• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan secara purposive atau sengaja. Penentuan lokasi penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan secara purposive atau sengaja. Penentuan lokasi penelitian"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

17 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian studi pengembangan Garam Prisma ini dilaksanakan di Desa Sedayulawas, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara purposive atau sengaja. Penentuan lokasi penelitian di dasari oleh persaingan pasar Garam Prisma dengan Garam Konvensional yang ada disekitar tambak Garam Prisma.

3.2 Metode Pengambilan Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian ini terdapat 2 kategori sampel, yaitu sampel pengelola Garam Prisma dan sampel konsumen Garam Prisma.

Metode pengambilan sampel pengelola Garam Prisma menggunakan metode purposive sampling, sedangkan metode pengambilan sampel konsumen Garam Prisma menggunakan accidental sampling dan informasi produsen Garam Prisma tentang konsumen sebagai pendukung pengambilan sampel. Menurut Martono (2010), teknik purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel yang dilakukan secara sengaja sesuai kriteria sampel yang diperlukan, sedangkan accidental sampling merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data. Peneliti akan membagikan kuesioner kepada para konsumen yang

(2)

ditemui di Garam Prisma Desa Sedayulawas. Sugiyono (2008) memberikan saran mengenai jumlah sampel untuk penelitian yang layak minimal 30 sampel sampai 500 sampel.

3.3 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan data primer sebagai bahan analisis. Data primer didapat dari hasil wawancara, observasi, dan kuesioner. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan pemilik Garam Prisma terkait hal-hal yang dapat membantu berjalannya penelitian ini dengan beberapa pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Observasi yang dilakukan yaitu dengan mengamati kondisi produksi Garam Prisma dan menilai karyawan serta konsumen yang ada pada Garam Prisma Desa Sedayulawas.

3.3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan metode wawancara, kuisioner, observasi, dan dokumentasi.

1. Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung dengan pemilik Garam Prisma Desa Sedayulawas. Pertanyaan yang diberikan telah dibuat sebelum bertemu dengan narasumber.

2. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data menggunakan selembaran pertanyaan terkait Garam Prisma. Kuesioner diberikan kepada para konsumen yang ditemui oleh peneliti di Desa Sedayulawas.

(3)

3. Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan mengamati secara langsung keadaan atau kondisi Garam Prisma Desa Sedayulawas kemudian untuk dicatat secara sistematis oleh peneliti.

4. Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan mengambil gambar, rekaman video atau rekaman suara yang menunjang hasil penelitian yang dilakukan.

3.4 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui strategi yang tepat dalam pengembangan Garam Prisma Desa Sedayulawas yaitu menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan analisis yang membandingkan antara faktor eksternal yaitu peluang, ancaman dan faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan.

Berdasarkan pengertian dari SWOT dapat dijelaskan satu persatu segmennya:

1. Kekuatan (Strengths) merupakan kelebihan yang menjadikan kekuatan dari Garam Prisma di Desa Sedayulawas. Garam Prisma ini dapat berkembang menjadi lebih baik dan mampu bersaing dengan garam impor dengan cara mengetahui kekuatan dari Garam Prisma Desa Sedayulawas.

2. Kelemahan (Weaknesses) merupakan kekurangan dari Garam Prisma Desa Sedayulawas tetapi tidak menghadirkan keuntungan atau kerugian bagi Garam Prisma tersebut.

3. Peluang (Opportunities) merupakan segala kemungkinan yang dapat digunakan sebagai peluang untuk mengembangkan Garam Prisma Desa Sedayulawas.

(4)

4. Ancaman (Threats) merupakan berbagai hal yang dapat memicu kerugian dimasa mendatang maupun dimasa kini bagi pemilik usaha Garam Prisma Desa Sedayulawas.

Berdasarkan hasil yang didapat dari kekuatan (Streghts), kelemahan (Weaknesses). Peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) maka akan didapatkan bagaimana strategi pengembangan Garam Prisma kedepannya di Desa Sedayulawas.

Menurut Yoeti (1996) Analisis SWOT digunakan dengan tujuan agar mendapatkan pilihan strategi yang membantu pengembangan Garam Prisma dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Metode SWOT dapat digambarkan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)

Faktor-Faktor strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating Kekuatan (Strengths) :

1. Garam prisma diproduksi ditempat tertutup (Steril)

2. Promosi garam prisma bagus dan menarik konsumen

3. Harga jual garam prisma sesuai dengan kualitas yang ditawarkan

4. Akses jalan menuju tambak Garam Prisma baik 5. Kemasan garam prisma mempunyai bahan

dengan kualitas baik

6. Garam prisma memiliki kualitas sangat baik Kelemahan (Weaknesses) :

1. Garam prisma tidak dijual bebas di pasar 2. Garam prisma tidak memiliki logo halal

3. Tidak ada papan petunjuk menuju lokasi tambak Garam Prisma

4. Garam Prisma tidak memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI)

5. Tempat penjualan Garam Prisma tidak strategis

Total 1,00

(5)

Pada kolom 1 berisi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan Garam Prisma. Kolom ke-2 berisi bobot dari faktor-faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (sangat tidak setuju) hingga 5,0 (sangat setuju), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis Garam Prisma. Semua bobot tersebut harus berjumlah tidak melebihi 1,00. Kolom ke-3 berisi rating untuk masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4 (sangat penting) sampai dengan 1 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi Garam Prisma. Variable yang bersifat positif (kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik) dibandingkan dengan pesaing utama. Sedangkan variable yang bersifat negative (kategori kelemahan), jika kelemahannya tinggi nilainya 1, jika kelemahannya rendah nilainya adala 4.

Kolom ke-4 berisi hasil perkalian dari bobot pada kolom ke-2 dan rating pada kolom ke-3, hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,00 (outstanding) hingga 1,0 (poor). Kolom ke-5 berisi tentang komentar dan catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. Nilai total skor pembobotan pada kolom 4 menunjukan bagaimana Garam Prisma Desa Sedayulawas bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya dan dapat digunakan untuk membandingkan Garam Prisma ini dengan Garam Prisma lainnya Rangkuti (2005).

(6)

Tabel 3.2 Matriks Faktor Strategi EKsternal (FFAS)

Faktor-Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating Peluang (Opportunities) :

1. Garam Prisma mampu bersaing dengan mengunggulkan kualitas dari garam impor

2. Garam Prisma mendapatkan dukungan dari pemerintah

3. Garam prisma memiliki konsumen tetap

4. Garam Prisma bisa digunakan untuk bahan campuran produk industri Ancaman (Threats) :

1. Harga dasar Garam Prisma belum ditetapkan pemerintah

2. Konsumen lebih memilih garam beryodium untuk dikonsumsi

Total 1,00

Pada kolom 1 berisi faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman Garam Prisma. Kolom ke-2 berisi bobot dari faktor-faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (sangat tidak setuju) hingga 5,0 (sangat setuju), faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis. Semua bobot tersebut harus berjumlah tidak lebih 1,00. Kolom ke-3 berisi rating untuk masing-masing faktor dengan skala mulai dari 4 (sangat penting) sampai dengan 1 (tidak penting). Variabel yang bersifat positif (kategori peluang) +4 (sangat baik).

Sedangkan variabel yang bersifat negatif (kategori ancaman), jika ancaman sangat tinggi maka nilainya 1, jika ancaman nya rendah nilainya adalah 4. Kolom ke-4 berisi hasil perkalian dari bobot pada kolom ke-2 dan rating pada kolom ke-3, hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) hingga 1,0 (poor). Kolom ke-5 berisi tentang komentar dan catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan

(7)

bagaimana skor pembobotannya dihitung. Nilai total skor pembobotan pada kolom 4 menunjukkan bagaimana Garam Prisma Desa Sedayulawas bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya dan dapat digunakan untuk membandingkan Garam Prisma ini dengan Garam Prisma lainnya (Rangkuti 2005).

Hasil perhitungan matriks IFAS dan EFAS masih perlu penegesan dari adanya posisi dalam sumbu x dan y, yaitu antara kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman. Kategori tersebut digambarkan melalui garis-garis positif dan negatif.

Rumus yang digunakan untuk menentukan letak atau titik koorditat Garam Prisma yaitu : ( x , y ) = ( ) ( )

Keterangan :

X = titik koordinat x Y = titik koordinat y

S = jumlah rata-rata bobot penilaian kekuatan W = jumlah rata-rata bobot penilaian kelemahan O = jumlah rata-rata bobot penilaian peluang T = jumlah rata-rata bobot penilaian ancaman

(8)

Gambar 3.1 Diagram Analisis SWOT Keterangan :

Kuadran 1 :

Merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Garam Prisma tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy).

Kuadran 2 :

Meskipun menghadapi berbagai ancaman, Garam Prisma masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/jasa).

BERBAGAI PELUANG

KEKUATAN INTERNAL 1. Mendukun

g strategi agresif 3. Mendukung

strategi turn- around KELEMAHAN

INTERNAL

BERBAGAI ANCAMAN

2. Mendukung strategi diversifikasi 4. Mendukung

strategi defensif

(9)

Kuadran 3 :

Garam Prisma menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak produsen menghadapi beberapa kendala/ kelemahan internal. Fokus Garam Prisma ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal Garam Prisma sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4 :

Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, Garam Prisma tersebut mengahadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Setelah mengetahui posisi Garam Prisma pada diagram SWOT, dapat dilanjutkan dengan merumuskan strategi-strategi yang tepat dari analisis sebelumnya seperti pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Matriks SWOT IFAS EFAS

Kekuatan (Streghts)

 Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal,

Kelemahan (Weaknesses)

 Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal.

Peluang (opportunities)

 Tentukan 5-10 faktor-faktor peluang eksternal.

Strategi SO

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.

Strategi WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.

Ancaman (Threats)

 Tentukan 5-10 faktor-faktor ancaman eksternal.

Strategi ST

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari

ancaman.

Sumber : (Rangkuti, 2005;31)

Berdasarkan tabel 3.3 matriks analisis SWOT dapat dilihat bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi strategi pengembangan Garam Prisma Yoeti (1996) yaitu:

(10)

1. Faktor internal : kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) 2. Faktor eksternal : peluang (opportunities) dan ancaman (threats)

3. Strategi SO : merupakan situasi yang menguntungkan. Garam Prisma memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.

4. Strategi ST : pada situasi ini Garam Prisma menghadapi berbagai ancaman, namun masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus dipakai dalam kondisi ini yaitu dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.

5. Strategi WO : pada situasi ini pihak Garam Prisma memiliki peluang yang besar, namun juga menghadapi beberapa kendala internal. Strategi untuk situasi seperti ini yaitu meminimalkan masalah-masalah internal sehingga dapat mencapai peluang yang lebih baik lagi.

6. Strategi WT : pada situasi ini tida ada keuntungan yang dihasilkan, sehingga pihak Garam Prisma harus menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

3.5 Uji Instrumen

Instrument penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Tujuan dari penggunaan instrumen yaitu untuk memudahkan peneliti dalam mengambil dan mengolah data. Instrument penelitian ini menggunakan kuesioner dan dokumentasi (Sugiyono, 2008).

(11)

Lembar angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang telah dilengkapi dengan alternatif jawaban sehingga responden tinggal memilihnya. Dalam penelitian kuantitatif data dalam penelitian ini harus diubah menjadi angka-angka yaitu dengan penyekoran. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2008;133) bahwa “Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan”. Skor setiap alternatif jawaban yang diberikan oleh responden seperti pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Skor Alternatif Jawaban pada Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman

Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Netral 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Hasil dari instrument yang telah diberikan kepada responden kemudian diuji instrument sekaligus untuk data penelitian. Terdapat dua ciri penting yang harus dimiliki oleh setiap alat ukur yaitu validitas (kesalihan) dan reabilitas (keterhandalan).

3.5.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesalihah suatu instrument. Instrument dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur Arikunto (2008). Pada penelitian ini validitas

(12)

data diperoleh dengan menunjukan skor angka yang diperoleh dari jawaban pertanyaan angket yang diajukan. Menurut Arikunto (2008) nilai validitas dicari dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson. Hal ini digunakan untuk mengkorelasi skor butir yang dinyatakan dengan simbol (X) terhadap skor total instrument yang dinyatakan dengan symbol (Y). Berikut rumus Uji Validitas:

Keterangan :

rxy = koefisiensi korelasi product moment N = jumlah responden

∑XY = jumlah perkalian antara X dan Y

∑X = jumlah skor butir X

∑Y = jumlah skor butir Y

∑X2 = jumlah kuadrat dari skor butir

∑Y2 = jumlah kuadrat dari skor total Arikunto (2008;170)

Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat validitas adalah jika r ≥ 0,3. Sugiyono (2010:188) menyatakan jika korelasi butir soal dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir soal dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

Setelah dilakukan validasi untuk menghindari over estimate pada product moment maka skor dikorelasikan dengan skor total, karena dengan korelasi product moment masih ada pengaruh kotor dari butir, untuk menghilangkan

(13)

pengaruh kotor dari butir pada hasil uji coba product moment, maka perlu dilakukan koreksi dengan menggunakan part whole correlation. Adapun rumus korelasi bagian total (Part Whole Correlation) adalah:

Keterangan :

rbt = koefisien korelasi bagian total rxy = koefisien korelasi product moment SBy = simpangan baku total (komposit) SBx = simpangan baku bagian (butir) Vy = variasi total

Vx = Variasi bagian

Kemudian dengan rbt dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5%, jika yang diperoleh dari perhitungan lebih besar atau sama dengan r tabel maka butir soal dikatakan valid. Tetapi jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka butir soal dikatakan tidak valid. Uji Validitas dalam penelitian ini menggunakan Microsoft Excel dan SPSS.

3.5.2 Uji Reabilitas

Instrument yang realibel berarti instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama Sugiyono (2008:173) Reliabilitas instrument dalam penelitian ini diuji dengan internal consistency, dilakukan dengan mencobakan instrument sekali saja yang

(14)

kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan Teknik tertentu. Untuk menguji reliabilitas instrument ini digunakan rumus Alpha Cronbach yaitu:

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrument

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σi2

= jumlah varians skor tiap item σi2

= varians total

Instrumen dapat dikatakan reliabel jika koefisien Alpha lebih besar atau sama dengan 0,6 (Alpha ≥ 0,6). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Microsoft Excel dan SPSS.

3.6 Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu variabel dari faktor internal dan variabel faktor eksternal.

Variabel dari Faktor Internal : Kekuatan (strengths) :

1. Garam prisma diproduksi ditempat tertutup (Steril) 2. Promosi garam prisma bagus dan menarik konsumen

3. Harga jual Garam Prisma sesuai dengan kualitas yang ditawarkan 4. Akses jalan menuju tambak Garam Prisma baik

5. Kemasan garam prisma mempunyai bahan dengan kualitas baik 6. Garam prisma meiliki kualitas baik

(15)

Kelemahan (Weakness) :

1. Garam prisma tidak dijual bebas di pasar 2. Garam prisma tidak memiliki logo halal

3. Tidak ada papan petunjuk menuju lokasi tambak Garam Prisma 4. Garam Prisma tidak memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI) 5. Tempat penjualan Garam Prisma tidak strategis

Peluang (Opportunies)

1. Garam prisma mampu bersaing dengan mengunggulkan kualitas dari garam impor

2. Garam prisma mendapatkan dukungan atau perhatian dari pemerintah 3. Garam Prisma memiliki konsumen tetap

4. Garam prisma bisa digunakan untuk bahan campuran produk industri Ancaman (Threats)

1. Harga dasar garam prisma tidak ditetapkan pemerintah

2. Konsumen lebih memilih garam beryodium untuk dikonsumsi

Referensi

Dokumen terkait

Jika petani mendapatkan informasi 3 jenis terkait adanya sosialisasi benih padi varietas Mekongga.. 2) Kemampuan adalah keikutsertaan anggota kelompok tani pada saat

Pada perhitungan tingkat partisipasi ini, akan dianalisis kekuatan atau pengaruh dari karakteristik individu (yaitu ; umur, jumlah anggota keluarga, lama masa bermukim,

Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) kelompok yaitu: 1) Petani padi sawah yang berada pada desa-desa dengan.. dengan kinerja penyuluh yang tinggi, 2) Petani padi

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari induvidu atau perseorangan, Data primer yang digunakan dalam penilitan ini yaitu hasil penyebaran

Penulis pertama-tama mengucapkan puji Tuhan atas rahmat dan bimbingan-Nya selama menyusun skripsi yang berjudul “UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN

Apabila tingkat kepentingan dikurangi tingkat kepuasan suatu atribut (X-Y) menghasilkan nilai nol, maka atribut tersebut berada tepat pada garis efficient service atau

Pemberian pupuk organik cair urin sapi untuk pertumbuhan tanaman bayam (Amaranthus tricolor L) sebanyak 10% dan setara dengan urea.. Saran- saran yang dapat digunakan sebagai

Seperti hasil penelitian tentang analisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap tingkat kepuasan nasabah, buku perbankan, pelayanan, kepuasan pelanggan, statistik, dan