• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI POLA PEMBERIAN AIR BERDASARKAN EFISIENSI PEMAKAIAN AIR PADA TANAMAN KEDELAI EDAMAME (VEGETABLE SOYBEAN) DENGAN METODE IRIGASI TETES JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI POLA PEMBERIAN AIR BERDASARKAN EFISIENSI PEMAKAIAN AIR PADA TANAMAN KEDELAI EDAMAME (VEGETABLE SOYBEAN) DENGAN METODE IRIGASI TETES JURNAL"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

STUDI POLA PEMBERIAN AIR BERDASARKAN EFISIENSI

PEMAKAIAN AIR PADA TANAMAN KEDELAI EDAMAME

(

VEGETABLE SOYBEAN

) DENGAN METODE IRIGASI TETES

JURNAL

TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PEMANFAATAN DAN

PENDAYAGUNAAN SDA

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

RETNO ASTARI WASITO NIM. 115060405111006-64

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

MALANG

2017

(3)
(4)

STUDI POLA PEMBERIAN AIR BERDASARKAN EFISIENSI

PEMAKAIAN AIR PADA TANAMAN KEDELAI EDAMAME

(VEGETABLE SOYBEAN) DENGAN METODE IRIGASI TETES

Rini Wahyu Sayekti, Dian Chandrasasi, Retno Astari Wasito Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 – Telp (0341) 567886 Email: retnowasito@gmail.com

ABSTRAK

Irigasi tetes merupakan metode pemberian air irigasi dengan debit yang rendah, sehingga dapat menghemat pemakaian air. Umur kedelai edamame yaitu 63-68 hari. Menurut (Samsu, 2003) keadaan air yang baik untuk pertumbuhan edamame yaitu berkisar antara 60%-100% namun tetap dapat berproduksi pada kondisi kadar air 50%, (Irwan, 2006).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan air irigasi total yang dibutuhkan pada setiap fase pertumbuhan (vegetatif, pembungaan, pembuahan dan pemasakan), mengetahui perbedaan hasil pertumbuhan dan produksi tanaman pada setiap perlakuan yang diberikan, mengetahui efisiensi pemakaian air yang diberikan, dimana efisiensi pemakaian air merupakan perbandingan antara pemberian air dengan pemakaian air yang dipengaruhi oleh kapasitas air dalam tanah. Penelitian ini menggunakan 3 perlakuan yaitu pemberian air terpenuhi 45%, 60%, 75% dan periode pemberian air 1 harian. Setiap perlakuan diulang sebanyak 17 ulangan.

Pada perlakuan 45% pemberian air sebesar 110,068 mm/hr pada fase vegetatif, 152,659 mm/hr pada fase pembungaan, 121,444 pada fase pembuahan dan 92,565 mm/hr pada fase pemasakan dengan hasil efisiensi pemakaian air adalah sebesar 0,44. Pada perlakuan 60% pemberian air sebesar 146,757 mm/hr pada fase vegetatif, 203,545 mm/hr pada fase pembungaan, 161,926 pada fase pembuahan dan 123,420 mm/hr pada fase pemasakan dengan hasil efisiensi pemakaian air adalah sebesar 0,6. Pada perlakuan 75% pemberian air sebesar 183,447 mm/hr pada fase vegetatif, 254,432 mm/hr pada fase pembungaan, 202,407 pada fase pembuahan dan 154,275 mm/hr pada fase pemasakan dengan hasil efisiensi pemakaian air adalah sebesar 0,75. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil pertumbuhan rerata tinggi tanaman, rerata jumlah bunga, rerata jumlah polong dan berat buah kedelai edamame dipilih perlakuan E3T1 (75%) sebagai perlakuan yang memenuhi kriteria keberhasilan dengan efisiensi pemakaian air sebesar 0,75 dan hasil produksi terbesar yaitu 54,059 gram.

Kata Kunci: irigasi tetes, kedelai edamame, efisiensi pemakaian air.

ABSTRACT

Drip irrigation is a method of giving irrigation water with low discharge. Planting period of vegetable soybean between 63-68 days. According to (Samsu, 2003) good water conditions for the growth of edamame ranged between 60%-100% but can also survive at moisture conditions 50%, (Irwan, 2006)%.

The research aim is to investigate the total irrigation water requirements needed in every phase of growth (vegetative, flowering, fruit, maturation), Know the difference of growth and production on each given treatment, to know efficiency of water given, water use efficiency is the ratio between water supply and water use that is affected by water capacity

in the soil. This research applied three treatments that is 45%, 60%, 75% to vegetable

(5)

At the treatment of 45% water supply of 110,068 mm/day in the vegetative phase, 152,659 mm/day at flowering phase, 121,444 mm/day at fruit phase and 92,565 mm/day at maturation phase with water used efficiency is 0,44. At 60% water treatment of 146,757 mm/day in vegetative phase, 203,545 mm/day in flowering phase, 161,926 mm/day at fruit phase and 123,420 mm/day at maturation phase with water used efficiency is 0,6. In the treatment of 75% water supply of 183,447 mm/day in the vegetative phase, 254,432 mm/day in flowering phase, 202,407 mm/day at fruit phase and 154,275 mm/day at maturation phase with water used efficiency of 0,75. So it can be concluded that the result of growth of plant height, average of flower, average number of pod and weight of edamame soybean are selected treatment of E3T1 (75%) as treatment which is considered by the success criteria as much water use efficiency 0,75 and the biggest production is 54,059 gram .

Key Words: Drip Irrigation, Vegetable Soybean, Water use Efficiency.

PENDAHULUAN

Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi manusia dan sistem pertanian namun ketersediaan air di Indonesia semakin berkurang. Masyarakat Indonesia masih banyak yang menggunakan sistem irigasi permukaan dimana sistem ini menggunakan air yang sangat banyak untuk mengairi lahan pertanian. Salah satu alternatif irigasi yang memungkinkan dapat mengatur jumlah air sesuai dengan kebutuhan tanaman adalah sistem irigasi tetes (Drip Irrigation).

Irigasi tetes merupakan pengaliran air secara perlahan dalam bentuk tetesan, alat pengeluaran tetesan dinamakan Emitter yang terletak pada titik tertentu sepanjang aliran air (Hilel, 1982). Sistem irigasi tetes dapat meminimumkan kehilangan-kehilangan seperti perkolasi, evaporasi dll sehingga dapat diterapkan pada lahan kering untuk tanaman semusim. Potensi lahan kering di Indonesia belum dikembangkan secara optimal karena kebutuhan air menjadi kendala dalam pengairan pertanian. Oleh karena itu, penerapan sistem irigasi tetes diharapkan dapat menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan sistem irigasi lahan kering (Kurnia, 2004). Penelitian ini menggunakan tanaman kedelai edamame karena edamame memiliki nilai jual yang tinggi dan cara penanaman yang relatif mudah dengan umur tanaman yang cukup singkat yaitu antara 63-68 hari setelah tanam (Balai

Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2005)

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai besar kebutuhan air tanaman kedelai edamame pada setiap fase pertumbuhannya (fase vegetatif dan generatif), dan dapat menentukan pemilihan perlakuan pemberian air pada tanaman kedelai edamame yang menghasilkan hasil produksi yang maksimal, serta dapat mengetahui efisiensi pemakaian air untuk pertumbuhan kedelai edamame.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbedaan hasil pertumbuhan dan produksi tanaman pada setiap perlakuan pemberian air sebesar 45%, 60%, 75%, untuk mengetahui efisiensi pemakaian air yang menghasilkan produksi maksimal.

METODE

Secara astronomis Kediri terletak di antara 1110005’-112003’ Bujur Timur dan 7045’-8055’ Lintang Selatan. Penelitian dilakukan di lahan kosong yang berada di Desa Tambibendo RT/RW 01/05, Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri dengan waktu pelaksanaan dimulai pada 1 September 2016 – 7 November 2016.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental murni yang menggunakan 2 faktor yaitu jumlah pemberian kebutuhan air tanaman dan periode pemberian air 1 harian.

Kebutuhan air tanaman dihitung menggunakan metode Blaney Criddle

(6)

dengan faktor yang mempengaruhi antara lain, suhu (t), pengaruh suhu udara (t), hubungan nilai P dengan nilai letak lintang (LL), angka koreksi (c) dan koefisien tanaman (Kc). Dengan rumus sebagai berikut: Eto = P x (0,457 t + 8,13) x c

Rincian besar kebutuhan air tanaman tiap fase pertumbuhan tanaman sebagai berikut:

a. Fase pertumbuah kebutuhan air tanaman kedelai edamame sebesar 244,595 mm/hari.

b. Fase pembungaan kebutuhan air tanaman kedelai edamame sebesar 339,242 mm/hari.

c. Fase pembuahan kebutuhan air tanaman kedelai edamame sebesar 269,876 mm/hari.

d. Fase pematangan kebutuhan air tanaman kedelai edamame sebesar 205,700 mm/hari.

Dapat dilihat dalam grafik kebutuhan air tanaman kedelai edamame berikut ini:

Gambar 1. Grafik Kebutuhan Air Irigasi Tiap Fase Pertumbuhan

Dalam penelitian ini terdapat tiga perlakuan yang akan diuji yaitu perlakuan 45%, 60% dan 75% dengam sampel sebanyak 17 ulangan untuk setiap perlakuan. Pemberian air dilakukan setiap pagi hari sampai masa panen pertama (68 HST).

Gambar 2. Grafik Kebutuhan Air Tiap Fase Pertumbuhan Untuk Perlakuan 45%

Gambar 3. Grafik Kebutuhan Air Tiap Fase Pertumbuhan Untuk Perlakuan 60%

Gambar 4. Grafik Kebutuhan Air Tiap Fase Pertumbuhan Untuk Perlakuan 75%

Pengamatan dalam penelitian ini meliputi tinggi tanaman, jumlah bunga,

0 50 100 150 200 250 300 350 400 0 1 2 3 4 K e bu tu ha n Ai r Ta na ma n (m m/h ar i) Waktu

Grafik Kebutuhan Air Irigasi tiap Fase Pertumbuhan Fase Pembungaan (28 HST - 34 HST) 339,242 mm/hari Fase Vegetatif (0 HST - 27 HST) 244,595 mm/hari Fase Pembuahan (35 HST - 55 HST) 269,876 mm/hari Fase Pematangan (56 HST - 68 HST) 205,700 mm/hari 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 0 1 2 3 4 5 K eb u tu h an A ir Ta n ama n ( mm /ha ri ) Fase Pertumbuhan

Grafik Kebutuhan Air Tanaman tiap Fase Pertumbuhan pada Perlakuan 45%

Vase Pembungaan (28 HST-34 HST) 152,659 mm/hari Vase Vegetatif (0 HST-27 HST) 110,068 mm/hari Vase Pembuahan (35 HST-55 HST) 121,444 mm/hai Vase Pematangan (56 HST-68 HST) 92,565 mm/hari 0 50 100 150 200 250 0 1 2 3 4 5 K e bu tu ha n Ai r Ta na ma n (m m/h ar i) Fase Pertumbuhan

Grafik Kebutuhan Air Tanaman tiap Fase Pertumbuhan pada Perlakuan 60% Vase Pembungaan (28 HST-34 HST) 203,545 mm/hari Vase Vegetatif (0 HST-27 HST) 146,757 mm/hari Vase Pembuahan (35 HST-55 HST) 161,926 mm/hai Vase Pematangan (56 HST-68 HST) 123,420 mm/hari 0 50 100 150 200 250 300 0 1 2 3 4 5 K e bu tu ha n Ai r Ta na ma n (m m/h ar i) Fase Pertumbuhan

Grafik Kebutuhan Air Tanaman tiap Fase Pertumbuhan pada Perlakuan 75% Vase Pembungaan (28 HST-34 HST) 254,432 mm/hari Vase Vegetatif (0 HST-27 HST) 183,447 mm/hari Vase Pembuahan (35 HST-55 HST) 202,407 mm/hai Vase Pematangan (56 HST-68 HST) 154,275 mm/hari

(7)

jumlah bakal, dan berat produksi tanaman kedelai edamame.

Analisa homogenitas yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok yang disusun secara faktorial. Prosedur perhitungannya meliputi:

a. Analisa data RAK dengan 3

perlakuan meliputi perlakuan E1T1, E2T1, E3T1 dan untuk kelompok sebanyak 17.

Tabel 1. Analisis Data Rancangan Acak Kelompok (RAK)

Perlakuan Kelompok Jumlah Rerata

1 2 i… K (TP) (ýP) 1 Y 11 Y 21 Y i1 Y k1 TP 1 2 Y 12 Y 22 Y i2 Y k2 TP 2 J Y 1j Y 2j Y ij Y kj TP j … … … T Y 1t Jumlah TK 1 TK 2 TK i TK k TK ij (ýij) (TK)

Sumber: Suntoyo Yitnosumarto, 1993: 65 b. Analisa sidik ragam RAK dengan

perhitungan derajat bebas, jumlah kuadrat, kuadrat tengah, F hitung, dan F tabel.

Tabel 2. Analisis Sidik Ragam Rancangan Acak Kelompok (RAK)

Sumber Derajat Jumlah Kuadrat F Hitung F tabel *) Keragaman Bebas Kuadrat Tengah 5% 1%

Kelompok v1 = k - 1 JKK (JKK) /v2 KTK/KTG (v1v2) Perlakuan v2 = (t-1) JKP (JKP) /v2 KTP/KTG (v2v3) Galat v3 = (vt - v1 - v2) JKG (JKG) /v3 Total kt - 1 = vt JKT

Sumber: Suntoyo Yitnosumarto, 1993: 65 Jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka hipotesis nol ditolak, sebaliknya bila F hitung lebih kecil dari F tabel maka hipotesis nol diterima yang artinya tidak ada perbedaan produksi pada 17 varietas tiap perlakuan pada tanaman kedelai edamame.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengamatan dalam penelitian ini meliputi tinggi tanaman, jumlah pembungaan, jumlah bakal buah, berat hasil produksi.

Data rerata tinggi tanaman yang dihasilkan sebagai berikut:

Tabel 3. Data Pengukuran Tinggi Tanaman (cm) Perlakuan Ulangan 0 HST 10 HST 20 HST 30 HST 40 HST 01/09/2016 11/09/2016 21/09/2016 01/10/2016 11/10/2016 E1T1 1 6,4 10,1 15 18,6 29 2 7 9 22 24,3 30,1 3 3 9,2 22,3 26,4 30,2 4 5,8 10,5 18,8 18,9 30,3 5 8 15 19,8 20,5 30,3 6 9 16 19,2 21 30,9 7 8 16,6 20,2 22 31,6 8 2 17 20 24,5 32,4 9 3,2 13,6 0 0 0 10 8 13,2 18 19 31,7 11 5 17 24 26,4 35,5 12 2,1 14,7 17,4 20,8 34 13 8 19 23,7 25,5 34,5 14 5,1 18 24 25 34,3 15 6 12 20,6 21 34 16 6,6 13 15 17,7 33 17 5,5 10 12 0 0 E2T1 1 6,5 17 19 22,3 30,9 2 6,6 15,5 22,5 25 35 3 7 12 25,4 26 36 4 7,7 12,2 23,5 23,9 35 5 7,5 15,3 20,5 24 36,5 6 5 15,6 23 26 36,9 7 4,2 11,7 22 25,5 36 8 7 8,2 12 17,8 37,3 9 3 4,4 17,4 26 37,5 10 6,2 15,4 24 25 37,5 11 6,5 8,1 14 24,2 44 12 9,4 11,5 25 27 44,3 13 4,4 16,2 17 24,2 46 14 4,7 11,4 15,2 24 47 15 5,8 11 16 21,6 39,9

(8)

Tabel 4. Lanjutan Data Pengukuran Tinggi Tanaman (cm) Perlakuan Ulangan 0 HST 10 HST 20 HST 30 HST 40 HST 01/09/2016 11/09/2016 21/09/2016 01/10/2016 11/10/2016 E2T1 16 4 16 18 27,1 50 17 2,9 11,5 17,8 25,5 52 E3T1 1 7 12 24 29,5 40 2 6 16,5 21 22,5 39 3 8,9 13,2 24,5 27,5 40,1 4 8 12,8 20 29,8 40 5 7,8 16 21 30,5 40,2 6 7,6 9 15 31 40,5 7 7 16,7 24 29,9 40,1 8 4,7 9 11,7 23,3 41 9 5,3 7,5 12,5 26 43 10 1,5 4 8,5 11,7 28,8 11 5,2 8 17,5 26,5 44 12 2,4 7,7 13 29,5 44,5 13 2 5,7 19 20 35 14 8,5 10,1 17 29,6 54,5 15 5,2 11,5 18 26,5 49 16 4,4 18,6 18,9 24,4 53 17 4,4 17,3 18,8 26 54

Sumber: Hasil Pengamatan

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik rerata pengukuran tinggi tanaman di bawah ini:

Gambar 4. Grafik Rerata Pengukuran Tinggi Tanaman

Dari grafik data rerata pengukuran tinggi tanaman didapatkan nilai tinggi tanaman terbesar yaitu terletak pada

perlakuan pemberian air 75% dari kebutuhan air tanaman kedelai edamame atau perlakuan E3T1.

Pengukuran jumlah bunga dimulai umur tanaman 28 HST sampai 55 HST. Tabel 5. Data Pemantauan Jumlah Bunga

Perlakuan Ulangan 28 HST (buah) 38 HST (buah) 48 HST (buah) 55 HST (buah) 29/09/2016 09/10/2016 19/10/2016 26/10/2016 E1T1 1 4 6 13 21 2 5 9 16 28 3 3 5 10 19 4 5 8 13 20 5 7 11 17 22 6 2 5 9 18 7 6 9 15 22 8 6 10 17 23 9 0 0 0 0 10 5 8 14 20 11 7 9 15 21 12 6 10 17 22 13 8 11 16 22 14 9 14 17 23 15 4 7 11 19 16 4 7 13 21 17 3 0 0 0 E2T1 1 6 9 14 20 2 8 12 20 29 3 5 7 12 23 4 10 15 21 30 5 6 9 15 21 6 5 10 17 23 7 4 7 13 20 8 7 9 14 20 9 8 13 20 29 10 9 13 21 29 11 5 10 19 27 12 7 11 20 28 13 7 12 19 28 14 6 10 18 26 15 5 9 16 24 16 4 5 12 16 17 4 10 13 15 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00 0 20 40 60 80 Perlakuan E1T1 Perlakuan E2T1 Perlakuan E3T1 Ting gi Tanaman

(9)

Tabel 6. Lanjutan Data Pemantauan Jumlah Bunga Perlakuan Ulangan 28 HST (buah) 38 HST (buah) 48 HST (buah) 55 HST (buah) 29/09/2016 09/10/2016 19/10/2016 26/10/2016 E3T1 1 6 11 21 32 2 7 12 23 33 3 15 20 27 35 4 10 14 21 30 5 10 15 20 29 6 3 9 18 26 7 8 13 24 32 8 10 16 25 33 9 5 9 17 28 10 8 14 20 29 11 3 5 10 17 12 5 7 14 20 13 7 10 28 23 14 5 11 29 25 15 8 11 22 31 16 4 7 12 13 17 5 9 16 19

Sumber: Hasil Pengamatan

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik rerata jumlah bunga di bawah ini: Gambar 5. Grafik Rerata Pengukuran jumlah bunga

Dari grafik data rerata jumlah bunga didapatkan jumlah bunga terbesar yaitu terletak pada perlakuan pemberian air 75% dari kebutuhan air tanaman kedelai edamame atau perlakuan E3T1.

Pengukuran jumlah buah dimulai dari perubahan bunga menjadi polong yaotu pada umur tanaman 35 HST sampai 55 HST.

Tabel 7. Data Pemantauan Jumlah Buah

Perlakuan ulangan 35 HST 45 HST 55 HST 06/10/2016 16/10/2016 26/10/2016 E1T1 1 3 11 19 2 2 15 20 3 3 8 16 4 4 9 15 5 3 11 14 6 2 7 14 7 5 13 16 8 3 15 17 9 0 0 0 10 4 13 17 11 3 11 14 12 2 10 16 13 6 11 16 14 6 14 17 15 2 9 11 16 4 10 18 17 0 0 0 E2T1 1 4 12 14 2 5 17 22 3 4 8 0 4 7 16 27 5 4 13 18 6 2 15 17 7 2 11 15 8 5 9 14 9 6 18 20 10 2 18 20 11 4 15 21 12 1 0 0 13 5 13 20 14 5 13 20 15 3 11 19 16 2 10 18 17 5 16 22 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 0 20 40 60 80 Ju m lah B u n ga Hari

Grafik Data Rerata Pengukuran Jumlah Bunga

Perlakuan E1T1 Perlakuan E2T1 Perlakuan E3T1

(10)

Tabel 8. Lanjutan Data Pemantauan Jumlah Buah Perlakuan ulangan 35 HST 45 HST 55 HST 06/10/2016 16/10/2016 26/10/2016 E3T1 1 1 3 0 2 4 18 25 3 2 20 26 4 8 17 20 5 8 15 20 6 1 14 20 7 5 19 23 8 1 6 25 9 3 5 20 10 5 16 20 11 2 8 15 12 2 8 16 13 1 1 18 14 3 4 19 15 6 19 24 16 3 19 23 17 5 8 19

Sumber: Hasil Pengamatan

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada grafik rerata jumlah bunga di bawah ini: Gambar 6. Grafik Rerata Pengukuran jumlah

buah

Dari grafik data rerata jumlah bakal buah didapatkan jumlah bakal buah terbesar yaitu terletak pada perlakuan pemberian air 75% dari kebutuhan air tanaman kedelai edamame atau perlakuan E3T1.

Edamame dapat dipanen pada 68 HST dengan cara dipotong ujung buahnya. Tabel 9. Data Pemantauan Berat Polong

Perlakuan ulangan Berat (gram) 01/09/2016-07/11/2016 E1T1 1 57,0 2 59,0 3 49,0 4 48,0 5 48,0 6 54,0 7 53,0 8 52,0 9 0,0 10 46,0 11 43,0 12 55,0 13 51,0 14 48,0 15 52,0 16 43,0 17 0,0 E2T1 1 43,0 2 67,0 3 0,0 4 76,0 5 56,0 6 53,0 7 46,0 8 43,0 9 66,0 10 63,0 11 61,0 12 0,0 13 59,0 14 65,0 15 63,0 16 54,0 17 60,0 E3T1 1 0,0 2 68,0 3 75,0 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 0 20 40 60 80 Ju m lah B akal B u ah Hari

Grafik Data Pengukuran Jumlah Bakal Buah

Perlakuan E1T1 Perlakuan E2T1 Perlakuan E3T1

(11)

Tabel 10. Lanjutan Data Pemantauan Berat Polong Perlakuan ulangan Berat (gram) 01/09/2016-07/11/2016 E3T1 4 61,0 5 60,0 6 55,0 7 67,0 8 77,0 9 57,0 10 58,0 11 37,0 12 40,0 13 46,0 14 43,0 15 60,0 16 64,0 17 51,0

Sumber: Hasil Pengamatan

Dari rerata berat buah didapatkan berat buah terbesar yaitu terletak pada perlakuan pemberian air 75% dari kebutuhan air tanaman kedelai edamame atau perlakuan E3T1. Sehingga pada nilai rerata tinggi tanaman, jumlah bunga, jumlah buah, dan berat buah kedelai edamame dapat disimpulkan perlakuan yang paling baik dengan menghasilkan produksi tanaman paling maksimal adalah perlakuan dengan pemberian air 75% dari kebutuhan air tanaman (E3T1).

Hasil dan Pembahasan Analisa Statistik Data menggunakan Analysis of variance menggunakan uji F menghasilkan data yang homogen atau tidak adanya beda nyata pada 17 varietas.

Hasil Analisa menghasilkan nilai efisiensi pemakaian air pada pertumbuhan tanaman kedelai edamame, hasil dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 11. Efisiensi Pemakaian Air

E1T1 45% E2T1 60% E3T1 75%

Rerata Pemberian Air (mm/hari) 115,078 153,438 191,798

Rerata Pemakaian Air (mm/hari) 255,729

Effisiensi Pemberian Air

(mm/hari) 0,44 0,6 0,75

Sumber: Hasil Perhitungan

KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian dengan metode pemberian air berdasarkan kebutuhan pemakaian air dan periode pemberian air menggunakan irigasi tetes untuk tanaman kedelai edamame dengan parameter jenis tanah yang digunakan pasir berlempung dengan perbandingan 1:1, dengan suhu daerah penelitian 29,830C, dengan ketinggian tempat penelitan 450-800 mdpl di atas permukaan air laut, dan dengan curah hujan antara 300-400 mm/ adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan air pada setiap fase pertumbuhan memiliki nilai yang berbeda, yaitu:

a. Fase vegetatif (0 – 27 HST) adalah sebesar 215,029 mm/hari b. Fase pembungaan (28 – 55 HST)

adalah sebesar 298,235 mm/hari c. Fase Pembuahan (35 – 55 HST)

adalah sebesar 237,254 mm/hari d. Fase pemasakan (55 – 68 HST)

adalah sebesar 180,835 mm/hari Kebutuhan air irigasi total yang diberikan pada tanaman edamame pun berbeda setiap fasenya karena kebutuhan ini dipengaruhi oleh jumlah ketersediaan air dalam tanah, yaitu:

a. Fase vegetatif (0 – 27 HST) adalah sebesar 244,595 mm/hari

b. Fase pembungaan (28 – 55 HST) adalah sebesar 339,242 mm/hari c. Fase Pembuahan (35 – 55 HST)

adalah sebesar 269,876 mm/hari d. Fase pemasakan (55 – 68 HST)

adalah sebesar 205,700 mm/hari Kebutuhan air diberikan berdasar perlakuan yang telah ditetapkan (45%, 60%, dan 75%)

(12)

2. Pengaruh jumlah pemberian air terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman edamame dapat ditunjukkan sebagai berikut:

 Perlakuan 45%

a. Rata-rata tinggi tanaman sebesar (28,341 cm),

b. Rata-rata jumlah bunga sebesar (19 bunga),

c. Rata-rata jumlah buah sebesar (14 buah),

d. Dan rata-rata hasil produksi sebesar (44,588 gram).

 Perlakuan 60%

a. Rata-rata tinggi tanaman sebesar (40,106 cm),

b. Rata-rata jumlah bunga sebesar (21 bunga),

c. Rata-rata jumlah buah sebesar (17 buah),

d. Dan rata-rata hasil produksi sebesar (51,471 gram).

 Perlakuan 75%

a. Rata-rata tinggi tanaman sebesar (42,747 cm),

b. Rata-rata jumlah bunga sebesar (25 bunga),

c. Rata-rata jumlah buah sebesar (20 buah),

d. Dan rata-rata hasil produksi sebesar (54,059 gram).

3. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil pertumbuhan rerata tinggi tanaman, rerata jumlah bunga, rerata jumlah polong dan berat buah kedelai edamame dipilih perlakuan E3T1 (75%) sebagai perlakuan yang memenuhi kriteria keberhasilan dengan efisiensi sebesar 0,75 dengan hasil produksi terbesar yaitu 54,059 gram.

Saran dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebagai berikut:

1. Hasil dari penelitian ini hanya bisa untuk pedoman dengan parameter penelitian yang sama seperti yang diterapkan dalam penelitian ini, seperti jenis tanah yang dipakai, suhu

udara, ketinggian tempat penelitian, curah hujan tempat penelitian. 2. Hasil dari penelitian ini hanya bisa

untuk pedoman dengan tanaman yang ditanam pada musim kemarau. Dengan artian penanaman pada musim penghujan akan memiliki hasil yang berbeda dengan tanaman yang ditanaman pada musim kemarau bisa dikarenakan oleh besar evaporasi, lama penyinaran matahari yang terjadi antara musim kemarau dan musim penghujan.

3. Dilakukan penelitian lanjutan yang menggunakan media tanam dengan jenis tanah yang bervariasi (lempung, pasir) untuk mengetahui struktur tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman.

4. Dilakukan penelitian lanjutan yang menggunakan perlakuan yang lebih banyak misalnya penambahan perlakuan untuk periode penyiraman tanaman (2 harian, 3 harian)

5. Dilakukan penelitian lanjutan yang menggunakan emitter lebih dari satu pertanaman, sehingga dapat diketahui perbandingan antara satu titik pembasahan dengan lebih dari satu titik pembasahan.

6. Untuk menyempurnakan penelitian, diharapkan menambah beberapa data seperti berat kering tanaman (daun, akar, batang), kapasitas air yang terkandung dalam tanah (setelah ditanami dan diberi beberapa perlakuan).

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pertanian. 1989. Upaya Peningkatan Produksi Kedelai. Balai Informasi Pertanian Sumatra Utara. Medan. 18 Oktober 2012

Hillel, D. 1982. Advances in Irrigation. New York. Academic Press.

Irwan, W.A. 2006. Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill). Universitas Padjajaran: Jatinangor.

(13)

Kurnia, U. 2004. Prospek Pengairan Pertanian Tanaman Lahan Kering. Balai Penelitian Tanah. Bogor.

Samsu, Sigit H. 2003. Membangun Agroindustri Bernuansa Ekspor: Edamame (Vegetable Soybean). Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu Steel, R.G.D., J.H. Torrie. 1960. Principles

and Procedures of Statistics. McGraw-Hill, New York.

Yitnosumarto, Suntoyo.1993. Percobaan Perancangan, Analisis, dan Inter Pretasinya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Gambar

Gambar  4.  Grafik  Kebutuhan  Air  Tiap  Fase  Pertumbuhan  Untuk  Perlakuan  75%
Tabel 1. Analisis Data Rancangan Acak  Kelompok (RAK)
Tabel 4. Lanjutan Data Pengukuran Tinggi  Tanaman (cm)  Perlakuan  Ulangan  0 HST  10 HST  20 HST  30 HST  40 HST  01/09/2016  11/09/2016  21/09/2016  01/10/2016  11/10/2016  E2T1  16  4  16  18  27,1  50  17  2,9  11,5  17,8  25,5  52  E3T1  1  7  12  24
Tabel 6. Lanjutan Data Pemantauan Jumlah   Bunga  Perlakuan  Ulangan  28 HST (buah)  38 HST (buah)  48 HST (buah)  55 HST (buah)  29/09/2016  09/10/2016  19/10/2016  26/10/2016  E3T1  1  6  11  21  32 2 7 12 23 33 3 15 20 27 35 4 10 14 21 30 5 10 15 20 29
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tabel 4.19 dapat dilihat nilai signifikan dari variabel gaya kepemimpinan transformasional 0,004 atau lebih kecil dari 0,05 sehingga Ho ditolak dan

IP Address Versi 4 merupakan salah satu protocol yang berada pada Network Layer dalam TCP/IP yang digunakan untuk pengalamatan perangkat jaringan komputer agar dapat

Hasil analisis kadar lemak menunjukkan daging sayat ayam kampung dengan konsentrasi penambahan jahe merah yang berbeda tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap kadar

Adanya kecemasan bagi beberapa mahasiswa semester VI enam merupakan persepsi yang mereka buat sendiri karena ada rasa kekhawatiran dan ancaman ketika persiapan mengerjakan skripsi

I em ak cl an protein nabati yang penting bagi sebagian besar penduduk In- donesia. Saiah satu penyebab rendahnya produktivrtas rersebut adalah akibat serangan penyakit bercak

lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut : Bagian selanjutnya adalah komponen sistem Sistem Tanki Bertekanan. Sistem kerja pressure vessel yang memanfaatkan udara

lingkungan dalam rumah (keberadaan langit-langit, keberadaan kasa ventilasi, kerapatan dinding rumah, suhu dalam rumah), faktor risiko lingkungan luar rumah

Bagi Jemaat yang ingin menjadi orangtua asuh, dapat menghubungi Majelis Jemaat di sektor masing-masing atau Kantor Majelis Jemaat GPIB Jemaat ”Bukit Sion” Balikpapan pada setiap