e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
ANALISIS KOMPARATIF SAHAM LQ45 SEBELUM DAN SESUDAH
PILPRES AMERIKA SERIKAT 2016
1
Ni Putu Tila Permata Sari
2
I Gusti Ayu Purnamawati,
3Nyoman Trisna Herawati
Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {tilapermatasari28@gmail.com,ayupurnama07@gmail.com,
arie_herawati@yahoo.com }@undiksha.ac.id
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan rata-rata abnormal
return dan trading volume activity sebelum dan sesudah pilpres Amerika Serikat 2016
pada saham anggota indeks LQ45. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 45. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia.Teknik analisis data yang digunakan adalah Wilcoxon Signed Ranks dengan periode jendela peristiwa selama 7 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Berdasarkan uji statistik terhadap rata-rata abnormal return selama periode peristiwa, ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pilpres Amerika Serikat 2016. (2) Berdasarkan uji statistik terhadap rata-rata trading
volume activity selama periode peristiwa, ditemukan bahwa terdapat perbedaan
rata-rata trading volume activity yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pilpres Amerika Serikat 2016.
Kata kunci: Abnormal Return, Trading Volume Activity, Pilpres Amerika Serikat 2016
Abstract
The purpose of this study was to analyze the differences in the average of the abnormal return and trading volume activity before and after the United State Of America’s presidential election in 2016 on the members of stock index LQ45. The sampling method used in this study was purposive sampling with a total sample of 45. This study employed secondary data collected from the official website of Indonesia’s Stock Exchange. The data analysis technique used was Wilcoxon Signed Ranks with the event period of 7 days.
The results showed that: (1) Based on the statistical test on the mean of abnormal return during the event period, it was discovered that there was no significant difference in the average abnormal return before and after the event of the US presidential election in 2016. (2) Based on the statistical test on the mean of trading volume activity during the event period, it was discovered that there was a significant difference in the average trading volume activity before and after the event of the US presidential election in 2016.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
Keywords: Abnormal Return, Trading Volume Activity, The United States of America’sPresidential Election in 2016
PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan wadah atau sarana bagi investor dalam berinvestasi jangka panjang serta melakukan upaya diversifikasi, penyebaran kepemilikan perusahaan, bahkan menciptakan iklim usaha yang sehat melalui keterbukaan informasi (Purnamawati dan Werastuti, 2013). Menurut UU Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 menyatakan bahwa, “Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan
dengan Penawaran Umum dan
perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.” Peran pasar modal bagi perekonomian suatu negara sangat besar karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau
wahana yang mempertemukan dua
kepentingan, yaitu pihak kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar modal,
maka pihak investor dapat
menginvestasikan dananya dengan harapan memperoleh imbal hasil (return),
sedangkan pihak issuer dapat
memanfaatkan dana tersebut demi kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersediannya dana dari operasi perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbal hasil bagi pemilik dana sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.
Sebagai suatu instrumen ekonomi pasar modal tidak lepas dari berbagai pengaruh lingkungan, baik lingkungan ekonomi maupun non ekonomi. Pengaruh lingkungan ekonomi mikro seperti kinerja
perusahaan, perubahan strategi
perusahaan, pengumuman laporan
keuangan atau dividen perusahaan selalu mendapat tanggapan dari pelaku pasar di pasar modal. Selain itu, perubahan lingkungan ekonomi makro yang terjadi
seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito,kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan pemerintah, turut berpengaruh pada fluktuasi harga dan volume perdagangan di pasar modal. Pengaruh lingkungan non ekonomi, walaupun tidak terkait secara langsung dengan dinamika yang terjadi di pasar modal tidak dapat dipisahkan dari aktivitas bursa saham. Lingkungan non ekonomi tersebut seperti peristiwa-peristiwa politik yang dapat menjadi faktor utama pemicu fluktuasi harga saham di bursa efek seluruh dunia. Peristiwa politik seperti adanya pemilihan presiden (pilpres), dapat
mempengaruhi harga dan volume
perdagangan di bursa efek karena peristiwa politik tersebut berkaitan erat dengan kestabilan perekonomian negara. Selain itu peristiwa politik juga menyebabkan tingkat kepercayaan yang negatif dari para investor, sehingga adanya peristiwa politik yang mengancam stabilitas negara cenderung mendapat respon negatif dari pelaku pasar (Nurhaeni, 2009).
Menurut Samsul (2006) banyak peristiwa yang dapat mempengaruhi harga saham di pasar begitu peristiwa itu terjadi. Peristiwa-peristiwa tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Peristiwa
corporate action, seperti split, right issue,
waran, mempunyai pengaruh terhadap harga saham tetapi lamban. Peristiwa isidentiil yang tidak terulang kembali setiap tahun tetapi dapat terjadi sewaktu-waktu, seperti ledakan bom, kerusuhan massa dalam pergantian presiden, embargo ekonomi, berdampak seketika dan drastis terhadap harga saham. Dalam mempelajari pengaruh suatu peristiwa terhadap bursa saham dapat menggunakan studi peristiwa (event study).
Menurut Suwaryo (2008), studi peristiwa (event study) merupakan salah satu metodologi yang sering digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian di bidang ekonomi dan keuangan khususnya di pasar modal. Studi peristiwa (event
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yanginformasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Menurut Hartono (1998)
event study dapat digunakan untuk menguji
efisiensi pasar bentuk setengah kuat.
Pengujian kandungan informasi
dimaksudkan untuk melihat reaksi suatu peristiwa. Jika peristiwa mengandung kandungan informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada saat informasi tentang peristiwa tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan abnormal
return kepada investor. Selain itu, suatu
peristiwa juga memungkinkan terjadinya perubahan aktivitas volume perdagangan di pasar modal yang mencerminkan keputusan investor.
Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dan pelaku bisnis karena dari sebuah informasi investor dan pelaku bisnis akan mendapatkan gambaran mengenai keadaan pasar baik di masa yang lalu maupun di masa yang akan datang. Kelengkapan, keakuratan dan ketepatan waktu suatu informasi dapat membantu investor dan pelaku bisnis dalam pengambilan keputusan investasi. Pada hakekatnya informasi dapat memberikan sinyal yang positif maupun sinyal negatif, hal ini dapat diketahui dengan adanya reaksi pasar terhadap informasi tersebut. Menurut Brigham dan Houston (2001) isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor
tentang bagaimana manajemen
memandang prospek perusahaan. Jika informasi memberikan sinyal positif terhadap pasar, reaksi pasar akan ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham dimana harga saham semakin naik. Sebaliknya, jika informasi memberikan sinyal negatif terhadap pasar, reaksi pasar akan ditunjukkan dengan tidak adanya perubahan harga saham dimana harga saham tetap atau lebih buruknya mengalami penurunan. Semakin cepat suatu informasi tercermin pada harga saham, semakin efisien pasar modal tersebut. Harga saham akan cepat
menyesuaikan ketika ada informasi baru yang muncul dan diserap oleh investor. Menurut Telaumbanua dan Sumiyana (2008), pasar yang efisien merupakan suatu pasar bursa dimana efek yang diperdagangkan merefleksikan semua informasi yang terjadi dengan cepat dan akurat. Efisiensi pasar modal yang berkaitan dengan reaksi pasar terhadap informasi yang tersedia merupakan efisiensi pasar secara informasi.
Pilpres Amerika Serikat 2016 merupakan peristiwa yang dimungkinkan dapat mempengaruhi aktivitas pasar modal. Hal ini dikarenakan informasi yang terkandung dalam peristiwa tersebut dapat memberikan sinyal bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Informasi yang terkandung dalam peristiwa tersebut dapat dinilai sebagai sinyal positif yang berkualitas baik (good news) atau sinyal negatif yang berkualitas buruk (bad news). Reaksi pasar modal atas pengumuman tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham dan volume perdagangan saham. Jika informasi yang terkandung dalam peristiwa tersebut memberikan sinyal positif maka akan terjadi kenaikan harga saham, sedangkan jika peristiwa tersebut mengandung sinyal negatif maka harga saham akan mengalami penurunan.
Beberapa penelitian yang melakukan
event study adalah penelitian yang
dilakukan oleh Oktavia (2015) dengan judul reaksi pasar modal Indonesia terhadap peristiwa politik dalam negeri: pemilu presiden 09 juli 2014 menunjukkan bahwa adanya abnormal return yang pada saat sebelum dan sesudah peristiwa pemilu presiden namun tidak terdapat perbedaan
abnormal return sebelum dan sesudah
peristiwa pemilu presiden 2014. Saputra (2016) menganalisis perbedaan rata-rata
trading volume activity saham sebelum dan
sesudah pemilu presiden dan wakil presiden tahun 2014 menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata
trading volume activity sebelum dan
sesudah pemilu presiden dan wakil presiden pada tahun 2014.
Sementara Nurhaeni (2009)
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
umum legislatif Indonesia tahun 2009terhadap abnormal return dan aktivitas volume perdagangan di BEI menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan rata-rata
abnormal return dan trading volume activity
sebelum dan sesudah peristiwa pemilu legislatif. Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return pada saham di BEI sebelum dan sesudah Pilpres Amerika Serikat 2016? (2) Apakah terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity pada saham di BEI sebelum dan sesudah Pilpres Amerika Serikat 2016? sedangkan yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: (1) untuk menganalisis perbedaan rata-rata abnormal return pada saham di BEI sebelum dan sesudah Pilpres Amerika Serikat, (2) untuk menganalisis perbedaan rata-rata trading volume activity pada saham di BEI sebelum dan sesudah Pilpres Amerika Serikat.
Studi peristiwa (event study)
merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Suatu peristiwa yang mengandung informasi akan memberikan
abnormal return kepada pasar, sebaliknya
peristiwa yang tidak mengandung informasi tidak akan memberikan abnormal return kepada pasar. Pilpres Amerika Serikat 2016 merupakan salah satu peristiwa politik luar negeri yang mungkin dapat mempengaruhi aktivitas pasar modal. Hal ini karena informasi yang terkandung dalam peristiwa tersebut dapat dijadikan pertimbangan investor dalam mengambil keputusan investasi. Seberapa besar kandungan informasi tersebut dapat dilihat dari bagaimana pasar bereaksi atas peristiwa tersebut. Reaksi pasar modal atas peristiwa tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham. Dalam mengukur reaksi pasar tersebut menggunakan
abnormal return.
Penelitian Oktavia (2015)
menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa pemilu 2014 yang signifikan. Sedangkan penelitian yang dilakukan Sirait, dkk (2012) menunjukkan
hasil terdapat perbedaan rata-rata
abnormal return yang signifikan sebelum
dan sesudah peristiwa. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Terdapat perbedaan rata-rata
abnormal return yang signifikan sebelum
dan sesudah pengumuman hasil Pilpres Amerika Serikat 2016.
Trading volume activity merupakan
suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan saham di pasar. Pilpres Amerika Serikat 2016 dapat menimbulkan reaksi pasar modal ditunjukkan dengan adanya perubahan volume perdagangan saham. Volume perdagangan saham adalah banyaknya lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu. Jika peristiwa tersebut mengandung informasi maka pasar akan bereaksi sehingga terjadi perubahan volume perdagangan saham. Jika informasi tersebut memberikan sinyal positif maka minat investor atas saham akan meningkat, tetapi jika informasi tersebut memberikan sinyal negatif maka minat investor atas saham akan menurun.
Hasil penelitian yang dilakukan Saputra (2016) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah
pemilu presiden dan wakil presiden tahun 2014. Sedangkan penelitian yang dilakukan Nurhaeni (2009) menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan rata-rata aktivitas
volume perdagangan saham yang
signifikan sebelum dan sesudah peristiwa. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2 : Terdapat perbedaan rata-rata
trading volume activity yang signifikan
sebelum dan sesudah pengumuman hasil Pilpres Amerika Serikat 2016.
METODE
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menelusuri data harga saham, jumlah saham yang diperdagangkan, jumlah saham yang beredar, dan nilai
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
indeks. Data tersebut bersumber dari BursaEfek Indonesia (BEI) dan dapat diunduh melalui website BEI (http://www.idx.co.id/). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham yang termasuk anggota indeks LQ45. Pemilihan sampel menggunakan purposive sampling. Data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan data sekunder yang terdiri dari harga saham pada saat penutupan (closing
price), nilai indeks LQ45, volume
perdagangan saham, dan jumlah saham beredar.
Teknik Analisis Data
Penelitian ini merupakan event study dengan event window 3 hari bursa sebelum dan 3 hari bursa sesudah event date. Analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menghitung abnormal return dan trading
volume activity.
Rumus Abnormal Return:
𝐑𝐓𝐍𝐢𝐭= 𝐑𝐢𝐭− 𝐄[𝐑𝐢𝐭] (𝟏) Keterangan:
RTNit : abnormal return saham i pada periode peristiwa t
Rit : return realisasi saham i pada periode peristiwa t
E[Rit] : return ekspektasi saham i pada periode peristiwa t
Dalam menghitung return realisasi dan ekspektasi digunakan rumus sebagai berikut: 𝐑𝐢𝐭= 𝐏𝐢𝐭− 𝐏𝐢𝐭−𝟏 𝐏𝐢𝐭−𝟏 (𝟐) Keterangan:
R𝑖𝑡 : return realisasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
Pit : harga pasar sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
Pit−1 :harga pasar sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t-1
𝐑𝐌𝐢𝐭=
𝐈𝐧𝐝𝐞𝐤𝐬 𝐋𝐐𝟒𝟓𝐭− 𝐈𝐧𝐝𝐞𝐤𝐬 𝐋𝐐𝟒𝟓𝐭−𝟏 𝐈𝐧𝐝𝐞𝐤𝐬 𝐋𝐐𝟒𝟓𝐭−𝟏
(𝟑)
Keterangan:
RMit : return pasar pada periode t
Indeks LQ45t : indeks LQ45 pada hari ke t
Indeks LQ45t−1 : indeks LQ45 pada hari ke t-1
Rumus Trading Volume Activity: 𝑻𝑽𝑨𝒊𝒕=
𝚺 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝒊 𝐝𝐢𝐭𝐫𝐚𝐧𝐬𝐚𝐤𝐬𝐢𝐤𝐚𝐧 𝒕 𝚺 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝒊 𝐛𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐫 𝒕 (𝟒) 2. Menghitung rata-rata abnormal return
dan trading volume activity dengan rumus: 𝑨𝑹 ̅̅̅̅̅𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 = ∑𝐭=−𝟏𝐭=−𝟑𝐀𝐑 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐭 (𝟓) 𝑨𝑹 ̅̅̅̅𝐬𝐞𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 = ∑𝐭=+𝟏𝐭=+𝟑𝐀𝐑 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭 (𝟔) Keterangan: 𝐴𝑅
̅̅̅̅̅sebelum : rata-rata abnormal return sebelum peristiwa
𝐴𝑅 sebelum : abnormal return sebelum peristiwa
𝐴𝑅
̅̅̅̅sesudah : rata-rata abnormal return sesudah peristiwa
𝐴𝑅 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ : abnormal return sesudah peristiwa t : periode waktu 𝐓𝐕𝐀 ̅̅̅̅̅̅ 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 =∑𝐭−𝟏𝐭−3𝐓𝐕𝐀 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐭 (𝟕) 𝐓𝐕𝐀 ̅̅̅̅̅̅ 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 = ∑ 𝐓𝐕𝐀 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭+𝟏 𝐭+3 𝐭 (𝟖) Keterangan: TVA
̅̅̅̅̅̅ sebelum : rata-rata trading volume
activity sebelum peristiwa
TVA sebelum : trading volume activity sebelum peristiwa
TVA
̅̅̅̅̅̅ sesudah : rata-rata trading volume
activity sesudah peristiwa
TVA sesudah : trading volume activity sesudah peristiwa
t: periode waktu
3. Melakukan analisis statistik deskriptif untuk mengetahui nilai maksimum, minimum, rata-rata (mean), dan standar
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
deviasi pada variabel abnormal returndan trading volume activity.
4. Melakukan uji normalitas data pada variabel abnormal return dan trading
volume activity untuk mengetahui
apakah data berdistriburi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk.
5. Melakukan uji beda pada variabel
abnormal return dan trading volume
activity untuk menguji ada atau tidaknya perbedaan rata-rata. Dalam penelitian ini uji beda menggunakan Wilcoxon
Signed Ranks.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Pengujian Hipotesis I
Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan rata-rata
abnormal return yang diperoleh para
investor sebelum dan setelah peristiwa. Periode sebelum merupakan rata-rata
abnormal return untuk masing-masing
saham dari t–3 sampai dengan t–1. Periode sesudah merupakan rata-rata abnormal
return untuk masing-masing saham dari t+1
sampai dengan t+3. Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas data menggunakan Shapiro-Wilk. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi < 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
Berdasarkan tabel 1 nilai signifikansi
abnormal return sebelum pilpres Amerika
Serikat 2016 adalah 0,002 < 0,05 sehingga data tidak berdistribusi normal. Sedangkan nilai signifikansi abnormal return sesudah pilpres Amerika Serikat 2016 adalah 0,005
< 0,05 sehingga data tidak berdistribusi normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua variabel memiliki distribusi data yang tidak normal.
Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji wilcoxon signed ranks karena data tidak berdistribusi normal. Dasar pengambilan keputusan jika nilai signifikansi < 0,05 maka hipotesis 1 diterima sedangkan jika nilai signifikansi > 0,05 maka hipotesis 1 ditolak. Tabel 2 menunjukkan jumlah negative ranks
sebanyak 20 sampel dengan mean ranks sebesar 19,50 dan sum of ranks sebesar 390. Sedangkan positive ranks sebanyak 25 sampel dengan mean ranks sebesar 25,80 dan sum of ranks sebesar 645.
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai Z yang diperoleh sebesar -1,439 dengan Asymp.Sign. (2-tailed) sebesar 0,150. Karena nilai signifikansi 0,150 > 0,05 maka hipotesis 1 ditolak , artinya tidak terdapat perbedaan rata-rata
abnormal return yang signifikan sebelum
dan sesudah Pilpres Amerika Serikat 2016. Hasil penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan Nurhaeni (2009) menganalisis mengenai dampak pemilihan umum legislatif Indonesia tahun 2009 terhadap abnormal return di BEI menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pemilu legislatif 2009. Namun hasil penelitian ini sama dengan yang dilakukan Oktavia (2015) dengan judul reaksi pasar modal Indonesia terhadap peristiwa politik dalam negeri: pemilu presiden 09 juli 2014 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal
return sebelum dan sesudah peristiwa
pemilu presiden 2014.
Tabel 1 Uji Normalitas Data Abnormal Return
Shapiro-Wilk
Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig.
AR_Sebelum .910 45 .002
AR_Sesudah .921 45 .005
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
Tabel 2 Ranking Uji Wilcoxon Signed Ranks
N Mean
Rank Sum of Ranks AR_Sesudah - AR_Sebelum Negative Ranks 20 19.50 390.00 Positive Ranks 25 25.80 645.00 Ties 0 Total 45
Sumber: Data diolah (2017)
Tabel 3 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks AR_Sesudah - AR_Sebelum
Z -1.439
Asymp. Sig. (2-tailed) .150
Sumber: Data diolah (2017)
Analisis Pengujian Hipotesis II
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan rata-rata trading
volume activity yang diperoleh para investor
sebelum dan setelah peristiwa. Periode sebelum merupakan rata-rata trading
volume activity untuk masing-masing
saham dari t–3 sampai dengan t–1. Periode sesudah merupakan rata-rata trading
volume activity untuk masing-masing
saham dari t+1 sampai dengan t+3. Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data. Uji normalitas data menggunakan
Shapiro-Wilk. Jika nilai signifikansi > 0,05
maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi < 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
Berdasarkan tabel 4 nilai signifikansi
trading volume activity sebelum pilpres
Amerika Serikat 2016 adalah 0,000 < 0,05 sehingga data tidak berdistribusi normal. Sedangkan nilai signifikansi trading volume
activity sesudah pilpres Amerika Serikat
2016 adalah 0,000 < 0,05 sehingga data tidak berdistribusi normal. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua variabel memiliki distribusi data yang tidak normal.
Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji wilcoxon signed ranks karena data tidak berdistribusi normal. Dasar pengambilan keputusan jika nilai signifikansi < 0,05 maka hipotesis 2 diterima sedangkan jika nilai signifikansi >
0,05 maka hipotesis 2 ditolak. Tabel 5 menunjukkan jumlah negative ranks
sebanyak 9 sampel dengan mean ranks sebesar 21.33 dan sum of ranks sebesar 128.00. Sedangkan positive ranks
sebanyak 39 sampel dengan mean ranks sebesar 23.26 dan sum of ranks sebesar 907.00.
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa nilai Z yang diperoleh sebesar -4,397dengan Asymp.Sign. (2-tailed) sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka hipotesis 2 diterima , artinya terdapat perbedaan rata-rata trading
volume activity yang signifikan sebelum dan
sesudah Pilpres Amerika Serikat 2016. Hasil penelitian ini sama dengan yang dilakukan Nurhaeni (2009) tentang dampak pemilihan umum legislatif Indonesia tahun 2009 terhadap trading volume activity di BEI menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah pemilu legislatif 2009. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan Saputra (2016) menganalisis perbedaan rata-rata trading
volume activity saham sebelum dan
sesudah pemilu presiden dan wakil presiden tahun 2014 menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata
trading volume activity sebelum dan
sesudah pemilu presiden dan wakil presiden pada tahun 2014.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
Tabel 4 Uji Normalitas Data Trading Volume Activity
Shapiro-Wilk
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
TVA_Sebelum .588 45 .000
TVA_Sesudah .675 45 .000
Sumber: Data diolah (2017)
Tabel 5 Ranking Uji Wilcoxon Signed Ranks
N Mean Rank Sum of
Ranks TVA_Sesudah - TVA_Sebelum Negative Ranks 6 21.33 128.00 Positive Ranks 39 23.26 907.00 Ties 0 Total 45
Sumber: Data diolah (2017)
Tabel 6 Hasil Uji Wilcoxon Signed Ranks TVA_Sesudah - TVA_Sebelum
Z -4.397
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Sumber: Data diolah (2017)
Pembahasan
Pengumuman hasil pilpres Amerika Serikat 2016 merupakan peristiwa yang dimungkinkan dapat mempengaruhi aktivitas pasar modal. Hal ini karena informasi yang terkandung dalam pengumuman tersebut dapat memberikan sinyal bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Informasi yang terkandung dalam pengumuman tersebut dapat dinilai sebagai sinyal positif yang berkualitas baik (good news) atau sinyal negatif yang berkualitas buruk (bad news). Reaksi pasar modal atas pengumuman tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan harga saham dan volume perdagangan.
Secara umum peristiwa pilpres Amerika Serikat 2016 mempengaruhi aktivitas di pasar modal. Hal ini terbukti dari adanya perubahan nilai rata-rata abnormal
return dan trading volume activity sebelum
dan sesudah peristiwa. Terjadinya perubahan nilai rata-rata abnormal return
dan trading volume activity pada periode pengamatan sebelum dan sesudah peristiwa pilpres Amerika Serikat 2016 menunjukkan bahwa situasi dan kondisi sebelum dan sesudah peristiwa pilpres Amerika Serikat 2016 memiliki kandungan informasi yang cukup untuk membuat pasar bereaksi. Meskipun terjadi perubahan dari sebelum ke sesudah peristiwa pilpres Amerika Serikat 2016 tidak menyebabkan terjadinya perbedaan rata-rata yang signifikan pada abnormal return sebelum
dan sesudah peristiwa. Namun
menyebabkan terjadinya perbedaan rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa.
Tidak adanya perbedaan rata-rata
abnormal return yang signifikan dalam
peristiwa pilpres Amerika Serikat 2016 menunjukkan bahwa informasi yang terkandung dalam peristiwa tersebut tidak besar dan kuat sehingga secra signifikan tidak terlihat perbedaan rata-ratanya terhadap abnormal return. Meskipun pasar
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
bereaksi atas peristiwa tersebut yangditunjukkan dengan terjadinya perubahan harga saham dari kondisi sebelum ke sesudah, namun reaksi tersebut tidak cukup kuat untuk membuat adanya perbedaan rata-rata abnormal return
sebelum dan sesudah pilpres Amerika Serikat 2016.
Adanya perbedaan rata-rata trading
volume activity yang signifikan dalam
peristiwa pilpres Amerika Serikat 2016 menunjukkan bahwa informasi yang terkandung dalam peristiwa tersebut mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan jual-beli saham. Terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat menimbulkan ketidakpastian situasi dipasar modal yang membuat investor khawatir sehingga investor lebih memilih menjual saham-sahamnya. Investor khawatir dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat pada masa pemerintahan Donald Trump. Banyaknya investor yang melakukan jual saham inilah yang
menyebabkan peningkatan volume
perdagangan saham sehingga rata-rata
trading volume activity setelah peristiwa
mengalami peningkatan. Peningkatan ini menyebabkan terjadinya perbedaan rata-rata trading volume activity sebelum dan sesudah peristiwa. Terjadinya peningkatan rata-rata trading volume activity karena banyaknya investor yang melakukan jual saham ini mengindikasikan bahwa informasi yang terkandung dalam peristiwa pilpres Amerika Serikat 2016 memberikan sinyal negatif (bad news).
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uji beda dengan
wilcoxon signed ranks selama periode
penelitian, ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan pada saham anggota indeks LQ45 sebelum dan sesudah pilpres Amerika Serikat 2016. Hal ini karena informasi yang terkandung dalam peristiwa tersebut tidak cukup kuat untuk membuat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa pilpres Amerika Serikat 2016. Namun terdapat perbedaan rata-rata trading volume activity yang signifikan pada saham
anggota indeks LQ45 sebelum dan sesudah pilpres Amerika Serikat 2016. Hal ini karena banyak investor yang melakukan jual saham sehingga terjadi peningkatan
volume perdagangan saham yang
menyebabkan terjadinya perbedaan rata-rata trading volume activity. Saran dalam penelitian ini bagi investor agar lebih berhati-hati dalam melakukan investasi ketika terjadi peristiwa-peristiwa politik baik dalam maupun luar negeri. Selain itu bagi peneliti selanjutnya agar memperbanyak variabel yang diteliti karena dalam penelitian ini hanya menggunakan dua variabel, dan sampel yang digunakan bisa diperbanyak karena sampel dalam penelitian ini masih kurang. Peneliti selanjutnya juga bisa menggunakan model estimasi yang berbeda dalam menaksir return yang sesungguhnya seperti model disesuaikan rata-rata dan model pasar.
DAFTAR PUSTAKA
Brigham E., J.F. Houston. 2001.
Manajemen Keuangan II. Jakarta:
Salemba Empat
Hartono, Jogiyanto. 1998. Teori Portofolio
dan Analisis Investasi. Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE Nurhaeni, Nunung. 2009. Dampak
Pemilihan Umum Legislatif Indonesia Tahun 2009 Terhadap Abnormal
Return dan Aktivitas Volume
Perdagangan Saham di BEI. Tesis.
Universitas Diponegoro, Semarang Oktavia, Adelia Dwi. 2015. Reaksi Pasar
Modal Indonesia Terhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri: Pemilu Presiden 09 Juli 2014. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah, Surakarta
Purnamawati, I Gusti Ayu dan Desak Nyoman Sri Werastuti. 2013. Faktor
Fundamental Ekonomi Makro
Terhadap Harga Saham LQ45. Jurnal
Keuangan dan Perbankan, Vol.17,
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
Republik Indonesia. 1995. Undang-undangRepublik Indonesia No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Jakarta: Kementerian Keuangan RI.
Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal dan
Manajemen Portofolio. Jakarta:
Erlangga
Saputra, Indra. 2016. Analisis Perbedaan Rata-rata Trading Volume Activity Saham Sebelum dan Sesudah Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 (Event Study Pada Saham LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia Periode 29 Juni - 19 Juli 2014). Jurnal
Ekonomi dan Bisnis, Vol.9 No.1, Hal.
76-86
Sirait,Rica Syafitiri, Wiwik Tiswiyanti, dan Fitrini Mansur. 2012. Dampak Pergantian Menteri Keuangan RI Tahun 2010 Terhadap Abnormal Return Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI. E-jurnal BINAR
Akuntansi, Vol.1, No.1, Hal. 14-22
Suwaryo. 2008. Dampak Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden Terhadap
Abnormal Return Investor. Jurnal
Perfomance Fakultas Ekonomi
Universitas Jendral Soedirman, Vol.7,
No.2, Hal. 1-13
Telaumbanua, Binsar I.K dan Sumiyana. 2008. Event Study: Pengumuman Laba terhadap Reaksi Pasar Modal (Studi Empiris, Bursa Efek Indonesia 2004-2006). Journal Managemen Teori dan Terapan, Vol.1, No.3, Hal.