Oleh
LAMBERTUS LOHAD NIM. 070 500 088
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
telah dilaksanakan di PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL)
Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur yang dilaksanakan
dari tanggal 10 Maret sampai 10 Mei 2010.
Menyetujui,
Mengesahkan,
Direktur
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Ir. Wartomo, MP NIP. 19631028 198803 1 003 Dosen Penguji Ir. Syarifuddin, MP NIP. 19650706 200112 1 001 Dosen Pembimbing
Ir. Budi Winarni, MSi NIP. 19610914 199001 2 001
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadiran Tuhan yang maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat-NYA, sehinga penulis dapat menyelesaikan
tugas;tugas selama Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Karangjuang Hijau
Lestari hingga tersusunlah laporan ini.
Keberhasilan dan kesuksesan dalam pelaksanan PKL ini juga tidak lepas pula
dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak.Oleh karena itu dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Keluarga yang telah memberikan duk ungan dan doa kepada penulis selama
melaksanakan kegiatan PKL di PT. Karangjuang Hijau Lestari Sebuku
2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda
3. Ibu Ir Budi Winarni, MSi selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman
Perkebunan dan sebagai dosen pembimbing PKL
4. Bapak Jamaluddin,SP,M.Si selaku dosen pengantar PKL
5. Bapak Ir. Syarifuddin, MP selaku dosen penguji PKL
6. Seluruh staf dosen dan teknisi Budidaya Tanaman Perkebunan yang telah
banyak memberikan masukan baik itu dalam proses belajar mengajar maupun
di luar jam perkuliahan.
7. Bapak Hotri Pulungan, selaku General Manager PT. Karangjuang Hijau
8. Bapak Hulman Butar-butar selaku Deputy General Manager Tirta Madu Sawit
Jaya I (TMSJ I) dan plasma serta pembimbing PKL yang memberikan
motivasi dan semangat kepada penulis selama pelaksanaan PKL .
9. Rekan-rekan mahasiswa atas kerja samanya yang telah mendukung dalam
pembuatan laporan ini.
Semoga apa yang diberikan kepada penulis baik doa maupun dukungan
moral dapat dibalas oleh Tuhan Yang Esa. Dalam penyusunan laporan ini penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
terdapat kekekurangan. Maka dari itu penulis sangat mengarapkan saran dan kritik
dari pembaca yang bersifat membangun bukan menjatuhkan demi kesempurnaan
laporan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tujua n... 2
C. Hasil yang Diharapkan... 3
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahan... 4
B. Manajemen Perusahaan... 4
C. Lokasi dan Waktu PKL... 6
III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG A. Pembukaan Lahan... 7
B. Pembibitan... 9
C. Penanaman Kelapa Sawit ... 14
D. Perawatan Tanama n Belum Menghasilkan... 16
E. Panen ... 20
IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... . 26
B. Saran………... 27
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
1. Peta Global PT. Karangjuang Hijau Lestari... 30
2. Struktur Organisasi PT. Karangjuang Hijau Lestari ... 31
3. Pembukaan Lahan... 32
4. Steaking Teresan Dengan Penggunaan Alat GPS ... 32
5. Penyiraman Bibit PN... 33
6. Pembuatan Lubang Tanam dan Penanaman Kelapa sawit ... 33
7. Pemupukan Tanaman Belum menghasilkan (TBM1)... 34
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi jangka panjang tidak selalu harus diserahkan pada sektor industri, tetapi dapat juga diarahkan pada sektor lain, seperti sektor pertanian dan sektor jasa yang meliputi perdagangan, transportasi, komunikasi, perbankan, dan lain- lain. Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu pondasi bagi tumbuh dan berkembangnya sistem agribisnis kelapa sawit yang ada di Indonesia. Sistem agribisnis kelapa sawit merupakan gabungan subsistem sarana produksi pertanian yang dengan cepat merangkaikan seluruh subsistem untuk mencapai skala ekonomi. Dan sektor ini mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar sebagai lapangan pekerjaan.
Strategi keunggulan kompetitif subsektor perkebunan harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menghasilkan kuantitas bahan baku yang berkualitas bagi sektor industri. Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia. Sebanyak 85% lebih pasar dunia kelapa sawit dikuasai oleh Indonesia dan Malaysia. Dalam perekonomian Indonesia komoditi kelapa sawit memegang peranan yang cukup strategis karena komoditi ini punya prospek ke depan yang cerah sebagai sumber devisa negara (Pahan, 2006).
Perkebunan kelapa sawitpun bisa menghadirkan prestasi-prestasi yang membanggakan dan layak untuk ditiru, kesemuanya itu bergantung pada manajemen dan pemimpinnya. Kelapa sawit (Elaeis guinneensis Jacq.)
diusahakan secara komersial di Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Pasifik Selatan, serta beberapa daerah lain dengan skala yang lebih kecil. Tanaman kelapa sawit berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya Brasilia. Di Brasilia, tanaman ini dapat ditemukan tumbuh secara liar atau setengah liar di sepanjang tepi sungai. Kelapa sawit yang termasuk dalam subfamili cocodiae merupakan tanaman asli Amerika Selatan, termasuk spesies E. oleifera dan E. odora.
Untuk pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dimana mahasiswa yang merupakan salah satu aset pembangunan nasional hendaknya tidak hanya berkecimpung di dalam perguruan tinggi saja tetapi mahasiswa juga harus mampu mengembangkan keterampilan untuk menghadapi perubahan-perubahan dan mampu berperan aktif dalam berfikir secara intelektual dan bersosialisai dengan masyarakat untuk membantu ke arah kehidupan yang lebih baik. Maka dari itu Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program Praktek Kerja Lapang dengan harapan agar para lulusannya mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya serta dapat mengaplikasikannya secara langsung dengan ketentuan yang ada dilapangan.
B. Tujuan
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan bertujuan agar
Mahasiswa:
1. Memahami kinerja langsung di lapangan dengan melibatkan diri untuk
2. Melakukan pengawasan dan penganalisaan mutu dari pekerjaan tersebut
dan beradaptasi dalam lingkup masyarakat.
3. Menambah wawasan mahasiswa sebagai bekal apabila berminat masuk ke
dalam dunia kerja.
4. Mengevaluasi kegiatan budidaya kelapa sawit dan membandingkan
dengan teori yang diberikan di bangku perkuliahan.
5. Mengidentifikasi berbagai permasalahan yang ada di lapangan.
C. Hasil Yang Diharapkan
1. Agar mahasiswa dapat mengenal dan memahami urutan pekerjaan yang
dilakukan sesuai dengan struktur pekerjaan.
2. Agar mahasiswa dapat mempelajari dan memahami semua tahapan proses
budidaya kelapa sawit.
3. Agar mahasiswa mampu menerapkan hasil PKL pada saat terjun langsung
di dunia kerja.
4. Memahami penggunaan alat-alat, bahan dan prasarana yang ada di
lapangan
5. Menambah pengetahuan mahasiswa agar mampu berfikir secara praktis
II.
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
A. Tinjauan Umum Perusahaan
PT. Karangjuang Hijau Lestari (KHL) merupakan perusahaan, yang
bergerak dalam bidang usaha perkebunan kelapa sawit. Pengembangan
perusahaan ini memiliki dua pola yaitu: (1) pola inti dengan luas 20.000 Ha,
(2) pola plasma dengan luas 4.240 Ha. Pengembangan perusahaan ini
merupakan salah satu peningkatan umum untuk meningkatkan kebutuhan
minyak kelapa sawit di Indonesia.
PT. Karangjuang Hijau Lestari merupakan perusahaan yang ada di
Kalimatan Timur kecamatan Sebuku, kabupaten Nunukan yang didirikan
sejak tahun 1998, KHL Group yang ada di kecamatan Sebuku kabupaten
Nunukan terdiri dari: PT. Bulungan Hijau Perkasa Group (BHP), PT. Tirta
Madu Sawit Jaya I Group (TMSJ I) PT. Tirta Madu Sawit Jaya II Group
(TMSJ II) PT. Bumi Simanggaris Indah Group (BSI). Untuk perkebunan KHL
Group luas areal 50.000 Ha.
B. Manajemen Perusahaan
1. General Manager
Merupakan pemimpin tertinggi di kebun dan di pabrik untuk
merencanakan, mengkordinir, mengawasi dan mengendalikan kegiatan
operasional dalam mencapai target produksi sesuai yang ditetapkan oleh
2. Deputy General Manager
Fungsi jabatan: membantu tugas-tugas General Manager dalam
melaksanakan kegiatan operasional dalam mencapai target produksi
tandan buah segar (TBS) dan crude palm oil (CPO) sesuai yang ditetapkan
oleh menajemen.
3. Kerani General Manager
Fungsi jabatan: membantu Manager dalam pengarsipan surat-surat dan
penyimpanan data yang masuk dan keluar dari kebun.
4. Field Manager
Fungsi jabatan: memimpin segala kegiatan operasional dalam bidang
tanaman dan non tanaman di rayon melalui penggunaan faktor- faktor
produksi, sehingga potensi tanaman dapat dimanfaatkan untuk mencapai
kualitas dan kuantitas serta mengendalikan biaya yang berpedoman kepada
anggaran yang telah ditetapkan oleh manajemen.
5. Kerani Field Manager
Fungsi jabatan: membantu Field Manager dalam penyusunan dan
pelaporan setiap hasil pekerjaan dari afdeling serta administrasi lapangan.
6. Asisten
Fungsi jabatan: sebagai pemimpin di areal Afdeling untuk merencanakan,
mengorganisir serta mengendalikan sumber daya yang ada agar tercapai
mutu pekerjaan yang baik untuk mencapai item pekerjaan yang telah
7. Mandor
Fungsi jabatan: mengawasi kegiatan kerja yang ada dalam Afdeling agar
mencapain kualitas dan target yang ditetapkan perusahaan.
C. Lokasi dan Waktu Kegiatan
Program PKL ini dilaksanakan di PT. Karangjuang Hijau Lestari,
kecamatan Sebuku, kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur selama 2 bulan
III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG
A. Pembukaan Lahan
1. Pembuatan Teras Bersambung (Continous terraces)
Pembukaan lahan adalah kegiatn yang dilakukan mulai dari
perencanaan tata ruang dan tata letak lahan sampai dengan pembukaan
lahan secara fisik.
a. Tujuan
Pembuatan teras merupakan salah satu aspek pengawetan lahan
dan air tujuannya adalah:
1) Mengurangi bahaya erosi, sekaligus juga mengawetkan air
sehingga relatif tersediah bagi tanaman.
2) Penanaman kelapa sawit dan pekerjaan perawatan rutin lainnya
menjadi lebih mudah sehingga prestasi kerja akan meningkat dan
biaya produksi dapat di tekan.
3) Pada saat tanaman sudah menghasilkan, pekerjaan panen dan
mengeluarkan TBS dari dalam blok akan lebih mudah. Pada areal
yang tidak ada terasnya, buah yang dipanen akan menggelundung
ke bawah bukit sehingga kualitas TBS cend erung akan menurun
b. Dasar Teori
Secara umum pembuatan teras merupakan salah satu untuk
meningkatkan hasil produksi lebih optimal. Dalam hal ini pembuatan teras
juga memacu pada ukuran dan standar yang sesuai rekomendasi dari
perusahaan.
Untuk pembuatan teras lebar teresan 3,6-4 m, kemudian untuk jarak
antara teras 7,98 pembutan teras juga perlu dibuat stop band guna menahan
aliran air dan mencegah erosi sepanjang teresan tersebut. Tinggi stop band
60 cm, dari masing- masing teresan jarak stop band 30 m dengan muatan 3
pokok tanaman kelapa sawit (Pahan, 2006).
c. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan:
1) GPS 2) Excavator 3) Meteran 4) Bulldozer 5) Chainsaw 6) Kompas 7) Clinometer
Bahan yang digunakan:
1) Solar
d. Prosedur Kerja
2) Pembuatan teras kontur mulai dari teras yang paling atas, kemudian
dilanjutkan pada teresan paling bawah.
3) Teras kontur dibuat dengan permukaan yang miring ke dinding teras
dengan sudut kemiringan 150 dan tepat pada pancang tanam.
4) Setelah pembuatan teresan dibuat, selanjutnya dilakukan steaking teresan
agar diketahui berapa panjang dari sisa teresan.
e. Hasil Yang Dicapai
Kegiatan pembuatan teras kontur untuk penggunaan alat bulldozer
80-120 m2/HK sedangkan untuk rehabilitasi teras dapat mencapai
20-30 m2/HK. Pembuatan teras dilakukan secara borongan.
B. Pembibitan
1. Perawatan Pre -Nursery (PN) Weeding Atas
Sasaran akhir dari kegiatan pembibitan adalah penyediaan bibit yang
sehat dan jagur. Bibit kelapa sawit yang sehat merupakan salah satu
jaminan untuk memperoleh kebun dengan produktivitas yang tinggi.
Perkebunan kelapa sawit merupakan investasi jangka panjang sehingga
dibutuhkan ketelitian dalam mempersiapkan bahan tanaman. Bahan
tanaman kelapa sawit yang unggul biasa didapat bila dalam penanganan
pembibitan dilakukan dengan benar dan terencana.
a. Tujuan
Untuk membersihkan gulma yang tumbuh pada polybag yang
sinar matahari antara bibit dengan gulma sehingga pertumbuhan bibit
lebih optimal.
b. Dasar Teori
Menurut Nasution (1986) pada umumnya gulma yang tumbuh
dalam polybag sangat mengganggu pertumbuhan bibit karena gulma
mudah melakukan regenerasi sehingga unggul dalam persaingan
dengan tanaman budidaya. Kehadiran gulma dalam perkebunan kelapa
sawit tidak dikehendaki karena dapat mengakibatkan:
1) Menurunkan produksi akibat bersaing dalam pengambilan unsur
hara, air, sinar matahari, dan ruang hidup.
2) Menurunkan mutu produksi akibat terkontaminasi oleh
bagian-bagian gulma.
3) Secara umum kehadiran gulma akan meningkatkan biaya usaha tani
karena adanya penambahan kegiatan di pertanaman.
c. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan:
1) Kantong plastik
2) Bangku duduk dari papan
Bahan:
1) Gulma
d. Prosedur Kerja
1) Mencabut gulma yang ada dalam babybag
3) Membuang gulma keluar dari areal pembibitan atau bedengan
e. Hasil Yang Dicapai
Untuk perawatan PN dicapai 2 HK dengan 4 orang tenaga kerja/ha.
2. Pemupukan Pre -Nursery (PN)
Pemupukan dilakukan dengan cara hati-hati sesuai dengan dosis
yang dianjurkan. Untuk pelaksanaan pemupukan dengan menggunakan
sprayer hendaknya sprayer yang digunakan khusus dan tidak dicampur
untuk penggunaan herbisida. Setiap kali dilakukan pemupukan harus
disertai dengan penyiraman guna menghindari terjadinya kontak langsung
yang lama antara pupuk dan daun karena sifat higroskopis pupuk yang
tinggi dapat menyebabkan daun gosong dan terbakar.
a. Tujuan
Pemupukan sangat bertujuan untuk meningkatkan kesuburan
tanah yang menyebabkan tingkat produksi bibit menjadi relatif stabil
serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit.
Pupuk juga menggantikan unsur hara yang hilang karena pencucian dan
terangkut.
b. Dasar Teori
Menurut Pahan (2006) pemberian pupuk majemuk dan urea
dalam bentuk larutan dilakukan setelah semai berumur 1 bulan dengan
interval waktu setiap minggu. Bibit kelapa sawit memberikan respon
yang sangat baik terhadap campuran unsur NPK. Aplikasi pupuk NPK
kontinyu. Dengan sistem penyiraman dan curah hujan yang cukup
tinggi, sebagian unsur hara (pupuk) yang diberikan akan tercuci dan
hilang.
c. Alat dan Bahan
Alat yang dipakai:
1) Sprayer SA 15 atau gembor
2) Drum dan kayu pengaduk
Bahan yang digunakan:
1) Pupuk NPK 15-15-6-4 dengan dosis 170 gram/18 liter air
d. Prosedur kerja
1) menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
2) mengisi air dalam drum
3) melarutkan pupuk NPK 15-15-6-4 dengan dosis 170 gram/liter air
4) pupuk yang dilarutkan kemudian diaduk-aduk dengan kayu
e. Hasil Yang Dicapai
Untuk pemupuan bibit pre-Nursery waktu yang dibutuhkan 1 HK
dengan 2 orang tenaga kerja dengan upah kerja Rp. 42.000/hari dengan
norma kerja 20 plot 1 HK. Dengan melakukan pemupukan sangat
diharapkan pertumbuhan bibit lebih optimal dan bebas dari serangan
penyakit.
3. Penyiraman bibit Main Nursery (MN) a. Tujuan
2) Memudahkan pergerakan akar hingga pertumbuhan bibit lebih
optimal.
3) Mempermudahkan penyerapan unsur hara.
4) Untuk mendinginkan tubuh tanaman.
b. Dasar Teori
Menurut Setyamidjaja (1991) penyiraman dilakukan 2 kali
sehari yaitu pagi dan sore hari. Kebutuhan air untuk penyiraman kurang
lebih 2 liter/polybag/hari. Setiap bibit membutuhkan sejumlah air dalam
pertumbuhannya yang terus meningkat seiring dengan pertambahan
umur. Air merupakan kebutuhan utama dalam pembibitan karena sangat
dibutuhkan dalam proses fisiologis. Penyiraman yang kurang akan
mengakibatkan kelainan bahkan dapat menimbulkan kematian.
Rata-rata kebutuhan air di pembibitan setara dengan curah hujan 3.4
mm/hari. Untuk umur 3-6 bula n 2 liter/pokok/hari dan 6-12 bulan 3
liter/pokok/hari, dengan rata-rata kebutuhan air 2.5 liter/pokok/hari.
Jika hujan lebih dari 8 mm penyiraman boleh tidak dilakukan.
c. Alat dan Bahan
Alat:
1) mesin pompa hoyu
Bahan
1) air
2) solar
d. Prosedur Kerja
1) Mesin dicek solar dan oli
2) Kemudian dihidupkan
3) Secara bergantian keran-keran dibuka menurut plot yang akan
disiram.
4) Penyiraman dilakukan selama 15 menit/plot.
e. Hasil Yang Dicapai
Dari hasil penyiraman, diharapkan pertumbuhan bibit lebih
optimal dan kelembaban pada polybag seimbang untuk masa
pertumbuhan yang lebih lanjut. Norma kerja penyiraman 50 plot/HK.
C. Penanaman Kelapa Sawit
Umumnya pola tanam kelapa sawit berbentuk segitiga sama sisi pada
areal datar sampai bergelombang. Sementara pada areal berbukit dengan sudut
kemiringan lebih dari 120 dibuat teras kontur dengan jarak tanam sesuai
dengan ketentuan (violle lining).
a. Tujuan
Penanaman kelapa sawit bertujuan untuk mengoptimalisasi bibit
yang seharusnya ditanam kelapangan, sehingga mendapatkan produksi
secara optimal. Disamping itu menghindari penanaman bibit yang lewat
umur. (umumnya > 15 bulan) akan menyebabkan tanaman mengalami
b. Dasar Teori
Penanaman merupakan aktivitas utama yang menentukan tingkat
keberhasilan usaha perkebunan. Aktivitas yang dilakukan yaitu
penanaman kelapa sawit sengga menghasilkan produksi yang optimal
(Pahan, 2006). c. Alat dan Bahan
Alat: 1) Cangkul 2) Parang 3) Traktor Bahan: 1) Pupuk RPH
2) Bibit kelapa sawit
d. Prosedur Kerja
1) Pelaksanaan dilakukan dengan pengeceran bibit ke setiap titik tanam
yang telah ditancapkan, dengan jarak tanam 9,21 m
Sebelum membuat lubang tanam seluruh sampah, akar-akar atau
tunggul yang ada dipermukaan tanah dimana lubang tanam dibuat
dibersihkan.
2) Membuat lubang tanam dengan ukuran 60x60x40 cm dan tanah hasil
galian dipisahkan antara top soil dan sub saoil
3) Menaburkan pupuk RPH kedalam lubang yang telah siap dengan
4) Tanah yang ditimbun terlebih dahulu yaitu top soil kemudian sub
soil, dan pada pinggiran tanah ditekan-tekan serta di injak- injak agar
tanaman tersebut kokoh dari guncangan angin.
5) Kayu pancang yang digunakan sebagai titik tanam di tancapkan
kembali disamping tanaman agar mudah untuk Streaking.
e. Hasil Yang Dicapai
Dari kegiatan penanaman kelapa sawit hasil yang diharapkan
yaitu norma prestasi serta penanaman yang benar untuk mendapatkan
hasil produksi yang baik. Norma prestasi menanam kelapa sawit
berkisar 21-30 pokok 1 orang/1HK.
D. Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Kemampuan lahan dalam penyediaan unsur hara secara terus- menerus
bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit yang berumur
panjang sangatlah terbatas. Keterbatasan daya dukung lahan dalam penyediaan
hara ini harus diimbangi dengan penambahan unsur hara melalui pemupukan.
1. Pemupukan
Pesiapan yang utama dalam proses pemupukan yaitu kebutuhan tenaga
kerja serta berapa kebutuhan pupuk yang diperlukan. Prinsip pelaksanaan
teknis pemupukan perlu menunjukkan intruksi contoh untuk dilihat para
karyawan agar jenis pekerjaan tersebut benar-benar dilaksanakan dengan
benar
a. Tujuan
1) Untuk menambah unsur hara di dalam tanah
2) Untuk meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat
produksi tanaman menjadi relatif lebih stabil.
3) Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama,
penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan.
4) Untuk memacu pertumbuhan vegetatif (akar, batang dan daun).
5) Untuk mempercepat produksi kelapa sawit (memasuki masa TM).
b. Dasar Teori
Pemupukan sangat penting untuk perkebunan kelapa sawit karena
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit sangat
dipengaruhi oleh pemberian pupuk dan ketersediaan unsur hara di
dalam tanah. Untuk mencapai produksi yang diinginkan, jumlah hara
yang dibutuhkan dan yang harus ditambahkan dalam bentuk pupuk
(organik dan/anorganik) tergantung pada tingkat kebutuhan haranya
(Pahan, 2006).
c. Alat dan bahan
Alat yang digunakan:
1) Mangkok takaran pupuk
2) Tas gendong dari karung
3) Traktor.
Bahan yang dibutuhkan yaitu:
d. Prosedur Kerja
1) Mengecerkan pupuk masuk ke setiap blok agar mudah untuk
pengambilan masuk ke dalam blok
2) Masing- masing karyawan menyiapkan tas gendong untuk pupuk
3) Setiap tanaman kelapa sawit diberi pupuk dengan dosis
900 gram/pokok dengan dua mangkok takaran, dan ditabur
melingkar pada tanaman kelapa sawit dengan jarak 2 m dari batang
bawah tanaman.
e. Hasil Yang Dicapai
Dengan adanya kegiatan pemupukan sangat diharapkan proses
kesuburan tanaman sehingga mendapatkan hasil yang lebih optimal dan
terhindar dari serangan penyakit. Untuk biaya tenaga kerja dalam
kegiatan pemupukan Rp.10.000/karung dengan borongan kerja dan 5
orang tenaga kerja.
2. Pemeliharaan Piringan dan Teresan
Gulma merupakan vegetasi yang tumbuh secara alami dan menjadi
pesaing bagi tanaman utama sehingga kehadiranya tidak dikehendaki
karena dapat menghambat pertumbuhan dan produksi serta dapat
mengganggu kegiatan lainya. Umumnya gulma mudah melakukan
regenerasi sehingga unggul dalam pesaingan dengan tanaman budidaya.
a. Tujuan
Mengurangi kompetisi unsur hara karena akar halus tanaman
masih berada di sekitar piringan/pokok serta mengurangi penyerapan
unsur hara, air, dan sinar matahari, mempermudah pekerjaan untuk
melakukan pemupukan dan kontrol di lapangan.
b. Dasar teori
Menurut Agustia (1997) pengendalian gulma pada prinsipnya
merupakan usaha untuk meningkatkan daya saing tanaman pokok dan
melemahkan daya saing gulma. Keunggulan tanaman pokok harus
ditingkatkan sedemikian rupa sehingga gulma tidak mampu
mengembangkan pertumbuhannya secara berdampingan atau pada
waktu bersamaan dengan tanaman pokok.
c. Alat dan bahan
Alat yang digunakan:
a) Parang
b) Cangkul
c) Sprayer SA 15
d) Traktor tanki air
e) Selang 100 m.
Bahan yang digunakan:
a) Air
b) Zenus dan Garlon (dosis 116 cc/kep atau 15 liter air)
d. Prosedur Kerja
a) Kacangan dan Gurulon yang merambat ke dalam piringan
kelapa sawit ditarik keluar dari piringan.
b) Semua jenis gulma yang berada dalam piringan kelapa sawit
dibabat dengan menggunakan parang atau cangkul.
2) Dengan cara kimia
a) Pengisian air ke dalam sprayer SA 15 kemudian dilanjutkan
dengan pengisian Zenus dan Garlon yang sudah dicampur
dengan perbandingan Garlon 60% dan Zenus 40% yang sudah
ditentukan dengan menggunakan botol takaran kemudian
diaduk sampai rata
b) Penyemprotan dilakukan secara perlahan pada piringan, jalan
dan teresan pada piringan disesuai dengan lebar tajuk secara
merata dan jangan sampai mengenai pelepah serta daun kelapa
sawit.
e. Hasil Yang Dicapai
Piringan kelapa sawit bersih dari gulma dan kacangan. Standar
norma hari kerja (HK) untuk kegiatan pemeliharaan piringan dan
jalan tergantung dari ketebalan gulma dan kacangan yang ada di
sekitar piringan.
E. Panen
1. Pemotongan Buah
Kegiatan panen merupakan salah satu aktivitas untuk mendapatkan
hasil produksi yang lebih optimal. Karakteristik dan faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi maka harus dipahami dan diusahakan berada pada
level yang optimal dan dipahami teknik pemanenan TBS yang matang
sehingga kualitas dan kuantitas produksi dapat dicapai.
a. Tujuan
Panen bertujuan untuk mendapatkan hasil minyak per hektar yang
tinggi dengan mutu yang diterima oleh pasar. Pohon matang panen
adalah pohon yang mempunyai minimal 1 tandan buah matang panen
dengan berat lebih dari 3 kg. Semua buah yang matang panen wajib
dikirim ke pabrik saat kualitas optimum agar mencapai hasil yang tinggi
dan asam lemak bebas rendah (ALB)
b. Dasar Teori
Tanaman dinyatakan memasuki usia panen tanaman menghasilkan
(TM) apabila sudah berumur 30 bulan setelah tanam. Kriteria matang
panen yaitu :
1) Mentah : Brondolan segar yang terlepas kurang dari
5 brondolan
2) Matang / masak : Brondolan segar yang terlepas 5 atau lebih dari 5
brondolan
3) Lewat matang : 75% atau 100% brondolan luar telah lepas
4) Tandan Kosong : Brondolan yang sisa dalam tandan hanya 25%
5) Tangkai Panjang : Panjang Ta ngkai melebihi 3cm dari pangkal
Panen juga sangat erat dengan kualitas potong buah yaitu memanen
semua TBS masak dan mengutip bersih seluruh brondolan untuk
diantrikan di tempat pengumpulan hasil (TPH) serta menyusun pelepah
yang dipotong pada gawangan mati. Penurunan pelepah harus
mendapatkan perhatian agar mempertahankan songgo 2 dua pelepah
ditandan bawah (Nurhayati, 1997).
c. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu:
1) Pisau egrek 2) Karung goni 3) Kapak 4) Tojok 5) Gancu 6) Dodos 7) Angkong
Bahan yang digunakan:
1) Buah kelapa sawit
d. Prosedur kerja
1) Sehari sebelum pelaksanaan panen angka kerapatan panen (AKP)
harus dihitung terlebih dahulu oleh asisten atau mandor panen pada
ancak yang akan dipanen agar diketahui berapa kebutuhan tenaga
kerja dan transportasi yang dibutuhkan berapa sehingga
2) Buah dipanen sesuai dengan kriteria buah matang yaitu 2-3 brondolan
yang lepas dari tandan kelapa sawit.
3) Mengutip semua brondolan yang tercecer dan memasukkan ke dalam
karung
4) Setelah penurunan buah selesai, kemudian TBS diangkut ke TPH
dengan menggunakan alat angkut gerobak sorong/angkong
5) Menyusun TBS secara teratur di TPH dengan 5 atau 10 TBS perbaris
untuk memudahkan perhitungan.
e. Hasil yang dicapai
Pemanenan yang terarah dan aplikasi panen yang baik merupakan
hal utama untuk mend apatkan rendemen CPO yang lebih optimal.
Pemanenan dilakukan dengan tenaga kerja borongan.
2. Pengangkutan TBS a. Tujuan
1) Mendapatkan mutuh buah yang baik yaitu buah yang menghasilkan
minyak yang tinggi dengan kadar asam lemak bebas (free fatty acid)
yang rendah.
2) Menjaga pengiriman dan jumlah buah secara tepat sehingga pabrik
kelapa sawit (PKS) dapat bekerja secara optimal
b. Dasar Teori
Buah yang telah dipanen harus segera dikumpulkan dan diangkut
ke TPH yang terdekat. Tandan-tandan buah tersebut disusun rapi di TPH
ke pabrik, kendaraan Truk mulai mengangkut TBS sekitar jam 10:00 pagi
sampainya truk ke pabrik tergantung jarak antara kebun dan pabrik.
Semakin dekat jarak kebun dengan pabrik maka semakin cepat
sampainya TBS ke pabrik (Anonim, 2005).
Buah kelapa sawit dari hasil pemanenan harus segera diangkut ke
pabrik agar segera dapat diolah, buah yang tidak segar diolah akan
menghasilkan minyak dengan kadar Asam Lemak Bebas (ALB) tinggi,
sehingga pengolahan harus segera dilaksanakan paling lambat 14 jam
setelah pemanenan. Asam Lemak Bebas pada minyak kelapa sawit
diakibatkan oleh kegiatan Enzim Lifase yang biasanya terjadi sebelum
pemerosesan buah dilaksanakan. Buah kelapa sawit mengandung Enzim
Lipase yang sangat aktif yang dapat memecah lemak menjadi asam
lemak dan gliserol, bilamana struktur sel buah matang tersebut rusak
(Anonim, 2005)
Adapun cara untuk menghindari terbentuknya Asam Lemak Bebas
(ALB) tersebut, pengangkutan buah dari kebun ke pabrik harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan secepat-cepatnya. Oleh karena
itu buah kelapa sawit dari kebun harus secepatnya diangkut dengan alat
angkutan yang tepat, yang dapat mengangkut buah sebanyak-banyaknya
(Anonim, 2005).
Menurut Anonim (2004) fakor- faktor penyebab keterlambatan
buah masuk ke dalam pabrik:
2) Faktor jalan (tidak ada alat langsir mekanis dan manual).
3) Unit kendaraan rusak dan tidak ada penggantinya.
4) Kendala di pabrik (pabrik break down atau antrian panjang).
c. Alat dan Bahan
1) Alat : a) Truk b) Tojok c) Gancu d) Karung e) Garuk 2) Bahan : a) TBS hasil panen d. Prosedur Kerja
1) Operator yang akan mengangkut buah di TPH harus mengetahui
lokasi TPH guna kelancaran dalam pengangkutan
2) Kebutuhan alat angkut disiapkan sesuai banyaknya buah dilapangan.
3) Buah diangkut ke truk baik tandan maupun brondolan.
e. Hasil Yang Dicapai
Dengan transportasi buah ini, diharapkan buah dapat sampai ke
pabrik sebelum 14 jam setelah buah di panen, karena akan menyebabkan
VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan PKL di PT. Karangjuang Hijau Lestari (KHL) dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1) Pelaksanaan pembuatan teras kontur merupakan hal yang perlu
ditekankan karena dengan adanya teras pada areal yang berbukit maka
mempermudahkan untuk aktifitas pengeluaran TBS, serta kegiatan lainya.
Namun untuk pembuatan teras kontur ini memerlukan operator yang
handal dan terlatih karena sangat memacu pada kemiringan dan lebar
teresan, guna untuk mendapatkan hasil produksi yang nantinya lebih
efesien dan kualitas TBS yang diharapkan bisa lebih meningkat.
2) Pelaksanaan perawatan pembibitan di Pre Nursery memungkinkan untuk
mendapatkan pertumbuhan bibit lebih optimal denga n dilaksanakannya
weeding atas agar menghindari persaingan gulma dengan bibit karena bibit
PN melaju ke pertumbuhan yang lebih lanjut agar tercapai masa target
yang diinginkan.
3) Pelaksanaan pemupukan pada bibit Pre Nursery merupakan salah satu
tindakan yang efektif sehingga pertumbuhan bibit tersebut lebih cepat serta
terhindar dari serangan hama penyakit.
4) Penyiraman bibit pada pembibitan utama Main Nursery sangat erat
hubungannya karena dengan penyiraman membantu proses penyerapan
5) Penanaman merupakan aktivitas utama yang menentukan tingkat
keberhasilan usaha perkebunan. Aktivitas yang dilakukan yaitu penanaman
kelapa sawit sengga menghasilkan produksi yang optimal.
6) Pada pemanenan buah harus sudah matang serta memiliki brondolan (buah
yang sudah terlepas atau jatuh dari tandannya) yaitu berjumlah sekitar 5-8
brondolan dan diilustrasikan dengan fraksi matang buah sawit adalah pada
fraksi dua, karena pada fraksi dua ini kadar minyak yang terkandung
didalam buah kelapa sawit sudah optimal serta kandungan ALBnya tidak
tinggi.
7) Pengangkutan buah ke pabrik bertujuan untuk menghindari terbentuknya
ALB, serta pengolahannya harus sudah dilaksanakan paling lambat 8 jam
setelah pemanenan.
B. Saran
Kegiatan PKL ini sangat bermanfaat dan penting bagi mahasiswa
sehingga sebagaimana telah disebutkan di atas dari banyak atau sedikit
pelajaran yang di dapat maka kami perlu menambahkan saran demi
meningkatkan efisiensi dan efektifitas demi meraih kinerja yang profesional
dimasa mendatang :
1) Field Manager merupakan pimpinan yang bertanggung jawab dalam
lingkup rayon, dengan demikian perlu mengutamakan keselamatan
karyawan dan kiranya rajin untuk controlling ke afdeling atau kontak
serta kekurangan yang perlu di lengkapi sehingga memungkinkan
karyawan betah dalam lingkup perusahaan.
2) Perlu menyiapkan peralatan tanam sehingga teknik penanaman yang benar
dapat terlaksana dengan adanya fasilitas alat yang lengkap.
3) Perlu menerapkan sistem instruksi contoh pada karyawan sebelum
DAFTAR PUSTAKA
Agustia RA. 1997. Pengendalian Gulma Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) Laporan Keterampilan Profesi, Jurusan Budidaya Pertanian,
Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Anonim. 2004. Pengolahan Minyak Kelapa Sawit (CPO) PT. Karangjuang Hijau
Lestari Sebuku. Nunukan.
Anonim. 2005. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Di Pabrik Minyak Sawit PTP.
Nusantara XIII. Pasir.
Nasution U. 1986. Gulma dan Pengendalianya di Perkebunan Karet Sumatera
Utara dan Aceh Tanjung Morawa.
Nurhayati SL. 1997. Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jaq.) Laporan
Ketrampilan Profesi, Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Pahan I. 2006. Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir. Penebar
Swadaya. Jakarta.
KTU-KPU
Mill Manager Deputi General Manager
Mandor Kapam Field Manager Filed Asisten Field Askep Field Asisten Mandor Manager Umum Kerani
Lampiran 5. Penyiraman Bibit PN
Lampiran 7. Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM1)