• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRACT. Keywords: credit, MSME, Financial SAM, impact, poverty alleviation. iii

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRACT. Keywords: credit, MSME, Financial SAM, impact, poverty alleviation. iii"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

iii ABSTRACT

NUSRON WAHID. The Role of Productive Credit for Micro, Small and Medium Enterprise in Indonesia Economic: Macro and Micro Approaches. Under Supervision of D.S. PRIYARSONO and HARIANTO.

The productive credit for micro, small and medium enterprise (MSME/UMKM) channelled through public credit program namely Kredit Usaha Rakyat (KUR) looks forward as a solution of capital shortage. The shortage is the main threat for UMKM and cooperation enterprise to run and expand their businesses. This study is aimed to identify the imapct of productive credit KUR the economic performance as shown by output increase in GDP or national economic growth, capitalization, people’s income, labor absorption, and impact optimality. Moreover, the study provides suggestions and or recommendations for the program improvement in the future. The study accompplishes the macroeconomy and microeconomy analysis. The macro analysis exercise uses the Indonesian Financial SAM (F-SAM) of 2005 base year model and secondary data of the program KUR. On the other hand, the micro analysis utilizes primary data in a cross section econometric model and cross tab analysis. The primary data is obtained from field survey to the businessmen in six districts, Jakarta Selatan Municipality, Tangerang Selatan Municipality, Bogor Regency, Kudus Regency, Sidoarjo Regency, and Sleman Regency. The macroeconomic analysis shows that credit allocation by KUR can increase economic growth by 0.59 percent, provide more capital by 2,93 percent, raise employment opportunities by 0.55 percent, and rise income by 0.5 percent. The simulation results on the most optimal KUR program when major of credit allocation is for the non financial enterprise. The microeconomic analysis, in addition, shows two advantages of the program in comparison with the non KUR program. The advantages are faster credit disbursement and reduction in urban bias of credit channeling. The productive credit also provides evidence of positive impact on the business revenue, profits, capitalization, and labor. Thus, the most significant impact on increase of labor absorption by productive credit UMKM is an evidence of its efficiency to reduce unempoyment and poverty alleviation in the long term.

(2)

iv Halaman ini sengaja dikosongkan.

(3)

v RINGKASAN

NUSRON WAHID. Peranan Kredit Produktif UMKM dalam Perekonomian Indonesia: Pendekatan Makro dan Mikro. Dibimbing oleh D.S. PRIYARSONO dan HARIANTO.

Perekonomian Indonesia semakin membaik setelah krisis ekonomi tahun 1997, terutama sejak tahun 2000. Indikator makroekonomi nasional antara tahun 2000 sampai dengan tahun 2008, seperti pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita (Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita), kemiskinan, dan ketenagakerjaan menunjukkan trend meningkat. Sejak tahun 2005, ekonomi nasional selalu tumbuh diatas 5 persen dengan trend yang cenderung meningkat, yaitu 5,03 persen pada tahun 2005 dan meningkat menjadi 6,01 persen pada tahun 2008, yang kemudian relatif menurun menjadi 4,55 persen pada 2009. Kendati selalu tumbuh diatas 5 persen, ekonomi nasional masih belum mampu mengatasi masalah kemiskinan dan pengangguran. Hal ini mengindikasikan pertumbuhan yang tidak berkualitas yang ditandai dengan rendahnya kemampuan penyerapan tenaga kerja untuk setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi. Tinambunan (2007) mendeskripsikan bahwa setiap 1% pertumbuhan ekonomi di tahun 1994 menyerap sekitar 375.000 tenaga kerja, akan tetapi pada periode tahun 2005 - pertengahan 2006 jumlah ini hanya mampu menyerap 40.000-50.000 tenaga kerja.

Salah satu kebijakan untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran serta agar perekonomian tumbuh secara berkualitas adalah pemberdayaan dan pengembangan sektor usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi (UMKM dan koperasi). Data tahun 2007 menunjukkan bahwa sektor UMKM berkontribusi sebesar 53,6 persen terhadap PDB dan mencapai lebih dari 49,8 juta unit atau 99,9 persen dari total unit usaha yang ada di Indonesia. Namun sektor UMKM tidak terlepas dari berbagai permasalahan. BPS (2006) menerbitkan data bahwa dari sekitar 22,5 juta unit UMK ternyata 48,5 persen UMK mengalami kesulitan dalam menggerakkan usahanya, khususnya kesulitan akses permodalan/pembiayaan. Meskipun industri perbankan giat menyalurkan kredit, namun lebih banyak disalurkan untuk hal-hal yang sifatnya konsumtif (Bank Indonesia, 2010). Sekitar 54 persen dari total kreditnya ternyata adalah untuk kredit konsumtif, sementara kredit modal kerja dan kredit investasi masing-masing sebesar 2.7 persen dan 16.4 persen dari total peningkatan kredit selama tahun 2009.

Oleh karena itu, pada tanggal 5 November 2007 Pemerintah meluncurkan kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mengatasi keterbatasan permodalan UMKM, yakni peningkatan akses kepada kredit/pembiayaan dari perbankan melalui peningkatan kapasitas Perusahaan Penjamin. Harapannya kendala dalam mengakses kredit/pembiayaan dari perbankan karena kekurangan agunan dapat diatasi. Tujuan akhir Program KUR tentunya adalah untuk meningkatkan perekonomian, pengentasan kemiskinan dan penyerapan tenaga kerja (Departemen Koperasi dan UKM, 2008). Berdasarkan latar belakang diatas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis peranan kredit produktif UMKM senilai KUR yang telah berjalan (yaitu pada tahun 2008 dan

(4)

vi 2009) terhadap perekonomian nasional dalam sisi makro dan kinerja usaha dalam sisi mikro.

Analisis awal dilakukan untuk pendekatan makro yang menggunakan data SNSEF Indonesia 2005 (publikasi BPS dan Bank Indonesia, 2008). Prosedur diawali dengan mempersiapkan data awal dari SNSEF Indonesia 2005 lalu disesuaikan dengan sektor-sektor dalam SNSEF Indonesia 2005 dengan ketersediaan data kredit produktif UMKM senilai KUR. Selanjutnya adalah menentukan sektor-sektor yang diasumsikan sebagai kelompok neraca endogen dan eksogen sesuai dengan maksud dari analisis. Analisis pola alokasi KUR serta analisis skenario digunakan untuk menunjukkan dampak terbesar dalam pendekatan makro. Terakhir, penulis melakukan analisis dampak mikro dengan mengunakan data hasil survey.

Dalam penelitian ini diperoleh informasi bahwa alokasi penyaluran KMK dan KI melalui skema KUR mampu meningkatkan output produksi sebesar 0,59 persen terhadap nilai sektor produksi awal. Sektor yang secara nilai (nominal) memiliki dampak terbesar adalah sektor industri pengolahan, dan kemudian disusul oleh sektor bangunan. Alokasi ini juga dapat menyerap tenaga kerja dalam perekonomian mencapai 533 ribu orang tenaga kerja, atau sekitar 0,55 persen tenaga kerja nasional, serta meningkatkan pendapatan institusi sebesar 0,50% dimana perusahaan bukan keuangan merasakan dampak terbesar. Alokasi ini juga meningkatkan permodalan sebesar 2,93% dan lembaga keuangan bukan bank merasakan peningkatan permodalan terbesar. Sejalan dengan hal tersebut, instrumen finansial meningkat sebesar 3,16% akibat adanya alokasi KMK dan KI ini. Dari sisi distribusi pendapatan, alokasi KMK dan KI melalui skema KUR sampai saat ini belum dapat secara efektif menurunkan tingkat ketimpangan pendapatan dalam perekonomian Indonesia. Selanjutnya diperoleh informasi bahwa apabila Pemerintah bermaksud ingin mengoptimalkan penyerapan tenaga kerja (mengatasi pengangguran), peningkatan pertumbuhan sektor produksi (pertumbuhan ekonomi), dan peningkatan pendapatan masyarakat miskin (pengentasan kemiskinan di perkotaan dan perdesaan), maka penyaluran KMK dan KI melalui skema Program KUR yang paling efektif adalah sebagian besar atau seluruh KMK dan KI disalurkan ke perusahaan bukan keuangan.

Berdasarkan analisis tabulasi silang, ditunjukkan bahwa nilai pendapatan usaha, permodalan usaha, keuntungan usaha, aset usaha, pengeluaran usaha, maupun jumlah tenaga kerja dari kegiatan usaha para pelaku usaha penerima kredit (debitur) mengalami peningkatan antara sebelum dan sesudah menerima kredit, baik penerima kredit KUR maupun non KUR. Adapun dampak dari kredit produktif UMKM terhadap kinerja unit usaha secara mikro dengan menggunakan analisis model ekonometrika menunjukkan bahwa variabel kredit produktif UMKM memiliki pengaruh positif dan signifikan dalam meningkatkan kinerja unit usaha yang diproksi dengan omset usaha, keuntungan, permodalan dan penyerapan tenaga kerja dari unit usaha. Variabel karakteristik unit usaha memiliki respons yang berbeda-beda dalam mempengaruhi kinerja unit usaha UMKM tersebut.

Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa alokasi penyaluran kredit produktif melalui skema KUR memiliki pengaruh yang nyata terhadap berbagai indikator perekonomian secara makro dan mampu meningkatkan kinerja unit usaha pelaku UMKM. Pemberian akses formal berupa

(5)

vii program kredit UMKM diyakini merupakan solusi dalam mengatasi problematika kemiskinan dan penggangguran di Indonesia.

Kata Kunci : Kredit, UMKM, Financial SAM, Dampak, Pengentasan Kemiskinan

Referensi

Dokumen terkait

Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan seorang siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika dengan cara mengidentifikasi unsur-unsur yang telah

64 Diagram Hasil Kuisioner Post Test Pertanyaan “Apakah dengan adanya Aplikasi Manajemen Keuangan KKL responden mendapatkan informasi yang akurat (informasi

Perilaku penggunaan sabuk keselamatan dapat dijelaskan dengan menggunakan teori Health Belief Model yang memandang penggunaan sabuk keselamatan sebagai tindakan pencegahan kecela-

Pengolahan data angin dilakukan secara statistik sebagai input hitungan peramalan metode SMB dan selanjutnya dilakukan simulasi numerik dengan program MIKE 21/3

Kami sadar bahwa kelemahan di sekolah kami adalah kurangnya motivasi untuk belajar itu kurang..mungkin dari latar keluarga yang berbeda-beda sehingga motivasi

Jadi agar siswa dapat memahami matematika dengan baik sesuai yang diharapkan oleh guru, seorang guru matematika harus melibatkan siswa secara aktif baik fisik maupun

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan tindakan. pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam

Bapak Daniel Bambang dan Bapak Ir.Budianto Gunawan selaku pemilik dari showroom MJ Autoshop yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan bantuan, saran, juga dukungan