Pundu Learning Centre - 2013
Pundu Learning Centre - 2013
DEFINISI
Blok tanam : Areal tanaman seluas kurang lebih
50 ha dengan panjang 2.000 m dan lebar 250 m
Blocking/batas blok : Batas – batas areal
tanaman
Drainase : Parit buatan yang berfungsi menyekap
air dan atau mengalirkanya di permukaan tanah
Land Clearing : kegiatan membuka lahan hutan/
areal baru menjadi lahan perkebunan
DEFINISI
Imas : Kegiatan memotong rapat semak dan
pohon/tumbuhan yang berdiameter <7,5 cm, hingga tidak lebih 15 cm dari permukaan tanah
Tumbang : Kegiatan membersihkan areal dari tegakan kayu/ pokok dengan diameter >7,5 cm
Rumpuk Mekanis / Stacking : Pekerjaan merumpuk Kayu-kayu tebangan setiap gawangan mati dengan
menggunakan alat berat (bulldozer dan Excavator)
Rumpuk : Pekerjaan merumpuk kayu-kayu sehabis diimas dan ditumbangkan
Zero burning : Pembukaan lahan untuk penanaman kelapa sawit dengan proses pematangan tanah tanpa melalui proses pembakaran
Pundu Learning Centre - 2013
Struktur Penulisan SOP
Persiapan Lahan
STRUKTUR
SOP Persiapan Lahan
Pedoman Teknis
Strukturisasi Filosofi, Kebijakan & Pedoman TeknisPTA & IOM
Prosedur Persiapan Lahan
Instruksi Kerja (Tidak Ada)
Pundu Learning Centre - 2013
Filosofi, Kebijakan dan
Pedoman Persiapan Lahan
MUTU DAN KETEPATAN PERSIAPAN LAHAN
Kultur teknis land clearing merupakan faktor
ketiga yang menentukan kuantitas perolehan
produksi sesudah jenis tanah dan kualitas bibit
Mutu dan ketepatan persiapan lahan,
mempengaruhi beberapa hal berikut :
Biaya pembukaan/persiapan lahan
Mutu dan kemudahan penanaman kelapa sawit Masa tanaman belum menghasilkan (TBM)
Produksi TBS/MKS/IKS yang akan diperoleh pada tahun pertama panen dan tahun-tahun berikutnya
Biaya pemeliharaan pada waktu TBM, perawatan dan panen pada waktu tanaman menghasilkan (TM)
MASTER PLAN
Sebelum dilakukan pembukaan lahan hendakya dipersiapkan “Master Plan” secara detail.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam persiapan “Master Plan” adalah sebagai berikut:
Perijinan pendirian perusahaan telah disetujui oleh pihak terkait
Perijinan pembukaan lahan telah mendapat persetujuan dari PEMDA setempat
Peta lokasi, peta elevasi, peta topografi (bisa diperoleh dari bakosurtanal, TNI AD atau BPN). Peta tersebut dapat
dijadikan dasar dalam melakukan survey areal oleh
perusahaan termasuk penentuan titik nol dan tata batas sesuai izin lokasi
Penentuan titik nol yang merupakan titik dimulainya seluruh aktifitas pembukaan lahan (diletakkan saat survey areal).
KEBIJAKAN
Di dalam pelaksanan persiapan lahan,
perusahaan mempunyai kebijakan pelestarian
lingkungan
(“Environmental Sustainability”)
.
Hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah No.
28 Tahun 1995 yang menyangkut pengembangan
perkebunan nasional
Untuk mendukung kebijakan di atas,
komitmen perusahaan adalah menerapkan
metode “
Zero Burning
” yaitu land clearing
perkebunan tanpa pembakaran
ZERO BURNING
Land clearing dengan metode “Zero Burning” memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
Terjaganya kelestarian keaneka ragaman hayati (flora dan fauna)
Mencegah terjadinya pencemaran udara karena asap
Mempertahankan unsur hara tanah yang berasal dari pelapukan limbah hutan
Mencegah terjadinya penyebaran kebakaran ke lahan masyarakat dan kebun
METODE LAND CLEARING
No Uraian Datar - Bergelombang Bukit - Bergunung Areal rendahan
1 Survei dan desain blok √ √ √
2 Pembuatan kontrak kerja √ √ √
3 Pembuatan batas blok √ √ √
4 Pembuatan drainase √ √ √
5 Pembuatan jalan MR & CR √ √ √
6 Imas dan Tumbang √ √ √
7 Pancang & pembuatan jalur
tanam √ √ √
8 Rumpuk mekanis √ √ √
9 Pembuatan teresan - √
-10 Pancang level tergenang - - √
11 Pancang titik tanam √ √ √
12 Pembuatan tapak timbun - - √
13 Penanaman LCC √ √ √
14 Pembuatan lubang tanam √ √ √
15 Ecer dan tanam kelapa sawit √ -
PENYUSUNAN PROGRAM LAND CLEARING
Land clearing sebaiknya dipersiapkan
secara maksimal, sehingga selama 18
bulan program dapat diselesaikan sebaik
mungkin. Semua tahapan pekerjaan (
Time
Schedule
) agar disusun secara sistematis
dan tidak saling menghambat satu lain.
Didalam penyusunan tersebut harus
memperhatikan faktor – faktor : Iklim,
Tenaga kerja, Alat dan bahan.
DIAGRAM KEGIATAN OPERASIONAL LAND CLEARING Areal Datar Bergelombang
Keterangan: - Bulan Juli – September asumsi musim kemarau
SURVEI PENDAHULUAN
Survei harus dilakukan dengan metode yang tepat dan semua data harus diperiksa dengan cermat.
Keberhasilan pengelolaan kegiatan di masa mendatang sangat tergantung pada keakuratan survei dan
pengukuran lapangan
Peta harus dilengkapi skala, misalnya (1:5000) dan mencakup semua kondisi lapangan yang penting seperti sungai, areal rendahan, bukit dan areal yang tidak perlu ditanami.
Rintis Bloking
Rintis Bloking
PENINJAUAN LAPANGAN
Manager lapangan melihat lokasi bersama Surveyor dan staf
lainnya untuk mengenal kondisi lahan dan titik penting seperti areal rendahan, bukit dan lain-lain
Tentukan tanda-tanda batas (jika tersedia) dengan menggunakan peta survei yang disusun oleh instansi pemerintah maupun titik-titik referensi yang telah diketahui
Pasang tanda-tanda lapangan dengan menggunakan beton permanen sebelum memulai kegiatan lapangan
Periksa ulang batas areal dengan tokoh masyarakat setempat dan petugas pemerintahan untuk menghindari kesalah pahaman yang mungkin timbul selama pembangunan kebun.
Pemeriksaan lokasi dari udara akan menyediakan gambaran yang baik dan membantu mengidentifikasi masalah dilapangan
LAYOUT DAN DESAIN BLOK TANAM KELAPA SAWIT
Luas suatu blok tanam kelapa sawit yang ideal adalah ±50 ha (luas areal tanam-tidak termasuk jalan)
Bentuk blok adalah empat persegi panjang dengan ukuran 2.000 m x 250 m
Pada blok ukuran 50 ha, maka panjang jalan 2.000 m dengan arah Timur-Barat dan lebar jalan 250 m dengan arah Utara-Selatan. Desain blok seperti ini menjadikan jalan produksi selalu mendapat sinar mata hari sepanjang hari
LAYOUT DAN DESAIN BLOK TANAM KELAPA SAWIT
Ditengah blok dibuat jalan kontrol dengan lebar 2 m -3 m dengan arah
timur-barat. Jalan ini berupa gawangan yang dibersihkan tanpa mengurangi
populasi per hektar
Bentuk blok dengan ukuran 2.000 m x 250 m akan mengoptimalkan efisiensi supervisi dan produktivitas karyawan, terutama didasarkan atas kemampuan rata-rata pemanen mengangkut buah dari dalam blok, hingga TPH dan
operasional dengan sentralisasi kebun
TEKNIS LAND CLEARING
Tujuan Land Clearing adalah mempersiapkan areal yang dimulai dari perencanaan tata ruang dan letak
lahan sehingga memungkinkan untuk dilakukan
penanaman yang memenuhi standar kualitas dan sistem jaringan jalan, saluran air, konservasi tanah dan air,
perumahan dan pabrik sesuai dengan keadaan areal dan bersifat permanen
Land Clearing dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
Mekanis : tanpa imas Semi Mekanis : Ada imas Rendahan (excavator)
PEMBUATAN BLOK TATA BATAS
Pembuatan blok tanpa batas dikenal dengan istilah
“blocking”
Blocking dikerjakan setelah selesai dilakukan survei tata bata, survei detail dan telah dilaksanakan ganti rugi
lahan, luas bloking tergantung dari luas lahan yang telah dibebaskan, dan lebar jalan yang digunakan ± 4m
Pekerjaan blocking dikerjakan secara mekanis dengan menggunakan bulldozer dan jalan ini merupakan batas antara tanah masyarakat dengan dengan tanah
perusahaan
Setelah pekerjaan bloking, areal tersebut dibentuk menjadi blok-blok kecil dengan luas ± 50 ha dan dikerjakan dengan menggunakan bulldozer sesuai ketentuan
PEMBUATAN DRAINASE
Pada kondisi areal tergenang atau
rendahan, maka perlu dilakukan
pembuatan drainase
Pembuatan drainase bertujuan untuk
mengeringkan areal dengan cara
membuat parit yang ukuranya
disesuaikan dengan
kondisi lapangan.
DRAINASE DRAINASE
PEMBUATAN JALAN
Pembuatan jalan
dilakukan bersamaan
dengan pembuatan
blok, pembuatan jalan
bertujuan untuk
memudahkan aktivitas
dilapangan
Pembuatan jalan harus
dimulai pada saat
pembukaan lahan dan
harus sudah selesai
sebelum dilakukan
penanaman.
IMAS
Selesai pembuatan blok
dilakukan pekerjaan imas,
apabila Land Clearing
dilakukan dengan mekanis,
maka pekerjaan imas tidak
perlu dilakukan
Imas
(
Underbrushing
)
yaitu
memotong rapat semak dan
pohon yang berdiameter <7.5
cm hingga tidak lebih 15 cm
dari permukaan tanah
KUALITAS IMAS BAIK KUALITAS IMAS BAIK
TUMBANG
Pekerjaan menumbang yaitu
membersihkan areal dari tegakan kayu
Tumbang dapat dilakukan dengan cara mekanis dan manual
tergantung dari topografi areal
Penumbangan mekanis dilakukan pada areal datar sampai
bergelombang dan areal bukit
sampai bergunung dan dilakukan dengan menggunakan bulldozer
TUMBANG
Penumbangan manual biasanya dikerjakan pada areal rendahan atau rawa dimana Bulldozer tidak mampu nengerjakan. Alat penumbang yang digunakan adalah Chainsaw
Tumbang dilaksanakan setelah pekerjaan mengimas untuk pokok/kayu dengan diameter >7.5 cm
Pada areal datar sampai bergelombang, arah tumbangan harus sejajar dengan arah barisan tanaman, pada areal bukit sampai bergunung arah tumbangan harus searah dengan kemiringan lereng, sedangkan untuk areal
TUMBANG
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam
penumbangan agar arah tumbangan sesuai
dengan yang ditentukan adalah kanopi dan
arah angin
Pada areal berbukit-bergunung, pekerjaan
menumbang harus dilakukan mulai dari
bawah bukit mengarah ke atas bukit. Hal
ini bertujuan agar pohon tumbangan tidak
menghambat pekerjaan tumbang
TABEL KETINGGIAN TINGGI TUNGGUL
Diameter Batang Ditebang dari Permukaan Tanah Maksimum
>10 – 15 cm
15 cm ( serapat mungkin dengan tanah)16 – 30 cm
25 cm
31 – 75 cm
50 cm
76 – 150 cm
100 cm
> 150 cm
Ditebang pada batas antara akar penguat denganTUMBANG
Seluruh ranting (kanopi) pohon yang telah
ditumbang harus dicincang untuk
memudahkan pekerjaan stacking
Kayu yang telah ditumbang dan tidak
dikeluarkan dari areal harus dipotong
dengan panjang 1.5 – 2.0 meter
RUMPUK MEKANIS (STACKING)
Pemancangan rumpuk dilakukan apabila seluruh kayu sudah
dicincang. Lokasi pancang rumpukan nantinya akan
dijadikan dasar gawangan mati pada saat pelaksanaan pancang tanam
Kayu hasil cincagan dirumpuk memanjang (Stacking) dilakukan dengan menggunakan alat berat seperti Bulldozer atau Excavator
RUMPUK MEKANIS (STACKING)
Kayu hasil cincangan dirumpuk memanjang (dalam pancang
rumpukan) searah baris tanaman Pembersihan jalur tanam secara mekanis dilakukan dengan
menggunakan alat berat seperti Bulldozer dan Excavator
Kayu hasil cincangan dirumpuk memanjang (dalam pancang
rumpukan) searah barisan (jalur rumpukan)
RUMPUK MEKANIS (STACKING)
Jalur rumpukan harus berbeda di jalur gawangan
mati. Lebar rumpukan kayu dibuat maksimum 4
meter. Arah rumpukan membujur dari arah utara ke
selatan. Rumpukan pertama dimulai dari sebelah
barat atara barisan tanaman 1 dan 2 (pada jarak ±6
m dari tepi jalan produksi) atau sesuai pancang
rumpukan yang telah dipasang
Jarak antar rumpukan yang satu dengan jalur
rumpukan lain adalah 4-6 baris tanam atau 32-48 m
tergantung volume kayu hasil tumbangan. Setiap
jarak 500 m pada jalan produksi, dibuat rumpukan
dengan jarak 8 baris tanaman
RUMPUK MEKANIS (STACKING)
Pada areal rendahan, dimana areal tersebut
agak basah maka pelaksanaan Land Clearing
dapat dikerjakan secara manual dan atau
menggunakan alat Excavator dengan jarak antara
rumpukan yang satu dengan rumpukan lain
adalah 2 baris tanaman atau ±16 meter
Jalur rumpukan kayu yang panjangnya ±250
meter diputus pada setiap jarak 50 meter dengan
lebar ±6 meter
Titik tanam yang akan dipancang harus bebas
dari tunggul kayu dengan jarak minimum 1.5
meter dari kiri dan kanan jalur tanaman
PEMBUATAN TAPAK KUDA dan TERESAN
Pada areal dengan sudut
kemiringan lebih dari 12˚
atau slope lebih dari 27%
dilakukan pembuatan
tapak kuda dan atau
teresan.
PEMANCANGAN TITIK TANAM
Setelah seluruh kayu
dirumpuk/stacking,
dilaksanakan
PENANAMAN LEGUMINOUS COVER CROP (LCC)
Penanaman kacangan penutup tanah merupakan keharusan karena akan memberikan keuntungan dalam mempercepat pembusukan sisa
tumbuhan dan kayu-kayu. Selain itu, kacangan dapat menghambat
pertumbuhan gulma terutama lalang.
MENGECER DAN MENANAM
Cara pengeceran dan
penanaman yang baik, dapat
mengurangi terjadinya
“transplanting shock” untuk
memperoleh pertumbuhan
kelapa sawit yang optimal
PATOK BATAS KONSESI/KEBUN
Patok batas konsesi/kebun dibuat pada
saat survei pendahuluan. Patok batas
dibuat dengan menggunakan beton
permanen sebelum memulai kegiatan
lapangan
Perawatan patok batas dilakukan
secara berkala. Semua patok batas
diverifikasi oleh mantri wilayah dibawah
pengawasan staf wilayah (Agro-technical)
PATOK BLOK (PENOMORAN)
Patok blok dibuat setelah dilakukan penanaman
kelapa sawit pada blok tersebut. Patok blok berisi
informasi yang menunjukkan nomor blok, tahun
tanam, luas areal dan bahan tanaman
Nomor blok dibuat dengan menggunakan kayu
blok berukuran 10 x 30 cm dengan ketinggian 1 m
dari permukaan tanah. Nomor blok pada kayu
balok tersebut diletakkan pada 4 titik blok, yaitu
pada setiap sudut pertemuan jalan utama dengan
jalan produksi
PATOK BLOK (PENOMORAN)
Penomoran blok ditulis dengan warna hitam
dengan latar belakang kuning. Papan blok dari
permukaan tanah hingga batas nomor blok dicat
warna putih
Patok blok secara berkala dilakukan perawatan.
Semua patok blok diverifikasi oleh mantri wilayah
dibawah pengawasan staf wilayah (Agro-technical)
PATOK BLOK (PENOMORAN) 10 CM 30 CM A01 09 30 Ha LS
Dasar warna kuning
Nomor blok (warna hitam) Tahun tanam (warna hitam) Luas blok (warna hitam) Asal bibit (warna hitam) 1 m
Keterangan :
CR : Bahan tanaman berasal dari Costa Rica
LS : Bahan tanaman berasal dari Lonsum MR : Bahan tanaman berasal dari Marihat
SC : Bahan tanaman berasal dari Socfindo SR : Bahan tanaman berasal dari Sriwijaya
TANDA – TANDA SENSUS
Tanda sensus terdiri dari tanda sensus pokok,
tanda sensus hama dan penyakit, dan tanda
sensus produksi
Tanda-tanda sensus dibuat pada saat sebelum
dan saat pelaksanaan pekerjaan sensus.
Tanda-tanda sensus secara berkala dilakukan
perawatan. Semua tanda-tanda sensus
diverifikasi oleh mantri wilayah dibawah
pengawasan staf wilayah (Agro technical)
Pundu Learning Centre - 2013
PERALATAN DAN BAHAN SURVEI
Peralatan yang digunakan untuk survei pendahuluan adalah sebagai berkut :
Theodolite atau alat ukur kemiringan areal Meteran (100 m)
Kompas / Sunto Chainsaw
Parang
Palu / pukul
PERALATAN DAN BAHAN SURVEI
Bahan yang digunakan untuk survei
pendahuluan adalah sebagai berikut :
Bahan bakar Chainsaw Pancang
Cat ( warnah putih, merah dan biru) Kertas grafik (2.5 mm²)
Kertas isometric A3 untuk pembuatan peta Tinta dan pulpen untuk membuat peta
PERALATAN LAND CLEARING
Jenis Pekerjaan Alat / Bahan
Blocking
Bulldozer
Imas
Parang
Tumbang
Bulldozer dan Chain saw
Cincang
Chain saw, parang dan
kapak
Batas Blok
Bulldozer
Rumpuk / stacking
Bulldozer dan excavator
Secara umum peralatan yang dipakai yaitu,
Pundu Learning Centre - 2013
Pundu Learning Centre - 2013
Struktur Penulisan SOP
Peremajaan
STRUKTURISASI PENULISAN SOP PEREMAJAAN
SOP PEREMAJAAN
Pedoman Teknis
Strukturisasi Pedoman Teknis PTA & IOMFilosofi, Kebijakan Prosedur Persiapan Peremajaan Pembongkaran Pokok Instruksi Kerja Peracunan Pokok Perumpukkan
Pundu Learning Centre - 2013
Filosofi, Kebijakan dan
Pedoman Peremajaan
FILOSOFI, KEBIJAKAN DAN PEDOMAN PEREMAJAAN
Umur ekonomis tanama kelapa sawit adalah ± 25 tahun dan
setelah itu harus segera dilakukan peremajaan. Peremajaan bertujuan untuk dapat mempertahankan rata-rata umur
tanaman tetap optimum yaitu ± 15 tahun bagi perusahaan.
Beberapa pertimbangan untuk melakukan peremajaan adalah : Rata-rata produksi TBS per ha.
Biaya per ha dan cost price per kg TBS.
Kesulitan tenaga potong buah untuk memotong buah. Pertimbangan harga jual CPO dan PK di pasaran.
Ketersediaan modal untuk melakukan peremajaan. Letak/areal blok tanaman yang akan diremajakan.
Peremajaan yang dilakukan adalah dari tanaman kelapa sawit
METODE PEREMAJAAN
Metode Perlakuan
Peracunan Penyuntikan racun herbisida Glifosat di ke setiap pkok sebanyak 80 ml
Pembongkaran Pembongkaran pokok dengan menggunakan excavator
Perumpukan a. Langsung menggunakan excavator
b. Mekanisasi menggunakan excavator yang telah di modifikasi dengan shredding bucket (pisau
pencacah) Pembajakan dan
Penggaruan
Pembajakan dan penggaruan menggunakan traktor yang telah dimodifikasi dengan alat bajak dan garu
METODE PEREMAJAAN
Perusahaan menerapkan sistem peremajan kelapa sawit
dengan “Zero Burning”. Untuk areal yang beresiko tinggi terhadap serangan ganoderma dan serangan
oryctes maka “peracunan dan mekanisasi” wajib dilakukan.
Keuntungan “Zero Burning dengan perlakuan mekanisasi”
yaitu
:
a) Ramah lingkungan, sejalan dengan kebijakan pemerintah b) Pemanfaatan kembali bahan organik dan nutrisi ke dalam
tanah
c) Memperpendek proses dekomposisi batang kelapa sawit d) Meminimalisasi tempat hidup serangga kumbang tanduk
TEKNIS PEREMAJAAN
Pancang Rumpuk dan Pancang Kepala
a. Pancang rumpuk atau pancang pendahuluan bertujuan untuk menentukan jalur tempat perumpukan batang kelapa sawit.
b. Pancang kepala bertujuan untuk menentukan jalur tanaman baru.
c. Pancang yang digunakan adalah kayu dengan panjang 2 meter yang telah diberi tanda warna putih dibagian ujungnya.
TEKNIS PEREMAJAAN
Pancang Titik Kosong
a. Pada titik tanam kosong harus dilakukan
pemancangan dengan pancang warna merah
sebagai tanda agar pada saat penumbangan dilakukan penggalian pada titik tanam tersebut. b. Hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko
serangan penyakit Ganoderma pada tanaman baru.
TEKNIS PEREMAJAAN
Pancang Parit dan Jalan
a. Pancang parit dilakukan pada areal yang
memerlukan penutupan dan pembuatan parit. Pancang warna merah untuk parit yang akan ditutupi, sedangkan pancang warna putih untuk pembuatan parit baru.
b. Pancang jalan warna biru dilakukan apabila diperlukan pembuatan jalan baru. Pembuatan jalan baru diperlukan karena beberapa jalan posisinya kurang tepat sehingga kurang efektif dan perlu dimatikan.
TEKNIS PEREMAJAAN
Peracunan
Perlakuan peracunan dilakukan sama seperti peracunan pokok terserang Ganoderma
Pembongkaran
a. Pembongkaran pokok akan dilakukan apabila semua daun benar-benar telah mengering.
b. Penumbangan dilakukan dengan merobohkan pokok sawit menggunakan punggung shredding bucket (Jika ada). Kemudian digali/dikorek selebar 1m x 1m x 1m dan bonggol serta sisa akar
TEKNIS PEREMAJAAN
Perumpukan
Batang yang telah dibongkar, kemudian
letakkan di dalam pancang rumpuk.
Perumpukan terdiri dari :
a. Perumpukan langsung
Perumpukan dilakukan setelah pokok
dibongkar dan diletakkan di dalam pancang
tanpa perlakuan lainnya.
TEKNIS PEREMAJAAN
b. Perumpukan dengan mekanisasi
– Pokok yang telah ditumbang, kemudian dicacah atau dicincang dengan ketebalan tidak lebih dari 10 cm. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses
pembusukan batang dan mengurangi inokulum
ganoderma. Pencacahan mulai dari pangkal (bonggol) batang sempai ke pucuk.
– Pencacahan menggunakan excavator dilengkapi alat pencacah (shredding bucket) yang pada ujungnya dipasang pisau yang panjang ± 60 cm.
– Hasil cacahan ditempatkan pada jalur yang telah diberi pancang (pancang rumpuk) dan disebar secara merata.
– Prestasi kerja dipengaruhi oleh besarnya daya dan kondisi alat, kondisi topografi dan cuaca serta keahlian dan
TEKNIS PEREMAJAAN
Pembajakan dan Penggaruan
a. Pembajakan
(ploughing)
dan penggaruan
(harrowing)
dilakukan setelah seluruh batang
kelapa sawit tersusun di jalur rumpukan.
Apabila tanahnya basah karena hujan, maka
pekerjaan pembajakan tidak boleh dilakukan.
b. Jarak waktu antara pembajakan dan
penggaruan minimal 2 (dua) minggu. Hal ini
dilakukan agar tanah yang di bajak sudah
kering.
TEKNIS PEREMAJAAN
c. Pekerjaan pembajakan dilakukan satu atau dua rotasi sesuai jenis tanah, sedangkan penggaruan dilakukan satu rotasi pada jalur antara rumpukan yang nantinya digunakan sebagai titik tanam.
d. Pembajakan dimulai dari pinggir jalur rumpukan dengan pisau atau hasil galian tidak mengarah ke jalur
rumpukan untuk menghindari tanh menutupi rumpukan. Kedalaman bajakan ± 30 – 40 cm lapisan top soil.
e. Penggaruan dilakukan terhadap tanah yang telah dibajak. Tanah tersebut dihancurkan dan diratakan, sehingga pada jalur tersebut siap dilakukan
pemancangan titik tanam. Pekerjaan ini harus
diselesaikan secepat mungkin terutama sebelum musim hujan.
TEKNIS PEREMAJAAN
f. Pemancangan Titik Tanam
Setelah pekerjaan pembajakan dilaksanakan
pemancangan titik tanam.
g.Pembuatan Tapak Kuda dan Terasan
Pada areal berbukit-bergunung dilakukan
pembuatan tapak kuda dan atau terasan.
h.Penanaman MB
Penanaman kacangan MB dilakukan secepatnya
dipinggir/dekat jalur rumpukan setelah pembajakan
dan penggaruan. Hal ini bertujuan untuk
mempercepat penutupan rumpukan cacahan batang
kelapa sawit sehingga menghambat hama Oryctes
bersarang pada rumpukan tersebut.
TEKNIS PEREMAJAAN
l. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam segera di buat setekah dilakukan pemancangan titik tanam. m. Mengecer dan Menanam
n. Perlakuan Khusus
Pada areal replanting dimana populasi Oryctes
cenderung tinggi, sebaiknya dilakukan pemasangan
Pundu Learning Centre - 2013
PROSEDUR PERSIAPAN
PEREMAJAAN
RINCIAN PROSEDUR PERSIAPAN PEREMAJAAN
Peralatan Peremajaan
Secara umum peralatan yang dipakai dalam peremajaan kelapa sawit, yaitu :
No Kegiatan Alat / Bahan
1 Survei Theodolit & Perlengkapannya 2 Peracunan Bor Mekanis
3 Pembongkaran Excavator
4 Pencacahan Excavator modifikasi bucket 5 Rumpuk "Stacking" Excavator
6 Bajak Traktor / Plough 7 Garu Traktor / Harrow 8 Teras Levelling / Bulldozer
TENAGA KERJA DAN HARI KERJA ALAT
Sebagian besar pekerjaan di peremajaan kelapa
sawit dilakukan oleh kontraktor.
Penentuan jumlah excavator yang dibutuhkan
dalam kegiatan peremajaan tergantung pada
areal kebun yang akan diremajakan dan
“time
schedule”
program peremajaan.
Prestasi kerja untuk membongkar, mencacah
dan merumpuk adalah 0,66 – 0,73 ha atau 90 –
100 pokok per hari ( 10 jam kerja alat ).
Pundu Learning Centre - 2013
INSTRUKSI KERJA PERACUNAN POKOK
Buat dua lubang dengan cara menusukkan Bor Mekanis pada batang dengan ketinggian ± 60 cm di atas
permukaan tanah.
Buat lubang bor dengan sudut kemiringan 45º pada dua sisi yang berseberangan.
Masukkan 40 ml herbisida Glifosat ke dalam tiap lubang dengan alat suntik, sehingga tiap pohon mendapatkan 80 ml.
Tutup segera lubang dengan tanah liat.
Paling lambat satu bulan setelah peracunan dilakukan pengamatan. Jika pokok tidak mati, maka peracunan di ulang kembali.
INSTRUKSI KERJA PEMBONGKARAN POKOK
Gali dan putuskan akar di sekitar pokok dengan
radius 0.5 meter sampai sedalam ± 60 cm
menggunakan
excavator
. Penggalian harus
tegak lurus dengan pokok.
Teruskan penggalian terutama pada bagian
dimana pokoknya akan ditumbangkan, yaitu
menurut arah barisan tanaman.
Hentikan penggalian, jika diperkirakan pokok
sudah mulai goyah dan lanjutkan dengan
mendorong pokok sampai tumbang.
Lubang galian pangkal
(bole)
harus diperlebar
sampai berukuran 1,5 m x 1,5 m x 1,0 m.
INSTRUKSI KERJA PERUMPUKAN
Perumpukan Langsung
- Letakkan batang yang telah di bongkar pada jalur yang telah di beri pancang (pancang rumpuk).
- Potong dan rumpuk semua pelepah daun di atas batang tersebut. - Potong menjadi 3 (tiga) bagian seluruh batang yang tumbang
untuk mempercepat pelapukan.
Perumpukan Mekanisasi (Shredding Bucket)
- Cacah atau cincang pokok yang telah di tumbang mulai dari pangkal (bonggol) batang sampai ke pucuk.
- Cacah atau cincang dengan ketebalan tidak lebih dari 10 cm. Hal ini bertujuan mempercepat proses pembusukan batang dan
mengurangi inokulum ganoderma.
- Letakkan hasil cacahan pada jalur yang telah diberi pancang (pancang rumpuk).
- Sebar secara merata di dalam pancang rumpukan sesuai ketentuan.
Standard and Measurements
Replanting (BGAAGRKS-STDR-PRM)
Standards Achievement Level
Weight
Method of Measurement
No. Name Description
Excellent Good Satisfactory Fair Poor
4 3 2 1 0 %
1 Ketepatan waktu program peremajaan Penyimpangan dalam bulan (bulan)
>0 0,1 - 1,0 1,1 - 2,0 2,1 - 3,0 > 3,0 40
BGAAGRKS-STFR-PRM
2 Kualitas pembongkaran bonggol dan pencacahan
Kualitas pembongkaran bonggol dan pencacahan (nilai)
100 96 - 99 90 - 95 85 - 89 < 85 40
2.A. Pembongkaran bonggol Persentase (%) bonggol yang tertinggal
2.B. Kualitas pencacahan
Persentase (%) batang yang dicacah tidak sesuai dengan spesifikasi
A 0,0 = 60 0,1 - 0,5 = 58 0,6 - 1 = 56 1,1 - 1,5 = 54 >1,5 = 52 B 0 = 40 1 - 5 = 38 6 - 10 = 36 11 - 15 = 34 >15 = 32
3 Kualitas perumpukan Jarak antara jalur tanaman dan rumpukan (m)
2,5 2,2 - 2,4 1,9 - 2,1 1,6 - 1,8 <1,6 20