• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tradisi Undhuh-undhuh GKJW : Fungsi dan Relevansi Nilai Budaya terhadap Pengembangan Pendidikan Karakter

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tradisi Undhuh-undhuh GKJW : Fungsi dan Relevansi Nilai Budaya terhadap Pengembangan Pendidikan Karakter"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Tradisi

Undhuh-undhuh

GKJW : Fungsi dan Relevansi Nilai

Budaya terhadap Pengembangan Pendidikan Karakter

Primita Yanuar Prastika Putri

Prodi Pendidikan Sejarah, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang

Jl. Semarang 5 Malang E-mail : dani.myta@yahoo.com

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan, fungsi dan relevansi nilai budaya dari tradisi Undhuh-undhuh GKJW terhadap pengembangan pendidikan karakter. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Data penelitian diperoleh dari berbagai sumber yaitu hasil wawancara, observasi, dokumentasi dan studi kepustakaan. Penelitian yang dilakukan di GKJW Jemaat Sumberpucung ini menghasilkan data bahwa Undhuh-undhuh yang dilaksanakan di GKJW Jemaat

Sumberpucung memiliki beberapa fungsi antara lain fungsi spiritual, fungsi sosial, fungsi, ekonomi, fungsi pendidikan dan fungsi

pelestarian budaya. Undhuh-undhuh yang dilaksanakan di GKJW Jemaat Sumberpucung juga memiliki banyak kandungan nilai-nilai seperti nilai sejarah, nilai solidaritas sosial, nilai gotong royong, nilai pendidikan, dan nilai pelestarian budaya yang kesemuanya itu berguna bagi pengembangan kepribadian warga gereja serta masyarakat pada umumnya.

Kata Kunci : Undhuh-undhuh, GKJW, Fungsi, Nilai Budaya, Pendidikan Karakter

Masuknya agama Kristen di Indonesia yang dimulai sejak zaman kedatangan bangsa Eropa membawa pengaruh besar bagi bangsa Indonesia khususnya mengenai metode penyebarannya (Kruger, 1959). Salah satu metode yang digunakan adalah metode Coolen yang mengabarkan Injil dengan gaya Jawa. (Mulder,1983). Bentuk penyelarasan upacara gerejani dengan pola

kebudayaan Jawa adalah “Tradisi Undhuh-undhuh” yang masih dilaksanakan oleh

masyarakat Gereja Kristen Jawa sampai pada saat ini (Sastrosupono, 1994). Sastrosupono (1984) membahas mengenai orang Jawa telah melakukan akulturasi antara unsur kebudayaan Jawa dengan unsur kebudayaan Kristen yang terlihat dalam Gereja Kristen Jawa dalam hal ini tradisi Jawa yang digunakan untuk memuliakan Tuhan. Hasil penelitian Ismawati (1994) menemukan bahwa upacara

(2)

2

dan semua anggota masyarakat agar dijauhkan dari segala macam gangguan ghaib. Penelitian oleh Sulistyaningsih (1997) menyatakan upacara Undhuh-undhuh ini juga mempunyai tujuan untuk mengungkapkan rasa syukur pada Tuhan karena diberi berbagai berkat sehingga manusia hidup tentram. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan, perubahan, dan relevansi nilai budaya tradisi Undhuh-undhuh di GKJW Jemaat Sumberpucung terhadap pendidikan karakter. Hasil penelitian Aryunani (2010) menyatakan perubahan bentuk tata cara pelaksanaan Undhuh-undhuh dan perubahan makna

mempersembahkan bagi warga gereja karena faktor intern dan faktor ekstern melahirkan nilai-nilai budaya tersendiri bagi perkembangan karakter masyarakat. METODE PENELITAN

Lokasi penelitian adalah GKJW Jemaat Sumberpucung. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Data penelitian diperoleh dari berbagai sumber antara lain warga GKJW Jemaat Sumberpucung yang dapat memberikan informasi tentang permasalahan yang diteliti.

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Observasi dilakukan saat dimulainya persiapan, pelaksanaan, sampai akhir dari rangkaian upacara. Wawancara dilakukan kepada berbagai informan yang dapat memberikan informasi tentang permasalahan yang diteliti. Wawancara dilakukan secara berencana dan terbuka untuk memperoleh data sebanyak mungkin. Dokumentasi dilakukan dengan menganalisis dokumen-dokumen berupa catatan yang dibuat oleh panitia Undhuh-undhuh GKJW Jemaat Sumberpucung mengenai anggaran pemasukan dan pengeluaran dalam

pelaksanaan Undhuh-undhuh GKJW Jemaat Sumberpucung tahun 2012. Studi kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku yang relevan baik yang berhubungan dengan Undhuh-undhuh ataupun ilmu sosiologi dan antropologi, yang dapat melengkapi data yang diperoleh dari pengamatan terhadap

pelaksanaan Undhuh-undhuh di GKJW Jemaat Sumberpucung. Analisis data dilakukan secara reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasinya.

(3)

3 HASIL

Pelaksanaan Undhuh-undhuh di GKJW Jemaat Sumberpucung adalah sehari sebelum pelaksanaan panitia menghimpun persembahan natura berupa hasil kebun, tanaman, barang kebutuhan pokok, dan hewan ternak untuk diberi nomor. Barang-barang yang telah diberi nomor tersebut ditata sedemikian rupa di dalam ruang gereja. Barang barang tersebut setelah ibadat Minggu pagi akan dilelang ke warga jemaat. Ada juru lelang yang dibentuk oleh panitia Undhuh-undhuh yang bertugas menawarkan barang persembahan kepada warga jemaat untuk dibeli dengan penawaran tertinggi. Bagi warga yang memenangkan lelangan maka barang beserta kwitansi langsung bisa didapat oleh warga yang bersangkutan. Begitu selanjutnya hingga barang habis. Warga jemaat pemenang lelangan tidak harus membayar barang saat itu juga tetapi dapat dicicil sampai waktu

pelaksanaan sebelum Undhuh-undhuh yang ke-2 pada tahun bersangkutan. Jumlah dan besarnya lelangan akan diinformasikan kepada yang bersangkutan melalui warta jemaat.

Tradisi Undhuh-undhuh selama tahun 1989-2012 mengalami dinamika dengan terdapatnya perubahan-perubahan dalam tata cara pelaksanaannya serta pergeseran fungsi upacara itu sendiri. Perubahan dan pergeseran dalam

pelaksanaan tradisi Undhuh-undhuh tersebut tidak terlepas dari

perubahan-perubahan yang terjadi dalam warga GKJW Jemaat Sumberpucung sebagai unsur penentu tumbuh dan berkembangnya tradisi Undhuh-undhuh di gereja

tersebut.perubahan ini muncul karena sudah sudah memasuki era tahun 2000-an sehingga pola pikir warga jemaat dan pendetanya pun semakin maju sehingga sedikit lebih kearah penghilangan tradisi yang dianggap kurang begitu penting. Seperti pada masa kepemimpinan Bapak Johny Sukohadi yang membuat tata cara peribadahan lebih praktis dan efisien dalam pelaksanaannya termasuk dalam pelaksanaan Undhuh-undhuh ini. beliau melakukan perubahan beliau menjelaskan agar pelaksanaan Undhuh-undhuh itu bisa praktis dan tidak merepotkan warga jemaat. Salah satu contohnya beliau meniadakan pelaksanaan Tradisi Bukak Siti,

Keleman dan ibadat pembuka musim tanam yang merupakan tradisi pembuka

(4)

4

Siti,Keleman dan ibadat pembuka musim tanam menurut beliau merupakan

pemborosan karena dalam tradisi tersebut warga jemaat harus membawa makanan dan kue-kue untuk keperluan pelaksanaannya. Beliau berpendapat bahwa lebih baik uang yang digunakan untuk membeli makanan itu digunakan untuk persembahan saja karena lebih bermanfaat. Perubahan yang beliau laksanakan tidak hanya dalam hal tata cara saja namun juga dari segi wujud barang persembahan. Dalam Undhuh-undhuh yang asli barang yang dipersembahkan memang benar-benar apa yang dimilikinya dan menjadi mata pencahariannya. Namun kalau melihat zaman sekarang ini menurut Bapak Johny sudah kurang sesuai lagi karena jarang ada warga yang benar-benar mempersembahkan persembahan yang menjadi mata pencahariannya karena alasan kurang praktis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Undhuh-undhuh merupakan tradisi ucapan syukur warga GKJW Jemaat Sumberpucung atas segala berkat yang diberikan oleh Tuhan selama hidup mereka. Pelaksanaan Undhuh-undhuh di GKJW Jemaat Sumberpucung berlangsung 2 kali yaitu Undhuh-undhuh natura berupa hasil alam yang dilaksanakan sekitar bulan Maret-Mei dan

Undhuh-undhuh berupa uang yang dilaksanakan sekitar bulan September-November.

Undhuh-undhuh yang dilaksanakan di GKJW Jemaat Sumberpucung memiliki

beberapa fungsi antara lain fungsi spiritual, fungsi sosial, fungsi, ekonomi, fungsi pendidikan dan fungsi pelestarian budaya. Undhuh-undhuh yang dilaksanakan di GKJW Jemaat Sumberpucung juga memiliki banyak kandungan nilai-nilai seperti nilai sejarah, nilai solidaritas sosial, nilai gotong royong, nilai pendidikan, dan nilai pelestarian budaya yang kesemuanya itu berguna bagi pengembangan kepribadian warga gereja serta masyarakat pada umumnya.

PEMBAHASAN

Undhuh-undhuh yang dilaksanakan di GKJW Jemaat Sumberpucung

merupakan wujud upacara adat yang dilakukan manusia kepada Tuhan dalam kehidupan religinya dalam rangka pengucapan syukur atas berkah panen yang mereka terima. Hal ini sejalan dengan pendapat Koentjaraningrat (1987) yang mengemukakan bahwa manusia melakukan tindakan religi juga karena adanya

(5)

5

getaran atau emosi yang ditimbulkan dalam jiwa manusia sebagai akibat dari pengaruh adanya rasa kesatuan sebagai warga masyarakat. Selain itu adanya dasar dari ajaran agama yang tertuang dalam kitab suci juga dapat menimbulkan adanya kekuatan yang bernafaskan religi yang mendorong seseorang melakukan suatu upacara keagamaan. Keberadaan tradisi Undhuh-undhuh selama tahun 1989-2012 mengalami dinamika dengan terdapatnya perubahan-perubahan dalam tata cara pelaksanaannya serta pergeseran fungsi upacara itu sendiri. Perubahan dan pergeseran dalam pelaksanaan tradisi Undhuh-undhuh tersebut tidak terlepas dari perubahan-perubahan yang terjadi dalam warga GKJW Jemaat Sumberpucung sebagai unsur penentu tumbuh dan berkembangnya tradisi Undhuh-undhuh di gereja tersebut. Pandangan sikap, tingkah laku, atau penerimaan ide-ide baru dalam masyarakatnya, memungkinkan terjadi perubahan dalam pelaksanaan tradisi Undhuh-undhuh. Laju arus modernisasi dalam pembangunan merupakan faktor yang juga tidak dapat diabaikan yang memicu terjadinya perubahan dalam tradisi Undhuh-undhuh. Demikian pula halnya dengan sikap terbuka

masyarakatnya terhadap kebudayaan baru atau asing yang turut mempengaruhi terjadinya perubahan dalam pelaksanaan tradisi Undhuh-undhuh. Hal ini sejalan dengan pendapat Rostiyati (1985) perubahan yang terjadi dalam upacara adat disebabkan oleh penerimaan ide-ide baru oleh masyarakat melalui laju moderniasasi dan pembangunan.

Tradisi Undhuh-undhuh yang dilaksanakan di GKJW Jemaat Sumberpucung memiliki banyak nilai yang sangat bermanfaat bagi masyarakat pendukungnya antara lain : nilai sejarah, nilai solidaritas sosial, nilai gotong-royong, nilai pelestarian budaya dan nilai pendidikan. Nilai-nilai ini dapat mendukung pembelajaran pendidikan formal seperti yang dikemukakan oleh Agung (2011) bahwa pendidikan informal dapat dikatakan mendukung pendidikan formal karena mengandung unsur-unsur pembentukan karakter yang berguna bagi

perkembangan kepribadian. Salah satu contoh pendidikan informal adalah peran kebudayaan masyarakat dalam menanamkan nilai-nilai karakter kedalam

(6)

6

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Undhuh-undhuh merupakan tradisi ucapan syukur warga GKJW Jemaat Sumberpucung atas segala berkat yang diberikan oleh Tuhan selama hidup mereka; (2) Undhuh-undhuh yang dilaksanakan memiliki beberapa fungsi antara lain fungsi spiritual, fungsi sosial, fungsi, ekonomi, fungsi pendidikan dan fungsi pelestarian budaya. (3) Undhuh-undhuh yang dilaksanakan di GKJW Jemaat Sumberpucung juga memiliki banyak

kandungan nilai-nilai seperti nilai sejarah, nilai solidaritas sosial, nilai gotong royong, nilai pendidikan, dan nilai pelestarian budaya yang kesemuanya itu berguna bagi pengembangan kepribadian warga gereja serta masyarakat pada umumnya.

DAFTAR RUJUKAN

Aryunani, M. 2010. Riyaya Undhuh (Studi Deskriptif tentang Perubahan Upacara Undhuh-Undhuh di GKJW Mojowarno desa Mojowarno Kecamatan

Mojowarno kabupaten Jornbang Jawa Timur). Skripsi tidak diterbitkan.

Surabaya: Fakultas Ilmu Budaya Unair.

Agung, I. 2011. Pendidikan Membangun Karakter Bangsa. Jakarta: Bestari Buana Murni.

Ismawati. 1994. Upacara Undhuh- Undhuh di Desa Peniwen, Kecamatan

Kromengan, Kabupaten Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fips

UM.

Koentjaraningrat. 1987. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Gramedia

Kruger, Muller. 1959. Sejarah Gereja di Indonesia. Jakarta : BPK Gunung Mulia. Mulder, Niels. 1983. Kebatinan dan Hidup Sehari- Hari Orang Jawa :

Kelangsungan dan Perkembangan Kulturil. Jakarta : Gramedia

Rostiyati, A. 1985. Fungsi Upacara Tradisional bagi Masyarakat Pendukungnya. Jakarta: Depdikbud

Sastrosupono, S. 1984. Sinkretisme dan Orang Kristen Jawa. Bandung: Mizan Sulistyaningsih. 1997. Upacara Undhuh-Undhuh di Desa Sitiarjo, Kecamatan

Sumbermanjingwetan, Kabupaten Malang. Skripsi tidak diterbitkan.

Referensi

Dokumen terkait

TRADING BUY : Posisi beli untuk jangka pendek / trading , yang menitikberatkan pada analisa teknikal dan isu-isu yang beredar. NEUTRAL : Tidak mengambil posisi pada saham

Hasil penelitian menunjukkan bahwa store layout , interior display , human variable berpengaruh secara serempak dan parsial terhadap customer shopping orientation pada

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, ditarik kesimpulan modul BK untuk pengelolaan stres akademik siswa berada pada kategori layak secara materi, sangat layak secara

menunjukkan bahwa karaginan yang di- hasilkan dari rumput laut yang dipanen pada usia panen 45 hari memiliki rendemen, kadar sulfat dan unit 3,6-anhidro- D-galaktosa yang

Tingginya jumlah bakteri asam laktat pada kelompok yang menerima probiotik berdampak pada diare yang lebih singkat durasinya, jumlah kejadian lebih sedikit,

Normaliana: Persepsi Guru Fikih Tentang Khilafiyah Dalam Pembelajaran Fikih (Studi Pada MTsN Mulawarman, MTs Siti Mariam dan MTs Muhammadiyah 3 Al Furqan), Tesis, pada

Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis teori yang diajukan terbukti dengan nilai tsatistik sebesar 5.46 > t-table 1.96 yang artinya Ho ditolak sehingga dapat

Pemberian pupuk NPK pada tanaman jeruk manis dengan dosis 400 gram/tanaman pada penelitian ini merupakan pemberian pupuk dengan dosis optimum, hal tersebut terlihat dari