• Tidak ada hasil yang ditemukan

BELAJAR DARI PENGALAMAN SATU TAHUN UNTUK PERJALANAN SATU TAHUN KEDEPAN. Sebuah Catatan Ulang Tahun ke-1 Wabah COVID-19 ANDI KHOMEINI TAKDIR HARUNI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BELAJAR DARI PENGALAMAN SATU TAHUN UNTUK PERJALANAN SATU TAHUN KEDEPAN. Sebuah Catatan Ulang Tahun ke-1 Wabah COVID-19 ANDI KHOMEINI TAKDIR HARUNI"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

COVID-19

2020-2021

ANDI KHOMEINI TAKDIR HARUNI

“Sebuah Catatan Ulang Tahun ke-1 Wabah COVID-19”

(2)

COVID-19

2020-2021

“Sebuah Catatan Ulang Tahun ke-1 Wabah COVID-19”

PRE-PRINTED & PRO-REVISED

(3)

COVID-19

2020-2021

ANDI KHOMEINI TAKDIR HARUNI

“Sebuah Catatan Ulang Tahun ke-1 Wabah COVID-19”

PRE-PRINTED & PRO-REVISED

(4)

DAFTAR ISI

Bab 1 : Tentang Covid-19

Bab 2 : Timeline Covid-19.

Bab 3 : FAQ (Tanya-Jawab)

Bab 4 : Tips Sistem Imun Optimal

Bab 5 : Perlombaan Vaksin

Bab 6 : Prediksi Pandemi

(5)

Buku ini dihadiahkan untuk semua orang yang telah, sedang, dan masih akan terus berjuang melawan wabah Covid-19. Para pasien, keluarga pasien, dokter, suster, bidan, dan siapapun yang telah berkontribusi dalam upaya penanganan pandemi abad 21.

1 tahun ini bukanlah waktu yang berlalu begitu saja. Ini adalah tahun yang tidak biasa dan tidak mudah. Ada banyak sekali kabar yang kita dengar. Kabar sakit, kabar sedih, kabar sembuh, dan juga kabar yang melegakan.

Semua bermula di penghujung tahun 2019 -dan kini 1 tahun setelah itu- di penghujung tahun 2020, kita tahu bahwa perjalanan masih cukup panjang sebelum kita bisa nyatakan bahwa pandemi ini usai dan kembali menghirup napas lega. Pekerjaan rumah kita masih banyak. Di berbagai sektor -utamanya kesehatan- dan dalam berbagai lini kehidupan manusia. Tak hanya bicara satu bangsa, atau dalam lingkup batas negara, tapi lebih daripada itu. Potensi krisis multidimensi yang dipicu virus 0.1 mikron ini adalah sesuatu yang global, sesuatu yang baru, memaksa kita beradaptasi, mendorong kita menjadi lebih baik, dan membuka banyak pintu menuju masa depan yang lebih maju. Lebih dari pada itu semua, virus ini hadir untuk membuat kita menjadi lebih peduli. Lebih peduli kepada sesama manusia dan lebih peduli kepada rumah manusia satu-satunya saat ini, yaitu Bumi itu sendiri.

Selamat membaca, semoga tahun 2021 adalah tahun kesuksesan bagi kita semua.

(6)

SARS-CoV-2 diidentifikasi sebagai penyebab Covid-19 yang bermanifestasi dalam berbagai bentuk dan rupa, Sebagian orang menyebutnya sebagai penyakit 1000 wajah karena kadang-kadang tampil sebagai bentuk gangguan pernapasan seperti batuk, sesak, infeksi dan radang pada paru (pneumonia), hingga hipoksia. Dalam bentuk yang lain penyakit ini bisa hadir sebagai gangguan pencernaan seperti diare, mual, nyeri perut, bahkan bisa menyebabkan gangguan koagulasi darah.

Dalam bentuk yang lain, Covid-19 bisa tampil dengan demam, sakit tenggorokan, dan pembengkakan pada kelenjar getah bening,

Bandelnya, virus ini (SARS-CoV-2) memiliki satu kemampuan beradaptasi yang cepat, disebut sebagai mutasi konstan.

Apa sebenarnya Covid itu ?

Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)

BAB 1

(7)

Mutasi konstan diwariskan dari nenek moyangnya (ya, mereka punya nenek moyang) yaitu virus corona lain sebelum SARS-CoV-2. Virus corona ini sendiri adalah virus RNA yang terdiri lebih dari 200 strain yang 8 diantaranya memilih manusia menjadi inangnya.

Catatan arkeologi menemukan beberapa bukti dari peninggalan sejarah beberapa ribu tahun yang lalu bahwa jejak virus corona sudah ditemukan pada waktu itu, dan ini berarti kita sebenarnya sudah cukup lama berdampingan dengan jenis virus corona yang lain tapi tidak banyak dari mereka yang menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia.

Dari 8 strain virus corona yang diketahui host/inangnya adalah manusia, 5 diantaranya menyebabkan gejala “flu biasa”, 1 dari mereka menyebabkan wabah SARS pada tahun 2002-2003 dan 1 lagi menyebabkan wabah MERS pada tahun 2012-2014.

Virus ini kecil, ukurannya sekitar 120 nanometer (0,00000000012 Meter). Saking kecilnya kamu bisa meletakkan 100 juta virus itu pada ujung jarum pentul yang biasa kamu pegang, dan kita tidak perlu banyak dari mereka -hanya memerlukan beberapa ratus virus- untuk menyebabkan seseorang terinfeksi.

Sampai disini semoga yang dikisahkan bisa dipahami. Jika iya, mari kita lanjutkan.

(8)

Yang mengkhawatirkan dari virus ini sebenarnya ada 2, pertama kemampuannya menyebar melalui droplet. Virus ini bisa menyebar melalui droplet yang keluar saat seseorang bersin, batuk, berbicara, atau meludah di sembarang tempat. Perpindahan virus ini menjadi lebih mengkhawatirkan lagi karena saat ini orang bisa berpindah negara bahkan benua dalam hitungan jam. Hal mengkhawatirkan kedua, virus ini senang menyerang yang lemah. Mereka memang menyerang semua orang tapi dampaknya akan menjadi lebih buruk pada mereka yang mempunyai penyakit penyerta.

Mereka dengan penyakit penyerta (komorbid) sudah cukup lama diketahui bahwa status kekebalan/imunitasnya tidaklah sebaik populasi tanpa komorbid. Di Indonesia saja ada puluhan juta orang dengan komorbid. Sebagai contoh di Indonesia ada sekitar 10 juta orang dengan diabetes mellitus (sakit gula) dan ada sekitar 60 juta orang dengan hipertensi (tekanan darah tinggi).

Banyak yang bilang bahwa kondisi yang kita hadapi kini bisa disetarakan dengan kondisi 1 abad yang lalu dimana saat itu dunia diperhadapkan dengan Flu Spanyol. Saat itu komunitas kedokteran, tenaga kesehatan, dan para saintis berjibaku untuk coba mempertahankan kehidupan manusia. Mirip seperti yang kita hadapi sekarang dimana pakar diseluruh dunia sedang mencoba untuk menemukan obat, mengembangkan vaksin, dan memperbaiki sistem kesehatan kita secara keseluruhan.

(9)

Virus ini sebenarnya adalah material genetik RNA yang tidak serumit DNA manusia. Dia tidak memiliki double-helix karena asam nukleatnya hanya satu rantai. Inti virus ini menyimpan manual pembentukan virus yang hanya terdiri dari sekitar 30 ribu kode saja. Coba bandingkan dengan DNA milik manusia. DNA manusia tersimpan dalam 46 paket kromosom yang kalau kita rentang dan gabungkan akan membentuk rantai kode sepanjang 2 meter yang terdiri dari 6.4 triliun kode.

Dari sini kita bisa lihat betapa kompleks susunan DNA manusia dibandingkan dengan virus penyebab Covid-19. Tapi tetap kita tidak boleh sombong kepada makhluk lain di Bumi, karena serumit apapun, tetap saja kita adalah rangkaian panjang A, T, G, C.

Asam nukleat yang merupakan manual pembentukan virus covid-19 dibungkus oleh membran lipoprotein yang sangat rentan. Membran lipoprotein ini rusak ketika bertemu dengan air dan sabun, dan inilah sebab cuci tangan dengan sabun menjadi perilaku yang penting selama pandemi.

(10)

Membran luar dari virus ini memiliki spike/tanduk yang menyebar diseluruh permukaan membrannya sehingga menyerupai gambar mahkota (crown). Dari situlah dia mendapatkan julukan "corona".

Melalui tanduk ini dia bisa melekat pada sel manusia, Sebagian peneliti menjadikan tanduk ini, dan juga reseptor ACE-2 yang merupakan tempat perlekatannya, menjadi target untuk mengembangkan vaksin dan obat Covid-19.

Jalur utama dari virus ini adalah mulut, hidung dan mata, Yang bisa dimasuki oleh partikel virus yang menyebar ketika seorang pasien batuk, bersin, atau berbicara. Virus ini tidak perlu masuk dalam jumlah besar. Begitu masuk ke tubuh manusia, mereka akan mulai mencari sel untuk diserang.

Kabar baiknya adalah tubuh kita bukannya tidak punya pertahanan sama sekali untuk mencegah virus ini masuk. Kita punya beberapa komponen pertahanan yang bisa menghambat virus itu masuk kedalam tubuh misalnya rambut pada hidung, air mata, dan -tolong jaga agar anda tidak menguap ditengah-tengah orang banyak-. Ini alasan dianjurkannya penggunaan masker. Agar kita bisa menurunkan kemungkinan virus menyebar dan juga menurunkan kemungkinan kita tertular.

(11)

Virus akan melekatkan tanduknya ke membran sel manusia dan akan mendarat pada target yaitu reseptor ACE-2. -Enzim ACE-2 selama ini diketahui berperan terhadap regulasi tekanan darah pada manusia, dan ini juga sebab mengapa evaluasi tekanan darah menjadi penting pada pasien Covid-19-. Momen perlekatan tanduk dengan reseptor ACE-2 itu seperti saat kita memasukkan anak kunci ke lubang kunci. Setelah momen itu, materi inti dari virus masuk ke dalam sel. Reseptor ACE-2 ditemukan di seluruh tubuh termasuk tenggorokan, paru-paru, mata, dan rongga hidung. Ini sebabnya penting untuk mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum kita menyentuh mulut, hidung, dan atau mengucek mata.

Sekali virus berhasil masuk ke dalam sel, dia akan mengalami replikasi/menggandakan diri, membajak sel dan menjadikan sel sebagai pabrik kecil virus baru. Pabrik ini bekerja dengan sangat cepat, tiap harinya virus bisa menggandakan diri sampai jutaan salinan virus baru yang kemudian akan meninggalkan sel tersebut dan menarget sel-sel berikutnya.

Apa yang terjadi saat virus masuk ke dalam tubuh manusia ?

(12)

Setiap kali ada protein asing masuk, sebenarnya dalam tubuh kita sudah ada balatentara yang disiapkan untuk menghadapi mereka. Kita menyebutnya sebagai sistem kekebalan tubuh. Saat virus masuk dalam sel, mereka perlu waktu sekitar 3-5 hari hingga muncul gejala. Dalam masa inkubasi inilah biasanya seseorang tidak menunjukkan gejala apa-apa tapi sudah bisa menularkan. Kondisi ini dikenali sebagai Orang Tanpa Gejala (asymptomatic-carrier).

Kabar mengenai adanya pneumonia atipik mulai dibahas pada November 2019 di beberapa negara di Eropa. Salah satu kasus paling awal yang berhasil di-trace (lacak) adalah klaster Munich. Saat itu ada seorang wanita dari Shanghai yang mengunjungi sebuah perusahaan di Jerman, wanita ini awalnya merasakan sedikit sakit, namun ia mengira dirinya mengalami gejala jet-lag. Dia tinggal beberapa hari di Munich dan kemudian pulang. Sekembalinya di Shanghai ia tetap merasakan sakit, kemudian ia pergi ke dokternya dan menjalani tes. Hasilnya? Positif Covid-19.

(13)

Disaat yang sama, seorang laki-laki paruh baya di sebuah perusahaan mobil Jerman mengalami gejala seperti flu, yang kemudian menjalani karantina dan tes, dengan hasil yang positif Covid-19. Pemerintah Jerman segera melakukan tracing dan menemukan bahwa 8 pegawai dari perusahaan mobil tersebut juga terinfeksi.

Sampai dititik ini belum banyak diketahui bagaimana virus ini bisa menyebar, karena ada satu orang yang terinfeksi setelah ia berada di dalam ruangan dimana ada orang lain yang bersin, sementara orang yang lain lagi bisa mendapatkannya dari jabatan tangan.

Dari klaster Munich ini terungkap bahwa tidak hanya virus ini menginfeksi tenggorokan, tapi juga bisa menularkan ke orang lain tidak lama setelah orang tersebut terinfeksi. Disini kita jadi paham bahwa seseorang bisa saja menularkan tanpa menunggu orang tersebut menunjukkan gejala yang nyata.

Para peneliti pun menemukan bahwa seseorang yang terinfeksi bisa saja menunjukkan gejala yang beragam semisal pasien yang lanjut usia datang dengan pneumonia, sementara mereka yang lebih muda bisa saja tidak menunjukkan gejala sama sekali. Ada yang datang dengan batuk kering, dan ada yang datang dengan demam, sekitar separuh datang dengan anosmia yang disebabkan virus menginfeksi saraf pada hidung mereka.

(14)

Sebagian disinformasi (hoax) menyatakan bahwa Covid-19 tidak jauh berbeda dari flu biasa padahal situasinya jelas-jelas berbeda. Kita bisa mengingat wabah SARS di Cina pada tahun 2002 yang ketika itu hampir 10% dari mereka yang terinfeksi meninggal. Catatan : SARS tidak memiliki kemampuan menyebar seperti Covid-19. Sebagian besar pasien tidak infeksius sampai menunjukkan gejala yang jelas. Virus SARS yang pertama juga tidak sebaik Covid-19 dalam hal melekatkan diri ke reseptor ACE-2 yang menyebabkannya jauh kurang infeksius dibandingkan Covid-19. Virus SARS tidak memiliki dua kemampuan unik yaitu (1) kemampuan untuk bersembunyi dalam tubuh pasien tanpa gejala dan (2) perlekatan pada reseptor ACE-2. Ketiadaan dua kemampuan unik inilah yang mungkin jadi alasan mengapa epidemi SARS tidak berlanjut menjadi pandemi.

Kabar baiknya adalah sebagian besar pasien mulai membentuk antibodi untuk melawan virus setelah hari ke-5 yaitu pada hari ke-6.

(15)

Hari-hari ini (sebelum wabah) ada lebih dari 100 ribu penerbangan diseluruh dunia bahkan pernah tercatat lebih dari 200 ribu penerbangan dalam sehari, yang berarti ada jutaan orang yang bisa berpindah dari satu kota ke kota lain di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Kita tahu bahwa virus ini dapat dibawa oleh orang-orang yang tidak menunjukkan gejala atau sekedar menunjukkan gejala ringan yang dapat terbang keliling dunia dengan mudah.

Meskipun kita mendefinisikan SARS-CoV-2 sebagai virus baru, sebenarnya virus ini diduga sudah berada disekeliling kita pada waktu yang cukup lama, Beberapa studi menunjukkan bahwa nenek moyang dari virus ini hidup pada tubuh kelelawar di Cina bagian selatan selama ribuan tahun dan kelelawar telah mengembangkan sistem pertahanan mereka sehingga mereka tidak lagi sakit karenanya. Peringatan pertama bahwa ada patogen yang berbahaya didalam goa-goa kelelawar itu muncul disekitar tahun 2013 ketika sekelompok ilmuan dari Institut Virologi Wuhan melaporkan bahwa mereka berhasil mengisolasi virus corona dari kelawar yang dapat menginfeksi manusia.

200 ribu penerbangan setiap hari

(16)

Peneliti dari Harvard Medical School kemudian menemukan bahwa virus corona yang diisolasi pada tahun 2013 itu lebih baik lagi dalam menginfeksi sel saluran nafas. Saat itu mereka mulai khawatir bahwa virus ini bisa berpindah dari kelelawar ke manusia. Mereka betul. Sekarang kita tahu bahwa virus yang dikhawatirkan oleh ilmuwan Harvard pada tahun 2016, 96% identik dengan virus Covid-19 yang menyebabkan wabah saat ini. Alasan kenapa peneliti Harvard begitu khawatir adalah karena virus ini hidup bersama kelelawar yang sudah diketahui ikut menjadi inang dari virus SARS dan virus penyebab MERS.

SARS yang mewabah ditahun 2002 itu menyebabkan 774 orang meninggal. MERS ditahun 2012 -lebih mematikan dari SARS ditahun 2002- menyebabkan 1 dari 3 orang terinfeksi meninggal hingga kemudian 2014 wabah tersebut berhenti.

Tapi kenapa kelelawar tidak terlalu berdampak akibat virus corona ini? Dikarenakan kelelawar mempunyai kemampuan yang baik dalam menghadapi infeksi virus. Kita tahu bahwa SARS datang dari kelelawar dan mencapai komunitas manusia melalui populasi Civet (musang).

(17)

Peneliti menemukan bahwa musang luwak ini dijual di pasar makanan dan kemudian memicu wabah SARS. MERS juga datang dari kelelawar dan diperantarai oleh unta. Untuk Covid-19 sendiri, salah satu binatang yang diduga sebagai perantara adalah trenggiling yang dijual dan dikonsumsi sebagai obat tradisional Cina.

Saat ini otoritas Cina sudah mencoba membatasi pemburuan dan penggunaan spesies binatang yang diduga bisa menyebarkan virus-virus tersebut.

Tapi apapun perantaranya dan dari manapun dia datang, penyebab Covid-19 tetaplah virus corona yang lebih advance dari virus corona yang sudah ada sebelumnya. Virus ini mempunyai dua kelebihan sebagaimana yang telah disebutkan yaitu menyebar dengan mudah dan menyebar secara diam-diam.

Bagaimana virus ini menyebar ?

Virus ini menyebar melalui droplet, dan saat kamu batuk kamu bisa mengeluarkan sekitar 3000 droplet dan melepaskan 200 juta virus ke udara. Bayangkan jika itu suatu ruangan tertutup atau dekat dengan sebuah rak bahan makanan dimana droplet bisa melekat. Jika kamu berjarak lebih dari 2 meter dari seseorang yang batuk maka beruntunglah karena kamu memiliki kemungkinan besar untuk terhindar dari droplet-droplet tersebut.

(18)

Hal ini yang menyebabkan jaga jarak menjadi sangat penting, tapi tidak berhenti sampai disitu karena selain droplet ukuran besar, ada droplet yang berukuran kecil/mikrodroplet yang bisa bertahan melayang diudara sampai 3 jam lamanya.

Sebagai sebuah contoh teman-teman bisa menyemprotkan cairan dari alat penyemprot, saat disemprotkan teman-teman bisa melihat ribuan droplet terhambur diudara dan ada banyak droplet kecil yang melayang lebih lama. Bayangkan virus ini ada didalam droplet itu dan dia bisa masuk melalui mulut yang terbuka, lubang hidung, atau mata yang dikucek.

(19)

Saat virus ini masuk melalui mulut yang terbuka, lubang hidung atau mata yang dikucek, maka virus akan menginfeksi sel sepanjang rongga hidung dan saluran pernapasan bagian atas. Hal ini yang menyebabkan gejala berupa batuk kering yang kadang begitu membandel. Beberapa partikel virus terbang melalui kerongkongan atau melalui bahan makanan yang terkontaminasi virus, masuk ke saluran cerna dan dapat menyebabkan diare. Sebagian virus lagi bisa masuk ke paru-paru yang merupakan tempat yang subur bagi virus ini untuk bereplikasi. Begitu virus masuk ke dalam paru-paru maka proses menuju pneumonia dimulai. Disinilah muncul gejala seperti batuk, demam, menggigil, sesak nafas, dan kadang-kadang nyeri dada. Gejala ini bisa disebabkan oleh virus itu sendiri atau reaksi perlawanan tentara didalam tubuh kita terhadap virus tersebut.

Apa yang dilakukan virus ini didalam tubuh kalian ?

Apa yang akan terjadi saat seseorang terinfeksi ?

Hari pertama dan kedua, virus mulai menginfeksi saluran nafas atau saluran cerna, dalam beberapa hari dia akan menggandakan diri dengan begitu cepat, merusak satu sel ke sel lain, dan mengubah sel tersebut menjadi pabrik virus. Pada hari-hari pertama kamu bisa saja belum bergejala apa-apa dan masih merasa baik-baik saja.

(20)

Hari ketiga, jumlah virus dalam tubuh pasien sudah jauh lebih banyak sehingga pada saat seorang pasien berbicara, kalian berjabat tangan atau duduk berseberangan meja, potensi penularan sudah cukup tinggi untuk terjadi apalagi ketika pasien tersebut batuk dan bersin. Hari ketiga ini tentara dalam tubuhmu sudah menyadari bahwa ada yang salah. Sel-sel pertahanan tubuhmu akan melepaskan interferon untuk mengganggu dan menghambat aktifitas virus yang ingin menggandakan dirinya dan menyebar dari satu sel ke sel lainnya. Interferon akan mengajak teman-teman pertahanan lainnya semisal neutrofil untuk menghancurkan penyusup ini. Neutrofil merupakan satu komponen dalam sel darah putih kita yang tugasnya menetralkan musuh, sel ini efektif untuk menghadapi bakteri dan jamur tapi untuk virus -kita masih harus berhati-hati karena pada saat dia mencoba menghancurkan virus- neutrofil melepaskan sitokin, -yap! kalian pernah kan mendengar mengenai badai sitokin?-.

NEUTROFIL

VIRUS

SEL

(21)

Sel lain yang akan dipanggil adalah makrofag. Makrofag seperti polisi patroli yang tugasnya berkeliling dan mencari virus. Saat menemukan virus, makrofag akan memakan virus tersebut. Pada tahap ini jika sistem imunmu bagus maka sistem itu akan cukup kuat untuk mengontrol virus yang ada sambil menunggu datangnya "pasukan khusus". Mungkin kamu akan merasakan gejala-gejala ringan seperti batuk, agak demam atau bahkan tidak bergejala sama sekali.

Hari kelima, hari ketiga sampai hari kelima pasien merasa keadaan sudah mulai memburuk diantara gejalanya adalah sesak nafas, nyeri dada, nyeri tulang belakang dan lain sebagainya.. Pada hari kelima ini sistem imun yang adaptif sudah mulai terbentuk. Sel T mulai diaktifkan untuk mencari dan menghancurkan sel-sel yang terinfeksi dan diambil alih oleh virus penyebab covid-19, disisi lain sel B akan melepaskan triliunan antibodi untuk melumpuhkan atau menghancurkan virus yang bisa dijangkaunya, antibodi berbentuk Y ini akan dengan tepat menarget partikel virus dalam hal ini virus penyebab Covid-19 yaitu SARS-CoV-2. Antibodi melakukan begitu banyak pekerjaan yang berbeda, kita memiliki antibodi penetral yang melekat pada virus dan mencegahnya menginfeksi sel lain. Juga ada antibodi aglutinasi yang akan melekatkan partikel antivirus satu sama lain sehingga mereka menjadi target yang lebih mudah untuk dihancurkan oleh sistem imun kita.

(22)

Antibodi ini juga akan mengaktifkan sel darah putih yang datang dan menyerang partikel-partikel yang telah ditandai. Yang perlu diingat adalah antibodi ini perlu proses dan meningkat secara bertahap dalam kurun waktu 3-5 hari setelah seseorang terinfeksi virus SARS-CoV-2. Dari pengalaman penulis, masa kritikal pasien covid-19 ada pada hari ketiga sampai hari ketujuh, biasanya gejala akan muncul dan memberat dihari ketiga sampai kelima sebelum akhirnya pasien mulai melaporkan perbaikan pada hari setelahnya. Setelah hari kelima, diperkirakan 95% pasien telah mengembangkan kekebalan, dan mayoritas dari pasien memerlukan pemenuhan kebutuhan air dan nutrisi, obat penurun panas dan pereda gejala lainnya, dan istirahat yang cukup. Tapi ada tugas penting yang tidak boleh kita abaikan dalam perawatan pasien covid-19 yaitu meredakan tingkat stres -termasuk stigmatisasi-, dan juga pasien perlu untuk sebisa mungkin aktif bergerak dalam batas-batas kemampuannya.

Semua hal tersebut akan memberikan kesempatan sistem imun bekerja lebih optimal untuk mengalahkan virus. Hal ini ikut menjelaskan mengapa mereka yang tergolong populasi warga senior menjadi lebih rentan mengalami perburukan atau lebih lambat masa pemulihannya. Mereka yang tergolong senior ini cenderung memiliki sistem imun tidak sebaik semasa mereka muda dulu, dan perlu waktu lebih lama untuk memberikan respon yang adekuat terhadap infeksi.

(23)

Hari keenam sampai hari kesembilan, yang terjadi adalah proses pemulihan dimana antibodi terhadap SARS-CoV-2 semakin meningkat sehingga disaat yang sama jumlah virus didalam badan akan semakin menurun. (Catatan : syarat dan ketentuan berlaku)

Hari kesembilan sampai hari kesebelas, sebagian besar pasien terutama mereka yang asimtomatik atau dengan gejala ringan akan menunjukkan perbaikan yang signifikan sehingga sudah siap untuk dipulangkan kerumah atau menyelesaikan isolasi mandirinya, namun tidak untuk mereka yang memiliki gejala sedang sampai berat dimana sistem imun mereka ini tidak mampu menyelesaikan tugas untuk menghancurkan virus dan atau infeksi lain yang menyusul pada saat menjalani perawatan, -sebagian dari pasien yang lambat pulih ini justru menunjukkan perburukan-.

Tidak jarang pasien menunjukkan gejala pneumonia yang dengan cepat memburuk -yang dalam bahasa medis disebut ARDS (Acute Respiratory Dystress Syndrome)-. Ketika ARDS terjadi, alveoli (kantung udara didalam paru-paru manusia) akan berisi cairan yang menyebabkan kemampuan paru-paru untuk mempertukarkan oksigen jadi berkurang. Ketika virus menyerang alveoli maka sistem imun kita memberikan respon. Memenuhi daerah tersebut dengan banyak komponen pertahanan temasuk sel T, antibodi dan sitokin.

(24)

Sitokin ini bisa jadi pisau bermata dua, di satu sisi ditugaskan menghalau infeksi, di sisi lain bisa menyebabkan badai sitokin, yang tidak hanya menghancurkan sel yang terinfeksi virus, tapi juga merusak sel yang masih sehat.

Ketika alveoli dibanjiri dengan antibodi dan sitokin sehingga penuh dengan cairan, kemampuan mempertukarkan oksigen jadi turun dan jumlah oksigen yang bisa dihantarkan dari paru-paru keseluruh organ lainnya akan ikut berkurang. Disinilah terjadi hipoksia yang kemudian biasanya akan disusul dengan perlunya tindakan perawatan intensif untuk coba memulihkan pasokan oksigen ke jaringan. Dimulai dengan memberikan tambahan aliran oksigen melalui sungkup oksigen dengan dosis tertentu, hingga tindakan intubasi jika diperlukan.

Pada kondisi hipoksia ini bukan hanya paru-paru yang terlibat tapi juga seluruh organ yang lain, apa yang coba dilakukan tim medis pada titik ini adalah mencoba menjaga kecukupan pasokan oksigen ke jaringan, mencoba menjaga jaringan tersebut agar tidak rusak dan tidak terjadi kegagalan organ menyeluruh, -dan semoga kita tidak gagal-.

(25)

Bagi para penganut teori konspirasi diluar sana tidak sedikit yang mencoba menyamakan Covid-19 dengan flu biasa. Ide ini mudah ditepis karena sangat jarang kita temukan di Indonesia kondisi dimana orang dengan flu biasa yang terintubasi dan terhubung dengan ventilator. Disatu sisi kita jarang melihat kondisi tersebut, tapi kita juga harus melihat data yang ada.

Untuk melihat kefatalan suatu kasus kita melihat pada case fatality rate yang dihitung dari kasus total yang ada kemudian dibagi dengan jumlah pasien yang meninggal karena kasus tersebut. Disini validnya data menjadi sangatlah penting. Case fatality rate (CFR) bisa terlihat tinggi jika kita tidak memasukkan kasus-kasus asimtomatik yang tidak diperiksa. Jika kita melihat apa yang terjadi di Cina CFR-nya 2,3%, namun secara global data yang muncul adalah 0,7%. Dari sini bisa disimpulkan bahwa Covid-19 tujuh kali lebih berbahaya dari flu biasa, namun tidak setinggi yang kita bayangkan sebelumnya, dan angkanya jadi lebih berbahaya pada mereka yang lansia atau mempunyai penyakit penyerta. Seberapa fatal virus ini ?

(26)

Covid-19 bisa menular dari satu orang ke orang lain ketika dia batuk, bersin, bahkan saat berbicara yang sering disama-samakan dengan flu biasa, tapi kita tahu bahwa perbandingan tersebut keliru.

Pada tahun 1918 ketika terjadi Flu Spanyol ada 500 juta orang yang terinfeksi, sekitar 50 juta orang meninggal dan ini adalah salah satu episode pandemi yang paling menakutkan dalam sejarah. Ketika itu korban paling banyak adalah dewasa muda, berusia 20-40 tahun. Yang kita dapatkan dalam covid-19 ini adalah tingkat kematian mereka yang masih muda jauh lebih rendah, serta banyaknya anak-anak yang asimtomatik. Siapa saja yang sakit karena Covid-19 ?

Laki-laki vs perempuan ?

Anak-anak mungkin saja banyak yang asimtomatik, tapi untuk yang dewasa laki-laki punya angka CFR cenderung lebih tinggi dari pada mereka yang perempuan.

Kenapa hal ini bisa terjadi? Ada beberapa dugaan, pertama terkait dengan kromosom X tapi jelas memerlukan penelitian lebih lanjut. Kedua, ada yang coba menghubungkannya hormon pada perempuan yaitu estrogen dan progesteron, Dugaan ketiga adalah lebih tingginya kecenderungan laki-laki untuk mengalami obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung dan penyakit paru-paru, dan juga lebih banyak perokok laki-laki dibandingkan perempuan.

(27)

Populasi lansia juga tidak sedikit dengan penyakit penyerta semisal diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan penyakit paru-paru. Berdasarkan sebuah jurnal di Nature, mereka yang mengalami sindrom metabolik cenderung lebih berat gejalanya ketimbang mereka yang tidak mengalami sindrom metabolik.

Apa yang terjadi pada populasi lansia ?

Awal mula virus menginfeksi manusia

Kita sebenarnya belum mempunyai data bagaimana awal virus ini bertransmisi dari kelelawar atau trenggiling atau mungkin binatang lainnya, hingga bisa menginfeksi manusia, tapi kita mempunyai batas informasi mengenai penjualan binatang di pasar bahan makanan Wuhan, Cina.

Kita juga tahu bahwa pada penghujung tahun 2019 otoritas kesehatan di Wuhan mengumumkan bahwa mereka sudah cukup banyak merawat pasien dengan gangguan pernapasan yang ketika diperiksa ditemukan RNA virus SARS-CoV-2. Teori lain yang berkembang -meskipun telah dibantah oleh Otoritas Cina dan penanggung jawab laboratorium-adalah virus ini lolos dari Institut Virologi Wuhan, yaitu sebuah laboratorium tempat saintis lintas bangsa mempelajari virus corona.

(28)

Kepala laboratorium Institut Virologi Wuhan menyangkal tuduhan pihak Amerika, dia memberitahu bahwa genom virus yang didapatkan dari pasien berbeda dengan virus yang dikerjakan timnya.

Tentu kita masih ingat bagaimana pihak Cina dan pihak Amerika Serikat sempat saling tuding mengenai awal mula dari penyebaran virus corona ini. Tapi mari kita tidak berfokus pada konflik kedua belah pihak. Kini kita harus lebih berfokus pada solusi penyelesaian wabah ini. Selamatkan (rakyat) Indonesia dan kolaborasi lintas bangsa.

(29)

Apapun teori dan dugaan yang berkembang kira-kira beginilah timeline yang sempat kami dapatkan terkait pandemi ini.

November-Desember 2019

Mulai muncul beberapa laporan kasus pneumonia atipik dari beberapa negara.

31 Desember 2019

Otoritas Wuhan, sebuah kota dengan jumlah penduduk 11 juta jiwa memberitahu WHO bahwa mereka sudah semakin banyak merawat pasien pneumonia yang belum jelas penyebabnya.

BAB 2

(30)

1 Januari 2020

Tercatat sekitar 175 ribu orang penduduk wuhan berkunjung ke bagian lain di Cina dan juga negara-negara lain untuk berlibur. Taiwan adalah salah satu negara yang segera memberikan respon terhadap pengumuman Cina pada tanggal 31 desember 2019.

Kita tahu Taiwan adalah negara yang paling terdampak pada epidemi SARS pada tahun 2002. Mereka segera menghubungi WHO pada tanggal 1 Januari 2020 dan segera memulai skrining terhadap seluruh pengunjung yang masuk ke Taiwan terutama dari Wuhan yang disertai gejala flu.

Di Wuhan ketakutan terhadap virus ini mulai mengeskalasi. Pemerintah disana segera bereaksi dengan membatasi penyebaran rumor tersebut termasuk dari seorang dokter muda bernama Li Wen Liang. Dia dituduh menyebarkan keonaran ketika coba memperingatkan koleganya terhadap virus yang menyerupai virus SARS tersebut.

(31)

9 Januari 2020

Pemeritah Cina mengumumkan bahwa seorang lelaki 61 tahun meninggal disebabkan virus corona baru ini, meskipun begitu belum ada pembatasan pergerakan manusia. Sebuah studi menyatakan bahwa sekitar 60 ribu orang yang 800 diantaranya terinfeksi Covid-19 terbang dari Wuhan ke berbagai kota selama dua minggu berikutnya termasuk ke Amerika, Inggris, Eropa, Australia, dan Asia termasuk Bangkok. Salah satu kasus yang paling awal ditemukan diluar Cina adalah di bandara di Bangkok.

Saat itu wanita 61 tahun tetap terbang meski sudah mengalami demam dan nyeri tenggorokan selama 4 hari, namun dia memutuskan tetap berangkat karena tidak ingin kehilangan hari liburnya.

Ketika grup liburan ini tiba di Bangkok, kamera termal mengenali suhu yang tinggi dari wanita tersebut dan ia segera dirawat di rumah sakit. Sebuah tes dilakukan. Hasilnya? Ia terinfeksi virus corona baru ini.

11 Januari 2020

Otoritas Cina mengumumkan bahwa mereka telah menyelesaikan identifikasi genom virus corona baru tersebut. Informasi ini segera dibagikan ke seluruh dunia. Ini merupakan satu pencapaian ilmu pengetahuan. Dengan bekal untaian kode genetik tersebut maka dunia bisa bersiap untuk berespon, termasuk memproduksi vaksinnya.

(32)

Meskipun begitu pemerintah Cina masih menyatakan bahwa tidak ada bukti yang jelas bahwa virus ini bisa bertransmisi antar manusia. Pesan ini kemudian dilanjutkan oleh WHO pada tanggal 12 Januari 2020. Saat itu masih dinyatakan bahwa belum perlu ada pembatasan kunjungan dan perdagangan dengan Cina.

14 Januari 2020

Kepala Komisi Kesehatan Nasional Cina memperingatkan kepada otoritas kesehatan provinsi bahwa wabah ini mungkin saja menjadi besar. Hal ini menunggu 6 hari kemudian sebelum publik diingatkan mengenai ancaman tersebut. Selama 6 hari itu jutaan orang merayakan tahun baru Cina.

20 Januari 2020

Presiden Cina menyatakan melalui televisi bahwa terjadi wabah yang harus disikapi dengan serius. Ilmuwan Cina mempublikasi sebuah artikel yang menyatakan bahwa R0 virus ini sekitar 2,5 yang berarti satu orang yang terinfeksi bisa menyebarkan ke 2,5 orang lainnya, dan jika dilanjutkan satu orang bisa menyebarkan ke 400 orang lainnya lagi.

(33)

Peneliti dari Hongkong juga mempublikasikan sebuah studi atas sebuah keluarga di Cina yang berlibur di Wuhan dan menjadi sakit setelah pulang. 5 dari 6 anggota keluarga tersebut mengalami demam, batuk kering dan diare, sementara 1 orang anak berusia 10 tahun sama sekali tidak mengalami gejala apapun. Dengan semua informasi ini akhirnya otoritas Cina menerapkan kebijakan lockdown atas Wuhan. Mereka menutup bandara, menghentikan layanan bus dan kereta. Hal ini terhitung luar biasa dan belum pernah dilakukan sebelumnya, meski sedikit terlambat karena virus ini sudah lebih dahulu keluar beberapa hari sebelumnya.

25 Januari 2020

Australia melaporkan seorang laki-laki 50 tahun yang terinfeksi Covid-19. Pria ini tiba di Melbourne pada 19 Januari. Dia segera menjalani isolasi di rumah sakit.

30 Januari 2020

WHO menyatakan bahwa wabah ini sekarang adalah sebuah kondisi emergensi atas kesehatan publik dan perlu disikapi oleh komunitas internasional. Direktur WHO, Dr. Tedros menyatakan bahwa sampai tanggal tersebut, pihaknya belum menemukan kasus kematian di luar Cina.

(34)

31 Januari 2020

Pihak Amerika menyatakan menutup perbatasannya kepada Non-Amerika yang baru saja berkunjung dari Cina. Trump saat itu meyatakan “kami telah menutup pintu bagi kedatangan pengunjung dari Cina”, Penutupan perbatasan tersebut ternyata dijalankan dengan lemah. Menurut The New York Times, setidaknya ada 430 ribu orang yang berkunjung menggunakan penerbangan langsung dari Cina ke Amerika pada 3 bulan pertama ditahun 2020. Termasuk didalamnya sekitar 40 ribu orang yang masih bisa masuk dalam kurun waktu 2 bulan setelah Trump menyatakan pembatasan kunjungan.

Meskipun Trump melakukan travel ban terhadap pengunjung dari Cina virus itu sudah tiba di Amerika, salah satu korban paling awal adalah wanita 57 tahun yang mengalami gejala semacam flu dan meninggal pada tanggal 6 Februari. Uji post mortem menunjukkan bahwa ia menderita Covid-19 meskipun tidak ditemukan hubungan apapun dengan Cina. Pada titik ini Cina bukannya satu-satunya negara yang potensial menyebarkan dan menularkan covid-19,

(35)

Orang-orang yang terinfeksi Covid-19 jumlahnya makin meningkat di sepanjang pantai timur Amerika. Sebagian besar adalah pengunjung dari Eropa. Tidak ada pembatasan kunjungan terhadap pengunjung Eropa sampai 6 minggu setelahnya.

7 Februari 2020

Dokter Li Wen Liang meninggal Kematiannya diperingati di seluruh Cina. Dia dinobatkan sebagai pahlawan. Kematian Li Wen Liang ini juga mengawali banyaknya dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya yang akan jadi korban karena virus ini.

11 Februari 2020

Infeksi virus baru ini dinamakan Covid-19 yang merupakan singkatan dari Corona Virus Disease 2019.

19 Februari 2020

Ribuan fans sepakbola Spanyol bercampur dengan 40 ribu fans sepakbola Itali pada sebuah laga Liga Champion di Bergamo. Wali kota Bergamo mendeskripsikan laga itu sebagai bom biologis yang potensial menyebarkan virus tersebut ke seluruh Italia utara.

(36)

Fans Spanyol kemudian membawa virus itu pulang kerumah mereka. Pada saat ini juga saintis dari London menawarkan sebuah model kondisi terburuk yang mungkin mereka akan hadapi beberapa waktu kedepan. Sekitar 80% mereka yang terinfeksi akan mengalami gejala ringan namun sekitar 5% akan memerlukan perawatan di rumah sakit dan pelayanan intensif.

25 Februari 2020

Jumlah kasus terkonfirmasi di luar Cina sudah melampaui kasus di dalam Cina, dan virus ini menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Di Amerika Serikat, sekitar 10 ribu orang di New Orleans merayakan Mardi Gras. Perayaan ini membantu virus corona menyebar seperti api yang liar, dua bulan kemudian New Orleans merasakan pukulan berupa jumlah kematian tertinggi perkapita di Amerika. Di sisi lain angka kematian makin menanjak di Italia sehingga untuk pertama kalinya Eropa melakukan lockdown. Pemerintah Italia menciptakan zona merah di kota-kota di utara Italia dan mengkarantina lebih dari 50 ribu orang. Walikota Milan memutuskan untuk tetap membuka bar, restoran, museum dan katedral. Presiden Trump menyatakan bahwa "virus ini masih bisa dikontrol di Amerika, bursa saham masih tampak bagus". Namun dalam beberapa hari kedepan bursa saham di seluruh dunia perlahan mengalami penurunan.

(37)

28 Februauri 2020

Afrika menyatakan mereka memiliki kasus pertama yang terkonfirmasi ketika seseorang yang baru pulang dari Nigeria dinyatakan positif.

29 Februari 2020

Amerika mengumumkan kematian pertama karena virus corona di Amerika serikat

2 Maret 2020

Kasus positif COVID-19 pertama di Indonesia diumumkan. Kasus ini menimpa seorang ibu dan putrinya. Mereka diperkirakan tertular oleh warga negara Jepang.

3 Maret 2020

Pemerintah Iran menyatakan bahwa 25 anggota parlemen mereka dinyatakan positif terpapar virus corona

11 Maret 2020

Kematian COVID-19 pertama di Indonesia. Pasien yang meninggal dunia adalah seorang WNA di RS Sanglah, Bali. Disaat yang sama WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menetapkan wabah COVID-19 sebagai pandemi. Artinya COVID-19 sudah menyebar secara global di seluruh dunia.

(38)

13 Maret 2020

Kematian COVID-19 pertama terjadi pada WNI, yakni seorang pasien dalam pengawasan (PDP) di RSUD dr Moewardi, Solo, yang kemudian terkonfirmasi positif Covid-19. Pada tanggal ini juga Presiden Jokowi membentuk Gugus Tugas COVID-19. Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dibentuk lewat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 7 Tahun 2020, yang diketuai oleh Kepala BNPB Doni Monardo.

14 Maret 2020

Gubernur DKI Anies Baswedan mulai menutup sekolah-sekolah di Jakarta, diganti dengan pembelajaran jarak jauh. Tempat-tempat wisata juga ditutup.

16 Maret 2020

MUI menerbitkan fatwa Nomor 14 Tahun 2020 tentang ibadah saat wabah COVID-19. Umat Islam tak boleh shalat Jumat berjamaah di masjid dalam kawasan Covid-19 yang mengancam jiwa. Shalat Jumat bisa diganti salat Dhuhur.

20 Maret 2020

Presiden Jokowi memesan 3 juta klorokuin dan 2 juta avigan dari luar negeri. Dua obat itu rencananya diberikan ke pasien Covid-19.

(39)

Selanjutnya, klorokuin diproduksi oleh Kimia Farma. Disaat yang sama Anies Baswedan menetapkan status tanggap darurat bencana untuk Jakarta.

DKI menghentikan kegiatan hiburan, membatasi kendaraan umum, dan menyerukan penghentian atau pengurangan operasional perkantoran/perusahaan.

24 Maret 2020

Gubernur Papua Lukas Enembe menutup akses keluar-masuk Papua lewat penerapan 'Pembatasan Sosial yang Diperluas'. Akses penerbangan maupun transportasi laut dihentikan sementara, kecuali untuk barang, sembako, dan tenaga kesehatan.

26 Maret 2020

WHO meminta penggunaan hidroksiklorokuin dan klorokuin dihentikan. Dikarenakan penggunaan obat malaria itu berbahaya untuk pasien Covid-19. WHO merujuk pada riset yang dimuat di jurnal The Lancet. Belakangan, peneliti menarik laporan ilmiahnya dari jurnal The Lancet.

27 Maret 2020

Angka total kasus positif Covid-19 menembus seribu di Indonesia, yakni 1.046 kasus positif Covid-19. Saat ini, ada 87 orang meninggal dan 46 orang sembuh dari Covid-19.

(40)

31 Maret 2020

Jokowi menetapkan status darurat kesehatan masyarakat lewat Keputusan Presiden (Keppres) dan menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Status PSBB bisa ditetapkan daerah dengan cara berkoordinasi ke Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

4 April 2020

Angka Covid-19 di Jakarta menembus seribu kasus, tepatnya 1.071 kasus positif Covid-19. Jakarta menjadi provinsi dengan kasus Covid-19 tertinggi sejak periode awal wabah.

6 April 2020

Presiden Jokowi meresmikan RS khusus Covid-19 di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau. RS ini lantas beroperasi dengan fasilitas 340 ruang observasi dan 20 ruang isolasi. RS dilengkapi helipad serta pelabuhan laut. Kapasitas RS ini bisa menampung 460 orang.

9 April 2020

Angka positif Covid-19 di Indonesia menembus 3 ribu kasus. Ada 3.293 kasus positif Covid-19 saat itu.

(41)

10 April 2020

Mulai 10 April 2020, Covid-19 telah ditemukan di seluruh provinsi di Indonesia. Ada 3.512 kasus positif Covid-19 di Indonesia. PSBB di Jakarta dimulai pada hari Jumat saat itu. Kegiatan perkantoran dihentikan, gedung sekolah ditutup, ojek online dibatasi, hingga tidak boleh berkerumun.

11 April 2020

Kematian Covid-19 tak hanya meliputi kematian kasus terkonfirmasi positif Covid-19, tapi juga meliputi kematian kasus suspek Covid-19.

13 April 2020

Lewat Keppres Nomor 12 Tahun 2020, Presiden menetapkan kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia sebagai bencana non-alam. Presiden menargetkan tes Covid-19 sebanyak 10 ribu spesimen per hari.

15 April 2020

PSBB di Bogor, Depok dan Bekasi dimulai.

18 April 2020

PSBB Tangerang Raya dimulai, meliputi Tangerang Selatan dan Kota Tangerang.

(42)

22 April 2020

PSBB Bandung Raya dimulai, meliputi Kota Bandung, Cimahi, Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan Sumedang.

28 April 2020

PSBB Surabaya Raya dimulai, meliputi Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo.

30 April 2020

Angka Covid-19 di Indonesia mencapai 10.118 kasus. Angka kematian mencapai 792 orang dan angka kesembuhan mencapai 1.552 orang.

5 Mei 2020

Pemerintah mengerahkan alat tes cepat molekuler (TCM) yang biasa digunakan untuk menguji sampel tuberkulosis (TBC) untuk menguji sampel virus Corona. Sebanyak 1.500 cartridge khusus tes Corona didistribusikan ke berbagai daerah untuk menunjang jumlah tes Corona.

14 Mei 2020

MUI menerbitkan fatwa Nomor 28 Tahun 2020 tentang panduan takbir dan salat Idul Fitri. MUI menyatakan salat id berjamaah bisa digelar di rumah masing-masing. Takbir bisa digelar di rumah dan media sosial.

(43)

15 Mei 2020

Jumlah kasus positif di Indonesia sebanyak 16.496, total kasus sembuh sebanyak 3.803 dan total kasus kematian sebanyak 1.076.

16 Mei 2020

Hingga 16 Mei, jumlah fantastis korban PHK mulai diketahui publik. Kemenaker menyebut ada lebih dari 2 juta orang kena PHK, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menyebut 6 juta orang kena PHK.

18 Mei 2020

Presiden Jokowi melarang mudik. Semua transportasi dibatasi, terkecuai transportasi untuk logistik, pemerintahan, kesehatan, dan kepulangan TKI.

21 Mei 2020

Angka positif Covid-19 di Indonesia saat itu mencapai 20.162. Sebanyak 1.278 orang meninggal dunia dan 4.838 orang sembuh dari Corona.

23 Mei 2020

Jubir Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengimbau masyarakat salat dan takbir dirumah. Angka pasien mencapai 21.745 kasus positif Covid-19.

(44)

30 Mei 2020

Jokowi mengungkapkan ada 14 ribu orang yang mudik dari Jabodetabek ke Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur. Angka itu belum termasuk jumlah pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi.

4 Juni 2020

Lewat Fatwa Nomor 31 Tahun 2020, MUI menyatakan salat Jumat berjamaah di masjid bisa digelar dengan memperhatikan jaga jarak, mengenakan masker, dan mematuhi protokol kesehatan, termasuk membawa sajadah sendiri.

5 Juni 2020

Usai PSBB, Jakarta memasuki fase PSBB transisi. Gubernur Anies menerbitkan Kepgub Nomor 563 Tahun 2020 tentang PSBB masa transisi. Aktivitas-aktivitas ekonomi mulai diizinkan berjalan secara terbatas dan bertahap.

25 Juni 2020

Angka positif Covid-19 di Indonesia terhitung mencapai 50.187 kasus. Sebanyak 2.620 orang meninggal dunia, serta 20.449 orang sembuh dari Covid-19.

(45)

26 Juni 2020

Jumlah kasus positif Covid-19 di Jawa Timur melampaui Jakarta. Jatim punya 10.901 kasus positif dan menjadi provinsi teratas dalam data Covid-19 saat itu, disusul DKI dengan 10.796 kasus.

3 Juli 2020

Kementan memperkenalkan kalung Eucalyptus. Kalung ini diklaim bisa membunuh 42% virus Corona dalam 15 menit, serta membunuh 80% virus Corona dalam waktu 30 menit. Kalung ini sempat ramai diperbincangkan masyarakat.

13 Juli 2020

Presiden Jokowi menargetkan tes Corona sebanyak 30 ribu spesimen per hari. Menkes Terawan Agus Putranto mengubah definisi kematian Covid-19 menjadi sesuai dengan definisi WHO. Definisi kematian Covid-19 tertuang dalam Keputusan Menkes yang diteken 13 Juli. Kematian COVID-19 meliputi kematian kasus konfirmasi dan juga kasus probable Covid-19 dan lewat Kepmenkes yang diteken pada 13 Juli, istilah ODP, PDP, dan OTG dihapus. Istilah baru muncul sebagai gantinya, yakni kasus suspek (mengganti PDP), kasus probable, kasus konfirmasi, kontak erat, pelaku perjalanan, discarded, dan selesai isolasi.

(46)

21 Juli 2020

Gugus Tugas (Gugas) Percepatan Penanganan Covid-19 ganti nama menjadi Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19. Satgas 19 berada di bawah Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Keputusan ini termuat dalam Perpres Nomor 82 Tahun 2020. Jubir Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto digantikan oleh Wiku Adisasmito selaku Jubir Satgas Covid-19.

22 Juli 2020

Indonesia mencatatkan rekor kematian Covid-19 per hari, yakni 139 orang meninggal dunia dalam sehari.

27 Juli 2020

Angka Covid-19 mencapai 100.303 kasus terkonfirmasi positif. Ada 4.838 orang meninggal dunia dan 58.173 orang sembuh dari Covid-19.

9 Agustus 2020

DKI kembali mengungguli Jatim dalam hal angka kasus positif Covid-19. DKI memuat 25.727 kasus Covid-19, sedangkan Jatim memuat 25.330 kasus Covid-19.

(47)

11 Agustus 2020

Vaksin Corona asal China, Sinovac, diuji perdana terhadap para relawan di Bandung. Bila uji coba terhadap 1.620 relawan lancar dalam enam bulan, maka Bio Farma akan memproduksi vaksin ini pada 2021.

22 Agustus 2020

Tercatat angka positif Covid-19 sudah mencapai 151.498 kasus. Ada 6.592 orang meninggal dan 2.207 orang sembuh dari Covid-19.

24 Agustus 2020

Indonesia mencapai angka kesembuhan per hari tertinggi. Ada 3.560 orang sembuh dari Covid-19 pada 24 Agustus.

28 Agustus 2020

Angka Covid-19 terus naik. Kondisi mengkhawatirkan terungkap. RS di DKI beranjak penuh. Satgas Covid-19 mengatakan kapasitas tempat tidur ruang isolasi yang terpakai sudah mencapai 69%, ruang ICU 77% terisi.

31 Agustus 2020

Pada momen jelang 6 bulan kasus COVID-19 di Indonesia, 100 dokter gugur. Genapnya 100 dokter meninggal dunia dikonfirmasi oleh pihak Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

(48)

1 September 2020

Jelang momen setengah tahun COVID-19, Jokowi mengatakan berdasarkan data hingga Agustus, kesembuhan Covid-19 di RI adalah 70,21%, kasus aktif 23,7%, tingkat kematian 4,2%. Indonesia masih perlu hati-hati.

2 September 2020

Total sudah ada 177.571 kasus positif Covid-19, 7.505 orang meninggal dunia, dan 128.057 orang sembuh.

9 September 2020

Uji coba vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford dihentikan sementara setelah seorang peserta di Inggris mengalami reaksi yang merugikan.

22 September 2020

Kematian AS akibat Covid-19 teratas 200.000.

28 September 2020

Kematian global Covid-19 melampaui 1 juta.

3 Oktober 2020

Terjadi penambahan kasus sebanyak 4.007 kasus baru Covid-19. Total jumlah kasus di Indonesia menjadi 299.506 kasus. Sementara penambahan kasus sembuh sebanyak 3.712 pasien.

(49)

15 Oktober 2020

Sebuah studi oleh University College London mengungkapkan bahwa hingga 17% populasi Inggris menolak untuk divaksin.

19 Oktober 2020

Terjadi penambahan kasus sebanyak 3.373 kasus baru Covid-19. Total jumlah kasus di Indonesia menjadi 365.240 kasus. Sementara penambahan kasus sembuh sebanyak 3.919 pasien sehingga total kasus sembuh menjadi 289.243 pasien.

31 Oktober 2020

Inggris mencapai 1 juta kasus Covid-19.

12 November 2020

Terjadi penambahan kasus sebanyak 4.173 kasus baru Covid-19. Total jumlah kasus di Indonesia menjadi 452.291 kasus. Sementara penambahan kasus sembuh sebanyak 3.102 pasien sehingga total kasus sembuh menjadi 382.084 pasien.

19 November 2020

Vaksin Covid-19 Universitas Oxford dilaporkan menunjukkan respon kekebalan yang kuat pada mereka yang berusia 60-70an tahun.

(50)

23 November 2020

Percobaan besar-besaran vaksin yang dikembangkan Universitas Oxford menunjukkan bahwa vaksin tersebut efektif 70%, tapi para peneliti percaya bahwa angka tersebut dapat meningkat hingga 90% dengan penyesuaian dosis.

26 November 2020

Terjadi penambahan kasus sebanyak 4.917 kasus baru Covid-19. Total jumlah kasus di Indonesia menjadi 516.753 kasus. Sementara penambahan kasus sembuh sebanyak 3.842 pasien.

27 November 2020

Terjadi penambahan kasus sebanyak 5.828 kasus baru Covid-19. Total jumlah kasus di Indonesia menjadi 522.581 kasus. Sementara penambahan kasus sembuh sebanyak 3.807 pasien. Total kasus sembuh menjadi 437.456 pasien.

1 Desember 2020

Terjadi penambahan kasus sebanyak 5.092 kasus baru Covid-19. Total jumlah kasus di Indonesia menjadi 543.975 kasus. Sementara penambahan kasus sembuh sebanyak 4.361 pasien.

6 Desember 2020

Vaksin Covid-19 Sinovac tahap pertama tiba di Indonesia sebanyak 1,2 juta dosis.

(51)

7 Desember 2020

Pemerintah memberikan konfirmasi kepada GAVI sebagai penyedia vaksin untuk berpartisipasi. Membuka akses untuk 20% dari populasi masyarakat Indonesia agar bisa mendapatkan vaksin dengan harga yang baik melalui kerja sama multilateral dengan WHO.

9 Desember 2020

Penambahan kasus sebanyak 6.058 kasus baru, sehingga total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 592.900 kasus. Penambahan kasus sembuh sebanyak 3.948 pasien.

16 Desember 2020

Presiden Jokowi mengumumkan bahwa 100% penduduk Indonesia akan mendapatkan vaksin.

28 Desember 2020

Terjadi penambahan kasus sebanyak 5.854 kasus baru Covid-19. Total jumlah kasus di Indonesia menjadi 7Covid-19.219 kasus. Sementara penambahan kasus sembuh sebanyak 6.302 pasien sehingga total kasus sembuh sebanyak 289.978 pasien.

31 Desember 2020

Vaksin Covid-19 Sinovac tahap kedua tiba di Indonesia sebanyak 1.8 juta dosis.

(52)

Dalam kurun waktu hampir satu tahun ini, saya banyak berinteraksi dengan berbagai kalangan melalui wawancara media dan juga melalui media sosial saya. Ini adalah sebagian dari pertanyaan-pertanyaan yang sering sekali ditanyakan oleh teman-teman selama satu tahun ini.

Pertanyaan : Apakah Covid-19 hanyalah flu biasa ?

Jawaban :

Ini merupakan pertanyaan wajib para konspirator dan jawaban saya hampir tidak bergeser sejak awal bahwa Covid-19 tidaklah semengerikan yang awalnya kita bayangkan tapi jelas ini tidak bisa kita samakan dengan flu biasa. Setidaknya dalam kurun waktu 1-2 tahun ini. Virus corona terekam jejaknya sudah bersama nenek moyang kita sejak beberapa ribu tahun yang lalu. Ada sekitar 200 strain dari keluarga virus corona ini dan dari 200-an itu ada 8 strain yang menyerang manusia. 5 diantaranya menyebabkan gejala flu biasa dan 3 sisanya menyebabkan gejala yang cukup serius termasuk SARS-Cov-2

BAB 3

(53)

Pertanyaan : Apakah kita akan berdampingan dengan virus corona ?

Jawaban :

Iya, bahkan leluhur dari virus ini mungkin sudah ada sejak lama dan masih akan ada pada tahun-tahun berikutnya. Interaksi antara virus, lingkungan dan manusia itu sendirilah yang mempengaruhi apakah mikroorganisme menyebabkan penyakit, wabah atau tidak.

Pertanyaan : Apakah akan ada wabah berikutnya setelah Covid nanti bisa kita kendalikan ?

Jawaban :

Wabah SARS telah kita hadapi pada tahun 2002. Kemudian tahun 2012 ada MERS. Tahun 2019-2020 -yang semoga kita bisa tuntaskan di 2021- ada Covid-19. Melihat pola tersebut, maka sangat mungkin akan ada wabah berikutnya. Manusia lah yang merupakan faktor paling menentukan dalam upaya mencegah dan menyelesaikan wabah yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.

(54)

Pertanyaan : Apakah virus ini senjata biologis ?

Jawaban :

Sulit menyimpulkan apakah covid ini senjata biologis.. Apakah alamiah atau rekayasa lab. Di awal-awal kita tahu ada saling tuding antara Amerika dan Cina yang sampai hari ini tidak tersimpulkan. Disisi lain “saat mereka saling tuding” penyebaran virus terus terjadi, pasien terus bertambah dan korban terus berjatuhan.

Oleh karenanya memang diperlukan antisipasi dari negara, tapi di sisi lain unit-unit kesehatan kita harus siap membantu dan menyelamatkan warga. Membahas apa yang di balik layar mungkin menarik, tapi tolong dulu pasiennya.

Pertanyaan : Droplet atau aerosol ?

Jawaban :

Dua opsi tersebut dibahas sampai berbulan-bulan, padahal sejak awal kita sampaikan bahwa droplet yang tersebar saat seseorang batuk, bersin, bahkan berbicara terdiri atas makro maupun mikro droplet. Dari droplet yang terlihat dengan mata hingga droplet yang begitu kecil ukurannya dan punya waktu beberapa jam melayang diudara. Jika memahami teori dan fakta ini, maka seharusnya tidak ada lagi perdebatan droplet atau aerosol.

(55)

Peranyaan : Kenapa semua diwajibkan memakai masker ?

Jawaban :

Normalnya masker hanya digunakan oleh orang yang sakit dengan gejala batuk dan bersin, tapi -sejak awal kita bisa memprediksi- bahwa virus ini menyebar baik melalui makro dan mikro droplet yang bisa terhambur ke udara saat seseorang batuk, bersin atau berbicara. Kita juga tahu bahwa sekitar 95% dari pasien yang terinfeksi covid hanya memberikan gejala yang ringan atau bahkan tanpa gejala (asimtomatik). Berdasarkan konsep ini, maka sejak awal kita sudah mengajak semua orang untuk membiasakan menggunakan masker sebagai satu perisai kita terhadap Covid-19.

Pertanyaan : Apakah virus ini hanya akan berdampak berat kepada mereka yang mempunyai penyakit komorbid ?

Jawaban :

Iya, dari ribuan pasien yang kami rawat selama hampir satu tahun ini memang mereka yang mempunyai penyakit komorbid-lah yang merasakan dampak paling berat saat terinfeksi Covid-19. Persoalannya adalah penduduk yang mempunyai komorbid ada jutaan orang dan ada jutaan orang lain yang tidak tahu apakah dia punya komorbid atau tidak.

(56)

Catatan : Kita bertanggung jawab untuk berupaya menjaga dan melindungi sesama warga negara.

Pertanyaan : Jika covid tidak hanya menyebar melalui makrodroplet lantas kenapa jaga jarak yang diwajibkan hanya 2 meter ?

Jawaban :

Betul bahwa droplet yang berukuran besar sebagian besar akan jatuh dan tidak menyebar lebih dari 2 meter. Betul bahwa ada virus yang bisa menyebar melalui mikro droplet dan karena inilah kita mengkampanyekan agar warga kita menerapkan jaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, mengendalikan penyakit komorbid, memperbaiki kualitas udara di dalam dan dil uar ruang, dan hal-hal lain yang diperlukan dalam upaya menghalangi penyebaran virus dan meningkatkan kualitas kesehatan kita semua secara bersama-sama.

Pertanyaan : Apakah virus ini akan mati jika terkena sinar matahari ?

Jawaban :

Hal ini juga ramai diperdebatkan diawal-awal pandemi, sampai sebagian orang mengira bahwa alasan kita meminta agar semua orang rajin berjemur adalah untuk mematikan virus ini.

(57)

Padahal ini adalah dua topik yang sama benarnya tapi tidak menjadi betul jika digabungkan secara sembarangan. Kenyataannya adalah sinar matahari memang merusak dan mematikan banyak virus dan bakteri yang berbahaya termasuk virus corona, tapi perlu pajanan sinar dalam waktu tertentu untuk memusnahkan berbagai kuman berbahaya tersebut. Alasan sebenarnya anjuran rajin berjemur adalah untuk meningkatkan level vitamin D dalam darah warga. Secara GRATIS.

Pertanyaan : Kenapa sejak Januari 2020 dokter mulai dan terus mendorong upaya untuk meningkatkan level vitamin D dalam darah, termasuk berjemur, konsumsi ikan dan lain-lain ?

Jawaban :

Ketika WHO menyatakan bahwa kita berhadapan dengan pandemi Covid-19, saat itu kita belum tahu secara detail sifat virus ini, kita belum mempunyai obat yang definitif, dan kita juga belum punya vaksin. Yang kita tahu adalah jika dalam darah seseorang level vitamin D-nya optimal maka respon kekebalan tubuhnya terhadap berbagai infeksi akan menjadi jauh lebih baik ketimbang mereka yang level vitamin D-nya dibawah standar.

(58)

Pertanyaan : Apakah wabah ini konspirasi ?

Jawaban :

Pertanyaan ini rumit untuk dijawab, apalagi saat pasien makin banyak.

Perlu ketenangan dan kesabaran untuk menjelaskan hal-hal yang mungkin biasa bagi orang-orang dibidang kesehatan tapi sekarang harus dijelaskan kepada mereka yang ahli di bidang lain. Sementara disisi lain para tenaga kesehatan juga harus berfokus kepada upaya untuk menjaga kualitas kesehatan pasien-pasien mereka.

Pertanyaan : Dok, kenapa obat-obatnya berubah-ubah ?

Jawaban :

Sejak awal sampai hari ini kita belum punya obat yang definitif untuk covid. Kandidatnya banyak, tapi meskipun begitu panduan terapi masih perlu disusun. Dalam kurun waktu satu tahun ini para ahli kesehatan di seluruh dunia melakukan riset dan saling bertukar informasi mengenai opsi yang terbaik dalam upaya menolong pasien sesuai dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing.

Pada suatu waktu kita bisa saja mengandalkan obat tertentu tapi teman sejawat dokter & peneliti di negara lain bisa saja punya informasi yang berbeda. Hal ini terjadi hampir setiap hari. Para ahli kesehatan terus berdikusi dan saling memberikan masukan mencoba menyusun panduan terapi terbaik sembari yang lain terus meneliti.

(59)

Pertanyaan : Apakah Covid-19 itu benar ada ?

Jawaban :

Iya, Covid-19 benar ada. Sekuens genomnya sudah berhasil dipetakan di awal Januari 2020. Ukuran virus ini sekitar 0,1 mikron. Virus lain ada yang berukuran lebih besar dan lebih kecil dari virus corona. Mereka semua tidak terlihat oleh mata biasa tapi kita tidak bisa menyebut mereka tidak ada.

Pertanyaan : Kapan pandemi ini akan berakhir ?

Jawaban :

Pertanyaan ini sudah ditanyakan sejak satu minggu setelah kasus pertama terkonfirmasi ada di Indonesia. Ketika ditanyakan, salah satu respon dari saya adalah mengacungkan dua jari, Saat itu saya tidak berani menyampaikan bahwa kita akan berkutat menghadapi virus ini kira-kira dua tahun lamanya.

Bukan apa-apa, masuk minggu kedua saja sepertinya orang-orang saat itu sudah mulai lelah. Saya tidak berani membayangkan apa respon masyarakat saat kita sampaikan kepada mereka bahwa hal ini akan menjadi sebuah perjuangan yang waktunya cukup panjang. Perlu kebijakan dan kebijaksanaan dalam menyampaikan hal yang sensitif seperti ini diruang publik.

(60)

Pertanyaan : Kenapa harus makan ikan ?

Jawaban :

Indonesia merupakan negara maritim. Ikan ada dimana-mana. Ikan adalah sumber protein, vitamin, mineral, dan lemak yang baik.

Jadi, kenapa tidak (makan ikan)?

Pertanyaan : Apa saja gejala Covid-19 ?

Jawaban :

Di awal kita sempat berpikir bahwa gejala covid ini sebatas batuk, demam, sesak nafas, bersin, atau sakit kepala. Tapi makin kesini, seiring berjalannya waktu dan makin bertambahnya data, kita semua belajar bahwa covid bisa bermanifestasi dengan berbagai gejala dan tanda itu sebabnya dia dikenali sebagai penyakit 1000 wajah.

Gejalanya tidak lagi khas seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tapi bisa memberikan berbagai bentuk yang menyerupai penyakit-penyakit lain termasuk diare, gangguan tidur, hingga gejala yang lebih berat seperti gangguan gula darah, gangguan saraf, hingga gangguan koagulasi darah.

(61)

Pertanyaan : Siapakah yang diuntungkan ? Dokter, rumah sakit, farmasi, atau siapa ?

Jawaban :

ini bukan pertanyaan yang mudah untuk dijawab. Yang jelas sebagai seorang dokter, dan juga yang membersamai tenaga kesehatan lainnya dalam menangani pasien. Beban kerja tenaga Kesehatan meningkat sampai berkali-kali lipat, sebagian rumah sakit mengalami pengurangan jumlah kunjungan pasien karena banyak orang takut untuk pergi kerumah sakit.

Hal-hal lain lebih sensitif lagi dan sulit buat dijawab.

Pertanyaan : apakah seseorang penyintas (pernah terinfeksi) Covid bisa terkena Covid lagi (reinfeksi) ?

Jawaban :

Kasus reinfeksi tidak sedikit. Ada 3 faktor yang perlu kita evaluasi yaitu manusia, virus dan lingkungannya. Kita juga tahu bahwa antibodi Covid ini tidak bertahan lama dalam jangka waktu yang Panjang, itu sebabnya kami terus mengingatkan agar warga menjaga diri dan berupaya agar tidak tertular virus, mengingatkan agar warga menerapka pola hidup sehat, mengingatkan agar imunitas dalam kondisi prima dan memanfaatkan daya dukung lingkungan demi pemulihan kesehatan mereka.

(62)

Pertanyaan : Apakah setelah seseorang divaksin masih bisa tertular ?

Jawaban :

Vaksin adalah upaya pencegahan yang spesifik, tapi vaksin tidak bisa berdri sendiri. Perlu ditunjang dengan nutrisi yang cukup, istirahat yang cukup, interaksi sosial yang baik dan daya dukung lingkungan yang baik. Dan tetaplah disiplin dengan protokol kesehatan (that magic sustainable words).

Pertanyaan : Apakah dokter setuju dengan jamu / empon-empon / herbal ?

Jawaban :

Saya tidak melarang konsumsi jamu jika mereka merasakan kondisi mereka membaik dengan itu. Memang kita harus memperhatikan apakah tidak bertentangan dengan penyakit/obat yang lain. Obat tradisional berbasis tanaman sudah lama dikonsumsi masyarakat, layak diteliti dan dikembangkan lebih lanjut mengingat posisi Indonesia sebagai negara yang kaya biodiversitasnya. Akses publik jangan dihambat, tapi jangan juga dibiarkan berkreasi sendiri.

Pertanyaan : Bagaimana pendapat dokter mengenai pemakaian minyak kayu putih ?

Jawaban : Hal ini juga sering ditanyakan bersama empon-empon. Kita tidak bisa menyatakan tanaman/bahan tradisional ini sebagai “obat covid”, tapi tidak sedikit pasien

(63)

yang menyampakan bahwa mereka merasa lebih nyaman saat menggunakan bahan tersebut. IMHO, bahan-bahan itu layak diteliti dan dikembangkan lebih lanjut.

Pertanyaan : Apakah yang harus dilakukan untuk terhindar dari Covid-19 ?

Jawaban :

Pertama, berupaya agar virus itu tidak masuk dalam badan, dan kedua, apabila virus masuk, sistem kekebalan tubuh harus bagus untuk menghalau virus. Dari dua prinsip utama inilah muncul kampanye pentingnya memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan/hygiene, memperbaiki sirkulasi dan kualitas udara, dan menjaga imunitas kita dalam keadaan yang prima.

Pertanyaan : Apa tanggapan dokter mengenai isu sebagian pasien ada yang "di-Covid-kan” ?

Jawaban :

Hal ini juga rumit dan sensitif untuk saya jawab, Bukan karena pertanyaannya yang rumit, tapi dari awal pandemi sampai buku ini ditulis pasien-pasien yang kami rawat di rumah sakit sudah datang dengan hasil pemeriksaan yang mengindikasikan (pemeriksaan rapid antibodi/antigen)

(64)

dan atau jelas menyatakan bahwa pasien tersebut positif Covid-19 berdasar uji swab yang disusul uji PCR. Jawaban perlu dikombinasikan dengan jawaban terhadap pertanyaan lain dalam buku ini juga yang menjawab mengapa Covid-19 dikenal sebagai penyakit 1000 wajah.

Pertanyaan : Bagaimana tatalaksana isolasi mandiri dirumah ?

Jawaban :

Pada prinsipnya isolasi mandiri tidak hanya diterapkan terhadap covid-19 tapi juga terhadap berbagai penyakit menular lainnya.

Agar seseorang bisa melaksanakan isolasi mandiri dirumah, perlu 5 hal berikut, yaitu : (1) pantauan tenaga kesehatan, (2) sirkulasi udara tempat tinggalnya layak dan optimal, (3) mendapatkan asupan nutrisi yang diperlukan, (4) mendapatkan dukuungan psikososial dari keluarga, teman-teman dan masyarakat, dan (5) bisa menerapkan pola hidup sehat dengan lebih baik lagi dibandingkan sebelum dia sakit.

Pertanyaan : Kenapa dokter sering mengingatkan untuk membuka jendela ?

Jawaban :

Dasar idenya sederhana. Membuka jendela akan menurunkan kepadatan konsentrasi virus di dalam sebuah ruangan.

(65)

Pertanyaan : Vitamin apakah yang bagus dikonsumsi ?

Jawaban :

Sebenarnya semua vitamin penting dan diperlukan. Kita di Indonesia sangat kaya akan sumber vitamin tersebut, tapi jika ditanyakan vitamin apakah yang prioritas? Buat saya vitamin D jawabannya. Itu sebabnya : Berjemurlah.

Pertanyaan : Apakah sekolah tatap muka bisa kita mulai kembali ditahun 2021 ?

Jawaban :

Prinsipnya adalah semua harus saling jaga, tidak tertular dan juga tidak menularkan, termasuk anak sekolah. Disini diperlukan kejelian dan kesigapan dari pihak orang tua, sekolah, dan juga anak-anak sekolah itu sendiri untuk membudayakan pola hidup sehat dan menurunkan resiko penularan virus seminimal mungkin. Jika hal tersebut sudah bisa kita terapkan maka pembelajaran tatap muka layak untuk kita mulai kembali.

(66)

Pertanyaan : Kapan ibadah sholat bisa kembali merapatkan shaf, karena ditempat kami masih dalam keadaan jaga jarak dalam sholat ?

Jawaban :

Keputusan untuk merenggangkan shat dalam shalat merupakan hasil pertimbangan para ulama setelah menerima rekomendasi dari pakar kesehatan yang bertujuan untuk melindungi umat Islam itu sendiri.

Demikian pula pada praktik ibadah umat beragama lainnya yang sebagian diantaranya terbiasa dilakukan berkumpul/berjamaah.

Tentu hal ini bisa berubah jika data-data dilapangan yang menyatakan bahwa resiko penularan telah jauh berkurang dan wabah ini bisa lebih kita kendalikan.

Pertanyaan : Apakah virus dalam bahan makanan akan mati jika dimasak ?

Jawaban :

Virus secara umum, termasuk virus corona sangat sensitif terhadap pemanasan. Satu cara melumpuhkan virus yaitu melalui pemanasan pada suhu sekitar 56 derajat Celsius selama 30 menit. Suhu saat kita memasak di atas suhu itu kan?

(67)

Sejak awal, buku ini telah menceritakan pentingnya 3M dan 3T, tapi kita tak bisa hanya mengandalkan upaya preventif karena upaya pencegahan harus dibarengi dengan upaya promotif. Jadi, disatu sisi kita mencoba mencegah virus itu masuk dan disisi lain kita harus membuat manusianya lebih kuat untuk menghadapi virus tersebut. Upaya ini menjadi lebih penting lagi sebelum dan sesudah program vaksinasi menyeluruh oleh Pemerintah.

Demikian pula perbaikan sistem imun ini sangat diperlukan terutama pada pasien-pasien yang sedang melakukan perawatan di rumah sakit dan pasien yang sedang melakukan isolasi mandiri.

Sistem imun dibahas dimana-mana, bagaimana sistem tersebut bekerja, apa yang mengganggunya dan apa yang memperbaikinya. Disinilah alasan pola hidup sehat menjadi lebih penting lagi untuk diterapkan bagi setiap individu dan setiap keluarga.

BAB 3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dalam ayat ini dijelaskan beberapa fungsi dari diciptakannya matahari dan bulan oleh Allah. Matahari diciptakan sebagai alat yang dapat memberikan pencahayaan pada alam pada

Dengan menyadari akan pentingnya peranan pertanyaan dalam pembelajaran, guru diharapkan dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang baik dan efektif untuk

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu penelitian yang memberikan gambaran atau uraian mengenai deskripsi bentuk kepala kondilus pada

(2010:52) menyatakan “untuk mengukur cepat tidaknya penemuan arsip yang diperlukan ditentukan jangka waktu 3 sampai 6 menit untuk arsip dinamis dan 6-10 menit untuk

Kajian ini membahas tentang gerakan deradikalisasi paham keagamaan yang dilaksanakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Maluku. Penelitian ini

Pengambilan sampel tanah dilakukan pada kedalaman tanah sampai 0-20 cm, dimana pada setiap lokasi penelitian di ambil sebanyak 1 sampel tanah yang berasal dari

Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitian ini menghasilkan beberapa implikasi bagi manajer antara lain guna untuk meningkatkan kompensasi, kepuasan kerja, dan

Peranan seorang Hakim sebagi pihak yang memberikan pemidanaan tidak mengabaikan hukum atau norma serta peraturan yang hidup dalam masyarakat sebagaimana yang