• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PELAKSANAAN PERENCANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KINERJA GURU PAI SD DI KECAMATAN BANCAK DAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 200152016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN PELAKSANAAN PERENCANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KINERJA GURU PAI SD DI KECAMATAN BANCAK DAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 200152016"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERAN PELAKSANAAN PERENCANAAN SUPERVISI

PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI

DAN KINERJA GURU PAI SD

DI KECAMATAN BANCAK DAN BRINGIN

KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20015/2016

Oleh: MARSONO NIM. M2.14.007

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)

ii

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

Nama

: Marsono

NIM

: M2.14.007

Program Studi

: Pendidikan Agama Islam

Konsentrasi

: Supervisi Pendidikan Islam

Tanggal Ujian

: 31 Agustus 2016

Judul Tesis:

Peran

Pelaksanaan

Perencanaan

Supervisi

Pendidikan dalam Meningkatkan Motivasi dan

Kinerja Guru PAISD di Kecamatan Bancak dan

Bringin

Kabupaten Semarang

Tahun Ajaran

20015/2016

Panitia Munaqosah Tesis

1. Ketua Penguji : Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag.

__________________

2. Sekretaris

: Dr. Winarno, M.Pd.

__________________

3. Penguji I

: Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag. __________________

(3)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini merupakan hasil karya

saya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan

tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis

oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijasah

pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”

Salatiga, 22 Agustus 2016

Yang Membuat Pernyataan

(4)

iv MOTTO

“Maka sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan.”

“Bahwa sesungguhnya tiap-tiap kesukaran disertai kemudahan.”

(5)

v

PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah sholawat serta salam semoga tercurah pada baginda nabi

Muhammad SAW. Sebuah karya sederhana dalam menggapai cita, tidak akan

berarti tanpa kehadiran mereka. Penulis persembahkan karya ini kepada:

1. Orang tua yang mendidik dan membimbingku dengan sabar dan ikhlas kepada

diin al-Islam.

2. Istriku tercinta yang selalu setia menjalani kehidupan bersama dalam suka

maupun duka.

3. Kakak Ali Shodiqin, Kakak Suyamti, Adik Nur Chabib, Adik Hikmah dan

Mutaqin

4. Bapak Imam Subekti sekeluarga, Bapak Wahid dan Ibu Sulistyani.

5. Untuk semua dosen Pascasarjana IAIN Salatiga.

6. Keluarga besar SDN I Penda Durian.

(6)

vi

ABSTRAK

Peran Pelaksanaan Perencanaan Supervisi Pendidikan dalam Meningkatkan Motivasi dan Kinerja Guru PAI SD

di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 20015/2016

Tujuan penelitian: Pertama, Menemukan sistem perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang. Kedua,

Menemukan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang. Ketiga, Menemukan sejauh mana peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam perencanaan kegiatan supervisi oleh pengawas PAI sudah cukup baik, ini dapat dilihat dari implementasi perencanaan supervisi di kecamatan Bancak dan Bringin mempunyai kesamaan yaitu perencanaan supervisi di kecamatan Bancak dan Bringin sudah terencana dengan baik, hal ini dapat diketahui setelah peneliti melakukan studi dokumentasi berupa Program Tahunan, Program Semester dan Rencana Kepengawasan Akademik.

Motivasi dan kinerja guru PAI di kecamatan Bancak dan Bringin dengan status PNS dan tersertifikasi sudah baik, akan tetapi guru PAI dengan status non PNS masih perlu ditingkatkan lagi.

(7)

vii ABSTRACT

Role of Implementation Supervision Planning of Education in Improving Teacher Motivation and Performance of PAI teacher at Elementary school

in Bancak and Bringin District Semarang Regency in Academic Year 20015/2016

This study aims to find the system of planing of PAI supervision of supervisor. Second, to find the motivation and performance of PAI teachers of Elementary School. Third, to find the role of educational implementation supervision planning of PAI supervisor in improving motivation and performance of PAI teachers at Elementary School in Bancak and Bringin District Semarang Regency academic year 2015/2016.

This study is a qualitative research that produces descriptive data. Datas were analyzed using the inductive method. The results showed that in the planning activities of supervision by PAI supervisors is good enough and well planned, it can be seen after researchers conducted a study of documentation such as the Annual Program, Program Academic Semester and plan oversight.

Motivation and performance of PAI teachers in Bancak and Bringin District with civil servant status and the certification is good, but non PNS teacher still need to be improved.

(8)

viii

PRAKATA

Puji Syukur kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “PERAN PELAKSANAAN PERENCANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KINERJA GURU PAI SD DI KECAMATAN BANCAK DAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20015/2016” yang secara akademis menjadi syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam.

Di samping itu, apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, kepadanya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga. 3. Bapak Dr. H. Sa’adi, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk membimbing dan memberi saran agar tesis ini cepat selesai. 4. Seluruh dosen Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak bekal

ilmu kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan tesis ini.

5. Bupati Kotawaringin Timur Propinsi Kalimantan Tengah yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan tugas belajar ini.

6. Kepala BKD dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur yang telah memberikan arahan dan motivasi dalam melaksanakan tugas belajar ini. 7. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang yang telah

memberikan ijin untuk meneliti di tempat yang beliau pimpin.

8. Kepada Pengawas dan Guru PAI Kecamatan Bancak dan Bringin yang bersedia memberikan berbagai informasi guna terselesaikannya penyusunan tesis ini. 9. Keluarga Besar UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Mentaya Hulu Kabupaten

Kotawaringin Timur.

(9)

ix

11. Istri dan keluarga yang selalu memberikan motivasi dan inspirasi hingga selesainya penulisan ini

12. Semua pihak dan teman-temanku seperjuangan yang setia yang tak dapat saya sebut satu persatu lagi yang sedikit maupun banyak telah membantu dalam proses penulisan tesis ini.

Sungguh kami tidak dapat memberikan balasan apapun, kecuali do’a semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang berlipat atas amal kebaikan yang telah diberikan.

Akhirnya penulis menyadari bahwa apa yang telah tersaji dalam penulisan ini masih jauh mencapai kesempurnaan. Masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki dan diperdalam lebih lanjut atau ada hal yang kurang sesuai, karena hanya sebatas inilah yang dapat penulis sampaikan, maka dengan segala bentuk kritik dan saran sangat kami harapkan, demi menindak lanjuti pada kajian-kajian yang lebih lanjut.

Salatiga, 22 Agustus 2016 Penulis,

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………... i

PENGESAHAN...……….………… ii

HALAMAN PERNYATAAN...……….………... iii

MOTTO... iv

PERSEMBAHAN... v

ABSTRAK ………... vii

PRAKATA ……….………..……….... ix

DAFTAR ISI ……….... x

DAFTAR TABEL ……….... xiii

DAFTAR LAMPIRAN …...………... xiv

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Signifikansi Penelitian... 8

D. Kajian Pustaka... 9

E. Metode Penelitian... 16

F. Sistematika Penulisan... 19

BAB II: LANDASAN TEORI A. Perencanaan ... 21

B. Supervisi Pendidikan………... 22

1. Pengertian Supervisi ………..………... 22

2. Tujuan Supervisi………... 24

(11)

xi

4. Prinsip Supervisi………... 26

5. Pendekatan Supervisi ………. 27

6. Prinsip Perencanaan Supervisi ……….. 33

C. Motivasi ………... 34

D. Kinerja ……….. 38

BAB III: PERAN PELAKSANAAN PERENCANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KINERJA GURU PAI SD DI KECAMATAN BANCAK DAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20015/2016 A. Profil Wilayah ………... 43

B. Profil Pengawas ………... 48

C. Profil Singkat Guru PAI... 50

D. Perencanaan Supervisi Pendidikan Pengawas PAI SDdi Kecamatan Bancak Dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016……….…... 54

E. Motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang awal tahun ajaran 2015/2016…... 57

(12)

xii

BAB IV: ANALISIS PERAN PELAKSANAAN PERENCANAAN SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KINERJA GURU PAI SD DI KECAMATAN BANCAK DAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20015/2016

A. Analisis Perencanaan Supervisi Pendidikan Pengawas PAI SD

di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun

ajaran 2015/2016 …………...………... 77

B. Analisis Motivasi dan Kinerja Guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang awal tahun ajaran 2015/2016………... 81

C. Analisis Peran Pelaksanaan Perencanaan Supervisi Pendidikan Pengawas PAI Dalam Meningkatkan Motivasi dan Kinerja Guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016………. 84

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan... 93

B. Saran-saran... 95

DAFTAR PUSTAKA... 98

LAMPIRAN... 101

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Daftar Sekolah Dasar Kecamatan Bancak………... 45

Tabel 2.2.Daftar Sekolah Dasar Kecamatan Bringin...……… 47

Tabel 2.3.Daftar Guru Sekolah Dasar Kecamatan Bancak…...……… 51

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Program Tahunan Pengawas PAI Tkt. SD... 101

Lampiran 2. Program Semester Ganjil Pengawas PAI Tkt. SD... 110

Lampiran 3.Program Semester Ganjil Pengawas PAI Tkt. SD... 123

Lampiran 4. Pedoman Wawancara dengan Pengawas PAI... 136

Lampiran 5. Pedoman Wawancara dengan Guru PAI... 137

Lampiran 6. Surat Izin Penelitian dari Pascasarjana IAIN Salatiga... 139

Lampiran 7. Surat Izin Penelitian dari KEMENAG Kabupaten Semarang... 140

Lampiran 8. Lembar Konsultasi Bimbingan………... 143

(15)
(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Kemampuan mengajar memerlukan seperangkat pengetahuan dan keterampilan

tertentu, agar dapat melaksanakan tugas dengan semestinya. Kemampuan

mengajar mulai dibentuk sejak para mahasiswa calon guru mengikuti

perkuliahan pada lembaga pendidikan guru. Selanjutnya keterampilan

mengajar dapat dikembangkan dan ditingkatkan melalui pembinaan dalam

jabatan di lapangan, hal ini dapat dilakukan melalui usaha mandiri maupun

dengan bantuan orang lain.

Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa tujuan pendidikan nasional

diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis

serta bertanggung jawab. Potensi tersebut merupakan indikator umum yang

dapat dijadikan barometer pencapaian mutu pendidikan secara nasional dari

setiap satuan pendidikan tertentu.

Kinerja yang baik dapat dilihat dari profesionalisme guru dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, hal ini dapat diketahui dari sikap

mental dalam bentuk komitmen guru untuk senantiasa mewujudkan dan

(17)

mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan zaman sehingga keberadaannya

senantiasa memberikan makna.

Untuk membantu guru dalam meningkatkan motivasi dan kinerja serta

menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan, diperlukan adanya perencanaan

supervisi pendidikan. Pengelolaan supervisi pendidikan di sekolah-sekolah,

berbeda sasaran, tujuan dan esensinya jika dibandingkan dengan pengelolaan

kegiatan inspeksi. Kegiatan inspeksi memiliki sasaran, tujuan dan esensi lebih

kepangawasan yang mencari-cari kesalahan dan bersifat mendadak atau tanpa

dirancang terlebih dahulu. Kegiatan supervisi pendidikan memiliki tujuan, sasaran

dan esensi yang lebih bernuansa pembinaan dalam rangka membantu

meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar guru di kelasnya, dan

dilaksanakan secara terprogram. Namun dalam pelaksanaan pengelolaan supervisi

pendidikan masih dipandang perlu memantapkan lagi tentang tata cara

pelaksanaannya agar dapat meningkatkan mutu pendidikan. Selanjutnya, untuk

menjaga dan meningkatkan mutu pendidikan, seorang guru harus mengetahui

bagaimana cara mengajar dengan baik.

Sebelum melaksanakan kegiatan supervisi, hendaknya direncanakan

sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil yang maksimal. Perencanaan mempunyai

pengaruh besar terhadap segala sesuatu. Jika tidak ada perencanaan maka tidak

(18)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui

apa yang kamu kerjakan”.1

Dalam kegiatan supervisi pengawas bukan hanya berfungsi sebagai

supervisor, tetapi juga adanya pengawasan melekat yang meliputi dua hal yaitu

Built in Control (pengawasan melekat) dan juga Function Control (fungsi

pengawas). Senada dengan pendapat tersebut, Made Pidarta menyatakan bahwa

pengawasan yang dilakukan kepala unit atau kepala sekolah disebut pengawasan

melekat. Sebab pengawasan di sini merupakan salah satu kegiatan rutin sekolah

ketika situasi dalam keadaan tenang atau tidak bergejolak.2

Supervisi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan tujuan agar apa yang

diharapkan bersama dapat tercapai. Teknik supervisi pendidikan berarti suatu cara

atau jalan yang digunakan supervisor pendidikan dalam memberikan pelayanan

atau bantuan kepada para guru. Setiap pelaksanaan program pendidikan

memerlukan adanya pengawasan atau supervisi dan supervisor bertanggung jawab

dalam memunculkan efektivitas dan efisiensi program tersebut.

“Professional dialog occurs when small groups of teachers meet regularly for a guided discussion of their own teaching as it relates to current developments in education. The objective is to facilitate reflection about practice, helping teachers become more thoughtful decision-makers.”3

1Mujama’ Al Malik Fahd Li Thiba’at

Al Mush-haf Asy-Syarif, Al Quran dan Terjemahnya, Madinah Al Munawwaroh: Kerajaan Arab Saudi, 1427 H, 919.

2

Made Pidarta, Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan, Jakarta:Sarana Press, 1986, 46. 3

(19)

Tujuan dari komunikasi yang dilakukan antara guru dengan supervisor adalah

sebagai pedoman pengajaran bagi guru yang berkaitan dengan program

pengajaran yang direncanakannya. Selain itu komunikasi tersebut juga bertujuan

untuk memfasilitasi refleksi terhadap tugas yang dilakukan guru, membantu guru

membuat keputusan yang lebih bijaksana, serta melakukan pembinaan terhadap

guru-guru.

Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, oleh karena

itu mutu pendidikan pada suatu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh

kemampuan yang dimiliki guru. Demikian pula guru Pendidikan Agama Islam

(PAI) dituntut untuk dapat memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap

pendidikan di lingkungan sekolah terutama dalam hal belajar.

Dalam sebuah hubungan terstruktur sering kali guru merasa tertekan karena

banyaknya tugas sehingga memicu munculnya kesulitan dan konflik. Untuk

meminimalisir konflik, pengawas membuat jadwal pertemuan dengan guru.

Tujuan pertemuan tersebut adalah untuk memberikan motivasi sehingga

guru-guru memiliki kepercayaan diri dalam melaksanakan tugas karena merasakan

adanya perhatian dari atasan dan adanya pembinaan dari pengawas.

Berdasarkan observasi yang penulis coba teliti secara cermat terhadap

peranan Pengawas PAI SD di kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten

Semarang sebagai supervisor untuk melakukan supervisi kepada guru Pendidikan

Agama Islam, penulis menemukan beberapa permasalahan berhubungan dengan

motivasi dan kinerja guru PAI dalam merencanakan pembelajaran, melakukan

(20)

observasi tersebut dapat dikatakan bahwa motivasi dan kinerja guru PAI SD di

Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016

belum optimal. Dengan lokasi di Kecamatan Bringin yang berbatasan dengan

Kabupaten Purwodadi dan di Kecamatan Bancak yang berbatasan dengan

Kabupaten Boyolali, peneliti merasa ada kesenjangan pelaksanaan supervisi

pendidikan di lokasi tersebut. Pemilihan objek penelitian di Kecamatan Bancak

dan Bringin Kabupaten Semarang ini dikarenakan dua kecamatan tersebut

infrastuktur jalan yang belum sepenuhnya baik dan luas wilayah binaan dari

pengawas PAI yang menjadi tantangan dan kendala dalam pelaksanaan

perencanaan supervisi dengan tujuan agar peneliti memperoleh informasi tentang

peran perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan kinerja

guru PAI.

Motivasi yang rendah dan kurang maksimalnya kinerja guru PAI menjadi

pokok penting pembahasan penelitian ini dimana perencanaan supervisi oleh

pengawas berperan dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI.

Pengawas PAI pada sekolah yang ditunjuk apabila tidak mampu

merencanakan dan melaksanakan strategi supervisi sehingga tidak memberikan

kontribusi berarti bagi guru PAI maka akan berdampak buruk bagi pendidikan

(21)

B.Rumusan dan Batasan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Mengacu pada serangkaian teori dan fakta yang telah diungkapkan pada latar

belakang masalah, dapatlah disusun berbagai permasalahan dalam penelitian

ini yaitu:

a) Perencanaan kegiatan supervisi oleh Pengawas PAI SD di Kecamatan

Bancak dan Bringin belum maksimal dalam pelaksanaannya.

b) Pengawas PAI di Kecamatan Bancak dan Bringin belum maksimal dalam

memberikan kontribusi terhadap peningkatan motivasi dan kinerja guru

PAI. Indikator kontribusi ini di antaranya adalah bimbingan dan layanan

yang diberikan pengawas PAI kepada guru baik diminta atau tidak diminta

oleh guru PAI.

c) Motivasi dan kinerja guru PAI dipandang relatif rendah. Indikator dari

kinerja ini di antaranya adalah kelengkapan administrasi sebagai landasan

utama guru dalam mengajar seringkali tidak berfungsi dengan maksimal.

Perangkat pembelajaran hanya menjadi syarat menerima tunjangan

sertifikasi bukan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar.

Dengan demikian maka identifikasi masalah dalam penelitian ini secara

sederhana dapat disimpulkan bahwa benar motivasi dan kinerja sebagian guru

PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin sebelum tahun ajaran 2015/2016

(22)

motivasi dan kinerja guru ini dapat dicapai melalui perencanaan supervisi

pendidikan oleh pengawas PAI di Kecamatan Bancak dan Bringin.

2. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada wilayah di Kecamatan Bancak dan Bringin

Kabupaten Semarang. Periode penilaiannya pada tahun ajaran 2015/2016.

Sasaran penelitiannya pada pengawas dan guru PAI SD di Kecamatan Bancak

dan Bringin Kabupaten Semarang. Adapun obyek penelitian ditujukan pada

peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam

meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan

Bringin Kabupaten Semarang.

3. Perumusan Masalah

a. Bagaimana perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI SD di

Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran

2015/2016?

b. Bagaimana motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan

Bringin Kabupaten Semarang awal tahun ajaran 2015/2016?

c. Sejauh mana peran pelaksanaan supervisi pendidikan pengawas PAI dalam

meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan

(23)

C. Signifikansi Penelitian 1. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tesis ini yaitu:

a. Menemukan sistem perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI SD di

Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran

2015/2016

b. Menemukan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan

Bringin Kabupaten Semarang awal tahun ajaran 2015/2016

c. Menemukan sejauh mana peran pelaksanaan supervisi pendidikan pengawas

PAI dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan

Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.

2. Manfaat

Secara umum penelitian ini kiranya dapat memberikan manfaat yang besar baik

secara teoritis maupun praktis:

a. Manfaat Teoritis

1) Hasil penelitian ini ditujukan untuk memberikan gambaran tentang peran

pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan

motivasi dan kinerja guru Pendidikan Agama Islam di Kecamatan

Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.

2) Melalui penelitian ini pula kiranya dapat memberikan rangsangan dalam

melakukan penelitian lanjutan mengenai peran pelaksanaan perencanaan

(24)

Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten

Semarang tahun ajaran 2015/2016.

b. Manfaat Praktis

1) Manfaat praktis dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah

wawasan penulis yang berhubungan dengan peran pelaksanaan

perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan

kinerja guru Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Bancak dan Bringin

di Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.

2) Manfaat praktis lainnya dari penelitian adalah sebagai informasi empiris

tentang peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan dalam

meningkatkan motivasi dan kinerja guru Pendidikan Agama Islam di

Kecamatan Bancak dan Bringin di Kabupaten Semarang tahun ajaran

2015/2016.

D. Kajian Pustaka 1. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan kajian pustaka terhadap berbagai sumber referensi yang telah

diamati, penulis belum menemukan penelitian yang signifikan membahas

tentang peranan pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan dalam

meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI dalam konteks yang utuh. Meski

demikian beberapa penelitian serupa dapat dirujuk sebagai kajian pustaka

(25)

Penelitian oleh Aceng Toha yang mengungkap akurasi hubungan antara

aspek manajerial dan aspek lingkungan dengan kinerja Pengawas PAI, maka

metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode deskriptif

korelasional. Sementara itu, teknik pengumpulan data yang digunakannya

terdiri dari tiga jenis, yaitu kuesioner/angket, studi dokumentasi dan

wawancara, sedangkan teknik pengolahan data penelitiannya adalah

menggunakan analisis regresi multiple. Aspek yang dimaksud terdiri dari aspek

manajerial dan aspek lingkungan, dimana hanya 42,9% kedua aspek tersebut

memberikan kontribusi terhadap kinerja Pengawas PAI Madya dan hanya 4,1%

memberikan kontribusi terhadap kinerja Pengawas PAI Muda dalam

melaksanakan tugasnya. Faktor penghambat dari aspek manajerial di antaranya

kurangnya dukungan publik.4

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Soni Wahyu Hanafi yang

merupakan bentuk penelitian kualitatif yang disajikan secara deskriptif.

Metode yang digunakan yaitu metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Setelah data terkumpul kemudian dianalisa secara deskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dalam peran pengawas meningkatkan

profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam di Kecamatan Ponjong,

Pengawas Pendidikan Agama Islam melaksanakan hal-hal berikut:

a) Melaksanakan monitoring pembelajaran yaitu teknik kunjungan sekolah dan

kunjungan kelas.

4

(26)

b) Melaksanakan pembinaan ekstrakurikuler bidang agama.

c) Pelaksanaan pembinaan melalui KKG.

d) Mengadakan workshop dan diklat peningkatan profesi guru.

Adapun faktor penghambat dari peran Pengawas Pendidikan Agama

Islam di Kecamatan Ponjong adalah masih kurangnya pemahaman guru

mengenai tugas profesinya karena tidak sesuai dengan latar belakang

pendidikannya. Dan sebagai faktor pendukungnya yaitu:

a) Adanya pertemuan KKG.

b) Adanya workshop dan diklat guru PAI.

c) Adanya sarana pendidikan agama Islam walaupun masih kurang.

d) Adanya peraturan-peraturan yang menunjang pelaksanaan PAI di

sekolah-sekolah.5

Karsiyem dan Muhammad Nur Wangid dalam Jurnal penelitian

pendidikan mendeskripsikan pelaksanaan supervisi Sekolah Dasar gugus III

Sentolo Kulon Progo dan meningkatkan kinerja guru meliputi:

a) Unsur-unsur supervisi

b) Prinsip dan teknik supervisi

c) Tindak lanjut supervisi

d) Pendukung dan penghambat supervisi

e) Upaya mengatasi hambatan supervisi.

5

(27)

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, subjek penelitiannya

adalah kepala sekolah dasar di gugus III Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon

Progo. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumen. Analisis

data melalui reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data

dilakukan dengan memperpanjang waktu penelitian, triangulasi data, member

cheeking. Data dianalisis dengan model interaktif. Hasil penelitian:

menunjukkan bahwa:

a) Supervisi akademik meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.

b) Prinsip-prinsip supervisi akademik meliputi: praktis, objektif, humanis,

kooperatif, kekeluargaan, demokratis, komprehensif, prinsip

berkesimbungan belum dilaksanakan, teknik dalam supervisi invidual dan

kelompok.

c) Tindak lanjut supervisi belum dilakukan dengan optimal.

d) Pendukung supervisi kesediaan guru disupervisi, jadwal, seprofesi, kendala

supervisi guru terbebani dan banyaknya kegiatan kepala sekolah.

e) Upaya memberikan pemahaman supervisi akademik sebagai kebutuhan guru

dan jadwal supervisi efektif.6

Syukri dkk. dalam Jurnal penelitian Administrasi Pendidikan

menjelaskan cara penyusunan program supervisi akademik, pelaksanaan

supervisi akademik, dan upaya kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi

6

(28)

akademik terhadap peningkatan kinerja guru-guru. Untuk mencapai tujuan

tersebut, penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif. Teknik

pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan studi

dokumentasi. Prosedur analisis data adalah reduksi data, display data, dan

verifikasi. Sedangkan subjek penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala

sekolah, dan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

a) Penyusunan program supervisi akademik kepala sekolah melibatkan

sejumlah guru dan tenaga kependidikan.

b) Pelaksanaan supervisi akademik dilakukan dengan pendekatan teknik

supervisi akademik yang berbeda oleh masing-masing kepala sekolah, ada

yang bersifat kelompok dan ada yang bersifat individual.

3) Upaya kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik terhadap

peningkatan kinerja guru-guru antara lain melaksanakan rapat guru di

sekolah, mengirimkan sejumlah guru untuk mengikuti penataran,

mewajibkan seluruh guru untuk membuat RPP, dan mengumpulkan seluruh

instrumen evaluasi selanjutnya dijabarkan dalam laporan evaluasi akhir

pembelajaran.7

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ikhsan Santosa tentang kinerja

guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:

a) Pengaruh dan kontribusi pengawasan pengawas sekolah terhadap kinerja

guru.

7

(29)

b) Pengaruh dan kontribusi motivasi berprestasi guru terhadap kinerja guru. c)

Hubungan pengawasan pengawas dan motivasi berprestasi guru.

d) Pengaruh dan kontribusi pengawasan pengawas sekolah dan motivasi

berprestasi guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, analisis

korelasi dan analisis regresi linear. Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah

Negeri yang berada di Kabupaten Kuningan antara lain MAN Cigugur, MAN

Ciawigebang dan MAN Luragung. Penarikan sample sebanyak 52 guru

dilakukan dengan teknik acak proporsional serta pengajuan hipotesis dilakukan

pada taraf signifikansi (kepercayaan) 0,05. Implikasi penelitian ini adalah

untuk memperbaiki kinerja guru Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten

Kuningan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pengawasan pengawas

sekolah dan menumbuhkan motivasi berprestasi guru. Perbedaan dengan

penelitian ini adalah pada variabel pengawas, adapun penulis meneliti tentang

pendekatan supervisinya.8 Selain itu, satuan tingkat pendidikan penelitian ini

adalah Madrasah Aliyah, sedang penulis meneliti pada tingkat Sekolah Dasar.

Menurut Retoliah dalam penelitianya yang membahas mengenai kinerja

pengawas dalam meningkatkan profesionalisme pendidikan Islam mengangkat

isu utama yang dibahas adalah bagaimana kinerja pengawas Pendidikan Islam

di Palu dan upaya mereka dalam meningkatkan profesionalisme Guru

Pendidikan Islam di Palu. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif

8

Ikhsan Santosa, “Pengaruh Pengawasan Pengawas dan Motivasi Berprestasi Guru terhadap

Kinerja Guru Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Kuningan”, Tesis pada Program Pascasarjana

(30)

kualitatif untuk mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dan

dokumentasi dan untuk analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kinerja Pengawas Pendidikan Islam di Palu dalam penyusunan program

pengawasan, Program Tahun Ajaran, Program Semester. Kinerja Pendidikan

Islam Pengawas dalam pelaksanaan program ini umumnya dikelola sesuai

dengan tugas mereka adalah untuk memantau, untuk memeriksa, untuk

mengawasi, menilai dan memberikan bimbingan kepada Guru pendidikan

Islam berdasarkan temuan selama supervisi dalam bentuk pembinaan individu

dan kelompok. Upaya Pengawas dalam meningkatkan profesionalisme guru

Pendidikan Islam dilakukan di dua cara: langsung dan tidak langsung. Pertama,

memberikan bimbingan langsung didasarkan pada masalah yang dihadapi oleh

guru di sekolah dan kedua, memberikan bimbingan tidak langsung dengan

berkolaborasi dengan Kementerian Agama Pendidikan Islam Palu dalam meningkatkan kualitas guru melalui pemberian pelatihan.”9

Guna melengkapi dan membedakan dengan penelitian sebelumnya,

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan yang berhubungan dengan

peran perencanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan

kinerja guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Dasar di Kecamatan Bancak

dan Bringin di Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.

9

(31)

E. Metode Penelitian

Metodelogi merupakan proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk

mendekati problem serta mencari jawabannya. Metode penelitian juga berarti cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.10

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (Field Research). Menurut Kanneth

D. Bailey istilah studi lapangan merupakan istilah yang sering digunakan

bersamaan dengan istilah studi etnografi (ethnographic study atau

ethnography).11 Penelitian lapangan merupakan penelitian kualitatif di mana

peneliti mengamati dan berpartisipasi secara langsung dalam penelitian skala

sosial kecil dan mengamati budaya setempat.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode studi lapangan (Field Research) dengan

pendekatan Diskriptif Naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi

alamiah (Natural Setting). Sumber datanya ialah situasi wajar, peneliti

mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi wajar sebagaimana adanya.

Peneliti menurut Sugiyono adalah instrumen kunci yang mengadakan

pengamatan atau wawancara sendiri.12

3. Lokasi Penelitian

Obyek penelitian dibatasi pada Sekolah Dasar di wilayah Kecamatan Bancak

dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.

10

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2013, 2. 11

Kanneth D. Bailey, Methods Of Social Research, New York: A Division Of Macmillan Publishing Co. Inc, 1982, 254.

12

(32)

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.13

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah sebagai

berikut:

a. Teknik Wawancara

Wawancara dilakukan kepada pengawas PAI SD di Kecamatan Bancak dan

Bringin Kabupaten Semarang untuk memperoleh data tentang perencanaan

dan pelaksanaan kegiatan supervisi PAI. Wawancara juga dilakukan kepada

guru-guru PAI untuk mengetahui seberapa besar peran perencanaan

supervisi terhadap motivasi dan kinerja guru PAI.

b. Teknik Pengamatan

Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan perencanaan dan

pelaksanaan supervisi oleh pengawas kepada guru PAI.

c. Teknik Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah

kehidupan (life histories), kritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen

yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.

Studi dokumen menurut Sugiyono merupakan pelengkap dari penggunaan

13

(33)

metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.14Dokumen

yang diperlukan dalam penelitian ini adalah program kerja kegiatan

supervisi, foto kegiatan supervisi dan catatan pengawas tentang guru yang

disupervisi.

4. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis

catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan

pemahaman peneliti tentang fenomena yang diteliti dan menyajikannya

sebagai temuan bagi orang lain.15 Adapun analisis data pada penelitian ini

mengikuti model Miles and Huberman yang dikutip oleh Sugiyono:

Periode pengumpulan

Gambar 1.1. Diagram komponen dalam analisis data.

14

Sugiyono, Metode Penelitian..., 240. 15

(34)

Berdasarkan definisi dan diagram di atas, maka langkah-langkah

analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menelaah data yang berhasil dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi.

b. Mengadakan reduksi data dengan cara mengambil data yang dapat diolah lebih lanjut.

c. Menyusun data dalam satuan-satuan yang relevan.

d. Melakukan kategorisasi sambil melakukan pengkodean (coding)

e. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data

f. Menafsirkan data dan mengambil kesimpulan secara induktif dengan cara berfikir berdasarkan fakta-fakta khusus, kemudian diarahkan kepada penarikan kesimpulan yang bersifat umum.16

5. Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang dipengaruhi oleh konsep validitas, reliabilitas. Untuk derajat keabsahan data (kredibilitas) dapat diadakan pengecekan dengan teknik pengamatan yang tekun dan triangulasi. Dalam penelitian ini peneliti mengobservasi data hasil wawancara dengan pengawas dan guru Pendidikan Agama Islam pada peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan pengawas PAI SD di Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2015/2016.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dalam tesis ini, maka peneliti membuat

sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I merupakan bab pendahuluan yang menjadi dasar akan penelitian ini. Bab ini

terdiri dari latar belakang masalah, signifikansi penelitian (tujuan dan manfaat),

kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

16

(35)

Bab II mengulas tentang landasan teori perencanaan, supervisi pendidikan,

motivasi dan kinerja guru. Bab III berupa peran pelaksanaan perencanaan

supervisi pendidikan dalam meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di

Kecamatan Bancak dan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 20015/2016.

Bab IV analisis peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan dalam

meningkatkan motivasi dan kinerja guru PAI SD di Kecamatan Bancak dan

Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 20015/2016. Bab V merupakan bab penutup. Bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran. Dalam bab ini peneliti akan

menyimpulkan hasil penelitiannya. Selain itu peneliti akan memberikan

saran-saran kontruktif terkait peran pelaksanaan perencanaan supervisi pendidikan oleh

pengawas PAI dalam peningkatan kinerja guru Pendidikan Agama Islam SD di

(36)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Perencanaan

Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat

strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja

organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi

manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain seperti

pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.17

Perencanaan dalam fungsi manajemen pendidikan merupakan bagian yang

sangat penting. Demikian juga dalam perencanaan supervisi pendidikan yang

bertujuan menyusun dokumen perencanaan pemantauan serangkaian kegiatan

guru untuk membantu guru guna mengembangkan kemampuanya mengelola

proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan adalah tujuan dan

sarana, baik sarana personal maupun material. Adapun prosedur yang perlu

ditempuh dalam perencanaan adalah:

1. Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai.

2. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan yang akan dilakukan.

3. Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan.

17

https://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan, 16 Pebruari 2016, 20.58.

(37)

4. Menentukan tahap-tahap satu rangkaian-rangkaian kegiatan.

5. Merumuskan bagaimana masalah-masalah akan dipecahkan.

6. Bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan.18

Dengan perencanaan yang baik, diharapkan suatu kegiatan dapat berjalan

lancar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

B. Supervisi Pendidikan 1. Pengertian Supervisi

Menurut M. Ngalim Purwanto, supervisi adalah segala bantuan dari

pemimpin sekolah, yang tertuju pada perkembangan kepemimpinan

guru-guru dan personal sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan

pendidikan.19 Supervisi juga diartikan sebagai usaha dari pengawas sekolah

dalam membimbing guru-guru dan petugas lainnya dalam pengajaran.20 Inti

supervisi pendidikan adalah bagaimana guru dapat melakukan proses

pembelajaran yang sebaik-baiknya sehingga para peserta didik dengan

mudah melakukan proses pembelajaran.21 Supervisi diartikan sebagai

layanan yang bersifat membimbing, memfasilitasi, memotivasi serta menilai

18

Muwahid Shulhan dan Soim, Manajemen Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras, 2013, 34. 19

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014, 76.

20

A A. Ketut Jelantik, Menjadi Kepala Sekolah yang Profesional Panduan Menuju PKKS, Yogyakarta: Deepublish, 2012, 88.

21

(38)

guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan profesi secara

efektif.22

Sahertian juga mendefinisikan supervisi sebagai usaha menstimuli,

mengkoordinasi dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di

sekolah, baik secara individual ataupun kolektif agar lebih mengerti dan lebih

efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.23

Menurut N.A. Ametembun dalam Pupuh Fathurrohman, Supervisi

pendidikan adalah supervisi kearah perbaikan situasi pendidikan. Pendidikan

yang dimaksud adalah berupa bimbingan atau tuntunan kearah perbaikan

situasi pendidikan pada umumnya, dan peningkatan mutu mengajar dan

belajar pada khususnya.24

Menurut Kimbal Willes yang dikutip oleh Dadang Suharda, Supervisi

pendidikan adalah merupakan usaha untuk membantu menciptakan situasi

belajar mengajar kearah yang lebih baik.25Supervisi pendidikan dapat

dirumuskan sebagai berikut;

“Serangkaian usaha pemberian bantuan kepada guru dan bentuk layanan profesional yang diberikan oleh supervisor (kepala sekolah, penilik sekolah dan pembina lainya.) guna meningkatkan mutu proses dan hasil belajar mengajar”.26

22

Abd.Kadim Masaong, Supervisi Pengembangan dan Pengembangan Kapasitas Guru:Memperdayakan Pengawas sebagai Gurunya Guru, Bandung: Alfabeta, 2013, 3.

23

Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta:Rineka Cipta, 2010, 17.

24

PupuhFathurrohmandanAaSuryana, SupervisiPendidikanDalamPengembangan Proses Pengajaran, Bandung: RefikaAditama, 2011, 7.

25

Dadang Suharda, Supervisi Profesional, Bandung: 2010,38. 26

(39)

Dari beberapa definisi supervisi di atas maka penulis menyimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan

dan pembimbingan yang direncanakan untuk membantu para guru dan

pegawai sekolah lainnya dan pada hakikatnya supervisi merupakan

segala bentuk bantuan yang diberikan dari pimpinan dengan

tujuan untuk perkembangan kepemimpinan terhadap orang di

bawahnya yang dalam hal ini adalah guru di dalam mencapai

tujuan pendidikan dalam bentuk dorongan, bimbingan, dan

kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan guru.

2. Tujuan Supervisi

Supervisi pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

profesional guru dalam proses dan hasil pembelajaranmelalui pemberian

layanan profesional kepada guru.27 Tujuan supervisi adalah

memperkembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik.28

Sedangkan menurut Sahertian tujuan supervisi ialah memberikan layanan

dan bantuan untuk melakukan kualitas mengajar guru di kelas yang pada

gilirannya meningkatkan kualitas siswa. Adapun tujuan supervisi menurut

Glickman yang dikutip oleh Prasojo adalah untuk membantu guru

27

Abd. Kadim Masaong, Supervisi Pengembangan dan Pengembangan, ..., 5. 28

(40)

mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum dan

mengembangkan kelompok kerja guru.29

Dari beberapa tujuan supervisi di atas, peneliti lebih condong kepada

konsep dari tujuan supervisi yang di kemukakan oleh Glickman yang

mencakup pada kompetensi guru, kurikulum dan kelompok kerja guru yang

didalamnya terdapat KKG dan MGMP.

3. Fungsi Supervisi

Sebagaimana pengertian supervisi yang berarti suatu aktivitas

pembinaan dan pembimbingan yang direncanakan untuk membantu para

guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara

efektif guna mencapai tujuan pendidikan. Maka ada beberapa tanggapan

tentang fungsi dari supervisi. Supervisi pendidikan mempunyai fungsi utama

untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran.30

Menurut Purwanto fungsi-fungsi supervisi itu menyangkut beberapa hal

diantaranya,

a. Dalam bidang kepemimpinan,

b. Hubungan kemanusiaan,

c. Pembinaan proses kelompok,

d. Bidang administrasi personel

29

Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono, Supervisi Pendidikan, ..., 86. 30

(41)

e. Dalam bidang evaluasi.31

Sedangkan menurut Swearingin yang dikutip oleh Sahertian ada delapan

fungsi supervisi:

a. Mengkoordinasi semua usaha sekolah

b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah

c. Memperluas pengalaman guru-guru

d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif

e. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus

f. Menganalisis situasi belajar-mengajar

g. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf.32

Dari beberapa fungsi supervisi yang telah dirumuskan oleh tokoh diatas

penulis mengambil kesimpulan bahwa fungsi dari supervisi pendidikan

adalah untuk membantu guru dalam melaksanakan tugasnya secara efektif.

4. Prinsip Supervisi

Prinsip-prinsip pelaksanaan supervisi pendidikan adalah

prinsip ilmiah, demokratis, kooperatif dan konstruktif.33Sedang

menurut Sahertian, prinsip supervisi meliputi hal-hal sebagai

berikut:

a. Prinsip ilmiah (scientific) dengan ciri-ciri : Supervisi dilaksanakan berdasarkan data yang objektif dalam proses pembelajaran; data yang diperolehmenggunakan perekam seperti : angket, observasi, dan

31

M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi, ..., 86 32

Piet A Sahertian, Konsep Dasar, ..., 21. 33

(42)

percakapan pribadi; dan supervisi dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan kontinu.

b. Prinsip demokratis yaitu dengan menjunjung tinggi harga diri dan martabat gurusehingga guru merasa aman dalam melaksanakan tugas. c. Prinsip kerja sama dengan memberi support, mendorong, menstimulasi

gurusehingga merasa tumbuh dan berkembang bersama.

d. Prinsip konstruktif dan kreatif sehingga guru akan termotivasi dalam mengembangkan potensi dan kreativitasnya, serta menciptakan suasana kerjayang menyenangkan.34

Secara lebih jelas, prinsip supervisi diungkap oleh Marks,

Stoops dan King Stoops sebagaimana dikutip oleh Nur Aedi

sebagai berikut:

a.Supervisi adalah satu bagian integral dari suatu program bidang pendidikan, yang didalamnya terdapat sistem kooperatif dan jenis layanan kelompok.

b.Semua kebutuhan guru, haknya, bantuan supervisi, dan jenis layanan ini adalah tanggung jawab pemimpin sebagai pengawasan utama.

c.Supervisi harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan individu dari personel sekolah.

d.Penggolongan demikian berlaku pula bagi personel yang telah bersertifikat serta harus mendapat manfaat dari supervisi terkait.

e.Supervisi harus membantu memperjelas tujuan objektif bidang pendidikan serta harus mendapatkan manfaat dengan penerapan tujuan tersebut.

f.Supervisi hendaknya dapat membantu meningkatkan perilaku dan hubungan dari semua anggota staf sekolah dan harus membantu mengembangkan hubungan baik dengan semua komunitas.

g.Supervisi harus membantu pengadministrasian organisasi dan sesuai aktivitas-aktivitas pembelajaran untuk siswa.

34

(43)

h.Tanggung jawab untuk meningkatkan satu program untuk supervisi sekolah terletak di tangan guru, sama halnya pengawas bertanggung jawab atas sistem sekolahnya.

i.Supervisi juga harus memiliki asas ketepatan dengan program kerja dan anggaran tahunan sekolah.

j.Perencanaan jangka pendek dan jangka panjang merupakan hal penting dalam kepengawasan yang keduanya saling mempengaruhi.

k.Program kepengawasan harus menggunakan bantuan konsultan dari kantor pendidikan, serta harus melibatkan pengawasan pendidikan yang ditunjuk oleh kementerian terkait lainnya. l.Supervisi harus membantu menerjemahkan dan mempraktikkan

penerapan penemuan terakhir dari penelitian bidang pendidikan.

m.Efektivitas program untuk supervisi harus dievaluasi oleh keduanya, yaitu peserta dan konsultan luar.35

5. Pendekatan Supervisi

Pendekatan supervisi menurut Mantja dibedakan kedalam tiga

jenis sebagai berikut:

a.Pendekatan langsung

Pendekatan langsung (direktif) yaitu cara pendekatan masalah yang

bersifat langsung. Pendekatan direktif didasarkan atas pemahaman

terhadap psikologi behaviorisme yang mana semua perbuatan berasal dari

reflek yaitu respon terhadap rangsangan. Mengacu dari pandangan ini

maka guru yang mengalami kekurangan perlu diberikan rangsangan

sehingga mampu bereaksi, supervisor dalam implementasinya dapat

35

(44)

dengan cara memberi penguatan (reinforcement) atau hukuman

(punishment).36

Supervisor dalam menerapkan pendekatan langsung atau

direktif melalui hal-hal sebagai berikut :

1. Menjelaskan.

2.Menyajikan.

3. Mengarahkan.

4. Memberi contoh.

5. Menetapkan tolok ukur.

6. Menguatkan.37

b.Pendekatan tak langsung

Pendekatan tak langsung (non direktif) adalah suatu

pendekatan dalam supervisi yang mana pelaku supervisi tidak

langsung menunjukan permasalahan, melainkan mendengarkan

secara efektif apa-apa yang disampaikan para guru.

Pendekatan ini didasarkan ada asumsi bahwa belajar pada

hakikatnya merupakan pengalaman pribadi, sehingga individu

yang bersangkutan harus mampu memecahkan permasalahan yang

36

Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan / Supervisi Pengajaran, Malang:Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang, 2000, 172.

37

(45)

dihadapinya. Pemecahan masalah bagi seorang guru adalah

upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan proses

pembelajaran pada peserta didik, sehingga tujuan yang

diharapkan dapat tercapai secara optimal.38

c.Pendekatan kolaboratif

Pendekatan kolaboratif adalah pendekatan dalam supervisi

yangmemadukan antara pendekatan langsung (directif) dengan

pendekatan tak langsung (non directif) di mana supervisor

dan guru bersama-sama bersepakat menetapkan struktur,

proses, dan kriteria dalam melaksanakan proses pemecahan

terhadap masalah yang dihadapi oleh guru.39

Model pendekatan kolaboratif didasarkan atas pemahaman

psikologi kognitif yang berasumsi bahwa belajar merupakan

hasil panduan antara kegiatan individu dengan lingkungan,

sehingga akhirnya akan berpengaruh terhadap arah

aktivitas.40

38

Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan …,175. 39

Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan …,177. 40

(46)

Perencanaan supervisi akademik memiliki berbagai macam manfaat

yang sangat berguna bagi supervisor. Adapun manfaat perencanaan

program supervisi akademik adalah sebagai berikut:

1. Pedoman pelaksanaan dan pengawasan akademik.

2. Untuk menyamakan persepsi seluruh warga sekolah tentang program

supervisi akademik.

3. Penjamin penghematan dan keefektifan penggunaan sumber daya

sekolah (tenaga, waktu, dan biaya).41

6. Prinsip Perencanaan Supervisi

Supervisor sebelum melakukan tugasnya, harus memahami

prinsip-prinsip perencanaan supervisi akademik. Adapun prinsip-prinsip-prinsip-prinsip perencanaan

program supervisi akademik adalah sebagi berikut:

a. Objektif (data apa adanya)

b. Bertanggung jawab

c. Berkelanjutan

d. Didasarkan pada standar nasional pendidikan

e. Didasarkan pada kebutuhan dan kondisi sekolah/madrasah.42

Peran penting sebuah perencanaan supervisi adalah memberikan

pelayanan kepada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, yaitu guru, kepala

sekolah, supervisor dan terutama murid-murid yang mengharapkan

41

Lantip D.P dan Sudiyono, Supervisi Pendidikan,…, 96. 42

(47)

pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, efektif, kreatif dan

menyenangkan.

Karakteristik perencanaan supervisi menurut Rivai yang dikutip oleh

Abdul Kadim Masaong sebagai berikut:

a. Supervisi tidak ada rencana yang standar,

b. Perencanaan supervisi memerlukan kreatifitas,

c. Komprehensif.

d. Kooperatif.

e. Fleksibel.43

Secara ringkas karakteristik perencanaan supervisi adalah sebagai berikut:

a. Supervisi tidak ada rencana yang standar

Supervisor tidak dapat menggunakan pengalamannya antara guru satu

dengan yang lain sebagai titik tolak dalam menyusun rencana program

supervisi. Setiap guru memiliki keunikan dan kebutuhan yang

berbeda-beda. Sekalipun permasalahannya sama, tetapi penyebab timbulnya

masalah berbeda, sehingga cara pemecahannya pun berbeda pula.

b. Perencanaan supervisi memerlukan kreatifitas

43

(48)

Program supervisi tidak dapat direncanakan dan dilaksanakan dengan

satu model tertentu yang dapat diberlakukan untuk memecahkan berbagai

macam masalah guru.

c. Perencanaan supervisi harus komprehensif

Supervisor harus dapat merencanakan kegiatan supervisinya agar

tujuan dapat tercapai dengan baik. Usaha peningkatan penggunaan

fasilitas pembelajaran, peningkatan sikap profesional harus dilakukan

secara totalitas sistem bukan parsial sistem.

d. Perencanaan supervisi harus kooperatif

Pelaksanaan kegiatan supervisi oleh seorang supervisor memerlukan

bantuan orang lain, anggota staf lainnya, sehingga dalam perencanaan

diperlukan bantuan dari orang-orang yang berkaitan langsung dalam

pelaksanaannya. Oleh karena itu, perencanaan supervisi harus

mengikutsertakan sebanyak mungkin stakeholders yang berhubungan

dengan proses pembelajaran di sekolah.

e. Perencanaan supervisi harus fleksibel

Rencana supervisi harus memberikan kebebasan untuk melaksanakan

sesuatu sesuai dengan keadaan dan inovasi yang terjadi. Seorang

supervisor yang bijaksana tidak terpaku pada cara-cara penyampaian

tujuan yang telah direncanakan, akan tetapi mampu menyesuaikan rencana

pada situasi yang baru timbul, sehingga dapat mencari alternatif

(49)

Supervisi yang efektif menurut Zepeda dan Ponticell yang di kutip

oleh Aedi adalah ketika: pertama, supervisi dapat membantu guru dalam

melakukan pembelajaran. Kedua, supervisor dan guru bergabung

bersama-sama dalam menentukan perubahan yang dibutuhkan. Ketiga,

supervisor memberikan fokus perhatian pada praktik pembelajaran.

Keempat, supervisor memahami tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh

guru. Kelima, supervisor sering melakukan observasi.44

C. Motivasi

Motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan

kerja.45 Kuat dan lemahnya motivasi kerja seseorang sangat berpengaruh pada

keberhasilan prestasi kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi

sebagai pendorong semangat kerja . Guru menjadi seorang pendidik karena

adanya motivasi untuk mendidik. Bila tidak punya motivasi maka ia tidak akan

berhasil untuk mendidik atau mengajar. Keberhasilan guru dalam mengajar

karena dorongan atau motivasi ini sebagai pertanda apa yang telah dilakukan

oleh guru telah menyentuh kebutuhannya. Kegiatan mengajar yang dilakukan

oleh guru yang diminatinya karena sesuai dengan kepentingannya sendiri. Guru

yang termotivasi dalam bekerja maka akan menimbulkan kepuasan kerja, karena

44

Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan,…, 327. 45

(50)

kebutuhan-kebutuhan guru yang terpenuhi mendorong guru meningkatkan

kinerjanya.

1. Teori Motivasi Maslow

Teori Maslow membagi kebutuhan manusia sebagai berikut:

a. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling

dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti

makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.

b. Kebutuhan Rasa Aman

Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul

kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan

rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya

kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan

akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.

c. Kebutuhan Sosial

Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal,

maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan,

(51)

akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang

kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan sebagainya.

d. Kebutuhan Penghargaan

Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai

atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan keahlian

seseorang serta efektifitas kerja seseorang.

e. Kebutuhan Aktualisasi diri

Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang paling

tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi

yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk menunjukkan

kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang. Malahan

kebutuhan akan aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang

meningkat karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang

didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas

yang menantang kemampuan dan keahliannya.46

Teori Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan

yang lebih pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi

kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah

46

Sally J. Zepeda, Intructional Supervision, Eye On Education, Larcmont, New York: 1956,

(52)

harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti

perwujudan diri mulai mengembalikan perilaku seseorang.

Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang telah

dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia

menerima uang yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja,

maka uang tidak mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila suatu kebutuhan

mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi utama dari

perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi walaupun kebutuhan

telah terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku hanya

intensitasnya yang lebih kecil.

2. Teori Motivasi Prestasi dari Mc. Clelland

Konsep penting lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan

yang ada pada diri manusia adalah motivasi prestasi menurut Mc Clelland

seseorang dianggap mempunyai apabila dia mempunyai keinginan

berprestasi lebih baik daripada yang lain pada banyak situasi. Mc. Clelland

menguatkan pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan prestasi, afiliasi dan

kekuasaan:47

a. Kebutuhan prestasi tercermin dari keinginan mengambil tugas yang dapat

dipertanggungjawabkan secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia

47

(53)

menentukan tujuan yang wajar dapat memperhitungkan resiko dan ia

berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif.

b. Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat.

c. Kebutuhan kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin

mempunyai pengaruh atas orang lain, dia peka terhadap struktur pengaruh

antar pribadi dan ia mencoba menguasai orang lain dengan mengatur

perilakunya dan membuat orang lain terkesan kepadanya, serta selalu

menjaga reputasi dan kedudukannya.

3. Teori Motivasi dari Herzberg

Teori motivasi yang dikemukakan oleh Herzberg dan kelompoknya.

Teori ini sering disebut dengan Motivator dan Hygiene atau teori dua faktor,

bagaimana manajer dapat mengendalikan faktor-faktor yang dapat

menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja. Berdasarkan

penelitian telah dikemukakan dua kelompok faktor yang mempengaruhi

seseorang dalam organisasi, yaitu ”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang

sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja adalah prestasi,

promosi, penghargaan dan tanggung jawab.48

Menurut Mc. Clelland yang di kutip oleh Mangkunegara mengemukakan

indikator-indikator orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, yaitu:

48

(54)

1. Memiliki tingkat tanggungjawab pribadi yang tinggi,

2. Berani mengambil dan memikul resiko,

3. Memiliki tujuan realistik,

4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk

merealisasikan tujuan,

5. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang

dilakukan, dan

6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah

diprogramkan.49

D. Kinerja

Lembaga Administrasi Negara merumuskan kinerja berdasar terjemahan

bebas dari istilah performance yang artinya adalah prestasi kerja atau

pelaksanaan kerja atau pencapaian kerja atau hasil kerja.50 Mengacu pada teori

tersebut, penelitian ini merumuskan kinerja sebagai hasil kerja yang telah

dicapai guru PAI.

Standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi

utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.51

Pengukuran kinerja tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

Perencanaan mencakup administrasi yang harus dipersiapkan sebelum

49

Anwar Prabu Mangkunegara. Evaluasi Kinerja. Bandung : Refika Aditama, 2005, 68. 50

LembagaAdministrasi Negara, KinerjaAparatPemerintah, Jakarta: LAN, 1992, 12. 51

(55)

melaksanakan kegiatan pembelajaran, seperti RPP, Silabus, Program Semester,

Program Tahunan. Kegiatan pelaksanaan sejak proses pembelajaran dimulai

hingga selesai.

Kinerja adalah perilaku nyata yang ditampilkan oleh setiap orang sebagai

prestasi kerja yang dihasilkan karyawan sesuai dengan perannya dalam

perusahaan, dimana kinerja tersebut sangat penting dalam upaya perusahaan

untuk mencapai tujuan.52 Definisi yang lain diungkap oleh Jhon Soepriyanto

seperti dikutip Husain Umar bahwa kinerja adalah hasil kerja seseorang atau

kelompok selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,

misalnya standar, target atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan

disepakati bersama.53

Supervisor memiliki peranan yang lebih ditekankan untuk memberikan

peluang pengembangan profesional bagi para guru dan menyediakan peluang

sumber daya seperti materi pelajaran, media, buku dan sebagainya yang

dibutuhkan oleh guru.54

Dengan demikian, kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang

secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas

dibandingkan dengan berbagai kemungkinan (standar hasil kerja, target atau

sasaran atau kriteria yang ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati

52

Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: Radja Grafindo Persada, 2004, 309.

53

Husain Umar, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan Paradigma Positivistik dan Berbasis Pemecahan Masalah, Jakarta: Radja Grafindo Persada, 2008, 209.

54

(56)

bersama). Kinerja ini berkaitan dengan kesediaan seseorang atau kelompok

orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai

tanggungjawabnya dengan hasil yang diharapkan, dalam mencapai tujuan

organisasi secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan

moral atau etika.

7. Indikator kinerja

Indikator kinerja merupakan aspek-aspek yang menjadi ukuran dalam

menilai kinerja. Sudarmanto mengutip dari John Miner mengenai indikator

kinerja adalah ada empat dimensi yang menjadi tolok ukur dalam menilai

kinerja:

a. Kualitas, yaitu tingkat kesalahan, kerusakan, dan kecermatan.

b. Kuantitas, yaitu jumlah pekerjaan yang dihasilkan.

c. Penggunaan waktu dalam kerja, ialah tingkat ketidakhadiran,

keterlambatan, waktu kerja efektif/jam kerja hilang,

d. Kerjasama dengan orang lain dalam bekerja.55

Ukuran yang dijadikan tolok ukur dalam menilai kinerja yang baik

diantaranya berpenampilan menarik, hadir tepat waktu, hasil pekerjaan sesuai

target, efektivitas waktu, dapat bekerjasama dengan atasan dan rekan kerja

serta pulang setelah sesuai dengan jadwal.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

55

Gambar

Gambar 1.1. Diagram komponen dalam analisis data.
Tabel 2.1. Daftar Sekolah Dasar Kecamatan Bancak
Tabel 2.2. Daftar Sekolah Dasar Kecamatan Bringin
Tabel 2.3. Daftar Guru Sekolah Dasar Kecamatan Bancak
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan

Pengujian atau penilaian dilakukan secara bertahap sesuai dengan prosedur penelitian pengembangan yang dilakukan dan mengacu pada kriteria mutu (standar) buku non teks

Dalam melaksandtan tugasnya Tenaga Pengaiar berhnggungjaw& kepada Direktur Pol'lbknik t'legeri Pontianak melalui Ketua Jurusan Teknik Elek[o. Segala biaya

Confirmation and classification of carbapenemases according to Ambler can be done with combination of phenotypic methods, i.e., Modified Hodge Test (MHT), Sodium

Di samping itu adanya muatan kapal yang berupa keramik dalam jumlah besar itu telah menjadi petunjuk bahwa perairan Indonesia, terutama Indonesia bagian barat, telah

Sum ber: Kem enterian Penerangan, Propinsi Sumatra.. Setiap rakyat terjajah pasti akan menentang penjajahan- nya. Hadirnya kekuasaan penjajah. sudah tentu tidak diingini

Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian ini adalah peningkatan rasa ingin tahu siswa dan prestasi belajar siswa, sedangkan variabel tindakan yang

Dari kuesioner evaluasi yang dibagikan kepada guru dan orang tua / wali siswa, diperoleh data bahwa perangkat ajar kami memiliki tampilan yang menarik, mudah digunakan dan