• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk kepentingan manajemen perusahaan dan juga digunakan oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk kepentingan manajemen perusahaan dan juga digunakan oleh"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan kegiatan di Bursa Efek Indonesia ini berkembang pesat. Perkembangan tersebut ditandai dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan berbentuk go public, maka hal ini akan berdampak pada peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan yang efektif dan efisien. Laporan keuangan ini akan digunakan untuk kepentingan manajemen perusahaan dan juga digunakan oleh pemilik untuk menilai pengelolaan dan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, selain itu juga para investor, kreditor, pemerintah, masyarakat dan pihak–pihak lain yang juga membutuhkan laporan keuangan ini sebagai dasar pengambilan suatu keputusan.

Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai Standar Akuntansi Keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftardi Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Sebagaimana yang dinyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 1 : 2014 : 5), tentang Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, bahwa laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitas yang membuat informasi laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah besar penggunanya. Keempat karakteristik tersebut yakni : dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat diperbandingkan.

Karakterisik informasi yang relevan harus mempunyai nilai prediktif dan tepat waktu.Informasi yang diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan

(2)

dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan, namun informasi tidak lagi bermanfaat bila tidak disajikan secara akurat dan tepat waktu.Nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut.

Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan audit atas laporan keuangan perusahaan bisa mempengaruhi pada nilai laporan keuangan tersebut. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari perilaku pasar modal, karena laporan keuangan auditan yang di dalamnya memuat informasi penting, seperti laba yang dihasilkan perusahaan bersangkutan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki oleh investor, artinya informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham.

Jarak waktu antara akhir periode akuntansi dengan tanggal ditandatanganinya laporan audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi tersebut dipublikasikan, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketetapan waktu pelaporan merupakan catatan pokok laporan yang memadai. Pemakai informasi tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan pembuatan keputusannya, tetapi informasi harus bersifat baru.Laporan keuangan seharusnya disajikan pada interval waktu untuk menjelaskan perubahan yang terjadi dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan.

(3)

Menurut Owusu-Ansah (2000) dalam Aryati dan Maria (2005), agar laporan keuangan lebih bermanfaat selain harus tepat waktu pelaporannya kepada publik, laporan keuangan juga harus diaudit oleh akuntan publik.Lamanya waktu penyelesaian audit akan mempengaruhi ketepatwaktuan publikasi informasi laporankeuangan auditan, disamping faktor spesifik perusahaan itu sendiri.

Dalam Generally Accepted Auditing Standard (GAAS), khususnya standar umum ketiga, dinyatakan bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunn laporan audit, auditor wajib mengunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. (SPAP:SA Seksi 230.1). Standar pekerjaan lapangan pertama mengharuskan bahwa “pekerjaan harus dirancanakan dengan sebaik–baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi sebagaimana mestinya (SPAP:SA Seksi 311.1) dan standar pekerjaan lapangan ketiga menyatakan bahwa bukti kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pegamatan, permintaan keterangan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan (SPAP:SA Seksi 326.1). Standar tersebut memungkinkan akuntan publik untuk melakukan penundaan publikasi laporan audit atau laporan keuangan auditan, sedangkan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) mewajibkan perusahaan-perusahaan publik yang terdaftar (go

public) atau emiten yang efeknya tercatat di Bursa Efek Indonesia untuk

mempublikasikan laporan keuangan auditan dalam periode tertentu setelah berakhirnya tahun buku.

Dalam website (www.bapepam.go.id) yang diakses pada tanggal 15 Mei 2015, Di Indonesia sejak 31 Juli 2006, BAPEPAM-LK, mengeluarkan surat

(4)

denganNomor: Kep-06/BL/2006 yang menyatakan bahwa laporan keuangan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM paling lambat dalam waktu 90 hari atau akhir bulan ketiga setelah tahun buku berakhir.

Otorisasi Jasa Keuangan diresmikan pada awal tahun 2013.Otorisasi Jasa Keuangan didirikan untuk menggantikan BAPEPAM-LK.Otorisasi Jasa Keuangan (OJK) dibentuk berdasarkan UU No. 21 Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Otorisasi Jasa Keuangan merupakan lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain. Pasal 55 (1) UU No. 21 Tahun 2011 “Sejak tanggal 31 desember 2012, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan disektor pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke Otorisasi Jasa Keuangan”. Otorisasi Jasa Keuangan untuk mengatur, mengawasi, dan melindungi Pasar Modal, IKNB, Perbankan, dan konsumen. Berdasarkan data yang diakses pada tanggal 16 Mei 2015 (www.ojk.go.id).

Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor eksternal terhadap laporan keuangan kliennya untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan kriteria–kriteria yang telah ditetapkan. Halini dibutuhkan guna mengetahui posisi keuangan, kinerja perusahaan,

(5)

dan perubahan posisi keuangan danpenyusunan laporan keuangan harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Menurut Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK), sebanyak 50 emiten telat melaporkan laporan keuangan dan diantaranya merupakan perusahaan keuangan di Indonesia. Laporan keuangan yang terlambat dilaporkan tersebut mencakup laporan realisasi penggunaan dana, laporan keuangan tengah tahunan, laporan tahunan, dan laporan hasil pemeringkatan efek. Atas keterlambatan itu, total denda yang langsung disetorkan ke kas negara senilai mencapai Rp 1 miliar (BAPEPAM, 2006).

Pada 2012, tercatat 54 emiten terlambat menyerahkan laporan keuangan tahunan buku tahun 2011. Sementara pada 2011 tercatat 62 emiten terlambat menyerahkan laporan keuangan 2010, sedangkan pada 2010 tercatat ada sebanyak 68 emiten terlambat menyerahkan laporan keuangan 2009. Beberapa pelanggaran emiten terkait pelanggaran laporan keuangan antara lain keterlambatan penyampaian, komponen laporan keuangan tidak lengkap, terlambat menyampaikan rencana melakukan audit atau penelaahan terbatas atas laporan keuangan (Rusadi, 2012). Keterlambatan penyampaian laporan keuangan bisa disebabkan oleh banyak hal diantaranya proses tutup buku dan proses audit yang berlangsung lama.

Berdasarkan pemantauan dari BEI, hingga 29 Juni 2014 terdapat limaperusahaan tercatat yang belum menyampaikan laporan keuangan audit per 31 Desember 2013 dan atau belum melakukan pembayaran denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan (Melani, 2014).

(6)

Lima perusahaan itu adalah:

1. PT Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA)

2. PT Borneo Lumbung Energi dan Metal Tbk (BORN) 3. PT. Buana Listya Tama Tbk (BULL)

4. PT. Truba Alam Manunggal Engineering Tbk (TBLA) 5. PT. Tri Banyan Tirta Tbk (ALTO)

Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) mengenakan sanksi keterlambatan kepada emiten yang terlambat menyampaikan laporan hasil audit berupa denda sebesar Rp 1.000.000 per hari dihitung sejak tanggal jatuh tempo yaitu pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Denda maksimal yang dikenakan untuk emiten yang terlambat menyampaikan laporan hasil audit adalah Rp 500.000.000, ketentuan ini diatur sesuai dengan UU R.I No.8/1995 Bab XIV pasal 102 dan diperjelas dalam PP.No.45/1995 Bab XII pasal 63. Berdasarkan data yang diakses tanggal 23 Mei 2015 (www.sampoerna.com)

Menurut Lawrence dan Bryan (1998) dalam Rustiana (2007) mendefinisikan audit delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit. Sedangkan Menurut Ashton et al. (1987) dalam penelitian Kartika (2009), audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit dari akhir tahun fiskal perusahaan sampai tanggal laporan audit dikeluarkan.

Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang dilihat dari besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Dalam penelitian yang

(7)

dilakukan oleh Novelia Sagita Indra dan Dicky Arisudhana (2012), ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit delay. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa besar atau kecilnya ukuran perusahaan, yang dinilai dari seberapa besar nilai harta yang dimiliki perusahaan, tidak mempengaruhi lamanya audit delay karena penilaian ukuran perusahaan menggunakan total assets lebih stabil dibandingkan dengan menggunakan market value dan tingkat penjualan, sehingga ukuran perusahaan yang dinilai dengan total assets tidak mempengaruhi lamanya audit delay. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ani Yuliyanti (2011) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lamanya audit delay, karena semakin besar perusahaan maka semakin baik pula pengendalian internal perusahaan tersebut sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyajian laporan keuangan yang akan memudahkan auditor dalam melakukan pengauditan atas laporan keuangan tersebut.

Kantor Akuntan Publik adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi para akuntan publik untuk memberikan jasanya. Reputasi auditor pada Kantor Akuntan Publik digolongkan menjadi dua yaitu KAP the big four dan KAP non the big four. Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2010) menyatakan bahwa reputasi auditor berpengaruh signifikan terhadap audit delay.Hal ini disebabkan karena kebanyakan perusahaan- perusahaan yang diaudit memakai jasa KAP yang tergolong the big four yang memungkinkan bahwa penyelesaian laporan audit dapat tepat waktu.

(8)

Opini audit adalah pendapat yang dikeluarkan oleh auditor mengenai kewajaran laporan keuangan auditan, dalam semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum (Mulyadi, 2013:19). Ada lima opini auditor yang terdiri dari: pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion), pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (Unqualified Opinion Report

with Explanatory Language), pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion), pendapat tidak wajar (Adverse Opinion), dan pernyataan tidak

memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion). Hasil dari penelitian Wiwik Utami (2006), opini yang diberikan oleh auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit delay.Namun berbeda pada hasil penelitian yang dilakukan oeh Ani Yuliyanti (2011), opini auditor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit delay.

Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri.Hasil penelitian Dewi Lestari (2010) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas yang tinggi cenderung ingin segera mempublikasikannya karena akan mempertinggi nilai perusahaan di mata pihak-pihak yang berkepentingan. Sementara perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang rendah kecenderungan yang terjadi adalah kemunduran publikasi laporan keuangan. Berbeda dengan hasil penelitian Ani Yuliyanti (2011) yang menyatakan bahwa Profitabilitas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap audit delay, hal

(9)

tersebut dikarenakan tuntutan dari pihak-pihak yang berkepentingan tidak terlalu besar sehingga tidak memicu perusahaan untuk mempublikasikan laporan keuangannya dengan lebih cepat.

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban finansialnya pada saat perusahaan tersebut dilikuidasi. Hasil penelitian Dewi Lestari (2010), Solvabilitas mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit delay. Rasio solvabilitas yang tinggi mengakibatkan panjangnya waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian audit. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ani Yuliyanti (2011) yang menyatakan bahwa Solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay, karena perusahaan yang mempunyai nilai solvabilitas tinggi maupun rendah tidak mempengaruhi waktu penyelesaian audit laporan keuangan karena auditor pasti telah menyediakan waktu sesuai dengan kebutuhan untuk menyelesaikan proses pengauditan utang.

Laba/rugi adalah alat untuk mengetahui kemajuan keuangan yang dicapai perusahaan atau kemunduran sebuah perusahaan dalam suatu periode. Sehingga dapat dikatakan bahwa laba merupakan berita baik. Perusahaan tidak akan menunda penyampaian informasi yang berisi berita baik. Dengan demikian perusahaan yang meraih laba cenderung akan lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangannya dibandingkan dengan perusahan yang mengalami kerugian.

Menurut Utami (2006) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa laba rugi pada bursa efek jakarta memiliki pengaruh signifikan terhadap audit delay.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang meneliti tentang faktor-faktor yang

(10)

berpengaruh terhadap audit delay. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu menggunakan tahun penelitian yaitu pada tahun 2010-2014 sehingga perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI sudah semakin banyak, dan pembahasan audit delay menarik dibahas karena pada era modern saat ini dengan umumnya penggunaan teknologi dalam pelaksanaan audit apakah masih terdapat

delay dalam audit serta peran dari perusahaan keuangan yang memiliki peranan

penting bagi seluruh aspek yang berkepentingan.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu belum diketahui secara pasti faktor-faktor yang secara konsisten mempengaruhi audit delay dan mengingat akan pentingnya ketepatan waktu dan penyelesaian penyajian laporan keuangan audit oleh auditor independen maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Reputasi Auditor, Opini Audit, Profitabilitas, Solvabilitas dan Laba Rugi Terhadap Audit Delay pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Apakah ukuran perusahaan, reputasi auditor, opini audit, profitabilitas, solvabilitas dan laba rugi berpengaruh secara parsial terhadap audit delay?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari ukuran perusahaan, reputasi auditor, opini audit, profitabilitas, solvabilitas dan laba rugi secara parsial terhadap audit delay.

(11)

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi praktisi dan akademis, yaitu:

1. Bagi profesi auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP)

Membantu upaya dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses audit dengan mengendalikan faktor-faktor seperti ukuran perusahaan, reputasi auditor, opini audit, profitabilitas, solvabilitas dan laba rugi yang mempengaruhi

audit delay. Sehingga audit delay dapat ditekan seminimal mungkin dalam usaha

memperbaiki ketepatan waktu atau mempercepat penerbitan laporan keuangan kepada publik.

2. Bagi BAPEPAM-LK, BEI dan OJK

Memberikan informasi bagi BAPEPAM-LK tentang lamanya audit

delayperusahaan-perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI. Selain itu, penelitian

ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi BAPEPAM-LK, BEI dan OJK dalam upaya mengefektifkan serta membuat regulasi baru di masa mendatang yang nantinya akan mempengaruhi proses audit delay perusahaan-perusahaan keuangan yang terdaftar di BEI.

Dengan demikian, kepercayaan pihak internal (manajemen) dan eksternal (investor dan masyarakat) yang memiliki kepentingan atas laporan keuangan juga akan meningkat.

3. Bagi perusahaan keuangan di Indonesia

Memicu perusahaan untuk lebih mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay sehingga dapat menyajikan laporan keuangan secara

(12)

tepat waktu karena perusahaan keuangan cenderung lebih ketat diawasi oleh para investor dan institusi lain.

4. Mahasiswa jurusan akuntansi

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan.

Referensi

Dokumen terkait

Tahap I: Ditandai dengan entrepreneur yang mendirikan perusahaan. Si entrepreneur cenderung melaksanakan seluruh pekerjaan dalam perusahaan. Tidak ditemui bentuk formal

Apabila diketahui gen sifat mengeram terletak pada kromosom Z, hal tersebut merupakan satu dari tiga gen yang mempunyai pengaruh yang sama terhadap sifat mengeram, dua gen lainnya

Dari persamaan regresi di atas dapat diketahui konstanta regeresi berganda positif berarti CSR akan naik atau tinggi nilai nominalnya, bila tingkat budaya paternalistik dan

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN PT BANK MANDIRI (PERSERO), Tbk

Berdasarkan hasil pra survei pada tabel 1.2 diketahui bahwa variabel kepuasan pelanggan pada Eiji cuts barbershop Bandung belum sepenuhnya baik, terbukti pada

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, Artinya terdapat hubungan

Perumusan Masalah Pengembangan Penelitian Perencanaan Produksi yang lebih baik Hubungan Tingkat Error dengan Total Cost...

THE MEANING OF TRUE HAPPINESS OF JOHN TYREE REFLECTED IN NICHOLAS SPARKS “DEAR JOHN” (2006): AN INDIVIDUAL PSYCHOLOGICAL APPROACH SKRIPSI. FAKULTAS KEGURUN DAN ILMU