• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL) KEC. SEBUKU KAB. NUNUKAN KALIMANTAN TIMUR"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

LAMBERTUS LOHAD NIM. 070 500 088

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN PENGELOLAAN HUTAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

telah dilaksanakan di PT. KARANGJUANG HIJAU LESTARI (KHL)

Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur yang dilaksanakan

dari tanggal 10 Maret sampai 10 Mei 2010.

Menyetujui,

Mengesahkan,

Direktur

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Wartomo, MP NIP. 19631028 198803 1 003 Dosen Penguji Ir. Syarifuddin, MP NIP. 19650706 200112 1 001 Dosen Pembimbing

Ir. Budi Winarni, MSi NIP. 19610914 199001 2 001

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadiran Tuhan yang maha Esa, yang

telah melimpahkan rahmat-NYA, sehinga penulis dapat menyelesaikan

tugas;tugas selama Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Karangjuang Hijau

Lestari hingga tersusunlah laporan ini.

Keberhasilan dan kesuksesan dalam pelaksanan PKL ini juga tidak lepas pula

dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak.Oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Keluarga yang telah memberikan duk ungan dan doa kepada penulis selama

melaksanakan kegiatan PKL di PT. Karangjuang Hijau Lestari Sebuku

2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda

3. Ibu Ir Budi Winarni, MSi selaku Ketua Program Studi Budidaya Tanaman

Perkebunan dan sebagai dosen pembimbing PKL

4. Bapak Jamaluddin,SP,M.Si selaku dosen pengantar PKL

5. Bapak Ir. Syarifuddin, MP selaku dosen penguji PKL

6. Seluruh staf dosen dan teknisi Budidaya Tanaman Perkebunan yang telah

banyak memberikan masukan baik itu dalam proses belajar mengajar maupun

di luar jam perkuliahan.

7. Bapak Hotri Pulungan, selaku General Manager PT. Karangjuang Hijau

(4)

8. Bapak Hulman Butar-butar selaku Deputy General Manager Tirta Madu Sawit

Jaya I (TMSJ I) dan plasma serta pembimbing PKL yang memberikan

motivasi dan semangat kepada penulis selama pelaksanaan PKL .

9. Rekan-rekan mahasiswa atas kerja samanya yang telah mendukung dalam

pembuatan laporan ini.

Semoga apa yang diberikan kepada penulis baik doa maupun dukungan

moral dapat dibalas oleh Tuhan Yang Esa. Dalam penyusunan laporan ini penulis

menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak

terdapat kekekurangan. Maka dari itu penulis sangat mengarapkan saran dan kritik

dari pembaca yang bersifat membangun bukan menjatuhkan demi kesempurnaan

laporan ini.

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujua n... 2

C. Hasil yang Diharapkan... 3

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahan... 4

B. Manajemen Perusahaan... 4

C. Lokasi dan Waktu PKL... 6

III. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG A. Pembukaan Lahan... 7

B. Pembibitan... 9

C. Penanaman Kelapa Sawit ... 14

D. Perawatan Tanama n Belum Menghasilkan... 16

E. Panen ... 20

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... . 26

B. Saran………... 27

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(6)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Peta Global PT. Karangjuang Hijau Lestari... 30

2. Struktur Organisasi PT. Karangjuang Hijau Lestari ... 31

3. Pembukaan Lahan... 32

4. Steaking Teresan Dengan Penggunaan Alat GPS ... 32

5. Penyiraman Bibit PN... 33

6. Pembuatan Lubang Tanam dan Penanaman Kelapa sawit ... 33

7. Pemupukan Tanaman Belum menghasilkan (TBM1)... 34

(7)

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi jangka panjang tidak selalu harus diserahkan pada sektor industri, tetapi dapat juga diarahkan pada sektor lain, seperti sektor pertanian dan sektor jasa yang meliputi perdagangan, transportasi, komunikasi, perbankan, dan lain- lain. Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu pondasi bagi tumbuh dan berkembangnya sistem agribisnis kelapa sawit yang ada di Indonesia. Sistem agribisnis kelapa sawit merupakan gabungan subsistem sarana produksi pertanian yang dengan cepat merangkaikan seluruh subsistem untuk mencapai skala ekonomi. Dan sektor ini mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar sebagai lapangan pekerjaan.

Strategi keunggulan kompetitif subsektor perkebunan harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menghasilkan kuantitas bahan baku yang berkualitas bagi sektor industri. Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia. Sebanyak 85% lebih pasar dunia kelapa sawit dikuasai oleh Indonesia dan Malaysia. Dalam perekonomian Indonesia komoditi kelapa sawit memegang peranan yang cukup strategis karena komoditi ini punya prospek ke depan yang cerah sebagai sumber devisa negara (Pahan, 2006).

Perkebunan kelapa sawitpun bisa menghadirkan prestasi-prestasi yang membanggakan dan layak untuk ditiru, kesemuanya itu bergantung pada manajemen dan pemimpinnya. Kelapa sawit (Elaeis guinneensis Jacq.)

(8)

diusahakan secara komersial di Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara, Pasifik Selatan, serta beberapa daerah lain dengan skala yang lebih kecil. Tanaman kelapa sawit berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya Brasilia. Di Brasilia, tanaman ini dapat ditemukan tumbuh secara liar atau setengah liar di sepanjang tepi sungai. Kelapa sawit yang termasuk dalam subfamili cocodiae merupakan tanaman asli Amerika Selatan, termasuk spesies E. oleifera dan E. odora.

Untuk pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dimana mahasiswa yang merupakan salah satu aset pembangunan nasional hendaknya tidak hanya berkecimpung di dalam perguruan tinggi saja tetapi mahasiswa juga harus mampu mengembangkan keterampilan untuk menghadapi perubahan-perubahan dan mampu berperan aktif dalam berfikir secara intelektual dan bersosialisai dengan masyarakat untuk membantu ke arah kehidupan yang lebih baik. Maka dari itu Politeknik Pertanian Negeri Samarinda mempunyai program Praktek Kerja Lapang dengan harapan agar para lulusannya mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya serta dapat mengaplikasikannya secara langsung dengan ketentuan yang ada dilapangan.

B. Tujuan

Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan bertujuan agar

Mahasiswa:

1. Memahami kinerja langsung di lapangan dengan melibatkan diri untuk

(9)

2. Melakukan pengawasan dan penganalisaan mutu dari pekerjaan tersebut

dan beradaptasi dalam lingkup masyarakat.

3. Menambah wawasan mahasiswa sebagai bekal apabila berminat masuk ke

dalam dunia kerja.

4. Mengevaluasi kegiatan budidaya kelapa sawit dan membandingkan

dengan teori yang diberikan di bangku perkuliahan.

5. Mengidentifikasi berbagai permasalahan yang ada di lapangan.

C. Hasil Yang Diharapkan

1. Agar mahasiswa dapat mengenal dan memahami urutan pekerjaan yang

dilakukan sesuai dengan struktur pekerjaan.

2. Agar mahasiswa dapat mempelajari dan memahami semua tahapan proses

budidaya kelapa sawit.

3. Agar mahasiswa mampu menerapkan hasil PKL pada saat terjun langsung

di dunia kerja.

4. Memahami penggunaan alat-alat, bahan dan prasarana yang ada di

lapangan

5. Menambah pengetahuan mahasiswa agar mampu berfikir secara praktis

(10)

II.

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

A. Tinjauan Umum Perusahaan

PT. Karangjuang Hijau Lestari (KHL) merupakan perusahaan, yang

bergerak dalam bidang usaha perkebunan kelapa sawit. Pengembangan

perusahaan ini memiliki dua pola yaitu: (1) pola inti dengan luas 20.000 Ha,

(2) pola plasma dengan luas 4.240 Ha. Pengembangan perusahaan ini

merupakan salah satu peningkatan umum untuk meningkatkan kebutuhan

minyak kelapa sawit di Indonesia.

PT. Karangjuang Hijau Lestari merupakan perusahaan yang ada di

Kalimatan Timur kecamatan Sebuku, kabupaten Nunukan yang didirikan

sejak tahun 1998, KHL Group yang ada di kecamatan Sebuku kabupaten

Nunukan terdiri dari: PT. Bulungan Hijau Perkasa Group (BHP), PT. Tirta

Madu Sawit Jaya I Group (TMSJ I) PT. Tirta Madu Sawit Jaya II Group

(TMSJ II) PT. Bumi Simanggaris Indah Group (BSI). Untuk perkebunan KHL

Group luas areal 50.000 Ha.

B. Manajemen Perusahaan

1. General Manager

Merupakan pemimpin tertinggi di kebun dan di pabrik untuk

merencanakan, mengkordinir, mengawasi dan mengendalikan kegiatan

operasional dalam mencapai target produksi sesuai yang ditetapkan oleh

(11)

2. Deputy General Manager

Fungsi jabatan: membantu tugas-tugas General Manager dalam

melaksanakan kegiatan operasional dalam mencapai target produksi

tandan buah segar (TBS) dan crude palm oil (CPO) sesuai yang ditetapkan

oleh menajemen.

3. Kerani General Manager

Fungsi jabatan: membantu Manager dalam pengarsipan surat-surat dan

penyimpanan data yang masuk dan keluar dari kebun.

4. Field Manager

Fungsi jabatan: memimpin segala kegiatan operasional dalam bidang

tanaman dan non tanaman di rayon melalui penggunaan faktor- faktor

produksi, sehingga potensi tanaman dapat dimanfaatkan untuk mencapai

kualitas dan kuantitas serta mengendalikan biaya yang berpedoman kepada

anggaran yang telah ditetapkan oleh manajemen.

5. Kerani Field Manager

Fungsi jabatan: membantu Field Manager dalam penyusunan dan

pelaporan setiap hasil pekerjaan dari afdeling serta administrasi lapangan.

6. Asisten

Fungsi jabatan: sebagai pemimpin di areal Afdeling untuk merencanakan,

mengorganisir serta mengendalikan sumber daya yang ada agar tercapai

mutu pekerjaan yang baik untuk mencapai item pekerjaan yang telah

(12)

7. Mandor

Fungsi jabatan: mengawasi kegiatan kerja yang ada dalam Afdeling agar

mencapain kualitas dan target yang ditetapkan perusahaan.

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan

Program PKL ini dilaksanakan di PT. Karangjuang Hijau Lestari,

kecamatan Sebuku, kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur selama 2 bulan

(13)

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Pembukaan Lahan

1. Pembuatan Teras Bersambung (Continous terraces)

Pembukaan lahan adalah kegiatn yang dilakukan mulai dari

perencanaan tata ruang dan tata letak lahan sampai dengan pembukaan

lahan secara fisik.

a. Tujuan

Pembuatan teras merupakan salah satu aspek pengawetan lahan

dan air tujuannya adalah:

1) Mengurangi bahaya erosi, sekaligus juga mengawetkan air

sehingga relatif tersediah bagi tanaman.

2) Penanaman kelapa sawit dan pekerjaan perawatan rutin lainnya

menjadi lebih mudah sehingga prestasi kerja akan meningkat dan

biaya produksi dapat di tekan.

3) Pada saat tanaman sudah menghasilkan, pekerjaan panen dan

mengeluarkan TBS dari dalam blok akan lebih mudah. Pada areal

yang tidak ada terasnya, buah yang dipanen akan menggelundung

ke bawah bukit sehingga kualitas TBS cend erung akan menurun

(14)

b. Dasar Teori

Secara umum pembuatan teras merupakan salah satu untuk

meningkatkan hasil produksi lebih optimal. Dalam hal ini pembuatan teras

juga memacu pada ukuran dan standar yang sesuai rekomendasi dari

perusahaan.

Untuk pembuatan teras lebar teresan 3,6-4 m, kemudian untuk jarak

antara teras 7,98 pembutan teras juga perlu dibuat stop band guna menahan

aliran air dan mencegah erosi sepanjang teresan tersebut. Tinggi stop band

60 cm, dari masing- masing teresan jarak stop band 30 m dengan muatan 3

pokok tanaman kelapa sawit (Pahan, 2006).

c. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan:

1) GPS 2) Excavator 3) Meteran 4) Bulldozer 5) Chainsaw 6) Kompas 7) Clinometer

Bahan yang digunakan:

1) Solar

d. Prosedur Kerja

(15)

2) Pembuatan teras kontur mulai dari teras yang paling atas, kemudian

dilanjutkan pada teresan paling bawah.

3) Teras kontur dibuat dengan permukaan yang miring ke dinding teras

dengan sudut kemiringan 150 dan tepat pada pancang tanam.

4) Setelah pembuatan teresan dibuat, selanjutnya dilakukan steaking teresan

agar diketahui berapa panjang dari sisa teresan.

e. Hasil Yang Dicapai

Kegiatan pembuatan teras kontur untuk penggunaan alat bulldozer

80-120 m2/HK sedangkan untuk rehabilitasi teras dapat mencapai

20-30 m2/HK. Pembuatan teras dilakukan secara borongan.

B. Pembibitan

1. Perawatan Pre -Nursery (PN) Weeding Atas

Sasaran akhir dari kegiatan pembibitan adalah penyediaan bibit yang

sehat dan jagur. Bibit kelapa sawit yang sehat merupakan salah satu

jaminan untuk memperoleh kebun dengan produktivitas yang tinggi.

Perkebunan kelapa sawit merupakan investasi jangka panjang sehingga

dibutuhkan ketelitian dalam mempersiapkan bahan tanaman. Bahan

tanaman kelapa sawit yang unggul biasa didapat bila dalam penanganan

pembibitan dilakukan dengan benar dan terencana.

a. Tujuan

Untuk membersihkan gulma yang tumbuh pada polybag yang

(16)

sinar matahari antara bibit dengan gulma sehingga pertumbuhan bibit

lebih optimal.

b. Dasar Teori

Menurut Nasution (1986) pada umumnya gulma yang tumbuh

dalam polybag sangat mengganggu pertumbuhan bibit karena gulma

mudah melakukan regenerasi sehingga unggul dalam persaingan

dengan tanaman budidaya. Kehadiran gulma dalam perkebunan kelapa

sawit tidak dikehendaki karena dapat mengakibatkan:

1) Menurunkan produksi akibat bersaing dalam pengambilan unsur

hara, air, sinar matahari, dan ruang hidup.

2) Menurunkan mutu produksi akibat terkontaminasi oleh

bagian-bagian gulma.

3) Secara umum kehadiran gulma akan meningkatkan biaya usaha tani

karena adanya penambahan kegiatan di pertanaman.

c. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan:

1) Kantong plastik

2) Bangku duduk dari papan

Bahan:

1) Gulma

d. Prosedur Kerja

1) Mencabut gulma yang ada dalam babybag

(17)

3) Membuang gulma keluar dari areal pembibitan atau bedengan

e. Hasil Yang Dicapai

Untuk perawatan PN dicapai 2 HK dengan 4 orang tenaga kerja/ha.

2. Pemupukan Pre -Nursery (PN)

Pemupukan dilakukan dengan cara hati-hati sesuai dengan dosis

yang dianjurkan. Untuk pelaksanaan pemupukan dengan menggunakan

sprayer hendaknya sprayer yang digunakan khusus dan tidak dicampur

untuk penggunaan herbisida. Setiap kali dilakukan pemupukan harus

disertai dengan penyiraman guna menghindari terjadinya kontak langsung

yang lama antara pupuk dan daun karena sifat higroskopis pupuk yang

tinggi dapat menyebabkan daun gosong dan terbakar.

a. Tujuan

Pemupukan sangat bertujuan untuk meningkatkan kesuburan

tanah yang menyebabkan tingkat produksi bibit menjadi relatif stabil

serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit.

Pupuk juga menggantikan unsur hara yang hilang karena pencucian dan

terangkut.

b. Dasar Teori

Menurut Pahan (2006) pemberian pupuk majemuk dan urea

dalam bentuk larutan dilakukan setelah semai berumur 1 bulan dengan

interval waktu setiap minggu. Bibit kelapa sawit memberikan respon

yang sangat baik terhadap campuran unsur NPK. Aplikasi pupuk NPK

(18)

kontinyu. Dengan sistem penyiraman dan curah hujan yang cukup

tinggi, sebagian unsur hara (pupuk) yang diberikan akan tercuci dan

hilang.

c. Alat dan Bahan

Alat yang dipakai:

1) Sprayer SA 15 atau gembor

2) Drum dan kayu pengaduk

Bahan yang digunakan:

1) Pupuk NPK 15-15-6-4 dengan dosis 170 gram/18 liter air

d. Prosedur kerja

1) menyiapkan alat dan bahan yang digunakan

2) mengisi air dalam drum

3) melarutkan pupuk NPK 15-15-6-4 dengan dosis 170 gram/liter air

4) pupuk yang dilarutkan kemudian diaduk-aduk dengan kayu

e. Hasil Yang Dicapai

Untuk pemupuan bibit pre-Nursery waktu yang dibutuhkan 1 HK

dengan 2 orang tenaga kerja dengan upah kerja Rp. 42.000/hari dengan

norma kerja 20 plot 1 HK. Dengan melakukan pemupukan sangat

diharapkan pertumbuhan bibit lebih optimal dan bebas dari serangan

penyakit.

3. Penyiraman bibit Main Nursery (MN) a. Tujuan

(19)

2) Memudahkan pergerakan akar hingga pertumbuhan bibit lebih

optimal.

3) Mempermudahkan penyerapan unsur hara.

4) Untuk mendinginkan tubuh tanaman.

b. Dasar Teori

Menurut Setyamidjaja (1991) penyiraman dilakukan 2 kali

sehari yaitu pagi dan sore hari. Kebutuhan air untuk penyiraman kurang

lebih 2 liter/polybag/hari. Setiap bibit membutuhkan sejumlah air dalam

pertumbuhannya yang terus meningkat seiring dengan pertambahan

umur. Air merupakan kebutuhan utama dalam pembibitan karena sangat

dibutuhkan dalam proses fisiologis. Penyiraman yang kurang akan

mengakibatkan kelainan bahkan dapat menimbulkan kematian.

Rata-rata kebutuhan air di pembibitan setara dengan curah hujan 3.4

mm/hari. Untuk umur 3-6 bula n 2 liter/pokok/hari dan 6-12 bulan 3

liter/pokok/hari, dengan rata-rata kebutuhan air 2.5 liter/pokok/hari.

Jika hujan lebih dari 8 mm penyiraman boleh tidak dilakukan.

c. Alat dan Bahan

Alat:

1) mesin pompa hoyu

Bahan

1) air

2) solar

(20)

d. Prosedur Kerja

1) Mesin dicek solar dan oli

2) Kemudian dihidupkan

3) Secara bergantian keran-keran dibuka menurut plot yang akan

disiram.

4) Penyiraman dilakukan selama 15 menit/plot.

e. Hasil Yang Dicapai

Dari hasil penyiraman, diharapkan pertumbuhan bibit lebih

optimal dan kelembaban pada polybag seimbang untuk masa

pertumbuhan yang lebih lanjut. Norma kerja penyiraman 50 plot/HK.

C. Penanaman Kelapa Sawit

Umumnya pola tanam kelapa sawit berbentuk segitiga sama sisi pada

areal datar sampai bergelombang. Sementara pada areal berbukit dengan sudut

kemiringan lebih dari 120 dibuat teras kontur dengan jarak tanam sesuai

dengan ketentuan (violle lining).

a. Tujuan

Penanaman kelapa sawit bertujuan untuk mengoptimalisasi bibit

yang seharusnya ditanam kelapangan, sehingga mendapatkan produksi

secara optimal. Disamping itu menghindari penanaman bibit yang lewat

umur. (umumnya > 15 bulan) akan menyebabkan tanaman mengalami

(21)

b. Dasar Teori

Penanaman merupakan aktivitas utama yang menentukan tingkat

keberhasilan usaha perkebunan. Aktivitas yang dilakukan yaitu

penanaman kelapa sawit sengga menghasilkan produksi yang optimal

(Pahan, 2006). c. Alat dan Bahan

Alat: 1) Cangkul 2) Parang 3) Traktor Bahan: 1) Pupuk RPH

2) Bibit kelapa sawit

d. Prosedur Kerja

1) Pelaksanaan dilakukan dengan pengeceran bibit ke setiap titik tanam

yang telah ditancapkan, dengan jarak tanam 9,21 m

Sebelum membuat lubang tanam seluruh sampah, akar-akar atau

tunggul yang ada dipermukaan tanah dimana lubang tanam dibuat

dibersihkan.

2) Membuat lubang tanam dengan ukuran 60x60x40 cm dan tanah hasil

galian dipisahkan antara top soil dan sub saoil

3) Menaburkan pupuk RPH kedalam lubang yang telah siap dengan

(22)

4) Tanah yang ditimbun terlebih dahulu yaitu top soil kemudian sub

soil, dan pada pinggiran tanah ditekan-tekan serta di injak- injak agar

tanaman tersebut kokoh dari guncangan angin.

5) Kayu pancang yang digunakan sebagai titik tanam di tancapkan

kembali disamping tanaman agar mudah untuk Streaking.

e. Hasil Yang Dicapai

Dari kegiatan penanaman kelapa sawit hasil yang diharapkan

yaitu norma prestasi serta penanaman yang benar untuk mendapatkan

hasil produksi yang baik. Norma prestasi menanam kelapa sawit

berkisar 21-30 pokok 1 orang/1HK.

D. Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

Kemampuan lahan dalam penyediaan unsur hara secara terus- menerus

bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit yang berumur

panjang sangatlah terbatas. Keterbatasan daya dukung lahan dalam penyediaan

hara ini harus diimbangi dengan penambahan unsur hara melalui pemupukan.

1. Pemupukan

Pesiapan yang utama dalam proses pemupukan yaitu kebutuhan tenaga

kerja serta berapa kebutuhan pupuk yang diperlukan. Prinsip pelaksanaan

teknis pemupukan perlu menunjukkan intruksi contoh untuk dilihat para

karyawan agar jenis pekerjaan tersebut benar-benar dilaksanakan dengan

benar

a. Tujuan

(23)

1) Untuk menambah unsur hara di dalam tanah

2) Untuk meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat

produksi tanaman menjadi relatif lebih stabil.

3) Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama,

penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan.

4) Untuk memacu pertumbuhan vegetatif (akar, batang dan daun).

5) Untuk mempercepat produksi kelapa sawit (memasuki masa TM).

b. Dasar Teori

Pemupukan sangat penting untuk perkebunan kelapa sawit karena

pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit sangat

dipengaruhi oleh pemberian pupuk dan ketersediaan unsur hara di

dalam tanah. Untuk mencapai produksi yang diinginkan, jumlah hara

yang dibutuhkan dan yang harus ditambahkan dalam bentuk pupuk

(organik dan/anorganik) tergantung pada tingkat kebutuhan haranya

(Pahan, 2006).

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan:

1) Mangkok takaran pupuk

2) Tas gendong dari karung

3) Traktor.

Bahan yang dibutuhkan yaitu:

(24)

d. Prosedur Kerja

1) Mengecerkan pupuk masuk ke setiap blok agar mudah untuk

pengambilan masuk ke dalam blok

2) Masing- masing karyawan menyiapkan tas gendong untuk pupuk

3) Setiap tanaman kelapa sawit diberi pupuk dengan dosis

900 gram/pokok dengan dua mangkok takaran, dan ditabur

melingkar pada tanaman kelapa sawit dengan jarak 2 m dari batang

bawah tanaman.

e. Hasil Yang Dicapai

Dengan adanya kegiatan pemupukan sangat diharapkan proses

kesuburan tanaman sehingga mendapatkan hasil yang lebih optimal dan

terhindar dari serangan penyakit. Untuk biaya tenaga kerja dalam

kegiatan pemupukan Rp.10.000/karung dengan borongan kerja dan 5

orang tenaga kerja.

2. Pemeliharaan Piringan dan Teresan

Gulma merupakan vegetasi yang tumbuh secara alami dan menjadi

pesaing bagi tanaman utama sehingga kehadiranya tidak dikehendaki

karena dapat menghambat pertumbuhan dan produksi serta dapat

mengganggu kegiatan lainya. Umumnya gulma mudah melakukan

regenerasi sehingga unggul dalam pesaingan dengan tanaman budidaya.

a. Tujuan

(25)

Mengurangi kompetisi unsur hara karena akar halus tanaman

masih berada di sekitar piringan/pokok serta mengurangi penyerapan

unsur hara, air, dan sinar matahari, mempermudah pekerjaan untuk

melakukan pemupukan dan kontrol di lapangan.

b. Dasar teori

Menurut Agustia (1997) pengendalian gulma pada prinsipnya

merupakan usaha untuk meningkatkan daya saing tanaman pokok dan

melemahkan daya saing gulma. Keunggulan tanaman pokok harus

ditingkatkan sedemikian rupa sehingga gulma tidak mampu

mengembangkan pertumbuhannya secara berdampingan atau pada

waktu bersamaan dengan tanaman pokok.

c. Alat dan bahan

Alat yang digunakan:

a) Parang

b) Cangkul

c) Sprayer SA 15

d) Traktor tanki air

e) Selang 100 m.

Bahan yang digunakan:

a) Air

b) Zenus dan Garlon (dosis 116 cc/kep atau 15 liter air)

d. Prosedur Kerja

(26)

a) Kacangan dan Gurulon yang merambat ke dalam piringan

kelapa sawit ditarik keluar dari piringan.

b) Semua jenis gulma yang berada dalam piringan kelapa sawit

dibabat dengan menggunakan parang atau cangkul.

2) Dengan cara kimia

a) Pengisian air ke dalam sprayer SA 15 kemudian dilanjutkan

dengan pengisian Zenus dan Garlon yang sudah dicampur

dengan perbandingan Garlon 60% dan Zenus 40% yang sudah

ditentukan dengan menggunakan botol takaran kemudian

diaduk sampai rata

b) Penyemprotan dilakukan secara perlahan pada piringan, jalan

dan teresan pada piringan disesuai dengan lebar tajuk secara

merata dan jangan sampai mengenai pelepah serta daun kelapa

sawit.

e. Hasil Yang Dicapai

Piringan kelapa sawit bersih dari gulma dan kacangan. Standar

norma hari kerja (HK) untuk kegiatan pemeliharaan piringan dan

jalan tergantung dari ketebalan gulma dan kacangan yang ada di

sekitar piringan.

E. Panen

1. Pemotongan Buah

Kegiatan panen merupakan salah satu aktivitas untuk mendapatkan

(27)

hasil produksi yang lebih optimal. Karakteristik dan faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi maka harus dipahami dan diusahakan berada pada

level yang optimal dan dipahami teknik pemanenan TBS yang matang

sehingga kualitas dan kuantitas produksi dapat dicapai.

a. Tujuan

Panen bertujuan untuk mendapatkan hasil minyak per hektar yang

tinggi dengan mutu yang diterima oleh pasar. Pohon matang panen

adalah pohon yang mempunyai minimal 1 tandan buah matang panen

dengan berat lebih dari 3 kg. Semua buah yang matang panen wajib

dikirim ke pabrik saat kualitas optimum agar mencapai hasil yang tinggi

dan asam lemak bebas rendah (ALB)

b. Dasar Teori

Tanaman dinyatakan memasuki usia panen tanaman menghasilkan

(TM) apabila sudah berumur 30 bulan setelah tanam. Kriteria matang

panen yaitu :

1) Mentah : Brondolan segar yang terlepas kurang dari

5 brondolan

2) Matang / masak : Brondolan segar yang terlepas 5 atau lebih dari 5

brondolan

3) Lewat matang : 75% atau 100% brondolan luar telah lepas

4) Tandan Kosong : Brondolan yang sisa dalam tandan hanya 25%

5) Tangkai Panjang : Panjang Ta ngkai melebihi 3cm dari pangkal

(28)

Panen juga sangat erat dengan kualitas potong buah yaitu memanen

semua TBS masak dan mengutip bersih seluruh brondolan untuk

diantrikan di tempat pengumpulan hasil (TPH) serta menyusun pelepah

yang dipotong pada gawangan mati. Penurunan pelepah harus

mendapatkan perhatian agar mempertahankan songgo 2 dua pelepah

ditandan bawah (Nurhayati, 1997).

c. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan yaitu:

1) Pisau egrek 2) Karung goni 3) Kapak 4) Tojok 5) Gancu 6) Dodos 7) Angkong

Bahan yang digunakan:

1) Buah kelapa sawit

d. Prosedur kerja

1) Sehari sebelum pelaksanaan panen angka kerapatan panen (AKP)

harus dihitung terlebih dahulu oleh asisten atau mandor panen pada

ancak yang akan dipanen agar diketahui berapa kebutuhan tenaga

kerja dan transportasi yang dibutuhkan berapa sehingga

(29)

2) Buah dipanen sesuai dengan kriteria buah matang yaitu 2-3 brondolan

yang lepas dari tandan kelapa sawit.

3) Mengutip semua brondolan yang tercecer dan memasukkan ke dalam

karung

4) Setelah penurunan buah selesai, kemudian TBS diangkut ke TPH

dengan menggunakan alat angkut gerobak sorong/angkong

5) Menyusun TBS secara teratur di TPH dengan 5 atau 10 TBS perbaris

untuk memudahkan perhitungan.

e. Hasil yang dicapai

Pemanenan yang terarah dan aplikasi panen yang baik merupakan

hal utama untuk mend apatkan rendemen CPO yang lebih optimal.

Pemanenan dilakukan dengan tenaga kerja borongan.

2. Pengangkutan TBS a. Tujuan

1) Mendapatkan mutuh buah yang baik yaitu buah yang menghasilkan

minyak yang tinggi dengan kadar asam lemak bebas (free fatty acid)

yang rendah.

2) Menjaga pengiriman dan jumlah buah secara tepat sehingga pabrik

kelapa sawit (PKS) dapat bekerja secara optimal

b. Dasar Teori

Buah yang telah dipanen harus segera dikumpulkan dan diangkut

ke TPH yang terdekat. Tandan-tandan buah tersebut disusun rapi di TPH

(30)

ke pabrik, kendaraan Truk mulai mengangkut TBS sekitar jam 10:00 pagi

sampainya truk ke pabrik tergantung jarak antara kebun dan pabrik.

Semakin dekat jarak kebun dengan pabrik maka semakin cepat

sampainya TBS ke pabrik (Anonim, 2005).

Buah kelapa sawit dari hasil pemanenan harus segera diangkut ke

pabrik agar segera dapat diolah, buah yang tidak segar diolah akan

menghasilkan minyak dengan kadar Asam Lemak Bebas (ALB) tinggi,

sehingga pengolahan harus segera dilaksanakan paling lambat 14 jam

setelah pemanenan. Asam Lemak Bebas pada minyak kelapa sawit

diakibatkan oleh kegiatan Enzim Lifase yang biasanya terjadi sebelum

pemerosesan buah dilaksanakan. Buah kelapa sawit mengandung Enzim

Lipase yang sangat aktif yang dapat memecah lemak menjadi asam

lemak dan gliserol, bilamana struktur sel buah matang tersebut rusak

(Anonim, 2005)

Adapun cara untuk menghindari terbentuknya Asam Lemak Bebas

(ALB) tersebut, pengangkutan buah dari kebun ke pabrik harus

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan secepat-cepatnya. Oleh karena

itu buah kelapa sawit dari kebun harus secepatnya diangkut dengan alat

angkutan yang tepat, yang dapat mengangkut buah sebanyak-banyaknya

(Anonim, 2005).

Menurut Anonim (2004) fakor- faktor penyebab keterlambatan

buah masuk ke dalam pabrik:

(31)

2) Faktor jalan (tidak ada alat langsir mekanis dan manual).

3) Unit kendaraan rusak dan tidak ada penggantinya.

4) Kendala di pabrik (pabrik break down atau antrian panjang).

c. Alat dan Bahan

1) Alat : a) Truk b) Tojok c) Gancu d) Karung e) Garuk 2) Bahan : a) TBS hasil panen d. Prosedur Kerja

1) Operator yang akan mengangkut buah di TPH harus mengetahui

lokasi TPH guna kelancaran dalam pengangkutan

2) Kebutuhan alat angkut disiapkan sesuai banyaknya buah dilapangan.

3) Buah diangkut ke truk baik tandan maupun brondolan.

e. Hasil Yang Dicapai

Dengan transportasi buah ini, diharapkan buah dapat sampai ke

pabrik sebelum 14 jam setelah buah di panen, karena akan menyebabkan

(32)

VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan PKL di PT. Karangjuang Hijau Lestari (KHL) dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1) Pelaksanaan pembuatan teras kontur merupakan hal yang perlu

ditekankan karena dengan adanya teras pada areal yang berbukit maka

mempermudahkan untuk aktifitas pengeluaran TBS, serta kegiatan lainya.

Namun untuk pembuatan teras kontur ini memerlukan operator yang

handal dan terlatih karena sangat memacu pada kemiringan dan lebar

teresan, guna untuk mendapatkan hasil produksi yang nantinya lebih

efesien dan kualitas TBS yang diharapkan bisa lebih meningkat.

2) Pelaksanaan perawatan pembibitan di Pre Nursery memungkinkan untuk

mendapatkan pertumbuhan bibit lebih optimal denga n dilaksanakannya

weeding atas agar menghindari persaingan gulma dengan bibit karena bibit

PN melaju ke pertumbuhan yang lebih lanjut agar tercapai masa target

yang diinginkan.

3) Pelaksanaan pemupukan pada bibit Pre Nursery merupakan salah satu

tindakan yang efektif sehingga pertumbuhan bibit tersebut lebih cepat serta

terhindar dari serangan hama penyakit.

4) Penyiraman bibit pada pembibitan utama Main Nursery sangat erat

hubungannya karena dengan penyiraman membantu proses penyerapan

(33)

5) Penanaman merupakan aktivitas utama yang menentukan tingkat

keberhasilan usaha perkebunan. Aktivitas yang dilakukan yaitu penanaman

kelapa sawit sengga menghasilkan produksi yang optimal.

6) Pada pemanenan buah harus sudah matang serta memiliki brondolan (buah

yang sudah terlepas atau jatuh dari tandannya) yaitu berjumlah sekitar 5-8

brondolan dan diilustrasikan dengan fraksi matang buah sawit adalah pada

fraksi dua, karena pada fraksi dua ini kadar minyak yang terkandung

didalam buah kelapa sawit sudah optimal serta kandungan ALBnya tidak

tinggi.

7) Pengangkutan buah ke pabrik bertujuan untuk menghindari terbentuknya

ALB, serta pengolahannya harus sudah dilaksanakan paling lambat 8 jam

setelah pemanenan.

B. Saran

Kegiatan PKL ini sangat bermanfaat dan penting bagi mahasiswa

sehingga sebagaimana telah disebutkan di atas dari banyak atau sedikit

pelajaran yang di dapat maka kami perlu menambahkan saran demi

meningkatkan efisiensi dan efektifitas demi meraih kinerja yang profesional

dimasa mendatang :

1) Field Manager merupakan pimpinan yang bertanggung jawab dalam

lingkup rayon, dengan demikian perlu mengutamakan keselamatan

karyawan dan kiranya rajin untuk controlling ke afdeling atau kontak

(34)

serta kekurangan yang perlu di lengkapi sehingga memungkinkan

karyawan betah dalam lingkup perusahaan.

2) Perlu menyiapkan peralatan tanam sehingga teknik penanaman yang benar

dapat terlaksana dengan adanya fasilitas alat yang lengkap.

3) Perlu menerapkan sistem instruksi contoh pada karyawan sebelum

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Agustia RA. 1997. Pengendalian Gulma Pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis

guineensis Jacq.) Laporan Keterampilan Profesi, Jurusan Budidaya Pertanian,

Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Anonim. 2004. Pengolahan Minyak Kelapa Sawit (CPO) PT. Karangjuang Hijau

Lestari Sebuku. Nunukan.

Anonim. 2005. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Di Pabrik Minyak Sawit PTP.

Nusantara XIII. Pasir.

Nasution U. 1986. Gulma dan Pengendalianya di Perkebunan Karet Sumatera

Utara dan Aceh Tanjung Morawa.

Nurhayati SL. 1997. Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jaq.) Laporan

Ketrampilan Profesi, Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Pahan I. 2006. Manajemen Agribisnis Dari Hulu Hingga Hilir. Penebar

Swadaya. Jakarta.

(36)
(37)

KTU-KPU

Mill Manager Deputi General Manager

Mandor Kapam Field Manager Filed Asisten Field Askep Field Asisten Mandor Manager Umum Kerani

(38)
(39)

Lampiran 5. Penyiraman Bibit PN

(40)

Lampiran 7. Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM1)

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian Rizka Persia Pasadena (2013) dalam (Handayani dan Hadinugroho, 2009:66) Perusahaan yang memiliki ukuran besar akan lebih mudah memasuki pasar

Dengan demikian keberadaan komite audit dalam suatu perusahaan dapat mengurangi kecurangan dalam penyajian laporan keuangan sehingga komite audit diharapkan dapat

Pihak LAZIS IPHI Jateng hanya menyalurkan hasil zakat berdasarkan laporan dari mustahik pertama yakni Bapak Amsori, setelah mendapat laporan pengurus LAZIS IPHI

Dari kegiatan pendampingan dan analisis hasil budidaya jamur tiram terhadap 2 kelompok tani di Sriging Desa Patemon Gunungpati Semarang dapat disimpulkan sebagai berikut:. Bahwa

• Suatu metode untuk menduga parameter pada suatu area (sub-domain) yang relatif kecil dalam percontohan survey dengan memanfaatkan informasi dari luar area, dari dalam area

Keberadaan residu antibiotik dalam produk hewani diakibatkan oleh beberapa faktor (1) tidak diperhatikannya waktu henti obat, (2) penggunaan antibiotik melebihi dosis yang

Kajian ini diharapkan dapat dipakai sebagai tambahan informasi bagi : (1) pengusaha industri tempe dan kripek tempe kedele dalam mengorganisasikan faktor

Penerapan teknologi tepat guna bidang pekerjaan umum yang dilakukan secara partisipatif merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bersama dengan prinsip kesetaraan serta