban dari orang tua untuk mendidik anak-anak.,4

Guru memiliki status dan tugas yang amat sulit, karena pekerjaannya

adalah membuat anak didik memahami. To make one understand is the most

difficult. Membuat sesorang mengerti adalah pekerjaan yang paling sulit.34 35

Dalam buku bertajuk Teacher in a Changing World karya Digumarti Baskara

Rao, dijelaskan bahwa guru memiliki tiga status, yaitu status personal, status

profesional dan status sosial.36

1. Status Personal

a. Selfesteem artinya memiliki harga diri sebagai guru.

b. Vision artinya visi, yaitu memiliki pandangan, wawasan, dan atau cita-

cita tentang masa depan.

c. Comitmen artinya memiliki kepedulian dan kemauan yagn keras untuk

melaksanakan tugasnya sebagai guru.

d. Conviction artinya memiliki keyakinan diri atau percaya diri untuk

dapat melakukan tugasnya dengan baik.

e. Aspiration artinya keinginan diri tentang sesuatu yang dicita-citakan

dalam melaksanakan tugasnya.

f. Dignity artinya memiliki harkat dan martabat sebagai pendidik untuk

melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan moral dan hukum

yang berlaku.

34 Suparlan, Guru Sebagai Profesi, Hikayat, Yokyakarta, 2006, him 11 35 Ibid, him 17

36 Ibid, him 18-21

(40)

30

2. Status Profesional

a. Responsibility artinya memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi untuk

melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

b. Autonomy artinya memiliki kemandirian dalam untuk melaksanakan

tugasnya.

c. Accountability artinya memiliki rasa tanggung jawab terhadap proses

dan hasil dalam pelaksanaan tugasnya.

d. Competensi artinya memiliki kompetensi dalam melaksanakan

tugasnya sesuai dengan standar yang telah ditentukan .

e. Knowledge artinya memiliki pengetahuan yang luas dan keahlian

untuk dapat mengemban tugasnya.

f. Teacher research artinya dapat merancang dan melaksanakan

penelitian tentang pelaksanaan tugasnya sebagai guru.

g. Publications artinya dapat menyampaikan laporan tentang

pelaksanaan tugasnya atau menerbitkan tulisan atau hasil pelaksanaan

tugasnya kepada publik.

h. Professional organization artinya secara aktif dapat mengikuti

kegiatan organisasi kpembinaan profesionalisme guru.

i. Participative management artinya dapat berperan serta aktif dalam

kegiatan yang terkait dengan pendidikan dan guru.

3. Status Sosial

a. Salary artinya menerima atau memiliki gaji yang memadai dan sesuai

(41)

31

b. Minimum working standards artinya memperoleh standar kerja yang

layak selaras dengan statusnya.

c. Welfare and fringe benefits artinya memperoleh kesejahteraan yang

memadai dan insenrif tambahan yang wajar sesuai dengan tanggung

jawabnya sebagai guru.

d. Respect artinya memperoleh penghargaan dari masyarakat.

e. Community standing artinya memperoleh pengakuan masyarakat.

f. Partnership artinya memperoleh dan dapat melaksanakan keija sama

kemitraan dengan stakeholder pendidikan khususnya orang tua siswa

dan masyarakat.

g. Trust artinya memperoleh kepercayaan dari masyarakat.

h. Leadership artinya dipandang sebagai panutan bagi warga masyarakat.

Status guru mempunyai implikasi terhadap peran dan tugas pokok

yang menjadi tangung jawabnya. Peran dan tugas pokok guru dapat dijelaskan

dalam tabel berikut:37

TABEL I

PERAN DAN TUGAS POKOK GURU

No Peranan Tugas Pokok

1 Pendidik ■ Mengembangkan kepribadian ■ Membina budi pekerti

2 Pengajar ■ Menyampaikan ilmu pengetahuan

■ Melatih ketrampilan, memberikan panduan atau petunjuk

■ Paduan antara memberikan pengetahuan, bimbingan, dan ketrampilan

■ Merancang pengajaran ■ Melaksanakan pembelajaran ■ Menilai akrivitas pembelajaran

(42)

32

3 I-'asi 1 i tato r ■ Memotivasi siswa ■ Membantu siswa

■ Membimbing siswa dalam proses pembelajaran di dalam dan di luar kelas

■ Menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang sesuai

■ Menggunakan pertanyaan yang merangsang siswa untuk belajar

■ Menyediakan bahan pengajaran

■ Mendorong siswa untuk mencari bahan ajar

■ Menggunakan ganjaran dan hukuman sebagai alat pendidikan

■ Mewujudkan disiplin

4 Pembimbing ■ Memberikan petunjuk atau bimbingan tentang gaya pembelajaran siswa

■ Mencari kekuatan dan kelemahan siswa ■ Memberikan latihan

■ Memberikan penghargaan kepada siswa

■ Mengenal permasalahan yang dihadapi siswa dan menemukan pemecahannya

■ Membantu siswa untuk menemukan bakat dan minat (karir di masa depan)

■ Mengenali perbedaan individu siswa

5 Pelayan ■ Memberikan layanan pembelajaran yang aman dan nyaman sesuai dengan perbedaan individual siswa ■ Menyediakan fasilitas pembelajaran dari sekolah

seperti ruang belajar, meja-kursi, papan tulis, almari, alat peraga dan papan pengumuman

■ Membrikan layanan sumber belajar

6 Perancang ■ Menyusun program pengajaran dan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku

■ Menentukan strategi dan metode pembelajaran sesuai dengan konsep PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)

7 Pengelola ■ Melaksanakan administrasi kelas ■ Melaksanakan presensi kelas

■ Memilih strategi dan metode pembelajaran yang efektif

8 Inovator ■ Menemukan strategi dan metode mengajar yagn efekrif

9 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam penggunaan strategi dan metode pengajaran ■ Mau mencoba dan menerapkan strategi dan metode

pembelajaran baru

(43)

33

1 ■ Mengadakan pembelajaran remedial

i

1— __ _ ■ Mengadakan pengayaan dalam pembelajaran

Dari uraian status dan tugas pokok guru di atas tentunya berimplikasi

pada tuntutan guru untuk dapat bekeija dengan sebaik-baiknya dalam status

personal, profesional maupun sosial. Tentunya Pengetahuan dan pemahaman

seorang guru tentang kompetensi guru akan mendasari pola kegiatannya

dalam menunaikan profesi sebagai guru. Kompetensi guru yang dimaksud

38 antara lain mengenai kompetensi profesi dan kompetensi kemasyarakatan,

kompetensi adalah kemampuan seorang guru untuk menunjukkan secara

bertanggung jawab tugas-tugasnya dengan tepat.38 39 Jadi kmpetensi guru bisa

diartikan sama dengan kemampuan guru.

Merujuk pendapat Prof. Dr. Tjokorde Joni yang dikutip oleh Arikunto

dalam bukunya yang beijudul "Manajemen Pengajaran secara manusiawi"

menjelaskan bahwa ada tiga kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang

guru profesional, ketiga kemampuan tersebut dikenal dengan "Tiga

Kompetensi", yaitu:40

a. Kompetensi profesional

Kompetensi profesional, artinya guru harus memiliki pengetahuan yang

luas serta dalam tentang subject matter (bidang studi) yang akan

diajarkan, serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan

38 Hadari Nawawi, Op Cit, him 124. ,9 Suparlan, Op Cit, him 85

(44)

34

konsep teoretik, mampu memilih metode yang tepat serta mampu

menggunakannya dalam proses belajar mengajar.

b. Kompetensi personal

Kompetensi personal, artinya guru harus memiliki sikap kepribadian yang

mantap, patut diteladani sehingga menjadi sumber intensifikasi baik

peserta didik maupun masyarakat pada umumnya. Arti lebih terperinci

adalah bahwa ia memiliki kepribadian yang patut deteladani seperti yang

dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantoro: “I ng N gar so Sung Tulodho, Ing

Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”.

c. Kompetensi sosial.

Kompetensi sosial artinya guru harus memiliki kemampuan

berkomunikasi sosial dengan murid-muridnya maupun dengan sesama

teman guru, kepala sekolah, pegawai tata usaha, dan anggota masyarakat

di lingkungannya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru

adalah kemampuan guru dalam melaksanakan tugas pada kompetensi

profesional, kompetensi pribadi, dan kompetensi sosial.

3. Indikator Kinerja Guru

Indikator kinerja guru dapat dinilai dari kemampuan guru dalam

melaksanakan tugas pada kompetensi profesional, kompetensi pribadi dan

(45)

35

Indikator kompetensi profesional meiiputi :

1. Mampu menguasai bahan bidang studi.

2. Mampu mengelola program belajar mengajar.

3. Mampu mengelola kelas.

4. Mampu mengelola dan menggunakan media serta sumber belajar.

5. Kemampuan menilai prestasi belajar mengajar.41 42

Indikator kompetensi pribadi meliputi :

1. Kemantapan dan integritas pribadi.

2. Peka terhadap perubahan dan pembaharuan.

3. Berpikir alternatif.

4. Adil, jujur, dan objektif.

5. Berdisiplin dalam melaksanakan tugas.

6. Berusaha memperoleh hasil kerja yang sebaik-baiknya.

7. Simpatik dan menarik, luwes, bijaksana, dan sederhana dalam bertindak.

8. Kreatif.

9. Berwibawa '

Indikator kompetensi sosial meliputi :

1. Terampil berkomunikasi dengan siswa.

2. Bersikap simpatik.

3. Dapat bekerjasama dengan komite sekolah.

4. Pandai bergaul dengan kawan sekeija dan mitra pendidikan.43

41 Cece Wijaya. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. 1991, him 35-151

(46)

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Tinjauan Umum 1. Sejarah Pendirian

Sejarah pendirian Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Pringapus tidak

lepas dari sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah di seluruh Indonesia yang

mana embrio dari madrasah ibtidaiyah yang ada sekarang ini adalah bermula

dari lembaga-lembaga keagamaan yang ada di masyarakat yang hanya

mengajarkan pendidikan agama saja. Namun seiring berjalannya waktu dan

perubahan kebijakan pemerintah baik Dinas Pendidikan maupun Departemen

Agama pendidikan madrasah tidak hanya mengajarkan pendidikan agama saja

tetapi juga mengajarkan pendidikan umum. Bahkan menurut Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanal, posisi Madrasah

Ibtidaiyah sama kedudukannya dengan Sekolah Dasar.

Pada tahun 1957 sampai dengan tahun 1960-an tercatat sudah berdiri

13.057 madrasah tingkat rendah'. Kebanyakan madrasah tersebut adalah

madrasah swasta dan berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma'arif

NU.

Bersamaan dengan sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah di

Indonesia di atas, maka berdirilah madrasah-madrasah di Kecamatan

Pringapus sebanyak 5 Madrasah Ibtidaiyah yang kesemuanya berstatus swasta

1 Departemen Agama RI, Sejarah Madrasah, Perkembangan, Dinamika, dan Perkembangannya di Indonesia, Jakarta, 2004, him 118.

(47)

37

di bawah Lembaga Pendidikan Ma'arif NU. Namun pada tahun 2001

berkurang 1 MI sehingga sampai sekarang jumlah MI di Kecamatan

Pringapus adalah 4 MI. Empat MI tersebut adalah MI Wahyurejo berdiri

tahun 1967, MI Wonoyoso berdiri pada tahun 1969, MI Getaskombang berdiri

pada tahun 1969, dan MI Watugajah berdiri pada tahun 1987.

2. Lokasi

a. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Pringapus

Batas wilayah Kecamatan Pringapus adalah :

• Sebelah Utara : Kabupaten Demak

• Sebelah Barat : Kecamata Bergas dan Ungaran

• Sebelah Timur : Kecamatan Bringin

• Sebelah Selatan : Kecamatan Bawen dan tuntang

Lokasi madrasah ibtidaiyah tersebar di 4 desa yaitu MI Wahyurejo

terletak di Desa Wahyurejo, MI Wonoyoso terletak di Desa

Wonoyoso, MI Getaskombang terletak di Desa Jatirunggo, MI

Watugajah terletak di Desa Candirejo.

3. Fasilitas

Fasilitas yang ada di tiap MI adalah sebagai berikut:

TABEL II

FASILITAS MI DI KECAMTAN PRINGAPUS

No Nama Barang

(48)

38

2 Ruang KM - - -

-3 Ruang Guru 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang

4 Perpustakaan - - - •

5 Ruang UKS - - - ■

6 Ruang - - -

-Pramuka

7 Laboratorium - - -

-8 Mushala 1 ruang - - 1 ruang

9 WC/KM 2 ruang 3 ruang 1 ruang 2 ruang

10 Gudang 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang

11 Halaman 384m'i 2K W 84 m1 126mz

12 Koperasi 1 ruang 1 ruang 1 ruang 1 ruang

4. Keadaan Kepala Madrasah dan Guru

Jumlah kepala madrasah dan guru Madrasah Ibtidaiyah se

Kecamtan Pringapus adalah 24 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut in i:

TABEL III

KEADAAN KEPALA MADRASAH DAN GURU MI DI

KECAMATAN PRINGAPUS

No Nama Guru Jabatan Status Ket

1 Futichah Kepala MI MI Wahyurejo PNS

(49)

39

3 Mutabiin Guru Kelas MI Wahyurejo G1T

4 Sri Lestari Guru Kelas MI Wahyurejo GTT

5 Rustam Guru Kelas MI Wahyurejo GTT

6 Fatimah Guru Kelas MI Wahyurejo GTT

7 Komari Kepala MI Ml Wonoyoso PNS

8 Samsul Khairi Guru Kelas MI Wonoyoso GTT

9 Khusnah Guru Kelas MI Wonoyoso GTT

10 Retno Wulaning Guru Kelas MI Wonoyoso GTT

11 Ani Maslahah Guru Kelas MI Wonoyoso GTT

12 Maftukhin Guru Kelas MI Wonoyoso GTT

13 Ari Istyadi Kepala MI MI Getaskombang PNS

14 Abdul Kholik Guru Kelas MI Getaskombang GTT

15 Pasroji Guru Kelas MI Getaskombang GTT

16 Ike Dwi Astuti Guru Kelas MI Getaskombang PNS

17 Mahmudah Guru Kelas MI Getaskombang GTT

18 Abbasiyah Guru Kelas MI Getaskombang GTT

19 Munif Ma'nawi Kepala MI MI Watugajah PNS

20 Soffan Ngabidin Guru Kelas MI Watugajah PNS

21 Siti Nur Ambari Guru Kelas MI Watugajah GTT

22 Muh Shalihun Guru Kelas MI Watugajah GTT

23 M Nur Rahim Guru Kelas MI Watugajah GTT

(50)

40

Jika dilihat dari jenjang pendidikan, pendidikan tertinggi guru dan

kepala madrasah di Kecamatan Pringapus adalah SI, dan pendidikan

terendah adalah SM A. SI sebanyak 5 orang, D3 tidak ada, D2 sebanyak

15 orang, SMA sebanyak 4 orang. Jika dilihat dari disiplin ilmu dan

bidang studi yang diampu, maka sebagian besar belum ada kesesuaian

antara disiplin ilmunya dengan pelajaran yang diampunya sehingga boleh

dikatakan Madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Pringapus jika ditinjau dari

gurunya adalah masih kurang.

5. Keadaan Siswa

Pada tahun pelajaran 2007/2008 jumlah siswa MI se Kecamtan

Pringapus adalah 424 siswa dengan perincian sebagai berikut:

TABEL IV

KEADAAN SISWA MI DI KECAMTAN PRINGAPUS

NO N am a M I

J u m la h sisw a p erk elas

I ir III IV V VI J u m la h K et

1

. •

M I W ahyurejo 11 16 14 13 - 10 62

MI W onoyoso 19 13 14 9 13 12 80

J MI Getaskom bang 29 21 30 28 37 30 175

4 MI W atugajah 25 16 20 16 16 14 107

(51)

41

B. Penyajian Data 1. Data Responden

Dalam daftar responden berikut, berisi nama-nama guru yang

dijadikan objek penelitian. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

TABEL V

DAFTAR RESPONDEN

No Nama Asal MI

1 Rohmah MI Wahyurejo

2 Mutabiin MI Wahyurejo

3 Sri Lestari MI Wahyurejo

4 Rustam MI Wahyurejo

5 Fatimah MI Wahyurejo

6 Samsul Khairi MI Wonoyoso

7 Khusnah MI Wonoyoso

8 Retno Wulaning MI Wonoyoso

9 Ani Maslahah MI Wonoyoso

10 Maftukhin MI Wonoyoso

11 Abdul Kholik MI Getaskombang

12 Pasroji MI Getaskombang

13 Ike Dwi Astuti MI Getaskombang

14 Nur Mahmudah MI Getaskombang

(52)

42

No Nama Asal MI

15 Siti Abbasiyah MI Gctaskombang

16 Soffan Ngabidin MI Watugajah 17 Siti Nur Ambari MI Watugajah

18 Muh Shalihun MI Watugajah

19 M Nur Rahim MI Watugajah

20 Siti Umi Andari MI Watugajah

a. Jawaban Angket Kreativitas Kepala Madrasah

TABEL VI

DAFTAR JAWABAN TENTANG KREATIVITAS

KEPALA MADRASAH

No. Jawaban Item

Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 c a a a a a b a b a a b a b a

2 b a a a a a b a b a a b a b a

3 a a a b a a b b b b a b b b a

4 b a a a a a a a b b a a a a a

5 a a a b b a b a b b a b a b a

6 c a b b a b b b b a a b b b a

7 b a a u b a b b a c b b c a a

(53)

43

No. Jawaban Item

Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 U 12 13 14 15

10 b a a a b a a a b a a a a b a

11 a a a b a a a b b a a a b b u

12 b a a a a a a b a a a a c a a

13 b a b a a a a a a a b a a a a

14 a a b b a a a a a a a a a a a

15 b a a b a a a b c b b a b a a

16 a a a a b a b b a a a b b a a

17 b a a a a a a a b a a a a b a

18 b b b a a a a a b a a a a b a

19 a a a a a a a a a b b a a a a

20 a a a a a a a a a a b a a a a

b. Jawaban Angket Kinerja Guru

TABEL VII

DAFTAR JAWABAN TENTANG KINERJA GURU

No. Nomor Item

Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 a a a a a a b a b b b b a a a

2 a a b a a b b a a a a a a a b

(54)

44

No. Nomor Item

Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

4 a a a a a a a a b a a a a a a

5 a a b b a a b a a a a b a b a

6 a a b b a c b b a b b b b a b

7 a a a a a a a b c a b a b a a

8 a a a a a b a a b a b a a a a

9 a a c c b a b a b a a b a b a

10 b a a b b a b a a a b b b a a

11 a a a a a a b a c a a b a b a

12 a b a a b a b a a a a a b a a

13 a a b a a a b a a a a b a a a

14 a a a a a a c a a b a c a a b

15 a a a a a a a a a a a a a b a

16 a a a a a a a a c c a a a a b

17 a a a a a a a a a a b a a a a

18 a a a a a a a a b b a a a a b

19 a a b a a a a a c b a a a a b

(55)

BAB IV

ANALISIS DATA

Setelah data terkumpul, maka langkah yang penulis tempuh selanjutnya

adalah menganalisis data. Menganalisis data adalah suatu langkah yang dominan

dalam suatu penelitian ilmiah. Hal ini jelas, karena dalam menganalisis data akan

dapat diketahui hasil akhir dari penelitian yang dilakukan juga dengan

menganalisis data akan dapat menguji hipotesis yang dirumuskan. Dalam hal ini,

apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima kebenarannya ataukah ditolak.

Adapun dalam menganalisis data tersebut penulis menggunakan analisis

statistik dengan teknik korelasi product moment yang rumusnya adalah sebagai

berikut1 :

x y

L x

-N

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara x dan y

xy : Perkalian antara x dan y

x : Variabel kreativitas kepala madrasah

y : Variabel kinerja guru

N : Jumlah responden

£ : Sigma

1 Sutrisno Madi, Statistik II, Andi Offset yogyakurta, 1994, him. 299

(56)

46

Langkah selanjutnya adalah menyediakan tabel nilai tentang kreativitas

kepala madrasah, nilai kinerja guru, dan tabel keija untuk mencari koefisien

korelasi antara variabel kreativitas kepala madrasah dan kinerja guru.

A. Analisis Data tentang Kreativitas Kepala Madrasah

Analisis data mengenai kreativitas kepala madrasah diperoleh dari

penyebaran angket yang terdiri dari lima belas (15) pertanyaan atau soal.

Masing-masing pertanyaan disediakan tiga (3) alternatif jawaban dengan

bobot nilai sebagai berikut:

Alternatif jawaban a memiliki nilai 3

Alternatif jawaban b memiliki nilai 2

- Alternatif jawaban c memiliki nilai 1

TABEL VIII

NILAI ANGKET TENTANG KREATIVITAS KEPALA MADRASAH

No. Nomor Item

Jum-Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 lah

1 1 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 39

2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 40

3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 37

4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 42

5 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 38

6 1 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 34

7 2 3 3 3 2 3 2 2 3 1 2 2 1 3 3 35

Gambar

TABEL KERJA MENCARI KOEFISIEN KORELASI
TABEL IPERAN DAN TUGAS POKOK GURU
TABEL IIFASILITAS MI DI KECAMTAN PRINGAPUS
TABEL IIIKEADAAN KEPALA MADRASAH DAN GURU MI DI
+7

Referensi

Dokumen terkait

Udara bend.anan adalah scbuah sumbcr tenaga. Udara bcnekanan dihasilkan dcngan menggunakan sebuah kompresor. Dari beberapa tipe komprcsor \ang ada. tipc kompresor

The Effect of Using Picture Series with Oral Questions and List of Vocabulary with Headings of the Narrative Writing Achievement of the English Department Students of Widya Mandala

Tablo 46’ya göre, Antalya’nın farklı bölgelerinde konaklama yapan katılımcıların otel işletmesinin bulunduğu bölgenin güçlü bir marka imajına sahip

Salah satu alternatif dilakukan untuk mengantisipasi permasalahan tersebut adalah dengan metode/strategi pembelajaran yang bervariasi, menyenangkan dan dapat membuat siswa

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat diajukan sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh lingkungan kerja, beban kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja

sebagai kelas kontrol (mengajar dengan menerapkan model pembelajaran langsung). Hasil penelitian ini merupakan jawaban dari rumusan masalah yang telah ditetapkan

Hal ini merupakan salah satu penyebab mata cepat lelah (Depkes, 2008). Berdasarkan observasi sebelum penelitian pada tangal 15 Maret 2009 yang dilakukan di RSUD Kabupaten

[r]