• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN. lokasi dipilih secara sengaja (purposive) karena berdasarkan data, daerah ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. METODE PENELITIAN. lokasi dipilih secara sengaja (purposive) karena berdasarkan data, daerah ini"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

30 IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di pemukiman sekitar Situ Rawa Badung, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Kotamadya Jakarta Timur, Propinsi DKI Jakarta. Lokasi Situ Rawa Badung dapat dilihat pada Gambar 2. Pemilihan lokasi dipilih secara sengaja (purposive) karena berdasarkan data, daerah ini mengalami dampak secara langsung dari kerusakan Situ Rawa Badung. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan April hingga Juni 2011.

Sumber: google.co.id

Gambar 2. Peta Lokasi Situ Rawa Badung

Situ Rawa Badung

(2)

31 4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari wawancara berupa kuesioner kepada responden dan observasi lapang. Data primer yang digunakan antara lain: data mengenai besarnya biaya kesehatan yang dikeluarkan masyarakat akibat kerusakan situ tersebut serta biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pencegahan ataupun penanggulangan apabila air pemukaan situ meluap atau banjir.

Sedangkan data sekunder yang dibutuhkan antara lain data-data yang terkait dengan daerah penelitian serta data lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian. Data sekunder berasal dari buku referensi, internet, informasi dan sumber dari kantor Kelurahan Jatinegara, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah DKI Jakarta, Suku Dinas Perkerjaan Umum Propinsi DKI Jakarta, serta badan atau lembaga yang terkait dengan penelitian.

4.3 Penentuan Jumlah Responden

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling yaitu purposive sampling. Purposive sampling yaitu memilih secara sengaja responden dengan kriteria tertentu untuk dijadikan sampel. Pengambilan responden dilakukan dengan memilih rumah tangga yang lokasi tinggalnya berdekatan dengan Situ Rawa Badung dan mudah ditemui karena masyarakat tersebut yang merasakan dampak secara langsung berupa kerugian ekonomi akibat kerusakan situ. Jumlah Sampel yang diambil adalah sebanyak 96 Kepala Keluarga (KK). Jumlah responden ditentukan dengan rumus Slovin berikut ini:

(3)

32 Keterangan:

n = ukuran sampel, N = ukuran populasi,

e = batas maksimum kesalahan yang masih diterima, asumsi: 10% Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 1954 KK yang berada di RT 001, RT 002, RT 013 (RW 008) dan RT 003 (RW 013) Kelurahan Jatinegara. Berikut adalah perhitungan penentuan jumlah sampel berdasarkan Persamaan (2).

( )

4.4 Pengumpulan Data

Pada penelitian ini metode prosedur penelitian yang digunakan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2. Metode Analisis dan Sumber Data

No Tujuan Penelitian Sumber Data Metode Analisis Data 1. Mendeskripsikan

pengelolaan situ

Data primer dan data sekunder Analisis deskriptif 2. Mengidentifikasi persepsi masyarakat mengenai kerusakan situ

Data primer Analisis deskriptif

kualitatif 3. Estimasi kerugian ekonomi

masyarakat akibat kerusakan situ

Data primer dan data sekunder

Cost of Illness dan Averting

Behaviour Methods Penelitian dilakukan melalui studi literatur, observasi, pencarian dengan internet, pengisian kuesioner, wawancara secara langsung dengan responden. Untuk pengisian kuesioner dan wawancara langsung dilakukan secara purposive sampling dalam penentuan respondennya.

(4)

33 4.5 Metode dan Analisis Data

Penelitian ini menganalisis data yang diperoleh secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan menggunakan komputer dengan program Microsoft Office Excel 2007. Kemudian data diolah dan selanjutnya dianalisis secara deskriptif serta disajikan dalam bentuk gambar, tabel, dan perhitungan matematis.

4.5.1 Keragaan Pengelolaan Situ

Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengetahui deskripsi pengelolaan Situ Rawa Badung. Pengelolaan situ/danau dideskripsikan secara lebih jelas. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui keragaan pengelolaan situ/danau secara umum di Indonesia. Analisis yang digunakan dalam tahap ini adalah analisis deskriptif. 4.5.2 Persepsi Masyarakat Mengenai Kerusakan Situ

Menurut Effendy (1984) persepsi adalah penginderaan terhadap kesan yang timbul dari lingkungannya. Daya persepsi seseorang dapat diperkuat oleh adanya pengetahuan dan pengalaman. persepsi merupakan proses secara sadar dari stimulus. Lebih lanjut diungkapkan bahwa persepsi kita tergantung dari kemampuan psikologis serta kekuatan melihat, merasakan, mencium, mendengar dan meraba (Parteus, 1997).

Persepsi responden terhadap kerusakan situ/danau diukur dengan skala likert dimulai dengan skala terendah, yaitu sangat buruk diberi nilai 1, buruk diberi nilai 2, cukup baik diberi nilai 3, baik diberi nilai 4, dan sangat baik diberi nilai 5. Analisis mengenai persepsi ini dilakukan dengan mentabulasi data dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2007 kemudian hasil yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif dan kualitatif.

(5)

34 4.5.3 Estimasi Kerugian Ekonomi

4.5.3.1 Cost of Illness

Lingkungan yang tercemar menyebabkan kesehatan masyarakat terganggu dengan menimbulkan berbagai macam penyakit. Ketika seseorang menderita sakit, akan menimbulkan biaya-biaya untuk mengobati penyakit tersebut. Menurut Dwight et al, (2004) pendekatan Cost of Illness atau biaya penyakit dapat digunakan untuk mengukur nilai dari kerugian kesehatan karena pencemaran, pendekatan ini didasarkan kepada keterkaitan fungsi kerusakan yang berhubungan dengan tingkat pencemaran dan pengaruhnya terhadap kesehatan fisik. Metode ini digunakan untuk memperkirakan biaya morbiditas akibat perubahan yang menyebabkan orang menderita sakit.

Cost of Illness terdiri dari Direct Cost, Indirect Cost, Opportunity Cost, serta Intangible Cost. Dalam penelitian ini mengestimasi Cost of Illness melalui Direct Cost, Indirect Cost, dan Opportunity Cost. Direct Cost merupakan biaya langsung yang dikeluarkan penderita apabila terjangkit penyakit. Indirect Cost merupakan biaya yang dikeluarkan oleh seseorang yaitu kepala keluarga apabila anggota keluarganya menderita penyakit. Opportunity Cost merupakan biaya kesempatan produktivitas yang hilang akibat menderita penyakit.

Direct Cost dan Indirect Cost dalam penelitian ini dianggap sebagai nilai dari biaya pengobatan untuk menyembuhkan penyakit baik diderita responden maupun anggota keluarganya. Opportunity Cost adalah hilangnya pendapatan responden karena tidak dapat bekerja akibat sakit yang diderita. Nilai Cost of Illness dapat dilihat pada persamaan (3) berikut ini.

(6)

35 Keterangan:

C = biaya penyakit

P = hilangnya pendapatan MC = biaya pengobatan a) Nilai Pendapatan yang Hilang

Nilai pendapatan responden yang hilang karena sakit dihitung berdasarkan Cost of Time. Cost of Time adalah kerugian responden yang tidak masuk kerja pada saat terkena sakit. Perhitungan nilai Cost of Time dibedakan pada responden yang bekerja sebagai pegawai dan non-pegawai.

Bagi responden yang bekerja sebagai pegawai, pendapatan tetap mereka saat ini tidak dipengaruhi oleh jumlah waktu tidak bekerja karena sakit. Namun, untuk mengetahui kehilangan pendapatan tersebut dapat diestimasi melalui pendekatan Value of Sick Leave sebagai proxy dari Cost of Time. Value of Sick Leave menjelaskan bagaimana mengestimasi nilai aktual dari cuti sakit yang dapat digunakan untuk mengurangi premi asuransi kesehatan pada masa pensiunan. Cost of Time pada responden non-pegawai sama dengan nilai hilangnya pendapatan per hari. Nilai ini diperoleh dari jumlah hari tidak bekerja responden non pegawai dikalikan dengan tingkat pendapatan responden per hari. Jadi, nilai pendapatan responden yang hilang dapat dihitung dengan persamaan (4) berikut ini:

∑ ( )

Keterangan:

(7)

36 JHTK = jumlah jam/hari tidak kerja responden ke-i

TPR = tingkat pendapatan responden ke-i per jam/hari (Rp) n = jumlah responden

i = responden ke-i (1, 2, 3,…, n) b) Biaya Pengobatan

Biaya pengobatan yang ditanggung oleh responden dihitung dari jumlah uang yang dikeluarkan untuk berobat, terdiri dari biaya kunjungan ke dokter atau puskesmas dan atau biaya pembelian obat. Biaya pengobatan responden merupakan biaya yang dikeluarkan responden untuk mengobati sakit pada saat responden tersebut atau anggota keluarga responden yang menderita sakit yang menjadi tanggungan responden, karena dalam penelitian ini responden adalah kepala keluarga, bukan hanya terdiri dari satu individu saja. Biaya pengobatan yang dikeluarkan responden dapat dilihat pada persamaan (5) berikut ini:

∑[ ]

( )

Keterangan:

MC = biaya pengobatan per responden (Rp) BKD = biaya kunjungan ke dokter (Rp) BO = biaya pembelian obat (Rp) n = jumlah responden

i = responden ke-i (1, 2, 3, ..., n)

Nilai Cost of Illness dapat diestimasi melalui persamaan (4) dan (5), maka persamaan (3) dapat diubah menjadi berikut ini:

(8)

37

∑[ [ ]]

( )

4.5.3.2 Averting Behavior Method Pendekatan Preventive Expenditure

Biaya pencegahan dalam menghadapi banjir oleh responden dihitung dari jumlah uang yang dikeluarkan untuk melakukan tindakan pencegahan. Biaya rata-rata dapat dicari dengan cara total jumlah uang yang dikeluarkan untuk melakukan pencegahan dibagi dengan jumlah responden yang mengeluarkan biaya untuk tindakan pencegahan. Nilai kerugian yang dicari adalah nilai pada tahun 2011 berdasarkan biaya yang dikeluarkan masyarakat dalam pencegahan luapan banjir dari Situ Rawa Badung dari tahun 2000 sampai 2011. Nilai rata-rata biaya pencegahan dapat dilihat pada Rumus (7) berikut ini:

∑ ( )

Keterangan:

RBP = rata-rata biaya pencegahan BPi = biaya pencegahan (Rp)

n = jumlah responden yang mengeluarkan biaya i = responden ke-i (1, 2, 3, ..., n)

Berkaitan dengan waktu yang berbeda antar responden dalam melakukan upaya pencegahan terhadap luapan Situ Rawa Badung, maka dalam perhitungan dikonversi ke nilai saat ini (present value). Perhitungan biaya pencegahan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan discounting, yaitu nilai pada tahun tertentu dikonversikan ke nilai saat ini dengan tingkat suku bunga tertentu.

(9)

38 Tingkat suku bunga yang menjadi acuan penelitian ini adalah tingkat suku bunga deposito atau tabungan Bank Indonesia pada tahun 2011 yaitu sebesar 6,75%.

Gambar

Gambar 2. Peta Lokasi Situ Rawa Badung

Referensi

Dokumen terkait

Nilai manfaat penjualan diperoleh dari hasil perkalian antara harga penjualan kompos dengan volume penjualan. Biasanya, LRB diisi dengan sampah organik yang

Mengestimasi pendapatan petani agroekologi sebagai proksi nilai kesejahteraan petani dan menganalisis kelayakan usahatani agroekologi untuk melihat manfaat ekonomi yang

Faktor produksi yang diduga dapat mempengaruhi produksi ikan kerapu macan adalah bibit (kg/musim tanam), pakan rucah (kg/musim tanam), pakan pelet (kg/musim tanam),

Apabila tingkat kepentingan dikurangi tingkat kepuasan suatu atribut (X-Y) menghasilkan nilai nol, maka atribut tersebut berada tepat pada garis efficient service atau

Metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui strategi yang tepat dalam pengembangan Garam Prisma Desa Sedayulawas yaitu menggunakan analisis SWOT.. Analisis

Model analisis data untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi beras organik dari aspek usahatani pada penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda

Uji normalitas pada asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah data yang digunakan yang akan digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau tidak