• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA

KERJA (RENJA)

DINAS KEHUTANAN

PROVINSI JAWA TIMUR

2

0

1

7

(2)

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang.

Sumber daya hutan di Jawa Timur sebagai salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui/ renewable memiliki manfaat intangible (tidak dapat dinilai secara kuantitatif) dan tangible (dapat dinilai secara kuantitatif), perlu dikelola secara profesional, terencana dan terpadu sehingga lestari serta dapat memberikan kontribusi yang optimal bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan khususnya dan masyarakat Jawa Timur umumnya.

Keberadaan kawasan hutan di Jawa Timur sampai dengan saat ini belum dapat mencapai ketentuan minimal luas kawasan sebagaimana amanat Undang-Undang nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan yaitu 30% dari luas daratan. Sampai dengan saat ini, luas kawasan hutan di Jawa Timur yaitu + 1.361.146 Ha atau + 28,36% dari luas daratan Jawa Timur. Untuk dapat memenuhi ketentuan minimal dan mencapai fungsi luasan kawasan hutan dimaksud maka disamping upaya pemanfaatan, diperlukan juga upaya perlindungan dan pengamanan hutan yang intensif, rehabilitasi yang akseleratif, didasari oleh perencanaan yang partisipatif dan sinergis.

Kerusakan hutan yang selama ini terjadi disamping karena gangguan yang bersifat eksternal (seperti pembalakkan liar, perambahan hutan, kebakaran hutan, dan kepentingan pembangunan non kehutanan), juga disebabkan oleh adanya kendala internal, yakni sistem pengelolaan hutan yang belum sepenuhnya mengikuti kaidah pengelolaan hutan lestari (PHL) serta tidak dipatuhinya ketentuan tata ruang wilayah yang ada.

Upaya pengelolaan hutan secara lestari merupakan cita-cita bersama seluruh lapisan masyarakat (Pemerintah, swasta masyarakat sekitar hutan khususnya dan masyarakat luas umumnya). Semangat

(3)

otonomi daerah harus dijadikan titik tolak keberhasilan pengelolaan hutan yang optimal dan lestari dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan hutan serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karenanya, diperlukan suatu komitmen yang kuat antara Pemerintah (Pusat, Provinsi dan Kabupaten/ Kota) dengan berbagai pihak (swasta dan masyarakat) dalam mengelola dan membangun hutan secara lestari.

Sejalan dengan upaya mewujudkan pengelolaan hutan yang optimal di Jawa Timur, sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan PP No. 20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP) maka Pemerintah Daerah diwajibkan untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Salah satu bagian dari RKPD tersebut adalah Perencanaan Pembangunan Kehutanan yang meliputi unsur-unsur perencanaan pemanfaatan potensi sumberdaya hutan, perlindungan dan konservasi sumberdaya hutan, serta rehabilitasi sumberdaya hutan yang kesemuanya dilandasi semangat penguatan kapasitas kelembagaan sektor kehutanan yang mantap dan berdaya saing.

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Hutan di Provinsi Jawa Timur, diharapkan keberadaan dan kondisi serta pembangunan hutan dan kehutanan di Jawa Timur semakin mantap. Dalam melaksanakan pembangunan hutan dan kehutanan tersebut, perlu disusun dokumen perencanaan pembangunan kehutanan di Jawa Timur dalam format Rencana Kerja (Renja) Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dengan memperhatikan arah dan kebijakan pembangunan kehutanan Pemerintah Pusat, Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/ Kota serta aspirasi pihak-pihak terkait (stakeholders). Untuk mencapai kinerja pengelolaan hutan yang optimal, dibutuhkan visi, misi dan tujuan pembangunan kehutanan yang

(4)

jelas, terarah, faktual dan realistis. Di dalam suatu dokumen perencanaan perlu dimuat hal-hal yang bersifat prinsip, strategik, maupun teknis pada aspek jenis kegiatan, indikator kinerja, lokasi, jumlah dan sumber dana.

Awalnya Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur. Seiring berjalannya waktu, adanya dinamika peraturan perundangan yang didasarkan pada hasil analisis kebutuhan terhadap efektifitas pencapaian kinerja OPD yang diikuti dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pada akhirnya menjadi pijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukkan dan Susunan Perangkat Daerah.

Peraturan Gubernur tersebut menjadi dasar eksistensi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur yang merupakan unsur pelaksana Pemerintah Provinsi Jawa Timur di bidang Kehutanan yang mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi di bidang kehutanan serta tugas pembantuan. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 84 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Pasal 4 ayat (2), fungsi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur adalah sbb :

1. Perumusan kebijakan di bidang kehutanan. 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang kehutanan.

3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang kehutanan. 4. Pelaksanaan administrasi dinas di bidang kehutanan, dan

(5)

Sehubungan dengan berbagai hal yang melatarbelakangi tugas pokok dan fungsi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur tersebut maka dalam rangka mencapai kinerja pelaksanaan tugas pada Tahun 2017 ini disusunlah Perubahan Rencana Kerja (Renja) / RKT Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2017. Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah (Renja OPD) yang dalam hal ini telah mencakup Rencana Kinerja Tahunan (RKT) adalah dokumen rencana yang memuat tujuan, sasaran, indikator kinerja (baik program maupun kegiatan), program, kegiatan, dan anggaran OPD yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka kegiatan dan kerangka anggaran.

Bagan alur diatas menunjukkan alur penyusunan Renja yang kemudian ditindaklanjuti dengan penetapan Renja OPD.

Renja OPD disusun dengan tahapan sebagai berikut: a) Persiapan penyusunan Renja OPD, b) Penyusunan Rancana Renja OPD, c) Pelaksanaan forum OPD, dan d) Penetapan Renja OPD. Rancangan awal RKPD menjadi acuan perumusan program, kegiatan, indikator kinerja dan

(6)

dana indikatif dalam Renja OPD, sesuai dengan rencana program prioritas pada rancangan awal RKPD.

Renstra OPD yang merupakan penjabaran RPJMD pada tingkat yang lebih teknis (OPD) menjadi acuan penyusunan tujuan, sasaran strategis, program/ kegiatan, indikator kinerja, target kinerja, lokasi kegiatan serta prakiraan maju Renja OPD. Hasil evaluasi pelaksanaan Renja/ program dan kegiatan periode sebelumnya juga harus menjadi acuan perumusan kegiatan alternatif dan/atau baru untuk tercapainya target Renstra OPD. Demikian juga halnya dengan Renja Kementerian/ Lembaga (K/L) dan Perencanaan Pemerintah Daerah Tingkat II (Kabupaten/ Kota) yang turut dijadikan bahan pertimbangan.

I.2. Landasan Hukum

1). Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Djawa Timur (Himpunan Peraturan-peraturan Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang–Undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang Perubahan dalam Undang–Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Djawa Timur (Himpunan Peraturan-Peraturan Negara Tahun 1950).

2). Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419).

3). Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999, tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888). Sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi

(7)

Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412).

4). Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2324).

5). Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700). 6). Undang-Undang nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725). 7). Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059).

8). Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494). 9). Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679). 10). Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran

(8)

11). Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 146, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4452).

12). Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4207) jo Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4814). 13). Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi

dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816).

14). Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817).

15). Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5056).

16). Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887).

(9)

17). Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4814).

18). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517).

19). Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 11 Tahun 1989 tentang Penetapan Kawasan Lindung di Daerah Tingkat I Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Tahun 1991 Nomor 1 Seri C);

20). Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Hutan di Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2003 Nomor 1 Seri E).

21). Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2005 tentang Penertiban dan Pengendalian Hutan Produksi di Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 Nomor 2 Seri E).

22). Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 12 Tahun 2007 tentang Rehabiltasi Hutan dan Lahan Kritis di Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2007 Nomor 7 Seri E).

23). Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 Nomor 1 Seri E).

24). Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Tahun 2011 – 2031 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 Nomor 3 Seri

(10)

25). Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukkan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 Nomor 1 Seri C).

26). Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 50 Tahun 2013 tentang Rencana Kehutanan Tingkat Provinsi Tahun 2012 – 2032 (Berita Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 Nomor 50 Seri E).

27). Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 84 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur (Berita Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 Nomor 84, Seri E).

28). Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 110 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur (Berita Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 Nomor 110 Seri E).

29). Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) OPD Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 Nomor 914/432/213.2/2016 tanggal 27 Desember 2016.

I.3. Maksud dan Tujuan

Maksud Penyusunan Dokumen Perubahan Renja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 adalah memberikan gambaran hasil kinerja tahun-tahun sebelumnya sekaligus menetapkan target kinerja penyelenggaraan kegiatan pengelolaan hutan dan pembangunan kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2017.

Adapun tujuannya adalah agar pelaksanaan pembangunan kehutanan di Jawa Timur Tahun 2017 dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana program/ kegiatan yang telah ditetapkan sehingga target-target kinerja pembangunan kehutanan Jawa Timur Tahun 2017 dapat dicapai sesuai dengan visi dan misi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.

(11)

I.4. Sistematika Penulisan

Pokok bahasan dalam Rencana Kerja OPD adalah sbb: 1. PENDAHULUAN.

2. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA OPD TAHUN LALU. 3. TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN. 4. PENUTUP.

Penyajian Rencana Renja OPD adalah sbb : BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Mengemukakan pengertian ringkas tentang Renja OPD, proses penyusunan Renja OPD, keterkaitan antara Renja OPD dengan dokumen RKPD, Renstra OPD, dengan Renja K/L dan Renja Provinsi/ Kabupaten/ kota, serta tindak lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD.

I.2. Landasan Hukum

Memuat penjelasan tentang undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah, dan ketentuan peraturan lainnya yang mengatur tentang SOTK, kewenangan OPD, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran OPD.

I.3. Maksud dan Tujuan

Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renja OPD.

I.4. Sistematika Penulisan

Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renja OPD, serta susunan garis besar isi dokumen.

(12)

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA OPD TAHUN LALU

II.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja OPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra OPD

Bab ini memuat kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja OPD tahun lalu (tahun n-2) dan perkiraan capaian tahun berjalan (tahun n-1), mengacu pada APBD tahun berjalan yang

seharusnya pada waktu penyusunan Renja OPD sudah

disahkan. Selanjutnya dikaitkan dengan pencapaian target Renstra OPD berdasarkan realisasi program dan kegiatan pelaksanaan Renja OPD tahun-tahun sebelumnya.

II.2. Analisis Kinerja Pelayanan OPD

Berisikan kajian terhadap capaian kinerja pelayanan OPD berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditentukan dalam SPM, maupun terhadap IKK sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008, dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007.

II.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi OPD Berisikan uraian mengenai :

a. Sejauhmana tingkat kinerja pelayanan OPD dan hal kritis yang terkait dengan pelayanan OPD.

b. Permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi OPD;

c. Dampaknya terhadap pencapaian visi dan misi kepala daerah, terhadap capaian program nasional/ internasional, seperti SPM dan MDGs (Millennium Development Goals);

d. Tantangan dan peluang dalam meningkatkan pelayanan OPD; e. Formulasi isu-isu penting.

II.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPD Berisikan uraian mengenai :

(13)

a. Proses yang dilakukan yaitu membandingkan antara rancangan awal RKPD dengan hasil analisis kebutuhan;

b. Penjelasan mengenai alasan proses tersebut dilakukan;

c. Penjelasan temuan-temuan setelah proses tersebut dan catatan penting terhadap perbedaan dengan rancangan awal RKPD. II.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat

Dalam bagian ini diuraikan hasil kajian terhadap program/kegiatan yang diusulkan para pemangku kepentingan, yakni dari masyarakat melalui OPD kabupaten/ kota yang langsung ditujukan kepada OPD Provinsi maupun berdasarkan hasil pengumpulan informasi OPD provinsi dari penelitian lapangan dan pengamatan pelaksanaan musrenbang. Deskripsi yang disajikan dalam subbab ini, antara lain: a. Penjelasan tentang proses bagaimana usulan program/kegiatan

tersebut diperoleh;

b. Penjelasan kesesuaian usulan tersebut dikaitkan dengan isu-isu penting penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi OPD.

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN III.1. Telaahan terhadap Kebijakan Nasional

Yaitu penelaahan yang menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional dan yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi OPD.

III.2. Tujuan dan Sasaran Renja OPD

Perumusan tujuan dan sasaran didasarkan atas rumusan isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi OPD dalam dikaitannya dengan sasaran target kinerja Renstra OPD.

III.3. Program dan Kegiatan

Uraian garis besar mengenai rekapitulasi program dan kegiatan, antara lain meliputi:

(14)

a. Jumlah program dan jumlah kegiatan. b. Lokasi program dan kegiatan.

c. Total kebutuhan dana/pagu indikatif yang dirinci menurut sumber pendanaannya.

BAB IV PENUTUP

Berisikan uraian penutup, berupa:

a. Catatan penting yang perlu mendapat perhatian, baik dalam rangka pelaksanaannya maupun ketersediaan anggaran tidak sesuai dengan kebutuhan.

b. Kaidah-kaidah pelaksanaan. c. Rencana tindak lanjut.

d. Cantuman tempat dan tanggal dokumen, nama OPD dan nama dan tanda tangan kepala OPD, serta cap pemerintah daerah yang bersangkutan.

(15)

II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA OPD TAHUN LALU

II. 1. Evaluasi Pelaksanaan Renja OPD Tahun Lalu dan Capaian

Renstra OPD

Perlu diketahui bahwa, tahun 2017 ini merupakan tahun transisi bagi dunia pemerintahan/ birokrasi pasca ditetapkannya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah. Dengan keberadaan Undang-undang tersebut praktis akan terjadi perubahan kewenangan yang cukup signifikan pada bidang kehutanan di Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa, hanya ada satu kewenangan bidang kehutanan di kabupaten / kota yakni pengelolaan Tahura Kabupaten / kota. Disisi lain, di wilayah kabupaten / kota di Jawa Timur tidak terdapat Tahura dimaksud. Yang eksisting adalah Tahura yang wilayahnya lintas kabupaten / kota, dan ini merupakan kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi. Praktis mulai tahun 2017, beberapa urusan bidang kehutanan di Jawa Timur yang sebelumnya ada di Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota beralih menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Provinsi. Hal ini berimplikasi kepada OPD Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur untuk melaksanakan reorganisasi (perubahan struktur organisasi serta strategi dan kebijakan instansi) dalam melaksanakan amanat undang-undang tersebut.

Dalam hal ini, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur tentu melakukan perubahan dan / atau penambahan instansi –yang dapat berupa Cabang Dinas Kehutanan atau CDK, maupun Unit Pelaksana Teknis atau UPT- yang berada di seluruh atau sebagian wilayah administratif Jawa Timur, serta perubahan dan / atau penambahan nomenklatur

(16)

program/ kegiatan dinas untuk merespon adanya perubahan / pengalihan kewenangan urusan kehutanan di Provinsi Jawa Timur.

Terkait dengan realisasi program / kegiatan OPD Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 dan 2016 yang lebih rinci dapat dilihat pada matriks Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja OPD dan Pencapaian Renstra OPD Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 dan 2016 Tabel 1 di bawah ini. Secara umum, indikator kinerja kegiatan OPD Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 telah dapat dipenuhi sesuai dengan target progres tahunan renstra, bahkan jika ditambahkan dengan proyeksi realisasi pada tahun 2016 ini maka seluruh indikator kinerja kegiatan tersebut telah tercapai seluruhnya (rata-rata 40% dari renstra).

Dari 30 kegiatan tersebut (termasuk rutin), seluruhnya diproyeksikan dapat mencapai target kinerja kegiatan (100%) pada akhir renstra OPD. Terdapat 27 kegiatan dengan capaian kinerja pada tahun kedua renstra berjalan adalah 40 %. Hal ini menandakan bahwa capaian kinerja OPD Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur on the track atau selaras dengan target kinerja yang telah ditetapkan dalam Renstra OPD. Terdapat dua kegiatan pada Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur yang pada tahun kedua berjalannya renstra OPD telah mampu melampaui target kinerja yang telah dicantumkan dalam renstra OPD. Dua kegiatan tersebut adalah Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Mendukung Manajemen dan Pemasaran Pascaproduk Hasil Hutan Masyarakat Sekitar Hutan dan juga Pelestarian dan Penataan Tahura R Soerjo. Capaian kinerja pada kegiatan Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam Mendukung Manajemen dan Pemasaran Pascaproduk Hasil Hutan Masyarakat Sekitar Hutan adalah 50% sementara capaian kinerja kegiatan Pelestarian dan Penataan Tahura R Soerjo sebesar 41,20%.

(17)

Tabel 1. Matriks Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja OPD dan Pencapaian Renstra OPD Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 dan 2016

Kode Program/ Kegiatan Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output) Target Renstra SKPD pada Tahun 2014 s/d 2019 Realisasi Target Kinerja Hasil Program & Keluaran Kegiatan s/d Tahun 2014

Target & Realisasi Kinerja Program & Kegiatan Tahun Lalu (2015)

Target Program & Kegiatan (Renja SKPD tahun 2016)

Perkiraan Realisasi Capaian Target Renstra SKPD s/d tahun berjalan Target Renja SKPD tahun 2015 Realisasi Renja SKPD tahun 2015 Tingkat Realisasi (%) Realisasi Capaian Program & Kegiatan s/d tahun berjalan tahun 2016 Tingkat Capaian Realisasi Target Renstra (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 = (7/6) 9 10 = (7+9) 11 = (10/4) 2.02.01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Indeks Kepuasan Masyarakat/ Aparatur thd Pelayanan Administrasi Perkantoran dan Kenyamanan Kantor 500 % 100 100 100 100 100 200 40.00 2.02.01.09 9 Pelaksanaan Administrasi Perkantoran Jumlah Dokumen Pertanggungja waaban Administrasi Perkantoran 5 Dokumen 1 1 1 100 1 2 40.00 2.02.02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Prosentase Sarana dan Prasarana Aparatur yang Layak Fungsi 500 % 100 100 100 100 100 200 40.00

(18)

2.02.02.09 9 Penyediaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana 10 paket 2 2 2 100 2 4 40.00 2.02.02.03 1 Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana Jumlah Sarana dan Prasarana yang Terpelihara 10 paket 2 2 2 100 2 4 40.00 2.02.07 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah Prosentase Kelembagaan Yang Tepat Fungsi 500 % 100 100 100 100 100 200 40.00 2.02.07.00 2 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Jumlah Laporan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 10 laporan 2 2 2 100 2 4 40.00 2.02.08 Program Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen Penyelenggaraan Pemerintahan Prosentase Dokumen Penyelenggara an Pemerintahan yang Disusun Tepat Waktu 500 % 100 100 100 100 100 200 40.00 2.02.08.00 1 Penyusunan Dokumen Perencanaan Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD 25 Dokumen 5 5 5 100 5 10 40.00 2.02.08.00 2 Penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program dan Anggaran Jumlah Dokumen Pelaporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program/ Kegiatan 15 Dokumen 3 3 3 100 3 6 40.00

(19)

2.02.08.00 3 Penyusunan, Pengembangan, Pemeliharaan dan Pelaksanaan Sistem Informasi Data Jumlah bandwith terpakai 40 Mbps 8 8 8 100 8 16 40.00 2.02.15 Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Produksi Kayu Hutan Negara 2,000,00 0 m3 427,332 400,000 355,920 89 400,000 755,920 37.80 Produksi

Getah Pinus 150,000 ton 29,771 30,000 40,806 136 40,000 80,806 53.87 Produksi Daun

Kayu Putih 70,000 ton 17,336 14,000 12,826 92 14,000 26,826 38.32 Produksi

Getah Damar 1,000 ton 196 200 167 84 200 367 36.70 Produksi Porang 10,000 ton 2,000 2,000 2,000 100 2,000 4,000 40.00 2.02.15.00 9 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Jumlah Dokumen Informasi dan Pembangunan Kehutanan 15 Dokumen 3 3 3 100 3 6 40.00 2.02.15.01 2 Peningkatan Kerjasama Antar Daerah Jumlah Pameran Kehutanan 10 kali 2 2 2 100 2 4 40.00 2.02.15.01 4 Rehabilitasi Hutan dan Lahan (pemanfaatan lahan di bawah tegakan, pengembangan usaha hutan rakyat) Luas Pengembangan hutan rakyat 375 Ha 75 75 75 100 75 150 40.00 Luas Pengembangan lahan bawah tegakan 300 Ha 60 60 60 100 60 120 40.00 2.02.15.01 7 Pemberdayaan UPT Peredaran Hasil Hutan Jumlah Pemegang Izin yang Tertib Mengikuti 1,375 Perusaha an 275 275 275 100 275 550 40.00

(20)

2.02.15.01 9 APP Bidang Kehutanan Jumlah Laporan Pelaksanaan APP Bidang Kehutanan 10 laporan 2 2 2 100 2 4 40.00 2.02.15.02 1 Peningkatan Partisipasi Masyarakat melalui Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Jumlah Laporan Pelaksanaan Partisipasi Masyarakat Melalui PHBM 10 Laporan 2 2 2 100 2 4 40.00 2.02.15.03 9 Fasilitasi Ekolabelling Hutan Rakyat Jumlah FMU yang terfasilitasi VLK 10 FMU 2 2 2 100 2 4 40.00 02.02.15.0 50 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam rangka Mendukung Pelatihan Masyarakat Desa Hutan Jumlah Laporan Pelaksanaan Pelatihan MDH 10 laporan 2 2 2 100 2 4 40.00 2.02.15.05 3 Peningkatan dan Pengembangan Kelembagaan Kelompok Jumlah Laporan Pelaksanaan Peningkatan dan Pengembangan Kelembagaan Kelompok 10 laporan 2 2 2 100 2 4 40.00 2.02.15.06 1 Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam mendukung manajemen dan pemasaran pasca produk hasil hutan masyarakat Jumlah Laporan Lokakarya 20 laporan 5 6 6 100 4 10 50.00

(21)

2.02.15.06 4 Pemberdayaan dan Pengembangan UPT Perbenihan Tanaman Hutan Jumlah Laporan Pemberdayaan dan Pengembangan Perbenihan Tanaman Hutan 15 laporan 3 3 3 100 3 6 40.00 2.02.15.06 5 Pembinaan dan pengendalian produksi hasil hutan Jumlah Laporan Pengendalian Produksi Hasil Hutan 10 laporan 2 2 2 100 2 4 40.00 2.02.15.06 6 Penata usahaan hasil hutan dan pengawasan pungutan iuran kehutanan Jumlah Laporan Penatausahaan Hasil Hutan dan Pengawasan Iuran Kehutanan 15 laporan 3 3 3 100 3 6 40.00 2.02.15.06 7 Pembinaan dan pengawasan industri hasil hutan

Jumlah Laporan Pembinaan dan Pengawasan Industri Hasil Hutan 15 laporan 3 3 3 100 3 6 40.00 2.02.15.06 9 Peningkatan SDM Kehutanan dalam rangka Pengelolaan Hutan Jumlah Laporan Peningkatan SDM Kehutanan 10 laporan 2 2 2 100 2 4 40.00 2.02.15.07 1 Pengembangan Perhutanan Sosial (Pengembangan Aneka Usaha Kehutanan dan Kemitraan) Jumlah Kelompok Pelaku Aneka Usaha Kehutanan 10 Kelompok 2 2 2 100 2 4 40.00 2.02.17 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Reboisasi Kawasan Tahura R Soerjo 2,250 Ha 200 450 650 100 0 700 28,89

(22)

2.02.17.00 9 Pelestarian dan Penataan Kawasan Tahura R. Soerjo Jumlah Pemeliharaan Bibit Persemaian 500,000 Batang 40,000 40,000 20,000 50 186,000 206,000 41.20 Intensitas Penanggulanga n dan Pengamanan Gangguan Hutan 50 kali 20 20 20 100 10 30 60.00 2.02.17.03 5 Operasi Perlindungan dan Pengamanan Hutan (DAK) Luas Rehabilitasi Hutan 2,250 Ha 200 450 450 100 250 700 31.11 2.02.17.07 1 Pemantapan dan Pemantauan Status Kawasan Hutan Jumlah Laporan Pemantapan dan Pemantauan Status Kawasan Hutan 15 laporan 3 3 3 100 3 6 40.00 2.02.17.07 2 Perlindungan Hutan Jumlah Laporan Pelaksanaan Perlindungan Hutan 15 laporan 3 3 3 100 3 6 40.00 2.02.17.07 3 Konservasi Ekosistem Sumberdaya Hutan Jumlah Laporan Pelaksanaan Konservasi Ekosistem SDH 15 laporan 3 3 3 100 3 6 40.00 2.02.20 Program Rehabilitasi Sumber Daya Hutan Rehabilitasi Kawasan Hutan 50,000 Ha 10,000 10,000 24,660 247 10,000 34,660 69.32 2.02.23.00 3 Pengawasan Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan serta Reklamasi di Jumlah Laporan Pengawasan Kegiatan Rehabilitasi 5 laporan 1 1 1 100 1 2 40.00

(23)

2.02.23.00 4 Peningkatan Peran serta Masyarakat dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan Jumlah Laporan Peningkatan Peranserta Masyarakat 5 laporan 1 1 1 100 1 2 40.00 2.02.23.00 5 Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Penanaman di Sekitar Sumber Air, Penghijauan Lingkungan, Rehabilitasi Mangrove dan Pantai) Luas Areal Rehabilitasi 250 Ha 50 50 50 100 50 100 40.00

(24)

II.2. Analisis Kinerja Pelayanan OPD

Tabel 2.1 di bawah ini merupakan capaian kinerja pelayanan OPD Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 dan 2016. Sedangkan Tabel 2.2 merupakan Rencana Kinerja OPD Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur pada Tahun 2017. Pengukuran kinerja pelayanan OPD Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur tersebut didasarkan pada indikator kinerja utama yang sudah ditentukan maupun IKK yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007.

Pada Tabel 2.1 tercantum indikator kinerja utama (IKU) Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur yang merupakan penjabaran dari sasaran strategis Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, yakni (1) Meningkatnya pemanfaatan sumber daya hutan, dan (2) Meningkatnya perlindungan, pengamanan, dan konservasi kawasan hutan. Ada dua Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk sasaran strategis yang pertama, yakni (a) % Peningkatan jumlah industri primer hasil hutan kayu yang berizin IUPHHK, dan (b) Luas Pengembangan hutan rakyat (Ha). Sedangkan pada sasaran strategis yang kedua, ada 4 IKU, yaitu (a) % Penurunan Luas Kebakaran Hutan, (b) % Penurunan Pencurian Hasil Hutan, (c) Luas Tahura R Soerjo yang dikonservasi (Ha), dan (d) Luas kawasan hutan yang dikonservasi (Ha).

Secara keseluruhan, kesemua IKU tersebut telah dapat dicapai pada tahun 2015, bahkan realisasi seluruhnya melebihi target. IKU pertama, yakni % Peningkatan jumlah industri primer hasil hutan kayu yang berizin IUPHHK, dari target tahun 2,5%, pada tahun 2015 telah terealisasi sebesar 19,79% atau 8 kali lipat dari target yang ditetapkan. IKU yang kedua yakni, Luas Pengembangan hutan rakyat, dari target tahunan sebesar 5.000 Ha, pada tahun 2015 mampu direalisasikan seluas 8.656,4 Ha atau lebih dari 170% dari target.

(25)

Pada sasaran kinerja kedua, yakni Meningkatnya perlindungan, pengamanan, dan konservasi kawasan hutan, pada IKU yang pertama, % Penurunan luas kebakaran hutan, dengan target kinerja sebesar 15%, dalam pelaksanaanya luas kebakaran hutan mampu ditekan sampai pada tingkat 82,07% atau hampir 550% capaian kinerjanya berdasarkan target kinerja acuan. Pada IKU yang kedua, yakni % Penurunan pencurian hasil hutan, yang mana dalam target kinerja ditetapkan sebanyak 10%, ternyata % penurunan pencurian hasil hutan mampu ditekan sampai pada tingkat 44,97% atau hampir 50%, setara dengan capaian kinerjanya yakni 449,7%. Sedangkan IKU yang ketiga yakni, Luas Tahura R Soerjo yang dikonservasi (Ha), dengan target penetapan seluas 450 Ha, ternyata mampu direalisasikan seluas 650 Ha, atau 144,44%. Sedangkan IKU yang keempat pada sasaran strategis yang kedua adalah Luas kawasan hutan yang dikonservasi (Ha), dengan target kinerja seluas 10.000 Ha, akhirnya pada akhir tahun 2015 mampu direalisasikan seluas 24,660 Ha atau 240% capaian kinerjanya.

Adanya peningkatan yang sangat signifikan (19,79%) terkait dengan Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) yang berizin tidak terlepas dari optimalnya upaya sosialisasi dan fasilitasi yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur kepala pelaku usaha kehutanan khususnya hasil hutan kayu. Dalam mengupayakan peningkatan IPHHK yang berizin, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur melaksanakan kegiatan (1) Fasilitasi Ekolabeling Hutan Rakyat (Pengendalian Produksi Hutan Rakyat), (2) Pembinaan dan Pengendalian Produksi Hasil Hutan, (3) Penatausahaan Hasil Hutan dan Pengawasan Industri Kehutanan, (4) Pembinaan dan Pengawasan Industri Hasil Hutan, (5) Pemberdayaan UPT Peredaran Hasil Hutan dan (6) Peningkatan Kerjasama Antar Daerah. Keenam kegiatan ini bersinergi satu sama lain, mulai dari aktivitas sosialisasi kebijakan / informasi kehutanan kekinian, pembinaan personil

(26)

terkait dengan sistem perizinan dan pelaporan, fasilitasi sertifikasi ekolabeling/ pengendalian produksi hutan rakyat, pengendalian dan pengawasan industri hasil hutan sampai pada upaya kerjasama bidang kehutanan dengan stakeholder.

Penyadaran akan pentingnya aspek legalitas pada sebuah badan usaha kepada para pelaku usaha merupakan tantangan tersendiri yang harus dihadapi oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur. Aspek legal ini sendiri sejatinya sangat penting bagi sebuah industri, khususnya industri hasil hutan, mengingat dewasa ini tuntutan dunia internasional akan kelestarian hasil hutan dan eksistensi hutan itu sendiri sangat kuat. Dunia industri semakin selektif untuk menggunakan produk kehutanan yang asal usulnya jelas. Bila asal-usul kayu yang ada di pasaran tidak jelas maka besar kemungkinan berasal dari proses penebangan yang ilegal (illegal logging), dan jika suatu perusahaan ditengarai menggunakan bahan baku yang tidak memiliki legalitas maka tentu dapat dikenakan sanksi hukum.

Meningkatnya pemanfaatan hutan selain dapat diindikasikan melalui jumlah IPHHK yang berizin juga dapat dilihat pada parameter Luas Pengembangan Hutan Rakyat. Berpatokan pada target kinerja yang ditetapkan yakni 5.000 Ha, pada tahun 2015 Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur mampu mendorong adanya pengembangan hutan rakyat seluas 8.656,4 Ha (173,13%). Upaya penyampaian hibah barang dan aktivitas pendampingan dan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan cukup efektif untuk merangsang masyarakat/ kelompok tani hutan/ kelompok masyarakat untuk melakukan pengembangan hutan rakyat dan optimalisasi pemanfaatan hasil hutan rakyat.

Ada sepuluh (10) kegiatan yang difokuskan/ diarahkan untuk upaya pengembangan hutan rakyat. Kesebelas kegiatan tersebut adalah (1) Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan, (2) APP Bidang Kehutanan, (3) Pengembangan Hutan Rakyat dan Pemanfaatan Lahan di Bawah Tegakan,

(27)

(4) Peningkatan Partisipasi Masyarakat melalui Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM), (5) Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam rangka Mendukung Pelatihan Masyarakat Desa Hutan, (6) Peningkatan dan Pengembangan Kelembagaan Kelompok, (7) Peningkatan SDM Kehutanan dalam rangka Pengelolaan Hutan, (8) Pengembangan Perhutanan Sosial (Pengembangan Aneka Usaha Kehutanan dan Kemitraan), (9) Pemberdayaan dan Pengembangan UPT Perbenihan Tanaman Hutan, serta (10) Pendidikan kemasyarakatan produktif dalam mendukung manajemen dan pemasaran pasca produk hasil hutan masyarakat sekitar hutan. Kesepuluh kegiatan ini bersinergi dalam kerangka optimalisasi pengembangan hutan rakyat di Provinsi Jawa Timur. Upaya penyampaian hibah barang yang diiringi dengan aktivitas pembinaan dan pemberdayaan menjadikan upaya pengembangan hutan rakyat semakin optimal. Adanya penyampaian hibah barang yang didasarkan atas kebutuhan riil menjadikan masyarakat lebih bersemangat untuk melakukan upaya-upaya pengembangan dan optimalisasi lahan hutan rakyat yang mereka miliki.

Selain hibah barang, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur juga cukup sering melaksanakan kegiatan sosialisasi, pelatihan, penguatan kelembagaan kelompok, lokakarya sampai pada kegiatan fasilitasi dengan investor (pembeli hasil hutan rakyat mereka). Artinya upaya yang dilakukan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur cukup variatif dalam meningkatkan aktivitas pengembangan hutan rakyat.

Dalam hal pencapaian sasaran strategis Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur yang kedua, yakni meningkatnya perlindungan, pengamanan dan konservasi kawasan hutan, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur menetapkan 4 indikator yang mampu menggambarkan/ menjadikan indikasi bahwa sasaran tersebut telah tercapai yakni, yang pertama prosentase penurunan luas kebakaran hutan : selama tahun 2015 upaya

(28)

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur (berkolaborasi) dengan stakeholder

mampu menekan angka/ luas kebakaran hutan pada tahun terkait. Dari target mampu menurunkan luas kebakaran hutan sebesar 15%, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur mampu menurunkan sebanyak 82,07% atau hampir enam kali lipat dari target. Pada tahun 2014 luas lahan yang terbakar mencapai 9.176 Ha, namun berkat usaha dan kerja keras, luas lahan terbakar di tahun 2015 ditekan sampai pada angka 1.950 Ha. Ini yang membuat capaian kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur pada indikator kinerja ”prosentase penurunan luas kebakaran hutan” mampu menembus 547,13%.

Keberhasilan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dalam menekan luas lahan kebakaran hutan dikarenakan adanya upaya yang terintegrasi serta kerjasama yang baik dengan stakeholder. Sebagai contoh, rutinnya pelaksanaan koordinasi dan apel siaga pengendalian kebakaran hutan, operasi gabungan dan pembentukkan Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Brigdalkarhutla) yang diselenggarakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur memberikan dampak yang cukup efektif dalam merespon serta mencegah meluasnya kebakaran hutan dan lahan. Kegiatan-kegiatan tersebut masih didukung dengan kegiatan teknis yang lain, semisal Koordinasi Pengamanan dan Perlindungan Hutan, Pelatihan Pencegahan Kebakaran Hutan, Penyediaan Sarana dan Prasarana Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan, serta yang tidak kalah pentingnya adalah sinergi dengan masyarakat melalui Gerakan Satu Desa Masyarakat Pedul Api. Upaya-upaya tersebut tercermin dalam kegiatan Perlindungan Hutan pada DPA Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.

Indikator kedua pada pencapaian sasaran Meningkatnya Perlindungan, Pengamanan dan Konservasi Kawasan Hutan yakni Prosentase Pencurian Hasil Hutan. Capaian kinerja Dinas Kehutanan

(29)

Provinsi Jawa Timur pada tahun 2015 yaitu 44,97%, melebihi target kinerja (10%). Hal ini berarti, jumlah kasus pencurian hasil hutan di kawasan hutan Jawa Timur mampu diturunkan sampai empat kali lipat dari target yang ditetapkan (dari target 1.090 kasus, menjadi hanya 667 kasus).

Keberhasilan Dinas Kehutanan dalam menekan terjadinya kasus pencurian (gangguan keamanan) hutan tidak terlepas dari kerjasama dengan berbagai pihak, baik Devisi Regional Perum Perhutani (BUMN), Kelompok Tani Hutan, maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur melalui Kegiatan (1) Pemantapan dan Pemantauan Status Kawasan Hutan serta (2) Konservasi Sumberdaya Hutan telah melaksanakan kegiatan-kegiatan teknis seperti Monitoring dan Evaluasi Penggunaan Kawasan Hutan, Identifikasi Permasalahan Tenurial Kawasan Hutan, Pembinaan Kader Konservasi dan Kelompok Pecinta Alam, Penyuluhan Desa Penyangga Kawasan Konservasi dan Lindung, Workshop Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan, Pengembangan Obyek Wisata Alam (OWA), serta Pemberian Hibah Barang yang secara nyata berkontribusi signifikan dalam menekan terjadinya kasus pencurian/ gangguan keamanan di kawasan hutan.

Indikasi ketiga tercapainya sasaran OPD yang kedua adalah Luas Tahura R Soerjo yang dikonservasi. Dari target yang ditetapkan, yakni 450 Ha, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur mampu melaksanakan konservasi seluas 650 Ha atau dengan kata lain tingkat kemajuannya 144,44%. Tentu hal ini juga merupakan dampak dari kerjasama yang baik dengan berbagai pihak. Tidak terlepas pula dukungan anggaran dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur kepada Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur melalui Kegiatan (1) Pelestarian dan Penataan Kawasan Tahura R. Soerjo.

(30)

Lewat upaya kegiatan teknis Pembuatan Persemaian, Perlindungan dan Pengamanan Hutan, Pemeliharaan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana OWA, Penyuluhan Masyarakat dan Siswa Desa Penyangga Tahura R. Soerjo, Pembuatan Tanaman dan Pemeliharaan serta Penyediaan Sarana dan Prasarana Pengelolaan dan Pengamanan Tahura R. Soerjo, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur mampu melakukan konservasi di Tahura R. Soerjo seluas 650 Ha.

Indikasi keempat pada sasaran kedua yang juga mampu dicapai oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur di tahun 2015 yakni Luas Kawasan Hutan yang Dikonservasi. Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur melakukan konservasi kawasan hutan seluas 24.660,40 Ha, atau dengan kata lain capaian kinerjanya sebesar 246,60 Ha. Melalui Kegiatan (1) Pengawasan Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan serta Reklamasi di dalam dan Luar Hutan, (2) Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan, serta (3) Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Penanaman di Sekitar Sumber Air, Penghijauan Lingkungan, Rehabilitasi Mangrove dan Pantai), Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan stakeholder untuk melaksanakan konservasi kawasan hutan di Jawa Timur.

Upaya pendekatan kepada masyarakat menjadi langkah yang cukup efektif dalam mewujudkan konservasi kawasan hutan. Keberadaan masyarakat di sekitar hutan yang telah hidup berdampingan dengan hutan menjadi titik pijak Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dalam menentukan pendekatan yang tepat untuk mempertahankan kelestarian hutan. Melalui berbagi peran dengan masyarakat, selain memberikan ruang kepada mereka untuk berkerja, juga menjadikannya partner dalam mengelola kawasan hutan. Pemberian peran kepada masyarakat yang proporsional menjadikan tugas aparatur Pemerintah juga menjadi lebih rasional. Dengan luas kawasan hutan Jawa Timur yang mencapai lebih

(31)

dari 1 juta hektar dan jumlah petugas pengamanan hutan yang terbatas, keterlibatan masyarakat sebagai rekan kerja dalam menjaga kelestarian hutan menjadi sebuah keniscayaan.

Sasaran 1 : Meningkatnya pemanfaatan sumberdaya hutan, didukung oleh 1 program, yaitu :

b.1. Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan pada tahun 2015 dengan anggaran Rp.23.597.931.581,00 Realisasi sebesar Rp.19.542.044.178,00 atau 82,81%. Dengan target Indikator Kinerja Utama (IKU) : (a) Prosentase Peningkatan Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) yang berizin sebanyak 2,6% (767 IPHHK) dan telah terealisasi sebanyak 19,79% (896 IPHHK); (b) Luas Pengembangan Hutan Rakyat sebanyak 5.000 Ha dan telah terealisasi seluas 8.656,4 Ha. Bila didasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 maka diperoleh realisasi dari indikator kinerja tahun 2015 dari Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan adalah sbb :

 Produksi kayu hutan negara, dengan target 400.000 m3, telah

terealisasi sebesar 415.192 m3 (103,75%)

 Produksi getah pinus, dengan target 30.000 ton, telah terealisasi

sebesar 33.529 ton (111,76%).

 Produksi getah damar, dengan target 200 ton, telah terealisasi

sebesar 203 ton (101,50%).

 Produksi daun kayu putih, dengan target 14.000 ton, telah terealisasi

sebesar 18.831 ton (134,50%).

 Produksi porang, dengan target 2.000 ton, telah terealisasi sebesar 3.201 ton (160,00%).

Sasaran 2 : Meningkatnya perlindungan, pengamanan dan konservasi kawasan hutan, didukung oleh 2 program, yaitu :

(32)

b.1. Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Hutan pada tahun 2015 dengan anggaran sebesar Rp.13.352.464.000,00 Realisasi sebesar Rp.12.517.299.565,00 atau 93,75%. Dengan target indikator kinerja (1) Prosentase Penurunan Luas Kebakaran Hutan sebanyak 15% (9.176 Ha) dan telah terealisasi sebanyak 82,07% (1.950 Ha); (2) Prosentase Penurunan Pencurian Hasil Hutan sebanyak 10% (1.090 kasus) dan telah terealisasi sebanyak 44,97% (667 kasus); (3) Luas Tahura R Soerjo yang dikonservasi sebanyak 450 Ha dan telah terealisasi sebanyak 650 Ha atau 144,44%. Bila didasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 maka diperoleh realisasi dari indikator kinerja tahun 2015 dari Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Hutan yakni, dengan indikator Reboisasi Kawasan Tahura R. Soerjo seluas 450 Ha dan telah terealisasi seluas 650 Ha.

b.2. Program Rehabilitasi Sumber Daya Hutan tahun 2015 dengan anggaran sebesar Rp.1.666.570.419,00 Realisasi sebesar Rp.1.405.338.982,00 atau 84,33%. Dengan indikator kinerja (155) Luas Kawasan Hutan yang dikonservasi sebanyak 10.000 Ha dan telah terealisasi sebanyak 24.660,40 Ha atau 246,60%. Bila didasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 maka diperoleh realisasi dari indikator kinerja tahun 2015 dari Program Rehabilitasi Sumberdaya Hutan yakni, dengan indikator Rehabilitasi Kawasan Hutan seluas 10.000 Ha dan telah terealisasi seluas 24.660,40 Ha.

Terkait dengan capaian kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, lebih rinci dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini. Selanjutnya, yakni Tabel 2.2 merupakan Rencana Kinerja OPD Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2017.

(33)

Tabel 2.1. Pencapaian Kinerja Pelayanan OPD Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 dan Proyeksi Kinerja Tahun 2016 dan 2017

Proyeksi Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017

(tnn n-2) (thn n-1) (thn n-2) (thn n-1) (thn n) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 % Peningkatan IPHHK yang berizin 2,5% 2,5% 19,79% 7,25% 6% 2 Luas Pengembangan Hutan Rakyat (Ha)

5.000Ha 5.000Ha 8.656,4Ha 7177Ha 2.500Ha

3 % Penurunan Luas Kebakaran Hutan 15% 15% 82,07% 89,02% 5% 4 % Penurunan Pencurian Hasil Hutan 10% 10% 44,97% 17,99% 2,5%

5 Luas Tahura R Soerjo yang dikonservasi (Ha)

450Ha 450Ha 650Ha 400Ha 0Ha

6 Luas kawasan hutan yang dikonservasi (Ha)

10.000Ha 10.000Ha 24.660,4Ha 10.326Ha 10.000Ha

Catatan NO Indikator Kinerja Utama standarSPM/

nasional

(34)

Tabel 2.2. Rencana Kinerja OPD Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2017

NO PROGRAM TUJUAN SASARAN INDIKATOR TARGET

1 2 3 4 5 6

1

- % Peningkatan jumlah industri primer hasil hutan

kayu yang berizin IUPHHK

6%

- Luas Pengembangan hutan rakyat (Ha)

2.500Ha

2

- % Penurunan luas kebakaran hutan

5%

- % Penurunan pencurian hasil hutan

2,5%

3

- Luas kawasan hutan yang dikonservasi (Ha)

10.000 Ha

Program

Perlindungan dan

Konservasi SDH

Meningkatkan perlindungan,

pengamanan, dan konservasi kawasan

hutan

Meningkatnya perlindungan,

pengamanan, dan konservasi kawasan

hutan

Program

Rehabilitasi SDH

Meningkatkan perlindungan,

pengamanan dan konservasi kawasan

hutan

Meningkatnya perlindungan,

pengamanan dan konservasi kawasan

hutan

Program

Pemanfaatan

Potensi SDH

Meningkatkan pemanfaatan sumber

daya hutan

Meningkatnya pemanfaatan sumber

daya hutan

(35)

II.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi OPD Kinerja OPD Dinas Kehutanan Tahun 2015 telah tergambar pada nomor II.1 dan II.2. Kekurangan-kekurangan yang terjadi selama Tahun 2015 telah dicatat dan akan dievaluasi sebagai bahan untuk menyusun kebijakan operasional guna memperbaiki/ meningkatkan kinerja OPD Dinas Kehutanan di Tahun 2017. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dapat disimpulkan bahwa ketercapaian sasaran pada tiap-tiap tujuan yang ditetapkan pada Rencana Strategis Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dapat dikategorikan sangat baik. Hal ini didasarkan pada ketercapaian indikator kinerja utama pada masing-masing sasaran.

Namun demikian, dalam upaya pencapaian kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur bukannya tanpa ada hambatan/ masalah. Masalah-masalah/ kendala yang menjadi perhatian bagi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur (khususnya dalam pelaksanaan kegiatan OPD Tahun 2015 adalah sebagai berikut :

1) Belum kondusifnya kondisi birokrasi lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota pasca ditetapkannya Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Adanya peralihan kewenangan Pemda Kabupaten/ Kota terkait urusan sub bidang kehutanan menjadi kewenangan Pemda Provinsi.

2) Masih banyaknya jumlah penduduk miskin di Provinsi Jawa Timur. 3) Akses pasar/ pemasaran produk hasil hutan yang masih sangat

terbatas. Disebabkan juga oleh minimalnya informasi yang sampai ke tangan masyarakat terkait pemasaran hasil hutan.

4) Komitmen warga desa sekitar hutan masih kurang dalam upaya pembentukan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan peningkatan kualitas kelembagaannya.

(36)

5) Tenaga produktif banyak yang beralih mencari pekerjaan lain ke luar daerah di luar subsektor kehutanan (industri, perdagangan).

6) Belum optimalnya pemanfaatan potensi sumberdaya hutan di Jawa Timur.

7) Belum seimbangnyasupply and demand akan produksi kayu.

8) Belum proporsionalnya jumlah personil serta sarana dan prasarana kegiatan pengamanan dan perlindungan hutan dengan luas kawasan hutan yang harus dilindungi dan diamankan.

9) Kebijakan dari Pemerintah Pusat terkait dengan Penataan Hasil Hutan yang berasal dari Hutan Hak.

Adanya hambatan dan kendala tersebut menyebabkan pencapaian terhadap visi dan misi Gubernur Jawa Timur ataupun terhadap sasaran MDG’s belum sepenuhnya optimal. Namun demikian Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur senantiasa berupaya untuk menyelesaikan dan menuntaskan segala permasalahan yang ada dengan upaya yang maksimal.

Dengan segala potensi yang dimiliki (sumberdaya hutan, sumberdaya manusia serta IPTEK yang berkembang pesat sejauh ini), Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur sebagai pengelola hutan di Provinsi Jawa Timur cukup yakin akan mampu menuntaskan tanggungjawab yang telah diberikan oleh Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur untuk mengelola hutan dan kawasan hutan dengan sebaik-baiknya demi kesejahteraan masyarakat Jawa Timur. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2017 ini, dirumuskanlah strategi yang akan ditempuh oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, yakni sbb:

1) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (aparatur) dan pelayanan publik sebagai perwujudan atas komitmen reformasi birokrasi.

(37)

2) Menjadikan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah ditetapkan sebagai tolok ukur keberhasilan organisasi yang secara konsisten harus diacu dan dipedomani;

3) Melakukan perbaikan sistem monitoring dan evaluasi (pengumpulan dan pengolahan data) guna memenuhi target sasaran organisasi secara maksimal sebagai upaya pengendalian agar kegiatan yang telah direncanakan dapat berjalan optimal dan dapat dipertanggungjawaban oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur; 4) Mengoptimalkan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan di kawasan

Tahura R Soerjo sebagai upaya peningkatan luas kawasan/ areal produktif.

5) Meningkatkan upaya-upaya perlindungan dan pengamanan hutan, baik pada aspek preventif maupun kuratif.

6) Meningkatkan sarana dan prasarana perlindungan dan pengamanan hutan, baik jumlah maupun kualitasnya.

7) Mendorong peningkatan produksi hasil hutan, baik hasil hutan kayu non kayu, maupun hasil hutan ikutan yang berada di kawasan hutan maupun di areal hutan rakyat.

8) Mendorong pengembangan hutan rakyat.

9) Menfasilitasi masyarakat desa hutan dalam mendapatkan akses pasar yang lebih luas.

10) Mendorong masyarakat untuk lebih aktif dan berpartisipasi dalam pengelolaan hutan khususnya pada aspek penguatan kelembagaan, peningkatan kualitas produk, dan manajemen pemasaran hasil hutan.

11) Meningkatkan intensitas kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan maupun penguatan kelembagaan dalam pengelolaan hutan yang berbasiskan gender.

(38)

Strategi-strategi yang disusun diatas akan diarahkan untuk merespon isu-isu strategis kehutanan sebagai implikasi adanya masalah/ hambatan yang dialami pada tahun-tahun sebelumya. Adapun isu-isu strategis yang bisa diambil dari adanya berbagai masalah tersebut, yaitu :

1) Optimalisasi pemanfaatan potensi sumberdaya hutan (baik hasil hutan kayu, hasil hutan bukan kayu, hasil hutan ikutan dan jasa lingkungan).

2) Perlindungan dan pengamanan hutan. 3) Rehabilitasi hutan dan lahan.

II.4. Review Terhadap Rancangan Awal RKPD

Tabel 3 di bawah ini merupakan review terhadap Rancangan Awal Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Satuan Kerja Perangkat Daerah (OPD) Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2017. Dalam tabel tersebut dipaparkan tentang program/ kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan Tahun 2017 berikut dengan lokasi dilangsungkannya kegiatan, indikator kinerja, target capaian kinerja, serta pendanaan indikatifnya.

Tidak jauh berbeda dengan RKPD Tahun 2015 dan 2016, program/ kegiatan OPD Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur pada intinya/substansinya masih tetap sama. Namun demikian, beberapa kegiatan utamanya kegiatan rutin (meskipun berlaku juga pada kegiatan inti/ pembangunan) harus disesuaikan dengan nomenklatur (penamaanya) berdasarkan rancangan Badan Pembangunan dan Perencanaan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Timur sehingga berimplikasi pada penyesuaian terhadap kode rekening kegiatan. Sinkronisasi nama kegiatan dengan nama program juga telah dilakukan. Kegiatan, seperti Penyediaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana Aparatur yang pada RKPD Tahun 2015 dipisah pada aspek sarana dan prasarana, sejak

(39)

penetapan DPA Tahun 2015 telah menjadi satu. Begitu juga dengan kegiatan Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana Aparatur, yang pada RKPD Tahun 2015 dipisah pada aspek sarana maupun prasarana, sejak penetapan DPA Tahun 2015 sampai dengan penyusunan RKPD Tahun 2017 ini telah disatukan menjadi satu kegiatan yang utuh. Di tahun 2017 Kegiatan Penyusunan, Pengembangan, Pemeliharaan dan Pelaksanaan Sistem Informasi Data dialihkan kepada OPD Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Jawa Timur berdasarkan kebijakan dari Bapak Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur.

Pada tahun 2017 ini didasarkan atas terbitnya Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 84 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur serta Peraturan Gubernur Nomor 110 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur maka Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur juga melakukan perubahan nomenklatur dan perubahan struktur organisasi dengan adanya Unit Pelaksana Teknis yang baru yakni Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Hutan Kewilayahan (UPT PHK) yang meliputi sembilan UPT. Dimulai dari UPT Pengelolaan Hutan Wilayah (PHW) I Pacitan, UPT PHW II Ponorogo, UPT PHW III Trenggalek, UPT PHW IV Tulungagung, UPT PHW V Malang, UPT PHW VI Nganjuk, UPT PHW VII Bondowoso, UPT PHW VIII Bangkalan, dan UPT PHW IX Sampang.

Dengan adanya penambahan UPT pada Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur maka kegiatan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2017 mengalami penambahan, yakni sembilan kegiatan, yaitu Kegiatan Pengelolaan Hutan Wilayah I, Pengelolaan Hutan Wilayah II, Pengelolaan Hutan Wilayah III, Pengelolaan Hutan Wilayah IV, Pengelolaan Hutan

(40)

Wilayah V, Pengelolaan Hutan Wilayah VI, Pengelolaan Hutan Wilayah VII, Pengelolaan Hutan Wilayah VIII, dan Pengelolaan Hutan Wilayah IX.

Adanya penyesuaian nomenklatur, sinkronisasi program dengan kegiatan dan penghapusan/ pengalihan kegiatan adalah bentuk adaptif Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur menghadapi tantangan subsektor kehutanan kedepan yang semakin kompleks. Apalagi pada akhir tahun 2015 yang lalu gerbang perdagangan antar negara-negara ASEAN telah dibuka. Persaingan industri akan semakin ketat, oleh karenanya diperlukan kebijakan yang sifatnya sangat strategis untuk memperkuat posisi sekaligus mendukung stakeholder kehutanan domestik (khususnya usaha kecil menengah) dapat bertahan dan jika memungkinkan memenangkan persaingan global tersebut.

Adanya kegiatan-kegiatan tersebut selain untuk mendukung pencapaian IKU Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur tahun kerja 2015-2019, juga sebagai wadah bagi masyarakat Jawa Timur untuk menyalurkan aspirasinya. Penyusunan RKPD Provinsi Jawa Timur utamanya didasarkan pada hasil Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) se-Provinsi Jawa Timur antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Pemerintah kabupaten / kota se-Jawa Timur (antarinstansi terkaitnya) yang sebelumnya diawali oleh Musrenbang Kabupaten / Kota setempat. Kegiatan-kegiatan yang akan dijalankan oleh Dinas Kehutanan Provisi Jawa Timur sebagian merupakan aspirasi dari masyarakat dan sebagian yang lain merupakan inisiatif dari Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur sendiri, didasarkan pada hasil inventarisasi dan indentifikasi masalah yang ada.

Tabel di bawah berikut ini menggambarkan tentang review yang dilakukan Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur terhadap rancangan awal RKPD Tahun 2017 pasca dilakukannya Musrenbang tingkat Provinsi.

(41)

Tabel 3. Review Terhadap Rancangan Awal RKPD Tahun 2017

No Rancangan Awal RKPD Hasil Analisis Kebutuhan Catat

an Penti

ng Program/

Kegiatan

Lokasi Indikator Kinerja Target Capaian Pagu Indikatif (Rp) Program/ Kegiatan

Lokasi Indikator Kinerja Target Capaian Kebutuhan Dana (Rp) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Indeks Kepuasan Pegawai terhadap pelaksanaan administrasi perkantoran 100% 1,357,488,0 00 ProgramPelayanan Administrasi Perkantoran Indeks Kepuasan Pegawai terhadap pelaksanaan administrasi perkantoran 100% 1,348,027,3 00 1.1 Pelaksanaan Administrasi Perkantoran Surabaya Jumlah Dokumen Pertanggungjaw aaban Administrasi Perkantoran 1 dok 1,357,488,0 00 Pelaksanaan Administrasi Perkantoran Surabaya Jumlah Dokumen Pertanggungjaw aaban Administrasi Perkantoran 1 dok 1,348,027,3 00 2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Prosentase sarana dan prasarana aparatur yang layak fungsi 100% 3,847,797,0 00 ProgramPeningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Prosentase sarana dan prasarana aparatur yang layak fungsi 100% 2,858,933,7 00 2.1 Penyediaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana Surabaya Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana 2 paket 2,064,697,0 00 Penyediaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana Surabaya Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana 2 paket 1,519,495,7 00 2.2 Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Surabaya Jumlah Sarana dan Prasarana yang Terpelihara 2 paket 1,783,100,0 00 Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana

Surabaya Jumlah Sarana dan Prasarana yang

Terpelihara

2 paket 1,339,438,0 00

(42)

3 Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah Prosentase kelembagaan yang tepat fungsi 100% 1,116,215,0 00 ProgramPeningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah Prosentase kelembagaan yang tepat fungsi 100% 1,026,600,0 00 3.1 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Surabaya Jumlah Laporan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 2 Laporan 1,116,215,0 00 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Surabaya Jumlah Laporan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 2 Laporan 1,026,600,0 00 4 Program Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen Penyelenggar aan Pemerintahan Persentase dokumen penyelenggara an pemerintahan yang disusun tepat waktu 100% 803,000,000 Program Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen Penyelenggar aan Pemerintahan Persentase dokumen penyelenggara an pemerintahan yang disusun tepat waktu 100% 1,050,000,0 00 4.1 Penyusunan Dokumen Perencanaan Surabaya Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD 5 dokumen 543,000,000 Penyusunan Dokumen Perencanaan Surabaya Jumlah Dokumen Perencanaan SKPD 5 dokumen 481,296,000 4.2 Penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program dan Anggaran Surabaya Jumlah Dokumen Pelaporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program/ Kegiatan 3 dokumen 260,000,000 Penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program dan Anggaran Surabaya Jumlah Dokumen Pelaporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program/ Kegiatan 3 dokumen 568,704,000 5 Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan Produksi Kayu

Hutan Negara 400.000m3 13,217,860,000 Produksi KayuHutan Negara 400.000m3 19,161,676,882

Produksi Getah

(43)

Produksi Getah

Damar 200 ton ProduksiGetah Damar 200 ton Produksi Daun

Kayu Putih 14.000 ton Produksi DaunKayu Putih 14.000 ton Produksi

Porang 2.000 ton ProduksiPorang 2.000 ton

5.1 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Jawa Timur Jumlah Dokumen Informasi dan Pembangunan Kehutanan 3 Dokumen 415,000,000 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

Jawa Timur Jumlah Dokumen Informasi dan Pembangunan Kehutanan 3 Dokumen 309,600,000 5.2 Peningkatan Kerjasama Antar Daerah Magetan, Sumenep, Ngawi, Blitar Jumlah Pameran Kehutanan 2 kali 669,364,000 Peningkatan Kerjasama Antar Daerah Magetan, Sumenep, Ngawi, Blitar Jumlah Pameran Kehutanan 2 kali 580,683,000 5.3 Pengembanga n Hutan Rakyat dan Pemanfaatan Lahan di Bawah Tegakan Blitar, Bojonegoro, Jombang, Lamongan Luas Pengembangan hutan rakyat 75 Ha 762,700,000 Pengembanga n Hutan Rakyat dan Pemanfaatan Lahan di Bawah Tegakan Blitar, Bojonegoro, Jombang, Lamongan Luas Pengembangan hutan rakyat 75 Ha 729,291,627 Malang, Nganjuk, Pacitan, Pasuruan, Batu Luas Pengembangan lahan bawah tegakan 60 Ha Luas Pengembangan lahan bawah tegakan 60 Ha

(44)

5.4 Pemberdayaa n UPT Peredaran Hasil Hutan Provinsi Jawa Timur, Jakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sumatera Barat, Papua Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Tengah Jumlah pemegang izin yang tertib mengikuti penatausahaan hasil hutan 275 perusahaa n 2,204,265,0 00 Pemberdayaa n UPT Peredaran Hasil Hutan Provinsi Jawa Timur, Jakarta, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sumatera Barat, Papua Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Tengah Jumlah pemegang izin yang tertib mengikuti penatausahaan hasil hutan 275 perusahaa n 1,974,838,5 00 5.5 APP Bidang Kehutanan Surabaya, Situbondo, Malang, Tuban, Trenggalek, Bojonegoro, Bondowoso, Probolinggo , Nganjuk, Tulungagun g, Banyuwangi Jumlah Laporan Pelaksanaan APP Bidang Kehutanan 2 Laporan 1,232,000,0 00 APP Bidang Kehutanan Surabaya, Situbondo, Malang, Tuban, Trenggalek, Bojonegoro, Bondowoso, Probolinggo, Nganjuk, Tulungagun g, Banyuwangi Jumlah Laporan Pelaksanaan APP Bidang Kehutanan 2 Laporan 734,272,500 5.6 Peningkatan Partisipasi Masyarakat melalui Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)

Banyuwangi Jumlah Laporan Pelaksanaan Partisipasi Masyarakat melalui PHBM 2 Laporan 623,000,000 Peningkatan Partisipasi Masyarakat melalui Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)

Banyuwangi Jumlah Laporan Pelaksanaan Partisipasi Masyarakat melalui PHBM

(45)

5.7 Fasilitasi Ekolabelling Hutan Rakyat Jember, Jombang, Probolinggo , Ponorogo, Ngawi, Malang, Bondowoso Jumlah FMU yang Terfasilitasi VLK 2 FMU 1,090,000,0 00 Pengendalian Produksi Hasil Hutan rakyat Jember, Jombang, Probolinggo, Ponorogo, Ngawi, Malang, Bondowoso 2 FMU 700,000,000 5.8 Pendidikan Kemasyarakat an Produktif dalam rangka Mendukung Pelatihan Masyarakat Desa Hutan Banyuwangi , Mojokerto, Probolinggo Jumlah Laporan Pelaksanaan Pelatihan MDH 2 Laporan 477,172,000 Pendidikan Kemasyarakat an Produktif dalam rangka Mendukung Pelatihan Masyarakat Desa Hutan Banyuwangi , Mojokerto, Probolinggo Jumlah Laporan Pelaksanaan Pelatihan MDH 2 Laporan 209,047,000 5.9 Peningkatan dan Pengembanga n Kelembagaan Kelompok Hutan Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo Jumlah Laporan Pelaksanaan Peningkatan dan Pengembangan Kelembagaan Kelompok 2 Laporan 308,000,000 Peningkatan dan Pengembanga n Kelembagaan Kelompok Hutan Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo Jumlah Laporan Pelaksanaan Peningkatan dan Pengembangan Kelembagaan Kelompok 2 Laporan 216,674,500 5.1 0 Pendidikan Kemasyarakat an Produktif dalam Mendukung Manajemen dan Pemasaranan Pascaproduk Hasil Hutan Masyarakat Sekitar Hutan Malang, Jember, Madiun, Banyuwangi Jumlah Laporan Lokakarya 6 laporan 1,000,000,0 00 Pendidikan kemasyarakat an produktif dalam mendukung manajemen dan pemasaranan pasca produk hasil hutan masyarakat sekitar hutan Tulungagun g, Banyuwangi , Malang, Lumajang Jumlah Laporan Lokakarya 6 laporan 1,000,000,0 00 5.1 1 Pemberdayaa n dan Pengembanga n UPT Perbenihan

Jawa Timur Jumlah Laporan Pemberdayaan dan Pengembangan Perbenihan 3 Laporan 1,065,204,0 00 Pemberdayaa n dan Pengembanga n UPT Perbenihan

Jawa Timur Jumlah Laporan Pemberdayaan dan

Pengembangan Perbenihan

(46)

5.1 2 Pembinaan dan Pengendalian Produksi Hasil Hutan Nganjuk, Madiun, Banyuwangi , Blitar, Ngawi, Malang, Jember Jumlah Laporan Pengendalian Produksi Hasil Hutan 2 Laporan 788,000,000 Pembinaan dan pengendalian produksi hasil hutan Nganjuk, Madiun, Banyuwangi , Blitar, Ngawi, Malang, Jember Jumlah Laporan Pengendalian Produksi Hasil Hutan 2 Laporan 700,000,000 5.1 3 Penatausahaa n Hasil Hutan dan Pengawasan Pungutan Iuran Kehutanan

Surabaya Jumlah Laporan Penatausahaan Hasil Hutan dan Pengawasan Iuran Kehutanan 3 Laporan 762,155,000 Penatausahaa n hasil hutan dan pengawasan pungutan iuran kehutanan

Surabaya Jumlah Laporan Penatausahaan Hasil Hutan dan Pengawasan Iuran Kehutanan 3 Laporan 800,000,000 5.1 4 Pembinaan dan Pengawasan Industri Hasil Hutan

Surabaya Jumlah Laporan Pembinaan dan Pengawasan Industri Hasil Hutan 3 Laporan 913,000,000 Pembinaan dan pengawasan industri hasil hutan

Surabaya Jumlah Laporan Pembinaan dan Pengawasan Industri Hasil Hutan 3 Laporan 800,000,000 5.1 5 Peningkatan SDM Kehutanan dalam rangka Pengelolaan Hutan

Surabaya Jumlah Laporan Peningkatan SDM Kehutanan 2 Laporan 420,000,000 Peningkatan SDM Kehutanan dalam rangka Pengelolaan Hutan

Surabaya Jumlah Laporan Peningkatan SDM Kehutanan 2 Laporan 353,510,000 5.1 6 Pengembanga n Perhutanan Sosial (Pengembang an Aneka Usaha Kehutanan dan Kemitraan) Jember, Malang, Pasuruan Jumlah Kelompok Pelaku Aneka Usaha Kehutanan 2 kelompok 488,000,000 Pengembanga n Perhutanan Sosial (Pengembang an Aneka Usaha Kehutanan dan Kemitraan) Jember, Malang, Pasuruan Jumlah Kelompok Pelaku Aneka Usaha Kehutanan 2 kelompok 278,375,375 Pengelolaan Hutan Wilayah I

Pacitan Jumlah Bibit Tanaman Hutan Rakyat

(47)

Pengelolaan Hutan Wilayah II Kab. Ponorogo, Kab. Madiun, Kota Madiun, Kab. Magetan, Kab. Ngawi Jumlah Bibit Tanaman Hutan Rakyat 114000 1,075,000,0 00 Pengelolaan Hutan Wilayah III Kab. Trenggalek Jumlah Bibit Tanaman Hutan Rakyat 28500 455,000,000 Pengelolaan Hutan Wilayah IV Kab. Tulungagun g, Kab. Kediri, Kota Kediri Jumlah Bibit Tanaman Hutan Rakyat 68000 690,000,000 Pengelolaan Hutan Wilayah V Kab. Malang, Kota Malang, Kota Batu, Kab. Blitar, Kota Blitar, Kab. Pasuruan, Kota Pasuruan Jumlah Bibit Tanaman Hutan Rakyat 237500 1,325,000,0 00 Pengelolaan Hutan Wilayah VI Kab. Nganjuk, Kab. Jombang, Kab. Mojokerto, Kota Mojokerto, Kab. Bojonegoro, Kab. Lamongan, Jumlah Bibit Tanaman Hutan Rakyat 177000 1,445,000,0 00

Gambar

Tabel 1. Matriks Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja OPD dan Pencapaian Renstra OPD Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 dan 2016
Tabel 2.1. Pencapaian Kinerja Pelayanan OPD Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 dan Proyeksi Kinerja Tahun 2016 dan 2017
Tabel 2.2. Rencana Kinerja OPD Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2017
Tabel 3. Review Terhadap Rancangan Awal RKPD Tahun 2017
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini bagi nasabah diharapkan dapat menambah pengetahuan nasabah akan citra perusahaan, kualitas pelayanan, kepuasan nasabah, suku bunga, lokasi dan

Pengguna data mengakui bahwa BPS tidak bertanggung jawab atas penggunaan data atau interpretasi atau kesimpulan berdasarkan penggunaan data apabila tidak diketahui atau

Hasil studi kasus pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamics Index menunjukkan portofolio dengan pendekatan optimisasi robust (SOCP) lebih unggul dibandingkan portofolio model

Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis keragaan usaha perkebunan kelapa sawit rakyat di Desa Air Hitam, (2) Mengukur tingkat penerapan

c. Isi Surat Perintah Tugas memuat dasar dan pertimbangan perintah penugasan, nama jabatan yang diberi tugas, jenis tugas yang harus dilaksanakan dan

Korelasi Kebugaran Jasmani dengan Performa Wasit Bola Basket.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penggunaan teknologi Kelompok Tani Ternak Gangsar Makmur adalah untuk memberikan keputusan yang sesuai dengan keinginan kelompok, yaitu sapi yang dipelihara dapat

NO NAMA  POSYANDU NAMA  KETUA  KADER NAMA  BENDAHARA ALAMAT  POSYANDU.. 1 Nusa  Indah Noneng  Rosmila Ade