• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode Sosiodrama dengan Media Circular Flow Diagram untuk Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik pada Mata Pelajaran IPS Materi Kegiatan Ekonomi Kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penerapan Metode Sosiodrama dengan Media Circular Flow Diagram untuk Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik pada Mata Pelajaran IPS Materi Kegiatan Ekonomi Kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN METODE SOSIODRAMA DENGAN MEDIA

CIRCULAR FLOW DIAGRAM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN

PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KEGIATAN EKONOMI KELAS IV MI MIFTAKHUL ULUM

KALIBANGER KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

SA’ADATUL MAULIDIYAH

NIM : 115-14-002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)

ii

PENERAPAN METODE SOSIODRAMA DENGAN MEDIA

CIRCULAR FLOW DIAGRAM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN

PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KEGIATAN EKONOMI KELAS IV MI MIFTAKHUL ULUM KALIBANGER

KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd )

Oleh:

SA’ADATUL MAULIDIYAH

NIM: 115-14-002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(3)
(4)

iv Suwardi, M.Pd.

Dosen IAIN Salatiga Persetujuan Pembimbing

Hal : Naskah Skripsi Lamp : 4 Eksemplar

Saudara : Sa’adatul Maulidiyah

Kepada :

Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga Di Salatiga

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara/saudari:

Nama : Sa’adatul Maulidiyah Nim : 115-14-002

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Judul : Penerapan Metode Sosiodrama dengan Media Circular Flow Diagram untuk Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik pada Mata

Pelajaran IPS Materi Kegiatan Ekonomi Kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018

dengan ini kami mohon skripsi saudara/saudari tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.

Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Salatiga, 8 Mei 2018 Pembimbing

Suwardi, M.Pd.

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Sa’adatul Maulidiyah

Nim : 115-14-002

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang

lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan dipublikasikan pada e-repository IAIN Salatiga.

Demikian pernyataan ini dibuat oleh penulis untuk dipahami.

Salatiga, 8 Mei 2018 Yang menyatakan

Sa’adatul Maulidiyah

(6)

vi

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jalan Lingkar Salatiga KM.2 Telepon.(0298) 6031364 Kode Pos 50716 Salatiga Website:http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.ide-mail: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

SKRIPSI

PENERAPAN METODE SOSIODRAMA DENGAN MEDIA

CIRCULAR FLOW DIAGRAM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN

PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KEGIATAN EKONOMI KELAS IV MI MIFTAKHUL ULUM KALIBANGER

KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Disusun Oleh:

SA’ADATUL MAULIDIYAH NIM: 115-14-002

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 6 Juli 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Peni Susapti, M.Si

Sekretaris : Suwardi, M.Pd

Penguji I : Dra. Urifatun Anis, M.PdI Penguji II : Jaka Siswanta, M.Pd

Salatiga, 6 Juli 2018 Dekan,

Suwardi, M.Pd.

(7)

vii MOTTO

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Dan orang yang masih terus belajar akan menjadi pemilik masa depan

(MARIO TEGUH)

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak Suadi dan Ibu Siti Rohanah) yang selalu

mendoakan, mendukung, dan memberikan kasih sayangnya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini, mudah-mudahan

Bapak dan Ibuku senantiasa diberikan nikmat umur panjang, sehat, dan rezeki yang berkah.

2. Adikku (Farah Nailul Muna) tersayang yang selalu memberikan semangat,

mudah-mudahan adikku senantiasa diberi nikmat umur panjang, kemudahan dalam menuntut ilmu, dan sehat selalu.

3. Seluruh Keluarga Besarku, Kakek, Paman, Bibi yang telah mendukung dan

selalu mendoakan kelancaran pembuatan skripsi ini.

4. Sahabatku (Ella Rahmawati, Tri Novita Sari) yang selalu memberikan

semangat, selalu mendoakan, memberikan motivasi ketika penulis mulai lelah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Imam Taufik yang selalu mendukung dan mendoakan kelancaran pembuatan

(8)

viii

KATA PENGANTAR











Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul Penerapan Metode Sosiodrama dengan Media Circular Flow Diagram untuk Meningkatkan

Keaktifan Peserta Didik Mata Pelajaran IPS Materi Kegiatan Ekonomi Kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2017/2018 dapat terselesaikan.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW semoga selalu dirahmati Allah SWT. Penulisan skripsi ini tidak

akan selesai tanpa bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga;

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga sekaligus Dosen

Pembimbing Skripsi yang telah membimbing, memberikan saran, motivasi, arahan dan meluangkan waktunya untuk bimbingan penulisan skripsi ini; 3. Ibu Peni Susapti, S.Si., M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga;

4. Bapak Prof.,Dr. Budihardjo, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah memberikan bimbingannya;

5. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf Karyawan IAIN Salatiga yang telah

(9)

ix

6. Ibu Ambaratih, S.Pd.I selaku Kepala MI Miftakhul Ulum Kalibanger

Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang yang telah memberikan izin

untuk melakukan penelitian;

7. Ibu Siti Kholifah, S.Pd.I selaku guru kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger

yang telah berkenan bekerjasama dengan penulis sehingga penelitian dapat berlangsung;

8. Siswa-siswi kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger yang sudah berkenan

menjadi subjek penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh;

9. Teman-teman PPL dan Guru MI Kutowinangun Salatiga yang telah

mendukung dan mendoakan kelancaran penulisan skripsi ini;

10. Teman-teman PGMI angkatan 2014 yang telah berjuang bersama-sama.

Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa

dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan bagi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, amin.

Salatiga, 8 Mei 2018

Penulis

Sa’adatul Maulidiyah

(10)

x ABSTRAK

Maulidiyah, Sa’adatul. 2018. Penerapan Metode Sosiodrama dengan Media Circular Flow Diagram untuk Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik pada Mata Pelajaran IPS Materi Kegiatan Ekonomi Kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018. Skripsi, Salatiga: Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Suwardi, M.Pd.

Kata Kunci: Keaktifan belajar, Metode Sosiodrama, Media Circular Flow Diagram.

Penelitian yang dilakukan di MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang ini merupakan upaya untuk meningkatkan keaktifan peserta didik mata pelajaran IPS materi kegiatan ekonomi kelas IV. Rumusan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana cara meningkatkan keaktifan peserta didik mata pelajaran IPS materi kegiatan ekonomi kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018 ?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dengan 3 siklus. Setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Observasi, 4) Refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten semarang pada mata pelajaran IPS materi kegiatan ekonomi. Jumlah siswa kelas IV ada 21 siswa meliputi 8 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman Sampul ... I

Halaman Judul ... II Lembar Logo IAIN ... III

Lembar Persetujuan Pembimbing ... IV Pernyataan Keaslian Tulisan ... V Pengesahan Kelulusan ... VI

Motto dan Persembahan ... VII Kata Pengantar ... VIII

Abstrak ... X Daftar Isi... XI Daftar Tabel ... XV

Daftar Gambar ... XVI Daftar Lampiran ... XVII

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Kegunaan Penelitian ... 4

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 5

F. Definisi Operasional ... 6

G. Metode Penelitian ... 8

(12)

xii

2. Subjek Penelitian ... 10

a. Lokasi Penelitian ... 10

b. Subjek Penelitian ... 10

c. Waktu Penelitian ... 11

3. Langkah-langkah Penelitian ... 11

4. Instrumen Penelitian ... 13

5. Pengumpulan Data ... 13

6. Analisis Data ... 15

H. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 17

1. Kajian Teori ... 17

a. Sosiodrama Dengan Media Circular Flow Diagram ... 17

1) Pengertian Sosiodrama ... 17

2) Media Circular Flow Diagram ... 21

3) Hubungan metode sosiodrama dengan media circular flow diagram dengan keaktifan belajar ... 22

b. Keaktifan Peserta Didik ... 23

2. Kajian Materi Penelitian ... 25

a. Mata Pelajaran IPS di SD/MI ... 25

b. Materi Kegiatan Ekonomi ... 29

(13)

xiii BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah ... 36

1. Identitas Sekolah ... 36

2. Visi dan Misi Sekolah ... 36

3. Letak geografis ... 37

4. Sejarah Berdirinya MI ... 37

5. Struktur Organisasi ... 38

6. Keadaan Guru... 39

7. Keadaan Siswa ... 39

8. Karakteristik Siswa ... 40

9. Kolaborator Peneliti ... 40

10. Waktu Penelitian ... 41

B. Pelaksanaan Penelitian ... 41

1. Deskripsi siklus I ... 41

2. Deskripsi siklus II ... 52

3. Deskripsi siklus III ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi per siklus ... 74

1. Deskripsi data kondisi awal ... 74

2. Deskripsi data siklus I ... 76

3. Deskripsi data siklus II ... 78

(14)

xiv

B. Pembahasan ... 82

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 84

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(15)

xv

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1.1 Indikator Keberhasilan Aktivitas Siswa ... 7

2. Tabel 3.1 Struktur Organisasi ... 38

27. Tabel 4.10 Rekapitulasi Keaktifan Siklus I, II,III ... 82

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1.1 Bagan Rancangan PTK ... 9

2. Gambar 1 Berdoa Bersama ... 127

3. Gambar 2 Guru Menjelaskan Materi ... 127

4. Gambar 3 Siswa Mengajukan Pertanyaan ... 128

5. Gambar 4 Mengerjakan Tugas Dari Guru ... 128

6. Gambar 5 Guru Membantu Kesulitan Siswa ... 129

7. Gambar 6 Berdiskusi Kelompok ... 129

8. Gambar 7 Siswa Melakukan Sosiodrama ... 130

9. Gambar 8 Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi ... 130

10. Gambar 9 Foto Bersama ... 131

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup ... 88

2. Daftar Nilai SKK... 89

3. Surat Pembimbing Skripsi ... 93

4. Permohonan Izin Penelitian ... 94

5. Surat Keterangan Penelitian ... 95

6. Identitas Kolaborator ... 96

7. RPP Siklus I ... 97

8. RPP Siklus II ... 105

9. RPP Siklus III ... 111

10. Lembar Keaktifan Siklus I ... 118

11. Lembar Keaktifan Siklus I ... 120

12. Lembar Keaktifan Siklus I ... 122

13. Evaluasi Siklus I ... 124

14. Evaluasi Siklus II ... 125

15. Evaluasi Siklus III ... 126

16. Dokumentasi ... 127

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Keaktifan peserta didik merupakan suatu hal yang penting dalam proses

pembelajaran. Dalam kamus bahasa Indonesia keaktifan berarti giat dalam bekerja dan berusaha. Kegiatan bekerja dan berusaha dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran sesuai materi yang disampaikan oleh guru. Keaktifan

merupakan kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai rangkaian yang tidak bisa dipisahkan (Sardiman, 2011:98). Dengan

munculnya keaktifan peserta didik maka dapat meningkatkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menumbuhkan antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Adanya keaktifan peserta didik juga dapat merangsang dan

mengembangkan bakat yang dimiliki serta hasil belajar pun meningkat.

Pada umumnya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran jika

tidak direspon dengan baik maka dapat menimbulkan dampak yang tidak baik bagi peserta didik dalam pencapaian hasil belajar. Hal ini terjadi karena keaktifan dapat membuat peserta didik mengikuti jalannya proses pembelajaran dengan

baik. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di MI Miftakhul Ulum Kalibanger, menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik masih sangat rendah.

Menurut Ibu Siti Kholifah, S.Pd.I selaku guru di MI Miftakhul Ulum mengatakan bahwa keaktifan peserta didik adalah hal yang dinilai kurang. Meskipun keaktifan memang diajarkan dari kelas rendah tetapi ada juga yang sampai kelas atas pun

(19)

2

Rendahnya keaktifan peserta didik di MI Kalibanger ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu peserta didik kurang aktif karena tidak terlalu suka dengan

metode pengajaran yang selalu monoton. Peserta didik kurang bekerjasama dengan peserta didik yang lain, peserta didik kurang mempunyai rasa tanggung

jawab. Peserta didik cenderung malas dalam partisipasi aktif, apalagi keaktifan dalam pembelajaran IPS dikarenakan materi yang sangat banyak dan dirasa sangat sulit. Lemahnya keaktifan peserta didik juga disebabkan karena anak-anak di MI

Miftakhul Ulum Kalibanger malas untuk melakukan kegiatan yang dapat menambah keaktifan, misalnya dengan berdiskusi. Peserta didik malas

mengeluarkan pendapat. Mereka cenderung bercerita sendiri ketika dijelaskan oleh guru.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka peneliti mencoba

memberikan solusi untuk menambah keaktifan peserta didik dengan menerapkan metode sosiodrama dengan media pembelajaran circular flow diagram. Metode

sosiodrama adalah suatu cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial. Djamarah ( dalam Zainal Aqib, 2016:186 ) berpendapat bahwa metode sosiodrama adalah cara mengajar yang memberikan

kesempatan peserta didik untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu yang terdapat dalam kehidupan masyarakat. Selanjutnya, dalam kamus besar

bahasa Indonesia, sosiodrama adalah drama yang bertujuan memberikan informasi kepada masyarakat tentang masalah sosial dan politik. Dalam pembelajaran ini peserta didik melakukan peranannya sesuai dengan tujuan cerita.

(20)

3

menggunakan media circular flow diagram dimana media ini adalah diagram dari sirkulasi materi penelitian. Diagram adalah gambar sederhana yang dirancang

untuk memperlihatkan hubungan timbal balik terutama dengan garis-garis. Diagram merupakan suatu gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol

yang menggambarkan suatu objek secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antara komponennya atau sifat-sifat dari suatu proses yang disajikan.

Alasan peneliti menggunakan metode sosiodrama dengan media circular

flow diagram yaitu peneliti menganggap bahwa metode sosiodrama sangat cocok

dimana metode ini dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dan antusias

peserta didik dalam proses pembelajaran. Metode sosiodrama memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan metode sosiodrama yaitu peserta didik melatih dirinya untuk

memahami, dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami dan menghayati isi cerita secara keseluruhan, terutama untuk

materi yang harus diperankannya. Dengan demikian daya ingatan peserta didik harus tajam dan tahan lama. Peserta didik akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada saat pemeranan para pemain dituntut untuk mengemukakan

pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia. Bakat yang dimiliki siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau tumbuh seni drama dari

sekolah. Jika seni drama mereka dibina dengan baik kemungkinan besar mereka akan menjadi pemain yang baik kelak. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya. Siswa memperoleh kebiasaan

(21)

4

siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami oleh orang lain.

Kelemahan dari metode sosiodrama adalah sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama menjadi kurang aktif. Banyak memakan waktu, baik waktu

persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan. Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menyebabkan gerak para pemain menjadi kurang bebas. Sering kelas lain

terganggu oleh suara para pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah

Apakah penerapan metode sosiodrama dengan media circular flow diagram dapat meningkatkan keaktifan peserta didik pada mata pelajaran IPS

materi kegiatan ekonomi kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui peningkatan keaktifan peserta didik pada mata pelajaran IPS materi kegiatan ekonomi melalui metode sosiodrama dengan media circular flow

diagram kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi atau masukan bagi

(22)

5

b. Menambah wawasan dalam penelitian dan penulisan karya ilmiah serta

memberikan sumbangan pikiran bagi lembaga dimana tempat mahasiswa

menimba ilmu 2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman baru serta suasana belajar yang efektif sehingga dapat meningkatkan keaktifan peserta

didik pada materi kegiatan ekonomi melalui metode sosiodrama dengan media circular flow diagram pada pembelajaran IPS MI.

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penerapan metode sosiodrama

dengan media circular flow diagram pada pembelajaran IPS MI. c. Bagi Sekolah

Meningkatkan prestasi sekolah karena dapat mengembangkan dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehingga belajar siswa dapat meningkat.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan adalah jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui Penelitian

(23)

6

Hipotesisnya adalah apabila metode pembelajaran sosiodrama dengan media circular flow diagram diterapkan dengan baik, dapat meningkatkan

keaktifan peserta didik materi kegiatan ekonomi pada siswa kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang.

2. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan merupakan tolak ukur tingkat ketercapaian dari tindakan yang diberikan (Daryanto, 2011:83). Penerapan metode sosiodrama

dengan media circular flow diagram dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Indikator keaktifan peserta didik adalah sebagai berikut:

Indikator keaktifan belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode sosiodrama rata-rata ≥ 75% (Mulyasa, 2011:125).

F. Definisi Operasional

Penjelasan dari judul penerapan metode sosiodrama dengan media circular flow diagram untuk meningkatkan keaktifan peserta didik pada mata pelajaran

IPS materi kegiatan ekonomi kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018, penulis memaparkan sebagai berikut:

1. Keaktifan

Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental (Sadirman,

2011:98). Keaktifan belajar adalah kegiatan atau kesibukan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun diluar sekolah yang menunjang keberhasilan peserta didik. Keaktifan peserta didik dapat diamati melalui aspek

(24)

7

Tabel 1.1 Indikator Keberhasilan Keaktifan Peserta Didik No Aspek yang dimiliki

A. Kesiapan mengikuti pelajaran 1. Tidak menyiapkan apa-apa 2. Menyiapkan alat tulis 3. Menyiapkan buku catatan 4. Membawa buku paket 5 Menyiapkan semua peralatan B. Aktif bertanya saat KBM 1. Tidak mengajukan pertanyaaan 2. Mengajukan pertanyaan 1 kali 3. Mengajukan pertanyaan 2 kali 4. Mengajukan pertanyaan 3 kali 5. Mengajukan pertanyaan ≥ 4 kali C. Merespon tugas

1. Tidak mengerjakan soal yang diberikan 2. Mengerjakan dengan jawaban salah 3. Mengerjakan soal sesuai perintah 4. Ikut membahas soal yang dikerjakan

5. Mengerjakan soal dengan jawaban yang banyak benar D. Menyimak penjelasan guru

1. Berbicara sendiri

2. Melakukan kegiatan yang lain 3. Duduk rapi mendengarkan guru

4. Mencatat dan mendengarkan materi yang disajikan

5. Mencatat materi, menjawab pertanyaan dan tidak berbicara sendiri

E. Diskusi

1. Tidak mau mengikuti diskusi 2. Berdiskusi tidak memberi pendapat

3. Berani mengemukakan pendapat dalam berdiskusi 4. Berani mempresentasikan hasil diskusi

5. Berani berpendapat, mempresentasikan hasil dan mencatat hasil diskusi

Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar merupakan

segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana

(25)

8 2. Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama adalah cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan peserta didik.

Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan peserta didik dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini biasanya dilakukan lebih dari satu orang, bergantung pada apa yang diperankan.

Kelebihan metode ini adalah seluruh peserta didik dapat berpartisipasi dan mempunyai kesempatan untuk menguji kemampuannya dalam bekerja sama

(Hamdani, 2011:87). G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dalam bahasa inggris adalah Clasroom Action Reseach (CAR). Penelitian

Tindakan Kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan yang sengaja ditimbulkan. Tindakan ini dilakukan oleh guru besama-sama dengan peserta

didik atau peserta didik dibawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran (Arikunto, 2014:2-3).

Peneliti menggunakan jenis PTK dengan alasan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan guru didalam kelas dengan cara menerapkan metode sosiodrama dengan media circular flow diagram

(26)

9

materi kegiatan ekonomi. Penelitian tindakan kelas yang digunakan peneliti adalah jenis kolaboratif, dimana peneliti sebagai pengamat.

Arikunto, dkk (2014:16) mengemukakan empat tahapan yang dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3)

pengamatan, 4) refleksi. Tahapan tersebut ditampilkan dengan gambar 1.1:

Gambar 1.1 Bagan Rancangan PTK (Sumber: Arikunto,dkk 2014:16)

Sesuai gambar diatas, peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas

dengan tahap sebagai berikut : 1) Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,

dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Peneliti melakukan persiapan untuk melakukan kegiatan pembelajaran.

2) Pelaksanaan

(27)

10

bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan (Suharsimi,

2007:17). 3) Pengamatan

Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan. Prof. Supardi menyatakan bahwa observasi yang dimaksud di tahap ketiga adalah pengumpulan data. Dengan kata lain, observasi adalah alat untuk memotret seberapa jauh efek

tindakan telah mencapai sasaran. Pada tahap ini peneliti harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan, cara mengumpulkan, serta

instrument pengumpulan datanya (Suyadi, 2015:63). 4) Refleksi

Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana telah selesai melakukan tindakan (Suharsimi, 2007:19).

2. Lokasi, Subjek, Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Miftakhul Ulum yang berlokasi di

Dusun Kalibanger Desa Lanjan Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang.

b. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang pada mata

(28)

11

meliputi 8 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Dengan kolaboratornya guru kelas IV yaitu Ibu Siti Kholifah S.Pd.I. Peneliti berkolaborasi dengan

guru (Siti Kholifah, S.Pd.I) sehingga metode pembelajaran ini dapat diterapkan dalam pembelajaran IPS.

c. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan di bulan Maret 2018 dikarenakan materi yang dijadikan penelitian bertepatan pada semester 2

tahun pelajaran 2017/2018. 3. Langkah-Langkah Penelitian

a. Perencanaan

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian

yang ideal sebenarnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan.

Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi (Arikunto, 2014:17). Tahap perencanaan ini terdiri atas :

1. Mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

metode sosiodrama.

2. Mempersiapkan alat peraga atau alat pendukung pembelajaran yang dapat

menunjang proses pembelajaran.

3. Mempersiapkan lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui kondisi

(29)

12

4. Perencanaan tindakan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode

sosiodrama dengan media circular flow diagram.

5. Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan metode

sosiodrama dengan media circular flow diagram.

b. Pelaksanaan

Dalam tahap kedua dari penelitian adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di

kelas. Hal yang perlu diingat bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan,

tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat (Arikunto, 2014:18). Pelaksanaan penelitian ini akan diterapkan metode pembelajaran sosiodrama dengan media circular flow diagram sebagai alat bantu proses pembelajaran.

c. Pengamatan

Tahap ke-3 yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat.

Tahap ini sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan. Pada tahap ini, peneliti atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti melakukan pengamatan

dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung (Arikunto,dkk 2014:78).

d. Refleksi

Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul. Kemudian

(30)

13

2014:80). Tidakan refleksi ini dilakukan analisis data mengenai proses masalah, hambatan yang dijumpai, dan dilanjutkan refleksi terhadap dampak

pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan (Aqib, 2008:32). Apabila indikator belum tercapai, maka PTK akan dilanjutkan siklus berikutnya pada waktu dan

materi yang berbeda melalui tahap yang sama dengan siklus sebelumnya. 4. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat yang digunakan oleh guru atau observer untuk

mengambil data yang akan dimanfaatkan untuk menetapkan keberhasilan dari rencana yang dilakukan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian sebagai

berikut:

a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang menggunakan metode

sosiodrama.

b. Lembar tes evaluasi mata pelajaran IPS materi aktivitas ekonomi.

c. Lembar observasi guru pada saat menerapkan metode sosiodrama dengan

media circular flow diagram.

d. Lembar observasi siswa pada saat penerapan metode sosiodrama dengan media

circular flow diagram.

5. Pengumpulan Data

Data adalah informasi-informasi tentang objek penelitian. Data digunakan

(31)

14 a. Wawancara

Wawancara adalah komunikasi secara langsung antara yang mewawancarai

dengan yang diwawancarai (Djamarah, 2000:220). Wawancara digunakan untuk mendapatkan data tentang keaktifan siswa pada materi pokok khususnya

mata pelajaran IPS yang masih rendah karena materi yang sangat banyak serta mendapatkan informasi mengenai metode yang sering digunakan guru sebelum menerapkan metode sosiodrama dengan media circular flow diagram.

b. Observasi

Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi yang berhubungan

dengan kegiatan peserta didik selama proses pembelajaran untuk meningkatkan keatifan peserta didik dengan menggunakan metode sosiodrama dengan media circular flow diagram. Hasil observasi ditulis dalam catatan lapangan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu alat untuk mnegumpulkan data.

Dokumentasi digunakan untuk memotret kegiatan yang berlangsung saat proses pembelajaran dan menemukan gambaran tentang MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang.

d. Tes

Tes digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik yang

(32)

15

menggunakan metode sosiodrama dengan media circular flow diagram di MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang.

6. Analisis Data

Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpulkan guna

mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010:85). Analisis data dilakukan dalam setiap siklusnya dengan cara memberikan soal tes formatif pada setiap akhir

pembelajaran. Data yang terkumpul dianalisis per siklus untuk mengetahui peningkatan keaktifan peserta didik yang dicapai. Hal ini untuk membuktikan

hipotesis tindakan maka hasil penelitian dianalisis menggunakan statistik untuk menghitung ketuntasan klasikal. Berikut rumus-rumus untuk menganalisis data: Penilaian Aktivitas Belajar

P = ∑

Keterangan : P = Prosentase

∑ S = Skor Seluruhnya yang Diterima Siswa

Sn = Jumlah Siswa

Sm = Skor Maksimal (Yonny, 2010:176)

H. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan. Bab ini memuat tentang latar belakang masalah,

(33)

16

BAB II Landasan Teori. Bab ini memuat tentang pengertian metode sosiodrama dengan media circular flow diagram, pengertian keaktifan peserta

didik, hubungan metode dengan kekatifan, mata pelajaran dan materi penelitian serta penelitian yang relevan.

BAB III Pelaksanaan Penelitian bab ini memuat tentang gambaran umum MI Miftakhul Ulum Kalibanger dan pelaksanaan penelitian.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini memuat tentang

diskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan.

(34)

17 BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Teori

1. Kajian Teori

a. Metode sosiodrama dengan Media Cicular Flow Diagram 1) Pengertian Sosiodrama

Sosiodrama berasal dari dua kata, yaitu kata “sosio” dan “drama”.

“Sosio” berati sosial dan “drama” berati mempertunjukkan,

mempertontonkan, atau memperlihatkan. Metode sosiodrama adalah

sinonim dari metode role playing. Metode sosiodrama dapat diartikan sebagai cara dalam menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan atau mendramatisasikan cara

tingkah laku dalam hubungan sosial (Kastolani, 2011: 213).

Dalam metode sosiodrama, peserta didik mendapat tugas dari guru

untuk mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu masalah, dengan tujuan peserta didik dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari suatu situasi sosial. Dalam pembelajaran menggunakan

metode sosiodrama, peserta didik melakukan peran sesuai dengan tujuan cerita. Pemeran melakukan perananya sendiri sesuai dengan imajinasi

(35)

18 a) Tahap persiapan

Mempersiapkan masalah situasi hubungan sosial yang akan

diperagakan atau pemilihan tema cerita. Pada tahap persiapan ini guru juga menjelaskan mengenai peranan-peranan yang dimainkan,

bagaimana pelaksanaan sosiodrama dan tatacara pelaksanaan dalam kegiatan pembelajaran setelahnya. Dalam sebuah kelas tentunya terdapat jumlah anak yang tidak semuanya bisa melaksanakan

sosiodrama, jadi selain menjelaskan tatacara pelaksanaan sosiodrama, guru juga harus menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh siswa yang

menjadi penonton.

b) Penentuan pelaku atau pemeran

Setelah menentukan tema pelaksanaan sosiodrama selanjutnya

guru mendorong peserta didik untuk melaksanakan bermain peran, kemudian guru menentukan siapa saja yang menjadi pemain dalam

sosiodrama dan yang menjadi penonton. Guru bertugas menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh pemain secara sungguh-sungguh, bagaimana pentingnya menjadi pemeran terhadap tema belajar kelas

mereka kali ini.

c) Tahap permainan sosiodrama

Kemudian siswa dipersilakan untuk mendramatisasikan masalah-masalah yang telah ditentukan sebelumnya selama kurang lebih 4-5 menit berdasarkan pendapat dan inisiatif mereka sendiri. Abu Ahmadi

(36)

19

kesempatan untuk mengekspresikan, menggambarkan, mengungkapkan, suatu sikap yang dipikirkan seandainya ia menjadi

tokoh yang diperankannya secara spontan. d) Diskusi

Permainan dramatisasi dihentikan, kemudian para pemain dipersilakan duduk, kemudian dilanjutkan dengan diskusi di bawah pimpinan guru yang diikuti oleh semua peserta didik. Diskusi berkisar

pada tingkah laku para pemeran dalam hubungannya dengan tema cerita. Diskusi tersebut berupa tanggapan, pendapat, dan beberapa

kesimpulan.

e) Ulangan permainan

Permainan drama yang telah diperankan oleh beberapa anak

sebelumnya kemudian diperankan kembali oleh beberapa siswa yang menjadi penonton setelah di dapat kesimpulan dari diskusi yang

dipimpin oleh guru sebelumnya.

Metode sosiodrama memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Berikut ini kelebihan dari metode sosiodrama:

a) Peserta didik melatih dirinya untuk memahami, dan mengingat isi

bahan yang akan didramakan. Sebagai pemain harus memahami,

(37)

20

b) Peserta didik akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada saat

pemeranan para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya

sesuai dengan waktu yang tersedia.

c) Bakat yang dimiliki siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan

muncul atau tumbuh seni drama dari sekolah. Jika seni drama mereka dibina dengan baik kemungkinan besar mereka akan menjadi pemain yang baik kelak.

d) Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan

sebaik-baiknya.

e) Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung

jawab dengan sesama.

f) Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah

dipahami oleh orang lain.

Ada kelebihan pasti ada kelemahan. Kelemahan dari metode

sosiodrama ini sebagai berikut:

a) Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi

kurang aktif.

b) Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka

pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan. c) Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit

menyebabkan gerak para pemain menjadi kurang bebas.

d) Sering kelas lain terganggu oleh suara para pemain dan para penonton

(38)

21

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dalam metode sosiodrama dengan cara sebagai berikut :

a) Guru harus menjelaskan kepada siswa, untuk memperkenalkan metode

sosiodrama, bahwa dengan jalan sosiodrama siswa diharapkan dapat

memecahkan masalah hubungan sosial yang aktual yang ada di masyarakat. kemudian guru menunjuk beberapa siswa yang akan berperan, masing-masing akan mencari pemecahan masalah sesuai dengan perannya. b) Guru harus memilih masalah yang urgen sehingga menarik minat siswa.

siswa mampu menjelaskan dengan baik dan menarik, sehingga siswa

terangsang untuk berusaha memecahkan masalah itu.

c) Agar siswa memahami peristiwanya maka guru harus bisa menceritakan

sambil mengatur adegan yang pertama.

d) Bobot atau luasnya bahan pelajaran yang akan didramakan harus sesuai

dengan waktu yang tersedia. Oleh karena itu harus diusahakan agar para

pemain berbicara dan melakukan gerakan jangan sampai banyak variasi yang kurang berguna.

2) Media Circular Flow Diagram

Media circular flow diagram artinya diagram sirkulasi dari kegiatan ekonomi yang diajarkan. Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi

menyampaikan pesan. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai penyampaian pesan dalam pembelajaran. Media pembelajaran juga mempunyai beberapa manfaat yaitu pengajaran lebih menarik perhatian, bahan

(39)

22

pembelajaran berisi informasi yang dapat meningkatkan kognitif anak “The children cognitive development is influenced by the environnmental conditions

eksperiences and information they have” (Suwardi, Anitah S, Ahyar M,

Asrowi 2017:220).

Diagram atau skema adalah gambar sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan timbal balik terutama dengan garis-garis. Diagram atau skema, suatu gambar sederhana yang menggunakan garis dan

simbol-simbol yang menggambarkan struktur dari objek secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antara komponennya atau sifat-sifat dari suatu proses yang disajikan.

3) Hubungan metode sosiodrama dengan media circular flow diagram dengan keaktifan belajar.

Metode sosiodrama dengan media circular flow diagram sangat erat hubungannya untuk meningkatkan keaktifan peserta didik. Penggunaan

metode sosiodrama dirasakan sangat efektif digunakan karena dengan metode sosiodrama siswa dapat melatih dirinya untuk mengingat, lebih kreatif dan inisiatif, bakat yang dipendam tersalurkan, mudah bekerjasama

dan mampu mengungkapkan pendapat. Melalui kegiatan sosiodrama, akan terjadi interaksi antar anggota kelompok dan akan timbul rasa saling percaya

diri untuk mengungkapkan masalah. Dari hasil pembahasan dalam permainan sosiodrama itu maka anggota kelompok (siswa) dapat belajar dari pengalaman baru yang berupa penilaian ingatan dan pemahaman yang alami.

(40)

23

antara pemimpin kelompok dan antara anggota kelompok sehingga akan tercipta suatu pemahaman melalui diskusi dan tanya jawab antara anggota

kelompok mengenai topik yang sedang dibahas. Herman J Waluyo, 2001:54 menuturkan bahwa sosiodrama adalah bentuk pendramatisan

peristiwa-peristiwa kehidupan sehari-hari yang terjadi dalam masyarakat. Herman Waluyo menuturkan bahwa simulasi dan role playing dapat diklasifikasikan sebagai sosiodrama. Berdasarkan beberapa pemaparan tersebut, maka dapat

dipahami bawa teknik sosiodrama adalah suatu teknik dalam bimbingan kelompok yang memberikan kesempatan pada siswa-siswa untuk

memecahkan dan mendramatisasikan masalah-masalah yang berkaitan dengan sikap, tingkah laku/penghayatan seseorang yang timbul dalam hubungan sosial sehari-hari, sehingga melalui sosiadrama ini siswa

mendapatkan pemahaman dan penghayatan akan masalah. (http://journal.student.uny.ac.id/ojs/ojs/index.php/fipbk/article/view/161/148

dikutip pada tanggal 20 April 2018 pukul 11:02)

Dari banyaknya kelebihan metode sosiodrama ini, maka peneliti sangatlah ingin menggunakan metode sosiodrama sebagai alat yang

digunakan untuk mengetahui keaktifan peserta didik. b. Keaktifan Peserta Didik

Keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti sibuk atau giat. Keaktifan adalah suatu kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan

(41)

24

sangat menentukan, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas (Sardiman, 2009:95). Karena itu, aktivitas merupakan prinsip atau asas yang paling

penting dalam interaksi belajar mengajar. Aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar mengajar. Jadi tidak

ada gunanya guru melakukan kegiatan apabila siswanya hanya pasif tidak aktif (Sardiman, 2003:17). Dalam pembelajaran, keaktifan merupakan proses yang berkesinambungan, seseorang yang memiliki keaktifan belajar

tinggi akan cederung meningkatkan hasil belajarnya secara maksimal dan meningkatkan kemampuan yang diwujudkan dalam kesungguhan belajar.

Berikut Paul B. Diedrich (Hamalik, 2003:172 ) mengemukakan bahwa aktivitas siswa digolongkan sebagai berikut:

1. Visual Activities, yang termasuk didalamnya misalnya, membaca,

memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2. Oral Aktivities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya,

memberikan saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.

3. Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato.

4. Writing Activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,

angket, menyalin.

5. Drawing Activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta,

(42)

25

6. Motor Activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan

percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, berkebun, beternak. 7. Mental Activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat,

memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil

keputusan.

8. Emotional Activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan,

gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan sangatlah penting dalam proses pembelajaran. Keaktifan berati

suatu kegiatan siswa yang menimbulkan adanya perubahan tingkah laku. Namun, seorang guru memiliki kewajiban untuk menyediakan bahan materi kemudian siswa harus mengolah materi yang disediakan. Guru juga harus

mampu menciptakan suasana dan situasi yang dapat menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan oleh siswa dalam belajar.

2. Kajian Materi Penelitian

a. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD/MI

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran

yang mempelajari kehidupan sosial, dimana dalam kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora (Rasimin,

2012:35).

(43)

26

meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan (Sardjiyo, 2013:26).

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupasn sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah,

geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan tata negara (Syafruddin, 2005:23).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran

IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis kehidupan sosial di masyarakat yang didasarkan pada kajian sejarah, geografi,

ekonomi, sosiologi, antropologi, dan tata negara dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan kemudian mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora.

1) Tujuan Pendidikan IPS di SD/MI

Dalam buku yang berjudul pendidikan IPS SD menjelaskan setiap

bidang studi yang tercantum dalam kurikulum sekolah, telah dijiwai oleh tujuan yang harus dicapai oleh pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) bidang studi tersebut secara keseluruhan. Tujuan ini disebut tujuan

kurikuler yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional (Sardjiyo, 2013:80).

(44)

27

a) Membekali peserta didik dengan pengetahuan sosial yang berguna

dalam kehidupan kelak di masyarakat;

b) Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi,

menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang

terjadi dalam kehidupan di masyarakat;

c) Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan

sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang

keahlian;

d) Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif

dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut;

e) Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan

pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.

2) Fungsi llmu Pengetahuan Sosial

Ilmu pengetahuan sosial selain mempunyai tujuan membentuk warga negara yang baik dengan memiliki kemampuan untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan di masyarakat, juga memiliki fungsi aplikasi. Fungsi yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan

sosial sebagai pendidikan, selain memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan sosial dalam keidupan sehar-hari. Yang dimaksud keterampilan sosial yaitu keterampilan melakukan sesuatu yang

(45)

28

sama, gotong royong, tolong menolong sesama umat manusia, dan melakukan tindakan dalam memecahkan persoalan sosial di masayarakat.

Sedangkan keterampilan intelektual dalam ilmu pengetahuan sosial adalah keterampilan berpikir. Kecepatan dalam memanfaatkan pikiran,

cepat tanggap dalam menghadapi permasalahan sosial di masyarakat. Fungsi ilmu pengetahuan sosial sebagai program pendidikan menurut (Suratmadja:2007) adalah mengembangkan perhatian dan kepedulian

sosial siswa terhadap kehidupan bermasyarakat. 3) Ruang lingkup IPS

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a) Manusia, tempat, lingkungan

b) Waktu, keberlanjutan, perubahan

c) Sistem sosial dan budaya

d) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan

4) Karakteristik IPS

Edi Saipudin dan Andi Rusbandi mengemukakan dalam buku pedoman guru mata pelajaran IPS di Madrasah Ibtidaiyah (2002)

karakteristik IPS sebagai berikut:

a) Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang

peristiwa, gejala, dan masalah sosial daripada bidang keilmuan.

b) Dalam menelaah objek studinya, IPS menekankan pada keterpaduan

aspek-aspek kehidupan sosial daripada aspek-aspek yang terpisah satu

(46)

29

c) Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai

sumber materinya.

d) Pada pengajaran IPS, masyarakat menjadi sumber materi objek studi,

laboratorium, dan sekaligus juga menjadi ruang lingkup penelaahannya. e) Dalam melaksanakan kerjanya, IPS menerapkan pendekatan

interdisipliner.

f) Pengajaran IPS dilaksanakan mulai dari tingkatan sekolah dasar,

sekolah menengah, sampai perguruan tinggi.

b. Materi Kegiatan Ekonomi (produksi, distribusi, konsumsi)

Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang mengahasilkan barang dan jasa yang bernilai ekonomi. Dalam kehidupan pasti kita sering menemui orang-orang yang melakukan kegiatan ekonomi. Untuk mencukupi

kebutuhan hidup, orang harus bekerja. Kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat biasanya disesuaikan dengan potensi daerah masing-masing.

Misalnya daerah pantai maka kegiatan ekonomi masyarakatnya sebagai nelayan dan mengolah hasil tangkapan ikan. Daerah persawahan, masyarakatnya bertani dan mengolah hasil pertanian. Daerah perkebunan,

masyarakatnya biasanya menanam palawija.

Kegiatan ekonomi atau aktivitas ekonomi dapat dibedakan tiga

macam yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. Kegiatan produksi adalah kegiatan yang menghasilkan barang atau kegiatan mengolah barang agar dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan. Kegiatan produksi

(47)

30

perikanan, dan kegiatan produksi industri. Industri ada 2 jenis yaitu industri rumah tangga dan industri besar.

Ada beberapa unsur unsur yang diperlukan dalam melakukan produksi, diantaranya adalah modal, bahan-bahan dasar, dan tenaga kerja.

Jika salah satu unsur ini tidak ada maka kegiatan produksi tidak bisa dilakukan. Contoh kegiatan produksi yaitu:

1) Petani menghasilkan padi, jagung, teh, dan kopi.

2) Nelayan menghasilkan ikan. 3) Industri tekstil menghasilkan kain.

Kegiatan distribusi adalah kegiatan penyaluran barang dari produsen ke konsumen. Jika produsen berhubungan langsung dengan konsumen maka disebut distribusi langsung. Tetapi jika produsen menjual barangnya kepada

pedagang disebut distribusi tak langsung. Dalam distribusi tidak langsung pedagang mempunyai peranan yang besar dalam menyalurkan barang ke

konsumen. Contoh distribusi langsung yaitu peternak ayam menjual telur ayam langsung ke konsumen. Sedangkan contoh distribusi tidak langsung yaitu petani menjual beras kepada pedagang.

Kegiatan konsumsi adalah kegiatan menggunakan atau menghabiskan hasil produksi. Kegiatan konsumsi, misalnya beras yang

sudah dimasak menjadi nasi lalu dimakan. Aktivitas ekonomi atau kegiatan ekonomi yang memanfaatkan sumber daya alam berarti kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat di suatu daerah dalam memanfaatkan potensi

(48)

31

dapat melakukan kegiatan ekonomi dengan cara memanfaatkan sumber daya alam secara langsung, mengolahnya terlebih dahulu, atau menjualnya

kepada pihak lain. Berikut ini cara yang dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan ekonomi:

1) Menjual Bahan Mentah

Masyarakat yang tinggal di suatu daerah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah biasanya menjual langsung bahan mentah kepada

pihak lain. Bahan mentah adalah bahan-bahan yang diperoleh dari sumber daya alam dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan. Bila bahan

mentah tersedia cukup banyak maka masyarakatnya tinggal memungutnya dan menjualnya. Uang hasil penjualan tersebut digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan. Contoh kegiatan ekonomi seperti ini

merupakan pemanfaatkan hasil hutan. Hasil hutan diantaranya kayu jati, kayu kalimantan, kayu bangkireng atau kayu lainnya.

Contoh kegiatan ekonomi lain yang langsung menjual bahan mentah adalah dengan menjual hasil pertanian dan perkebunan. Hasil pertanian yang langsung dijual biasanya berupa padi, jagung, atau

palawija. Hasil perkebunan yang langsung dijual sayur-sayuran dan buah-buahan.

2) Mengolah Bahan Mentah

Masyarakat dapat mengolah terlebih dahulu bahan mentah sebelum dijual kepada konsumen. Bahan mentah diolah menjadi bahan

(49)

32

yang sudah diolah, tetapi belum siap untuk dipakai. Misalnya, rangka kusen jendela dan pintu. Bahan jadi adalah bahan mentah yang sudah

diolah menjadi barang jadi dan siap digunakan. Misalnya, barang kerajinan rotan.

Masyarakat yang mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi menjual barangnya lebih mahal daripada menjual langsung dalam bentuk bahan mentah. Dengan mengolahnya

terlebih dahulu masyarakat mendapat pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan tidak mengolahnya terlebih dahulu.

3) Mengembangkan Daerah Pariwisata

Pariwisata merupakan kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi. Masyarakat di daerah berusaha memanfaatkan

potensi alam di daerahnya agar dapat menarik minat para wisatawan. Kegiatan pariwisata dapat menambah pemasukan bagi daerah dan

masyarakat setempat. Masyarakat dapat berperan aktif dalam mendukung kegiatan pariwisata. Misalnya, masyarakat menyediakan tempat penginapan, rumah makan, kerajinan, cinderamata, pemandu wisata,

transportasi, dan usaha lainnya. Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(50)

33 a. Agrowisata

Agrowisata adalah wisata yang sasaranya berupa pertanian,

perkebunan, atau kehutanan. Agrowisata biasanya dikembangkan di daerah pegunungan yang udaranya cukup sejuk. Contohnya daerah

perkebunan teh di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. b. Wanawisata

Wanawisata adalah wisata yang tujuan atau sasarannya adalah

hutan. Wanawisata memanfaatkan keindahan hutan menjadi objek wisata. Wanawisata dapat mendatangkan keuntungan berupa

tambahan pemasukan bagi masyarakat sekitar. Masyarakat disekitarnya pun mempunyai kesadaran dan tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan hutan. Contoh kegiatan wanawisata adalah

petualangan di hutan, perkemahan, atau mencari jejak. Contoh tempat wanawisata adalah Sukamantri Kabupaten Bogor Jawa Barat.

c. Wisata Budaya

Wisata budaya adalah kegiatan wisata dengan tujuan mengenali hasil kebudayaan. Masyarakat dari berbagai daerah terdiri

atas berbagai suku bangsa, budaya, adat istiadat, dan kepercayaan. Hasil-hasil kebudayaan yang unik dan beragam dapat menjadi daya

tarik bagi wisatawan. Hasil kebudayaan seperti tarian daerah, lagu daerah, upacara adat, atau keunikan rumah adat sangat menarik untuk diamati dan dipelajari. Masyarakat dapat mengembangkan potensi

(51)

34

kegiatan masyarakat yang dapat mengembangkan daya tarik kebudayaan untuk kegiatan pariwisata diantaranya adalah masyarakat

Bali. Selain didukung oleh keunikan budaya, Bali juga didukung oleh keindahan alam dan seni ukir yang dibuat oleh masyarakatnya.

d. Wisata Bahari

Wisata bahari adalah kegiatan menikmati keindahan alam laut. Masyarakat mengembangkan wisata bahari untuk memperoleh

keuntungan berupa pendapatan yang bertambah serta terpeliharanya kelestarian laut. Objek wisata bahari diantaranya adalah derah pantai,

terumbu karang atau keindahan alam laut lainnya. Misalnya kegiatan wisata bahari di pantai kuta Bali, atau keindahan taman laut Bunaken Sulawesi Utara.

B. Kajian Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggali informasi dari

penelitian-penelitian sebelumnya sebagai bahan perbandingan, baik mengenal kekurangan dan kelebihan yang ada. Selain itu, peneliti juga menggali informasi dari buku-buku atau skripsi untuk mendapatkan suatu informasi

tentang teori yang berkaitan dengan judul yang peneliti gunakan sebagai landasan teori. Adapun beberapa penelitian yang relevan antara lain:

Skripsi Nur Rohmah (2017) “peningkatkan hasil belajar IPS materi

(52)

35

Jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode Role Playing. Penelitian tindakan kelas mencakup 4 tahap yaitu

perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi. Hasil penelitian dievaluasi dalam refleksi untuk menyusun perbaikan dalam tindakan siklus selanjutnya.

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan, dapat diperoleh bahwa hasil belajar dari mulai pra siklus yang mencapai KKM sebanyak 14 siswa atu 63,64%, siklus I yang mencapai KKM 16 siswa atau 72,73%,

siklus II yang mencapai KKM 18 siswa atau 81,82% dan siklus III yang mencapai KKM 21 siswa atau 95,54%. Dapat disimpulkan bahwa metode

role playing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS

materi berbagai macam pekerjaan dalam masyarakat. selain hasil belajar, keaktifan, dan minat serta perhatian juga meningkat dalam proses

pembelajaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Nur Rohmah (2017) memiliki kesamaan

dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu penggunaaan metode role playing yang sama dengan sosiodrama, sedangkan perbedaannya pada

(53)

36 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolahan

1. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : MI Miftakhul Ulum Akreditasi : B

Alamat : Jl. Kalibanger No. 12 Dusun Kalibanger, Desa Lanjan

Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang No. Tlp : (0298) 713491

Kode Pos : 50662 2. Visi dan Misi

Visi MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono

Kabupaten Semarang:

Dengan semangat kebersamaan dan kekeluargaan kita tingkatkan

sumber daya manusia yang berkualitas dan berprestasi.

Misi MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang:

a) Membentuk siswa-siswi yang beriman

b) Membangun siswa-siswa yang berakhlakul karimah

c) Membentuk siswa-siswi yang bertaqwa

(54)

37 3. Letak Geografis

Madrasah Ibtidaiyah Miftakhul Ulum secara geografis terletak di

pedesaan tepatnya di Dusun Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. MI Miftakhul Ulum berada pada jalur lintas

yang menghubungkan Desa Banyukuning dan Desa Sumowono. Dusun Kalibanger berbatasan langsung dengan area persawahan penduduk yang membentang luas dari timur ke barat dengan latar belakang berbagai tanaman

petani yang menambah suasana menjadi semakin asri serta udaranya yang segar dan rendah polusi. Pada umumnya pekerjaan orang tua siswa adalah

buruh tani, petani, pedagang dan sebagian kecil karyawan swasta. Dengan demikian kondisi ekonomi orang tua siswa tergolong menengah ke bawah.

4. Sejarah MI Miftakhul Ulum Kalibanger

MI Miftakhul Ulum Kalibanger adalah salah satu MI swasta yang berada di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang. MI

Miftakhul Ulum Kalibanger didirikan oleh Yayasan Pendidikan Islam Miftakhul Ulum. Pada tahun 1995, pemuka-pemuka dan tokoh-tokoh masyarakat Islam di Dusun Kalibanger bersepakat untuk mendirikan sebuah

Madrasah Ibtidaiyah.

Selanjutnya, para pendiri madrasah segera membentuk kepengurusan

yang pertama dan membentuk pengurus. Pada tanggal 1 MI Miftakhul Ulum Kalibanger mendapat Piagam Terdaftar dari Departemen Agama Provinsi Jawa Tengah. Sekarang ini, MI Miftakhul Ulum Kalibanger dipimpin oleh

(55)

38

pasang surut. Pada awalnya, MI Miftakhul Ulum Kalibanger mendapat kepercayaan dari masyarakat sekitar, terbukti pada awal berdirinya MI

Miftakhul Ulum Kalibanger, banyak orang tua yang menyekolahkan putra-putrinya di MI tersebut. Beberapa tahun kemudian, MI Miftakhul Ulum

Kalibanger mengalami surut dengan jumlah siswa yang menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. MI Miftakhul Ulum Kalibanger bangkit kembali dan mampu bersaing dengan sekolah dasar ataupun

madrasah lain di wilayah Kecamatan Sumowono. Hingga sekarang, MI Miftakhul Ulum Kalibanger telah memiliki prestasi yang membanggakan

hingga tingkat Provinsi baik madrasahnya maupun siswanya. MI Miftakhul Ulum Kalibanger sampai saat ini memperoleh status akreditasi B.

5. Struktur Organisasi

Tabel 3.1 : Struktur Organisasi MI Miftakhul Ulum Kalibanger

(56)

39

6. Keadaan Guru

Keadaan guru MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono

Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Daftar Guru MI Miftakhul Ulum Kalibanger

No Nama Jabatan

1. Ambaratih, S.Pd.I Kepala Sekolah 2. Marratus Sholikhah, S.Pd.I Guru Kelas I 3. Aan Susianto, S.Pd. Guru Kelas II

4. Kori’ah, S.Pd.I Guru Kelas III

5. Siti Kholifah, S.Pd.I Guru Kelas IV 6. Suryati, S.Pd.I Guru Kelas V 7. Amin Risyanto, S.Pd.I Guru Kelas VI 8. Eko Setyo B S, S.Si Guru Olahraga

7. Kedaan Siswa

MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten

Semarang pada tahun 2018 mempunyai 106 siswa dengan rincian pada tabel berikut:

Tabel 3.3 Siswa MI Miftakhul Ulum Kalibanger

Kelas Jumlah siswa Jumlah

siswa Laki-laki Perempuan

I 10 8 18

II 9 10 19

III 8 7 15

IV 8 13 21

V 10 8 18

VI 9 6 15

(57)

40 8. Karakteristik Siswa

Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang

berjumlah 21 siswa yang terdiri 8 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Rincian data siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.4 Nama Siswa Kelas IV

9. Kolaborator Peneliti

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan jenis penelitian kolaboratif.

Guru kelas yang melakukan kegiatan pembelajaran dan peneliti hanya sebagai pengamat. Peneliti membantu menyiapkan media pembelajaran dan

(58)

41

proses pembelajaran menggunakan metode sosiodrama dengan circular flow diagram.

10. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama 3 siklus di MI Miftakhul Ulum

Kalibanger. Waktu pelaksanaannya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.5 Pelaksanaan Penelitian

No Siklus penelitian Tanggal pelaksanaan

1. Siklus I 22 Maret 2018

2. Siklus II 29 Maret 2018

3 Siklus III 05 April 2018

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan selama 3 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

refleksi. Uraian dari ketiga siklus tersebut adalah sebagai berikut: 1. Diskripsi Siklus I

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi kegiatan

ekonomi produksi mata pelajaran IPS menggunakan metode sosiodrama dengan media circular flow diagram;

2) Menyiapkan soal evaluasi sebagai hasil respon siswa terhadap tugas; 3) Menyiapkan lembar pengamatan guru;

(59)

42 b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Kamis,

22 Maret 2018 pukul 08.00 sampai 09.10 di ruang kelas IV MI Miftakhul Ulum Kalibanger Kecamatan Sumowono Kabupaten semarang dengan

jumlah siswa 21 dan seluruh siswa hadir. Dalam pelaksanaan ini berlangsung selama satu kali tatap muka (2x 35 menit). Materi yang diajarkan adalah kegiatan produksi dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Kegiatan Awal (5 Menit) a) Guru mengucapkan salam

b) Guru meminta siswa berdoa bersama c) Guru mengabsen siswa serta bertanya kabar

d) Guru memberi motivasi siswa supaya lebih bersemangat dalam

menerima materi

e) Guru menggali kemampuan awal siswa berkenaan dengan materi

yang akan dipelajari

f) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran

2) Kegiatan Inti (25 menit) Mengamati

a) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai materi kegiatan

ekonomi masyarakat Indonesia.

b) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai peranan-peranan

yang dimainkan, bagaimana pelaksanaan sosiodrama dan tata cara

Gambar

Tabel 1.1 Indikator Keberhasilan Keaktifan Peserta Didik
Gambar 1.1 Bagan Rancangan PTK
Tabel 3.1 :  Struktur Organisasi MI Miftakhul Ulum Kalibanger
Tabel 3.4 Nama Siswa Kelas IV
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kadar serat tortilla jagung yang difortifikasi dengan tepung ampas tahu , memberikan kadar serat tertinggi, dibandingkan dengan bahan fortifikasi dari tepung tempe

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatan hasil belajar siswa kompetensi dasar nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan

Tahun 2019 yang akan datang, Gereja KAJ mengangkat tema "Amalkan Pancasila: Kita Berhikmat, Bangsa Bermartabat." Pemaparan historis, filosofis, politik

Visi Poros Maritim Dunia yang dicanangkan pemerintah sejak tahun 2014 membutuhkan dukungan pemangku kepentingan terkait, termasuk Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana

Dari 12 tumbuhan antagonis yang telah diuji di lapangan, lidah mertua ( Sanseviera trifasciata Prain) merupakan tanaman yang paling efektif dalam mengendalikan jamur

16 Dari sekian hasil penelitian tersebut yang semua hasilnya memperlihatkan adanya dampak yang positif antara media power point dan media blok pecahan

Namun ternyata hal itu menyebabkan kurang produktifnya karyawan dalam bekerja, sehingga pekerjaan tersebut akan lebih lama selesai, akibatnya karyawan merasa tidak nyaman dan

Berbeda dari CPracR, GMM sendiri berbicara mengenai etika yang berusaha memberi pendasaran pada metafisika moral, yaitu semacam garis besar prinsip-prinsip murni