PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK SERTIPIKAT HAK
MILIK YANG DIKLAIM SEBAGAI MILIK MASYARAKAT
ADAT DI KABUPATEN DAIRI
TESIS
Oleh
MERRY CHRISTINA GULTOM
117011102/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK SERTIPIKAT HAK
MILIK YANG DIKLAIM SEBAGAI MILIK MASYARAKAT
ADAT DI KABUPATEN DAIRI
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
MERRY CHRISTINA GULTOM
117011102/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis : PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK
SERTIPIKAT HAK MILIK YANG DIKLAIM
SEBAGAI MILIK MASYARAKAT ADAT DI
KABUPATEN DAIRI
Nama Mahasiswa : MERRY CHRISTINA GULTOM
Nomor Pokok : 117011102
Program Studi : Kenotariatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN)
Pembimbing Pembimbing
(Prof. Dr. Runtung, SH, MHum) (Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn)
Ketua Program Studi, Dekan,
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)
Telah diuji pada Tanggal : 26 Juli 2013
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN Anggota : 1. Prof. Dr. Runtung, SH, MHum
2. Notaris Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn 3. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum 4. Notaris Syafnil Gani, SH, MHum
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : MERRY CHRISTINA GULTOM
Nim : 117011102
Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU
Judul Tesis : PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK
SERTIPIKAT HAK MILIK YANG DIKLAIM SEBAGAI MILIK MASYARAKAT ADAT DI KABUPATEN DAIRI
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.
Medan,
Yang membuat Pernyataan
Nama :MERRY CHRISTINA GULTOM
i ABSTRAK
Tanah memiliki nilai yang tinggi dilihat dari kacamata apapun. Tanah merupakan tempat berdiam, mencari nafkah, berketurunan, adat istiadat dan ritual keagamaan. Begitu eratnya kaitan manusia dengan tanah, maka diperlukan upaya pemeliharaan hubungan yang harmonis antara keduanya didasari persamaan pandangan hubungan yang abadi antara manusia dan tanah, juga sekaligus sebagai tanda syukur atas Karunia Tuhan Yang Maha Esa, supaya tumbuh menjadi akar kemakmuran yang dicita-citakan baik secara individual maupun komunal. Dalam masyarakat hukum adat, antara masyarakat dengan tanah yang didudukinya, terdapat hubungan yang erat sekali. Hubungan yang bersumber pada pandangan yang bersifat religious magis. Hak masyarakat hukum atas tanah disebut hak pertuanan atau hak ulayat. Sifat tanah ulayat yang ada di Indonesia itu bersifat komunal yang artinya dimiliki oleh seluruh anggota masyarakat adat. Pelaksanaan hak ulayat dan hak-hak yang serupa itu dari masyarakat hukum adat, sepanjang menurut kenyataannya masih ada, tapi apabila hak ulayat itu sudah berakhir maka tidak bisa dihidupkan lagi. Tanah ulayat dimungkinkan habis dan hapus jika tidak ada lagi masyarakat hukum adat yang turun temurun/telah terputus hubungannya dengan wilayah yang bersangkutan.Tanah bekas hak ulayat dapat dimohonkan konversi haknya ke Kantor Pertanahan setempat. Dan dilakukan pendaftaran tanah untuk memberikan perlindungan hukum, menjamin kepastian hukum atas kepemilikan tanah tersebut. Daerah penelitian adalah di Kabupaten Dairi.
Jenis penelitian atau metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian hukum normatif atau penelitian hukum kepustakaan, yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder,dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi secara menyeluruh,baik dari bahan hukum primer,sekunder,maupun tertier. Penelitian bersifat deskriptif dimaksudkan untuk melukiskan keadaan objek atau peristiwanya, kemudian menelaah dan menjelaskan serta menganalisis data secara mendalam dengan mengujinya dari berbagai peraruran perundangan yang berlaku, sehingga diharapkan dapat diketahui gambaran jawaban atas permasalahan yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terhadap tanah yang sudah bersertipikat hak milik masih diklaim sebagai milik masyarakat ulayat adat, dimana sebenarnya hak ulayat atas tanah tersebut sudah berakhir. Persengketaan tanah yang muncul disebabkan oleh anggapan masing-masing pihak yang merasa berhak atas tanah yang dinyatakan sebagai objek sengketa. Maka para pihak dapat mengajukan gugatan perdata ke Pengadilan Umum. Dan juga dapat mempergunakan lembaga Rechtsverwerking dimana Apabila suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertipikatnya secara sah atas nama orang atau Badan Hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan secara nyata menguasai tanah tersebut, maka pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah tersebut tidak dapat lagi menuntut haknya, apabila dalam jangka waktu 5 tahun sejak diterbitkannya sertipikat tersebut tidak mengajukan keberatan tertulis kepada pemegang sertipikat dan Kepala Kantor Pertanahan atau tidak mengajukan gugatan ke pengadilan mengenai penguasaan tanah atau penerbitan sertipikat.
ii ABSTRACT
Land has a high value, viewed from any single point of view. It is used as a place for dwelling, making a living, having offspring, and performing traditional and religious rituals. Since there is a close relationship between people and land, this harmonious relationship between people and land needs to be taken care of, based on the same perception. All at once, it is a token of being grateful to God’s blessing so that land grows to be the root of prosperity which is dreamed either by individuals or by community. Land is so valuable that man as social beings will defend their land with all kinds of efforts. In an adat law community, people and land where they dwell in is very closely related, and this relationship is based on religious magic. People’s right on land is called landlordism or communal right of disposal. The nature of adat land in Indonesia is communal which means that it is owned by all members of adat community. In reality, the implementation of communal right of disposal or the other rights of adat law community still exists, but when communal right of disposal comes to an end, it is no longer validated. Adat land can be extinct or abolished when there are no more offspring or no connection with their land anymore, but the conversion of the land rights can be requested to be administered to the local Land Office in order to obtain legal protection for legal certainty on the land ownership. The research was conducted in Dairi District.
The type of the research was judicial normative or library research by studying literature materials or conducting secondary data in order to obtain complete data or information from primary, secondary, and tertiary legal materials. The research was descriptive in order to describe its object or events and analyze them thoroughly by testing them with legal provisions so that it is expected to know the answers of the problems.
The result of the research showed that the ownership certificate land was still claimed as adat land although its right had been over. The dispute on land appeared because each party claimed to be the owner of the disputed land. Therefore, they can lodge civil suit to the District Court. They can also use Rechtsverwerking body which states that when a piece of land has been obtained its certificate legally on the name of an individual or of a legal entity that obtains the land with good faith and controls the land, another party cannot claim the land anymore. When, within five years since the certificate is issued, another party does not file the claim in the written form to the holder of the certificate and to the Head of the Land Office, or they do not lodge the suit to the District Court about the control of the land or the issuance of the certificate, their claim is annulled.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas Rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan penulisan Tesis ini dengan Judul “Perlindungan Hukum Bagi Pemilik Sertipikat Hak Milik Yang Diklaim Sebagai Milik Masyarakat Adat Di Kabupaten Dairi”.
Pembuatan Tesis ini adalah sebagai suatu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan (MKn) pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan.
Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada Penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan. 2. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai Komisi Pembimbing yang selalu memberikan arahan, masukan, perhatian dan motivasi kepada Penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai Komisi Pembimbing Utama yang selalu memberikan arahan, masukan, perhatian dan motivasi kepada Penulis.
4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum, selaku Sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai Dosen penguji yang telah banyak memberikan arahan, kritik, masukan yang membangun kepada Penulis.
5. Bapak Notaris Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn, selaku Komisi Pembimbing, yang telah banyak memberikan perhatian, arahan dan masukan kepada Penulis.
iv
6. Bapak Notaris Syafnil Gani SH, MHum selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan masukan dan kritik yang membangun kepada Penulis.
7. Para Bapak dan Ibu Staf Pengajar serta para karyawan di Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
8. Yang Terkasih kedua Orang tua Penulis Bapak M. Gultom dan Ibu S. Sinaga, Ibu Mertua Penulis T. Br. Simbolon serta abang, kakak, adik penulis yang telah dengan penuh kesabaran dan kasih sayang kepada Penulis, dan telah memberikan bantuan moril dan doa agar Penulis dapat menyelesaikan studi pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
9. Terkhusus kepada Suami dan Putri tercinta, F. Naibaho dan Maranatha Margaretha Naibaho, terima kasih untuk segala perhatian, motivasi, kesabaran, semangat dan doa yang tiada henti diberikan kepada Penulis.
10. Teman-teman mahasiswa Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara angkatan 2011. Terima kasih untuk kekompakannya selama ini dan juga untuk setiap motivasi yang diberikan kepada Penulis dalam penyelesaian tesis ini.
11. Kepada Semua pihak yang telah banyak membantu, yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk bantuan dan perhatian yang diberikan kepada Penulis dalam penyelesaian tesis ini.
Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari sempurna, namun diharapkan kiranya tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Akhir kata penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan dan kekhilafan selama dalam penyelesaian tesis ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai kita.
Medan, Juli 2013 Penulis,
v
RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama : Merry Christina Gultom Tempat/Tanggal Lahir : Tarutung/24 Desember 1979
Alamat : Jl. Pelita I Gg. Tangga Batu No. 5 Medan
No. HP : 081362367006
II. PENDIDIKAN
SD : SD Negeri Tarutung (1992) SLTP : Budi Murni I Medan (1995) SMU : Budi Murni I Medan (1998) S1 : FH USU Medan (2002)
vi DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR SINGKATAN ... viii
DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 19 C. Tujuan Penelitian ... 20 D. Manfaat Penelitian ... 20 E. Keaslian Penelitian ... 21
F. Kerangka Teori dan Kerangka Konsepsi ... 23
1. Kerangka Teori ... 23
2. Konsepsi ... 27
G. Metode Penelitian... 30
BAB II FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADI DASAR MASYARAKAT ADAT DI KABUPATEN DAIRI MENGKLAIM TANAH YANG SUDAH BERSERTIPIKAT HAK MILIK SEBAGAI MILIK MASYARAKAT ADAT... 35
A. Gambaran Umum Masyarakat Kabupaten Dairi ... 35
B. Kedudukan Hukum Adat Dalam Hukum Tanah Nasional.. 44
C. Keberadaan Hak Masyarakat Dalam Hutan Adat ... 46
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pola Pikir Masyarakat Adat Di Kabupaten Dairi Terhadap Tanah Ulayat ... 50
vii
BAB III PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK
SERTIPIKAT HAK MILIK YANG DIKLAIM SEBAGAI
MILIK MASYARAKAT ADAT DI KABUPATEN DAIRI 60
A. Sertipikat Hak Atas Tanah Dalam Perspektif Teoritis ... 60
B. Perlindungan Hukum Terhadap Pemilik Sertipikat Hak Atas Tanah Yang Diklaim Sebagai Milik Masyarakat Adat Di Kabupaten Dairi ... 66
BAB IV UPAYA-UPAYA YANG DILAKUKAN KANTOR PERTANAHAN DAN PERAN LEMBAGA ADAT SULANG SILIMA DALAM MENGATASI SENGKETA PERTANAHAN YANG TERJADI PADA MASYARAKAT ADAT DI KABUPATEN DAIRI ... 93
A. Konflik Pertanahan ... 93
B. Strategi Penyelesaian Konflik Pertanahan ... 96
C. Peran Badan Pertanahan Nasional Dalam Mengatasi Konflik Di Kabupaten Dairi... 100
D. Peran Lembaga Adat Sulang Silima Dalam Menangani Sengketa Pertanahan Di Kabupaten Dairi ... 113
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 120
A. Kesimpulan ... 120
B. Saran ... 121
viii
DAFTAR SINGKATAN
BPN : Badan Pertanahan Nasional Kakan : Kepala Kantor
Kakanwil : Kepala Kantor Wilayah
KUHPerdata : Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUHP : Kitab Undang-Undang Hukum Pidana PTUN : Peradilan Tata Usaha Negara
Pemda : Pemerintah Daerah
PPAT : Pejabat Pembuat Akta Tanah PP : Peraturan Pemerintah
PRONA : Proyek Operasi Nasional Agraria UUPA : Undang-undang Pokok Agraria
ix DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Status Kepemilikan Tanah Di Kabupaten Dairi……… ... 14 Tabel 2 : Jenis Tanah/Lahan Menurut Kecamatan Di Kabupaten