• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makassar, 10 Desember Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Dekan, Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, M.Sc. NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makassar, 10 Desember Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Dekan, Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, M.Sc. NIP"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Kata Pengantar

Proyek Pengembangan Masyarakat Pesisir ( Coastal Community Development Project, CCDP) didukung oleh pendanaan dari International Fund for Agricultural Development (IFAD) di beberapa distrik (Kabupaten/Kota) terpilih, adalah menjadi salah satu upaya pemerintah khususnya Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang perlu diapresiasi oleh masyarakat. Hal ini tidak hanya bemanfaat bagi peningkatan ekonomi masyarakat miskin pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia, tetapi lebih jauh sejatinya adalah upaya penerapan pembangunan ekonomi berbasis sumberdaya alam yang berkelanjutan.

Laporan Survei Manfaat Tahunan CCDP-IFAD ini dilaksanakan dalam rangka mengukur secara berkala perkembangan proyek dalam mencapai manfaat-manfaat yang telah ditetapkan. Laporan ini adalah laporan tahunan pertama, sejak dimulainya proyek ini tahun 2012. Survei ini mengukur berbagai parameter utama CCDP-IFAD meliputi, identifikasi rumah tangga, mata pencaharaian, ketahanan pangan, produksi kelautan dan perikanan, akses terhadap pasar, akses terhadap jasa keuangan pedesaaan, pengembangan usaha dan ketenagakerjaan, akses terhadap sumberdaya alam, pemberdayaan yang disajikan deskriptif. Selain penyajian parameter utama tersebut, laporan ini mengandung berbagai rekomendasi yang dihasilkan dari analisa mendalam tentang perkembangan kemajuan proyek CCDP-IFAD.

Kami berharap, hasil dari Survey Manfaat Tahunan di Gorontalo Utara ini dapat dijadikan rujukan dalam menilai perkembangan dan perubahan-perubahan yang terjadi selama proyek berjalan, dan menjadi acuan terhadap tindakan-tindakan lanjutan yang diperlukan dalam pembenahan pelaksanaan proyek untuk mencapai manfaat yang maksimal.

Terima kasih atas kepercayaan CCDP-IFAD kepada Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin untuk melaksanakan Survei ini. Semoga kepercayaan dan kerjasamanya dapat dilanjutkan untuk tahun-tahun yang akan datang.

Makassar, 10 Desember 2013

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Dekan,

Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, M.Sc. NIP. 19670308 199003 1 001

(3)

Daftar Isi

Kata Pengantar... 2 Daftar Isi 3 Daftar Singkatan ... 4 Ringkasan Eksekutif ... 5 1 Pendahuluan ... 6

2 Aktivitas dan metodologi ... 7

2.1 Tujuan ... 7

2.2 Pendekatan umum ... 7

2.3 Metodologi... 8

2.4 Pelaksanaan... 8

3 Profil penerima manfaat (PM) ... 9

3.1 Identifikasi rumah tangga... 9

3.2 Partisipasi dalam kegiatan proyek ... 10

4 Hasil perbandingan... 11

4.1 Mata pencaharian... 11

4.1.1 Sumber pendapatan utama ... 11

4.1.2 Sumber pendapatan lainnya ... 12

4.2 Ketahanan pangan ... 12

4.3 Produksi kelautan dan perikanan... 12

4.3.1 Tujuan menghasilkan produk kelautan dan perikanan ... 12

4.3.2 Penggunaan teknologi baru dalam produksi perikanan ... 13

4.3.3 Perubahan produksi perikanan ... 13

4.4 Akses pasar... 13

4.5 Akses jasa keuangan pedesaan ... 14

4.6 Pengembangan usaha dan ketenaga kerjaan... 15

4.7 Akses sumberdaya alam ... 16

4.7.1 Akses lahan budidaya/ pesisir untuk marikultur ... 16

4.7.2 Akses komunitas perikanan tangkap ... 16

4.7.3 Fasilitas pengolahan perikanan yang dapat digunakan ... 16

4.7.4 Tempat pemasaran yang digunakan... 17

4.8 Pemberdayaan ... 17

5 Kesimpulan... 19

6 Rekomendasi... 20

Lampiran 1. Daftar Desa dengan jumlah penerima manfaat dan bukan penerima manfaat. ... 21

(4)

Daftar Singkatan BPM Bukan Penerima Manfaat

BPS Badan Pusat Statistik

CCDP Coastal Community Development Project DKP Dinas Kelautan dan Perikanan

GORUT Gorontalo Utara

IFAD International Fund for Agricultural Development KJA Keramba Jaring Apung

KK Kepala Keluarga

KP3K Kelautan, Pesisir, Pulau-Pulau Kecil LKM Lembaga Keuangan Mikro

PM Penerima Manfaat (Beneficiaries) PMO Project Management Office

PMPPU Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha

RT Rumah Tangga

RT-BPM Rumah Tangga Bukan Penerima Manfaat RT-PM Rumah Tangga Penerima Manfaat

(5)

Ringkasan Eksekutif

Survei Manfaat Tahunan CCDP-IFAD ini dilaksanakan dalam rangka mengukur secara berkala perkembangan proyek di Kabupaten Gorontalo Utara dalam mencapai manfaat-manfaat yang telah ditetapkan. Survei ini dilakukan di 2 desa penerima manfaat (Katiala, Pupalo) dan 2 desa bukan penerima manfaat (Kuluoka, Monano). Dari setiap desa sampel dipilih secara acak 9 rumah tangga. Indikator utama yang diukur meliputi identifikasi rumah tangga, mata pencaharian, ketahanan pangan, produksi kelautan dan perikanan, akses terhadap pasar, akses terhadap jasa keuangan pedesaaan, pengembangan usaha dan ketenagakerjaan, akses terhadap sumberdaya alam, dan pemberdayaan.

Hasil SMT 2013 menunjukkan bahwa secara umum karakter RT-PM dan RT-BPM relatif sama, dimana kepala keluarga didominasi oleh laki-laki. Kondisi ekonomi mereka pada kondisi rata-rata yang mampu menyediakan pangan setiap hari. Sebagian besar mereka memiliki pendapatan tunai. Mata pencaharian utama RT-PM adalah perikanan budidaya (rumput laut, dan keramba jaring apung ikan kuwe), sedangkan RT-BPM adalah perikanan tangkap (ikan kerapu, kuwe, cakalang, teri, layang). Selain itu semua responden RT-PM dan RT-BPM juga memiliki sumber pendapatan lain dari usaha non perikanan seperti pertanian, buruh, toko kelontong, dan ternak. Kebanyakan usaha non perikanan tersebut tidak memiliki tenaga kerja lain. Produksi perikanan umumnya untuk konsumsi dan dijual, namun masih sebagian kecil masyarakat yang mengadopsi teknologi baru. Sebagian besar produk dijual dipasar tradisional dan pengumpul. Akses keuangan masyarakat umumnya pada lembaga keuangan formal (Bank, LKM, Koperasi). Sebagian besar masyarakat memiliki pinjaman yang belum lunas. Keterlibatan wanita dalam kelompok CCDP telah ada, karena wanita cukup telaten dan dapat dipercaya dalam kegiatan pengolahan perikanan. Umumnya peran wanita terlibat pada kelompok usaha.

(6)

1 Pendahuluan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (c.q. Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, PMPPU/KP3K) sedang menjalankan program Proyek Pengembangan Masyarakat Pesisir (Coastal Community Development Project, CCDP) yang didukung oleh pendanaan dari International Fund for Agricultural Development (IFAD). CCDP-IFAD ini telah dimulai tahun 2013, dan akan berlangsung selama 5 tahun (2012-2017) di 12 kabupaten/kota (districts) dalam 9 wilayah provinsi di Indonesia, termasuk di Kota Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo.

Program CCDP-IFAD bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir dan laut. Tujuan ini akan tercapai melalui peningkatan pendapatan rumah tangga nelayan dan rumah tangga pemanfaat sumberdaya kelautan dan perikanan di dalam komunitas masyarakat miskin pesisir dan pulau-pulau kecil.

Program CCDP-IFAD dikembangkan dalam 3 komponen utama dengan manfaat yang terukur, yaitu: 1). Pengembangan masyarakat, pembangunan dan pengelolaan sumberdaya; 2). Bantuan distrik untuk Pembangunan ekonomi berbasis kelautan; 3). Pengelolaan proyek. (tabel 1)

Gorontalo Utara (gorut) adalah salah satu dari 5 kabupaten di provinsi Gorontalo, dengan luas wilayah administrasi 1777,03 Km2 (15% dari luas provinsi gorontalo). Jumlah penduduk Gorut 121429 jiwa dengan 51% laki-laki dan 49% wanita (data: BPS Kab Gorut Th. 2010 ). Jumlah penduduk miskin 19,6% dari total penduduk (data: BPS Kab Gorut Th. 2010). Produksi utama dari sumber daya alamnya dari sektor perikanan tangkap dengan total produksi mencapai 329164 ton di tahun 2012 (data: laporan Dinas Kelautan dan Perikanan Th. 2012). Selain itu produksi lainnya berasal dari perikanan budidaya (tambak udang, rumput laut, air tawar, KJA laut, dan kerang mutiara). Gorut terdiri dari 11 kecamatan dan 123 desa. Desa pesisir 56% dari total desa, dan terletak di semua kecamatan, termasuk kecamatan proyek CCDP (Kwandang, Anggrek, Monano).

(7)

Tabel 1. Komponen, sub-komponen dan manfaat dari proyek CCDP-IFAD No. Komponen Sub-Komponen Manfaat (Outcome)

1. Pengembangan masyarakat, pembangunan dan pengelolaan sumberdaya 1.1. Fasilitasi masyarakat, Perencanaan dan Pemantauan 1.2. Penilaian sumberdaya, perencanan dan pengelolaan bersama 1.3. Pembangunan pasar berfokus desa

Rumah tangga target telah mengimplementasikan aktifitas ekonomi berbasis sumberdaya kelautan dan perikana yang menguntungkan dan tanpa dampak kerusakan terhadap sumberdaya 2. Bantuan distrik untuk Pembangunan ekonomi berbasis kelautan 2.1. Investasi tingkat distrik dan pembangunan kapasitas 2.2. Bantuan rantai

nilai dan pasar

Pengembangan peluang-peluang ekonomi dalam proyek distrik untuk kegiatan perikanan skala kecil yang berbasis pasar dan berkelanjutan

3. Pengelolaan proyek Proyek dikelola secara efisien dan transparan untuk kepentingan rumah tangga dan masyarakat target proyek

2 Aktivitas dan metodologi 2.1 Tujuan

Tujuan dari SMT tahun pertama ini (2013) adalah untuk

1. membangun data dasar (T0) kondisi kesejahteraan Rumah Tangga Penerima Manfaat (RT-PM, beneficiaries) danRumah Tangga BPM (RT-BPM,non- beneficiaries)dari proyek CCDP-IFAD.

2. memberikan rekomendasi kepada perkembangan pelaksanaan dari proyek CCDP-IFAD.

2.2 Pendekatan umum

Pendekatan umum yang dilakukan dalam SMT ini meliputi:

1. Melaksanankan survey terhadap sample RT-PM dari proyek CCDP-IFAD pada akhir tahun pelaksanaan. Survei ini didukung oleh pengambilan informasi secara kualitatif dan kuantitatif terhadap manfaat-manfaat proyek yang telah ditetapkan.

2. Kontrol terhadap perkembangan pelaksanaan proyek CCDP-IFAD dilakukan dengan mengambil perbandingan kondisi RT-BPM. Survei RT-BPM juga

(8)

dilakukan dengan mengukur parameter yang sama dengan yang dilakukan pada RT-PM.

3. Jumlah desa dan sample RT-PM dan RT-BPM per desa ditentukan oleh PMO-CCDP IFAD. Jumlah yang ditetapkan dalam SMT ini sebanyak 9 RT untuk masing-masing PM dan BPM pada desa yang dimaksud.

2.3 Metodologi

SMT dilaksanakan setiap tahun pada sejumlah desa target proyek CCDP, meliputi penerima manfaat dan bukan penerima manfaat (kelompok kontrol). Pada Distrik Gorontalo Utara, SMT 2013 meliputi 2 desa PM (Katiala, Pupalo) dan 2 desa BPM (Kuluoka, Monano). Dari setiap kelurahan baik penerima maupun bukan penerima manfaat, dipilih secara acak 9 rumah tangga. Pemilihan secara acak dilakukan oleh PMO CCDP-IFAD. Sebelum pelaksanaan survei, pengujian kuisioner dilakukan pada salah satu desa penerima manfaat.

Indikator yang diukur pada survey ini meliputi: A. Profil Penerima manfaat

a. Identifikasi rumah tangga

b. Partisipasi dalam Kegiatan Proyek B. Temuan-Temuan Komparatif

a. Mata Pencaharian b. Ketahanan pangan

c. Produksi Kelautan dan Perikanan d. Akses terhadap Pasar

e. Akses terhadap Jasa Keuangan Pedesaan f. Pengembangan Usaha dan Ketenagakerjaan g. Akses terhadap Sumberdaya Alam

h. Pemberdayaan

Data yang dikumpulkan kemudian didokumentasikan ke dalam borang isian hasil survei (Excel file), disusun dan dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan data dari penerima manfaat proyek dan bukan penerima manfaat proyek.

2.4 Pelaksanaan

Survei berlangsung dari tanggal 20 hingga 26 November 2013 di 2 desa PM dan 2 desa BPM. Jumlah sampel RT-PM dan RT-BPM di masing-masing desa sebanyak 9 RT., yang ditentukan secara acak oleh PMO-CCDP IFAD.

(9)

1) Pembentukan tim dan pelatihan

Tim dibentuk berdasarkan kepakaran dibidang sosial ekonomi, pemasaran, dan pengolahan data/statistik, yang terdiri 2 orang tenaga ahli, 2 orang supervisi dan 2 orang enumerator.

2) Pengambilan data

a. Jumlah rumah tangga penerima manfaat dan bukan penerima manfaat, masing-masing sebanyak 9 rumah tangga per Desa, yang ditentukan secara acak dari total rumah tangga di desa. Daftar rumah tangga sampel disajikan di lampiran 1.

b. Responden utama dalam sampling unit RT itu adalah kepala RT, yang dipilih untuk mewakili kelompok-kelompok usaha yang akan terlibat langsung dalam proyek, sedangkan rumah tangga di desa bukan penerima manfaat ditentukan secara sampling bertingkat yang diklasifikan berdasarkan kelompok mata pencaharian, yaitu kelompok masyarakat nelayan, budidaya, pengolah, dan pemasaran.

c. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara (kuisioner), wawancara mendalam, dan diskusi kelompok terfokus.

3) Analisa data

Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisa secara persentasi. Analisa juga dilakukan untuk membandingkan data inti dengan data kontrol (BPM)

3 Profil penerima manfaat (PM) 3.1 Identifikasi rumah tangga

Sebagian besar RT-PM (61%), kepala keluarganya adalah laki-laki. Sebaliknya, tidak ada perempuan yang bertindak sebagai kepala keluarga. di RT-BPM.

(10)

Mayoritas kelompok pendapatan pada RT-PM (72%) dan RT-BPM (72%) berada pada kelompok pendapatan rata-rata dengan kisaran pendapatan Rp. 500.000 – 9.000.000 (median = Rp. 2.000.000). Sedangkan kategori berkecukupan di PM (6%) tergolong rendah jika dibandingkan dengan RT-BPM (17%). Kategori miskin pada RT-PM dan RT-RT-BPM, masing masing sebesar 22% dan 11%.

3.2 Partisipasi dalam kegiatan proyek

Mayoritas responden RT-PM (78%) terlibat di kegiatan ini mulai tahun 2013, dan sebagian besar responden RT-PM (62%) terlibat dikegiatan ini mengikuti kegiatan CCDP dalam 12 bulan terakhir. Semua responden hampir mengikuti seluruh kegiatan pelatihan, kecuali pelatihan perikanan tangkap dan perencanaan desa Ini disebabkan karena tidak ada program pelatihan yang dilakukan oleh IFAD. Pelatihan yang paling sering diikuti oleh responden adalah pelatihan bisnis (28%).

Mayoritas RT-PM (56%) merasa puas pada kegiatan tersebut. Sedangkan, yang merasa tidak puas sebesar 17%. Ketidakpuasan ini karena bantuan mereka dialihkan kepada orang lain saat pencairan dana. Sebanyak 50% responden mengatakan sering berkomunikasi dengan staf proyek.

(11)

4 Hasil perbandingan 4.1 Mata pencaharian

Sebagian besar responden RT-PM (94%) dan seluruh RT-BPM (100%) menyatakan memiliki sumber pendapatan tunai.

4.1.1 Sumber pendapatan utama

Sumber pendapatan utama RT-PM didominasi oleh perikanan budidaya (50%). Sedangkan sumber pendapatan utama RT-BPM didominasi oleh perikanan tangkap (94%).

(12)

Separuh RT-PM dan RT-BPM tidak mengalami perubahan pendapatan dalam 12 bulan terakhir. Namun sebagian RT-PM mengalami perubahan pendapatan lebih rendah 5-25% (33%) dan lebih tinggi 25-50% (17%). RT-PM belum menerima bantuan modal hingga saat ini.

4.1.2 Sumber pendapatan lainnya

Semua RT-PM (100%) tidak memiliki sumber pendapatan lain. Setengah dari RT-BPM (50%) ada yang tidak memiliki sumber pendapatan lain. Sumber pendapatan lainnya pada RT-PM didominasi oleh perikanan tangkap (33%) yaitu pancing dan pukat. Namun, pada RT-BPM sumber pendapatan lainnya adalah pertanian (22%) yaitu petani jagung.

4.2 Ketahanan pangan

Indikasi ketahanan pangan ditentukan berdasarkan kemampuan menyediakan makan 3 kali sehari. Tidak ada RT-PM dan RT-BPM yang tidak mampu menyediakan makan 3 kali sehari.

4.3 Produksi kelautan dan perikanan

4.3.1 Tujuan menghasilkan produk kelautan dan perikanan

Sebagian besar RT-PM (72%) menghasilkan produk perikanan untuk konsumsi dan dijual. Yang menarik adalah sebagian responden RT-PM (22%)

(13)

menghasilkan produk perikanan hanya untuk dijual. Alasan mereka bahwa hasil tangkapan mereka bernilai ekonomis tinggi (misalnya, ikan kerapu, ikan kuwe). Seluruh RT-BPM menghasilkan produk perikanan untuk dikonsumsi dan dijual.

4.3.2 Penggunaan teknologi baru dalam produksi perikanan

Sebagian besar responden RT-PM (72%) dan RT-BPM (94%) tidak mengadopsi teknologi baru dalam hal penangkapan ikan ataupun budidaya. Karena tidak adanya informasi tentang teknologi baru dan juga sebagian dari mereka masih enggan menggunakan teknologi baru mengingat kegagalannya.

4.3.3 Perubahan produksi perikanan

Sebagian besar RT-PM (61%) dan sebagian kecil RT-BPM (39%) mengatakan ada perubahan dalam produksi perikanan yang mereka hasilkan. Sebanyak 28% RT-PM mengatakan terjadi kenaikan produksi tinggi dan 11% mengatakan produktivitas menurun. Penurunan produktivitas perikanan ini disebabkan oleh persaingan dengan nelayan ikan karang dari Manado dan oleh aktivitas penangkapan destruktif.

4.4 Akses pasar

Seluruh RT-PM (100%) dan RT-BPM (100%) mengakui ada pendapatan dari hasil penjualan perikanan. Sebagian kecil RT-PM (6%)memiliki kontrak

(14)

penjualan dengan pedagang pengumpul. Hal ini disebabkan sebagian besar nelayan melakukan transaksi berdasarkan kepercayaan dengan pihak lain dan hal ini telah dilakukan secara turun temurun. Sebagian kecil responden RT-PM (39%) mengakui adanya perubahan akses fisik pasar, berupa perbaikan pelabuhan dan tempat pendaratan ikan.

4.5 Akses jasa keuangan pedesaan

Sebagian kecil RT-PM (44%) dan setengah dari RT-BPM (50%) pernah meminjam dalam 12 bulan terakhir. Sumber pinjaman tertinggi RT-PM adalah lembaga formal (Bank, LKM), sedangkan sumber pinjaman tertinggi RT-BPM adalah lembaga informal (koperasi). Namun sebagian besar responden RT-PM dan RT-BPM (≥ 50%) belum mampu melunasi pinjaman. Lebih dari 70 % responden penerima bantuan mengakui akses keuangan lebih bagus saat ini dan sebagian besar (67%) mengakui tidak ada hubungannya dengan proyek.

(15)

4.6 Pengembangan usaha dan ketenaga kerjaan

Sebagian besar RT-PM (61%) memiliki usaha non perikanan seperti ternak, kebun jagung, pedagang kelontong dan buruh bangunan. Kebanyakan usaha tersebut dilakukan sendiri oleh RT (tidak memiliki pekerja). Seluruh responden RT-PM (100%) menyatakan bahwa proyek CCDP tidak membantu meningkatkan tenaga kerja.

(16)

4.7 Akses sumberdaya alam

4.7.1 Akses lahan budidaya/ pesisir untuk marikultur

Sebagian besar responden RT-PM (56%) mempunyai akses terhadap budidaya dan lahannya khususnya budidaya rumput laut. Akses tersebut tidak berbeda dari tahun lalu. Sebagian besar (83%) penerima manfaat belum melihat adanya perubahan akses budidaya karena intervensi proyek.

4.7.2 Akses komunitas perikanan tangkap

Sebanyak 44% responden RT-PM mengakui memiliki akses perikanan tangkap. Lebih dari 20% dari mereka mengakui adanya peningkatan produktivitas perikanan tangkap.

4.7.3 Fasilitas pengolahan perikanan yang dapat digunakan

Sebagian kecil RT-PM (28%) memiliki fasilitas pengolahan perikanan (misalnya panci kukus dan penggilingan daging ikan). Fasilitas pengolahan ini ada yang dimiliki pribadi tetapi ada juga fasilitas pribadi yang dapat diakses oleh orang lain.

(17)

4.7.4 Tempat pemasaran yang digunakan

Sebagian besar responden baik RT-PM (78%) dan RT-BPM (61%) memiliki tempat pemasaran produk perikanannya. Umumnya tempat pemasaran produk adalah pasar tradisional, toko, dan pedagang pengumpul untuk pasar di luar lokasi.

4.8 Pemberdayaan

Sebagian besar responden RT-PM (67%) mengatakan bahwa kelompok yang dibentuk oleh CCDP melibatkan wanita sebagai anggota. Alasan keterlibatan wanita dalam kelompok itu karena wanita lebih telaten dan dapat dipercaya dalam kegiatan produksi olahan perikanan.

Seluruh responden RT-PM (100%) dan RT-BPM (100%) kegiatan ini mengatakan bahwa setiap pengambilan keputusan baik dalam pembelian alat rumah tangga, perbaikan rumah, pendidikan anak, dilakukan bersama suami. Semua memiliki tabungan dan juga mereka memiliki pinjaman. Sumber pinjaman terbesar berasal dari keluarga/teman (22%), dan institusi formal (22%).

(18)

Sebagian besar ibu RT-PM (78%) menyatakan bahwa aset yang dimiliki merupakan aset bersama dengan suami. Hanya sebagian kecil RT-PM (11%) dari ibu rumah tangga mengetahui nama camat tapi seluruh RT-PM (100%) dan RT-BPM (100%) pernah mengunjungi kantor camat.

(19)

5 Kesimpulan

1. Mayoritas kepala rumah tangga adalah laki-laik baik responden RT-PM (61%) dan RT-BPM (81%).

2. Sebagian besar mata pencaharian utama RT-PM adalah perikanan budidaya yaitu sebesar 50% dengan produk budidayanya KJA ikan kuwe dan rumput laut, sedangkan mata pencaharian utama RT-BPM adalah perikanan tangkap yaitu sebesar 94% dengan hasil tangkapan berupa ikan kerapu, kuwe, cakalang, teri, layang, dll.

3. Sebagian besar produk perikanan dijual dipasar tradisional dan pengumpul tanpa kontrak, dan hanya sebagian kecil (6%) yang memiliki kontrak.

4. Seluruh responden baik RT-PM dan RT-BPM (100%) mampu menyediakan makanan 3 kali sehari.

5. Separuh dari RT-PM (56%) memiliki akses sumberdaya dan lahan budidaya, sementara pada RT-BPM hanya sebagian kecil (11%) yang memiliki akses terhadap sumberdaya dan lahan budidaya.

6. Sekitar (56%) RT-PM berpartisipasi aktif dalam kegiatan pelatihan dan merasa puas dengan kegiatan CCDP.

7. Sumber pinjaman RT-PM dominan (22%) berasal dari lembaga formal (bank, LKM), sementara sumber pinjaman RT-BPM dominan (28%) berasal dari lembaga informal (koperasi). Seluruh responden RT-PM (100%) dan separuh RT-BPM (50%) yang memiliki pinjaman, menggunakan uang pinjaman tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari. Namun, sebanyak 56% RT-PM dan 50% RT-BPM menyatakan belum melunasi pinjaman dan akan melunasinya. Sebagian besar responden pada RT-PM (78%) mengakui bahwa akses keuangan lebih baik jika dibandingkan dengan 12 bulan terakhir, sementara 72% RT-BPM mengakui bahwa tidak ada perubahan akses keuangan dalam 12 bulan terakhir.

8. Sebagian besar RT-PM (94%) dan seluruh RT-BPM (100%) mempunyai sumber pendapatan tunai. Selain itu mereka juga memiliki sumber pendapatan lain dari usaha non perikanan seperti pertanian, buruh, toko kelontong, dan ternak. Kebanyakan usaha non perikanan tersebut tidak memiliki tenaga kerja lain.

9. Keterlibatan wanita dalam program CCDP sebanyak 56%, semuanya terlibat pada kelompok usaha. Semua responden wanita RT-PM pernah berkunjung ke kantor camat, namun 11% dari mereka yang mengetahui nama camat.

(20)

6 Rekomendasi

1. Penentuan responden antara RT-PM dan RT-BPM (sebagai kontrol) sebaiknya berdasarkan kriteria yang setara, misalnya desa PM dan RT-BPM sama-sama nelayan tangkap untuk memudahkan analisis dampak bantuan CCDP terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir. 2. Bagi RT-PM yang kesulitan mengakses lahan budidaya sebaiknya dilakukan

usaha pendampingan dan pelatihan mengenai alternatif usaha lain seperti pengolahan hasil perikanan.

3. Program CCDP diharapkan dapat memfasilitasi RT-PM dalam memperoleh kemudahan kredit dari lembaga keuangan formal atau lembaga keuangan mikro, khususnya bagi RT-PM yang masih mengandalkan perantara/ makelar.

4. Bantuan dana dari CCDP perlu dilengkapi dengan aturan yang jelas untuk menghindari penyalahgunaan dana karena semua responden menggunakan sebagian bantuannya untuk konsumsi sehari-hari.

5. Keterlibatan wanita sudah cukup baik namun masih diperlukan upaya pengembangan keterampilan dalam usaha pengolahan hasil perikanan dan manajemen usaha serta peningkatan wawasan.

(21)

Lampiran 1. Daftar Desa dengan jumlah penerima manfaat dan bukan penerima manfaat.

a. Daftar desa penerima manfaat dan responden

No Desa PenerimaManfaat Responden ID Responden

1 Katialada Tarib 1001A

Kisman Saramadi 1002A Yustina Hamid 1003A

Rostin Harun 1004A

Herson Paramala 1005A

Tamrin 1006A

Rahman 1007A

Masni 1008A

Dg. Kareba 1009A

2 Pupalo Marlinah 1011A

Khadijah Sura 1012A

Husin 1013A

Husain 1014A

Wilson Patamani 1015A Karim Patamani 1016A

Hamid Panunu 1017A

Nur Ain 1018A

Nani 1019A

b. Daftar desa bukan penerima manfaat dan responden

No Desa bukan Penerima Manfaat Responden ID Responden

1 Monano Ramlin Ahmad 1001B

Ajis 1002B Yunus 1003B Ismail H. Taniya 1004B Arifin Dehi 1005B Malik 1006B Don Deni 1007B Aswin Potale 1008B Iswan 1009B

2 Koluoka Samin Mo'bangi 1010B

Ridwan Usman 1011B Ahmad Usman 1012B Abbas 1013B Rigi 1014B Sapar Usman 1015B Usman 1016B Ateng 1017B Soni 1018B

Gambar

Tabel 1. Komponen, sub-komponen dan manfaat dari proyek CCDP-IFAD No. Komponen Sub-Komponen Manfaat (Outcome)

Referensi

Dokumen terkait

DAFTAR AROMA PARFUM METANOL ATAU WATERBASE DARI: DISTRIBUTOR BIBIT PARFUM LAUNDRY SURGA PEWANGI LAUNDRY DIANTARA NYA :.. • bunga sakura sp ﴾Cuma ada di Surga

Jika partikel bergerak dari x = 0 dengan kecepatan awal 12 ft/sec ke kiri, tentukan posisi partikel pada setiap saat t dan waktu agar partikel berhenti kemudian bergerak lagi..

01 Jumlah Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan yang 02 Jumlah Masyarakat Kelautan dan Perikanan yang bersertifikat 01 Jumlah Kelompok pelaku utama/usaha yang disuluh 02

8ada keganasan, nyeri yang disebabkan oleh akti:asi nosiseptor disebut nyeri nosiseptif? sedangkan nyeri yang ditimbulkan oleh gangguan pada sistem saraf disebut nyeri neuropatik.

Teknologi terbaru yang dikembangkan untuk mening- katkan efektivitas penyimpanan adalah penambahan materi berukuran nano (nanopartikel) ke dalam formula film yang

Indikator Materi pokok Kegiatan pembelajaran Penilaian Alokas i waktu Sumber belajar Teknik Bentuk instrume n Mendeskrip sikan 1. Sistem pencernaan pada manusia 

Permohonan lanjutan masa hendaklah dikemukakan ke cawangan LHDNM yang mengendalikan kes melalui surat / e-mel dan permohonan akan dipertimbangkan berdasarkan

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan yang dimaksud dengan tenaga pendamping adalah orang yang bertugas mendampingi kelompok usaha kelautan dan perikanan