35
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian yang Digunakan
Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif
dan analisis verifikatif. Pengertian penelitian analisis deskriptif menurut Sugiyono
(2005:1) adalah : Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri,
baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau
menghubungkan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Dalam penelitian ini,
metode analisis deskriptif digunakan untuk menguji setiap variabel yaitu variabel
independen yang terdiri dari Kepatuhan Wajib Pajak dan Hasil Pelaksanaan
Pemeriksaan Pajak serta menguji variabel dependen yaitu Penerimaan Pajak.
Sedangkan pengertian analisis verifikatif menurut Nazir (1999:63) adalah :
Metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel melalui
suatu pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan perhitungan statistik. Dalam
penelitian ini, metode analisis verifikatif digunakan untuk menguji hubungan antara
variabel independen yaitu Kepatuhan Wajib Pajak dan Hasil Pelaksanaan Pemeriksaan
Pajak dengan variabel dependen yaitu Penerimaan Pajak.
Objek penelitian adalah variabel atau apa yang menjadi titik perhatian dalam
suatu penelitian, sedangkan subjek penelitian merupakan tempat di mana variabel
melekat. Mengacu kepada definisi tersebut, maka yang menjadi objek di dalam
Penerimaan Pajak. Subjek penelitiannya adalah Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Bandung Bojonagara yang beralamat di Jalan Ir Sutami Bandung.
3.2 Definisi Variabel dan Operasionalisasi Variabel
Mudrajad Kuncoro (2003;41) menyatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang
dapat membedakan nilai atau mengubah nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu yang
berbeda untuk objek atau orang yang sama, atau nilai dapat berbeda dalam waktu yang
sama untuk objek atau orang yang berbeda. Menurut Sugiyono (2009:32), variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya.
3.2.1 Definisi Variabel dan Pengukurannya
Sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti, maka variabel pada penelitian
ini dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
1. Variabel Independen (variabel bebas)
Variabel independen adalah variabel yang keberadaannya mempengaruhi atau
menjadi sebab timbulnya perubahan pada variabel terikat. Variabel independen
dalam penelitian ini adalah Kepatuhan Wajib Pajak dan Hasil Pelaksanaan
Pemeriksaan Pajak.
a. Variabel kepatuhan wajib pajak merupakan variabel independen yang
membayar PPh Pasal 25 dan melaporkan SPT Masa beserta SSP tepat waktu
ke KPP Pratama Bandung Bojonagara setiap bulan mulai bulan Januari 2006
sampai dengan bulan Desember 2008.
b. Variabel hasil pelaksanaan pemeriksaan pajak merupakan variabel
independen yang kedua, didefinisikan sebagai jumlah SKP (SKPKB dan
SKPKBT) yang diterbitkan oleh KPP Pratama Bandung Bojonagara setiap
bulan mulai bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2008.
2. Variabel Dependen (variabel terikat)
Variabel dependen adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi atau
disebabkan oleh variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
penerimaan pajak, yaitu jumlah penerimaan pajak penghasilan badan di KPP
Pratama Bandung Bojonagara mulai bulan Januari 2006 sampai dengan bulan
Desember 2008
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Yang dimaksud dengan variabel menurut Mohamad Nasir (1999:149) adalah “
Konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai”.
Sedangkan pengertian dari operasionalisasi variabel menurut Mohamad Nasir
(1999:152) adalah sebagai berikut:
“Operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.”
Penjelasan operasionalisasi variabel yang digunakan dalam penelitian ini
dijabarkan dalam tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Skala
Kepatuhan Wajib Pajak (Variabel X1)
Hasil pelaksanaan pemeriksaan pajak (Variabel X2)
Jumlah SPT Masa dan SSP PPh Pasal 25 Badan yang dilaporkan paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir
(PMK Nomor 184/PMK.03/2007)
Jumlah penerbitan SKP setiap setiap bulan ( Gunadi, 2002) Rasio Rasio Penerimaan Pajak Penghasilan Badan (Variabel Y)
Register Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25 Badan yang dibayar paling lama 15 hari setelah Masa Pajak berakhir
(Pasal 25 ayat 1 UU Nomor 36 Tahun 2008)
3.3 Populasi Penelitian, Sampel Penelitian dan Teknik Sampling 3.3.1 Populasi Penelitian
Menurut Cooper & Schindler (2006;714) “population is the elements about
which we wish to make some inferences”. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat
diartikan populasi adalah seluruh elemen yang dapat digunakan untuk membuat
beberapa kesimpulan. Menurut Sugiyono (2005:57) menjelaskan, populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di
tarik kesimpulannya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa populasi bukan sekedar jumlah
yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik
atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian
ini adalah Wajib Pajak Badan, Hasil pelaksanaan pemeriksaan pajak serta Penerimaan
Pajak Penghasilan Badan di KPP Pratama Bandung Bojonagara. Jumlah populasi yang
diteliti kurang lebih berjumlah 300 (12 bulan x 25 tahun) sesuai dengan mulai
diberlakukannya PPh Pasal 25 pada tahun 1983.
3.3.2 Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2005:57) menjelaskan bahwa sampel adalah sebagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel penelitian pada dasarnya
melaksanakan suatu penelitian. Besarnya sampel tersebut bisa berdasarkan estimasi
penelitian atau dilakukan secara statistik. Selain itu harus diperhatikan bahwa sampel
dipilih secara representatif dalam arti segala karakter populasi hendaknya tercermin
dalam sampel yang dipilih.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah Laporan Kepatuhan Wajib
Pajak, Laporan Hasil Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak serta Laporan Penerimaan Pajak
Penghasilan Badan pada KPP Pratama Bandung Bojonagara selama 36 bulan yaitu mulai
bulan Januari tahun 2006 sampai dengan bulan Desember tahun 2008.
3.3.3 Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik penarikan sampel yang digunakan untuk
mendapatkan sejumlah sampel dari populasi tertentu. Penarikan sampel dalam penelitian
ini menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu teknik penarikan sampel yang
tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap elemen atau anggota
dalam populasi untuk terpilih menjadi sampel.
Jenis teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive
sampling yaitu teknik sampling yang dilakukan oleh peneliti jika peneliti memilki
pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu di dalam pengambilan sampel
yang sesuai dengan tujuan penelitian. Syarat khusus pengambilan sampel tersebut yaitu:
- Wajib Pajak Badan
- Tepat waktu dalam menyampaikan SPT Masa beserta SSP PPh Pasal 25 pada
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan keterangan-keterangan lainnya dalam penelitian terhadap
masalah yang menjadi objek penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian Lapangan (Field Research). Untuk melihat kenyataan yang
sebenarnya dari masalah yang ada, maka diperlukan penelitian lapangan untuk
memperoleh data primer secara langsung dari perusahaan. Adapun
langkah-langkah dalam pengelompokan data primer pada KPP Pratama Bandung
Bojonagara adalah dengan melakukan :
a. Wawancara
Yaitu wawancara secara langsung antara penulis dengan petugas yang
berwenang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Wawancara
dilakukan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada
petugas yang bersangkutan sehingga diharapkan dapat memperoleh data
yang lebih jelas.
b. Observasi
Penulis melakukan pengamatan langsung ke objek penelitian kemudian
membandingkannya dengan data yang telah diperoleh sebelumnya.
c. Dokumentasi
Melakukan pengumpulan data dengan cara mencatat, melihat, alih catat
Dokumen-dokumen yang dimaksud adalah dokumen Laporan Penerimaan
Pajak Penghasilan setiap bulan, dokumen penerimaan SPT Masa PPh,
dokumen penerbitan SKP, dan dokumen Monografi Fiskal KPP Pratama
Bandung Bojonagara.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan cara studi
kepustakaan yaitu dengan mempelajari dan mengkaji serta menelaah literatur
yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti. Penelitian ini
dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder dalam menunjang data primer
yang telah di dapat dari penelitian.
3.5 Model dan Metode Analisis Data
3.5.1 Model Analisis Data
Model analisis adalah suatu gambaran tentang variabel-variabel yang akan
dipakai untuk melakukan analisis data sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan.
Model analisis dalam penelitian ini menggunakan paradigma kuantitatif yang
menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan
angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Adapun model analisis dari
Bila dijabarkan secara matematis, hubungan antara ketiga variabel adalah sebagai
berikut :
Y= f(X1) +f(X2)
Y adalah fungsi dari X, atau Y dipengaruhi oleh X di mana :
X1 =Kepatuhan Wajib pajak
X2 =Hasil Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak
Y = Penerimaan Pajak
3.5.2 Metode Analisis data
Metode analisis data adalah metode penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah diinterprestasikan. Data yang terhimpun dari hasil penelitian akan penulis
bandingkan antara data yang ada di lapangan dengan data kepustakaan, kemudian
dilakukan analisis untuk menarik kesimpulan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah :
a. Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara sampling di mana data yang
akan diselidiki adalah sampel yang merupakan sebuah sub himpunan dari Kepatuhan Wajib Pajak
(X1)
Pelaksanaan Pemeriksaan Pajak (X2)
pengukuran-pengukuran yang dipilih dari populasi yang menjadi perhatian dalam
penelitian.
b. Setelah metode pengumpulan data ditentukan kemudian ditentukan alat untuk
memperoleh data dari elemen-elemen yang akan diteliti.
c. Apabila data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data, disajikan dan
dianalisis. Dalam penelitian ini penulis menggunakan uji statistik.
3.6 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis
3.6.1 Rancangan Analisis
3.6.1.1Analisis Deskriptif
a. Seberapa besar tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama
Bandung Bojonagara dari Januari 2006 sampai dengan Desember 2008 dapat
dihitung dengan rumus dan kriteria sebagai berikut :
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan =
Jumlah Wajib Pajak Badan aktif 5
- Jumlah Wajib Pajak 1.601-2000 “Sangat Patuh”
- Jumlah Wajib Pajak 1.201-1.600 “Patuh”
- Jumlah Wajib Pajak 801-1.200 “Sedang”
- Jumlah Wajib Pajak 401-800 “Kurang Patuh”
b. Seberapa besar tingkat hasil pelaksanaan pemeriksaan pajak di KPP Pratama
Bandung Bojonagara dari Januari 2006 sampai dengan Desember 2008 dapat
dihitung dengan rumus dan kriteria sebagai berikut :
Tingkat hasil pelaksanaan pemeriksaan pajak =
Jumlah SKP tertinggi dalam 1 bulan 5
- Jumlah SKP 31,21-38,00 “Sangat Tinggi”
- Jumlah SKP 23,41-31,20 “Tinggi”
- Jumlah SKP 15,61-23,40 “Sedang”
- Jumlah SKP 7,81-15,60 “Kecil”
- Jumlah SKP 0-7,80 “Sangat Kecil”
c. Seberapa besar tingkat penerimaan pajak penghasilan badan di KPP Pratama
Bandung Bojonagara dari Januari 2006 sampai dengan Desember 2008 dapat
dihitung dengan rumus dan kriteria sebagai berikut :
Tingkat penerimaan pajak penghasilan =
Penerimaan Terbesar PPh Pasal 25 Badan dalam 1 bulan 5
- Penerimaan Rp 2.458.660.113 - Rp 3.073.325.140 “Sangat Besar”
- Penerimaan Rp 1.843.995.084 – Rp 2.458.660.112 “Besar”
- Penerimaan Rp 1.229.330.057 – Rp 1.843.995.084 “Sedang”
- Penerimaan Rp 614.665.029 – Rp 1.229.330.056 “Kecil”
3.6.1.2 Analisis Verifikatif
Dalam mengungkap variabel-variabel yang diteliti dalam suatu penelitian
diperlukan alat ukur yang valid dan dapat diandalkan, atau dengan kata lain harus
memiliki validitas dan reliabilitas. Hal ini diperlukan agar hasil akhir dan kesimpulan
yang dikemukakan peneliti tidak akan keliru dan memberikan gambaran yang tidak
jauh berbeda dengan keadaan yang sebenarnya serta hipotesis yang digunakan juga akan
mengenai sasarannya. Suatu alat ukur yang tidak valid dan tidak reliabel akan
memberikan informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subjek yang dikenai tes
tersebut. Untuk itulah maka perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap alat
ukur penelitian ini.
Teknik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan
analisis regresi linier berganda. Dalam pemrosesan data menggunakan program
komputer SPSS Versi 18. Sebelum melakukan analisis data, terlebih adahulu disajikan
hasil statistik deskriptif dari masing-masing variabel independen dan variabel dependen.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data dalam
penelitian ini adalah :
a. Menentukan variabel independen (X) dan variabel dependen (Y)
b. Melakukan pengujian asumsi klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka harus dilakukan uji asumsi klasik
yang bertujuan untuk memperoleh model regresi yang menghasilkan estimator
linier tidak bias yang terbaik (Best Linier Unbias Estimator/ BLUE), yaitu :
Tujuan melakukan uji asumsi multikolinieritas adalah untuk menguji apakah
pada model regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terdapat problem multikolinieritas atau
tidak terdapat korelasi antara variabel independennya. Metode yang
digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam penelitian ini
adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel independen. Uji
multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance
inflation factor (VIF) dari hasil analisis menggunakan SPSS.
2) Heterokedastisitas
Tujuan melakukan uji asumsi Heterokedastisitas adalah untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari
residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual
dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homokedastisitas. Dan jika varians berbeda, disebut heterokedastisitas.
Deteksi dari adanya heterokedastisitas yaitu melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik.
3) Normalitas
Tujuan melakukan uji asumsi normalitas adalah untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi, variabel dependen yaitu variabel penerimaan
pajak penghasilan dan variabel independen yaitu variabel kepatuhan wajib
pajak dan variabel hasil pelaksanaan pemeriksaan pajak mempunyai
normal atau mendekati normal. Deteksi adanya normalitas yaitu dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik.
4) Autokorelasi
Tujuan melakukan uji asumsi autokorelasi adalah untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka akan dinamakan ada problem autokorelasi. Deteksi adanya
autokorelasi yaitu dengan melihat besaran Durbin Watson (D-W), kemudian
dilihat nilai kritis uji Durbin-Watson. Dalam penelitian ini, uji autokorelasi
menggunakan α = 0,05. Adapun daerah kritis dari uji Durbin-Watson, baik
untuk α = 0,05 digambarkan sebagai berikut :
Gambar Daerah Kritis Uji Durbin Watson
0 d1 du 4-du 4-d1 4
Positive autocorrelation No Autocorrelation Negative Autocorrelation Test is consulsive Test is incolsusive
c. Melakukan Uji Parsial (Uji t)
Uji parsial (uji t) ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
secara individu (parsial) terhadap variabel dependen. Adapun langkah-langkah
dalam melakukan uji t adalah :
1. Untuk variabel kepatuhan Wajib Pajak (X1) :
H01=Kepatuhan Wajib Pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan pajak penghasilan badan di KPP Pratama Bandung
Bojonagara
H11=Kepatuhan Wajib Pajak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan
pajak penghasilan badan di KPP Pratama Bandung Bojonagara
b) Menentukan nilai kritis (Ttabel) dengan menggunakan degree of freedom
(df) adalah jumlah data -2 (n-2) dan tingkat signifikasi (α) yaitu 5%.
Oleh karena pengujian dilakukan dengan dua sisi, maka α yang
digunakan adalah α/2
c) Menentukan Thitung
d) Mengambil keputusan
- Membandingkan Thitung dengan Ttabel
Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > +t tabel, maka H01 {Kepatuhan
Wajib Pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak
penghasilan badan di KPP Pratama Bandung Bojonagara} ditolak.
- Berdasarkan tingkat signifikansi
Jika signifikasi/probabilitas < 0.05 maka H01 {Kepatuhan Wajib Pajak
tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan
badan di KPP Pratama Bandung Bojonagara} ditolak.
e) Membuat kesimpulan
2. Untuk variabel hasil pelaksanaan pemeriksaan pajak (X2)
H02=Hasil pelaksanaan pemeriksaan pajak tidak berpengaruh signifikan
terhadap penerimaan pajak penghasilan badan di KPP Pratama
Bandung Bojonagara
H12=Hasil pelaksanaan pemeriksaan pajak berpengaruh signifikan
terhadap penerimaan pajak penghasilan badan di KPP Pratama
Bandung Bojonagara
b) Menentukan nilai kritis (Ttabel) dengan menggunakan degree of freedom
(df) adalah jumlah data -2 (n-2) dan tingkat signifikasi (α) yaitu 5%. Oleh
karena pengujian dilakukan dengan dua sisi, maka α yang digunakan
adalah α/2
c) Menentukan Thitung
d) Mengambil keputusan
- Membandingkan Thitung dengan Ttabel
Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > +t tabel, maka H02 {Hasil
pelaksanaan pemeriksaan pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan pajak penghasilan badan di KPP Pratama Bandung
Bojonagara}ditolak.
- Berdasarkan tingkat signifikansi
Jika signifikasi/probabilitas < 0.05 maka H02 {Hasil pelaksanaan
pemeriksaan pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan
pajak penghasilan badan di KPP Pratama Bandung
e) Membuat kesimpulan
d. Melakukan Uji Simultan (Uji F)
Uji simultan (Uji F) ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Adapun
langkah-langkah dalam melakukan Uji F adalah :
1) Merumuskan hipotesis. Hipotesis yang diajukan adalah :
H0= Kepatuhan Wajib Pajak dan hasil pelaksanaan pemeriksaan pajak tidak
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan badan
di KPP Pratama Bandung Bojonagara
H1 = Kepatuhan Wajib Pajak dan hasil pelaksanaan pemeriksaan pajak
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan pajak penghasilan badan
di KPP Pratama Bandung Bojonagara
2) Menentukan nilai kritis (F tabel) dengan menggunakan tingkat signifikasi (α)
yaitu 5% dan degree of freedom (df) uji F, yaitu K1 (numerator) dan K2
(denominator).
3) Menghitung F hitung
4) Mengambil keputusan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Membandingkan F hitung dengan F tabel :
Jika F hitung > F tabel, maka H0 {Kepatuhan Wajib Pajak dan hasil
pelaksanaan pemeriksaan pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap
penerimaan pajak penghasilan badan di KPP Pratama Bandung
- Berdasarkan probabilitas :
Jika signifikasi/probabilitas < 0.05 maka H0 {Kepatuhan Wajib Pajak dan
hasil pelaksanaan pemeriksaan pajak tidak berpengaruh signifikan
terhadap penerimaan pajak penghasilan badan di KPP Pratama Bandung
Bojonagara} ditolak.
5) Membuat kesimpulan
e. Menentukan besarnya koefisien korelasi (r)
f. Menentukan besarnya koefisien determinasi (R square r²)
Besarnya koefisien determinasi adalah 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati
nol (0) besarnya koefisien determinasi (r²), semakin kecil pengaruh variabel
independen (kepatuhan wajib pajak dan hasil pelaksanaan pemeriksaan pajak)
terhadap variabel dependen (penerimaan pajak penghasilan badan). Sebaliknya
semakin mendekati satu besarnya koefisien determinasi (r²) suatu persamaan
regresi, semakin besar pula pengaruh semua variabel independen terhadap
variabel dependen.