• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG ASI EKSKLUSIF DI RUMAH BERSALIN MARGA WALUYA SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG ASI EKSKLUSIF DI RUMAH BERSALIN MARGA WALUYA SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

i

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh : IIN FITRI ASARI

NIM. B10.083

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu hamil trimester III tentang ASI Eksklusif di RB Marga Waluya Surakarta Tahun 2013”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

3. Ibu Anis Nurhidayati,S.ST.,M.Kes selaku Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Ibu Trisiwi Tjipto Palupi SST.,SKM selaku pemilik RB Marga Waluya Surakarta yang telah bersedia memberika ijin pada penulis dalam pengambilan data.

5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala batuan yang telah diberikan.

(5)

v

Surakarta selaku responden yang telah membantu memberi informasi tentang ASI Eksklusif.

8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Mei 2013

(6)

vi

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG ASI EKSKLUSIF DI RUMAH BERSALIN MARGA WALUYA

SURAKARTA TAHUN 2013 (xii + 56 halaman + 14 lampiran + 8 tabel + 2 gambar)

ABSTRAK

Latar Belakang: Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia angka kematian bayi di Indonesia pada tahun 2007 yaitu 34 per 1000 kelahiran hidup. Tingginya kematian bayi dan neonatal disebabkan oleh rendahnya status gizi ibu hamil, rendahnya pemberian ASI, diare, asfiksia, ISPA. Pemberian ASI membantu bayi memulai kehidupan dengan baik, memberikan ASI Eksklusif akan menjamin nutrisi yang ideal, meningkatkan daya tahan tubuh bayi, membantu ibu memulihkan dari proses persalinan dan meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi. Rendahnya cakupan keberhasilan pemberian ASI Ekslusif dipengaruhi oleh rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga tentang ASI Eksklusif, Rumah Sakit yang tidak memberlakukan rooming in, fasilitas kesehatan yang memberikan susu formula pada bayi baru lahir dan ibu bekerja. Berdasarkan studi pendahuluan dari 10 ibu hamil, 3 berpengetahuan baik dan 7 berpengetahuan kurang tentang manfaat dan cara pemberian ASI Eksklusif belum mengetahui. Tujuan: Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang ASI Eksklusif di RB Marga Waluya Surakarta pada tingkat pengetahuan baik, cukup dan kurang.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif

kuantitatif, dilakukan di RB Marga Waluya Surakarta pada tanggal 6 Februari-6

Maret 2013. Jumlah sampel 32 ibu hamil trimester III, teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner, variabel yang digunakan adalah variabel tunggal sedangkan analisis data dilakukan dengan analisis univariat.

Hasil Penelitian: Tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang ASI Eksklusif di RB Marga Waluya Surakarta dapat dikategorikan baik sebanyak 5 responden (15,6%), pengetahuan cukup sebanyak 21 responden (65,6%) dan pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (18,8%).

Kesimpulan: Jadi tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang ASI Eksklusif di RB Marga Waluya Surakarta dapat dikategorikan cukup sebanyak 21 responden (65,6%).

Kata kunci : Pengetahuan, Ibu hamil Trimester III, ASI Eksklusif Kepustakaan : 23 literatur (2005-2012)

(7)

vii

Ø Hidup adalah proses meniru sampai kamu sulit untuk ditiru.

Ø Jika kamu jadi orang yang buruk jangan jadi diri sendiri tapi jadilah dia yang selalu berusaha lebih baik.

Ø Hidup adalah suatu tantangan, yang harus diraih dengan perjuangan.

PERSEMBAHAN

Ø Ibu, Bapak dan adiku tercinta serta keluarga besarku, Terimakasih atas doa restunya dan kasih sayang selama ini.

Ø Ibu Anis Nurhidayati SST.M Kes Terimakasih atas bimbingan yang sangat berharga selama penyusunan proposal Karya Tulis Ilmiah sampai terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini.

Ø Sahabat-sahabatku tercinta yang selalu menemaniku dan menyayangiku di saat suka dan duka kasih untuk kalian semua.

(8)
(9)

ix

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

CURRICULUM VITAE ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat penelitian ... 5

E. Keaslian Penelitian ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Teori ... 9

1. Pengetahuan ... 9

(10)

x BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian... 36

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 37

D. Istrumen Penelitian ... 38

E. Teknik Pengumpulan Data ... 42

F. Variabel Penelitian ... 43

G. Definisi Operasional ... 43

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 44

I. Etika Penelitian ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ... 48

B. Hasil Penelitian ... 48 C. Pembahasan ... 51 D. Keterbatasan Penelitian ... 54 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 55 B. Saran ... 55 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)

xi

Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner Uji Coba Instrument ... 39

Table 3.2 Kisi-kisi kuisioner Penelitian ... 40

Tabel 3.3 Definisi operasional tingkat pengetahuan ... 43

Table 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur... 49

Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ... 49

Table 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ... 50

Tabel 4.4 Mean dan Standar Devisiasi ... 50

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang ASI Eksklusif di RB Marga Waluya Surakarta ... 51

(12)

xii

Gambar 2.1 Kerangka Teori ... 34 Gambar 2.2 Kerangka Konsep ... 35

(13)

xiii

Lampiran 2 : Surat Permohonan Izin Pengambilan Data Awal Lampiran 3 : Surat Balasan dari Rumah Bersalin

Lampiran 4 : Permohonan ijin Uji Coba Instrumen

Lampiran 5 : Surat Balasan dari lahan Uji Coba Instrumen Lampiran 6 : Surat Permohonan ijin Pengunaan lahan Lampiran 7 : Surat Balasan dari lahan

Lampiran 8 : Surat Permohonan Responden Lampiran 9 : Surat Persetujuan Responden Lampiran 10 : Kuesioner Uji Coba Instrumen Lampiran 11 : Kunci Jawaban Uji Coba Instrumen Lampiran 12 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 13 : Kunci Jawaban Kuesioner Penelitian Lampiran 14: Data Tabulasi Uji Coba Instrumen Lampiran 15 : Hasil Uji Validitas

Lampiran 16 : Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 17 : Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 18 : Lembar Hasil Perhitungan Lampiran 19 : Lembar Konsultasi Proposal

(14)

1 A. Latar Belakang

Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 menunjukan penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 35 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007, namun masih jauh lebih tinggi dari target AKB dalam Milenium Development Goals (MDG’s) pada tahun 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup. Sementara itu, angka kematian neonatal menurun sedikit dari 20 menjadi 19 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Tingginya kematian bayi dan neonatal disebabkan oleh masih rendahnya status gizi ibu hamil, masih rendahnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, masih tingginya angka kesakitan terutama diare, asfiksia dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) (Depkes RI, 2009).

Berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2006-2007, jumlah pemberian ASI (Air Susu Ibu) Eksklusif pada bayi dibawah usia dua bulan mencakup 67% dari total bayi yang ada. Presentasi tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi, yakni 54% pada bayi usia 2-3 bulan dan 19% pada bayi usia 7-9 bulan, yang lebih memprihatinkan 13% bayi dibawah 2 bulan telah diberi susu formula dan satu dari tiga bayi usia 2-3 bulan telah diberi makanan pendamping ASI (Dinkes, 2010).

(15)

Masih rendahnya cakupan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif pada bayi, dipengaruhi banyak hal, diantaranya rendahnya pengetahuan dan kurangnya informasi pada ibu dan keluarga mengenai pentingnya pemberian ASI Eksklusif, tata laksana rumah sakit ataupun tempat bersalin yang seringkali tidak memberlakukan rooming-in (ibu dan bayi berada dalam satu kamar atau rawat gabung), fasilitas kesehatan memberikan susu formula kepada bayi baru lahir, banyak ibu bekerja yang mengangap repot menyusui sambil bekerja (Riksani, 2012).

Kehamilan trimester III adalah kehamilan dengan usia 29 – 40 minggu, masa ini merupakan suatu yang lebih berorientasi pada realitas untuk menjadi orang tua dan janin yang berkembang pada trimester ini (Simkin dan Penny, 2007). Kemampuan ibu untuk menyusui harus dipelajari karena tidak secara refleks. Para ibu harus menerima banyak informasi secara benar mengenai ASI untuk mencapai keberhasilan menyusui, berarti mereka perlu pengetahuan lebih awal (Suharti, 2009).

ASI Eksklusif adalah hanya memberikan ASI kepada bayi, tidak memberikan tambahan dalam bentuk apapun dari usia 0 – 6 bulan (Riksani, 2012). Pemberian ASI membantu bayi memulai kehidupan dengan baik, memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan akan menjamin nutrisi yang ideal, dengan komposisi yang tepat serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ASI mengandung nutrisi-nutrisi khusus yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal, sehingga tercapai perkembangan potensial kecerdasan anak secara optimal. ASI sebagai bahan makanan yang berkhasiat meningkatkan

(16)

daya tahan tubuh. Pemberian ASI membantu ibu memulihkan diri dari proses persalinan. Pemberian ASI selama beberapa hari pertama membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan memperlambat perdarahan (hisapan pada puting susu merangsang dikeluarkan oksitosin alami yang akan membantu kontraksi rahim). Wanita yang menyusui akan lebih cepat pulih turun berat badan dari berat badan yang bertambah saat kehamilan. Ibu yang menyusui dan belum haid setelah persalinan kecil kemungkinan untuk hamil (kadar prolaktin yang tinggi menekan hormon FSH dan ovulasi). Bagi ibu dan bayi ASI Eksklusif dapat meningkatkan jalinan kasih sayang yang erat antara ibu dan bayi baru lahir (Suherni dkk, 2009).

Dampak jika bayi tidak diberi ASI Eksklusif adalah daya tahan tubuh yang rendah, insiden karies gigi yang tinggi jika di beri susu formula, kejadian maloklusi rahang karna kebiasaan lidah yang mendorong kedepan akibat menyusu dengan botol dan kurang jalinan antara ibu dan bayi (Arif, 2009).

Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di RB Marga Waluya Surakarta, jumlah kunjungan ibu hamil pada bulan Januari-Oktober 2012 sebanyak 420 orang, rata-rata kunjungan ibu hamil tiap bulan sebanyak 42 orang, sedangkan rata-rata kunjungan ibu hamil trimester III tiap bulan sebanyak 32 orang. Hasil wawancara terhadap 10 ibu hamil trimester III tentang ASI Eksklusif, hanya 3 ibu hamil (30%) yang mengetahui tentang ASI Eksklusif antara lain pengertian, manfaat dan cara pemberian ASI eksklusif, sedangkan 7 ibu hamil (70%) kurang mengetahui karena hanya

(17)

mengetahui tentang pengertian sedangkan manfaat dan cara pemberian ASI Eksklusif ibu belum mengetahui.

Mengingat pentingnya pemberian ASI Esklusif dan masih rendahnya cakupan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif pada bayi dan masih ada ibu hamil trimester III yang kurang mengetahui ASI Eksklusif maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang ASI Eksklusif di RB Marga Waluya Surakarta” Tahun 2013.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : ”Bagaimana Tingkat Pengetahuan ibu Hamil Trimester III Tentang ASI Eksklusif di RB Marga Waluya Surakarta Tahun 2013?”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang ASI Eksklusif di RB Marga Waluya Surakarta Tahun 2013.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang ASI Eksklusif di RB Marga Waluya Surakarta pada tingkat pengetahuan baik.

(18)

b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang ASI Eksklusif di RB Marga Waluya Surakarta pada tingkat pengetahuan cukup.

c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang ASI Eksklusif di RB Marga Waluya Surakarta pada tingkat pengetahuan kurang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Ilmu Pengetahuan

Menambah perkembangan ilmu pengetahuan mengenai tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif.

2. Diri Sendiri

Menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan dan menambah wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian tentang ASI Eksklusif.

3. Intitusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai referensi dan sumber bacaan mengenai tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif serta sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.

4. Rumah Bersalin

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di rumah bersalin dalam pemberian konseling tentang ASI Eksklusif.

(19)

E. Keaslian Penelitian

Penelitian lain yang serupa pernah dilakukan oleh :

1. Luwis megawati (2012), judul penelitian “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang ASI Eksklusif di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi”, Metode penelitian bersifat diskriptif kuantitatif, jumlah responden 41 ibu hamil, instrument penelitian mengunakan kuisioner, analisis data mengunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang ASI esklusif di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 4 responden (9,8 %), pengetahuan cukup sebanyak 29 responden (70,7 %), dan pengetahuan kurang sebanyak 8 responden (19,5 %).

2. Tri Rahayuningsih (2012), judul penelitian “Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian kolostrum dan ASI Eksklusif di Kelurahan Purwoyoso Kecamatan Ngaliyan”, metode penelitian purposive sampling, jumlah responden 32 orang, instrument penelitian mengunakan kuisioner, analisis data dengan chi square, hasilnya adalah bahwa ada hubungan yang cukup kuat antara pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian kolostrum, dengan P value sebesar 13,014 dan nilai Contingency Coefficient sebesar 0,538 (berada pada rentang 0,40-0,59). Juga ada hubungan yang cukup kuat antara pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian ASI Eksklusif, dengan P value sebesar 10,473 dan nilai Contingency Coefficient sebesar 0,497 (berada pada rentang 0,40-0,59). Ini membuktikan adanya hubungan yang

(20)

bermakna antara pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian kolostrum dan ASI Eksklusif.

Persamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian sebelumnya adalah instrument penelitian, sedangkan perbedaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian sebelumnya adalah responden, lokasi, dan waktu penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester III yang berjumlah 32 responden. Penelitian ini dilaksanakan di RB Marga Waluya Surakarta dan waktu penelitian ini dilakukan tanggal 6 Februari – 6 Maret 2013.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab, yaitu : BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang, latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tinjauan teori tentang pengetahuan yang meliputi, definisi, tingkat pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan, faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan, cara pengukuran pengetahuan, teori kehamilan yang meliputi pengertian, tanda-tanda kehamilan, klasifikasi kehamilan, asuhan pada ibu hamil, teori tentang ASI Eksklusif yang meliputi pengertian, manfaat ASI

(21)

Eksklusif, komposisi ASI, pemberian ASI Eksklusif pada ibu bekerja, cara memeras ASI, cara penyimpanan ASI, kerangka teori dan kerangka konsep.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan data dan analisis data serta etika penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian serta keterbatasan penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran. DAFTAR PUSTAKA

(22)

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Definisi pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what” (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk tahu (Nashrulloh, 2009).

Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan (Notoatmodjo, 2010).

b. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), ada 6 tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

(23)

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Tingkat pengetahuan ini meliputi menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2) Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat mengintreprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya, aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau pengunaan hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.

(24)

5) Sintesis (syintesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakan atau mengabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau mengunakan kriteria yang telah ada.

c. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk meperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokan menjadi dua yaitu cara tradisional (non ilmiah) tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern (cara ilmiah) melelui proses penelitian. Lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari: a) Cara coba-salah (Trial and Error)

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya

(25)

dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan dengan mengunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.

b) Secara kebetulan

Pemenuhan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilkukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama, pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuan.

(26)

d) Berdasarkan pengalaman sendiri

Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

e) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia. g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses

(27)

penalaran atau berfikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak mengunakan cara yang rasional dan yang sistematis.

h) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini manusia mampu mengunakan penalaran dalam memperoleh pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang dikemukakaan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang khusus kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berfikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh indera kemudian disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi

(28)

berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenaran pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.

2) Cara ilmiah atau modern

Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sisitematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodologi). Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan metode berfikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan obyek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :

a) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul saat dilakukan pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan.

c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah kondisi-kondisi tertentu.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan.

Menurut Cahyono (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

(29)

berlangsung seumur hidup, Pendidikan tersebut mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pengetahuan sangat erat kaitanya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuan. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.

2) Media masa/ informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediet

impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaianya informasi sebagai tugas pokoknya, media masa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

3) Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuanya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,

(30)

sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

5) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran suatu pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang di hadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan ketrampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manisfestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerja.

6) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikir, sehingga pengetahuan yang diperoleh

(31)

semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hamper tidak ada penurunan pada usia ini.

e. Cara Pengukuran Pengetahuan

Arikunto (2006), menyebutkan bahwa pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek pendidikan atau responden.

Menurut Riwikdikdo (2009), digunakan perhitungkan sebagai berikut :

1) Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean +1 SD 2) Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean -1SD 3) Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean -1 SD 2. Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).

(32)

b. Tanda-tanda Kehamilan

Menurut Manuaba (2010), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu :

1) Tanda dugaan kehamilan i. Amenore

Amenore adalah terlambat datang bulan, karena adanya konsepsi

dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graff dan ovulasi.

ii. Mual dan muntah (emesis)

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness.

iii. Ngidam

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu. iv. Sinkope (pingsan)

Hal ini terjadi karena gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf dan menimbulkan

sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia

kehamilan 16 minggu. v. Payudara tegang

Pengaruh esterogen, progesteron dan somatomamotrifin

menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.

(33)

vi. Sering miksi

Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi, pada triwulan kedua gejala ini sudah menghilang.

vii. Konstipasi atau obstipasi

Pengaruh progesterone dapat menghambat peristaltik usus sehingga menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

viii. Pigmentasi kulit

Keluarnya melanphore stimulating hormone dari hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi (striae

livide, stiae nigra, linia alba makin hitam) dan sekitar payudara

(hiperpigmentasi areola mamae, puting susu semakin menonjol). 2) Tanda kemungkinan hamil

a) Perut membesar b) Uterus membesar

c) Tanda hegar (hipertropi istmus, menjadi panjang dan lunak) d) Tanda Chadwick (hipervaskularisasi pada vagina dan vulva,

tampak lebih merah dan kelam)

e) Tanda piscaseck ( uterus membesar ke salah satu jurusan). f) Kontraksi-kontraksi kecil atau Braxton hicks.

g) Teraba ballottement

(34)

3) Tanda pasti kehamilan

a) Pada umur 20 minggu gerakan janin kadang-kadang dapat diraba secara obyektif oleh pemeriksa dan bagian-bagian janin dapat diraba pada kehamilan yang lebih tua.

b) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar melalui Doppler pada umur kehamilan 9 – 10 minggu dan stetoskop Leannec umur kehamilan 17 – 22 minggu.

c) Pada Primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinya pada usia kehamilan 18 minggu sedangkan multigravida umur 16 minggu.

d) Bila dilakukan pemeriksaan dengan sinar rontgent kerangka janin dapat dilihat.

c. Klasifikasi kehamilan

Menurut Manuaba (2010), kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan: 1) Kehamilan trimester I : umur kehamilan 0 sampai 12 minggu 2) Kehamilan trimester II : umur kehamilan 13 sampai 28 minggu 3) Kehamilan trimester III :umur kehamilan 29 sampai 40 minggu d. Asuhan pada ibu hamil

Menurut Saryono (2010), pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga professional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilan, sesuai kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar yaitu “14 T “, meliputi :

(35)

2) Ukur tekanan darah 3) Ukur tinggi fundus uteri

4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan 5) Pemberian imunisasi TT

6) Pemeriksaan Hb 7) Pemeriksaan VRDL 8) Perawatan payudara

9) Senam payudara dan pijat tekan payudara

10) Pemeliharaan tingkat kebugaran /senam ibu hamil 11) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan 12) Pemeriksaan protein urine atas indikasi 13) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi

14) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok dan pemberian terapi anti malaria.

Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14 T sesuai kebijakan dapat dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T, yang meliputi :

1) Timbang berat badan 2) Ukur tekanan darah 3) Ukur tinggi fundus uteri

4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan 5) Pemberian imunisasi TT

6) Pemeriksaan Hb 7) Perawatan payudara

(36)

Pelayanan asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga kesehatan professional dan tidak diberikan oleh dukun bayi (Wiknjosastro, 2005).

3. ASI Eksklusif a. Pengertian

ASI Eksklusif adalah hanya memberikan ASI kepada bayi, tidak memberikan tambahan dalam bentuk apapun dari usia 0 – 6 bulan (Riksani, 2012).

Untuk mencapai ASI Eksklusif, WHO dan UNICEF merekomendasikan metode tiga langkah. Langkah pertama adalah menyusui segera setelah melahirkan. Langkah kedua tidak memberikan makanan tambahan apapun pada bayi. Langkah ketiga menyusui sesering mungkin dan sebanyak yang diinginkan bayi. Melalui tiga langkah tersebut, diharapkan tujuan menyusui secara Eksklusif dapat tercapai (Suryoprayogo, 2009).

b. Manfaat menyusui

Menurut Kristiyanasari (2009), manfaat pemberian ASI, meliputi: 1) Manfaat ASI untuk Ibu

a) Aspek Kesehatan Ibu

Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuk oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadi perdarahan pasca persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian

(37)

karsinoma mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah dibandingkan yang tidak menyusui.

b) Aspek Keluarga Berencana

Menyusui secara murni (Eksklusif) dapat membantu menjarangkan kehamilan. Ditemukan rata-rata jarak kelahiran ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak menyusui 11 bulan. Hormon yang mempertahankan laktasi bekerja menekan hormone ovulasi, sehingga dapat menunda kembali kesuburan. Ibu yang sering hamil menjadi beban ibu sendiri, juga merupakan risiko tersendiri bagi ibu untuk menderita penyakit seperti anemia, risiko kesakitan dan kematian akibat persalinan.

c) Aspek Psikologis

Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan oleh bayinya serta akan meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi.

2) Manfaat ASI untuk bayi

a) Membantu memulai kehidupan dengan baik

Bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas.

b) Mengandung antibodi

Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat

(38)

ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Pada saat kadar zat kekebalan bawaan menurun, sedangkan yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi kesenjangan zat kekebalan pada bayi. Kesenjangan akan hilang atau berkurang apabila bayi diberi ASI, karena ASI adalah cairan yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dan berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur.

Bayi yang diberi ASI Eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif. Anak yang sehat tentu akan lebih berkembang kepandaianya dibanding anak yang sering sakit terutama bila sakitnya berat.

c) ASI mengandung komposisi yang tepat

ASI mengandung berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama.

d) Mengurangi kejadian karies dentis

Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi.

(39)

e) Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi

Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak kulit ibu kekulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih baik.

f) Terhindar dari alergi

Pada bayi baru lahir system IgE belum sempurna. Pemberian susu formula akan merangsang aktivasi system ini dapat menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan akan mengurangi kemungkinan alergi.

g) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi

Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI Eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari rangsangan kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel saraf otak.

3) Manfaat ASI untuk Keluarga a) Aspek Ekonomi

ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Kecuali itu, penghematan juga disebabkan karena

(40)

bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat.

b) Aspek psikologis

Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.

c) Aspek kemudahan

Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak repot menyiapkan air masak, botol dot yang harus selalu dibersihkan. Tidak perlu minta pertolongan orang lain.

4) Manfaat ASI untuk Negara

a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi

Adanya faktor protektif dan nutrisi yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi serta kesakitan dan kematian anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah.

b) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit

Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak yang

(41)

mendapat ASI lebih jarang dirawat di rumah sakit dibandingkan anak yang mendapat susu formula.

c) Menghemat devisa Negara

ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp. 8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk membeli susu formula. d) Peningkatan kualitas generasi penerus

Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin. c. Komposisi ASI

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik kualitas maupun kuantitas. Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai 6 bulan akan menjamin tercapai pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. Menurut Riksani (2012), komposisi yang terkandung dalam ASI, yaitu :

1) Lemak

Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Kadar lemak dalam ASI antara 3,5% - 4,5%. Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi, tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecahkan menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI.

(42)

2) Karbohidrat

Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa yang kadar paling tinggi dibanding susu formula lain (7%). Laktosa mudah dipecah menjadi glukosa dan galaktrose denga bantuan enzim laktosa mempunyai manfaat lain yang mempertinggi absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan lactobacillus bifidus.

3) Protein

Protein dalam ASI adalah kasein dan whey. Kadar protein ASI sebesar 0,9% sampai 60% diantaranya adalah whey yang lebih mudah dicerna dibanding kasein (protein utama susu sapi). Selain mudah dicerna, dalam ASI terdapat dua macam asam amino yang tidak terdapat dalam susu sapi yaitu sistin dan taurin. Sistin diperlukan untuk pertumbuhan somatik, sedangkan taurin untuk pertumbuhan otak.

4) Garam dan Mineral

Ginjal neonatus dapat mengonsentrasikan air kemih dengan baik sehingga diperlukan susu dengan kadar garam dan mineral rendah. ASI mengandung garam dan mineral yang dibanding susu sapi. Bayi yang mendapat susu sapi atau susu formula yang tidak dimodifikasi dapat menderita tetani karena hipokalsemia. Kadar kalsium dalam susu sapi lebih tinggi dibanding ASI. ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun kadarnya relatif rendah, tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan.

(43)

5) Vitamin

ASI mengandung vitamin yang diperlukan bayi. Vitamin K yang berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah terdapat dalam ASI dengan jumlah cukup dan mudah diserap. Dalam ASI juga terdapat vitamin D dan E terutama dalam kolostrum.

d. Pemberian ASI Eksklusif bagi ibu yang bekerja.

Semua ibu harus memberikan ASI Eksklusif, meskipun diketahui bahwa ibu bekerja. Adapun cara pemberian ASI pada ibu bekerja menurut Riksani (2012), dengan cara sebagai berikut :

1) Memastikan segala kelengkapan yang dibutuhkan dalam memerah ASI, seperti kotak pendingin. Memeriksa setiap hari sebelum berangkat kerja.

2) Sebelum berangkat kerja, menyusui bayi sampai bayi merasa kenyang. 3) Memakai baju yang nyaman, yang memudahkan ibu memerah ASI. Sebaiknya, ibu menggunakan baju dengan kancing depan agar mudah membukanya.

4) Bekerja dengan perasaan senang. Menghindari kecemasan karena secara langsung akan mempengaruhi produksi ASI.

5) Komunikasikan dengan rekan kerja dan atasan tentang jam-jam saat akan memerah ASI.

6) Mencari tempat yang nyaman, bersih, dan aman, untuk memerah ASI jika ditempat kerja belum disediakan ruangan khusus untuk menyusui. 7) Selama di kantor, ibu bisa memerah ASI 2-3 kali.

(44)

9) Setelah sampai dirumah, rendam botol ASI dalam mangkuk yang berisi air hangat lalu berikan ASI dengan sendok pada bayi.

e. Cara memerah ASI

Cara memerah ASI menurut Riksani (2012), bisa dilakukan dengan dua cara yaitu :

1) Mengunakan pompa

Cara menabung ASI perah yang paling baik dan efektif adalah dengan mengunakan alat pompa ASI Elektrik. Sayangnya di Indonesia harga alat ini masih lumayan mahal dan sulit didapat, sehingga jarang menjadi pilihan para ibu. Jenis lain adalah pompa piston. Prinsip kerja alat ini mirip suntikan, hingga memiliki keunggulan yaitu setiap jaringan pompa mudah sekali dibersihkan dan tekanan bisa diatur. 2) Mengunakan Jari

Memeras ASI menggunakan alat apapun yang paling murah adalah memerah menggunakan jari. Sebenarnya bukan hanya murah, melainkan juga praktis, karena memerlukan tangan dan tahu tehnik memeras ASI, yaitu meliputi :

a) Memeras/ memompa ASI setiap 3-4 jam sekali secara teratur, ini perlu dilakukan agar produksi ASI tetap terjaga dan payudara terhindar dari bengkak.

b) Memilih waktu dimana payudara dalam keadaan paling penuh terisi, pada umumnya terjadi pada pagi hari.

(45)

c) Semua peralatan yang akan digunakan telah disterilkan terlebih dahulu, misalnya breast pump, botol ASI, piring kecil/wadah tempat ASI dan sebagainya.

d) Memilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memeras susu. e) Cuci tangan dengan sabun sedangkan payudara dibersihkan dengan

air.

f) Sebelum memulai, minumlah segelas air atau cairan lain misalnya susu, jus, teh.

g) Saat memerah ASI ibu harus dalam kondisi yang santai. Kondisi psikologis ibu menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI Eksklusif.

f. Cara menyimpan ASI

Cara penyimpanan ASI menurut Suherni dkk (2009), yaitu : 1) Wadah

Gelas plastik pakai ulang dan wadah yang memiliki sisi keras dianggap sebagai penyimpanan ASI terbaik. Setiap wadah harus memiliki penutup yang pas dengan wadah. Kantong plastik yang telah dirancang khusus oleh pabrik juga tersedia untuk pengumpulan dan menyimpan ASI. Beberapa kantong plastik ini dengan wadah tempat ASI dipompa ke sistem pemompaan dan kantong juga pas dengan botol susu bayi. Kantong mudah terkontaminasi saat penanganan.

Tiap wadah ASI harus diberi label, minimal tanggal penggunaan. Saat bayi prematur atau dirawat inap karena alasan apapun, rumah

(46)

sakit akan memberikan label untuk ASI ibu, yaitu tanggal pemompaan, nomor, identitas pasien, unit dan lain-lain. Jika ASI akan diberikan di penitipan anak, nama bayi harus jelas dibaca dan ditulis dengan tinta anti air dan anti gosok.

2) ASI dapat disimpan di suhu ruang, dilemari pendingin atau freezer. a) Penyimpanan ASI di suhu ruang atau udara bebas 36˚ bertahan

selama 6-8 jam.

b) Penyimpanan ASI di lemari pendingin (4˚ C) selama 24 jam. c) ASI dapat disimpan hingga 3 bulan di dalam freezer dan 6 bulan

dalam suhu -7˚ C atau kurang.

d) Selama seharian ASI pompa dalam jumlah sedikit yang didinginkan dapat ditambah ke dalam penyimpanan ASI di lemari pendingin.

e) Selalu simpan ASI di dalam bagian terdingin lemari pendingin atau freezer.

(47)

B. Kerangka Teori

f) g) h) i)

Gambar 2.1. Kerangka Teori

Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2010), Manuaba (2012) dan Riksani (2012) Tingkat pengetahuan: 1. Tahu 2. Memahamiaplikasi 3. Analisis 4. Sintesa 5. Evaluasi Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Media masa/informasi 3. Sosial budaya dan

ekonomi 4. Lingkungan 5. Pengalaman 6. usia

Pengetahuan Kehamilan ASI Eksklusif

Teori kehamilan 1. Pengertian 2. Tanda-tanda kehamilan 3. Klasifikasi kehamilan 4. Asuhan pada ibu hamil

Teori ASI esklusif 1. Pengertian

2. Manfaat pemberian ASI

3. Komposisi ASI 4. Pemberian ASI

Eksklusif bagi ibu bekerja

5. Cara memerah ASI 6. Cara penyimpanan

(48)

C. Kerangka Konsep

Keterangan :

= Variabel yang di teliti = Variabel yang tidak di teliti

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan

Ibu Hamil Trimester III Tentang ASI

Exklusif Baik Cukup Kurang Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Media masa/informasi 3. Sosial budaya dan

ekonomi 4. Lingkungan 5. Pengalaman 6. usia

(49)

36 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2010),

deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk

membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif. Menurut Arikunto (2010), penelitian kuantitatif, dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya

Penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang ASI Eksklusif.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan di RB Marga Waluya Surakarta.

2. Waktu Penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan pada 6 Februari 2013 – 6 Maret 2013.

(50)

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2010). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III yang datang memeriksakan kehamilanya di RB Marga Waluya Surakarta pada 6 Februari – 6 Maret 2013 dengan jumlah ibu hamil trimester III adalah sebanyak 32 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Jumlah sampel yang diambil jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% -15% atau 20% -25% atau lebih (Arikunto, 2006). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III yang berkunjung di RB Marga Waluya Surakarta pada 6 Februari – 6 Maret 2013 yang berjumlah 32 orang.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2010). Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh yaitu cara pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota populasi menjadi anggota sampel (Hidayat, 2010).

(51)

D. Instrumen Penelitian

Alat pengumpul data yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Menurut Arikunto (2010), kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui dan sudah disediakan jawabannya.

Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup. Menurut Arikunto (2010), kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawabannya. Responden diminta untuk memilih salah satu jawaban (Benar atau Salah) atas pernyataan tentang ASI Eksklusif. Dalam penelitian ini ada dua pernyataan yaitu pernyataan favorabel (positif) dan pernyataan unfovarabel (negatif). Adapun kriteria penskoran pada pernyataan favorabel adalah skor 1 jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah. Sedangkan penskoran pada pernyataan

unfavorabel adalah skor 0 jika jawaban benar dan skor 1 jika jawaban salah.

Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini.

(52)

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Uji Coba Instrumen

Variabel Indikator Favorabel Unfavorabel Jumlah

Item Tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang ASI Esklusif Pengertian ASI Esklusif Manfaat Pemberian ASI Esklusif Komposisi ASI Pemberian ASI Eksklusif pada ibu bekerja Cara Memerah Cara Penyimpanan ASI Perahan 1 3,4,5,6,7,9,10,13, 15 16,18,20,21 25 28,29,30 33*,34,35* 2 8,11,12,14 17,19,22 23,24 26,27 31,32* 2 13 7 3 5 5 Jumlah item 21 14 35 *: Tidak Valid

Kuesioner penelitian ini terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Responden yang digunakan untuk uji coba sebaiknya memiliki ciri-ciri responden dari tempat dimana penelitian tersebut akan dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010).

Uji coba instrument penelitian ini dilakukan di RB An Nur Surakarta tanggal 16 - 29 Desember 2012 dengan jumlah responden 30 orang ibu hamil trimester III. Menurut Mahfoed (2007), alasan jumlah responden 30 orang adalah karena kaidah umum penelitian agar diperoleh distribusi nilai hasil penelitian mendekati kurva normal.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Untuk mengetahui validitas item digunakan rumus Pearson

(53)

Product Moment (0,361) dengan taraf signifikasi 0,05. Suatu item

dikatakan valid apabila nilai rhitung > rtabel (Hidayat, 2007). Rumus Pearson

Product Moment adalah sebagai berikut:

rxyxy

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi

x : Skor item atau pertanyaan y : Skor total (item)

N : Jumlah responden

Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan dari 35 pernyataan didapatkan hasil yang valid sebanyak 32 pernyataan dan yang tidak valid sebanyak 3 pernyataan, yaitu pada nomor pernyataan 32,33,35 karna rhitung < rtabel. Nomor pernyataan yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian

(54)

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Penelitian

Variabel Indikator Favorabel Unfavorabel Jumlah

Item Tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang ASI Esklusif Pengertian ASI Esklusif Manfaat Pemberian ASI Esklusif Komposisi ASI Pemberian ASI Eksklusif pada ibu bekerja Cara Memerah Cara Penyimpanan ASI Perahan 1 3,4,5,6,7,9,10,13,15 16,18,20,21 25 28,29,30 32 2 8,11,12,14 17,19,22 23,24 26,27 31 2 13 7 3 5 2 Jumlah item 19 13 32 2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010). Untuk menguji reliabilitas pada instrumen ini menggunakan Alpha

Cronbach.

Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut: r11 =

Keterangan:

r11 : Reliabilitas instrumen

k : Jumlah butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑σb² : Jumlah varian butir

(55)

Instrument dikatakan reliabel bila nilai rhitung > rkriteria (0,60) (Ghozali, 2005). Berdasarkan uji coba reliabilitas didapatkan nilai Alpha

Chronbach 0,804. Nilai ini >0,60, sehingga instrumen dikatakan reliabel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pernyataan persetujuan (informed consent) dan membagikan kuesioner pada responden, kemudian menjelaskan tentang cara pengisian. Responden diminta mengisi kuesioner dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Jenis data yang diperoleh terdiri dari :

1. Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau obyek penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2009). Data primer dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu hamil trimester III tentang ASI Eksklusif di RB Marga Waluyo, yang didapat dari pengisian kuisioner yang diisi ibu hamil trimester III tersebut.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari obyek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder pada penelitian ini adalah jumlah ibu hamil yang berkunjung di RB Marga Waluya Surakarta, pada bulan Januari – Oktober 2012 yang berjumlah 420 orang, yang diperoleh dari dokumentasi di RB Marga Waluya Surakarta.

(56)

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu hamil trimester III tentang ASI Eksklusif.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena (Hidayat, 2007).

Tabel 3.3 Definisi Operasional Tingkat Pengetahuan

No Variabel Definisi operasional Alat Ukur Skala

Ukur Hasil Ukur 1 Pengetahuan ibu

hamil trimester III tentang asi ASI Eksklusif Kemampuan responden untuk menjawab pengetahuan tentang ASI Eksklusif: Pengertian, manfaat pemberian ASI Eksklusif, komposisi ASI, pemberian ASI eksklusif bagi ibu yang bekerja cara memerah, cara penyimpanan ASI

Kuesioner Ordinal a. Baik: bila nilai responden (x) > mean + 1 SD b. Cukup: bila nilai

mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD c. Kurang: bila nilai

responden (x) < mean – 1 SD (Riwidikdo, 2010)

(57)

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Metode Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data kemudian dilakukan pengolahan data. Hal ini disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini. Menurut Hidayat (2007), langkah-langkah yang harus dilakukan alah sebagai berikut :

a. Editing (Penyuntingan Data)

Editing ialah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan atau setelah data terkumpul.

b. Coding (Membuat Lembaran atau Kartu Kode)

Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.

c. Data Entry (Memasukkan Data)

Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi.

(58)

d. Tabulating

Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. Apabila penelitiannya deskriptif, maka akan menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif (menggambarkan) adalah statistik yang membahas cara-cara meringkas, menyajikan dan mendeskripsikan suatu data dengan tujuan agar mudah dimengerti dan lebih mempunyai makna.

2. Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat yaitu menganalisis terhadap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan kesimpulan diambil dari prosentase angka hasil pengumpulan data yang dinilaikan. Selanjutnya, data dimaknai dengan parameter yang telah ditentukan, yaitu sebagai berikut:

a. Pengetahuan baik : bila nilai responden (x) > mean + 1 SD b. Pengetahuan cukup : bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD c. Pengetahuan kurang : bila nilai responden (x) < mean – 1 SD (Riwidikdo, 2010)

Sebelum menentukan tingkat pengetahuan Ibu hamil trimester III terlebih dahulu peneliti menghitung nilai mean dan Standard Deviation. Menurut Riwidikdo (2010), rumus untuk menghitung nilai mean dan

(59)

a. Mean

Keterangan : x : Mean n : Jumlah responden xi : Nilai responden b. Standard Deviation Keterangan : SD : Standard Deviation xi : Nilai responden n : Jumlah responden

Sedangkan rumus prosentase untuk jumlah ibu hamil trimester III berdasarkan tingkat pengetahuannya (Riwidikdo, 2010) adalah sebagai berikut:

Skor prosentase =

Jumlah ibu menurut tingkat pengetahuan

x 100% Jumlah responden

(60)

I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian pada responden peneliti harus memperlihatkan etika penelitian. Menurut Hidayat (2007), etika dalam penelitian yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan sebelum penelitian dilakukan. Tujuan dari informed consent adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika subyek tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien dan tidak boleh memaksa.

2. Anonimity (Tanpa Nama)

Anonimity adalah tidak mencantumkan nama responden pada lembar

kuesioner dan hanya menuliskan kode pada lembar kuesioner. 3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Confidentiality adalah memberikan jaminan kerahasiaan informasi

(61)

48 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

G. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RB Marga Waluya Surakarta yang merupakan salah satu Rumah Bersalin yang berada di daerah Surakarta. Lokasinya berada di daerah Jl. Mangun Sarkoro No. 89 Komplang, Surakarta. RB Marga Waluya di pimpin oleh seorang bidan dan memiliki 5 orang bidan. Jenis pelayanan yang diberikan yaitu kesehatan ibu dan anak, meliputi pemeriksaan USG, ANC, imunisasi, pelayanan KB, pemeriksaan balita sakit, pijat bayi, serta pertolongan persalinan. Untuk menunjang pelayanan kebidanan RB Marga Waluya memiliki 1 kamar bersalin, 4 kamar nifas dan 1 kamar periksa. Waktu pelayanan 24 jam kecuali imunisasi yaitu BCG dan campak setiap hari selasa pada minggu pertama tiap bulanya dan DPTHB hari selasa minggu kedua tiap bulannya.

H. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Setelah dilakukan pengumpulan data dapat diketahui karakteristik responden yang meliputi :

(62)

a. Karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 4.1

Karakteristik responden berdasarkan umur

No. Responden Frekuensi Prosentase (%)

1 < 20 1 3,13

2 20-35 31 96,87

Total 32 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.1 diatas kelompok umur responden < 20 tahun sebanyak 1 responden (3,13%), 20-35 tahun sebanyak 31 responden (96,87%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa umur responden terbanyak adalah 20-35 tahun yaitu 31 responden (96,87%).

b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Table 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No. Responden Frekuensi Prosentase

1 SD 5 15,63

2 SMP 9 28,12

3 SMA 14 43,75

4 Perguruan Tinggi 4 12,50

Total 32 100%

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.2 diatas kelompok responden berpendidikan SD sebanyak 5 responden (15,63%), SMP sebanyak 9 responden (28,12%), SMA sebanyak 14 responden (43,75%) dan perguruan tinggi sebanyak 4 responden (12,50%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan terakhir responden paling banyak adalah SMA yaitu 14 responden (43,75%).

(63)

50

c. Karakteristik resonden berdasarkan pekerjaan Table 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)

1 PNS 2 6,26

2 IRT 7 21,87

3 Pegawai Swasta 16 50,00

4 Lain-lain (pedagang) 7 21,87

Total 32 100%

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel diatas kelompok responden bekerja sebagai PNS sebanyak 2 responden (6,26%), IRT sebanyak 7 responden (21,87%), pegawai swasta sebanyak 16 responden (50,00%), lain-lain (pedagang) sebanyak 7 responden (21,87%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan responden paling banyak sebagai Pegawai Swasta yaitu 16 responden (50,00%).

2. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui nilai Mean dan Standar Deviasi seperti pada tabel berikut ini:

Tabel. 4.4 Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Standar Deviasi

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang ASI Eksklusif

Gambar

Gambar 2.1.  Kerangka Teori
Gambar 2.2.  Kerangka KonsepTingkat Pengetahuan
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Uji Coba Instrumen
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner   Penelitian
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

 Sesudah kutipan selesai, langsung ditulis di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber dari mana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama

[r]

Dari Pasal 28 (2) huruf b Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tersebut dapat ditafsirkan bahwa terhadap suami istri yang bertindak dengan niat baik dalam arti

Dehidrasi jaringan dilakukan dengan tujuan untuk mengeluarkan seluruh cairan yang terdapat dalam jaringan yang telah difiksasi sehingga nantinya dapat diisi dengan

yang terkait dengan pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam telah memperoleh manfaat dari kepemimpinan yang baik di tingkat nasional danjuga dari jaringan organisasi

Asumsi dasar yang di ajukan oleh teori perubahan sosial adalah bahwa masyarakat dapat berubah melalui nilai-nilai kearifan lokal, perubahan sosial ekonomi,

Universitas Katolik Parahyangan juga mendorong dan memfasilitasi para dosen untuk mengakses dana hibah dari sumber-sumber eksternal seperti Direktorat Penelitian dan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan mikoriza sebagai agen bioremediasi pada tanah tercemar logam berat yaitu: (1) tingkat toleransi MA terhadap logam berat, (2)