• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. spektakuler dalam sisi-sisi pergaulan hidup manusia saat ini. Media televisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. spektakuler dalam sisi-sisi pergaulan hidup manusia saat ini. Media televisi"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

Televisi sebagai media pada kenyataannya memberikan nilai yang spektakuler dalam sisi-sisi pergaulan hidup manusia saat ini. Media televisi mampu menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat massa. Kemampuan televisi dalam menarik perhatian massa menunjukkan bahwa media tersebut telah menguasai jarak secara geografis dan sosiologis.

Media televisi menjadi panutan baru (new religius) bagi kehidupan manusia. Pada akhirnya, media televisi menjadi alat atau sarana untuk mencapai tujuan hidup manusia, baik untuk kepentingan politik maupun perdagangan, bahkan melakukan perubahan ideologi serta tatanan nilai budaya manusia yang sudah ada sejak lama (Kuswandi, 1996 : 22-23).

Pengaruh media televisi saat ini cukup kuat bila dibandingkan dengan media massa yang lain seperti radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain. Terlepas dari pengaruh yang ditimbulkan baik yang positif maupun yang negatif, pada dasarnya media televisi telah menjadi cerminan budaya, tontonan bagi pemirsa dijaman berkembang pesatnya informasi dan komunikasi sehingga sampai saat ini televisi menjadi media massa yang paling banyak dikonsumsi. Oleh karena itu pada umumnya setiap rumah tangga pasti telah memiliki televisi untuk dapat memberikan hiburan berupa tontonan murah dan gratis (Darwanto, 2007:122).

Televisi menghadirkan berbagai bentuk program acara yang dikemas sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian penonton. Seperti info berita

(2)

terkini, talk show (perbincangan yang dikemas dengan menarik yang mengangkat tema tertentu) , reality show (acara televisi yang berdasarkan kisah nyata seseorang ), berita hiburan berupa gosip (infotaintment), sinetron, komedi dan berbagai program lainnya yang kesemuanya dapat menarik perhatian pemirsa sesuai dengan perkembangan pemikiran manusia.

Di Indonesia ada 10 stasiun televisi swasta seperti Indosiar, RCTI, SCTV, TPI, Trans TV, MetroTV, Trans7, GlobalTV, Anteve dan TVOne. Terdapat juga stasiun televisi swasta yang dikhususkan hanya untuk daerah tertentu seperti Deli TV dan DAAI TV. Semua stasiun televisi swasta tersebut berlomba untuk menciptakan acara-acara yang berguna untuk menyampaikan informasi dan hiburan yang lebih menarik, lebih cepat, dan lebih aktual serta berusaha memberikan kepuasan bagi seluruh penonton dengan menayangkan acara yang menjadi unggulan mereka masing-masing.

Seluruh stasiun televisi swasta ini menunjukkan bagaimana tingkat kemajuan khalayak dalam memilih masing-masing stasiun televisi yang sesuai dengan kebutuhan khalayak. Selain itu seluruh stasiun televisi swasta ini saling bersaing dalam menghadirkan program-program acara yang benar-benar dekat dengan realita hidup masyarakat. Kesemuanya ini dilakukan stasiun televisi untuk menarik minat masyarakat untuk memilih stasiun televisi mereka sebagai pilihan untuk ditonton.

TVOne sebagai salah satu televisi swasta memiliki program acara yang berbeda dengan stasiun televisi lainnya. TVOne (sebelumnya bernama Lativi), stasiun televisi ini didirikan pada tahun 2002 oleh pengusaha Abdul Latief. Pada saat itu, konsep penyusunan acaranya adalah banyak menonjolkan masalah yang

(3)

berbau klenik, erotisme, berita kriminalitas dan beberapa hiburan ringan lainnya. Sejak tahun 2006, sebagian sahamnya juga dimiliki oleh Grup Bakrie. Kemudian pada 14 Februari 2008, Lativi resmi berganti nama menjadi TVOne dan Abdul Latief tidak lagi memiliki saham di TVOne.

TVOne mengklasifikasikan program-programnya dalam kategori News One, Sport One, Info One, Talkshow One dan Reality One. Televisi ini memiliki komposisi 70 persen berita dan 30 persen gabungan dari program olahraga dan hiburan. Sajian yang ditampilkan TVOne berbeda dengan stasiun televisi berita murni. Karena masih tersisa 30 persen porsi gabungan berbagai program olahraga dan hiburan. Melalui program News dan Sports yang dimilikinya, TVOne membuktikan keseriusannya dalam menerapkan strategi tersebut dengan menampilkan format-format yang inovatif dalam hal pemberitaan dan penyajian program yang sesuai dengan format dan positioningnya.

TVOne menghadirkan sebuah program tayangan Bang One Show. Merupakan sebuah gebrakan yang dilakukan TVOne dalam industri media. Bang One Show merupakan editorial policy dalam Redaksi News TVOne yang menggunakan animasi kartun. Bang One Show yang bertujuan untuk menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat tentang masalah-masalah sosial serta isu nasional yang berkembang saat ini kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Acara ini dipandu oleh sebuah kartun animasi yang sudah menjadi ikon

TVOne yaitu Bang One. Acara Bang One Show ini menggunakan pengisi suara, yang dimana pengisi suaranya adalah Karni Ilyas. Dalam acara tersebut, Bang One tidak ditampilkan biasa dan menggunakan balon kata-kata, tetapi dia hadir untuk berkomentar dan menanyai narasumber. Dalam program ini, Bang One

(4)

adalah sosok yang lengkap. Dia menjadi seorang video jurnalis yang turun langsung ke lapangan memotret fenomena aktual. Dia juga menjadi seorang presenter berita handal tanpa melupakan komentarnya yang tajam. Bang One tak canggung mewawancara narasumbernya langsung (www.bangone.co.id).

Karakter Bang One dibuat seolah-olah hidup. Durasinya tidak hanya satu dua menit saja, tetapi 30 menit. Selain berada di studio melakukan wawancara, Bang One juga hadir di lapangan untuk membahas tema yang diangkat. Tetapi, untuk mewujudkan hal tersebut bukan menjadi perkara yang mudah. Bang One adalah tokoh rekaan dan hanya berupa gambar bergerak dua dimensi. (www.tvone.co.id)

Bulan April yang lalu adalah masa Pemilu untuk anggota legislatif. Bang One Show membahas iklan Pemilu. Dalam episode kali ini Bang One langsung turun ke jalan dan menyoroti iklan-iklan para calon legislatif dan memberikan kritikan terhadap beberapa iklan yang diletakkan secara sembarangan di dekat pembuangan sampah. Untuk mengetahui pendapat masyarakat, Bang One langsung mewawancarai orang yang merupakan warga sekitar dan bertanya mengenai iklan tersebut. Apakah warga setuju dengan peletakan iklan dan apakah warga kenal dengan orang-orang yang ada dalam iklan tersebut? Bang One juga mengkritik jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk iklan tersebut. Selain mewawancarai warga, Bang One juga melakukan wawancara langsung terhadap calon legislatif yang memasang iklan. Bang One bertanya apakah iklan tersebut efektif untuk memperoleh pemilihan suara atau tidak? Setelah wawancara selesai Bang One akan menarik satu kesimpulan dan memberikan kritik.

(5)

Saat ini isu yang berkembang dan sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat adalah tentang Pemilu Presiden Indonesia tahun 2009. Bang One Show kali ini membahas tentang koalisi partai untuk membuat calon presiden dan calon wakil presiden. Bang One Show kali ini membuat tema “Penampilan itu Penting”. Dalam beberapa espisode sebelumnya Bang One telah mendapat kesempatan untuk mewawancarai Jusuf Kalla secara eksklusif di studio. Bang One juga mewawancarai Dede Yusuf sebagai salah satu narasumber yang ditanyai oleh Bang One mengenai koalisi partai politik.(www.tvone.co.id).

Metode penyajian yang menarik, pembahasan materi yang jelas, serta host

yang atraktif menjadikan tayangan ini tidak membosankan. Bang One Show memberikan banyak informasi kepada masyarakat dan didukung dengan realita yang ditampilkan. Salah satunya mahasiswa yang menyaksikan tayangan ini akan mendapat banyak pengetahuan. Pengetahuan yang dapat dipahami dan diketahui berkenaan dengan sesuatu hal. Pengetahuan yang mampu memberi sesuatu yang berbeda pada diri seseorang.

Berdasarkan wacana tersebut, dapat dikatakan bahwa media massa, dalam hal ini televisi mempunyai pengaruh yang besar untuk meningkatkan pengetahuan pemirsanya. Melalui program acara yang disajikan, stasiun televisi memiliki sasaran dan tujuan yang ingin dicapai.

Dalam hal lokasi penelitian, peneliti mengambil lokasi penelitian di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dengan alasan Bang One Show ini menyajikan masalah-masalah sosial yang sedang hangat saat ini serta memberikan kritikan yang bersifat membangun. Masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat terjadi akibat ketidaktahuan tentang hukum dan berakibat pada

(6)

pelanggaran hukum. Bila pengetahuan hukum cukup, maka dapat menekan masalah pelanggaran hukum. Mahasiswa Fakultas Hukum USU tentu memiliki pengetahuan tentang hukum lebih mendalam dan menurut peneliti tayangan Bang One Show memiliki materi yang dapat mendukung dan menambah pengetahuan mahasiswa Fakultas Hukum USU.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian serta mengevaluasi pengaruh tayangan Bang One Show di TVOne dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian penjelasan latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan permasalahannya sebagai berikut :

“Sejauhmanakah pengaruh tayangan Bang One Show di TVOne dalam Meningkatkan Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara?”

I. 3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari lingkup yang terlalu luas, sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti.

Adapun pembatasan masalahnya sebagai berikut :

1. Penelitian ini bersifat korelasional yang mencari hubungan atau menguji hipotesis

(7)

2. Penelitian ini terbatas pada tayangan Bang One Show yang ditayangkan setiap hari selasa, Pukul 19.00 Wib di TVOne.

3. Objek penelitian adalah Mahasiswa Fakultas Hukum USU angkatan 2007 dan 2008 yang pernah menonton tayangan Bang One Show di TVOne. 4. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2009.

I. 4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I. 4. 1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tanggapan mahasiswa Fakultas Hukum USU terhadap tayangan Bang One Show di TVOne.

2. Untuk mengetahui hubungan antara tayangan Bang One Show di TVOne dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa Fakultas Hukum USU.

I. 4. 2. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, penelitian berguna untuk memperkaya khasanah penelitian dan dapat memperluas cakrawala pengetahuan peneliti serta mahasiswa Fakultas Hukum USU mengenai tingkat pengetahuan terhadap tayangan Bang One Show.

2. Secara akademis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang positif kepada FISIP khususnya Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya bahan penelitian dari sumber bacaan.

(8)

3. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan yang berkenaan dengan masalah penelitian.

I. 5. Kerangka Teori

Fungsi teori dalam penelitian/riset adalah membantu peneliti menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori merupakan himpunan konstruk (konsep), defenisi dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Kriyantono, 2008:43)

Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah Komunikasi dan Komunikasi Massa, Media Massa Televisi, Teori Uses and Gratification, dan Pengetahuan.

5. 1. Komunikasi dan Komunikasi Massa 5. 1. 1 Komunikasi

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu dengan yang lain baik secara individu maupun kelompok dalam kehidupan sehari-hari. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia berupa pikiran atau perasaan seseorang atau sekelompok orang kepada orang atau kelompok lain dengan menggunakan bahasa atau lambang-lambang yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak (Effendy, 2003:28).

(9)

Menurut Carl I Hovland, ilmu komunikasi adalah upaya sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat, sikap, sedang komunikasi itu sendiri adalah proses mengubah perilaku orang lain (Communication is the process to modify the behavior of other individuals).Defenisi tersebut menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga pembentukan pendapat dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang sangat penting (Effendy, 2005: 10).

Lasswell menerangkan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect (Siapa mengatakan apa melalui apa kepada siapa dengan efek apa) (Effendy, 2005: 10).

Jawaban bagi pertanyaan paradigmatik Lasswell itu merupakan unsur- unsur proses komunikasi, yaitu komunikator (Communicator), pesan (Message), media (Media), komunikan atau penerima (Receiver) dan efek (Effect ).

Fungsi komunikasi menurut Lasswell adalah sebagai berikut: a. Pengamatan lingkungan

b. Korelasi kelompok-kelompok dalam masyarakat ketika menanggapi lingkungan.

(10)

5. 1. 2 Komunikasi Massa

Pengertian komunikasi massa merujuk kepada pendapat Tan dan Wright, dalam Liliweri, 1991, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (berpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek.

Sedangkan menurut ahli komunikasi lainnya, Joseph A. Devito merumuskan komunikasi massa yakni pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini berarti khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi. Agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar pada umumnya agak sukar untuk didefenisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar–pemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih logis bila didefenisikan menurut bentuknya : televisi, radio, surat kabar, majalah, film dan buku (Ardianto, 2004: 6).

Menyimak berbagai defenisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh para ahli komunikasi nampaknya tidak ada perbedaaan yang mendasar atau prinsip bahkan defenisi-defenisi itu satu sama lain yang saling melengkapi. Hal ini telah memberikan gambaran yang jelas mengenai komunikasi massa. Bahkan secara tidak langsung, dari pengertian komunikasi massa dapat diketahui pula karakteristiknya (Ardianto,2004 :7-12) yaitu :

1. Komunikator terlembagakan 2. Pesan yang bersifat umum

(11)

3. Komunikannya anonim dan heterogen 4. Media massa menimbulkan keserempakan

5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan 6. Komunikasi massa bersifat satu arah

7. Stimulasi alat indra “terbatas” 8. Umpan balik tertunda (Delayed)

Komunikasi massa adalah bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu serta pesan cenderung terbuka.

Untuk memahami proses komunikasi massa perlu dilakukan pemahaman dengan bentuk analisis makro dan analisis mikro, walaupun pada akhirnya

memiliki hasil yang sama dengan alasan khalayak menggunakan media. Dalam Ardianto (2004 : 16-18), Dominick menyatakan bahwa fungsi komunikasi

massa bagi masyarakat meliputi : 1. Survillance (Pengawasan)

Apabila media massa menginformasikan suatu untuk membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.

2. Interpretation (Penafsiran)

Bertujuan untuk mengajak khalayak atau pemirsa untuk memperluas pengetahuan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi interpersonal atau kelompok.

(12)

3. Linkage (Pertalian)

Media massa dapat menyatukan khalayak yang beragam sehingga membentuk suatu pertalian berdasarkan minat dan kepentingan yang sama. 4. Transission of Value (Penyebaran nilai-nilai)

Proses mengadopsi perilaku dan nilai yang disampaikan media massa pada individu yang mewakili gambaran atau suatu realita yang memperlihatkan bagaimana mereka bertindak dan apa yang mereka harapkan sehingga tertarik untuk mengikutinya.

5. Entertaintment (Hiburan)

Yaitu dengan memberikan beragam tayangan atau acara pada pemirsa atau khalayak. Selain itu peran penting komunikasi massa yang tidak kalah penting adalah untuk meyakinkan atau mempersuasif khalaknya, persuasif bisa dalam bentuk :

- Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan dan nilai. - Mengubah sikap atau kepercayaan seseorang.

- Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu.

- Memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu. 5. 2. Televisi

Hadirnya media televisi mau tidak mau harus dapat diterima karena sudah merupakan suatu kebutuhan informasi bagi masyarakat agar kita tidak tertinggal oleh kemajuan peradaban teknologi sekaligus mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di belahan dunia lain. Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia (Ardianto, 2004 :125).

(13)

Fungsi televisi hampir sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni sebagai alat informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Media televisi memiliki karakteristik yang membedakannya dengan media dengan media massa lainnya, yaitu :

1. Audiovisual

2. Berpikir dalam gambar

3. Pengoperasian lebih kompleks

Ada tiga dampak yang ditimbulkan dalam acara televisi terhadap pemirsanya, yaitu:

1. Dampak kognitif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa.

2. Dampak peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi aktual yang ditayangkan di televisi yang mempengaruhi pemirsa untuk menirunya.

3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa sehari-hari.

Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan diinterpretasikan secara berbeda-beda menurut visi pemirsa serta efek yang ditimbulkan juga beraneka macam. Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan pemirsa terhadap isi pesan acara televisi berkaitan erat dengan status sosial ekonomi serta situasi dan kondisi pemirsa saat menonton televisi (Kuswandi, 1996 :99).

(14)

5. 3. Pengetahuan

Pada dasarnya tayangan acara ditujukan untuk mencuri perhatian khalayak, pengetahuan merupakan elemen penting dalam melihat sesuatu acara guna menambah referensi atau pengalaman penikmat tayangan untuk dapat memahami acara yang disajikan sehingga menimbulkan keinginan dalam diri manusia untuk memilih suatu tayangan yang ingin dinikmatinya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001 : 992) kata “ Tahu” berarti mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami atau diajar). Arti pokok pemahaman adalah hal mengetahui sesuatu, segala apa yang diketahui, kepandaian. Dalam hal ini, dikatakan efektif bila penerima pesan dapat memperoleh pengetahuan yang didapat dari pesan yang disampaikan oleh sumber pengetahuan dan berkenaan dengan sesuatu hal (mata pelajaran).

Dalam komunikasi massa, penyebaran informasi juga sering menjadi tujuan utama. Mereka yang berkecimpung dalam media massa harus mampu mengembangkan keahlian komunikasi mereka sehingga mereka dapat mengatur, menyajikan dan menafsirkan informasi dengan cara meningkatkan pemahaman. Namun, karena terbatasnya umpan balik, sulit untuk menilai pemahaman para pemirsanya.

(15)

5.4. Uses and Gratification

Uses and Gratification theory menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan yang utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi intinya adalah khalayak yang aktif dan sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus.

Model teori ini memandang individu sebagai pribadi yang secara sosiologis dan psikologis bertindak aktif dalam memilih media yang sesuai dengan kebutuhannya. Mereka sangat rasional dan selektif. Sehingga khalayak yang diterpa media massa tersadar dan selektif dalam memperoleh terpaan media dan memilih ataupun tidak memilih untuk tidak terlibat dengan pesan media massa sesuai dengan kebutuhan yang telah dimotivasi.

Menurut pendirinya yaitu Jay Blumler, Elihu Katz dan Michael Gurevith,

uses and Gratification meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat yang lain, barang kali termasuk juga dengan apa yang tidak mereka inginkan. Mereka juga merumuskan asumsi-asumsi dasar dari teori (Ardianto,2004 : 71), yaitu :

1. Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan memiliki tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemenuhan kebutuhan media terletak pada anggota khalayak.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung perilaku

(16)

4. Banyak tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak, artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu oleh orientasi khalayak.

Menurut Blumler (dalam Severin ,2008:356) ada 3 orientasi khalayak dalam memenuhi kebutuhannya dalam memilih media diantaranya :

1. Kebutuhan Kognitif

Kebutuhan ini berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperkuat informasi, pengetahuan serta pengertian-pengertian tentang lingkungan yang dihuni. Kebutuhan ini juga timbul akan adanya dorongan-dorongan, seperti : rasa ingin tahu dan pembelajaran pada diri sendiri

2. Diversi

Kebutuhan ini melingkupi pelepasan dari tekanan dari kebutuhan akan hiburan.

3. Kebutuhan Identitas Personal

Dengan demikian, Uses and Gratification telah mengubah fokus penelitian dari kegunaan komunikasi dan perspektif media, kepada kegunaan komunikasi dari perspektif khalayak. Lebih lanjut, model ini merupakan bentuk jawaban dari para ahli.

Dengan menggunakan model ini peneliti berusaha menemukan hubungan antara variabel-variabel yang diukur. Alasan untuk menyaksikan tayangan Bang One Show dapat dioperasionalkan dengan berbagi cara. Pada dasarnya tayangan ditujukan untuk mencuri perhatian khalayak dan pengetahuan yang merupakan elemen penting dalam melihat suatu acara guna menambah referensi atau pengalaman penikmat tayangan untuk dapat memahami acara yang disajikan

(17)

sehingga menimbulkan keinginan dalam diri manusia untuk memilih suatu tayangan yang ingin dinikmatinya.

I. 6. Kerangka Konsep

Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan (Kriyantono,2008:17).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel Bebas (X)

Merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu variabel lainnya (Kriyantono, 2008:21). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tayangan Bang One Show di TVOne.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada ataupun muncul dipengaruhi atau ditentukan dengan adanya variabel bebas bukan karena adanya variabel lain (Nawawi, 1995 : 57). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Tingkat Pengetahuan pada mahasiswa Fakultas Hukum USU setelah menonton Tayangan Bang One Show.

3. Variabel Antara (Z)

Sejumlah gejala yang tak dapat terkontrol akan tetapi dapat di perhitungkan dalam pengaruhnya terhadap variabel bebas (Nawawi, 1995 : 58). Variabel antara dalam penelitian ini adalah Karakteristik Responden.

(18)

I. 7 . Model Teoritis

I. 8. Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang ada di atas, maka dibuat operasional variabel yang berfungsi untuk membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian, yaitu sebagai berikut :

Variabel Teoritis Variabel Operasional 1. Variabel Bebas (X)

Tayangan Bang One Show di TVOne 1. Frekuensi Penayangan 2. Waktu Penayangan 3. Durasi Penayangan 4. Materi Acara 5. Gaya / Penampilan 6. Pemahaman Isi Pesan 2. Variabel Terikat (Y)

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa 1. Kognitif 2. Integratif Personal 3. Diversi / Pelepasan Ketegangan Variabel Bebas (X)

Tayangan Bang One Show

Variabel Terikat (Y) Tingkat Pengetahuan

Mahasiswa

Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden

(19)

Karakteristik Responden

1. Usia

2. Jenis Kelamin 3. Angkatan

I. 9. Defenisi Variabel Operasional

Menurut Singarimbun (1995:46), defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara untuk mengukur suatu varabel.

Dalam penelitian ini, variabel-variabel dapat didefenisikan sebagai berikut : 1. Variabel Bebas : Tayangan Bang One Show di TVOne

• Frekuensi Penayangan adalah seberapa sering acara tersebut ditayangkan. Dalam penelitian ini frekuensi penayangan Bang One Show di TVOne.

• Waktu Penayangan adalah jadwal penayangan acara tersebut. Waktu penayangan Bang One Show setiap hari Selasa pukul 19.00 WIB.

• Durasi Penayangan adalah waktu yang dipergunakan untuk menayangkan acara tersebut. Dalam peneltian ini durasi tayangan Bang One Show yaitu 30 menit.

• Materi Acara adalah topik-topik apa yang diangkat dalam tayangan Bang One Show tersebut. Seperti melakukan wawancara, memberi kritik dan memberi masukan terhadap masalah sosial yang terjadi saat ini.

(20)

• Gaya/ Penampilan adalah bagaimana cara berpakaian / penampilan pembawa acara. Dalam tayangan ini meskipun pembawa acaranya kartun, tetapi pakaian yang dipakai sesuai dengan konsep acara yang akan dibawakan.

• Pemahaman isi pesan adalah apakah komunikan dalam arti pemirsa mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan dalam tayangan Bang One Show tersebut.

2. Variabel terikat (Tingkat Pengetahuan Mahasiswa), terdiri dari : 1. Kognitif

Kebutuhan untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan pemahaman yang disesuaikan dengan pendidikan yang dimiliki oleh responden serta adanya dorongan rasa ingin tahu dengan menontonnya.

2. Integratif Personal

Kebutuhan untuk memperkuat kredibilitas seseorang, rasa percaya diri, stabilitas dan status. Bagaimana suatu tayangan dapat berpengaruh kepada setiap individu.

3. Diversi / Pelepasan Ketegangan

Kebutuhan akan pelarian dan pengalihan dari rutinitas dan masalah serta pelepasan emosi.

3. Variabel Antara : Karakteristik Responden

1. Usia : Usia responden

2. Jenis kelamin : Jenis kelamin responden pria/wanita

3. Angkatan : Tahun dimana mahasiswa terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Hukum USU.

(21)

I. 10. Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan yang masih kurang atau kesimpulan yang masih belum sempurna. Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian (Bungin, 2001 : 75).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak terdapat hubungan antara tayangan Bang One Show di TVOne dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa Fakultas Hukum USU.

Ha : Terdapat hubungan antara tayangan Bang one Show di TVOne dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa Fakultas Hukum USU.

Referensi

Dokumen terkait

PERKARA-PERKARA PENTING YANG PERLU DILENGKAPKAN / DILAMPIRKAN KE DALAM DOKUMEN TENDER DAN MAKLUMAT PETENDER. 1) Kami telah membaca dengan teliti dan memahami semua

Untuk setiap case, cetak 1 baris yang terdiri dari 1 integer yang menunjukkan jumlah perahu minimal untuk mengcover semua rumah dengan aturan yang telah diberikan.. Sample Input 2

a. Sumber hukum RI –PNG adalah Treaty 1973 dan telah diratifikasi dengan UU No. Deklarasi-deklarasi pilar-pilar batas telah ditandatangani di tingkat teknis dan dilaporkan ke

Tidak berhenti sampai disini saja, dalam meningkatkan kualifikasi guru pemerintah juga memberikan bebebrapa pilhan terkait model-model peningkatan kualifikasi guru, diantaranya

Teknik pengumpulan data tentang potensi karagaman satwa liar mamalia dan reptil di kawasan hutan Taman Wisata Alam Kerandangan dilakukan dengan menggunakan metode

Dari data yang diambil dari rayya komudata membuktikan bahwa banyaknya operator-operator baru yang bermunculan di Indonesia dan sampai sekarang jumlah operator

Ketika menulis, seorang penulis harus berani menampilkan kediriannya, ter-masuk pemikiran, perasaan, dan gayanya, serta menawarkannya kepada publik. Kon-sekuensinya,

PESERTA : Calon peserta terdiri dari para Mahasiswa Diploma dan Strata 1 semua jurusan, baik secara perorangan maupun kelompok dari berbagai wilayah di