ANNUAL
REPORT
K
ATA
P
ENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena karunia-Nya Laporan Kinerja Institut Pertanian Bogor tahun 2019 dapat diselesaikan dengan baik. Laporan kinerja IPB disusun sebagai salah satu bentuk akuntabilitas penyelenggaraan program kerja IPB tahun 2019. Laporan ini menyajikan berbagai informasi kinerja secara kuantitatif yang dievaluasi menggunakan Sistem Manajemen Kinerja (SIMAKER) yang dibangun berbasis Balance Scored Card. Evaluasi kinerja dilakukan dengan membandingkan antara target dan capaian sampai dengan akhir tahun 2019. Pada posisi akhir tahun, kinerja IPB mencapai 96,36%.
Disamping informasi capaian kinerja menggunakan SIMAKER, dalam laporan ini juga disajikan informasi tentang program/kegiatan dan kinerja pada 10 bidang program, yaitu bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, pengembangan inovasi dan bisnis, organisasi, sumberdaya manusia, keuangan, sarana dan prasarana, teknologi informasi dan komunikasi, serta kemahasiswaan dan alumni. Disamping kinerja juga disajikan prestasi-prestasi yang telah diraih oleh sivitas akademik IPB pada tahun 2019. Semoga informasi mengenai kinerja ini berguna bagi seluruh stakeholder IPB dan diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi seluruh unit kerja di IPB untuk perbaikan kinerja secara berkesinambungan.
Kinerja ini dapat dicapai berkat dukungan seluruh unsur di IPB. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh organ di IPB, para Wakil Rektor, Sekretaris Institut, para Dekan Fakultas/ Sekolah, Kepala LPPM, Kepala LPI, para Direktur, Kepala Kantor, Kepala Biro, Ketua Departemen, Kepala Pusat, Kepala Unit Penunjang, Ketua Program Studi, serta seluruh dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa atas usaha yang sungguh-sungguh dalam melaksanakan program dan kegiatan untuk mencapai kinerja yang telah ditetapkan. Semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Bogor, Januari 2020 Rektor,
Prof. Dr. Arif Satria, SP., M.Si NIP. 197109171997021003
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... ii
DAFTAR GAMBAR ... iii
DAFTAR TABEL ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
BAB II PERENCANAAN KINERJA ... 3
2.1. Perencanaan Kinerja SIMAKER ... 3
2.2. Program IPB 2019-2023 ... 5
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 2019 ... 8
3.1. Capaian Kinerja SIMAKER Tahun 2019 ... 8
3.1.1. Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder) ... 11
3.1.2. Perspektif Keuangan (Financial) ... 13
3.1.3. Perspektif Riset dan Keunggulan Akademik (Research and Academic Excellence) ... 14
3.1.4. Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process) ... 15
3.1.5. Perspektif Pembangunan Kapasitas (Capacity Building)... 16
3.1.6. Capaian Kinerja Fakultas/Sekolah/Departemen ... 17
3.2. Capaian Kinerja 10 Bidang Program ... 18
3.2.1. Bidang Pendidikan ... 18
3.2.2. Bidang Penelitian ... 22
3.2.3. Bidang Pengabdian kepada Masyarakat ... 25
3.2.4. Bidang Pengembangan Inovasi dan Bisnis ... 28
3.2.5. Bidang Organisasi ... 34
3.2.6. Bidang Sumberdaya Manusia ... 40
3.2.7. Bidang Keuangan ... 44
3.2.8. Bidang Sarana dan Prasarana ... 46
3.2.9. Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi ... 50
3.2.10. Bidang Kemahasiswaan dan Alumni ... 54
BAB IV KONTRIBUSI IPB dalam MENDUKUNG TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN ... 62
BAB V PENUTUP ... 66
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Keterkaitan antar Program-program IPB 2019-2023 ... 7 Gambar 3.1 Capaian Kinerja IPB 2019 untuk Perspektif Stakeholder ... 12 Gambar 3.2 Capaian Kinerja IPB 2019 untuk Perspektif Financial ... 13 Gambar 3.3 Capaian Kinerja IPB 2019 untuk Perspektif Research and Academic Excellence ... 14 Gambar 3.4 Capaian Kinerja IPB 2019 untuk Perspektif Internal Business
Process ... 15 Gambar 3.5 Capaian Kinerja IPB 2019 untuk Perspektif Capacity Building ... 16
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Target Kinerja IPB tahun 2019 Berdasarkan SIMAKER IPB ... 4 Tabel 3.1 Capaian Kinerja IPB Tahun 2019 Berdasarkan SIMAKER ... 9 Tabel 3.2 Capaian Kinerja IPB Tahun 2019 Berdasarkan Indikator Kinerja
SIMAKER ... 9 Tabel 3.3 Capaian Kinerja Fakultas/Sekolah dan Departemen Tahun 2019 ... 17 Tabel 3.4 Peruntukan NPWP IPB PTN-BH berdasarkan sumber dana ... 45
BAB I
P
ENDAHULUAN
Sistem Manajemen Kinerja (SIMAKER) IPB dirancang dan dibangun sejak tahun 2011 dengan tujuan untuk mendukung pelaksanaan program kerja IPB, yaitu sebagai perangkat monitoring dan evaluasi kinerja serta dasar perencanaan dan pengambilan keputusan agar penyelenggaraan program dan pengelolaan sumber daya IPB menjadi lebih terarah dengan indikator kinerja yang jelas dan terukur. SIMAKER IPB menempati posisi yang sangat strategis dalam penentuan program-program kerja IPB untuk mencapai kinerja yang disepakati bersama oleh Organ IPB, yaitu Majelis Wali Amanat, Rektor, Senat Akademik, dan Dewan Guru Besar, sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Dengan demikian, Simaker IPB seyogyanya merupakan komitmen dan sinergi semua organ IPB dalam melaksanakan perannya serta harus menjadi rujukan semua unit kerja dalam melaksanakan kegiatan.
Metode yang digunakan dalam SIMAKER IPB adalah Balanced Scorecard (BSC). Pendekatan BSC dipilih karena memungkinkan diterapkannya mekanisme sistem manajemen yang menerjemahkan visi dan strategi IPB ke dalam program kerja yang tepat. BSC telah terbukti efektif dalam membantu banyak institusi dalam mengimplementasikan strateginya karena dibangun berdasarkan prinsip keberimbangan antara kinerja jangka pendek dan jangka panjang, antara kinerja secara internal dan eksternal, maupun berbagai perspektif dalam sebuah institusi. BSC membantu sebuah institusi menerjemahkan visi dan strategi ke dalam indikator kinerja yang koheren dalam perspektif-perspektif yang berimbang karena kegiatan operasional skala kecil yang dilakukannya tetap sejalan dengan sasaran yang lebih besar dan tujuan jangka panjangnya.
Prinsip berpikir dalam mengembangkan SIMAKER IPB adalah sebagai berikut: (1) IPB sebagai sebuah institusi berada di dalam satu kesatuan sistem bersama pemangku kepentingan, (2) Tridharma perguruan tinggi yang dilaksanakan oleh IPB ditujukan sebagai upaya mewujudkan visi dan melaksanakan misi IPB, (3) Proses internal dalam pelaksanaan program kerja IPB dilakukan berdasarkan standar yang ditetapkan. SIMAKER IPB mencakup 5 (lima) perspektif yang saling menunjang, berkaitan secara terus menerus, dan diturunkan dari visi, misi, serta Renstra IPB, yaitu Pemangku kepentingan (stakeholders), Keuangan (financial), Riset dan keunggulan akademik (research and academic excellence), Proses bisnis internal (internal business process), dan Pembangunan kapasitas (capacity
building).
Pada masing-masing perspektif selanjutnya ditetapkan indikator kinerja (IK) yang relevan dan target kinerjanya untuk mengukur kinerja IPB. IK dan target
kinerja tersebut mengacu pada visi IPB yang akan dicapai dan tuntutan standar eksternal (BAN-PT, lembaga akreditasi internasional dan lembaga pemeringkatan internasional) serta berpatokan pada standar mutu akademik dan non akademik. Dengan adanya IK maka seluruh unit kerja IPB akan lebih berperan dalam membangun budaya manajemen berbasis kinerja yang transparan, lebih mampu meningkatkan efisiensi dan kecepatan respon dalam mencapai target kinerja, serta memperoleh hasil evaluasi yang lebih obyektif dan lebih komprehensif. Selain itu, dalam keseharian aktivitasnya pimpinan, dosen serta tenaga kependidikan dapat lebih fokus pada ukuran kinerja yang selaras dengan tujuan strategis IPB. Pencapaian kinerja ini didukung dengan pemutakhiran standar mutu sehingga terjadi proses peningkatan mutu yang berkelanjutan (continuous improvement).
SIMAKER IPB setiap tahun dievaluasi agar dapat dilakukan perbaikan dan pengembangan, baik terkait sistemnya maupun indikator-indikator kinerjanya. Pada tahun 2019, SIMAKER telah dikembangkan dan telah terintegrasi dengan sistem-sistem informasi lainnya yang ada di IPB. Dengan terintegrasi dengan sistem-sistem informasi lainnya, pengukuran capaian kinerja menjadi cepat dan selalu update karena data yang realisasi kinerja untuk masing-masing IK secara otomatis mengambil dari sistem-sistem informasi yang relevan. IK pada SIMAKER IPB tahun 2019 juga mengalami perubahan dan perbaikan, serta jumlahnya menjadi 39 IK.
Tujuan dari penyusunan Laporan Capaian Kinerja IPB Tahun 2019 ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis capaian kinerja IPB pada tahun 2019. Manfaat dari tersusunnya Laporan Capaian Kinerja ini adalah: (1) Tersedianya informasi yang komprehensif mengenai capaian kinerja IPB tahun 2019, (2) Tersedianya rujukan yang menerjemahkan visi dan strategi institusi ke dalam program kerja bagi seluruh unit kerja IPB dengan indikator kinerja yang jelas dan terukur, dan (3) Terbentuknya komitmen dan sinergi antar Organ IPB dalam rangka mencapai tujuan dan keunggulan institusi.
BAB II
P
ERENCANAAN
K
INERJA
2.1. Perencanaan Kinerja SIMAKER
Sistem Informasi Manajemen Kinerja (SIMAKER) IPB dibangun dengan tujuan untuk mendukung pelaksanaan program-program kerja IPB, yaitu sebagai perangkat monitoring dan evaluasi kinerja serta dasar perencanaan dan pengambilan keputusan agar penyelenggaraan program dan pengelolaan sumber daya IPB menjadi lebih terarah dengan indikator kinerja yang jelas dan terukur. Metode yang digunakan dalam SIMAKER adalah Balanced Scorecard (BSC) yang mencakup lima perspektif yang saling menunjang dan berkaitan dengan sangat erat. Kelima perpektif tersebut yaitu:
1) Pemangku kepentingan (stakeholders), 2) Keuangan (financial),
3) Riset dan keunggulan akademik (research and academic excellence), 4) Proses bisnis internal (internal business process), dan
5) Pembangunan kapasitas (capacity building).
Berdasarkan lima perspektif tersebut kemudian dirumuskan dan disusun indikator-indikator kinerja (IK) yang relevan. IK disusun untuk menjadi gambaran kinerja IPB pada masing-masing perspektif berdasarkan target kinerja yang ditetapkan. Target kinerja ditentukan berdasarkan hasil evaluasi atas capaian kinerja tahun sebelumnya yang dijadikan sebagai baseline. IK dan target kinerja tersebut mengacu pada visi IPB yang akan dicapai, kompatibel dengan tuntutan standar eksternal (BAN-PT, lembaga akreditasi internasional, dan lembaga pemeringkatan internasional), serta berpedoman pada standar mutu akademik dan non akademik yang ditetapkan oleh IPB sendiri. Indikator kinerja pada SIMAKER IPB untuk tahun 2019 berjumlah 39 IK.
Keluaran dari SIMAKER merupakan informasi yang sangat strategis dalam penentuan program prioritas dan program kerja inisiatif untuk mencapai kinerja yang disepakati bersama oleh Organ IPB, yaitu Majelis Wali Amanat, Rektor, Senat Akademik, dan Dewan Guru Besar. Dengan demikian, SIMAKER IPB merupakan komitmen bersama dan menjadi muara sinergi semua organ IPB dalam melaksanakan peran sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing serta menjadi rujukan semua unit kerja dalam melaksanakan program dan kegiatan.
Target kinerja IPB tahunan selalu disampaikan/disosialisasikan langsung oleh Rektor pada awal tahun dalam forum Rabuan Bersama kepada seluruh staf (dosen dan tenaga kependidikan) di lingkungan IPB dan organ IPB (Majelis Wali Amanat, Senat Akademik dan Dewan Guru Besar). Pada forum tersebut sekaligus juga dilakukan penandatanganan perjanjian kinerja untuk tahun berjalan. Perjanjian kinerja ini merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai
antara pimpinan unit kerja (para Wakil Rektor, Sekretaris Institut, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kepala Lembaga Pengembangan Institut, para Dekan Fakultas/Sekolah) yang menerima amanah/tanggungjawab kinerja dengan pihak yang memberikan amanah/tanggung jawab, yaitu Rektor. Dokumen perjanjian kinerja ini diharapkan dapat menjadi acuan masing-masing unit kerja sehingga fokus di dalam menjalankan program dan kegiatannya untuk mencapai rencana kinerja yang telah disepakati. Target kinerja IPB tahun 2019 berdasarkan SIMAKER IPB disajikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Target Kinerja IPB tahun 2019 Berdasarkan SIMAKER IPB
No Perspektif Indikator Kinerja Target
1. Stakeholders Jumlah invensi 68
Jumlah inovasi yang dikomersialkan 15 Jumlah inovasi yang dimanfaatkan masyarakat 30 Jumlah pendaftaran paten 55
Jumlah pendaftaran HKI 55
Peringkat versi QS-WUR 500 Peringkat versi QS-WUR by subject (Agriculture
& Forestry)
100 Peringkat versi pemeringkatan Kemristekdikti 3 2. Finacial Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas
laporan keuangan
WTP Jumlah dana yang diperoleh dari kerjasama
pendidikan
100 Jumlah dana yang diperoleh dari kerjasama
penelitian dan PPM
132 Jumlah dana yang peroleh dari usaha bisnis
(SUA/SUP)
40 Jumlah dana yang diperoleh dari deviden (SUK) 20
3. Research and Academic Excellence
Keketatan seleksi program S0 6.55 Keketatan seleksi program S1 20 Keketatan seleksi program S2 1.25 Keketatan seleksi program S3 1.30 Persentase masa tunggu kerja program S0 70 Persentase masa tunggu kerja program S1 70 Persentase lulusan program vokasi yang menjadi
wirausaha
7 Persentase lulusan program sarjana yang menjadi wirausaha
7 Jumlah prestasi mahasiswa tingkat nasional 90 Jumlah prestasi mahasiswa tingkat internasional 15 Jumlah publikasi ilmiah terakreditasi nasional
(SINTA)
Tabel 2.1. (Lanjutan)
No Perspektif Indikator Kinerja Target
Jumlah publikasi ilmiah internasional terindeks global (non scopus)
1000 Jumlah publikasi ilmiah terindeks scopus 1000
4. Internal Business Process
Akreditasi institusi A
Persentase akreditasi A prodi S0 15 Persentase akreditasi A prodi S1 95.00 Persentase akreditasi A prodi S2 83 Persentase akreditasi A prodi S3 85 Jumlah prodi yang terakreditasi/sertifikasi
internasional
27
5. Capacity Building Persentase dosen yang memiliki jabatan GB 20
Persentase dosen yang berpendidikan S3 73
Jumlah tendik yang memiliki sertifikat kompetensi
100
Jumlah MoU kerjasama internasional yang aktif 130
Jumlah kerjasama internasional (MoA) 50
Jumlah MoU kerjasama nasional yang aktif 350
Jumlah kerjasama nasional (MoA) 700
2.2. Program IPB 2019-2023
Program-program IPB periode 2019-2023 dikelompokkan atas 10 bidang pengembangan. Masing-masing bidang tersebut diuraikan sebagai berikut:
1) Bidang Pendidikan : Education for Millenial Generation
Program pengembangan bidang pendidikan meliptui: (1) Penyelenggaraan pendidikan, (2) Penataan Program Studi dan Kurikulum, (3) Penguatan Pendidikan Kewirausahaan dan Pendidikan Karakter, dan (4) Peningkatan Kualitas Intake.
2) Bidang Penelitian : Research Excellence Toward Techno-Socio-
entrepreneurial University
Program pengembangan bidang penelitian terdiri atas: (1) Pengembangan Penyelenggaraan Penelitian, (2) Pengembangan Keilmuan, (3) Pendayagunaan Riset, dan (4) Pengembangan dan Klasterisasi Pusat Penelitian.
3) Bidang Pengabdian kepada Masyarakat : Enriching Society for
Socio Resilience
Program pengembangan bidang pengabdian kepada masyarakat terdiri atas dua program, yaitu: (1) Pelayanan dan Peran IPB bagi Masyarakat, dan (2) PPM Internasional.
4) Bidang Pengembangan Inovasi dan Bisnis : Innovation Driven
Program pengembangan bidang pengembangan inovasi dan bisnis terdiri atas program-program pengembangan sebagai berikut: (1) Pengembangan Inovasi, (2) Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa dan Alumni, (3) Pengembangan Bisnis, dan (4) Pengembangan
Endowment Fund.
5) Bidang Organisasi : Healthy Organization and Smart Governance Program pengembangan bidang organisasi terdiri atas dua program, yaitu: (1) Efektivitas dan Efisiensi Sistem Organisasi, dan (2) Peningkatan Ranking IPB.
6) Bidang Sumber Daya Manusia: Human Capital in Digital Era Program pengembangan bidang sumber daya manusia meliputi dua program, yaitu: (1) Peningkatan Kinerja SDM, dan (2) Peningkatan Kinerja SDM.
7) Bidang Keuangan: Financial Sustainability and Good Governance Program pengembangan bidang keuangan terdiri atas dua program, yaitu: (1) Peningkatan Sumber Pendanaan, dan (2) Peningkatan Pengelolaan Keuangan.
8) Bidang Prasarana dan Sarana: Green and Smart Infrastructure Program pengembangan bidang prasarana dan sarana meliputi tiga program, yaitu: (1) Pengelolaan Sarana dan Prasarana, (2) Kecukupan dan Mutu Sarana dan Prasarana, dan (3) Pengembangan Sarana dan Prasarana.
9) Bidang Teknologi dan Komunikasi : Robust ICT System
Program pengembangan bidang teknologi dan komunikasi meliputi tiga program, yaitu: (1) Peningkatan Kapasitas Infrastruktur IT, (2) Pengembangan Sistem Informasi, dan (3) Pengelolaan Database IPB. 10) Bidang Kemahasiswaan dan Alumni: Excellent Students and
Graduates for Techno-Sociopreneurship
Program pengembangan bidang kemahasiswaan dan alumni terdiri atas lima program, yaitu: (1) Pembinaan Karakter, Soft Skill, Kepemimpinan, dan Kewirausahaan, (2) Peningkatan Kesejahteraan Mahasiswa, (3) Pengembangan Minat, Bakat, dan Penalaran Mahasiswa, (4) Peningkatan Interaksi Lintas Budaya, dan (5) Pembinaan Karir Lulusan, Hubungan dengan Alumni dan Layanan Kemahasiswaan.
Program-program IPB periode 2019-2023 saling berkaitan erat satu sama lain seperti disajikan pada Gambar 2.1.
BAB III
A
KUNTABILITAS
K
INERJA
2019
3.1. Capaian Kinerja SIMAKER Tahun 2019
Capaian kinerja IPB tahun 2019 berdasarkan SIMAKER diukur untuk masing-masing indikator kinerja yang telah ditetapkan. Indikator kinerja yang dicantumkan pada SIMAKER adalah indikator kinerja seperti yang terdapat dalam Renstra IPB 2019-2023 yang telah disederhanakan, sehingga hanya berjumlah 39 indikator kinerja. Keseluruhan indikator kinerja tersebut dikelompokkan ke dalam lima perspektif, yaitu: (1) pemangku kepentingan (stakeholders), (2) keuangan
(financial), (3) riset dan keunggulan akademik (research and academic excellence),
(4) proses bisnis internal (internal business process), dan (5) pembangunan kapasitas (capacity building).
Target capaian kinerja IPB ditetapkan setiap tahun dengan mempertimbangkan capaian tahun sebelumnya sebagai baseline, standar penilaian akreditasi nasional dan pemeringkatan internasional serta kondisi kapasitas institusi. Capaian kinerja IPB secara keseluruhan merupakan kontribusi capaian kinerja dari seluruh unit kerja sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu, target capaian masing-masing indikator kinerja diturunkan (cascading
process) secara proporsional ke unit-unit kerja yang terkait. Proses cascading
dilakukan dengan mengikuti pengelompokan unit kerja berdasarkan kelompok pelaksana akademik (fakultas, departemen, Sekolah Pascasarjana, Sekolah Vokasi, LPPM dan pusat studi serta Lembaga Pengembangan Institut (LPI), dan kelompok pelaksana administrasi atau non-akademik (direktorat, kantor, biro dan unit penunjang akademik).
SIMAKER tahun 2019 telah terintegrasi dengan sistem-sistem informasi yang ada di IPB, sehingga data realisasi kinerja untuk sebagian besar indikator kinerja dipanen datanya secara otomatis dari sistem-sistem informasi tersebut. Walaupun demikian terdapat beberapa indikator kinerja yang data realisasi kinerjanya masih harus diinput secara langsung ke SIMAKER karena tidak terdapat dalam sistem, seperti indikator kinerja Akreditasi Institusi, dan indikator kinerja Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan. Secara keseluruhan capaian kinerja IPB pada tahun 2019 adalah sebesar 96,36 persen. Capaian kinerja IPB tahun 2019 berdasarkan SIMAKER untuk masing-masing perspektif disajikan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Capaian Kinerja IPB Tahun 2019 Berdasarkan SIMAKER
No. Perspektif Capaian (%)
1 Stakeholder 97,7
2 Financial 98,2
3 Research and Academic Excellence 91,0 4 Internal Business Process 99,1 5 Capacity Building 97,8
Total Capaian 96,36
Sumber: SIMAKER IPB Tahun 2019
Capaian kinerja IPB tahun 2019 tersebut merupakan akumulasi dari 39 indikator kinerja. Dari keseluruhan indikator kinerja tersebut, sebanyak 17 (44%) indikator kinerja capaiannya telah melebihi 100 persen (warna biru), 18 (46%) indikator capaiannya antara 80-100 persen (warna hijau), dan sisanya sebanyak empat (10%) indikator capaiannya kurang dari 80 persen (warna kuning). Capaian kinerja untuk masing-masing indikator kinerja disajikan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Capaian Kinerja IPB Tahun 2019 Berdasarkan Indikator Kinerja SIMAKER
No. Perspektif Indikator Kinerja Unit Target Realisasi Capaian (%) 1.
Stakeholders
Jumlah invensi judul 68 118 173,53 Jumlah inovasi yang
dikomersialkan judul 15 31 206,67 Jumlah inovasi yang
dimanfaatkan masyarakat judul 30 84 280 Jumlah pendaftaran paten judul 55 101 183,64 Jumlah pendaftaran HKI Judul 55 124 225,45 Peringkat versi QS-WUR rank 500 600 80 Peringkat versi QS-WUR by subject (Agriculture & Forestry) rank 100 100 100 Peringkat versi pemeringkatan Kemristekdikti rank 3 3 100 2. Financial
Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan
opini WTP WTP 100 Jumlah dana yang
diperoleh dari kerjasama pendidikan
Tabel 3.2. (Lanjutan 1)
No. Perspektif Indikator Kinerja Unit Target Realisasi Capaian (%) Jumlah dana yang
diperoleh dari kerjasama penelitian dan PPM
milyar 132 211,97 160,58
Jumlah dana yang peroleh dari usaha bisnis (SUA/SUP)
milyar 40 41,4 103,5 Jumlah dana yang
diperoleh dari deviden (SUK) milyar 20 18,1 90,5 3. Research and Academic Excellence Keketatan seleksi program S0 indeks 6,55 4,07 62,14 Keketatan seleksi program S1 indeks 20 14,76 73,8 Keketatan seleksi program S2 indeks 1,25 1,45 116 Keketatan seleksi program S3 indeks 1,30 1,38 106,15 Persentase masa tunggu
kerja program S0 % 70 70,26 100,37 Persentase masa tunggu
kerja program S1 % 70 69,26 98,94 Persentase lulusan
program vokasi yang menjadi wirausaha
% 7 6,16 88
Persentase lulusan program sarjana yang menjadi wirausaha % 7 6,4 91,43 Jumlah prestasi mahasiswa tingkat nasional judul 90 113 125,56 Jumlah prestasi mahasiswa tingkat internasional judul 15 28 186,67 Jumlah publikasi ilmiah
terakreditasi nasional (SINTA)
judul 1.000 583 58,3 Jumlah publikasi ilmiah
internasional terindeks global (non scopus)
artikel 1.000 793 79,3 Jumlah publikasi ilmiah
terindeks scopus artikel 1.000 1.056 105,6 4.
Internal Business Process
Akreditasi institusi rank A A 100 Persentase akreditasi A prodi S0 % 15 17,65 117,67 Persentase akreditasi A prodi S1 % 95 89,74 94,46 Persentase akreditasi A prodi S2 % 83 85,92 103,52 Persentase akreditasi A prodi S3 % 85 82,22 96,73
Tabel 3.2. (Lanjutan 2)
No. Perspektif Indikator Kinerja Unit Target Realisasi Capaian (%) Jumlah prodi yang
terakreditasi/sertifikasi internasional Sertifi-kat 27 27 100 5. Capacity Building
Persentase dosen yang
memiliki jabatan GB % 20 18,78 93,9 Persentase dosen yang
berpendidikan S3 % 73 72,47 99,27 Jumlah tendik yang
memiliki sertifikat kompetensi
Sertifi-kat 100 99 99 Jumlah MoU kerjasama
internasional yang aktif naskah 130 150 115,38 Jumlah kerjasama
internasional (MoA) naskah 50 59 118 Jumlah MoU kerjasama
nasional yang aktif naskah 350 721 206 Jumlah kerjasama
nasional (MoA) naskah 700 1.288 184
Uraian berikut adalah capaian kinerja IPB tahun 2019 berdasarkan masing-masing perspektif SIMAKER IPB.
3.1.1. Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder)
Kinerja IPB dari perspektif pemangku kepentingan (stakeholder) diukur berdasarkan 8 (delapan) indikator kinerja yaitu: (1) Jumlah invensi, (2) Jumlah inovasi yang dikomersialkan, (3) Jumlah inovasi yang dimanfaatkan masyarakat, (4) Jumlah pendaftaran paten, (5) Jumlah pendaftaran HKI, (6) Peringkat versi QS-WUR, (7) Peringkat versi QS-WUR by subject (Agriculture & Forestry), dan (8) Peringkat versi pemeringkatan Kemristekdikti. Secara menyeluruh, kinerja dari perspektif stakeholder telah mencapai 97,7 persen. Capaian kinerja perspektif
Gambar 3.1 Capaian Kinerja IPB 2019 untuk Perspektif Stakeholder Hasil pemeringkatan nasional dan internasional menunjukkan hasil capaian sesuai target, terutama pemeringkatan versi Kemenristekdikti serta versi QS WUR by subject Agriculture & Forestry. Adapun hasil pemeringkatan QS WUR, IPB belum mencapai target, namun proses pemeringkatan selama tiga tahun terakhir memperlihatkan trend peningkatan yang cukup signifikan. Terdapat beberapa indikator QS WUR yang masih dapat terus dibenahi, yaitu: (1) Peningkatan publikasi dan sitasi, yang dibenahi melalui penguatan klinik/rumah publikasi dan sistem insentif, kerjasama riset internasional (misalnya program WCP, WCR, MIRA, dll), (2) Penguatan promosi akademik dan kinerja alumni, dapat dibenahi melalui joint research & publication, road show, pemutakhiran website, kerjasama
employers & alumni, (3) Peningkatan international students & faculty, yang
dibenahi melalui pengembangan kelas internasional (termasuk credit earning,
Joint/double degree) dan summer course, dan (4) Peningkatan jumlah dosen
melalui skema NIDK, NUPI atau sejenisnya.
Pencapaian target inovasi termasuk didalamnya hilirisasi yang cukup signifikan disebabkan oleh usaha terus menerus yang dilakukan IPB utamanya melalui: (1)) pendataan inovasi baru melalui program BIC Inovasi prospektif, (2) pemahaman rezim HKI untuk memapankan hilirisasi, (3) pendaftaraan HKI selain paten, yaitu hak cipta (umumnya buku terbitan IPB), dan (4) realisasi pembagian manfaat (misalnya royalty) dari HKI yang berhasil didayagunakan (komersialisasi). IPB merupakan perguruan tinggi yang sangat aktif untuk mempromosikan seluruh invensi menjadi inovasi prospektif yang kemudian diterapkan baik melalui jalur sosial (sociepreuneur) ataupun teknologi (technopreneur).
0% 50% 100% 150% 200% 250% 300%Jumlah invensi
Jumlah inovasi yang dikomersialkan
Jumlah inovasi yang dimanfaatkan masyarakat
Jumlah pendaftaran paten Jumlah pendaftaran HKI
Peringkat versi QS-WUR Peringkat versi QS-WUR by
subject (Agriculture & Forestry)
Peringkat versi pemeringkatan Kemristekdikti
3.1.2. Perspektif Keuangan (Financial)
Capaian kinerja IPB untuk perspektif keuangan (financial) diukur berdasarkan lima indikator kinerja sebagai berikut: (1) Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan, (2) Jumlah dana yang diperoleh dari kerjasama pendidikan, (3) Jumlah dana yang diperoleh dari kerjasama penelitian dan PPM, (4) Jumlah dana yang peroleh dari usaha bisnis (SUA/SUP), dan (5) Jumlah dana yang diperoleh dari deviden (SUK). Pada tahun 2019, capaian kinerja IPB untuk perspektif financial mencapai 98,2 persen. Secara grafis capaian kinerja perspektif financial disajikan pada Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Capaian Kinerja IPB 2019 untuk Perspektif Financial
Capaian kinerja untuk perspektif finansial memperlihatkan kondisi yang positif, dimana hampir semua target dapat tercapai. Secara khusus indikator jumlah dana yang diperoleh dari penelitian dan PPM meningkat cukup signifikan yang disebabkan secara internal oleh pelaporan keuangan kegiatan yang lebih baik, terutama dengan diperjelasnya pemanfaatan dana kerjasama melalui sistem penganggaran RKA, terutama di pusat-pusat penelitian. Selain itu terbitnya peraturan rektor terkait besaran alokasi dana pengembangan IPB, antara 0% hingga 10% semakin memperjelas pembagian manfaat (benefit sharing) kerjasama. Masih perlu diperhatikan adalah ketepatan waktu pencairan dana kerjasama yang diajukan oleh unit kerja untuk menghasilkan deliverables yang dijanjikan ke mitra. Dengan adanya sistem yang semakin handal dan dapat dipantau kedua belah pihak, maka
excellent innovation ecosystem dapat terbangun di IPB. Program capacity building
bagi PKU di unit kerja harus selalu dilakukan secara terus menerus serta proses pendampingannya untuk meminimalkan risiko akibat ketidaktahuan, kelalaian dan kesalahan yang disengaja.
0% 50% 100% 150% 200%
Opini WTP atas laporan keuangan
Jumlah dana yang diperoleh dari kerjasama pendidikan
Jumlah dana yang diperoleh dari kerjasama penelitian
dan PPM Jumlah dana yang peroleh
dari usaha bisnis (SUA/SUP) Jumlah dana yang diperoleh
dari deviden (SUK)
3.1.3. Perspektif Riset dan Keunggulan Akademik (Research and Academic
Excellence)
Kinerja IPB dalam perspektif riset dan keunggulan akademik (research and
academic excellence) dicirikan oleh capaian kinerja pada 13 indikator kinerja,
yaitu: (1) Keketatan seleksi program S0, (2) Keketatan seleksi program S1, (3) Keketatan seleksi program S2, (4) Keketatan seleksi program S3, dan (5) Persentase masa tunggu kerja program S0, (6) Persentase masa tunggu kerja program S1, (7) Persentase lulusan program vokasi yang menjadi wirausaha, (8) Persentase lulusan program sarjana yang menjadi wirausaha, (9) Jumlah prestasi mahasiswa tingkat nasional, (10) Jumlah prestasi mahasiswa tingkat internasional, (11) Jumlah publikasi ilmiah terakreditasi nasional (SINTA), (12) Jumlah publikasi ilmiah internasional terindeks global (non scopus), dan (13) Jumlah publikasi ilmiah terindeks scopus. Capaian kinerja IPB untuk perspektif research and academic
excellence telah mencapai 91 persen. Secara grafis capaian kinerja untuk perspektif
ini disajikan pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 Capaian Kinerja IPB 2019 untuk Perspektif Research and Academic Excellence
Perspektif Research and Academic Excellence sejatinya sesuai dengan
indikator academic dan employer reputation pada sistem pemeringkatan dunia, dimana secara langsung kinerja ini menggambarkan juga reputasi IPB di tingkat nasional maupun global. Terdapat satu indikator yang menunjukkan capaian cukup signifikan yaitu jumlah prestasi mahasiswa tingkat internasional. Kegiatan yang
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 140% 160% 180% 200%
Ketetatan seleksi program S0
Ketetatan seleksi program S1
Ketetatan seleksi program S2
Ketetatan seleksi program S3
Persentase masa tunggu kerja program S0 Persentase masa tunggu
kerja program S1 Persentase lulusan program
vokasi yang menjadi… Persentase lulusan program
sarjana yang menjadi… Jumlah prestasi mahasiswa
tingkat nasional Jumlah prestasi mahasiswa
tingkat internasional Jumlah publikasi ilmiah
terakreditasi nasional… Jumlah publikasi ilmiah internasional terindeks…
Jumlah publikasi ilmiah terindeks scopus
didedikasikan untuk peningkatan prestasi internasional berkaitan sangat erat dengan prestasi nasional. Melalui proses pendampingan dan mentoring, IPB mengidentifikasi para “champion” yang diseleksi dari rekam jejak di tingkat IPB maupun nasional. Secara singkat proses pembinaan yang baik dapat dilihat dari prestasi mahasiswa IPB sebagai pemenang peringkat dua pada PIMNAS XXXII Tahun 2019. Usaha lain yang dilakukan adalah melakukan sinergi dengan kegiatan internasionalisasi di IPB terutama pada kegiatan seminar internasional, dimana dibuka sesi pararel khusus presentasi mahasiswa pada seminar internasional yang diselenggarakan IPB. Penilaian terhadap presenter terbaik baik oral maupun poster oleh juri internasional menambah ajang kompetisi bagi mahasiswa untuk terus berprestasi.
3.1.4. Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Business Process)
Kinerja IPB dalam perspektif internal business process dicerminkan oleh capaian dari enam indikator kinerja sebagai berikut: (1) Akreditasi institusi, (2) Persentase akreditasi A prodi S0, (3) Persentase akreditasi A prodi S1, (4) Persentase akreditasi A prodi S2, (5) Persentase akreditasi A prodi S3, dan (6) Jumlah prodi yang terakreditasi/sertifikasi internasional. Capaian kinerja dari perspektif internal business process telah mencapai 99,1 persen. Secara grafis capaian kinerja untuk perrspektif internal business process disajikan pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Capaian Kinerja IPB 2019 untuk Perspektif Internal Business Process
Capaian kinerja untuk perspektif internal business process secara umum sesuai, dimana ada satu indikator yang melebihi target yaitu persentase akreditasi A prodi S0. Walaupun jika dibandingkan dengan prodi S1 masih tergolong rendah,
trend pencapaian ini dapat dijadikan sebagai lessons learned untuk strategi
peningkatan jumlah prodi akreditasi A. Sangat penting adalah kompetensi SDM
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% Akreditasi institusi Persentase akreditasi A prodi S0 Persentase akreditasi A prodi S1 Persentase akreditasi A prodi S2 Persentase akreditasi A prodi S3 Jumlah prodi yang terakreditasi/sertifikasi
internasional
terutama tenaga pendidik di Sekolah Vokasi yang mana kapabilitas, kapasitas serta availabilitasnya selama proses pembelajaran secara terus menerus perlu ditingkatkan. Perlu usaha yang lebih tersetruktur dengan milestone yang jelas ke depan agar capaian 50 persen akreditasi A hingga 100 persen dapat diperoleh dalam kurun waktu yang lebih cepat melalui proses bisnis terobosan.
3.1.5. Perspektif Pembangunan Kapasitas (Capacity Building)
Kinerja IPB untuk perspektif capacity building diukur berdasarkan 7 (tujuh) indikator kinerja sebagai berikut: (1) Persentase dosen yang memiliki jabatan GB, (2) Persentase dosen yang berpendidikan S3, (3) Jumlah tendik yang memiliki sertifikat kompetensi, (4) Jumlah MoU kerjasama internasional yang aktif, (5) Jumlah kerjasama internasional (MoA), (6) Jumlah MoU kerjasama nasional yang aktif, dan (7) Jumlah kerjasama nasional (MoA). Secara keseluruhan, capaian kinerja dari perspektif capacity building telah mencapai 97,8 persen. Capaian kinerja untuk perspektif capacity building secara grafis disajikan pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Capaian Kinerja IPB 2019 untuk Perspektif Capacity Building Capaian kinerja perspektif capacity building diwarnai oleh meningkatnya target jumlah kerjasama nasional baik MoU maupun MoA yang disepakati. Saat ini tentunya banyak mitra nasional yang ingin bekerjasama dengan IPB umumnya untuk peningkatan kapasitas organisasi. Hal tersebut merupakan tanda positif yang menggambarkan langsung reputasi IPB, namun kuantitas kerjasama perlu juga diimbangi dengan peningkatan kualitas, terutama pada area kerjasama yang strategis. Keberpihakan IPB juga harus ditunjukkan dalam hal implementasi kerjasama terutama untuk meningkatkan kapasitas daerah-daerah yang tertinggal. Keberadaan IPB di setiap jengkal tanah Nusantara harus dirasakan dan kemitraan kolaboratif dengan stakeholders daerah harus terus diperbanyak realisasinya. Peran alumni dalam hal ini juga sangat sentral sebagai bagian proses peningkatan kapasitas nasional. 0% 50% 100% 150% 200% 250%
Persentase dosen yang memiliki jabatan GB
Persentase dosen yang berpendidikan S3
Jumlah tendik yang memiliki sertifikat kompetensi
Jumlah MoU kerjasama internasional yang aktif Jumlah kerjasama
internasional (MoA) Jumlah MoU kerjasama
nasional yang aktif Jumlah kerjasama nasional
(MoA)
3.1.6. Capaian Kinerja Fakultas/Sekolah/Departemen
Simaker IPB selain mengukur capaian kinerja IPB, juga mengukur capaian kinerja fakultas/sekolah dan departemen. Capaian kinerja unit-unit tersebut diukur dengan membandingkan antara realisasi dengan target kinerja dari beberapa indikator kinerja yang terdapat dalam Simaker, terutama indikator kinerja yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan. Target-target kinerja untuk masing-masing indikator kinerja dari unit fakultas/sekolah ditetapkan di awal tahun 2019 pada forum Rabuan Bersama. Pada forum ini ditandatangani kontrak atau perjanjian kinerja antara Dekan Fakultas/Sekolah sebagai yang menerima mandat dengan Rektor sebagai pemberi mandat. Capaian kinerja unit fakultas merupakan kontribusi dari capaian kinerja unit di bawahnya, yaitu departemen. Oleh karena itu, penetapan target kinerja untuk unit fakultas telah melalui koordinasi dan pembahasan serta kesepakatan di tingkat fakultas dan departemennya masing-masing.
Capaian kinerja fakultas/sekolah pada tahun 2019 berkisar antara 78,5% sampai dengan 96,4%, sedangkan capaian kinerja departemen berada pada rentang 63,2% sampai dengan 97,4%. Capaian kinerja fakultas/sekolah selengkapnya disajikan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Capaian Kinerja Fakultas/Sekolah dan Departemen Tahun 2019 Fakultas/Sekolah Fakultas (%) Capaian Departemen (%) Capaian
A. Fakultas Pertanian 90.4 70.6 - 89.3 B. Fakultas Kedokteran Hewan 88.4 88.4 C. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 94.0 70.1 - 97.0 D. Fakultas Peternakan 88.9 86.7 - 90.6 E. Fakultas Kehutanan 93.3 85.9 - 93.1 F. Fakultas Teknologi Pertanian 94.0 86.1 - 94.1 G. Fakultas Matematika dan IPA 96.4 84.4 - 97.4 H. Fakultas Ekonomi dan Manajemen 91.7 63.2 - 91.0 I. Fakultas Ekologi Manusia 92.5 83.1 - 88.5
J. Sekolah Vokasi* 78.5 78. 5
K. Sekolah Bisnis 83.2 83.2
L. Sekolah Pascasarjana 89.7 89.7
Indikator kinerja yang perlu mendapat perhatian, karena capaiannya masih merah dan kuning di beberapa fakultas/sekolah, yaitu: (1) Persentase lulus tepat waktu khususnya program doktor dan magister, (2) Keketatan seleksi mahasiswa baru multistrata, (3) Akreditasi BAN-PT untuk porgram S3, (4) Prestasi mahasiswa, (5) Jumlah publikasi internasional, (6) Jumlah mobilitas inbound dosen, dan (7) Jumlah program studi tersertifikasi/terakreditasi internasional. Evaluasi secara menyeluruh dan mendalam termasuk penetapan target yang realistis dari ketujuh
indikator tersebut perlu dilakukan, agar ke depan capaian kinerjanya dapat meningkat.
3.2. Capaian Kinerja 10 Bidang Program
Berdasarkan Renstra IPB tahun 2019-2023, program-program IPB pada periode 2019-2023 dikelompokkan atas 10 bidang program pengembangan, yaitu: (1) Pendidikan, (2) Penelitian, (3) Pengabdian kepada Masyarakat, (4) Pengembangan Inovasi dan Bisnis, (5) Organisasi, (6) Sumber Daya Manusia, (7) Keuangan, (8) Sarana dan Prasarana, (9) Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan (10) Kemahasiswaan dan Alumni. Oleh karena itu, capaian kinerja kesepuluh bidang program pengembangan tersebut perlu diukur. Berikut adalah uraian capaian kinerja IPB berdasarkan 10 bidang program pengembangan.
3.2.1. Bidang Pendidikan
Kemajuan teknologi (khususnya bidang IT), serta perubahan ekosistem kehidupan yang ditandai dengan VUCA (Volatilility, Uncertainty, Complexity,
Ambiguity) telah mengubah pola, kebutuhan dan cara belajar para “Tomorrow
People” dalam mengadopsi science, technology & art, menambah kapasitas
(loading) dan membangun pola pikir (mindset). Secara eksternal perubahan tuntutan workplace terhadap kualitas SDM dalam aspek penguasaan skills set abad 21 dan mindset literasi baru sangat berpengaruh secara signifikan terhadap bisnis proses utama di perguruan tinggi. Perguruan tinggi memiliki mandat mendidik, membina, dan mengembangkan inteligensia, kompetensi dan karakter peserta didik yang relevan dengan tuntutan perubahan jaman, dengan lebih mengedepankan proses ‘unlocking potentials’.
IPB sebagai perguruan tinggi bereputasi baik pada level nasional maupun internasional, diharapkan mampu melahirkan SDM pembelajar unggul/handal, kompeten, lincah dan adaptif, pola pikir dinamis, dan siap menghadapi tantangan masa depan yang kian berkembang seiring dengan kemajuan IPTEKS. Mindset
literasi baru dan Skills Set abad 21 perlu diperoleh peserta didik saat mengenyam
pendidikan di IPB, baik secara terstruktur dalam kurikulum maupun extra/co-kurikuler.
Salah satu dampak signifikan dari IoT (Internet of Things) adalah terkoneksinya masyarakat (connected society), terbuka dan mudah diaksesnya berbagai sumber belajar (open sources), pengetahuan tidak lagi ditransfer namun lebih tepatnya dikonstruksi dengan mengoptimumkan potensi diri peserta didik. Proses pembelajaran harus memberikan ruang kepada peserta didik dalam pemanfaatan dan pengembangan potensi dirinya (personalized learning, learning
flexibility, dan lifelong learning). Dalam bahasa pendidikan dikenal dengan sebutan
‘heutagogik’ atau ‘merdeka belajar’. Dengan demikian tantangan ke depan yang harus dihadapi dan dipersiapkan oleh IPB adalah bagaimana merancang struktur dan formulasi pendidikan IPB 4.0 yang secara simultan merancang kesuksesan
peserta didiknya menjadi pembelajar handal, lincah dan adaptif, dengan pola pikir dinamis (Success by Design Curriculum). Rancangan pembelajaran di perguruan tinggi yang selama ini dilaksanakan, adalah berfokus pada pemenuhan kebutuhan akan ilmu pengetahuan (konwledge inquiry), yang pada akhirnya membentuk pola pikir yang disebut fix mindset, dengan dinamika perubahan menuntut perguruan tinggi untuk mencetak atau menghasilkan ‘digital talent’ yaitu SDM berpola pikir lincah (agile/growth mindset) dan digital literate. Rancang ulang struktur kurikulum serta reorientasi model pembelajaran dengan pendekatan human digital,
open sources, dan Outcome-based, menjadi tidak terelakan. Menteri Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi, M. Nasir (2018) mengatakan, “Sistem
perkuliahan berbasis teknologi informasi nantinya diharapkan menjadi solusi bagi anak bangsa di pelosok daerah untuk menjangkau pendidikan tinggi yang berkualitas.”
Sejalan dengan pemutakhiran indikator akreditasi dari Lembaga Akreditasi baik nasional maupun internasional, kuantitas bukan lagi menjadi indikator utama bagi suatu perguruan tinggi dalam mencapai kesuksesan, melainkan kualitas lulusan dan outcomes-nya. Dalam menciptakan sumber daya yang inovatif dan adaptif terhadap literasi baru (teknologi, data, manusia) diperlukan mindset literasi baru dan skills set abad 21 (a tandem development). Dengan struktur kurikulum hasil reorientasi, diharapkan IPB mampu menghasilkan lulusan dengan mindset dinamis pembelajar handal dan lincah, Skills Set abad 21, serta terampil dalam aspek literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia.
Rancangan Struktur Kurikulum IPB 4.0 (K-2020 Multistrata) adalah struktur kurikulum yang responsif namun luwes, disusun dan disiapkan sebagai formulasi Pendidikan Tomorrow People (Generasi Milenial), agar mampu menghasilkan lulusan sebagai pembelajar yang mampu beradaptasi dan tumbuh kembang mandiri di ekosistem VUCA. Struktur Kurikulum IPB 4.0 (K-2020 Multistrata) diharapkan menjadi salah satu strategi IPB dalam meningkatkan daya saing terhadap kompetitor, daya tahan gempuran disrupsi (endurance terhadap guncangan perubahan), dan daya tarik bagi calon mahasiswa. Berbagai tantangan sudah hadir di depan mata, berbagai tuntutan permutakhiran pendidikan dan proses pembelajaran pun sudah sangat terbuka, sehingga sudah bukan saatnya lagi IPB mendiskusikan apakah Revolusi Industri 4.0, 5.0 atau 6.0. IPB perlu menyiapkan rancangan pendidikan yang relevan bagi generasi penerus bangsa di era Revolusi Industri 4.0 dan persaingan global.
Program dan Kegiatan Bidang Pendidikan Tahun 2019
Ada dua fokus utama yang dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2019 yaitu: (1) Merancang Kurikulum Pendidikan IPB 4.0 yang dikenal dengan nama K-2020 Multistrata melalui proses Reorientasi dan Transformasi dari Kurikulum Sistem Mayor Minor atau dikenal dengan nama 2014 untuk program Sarjana, dan K-2015/2016 untuk program Pasca Sarjana, dan (2) Memutakhirkan kecakapan dan
profesionalime dosen dalam pembelajaran perspektif K-2020 Multistrata, lengkap dengan pola asesmennya.
Proses rancang ulang kurikulum pendidikan IPB 4.0 dimulai dengan kegiatan memetakan Future Skills di Global WorkPlace, yang antara lain terpetakan bahwa di tahun 2030 hanya SDM dengan karakter pembelajar unggul/handal dan lincah yang mampu menguasai dan mewarnai berbagai bidang kehidupan. Pembelajar unggul, handal dan lincah harus mampu memecahkan problem sehari-hari dengan penguasaan fondational literacies; mampu bersenyawa dengan tantangan kompleks melalui 4C’s kompetensi – critical thinking, creativity,
communication, collaboration; serta mampu bersenyawa di dalam lingkungan yang
berubah cepat dengan karakter yang berkualitas. Dilanjutkan dengan memetakan dan menganalisis keunggulan dan kekurangan kurikulum yang berjalan selama ini, serta mensintesis melalui data sekunder yaitu index SDM nasional. Hasil sintesis menyimpulkan bahwa pembelajaran pada pendidikan tinggi di Indonseia umumnya didominasi pada tataran pembelajaran berpikir LOTS (Lower Order Thinking
Level), sangat rendah kemampuan berpikir kritis, kurang berpikir kreatif, sulit
meng-approach problem yang kompleks. Sedangkan untuk menjadi pembelajar unggul, handal dan lincah diperlukan pola pikir terlatih pada tataran HOTS (Higher
Order Thinking Level). Dari kegiatan tersebut di atas maka dirancang State of the Art Struktur K-2020 Multistrata Pendidikan IPB 4.0, draft rancangan K-2020
Multistrata, Curriculum Mapping sebagai bagian dari proses curriculum
management, draft rancangan Learning Outcome Common-core Cources PPKU,
Panduan Teknis Proses Reorientasi Kurikulum Pendidikan IPB 4.0 untuk dioperasikan oleh Fakultas/Sekolah/Departemen/Program Studi Multistara termasuk K-2020 pendidikan vokasi IPB. Adapun sasaran penyusunan panduan teknis adalah sebagai berikut: (1) Integrasi hard skill - soft skill ke dalam struktur kurikulum serta mengkapitalisasi proses pembelajaran dan kegiatan ekstra/ko-kurikuler, (2) Mengintegrasikan mindset literasi baru dan skill set abad 21 ke dalam proses pembelajaran melalui: pemutakhiran teknik dan metoda delivery, course
content, IPTEKS for Tomorrow People, create matakuliah beresonansi luas,
kapitalisasi kemajuan teknologi digital, memanfaatkan sumber belajar open
sources, (3) Implementasi inovasi pembelajaran dengan mengoptimumkan
kemajuan teknologi yang berkelanjutan, (4) Re-orientasi sistem penilaian (assessment system) hasil belajar dari sistem scoring output dikoreksi menjadi penilaian proses ketercapaian Learning Outcomes, (5) Dokumentasi dan validasi hasil asesmen yang mengacu pada ketercapaian Learning Outcomes dalam bentuk ijazah, transkrip akademik dan Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI), (6) Melengkapi pembelajaran dengan dokumen Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dan Rencana Pembelajaran Daring (RPD), (7). Memberikan ruang (learning
flexibility) bagi pembelajar dalam merancang studi (personalized learning) untuk
mencapai kompetensi dan kualifikasi (KKNI), (8) Memberikan ruang bagi mahasiswa untuk dapat mengikuti kegiatan penunjang/peningkatan soft skill agar mahasiswa dapat termotivasi untuk meraih prestasi dan merupakan perwujudan Pendidikan IPB 4.0, dan (9) Pemutakhiran dan pelatihan pembelajaran dalam
jaringan (daring), penyusunan RPS dan RPD mata kuliah dengan Blended
Learning.
K-2020 Multistrata adalah struktur kurikulum hasil proses reorientasi yang telah diproses rancangannya sejak tahun 2018 dan diimplementasikan serempak pada tahun 2020. Dirancang dengan pendekatan Outcome-based, Human Digital, integrasi komponen Skill Sets abad 21, dan Mindset Literasi Baru (literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia). Kurikulum ini dibangun melalui 3 (tiga) pilar utama yaitu Foundational Literacies (FL), Competencies (4C’s) dan
Character Qualities (CQ).
Penyelarasan mendasar dengan kebutuhan SDM Unggul, handal dan lincah pertama-tama ada di struktur pendidikan tingkat persiapan bersama (TPB sekarang disebut Program Pendidikan Kompetensi Umum – disingkat PPKU). Pada struktur kurikulum sebelumnya pembelajaran di PPKU diposisikan sebagai Jembatan Mayor. Pada K-2020, PPKU adalah unit yang melayani dan memfasilitasi proses pembelajaran “Common Core Courses” yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa dari seluruh unit pendidikan di lingkungan IPB, bertanggung jawab dalam mengelola pendidikan pembangun kompetensi dan kualitas karakter dengan mengacu pada pendidikan lintas disiplin secara luas (Broad-based education with
wide range academic interdisciplinary). Core areas yang dikelola PPKU dirancang
ke dalam model kluster yang mewadahi berbagai mata kuliah (ada mata kuliah yang wajib diambil oleh seluruh mahasiswa IPB, dan ada yang elektif sesuai kebutuhan departemen atau program studi).
Kompetensi dan karakter yang dikonstruksi dalam rancangan Learning
Outcome pembelajaran di PPKU-IPB dalam K-2020 Multistrata adalah (1) Sudut
pandang yang luas terhadap persoalan, (2) Lebih kritis, sehingga tidak mudah terjebak hoax, (3) Kreatif, di PPKU pendekatan pembelajaran dengan pola pikir interkonektif - kemampuan melihat hubungan tiap bidang ilmu, keterkaitan rumpun eksakta dan sosial yang dalam kehidupan sesungguhnya saling berkait, (4) Soft
skills yang lebih terlatih dengan wawasan luas serta pemahaman terhadap berbagai
macam konsep, dan (5) Lebih memikat, karena pembelajaran tentang masa depan,
dreams, enganging.
Pendekatan pembelajaran di PPKU pada K-2020 Multistrata adalah mengedepankan konsep berpikir interkonektif yaitu ilmu pengetahuan tidak dipandang sebagai suatu yang terpisah-pisah. Kekuatan konsep berpikir interkonektif yaitu memiliki pendekatan yang sangat apik dalam menemukan hubungan dari berbagai bidang ilmu, ditelaah dengan pola berpikir kritis lalu merumuskannya sebagai suatu pemahaman baru. Proses pembelajaran di PPKU-IPB menuntut baik dosen maupun mahasiswa berpikir sebagai generalis, atau dalam pengertian sederhananya adalah seseorang yang memahami sedikit dari yang banyak, tidak dirancang untuk menghasikan keahlian khusus.
IPB sebagai perguruan tinggi yang menjadi bagian dalam komunitas global diharapkan dapat berperan aktif mewujudkan rencana dan cita-cita pendidikan nasional. Dalam rangka untuk mencapai cita-cita tersebut IPB akan memberikan
fasilitasi untuk memperkuat kerjasama serta jejaring internasional melalui program
student exchange, staff exchange, joint research and publication, credit earning systems, dual/double degree program, summer course dan lain-lain. Selain itu,
internasionalisasi di IPB yang sudah berjalan rutin dilaksanakan antara lain melalui proses akreditasi internasional Program Studi serta pembukaan kelas internasional. Salah satu kriteria pemeringkatan World Class University adalah jumlah mahasiswa internasional. Jumlah mahasiswa inbound IPB selama tahun 2019 adalah sebanyak 877 mahasiswa, terjadi peningkatan sekitar 25%. Sebagian besar mahasiswa internasional di IPB mengikuti program pertukaran mahasiswa melalui berbagai jejaring kerjasama seperti ASEAN International Mobility Students (AIMS), Six
Universities Initiative Japan Indonesia (SUIJI), Population Activity Resource Environment (PARE), Erasmus Mundus (EU SHARE, Erasmus K107), Beasiswa
KNB, Summer Course, dan sebagainya. Mahasiswa internasional yang secara penuh (full enrolment) kuliah di IPB sebagian besar masih berasal dari Malaysia dan umumnya mengambil program sarjana kedokteran hewan. Pada tahun 2019 masih dibuka 3 kelas internasional, serta 6 usulan pembukaan kelas internasional baru, yaitu Biologi, Ilmu dan Teknologi Kelautan, Ilmu Gizi, Ilmu Ekonomi, Fakultas Pertanian, dan Sekolah Bisnis
Khusus untuk penyelenggaraan program summer course di IPB, saat ini telah berkembang berbagai aktivitas program summer course yang dikerjasamakan dengan berbagai mitra universitas luar negeri. Pengembangan summer program lintas unit sangat diharapkan untuk mendukung transdiciplinary approaches sesuai K-2020. Program summer course tersebut ditawarkan kepada mahasiswa asing di institusi mitra kerjasama IPB di luar negeri. Namun demikian program tersebut juga tidak tertutup bagi peserta dalam negeri. Dari program ini, terekam sebanyak 348 mahasiswa inbound, sebanyak 77 orang inbound staff, serta dilaksanakannya 22 kegiatan summer course.
3.2.2. Bidang Penelitian
Sebagai wujud implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, IPB telah melaksanakan program penelitian dengan baik, terbukti pada tahun 2019 IPB menempati ranking kedua kinerja penelitian secara nasional. Program-program kerja bidang penelitian yang dilaksanakan pada tahun 2019 meliputi: (1) Penelitian (Kemenristekdikti), (2) Penguatan Riset IPB, (3) Peningkatan Publikasi Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, dan (4) RKI dan PPKI bersama PTN Nasional lainnya (WUR).
Penelitian yang dilaksanakan oleh IPB pada tahun 2019 sebanyak 418 judul penelitian. Jumlah judul penelitian yang paling banyak didanai oleh Kemenristikdikti (359 judul), dan secara berturut turut diikuti oleh Mitra Kerjasama (27 judul), World University Ranking (14 judul), BPDPKS Sawit (12 judul), dan Kemenkeu (6 judul). Jumlah dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian tersebut adalah sebesar Rp. 86.570.742.214. Sesuai dengan jumlahnya, pendanaan penelitian sebagian besar berasal dari Kemenristekdikti, yaitu sebesar RP.
47.871.464.100, diikuti pendanaan dari Mitra Kerjasama sebesar Rp. 17.297.746.325, sedangkan dana penelitian lainnya berjumlah Rp. 21.401.531.789. Secara khusus pada tahun 2019 juga telah dilaksanakan kegiatan penelitian melalui program World University Rangking (WUR), dengan bentuk kegiatan meliputi: (1) Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) : dilaksanakan bersama 4 (empat) PTN-BH, dan (2) Program Penelitian Kolaborasi Indonesia (PPKI) : dilaksanakan bersama 11 PTN-BH, ditambah Universitas Brawijaya dan Universitas Sebelas Maret.
Program kerja IPB bidang penelitian melalui agenda penelitian Agro-Maritim 4.0 merupakan salah satu respon IPB terhadap perkembangan zaman di era industri 4.0. Sebagai perguruan tinggi pertanian terkemuka, IPB harus mampu menghantarkan semua hasil penelitian dalam sektor pertanian secara luas untuk mewujudkan pertanian unggul dan modern. Penelitian Institusi Agro Maritim 4.0 (PI-AMar4.0) memiliki karakter umum yaitu dilaksanakan secara transdisiplin IPTEK, lintas instansi (dalam dan luar IPB), realistis dan implementatif, menyelesaikan problem nasional untuk menuju sistem pertanian unggul dan modern, serta menjadi model di tingkat nasional. Pada tahun 2019, IPB telah mengimplementasikan kegiatan penelitian Agro-Maritim di beberapa lokasi dengan kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai berikut: (1) Stunting (Kabupaten Cirebon), (2) Peternakan Sapi Rakyat (Kabupaten Bojonegoro), (3) Biomedis (Pulau Tinjil), (4) Marinkultur (Kepulauan Seribu), dan (5) Komunitas Estate Padi (Purbalingga).
Sebagai upaya untuk menjamin terlaksananya kegiatan penelitian, IPB telah membangun kelembagaan penjaminan mutu penelitian dengan menyusun tim/komite dan prosedur operasional baku. Beberapa komite/tim yang dibangun adalah: (1) Basis Data, (2) Komite Etik Hewan, (3) Komite Etik Manusia, (4) Komite PPM, (5) Tingkat Kesiapterapan Teknologi, (6) Reviewer Penelitian, dan (7) Konsultasi Keuangan (Laperkeu). Sesuai dengan tupoksinya, lembaga tersebut membantu LPPM IPB dalam penyusunan pedoman operasional baku dan masukan beberapa kebijakan sehingga kebijakan yang dilakukan oleh IPB menjadi lebih efektif.
Secara operasional, IPB juga telah melakukan proses penjaminan mutu, dalam bentuk monitoring dan evaluasi (monev) melalui kegiatan penelitian, yang dilaksanakan sejak pengusulan sampai dengan pelaporan kegiatan penelitian. Secara umum, monev telah dilaksanakan dalam kegiatan penelitian meliputi: penentuan reviewer, seleksi proposal, sosialisasi laperkeu, pelaksanaan penelitian, monev penelitian, dan monev laperkeu.
Upaya lain guna memastikan program penelitian IPB hadir di masyarakat dengan mutu yang baik, maka LPPM IPB telah melakukan penjaminan mutu terhadap pelaksanaan program penelitian melalui kegiatan Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) Tahun 2019 dengan tema “Percepatan Hilirisasi Hasil Penelitian di Era Industri 4.0”. Peserta Seminar Nasional sebanyak 600 orang terdiri atas 212 orang pemakalah oral, 158 pemakalah
poster, 23 peserta umum, 60 Reviewer/juri dan moderator, serta selebihnya undangan dan panitia. Substansi seminar Nasional hasil PPM IPB terbagi dalam enam kelompok bidang, yaitu: (1) B1 (Bidang Pangan), (2) B2 (Bidang Energi), (3) B3 (Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan), (4) B4 (Bidang Biologi dan Kesehatan), (5) B5 (Sosial, Ekonomi dan Budaya), (6) B6 (Bidang Teknologi dan Rekayasa), dan (7) kelompok B7 (PMDSU, Penelitian Disertasi Doktor, Penelitian Tesis Magister), serta (8) B8 (BPDPKS dan LPDP). Disamping kegiatan presentasi hasil penelitian, bersamaan dengan kegiatan Seminar Nasional juga diselenggarakan talkshow dengan topik "Percepatan Pembangunan Pertanian di Era Industri 4.0”.
Selain seminar, upaya lain yang dilaksanakan IPB agar hasil-hasil penelitian dimanfaatkan oleh masyarakat, juga telah dilaksanakan diseminasi hasil penelitian di beberapa tempat. Beberapa hasil penelitian yang telah didiseminasikan adalah sekolah pertanian rakyat (SPR), Komunitas Estate Pertanian (KEP), Basis Data Pertanian dan Agromaritim. Beberapa Model Inovasi IPB yang hadir di masyarakat adalah: (1) Kupang (KEH, SPR), (2) Musi Banyuasin (KEP, SPR), (3) Kabupaten Purbalingga (KEP), (4) Kabupaten Sukabumi (Basis Data), (5) Kabupaten Bojonegoro (SPR), dan (6) Provinsi DKI Jakarta (Agromaritim).
Upaya diseminasi hasil penelitian yang lain adalah publikasi ilmiah. Ada sebanyak 6.245 judul karya ilmiah hasil penelitian yang telah dipublikasikan di media jurnal yang ada. Dari 6.245 judul karya ilmiah tersebut, 1.066 judul diantaranya adalah naskah yang diterbitkan di jurnal yang terindeks Scopus.
Disamping kegiatan penelitian nasional, IPB juga telah memperluas jaringan penelitian internasional dengan melakukan kerjasama dengan beberapa negara atau lembaga di luar negeri. Selama tahun 2019, tercatat sebanyak 4 (empat) judul kegiatan World Class Professor, 11 riset bilateral, dan 5 (lima) konsorsium penelitian.
Penguatan riset dan publikasi sangat penting diprioritaskan utamanya melalui berbagai flagship research. Hal ini juga sangat berkaitan erat dengan beberapa indikator pemeringkatan universitas oleh berbagai lembaga institusi pemeringkatan (QS, THE, dan lainnya). Salah satu aktivitas yang dilakukan oleh IPB dalam rangka meningkatkan jumlah dan kualitas riset dan publikasi diantaranya adalah melalui penyelenggaraan seminar/workshop/symposium internasional. IPB menyelenggarakan program Bantuan Penerbitan Prosiding Seminar/Workshop Internasional sejak tahun 2016 khususnya untuk meningkatkan jumlah publikasi ilmiah terafiliasi. Program fasilitasi penyelenggaraan tahun 2019 diharapkan dapat menghasilkan sejumlah 502 artikel berafiliasi IPB, serta inbound 62 pembicara dari 19 negara. Beberapa prosiding yang telah terbit diantaranya adalah ISENREM, EMBRIO, ICTS dll.
3.2.3. Bidang Pengabdian kepada Masyarakat
Pada tahun 2019, IPB telah melaksanakan program-program pengabdian kepada masyarakat yang terdiri atas: (1) KKN-Tematik, (2) Dosen Mengabdi, (3) Stasiun Lapang Agro Kreatif, (4) IPB Peduli Bencana, (5) IPB Peduli Anak Yatim, (6) Jurnal Pengabdian Masyarakat, (7) IPB Goes to Field, (8) ASEAN-SLP, (9) SUIJI-SLP, (10) Sekolah Peternakan Rakyat, dan (11) Manajemen Data Abdimas. Berikut adalah capaian dari masing-masing pelaksanaan program tersebut:
KKN-Tematik (KKN-T)
Pada tahun 2019, KKN-T diikuti oleh 2.545 mahasiswa terdiri atas 9 (sembilan) fakultas, dibimbing oleh 250 orang Dosen Pembimbing Lapang (DPL) dan Dosen Koordinator Wilayah (Korwil), dan tersebar di 28 kabupaten/kota dan 328 desa di Indonesia. Jumlah di atas meningkat dibanding KKN-T tahun 2018 yaitu sebanyak 2.111 mahasiswa dengan jumlah DPL 210 orang yang tersebar di 26 kabupaten/kota.
Adapun luaran dari KKN-T IPB tahun 2019 adalah 5 (lima) draft jurnal, 211 publikasi video yang diunggah di Youtube, 45 publikasi media massa baik lokal maupun nasional, 14 buku/modul, serta 14 inovasi IPB yang didiseminasikan ke masyarakat.
Selain KKN-T, IPB juga berperan dalam KKN Kebangsaan yang dilaksanakan di Kabupaten/Kota Tidore dan Ternate serta KKN Bersama di Medan. KKN ini diikuti 10 orang mahasiswa.
Dosen Mengabdi
Kegiatan Dosen Mengabdi telah dilaksanakan di 47 desa, di 28 kabupaten/kota dengan melibatkan 172 dosen IPB dan memberikan manfaat kepada 2.285 orang yang terdiri atas peternak, petani, nelayan dan pembudidaya ikan, dengan menyampaikan sebanyak 56 inovasi/tema. Hasil dari kegiatan Dosen Mengabdi adalah 10 publikasi bentuk video, 131 publikasi media massa, 131 modul/buku. Kegiatan Dosen Mengabdi ini turut berkontribusi dalam pemeringkatan kinerja ABDIMAS IPB. Respons yang baik terhadap kegiatan ini, program Dosen Mengabdi tahun 2020 direncanakan akan ditingkatkan menjadi 450 dosen dari semua fakultas di lingkungan IPB.
Stasiun Lapang Agro Kreatif (SLAK)
Kegiatan Stasiun Lapang Agro Kreatif (SLAK) LPPM IPB tahun 2019 melibatkan sebanyak 48 orang Fasilitator Lulusan IPB dengan jumlah dosen pembimbing sebanyak 19 orang dengan penyebaran lokasi di 39 desa di 16 kabupaten/kota di Indonesia dengan hasil luaran 52 jurnal, 10 publikasi video, 29 media massa, 1 (satu) buku/modul, dan 12 inovasi IPB yang didiseminasikan ke masyarakat.
IPB Peduli Bencana
Kegiatan IPB Peduli Bencana tahun 2019 telah menyalurkan dana sebesar Rp 100.000.000 di 4 (empat) lokasi bencana yaitu: Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Sigi dan Ambon.
IPB Peduli Anak Yatim
IPB Peduli Anak Yatim tahun 2019 dilaksanakan pada bulan Ramadhan yang bertempat di Masjid Al-Hurriyyah IPB Dramaga-Bogor. Penerimaan dana IPB Peduli Anak Yatim Tahun 2019 adalah sebesar Rp 578.500.000, dengan penerima manfaat anak yatim dan kaum dhuafa sebanyak 1.700 orang, yang berasal dari 17 Desa Lingkar Kampus Binaan IPB.
Jurnal Pengabdian Masyarakat
Jurnal Pengabdian Masyarakat terdiri atas dua jurnal, yaitu Jurnal Agrokreatif, dan Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat (JPIM). JPIM adalah jurnal baru yang diterbitkan pada tahun 2019 dan baru menghasilkan satu volume. Tulisan yang dimuat dalam jurnal pengabdian kepada masyarakat adalah semua kegiatan hasil pengabdian kepada masyarakat. Jurnal Pengabdian Masyarakat ini juga merupakan wadah untuk mempublikasikan hasil kegiatan pengabdian yang telah dilakukan oleh dosen dan mahasiswa IPB seperti kegiatan SLAK, ASEAN SLP, dan IGTF. Jurnal Agrokreatif sampai dengan tahun 2019 sudah terbit sebanyak 102 judul dan untuk JPIM sudah terbit sebanyak 20 judul.
IPB Goes to Field
IPB Goes to Field (IGTF) telah dikembangkan sejak tahun 2008 oleh LPPM IPB. Pada tahun 2019, peserta IGTF mencapai 250 orang dari berbagai fakultas. Jumlah dosen IPB yang terlibat pada program IGTF sebanyak 18 orang. Pada tahun 2019, lokasi IGTF berada di 20 kabupaten/kota di 5 (lima) provinsi di Indonesia. Output IGTF yakni berupa 20 draft jurnal, 10 publikasi video, 20 media massa, dan 1 (satu) buku/modul serta sebanyak 7 (tujuh) inovasi IPB yang telah didiseminasikan kepada masyarakat. Program IGTF juga berkolaborasi dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
ASEAN-SLP
ASEAN-SLP telah dikembangkan sejak tahun 2017 oleh LPPM IPB. Pada tahun 2019, peserta ASEAN-SLP mencapai 23 orang. Jumlah dosen IPB yang terlibat pada program ASEAN-SLP sebanyak 3 (tiga) orang. Pada tahun 2019, lokasi ASEAN-SLP berada di Sungai Parit, Kuala Selangor, Malaysia. Output ASEAN-SLP yakni berupa 10 draft jurnal, 1 (satu) publikasi video, 3 (tiga) media massa, dan 1 (satu) buku/modul. Program ASEAN-SLP juga berkolaborasi dengan Universitas Putra Malaysia (UPM).
SUIJI-SLP & UBC Summer Course
SUIJI-SLP telah dikembangkan sejak tahun 2014 oleh LPPM IPB. Pada tahun 2019, peserta SUIJI-SLP mencapai 72 orang yang terdiri atas Fakultas
Pertanian hingga Sekolah Vokasi dengan rincian 11 mahasiswa Jepang (inbound) dan 13 mahasiswa IPB (outbound). Jumlah dosen IPB yang terlibat pada program SUIJI-SLP sebanyak 7 (tujuh) orang. Pada tahun 2019, lokasi SUIJI-SLP Indonesia berada di 4 (empat) desa yakni Desa Neglasari, Desa Sukawening, Kelurahan Bubulak dan Kelurahan Situgede. Serta lokasi SUIJI-SLP Jepang berada di 3 (tiga) universitas Jepang yakni Kagawa University, Kochi University dan Ehime University. Output SUIJI-SLP berupa 7 (tujuh) publikasi video, 10 media massa, dan 2 (dua) buku/modul. Program SUIJI-SLP juga berkolaborasi dengan Kagawa University, Kochi University dan Ehime University. Prestasi SUIJI-SLP adalah jumlah inbound mahasiswa Jepang ke IPB terbanyak dibandingkan dengan UGM dan UNHAS.
Selain SUIJI, beberapa kegiatan internasionalisasi yang berkaitan dengan pengabdian pada masyarakat (PPM) diantaranya adalah Forum berbagi Pengetahuan dengan nama IPB Talks on Complexity & Sustainability Sciences yang sudah memasuki seri IPB Talks ke 41 di akhir 2019, dimana sebanyak 22 IPB Talks dilaksanakan yang menampilkan berbagai pembicara nasional maupun internasional. Selain kegiatan tersebut, program Summer Course UBC (Kanada) on
Economic Development & Community Engagement merupakan bentuk yang mirip
dengan KKN Internasional atau Service Learning Program dimana mahasiswa asing tinggal bersama masyarakat untuk belajar bersama dan mencari solusi permasalahan. Pada tahun 2019 sebanyak 29 mahasiswa UBC Canada mengikuti program tersebut.
Sekolah Peternakan Rakyat
Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) telah dikembangkan oleh LPPM IPB menjadi program nasional pada tahun 2013 yang digagas oleh Prof. Dr. Ir. Muladno. Pengembangan SPR yang dilakukan oleh LPPM IPB berkoordinasi dengan 4 (empat) fakultas (FKH, FAPET, FEM dan FEMA) dan 3 (tiga) Pusat Studi (PSP3, CENTRAS dan P2SDM). Hingga saat ini telah terbentuk 34 SPR yang telah dikembangkan di 22 kabupaten di 11 provinsi di Indonesia, 10 SPR diantaranya telah diwisuda. Sebanyak 1.960 peternak telah tergabung di dalam program SPR sehingga program SPR mendapatkan HKI dengan nomor EC00201987765. Program SPR ini telah meluluskan 11 mahasiswa S1, 5 (lima) mahasiswa S2, dan 2 (dua) mahasiswa S3.
Manajemen Data Abdimas
Data Abdimas merupakan data pencapaian kinerja pengabdian masyarakat yang telah dilakukan oleh fakultas, departemen dan pusat-pusat LPPM IPB. Pada tahun 2018 IPB mendapatkan peringkat ke-5 perguruan tinggi berbasis pengabdian kepada masyarakat. Tujuan manajemen data Abdimas adalah agar kegiatan pengabdian masyarakat IPB mempunyai impact terhadap masyarakat, dan data Abdimas yang diperoleh dapat digunakan sebagai inovasi IPTEK dan acuan pengembangan teknologi tepat guna serta meningkatkan perankingan IPB sebagai perguruan tinggi berbasis pengabdian kepada masyarakat. Tahun 2019, data yang didapatkan dari fakultas, departemen dan pusat-pusat LPPM berupa surat tugas,