• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1 Sejarah Singkat PT Astra Agro Lestari Tbk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1 Sejarah Singkat PT Astra Agro Lestari Tbk"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

III.1 Objek Penelitian

III.1.1 Sejarah Singkat PT Astra Agro Lestari Tbk

Bermula dari dibentuknya Divisi Agribisnis PT Astra International pada tahun 1983 yang memiliki usaha perkebunan ubi kayu seluas 2000 hektar, yang kemudian kebun ini dikonversi menjadi perkebunan karet.

Budidaya tanaman kelapa sawit baru dimulai pada tahun 1984 yaitu dengan mengakuisisi PT Tunggal Perkasa Plantations, yang pada saat itu mengelola 15.000 hektar kebun kelapa sawit yang berlokasi di Riau, Sumatera.

Pada tanggal 3 Oktober 1988, didirikanlah PT Suryaraya Cakrawala berdasarkan Akta Notaris Ny. Rukmasanti Hardjasatya, S.H., No. 12 tertanggal 3 Oktober 1988. Nama ini kemudian diubah menjadi PT Astra Agro Niaga berdasarkan Akta perubahan No. 9 tanggal 4 Agustus 1989 dari notaris yang sama. Akta pendirian Perusahaan dan perubahannya disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-10099.HT.01.01.TH.89 tanggal 31 Oktober 1989 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 101 tanggal 19 Desember 1989 Tambahan No.3626.

Pada tanggal 30 Juni 1997, Perusahaan melakukan penggabungan usaha dengan PT Suryaraya Bahtera melalui perjanjian penggabungan usaha yang telah diaktakan dengan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 126 tanggal 19 Juni 1997 beserta perubahannya No. 176 tanggal 30 Juni 1997. Penggabungan tersebut mengakibatkan

(2)

Perubahan nama dan peningkatan modal dasar Perusahaan diaktakan dengan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 136 tanggal 23 Juni 1997 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2- 5992.HT.01.04.TH.97 tanggal 2 Juli 1997 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 95 tanggal 27 Nopember 1997 Tambahan No. 5616.

Pada tanggal 11 Agustus 1997, sebagaimana diungkapkan dalam Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 65 bahwa Perubahan Anggaran Dasar, persetujuan pemegang saham atas penawaran umum kepada masyarakat, dan Pengubahan nama Perusahaan menjadi PT Astra Agro Lestari Tbk. Dilakukan guna memenuhi ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku di pasar modal. Perubahan Anggaran Dasar tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2 8271.HT.01.04.TH.97 tanggal 21 Agustus 1997 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 95 tanggal 27 Nopember 1997 Tambahan No. 5617. III.1. 2 Visi dan Misi Perusahaan

Visi dari PT Astra Agro Lestari Tbk adalah menjadi perusahaan agrobisnis yang paling produktif dan paling inovatif di dunia. Sedangkan misi dari PT Astra Agro Lestari Tbk yaitu menjadi panutan dan berkontribusi untuk pembangunan serta kesejahteraan bangsa.

III.1. 3 Profil Perusahaan

Sampai dengan periode yang diteliti, profil perusahaan adalah sebagai berikut:

Name : Astra Agro Lestari Tbk

Ticker Symbol : AALI

(3)

Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta 13930

Mail Address : Investor@astra-agro.co.id

Phone : (021) 4616555

Fax : 461-6655, 461-6677, 461-6688

NPWP :01.334.427.0-054.000

Website : http://www.astra-agro.co.id

Listing Date : Tuesday, December 09, 1997

Board : Utama

Main Business : Agriculture Plantation

Sector : AGRICULTURE

Sub Sector : PLANTATION

Share Register : PT Raya Saham Registra Plaza Central Building , Floor2 Jl. Jend. Sudirman Kav. 47-48 Jakarta 12930, Indonesia Tel: (62-21) 252 5666 Fax: (62-21) 252 5028

Public Relations : Tofan Mahdi

Email: purel@astra-agro.co.id

Investor Relations :Yarmanto

(4)

III.1.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi Perusahaan terdiri dari dewan komisaris, dewan direktur dan komite audit. Struktur organisasi Perusahaan dapat dilihat pada lampiran L1, dan secara terperinci dijabarkan sebagai berikut:

a. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris sebagai organ Perseroan bertugas dan bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan efektivitas penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) di Perseroan. Direksi harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris dalam melakukam tindakan tertentu yang diatur dalam anggaran dasar Perseroan atau peraturan perundangan yang berlaku untuk tindakan tertentu. Dewan Komisaris terdiri dari 7 orang, 3 orang diantaranya adalah Komisaris Independen. Pengangkatan, pemberhentian anggota Dewan Komisaris ditetapkan dalam RUPS. Seluruh anggota Dewan Komisaris merupakan tenaga profesional sesuai kompetensinya.Susunan anggota Dewan Komisaris per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:

Presiden Komisasris : Prijono Sugiarto Wakil Presiden Komisaris : Chiew Sin Cheok

Komisaris : Gunawan Geniusahardja Komisaris : Simon Collier Dixon

Komisaris Independen : Patrick Morris Alexander Komisaris Independen : Harbrinderjit Singh Dillon Komisaris Independen : Stephen Zacharia Satyahadi

(5)

b. Dewan Direksi

Direksi sebagai organ Perseroan bertugas dan bertanggung jawab dalam memimpin dan mengelola Perseroan sesuai dengan Visi, Misi, Strategi, dan Tujuan Perseroan serta menerapkan GCG (Good Corporate Governance) dengan konsisten. Masing-amasing anggota Direksi melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Pengangkatan, pemberhentian anggota Direksi ditetapkan dalam RUPS. Seluruh anggota Direksi merupakan tenaga profesional sesuai dengan kompetensinya. Susunan anggota Direksi Perusahaan per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:

Presiden Direktur : Widya Wiryawan

Wakil Presiden Direktur : Tonny Hermawan Koerhidayat Direktur : Joko Supriyono

Santosa

Bambang Palgoenadi Juddy Arianto

c. Komite Audit

Komite Audit adalah komite yang dibentuk dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris. Anggota Komite Audit Perseroan berjumlah 3 orang, salah satunya menjabat sebagai Ketua. Seluruh anggota Komite Audit merupakan pihak independen dan profesional yang dipilih sesuai kompetensinya. Komite Audit dirangkap oleh Komisaris Independen. Ketua Komite Audit telah menjadi anggota dalam Ikatan Komite Audit Indonesia.

(6)

Komite Audit bertugas untuk membantu Dewan Komisaris untuk memastikan bahwa: laporan kuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksankan dengan standar audit yang berlaku, tindak lanjut temuan hasil audit dan risk management dilaksanakan oleh manajemen, serta Perseroan mematuhi peraturan dan perundangan yang berlaku.Susunan anggota Komite Audit per 31 Desember 2010adalah sebagai berikut:

Ketua : Stephen Zacharia Satyahadi Anggota : Zeth Manggopa

Candelario A. Tambis III.1.5 Bidang Usaha

Aktivitas utama dari perusahaan adalah perkebunan dan pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil). Saat ini perusahaan mempunyai luas lahan yang telah ditanami seluas 163 ribu hektar. Pabrik minyak goreng yang dimilikinya terdapat di Sumatera Utara. Sedangkan perkebunan tersebar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Anak perusahaan terdiri dari 39 perusahaan yang bergerak dalam bidang kelapa sawit, 1 perusahaan dalam bidang kelapa karet, serta 1 perusahaan manufaktur dan jasa.

III.1.6 Kebijakan Akuntansi

Berikut ini adalah kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian, yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia:

(7)

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep biaya perolehan dan atas dasar akrual, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian.

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengklasifikasikan arus kas atas dasar aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, bank dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang, setelah dikurangi overdrafts (cerukan).

Efektuf 1 Januari 2010, Grup menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 50 (Revisi 2006), Instrumen Keuangan:Penyajian dan Pengungkapan, dan PSAK No.55(Revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Standar-standar ini diterapkan secara prospektif sejak tanggal penerpan dan tidak memiliki dampak yang material terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup.

b) Prinsip-prinsip konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan aset dan kewajiban pada tanggal neraca dan hasil usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut dari Perusahaan dan entitas di mana Perusahaan memiliki kemampuan secara langsung maupun tidak langsung mengendalikan entitas tersebut.

Hak minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan tersebut dan disajikan terpisah masing-masing pada laporan laba rugi dan neraca konsolidasian.

(8)

Bila pengendalian atas suatu entitas diperoleh dalam tahun berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasian sejak tanggal pengendalian dimulai. Bila pengendalian berakhir dalam tahun berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan ke dalam laporan laba rugi konsolidasian untuk tahun dimana pengendalian masih berlangsung.

Kebijakan akuntansi yang dipakai dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian dalam semua hal yang material telah ditetapkan secara konsisten oleh anak perusahaan, kecuali dinyatakan lain.

Seluruh transaksi dan saldo yang material antara perusahaan-perusahaan yang dikonsolidasikan telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian.

Goodwill merupakan seilisih lebih yang tidak teridentifikasikan antara harga perolehan investasi dengan proporsi nilai wajar aset bersih anak perusahaan pada tanggal perolehan. Goodwill diamortisasi selama 20 tahun dengan menggunakan metode garis lurus, dengan pertimbangan bahwa taksiran masa manfaat ekonomis aset utama yang diakuisisi adalah 20 tahun.

Transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali dicatat dengan menggunakan metode yang serupa dengan metode penyatuan kepemilikan. Selisih antara nilai perolehan investasi dengan proporsi nilai buku aset bersih anak perusahaan yang diakuisisi dicatat dalam akun “Selisih nilai transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali” dalam bagian ekuitas pada neraca konsolidasian.

(9)

Bagian Perusahaan atas transaksi ekuitas anak perusahaan disajikan sebagai “Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan” dalam bagian ekuitas pada neraca konsolidasian.

c) Piutang usaha dan lain-lain

Piutang usaha dan piutang lain-lain pada awalnya diakui sbesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali efek diskontonya tidak material, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu yang diestimasi berdasarkan penelahaan atas kemungkinan tertagihnya saldo piutang. Piutang ragu-ragu dihapuskan dalam tahun dimana piutang tersebut dipastikan tidak tertagih.

d) Persediaan

Persediaan diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih.

Harga perolehan barang jadi terdiri dari semua biaya yang terjadi di perkebunan termasuk alokasi biaya tidak langsung perkebunan dengan luas hektar pada awal tahun sebagai dasar alokasi dan biaya pengolahan. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha biasa dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan biaya penjualan.

Harga perolehan barang jadi ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Harga perolehan bahan penunjang ditentukan dengan metode rata-rata bergerak. Penyisihan untuk penurunan nilai persediaan ditentukan berdasarkan penelahaan terhadap keadaan persediaan.

(10)

e) Tanaman Perkebunan

Tanaman belum menghasilkan dinyatakan sebesar harga perolehan yang meliputi biaya persiapan lahan, penanaman, pemupukan dan pemeliharaan termasuk kapitalisasi biaya pinjaman yang digunakan untuk membiayai pengembangan tanaman belum menghasilkan dan biaya tidak langsung lainnya yang dialokasikan berdasarkan luas hektar tertanam pada awal tahun. Pada saattanaman sudah menghasilkan, akumulasi harga perolehan tersebut ajan direklasifikasikan ke tanaman menghasilkan.

f) Aset tetap

Semua kelompok aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan harga perolehan (Model Biaya) dikurangi akumulasi penyusutan. Tanah dinyatakan berdasarkan harga perolehan dan tidak disusutkan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama taksiran masa manfaat ekonomis sebagai berikut:

Tabel III.1 Masa manfaat Ekonomis Aset Tetap AALI Tahun

Prasarana jalan dan jembatan 20 Bangunan, instalasi dan mesin 20 Mesin dan peralatan 5 dan/and 20

Alat pengangkutan 5

Peralatan kantor dan perumahan 5

Nilai residu dan masa manfaat ekonomis aset tetap ditinjau kembali dan disesuaikan, jika perlu, pada setiap tanggal neraca.

Biaya-biaya setelah perolehan awal diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset tetap atau sebagai aset yang terpisah hanya apabila kemungkinan besar manfaat ekonomis sehubungan dengan aset tersebut di masa mendatang

(11)

akan mengalir ke Grup dan biaya perolehannya dapat diukur secara handal. Jumlah tercatat komponen yang diganti, dihapusbukukan.Biaya pemeliharaan dan perbankan lainnya dibebankan di laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya.

Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan konsolidasian,serta keuntungan dan kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar harga perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi harga perolehan akan direklasifikasi ke masing-masing aset tetap ada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan, dan penyusutan mulai dibebankan pada saat itu. g) Perkebunan plasma

Biaya-biaya yang terjadi dalam pengembangan perkebunan plasma sampai perkebunan tersebut siap dikonversi dikapitalisasi ke akun perkebunan plasma. Pengembangan perkebunan plasma dibiayai oleh kredit investasi perkebunan plasma dari bank atau pembiayaan sendiri. Akumulasi biaya pengembangan perkebunan plasma disajikan dengan nilai bersih setelah dikurangi dengan kredit investasi perkebunan plasma yang diterima sebagai aset atau kewajiban dalam akun “Perkebunan plasma, bersih”.

Selisih antara akumulasi biaya pengembangan perkebunan plasma dengan nilai konversinya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian.

(12)

h) Beban Tangguhan

Beban yang timbul untuk perolehan dan perpanjangan hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama periode hak atas tanah.

i) Hutang usaha dan lain-lain

Hutang usaha dan hutang lain-lain pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali efek dsikontonya tidak material.

j) Pengakuan pendapatan dan beban

Penjualan bersih adalah pendapatan Grup yang diperoleh dari penjualan barang jadi setelah dikurangi diskon, retur, potongan penjualan, dan pajak ekspor.

Pendapatan dari penjualan barang jadi diakui pada saat risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan telah berpindah kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya (basis akrual).

k) Penjabaran mata uang asing

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku.

(13)

Keuntungan dan kerugian selisish kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.

Kurs yang digunakan pada tanggal neraca adalah masing-masing Rp 8991 (Rupiah penuh) dan Rp 9400 (Rupiah penuh) untuk setiap satu dolar Amerika Serikat.

l) Transaksi dengan pihak hubungan istimewa

Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak hubungan istimewa. Definisi pihak hubungan istimewa yang dipakai adalah sesuai dengan PSAK No. 7 “Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Seluruh transaksi yang material dengan pihak hubungan istimewa telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian. m) Pajak penghasilan

Pajak penghasilan badan dihitung untuk setaip perusahaan sebagai badan hukum yang berdiri sendiri. Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan.

Pengakuan pajak tangguhan atas perbedaan temporer yang dapat berupa aset atau kewajiban dan pengakuan aset atau kewajiban dan pengakuan aset pajak tangguhan dari saldo rugi fiskal disajikan dalam jumlah bersih untuk masing-masing entitas.

Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan jumlah penghasilan kena pajak di masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi

(14)

dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dan saldo rugi fiskal yang masih dapat dimanfaatkan. Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan/banding,pada saat keputusan atas keberatan/banding tersebut telah ditetapkan

n) Imbalan kerja

Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan.

Kewajiban imbalan pensiun merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal neraca dikurangi dengan nilai wajar aset program dan penyesuaian atas keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui.

Grup memberikan imbalan pasca-kerja lainnya, seperti uang pisah, uang penghargaan, uang kompensasi, dan Masa Persiapan Pensiun (MPP). Hak atas imbalan ini pada umumnya diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia pensiun dan memenuhi masa kerja tertentu. Estimasi biaya imbalan ini dicadangkan sepanjang masa kerja karyawan, dengan menggunakan metode akuntansi yang sama dengan metode yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti, namun disederhanakan. Kewajiban ini dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen.

o) Laba bersih per saham

Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan frata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar dalam tahun yang bersangkutan.

(15)

Laba bersih per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang akan diterbitkan atas konversi efek berpotensi saham yang bersifat dilutif.

p) Pelaporan segmen

Grup bergerak dalam usaha perkebunan di wilayah Republik Indonesia, terdiri dari perkebunan kelapa sawit dan karerm dan melaporkan informasi segmen usaha tersebut berdasarkan jenis produk dan segmen geografis menurut lokasi aset utama (tanaman perkebunan).

III.1.7 Isu Terkait Akuisisi

Berikut Ringkasan Akusisi yang dilakukan Perusahaan di tahun 2006: Gambar III.1 Ringkasan Akuisisi AALI 2006

*) Penambahan Persentase Kepemilikan dari pemegang saham minoritas.

Tabel III.2 Luas Lahan dan Kapasitas Produksi AALI 2002-2010

(16)

Tabel III.2 menggambarkan luas lahan dan kapasitas produksi CPO (Crude Palm Oil) yang dimiliki oleh AALI dari tahun 2002-2010. Secara rata-rata, luas lahan AALI setelah akuisisi (2007-2010) meningkat menjadi 287.411 hektar. Hal tersebut sejalan dengan perencanaan Perseroan yang terus memperluas perkebunan serta meningkatkan teknik penanaman dan pemrosesan guna memaksimalkan kinerja. Dari sisi rata-rata kapasitas produksi kelapa sawit (CPO) juga meningkat menjadi 1,024 juta ton. Semakin meningkatnya permintaan terhadap CPO membuat AALI juga berupaya meningkatkan kapasitas produksi CPO dari waktu ke waktu. Seluruh langkah peningkatan produktivitas dan pengintegrasian proses bisnis dan sumber daya manusia yang telah dilakukan AALI melalui upaya pengembangan luas lahan yang dimiliki dan peningkatan kapasitas produksi CPO tidak terlepas dari visi PT Astra Agro Lestari Tbk yang selalu ingin menjadi perusahaan agrobisnis yang paling produktif.

II1.2 Desain Penelitian

II1.2 .1 Jenis dan Sumber Data

Dalam menyusun penelitian, penulis menggunakan jenis data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan setiap periode, serta informasi lainnya yang diterbitkan oleh Bursa Efek Jakarta.

II1.2.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data umum yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(17)

1) Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research Method)

Pengumpulan data dan berita-berita dilakukan dengan membaca, mencatat dan mempelajari buku-buku, literatur, website serta sumber-sumber lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Metode ini dilakukan untuk mengumpulkan data sebagai landasan teori yang akan diterapkan pada masalah dalam penulisan skripsi.

2) Metode Penelitian di Lapangan (Field Research Method)

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung dengan mengunjungi lembaga yang bersangkutan yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI).

II1.2.3 Metode Analisis Data

Dalam menganalisa masalah yang dihadapi sebagai objek pembahasan ini, digunakan dua metode analisis sebagai berikut:

a. Metode analisis deskriptif : dengan merumuskan dan menafsirkan data yang diperoleh serta mengolahnya sehingga diperoleh gambaran masalah yang akan dibahas serta di analisis kemudian dilakukan pembahasan yang berlaku umum. b. Metode analisis deduktif : menganalisis dengan cara mengumpulkan teori yang

berlaku khusus kemudian dilakukan pembahasan yang berlaku umum. II1.2.4 Metode Penyajian Data

Dari seluruh informasi atau data yang diperoleh dalam penelitian, maka informasi atau data tersebut disajikan dalam bentuk perhitungan sebagai berikut:

a) Menghitung rasio keuangan seperti Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Leverage, dan Rasio Profotabilitas.

(18)

b) Meneliti kinerja keuangan tahunan dengan model manajemen keuangan yaitu model EVA, karena EVA merupakan model yang mampu menjelaskan sisa penghasilan sesudah dikurangi biaya dari seluruh modal termasuk biaya modal sendiri, sedangkan laba akuntansi ditentukan tanpa menghitung biaya modal sendiri.

c) Menganalisis rasio arus kas dan pola arus kas perusahaan

d) Menganalisis tingkat kesehatan PT Astra Agro Lestari Tbk sebelum dan setelah akuisisi dengan menggunakan Analisis Diskriminan- Metode Z-Score

Gambar

Tabel III.1 Masa manfaat Ekonomis Aset Tetap AALI  Tahun
Gambar III.1 Ringkasan Akuisisi AALI 2006

Referensi

Dokumen terkait

Persiapan teknis lapang di kebun EMAL meliputi kegiatan pemeliharaan TPH (tempat pengumpulan hasil) dan kegiatan pemeliharaan titi panen. Kegiatan pemeliharaan TPH merupakan

Jika Anda mengganti informasi (seperti kata sandi) untuk sebuah alamat email yang telah Anda tambahkan ke perangkat dan Anda tidak memperbarui informasi ini dalam aplikasi

Dalam kaitannya dengan hal ini, diharapkan bahwa pekerjaan kali ini akan berfungsi sebagai suatu perangsang untuk perkembangan dari suatu program sistimatis di Indonesia

Berdasarkan penjelasan yang diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan menjadikan permasalahan yang terjadi sebagai topik penelitian

Nama Paket : PENGADAAN JARINGAN LISTRIK JTM + TRAFO SMKN 1 DESA MUARA DUA KECAMATAN SEMENDO DARAT ULU.. HPS

Stun guns have rapidly become a popular self defense weapon of choice for many people in today´s crime ravaged society. Stun Guns are illegal in

Atas dasar inilah, penelitian terhadap kemampuan siswa dalam memahami karya sastra khususnya drama terlah dilakukan oleh beberapa peneliti, antara lain: Islawarman (2013) dengan

Tu- juan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian hipertensi berdasarkan karak- teristik responden dan menganalisis besar risiko kejadian hipertensi