i
PENERAPAN METODE SOSIODRAMA DENGAN MEDIA
CIRCULAR FLOW DIAGRAM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN
PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KEGIATAN EKONOMI KELAS IV MI MIFTAKHUL ULUM
KALIBANGER KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
SA’ADATUL MAULIDIYAH
NIM : 115-14-002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
ii
PENERAPAN METODE SOSIODRAMA DENGAN MEDIA
CIRCULAR FLOW DIAGRAM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN
PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KEGIATAN EKONOMI KELAS IV MI MIFTAKHUL ULUM KALIBANGER
KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd )
Oleh:
SA’ADATUL MAULIDIYAH
NIM: 115-14-002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
iv Suwardi, M.Pd.
Dosen IAIN Salatiga Persetujuan Pembimbing
Hal : Naskah Skripsi Lamp : 4 Eksemplar
Saudara : Sa’adatul Maulidiyah
Kepada :
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara/saudari:
Nama : Sa’adatul Maulidiyah Nim : 115-14-002
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : Penerapan Metode Sosiodrama dengan Media Circular Flow Diagram untuk Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik pada Mata
Pelajaran IPS Materi Kegiatan Ekonomi Kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018
dengan ini kami mohon skripsi saudara/saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Salatiga, 8 Mei 2018 Pembimbing
Suwardi, M.Pd.
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Sa’adatul Maulidiyah
Nim : 115-14-002
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan dipublikasikan pada e-repository IAIN Salatiga.
Demikian pernyataan ini dibuat oleh penulis untuk dipahami.
Salatiga, 8 Mei 2018 Yang menyatakan
Sa’adatul Maulidiyah
vi
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGAFAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jalan Lingkar Salatiga KM.2 Telepon.(0298) 6031364 Kode Pos 50716 Salatiga Website:http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.ide-mail: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id
SKRIPSI
PENERAPAN METODE SOSIODRAMA DENGAN MEDIA
CIRCULAR FLOW DIAGRAM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN
PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KEGIATAN EKONOMI KELAS IV MI MIFTAKHUL ULUM KALIBANGER
KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Disusun Oleh:
SA’ADATUL MAULIDIYAH NIM: 115-14-002
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 6 Juli 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Peni Susapti, M.Si
Sekretaris : Suwardi, M.Pd
Penguji I : Dra. Urifatun Anis, M.PdI Penguji II : Jaka Siswanta, M.Pd
Salatiga, 6 Juli 2018 Dekan,
Suwardi, M.Pd.
vii MOTTO
Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Dan orang yang masih terus belajar akan menjadi pemilik masa depan
(MARIO TEGUH)
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Suadi dan Ibu Siti Rohanah) yang selalu
mendoakan, mendukung, dan memberikan kasih sayangnya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini, mudah-mudahan
Bapak dan Ibuku senantiasa diberikan nikmat umur panjang, sehat, dan rezeki yang berkah.
2. Adikku (Farah Nailul Muna) tersayang yang selalu memberikan semangat,
mudah-mudahan adikku senantiasa diberi nikmat umur panjang, kemudahan dalam menuntut ilmu, dan sehat selalu.
3. Seluruh Keluarga Besarku, Kakek, Paman, Bibi yang telah mendukung dan
selalu mendoakan kelancaran pembuatan skripsi ini.
4. Sahabatku (Ella Rahmawati, Tri Novita Sari) yang selalu memberikan
semangat, selalu mendoakan, memberikan motivasi ketika penulis mulai lelah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Imam Taufik yang selalu mendukung dan mendoakan kelancaran pembuatan
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul Penerapan Metode Sosiodrama dengan Media Circular Flow Diagram untuk Meningkatkan
Keaktifan Peserta Didik Mata Pelajaran IPS Materi Kegiatan Ekonomi Kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2017/2018 dapat terselesaikan.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW semoga selalu dirahmati Allah SWT. Penulisan skripsi ini tidak
akan selesai tanpa bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga sekaligus Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah membimbing, memberikan saran, motivasi, arahan dan meluangkan waktunya untuk bimbingan penulisan skripsi ini; 3. Ibu Peni Susapti, S.Si., M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga;
4. Bapak Prof.,Dr. Budihardjo, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan bimbingannya;
5. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf Karyawan IAIN Salatiga yang telah
ix
6. Ibu Ambaratih, S.Pd.I selaku Kepala MI Miftakhul Ulum Kalibanger
Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang yang telah memberikan izin
untuk melakukan penelitian;
7. Ibu Siti Kholifah, S.Pd.I selaku guru kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger
yang telah berkenan bekerjasama dengan penulis sehingga penelitian dapat berlangsung;
8. Siswa-siswi kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger yang sudah berkenan
menjadi subjek penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh;
9. Teman-teman PPL dan Guru MI Kutowinangun Salatiga yang telah
mendukung dan mendoakan kelancaran penulisan skripsi ini;
10. Teman-teman PGMI angkatan 2014 yang telah berjuang bersama-sama.
Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan bagi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, amin.
Salatiga, 8 Mei 2018
Penulis
Sa’adatul Maulidiyah
x ABSTRAK
Maulidiyah, Sa’adatul. 2018. Penerapan Metode Sosiodrama dengan Media Circular Flow Diagram untuk Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik pada Mata Pelajaran IPS Materi Kegiatan Ekonomi Kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018. Skripsi, Salatiga: Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Suwardi, M.Pd.
Kata Kunci: Keaktifan belajar, Metode Sosiodrama, Media Circular Flow Diagram.
Penelitian yang dilakukan di MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang ini merupakan upaya untuk meningkatkan keaktifan peserta didik mata pelajaran IPS materi kegiatan ekonomi kelas IV. Rumusan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana cara meningkatkan keaktifan peserta didik mata pelajaran IPS materi kegiatan ekonomi kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018 ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dengan 3 siklus. Setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Observasi, 4) Refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten semarang pada mata pelajaran IPS materi kegiatan ekonomi. Jumlah siswa kelas IV ada 21 siswa meliputi 8 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.
xi
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ... I
Halaman Judul ... II Lembar Logo IAIN ... III
Lembar Persetujuan Pembimbing ... IV Pernyataan Keaslian Tulisan ... V Pengesahan Kelulusan ... VI
Motto dan Persembahan ... VII Kata Pengantar ... VIII
Abstrak ... X Daftar Isi... XI Daftar Tabel ... XV
Daftar Gambar ... XVI Daftar Lampiran ... XVII
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Kegunaan Penelitian ... 4
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 5
F. Definisi Operasional ... 6
G. Metode Penelitian ... 8
xii
2. Subjek Penelitian ... 10
a. Lokasi Penelitian ... 10
b. Subjek Penelitian ... 10
c. Waktu Penelitian ... 11
3. Langkah-langkah Penelitian ... 11
4. Instrumen Penelitian ... 13
5. Pengumpulan Data ... 13
6. Analisis Data ... 15
H. Sistematika Penulisan ... 15
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 17
1. Kajian Teori ... 17
a. Sosiodrama Dengan Media Circular Flow Diagram ... 17
1) Pengertian Sosiodrama ... 17
2) Media Circular Flow Diagram ... 21
3) Hubungan metode sosiodrama dengan media circular flow diagram dengan keaktifan belajar ... 22
b. Keaktifan Peserta Didik ... 23
2. Kajian Materi Penelitian ... 25
a. Mata Pelajaran IPS di SD/MI ... 25
b. Materi Kegiatan Ekonomi ... 29
xiii BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolah ... 36
1. Identitas Sekolah ... 36
2. Visi dan Misi Sekolah ... 36
3. Letak geografis ... 37
4. Sejarah Berdirinya MI ... 37
5. Struktur Organisasi ... 38
6. Keadaan Guru... 39
7. Keadaan Siswa ... 39
8. Karakteristik Siswa ... 40
9. Kolaborator Peneliti ... 40
10. Waktu Penelitian ... 41
B. Pelaksanaan Penelitian ... 41
1. Deskripsi siklus I ... 41
2. Deskripsi siklus II ... 52
3. Deskripsi siklus III ... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi per siklus ... 74
1. Deskripsi data kondisi awal ... 74
2. Deskripsi data siklus I ... 76
3. Deskripsi data siklus II ... 78
xiv
B. Pembahasan ... 82
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 84
B. Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA ... 86
xv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Indikator Keberhasilan Aktivitas Siswa ... 7
2. Tabel 3.1 Struktur Organisasi ... 38
27. Tabel 4.10 Rekapitulasi Keaktifan Siklus I, II,III ... 82
xvi
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1.1 Bagan Rancangan PTK ... 9
2. Gambar 1 Berdoa Bersama ... 127
3. Gambar 2 Guru Menjelaskan Materi ... 127
4. Gambar 3 Siswa Mengajukan Pertanyaan ... 128
5. Gambar 4 Mengerjakan Tugas Dari Guru ... 128
6. Gambar 5 Guru Membantu Kesulitan Siswa ... 129
7. Gambar 6 Berdiskusi Kelompok ... 129
8. Gambar 7 Siswa Melakukan Sosiodrama ... 130
9. Gambar 8 Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi ... 130
10. Gambar 9 Foto Bersama ... 131
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Riwayat Hidup ... 88
2. Daftar Nilai SKK... 89
3. Surat Pembimbing Skripsi ... 93
4. Permohonan Izin Penelitian ... 94
5. Surat Keterangan Penelitian ... 95
6. Identitas Kolaborator ... 96
7. RPP Siklus I ... 97
8. RPP Siklus II ... 105
9. RPP Siklus III ... 111
10. Lembar Keaktifan Siklus I ... 118
11. Lembar Keaktifan Siklus I ... 120
12. Lembar Keaktifan Siklus I ... 122
13. Evaluasi Siklus I ... 124
14. Evaluasi Siklus II ... 125
15. Evaluasi Siklus III ... 126
16. Dokumentasi ... 127
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Keaktifan peserta didik merupakan suatu hal yang penting dalam proses
pembelajaran. Dalam kamus bahasa Indonesia keaktifan berarti giat dalam bekerja dan berusaha. Kegiatan bekerja dan berusaha dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran sesuai materi yang disampaikan oleh guru. Keaktifan
merupakan kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai rangkaian yang tidak bisa dipisahkan (Sardiman, 2011:98). Dengan
munculnya keaktifan peserta didik maka dapat meningkatkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menumbuhkan antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Adanya keaktifan peserta didik juga dapat merangsang dan
mengembangkan bakat yang dimiliki serta hasil belajar pun meningkat.
Pada umumnya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran jika
tidak direspon dengan baik maka dapat menimbulkan dampak yang tidak baik bagi peserta didik dalam pencapaian hasil belajar. Hal ini terjadi karena keaktifan dapat membuat peserta didik mengikuti jalannya proses pembelajaran dengan
baik. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di MI Miftakhul Ulum Kalibanger, menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik masih sangat rendah.
Menurut Ibu Siti Kholifah, S.Pd.I selaku guru di MI Miftakhul Ulum mengatakan bahwa keaktifan peserta didik adalah hal yang dinilai kurang. Meskipun keaktifan memang diajarkan dari kelas rendah tetapi ada juga yang sampai kelas atas pun
2
Rendahnya keaktifan peserta didik di MI Kalibanger ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu peserta didik kurang aktif karena tidak terlalu suka dengan
metode pengajaran yang selalu monoton. Peserta didik kurang bekerjasama dengan peserta didik yang lain, peserta didik kurang mempunyai rasa tanggung
jawab. Peserta didik cenderung malas dalam partisipasi aktif, apalagi keaktifan dalam pembelajaran IPS dikarenakan materi yang sangat banyak dan dirasa sangat sulit. Lemahnya keaktifan peserta didik juga disebabkan karena anak-anak di MI
Miftakhul Ulum Kalibanger malas untuk melakukan kegiatan yang dapat menambah keaktifan, misalnya dengan berdiskusi. Peserta didik malas
mengeluarkan pendapat. Mereka cenderung bercerita sendiri ketika dijelaskan oleh guru.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka peneliti mencoba
memberikan solusi untuk menambah keaktifan peserta didik dengan menerapkan metode sosiodrama dengan media pembelajaran circular flow diagram. Metode
sosiodrama adalah suatu cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial. Djamarah ( dalam Zainal Aqib, 2016:186 ) berpendapat bahwa metode sosiodrama adalah cara mengajar yang memberikan
kesempatan peserta didik untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Selanjutnya, dalam kamus besar
bahasa Indonesia, sosiodrama adalah drama yang bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat tentang masalah sosial dan politik. Dalam pembelajaran ini peserta didik melakukan peranannya sesuai dengan tujuan cerita.
3
menggunakan media circular flow diagram dimana media ini adalah diagram dari sirkulasi materi penelitian. Diagram adalah gambar sederhana yang dirancang
untuk memperlihatkan hubungan timbal balik terutama dengan garis-garis. Diagram merupakan suatu gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol
yang menggambarkan suatu objek secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antara komponennya atau sifat-sifat dari suatu proses yang disajikan.
Alasan peneliti menggunakan metode sosiodrama dengan media circular
flow diagram yaitu peneliti menganggap bahwa metode sosiodrama sangat cocok
dimana metode ini dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dan antusias
peserta didik dalam proses pembelajaran. Metode sosiodrama memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan metode sosiodrama yaitu peserta didik melatih dirinya untuk
memahami, dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami dan menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk
materi yang harus diperankannya. Dengan demikian daya ingatan peserta didik harus tajam dan tahan lama. Peserta didik akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada saat pemeranan para pemain dituntut untuk mengemukakan
pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia. Bakat yang dimiliki siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh seni drama dari
sekolah. Jika seni drama mereka dibina dengan baik kemungkinan besar mereka akan menjadi pemain yang baik kelak. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya. Siswa memperoleh kebiasaan
4
siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami oleh orang lain.
Kelemahan dari metode sosiodrama adalah sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama menjadi kurang aktif. Banyak memakan waktu, baik waktu
persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan. Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menyebabkan gerak para pemain menjadi kurang bebas. Sering kelas lain
terganggu oleh suara para pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Apakah penerapan metode sosiodrama dengan media circular flow diagram dapat meningkatkan keaktifan peserta didik pada mata pelajaran IPS
materi kegiatan ekonomi kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui peningkatan keaktifan peserta didik pada mata pelajaran IPS materi kegiatan ekonomi melalui metode sosiodrama dengan media circular flow
diagram kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi atau masukan bagi
5
b. Menambah wawasan dalam penelitian dan penulisan karya ilmiah serta
memberikan sumbangan pikiran bagi lembaga dimana tempat mahasiswa
menimba ilmu 2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman baru serta suasana belajar yang efektif sehingga dapat meningkatkan keaktifan peserta
didik pada materi kegiatan ekonomi melalui metode sosiodrama dengan media circular flow diagram pada pembelajaran IPS MI.
b. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penerapan metode sosiodrama
dengan media circular flow diagram pada pembelajaran IPS MI. c. Bagi Sekolah
Meningkatkan prestasi sekolah karena dapat mengembangkan dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehingga belajar siswa dapat meningkat.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan adalah jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui Penelitian
6
Hipotesisnya adalah apabila metode pembelajaran sosiodrama dengan media circular flow diagram diterapkan dengan baik, dapat meningkatkan
keaktifan peserta didik materi kegiatan ekonomi pada siswa kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan tolak ukur tingkat ketercapaian dari tindakan yang diberikan (Daryanto, 2011:83). Penerapan metode sosiodrama
dengan media circular flow diagram dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Indikator keaktifan peserta didik adalah sebagai berikut:
Indikator keaktifan belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode sosiodrama rata-rata ≥ 75% (Mulyasa, 2011:125).
F. Definisi Operasional
Penjelasan dari judul penerapan metode sosiodrama dengan media circular flow diagram untuk meningkatkan keaktifan peserta didik pada mata pelajaran
IPS materi kegiatan ekonomi kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018, penulis memaparkan sebagai berikut:
1. Keaktifan
Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental (Sadirman,
2011:98). Keaktifan belajar adalah kegiatan atau kesibukan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun diluar sekolah yang menunjang keberhasilan peserta didik. Keaktifan peserta didik dapat diamati melalui aspek
7
Tabel 1.1 Indikator Keberhasilan Keaktifan Peserta Didik No Aspek yang dimiliki
A. Kesiapan mengikuti pelajaran 1. Tidak menyiapkan apa-apa 2. Menyiapkan alat tulis 3. Menyiapkan buku catatan 4. Membawa buku paket 5 Menyiapkan semua peralatan B. Aktif bertanya saat KBM 1. Tidak mengajukan pertanyaaan 2. Mengajukan pertanyaan 1 kali 3. Mengajukan pertanyaan 2 kali 4. Mengajukan pertanyaan 3 kali 5. Mengajukan pertanyaan ≥ 4 kali C. Merespon tugas
1. Tidak mengerjakan soal yang diberikan 2. Mengerjakan dengan jawaban salah 3. Mengerjakan soal sesuai perintah 4. Ikut membahas soal yang dikerjakan
5. Mengerjakan soal dengan jawaban yang banyak benar D. Menyimak penjelasan guru
1. Berbicara sendiri
2. Melakukan kegiatan yang lain 3. Duduk rapi mendengarkan guru
4. Mencatat dan mendengarkan materi yang disajikan
5. Mencatat materi, menjawab pertanyaan dan tidak berbicara sendiri
E. Diskusi
1. Tidak mau mengikuti diskusi 2. Berdiskusi tidak memberi pendapat
3. Berani mengemukakan pendapat dalam berdiskusi 4. Berani mempresentasikan hasil diskusi
5. Berani berpendapat, mempresentasikan hasil dan mencatat hasil diskusi
Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar merupakan
segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana
8 2. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama adalah cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan peserta didik.
Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan peserta didik dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini biasanya dilakukan lebih dari satu orang, bergantung pada apa yang diperankan.
Kelebihan metode ini adalah seluruh peserta didik dapat berpartisipasi dan mempunyai kesempatan untuk menguji kemampuannya dalam bekerja sama
(Hamdani, 2011:87). G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dalam bahasa inggris adalah Clasroom Action Reseach (CAR). Penelitian
Tindakan Kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan yang sengaja ditimbulkan. Tindakan ini dilakukan oleh guru besama-sama dengan peserta
didik atau peserta didik dibawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran (Arikunto, 2014:2-3).
Peneliti menggunakan jenis PTK dengan alasan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan guru didalam kelas dengan cara menerapkan metode sosiodrama dengan media circular flow diagram
9
materi kegiatan ekonomi. Penelitian tindakan kelas yang digunakan peneliti adalah jenis kolaboratif, dimana peneliti sebagai pengamat.
Arikunto, dkk (2014:16) mengemukakan empat tahapan yang dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3)
pengamatan, 4) refleksi. Tahapan tersebut ditampilkan dengan gambar 1.1:
Gambar 1.1 Bagan Rancangan PTK (Sumber: Arikunto,dkk 2014:16)
Sesuai gambar diatas, peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas
dengan tahap sebagai berikut : 1) Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Peneliti melakukan persiapan untuk melakukan kegiatan pembelajaran.
2) Pelaksanaan
10
bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan (Suharsimi,
2007:17). 3) Pengamatan
Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan. Prof. Supardi menyatakan bahwa observasi yang dimaksud di tahap ketiga adalah pengumpulan data. Dengan kata lain, observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek
tindakan telah mencapai sasaran. Pada tahap ini peneliti harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan, cara mengumpulkan, serta
instrument pengumpulan datanya (Suyadi, 2015:63). 4) Refleksi
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana telah selesai melakukan tindakan (Suharsimi, 2007:19).
2. Lokasi, Subjek, Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Miftakhul Ulum yang berlokasi di
Dusun Kalibanger Desa Lanjan Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang.
b. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang pada mata
11
meliputi 8 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Dengan kolaboratornya guru kelas IV yaitu Ibu Siti Kholifah S.Pd.I. Peneliti berkolaborasi dengan
guru (Siti Kholifah, S.Pd.I) sehingga metode pembelajaran ini dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS.
c. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan di bulan Maret 2018 dikarenakan materi yang dijadikan penelitian bertepatan pada semester 2
tahun pelajaran 2017/2018. 3. Langkah-Langkah Penelitian
a. Perencanaan
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian
yang ideal sebenarnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan.
Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi (Arikunto, 2014:17). Tahap perencanaan ini terdiri atas :
1. Mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
metode sosiodrama.
2. Mempersiapkan alat peraga atau alat pendukung pembelajaran yang dapat
menunjang proses pembelajaran.
3. Mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui kondisi
12
4. Perencanaan tindakan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode
sosiodrama dengan media circular flow diagram.
5. Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan metode
sosiodrama dengan media circular flow diagram.
b. Pelaksanaan
Dalam tahap kedua dari penelitian adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di
kelas. Hal yang perlu diingat bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan,
tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat (Arikunto, 2014:18). Pelaksanaan penelitian ini akan diterapkan metode pembelajaran sosiodrama dengan media circular flow diagram sebagai alat bantu proses pembelajaran.
c. Pengamatan
Tahap ke-3 yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.
Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan. Pada tahap ini, peneliti atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti melakukan pengamatan
dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung (Arikunto,dkk 2014:78).
d. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul. Kemudian
13
2014:80). Tidakan refleksi ini dilakukan analisis data mengenai proses masalah, hambatan yang dijumpai, dan dilanjutkan refleksi terhadap dampak
pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan (Aqib, 2008:32). Apabila indikator belum tercapai, maka PTK akan dilanjutkan siklus berikutnya pada waktu dan
materi yang berbeda melalui tahap yang sama dengan siklus sebelumnya. 4. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat yang digunakan oleh guru atau observer untuk
mengambil data yang akan dimanfaatkan untuk menetapkan keberhasilan dari rencana yang dilakukan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian sebagai
berikut:
a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang menggunakan metode
sosiodrama.
b. Lembar tes evaluasi mata pelajaran IPS materi aktivitas ekonomi.
c. Lembar observasi guru pada saat menerapkan metode sosiodrama dengan
media circular flow diagram.
d. Lembar observasi siswa pada saat penerapan metode sosiodrama dengan media
circular flow diagram.
5. Pengumpulan Data
Data adalah informasi-informasi tentang objek penelitian. Data digunakan
14 a. Wawancara
Wawancara adalah komunikasi secara langsung antara yang mewawancarai
dengan yang diwawancarai (Djamarah, 2000:220). Wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang keaktifan siswa pada materi pokok khususnya
mata pelajaran IPS yang masih rendah karena materi yang sangat banyak serta mendapatkan informasi mengenai metode yang sering digunakan guru sebelum menerapkan metode sosiodrama dengan media circular flow diagram.
b. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi yang berhubungan
dengan kegiatan peserta didik selama proses pembelajaran untuk meningkatkan keatifan peserta didik dengan menggunakan metode sosiodrama dengan media circular flow diagram. Hasil observasi ditulis dalam catatan lapangan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu alat untuk mnegumpulkan data.
Dokumentasi digunakan untuk memotret kegiatan yang berlangsung saat proses pembelajaran dan menemukan gambaran tentang MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang.
d. Tes
Tes digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik yang
15
menggunakan metode sosiodrama dengan media circular flow diagram di MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang.
6. Analisis Data
Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpulkan guna
mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010:85). Analisis data dilakukan dalam setiap siklusnya dengan cara memberikan soal tes formatif pada setiap akhir
pembelajaran. Data yang terkumpul dianalisis per siklus untuk mengetahui peningkatan keaktifan peserta didik yang dicapai. Hal ini untuk membuktikan
hipotesis tindakan maka hasil penelitian dianalisis menggunakan statistik untuk menghitung ketuntasan klasikal. Berikut rumus-rumus untuk menganalisis data: Penilaian Aktivitas Belajar
P = ∑
Keterangan : P = Prosentase
∑ S = Skor Seluruhnya yang Diterima Siswa
Sn = Jumlah Siswa
Sm = Skor Maksimal (Yonny, 2010:176)
H. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan. Bab ini memuat tentang latar belakang masalah,
16
BAB II Landasan Teori. Bab ini memuat tentang pengertian metode sosiodrama dengan media circular flow diagram, pengertian keaktifan peserta
didik, hubungan metode dengan kekatifan, mata pelajaran dan materi penelitian serta penelitian yang relevan.
BAB III Pelaksanaan Penelitian bab ini memuat tentang gambaran umum MI Miftakhul Ulum Kalibanger dan pelaksanaan penelitian.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini memuat tentang
diskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan.
17 BAB II
LANDASAN TEORI A. Kajian Teori
1. Kajian Teori
a. Metode sosiodrama dengan Media Cicular Flow Diagram 1) Pengertian Sosiodrama
Sosiodrama berasal dari dua kata, yaitu kata “sosio” dan “drama”.
“Sosio” berati sosial dan “drama” berati mempertunjukkan,
mempertontonkan, atau memperlihatkan. Metode sosiodrama adalah
sinonim dari metode role playing. Metode sosiodrama dapat diartikan sebagai cara dalam menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan atau mendramatisasikan cara
tingkah laku dalam hubungan sosial (Kastolani, 2011: 213).
Dalam metode sosiodrama, peserta didik mendapat tugas dari guru
untuk mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu masalah, dengan tujuan peserta didik dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari suatu situasi sosial. Dalam pembelajaran menggunakan
metode sosiodrama, peserta didik melakukan peran sesuai dengan tujuan cerita. Pemeran melakukan perananya sendiri sesuai dengan imajinasi
18 a) Tahap persiapan
Mempersiapkan masalah situasi hubungan sosial yang akan
diperagakan atau pemilihan tema cerita. Pada tahap persiapan ini guru juga menjelaskan mengenai peranan-peranan yang dimainkan,
bagaimana pelaksanaan sosiodrama dan tatacara pelaksanaan dalam kegiatan pembelajaran setelahnya. Dalam sebuah kelas tentunya terdapat jumlah anak yang tidak semuanya bisa melaksanakan
sosiodrama, jadi selain menjelaskan tatacara pelaksanaan sosiodrama, guru juga harus menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh siswa yang
menjadi penonton.
b) Penentuan pelaku atau pemeran
Setelah menentukan tema pelaksanaan sosiodrama selanjutnya
guru mendorong peserta didik untuk melaksanakan bermain peran, kemudian guru menentukan siapa saja yang menjadi pemain dalam
sosiodrama dan yang menjadi penonton. Guru bertugas menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh pemain secara sungguh-sungguh, bagaimana pentingnya menjadi pemeran terhadap tema belajar kelas
mereka kali ini.
c) Tahap permainan sosiodrama
Kemudian siswa dipersilakan untuk mendramatisasikan masalah-masalah yang telah ditentukan sebelumnya selama kurang lebih 4-5 menit berdasarkan pendapat dan inisiatif mereka sendiri. Abu Ahmadi
19
kesempatan untuk mengekspresikan, menggambarkan, mengungkapkan, suatu sikap yang dipikirkan seandainya ia menjadi
tokoh yang diperankannya secara spontan. d) Diskusi
Permainan dramatisasi dihentikan, kemudian para pemain dipersilakan duduk, kemudian dilanjutkan dengan diskusi di bawah pimpinan guru yang diikuti oleh semua peserta didik. Diskusi berkisar
pada tingkah laku para pemeran dalam hubungannya dengan tema cerita. Diskusi tersebut berupa tanggapan, pendapat, dan beberapa
kesimpulan.
e) Ulangan permainan
Permainan drama yang telah diperankan oleh beberapa anak
sebelumnya kemudian diperankan kembali oleh beberapa siswa yang menjadi penonton setelah di dapat kesimpulan dari diskusi yang
dipimpin oleh guru sebelumnya.
Metode sosiodrama memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut ini kelebihan dari metode sosiodrama:
a) Peserta didik melatih dirinya untuk memahami, dan mengingat isi
bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami,
20
b) Peserta didik akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada saat
pemeranan para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya
sesuai dengan waktu yang tersedia.
c) Bakat yang dimiliki siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan
muncul atau tumbuh seni drama dari sekolah. Jika seni drama mereka dibina dengan baik kemungkinan besar mereka akan menjadi pemain yang baik kelak.
d) Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan
sebaik-baiknya.
e) Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung
jawab dengan sesama.
f) Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah
dipahami oleh orang lain.
Ada kelebihan pasti ada kelemahan. Kelemahan dari metode
sosiodrama ini sebagai berikut:
a) Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi
kurang aktif.
b) Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka
pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan. c) Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit
menyebabkan gerak para pemain menjadi kurang bebas.
d) Sering kelas lain terganggu oleh suara para pemain dan para penonton
21
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam metode sosiodrama dengan cara sebagai berikut :
a) Guru harus menjelaskan kepada siswa, untuk memperkenalkan metode
sosiodrama, bahwa dengan jalan sosiodrama siswa diharapkan dapat
memecahkan masalah hubungan sosial yang aktual yang ada di masyarakat. kemudian guru menunjuk beberapa siswa yang akan berperan, masing-masing akan mencari pemecahan masalah sesuai dengan perannya. b) Guru harus memilih masalah yang urgen sehingga menarik minat siswa.
siswa mampu menjelaskan dengan baik dan menarik, sehingga siswa
terangsang untuk berusaha memecahkan masalah itu.
c) Agar siswa memahami peristiwanya maka guru harus bisa menceritakan
sambil mengatur adegan yang pertama.
d) Bobot atau luasnya bahan pelajaran yang akan didramakan harus sesuai
dengan waktu yang tersedia. Oleh karena itu harus diusahakan agar para
pemain berbicara dan melakukan gerakan jangan sampai banyak variasi yang kurang berguna.
2) Media Circular Flow Diagram
Media circular flow diagram artinya diagram sirkulasi dari kegiatan ekonomi yang diajarkan. Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi
menyampaikan pesan. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai penyampaian pesan dalam pembelajaran. Media pembelajaran juga mempunyai beberapa manfaat yaitu pengajaran lebih menarik perhatian, bahan
22
pembelajaran berisi informasi yang dapat meningkatkan kognitif anak “The children cognitive development is influenced by the environnmental conditions
eksperiences and information they have” (Suwardi, Anitah S, Ahyar M,
Asrowi 2017:220).
Diagram atau skema adalah gambar sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan timbal balik terutama dengan garis-garis. Diagram atau skema, suatu gambar sederhana yang menggunakan garis dan
simbol-simbol yang menggambarkan struktur dari objek secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antara komponennya atau sifat-sifat dari suatu proses yang disajikan.
3) Hubungan metode sosiodrama dengan media circular flow diagram dengan keaktifan belajar.
Metode sosiodrama dengan media circular flow diagram sangat erat hubungannya untuk meningkatkan keaktifan peserta didik. Penggunaan
metode sosiodrama dirasakan sangat efektif digunakan karena dengan metode sosiodrama siswa dapat melatih dirinya untuk mengingat, lebih kreatif dan inisiatif, bakat yang dipendam tersalurkan, mudah bekerjasama
dan mampu mengungkapkan pendapat. Melalui kegiatan sosiodrama, akan terjadi interaksi antar anggota kelompok dan akan timbul rasa saling percaya
diri untuk mengungkapkan masalah. Dari hasil pembahasan dalam permainan sosiodrama itu maka anggota kelompok (siswa) dapat belajar dari pengalaman baru yang berupa penilaian ingatan dan pemahaman yang alami.
23
antara pemimpin kelompok dan antara anggota kelompok sehingga akan tercipta suatu pemahaman melalui diskusi dan tanya jawab antara anggota
kelompok mengenai topik yang sedang dibahas. Herman J Waluyo, 2001:54 menuturkan bahwa sosiodrama adalah bentuk pendramatisan
peristiwa-peristiwa kehidupan sehari-hari yang terjadi dalam masyarakat. Herman Waluyo menuturkan bahwa simulasi dan role playing dapat diklasifikasikan sebagai sosiodrama. Berdasarkan beberapa pemaparan tersebut, maka dapat
dipahami bawa teknik sosiodrama adalah suatu teknik dalam bimbingan kelompok yang memberikan kesempatan pada siswa-siswa untuk
memecahkan dan mendramatisasikan masalah-masalah yang berkaitan dengan sikap, tingkah laku/penghayatan seseorang yang timbul dalam hubungan sosial sehari-hari, sehingga melalui sosiadrama ini siswa
mendapatkan pemahaman dan penghayatan akan masalah. (http://journal.student.uny.ac.id/ojs/ojs/index.php/fipbk/article/view/161/148
dikutip pada tanggal 20 April 2018 pukul 11:02)
Dari banyaknya kelebihan metode sosiodrama ini, maka peneliti sangatlah ingin menggunakan metode sosiodrama sebagai alat yang
digunakan untuk mengetahui keaktifan peserta didik. b. Keaktifan Peserta Didik
Keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti sibuk atau giat. Keaktifan adalah suatu kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan
24
sangat menentukan, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas (Sardiman, 2009:95). Karena itu, aktivitas merupakan prinsip atau asas yang paling
penting dalam interaksi belajar mengajar. Aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar mengajar. Jadi tidak
ada gunanya guru melakukan kegiatan apabila siswanya hanya pasif tidak aktif (Sardiman, 2003:17). Dalam pembelajaran, keaktifan merupakan proses yang berkesinambungan, seseorang yang memiliki keaktifan belajar
tinggi akan cederung meningkatkan hasil belajarnya secara maksimal dan meningkatkan kemampuan yang diwujudkan dalam kesungguhan belajar.
Berikut Paul B. Diedrich (Hamalik, 2003:172 ) mengemukakan bahwa aktivitas siswa digolongkan sebagai berikut:
1. Visual Activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral Aktivities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberikan saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
3. Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato.
4. Writing Activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin.
5. Drawing Activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta,
25
6. Motor Activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, berkebun, beternak. 7. Mental Activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,
memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil
keputusan.
8. Emotional Activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Berdasarkan pendapat ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan sangatlah penting dalam proses pembelajaran. Keaktifan berati
suatu kegiatan siswa yang menimbulkan adanya perubahan tingkah laku. Namun, seorang guru memiliki kewajiban untuk menyediakan bahan materi kemudian siswa harus mengolah materi yang disediakan. Guru juga harus
mampu menciptakan suasana dan situasi yang dapat menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan oleh siswa dalam belajar.
2. Kajian Materi Penelitian
a. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD/MI
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran
yang mempelajari kehidupan sosial, dimana dalam kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora (Rasimin,
2012:35).
26
meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan (Sardjiyo, 2013:26).
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupasn sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah,
geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan tata negara (Syafruddin, 2005:23).
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran
IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis kehidupan sosial di masyarakat yang didasarkan pada kajian sejarah, geografi,
ekonomi, sosiologi, antropologi, dan tata negara dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan kemudian mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora.
1) Tujuan Pendidikan IPS di SD/MI
Dalam buku yang berjudul pendidikan IPS SD menjelaskan setiap
bidang studi yang tercantum dalam kurikulum sekolah, telah dijiwai oleh tujuan yang harus dicapai oleh pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi tersebut secara keseluruhan. Tujuan ini disebut tujuan
kurikuler yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional (Sardjiyo, 2013:80).
27
a) Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna
dalam kehidupan kelak di masyarakat;
b) Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang
terjadi dalam kehidupan di masyarakat;
c) Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan
sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang
keahlian;
d) Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif
dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut;
e) Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
2) Fungsi llmu Pengetahuan Sosial
Ilmu pengetahuan sosial selain mempunyai tujuan membentuk warga negara yang baik dengan memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan di masyarakat, juga memiliki fungsi aplikasi. Fungsi yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan
sosial sebagai pendidikan, selain memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan sosial dalam keidupan sehar-hari. Yang dimaksud keterampilan sosial yaitu keterampilan melakukan sesuatu yang
28
sama, gotong royong, tolong menolong sesama umat manusia, dan melakukan tindakan dalam memecahkan persoalan sosial di masayarakat.
Sedangkan keterampilan intelektual dalam ilmu pengetahuan sosial adalah keterampilan berpikir. Kecepatan dalam memanfaatkan pikiran,
cepat tanggap dalam menghadapi permasalahan sosial di masyarakat. Fungsi ilmu pengetahuan sosial sebagai program pendidikan menurut (Suratmadja:2007) adalah mengembangkan perhatian dan kepedulian
sosial siswa terhadap kehidupan bermasyarakat. 3) Ruang lingkup IPS
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a) Manusia, tempat, lingkungan
b) Waktu, keberlanjutan, perubahan
c) Sistem sosial dan budaya
d) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
4) Karakteristik IPS
Edi Saipudin dan Andi Rusbandi mengemukakan dalam buku pedoman guru mata pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah (2002)
karakteristik IPS sebagai berikut:
a) Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang
peristiwa, gejala, dan masalah sosial daripada bidang keilmuan.
b) Dalam menelaah objek studinya, IPS menekankan pada keterpaduan
aspek-aspek kehidupan sosial daripada aspek-aspek yang terpisah satu
29
c) Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai
sumber materinya.
d) Pada pengajaran IPS, masyarakat menjadi sumber materi objek studi,
laboratorium, dan sekaligus juga menjadi ruang lingkup penelaahannya. e) Dalam melaksanakan kerjanya, IPS menerapkan pendekatan
interdisipliner.
f) Pengajaran IPS dilaksanakan mulai dari tingkatan sekolah dasar,
sekolah menengah, sampai perguruan tinggi.
b. Materi Kegiatan Ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi)
Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang mengahasilkan barang dan jasa yang bernilai ekonomi. Dalam kehidupan pasti kita sering menemui orang-orang yang melakukan kegiatan ekonomi. Untuk mencukupi
kebutuhan hidup, orang harus bekerja. Kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat biasanya disesuaikan dengan potensi daerah masing-masing.
Misalnya daerah pantai maka kegiatan ekonomi masyarakatnya sebagai nelayan dan mengolah hasil tangkapan ikan. Daerah persawahan, masyarakatnya bertani dan mengolah hasil pertanian. Daerah perkebunan,
masyarakatnya biasanya menanam palawija.
Kegiatan ekonomi atau aktivitas ekonomi dapat dibedakan tiga
macam yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. Kegiatan produksi adalah kegiatan yang menghasilkan barang atau kegiatan mengolah barang agar dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan. Kegiatan produksi
30
perikanan, dan kegiatan produksi industri. Industri ada 2 jenis yaitu industri rumah tangga dan industri besar.
Ada beberapa unsur unsur yang diperlukan dalam melakukan produksi, diantaranya adalah modal, bahan-bahan dasar, dan tenaga kerja.
Jika salah satu unsur ini tidak ada maka kegiatan produksi tidak bisa dilakukan. Contoh kegiatan produksi yaitu:
1) Petani menghasilkan padi, jagung, teh, dan kopi.
2) Nelayan menghasilkan ikan. 3) Industri tekstil menghasilkan kain.
Kegiatan distribusi adalah kegiatan penyaluran barang dari produsen ke konsumen. Jika produsen berhubungan langsung dengan konsumen maka disebut distribusi langsung. Tetapi jika produsen menjual barangnya kepada
pedagang disebut distribusi tak langsung. Dalam distribusi tidak langsung pedagang mempunyai peranan yang besar dalam menyalurkan barang ke
konsumen. Contoh distribusi langsung yaitu peternak ayam menjual telur ayam langsung ke konsumen. Sedangkan contoh distribusi tidak langsung yaitu petani menjual beras kepada pedagang.
Kegiatan konsumsi adalah kegiatan menggunakan atau menghabiskan hasil produksi. Kegiatan konsumsi, misalnya beras yang
sudah dimasak menjadi nasi lalu dimakan. Aktivitas ekonomi atau kegiatan ekonomi yang memanfaatkan sumber daya alam berarti kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat di suatu daerah dalam memanfaatkan potensi
31
dapat melakukan kegiatan ekonomi dengan cara memanfaatkan sumber daya alam secara langsung, mengolahnya terlebih dahulu, atau menjualnya
kepada pihak lain. Berikut ini cara yang dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan ekonomi:
1) Menjual Bahan Mentah
Masyarakat yang tinggal di suatu daerah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah biasanya menjual langsung bahan mentah kepada
pihak lain. Bahan mentah adalah bahan-bahan yang diperoleh dari sumber daya alam dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan. Bila bahan
mentah tersedia cukup banyak maka masyarakatnya tinggal memungutnya dan menjualnya. Uang hasil penjualan tersebut digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan. Contoh kegiatan ekonomi seperti ini
merupakan pemanfaatkan hasil hutan. Hasil hutan diantaranya kayu jati, kayu kalimantan, kayu bangkireng atau kayu lainnya.
Contoh kegiatan ekonomi lain yang langsung menjual bahan mentah adalah dengan menjual hasil pertanian dan perkebunan. Hasil pertanian yang langsung dijual biasanya berupa padi, jagung, atau
palawija. Hasil perkebunan yang langsung dijual sayur-sayuran dan buah-buahan.
2) Mengolah Bahan Mentah
Masyarakat dapat mengolah terlebih dahulu bahan mentah sebelum dijual kepada konsumen. Bahan mentah diolah menjadi bahan
32
yang sudah diolah, tetapi belum siap untuk dipakai. Misalnya, rangka kusen jendela dan pintu. Bahan jadi adalah bahan mentah yang sudah
diolah menjadi barang jadi dan siap digunakan. Misalnya, barang kerajinan rotan.
Masyarakat yang mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi menjual barangnya lebih mahal daripada menjual langsung dalam bentuk bahan mentah. Dengan mengolahnya
terlebih dahulu masyarakat mendapat pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan tidak mengolahnya terlebih dahulu.
3) Mengembangkan Daerah Pariwisata
Pariwisata merupakan kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi. Masyarakat di daerah berusaha memanfaatkan
potensi alam di daerahnya agar dapat menarik minat para wisatawan. Kegiatan pariwisata dapat menambah pemasukan bagi daerah dan
masyarakat setempat. Masyarakat dapat berperan aktif dalam mendukung kegiatan pariwisata. Misalnya, masyarakat menyediakan tempat penginapan, rumah makan, kerajinan, cinderamata, pemandu wisata,
transportasi, dan usaha lainnya. Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
33 a. Agrowisata
Agrowisata adalah wisata yang sasaranya berupa pertanian,
perkebunan, atau kehutanan. Agrowisata biasanya dikembangkan di daerah pegunungan yang udaranya cukup sejuk. Contohnya daerah
perkebunan teh di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. b. Wanawisata
Wanawisata adalah wisata yang tujuan atau sasarannya adalah
hutan. Wanawisata memanfaatkan keindahan hutan menjadi objek wisata. Wanawisata dapat mendatangkan keuntungan berupa
tambahan pemasukan bagi masyarakat sekitar. Masyarakat disekitarnya pun mempunyai kesadaran dan tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan hutan. Contoh kegiatan wanawisata adalah
petualangan di hutan, perkemahan, atau mencari jejak. Contoh tempat wanawisata adalah Sukamantri Kabupaten Bogor Jawa Barat.
c. Wisata Budaya
Wisata budaya adalah kegiatan wisata dengan tujuan mengenali hasil kebudayaan. Masyarakat dari berbagai daerah terdiri
atas berbagai suku bangsa, budaya, adat istiadat, dan kepercayaan. Hasil-hasil kebudayaan yang unik dan beragam dapat menjadi daya
tarik bagi wisatawan. Hasil kebudayaan seperti tarian daerah, lagu daerah, upacara adat, atau keunikan rumah adat sangat menarik untuk diamati dan dipelajari. Masyarakat dapat mengembangkan potensi
34
kegiatan masyarakat yang dapat mengembangkan daya tarik kebudayaan untuk kegiatan pariwisata diantaranya adalah masyarakat
Bali. Selain didukung oleh keunikan budaya, Bali juga didukung oleh keindahan alam dan seni ukir yang dibuat oleh masyarakatnya.
d. Wisata Bahari
Wisata bahari adalah kegiatan menikmati keindahan alam laut. Masyarakat mengembangkan wisata bahari untuk memperoleh
keuntungan berupa pendapatan yang bertambah serta terpeliharanya kelestarian laut. Objek wisata bahari diantaranya adalah derah pantai,
terumbu karang atau keindahan alam laut lainnya. Misalnya kegiatan wisata bahari di pantai kuta Bali, atau keindahan taman laut Bunaken Sulawesi Utara.
B. Kajian Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggali informasi dari
penelitian-penelitian sebelumnya sebagai bahan perbandingan, baik mengenal kekurangan dan kelebihan yang ada. Selain itu, peneliti juga menggali informasi dari buku-buku atau skripsi untuk mendapatkan suatu informasi
tentang teori yang berkaitan dengan judul yang peneliti gunakan sebagai landasan teori. Adapun beberapa penelitian yang relevan antara lain:
Skripsi Nur Rohmah (2017) “peningkatkan hasil belajar IPS materi
35
Jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode Role Playing. Penelitian tindakan kelas mencakup 4 tahap yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi. Hasil penelitian dievaluasi dalam refleksi untuk menyusun perbaikan dalam tindakan siklus selanjutnya.
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan, dapat diperoleh bahwa hasil belajar dari mulai pra siklus yang mencapai KKM sebanyak 14 siswa atu 63,64%, siklus I yang mencapai KKM 16 siswa atau 72,73%,
siklus II yang mencapai KKM 18 siswa atau 81,82% dan siklus III yang mencapai KKM 21 siswa atau 95,54%. Dapat disimpulkan bahwa metode
role playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS
materi berbagai macam pekerjaan dalam masyarakat. selain hasil belajar, keaktifan, dan minat serta perhatian juga meningkat dalam proses
pembelajaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Nur Rohmah (2017) memiliki kesamaan
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu penggunaaan metode role playing yang sama dengan sosiodrama, sedangkan perbedaannya pada
36 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolahan
1. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : MI Miftakhul Ulum Akreditasi : B
Alamat : Jl. Kalibanger No. 12 Dusun Kalibanger, Desa Lanjan
Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang No. Tlp : (0298) 713491
Kode Pos : 50662 2. Visi dan Misi
Visi MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang:
Dengan semangat kebersamaan dan kekeluargaan kita tingkatkan
sumber daya manusia yang berkualitas dan berprestasi.
Misi MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang:
a) Membentuk siswa-siswi yang beriman
b) Membangun siswa-siswa yang berakhlakul karimah
c) Membentuk siswa-siswi yang bertaqwa
37 3. Letak Geografis
Madrasah Ibtidaiyah Miftakhul Ulum secara geografis terletak di
pedesaan tepatnya di Dusun Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. MI Miftakhul Ulum berada pada jalur lintas
yang menghubungkan Desa Banyukuning dan Desa Sumowono. Dusun Kalibanger berbatasan langsung dengan area persawahan penduduk yang membentang luas dari timur ke barat dengan latar belakang berbagai tanaman
petani yang menambah suasana menjadi semakin asri serta udaranya yang segar dan rendah polusi. Pada umumnya pekerjaan orang tua siswa adalah
buruh tani, petani, pedagang dan sebagian kecil karyawan swasta. Dengan demikian kondisi ekonomi orang tua siswa tergolong menengah ke bawah.
4. Sejarah MI Miftakhul Ulum Kalibanger
MI Miftakhul Ulum Kalibanger adalah salah satu MI swasta yang berada di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang. MI
Miftakhul Ulum Kalibanger didirikan oleh Yayasan Pendidikan Islam Miftakhul Ulum. Pada tahun 1995, pemuka-pemuka dan tokoh-tokoh masyarakat Islam di Dusun Kalibanger bersepakat untuk mendirikan sebuah
Madrasah Ibtidaiyah.
Selanjutnya, para pendiri madrasah segera membentuk kepengurusan
yang pertama dan membentuk pengurus. Pada tanggal 1 MI Miftakhul Ulum Kalibanger mendapat Piagam Terdaftar dari Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah. Sekarang ini, MI Miftakhul Ulum Kalibanger dipimpin oleh
38
pasang surut. Pada awalnya, MI Miftakhul Ulum Kalibanger mendapat kepercayaan dari masyarakat sekitar, terbukti pada awal berdirinya MI
Miftakhul Ulum Kalibanger, banyak orang tua yang menyekolahkan putra-putrinya di MI tersebut. Beberapa tahun kemudian, MI Miftakhul Ulum
Kalibanger mengalami surut dengan jumlah siswa yang menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. MI Miftakhul Ulum Kalibanger bangkit kembali dan mampu bersaing dengan sekolah dasar ataupun
madrasah lain di wilayah Kecamatan Sumowono. Hingga sekarang, MI Miftakhul Ulum Kalibanger telah memiliki prestasi yang membanggakan
hingga tingkat Provinsi baik madrasahnya maupun siswanya. MI Miftakhul Ulum Kalibanger sampai saat ini memperoleh status akreditasi B.
5. Struktur Organisasi
Tabel 3.1 : Struktur Organisasi MI Miftakhul Ulum Kalibanger
39
6. Keadaan Guru
Keadaan guru MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono
Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Daftar Guru MI Miftakhul Ulum Kalibanger
No Nama Jabatan
1. Ambaratih, S.Pd.I Kepala Sekolah 2. Marratus Sholikhah, S.Pd.I Guru Kelas I 3. Aan Susianto, S.Pd. Guru Kelas II
4. Kori’ah, S.Pd.I Guru Kelas III
5. Siti Kholifah, S.Pd.I Guru Kelas IV 6. Suryati, S.Pd.I Guru Kelas V 7. Amin Risyanto, S.Pd.I Guru Kelas VI 8. Eko Setyo B S, S.Si Guru Olahraga
7. Kedaan Siswa
MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten
Semarang pada tahun 2018 mempunyai 106 siswa dengan rincian pada tabel berikut:
Tabel 3.3 Siswa MI Miftakhul Ulum Kalibanger
Kelas Jumlah siswa Jumlah
siswa Laki-laki Perempuan
I 10 8 18
II 9 10 19
III 8 7 15
IV 8 13 21
V 10 8 18
VI 9 6 15
40 8. Karakteristik Siswa
Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang
berjumlah 21 siswa yang terdiri 8 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Rincian data siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.4 Nama Siswa Kelas IV
9. Kolaborator Peneliti
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan jenis penelitian kolaboratif.
Guru kelas yang melakukan kegiatan pembelajaran dan peneliti hanya sebagai pengamat. Peneliti membantu menyiapkan media pembelajaran dan
41
proses pembelajaran menggunakan metode sosiodrama dengan circular flow diagram.
10. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan selama 3 siklus di MI Miftakhul Ulum
Kalibanger. Waktu pelaksanaannya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.5 Pelaksanaan Penelitian
No Siklus penelitian Tanggal pelaksanaan
1. Siklus I 22 Maret 2018
2. Siklus II 29 Maret 2018
3 Siklus III 05 April 2018
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan selama 3 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Uraian dari ketiga siklus tersebut adalah sebagai berikut: 1. Diskripsi Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi kegiatan
ekonomi produksi mata pelajaran IPS menggunakan metode sosiodrama dengan media circular flow diagram;
2) Menyiapkan soal evaluasi sebagai hasil respon siswa terhadap tugas; 3) Menyiapkan lembar pengamatan guru;
42 b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Kamis,
22 Maret 2018 pukul 08.00 sampai 09.10 di ruang kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten semarang dengan
jumlah siswa 21 dan seluruh siswa hadir. Dalam pelaksanaan ini berlangsung selama satu kali tatap muka (2x 35 menit). Materi yang diajarkan adalah kegiatan produksi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal (5 Menit) a) Guru mengucapkan salam
b) Guru meminta siswa berdoa bersama c) Guru mengabsen siswa serta bertanya kabar
d) Guru memberi motivasi siswa supaya lebih bersemangat dalam
menerima materi
e) Guru menggali kemampuan awal siswa berkenaan dengan materi
yang akan dipelajari
f) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan Inti (25 menit) Mengamati
a) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai materi kegiatan
ekonomi masyarakat Indonesia.
b) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai peranan-peranan
yang dimainkan, bagaimana pelaksanaan sosiodrama dan tata cara