• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSIAPAN LAHAN Pundu Learning Centre

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSIAPAN LAHAN Pundu Learning Centre"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

Pundu Learning Centre - 2013

(2)

Pundu Learning Centre - 2013

(3)

DEFINISI

Blok tanam : Areal tanaman seluas kurang lebih

50 ha dengan panjang 2.000 m dan lebar 250 m

Blocking/batas blok : Batas – batas areal

tanaman

Drainase : Parit buatan yang berfungsi menyekap

air dan atau mengalirkanya di permukaan tanah

Land Clearing : kegiatan membuka lahan hutan/

areal baru menjadi lahan perkebunan

(4)

DEFINISI

Imas : Kegiatan memotong rapat semak dan

pohon/tumbuhan yang berdiameter <7,5 cm, hingga tidak lebih 15 cm dari permukaan tanah

Tumbang : Kegiatan membersihkan areal dari tegakan kayu/ pokok dengan diameter >7,5 cm

Rumpuk Mekanis / Stacking : Pekerjaan merumpuk Kayu-kayu tebangan setiap gawangan mati dengan

menggunakan alat berat (bulldozer dan Excavator)

Rumpuk : Pekerjaan merumpuk kayu-kayu sehabis diimas dan ditumbangkan

Zero burning : Pembukaan lahan untuk penanaman kelapa sawit dengan proses pematangan tanah tanpa melalui proses pembakaran

(5)

Pundu Learning Centre - 2013

Struktur Penulisan SOP

Persiapan Lahan

(6)

STRUKTUR

SOP Persiapan Lahan

Pedoman Teknis

Strukturisasi Filosofi, Kebijakan & Pedoman TeknisPTA & IOM

Prosedur Persiapan Lahan

Instruksi Kerja (Tidak Ada)

(7)

Pundu Learning Centre - 2013

Filosofi, Kebijakan dan

Pedoman Persiapan Lahan

(8)

MUTU DAN KETEPATAN PERSIAPAN LAHAN

Kultur teknis land clearing merupakan faktor

ketiga yang menentukan kuantitas perolehan

produksi sesudah jenis tanah dan kualitas bibit

Mutu dan ketepatan persiapan lahan,

mempengaruhi beberapa hal berikut :

Biaya pembukaan/persiapan lahan

Mutu dan kemudahan penanaman kelapa sawit Masa tanaman belum menghasilkan (TBM)

Produksi TBS/MKS/IKS yang akan diperoleh pada tahun pertama panen dan tahun-tahun berikutnya

Biaya pemeliharaan pada waktu TBM, perawatan dan panen pada waktu tanaman menghasilkan (TM)

(9)
(10)

MASTER PLAN

Sebelum dilakukan pembukaan lahan hendakya dipersiapkan “Master Plan” secara detail.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam persiapan “Master Plan” adalah sebagai berikut:

Perijinan pendirian perusahaan telah disetujui oleh pihak terkait

Perijinan pembukaan lahan telah mendapat persetujuan dari PEMDA setempat

Peta lokasi, peta elevasi, peta topografi (bisa diperoleh dari bakosurtanal, TNI AD atau BPN). Peta tersebut dapat

dijadikan dasar dalam melakukan survey areal oleh

perusahaan termasuk penentuan titik nol dan tata batas sesuai izin lokasi

Penentuan titik nol yang merupakan titik dimulainya seluruh aktifitas pembukaan lahan (diletakkan saat survey areal).

(11)

KEBIJAKAN

Di dalam pelaksanan persiapan lahan,

perusahaan mempunyai kebijakan pelestarian

lingkungan

(“Environmental Sustainability”)

.

Hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah No.

28 Tahun 1995 yang menyangkut pengembangan

perkebunan nasional

Untuk mendukung kebijakan di atas,

komitmen perusahaan adalah menerapkan

metode “

Zero Burning

” yaitu land clearing

perkebunan tanpa pembakaran

(12)

ZERO BURNING

Land clearing dengan metode “Zero Burning” memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

Terjaganya kelestarian keaneka ragaman hayati (flora dan fauna)

Mencegah terjadinya pencemaran udara karena asap

Mempertahankan unsur hara tanah yang berasal dari pelapukan limbah hutan

Mencegah terjadinya penyebaran kebakaran ke lahan masyarakat dan kebun

(13)

METODE LAND CLEARING

No Uraian Datar - Bergelombang Bukit - Bergunung Areal rendahan

1 Survei dan desain blok √ √ √

2 Pembuatan kontrak kerja √ √ √

3 Pembuatan batas blok √ √ √

4 Pembuatan drainase √ √ √

5 Pembuatan jalan MR & CR √ √ √

6 Imas dan Tumbang √ √ √

7 Pancang & pembuatan jalur

tanam √ √ √

8 Rumpuk mekanis √ √ √

9 Pembuatan teresan - √

-10 Pancang level tergenang - -

11 Pancang titik tanam √ √ √

12 Pembuatan tapak timbun - - √

13 Penanaman LCC √ √ √

14 Pembuatan lubang tanam √ √ √

15 Ecer dan tanam kelapa sawit √ -

(14)

PENYUSUNAN PROGRAM LAND CLEARING

Land clearing sebaiknya dipersiapkan

secara maksimal, sehingga selama 18

bulan program dapat diselesaikan sebaik

mungkin. Semua tahapan pekerjaan (

Time

Schedule

) agar disusun secara sistematis

dan tidak saling menghambat satu lain.

Didalam penyusunan tersebut harus

memperhatikan faktor – faktor : Iklim,

Tenaga kerja, Alat dan bahan.

(15)

DIAGRAM KEGIATAN OPERASIONAL LAND CLEARING Areal Datar Bergelombang

Keterangan: - Bulan Juli – September asumsi musim kemarau

(16)

SURVEI PENDAHULUAN

Survei harus dilakukan dengan metode yang tepat dan semua data harus diperiksa dengan cermat.

Keberhasilan pengelolaan kegiatan di masa mendatang sangat tergantung pada keakuratan survei dan

pengukuran lapangan

Peta harus dilengkapi skala, misalnya (1:5000) dan mencakup semua kondisi lapangan yang penting seperti sungai, areal rendahan, bukit dan areal yang tidak perlu ditanami.

Rintis Bloking

Rintis Bloking

(17)

PENINJAUAN LAPANGAN

Manager lapangan melihat lokasi bersama Surveyor dan staf

lainnya untuk mengenal kondisi lahan dan titik penting seperti areal rendahan, bukit dan lain-lain

Tentukan tanda-tanda batas (jika tersedia) dengan menggunakan peta survei yang disusun oleh instansi pemerintah maupun titik-titik referensi yang telah diketahui

Pasang tanda-tanda lapangan dengan menggunakan beton permanen sebelum memulai kegiatan lapangan

Periksa ulang batas areal dengan tokoh masyarakat setempat dan petugas pemerintahan untuk menghindari kesalah pahaman yang mungkin timbul selama pembangunan kebun.

Pemeriksaan lokasi dari udara akan menyediakan gambaran yang baik dan membantu mengidentifikasi masalah dilapangan

(18)

LAYOUT DAN DESAIN BLOK TANAM KELAPA SAWIT

Luas suatu blok tanam kelapa sawit yang ideal adalah ±50 ha (luas areal tanam-tidak termasuk jalan)

Bentuk blok adalah empat persegi panjang dengan ukuran 2.000 m x 250 m

Pada blok ukuran 50 ha, maka panjang jalan 2.000 m dengan arah Timur-Barat dan lebar jalan 250 m dengan arah Utara-Selatan. Desain blok seperti ini menjadikan jalan produksi selalu mendapat sinar mata hari sepanjang hari

(19)

LAYOUT DAN DESAIN BLOK TANAM KELAPA SAWIT

Ditengah blok dibuat jalan kontrol dengan lebar 2 m -3 m dengan arah

timur-barat. Jalan ini berupa gawangan yang dibersihkan tanpa mengurangi

populasi per hektar

Bentuk blok dengan ukuran 2.000 m x 250 m akan mengoptimalkan efisiensi supervisi dan produktivitas karyawan, terutama didasarkan atas kemampuan rata-rata pemanen mengangkut buah dari dalam blok, hingga TPH dan

operasional dengan sentralisasi kebun

(20)
(21)

TEKNIS LAND CLEARING

Tujuan Land Clearing adalah mempersiapkan areal yang dimulai dari perencanaan tata ruang dan letak

lahan sehingga memungkinkan untuk dilakukan

penanaman yang memenuhi standar kualitas dan sistem jaringan jalan, saluran air, konservasi tanah dan air,

perumahan dan pabrik sesuai dengan keadaan areal dan bersifat permanen

Land Clearing dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

Mekanis : tanpa imas Semi Mekanis : Ada imas Rendahan (excavator)

(22)

PEMBUATAN BLOK TATA BATAS

Pembuatan blok tanpa batas dikenal dengan istilah

“blocking”

Blocking dikerjakan setelah selesai dilakukan survei tata bata, survei detail dan telah dilaksanakan ganti rugi

lahan, luas bloking tergantung dari luas lahan yang telah dibebaskan, dan lebar jalan yang digunakan ± 4m

Pekerjaan blocking dikerjakan secara mekanis dengan menggunakan bulldozer dan jalan ini merupakan batas antara tanah masyarakat dengan dengan tanah

perusahaan

Setelah pekerjaan bloking, areal tersebut dibentuk menjadi blok-blok kecil dengan luas ± 50 ha dan dikerjakan dengan menggunakan bulldozer sesuai ketentuan

(23)

PEMBUATAN DRAINASE

Pada kondisi areal tergenang atau

rendahan, maka perlu dilakukan

pembuatan drainase

Pembuatan drainase bertujuan untuk

mengeringkan areal dengan cara

membuat parit yang ukuranya

disesuaikan dengan

kondisi lapangan.

DRAINASE DRAINASE

(24)

PEMBUATAN JALAN

Pembuatan jalan

dilakukan bersamaan

dengan pembuatan

blok, pembuatan jalan

bertujuan untuk

memudahkan aktivitas

dilapangan

Pembuatan jalan harus

dimulai pada saat

pembukaan lahan dan

harus sudah selesai

sebelum dilakukan

penanaman.

(25)

IMAS

Selesai pembuatan blok

dilakukan pekerjaan imas,

apabila Land Clearing

dilakukan dengan mekanis,

maka pekerjaan imas tidak

perlu dilakukan

Imas

(

Underbrushing

)

yaitu

memotong rapat semak dan

pohon yang berdiameter <7.5

cm hingga tidak lebih 15 cm

dari permukaan tanah

KUALITAS IMAS BAIK KUALITAS IMAS BAIK

(26)

TUMBANG

Pekerjaan menumbang yaitu

membersihkan areal dari tegakan kayu

Tumbang dapat dilakukan dengan cara mekanis dan manual

tergantung dari topografi areal

Penumbangan mekanis dilakukan pada areal datar sampai

bergelombang dan areal bukit

sampai bergunung dan dilakukan dengan menggunakan bulldozer

(27)

TUMBANG

Penumbangan manual biasanya dikerjakan pada areal rendahan atau rawa dimana Bulldozer tidak mampu nengerjakan. Alat penumbang yang digunakan adalah Chainsaw

Tumbang dilaksanakan setelah pekerjaan mengimas untuk pokok/kayu dengan diameter >7.5 cm

Pada areal datar sampai bergelombang, arah tumbangan harus sejajar dengan arah barisan tanaman, pada areal bukit sampai bergunung arah tumbangan harus searah dengan kemiringan lereng, sedangkan untuk areal

(28)

TUMBANG

Hal – hal yang harus diperhatikan dalam

penumbangan agar arah tumbangan sesuai

dengan yang ditentukan adalah kanopi dan

arah angin

Pada areal berbukit-bergunung, pekerjaan

menumbang harus dilakukan mulai dari

bawah bukit mengarah ke atas bukit. Hal

ini bertujuan agar pohon tumbangan tidak

menghambat pekerjaan tumbang

(29)

TABEL KETINGGIAN TINGGI TUNGGUL

Diameter Batang Ditebang dari Permukaan Tanah Maksimum

>10 – 15 cm

15 cm ( serapat mungkin dengan tanah)

16 – 30 cm

25 cm

31 – 75 cm

50 cm

76 – 150 cm

100 cm

> 150 cm

Ditebang pada batas antara akar penguat dengan

(30)

TUMBANG

Seluruh ranting (kanopi) pohon yang telah

ditumbang harus dicincang untuk

memudahkan pekerjaan stacking

Kayu yang telah ditumbang dan tidak

dikeluarkan dari areal harus dipotong

dengan panjang 1.5 – 2.0 meter

(31)

RUMPUK MEKANIS (STACKING)

Pemancangan rumpuk dilakukan apabila seluruh kayu sudah

dicincang. Lokasi pancang rumpukan nantinya akan

dijadikan dasar gawangan mati pada saat pelaksanaan pancang tanam

Kayu hasil cincagan dirumpuk memanjang (Stacking) dilakukan dengan menggunakan alat berat seperti Bulldozer atau Excavator

(32)

RUMPUK MEKANIS (STACKING)

Kayu hasil cincangan dirumpuk memanjang (dalam pancang

rumpukan) searah baris tanaman Pembersihan jalur tanam secara mekanis dilakukan dengan

menggunakan alat berat seperti Bulldozer dan Excavator

Kayu hasil cincangan dirumpuk memanjang (dalam pancang

rumpukan) searah barisan (jalur rumpukan)

(33)

RUMPUK MEKANIS (STACKING)

Jalur rumpukan harus berbeda di jalur gawangan

mati. Lebar rumpukan kayu dibuat maksimum 4

meter. Arah rumpukan membujur dari arah utara ke

selatan. Rumpukan pertama dimulai dari sebelah

barat atara barisan tanaman 1 dan 2 (pada jarak ±6

m dari tepi jalan produksi) atau sesuai pancang

rumpukan yang telah dipasang

Jarak antar rumpukan yang satu dengan jalur

rumpukan lain adalah 4-6 baris tanam atau 32-48 m

tergantung volume kayu hasil tumbangan. Setiap

jarak 500 m pada jalan produksi, dibuat rumpukan

dengan jarak 8 baris tanaman

(34)

RUMPUK MEKANIS (STACKING)

Pada areal rendahan, dimana areal tersebut

agak basah maka pelaksanaan Land Clearing

dapat dikerjakan secara manual dan atau

menggunakan alat Excavator dengan jarak antara

rumpukan yang satu dengan rumpukan lain

adalah 2 baris tanaman atau ±16 meter

Jalur rumpukan kayu yang panjangnya ±250

meter diputus pada setiap jarak 50 meter dengan

lebar ±6 meter

Titik tanam yang akan dipancang harus bebas

dari tunggul kayu dengan jarak minimum 1.5

meter dari kiri dan kanan jalur tanaman

(35)

PEMBUATAN TAPAK KUDA dan TERESAN

Pada areal dengan sudut

kemiringan lebih dari 12˚

atau slope lebih dari 27%

dilakukan pembuatan

tapak kuda dan atau

teresan.

PEMANCANGAN TITIK TANAM

Setelah seluruh kayu

dirumpuk/stacking,

dilaksanakan

(36)

PENANAMAN LEGUMINOUS COVER CROP (LCC)

Penanaman kacangan penutup tanah merupakan keharusan karena akan memberikan keuntungan dalam mempercepat pembusukan sisa

tumbuhan dan kayu-kayu. Selain itu, kacangan dapat menghambat

pertumbuhan gulma terutama lalang.

(37)

MENGECER DAN MENANAM

Cara pengeceran dan

penanaman yang baik, dapat

mengurangi terjadinya

“transplanting shock” untuk

memperoleh pertumbuhan

kelapa sawit yang optimal

(38)

PATOK BATAS KONSESI/KEBUN

Patok batas konsesi/kebun dibuat pada

saat survei pendahuluan. Patok batas

dibuat dengan menggunakan beton

permanen sebelum memulai kegiatan

lapangan

Perawatan patok batas dilakukan

secara berkala. Semua patok batas

diverifikasi oleh mantri wilayah dibawah

pengawasan staf wilayah (Agro-technical)

(39)

PATOK BLOK (PENOMORAN)

Patok blok dibuat setelah dilakukan penanaman

kelapa sawit pada blok tersebut. Patok blok berisi

informasi yang menunjukkan nomor blok, tahun

tanam, luas areal dan bahan tanaman

Nomor blok dibuat dengan menggunakan kayu

blok berukuran 10 x 30 cm dengan ketinggian 1 m

dari permukaan tanah. Nomor blok pada kayu

balok tersebut diletakkan pada 4 titik blok, yaitu

pada setiap sudut pertemuan jalan utama dengan

jalan produksi

(40)

PATOK BLOK (PENOMORAN)

Penomoran blok ditulis dengan warna hitam

dengan latar belakang kuning. Papan blok dari

permukaan tanah hingga batas nomor blok dicat

warna putih

Patok blok secara berkala dilakukan perawatan.

Semua patok blok diverifikasi oleh mantri wilayah

dibawah pengawasan staf wilayah (Agro-technical)

(41)

PATOK BLOK (PENOMORAN) 10 CM 30 CM A01 09 30 Ha LS

Dasar warna kuning

Nomor blok (warna hitam) Tahun tanam (warna hitam) Luas blok (warna hitam) Asal bibit (warna hitam) 1 m

Keterangan :

CR : Bahan tanaman berasal dari Costa Rica

LS : Bahan tanaman berasal dari Lonsum MR : Bahan tanaman berasal dari Marihat

SC : Bahan tanaman berasal dari Socfindo SR : Bahan tanaman berasal dari Sriwijaya

(42)

TANDA – TANDA SENSUS

Tanda sensus terdiri dari tanda sensus pokok,

tanda sensus hama dan penyakit, dan tanda

sensus produksi

Tanda-tanda sensus dibuat pada saat sebelum

dan saat pelaksanaan pekerjaan sensus.

Tanda-tanda sensus secara berkala dilakukan

perawatan. Semua tanda-tanda sensus

diverifikasi oleh mantri wilayah dibawah

pengawasan staf wilayah (Agro technical)

(43)

Pundu Learning Centre - 2013

(44)

PERALATAN DAN BAHAN SURVEI

Peralatan yang digunakan untuk survei pendahuluan adalah sebagai berkut :

Theodolite atau alat ukur kemiringan areal Meteran (100 m)

Kompas / Sunto Chainsaw

Parang

Palu / pukul

(45)

PERALATAN DAN BAHAN SURVEI

Bahan yang digunakan untuk survei

pendahuluan adalah sebagai berikut :

Bahan bakar Chainsaw Pancang

Cat ( warnah putih, merah dan biru) Kertas grafik (2.5 mm²)

Kertas isometric A3 untuk pembuatan peta Tinta dan pulpen untuk membuat peta

(46)

PERALATAN LAND CLEARING

Jenis Pekerjaan Alat / Bahan

Blocking

Bulldozer

Imas

Parang

Tumbang

Bulldozer dan Chain saw

Cincang

Chain saw, parang dan

kapak

Batas Blok

Bulldozer

Rumpuk / stacking

Bulldozer dan excavator

Secara umum peralatan yang dipakai yaitu,

(47)
(48)

Pundu Learning Centre - 2013

(49)

Pundu Learning Centre - 2013

Struktur Penulisan SOP

Peremajaan

(50)

STRUKTURISASI PENULISAN SOP PEREMAJAAN

SOP PEREMAJAAN

Pedoman Teknis

Strukturisasi Pedoman Teknis PTA & IOMFilosofi, Kebijakan Prosedur Persiapan Peremajaan Pembongkaran Pokok Instruksi Kerja Peracunan Pokok Perumpukkan

(51)

Pundu Learning Centre - 2013

Filosofi, Kebijakan dan

Pedoman Peremajaan

(52)

FILOSOFI, KEBIJAKAN DAN PEDOMAN PEREMAJAAN

 Umur ekonomis tanama kelapa sawit adalah ± 25 tahun dan

setelah itu harus segera dilakukan peremajaan. Peremajaan bertujuan untuk dapat mempertahankan rata-rata umur

tanaman tetap optimum yaitu ± 15 tahun bagi perusahaan.

 Beberapa pertimbangan untuk melakukan peremajaan adalah :  Rata-rata produksi TBS per ha.

 Biaya per ha dan cost price per kg TBS.

 Kesulitan tenaga potong buah untuk memotong buah.  Pertimbangan harga jual CPO dan PK di pasaran.

 Ketersediaan modal untuk melakukan peremajaan.  Letak/areal blok tanaman yang akan diremajakan.

 Peremajaan yang dilakukan adalah dari tanaman kelapa sawit

(53)

METODE PEREMAJAAN

Metode Perlakuan

Peracunan Penyuntikan racun herbisida Glifosat di ke setiap pkok sebanyak 80 ml

Pembongkaran Pembongkaran pokok dengan menggunakan excavator

Perumpukan a. Langsung menggunakan excavator

b. Mekanisasi menggunakan excavator yang telah di modifikasi dengan shredding bucket (pisau

pencacah) Pembajakan dan

Penggaruan

Pembajakan dan penggaruan menggunakan traktor yang telah dimodifikasi dengan alat bajak dan garu

(54)

METODE PEREMAJAAN

 Perusahaan menerapkan sistem peremajan kelapa sawit

dengan “Zero Burning”. Untuk areal yang beresiko tinggi terhadap serangan ganoderma dan serangan

oryctes maka “peracunan dan mekanisasi” wajib dilakukan.

 Keuntungan “Zero Burning dengan perlakuan mekanisasi”

yaitu

:

a) Ramah lingkungan, sejalan dengan kebijakan pemerintah b) Pemanfaatan kembali bahan organik dan nutrisi ke dalam

tanah

c) Memperpendek proses dekomposisi batang kelapa sawit d) Meminimalisasi tempat hidup serangga kumbang tanduk

(55)

TEKNIS PEREMAJAAN

Pancang Rumpuk dan Pancang Kepala

a. Pancang rumpuk atau pancang pendahuluan bertujuan untuk menentukan jalur tempat perumpukan batang kelapa sawit.

b. Pancang kepala bertujuan untuk menentukan jalur tanaman baru.

c. Pancang yang digunakan adalah kayu dengan panjang 2 meter yang telah diberi tanda warna putih dibagian ujungnya.

(56)

TEKNIS PEREMAJAAN

Pancang Titik Kosong

a. Pada titik tanam kosong harus dilakukan

pemancangan dengan pancang warna merah

sebagai tanda agar pada saat penumbangan dilakukan penggalian pada titik tanam tersebut. b. Hal ini bertujuan untuk mengurangi resiko

serangan penyakit Ganoderma pada tanaman baru.

(57)

TEKNIS PEREMAJAAN

Pancang Parit dan Jalan

a. Pancang parit dilakukan pada areal yang

memerlukan penutupan dan pembuatan parit. Pancang warna merah untuk parit yang akan ditutupi, sedangkan pancang warna putih untuk pembuatan parit baru.

b. Pancang jalan warna biru dilakukan apabila diperlukan pembuatan jalan baru. Pembuatan jalan baru diperlukan karena beberapa jalan posisinya kurang tepat sehingga kurang efektif dan perlu dimatikan.

(58)

TEKNIS PEREMAJAAN

Peracunan

Perlakuan peracunan dilakukan sama seperti peracunan pokok terserang Ganoderma

Pembongkaran

a. Pembongkaran pokok akan dilakukan apabila semua daun benar-benar telah mengering.

b. Penumbangan dilakukan dengan merobohkan pokok sawit menggunakan punggung shredding bucket (Jika ada). Kemudian digali/dikorek selebar 1m x 1m x 1m dan bonggol serta sisa akar

(59)

TEKNIS PEREMAJAAN

Perumpukan

Batang yang telah dibongkar, kemudian

letakkan di dalam pancang rumpuk.

Perumpukan terdiri dari :

a. Perumpukan langsung

Perumpukan dilakukan setelah pokok

dibongkar dan diletakkan di dalam pancang

tanpa perlakuan lainnya.

(60)
(61)
(62)

TEKNIS PEREMAJAAN

b. Perumpukan dengan mekanisasi

– Pokok yang telah ditumbang, kemudian dicacah atau dicincang dengan ketebalan tidak lebih dari 10 cm. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses

pembusukan batang dan mengurangi inokulum

ganoderma. Pencacahan mulai dari pangkal (bonggol) batang sempai ke pucuk.

– Pencacahan menggunakan excavator dilengkapi alat pencacah (shredding bucket) yang pada ujungnya dipasang pisau yang panjang ± 60 cm.

– Hasil cacahan ditempatkan pada jalur yang telah diberi pancang (pancang rumpuk) dan disebar secara merata.

– Prestasi kerja dipengaruhi oleh besarnya daya dan kondisi alat, kondisi topografi dan cuaca serta keahlian dan

(63)

TEKNIS PEREMAJAAN

Pembajakan dan Penggaruan

a. Pembajakan

(ploughing)

dan penggaruan

(harrowing)

dilakukan setelah seluruh batang

kelapa sawit tersusun di jalur rumpukan.

Apabila tanahnya basah karena hujan, maka

pekerjaan pembajakan tidak boleh dilakukan.

b. Jarak waktu antara pembajakan dan

penggaruan minimal 2 (dua) minggu. Hal ini

dilakukan agar tanah yang di bajak sudah

kering.

(64)

TEKNIS PEREMAJAAN

c. Pekerjaan pembajakan dilakukan satu atau dua rotasi sesuai jenis tanah, sedangkan penggaruan dilakukan satu rotasi pada jalur antara rumpukan yang nantinya digunakan sebagai titik tanam.

d. Pembajakan dimulai dari pinggir jalur rumpukan dengan pisau atau hasil galian tidak mengarah ke jalur

rumpukan untuk menghindari tanh menutupi rumpukan. Kedalaman bajakan ± 30 – 40 cm lapisan top soil.

e. Penggaruan dilakukan terhadap tanah yang telah dibajak. Tanah tersebut dihancurkan dan diratakan, sehingga pada jalur tersebut siap dilakukan

pemancangan titik tanam. Pekerjaan ini harus

diselesaikan secepat mungkin terutama sebelum musim hujan.

(65)

TEKNIS PEREMAJAAN

f. Pemancangan Titik Tanam

Setelah pekerjaan pembajakan dilaksanakan

pemancangan titik tanam.

g.Pembuatan Tapak Kuda dan Terasan

Pada areal berbukit-bergunung dilakukan

pembuatan tapak kuda dan atau terasan.

h.Penanaman MB

Penanaman kacangan MB dilakukan secepatnya

dipinggir/dekat jalur rumpukan setelah pembajakan

dan penggaruan. Hal ini bertujuan untuk

mempercepat penutupan rumpukan cacahan batang

kelapa sawit sehingga menghambat hama Oryctes

bersarang pada rumpukan tersebut.

(66)

TEKNIS PEREMAJAAN

l. Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam segera di buat setekah dilakukan pemancangan titik tanam. m. Mengecer dan Menanam

n. Perlakuan Khusus

Pada areal replanting dimana populasi Oryctes

cenderung tinggi, sebaiknya dilakukan pemasangan

(67)

Pundu Learning Centre - 2013

PROSEDUR PERSIAPAN

PEREMAJAAN

(68)

RINCIAN PROSEDUR PERSIAPAN PEREMAJAAN

 Peralatan Peremajaan

Secara umum peralatan yang dipakai dalam peremajaan kelapa sawit, yaitu :

No Kegiatan Alat / Bahan

1 Survei Theodolit & Perlengkapannya 2 Peracunan Bor Mekanis

3 Pembongkaran Excavator

4 Pencacahan Excavator modifikasi bucket 5 Rumpuk "Stacking" Excavator

6 Bajak Traktor / Plough 7 Garu Traktor / Harrow 8 Teras Levelling / Bulldozer

(69)

TENAGA KERJA DAN HARI KERJA ALAT

Sebagian besar pekerjaan di peremajaan kelapa

sawit dilakukan oleh kontraktor.

Penentuan jumlah excavator yang dibutuhkan

dalam kegiatan peremajaan tergantung pada

areal kebun yang akan diremajakan dan

“time

schedule”

program peremajaan.

Prestasi kerja untuk membongkar, mencacah

dan merumpuk adalah 0,66 – 0,73 ha atau 90 –

100 pokok per hari ( 10 jam kerja alat ).

(70)

Pundu Learning Centre - 2013

(71)

INSTRUKSI KERJA PERACUNAN POKOK

Buat dua lubang dengan cara menusukkan Bor Mekanis pada batang dengan ketinggian ± 60 cm di atas

permukaan tanah.

Buat lubang bor dengan sudut kemiringan 45º pada dua sisi yang berseberangan.

Masukkan 40 ml herbisida Glifosat ke dalam tiap lubang dengan alat suntik, sehingga tiap pohon mendapatkan 80 ml.

Tutup segera lubang dengan tanah liat.

Paling lambat satu bulan setelah peracunan dilakukan pengamatan. Jika pokok tidak mati, maka peracunan di ulang kembali.

(72)

INSTRUKSI KERJA PEMBONGKARAN POKOK

Gali dan putuskan akar di sekitar pokok dengan

radius 0.5 meter sampai sedalam ± 60 cm

menggunakan

excavator

. Penggalian harus

tegak lurus dengan pokok.

Teruskan penggalian terutama pada bagian

dimana pokoknya akan ditumbangkan, yaitu

menurut arah barisan tanaman.

Hentikan penggalian, jika diperkirakan pokok

sudah mulai goyah dan lanjutkan dengan

mendorong pokok sampai tumbang.

Lubang galian pangkal

(bole)

harus diperlebar

sampai berukuran 1,5 m x 1,5 m x 1,0 m.

(73)

INSTRUKSI KERJA PERUMPUKAN

 Perumpukan Langsung

- Letakkan batang yang telah di bongkar pada jalur yang telah di beri pancang (pancang rumpuk).

- Potong dan rumpuk semua pelepah daun di atas batang tersebut. - Potong menjadi 3 (tiga) bagian seluruh batang yang tumbang

untuk mempercepat pelapukan.

 Perumpukan Mekanisasi (Shredding Bucket)

- Cacah atau cincang pokok yang telah di tumbang mulai dari pangkal (bonggol) batang sampai ke pucuk.

- Cacah atau cincang dengan ketebalan tidak lebih dari 10 cm. Hal ini bertujuan mempercepat proses pembusukan batang dan

mengurangi inokulum ganoderma.

- Letakkan hasil cacahan pada jalur yang telah diberi pancang (pancang rumpuk).

- Sebar secara merata di dalam pancang rumpukan sesuai ketentuan.

(74)

Standard and Measurements

Replanting (BGAAGRKS-STDR-PRM)

Standards Achievement Level

Weight

Method of Measurement

No. Name Description

Excellent Good Satisfactory Fair Poor

4 3 2 1 0 %

1 Ketepatan waktu program peremajaan Penyimpangan dalam bulan (bulan)

>0 0,1 - 1,0 1,1 - 2,0 2,1 - 3,0 > 3,0 40

BGAAGRKS-STFR-PRM

2 Kualitas pembongkaran bonggol dan pencacahan

Kualitas pembongkaran bonggol dan pencacahan (nilai)

100 96 - 99 90 - 95 85 - 89 < 85 40

2.A. Pembongkaran bonggol Persentase (%) bonggol yang tertinggal

2.B. Kualitas pencacahan

Persentase (%) batang yang dicacah tidak sesuai dengan spesifikasi

A 0,0 = 60 0,1 - 0,5 = 58 0,6 - 1 = 56 1,1 - 1,5 = 54 >1,5 = 52 B 0 = 40 1 - 5 = 38 6 - 10 = 36 11 - 15 = 34 >15 = 32

3 Kualitas perumpukan Jarak antara jalur tanaman dan rumpukan (m)

2,5 2,2 - 2,4 1,9 - 2,1 1,6 - 1,8 <1,6 20

(75)

Gambar

DIAGRAM KEGIATAN OPERASIONAL LAND CLEARING  Areal Datar Bergelombang
GAMBAR LUAS DAN BENTUK BLOK (50 Ha)
TABEL KETINGGIAN TINGGI TUNGGUL

Referensi

Dokumen terkait

Pada jarak 10 meter ke arah utara dari titik A, batupasir tersebut dijumpai pada tebing kanan sungai dengan kedudukan perlapisan yang relatif sama dan tidak menerus

Hasil padi dari setiap jarak tanam yang berbeda tidak sama untuk setiap varietas Menambahkan jumlah rumpun setiap meter persegi berarti menambah jumlah malai Usaha ini akan

 Mengukur jarak antara premolar satu kiri atas dengan premolar satu kanan atas Dilakukan antara titik pada tepi paling distal dari cekung mesial pada permukaan oklusal premolar

Tanaman karet mulanya ditanam dengan mengunakan jarak 10 m x 10 m, kayu res dengan jarak 5 m x 5 m dan tanaman jengkol, durian dan alpokat hanya di tanam sembarang atau tidak