• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Keadaan Umum Lokasi Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Keadaan Umum Lokasi Penelitian"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

10 MATERI DAN METODE

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di kebun Mitra Tani Farm, Desa Tegal Waru, Ciampea, Bogor. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Kementerian Pertanian, Cimanggu, Bogor. Analisis protein kasar dan serat kasar dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat, Institut Pertanian Bogor. Analisis kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai Mei 2012.

Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Mitra Tani Farmberlokasi di Jl. Baru AMD No. 51 RT/RW 04/05 Desa Tegal Waru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kecamatan Ciampea adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor tepatnya di bagian barat Kabupaten Bogor. Luas Kecamatan Ciampea adalah sekitar 55,63 km2, yang terdiri dari 13 desa dan terbagi menjadi 43 dusun, 120 rukun warga (RW), serta 470 rukun tetangga (RT). Batas-batas wilayah administrasi yang mengelilingi Kecamatan Ciampea adalah sebagai berikut:

1) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ranca Bungur dan Kecamatan Kemang.

2) Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tenjolaya. 3) Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Cibungbulang. 4) Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Dramaga.

Secara topografi, kecamatan Ciampea memiliki kontur yang terdiri dari dataran sampai berombak sekitar 45% dan berombak sampai berbukit sekitar 55%. Ketinggian wilayah sekitar 300 m di atas permukaan laut. Suhu udaranya berkisar antara 20 ºC – 30 ºC, curah hujan yang cukup tinggi sekitar 3614 mm/tahun, serta memiliki kelembaban udara 70%. Jenis tanah di Kecamatan Ciampea adalah latosol (Prihandoko, 2009).

(2)

11 Materi

Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan selama penelitian adalah cangkul, meteran dengan ketelitian 0,5 cm, timbangan manual, timbangan digital, pisau, gunting, label, dan oven 60 ºC untuk pengeringan sampel rumput.

Bahan-bahan yang digunakan adalah stek rumput raja (Pennisetum

purpureum Schumach x Pennisetum typhoides Burm.), stek rumput taiwan

(Pennisetum purpureum Schumach cv taiwan), dolomit, pupuk kandang, dan pupuk

urea.

Prosedur Persiapan Lahan

Persiapan lahan meliputi pembersihan lahan dan penggaruan untuk menggemburkan tanah. Pembersihan dilakukan terhadap semak belukar dan alang-alang. Lahan berukuran 75 m2 dibentuk menjadi petakan-petakan dengan ukuran yang sama yaitu 2 m x 2 m. Jarak antar tanaman dan jarak antar petak tanam adalah 50 cm. Lalu diberikan pupuk kandang sebagai pupuk dasar dengan dosis yang sama untuk semua petak tanam yaitu ± 40 ton/ha. Kemudian diberi perlakuan yaitu pemberian dolomit sebesar 0 kg (0 ton/ha), 5,2 kg (12,5 ton/ha), dan 10,4 kg (25 ton/ha) (Zain, 1998) sesuai petakan yang telah ditentukan.

50 cm 50 cm

50 cm 2 m

2 m

Gambar 3. Petak Tanam Rumput X X X X X X X X X

(3)

12 Penanaman

Tanah dilubangi dengan kedalaman lubang tanam ± 5 cm dan jumlah lubang tanam per petak tanam adalah sembilan lubang. Setiap lubang ditanami bibit rumput sebanyak satu stek, sehingga terdapat sembilan tanaman per petak tanam. Setiap satu petak tanam ditanami jenis rumput yang sama.

Pemupukan

Pemberian pupuk berupa urea sebagai pupuk dasar dilakukan pada dua minggu setelah tanam (MST) dengan dosis 250 kg/ha (N = 100 kg). Urea ditabur di sekeliling tanaman dengan dosis yang sama untuk setiap petak tanamnya.

Penyiangan

Pembersihan dilakukan terhadap gulma yang tumbuh di sekitar rumput. Pembersihan gulma dilakukan setiap minggu dengan cara mencabut gulma atau menggunakan cangkul.

Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada 80 hari setelah tanam. Panen rumput dilakukan dengan memotong batang ± 10 cm dari permukaan tanah. Daun dan batang rumput dipisah, lalu dilakukan penimbangan terhadap berat masing-masing bagian.

Penghitungan Produktivitas Rumput

Berat Segar. Rumput dipotong ± 10 cm dari permukaan tanah. Kemudian daun dengan batang dipisah dengan menggunting daun pada ujung pelepahnya. Lalu ditimbang per bagiannya baik daun maupun batang untuk setiap petak tanamnya. Berat Kering. Masing-masing daun dan batang dimasukkan ke dalam kantung kertas secara terpisah. Beri label sesuai dengan sampel yang telah dikeringkan. Sampel yang digunakan ± 100 g. Sebelum dikeringkan dalam oven, batang terlebih dahulu dibelah atau dipecah untuk memudahkan pengeringan. Sampel-sampel ini dimasukkan ke dalam oven 60 ºC selama ± 24 jam. Setelah 24 jam, sampel didinginkan hingga suhunya turun, lalu mulai ditimbang.

Analisis Kualitas Rumput

Protein Kasar. Sebanyak 0,25 g sampel dimasukkan dalam labu Kjeldahl 100 ml dan ditambahkan selenium 0,25 g dan 3 ml H2SO4 pekat. Kemudian lakukan

(4)

13 destruksi (pemanasan dalam keadaan mendidih) selama satu jam sampai larutan jernih. Setelah dingin, tambahkan 50 ml aquadest dan 20 ml NaOH 40%, lalu didestilasi. Hasil destilasi ditampung dalam labu Erlenmeyer yang berisi campuran 10 ml H3BO3 2% dan 2 tetes indikator Brom Cresol Green-Methyl Red berwarna merah muda. Setelah volume hasil tampungan (destilat) menjadi 10 ml dan berwarna hijau kebiruan, destilasi dihentikan dan destilasi dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai berwarna merah muda. Perlakuan yang sama dilakukan juga terhadap blanko. Dengan metode ini diperoleh kadar nitrogen total yang dihitung dengan rumus:

( )

Keterangan:

S = volume titran sampel (ml) B = volume titran blanko (ml) W = berat sampel kering (mg)

Kadar protein diperoleh dengan mengalikan kadar nitrogen dengan faktor perkalian untuk berbagai bahan pangan berkisar 5,18-6,38 (AOAC, 1980).

Serat Kasar. Sebanyak satu gram sampel dilarutkan dengan 100 ml H2SO4 1,25%, dipanaskan hingga mendidih lalu dilanjutkan dengan destruksi selama 30 menit. Kemudian saring dengan kertas saring dan dengan bantuan corong Buchner. Residu hasil saringan dibilas dengan 20-30 ml air mendidih dan dengan 25 ml air sebanyak tiga kali. Residu didestruksi kembali dengan NaOH 1,25% selama 30 menit. Lalu saring dengan cara seperti di atas dan dibilas berturut-turut dengan 25 ml H2SO4 1,25% mendidih, 25 ml air sebanyak tiga kali dan 25 ml alkohol. Residu dan kertas saring dipindahkan ke cawan porcelain dan dikeringkan dalam oven 130 ºC selama dua jam. Setelah dingin residu beserta cawan porcelain ditimbang (A), lalu dimasukan dalam tanur 600 ºC selama 30 menit, didinginkan dan ditimbang kembali (B).

Keterangan:

W = berat residu sebelum dibakar dalam tanur

= A – (berat kertas saring + cawan) : A: berat residu + kertas saring + cawan Wº = berat residu setelah dibakar dalam tanur

(5)

14

Preparasi Sampel untuk Analisa Mineral (Wet Ashing)

Sebanyak satu gram sampel rumput ditimbang, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer ukuran 125 ml/100 ml. Tambahkan 5 ml HNO3 (p), lalu didiamkan selama satu jam pada suhu ruang di ruang asam. Panaskan di atas hot plate dengan temperatur rendah selama 4-6 jam (dalam ruang asam). Biarkan semalam (sampel ditutup). Tambahkan 0,4 ml H2SO4 (p), lalu dipanaskan di atas hot plate sampai larutan berkurang (lebih pekat), biasanya satu jam. Tambahkan 2-3 tetes larutan campuran HClO4 : HNO3 (2:1). Sampel masih tetap di atas hot plate, karena pemanasan terus dilanjutkan sampai ada perubahan warna dari coklat kuning tua

kuning muda (biasanya satu jam). Setelah ada perubahan warna, pemanasan masih dilanjutkan selama 10-15 menit. Pindahkan sampel, didinginkan, dan ditambahkan 2 ml aquades dan 0,6 ml HCl (p). Panaskan kembali agar sampel larut (±15 menit) kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml. Apabila ada endapan disaring dengan glass wool. Hasil pengabuan basah bisa dianalisa di AAS atau spektrofotometer untuk analisa berbagai mineral. Sebelumnya dipreparasi dulu dengan faktor pengenceran yang dibutuhkan dan penambahan bahan kimia untuk menghilangkan ion-ion pengganggu (Cl3La.7H2O) (Reitz et al., 1960).

Cara Penggunaan AAS (Atomic Absorption Spectrofotometer) Shimadzu AA-680

Alat dihubungkan dengan listrik, lalu stabilizer dinyalakan. Gas asetilen dibuka. Kompresor dinyalakan dengan menekan tombol ON, semua kran udara yang ada di kompresor ditutup, ditunggu sampai tekanan berhenti pada angka 2. Tombol power pada alat ditekan dan tunggu hingga muncul ”SHIMADZU AA-680 READY” pada printer.

Tombol MODE ditekan, lalu tekan angka 2, ENTER. SIGNAL PROC ditekan, lalu tekan angka 3, ENTER. Untuk memilih lampu, misalnya kalsium, #HC LAMP ditekan, tekan angka 1, ENTER. ELEM ditekan, tekan angka 9, ENTER. Tombol START ditekan dan ditunggu sampai keluar ”ANALYTICAL LINE SEARCH” pada print out. START dimatikan dan ditunggu sampai 15 menit.

+

(6)

15 Tahap pengukuran sample. LEAK CHK dimatikan dan IGNITE dihidupkan, ditekan sampai api pada pembakaran hidup. Tekan START. Selang pengisap sampel dimasukkan pada aquadest untuk menolkan alat (BLANKO). Tekan MEASURE, selama nyala pada MEASURE belum hilang, selang jangan diangkat. Setelah nyala pada MEASURE hilang, selang diangkat dan dicelupkan pada larutan standar. Demikian seterusnya untuk pengukuran pada sampel dilakukan hal yang sama. Pengulangan injek larutan standar dilakukan setelah pengecekan ± 12 sampel.

Setelah semua sampel diukur, EXTINGUISH ditekan. Pada tahap ini, bila akan ganti lampu katoda (untuk analisis mineral yang lain), dilakukan lagi dari mulai tahap MODE. Apabila selesai analisis, gas asetilen ditutup, lalu EXTINGUISH ditekan. Kompresor di OFF kan, dibuka semua kran yang awalnya ditutup, dibiarkan sampai tekanan turun pada angka 0. Tekan power untuk mematikan alat. Stabilizer di OFF kan. Lalu stop kontak dicabut (Shimadzu Corporation, 1993).

Rancangan dan Analisis Data

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) berpola faktorial 2 x 3 dengan 3 ulangan.

Faktor pertama: jenis rumput

1. Rumput raja (Pennisetum purpureum Schumach x Pennisetum typhoides Burm.) 2. Rumput Taiwan (Pennisetum purpureum Schumach cv Taiwan)

Faktor kedua : dosis pemberian dolomit 1. Pemberian dolomit dosis 0 ton/ha (D0) 2. Pemberian dolomit dosis 12,5 ton/ha (D1) 3. Pemberian dolomit dosis 25 ton/ha (D2).

Model matematik yang digunakan adalah sebagai berikut: Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk

Keterangan:

Yijk = Nilai pengamatan pada faktor 1 taraf ke-i, faktor 2 taraf ke-j dan ulangan ke-k µ = Nilai rataan umum

αi = Pengaruh faktor 1 ke-i βj = Pengaruh faktor 2 ke-j

(αβ)ij = Pengaruh interaksi dari faktor 1 ke-i dan faktor 2 ke-j

(7)

16 Data diolah menggunakan program SPSS 16, lalu jika signifikan dilakukan uji lanjut menggunakan kontras ortogonal (Mattjik dan Sumertajaya, 2006).

Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati adalah sebagai berikut:

1. Tinggi rumput tiap minggu mulai 3 MST, diukur dari permukaan tanah sampai daun bendera atau daun yang terpanjang.

2. Jumlah daun tiap minggu mulai 3 MST, dihitung jumlah daun untuk daun yang masih hijau, tidak termasuk bakal daun dan daun yang sudah menguning.

3. Berat segar dan berat kering daun dan batang rumput untuk setiap petak tanam. 4. Analisa protein kasar, serat kasar, Ca, dan Mg dari setiap ulangan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa suplementasi hormon gonadotropin pada medium maturasi in vitro tidak meningkatkan angka maturasi oosit dan perkembangan embrio 4

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nasihat agama itu ibarat bimbingan ( guidance ) dalam pandangan psikologi. Dalam konteks ini, Islam memberi perhatian pada proses bimbingan,

Arsitektur jaringan backpropagation seperti terlihat pada Gambar 4, pada Jaringan Backpropagation terdiri dari 3 unit (neuron) pada lapisan input, yaitu X1, X2, dan X3 ;

In carrying out the research, the writer applied experimental method to show the stimulus of the students’ ability in learning English unaffected or affected

[r]

Metode yang dilakukan adalah dengan cara mengumpulkan data pada lokasi penelitian yang selanjutnya akan di olah dalam bentuk peta pendataan shelter BTS yang ada di

Hasil analisis data pada uji ANAVA dengan uji lanjut Tukey pada taraf 5% menunjukkan bahwa penambahan ekstrak ragi berpengaruh nyata terhadap jumlah daun.Berdasarkan

perbuatan itu merupakan suatu Kelalaian yang melanggar hak orang lain atau bertentangan dengan kewajiban menurut hukum yang berlaku, kesusilaan, kecermatan dalam