BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Menurut Friedman (2010), keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari keluarga.
Menurut Depkes RI dikutip dari Ali (2010), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung.
2. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (2010) keluarga memiliki fungsi sebagai berikut: a. Fungsi Afektif
Fungsi ini berhubungan dengan fungsi – fungsi internal keluarga, perlindungan dan dukungan psikososial bagi para anggotanya. Keluarga melaksanakan tugas – tugas yang menunjang pertumbuhan yang sehat bagi para anggotanya mulai dari tahun – tahun awal kehidupan individu dan terus berkembang sepanjang hidupnya. Pemenuhan fungsi afektif ini merupakan basis sentral bagi pembentukan dan kelanjutan dari keluarga. Komponen fungsi afektif diantaranya adalah memelihara saling asuh, saling menghormati, pengertian dan identifikasi. Dengan terpenuhinya fungsi ini, maka keluarga akan menjalankan tujuan – tujuan psikososial yang utama, yaitu membentuk sifat – sifat kemanusiaan dalam diri mereka, stabilisasi kepribadian dan tingkah laku kemampuan menjalin hubungan secara lebih akrab.
b. Fungsi Sosialisasi
c. Fungsi Reproduksi
Untuk menjaga kelangsungan generasi dan juga untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
d. Fungsi Ekonomis
Dalam fungsi ini keluarga harus mampu untuk mengadakan sumber – sumber ekonomi yang memadai bagi kehidupan seluruh anggotanya, serta dapat mengalokasikan sumber – sumber tersebut secara efektif.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Dalam fungsi ini termasuk didalamnya kebutuhan – kebutuhan fisik : makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Keluarga merupakan sistem dasar dimana perilaku sehat dan perawatan kesehatan diatur, dilaksanakan, dan diamalkan. Keluarga memberikan perawatan kesehatan yang yang bersifat preventif dan bersama – sama merawat anggota keluarga yang sakit.
Tugas kesehatan keluarga adalah : 1. Mengenal masalah kesehatan
2. Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai keadaan keluarga dengan pertimbangan siapa diantara anggota keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan.
3. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan pertolongan pertama atau ke pelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjut.
4. Memodifikasi / memelihara lingkungan yang sehat
5. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan
Lebih jauh, keluarga mempunyai tanggung jawab utama untuk memulai dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh para professional perawat kesehatan.
3. Tipe dan Bentuk Keluarga
Beberapa tipe keluarga menurut Muwarni (2007), antara lain sebagai berikut:
a. Tipe Keluarga Tradisional
2) Extended Family (keluarga besar) adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya kakek, nenek, paman, keponakan atau saudara sepupu.
3) Serial Family (keluarga berantai) adalah keluarga yang terdiri
dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
4) Single Family (keluarga dudu/janda) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
5) Composite Family (keluarga berkomposisi) adalah keluarga
yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama. 6) Cohabitation Family (keluarga kabitas) adalah dua orang
menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga. b. Tipe Keluarga Non Tradisional
1) Commune Family adalah lebih dari satu keluarga tanpa ikatan darah yang hidup dalam satu rumah.
2) Orang tua (suami-istri) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup dalam satu rumah.
3) Homseksual adalah yaitu dua individu sejenis yang hidup dalam satu rumah.
4. Tahap Perkembangan Keluarga
a. Pasangan pemula atau pasangan baru menikah
Tahapan ini dimulai saat dua insan mengikat janji melalui pernikahan dengan landasan cinta dan kasih sayang. Tugas pada tahapan ini adalah saling memuaskan antar pasangan, beradaptasi dengan keluarga besar dari maisng-masing pihak, merencanakan dengan matang jumlah anak, dan memperjelas masing-masing peran pasangan.
b. Keluarga dengan kelahiran anak pertama
Tahap ini dimulai saat ibu hamil dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Tugas keluarga pada tahap ini antara lain mempersiapkan biaya persalinan, mempersiapkan mental calon orang tua dan mempersiapkan kebutuhan anak. Apabila anak sudah lahir tugas keluarga antara lain memberikan ASI sebagai kebutuhan utama bayi, mensosialisasikan kepada keluarga besar tentang kehadiran anggota keluarga yang baru, memberikan kasih sayang serta mempererat hubungan dalam rangka memuaskan pasangan.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
jawab kepada anak, memperhatikan dan memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan perkembangan anak pra sekolah.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
Dimulai saat anak usia 6 tahun dan berakhir saat anak berusia 12 tahun. Tugas yang dimiliki keluarga antara lain memenuhi kebutuhan sekolah anak, membantu anak dalam bersosialisasi lebih luas dengan lingkungan sekitar.
e. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai saat anak berusia 13 tahun dan berakhir saat anak berusia 20 tahun. Pada tahap ini sering ditemukan perbedaan pendapat antara orang tua dengan anak. Pada tahap ini tugas keluarga adalah memberikan perhatian lebih kepada anak, bersama-sama mendiskusikan tentang rencana sekolah atau kegiatan diluar sekolah, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan komunikasi dua arah.
f. Keluarga dengan melepas anak ke masyarakat
Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda yang ditandai olehanak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “rumahkosong”, ketika anak terakhir meninggalkan rumah.
g. Keluarga dengan tahapan berdua kembali
Tugas keluarga setelah ditinggal pergi anak-anaknya untuk memulai kehidupan baru antara lain menjaga keintiman pasangan, merencanakan kegiatan yang akan datang, menjaga komunikasi dengan anak, serta mempertahankan kesehatan masing-masing. h. Keluarga dengan masa tua
Masa tua bisa dihinggapi perasaan kesepian, tidak berdaya, sehingga tugas keluarga pada tahap ini adalah saling memberi perhatian, memperhatikan kesehatan masing-masing, serta merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua.
5. Struktur dan Peran Keluarga a. Peran Ayah
Ayah sebagai suami dari istri berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peran Ibu
c. Peran Anak
Anak melaksanakan peran psiko sosialnya sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial maupun spiritual. 6. Proses dan koping keluarga
a. Stresor yang dialami oleh keluarga yang berkaitan dengan ekonomi dan sosial, apakah keluarga ini bisa memastikan lamanya dan kekuatan dari stresor yang dialami oleh keluarga, apakah keluarga mampu menghadapi stresor tersebut dan ketegangan setiap harinya. b. Apakah keluarga mampu bertindak berdasarkan penelitian yang
objektif dan realistis terhadap situasi yang mendukung stress. c. Bagaimana keluarga bereaksi terhadap situasi yang mendukung
stress, strategi koping bagaimana tindakan yang diambil oleh keluarga, apakah setiap anggota keluarga memiliki koping yang berbeda-beda dalam cara menghadapi stress.
B. Konsep Arthritis Gout
1. Pengertian
Menurut Mutia Sari (2010) asam urat merupakan akibat tingginya kadar asam urat di tubuh. Silvia S (2009) berpendapat bahwa asam urat adalah asam yang berbentuk kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukeloprotein) yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh.Sedangkan Khomsan (2008) mengatakan asam urat ialah terjadinya penumpukan kristal asam urat pada daerah persendian. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan asam urat merupakan bagian metabolisme purin. Dalam keadaan normal dan jika tidak berlangsung normal asam urat akan menumpuk dalam jaringan tubuh. Akibatnya, terjadi penumpukan kristal asam urat pada daerah persendian sehingga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.
2. Etiologi
Faktor-faktor yang berpengaruh sebagai penyebab gout antara lain: a. Faktor keturunan dengan adanya riwayat gout dalam silsilah
keluarga.
b. Meningkatnya kadar asam urat karena diet tinggi protein dan makanan kaya senyawa purin lainnya. Purin adalah senyawa yang akan dirombak menjadi asam urat dalam tubuh.
d. Hambatan dari pembuangan asam urat karena penyakit tertentu, terutama gangguan ginjal. Pasien disarankan meminum cairan dalam jumlah banyak . minum air sebanyak 2 liter atau lebih tiap harinya membantu pembuangan urat, dan meminimalkan pengendapan urat dalam saluran kemih.
e. Penggunaan obat tertentu yang meningkatkan kadar asam urat, terutama diuretika (furosemid dan hidroklorotiazida).
f. Penggunaan antibiotika berlebihan yang menyebabkan berkembangnya jamur, bakteri dan virus yang lebih ganas.
g. Penyakit tertentu dalam darah ( anemia kronis ) yang menyebabkan terjadinya gangguan metabolism tubuh, missal berupa gejala polisitomia dan leukemia.
h. Faktor lain seperti stress, diet ketat, cidera sendi, darah tinggi dan olahraga berlebihan.
3. Patofisiologi
Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya yang telah diketahui peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme serangan gout akut berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan.
a. Presipitasi kristal monosodium urat
dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus (coate) oleh berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan kristal.
b. Respon leukosit polimorfonukuler (PMN)
Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.
c. Fagositosis
Kristal difagositosis olah leukosit membentuk fagolisosom dan akhirnya membram vakuala disekeliling kristal bersatu dan membram leukositik lisosom.
d. Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakn lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi ikatan hidrogen antara permukan kristal membram lisosom, peristiwa ini menyebabkan robekan membram dan pelepasan enzim-enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma.
e. Kerusakan sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan.
selular. Pengeluaran berbagai mediator peradangan akibat aktivasi melalui berbagai jalur, antara lain aktivitas komplemen (C) dan selular.
4. Tanda dan Gejala
Menurut Mutia Sari (2010 : 33) biasanya asam urat mengenai sendi ibu jari, tetapi bisa juga pada tumit, pergelangan kaki dan tangan atau siku. Kebanyakan asamurat muncul sebagai serangan kambuhan. Penyakit ini timbul dari kondisi hiperurikemi, yaitu keadaan di mana kadar asam urat dalam darah di atas normal.
Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 - 7 mg/dL, sedangkan pada wanita 2,6 - 6 mg/dL. Serangan asam urat biasanya timbul secara mendadak/akut, kebanyakan menyerang pada malam hari. Jika asam urat menyerang, sendi-sendi yang terserang tampak merah, mengkilat, bengkak, kulit diatasnya terasa panas disertai rasa nyeri yang sangat hebat, dan persendian sulit digerakan. Serangan pertama asam urat pada umumnya berupa serangan akut yang terjadi pada pangkal ibu jari kaki, danseringkali hanya satu sendi yang diserang. Namun, gejala-gejala tersebut dapat juga terjadi pada sendi lain seperti pada tumit, lutut, siku dan lain-lain.
memastikan apakah Anda terkena asam urat atau tidak dengan cara mengetahui gejala-gejala asam urat. Adapun gejala-gejalanya, yaitu: a. Kesemutan dan linu.
b. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur. c. Sendi yang terkena asam urat akan terlihat bengkak, kemerahan,
panas, dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi. d. Terasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulang kali.
e. Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul, tumit, pergelangan tangan serta siku.
f. Pada kejadian kasus yang parah, persendian terasa sangat sakit saat akan bergerak
5. Penatalaksanaan Umum
Tujuan : untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin, mencegah serangan berulang, dan pencegahan komplikasi (Mutia Sari, 2010) a. Sendi diistirahatkan (imobilisasi pasien)
b. Kompres hangat
c. Diet rendah purin dan rendah lemak
d. Terapi farmakologi (Analgesic dan antipiretik) e. Diet tinggi karbohidrate
6. Pathways
Gambar II.1 Pathway Artritis Gout
Reaksi Faktor R dgn antibodi, faktor metabolik, infeksi dengan kecenderungan virus
Reaksi Peradangan
Sinovial menebal
Pannus Nodul Deformitas
sendi
2. Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat 3. Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Sumber: Mansjoer (2000), Smeltzer and Bare (2001), Friedman (2010)
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Asam Urat
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan data yang perlu dikaji pada proses perawatan keluarga dengan masalah Asam Urat menurut Friedman (2010) meliputi data dasar keluarga, lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga dan fungsi perawatan kesehatan.
a. Data dasar keluarga, data yang perlu dikaji antara lain: nama keluarga,
alamat dan nomor telepon, komposisi keluarga, tipe keluarga, latar belakang budaya (etnis), identifikasi religi, status kelas keluarga, aktivitas rekreasi dan waktu senggang keluarga.
b. Data lingkungan keluarga, data yang perlu dikaji antara lain: karakteristik rumah, karakteristik dan lingkungan sekitar dan komunitas yang lebih besar, mobilitas geografi keluarga, perkumpulan dan interaksi keluarga dengan masyarakat, serta sistem-sistem pendukung keluarga.
c. Struktur keluarga yang terdiri dari:
apakah keluarga melibatkan emosi atau tidak dalam penyampaian pesan.
2) Struktur kekuatan keluarga: yang perlu dikaji antara lain: siapa yang mengambil keputusan dalam keluarga, siapa yang mengambil keputusan penting seperti anggaran keluarga, pindah kerja, tempat tinggal, mengatur disiplin dan aktivitas anak serta proses dalam pengambilan keputusan dengan concerisus tawar-menawar dan sebagainya.
3) Struktur peran keluarga: data yang dapat dikaji dalam peran
formal adalah peran dan posisi formal setiap anggota keluarga tidak ada konflik dalam peran, bagaimana perasaan terhadap perannya. Jika dibutuhkan dapatkah peran berlaku fleksibel. Jika ada masalah dalam peran siapa yang mempengaruhi anggota keluarga, siapa yang memberikan mereka penilaian tentang pertumbuhan, pengalaman baru, peran dan tekhnik komunikasi. 4) Peran informal: peran informal dan peran yang tidak jelas apa
yang ada di dalam keluarga. Bagaimana anggota keluarga melaksanakan perannya, apakah sudah sesuai posisi keluarga dengan peran yang dilaksanakannya, apabila peran tidak terlaksana tanyakan siapa yang biasanya melaksanakan peran tersebut sebelumnya dan apa pengaruhnya.
yang berperan dalam mencari nafkah, kemauan dan penguasaan lingkungan, orientasi masa depan, kegemaran-kegemaran keluarga, apakah ada kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dan komunitas yang lebih luas, apakah ada kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dan nilai-nilai-nilai-nilai sub sistem keluarga, bagaimana pentingnya nilai-nilai terhadap keluarga, apakah keluarga menganut nilai-nilai keluarga secara sadar atau tidak, apakah ada konflik nilai yang menonjol dalam keluarga itu sendiri, bagaimana nilai-nilai mempengaruhi kesehatan keluarga.
d. Fungsi keluarga
yang lain, keterpisahan dan keterikatan, bagaimana keluarga menanamkan perasaan kebersamaan dengan anggota keluarga, apakah sudah sesuai perpisahan yang terjadi di keluarga dengan tahap perkembangan di keluarga.
2) Fungsi sosial, data yang perlu dikaji adalah: bagaimana keluarga membesarkan anak dan keluarga dalam area orang: kontrol perilaku, disiplin, penghargaan, hukuman, otonomi dan ketergantungan, memberi dan menerima cinta serta latihan perilaku sesuai dengan usia, siapa yang menerima tanggung jawab.
3) Fungsi sosialisasi atau peran membesarkan anak/fungsi anak, apakah fungsi tersebut dipikul bersama, bagaimana cara pengaturannya, bagaimana anak-anak dihargai oleh keluarga kebudayaan yang dianut dalam membesarkan anak, apakah keluarga merupakan resiko tinggi mendapat masalah dalam membesarkan anak, faktor resiko apa yang memungkinkan, apakah lingkungan memberikan dukungan dalam perkembangan anak seperti tempat bermain dan istirahat (kamar tidur sendiri). 4) Fungsi reproduksi, data yang perlu dikaji, berapa jumlah anak,
bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak, metode apa yang digunakan keluarga dalam pengendalian jumlah anak.
masalah, strategi koping yang digunakan, strategi adaptasi difungsional dan pemeriksaan fisik dilakukan secara head to head. f. Fungsi perawatan kesehatan dalam melaksanakan lima tugas
kesehatan keluarga, hal yang perlu dikaji meliputi :
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, data yang perlu dikaji, pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan asam urat yang meliputi pengertian, faktor penyebab, tanda dan gejala dan persepsi keluarga terhadap masalah.
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan
yang tepat untuk mengatasi masalah asam urat, hal yang perlu dikaji adalah kemampuan keluarga tentang pengertian, sifat dan luasnya masalah asam urat, apakah masalah dirasakan keluarga. apakah keluarga pasrah terhadap masalah, apakah keluarga akut dan akibat tindakan penyakitnya, apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan, apakah ada informasi yang salah terhadap tindakan dalam menghadapi masalah.
4) Kemampuan keluarga untuk memelihara lingkungan rumah yang sehat, hal yang perlu dikaji adalah pengetahuan keluarga tentang sumber-sumber yang dimiliki keluarga, bagaimana keluarga melihat keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan, sejauh mana keluarga mengetahui pentingnya hygiene sanitasi, keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit, bagaimana sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi, sejauh mana kekompakan keluarga.
5) Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan,
hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, keuntungan-keuntungan dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan atau fasilitas kesehatan, ada pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan, fasilitas kesehatan yang terjangkau oleh keluarga,
2. Fokus Intervensi
Menurut Friedman (2010) dan NANDA (2006), antara lain:
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah asam urat. a) Menjelaskan pada keluarga mengenai asam urat.
b) Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab asam urat. c) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan pada
keluarga.
d) Beri reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang benar.
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dengan masalah asam urat.
a) Diskusikan dengan keluarga dalam mengambil keputusan dengan tindakan masalah asam urat.
b) Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan mengenai masalah asam urat.
c) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah asam urat.
a) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan anggota keluarga dengan masalah asam urat.
b) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan. c) Beri reinforcement jika jawaban benar.
a) Diskusikan dengan keluarga bagaimana lingkungan yang nyaman bagi penderita asam urat.
b) Modifikasi lingkungan keluarga untuk penderita asam urat. c) Motivasi kembali agar keluarga menerangkan kembali
penjelasan yang telah disampaikan.
5) Ketidakmampuan keluarga menfaatkan fasilitas kesehatan.
a) Diskusikan dengan keluarga tempat – tempat pelayanan kesehatan yang ada.
b) Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat pelayanan
kesehatan serta menyarankan supaya datang ke pelayanan kesehatan yang ada.
c) Evaluasi kembali tentang penjelasan yang telah diberikan tentang manfaat fasilitas kesehatan.
d) Beri reinforcement positif jika jawaban benar
b. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal anggota keluarga dengan masalah asam urat.
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah asam urat (nyeri akut).
a) Menjelaskan pada keluarga mengenai asam urat.
b) Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab asam urat. c) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan pada
keluarga.
d) Beri reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang benar.
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dengan masalah
asam urat (nyeri akut).
a) Diskusikan dengan keluarga dalam mengambil keputusan dengan tindakan masalah asam urat (nyeri akut).
b) Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan mengai masalah asam urat.
c) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah asam urat (nyeri akut).
a) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan anggota keluarga dengan masalah asam urat (perubahan perfusi jaringan).
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk anggota keluarga dengan masalah asam urat (nyeri akut).
a) Diskusikan dengan keluarga bagaimana lingkungan yang nyaman bagi penderita asam urat.
b) Modifikasi lingkungan keluarga untuk penderita asam urat. c) Motivasi kembali agar keluarga menerangkan kembali
penjelasan yang telah disampaikan.
d) Beri reinforcement positif jika jawaban benar.
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan. a) Diskusikan dengan keluarga tempat – tempat pelayanan
kesehatan yang ada.
b) Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan serta menyarankan supaya datang ke pelayanan kesehatan yang ada.
c) Evaluasi kembali tentang penjelasan yang telah diberikan tentang manfaat fasilitas kesehatan.
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah asam urat(kurang pengetahuan).
a) Menjelaskan pada keluarga mengenai asam urat.
b) Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab asam urat. c) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan pada
keluarga.
d) Beri reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang benar.
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dengan masalah
asam urat (kurang pengetahuan).
a) Diskusikan dengan keluarga dalam mengambil keputusan dengan tindakan masalah asam urat (kurang pengetahuan). b) Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan mengenai
masalah asam urat.
c) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah asam urat (kurang pengetahuan).
a) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan anggota keluarga dengan masalah asam urat (kurang pengetahuan).
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk anggota keluarga dengan masalah asam urat (kurang pengetahuan). a) Diskusikan dengan keluarga bagaimana lingkungan yang
nyaman bagi penderita asam urat.
b) Modifikasi lingkungan keluarga untuk penderita asam urat. c) Motivasi kembali agar keluarga menerangkan kembali
penjelasan yang telah disampaikan.
d) Beri reinforcement positif jika jawaban benar.
5) Ketidakmampuan keluarga menfaatkan fasilitas kesehatan.
a) Diskusikan dengan keluarga tempat – tempat pelayanan kesehatan yang ada.
b) Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan serta menyarankan supaya datang ke pelayanan kesehatan yang ada.
c) Evaluasi kembali tentang penjelasan yang telah diberikan tentang manfaat fasilitas kesehatan.
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah asam urat.
1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kebersihan diri kurang berhubungan dengan asam urat.
a) Menjelaskan pada keluarga mengenai kebersihan diri kurang. b) Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab kebersihan
diri kurang.
c) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan pada keluarga.
d) Beri reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang benar.
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dengan masalah kebersihan diri kurang.
a) Diskusikan dengan keluarga dalam mengambil keputusan dengan tindakan masalah kebersihan diri kurang.
b) Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan mengai masalah kebersihan diri kurang.
c) Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah kebersihan diri kurang
a) Diskusikan dengan keluarga cara perawatan anggota keluarga dengan masalah kebersihan diri kurang.
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk anggota keluarga dengan masalah kebersihan diri kurang.
a) Diskusikan dengan keluarga bagaimana lingkungan yang nyaman bagi penderita asam urat.
b) Modifikasi lingkungan keluarga untuk penderita asam urat. c) Motivasi kembali agar keluarga menerangkan kembali
penjelasan yang telah disampaikan.
d) Beri reinforcement positif jika jawaban benar.
5) Ketidakmampuan keluarga menfaatkan fasilitas kesehatan.
a) Diskusikan dengan keluarga tempat – tempat pelayanan kesehatan yang ada.
b) Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan serta menyarankan supaya datang ke pelayanan kesehatan yang ada.
c) Evaluasi kembali tentang penjelasan yang telah diberikan tentang manfaat fasilitas kesehatan.