• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum Waris Islamdi Indonsia (Perbandingan Kompilasi Hukum Islam dan Fiqh Sunni) - IDR UIN Antasari Banjarmasin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hukum Waris Islamdi Indonsia (Perbandingan Kompilasi Hukum Islam dan Fiqh Sunni) - IDR UIN Antasari Banjarmasin"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

Loading

Referensi

Dokumen terkait

Sebagaimana yang telah dikemukakan bahwa, ahli waris yang termasuk ke dalam kelompok ashabah binafsih adalah ayah. Ayah menjadi ashabah binafsih apabila pewaris tidak

Melalui pembahasan-pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, baik mengenai kedudukan ahli waris pengganti terhadap harta warisan ditinjau dari

“Dengan tidak mengurangi sekalian ahli waris untuk membayar kawan-kawan waris mereka atau mereka memperhitungkan dengan mereka ini segala hutang mereka kepada harta peninggal, maka

Sebagaimana yang telah dikemukakan bahwa, ahli waris yang termasuk ke dalam kelompok ashabah binafsih adalah ayah. Ayah menjadi ashabah binafsih apabila pewaris tidak

Pasal 173 KHI menentukan bahwa, seseorang terhalang menjadi ahli waris apabila dengan putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dihukum karena (a)

Kajian tentang ahli waris pengganti di dalam hukum kewarisan Islam merupakan kajian baru dan tidak dikenal sebelumnya oleh para fukaha dalam literatur fikih klasik, ketentuan ini

Namun dilihat dari segi keumuman dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI), lebih mengutamakan pendapat Utsman bin Affan yang menyatakan bahwa radd dapat diberikan kepada semua ahli

Hal itu juga menjadi salah satu rukun dari radd, dengan adanya ahli waris dhawil furud maka harta dapat dibagikan sesuai dengan bagian mereka masing-masing seperti