• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nilai Karakter Cinta Tanah Air - Indra Gunawan BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nilai Karakter Cinta Tanah Air - Indra Gunawan BAB II"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Nilai Karakter Cinta Tanah Air

Cinta tanah air adalah cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukan sikap kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan tinggi terhadap bangsa. Baik di bidang bahasa, sosial, budaya, ekonomi, maupun politik. Rasa cinta tanah air, salah satunya, bisa diungkapkan dengan selalu menggunakan produk dalam negeri (Hermawan, 2014:87). Untuk memahami pentingnya pentingnya cinta tanah air, dapat diwujudkan setiap hari dengan bagaimana sikap seseorang dalam menjalani hidup berbangsa dan bertanah air dengan giat, pantang menyerah, peduli, dan saling membantu antar umat. Itu merupakan cerminan dari Cinta Tanah Air.

(2)

menyanyikannya setiap anak akan hafal dan bisa memhami isi lagu. Merah Putih bisa bisa diangkat menjadi sub tema pembelajaran. Pentingnya sebuah lagu kebangsaan dan itu menjadi sebagai identitas dari negara tersebut, agar dapat mengingat kembali betapa pentingnya cinta terhadap Negara Republik Indonesia.

Rasa cinta tanah air merupakan hal yang sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan dan untuk mewujudkan cita-cita ataupun tujuan bangsa Indonesia. Menumbuhkan rasa cinta tanah air merupakan jawaban dari keterpurukan kehidupan berbangsa saat ini. Karena dengan menumbuhkan rasa cinta tanah air, akan menciptakan generasi penerus yang baik.

Hermawan (2014:98) menyebutkan cara-cara meningkatkan rasa Cinta Tanah Air yaitu :

a) Menggunakan produk buatan dalam negeri

b) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

c) Menyediakan informasi (dari sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia

d) Memajangkan foto presiden dan wakil presiden, bendera negara, lambang negara, peta Indonesia, gambar kehidupan masyarakat Indonesia

(3)

a) Menyanyikan lagu-lagu perjuangan

b) Diskusi tentang kekayaan alam, budaya bangsa, peristiwa alam, dan perilaku menyimpang

c) Menumbuhkan rasa mencintai produk dalam negeri

d) Menggunakan media dan alat-alat pembelajaran dalam negeri Berdasarkan uraian di atas, peneliti berpendapat salah satu cara untuk menumbuh kembangkan rasa cinta tanah air adalah dengan cara mengajarkan lagu-lagu wajib kepada anak-anak dan membiasakan menyanyikan lagu-lagu wajib dengan penuh semangat, dengan mengajarkan lagu-lagu wajib, anak-anak akan memahami bahwa lagu wajib nasional juga berarti kesatuan kita sebagai bangsa Indonesia.

2. Keterampilan Menyanyi

Seni musik merupakan salah satu ruang lingkup SBK yang perlu diajarkan karena memberi kemampuan mengekspresikan dan mengapresiasikan seni secara kreatif untuk mengembangkan kepribadian siswa, memberi sikap-sikap atau emosional.

Saat melaksanakan pembelajaran seni musik guru hendaknya memperhatikan empat pilar pendidikan yang ditetapkan UNESCO (dalam Hamdani, 2011:194-195) agar efektif dan tujuan tercapai. Empat pilar pendidikan tersebut adalah

1) Learning to know

(4)

teknik menyanyi sehingga siswa menguasai ilmu tentang musik dan menyanyi.

2) Learning to do

Learning to do maksudnya belajar menguasai keterampilan, guru dan sekolah hendaknya memberi fasilitas siswa mengembangkan bakat dan minat siswa. Pembelajaran menyanyi memberi kesempatan mengembangkan bakat dan minat siswa pada musik sehingga mendukung keberhasilan siswa.

3) Learning to live together

Learning to live together artinya belajar hidup bermasyarakat, mempersiapkan siswa hidup bermasyarakat. Pembelajaran menyanyi lagu wajib dapat membantu siswa mengenal karya bangsa sehingga timbul perilaku saling menghormati, terbuka dan dapat m,enghargai karya.

4) Learning to be

Learning to be artinya belajar untuk mengembangkan diri secara maksimal, melalui pembelajaran menyanyi lagu wajib, siswa diarahkan dan diberi fasilitas untuk mengembangkan potensi sesuai karakteristik karena guru memberi kebebasan siswa memilih lagu wajib yang akan dinyanyikan dan gerakan saat menyanyi.

Saat pembelajaran seni musik siswa belajar mengenai olah vokal (menyanyi) maka siswa mempelajari lirik lagu dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air. Selain itu dalam penelitian ini, materi yang akan diteliti adalah rasa cinta tanah air dan keterampilan menyanyikan lagu wajib karena sebagian besar siswa rasa cinta tanah airnya rendah dan belum hafal bahkan tidak tahu menahu lagu wajib nasional..

a. Seni Musik

(5)

Bentuk kesenian itu dapat dikatakan musik apabila memenuhi beberapa faktor berikut:

1) Ritme

Ritme merupakan relasi durasi (atau perbedaan durasi) dari suatu urutan suatu bunyi-bunyi.

2) Tempo

Tempo adalah cepat lambatnya lagu. Contoh tanda tempo adalah adagio (lambat), moderato (sedang), allegro (kurang cepat), dan lain sebagainya.

3) Harmoni

Harmoni adalah urutan nada-nada vertical yang teratur. Dasar harmoni adalah akor/ trinada, yaitu gabungan tiga nada dari pokok tangga nada yang dibunyikan bersama.

4) Melodi

Melodi adalah susunan rangkaian nada terdiri dari tiga atau lebih terdengar berurutan, teratur, membentuk irama, mengungkapkan suatu gagasan atau perasaan. Dalam melodi terdapat istilah nada, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh sumber suara, kecepatan getarnya teratur.

b. Keterampilan Menyanyi

(6)

seni berpidato, seni deklamasi, bahkan juga termasuk seni berdialog dalam drama dan film (Pranadjaja, 1976:9).

(Pranadjaja, 1976:20-23) menyebutkan dasar-dasar teknik menyanyi yang benar, hendaknya dipelajari siswa agar menyanyi dengan baik mencakup:

1) Sikap badan

Dalam menyanyi sikap badan mempengaruhi pernapasan dan suara, terdapat dua sikap badan saat bernyanyi yaitu berdiri dan duduk. a. Sikap berdiri

Ciri berdiri yang baik adalah sedikit memutar persendian tulang paha, lutut, pergelangan kaki ke arah luar, sehingga kedua kaki membentuk sudut kira-kira 30 derajat, tumit agak renggang. Kaki dekat satu sama lain, yang sebelah (boleh kanan atau kiri) agak ke depan. Dengan cara ini, berat tubuh tidak ditekankan pada tumit. Selanjutnya otot di belakang paha harus agak dikencangkan, tetapi jangan terlalu tegang, sehingga lutut tetap merasa longgar.

b. Sikap duduk

(7)

2) Cara bernafas dalam menyanyi

Dalam pernapasan terdapat kerjasama otot-otot badan, yaitu otot dada, perut, dan sekat rongga badan atau diafragma. Pernapasan dada adalah pernapasan dengan mengisi udara ke dalam paru-paru. Pernapasan dada tidak baik untuk menyanyi karena paru-paru dan rongga dada bertambah besar sehingga otot dada akan bekerja lebih banyak.

Pernapasan perut adalah pernapasan yang terjadi karena gerakan perut yang menggembung. Rongga perut menjadi besar, sehingga udara dapat masuk. Pernapasan ini juga tidak baik, karena otot perut tidak cukup memberikan dorongan untuk menghasilkan suara bertenaga saat bernyanyi.

Pernapasan diafragma adalah pernapasan yang paling ideal untuk seorang penyanyi. Otot diafragma cukup kuat menahan tekanan, sehingga paru-paru tidak tegang. Waktu bernyanyi otot diafragma memberi dorongan kuat kepada paru-paru, mengatur tenaga aliran udara melalui batang tenggorokan, menggetarkan selaput suara dan keluar melalui mulut. 3) Memproduksi nada, yaitu mendapatkan suara bulat penuh dengan

cara:

a) Ucapkan A dengan membuka mulut, menurunkan rahang bawah, bagian belakang mulut (parynx) dan bagian depan mulut (bibir) akan terbuka.

b) Bentuklah bibir atas dan bawah di bagian depan mulut menjadi bulat.

(8)

Dengan demikian, bagian belakang mulut terbuka sehingga mengeluarkan bunyi vokal A yang penuh dan bulat.

Okatara (2011:40-44) menambahkan beberapa teknik menyanyi yang baik dan benar, perlu diperhatikan sebelum dan saat menyanyi yaitu: 1) Artikulasi

Artikulasi adalah cara mengucapkan kata-kata lirik lagu. Bentuk/ sikap mulut saat menyanyi sangat mempengaruhi pembentukan nada yang dihasilkan.

Artikulasi ada tiga yaitu:

a) Artikulasi huruf hidup, pembentukan huruf hidup tergantung sikap rongga mulut, terutama lidah. Artikulasi huruf hidup meliputi pembentukan huruf a, i, u, e, o.

b) Artikulasi huruf mati, mencakup huruf konsonan. Saat menyanyi, pengucapan huruf konsonan sangat jelas.

c) Artikulasi diftong (bunyi rangkap), diftong merupakan bunyi vokal rangkap dalam satu kata. Cara pelafalannya dengan menekan lebih lama huruf yang mendahuluinya, lalu berpindah luwes ke bunyi berikutnya. Contoh bunyi diftong adalah au, ai, oi, dan lain sebagainya. (Bayu, 2013:36)

2) Intonasi

Intonasi berarti tinggi rendahnya nada, dijangkau dengan tepat. Untuk memperoleh intonasi maka pendengaran, kontrol pernapasan, dan rasa musikal harus baik. Hal-hal yang penting dalam diperhatikan dalam intonasi, di antaranya sebagai berikut:

a) Relaks, tidak tegang pada saat bernyanyi.

(9)

c) Konsentrasi, tidak ragu-ragu dalam mengambil nada sehingga tinggi nada tidak turun.

d) Latihan napas diagframa agar mendapatkan napas yang panjang e) Latihan pengucapan huruf-huruf hidup (vokal) dengan jelas, agar

tinggi nada tidak berubah. (Okatara, 2011:92) 3) Resonansi

Resonansi berarti seseorang berusaha menghasilkan suara bergema indah tetapi tidak sekedar kuat atau keras seperti berteriak. Berikut ini latihan-latihan yang diperuntuhkan untuk membentuk resonator yang baik.

a) Mulut dikatupkan dengan bibir saling bersentuhan namun tidak ditekan.

b) Rahang bawah diturunkan dengan luwes dan tidak kaku.

c) Gigi atas dan bawah memiliki jarak 1 cm atau setebal jari telunjuk. d) Lidah menyentuh gigi bawahh dan permukaanya datar. Pangkalnya

dalam keadaan rileks tidak ditekan.

e) Rongga mulut dan tenggorokan membentuk ruang yang seluas mungkin. (Pamadhi, 2009:5-13)

4) Interpretasi dan ekspresi

Interpretasi merupakan pemahaman seseorang terhadap lagu, sedangkan ekspresi, penghayatan seseorang terhadap lagu yang dibawakannya. Dari uraian tersebut, menyanyi memerlukan teknik tertentu: pernapasan, artikulasi, frasering/ pemenggalan kalimat, pembentukan suara, resonanosi/ vibrat, intonasi, improvisasi, interpretasi, ekspresi. Posisi badan, hafalan lirik lagu, kesesuaian dengan unsur-unsur musik, pelafalan lirik serta ekspresi siswa juga penting saat menyanyi.

5) Nada

(10)

dan tangga nada pentatonik nada dasar suatu karya music menentukan frekuensi tiap nada dalam karya tersebut. Nada dalam teori musik diatonis barat diidentifikasikan menjadi 12 nada yang masing-masing diberi nama, yaitu nada C,D,E,F,G,A dan B. Serta nada-nada kromatis yaitu Cis/Des,Dis/Es/Fis/Ges/As, dan Ais/Bes. Nada diketahui memiliki empat sifat, yaitu sebagai berikut.

1. Picth, yaitu tinggi rendahnya nada atau ketepatan jangkauan nada. 2. Durasi, yaitu lamanya sebuah nada harus dibunyikan.

3. Identitas nada, yaitu keras/lembutnya nada yang harus dibunyikan. 4. Timbre, yaitu warna suara yang berbeda-beda tiap-tiap orang (Oktara,

2001:80-81) 6) Tangga nada

Tangga nada merupakan urutan nada yang disusun secara berjenjang. Contohnya, do, re, mi, fa, sol, la, si, do

7) Notasi angka

Notasi angka adalah sistem penulisan lagu yang menggunakan simbol angka-angka. Angka-angka yang dipakai adalah sebagai berikut.

1 2 3 4 5 6 7 do re mi fa sol la si

(0) angka nol sebagai tanda diam atau istirahat. Notasi angka lebih cocok dipakai dalam pembelajaran vokal (menyanyi)

(11)

yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman belajar yang dirancang guru.

3. Lagu Wajib

Dieter Mack (Jamalus dan Busro Hamazah, 2011:4) mengemukakan bahwa „salah satu fungsi pendidikan adalah

memperkenalkan anak kepada kehidupan lingkungannya. Itulah sebabnya pendidik harus memberikan pengajaran musik kepada anak-anak. Dengan mempelajari lagu-lagu yang muncul pada kurun waktu tertentu di masa lalu, akan dapat mengira-ngira atau pun mengetahui bagaimana tingkat peradaban yang berlaku pada waktu itu. Inilah alasan kedua mengapa anak-anak harus mendapat pengajaran musik, yaitu agar mereka dapat mempelajari dan mengenal budaya bangsa di masa-masa yang lalu‟.

(12)

diterbitkan oleh Balai Pustaka tahun 1963, telah ditetapkan 7 (tujuh) buah Lagu kebangsaan “Indonesia Raya” ciptaan Wage Rudolf Soepratman. (2)

Lagu “Bagimu Negeri” cuptaan Kusbini. (3) Lagu “Maju Tak Gentar” ciptaan Cornel Simanjuntak. (4) Lagu “Halo-halo Bandung” ciptaan Ismail Marzuki. (5) Lagu “Rayuan Pulau Kelapa” ciptaan Ismail Marzuki. (6)

Lagu Berkibarlah Bendaraku” ciptaan Bintang Sudibyo. (7) Lagu “Satu

Nusa Satu Bangsa” ciptaan L.Manik.

Wisnu (2011:9) menyebutkan ciri-ciri lagu perjuangan antara lain sebagai berikut:

a. Teks syair menggunakan bahasa Indonesia, agar mudah dipahami oleh seluruh masyarakat Indonesia dengan berbagai kebinekaannya.

b. Lagu-lagu perjuangan yang diciptakan oleh para komponis Indonesia c. melodi diciptakan dengan pola sederhana agar mudah dinyanyikan

oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia.

(13)

4. Model Direct Instruction

Menurut Suprijono (2012:46-54) dalam pembelajaran langsung (Direct Instruction), guru aktif menyampaikan materi kepada siswa. Sesuai pendapat Arends (Trianto, 2007:29), model pengajaran langsung efektif untuk mengajarkan pengetahuan deklaratif yaitu pengetahuan jadi dan materi yang bersifat prosedural artinya langkah demi langkah. Pola pembelajarannya bertahap, selangkah demi selangkah sehingga membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memahami materi. Pendapat tersebut diperkuat Roy Killen (dalam Sanjaya, 2011:179) menyebutkan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) menekankan proses penyampaian materi dari guru kepada siswa agar penguasaan optimal.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, Direct Instruction merupakan model pembelajaran yang digunakan guru dapat memacu semangat siswa untuk aktif memperoleh pengalaman belajar. Direct Instruction efektif digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Model Direct Instruction menekankan kemampuan guru dalam mengajarkan pengetahuan atau keterampilan kepada siswa tahap demi tahap. Dalam model Direct Instruction, guru mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan agar siswa mengamati langsung dan lebih memahami materi. Suprijono (2012:50) sintak model pembelajaran langsung terdiri dari lima fase yang saling berkesinambungan, yaitu:

(14)

menginformasikan latar belakang dan mempersiapkan peserta didik untuk belajar.

b. Demonstrating (mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan). Guru mendemonstrasikan keterampilan yang benar, menyajikan informasi tahap demi tahap.

c. Guided practice (membimbing pelatihan). Guru merencanakan dan memberi pelatihan awal pada siswa.

d. Feed back (mengecek pemahaman dengan memberi umpan balik). Guru

e. Enxtended practice (memberi kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan). Guru mempersiapkan dan memberi kesempatan siswa untuk melakukan pelatihan lanjutan.

Sanjaya (2006:190-191) berpendapat bahwa model Direct Instruction memiliki beberapa kelebihan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Kelebihan model Direct Instruction jika diterapkan dalam pembelajaran yaitu: 1) guru dapat mengontrol urutan dan keluasan materi, efektif digunakan pada saat materi yang akan diajarkan luas tetapi waktu yang dimiliki terbatas, 3) siswa dapat mendengarkan penjelasan dan mengamati melalui demonstrasi, 4) efektif digunakan pada jumlah siswa banyak dengan ukuran kelas besar.

Dari penjelasan tersebut, model Direct Instruction memiliki fase-fase dalam sintaks yang dilaksanakan secara berurutan, serta kelebihan dalam mengajarkan materi dan keterampilan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menyanyi siswa.

5. Media Audiovisual

(15)

penggunaan media pembelajaran akan menarik dan memotivasi siswa sehingga siswa senangmengikuti pelajaran.

1. Pengertian Media Audiovisual

Beberapa pengertian media audiovisual menurut Arsyad (2011:94) dan Sufanti (2010:88) media audiovisual adalah media visual yang digabungkan dengan suara (audio). Karena merupakan kombinasi media pandang (visual) dan suara (audio), media ini selain dilihat juga dapat didengar .

Berdasarkan pernyataan tersebut, media audiovisual merupakan media yang dapat dilihat, didengar dalam waktu bersamaan. Media audiovisual membuat siswa lebih memahami pelajaran karena siswa melihat sekaligus mendengar.

2. Jenis Media Audiovisual

Menurut Anitah (2009:6.16) ada beberapa jenis media yang digunakan guru dalam pembelajaran yaitu media audio, visual, dan audiovisual. Sedangkan Sufanti (2010:88-90) menyebutkan macam-macam media audiovisual, dapat digunakan untuk memaksimalkan pembelajaran meliputi:

3. Sound Slide (film bingkai bersuara)

(16)

4. Film dan video

Film atau gambar hidup merupakan gambar dalam frame, tiap frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis, sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Seperti film, video juga menggambarkan objek bergerak bersama-sama dengan suara asli. Film dan video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep yang rumit, meng-ajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, mempengaruhi sikap.

Video memiliki kelebihan-kelebihan yang dapat membantu kegiatan pembelajaran. Kelebihan video menurut Wibawa (2001:72) adalah sebagai

berikut: 1) penyajiannya tidak memerlukan ruang gelap, 2) dapat diputar berulang-ulang, 3) kejadian yang rumit dan berbahaya dapat direkam kemudian disajikan dihadapan siswa, 4) pemutarannya mudah dikendalikan guru.

5. Televisi

(17)

Dari penjelasan tersebut, media audiovisual memiliki tiga macam yaitu slide bersuara, video dan film serta televisi. Dalam penelitian ini, media audiovisual yang digunakan adalah video. Video yang digunakan adalah video klip macam-macam lagu wajib.

6. Manfaat dan Kelebihan Media Audiovisual

Dale (dalam Arsyad 2011:23) menyebutkan beberapa manfaat yang didapat karena menggunakan media saat pembelajaran yaitu: 1) Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas 2) Membuat perubahan tingkah laku siswa

3)Menunjukkan hubungan mata pelajaran dengan kebutuhan dan minat 4) Memberi kesegaran dan variasi untuk pengalaman belajar

5) Menumbuhkan imajinasi dan partisipasi aktif

Menurut Sumantri (2001:174) media audiovisual memiliki kelebihan sebagai berikut: 1) Memberikan pengalaman belajar secara visual, maupun secara audial, 2) Menumbuhkan minat peserta didik terhadap pelajaran, 3) Memudahkan pemahaman dan pengertian tentang suatu konsep kejadian serta keterampilan

(18)

menyerap dan mengingat informasi. Terdapat dua ahli menjelaskan hubungan jenis alat indera yang digunakan dengan besarnya perolehan hasil belajar, sebagai berikut:

Tabel 2.1

Pengaruh jenis alat indera dengan perolehan hasil belajar

Alat indera Perolahan hasil belajar

Baugh (1986) Dale (1969)

Pandang 90% 75%

Dengar 5% 13%

Indera lain 5% 12%

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam menggunakan media audiovisual, didasarkan pada system pemanfaatannya dalam kegiatan pengajaran menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2009:131) adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan

a. Persiapan dalam merencanakan, berkonsultasi tentang materi dan perencanaan, mencatat beberapa hal yang bias membangkitkan interes, bahan diskusi, dan cara-cara mengkaji pemahaman atau apresiasi.

b. Berikan pengaran khusus terhadap ide-ide yang sulit bagi siswa yang akan dikemukakan dalam materi.

(19)

d. Usahakan sasaran harus dalam keadaan siap. Arahkan mereka dengan berbagai stimulus. Pusatkan perhatiannya melalui suatu komentar atau melalui suatu pertanyaan pendahuluan.

e. Periksa peralatan yang akan dipergunakan. Siapa tahu ada kerusakan atau kelainan yang mengganggu rencana program yang telah ditetapkan.

2. Langkah penyajian

a. Sajikan dalam waktu yang tepat dengan kebiasaan atau cara mereka menggunakan waktu untuk melihat, mendengarkan, mengamati dan menafsirkan.

b. Atur situasi ruangan, mungkin harus menggunakan cahaya yang cukup redup atau bahkan gelap. Hal ini terutama bagi penggunaan OHP dan soun-slide

c. Berikan semangat untuk mulai melihat, mendengarkan, mengamati, dan mulai konsentrasi dan menafsirkan.

Usahakan agar mereka:

1) Memperhatikan dengan situasi yang tenang.

2) Memusatkan perhatian untuk memperhatikan materi yang sedang ditayangkan.

3) Memperhatikan dengan suatu kemauan yang kuat meskipun mungkin mereka akan bertemu dengan hal-hal yang bertentangan dengan kemauan dirinya.

4) Menghubungkan apa yang mereka dengar dan lihat saat itu dengan pengarah sebelumnya.

3. Tindak lanjut

Dalam usaha tindak lanjut perlu memperhatikan hal-hal sebagai beikut:

a. apakah seluruhnya atau sebagian saja dari hal-hal yang dipertanyakan pada langkah persiapan sebelumnya, terjawab atau terpenuhi? Bila tidak, apakah langkah yang harus diambil selanjutnya?

b. Apakah para siswa setuju dengan apa dikemukakan? Bila tidak, tindakan apa pula yang akan dilakukan selanjutnya?

c. Apakah materi yang disajikan telah cocok dengan kemampuan mereka?

d. Apakah masih terjadi kesalahpahaman antara maksud materi dengan hasil penangkapan mereka?

e. Tentukan bagian-bagian mana saja atau bahkan keselurahannya, yang harus diulang kembali, bila diperlukan. f. Pada bagian materi mana, siswa memerlukan suatu pengayaan

(20)

Dari uraian di atas, peneliti berpendapat bahwa penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran seni musik akan menarik perhatian dan memudahkan siswa memahami materi, mengerti cara menyanyikan lagu wajib karena media audiovisual mempunyai suara, ada gearkan dan bentuk objeknya dapat dilihat, media ini paling lengkap, maka tujuan dari media audiovisual adalah untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik dan mudah dimengerti dan jelas. Siswa diharapkan mudah menghafal lagu wajib yang akan dipraktekkan, menyanyikan lagu wajib sesuai unsur-unsur dan teknik menyanyi dan dapat meningkatkan keterampilan siswa menyanyikan lagu wajib karena melibatkan indera ganda yaitu pandang dan dengar.

B. Penelitian Yang Relevan

(21)

Dilihat dari nilai rata-rata yang mengalami peningkatan dari 59,36 pada prasiklus menjadi 65,48 pada siklus I, dan menjadi 84,84 pada siklus II. Penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Persamaannya yaitu pada variabel X (model Direct Instruction berbantuan media audiovisual). Perbedaannya yaitu terletak pada variabel Y. Penelitian yang telah dilakukan meningkatkan keterampilan menyanyikan lagu daerah berbantuan media Audiovisual, sedangkan penelitian yang akan dilakukan meningkatkan rasa cinta tanah air dan keterampilan menyanyi lagu wajib berbantuan media audiovisual. Penelitian tersebut dijadikan tolak ukur dan pembanding dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu terbukti penggunaan model Direct Instruction dapat meningkatkan keterampilan bernyanyi. Penelitian yang akan dilakukan memiliki hipotesis yaitu Upaya Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air dan Keterampilan Menyanyikan Lagu Wajib Dengan Menggunakan Model Direct Instruction Berbantuan Media Audiovisual Pada Siswa Kelas IVB SD Negeri 2 Cilongok.

C. Kerangka Berfikir

(22)

Melalui model Direct Instruction berbantuan media audiovisal ini diharapkan dapat menumbuhkan sikap rasa cinta tanah air dan meningkatkan keterampilan menyanyikan lagu wajib siswa. Hal ini dapat ditunjukan dengan skema kerangka berfikir pada gambar sebagai berikut:

Gambar 2.1 : Kerangka Berfikir Penelitian

Dari skema kerangka berpikir di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut: Pada kondisi awal belum menggunakan model Direct Instruction Berbantuan Media Audiovisual kemudian rasa cinta tanah air dan keterampilan menyanyikan lagu wajib rendah. Pada siklus I dan siklus II peneliti melakukan tindakan dengan menggunakan model Direct Instruction berbantuan media Audiovisual maka rasa cinta tanah air dan keterampilan menyanyikan lagu wajib kelas 4B menjadi meningkat.

Kondisi Awal

Menggunakan Model Direct Instrcution Berbantuan Media

Audiovisual

Melalui Model Direct Instrcution Berbantuan Media

Visual dapat meningkatakan rasa cinta tanah air dan keterampilan menyanyikan lagu

wajib kelas IVB Siklus I

Siklus II

Kondisi Akhir

Tindakan Belum Menggunakan

Model Direct Instrcution Berbantuan Media

Audiovisual

Rendahnya Cinta Tanah Air

dan Keterampilan

(23)

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan: “Melalui Model

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1 : Kerangka Berfikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kisah Garudayana, Arjuna sebagai utusan dari Pandawa membantu Kirana dan Garuda dalam mengusir Ashura dan prajurit Kurawa yang dipimpin oleh Karna dengan panah

Jika dibandingkan dengan sumber radiasi alamiah, penyinaran yang diterima penduduk dunia dari dampak radiologik PLTN masih jauh lebih rendah. Sources and Effects of

Adapun tahapan dalam proses pembelajaran ini, dapat dikembangkan melalui kegiatan berikut (1) Mahasiswa di- minta untuk melakukan analisis data dari kegiatan penelitian yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan usia dan masa kerja dengan kinerja dosen, studi kasus pada Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.. Metode

dari data curah hujan dan klimatologi dengan menggunakan Metode Mock. Alasannya karena evapotranspirasi inimemberikan nilai yang

ANALISA KORELASI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, ASAM ASKORBAT, DAN TOTAL FENOL PADA SAWI SENDOK. ► Sawi

a) In every meeting, the teacher explained the rules of the games and gave instruction to the students. b) In every meeting, the students had games with friends and teacher. c) In

Faktor pendukung terhadap pelaksanaan zakat terorganisir adalah: diundangkannya Undang-Undang RI Nomor 23 tahun 2011 sebagai Undang-.. undang zakat yang baru menjadi