• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN UTAMA. Anita Puji Utami: Kelembutan di Balik Kerasnya Industri Galangan Kapal. Galangan Dalam Negeri Mampu Bangun Kapal Berteknologi Tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN UTAMA. Anita Puji Utami: Kelembutan di Balik Kerasnya Industri Galangan Kapal. Galangan Dalam Negeri Mampu Bangun Kapal Berteknologi Tinggi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

IKATAN PERUSAHAAN INDUSTRI KAPAL DAN SARANA

LEPAS PANTAI INDONESI

LAPORAN UTAMA

BERITA UTAMA TEKNOLOGI & INOVASI PROFIL

Iperindo Surabaya Pilih Momon

Hermono Galangan Dalam Negeri Mampu Bangun Kapal Berteknologi Tinggi Anita Puji Utami: Kelembutan di Balik Kerasnya Industri Galangan Kapal

Halaman 4 Halaman 10 Halaman 12

Visi Indonesia menjadi

Poros Maritim Dunia

yang dicanangkan

pemerintahan Joko

Widodo-Jusuf Kalla

sempat membuat

industri galangan

kapal di dalam negeri

bergairah.

Untuk mewujudkan visi besar itu, pemerintah gencar membangun infrastruktur dan konektivitas maritim di seluruh Nusantara, memperkuat sistem logistik, dan mengembangkan Tol Laut. Upaya ini membutuhkan armada kapal dalam jumlah besar.

Anggaran triliunan rupiah pun digelontorkan untuk membangun ratusan kapal berbagai jenis di galangan dalam negeri, baik kapal penunjang transportasi laut, kapal alutsista, maupun kapal untuk nelayan.

Tidak kurang dari 100 unit kapal baru dibangun pemerintah melalui Kementerian Pehubungan di galangan kapal nasional, antara lain 25 unit kapal coaster 2000

GT, 20 unit kapal coaster 1.200 GT, lima unit kapal coaster 750 DWT, 15 unit kapal kontainer 100 TEUs, 20 unit kapal Rede, dan enam unit kapal ternak.

Order pembangunan kapal untuk penunjang alat utama sistem pertahanan (Alutsista) di galangan dalam negeri juga tidak sedikit. Salah satu yang fenomenal adalah pembangunan kapal selam.

Selama tahun 2014-2017, industri galangan kebanjian order pembangunan kapal baru dari pemerintah. Dengan order yang melimpah, industri galangan berinvestasi membangun segala fasilitas utama galangan dan peralatan penunjangnya.

01/XII/2018

Penerbit dan Penanggung Jawab: DPP Iperindo | Alamat: Jl. Griya Agung, RT 2/RW 20, Sunter Agung, Tj. Priok, Jakarta Utara 1441

Bersambung ke halaman 3

Pengukuhan pengurus Iperindo 2018-2022 oleh Menperin Airlangga Hartarto.

(2)

Optimisme Menghadapi Tahun Politik

Salam sejahtera,

Melalui kesempatan ini, izinkan kami mewakili segenap pengurus Iperindo (Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana Lepas Pantai Indonesia) menyampaikan ucapan selamat Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.

Semoga di tahun 2019, kita diberikan kesehatan dan kesuksesan dalam menjalani setiap langkah. Kita juga berdoa agar bangsa Indonesia selalu diberikan kekuatan dalam mencapai cita-cita menjadi negara maju dan sejahtera.

Kita telah melalui tahun 2018 yang penuh tantangan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Meski demikian, galangan kapal nasional berupaya tetap eksis dan melalui segala tantangan tersebut dengan sebaik-baiknya.

Tantangan di tahun 2019 tidak kalah berat. Bukan hanya karena adanya Pemilu serentak untuk pertama kalinya, yakni Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden, tetapi juga perekonomian global

Edi Kurniawan Logam : Ketua Umum Iperindo yang belum cukup kondusif.

Kondisi tersebut bisa berdampak terhadap perekonomian nasional apabila tidak dikelola dengan baik. Namun, Iperindo tetap optimistis Indonesia bisa melalui semua dinamika tersebut dan perekonomian akan terus berkembang.

Menghadapi perkembangan yang semakin dinamis, kami memandang Iperindo membutuhkan informasi aktual terkait dengan kegiatan organisasi dan informasi relevan lainnya.

Salah satu upaya yakni menerbitkan buletin Iperindo secara reguler, baik dalam format digital maupun cetak. Buletin ini diharapkan menjadi media informasi dan komunikasi bagi seluruh anggota Iperindo serta para pemangku kepentingan.

Selain penerbitan bulletin ini, Iperindo juga membangun website resmi sehingga anggota dan pemangku kepentingan lainnya bisa mendapatkan informasi yang cepat dan akurat.

Pengembangan sistem informasi

organisasi merupakan salah satu program DPP Iperindo periode 2018-2022 sesuai mandat Rapat Umum Anggota (RUA) di Jakarta pada Mei 2018.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang selama ini telah mendukung upaya Iperindo membangun industri galangan kapal nasional yang kuat dan mandiri.

Eddy Kurniawan Logam Ketua Umum Iperindo

2 | e-bulletin IPERINDO Edisi: 01/XII/2018

Pemilihan Ketua Umum Iperindo 2018-2022 Berjalan

Lancar dan Demokratis

Kepengurusan Ikatan Perusahaan Industri Galangan Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo)

periode 2018-2022 telah terbentuk sesuai dengan hasil Rapat Umum Anggota (RUA) yang digelar

di Jakarta pada Mei 2018.

LAPORAN UTAMA

Dalam RUA tersebut, Eddy Kurniawan Logam terpilih kembali menjadi Ketua Umum Iperindo untuk periode 2018-2022. Komisaris Utama PT Steadfast Marine ini melanjutkan kepemimpinannya di asosiasi itu sejak 2014.

Pemilihan ketua umum diikuti tiga kandidat. Selain Eddy Kurniawan Logam sebagai petahana, terdapat dua nama lain yakni Yance Gunawan dari PT Dumas Shipyard dan Askan Naim dari PT Krakatau Shipyard.

Pada sesi pemilihan tercatat 95 suara, 37 di antaranya untuk Yance Gunawan, 34

suara untuk Eddy Kurniawan Logam, dan 24 lainnya untuk Askan Naim.

Karena hasil perhitungan suara tidak mencapai 50 plus 1, maka harus dilakukan dua kali putaran. Pada pemilihan putaran kedua terdapat 94 suara dengan 2 kandidat. Akhirnya, Eddy Kurniawan Logam meraih 50 suara, sementara Yance 43 suara, dan 1 abstain.

Dengan hasil akhir tahap perhitungan suara putaran kedua tersebut, Eddy Kurniawan Logam berhasil menduduki jabatan sebagai Ketua Umum Iperindo periode 2018–2022 walaupun menang

tipis 7 suara atas Yance Gunawan. Saat ini, Iperindo memiliki anggota 119 perusahaan galangan kapal dari total 160 perusahaan galangan kapal di Indonesia.

Dalam sambutannya setelah terpilih, Eddy Kurniawan Logam menegaskan kesatuan organisasi yang telah terbangun dengan baik selama ini harus dipertahankan guna menghadapi tantangan ke depan.

“Saya ucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan untuk kembali memimpin Iperindo,” ujarnya.

(3)

Sambungan dari Hal.1

Outlook Industri Galangan Kapal Nasional 2019

Semua galangan sibuk membangun kapal-kapal pesanan pemerintah untuk mendukung program Tol Laut. Namun, pada tahun 2018, industri galangan kembali lesu setelah seratusan kapal selesai dibangun dan order pemerintah belum jelas kelanjutannya.

Utilisasi Merosot

Wakil Ketua Umum Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai

Indonesia (Iperindo) Anita Puji Utami mengungkapkan, utilitasi galangan untuk bangunan kapal baru tinggal 10 persen. Galangan kini praktis hanya mengandalkan bisnis perbaikan dan perawatan kapal.

Padahal selama 2015–2017, utilitasi galangan di dalam negeri sempat mencapai 80 persen, bahkan ada galangan yang beroperasi penuh.

Selama ini, hampir 80 persen

pengadaan kapal berasal dari pemerintah melalui pendanaan APBN, sedangkan sisanya 20 persen dari swasta atau BUMN, seperti PT Pertamina, PT ASDP Indonesia Ferry, PT Pelni, PT Pelindo dan sebagainya.

Oleh karena itu, Anita berharap pemerintah segera melakukan pengadaan agar industri galangan kembali menggeliat dan tenaga kerja bisa dipertahankan.

Menurut Ketua Bidang Kerja Sama dan Promosi Iperindo Muhammad Azis, order kapal dari pemerintah, khususnya melalui Kemenhub, sudah merosot sejak tahun 2016 dan diperkirakan berlanjut hingga tahun 2019. BUMN juga belum dapat memastikan apakah akan membangun kapal di galangan dalam negeri.

Ketua Bidang Industri Penunjang Iperindo Budhiarto Sulaiman menyebut penurunan order kapal tersebut sudah dirasakan oleh galangan swasta yang

Kapasitas Industri Galangan Kapal Nasional Jumlah Galangan Kapal Perusahaan250 Pembangunan

Kapal Baru DWT/tahun1 Juta 12 Juta DWT/tahun Reparasi Kapal

Sumber: Kemenperin

beroperasi di Batam, Kepulauan Riau. Berdasarkan data Batam Shipyard Offshore Association (BSOA), 20 galangan kapal tutup akibat sepinya pesanan kapal baru beberapa tahun terakhir. Galangan tersebut memperkerjakan lebih dari 200.000 tenaga kerja yang sebagian besar dari Indonesia.

Sekitar 30 galangan lainnya mencoba bertahan dengan menyelesaikan pesanan kapal pesanan tahun-tahun lalu dan mengerjakan perbaikan kapal.

Untuk menggairahkan kembali industri perkapalan, anggota Komisi V DPR RI Bambang Haryo Soekartono meminta pemerintah memberikan insentif dan pelatihan tenaga kerja agar industri mampu bersaing.

“Galangan kapal perlu diberikan insentif-insentif khusus, misalnya bunga bank yang kompetitif untuk permodalan dan pajak lebih murah,” katanya saat kunjungan Komisi V DPR RI di PT Dok dan Perkapalan Surabaya, November silam.

Dukungan lainnya, yakni peningkatan kompetensi sumber daya manusia di bidang perkapalan, baik melalui pelatihan dan sertifikasi. Dia menilai program pelatihan dari pemerintah selama ini masih perlu ditingkatkan.

(4)

4 | e-bulletin IPERINDO Edisi: 01/XII/2018

Visi Poros Maritim Dunia Butuh

Peran Iperindo

LAPORAN UTAMA

Sektor maritim tidak hanya berfungsi menggerakkan perekonomian, tetapi juga sebagai simbol kekuatan dan kedaulatan negara. Bahkan, sektor ini mempunyai peran penting untuk menyatukan wilayah Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau.

Visi Poros Maritim Dunia yang dicanangkan pemerintah sejak tahun 2014 membutuhkan dukungan pemangku kepentingan terkait, termasuk Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) yang menjadi payung organisasi galangan kapal nasional.

“Presiden sudah mencanangkan visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, backbone-nya tentu harus ada peran dari Iperindo,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat pengukuhan pengurus Iperindo periode 2018-2022 di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Airlangga, galangan kapal berperan penting sebab bisa menghemat devisa dari pembangunan kapal baru ataupun perbaikan dan perawatan kapal. Oleh sebab itu, Kementerian Perindustrian ingin kapasitas industri ini naik hingga 2-3 kali lipat dalam beberapa tahun ke depan.

Upaya itu bukan suatu yang mustahil mengingat Indonesia masih membutuhkan sarana transportasi laut dalam jumlah besar untuk memperkuat konektivitas antar wilayah. Apalagi, pasar internasional terbuka lebar untuk digarap industri galangan kapal nasional.

Menperin meyakini, industri perkapalan semakin berdaya saing di tingkat global sejalan dengan peningkatan kapasitas dan pemanfaatan teknologi mutakhir. Untuk itu, pemerintah menggulirkan sejumlah kebijakan agar sektor ini terus berkembang.

“Industri perkapalan punyai peran penting, mengingat karakteristiknya yang padat karya, padat modal dan padat teknologi. Perlu penanganan dan perhatian serius dari pemerintah agar mampu

Industri kemaritiman, termasuk galangan kapal dan

industri penunjangnya, merupakan salah satu sektor yang

diprioritaskan pengembangannya oleh pemerintah. Industri

ini menjadi tulang punggung untuk mewujudkan Indonesia

sebagai Poros Maritim Dunia.

tumbuh dan terus berkembang,” kata Airlangga.

Pemerintah telah mengalokasikan anggaran cukup besar bagi pembangunan kapal-kapal negara untuk memenuhi kebutuhan moda transportasi laut di dalam negeri.

Momentum ini perlu dimanfaatkan oleh industri perkapalan nasional sebagai sebuah peluang guna meningkatkan kemampuan dan utilisasi, khususnya untuk pembangunan armada baru.

“Proyek-proyek pembangunan kapal baru diharapkan memacu penyerapan tenaga kerja, dan yang lebih penting adalah meningkatkan penguasaan teknologi,” ungkap Airlangga.

Program P3DN

Pemerintah juga mengamankan dan mengoptimalkan pemanfaatan pasar domestik bagi kepentingan industri galangan kapal nasional sesuai amanat Inpres Nomor 2 Tahun 2009 tentang Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

Program P3DN merupakan salah satu strategi penting dan perlu didukung oleh semua pemangku kepentingan industri perkapalan. Kebijakan ini memberikan kesempatan dan akumulasi pengalaman kepada industri galangan sehingga mampu memenuhi kebutuhan kapal dan produk maritim lainnya.

Kebijakan lain yang terus didorong

Kemenperin adalah pemberian insetif fiskal untuk industri perkapalan, termasuk industri pendukung yang memproduksi bahan baku dan komponen kapal.

“Investasi industri perkapalan membutuhkan modal yang sangat besar dalam jangka waktu yang panjang. Oleh karenanya, iklim investasi yang kondusif menjadi syarat mutlak agar kesinambungan operasional dan produktivitas sektor industri perkapalan dapat menjadi lebih optimal,” ungkap Menperin.

Berbagai kebijakan itu diharapkan membuka peluang usaha, sekaligus memacu industri galangan kapal meningkatkan penguasaan teknologi perkapalan.

“Kami mendorong industri komponen dalam negeri agar menjadi supply chain untuk memproduksi kapal. Seiring langkah ini, pengurus baru Iperindo perlu membentuk konsorsium nasional,” kata Menperin.

Kemenperin juga menginisiasi usulan insentif penurunan tarif bea masuk komponen kapal melalui skema khusus serta usulan tax holiday yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai stimulus untuk meningkatkan kinerja industri galangan kapal nasional.

Pemerintah juga berusaha memperkuat kemampuan desain kapal melalui

optimalisasi standar desain kapal series agar mampu menumbuhkan industri komponen kapal di dalam negeri.

Maka itu, diperlukan pusat research, development, and design (RDnD) untuk perkapalan. “Pemerintah akan memfasilitasi pemberian super deductible tax bagi industri yang berinovasi. Kalau bisa kita kembangkan desain bersama untuk kapal ikan, patroli, tanker, dan tugboat,” ungkap Airlangga.

Dari sisi finansial, pemerintah akan mengupayakan dan mendorong agar kegiatan usaha sektor industri galangan kapal dapat dukungan dari sektor perbankan atau pembiayaan sehingga kesempatan untuk ekspansi bisnis perkapalan semakin terbuka lebar.

(5)

Iperindo Surabaya

Pilih Momon

Hermono

Momon Hermono, Kepala

Cabang PT Perikanan

Nusantara Unit Galangan

Kapal, terpilih sebagai Ketua

DPC Iperindo Surabaya

periode 2018-2022 dalam

Rapat Anggota Cabang di

Surabaya pada 30 Agustus

2018.

Momon menggantikan Romeo Hasan Basri, General Manager PT Dok Pantai Lamongan, melalui pemilihan yang berlangsung dengan lancar dan kondusif.

Semula muncul tiga nama calon ketua, tetapi akhirnya yang bersedia maju dan dipilih peserta hanya dua nama, termasuk Momon.

Momon telah menyusun rencana dan program kerja yang akan dilaksanakan dalam empat tahun ke depan sebagai Ketua DPC Iperindo Surabaya.

Untuk jangka pendek, Momon akan melakukan penataan bidang keorganisasian dan keanggotaan mengingat ada sejumlah perusahaan galangan baru yang belum terdaftar sebagai anggota Iperindo.

Selain itu, dia akan membuat perhitungan tarif dasar bagi perusahaan galangan kapal anggota Iperindo sebagai pijakan untuk menentukan biaya kepada pengguna jasa sehingga terjadi persaingan yang sehat.

Langkah itu diharapkan mencegah perang tarif yang bisa berdampak negatif bagi kemajuan industri galangan nasional. Anita Puji Utami merupakan alumni

Teknik Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS angkatan 1991 dan kini menjabat Sekretaris Jenderal Alumni FTK ITS.

Saat ini, dia menjabat Direktur Utama PT Adiluhung Sarana Segara Indonesia (ASSI), perusahaan galangan kapal nasional berbasis di Madura, Jawa Timur.

Anita juga aktif di sejumlah asosiasi, antara lain sebagai Wakil Ketua Umum DPP Iperindo (Ikatan Perusahaan Industri Perkapalan dan Lepas Pantai) dan pengurus Women in Maritime (WIMA) Indonesia.

Penghargaan Wira Adhiwasesa diserahkan langsung oleh Rektor ITS Prof.

Ir. Joni Hermana MSc ES PhD kepada Anita dalam acara puncak Dies Natalis ITS ke-58 di Graha Sepuluh Nopember ITS Surabaya pada 10 November 2018.

Anita menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi atas penghargaan tersebut. “Saya tidak menyangka mendapat penghargaan ini. Semoga saya semakin bersemangat dan bisa berkontribusi lebih besar lagi bagi ITS dan masyarakat,” ungkapnya.

Selain kepada alumni, penghargaan tertinggi ITS itu juga diberikan kepada mahasiswa, dosen, dan karyawan yang dinilai telah berpartisipasi mengharumkan nama almamater, baik di kancah nasional maupun internasional.

Anugerah Wira Adhiwasesa untuk

Dirut Adiluhung

BERITA GALANGAN

BERITA GALANGAN

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

menganugerahkan penghargaan Wira Adhiwasesa kepada

salah satu alumni terbaiknya, Anita Puji Utami, karena dinilai

berkontribusi besar bagi almamater dan masyarakat.

(6)

6 | e-bulletin IPERINDO Edisi: 01/XII/2018

Iperindo Bantu Korban Gempa

Lombok

BERITA GALANGAN

Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana Lepas Pantai

(Iperindo) ikut meringankan beban korban bencana alam di

sejumlah daerah. Bantuan disalurkan untuk korban gempa di

Lombok, Nusa Tenggara Barat, serta korban gempa dan tsunami

di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Iperindo bekerja sama dengan beberapa organisasi dan berkoordinasi dengan Pospenas melalui Posko Gabungan BNPB untuk menyalurkan bantuan bagi korban gempa di Desa Melaka, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Barat.

Bantuan diserahkan langsung oleh Wakil Ketua Umum Iperindo Anita Puji Utami kepada Kepala Desa Melaka H. Akmaludin Ichsan untuk dibagikan kepada warga 12 dusun di desa tersebut. Acara penyerahan bantuan juga dihadiri oleh Burhanudin dari Kementerian Perindustrian.

Bantuan Iperindo berupa baju dewasa/ anak, kaos, kerudung, celana, selimut, matras, kasur, pakaian dalam, tenda dan aneka kebutuhan pangan seperti beras, gula, mie instan, minyak goreng, susu,

sarden sampai air mineral.

Selain bantuan bahan pokok, Iperindo bersama PT Dukuh Raya melakukan pemasangan pompa dan tandon air berukuran besar yang diharapkan

membantu memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga desa tersebut.

Selain itu, Iperindo ikut serta dalam agenda trauma healing khusus untuk anak-anak PAUD dan sekolah dasar di Dusun Kecinan, berupa lomba menggambar, mewarnai, baca/tulis yang diselingi berbagai permainan.

“Kami berharap bantuan ini dapat mengurangi sedikit beban yang menimpa korban bencana gempa Lombok,” kata Anita selaku koordinator acara bertajuk Iperindo Peduli Lombok itu saat serah terima bantuan pada 31 Agustus silam.

Galangan DPS di

Pelabuhan Tanjung

Perak Segera Direlokasi

BERITA GALANGAN

PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS), galangan kapal yang berada di dalam area kerja Pelabuhan Tanjung Perak, segera direlokasi untuk memperluas area kerja operasional pelabuhan tersebut.

Rencana itu merupakan salah satu poin dalam nota kesepahaman bersama antara PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) dan DPS terkait dengan rencana pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak. MoU ditandatangani pimpinan kedua BUMN di Surabaya pada 5 Oktober 2018.

Direktur Utama Pelindo III Doso Agung mengatakan perseroan mengacu pada Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Tanjung Perak yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan. Dalam RIP itu tidak ada lokasi docking (pemeliharaan) kapal di dalam area kerja Pelabuhan Tanjung Perak.

Menurut dia, pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak mengacu pada arus barang yang semakin meningkat sehingga dibutuhkan lahan untuk area kerja operasional pelabuhan. Pelabuhan Tanjung Perak merupakan pintu gerbang bagi distribusi barang di kawasan timur Indonesia.

“Penggunaan lahan yang saat ini dipakai oleh DPS dapat meningkatkan kapasitas Pelabuhan Tanjung Perak, sehingga diharapkan pelayanan menjadi lebih baik dan arus distribusi barang menjadi lebih lancar,” ungkapnya.

Sekretaris Perusahaan Pelindo III Faruq Hidayat menyebutkan, kesepahaman antara Pelindo III dan DPS merupakan langkah awal bagi kedua perusahaan untuk saling mendukung pengembangan usaha masing-masing perusahaan.

Pelindo III dan DPS akan duduk bersama dalam satu tim untuk merumuskan langkah konkret sebagai tindak lanjut kesepakatan tersebut.

Setelah MoU tersebut, kedua perusahaan akan bekerja dalam satu tim untuk membuat kajian-kajian, baik kajian pemilihan lokasi DPS yang baru hingga kajian mengenai aspek bisnis lainnya.

(7)

Sebagian Besar Galangan Bangun Kapal Tol Laut

Tepat Waktu

Menperin: Industri

Perkapalan Topang

Sektor Migas

BERITA GALANGAN BERITA GALANGAN

“Hanya sebagian kecil (17%) yang terlambat penyelesaiannya akibat berbagai persoalan seperti kesiapan tenaga kerja terampil dan proses impor suku cadang,” kata Ketua Umum Iperindo Eddy Kurniawan Logam, belum lama ini.

Dari 150 unit kapal pesanan pemerintah, tuturnya, hanya 26 unit kapal yang terlambat penyerahannya

dari delapan perusahaan galangan. Penyelesaiannya pun sudah di atas 94%, sehingga pada akhir Desember 2018 bisa selesai seluruhnya.

Didampingi Sekjen Iperindo Askan Naim, Eddy mengungkapkan Iperindo telah mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo untuk memohon perpanjangan penyerahan dan penghapusan denda

keterlambatan 26 unit kapal dari delapan perusahaan galangan.

“Permintaan tersebut sudah ditanggapi pemerintah dan dibahas di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan,” kata Askan.

Menurut dia, pengurus Iperindo sudah melakukan pertemuan dengan Menteri Perhubungan dan Dirjen Perhubungan Laut tentang surat permintaan kepada Presiden. Dalam pertemuan itu, baik Menhub maupun Dirjen Perhubungan Laut dapat memahami kesulitan industri galangan.

Berikat Marine dan Bank Maritim

Mengenai Berikat Marine, Eddy mengatakan fasilitas itu hanya bisa dimanfaatkan oleh satu galangan karena ada kuota. Di Indonesia baru ada dua Berikat Marine, yakni di Pontianak dan Palembang.

Iperindo berharap kepada pemerintah agar merealisasikan keberadaan Bank Maritim yang khusus memberi pinjaman berbunga rendah kepada industri galangan kapal dan pelayaran nasional.

Sebagai negara maritim, lanjut Eddy, begitu banyak potensi perekonomian bisa digali yang memanfaatkan fasilitas kapal, antara lain kapal nelayan, kapal niaga umum, kapal khusus kebutuhan lepas pantai (migas), termasuk kapal perang.

“Selain bank kemaritiman, industri galangan kapal juga butuh dukungan pemerintah agar mengeluarkan kebijakan moratorium importasi kapal. Ini penting untuk mendorong perkembangan industri galangan nasional dan menghindari pelarian devisa keluar,” ujarnya.

Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia

(Iperindo) mengapresiasi industri galangan kapal nasional karena

sebagian besar mampu menyelesaikan proyek pembangunan

kapal perintis untuk Tol Laut tepat waktu.

Tidak hanya memperkuat armada pelayaran nasional, industri perkapalan di dalam negeri berperan penting dalam mendukung operasional di sektor minyak dan gas.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, potensi migas yang sebagian besar berada di wilayah lautan harus didukung armada kapal dan sarana lain yang memadai.

“Kemampuan ini penting agar kinerja dan produktivitas migas semakin

meningkat, mengingat sektor migas punya nilai strategis bagi perekonomian nasional,” ungkap Menperin pada peresmian Kapal Seapup 3 milik PT Swadaya Sarana Berlian di kawasan Pelabuhan Marunda Jakarta pada 22 November 2018.

Nilai strategis itu bisa dilihat dari capaian sektor migas pada semester pertama 2018. Pada periode itu, penerimaan negara dari hulu migas mencapai USD8,5 milliar atau 71 persen dari target APBN 2018 sebesar USD11,9 milliar. Dari segi investasi, sektor migas telah mengantongi USD3,9 miliar.

Sebagai salah satu sektor strategis, Menperin menilai industri perkapalan nasional telah mencapai beberapa kemajuan, di antaranya jumlah galangan kapal lebih dari 250 perusahaan dengan kapasitas produksi sekitar 1 juta DWT per tahun untuk pembuatan kapal baru dan 12 juta DWT per tahun untuk reparasi kapal.

Dia mengapresiasi PT Swadaya Sarana Berlian yang berkontribusi dalam pengembangan industri perkapalan di Tanah Air. “Semoga banyak pekerjaan yang bisa dilakukan, misalnya kapal Seapup 3 ini yang pengoperasiannya 100 persen dilakukan oleh tenaga kerja Indonesia,” ujarnya.

Menurut Airlangga, kapal Seapup 3 merupakan salah satu state of the art di dunia perkapalan dan pengembangannya menerapkan teknologi terbaru seiring dengan industri 4.0.

“Industri perkapalan nasional diharapkan lebih berkembang lagi ke depannya. Kapasitas produksi untuk bangunan baru maupun reparasi kapal perlu terus ditingkatkan, termasuk kemampuan dalam membangun fasilitas untuk mendukung kegiatan di sektor migas,” kata Menperin.

(8)

8 | Info Galangan - Edisi 2 - VLoume 1 - Januari 2019

Booth iperindo pada pameran Inamarine

2018 di JIexpo, Kemayoran Jakarta Iperindo ikut ambil bagian dalam pameran Indo Defence 2018

galeri

FOTO

8 | e-bulletin IPERINDO Edisi: 01/XII/2018

(9)

Momon Hermono (tengah) terpilih sebagai Ketua Iperindo Cabang Surabaya periode 2018-2022 dalam Rapat Anggota Cabang Surabaya, Jawa Timur, 30 Agustus 2018.

Ketua Umum Iperindo Eddy Kurniawan Logam (jas abu-abu) berfoto bersama peserta di booth Iperindo pada pameran Indo Defence Jakarta, 7 November 2018.

(10)

Galangan Dalam Negeri Mampu Bangun Kapal

Berteknologi Tinggi

Kemampuan industri galangan kapal nasional membangun kapal berteknologi tinggi

semakin mumpuni. Ini dibuktikan dengan peluncuran MV Iriana, kapal bertenaga listrik

pertama produksi dalam negeri.

TEKNOLOGI & INOVASI

Kapal angkut semen curah (cement carrier) yang dibangun di galangan PT Sumber Marine Shipyard itu merupakan pesanan PT Pelayaran Andalas Bahtera Baruna (ABB) Jakarta.

Keunggulan MV Iriana yakni tidak digerakkan oleh mesin berbahan bakar minyak, melainkan motor listrik, sekaligus menjadi kapal pertama yang mengusung teknologi mutakhir ini.

Kapal sejenis pernah dibuat Jepang dan Taiwan. Meskipun mengusung teknologi yang sama, yakni sistem electric propultion, MV Iriana diklaim lebih canggih karena mampu menghemat bahan bakar lebih besar.

Kapal tersebut bisa menghemat energi

hingga 20 persen, sedangkan penghematan kapal buatan Jepang hanya 10 persen.

Pengerjaan kapal ini juga relatif cepat, yakni kurang dari setahun oleh tenaga ahli lokal. Selain itu, bahan baku yang digunakan untuk kapal ukuran besar ini didominasi baja lokal buatan PT Krakatau Posco, Cilegon.

MV Iriana berkapasitas 9.300 dead weight tonnage (DWT), memiliki spesifikasi panjang 117 meter, lebar 25,5 meter, tinggi 7,9 meter, kedalaman ke air (draft) 6,3 meter, dan kecepatan 10 knot.

Menurut Chairman PT Sumber Marine Shipyard Haneco W. Lauwensi, MV Iriana murni hasil karya anak bangsa, yang melibatkan sekitar 800 pekerja dari

berbagai daerah di Tanah Air.

Haneco mengharapkan, keberhasilan pembangunan kapal ini memotivasi galangan kapal lain agar terus berkembang dan berdaya saing, sekaligus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional.

Dia menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak, termasuk

Keberhasilan

pembangunan

kapal ini

memotivasi

galangan kapal

lain agar terus

berkembang

dan berdaya

saing, sekaligus

memberikan

kontribusi

positif bagi

perekonomian

nasional.

(11)

pemerintah, sehingga kapal angkut semen curah listrik pertama buatan galangan nasional itu selesai dibangun tepat waktu.

Kapal Perang

Selain kapal untuk kebutuhan komersial, galangan di dalam negeri bahkan mampu membangun kapal perang yang membutuhkan penguasaan teknologi mutakhir.

PT PAL Indonesia (Persero), misalnya, bahkan mampu mengembangkan kapal selam, setelah melewati proses alih teknologi dari galangan kapal asal Korea Selatan (Korsel) Daewoo Shipbuilding and

Marine Engineering (DSME).

BUMN itu sudah membangun dua unit kapal selam kelas Chang Bogo untuk TNI AL dan baru saja mendapat pesanan tiga unit lagi dari Kementerian Pertahanan.

Pembuatan kapal selam memiliki tingkat kesulitan tinggi seperti saat proses pengelasan dan penyambungan bagian-bagian kapal selam yang membutuhkan ketelitian dan keterampilan tingkat tinggi.

Kapal selam kelas Chang Bogo mempunyai panjang 61,3 meter dengan kecepatan ± 21 knot di bawah air, dan dengan ketahanan berlayar lebih dari 50 hari.

Secara umum kapal selam Chang Bogo ini dilengkapi teknologi mutakhir, seperti system tempur dan sistem operasi terbaru,

non-hull penetrating mast dan akomodasi yang nyaman.

Selain dipersenjatai torpedo dengan fasilitas delapan buah tabung peluncur, kapal selam tersebut juga dirancang mampu men-deploy ranjau laut,

meluncurkan rudal anti kapal permukaan, dan melepaskan torpedo counter measure.

(12)

Kelembutan di Balik Kerasnya Industri

Galangan Kapal

PROFIL

Industri galangan kapal selama ini sering dipersepsikan sebagai dunia laki-laki. Tidak heran jika perempuan yang terjun ke industri ini bisa dihitung dengan jari, apalagi bisa menduduki posisi tertinggi di level manajemen.

Persepsi itu dapat dimaklumi. Industri galangan kapal memang terkesan keras dan kotor karena banyak menggunakan mesin dan peralatan berat. Namun, peluang bagi perempuan untuk menggeluti bidang ini bukanlah suatu yang tabu atau mustahil.

Hal itu dibuktikan sendiri oleh Anita Puji Utami. Perempuan kelahiran Surabaya, 29 Desember 1972 ini, berhasil menduduki posisi Direktur Utama di PT Adiluhung Sarana Segara Indonesia (ASSI), galangan kapal berbasis di Madura, Jawa Timur.

Industri perkapalan sudah menarik minat Anita sejak remaja. Tidak heran jika dia menjatuhkan pilihan untuk melanjutkan studi S1 di Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan (FTK), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Karirnya berawal di salah satu

perusahaan pelayaran nasional di Surabaya. Suatu saat, ketika holding perusahaan pelayaran itu mengakuisisi galangan kapal sebagai fasilitas perawatan armadanya, Anita diminta menjadi Direktur Produksi.

Bagi Anita, adaptasi dari usaha pelayaran ke galangan kapal tidak terlalu sulit. Kedua jenis usaha ini masih satu rumpun industri maritim yang saling menunjang, meskipun pada dasarnya berbeda.

Setelah beberapa tahun menjabat Direktur Produksi, pada tahun 2015 dia kemudian dipercaya menjabat sebagai Direktur Utama PT ASSI. Bekerja di lingkungan yang didominasi laki-laki tidak membuat Anita merasa minder atau tertekan.

“Bekerja di lingkungan laki-laki ada suka dan dukanya. Sukanya adalah laki-laki cenderung rasional sehingga lebih mudah menerima masukan. Dukanya, kita perlu sabar menghadapi laki-laki yang kadang tingkat emosionalnya sangat tinggi. Saat itulah diperlukan ‘peran perempuan’ untuk bisa mengambil sisi yang bisa diterima oleh mereka,” ungkap Anita.

Ibu tiga orang anak ini bahkan tidak segan-segan turun ke lapangan untuk

melihat langsung pekerjaan yang mayoritas dilakukan oleh laki-laki.

“Saya sangat bahagia dan bersyukur dengan pekerjaan ini karena mendapat dukungan dari karyawan, direksi, pemilik perusahaan dan lainnya. Mereka sangat loyal membatu proses pekerjaan yang ‘kasar’ seperti pengelasan serta bergelut dengan bahan baku besi di pinggir pantai atau laut ini,” ujarnya.

Tegakkan Disiplin

Meski demikian, Anita selalu menegakkan disiplin dalam proses pekerjaan di lapangan dan mematuhi standar operasional yang ditetapkan kepada seluruh karyawan. Dengan demikian, kualitas kapal yang dibangun sesuai dengan standar dan dapat diselesaikan tepat waktu.

Kedisiplinan menjadi modal untuk membangun kepercayaan pelanggan. Terbukti, PT ASSI masih mendapat order pembangunan kapal baru di tengah iklim usaha yang kurang kondusif.

Hingga saat ini, galangan yang dipimpinnya sudah membangun hampir 100 kapal, termasuk salah satu kapal yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu, yaitu KM Camara Nusantara.

Di lingkungan industri maritim, nama Anita juga sudah tidak asing lagi. Pasalnya, selama ini dia aktif dalam berbagai kegiatan pemerintahan, asosiasi industri dan organisasi kemasyarakatan.

Selain menjabat Wakil Ketua Umum DPP Iperindo (Ikatan Perusahaan Industri Perkapalan dan Lepas Pantai), Anita juga pengurus Women in Maritime (WIMA) Indonesia dan Sekjen Alumni FTK ITS. Dia juga sering diundang sebagai pembicara dalam berbagai diskusi dan seminar yang digelar instansi pemerintah atau lembaga lainnya.

Sebagai pengurus Iperindo, perhatian dan pengetahuan Anita terhadap industri perkapalan makin kental. Oleh karena itu, dia ingin ikut membantu pemerintah membangun industri dalam negeri yang kuat dengan memberikan masukan konstruktif.

Anita berharap, industri maritim nasional termasuk perkapalan terus berkembang dan semakin maju, sehingga kesejahteraan masyarakat maritim meningkat dan industri

ini bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Industri galangan kapal selama ini sering dipersepsikan

sebagai dunia laki-laki. Tidak heran jika perempuan yang

terjun ke industri ini bisa dihitung dengan jari, apalagi bisa

menduduki posisi tertinggi di level manajemen.

12 | e-bulletin IPERINDO Edisi: 01/XII/2018

Anita selalu

menegakkan

disiplin dalam

proses pekerjaan

di lapangan dan

mematuhi standar

operasional yang

ditetapkan kepada

seluruh karyawan

Referensi

Dokumen terkait

tnmi daerah adalah perlu kepemimpinan yang kuat pada tingkat pertama dengan 5isi yang jelas" Selain itu tnmi daerah. memerlukan pr*esinalisme dalam

Three groups of female students were selected, from the Faculty of Kinesiology, Faculty of Teacher Education and Faculty of Medicine, University of Zagreb, to determine their

video pada siswa kelas V SD Negeri Bangsalan 1, Kecamatan Teras, Kabu-paten Boyolali tahun ajaran 2015/2016. Pada kondisi awal atau pratindakan ketuntasan

Hasil yang diperoleh saat penelitian sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilalukan oleh Mylapuram Rama (2012) dimana potensi interaksi obat pada pasien

Biasanya Penyakit TBC menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita penyakit TBC batuk, dan  pada

Openswan merupakan aplikasi dari teknologi VPN yang menerapkan protokol IPsec di sistem operasi Linux yang mendukung beberapa kernel yang bekerja dengan cara membuat jaringan

Sumber Data: Keperluan penelitian dipilih lima kelompok informan dengan catatan masing- masing diperlukan antara dua atau tiga orang. Informannya yaitu ; pelaksana program

Penjelasan tentang tangga nada yang ada pada gamelan jawa di atas khususnya tangga nada pelog karena penulis mengambil tangga nada pelog sebagai salah satu