• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. KEHAMILAN - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) SUNTIK 3 BULAN PADA NY. M UMUR 32 TAHUN DI PUSKESMAS II KEMBARAN, KEC.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. KEHAMILAN - ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, DAN PERENCANAAN KELUARGA BERENCANA (KB) SUNTIK 3 BULAN PADA NY. M UMUR 32 TAHUN DI PUSKESMAS II KEMBARAN, KEC."

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. KEHAMILAN

a. Definisi

Proses kehamilan diawali dengan proses pembuahan(konsepsi). Pembuahan atau konsepsi sering disebut fertilisasi.Fertilisasi adalah penyatuan sperma laki-laki dengan ovumb perempuan (Hutahaean, Serri. 2013, h; 27).

Menurut Winkjosastro (2002, h; 121), kehamilan adalah prosespematangan fetus dalam endometrium hasil bertemunya ovum dan sperma. Kehamilan 40 minggu disebut kehamilan matur,kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur, sedangkan kehamilan antara 28-36 minggu disebut kehamilanpremature.

b. Diagnosa kehamilan

(2)

yang dapat mengarahkan diagnosis adanya suatu kehamilan diantaranya :

1) Amenorhea

Tidak adanya haid pada wanita usia subur atau padamasa reproduksi.

2) Tanda Hegar

Melunaknya isthmus uteri sehingga serviks dan korpusuteri seolah-olah terpisah. Perubahan ini terjadi sekitar 4sampai 8 minggu setelah pembuahan.

3) Tanda Goodel

Pemeriksaan dalam untuk meraba serviks. Pada keadaan tidak hamil, serviks teraba seperti ujung hidung sedangkan saat hamil teraba seperti permukaan bibir.

4) Tanda Chadwick

Adanya warna kebiruan, keunguan atau agak gelap pada mukosa vagina, hal ini dapat diketahui dengan pemeriksaan spekulum. Hal ini terjadi karena adanya hiperpigmentasi dan adaanya peningkatan esterogen.

5) Ballotement

(3)

c. Pembagian usia kehamilan

Ditinjau dari usia kehamilan, winkjosastro (2002, h; 139) membagi kehamilan menjadi 3 bagian, yaitu :

1) Kehamilan triwulan pertama (usia kehamilan 0 - 12 minggu)

Triwulan pertama usia kehamilan dimulai saat terjadipembuahan sperma terhadap sel telur sampai denganusia kehamilan 12 minggu dalam triwulan pertama inialat-alat tubuh mulai dibentuk.

2) Kehamilan triwulan kedua (usia kehamilan 12 – 28 minggu)

Triwulan kedua dimulai usia kehamilan 12 – 28 minggu.Dalam triwulan kedua ini, alat-alat tubuh telah dibentuktetapi belum sempurna. Bila hasil konsepsi dapatdikeluarkan dari kavumuteri pada kehamilan dibawah 20minggu disebut abortus.

3) Kehamilan triwulan ketiga (usia kehamilan 28 – 40 minggu) Triwulan ketiga atau triwulan terakhir adalah sejakkehamilan berusia 20 minggu sampai 40 minggu. Janinyang dilahirkan pada triwulan terakhir ini sudah dibentuksempurna.

d. Ketidaknyamanan pada ibu hamil dan cara mengatasinya

(4)

maupunpsikologis. Meskipun normal, tetap perlu diberikan pencegahandan perawatan.

1) Ketidaknyamanan pada Trimester I Tabel 2.1 ketidaknyamanan pada Trimester I

No. ketidaknyamanan Cara mengatasi

1.

a) Melakukan pengaturan pola makan. b) Menghindari stress.

c) Meminum air jahe.

d) Menghindari meminum kopi / kafein, tembakau dan alkohol.

e) Mengkonsumsi vit. B6 1,5mg/hari. a) Menyikat gigi.

b) Menganjurkan ibu untuk beristirahat siang hari.

c) Menganjurkan ibu untuk minum lebih banyak.

d) Menganjurkan ibu untuk olahraga ringan.

e) Mengkonsumsi makanan seimbang. a) Latihan kegel.

b) Menganjurkan ibu untuk buang air kecil secara teratur.

c) Menghindari penggunaan pakaian yang ketat

a) Konsumsi makanan berserat.

b) Terapi farmakologi berupa laxatif oleh dokter kandungan.

(5)

pada saat telentang. d) Mengunyah permen karet.

e) Tidak mengkonsumsi rokok maupun alhohol.

Sumber : Irianti, Bayu, dkk. (2013, h:56) 2) Ketidaknyamanan pada Trimester II

Tabel 2.2 ketidaknyamanan pada Trimester II

No. ketidaknyamanan Cara mengatasi

1.

b) Menghindari berdiri secara tiba-tiba dari posisi duduk.

c) Hindari berdiri pada waktu yang lama.

d) Jangan lewatkan waktu makan. e) Berbaring miring ke kiri.

a) Menyarankan ibu untuk banyak minum disiang hari dan mengurangi minum pada malam hari.

b) Menyarankan ibu untuk buang air keci secara teratur.

c) Menhindari penggunaan pakaian ketat.

a) Menghhindari berdiri secara tiba-tiba dari posisi jongkok.

b) Mengajarkan ibu posisi tubuh yang baik.

mengurangi aktivitas serta menambah istirahat.

a) Anjurkan ibu untuk menggunakan lotion.

(6)

6.

a) Mengganti celana dalam bila basah atau lembab.

b) Memelihara kebersihan alat reproduksinya.

a) Mengkonsumsi makanan yang berserat.

b) Memenuhi kebutuhan hidrasinya. c) Melakukan olahraga ringan secara

rutin.

a) Memberikan contoh makanan yang baik dikonsumsi.

b) Menghitung jumlah asupan kalori. a) Mengajarkan kepada ibu untuk

merasakan gerakan janin, misalnya dengan menggunakan 2 wadah kosong dan manik-manik, kemudian anjurkan pada ibu untuk dengan memverikan informasi yang dibutuhkan ibu.

b) Memberikan motivasi dan dukungan pada ibu.

c) Melibatkan orang terdekat dan atau keluarga pada setiap asuhan.

Sumber : Irianti, Bayu, dkk, (2013, h:84)

3) Ketidaknyamanan pada Trimester III

Tabel 2.3. Ketidaknyamanan pada Trimester III

No. ketidaknyamanan Cara mengatasi

1. minum saat 2-3 jam sebelum tidur. b) Kosongkan kandung kemih sesaat

sebelum tidur.

(7)

3.

e) Anjurkan istirahat tiap 30 menit. a) Hindari konstipasi.

b) Makan-makanan yang berserat dan banyak minum.

f) Usahakan BAB dengan teratur. g) Ajarkan ibu dengan posisi knee ditegakkan sejajar dengan tumit untuk mencegah kram mendadak. c) Meningkatkan asupan kalsium. d) Meningkatkan asupan air putih. e) Melakukan senam ringan. f) Istirahat cukup.

a) Latihan nafas melalui senam hamil.

b) Tidur dengan bantal yang tinggi. c) Makan tidak terlalu banyak.

d) Konsultasi dengan dokter apabila ada kelainan asma dll.

a) Meningkatkan periode istirahat dan berbaring dengan posisi miring kiri.

(8)

7. Perubahan libido

e) Menganjurkan kepadaa ibu untuk cukup berolahraga.

a) Informasikan pada pasangan bahwa masalah ini normal dan dipengaruhi oleh hormon esterogendan atau kondisi psikologis.

b) Menjelaskan pada ibu dan suami untuk mengurangi frekuensi hubungan seksual selama masa kritis.

c) Menjelaskan pada keluarga perlu pendekatan dengan memberikan kasih sayang pada ibu.

Sumber : (Hutahaean. Serri, 2013, h; 150) e. Anatomi Fisiologi Organ Reproduksi Wanita

1) Genetalia

Tabel 2.4. Organ-Organ yang membentuk alat-alat reproduksi perempuan.

Genetalia eksterna Genetalia interna

Mons Veneris

(9)

akan lahir harus melewati panggul. Tulang panggul merupakan sebuah corong, bagian atas yang lebar di sebut panggul besar yang mendukung isi perut, sedangkan bagian bawah tulang panggul menjadi tempat alat kandungan dan menentukan bentuk jalan lahir yang di sebut panggul kecil.

Tulang panggul terdiri dari 4 buah panggul, yaitu :

a) Tulang pangkal paha ( os cocsae ) 2 buah, terdiri dari: tulang usus ( os ilium ), tulang duduk (os iskium ), dan tulang kemaluan ( os pubis ).

b) Tulang kelangkang ( os sacrum ) 1 buah

c) Tulang tungging ( os cocsigys) 1 buah ( Asrinah, 2010)

Ukuran panggul adalah sebagai berikut :

a) Pintu atas panggul

Merupakan batas atas dari panggul kecil yang berbentuk oval, dari promotorium, sayap sacrum, linea inominata, ramus superior osis pubis, dan pinggir atas simpisis.

b) Bidang luas panggul

(10)

cm. Pada bidang ini biasanya tidak menimbulkan kesukaran dalam persalinan.

c) Bidang sempit panggul (bidang tengah panggul)

Merupakan bidang dengan ukuran kecil, di setinggi pinggir bawah simpisis, terdapat 2 spina iskiadikaukuran belakang 11,5 cm, ukuran melintang 10 cm, diameter sagitalis posterior yaitu dari sacrum ke pertengahan antara spina

iskiadika 5 cm.

d) Pintu bawah panggul

Terdiri dari dua segitiga dengan dasar yang samayaitu garis yang menghubungkan kedua tuberiskiadikum kiri dan kanan. Puncak dari segitigabelakang adalah ujung os sacrum, sisanya adalahligamentum sakro tuberosum kiri

dan kanan,segitiga depan dibatasi oleh arcus pubis (Asrinah,2010, h; 20).

f. Perubahan-perubahan janin 1) Sistem kardiovaskuler

Perjalanan darah dari plasenta melalui vena unbilikaladalah setelah melewati dinding abdomen,

(11)

bergabung dengan vena kava inverior masuk keatrium kanan. Darah ini mengandung oksigen sepertiarteri yang akan langsung menyemprot melalui feramenovale pada septum, masuk ke atrium kiri dan selanjutnyamelalui ventrikel kiri akan menuju aorta dan seluruhtubuh. (Prawirohardjo, 2010,h:160)

Darah dari ventrikel kanan akan mengalir kearah paru.Karena paru belum berkembang, sebagian besar darah dari jantung kanan akan dialirkan ke aorta melalui arteripulmonalis dan suatu pembuluh duktus arteriosus. Darahitu akan bergabung di aorta desending bercampur dengandarah bersih yang akan dialirkan ke seluruh tubuh.(Prawirohardjo, 2010, h:160)

2) Sistem respirasi

Gerakan nafas janin telah dapat dilihat sejak kehamilan12 minggu dan pada 34 minggu secara regular geraknafas ialah 40-60/menit.

Tabel 2.5 Perkembangan Fungsi Organ Janin

Usia gestasi

Organ

6

7

8

Pembentukan hidung, dagu, palatum dan tonjolan paru. Jari-jari telah berbentuk, namun masih tergenggam. Jantung telah terbentuk penuh.

(12)

9

Kepala meliputi separuh besar janin, terbentuk muka janin, kelopak mata terbentuk namun tak akan terbuka sampai 28

minggu.

Janin berukuran 15 cm. Ini merupakan awal dari trimester kedua. Kulit janin masih transparan, telah mulai tumbuh lanugo (rambut janin). Janin bergerak aktif, yaitu menghisap dan menelan air ketuban. Telah terbentuk mekonium (feses) dalam usus. Jantung berdenyut 120-150/menit.

Komponen mata terbentuk penuh, juga sidik jari.

terbentuk perkembangan otak yang cepat. Sistem saraf nafas telah reguler, suhu relatif stabil.

(13)

38-40 matur. Janin akan dapat hidup tanpa kesulitan.

Sejak 38 minggu kehamilan disebut aterm, dimana bayi

akan meliputi seluruh uterus. Air ketuban mulai berkurang,

tetapi masih kedalam batas normal. Sumber : Prawirohardjo (2010, h:161)

g. Tanda bahaya kehamilan 1) Perdarahan pervaginam

(14)

Tabel 2.6. Diagnosis Perdarahan Antepartum Gejala dan

tanda utama

Faktor predisposisi

(15)
(16)
(17)
(18)

1. Solusio plasenta 2. Janin

mati dalam rahim 3. Eklampsi

a 4. Emboli

air ketuban

Gangguan pembekuan darah

Sumber : (Hani, Ummi, dkk. 2011, h; 117) 2) Sakit kepala yang hebatdan menetap

Sakit kepala selamakehamilan adalah umum, dan sering kali melupakan ketidaknyamananyang norma dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak ilang dengan beristirahat. Kadang- kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin mengalami penglihatan yang kabur atau berbayang.sakit kepala yang hebat dalam kehamilanadalah gejala dari pre-eklampsia ( Hani, ummi, dkk.2011, h; 118).

(19)

Karena pengaruh hormonal dalam kehamilan, ketajaman visual ibu dapat berubah.perubahan yang kecil adalah normal. Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengacam jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya pandangan kabur atau berbayang dan berbintik- bintik. Perubahan visual mendadak mungkin merupakan suatu tanda pre-eklamsi ( Hani, ummi, dkk. 2011, h; 119 ).

4) Nyeri abdomen yang hebat

(20)
(21)
(22)

pada

pemeriksaan dalam

pervaginam ringan

Metritis

(23)

Peritonitis

Kista ovarium

Sumber : (Hani, Ummi, dkk. 2011, h; 119) 5) Bengkak pada muka dan tangan

Bengkak dapat menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada permukaan muka dan tangan, tidak hilang setelah istirahat, dan di ikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau preeklampsia ( Hani, Ummi, dkk, 2011, h; 14).

6) Bayi kurang bergerak seperti biasa

(24)

bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring atau istirahat dan jika ibu makan minum dengan baik ( Hani, Ummi, dkk. 2011, h; 121). h. Kebutuhan dasar ibu hamil

Sasaran asuhan antenatal ialah meminimalkan setiap efek yang berpotensi membahayakan perempuan hamil dan bayinya. Dengan memenuhi kebutuhan ibu hamil, baik fisik maupun psikologisnya. Tabel 2.8. kebutuhan isik ibu hamil

No Kebutuhan keterangan

1.

2.

Oksigen

Nutrisi

Meningkatnya jumlah progesteron selama kehamilan selama kehamilan mempengaruhi pusat pernafasan.

a. Kalori

Jumlah kalori yang ibutuhkan ibu hamil adalah 2500 kkal setiap harinya. Jumlah kalori yang berlebih dapat menyebabkan obesitas dan ini merupakan faktor predisposisi atas terjadinya preeklampsia. b. Protein

Jumlah protein yang diperlukan untuk ibu hamil adalah 85 gr/hari. Sumber protein : kacang-kacangan, ikan, ayam, susu, keju. Defesiensi protein dapat menyebabkan kelahiran prematur, anemia dan edema. c. Kalsium

Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 kg/hari. Sumber kalsium : susu, keju, yoghurt dan kalsium karbonat.

d. Zat besi

(25)

3. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik.

f. Air

Air berfungsi untuk menjaga keseimbangan suhu tubuh, karna itu dianjurkan untuk minum 6-8 gelas (1500-2000 ml) air,susu, dan jus tiap 24 jam.

Perubahan anatomik pada perut, area gentalia/lipat paha dan payudara menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab dan mudah terinfeksi oleh mikroorganisme. Sebaiknya, mandi menggunakan pancuran atau gayung. Selain itu, mengganti celana dalam secara rutin minimal 2 kali sehari.

Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan ketat dibagian perut. Bahkan pakaian harus dapat menyerap keringat, pakailah bra yang menyokong payudara. Memakai sepatu dengan hak rendah.

Keluhan yang sering terjadi pada ibu hami adalah konstipasi dan sering BAK. Tindakan pencegaahan yang dapat dilakukan adalah dengan banyak mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih, jika merasa dorongan untuk BAK/BAB maka segeralah untuk BAK/BAB.

(26)

6.

Eliminasi

Seksual

Sumber : (Asrinah, dkk. 2010, h; 93) i. Asuhan kehamilan

1) Definisi asuhan kehamilan ( ANC )

Asuhan kehamilan adalah asuhan ibu hamil oleh bidan yang lakukan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diognosa dan rencana tindakan serta melakukannya untuk menjamin keamanan dan kepuasan serta kesejahteraan ibu dan janin selama priode kehamilan. Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (prawirohardjo, 2009, 89).

2) Standar pelayanan minimal ANC 10 T yaitu : a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan. b) Ukur tekanan darah.

(27)

e) Tentukan presentasi janin dan DJJ. f) Pemberian imunisasi TT lengkap.

g) Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan. h) Periksa laboratorium.

i) Tatalaksana / penanganan kasus. j) Temuwicara.

(kepmenkes RI, 2012) 3) Tujuan asuhan kehamilan

Menurut saifudin (2004, h; 94), tujuan antenatal cara adalah : a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan

ibu dan tumbuh kembang janin.

b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.

c) Mengenali sejak dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum.

d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan selamat ibu dan bayinya.

e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan dengan normal dan persiapan untuk pemberian ASI.

(28)

4) Manfaat asuhan kehamilan

Manfaat asuhan antenatal bagi ibu hamil adalahmengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan mental, fisik ibu hamil untuk menghadapi persalinan, meningkatkan kesehatan ibu setelah persalinan dan bisa memberikan ASI. Konseling dalampemakaian alat kontrasepsi KB, memberikan nasehat danpetunjuk berbagai masalah yang berkaitan dengankehamilannya serta berusaha menetapkan kehamilandengan resiko tinggi akan menentukan pertolonganpersalinan yang aman (Manuaba, 2010, h: 113).

Manfaat untuk janin adalah memelihara kesehatan ibusehingga bisa mengurangi persalinan premature, beratbayi lahir rendah, juga meningkatkan kesehatan bayisebagai titik awal kualitas sumber daya manusia(Manuaba, 2010, h; 114).

5) Jadwal pemeriksaan kehamilan.

(29)

a) Kunjungan pertama antenatal care

Pemeriksaaan kehamilan pertama yaitu pemeriksaan kehamilan saat usia kehamilan antar 0 sampai 3 bulan. Pemeriksaan kali pertama ini bertujuan untuk :

a. Menetukan diagnosis ada tidaknya kehamilan. b. Mengetahui riwayat kesehatan ibu.

c. Menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan. d. Melakukan pemeriksaan fisik secara umum misalnya

tekanan darah, BB, dan pemeriksaan fisik head to toe. b) Jadwal kunjungan kedua antenataal care

Pemeriksaan kehamilan pertama yaitu pemeriksaan pada saat usia kehamilan antara 4 sampai 6 bulan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk :

a. Mengetahui keluhan ibu dan tipe gerakan janin.

b. Mengetahui komplikasi kehamilan dan pengobatannya (preeklampsia, gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan).

c) Jadwal kunjungan ketiga antenatal care

Pemeriksaan kehamilan ketiga dilakukan pada saat usia kehamilan 32 minggu, dilakukan untuk :

(30)

b. Mengetahui komplikasi kehamilan dan pengobatannya (preeklampsia, gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan).

d) Jadwal kunjungan keempat antenatal care

Pemeriksaan kehanmilan keempat merupakan pemeriksaan yang terakhir dan dilakukan pada usia kehamilan antara 32-36 minggu. Pada pemeriksaan ini dilakukan :

a. Mengetahui keluhan-keluhan yang muncul. b. Mengetahui pergerkan janin.

c. Mengetahui tipe kontraksi rahim.

d. Mengetahui adanya tipe kelainan letak dan presentasi janin.

e. Mengenali tanda-tanda persalinan. f. Memantapkan rencana persalinan.

(Hutahaean, Serri, 2013, h; 86) 6) Pemeriksaan ibu hamil.

a) Anamnesis

Berisi identitas ibu hami, suami, keluhan, riwayat kesehatan, pola aktivitas, HPHT, dan HPL.

b) Pemeriksaan fisik diagnostik

(31)

a. Inspeksi : tekanan daraah, nadi, suhu, respirasi, jantung, dan paru-paru.

b. Perkusi : reflek patella.

c. Palpasi : meraba bagian-bagian janin perut ibu untuk

menentukan posisi dan keadaan janin didalam uterus. d. Auskultasi : menggunakan stetoskop obstetrik untuk

mendengarkan Detak Jantung Janin (DJJ) yang dapat di dengarkan bulan ke 4-5 (Sofian, 2012, 73).

2. PERSALINAN

a. Definisi

Persalinan adalah prose membuka dan menipisnya dan janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. (Sarwono, 2008, h: 100)

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan ari) yang telah cukup bulan atau dapat diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Manuaba, 2010, h: 157)

Persalinan adalah proses pengeluaran atau kelahiran hasil konsepsi yang dapat hidup dilluar uterus melalui vagina kedunia luar (Sondakh, 2013, h: 2)

(32)

Jalan lahir terbagi atas dua,yaitu jalan lahir keras danjalan lahir lunak. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari jalanlahir keras adalah ukuran dan bentuk tulang panggul,sedangkan yang perlu diperhatikan pada jalan lahir lunakadalah segmen bawah uterus yang dapat meregang,serviks, otot dasar panggul, vagina dan introitus vagina(Sondakh, 2013, h: 4).

2) Power (kekuatan)

Faktor kekuatan dalam persalinan dibagi atas dua, yaitu : a) Kekuatan primer ( kontraksi involunter)

Kontraksi berasal dari segmen atas uterus yang menebal dan dihantarkan ke uterus bawah dalam bentuk gelombang. b) Kekuatan sekunder (kontraksi volunter)

Pada kekuatan ini, otot-otot diafragma dan abdomen ibu berkontraksi dan mendorong keluar isi ke jalan lahir sehingga menimbulkan tekanan intraabdomen. Tekanan ini menekan uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan dalam mendorong keluar (sondakh, 2013, h: 4 ).

3) Passenger ( penumpang )

(33)

c. Sebab-sebab mulainya persalinan

Bagaimana terjadinya persalinan belum di ketahui dengan pasti, sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan denga mulainya kekuatan his. Hormon-hormon yang dominan pada saat kehamilan, yaitu :

1) Estrogen

Berfungsi untuk meningkatkan sensiti fitas otot rahim dan memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis.

2) Progesteron

Berfungsi untuk menurunkan sensifitas otot rahim, menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis, dan menyyebabkan otor rahim dan otot polos relaksasi.

Pada kehamilan kedua hormon tersebut berada dalam keadaan yang seimbang sehingga kehamilan bisa dipertaahankan . perubahan kedua hormon tersebut menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofise parst posterior dapaat menimbulkan kontraksi dalam bentuk

Braxton hicks oksitosin juga bekerja sama dalam hormon prostaglandin

(34)

rahim. Dengan demikian dapat di kemukakan beberapa teori yang memungkinkan terjadinya proses persalinan.

1) Teori keregangan

Otot rahim mempunyai kemampuan mergang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.

2) Teori penurunan progesteron

Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu akibat otot-otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu. 3) Teori oksitosin internal

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise parst posterior. Perubahan esterogen dan progesteron dapat mengubah penurunan sensifitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton hicks. 4) Teori prostaglandin

Kontraksi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin pada saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga terjadi persalinan.

(35)

Teori ini menunjukan pada kehamilan sering terjadi keterlambatan persalinjan karena tidak terbentuk hipotalamus. Teori ini dikemukakan oleh Linggih (1973).

6) Teori berkurangnya nutrisi

Berkurangnya nutrisi pada janin dikemukakan oleh hippokrates. Bila nutrisi pada janin kekurangan makanan hasil konsepsi akan segera dikeluarkan.

d. Teori dan gejalan menjelang persalinan 1) Lightening

Mulai dirasakan kira-kirea 2 minggu sebelum persalinan, adalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvik minor. Lightening menyebabkan tinggi fundus menurun ke posisi yang sama dengan posisi fundus pada usia kehamilan 8 bulan.

2) Perubahan serviks

Perubahan serviks terjadi akibat peningkatan intensitas kontrakssi Braxton hicks. Serviks menjadi lunak, mulai menipis dan sedikit terbuka.

3) Persalinan palsu

Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri. Persalinan palsu dapat terjadi beberapa hari atau secara intermiten bahkan 3 atau 4 minggu sebelum mengawali persalinan

(36)

Pada kondisi normal ketuban pecah pada akhir kala I persalinan. Apabila terjadi sebelum fase persalinan fase itu disebut ketuban pecah dini.

5) Bloody show

Bloody show merupakan tanda persalinan yang kan terjadi dalam 24-48 jam. Bloody show sering terlihat sebagai rabas lendir bercampur darah yang lengket yang harus dapat dibedakan dari perdarahan murni.

6) Kontraksi

Kontraksi harus bersifar intermiten sehingga ada periode relaksasi uterus diantara kontraksi. Konkraksi pada persalinan aktif berlangsung dari 45-90 detik dengan durasi rata-rata 60 detik. Pada persalinan awal kontraksi berlangsung 15-20 detik (Cuningham, 2012, h; 221)

e. Menentukan bagian terbawah janin

1) 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba diatas simfisis pubis.

2) 4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah memasuki pintu atas panggul.

(37)

4) 2/5 jika hnya sebagian dari bagian terbawah janin masih berada diatas simfisis dan (3/5) bagian telah turun melewati bidsng tengah ronggga panggul.

5) 1/5 jika satu dari 5 jari masih dapat meraba bagian terbawah janin

yang berada diatas simfisis 4/5 bagian telah masuk ke dalam rongga panggul.

6) 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat diraba dari pemeriksaan luar dan seluruh bagian terbawah janin sudah masuk ke rongga panggul (JNPK 2008, h: 44)

f. Tahapan persalinan

Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala I serviksmembuka dari 0 sampai 10 cm. Kala I dinamakan juga kalapembuakaan. Kala II juga disebut dengan kala pengeluaran,oleh kekuatan his dan kekuatan mengejan janin didorong keluarsampai lahir. Dalam kala III atau disebut juga kala urie,plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IVdimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian, dalam kala tersebut di observasi apakah terjadi perdarahan post partum. 1) Persalinan kala I

(38)

Kala I dimulai saat pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terjadi 2 fase, yaitu :

a) Fase laten : berlangsung selama 8 jam, serviks membuka sampai 3 cm.

b) Fase aktif : berlangsung selama 7 jam, serviks membuka dari 4 cm sampai 10 cm kontraksi terjadi lebih kuat dan sering dibagi menjadi 3 fase :

a. fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.

b. Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.

c. Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat sekali, dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap (sulistyawati. A, DKK, 2012, h; 65).

Proses diatas terjadi pada primigravida maupun multigravida, tetapi pada multigravida memiliki jangkawaktu yang lebih pendek. Pada primigravida, kala Iberlangsung ±12 jam, sedangkan pada multigravidaberlangsung ±8 jam (Sondakh. 2013, h:5).

2) Persalinan kala II

Gejala umum kala II adalah sebagai berikut :

(39)

b) Apabila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka perlu dilakukantindakan amniotomi. Amati cairan yang keluar. Jikaterjadi pewarnaan mekonium pada air ketubanmaka lakukan persiapan pertolongan bayi setelahlahir karena hal tersebut menunjukan adanyahipoksia dalam rahim atau selama proses persalinan (JNPK-KR, 2008, h: 82).

c) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak.

d) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan akibat tertekannya pleksus frankenhauser. e) Kedua kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala

bayi sehingga menjadi : a. kepala membuka pintu.

b. sub occiput bertindak sebagai hipomoglion, kemudian saat berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung, dan muka,serta kepala seluruhnya.

f) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksiluar, yaitu penyesuaian kepala pada punggung.

3) Persalinan kala III

(40)

lepasnya plasenta dapat diperkirakan dengan mempertahankan tanda-tanda dibawah ini :

a) Uterus menjadi globuler ( bundar ).

b) Uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas ke segmen

bawah rahim.

c) Tali pusat bertambah panjang. d) Terjadi semburan darah tiba-tiba .

Cara melahirkan plasenta adalah dengan menggunakan teknik dorsokranial. Pengeluaran selaput ketuban dan selaput janin biasanya lahir dengan mudah. Namun masih ada bagian plasenta yang tertinggal. Bagian yang tertinggal tersebut dapat dikeluarkan dengan cara :

a) Menarik pelan-pelan

b) Memutar atau memilin seperti tali c) Memutar dengan klem

(41)

Kala III terdiri dari 2 fase, yaitu :

a) Fase pelepasan plasenta

Beberapa cara pelepasan plasenta antara lain : a. Schultze

Proses lepasnya plasenta seperti menutuppayung. Cara ini merupakan cara yang palingsering terjadi (80%). Bagian yang lepasterlebih dulu adalah bagian tengah, lalu terjadi retroplasenta hematoma yang menolak plasenta mula-mula bagian tengah, kemudian seluruhnya . menurut cara ini, perdarahan biasanya tidak ada sebelum plasenta lahir dan berjumlah banyak setelah plasenta lahir.

b. duncan

berbeda dengan sebelumnya, pada cara ini lepasnya plasenta mulai dari pinggir 20%. Darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban. Pengeluarannya juga serempak dari tengah dan pinggir plansenta.

b) Fase pengeluaran plasenta

Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya plasenta adalah: a. Kustner

(42)

berarti belum lepas. Jika diam atau maju berarti sudah lepas.

b. Klien

Sewaktu ada his, rahim di dorong sedikit. Bila tali pusat kembali berarti belum lepas, diam atau turun berarti lepas (cara ini tidak digunakan lagi).

c. Strassman

Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar berarti plasenta belum lepas, tidak bergetar berarti sudah lepas. Tanda-tanda plasenta telah lepas adalah rahim menonjol diatas simfisis, tali pusat bertambah panjang, rahim bundar dan keras, serta keluar darah secara tiba-tiba.

4) Persalinan kala IV

Kala IV mulai lahirnya plasenta selama 1-2 jam. Pada kala IV ini dilakukan observasi terhadap perdarahan pasca persalinan, paling sering terjadi pada 2 jam pertama (sulistyawati. A, 2010, h; 46).

a) Observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Tingkat kesadaran pasien

2. Pemeriksaan vital sign : tekanan darah, suhu, nadi, respirasi.

(43)

4. Terjadinya perdarahan. Perdarahaan dianggap masih normal bila jumlah tidak melebihi 400-500 cc.

b) Komplikasi kala IV

1. Robekan vagina, perinium ataau serviks 2. Tanda atau gejala syok

3. Tanda atau gejala dehidrasi 4. Tanda atau gejala infeksi

5. Tanda atau gejala preeklampsia ringan 6. Gejala preeklampsia berat

7. Kandung kemih penuh (JNPK-KR, 2008, h; 35) g. Asuhan sayang ibu

Asuhan sayang ibu dan bayi yang dapat di berikan oleh bidan adalah dengan menanyakan pada diri kita sendiri “Bagaimanakah hal

tersebut atau masalah tersebut terjadi pada saya sendiri atau pada keluarga saya sendiri.”

(44)

persalinan, maka di perlukan peran seorang bidan. Mengingat bahwa persalinan merupakan suatu proses yang alami, maka jika tidak ada indikasi, bidan diharapkan tidak melakukan intervensi yang tidak perlu terutama tanpa persetujuan ibu. Dengan demikian, diharapkan persalinan akan berlangsung dengan aman dan nyaman sesuai yang diharapkan bidan, ibu dan keluarganya. Selain itu, asuhan sayang ibu dan bayi dapat diberikan oleh bidan pada setiap kala persalinan dengan mengacu pada hak-hak klien, yaitu :

1) Memberi pelayanan kepada ibu dengan ramah dan penu8h

perhatian.

2) Memberikan semangat dan dukungan pada ibu.

3) Meminta keluarga mendampingi ibu selama proses persalinan. 4) Memberi kesempatan bagi ibu untuk memilih posisi meneran

sesuai yang diinginkan.

5) Memberi asuhan nutrisi yang cukup bagi ibu. 6) Melakukan rawat gabung ibu dan bayinya.

7) Membimbing ibu untuk memeluk bayinya dan sesegera mungkin memberikan air susu ibu ( ASI ), diupayakan pemberiannya dilakukan kurang dari 1 jam atau biasa disebut lnisiasi menyusu dini ( IMD ).

8) Memantau kondisiibu setelah melahirkan. 9) Memberikan asupan nutrisi setelah melahirkan.

(45)

11) Mengajarkan ibu atau keluarga dan suami mengenali tanda dan gejala yang mungkin terjadi.

12) Mengajarkan ibu, keluarga, dan sumi cara untuk mencari pertolongan disaat terjadi hal yang berbahaya (Sondakh, 2013, h; 87).

h. Tujuan asuhan persalinan

Tujuan asuhan persalinan ialah memberikan asuhan yang memadai selamaa persalinan dan upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.

i. Asuhan persalinan normal Melihat tanda dan gejala kalaa II 1) Melihat tanda dan gejala kala II

a) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.

b) Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan atau vaginanya.

c) Perinium menonjol.

d) Vulva-vagina dan sfingter anal membuka.

Menyiapkan pertolongan persalinan

(46)

4) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah sikut, mencuci kedua tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih. 5) Memakai satu sarung tangan dengan DTT atau steril untuk semua

pemeriksaan dalam.

6) Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik(dengan memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggiatau steril) dan meletakan kembali di partus set/wadahdisinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa mengontaminasitabung suntik).

Memastikan pembukaan lengkap dan janin baik

7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya denganhati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakankapas atau kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vaggina, perinium, atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannyadengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Menggantisarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan keduasarung tangan tersebut dengan benar didalam larutandekontaminasi, langkah # 9).

8) Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan

(47)

9) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangankotor kedalam larutan klorin 0,5% dan kemudianmelepaskan daam keadaan terbaik serta merendamnyadidalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit. Mencucikedua tangan (seperti di atas).

10) Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksiberakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batasnormal (100-180 kali/menit).

a) Mengambil tindakan yyang sesuai jika DJJ tidak normal.

b) Mendokumentasi hasil-hasil pemeriksaan dalam,DJJ, dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhanlainnya pada partograf.

Menyiapkan Ibu dan Keluarga untuk Membantu ProsesPimpinan Meneran

11) Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dankeadaan janin baik. Membantu ibu berada dalam posisiyang nyaman sesuai dengan keinginannya.

(48)

b) Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimanamereka dapat mendukung dan memberi semangatkepada ibu saat ibu mulai meneran.

12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibuuntuk

meneran. Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisisetengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.

13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyaidorongan yang kuat untuk meneran :

a) Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai

keinginan untuk meneran.

b) Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.

c) Membantu ibu mengambil posisi yang nyamansesuai dengan pilihannya.

d) Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi.

e) Menganjurkan keluarga untuk memberi dukungandan semangat pada ibu.

f) Menganjurkan asupan cairan peroral. g) Menilai DJJ setiap 15 menit.

(49)

i) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok ataumengambil posisi yang aman. Jika ibu belum inginmeneran dalam 60 menit, anjurkan ibu untuk mulaimeneran pada puncak kontraksi-kontraksi tersebutdan beristirahat diantara kontraksi.

j) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akanb terjadi

segera setelah 60 menit meneran, merujuk ibu dengan segera.

Persiapan pertolongan kelahiran bayi

14) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan handuk bersih diatas perut ibu untukmengeringkan bayi.

15) Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, dibawahbokong ibu.

16) Membuka partus set.

17) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada keduatangan. Menolong kelahiran bayi

Lahirnya kepala

(50)

19) Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayidengan kain atau kassa yang bersih. (langkah ini tidakharus dilakukan) 20) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yangsesuai

jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskansegala proses kelahiran bayi :

a) Jika tali pusat melilit leher dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.

b) Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, lakukanklem tali pusat di dua tempat dan memotongnya.

21) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksiluar secara spontan.

Lahir bahu

22) Setelah kepala melakukan putaraan paksi, tempatkan kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi. Denganlembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luarhingga bahu anterior muncul dibawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.

(51)

(bagian atas)untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saatkeduanya lahir.

24) Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tanganyang ada diatas (anterior) dari punggung ke arah kakibayi untuk menyangga saat punggung dan kaki lahir.Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati,membantu kelahiran kaki.

Penanganan bayi baru lahir

25) Menilai bayi dengan cepat (warna kulit, gerakan bayi, dantangisan bayi dalam 30 detik), kemudian meletakkan bayidiatas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebihrendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek,meletakkan bayi ditempat yang memungkinkan). Bila bayimengalami asfiksia, melakukan resusitasi.

26) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk

dan biarkan kontak kulit ibu dan bayi. Lakukanpenyuntikan oksitosin/IM.

27) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cmdiatas perut bayi. Melakukan pengurutan tali pusat mulaidari klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cmdari klem pertama. 28) Memegang tali pusat denga satu tangan, melindungi bayidari

(52)

dankering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusatterbuka. Jika bayi mengalami kesulitan bernafas, ambil tindakan yang sesuai.

30) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibuuntuk

memeluk bayinya dan memulai Inisiasi MenyusuiDini.

31) Meletakan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui janin tunggal.

32) Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.

33) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikansuntikan

oksitosin 10 unit/IM di gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.

Penegangan tali pusat terkendali

34) Memindahkan klem pada tali pusat.

35) Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada diperut ibu,tepat

diatas tulang pubis dan menggunakan tangan iniuntuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkanuterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tanganyang lain.

(53)

tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikanpenegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksiberikut mulai.

a) Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk melakukan rangsangan puting susu.

Mengeluarkan plasenta

37) Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneransambil menarik tali pusat kearah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.

a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva.

b) Jika plasenta tidak lepas setelah penegangan tali pusat selama 15 menit :

a. Mengulangi pembnerian oksitosin 10 iu/IM b. Menilai kandung kemih dan lakukan katerisasi c. Meminta keluarga untuk menyiapka rujukan d. Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit

e. Merujuk ibu apabila plasenta tidak lahir selamma 30 menit setelah kelahiran bayi.

(54)

hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin.Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban itu.

a) Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangandesinfeksi tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan cara seksama. Menggunakan jari-jario tangan atau klem atau forseps desinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal.

Pemijatan uterus

39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,lakukan masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan gerakan massase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).

Menilai perdarahan

40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun

janin dan selaput ketuban untuk memastikanbahwa plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh.Meletakkan plasenta didalam kantong plastik atau tempatkhusus.

a) Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan massase selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai.

41) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perinium dan segeraa menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

(55)

42) Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksidengan baik.

43) Mencelupka kedua tangan yang memakai sarung tangankedalam larutan klorin 0,5%; membilas kedua tanganyang masih bersarung tangan tersebut dengan airdesinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya dengankain yang bersih dan kering.

44) Menempatkan klem tali pusat desinfeksi tingkat tinggiatau steril atau meningkatkan tali desinfeksi tingkat tinggdengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm daripusat.

45) Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yangberseberangan dengan simpul mati yang pertama.

46) Melepaskan klem bedah dan meletakkannya kedalamlarutan klorin 0,5%.

47) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan handuk / kainnya bersih / kering.

48) Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.

49) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarah pervaginam :

a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan. b) Setiap 15 menit pada satu jam pertama pasca persalinan. c) Setiap 20-30 menit dalam jam kedua pasca persalinan.

(56)

e) Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan dengan anestesia lokal dan menggunakan teknik yang sesuai.

50) Mengajarkan pada ibu atau keluarga bagaimana melakukan

massase uterus dan memeriksa kontraksi uterus. 51) Mengevaluasi kehilangan darah

52) Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandungkemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pascapersalinan.

a) Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama pasca persalinan.

b) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak nomal.

53) Menempatkan semua peralatan didalam larutan klorin0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci danmembilas peralatan setelah dekontaminasi.

54) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi kedalamtempat sampah yang sesuai.

(57)

56) Memastikan bahwa ibu nyamman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu makan dan minum yang diinginkan.

57) Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan

dengan larutan klorin 0,5 % dan membilas dengan air bersih. 58) Mencelupkan sarung tangan kedalam larutan klorin

0,5%,membalikan bagian dalam keluar dan merendamnyadalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

59) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

Dokumentasi

60) Melengkapi patograf ( Prawirohardjo, 2010, h: 341). j. Partograf

Partograf adalah alat bantu untuk mengobservasi kemajuankala I persalinan dan memberikan informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan utama membuat partograf adalahsebagai berikut :

1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan. 2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan normal.

3) Data lengkap yang terkait dengan pemantauan kondisiibu,

(58)

3. BAYI BARU LAHIR

a. Definisi

Bayi baru lahir normal adalah bayi lahir dari kehamilan yangaterm (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000gram. Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan pada bayi tersebutselama jam pertama setelah kelahiran (Sarwono. 2013).Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang baru lahir sampaiumur 28 hari, dapat menyesuaikan diri dari lingkungan didalamuterus ke luar uterus (Prawirohardjo, 2006).

b. Ciri-ciri bayi normal

Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai kriteria sebagai berikut :

1) Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram 2) Panjang badan bayi 48-50 cm

3) Lingkar dada bayi 32-34 cm 4) Lingkar kepala bayi 33-35 cm

5) Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180x/menitkemudian menurun sampai 140-120x/menit pada saatbayi berumur 30 menit.

(59)

7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan dilapisi verniks caesseose (lemak pada kulit bayi). 8) Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tampak baik.

9) Kuku agak panjang dan lemas.

10) Genetalia : testis sudah turun (pada anak laki-laki), labimayora telah menutupi labia minora (pada anakperempuan).

11) Refleks hisap, menelan dan moro telah terbentuk.

12) Eliminasi, urin dan mekonium normalnya keluar dalam 24jam pertama. Mekonium berwarna hitam kehijauan da lengket (Sondakh, 2013, h:150).

c. Adaptasi bayi baru lahir

Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsionalneonatus dari kehidupan didalam uterus ke kehidupan diluarn uterus.

1) Sistem pernafasan

(60)

2) Suhu tubuh

Bayi baru lahir memiliki kecenderungan menjadi cepatstress karena perubahan suhu lingkungan sehingga dapatmenyebabkan kehilangan panas pada bayi. Bayi barulahir dapat kehilangan panas melalui empat mekanismeyaitu: konveksi, konduksi, radiasi, dan evaporasi. Untukmencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir, Antaralain dengan mengeringkan bayi, menyelimuti bayi, bmenutup kepala bayi, menganjurkan ibu untuk memelukdan menyusui bayinya, jangan segera memandikan bayibaru lahir (Wafi Nur. 2010, h; 90).

3) Metabolisme

Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas daripada tubuh orang dewasa sehingga metabolisme basalper kg Bb akan lebih besar. Pada jam-jam pertama energydidapatkan dari perubahan karbohidrat (Wafi Nur. 2010, h; 90).

4) Keseimbangan air dan fungsi ginjal

Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron belum sebanyak orang dewasa.

5) Traktus digestivus

(61)

biasanya dalam 10 jam pertama dan dalam 4 hari biasanya tinjau sudah berbentuk dan berwana biasa.enzim dalam traktus digestivus biasanya sudah terdapat pada neonatus kecil enzim amilase (Wafi Nur.2010, h; 91).

6) Hati

Enzim hati belum aktif benar pada waktu bayi baru lahirdaya detoksifikasi hati pada neonatus juga belumsempurna (Wafi Nur. 2010, h; 91).

7) Keseimbangan asam basa

Derajat keasaman (pH) darah dalam waktu lahir rendahkarena glikolisis anaerobik. Dalam 24 jam neonatus telahmengkonpensasi asidosis ini (Wafi Nur. 2010, h; 91).

d. Pengkajian umum bayi baru lahir 1) Tanda vital

a) Bunyi jantung pada menit pertama ± 180 kali/menit kemudian turun sampai 140-120x/menit ketika bayi berumur 30 menit. b) Pernafasan cepat pada menit-menit pertama ±80x/menit

disertai pernafasan cuping hidung (Sondakh, 2013, h;96). c) Bayi cukup bulan memiliki suhu normal yaitu aksila :

36,5°C-37°C dan suhu kulit 36°C-36,5°C (Varney, 2007, h; 223).

(62)

b) Panjang badan 48-50 cm. c) Lingkar kepala 33-35 cm.

d) Lingkar dada 32-34 cm (Sondakh, 2013, h; 97). 3) Pemeriksaan fisik bayi baru lahir

a) Kepala : ukuran, bentuk, sutura menutup/melebar,adanya caput succedaneum, cepal hematoma, kraniotabes.

b) Mata : pemeriksaan terhadap perdarahan, subkonjungtiva, tanda-tanda infeksi atau pus.

c) Hidung dan mulut : periksaan terhadap labio

skisis,labiopalatoskisis, dan refleksi isap (dinilai danganmengamati bayi saat menyusu).

d) Telinga : periksa terhadap preaurical tog, kelainan daun/bentuk telinga.

e) Leher : pemeriksaann terhadap hematom sternocleidomastoideus, ductus thyroglossalis, hygroma colli. f) Dada : pemeriksaan terhadap bentuk, pembesaran buah dada,

pernafasan, retraksi intercostol, subcostal sifoid, merintih, pernafasan cuping hidung, serta bunyi paru-paru (sonor, vesikular, bronkial, dll)

g) Jantung : pemeriksaan terhadap pulsasi, frekuensibunyi jantung, kelainan bunyi jantung.

h) Abdomen : pemeriksaan terhadap

(63)

scaphoid(kemungkinan bayi menderita diafragmatika/atresiaesofagus tanpa fistual).

i) Tali pusat : pemeriksaan terhadap perdarahan,jumlah darah pada tali pusat, hernia ditali pusat ataudi selangkangan. j) Alat kelamin : pemeriksaan terhadap testis apakahberada

dalam skrotum, penis berlubang pada ujung(pada bayi lai-laki), vagina berlubang, apakah labiamayor menutupi minora (pada bayi perempuan).

k) Lain-lain : mekonium harus keluar dalam 24 jamsesudah

lahir, bila tidak, harus waspada terhadapatresia ani atau obstruksi usus. Selain itu, urin jugaharus keluar dalam 24 jam. Kadang pengeluaranurin tidak diketahui karena pada saat bayi lahir, urin keluar bercampur dengan air ketuban. Bila urin tidakkeluar dalam 24 jam, maka harus diperhatikankemungkinan adanya obstruksi saluran kemih(Sondakh, 2013, h: 160).

e. Asuhan Pada Bayi Baru Lahir

Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir (Prawirohardjo,2008) meliputi :

1) Saat lahir sampai 2 jam pertama

(64)

warnakulit kemerahan atau biru. Seorang bidan sebelummeninggalkan bayi perlu melihat apakah terdapatgangguan pernafasan, hipotermi, infeksi dan cacatbawaan (Prawirohardjo, 2008, h; 123).

2) Pemantauan 0-8 jam

a) Asuhan bayi baru lahir normal dilaksanakan segerasetelah lahir dan diletakkan didekat ibu serta padaruangan yang sama.

b) Asuhan bayi baru lahir dengan komplikasi dilaksanakan 1

ruangan dengan ibunya atau diruangan khusus. 3) Asuhan 8-48 jam

Asuhan yang diberikan yaitu menjaga kehangatan tubuhbayi baru lahir, pencegahan infeksi, pemberian ASIeksklusif (Prawirohardjo, 2008,h ; 125).

4) Asuhan 2-7 hari

Pemeriksaan pada bayi baru lahir meliputi : a) Menilai pertumbuhan bayi

b) Pemberian minuman dan nutrisi c) Pemberian ASI eksklusif 5) Asuhan 7-28 hari

(65)

b) Pemeriksaan neonatus dilakukan didekat ibu, bayididampingi ibu atau keluarga saat dilakukanpemeriksaan.

6) Asuhan 6 minggu pertama

Asuhan yang diberikan pada bayi usia 6 minggu yaitumempertahankan suhu normal bayi dan pemberian nutrisi(Prawirohardjo, 2008, h; 130).

f. Reflek Pada Bayi Baru Lhir

Tabel 2.9. Refleks pada Bayi Baru Lahir

Refleks Respons normal atau sudut mulut bayi disentuh dengan jari atau puting. Bayi baru lahir menelan dengan berkoordinasi dengan menghisap bila cairan di taruh dibelakang lidah.

Bayi baru lahir menjulurkan lidah keluar bila ujung lidah disentuh dengan jari atau puting

Ekstensi simetris biateral dan abduksi seluruh ekstremitas , dengan ibu jari dan jari telunjuk membentuk huruf „C‟, diikuti dengan adduksi ekstremitas dan kembali keflesi relaks jika posisi bayi berubah tiba-tiba atau jika bayi di letakan telentang pada permukaan yang datar.

Bayi akan melangkah dengan satu kaki dan kemudian kaki lainnya dengan gerakan berjalan bila satu kaki di sentuh di permukaan yang rata.

Bayi akan berusaha untuk merangkak kedepan dengan kedua tangan dan kaki bila diletakan telungkup pada permukaan datar.

(66)

Tonik leher

Bayi melakukan abduksi dan fleksi seluruh ekstremitas dan dapat mulai menangis bila mendapatkan gerakan mendadak atau suara keras.

Memindahkan stimulus ke kaki yang lain bila di letakan telentang, bayi akan mengekstensikan satu kaki sebagai respon terhadap stimulus pada telapak kaki.

Bayi akan berkedip bila dilakukan 4 atau 5 ketukan, pertama pada batang hidung saat mata terbuka.

Jari bayi akan melengkung di sekeliling benda dan menggenggamnya seketika bila jari di letakan di tangan bayi.

Jari-jari akan berekstensi dan terpisah seperti kipas dari dorsofleksi ibu jari tumit keatas melintas bantalisi bantal kaki.

Sumber : Sondakh, (2013, h: 159) g. Inisiasi Menyusui Dini

(67)

thebrest crawl atau merangkak mencari payudara (Sondakh,2013, h: 170).

2) Prinsip pemberian IMD

a) Setelah bayi lahir tali pusat segera diikat.

b) Tengkurapkan bayi di dada ibu dengan kulit bayibersentuhan langsung ke kulit ibu, selimuti bayi danberi topi.

c) Biarkan kontak kulit berlangsung setidaknya satujam atau lebih, bahkan sampai bayi dapat menyususendiri.

d) Beri dukungan pada ibu untuk mengenali saat bayisiap untuk menyusu. Menyusui dimulai 30 menitsetelah bayi lahir. e) Memberikan kolostrum pada bayi.

f) Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit didada ibu paling sedikit 1 jam, mintalah ibu untukmemeluk dan membelainya. Sebagian besar bayiakan berhasil melakukan IMD dalam waktu 30-60menit.

g) Hindari membasuh atau menyeka payudara ibusebelum bayi menyusu (Sondakh, 2013, h: 170).

3) Manfaat IMD Bagi Ibu dan Bayi

a) Stimulasi kontraksi uterus dan menurunkan resikoperdarahan pasca persalinan dan menunda ovulasi.

(68)

c) Memberikan kekebalan pasif pada bayi. d) Meningkatkan kecerdasan.

e) Membantu bayi mengkoordinasikan kemampuan menghisap, menelan dan bernafas.

f) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi. g) Mencegah kehilangan panas.

h) Meningkatkan berat badan (Sondakh, 2013, h: 171). h. Kebutuhan dasar bayi

1) Cairan dan nutrisi

(69)

2) Eliminasi

a) Berkemih ( BAK)

Bayi baru lahir harus berkamih dalam 12 jam pertama kehidupan dan jika diberikan susu dengantepat. Harus berkemih minimal 6-10 kali setiap 24 jam. Umumnya bayi cukup bulan akan mengeluarkan urin 15-16 ml/kg/hari. Untuk menjaga bayi tetap bersih dan kering maka setelahBAK harus diganti pokoknya (Vivian, 2011, h; 71).

b) Defekasi (BAB)

(70)

normal pada minggu keduakehidupannya (Vivian, 2011, h; 72).

3) Tidur

Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnyasering tidur. Bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-ratatidur selama 16 jam sehari. Pada umumnya bayiterbangun sampai malam hari pada usia 3 bulan (Vivian,2011, h; 72).

4) Kebersihan kulit

Kebersihan kulit bayi perlu dijaga. Mandi denganmembasahi seluruh tubuh tidak harus dilakukan setiaphari, tetapi bagian seperti muka, bokong, dan tali pusat perlu dibersihkan secara teratur. Dan jika ingin memegang bayi harus cuci tangan (Vivian, 2011, h; 72).

5) Keamanan

Hal-hal yang harus diperhatika dalam menjaga keamanan bayi adalah dengan tetap menjaganya jangan

i. Imunisasi 1) Pengertian

(71)

2) Imunisasi dasar

Jadwal imunisasi yang diwajibkan sesuai program pengembangan imunisasi adalah :

a) BCG

Tujuan dari pemberian vaksin BCG adalah untukmengurangi resiko TBC berat. Diberikan pada bayiumur kurang dari atau sama dengan 2 bulan. Kontra indikasi nya adalah pengobatan buruk, demam tinggi, infeksi kulit luas, pernah TBC dankehamilan. Vaksin BCG ulangan tidak dianjurkan karena manfaatnya diragukan, efektifitas perlindungan hanya 40 %.

b) Hepatitis B

Imunisasi hepatitis B1 diberikan sedini mungkinsetelah lahir untuk memutuskan rantai transmisimaternal ibu ke bayi. Jadwal selanjutnya 2 diberikan dengan interval 1 bulan dari hepatitisB-1. Sejak tahun 2005 departemen kesehatan lahir,dilanjutkan dengan vaksin kombinasi DPT- hepatitisB umur 2-3-4 bulan. c) Polio

(72)

intervalminimal pemberian 4 minggu. Dosis vaksin adalah 2tetes. Kontraindikasi pemberian imunisasi polioadalah penyakit akut, demam, muntah atau diare.

d) DPT

DPT adalah toksoid difteria, dan tetanus. Kontraindikasi adalah riwayat anafilaksis dan ensefalopatisesudah pemberian vaksis pertusis sebelumnya.Jadwal pemberian imunisasi DPT adalah diberikan3 kali sejak umur 2 bulan dengan interval 4-6minggu. DPT ulangan diberikan setelah 1 tahun dariDPT 3 yaitu pada umur 18-24 bulan.

e) Campak

Diberikan satu dosis 0,5 ml suntikan subkutan padaumur 9 bulan. Imunisasi ulang diberikan pada anakumur 5-6 tahun, kontraindikasinya adalah demamtinggi, dengan pengobatan imunoglobulin (muslihatun, 2010, h; 132).

4. NIFAS

a. Definisi

(73)

Menurut Saiffudin (2006), masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alatkandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira selama 6 minggu. Tujuan asuhan msa nifas 1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun

psikologis.

2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui,pemberian ASI pada bayinya dan perawatan bayi sehat. 4) Konseling HIV / AIDS dan memberikan

pelayanankeluarga berencana. b. Periode masa nifas

Tahapan/periode masa nifas (Suherni, 2009), yaitu : 1) Puerperium dini

Yaitu masa pemulihan saat-saat ibu diperbolehkan berdiridan berjalan-jalan.

2) Puerperium intermedial

(74)

3) Remote puerperium

Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil ataupersalinan mempunyai komplikasi.

c. Kunjungan masa nifas

Jadwal kunjungan rumah paling sedikit 4 kali kunjungan nifasdilakukan untuk menilai status ibu, bayi baru lahir dan untukmencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yangterjadi (Juraida, dkk, 2013, h; 105).

1) Kunjungan 6-8 jam setelah persalinan, tujuannya :

a) Mencegah perdarahan masa nifas karena Antonia uteri. b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan (rujuk bila

perdarahan berlanjut).

c) Memberikan konseling pada ibu dan keluargabagaimana mencegah perdarahan.

d) Pemberian ASI dini.

e) Mengusahan hubungan (bounding attachment) antara ibu dan BBL.

f) Mencegah hipotermia

g) Mengawasi kondisi ibu selama 2 jam pascapartum. 2) Kunjungan 6 hari setelah persalinan, tujuannya :

(75)

b) Menjamin fundus uteri berada dibawah pusat dantidak terjadi perdarahan abnormal serta tidak adabau.

c) Menilai tanda-tanda demam, infeksi, ata8u perdarahan abnormal.

d) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.

e) Memastikan ibu menyusui dengan baik.

f) Memberikan konseling tentang asuhan bayi sehari-hari. 3) Kunjungan 2 minggu setelah persalinan, tujuannya :

a) Memastikan involusi uterus berjalan normal untuk berkontraksi.

b) Menjamin fundus uteri berada dibawah pusat dantidak terjadi perdarahan abnormal serta tidak adabau.

c) Menilai tanda-tanda demam, infeksi, ata8u perdarahan abnormal.

d) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.

e) Memastikan ibu menyusui dengan baik.

f) Memberikan konseling tentang asuhan bayi sehari-hari. 4) Kunjungan 6 minggu setelah persalinan, tujuannya :

(76)

d. Perubahan fisiologis pada masa nifas 1) Involusi uterus

Proses involusi adalah proses kembalinya uterus kedalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksiotot-otot polos uterus.

2) Lokhea

Lokhea adalah ekskresi cairan rahim salama masa nifas.Lokhea mempunyai bau yang amis meskipun tidak terlalumenyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiapwanita. Sekret mikroskopik lokhea terdiri atas eritrosit,peluruhan desidua, sel epitel, dan bakteri. Pengeluaranlokhea dapat dibagi menurut waktu dan warnanya, yaitu:

a) Lokhea rubra

Lokhea ini muncul pada hari pertama sampai hariketiga masa nifas. Lokhea ini berwarna merah danterdiri atas sel desidua, verniks caseosa, rambutlanugo, sisa mekonium dan sisa darah.

b) Lokhea sanguinolenta

(77)

c) Lokhea serosa

Lokhea ini muncul pada hari 5 sampai ke-9postpartum. Warnanya kekuningan atau kecoklatan.Lokhea ini terdiri atas lebih sedikit darah dan lebihbanyak serum. d) Lokhea alba

Lokhea ini muncul lebih dari hari ke-10 postpartum.Warnanya lebih pucat, putih kekuningan, serta lebih banyak mengandung leukosit, selaput lendir serviksdan serabut jaringan yang mati.

3) Ovarium dan tuba falopii

Setelah plasenta lahir, produksi esterogen dan progestreron menurun, sehingga menimbulkan mekanisme timbal balik dari sirkulasi menstruasi. Pada saat inilah dimulai kembali proses ovulasi, sehingga wanita dapat hamil kembali.

4) Perubahan sistem pencernaan

Setelah plasenta lahir terjadi pula penurunan produksi progesteron, sehingga menyebabkan nyeri ulu hati (heartburn) dan konstipasi, terutama dalam beberapa haripertama. 5) Perubahan sistem perkemihan

(78)

kemihmengalami edema, kongesti dan hipotonik. Hal inidisebabkan oleh adanya overdistensi pada saat kala IIpersalinan dan pengeluaran urine yang tertahan selamaproses persalinan. Sumbatan pada uretra disebabkan oleh adanya trauma saat persalinan berlangsung dantrauma ini dapat berkurang setelah 24 jam postpartum.

6) Perubahan sistem endokrin

Saat plasenta terlepas dari dinding uterus, kadar HCGdan HPL secara berangsur turun dan normal kembalisetelah 7 hari postpartum. HCG tidak terdapat dalam urin ibu setelah 2 hari postpartum. HPL tidak lagi terdapat dalam plasma.

7) Perubahan sistem kardiovaskuler

Curah jantung meningkat selama persalinan dan berlangsung sampai kala III ketika volume darah uterusdikeluarkan beberapa hari pertama postpartum dan akankembali normal pada akhir minggu ke-3 postpartum.

8) Perubahan tanda vital

Tekanan darah harus dalam keadaan stabil. Suhu turun secara perlahan dan stabil pada 24 jam postpartum. Nadimenjadi normal setelah persalinan.

e. Perubahan atau adaptasi psikologis pada masa nifas

Gambar

Tabel 2.1 ketidaknyamanan pada Trimester I
Tabel 2.2 ketidaknyamanan pada Trimester II
Tabel 2.3. Ketidaknyamanan pada Trimester III
Tabel 2.4. Organ-Organ yang membentuk alat-alat reproduksi
+6

Referensi

Dokumen terkait

Setelah selesai, Windows Server 2003 Setup akan me-restart komputer dan.

• The law of demand states that, other things equal, the quantity demanded of a good falls when the price of the good rises.0. The Demand Curve: The Relationship between Price

Menurut pendapat Smith dan Chaffey, “ internet marketing atau biasa di sebut juga sebagai digital marketing merupakan inti dari sebuah ebusiness, dengan semakin dekatnya

MUHAMMAD FAIZ DAROINI, Dosen Pembimbing: Dr. Moh Irfan Burhani,M.Psi: PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KONSEP DIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS 8 SMP PAWYATAN

Umumnya digunakan oleh manajemen non-akuntansi yang lebih tinggi untuk

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul PENGARUH KONSENTRASI BUNGA TELANG (Clitoria Ternatea) SEBAGAI TAMBAHAN BAHAN MAKANAN TERHADAP

Perhitungan Limbah Cair yang Dihasilkan Selama Proses

Formulasi Nugget Ayam Per 100 G Pada Penelitian Pendahuluan Dengan Berbagai Konsentrasi Subtitusi Tepung Ubi Jalar Ungu ... Formulasi Nugget Ayam Per 100 G Pada Penelitian Utama